e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014)
PENGARUH PENGALAMAN DAN PENGETAHUAN AUDIT TERHADAP PENDETEKSIAN TEMUAN KERUGIAN DAERAH (Studi Empiris Pada Kantor Inspektorat Kabupaten Klungkung dan Karangasem)
1
I. B Puja Emawan, 1Ni Kadek Sinarwati, 3Nyoman Trisna Herawati Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]}
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengalaman dan pengetahuan audit terhadap pendeteksian temuan kerugian daerah. Penelitian ini merupakan penelitian kausal, dimana ada pengaruh pengalaman dan pengetahuan audit tergadap pendeteksian temuan kerugian daerah. Populasi dalam penelitian ini adalah auditor pada Kantor Inspektorat kabupaten Karangasem dan kabupaten KLungkung. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Purposive Sampling, dengan sampel 31 responden. Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan survey melalui pembagian kuesioner kepada responden. Analisis data penelitian menggunakan analisis regresi berganda dengan menggunakan program SPSS versi 19.00 Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pengalaman audit berpengaruh signifikan terhadap pendeteksian temuan kerugian daerah, (2) pengetahuan audit berpengaruh signifikan terhadap pendeteksian temuan kerugian daerah, (3) pengalaman audit dan pengetahuan audit secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pendeteksian temuan kerugian daerah. Kata kunci: kerugian daerah, pengalaman, pengetahuan audit, Abstract This research aims to gain information on the influence of experiences and audit knowledge toward the detection of regional loss findings. This is a causal reseach that find there is influence of experience and audit knowledge on regional-loss finding detection. the population in this research is the auditors that work in inspectorate offices in karangasem and klungkung regencies. .the sample is taken by purpossive sampling with the amount of respondent 31 auditors. The kind of the data used is primer data. The data collection is conducted by survey and delivering questionaire to the respondent. The data analysis in this research uses double regretion analysis by using SPSS version 19 programme. The findings of this reseach show that (1) there is a significant effect of auditing experience on the regional-loss finding detection, (2) the audit knowledge has significant influence on the detection of regional- loss findings, (3) auditing experiences and audit knowledge simultaneously affect the detection of regional -loss findinds. Keywords : audit knowledge, experience, regional loss, ,
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014)
PENDAHULUAN Untuk pengembangan pemerintah yang baik ( good governance) terdapat tiga aspek yaitu pengawasan, pengendalian dan pemeriksaan (Mardiasmo: 2002).Salah satu unit yang melakukan audit/pemeriksaan terhadap pemerintah daerah adalah inspektorat daerah. Menurut Falah (2005), inspektorat daerah mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan pengawasan umum pemerintah daerah dan tugas lain yang diberikan kepala daerah, sehingga dalam tugasnya inspektorat sama dengan auditor internal. Audit internal adalah audit yang dilakukan oleh unit pemeriksa yang merupakan bagian dari organisasi yang diawasi (Mardiasmo, 2005). Peran dan fungsi Inspektorat Provinsi, Kabupaten/Kota secara umum diatur dalam pasal 4 Peraturan Menteri Dalam Negeri No 64 Tahun 2007. Dalam pasal tersebut dinyatakan bahwa dalam melaksanakan tugas pengawasan urusan pemerintahan, Inspektorat Provinsi, Kabupaten/Kota mempunyai fungsi sebagai berikut: pertama, perencanaan program pengawasan; kedua, perumusan kebijakan dan fasilitas pengawasan; dan ketiga, pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan. Berkaitan dengan peran dan fungsi tersebut, Inspektorat Kota mempunyai tugas pokok membantu Kepala Daerah dalam menyelenggarakan Pemerintah Daerah di bidang pengawasan. Tugas pokok tersebut adalah untuk: pertama, merumuskan kebijaksanaan teknis di bidang pengawasan; kedua, menyusun rencana dan program di bidang pengawasan; ketiga, melaksanakan pengendalian teknis operasional pengawasan; dan keempat, melaksanakan koordinasi pengawasan dan tindak lanjut hasil pengawasan. Pemeriksaan operasional adalah suatu pemeriksaan yang dimaksud sebagai penilaian terhadap cara pengelolaan suatu organisasi dan bertujuan untuk membantu pimpinan organisasi tersebut untuk melaksanakan tugasnya dengan lebih baik (Tjitrosidojo, 1980: 8) dalam (Masrizal 2010). Hasil pemeriksaan inspektorat di masing-masing kota di Bali tidak
menemukan hasil yang baik. Seperti halnya dalam pemeriksaan yang dilakukan auditor aparat Inspektorat di Bali sampai saat ini masih menjadi sorotan, karena masih banyaknya temuan audit yang terdeteksi oleh Bada Pemeriksa Keuangan (BPK). Munculnya temuan hasil pemeriksaan operasional Inspektorat tidak terlepas dari peran serta tim pemeriksa yang bertugas dalam mendeteksi kerugian daerah. Oleh karena itu peran auditor sangat dituntut untuk memberikan hasil pemeriksaan yang berkualitas sehingga mampu mengamankan dan menyelamatkan kekayaan negara dari kemungkinan penyimpangan serta mengarahkan pelaksanaan pemerintahan agar dapat berjalan dengan efektif, efisien dan ekonomis. Pendeteksian kerugian daerah adalah tujuan yang ditetapkan dalam langkah kerja pemeriksaan dalam mengkombinasikan pemikiran-pemikiran dengan data kondisi yang ada untuk mendapatkan segala bentuk bukti kebenaran terjadinya penyimpangan pelaksanaan anggaran yang menyebabkan kerugian daerah. Kemampuan pendeteksian kerugian daerah sangat dipengaruhi oleh faktor pengalaman dan pengetahuan auditor dalam melaksanakan audit untuk menghasilkan kepastian temuan-temuan yang terjadi, sehingga auditor yang profesional akan menghasilkan nilai/mutu temuan atas pelaksanaan pemeriksaannya. Seorang pemeriksa harus waspada pada kemungkinan adanya situasi dan peristiwa yang merupakan indikasi kecurangan dan ketidakpatutan yang terjadi didalam pengelolaan keuangan oleh setiap aparat pemerintah daerah. Jika ditemukan adanya indikasi kecurangan maka hal tersebut harus terus ditelusuri sampai kepada akar masalah penyebab terjadinya kecurangan dimaksud. Oleh sebab itu masalah terjadinya kecurangan yang mengakibatkan kerugian daerah harus benar-benar menjadi perhatian auditor dalam melakukan tugas audit. Pengalaman kerja auditor dipandang sebagai faktor penting dalam memprediksi kinerja auditor. Banyak orang percaya bahwa semakin pengalaman seseorang dalam pekerjaannya, maka hasil pekerjaannya pun akan semakin bagus
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014) (Bouman dan Bradley, 1997). Kushasyandita (2012:3) menyatakan bahwa pengalaman audit ditunjukkan dengan jam terbang auditor dalam melakukan prosedur audit terkait dengan pemberian opini atas laporan auditnya. Noviyanti & Bandi (2002) memberikan kesimpulan bahwa pengalaman akan berpengaruh positif terhadap pengetahuan auditor tentang jenis-jenis kekeliruan yang berbeda yang diketahuinya. Dengan demikian, pengalaman merupakan unsur professional yang penting untuk membangun pengetahuan dan keahlian auditor dan dengan asumsi bahwa pengetahuan sebagai unsur keahlian serta penelitian yang masih terbatas pada pengalaman dari lamanya bekerja. Selain faktor pengalaman yang mempunyai peran penting bagi peningkatan keahlian auditor, pengalaman juga mempunyai arti penting dalam upaya perkembangan tingkah laku dan sikap seorang auditor sebagaimana dikemukakan oleh ahli psikologis, bahwa perkembangan adalah bertambahnya potensi untuk bertingkah laku. Suatu perkembangan dapat dilukiskan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi (Knoers & Haditono,1999). Selain pengalaman yang dimiliki, tingkat pengetahuan audit seorang pemeriksa juga sangat mempengaruhi kemampuannya dalam mendeteksi berbagai permasalahan/temuan. Menurut Menurut Brown dan Stanner (1983) dalam Mardisar dan Sari (2007:8), perbedaan pengetahuan di antara auditor akan berpengaruh terhadap cara auditor menyelesaikan sebuah pekerjaan. Dalam mendeteksi sebuah kesalahan, seorang auditor harus didukung dengan pengetahuan tentang apa dan bagaimana kesalahan tersebut terjadi. Penelitian yang dilakukan Tan dan Alison (1999), membuktikan bahwa pengetahuan dapat mempengaruhi hubungan akuntabilitas dengan kualitas hasil kerja auditor jika kompleksitas pekerjaan yang dihadapi sedang/menengah. Adapun Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) 2001 tentang standar umum, menjelaskan bahwa dalam melakukan audit, auditor harus memiliki keahlian dan struktur
pengetahuan yang cukup. Penelitian ini penting karena masih sangat banyak ditemukan adanya kerugian daerah hampir di seluruh Indonesia. Kerugian daerah ini akan berdampak pada berkurangya uang kas yang dimiliki oleh daerah sehingga kinerja dan pelayanan pemerintah daerah akan tidak efektif. Disinilah peranan auditor internal khususnya Inspektorat dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki mampu mendeteksi kerugian daerah yang terjadi sehingga jumlah uang kas dan aset daerah akan terlindungi. Ada beberapa permasalah yang perlu dikaji lebih lanjut yaitu pertama, apakah pengalaman audit berpengaruh terhadap pendeteksian temuan kerugian daerah, Pengalaman kerja akan meningkat seiring dengan semakin meningkatnya kompleksitas kerja. Menurut pendapat Tubbs (1992) dalam Noviani dan Bandi (2002: 483) jika seorang auditor berpengalaman, maka (1) auditor menjadi sadar terhadap lebih banyak kekeliruan, (2) auditor memiliki salah pengertian yang lebih sedikit tentang kekeliruan, (3) auditor menjadi sadar mengenai kekeliruan yang tidak lazim, dan (4) hal-hal yang terkait dengan penyebab kekeliruan, departemen tempat terjadinya kekeliruan dan pelanggaran serta tujuan pengendalian internal menjadi relatif lebih menonjol. Berdasarkan penjelasan tersebut hipotesis yang dapat diambil adalah : H1: pengalaman audit berpengaruh signifikan terhadap pendeteksian temuan kerugian daerah. Permasalahan kedua apakah pengetahuan audit berpengaruh terhadap pendeteksian temuan kerugian daerah, ketiga apakah terdapat pengaruh secara simultan antara pengalaman dan pengetahuan audit terhadap pendeteksian temuan kerugian daerah. Menurut Brown dan Stanner (1983) dalam Mardisar dan Sari (2007:8), pengetahuan adalah kemampuan atau tingkat pemahaman auditor terhadap sebuah pekerjaan baik secara konseptual maupun teoritis. Perbedaan pengetahuan di antara auditor akan berpengaruh terhadap
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014) cara auditor menyelesaikan sebuah pekerjaan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa seorang auditor akan bisa menyelesaikan sebuah pekerjaan secara efektif jika didukung dengan pengetahuan yang dimilikinya. Kesalahan diartikan dengan seberapa banyak perbedaan (deviasi) antara kebijakan-kebijakan perusahaan tentang pencatatan akuntansi dengan kriteria yang telah distandarkan. Berdasarkan penjelasan tersebut hipotesis yang dapat diambil adalah : H2: pengetahuan audit berpengaruh signifikan terhadap pendeteksian temuan kerugian daerah. Penelitian ini juga menguji pengaruh pengalaman dan pengetahuan audit terhadap pendeteksian temuan kerugian daerah secara simultan dengan merumuskan hipotesis sebagai berikut: H3 :pengalaman dan pengetahuan audit berpengaruh signifikan terhadap pendeteksian temuan kerugian daerah Dalam rangka menjawab permasalahan tersebut penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Audit Terhadap Pendeteksian Temuan Kerugian Daerah. Hasil dari penelitian ini sangat bermanfaat, yakni: pertama, manfaat teoritis yaitu dapat menjadi referensi dan memberikan sumbangan konseptual bagi peneliti sejenis maupun bagi Undiksha maupun civitas akademika lainnya dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan untuk perkembangan dan kemajuan dunia pendidikan. Kedua, Manfaat Praktis yakni dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran tentang temuan kerugian negara, pelatihan, tuntutan kecakapan profesional yang dibutuhkan yang dapat meningkatkan daya deteksi auditor terhadap kecurangankecurangan yang dapat merugikan daerah. Dan sebagai bahan evaluasi bagi para auditor sehingga dapat meningkatkan pengalaman dan pengetahuan dan tetap
menjaga prinsip audit yang dimiliki oleh seorang auditor.
METODE Penelitian ini akan dilakukan di dua Kantor Inspektorat yakni pada Kabupaten Klungkung dan Kabupaten Karangasem yang ada di Provinsi Bali . Rancangan penelitian yang akan digunakan untuk menganalisis penelitian mengenai “Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Audit Terhadap Pendeteksian Temuan Kerugian Daerah” adalah tipe penelitian penjelasan (explanatory / confirmatory research), karena penelitian ini bermaksud untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel dengan melalui pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Penelitian ini termasuk dalam penelitian dengan pendekatan kuantitatif karena data yang digunakan berbentuk angka-angka. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang bekerja di Inspektorat Kabupaten Klungkung dan Karangasem. Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakn metode purposive sampling, artinya bahwa penentuan sampel mempertimbangkan kriteria-kriteria tertentu yang telah dibuat terhadap objek yang sesuai dengan tujuan penelitian yang dalam hal ini penelitian dilakuka pada auditor yang bekerja pada Inspektorat Kabupaten Klungkung dan Karangasem. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diadopsi dari penelitian Masrizal (2010) terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama berisikan sejumlah pertanyaan yang berhubungan dengan pengetahuan audit, bagian kedua berisikan sejumlah pertanyaan yang berhubungan dengan pengalaman audit, bagian ketiga berisikan sejumlah pertanyaan yang berhubungan dengan pendeteksian kerugian daerah. Variabel bebas (dependent variables) dalam penelitian ini adalah pengalaman auditor dan pengetahuan auditor dan variabel terikat (independent variable) dalam penelitian ini adalah pendeteksian temuan kerugian daerah.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014) Pengalaman auditor dalam penelitian ini adalah lamanya waktu seorang auditor bekerja pada bidangnya. Seorang auditor yang mempunyai masa kerja cukup lama akan mempunyai pengalaman lebih banyak dibandingkan dengan auditor yang mempunyai masa kerja lebih sedikit. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval (likert 5 poin). Pengetahuan auditor adalah tingkat pendidikan dan pelatihan yang dimiliki seorang auditor mempengaruhi keterampilannya dalam melaksanakan pekerjaan audit. Pengetahuan auditor digunakan sebagai salah satu kunci kefektifan kerja. dengan kemungkinan kekeliruan dalam laporan keuangan penting unutk membuat perencanaan audit yang efektif. Pengetahuan diukur dari seberapa tinggi pendidikan seorang auditor karena dengan demikian auditor akan mempunyai semakin banyak pengetahuan (pandangan) mengenai bidang yang digelutinya sehingga dapat mengetahui berbagai masalah secara lebih mendalam, selain itu auditor akan lebih mudah dalam mengikuti perkembangan semakin kompleks. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval (likert) 5 poin Analisis data yang digunakan adalah uji kualitas data yang terdiri dari uji validitas dan reliabilitas. Pengujian validitas dilakukan untuk menguji apakah instrumen penelitian yang telah disusun benar-benar akurat, sehingga mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (variabel kunci yang sedang diteliti). Uji validitas dalam hal ini merupakan akurasi temuan penelitian yang mencerminkan kebenaran sekalipun responden yang dijadikan objek pengujian berbeda (Ghozali, 2006) . Hasil uji korelasi tersebut bisa dikatakan valid jika tingkat probabilitasnya lebih kecil dari 0,05. Selanjutnya dulakukan uji reliabelitas dengan melihat nilai Cronbach Alpha (α), jika nilai Cronbach Alpha (α) > 0,60 maka suatu variabel dikatakan reliable. (Nunnally, 1967 dalam Ghozali, 2006:42). Uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Konsep dasar
dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov adalah dengan membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku, jika signifikansi di bawah 0,05 berarti terdapat perbedaan yang signifikan, dan jika signifikansi di atas 0,05 maka tidak terjadi perbedaan yang signifikan. Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel indenpenden yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance lebih besar dari 0,10 atau sama dengan nilai VIF lebih besar dari 10. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamataan ke pengamatan yang lain tetap, atau disebut homoskedastisitas (Ghozali, 2005 :105). Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas, atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan uji Glejser yakni dengan cara meregresi nilai absolut residual dari model yang diestimasi terhadap variabel independent. Kriterianya apabila output koefisien parameter untuk variabel bebas tidak ada yang signifikan secara statistik, maka disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat heteroskedastisitas. Mengukur heteroskedastisitas dilihat dari nilai signifikan. Jika nilai signifikan ≥ 0,05 maka tidak terdapat heteroskedastisitas sebaliknya jika nilai signifikan <0,05 maka terdapat heteroskedastisitas.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014) Uji hipotesis menggunakan uji regresi berganda, uji parsial (uji t) dilakukan untuk menguji hipotesis yang menyatakan bahwa pengalaman dan pengetahuan audit secara terpisah (parsial) berpengaruh signifikan pada pendeteksian temuan kerugian daerah. Taraf nyata atau level of significant (α) yang digunakan adalah 5 persen (0,05) dengan uji dua sisi sehingga : 2 = 0,025.. Apabila tingkat signifikansi t lebih besar dari α : 2 = 0,025 (-ttabel ≤ thitung ≤ t tabel) maka H0 diterima dan Ha ditolak yang menyatakan tidak ada pengaruh secara parsial pengalaman dan pengetahuan pada pendeteksian temuan kerugian daerah. Sebaliknya jika tingkat signifikansi t lebih kecil dari atau sama dengan α : 2 = 0,025 (ttabel > thitung > ttabel) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian sesuai dengan hipotesis yang dirumuskan yaitu ada pengaruh secara parsial pengalaman dan pengetahuan audit pada pendeteksian temuan kerugian daerah. Uji simultan (uji f) digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh simultan variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika probability value (p value) < 0,05, maka Ha diterima dan jika p value > 0,05, maka Ha ditolak. Uji F dapat pula dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dan Ftabel. Jika Fhitung > F tabel (k-1) : (n-k), maka Ha diterima. Artinya, secara statistik data yang ada dapat membuktikan bahwa semua variabel independen (X1, X2,) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y). Jika Fhitung < F tabel (k-1) : (n-k), maka Ha ditolak. Artinya, secara statistik data yang ada dapat membuktikan bahwa semua variabel independen (X1, X2, ) tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (Y). Uji koefesien determinasi (R2) untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen
HASIL DAN PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang berkerja di kantor inspektorat Kabupaten Klungkung dan Karangasem. Dimana jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 31 responden. Responden dari kabupaten Klungkung sejumlah 16 responden dan 15 responden pada kabupaten Karangasem. Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, tingkat pendidikan responden, dan lama bekerja sebagai auditor. Responden yang jenis kelamin pria sebanyak 24 responden (77,4 %), dan jenis kelamin wanita 7 responden (22,6%). Pendidikan responden yang memiliki tingkat pendidikan Diploma adalah 3 responden (9,7%), tingkat pendidikan S1 adalah 25 responden (80,6%), dan tingkat pendidikan S2 adalah 3 responden (9,7%). Responden yang bekerja kurang dari 5 tahun sebanyak 6 responden (19,4%), responden yang bekerja 5 s/d 10 tahun sebanyak 11 responden 35,4%, dan responden yang bekerja lebih dari 10 tahun sebanyak 14 responden (45,2%). Pengujian statistik deskriptif mandaptkan hasil untuk variabel pendeteksian temuan kerugian daerah (Y) mempunyai nilai minimum sebesar 11,15 dan nilai maksimum sebesar 37,12. Nilai rata-rata sebesar 28,21 dengan standar deviasi 8,59. Standar deviasi yang cukup besar (30,45% dari Mean) menunjukkan adanya variasi yang besar dari nilai terendah dan nilai tertinggi untuk variabel Y. Variabel pengalaman audit (X1) mempunyai nilai minimum sebesar 12,13 dan nilai maksimum sebesar 36,67. Nilai rata-rata sebesar 28,58 dengan standar deviasi 8,45. Standar deviasi yang cukup besar (24,8% dari Mean) menunjukkan adanya variasi yang besar dari nilai terendah dan nilai tertinggi untuk variabel X1. Variabel pengetahuan audit (X2) mempunyai nilai minimum sebesar 11,01 dan nilai maksimum sebesar 39,74. Nilai rata-rata sebesar 28,14 dengan standar deviasi 8,67. Standar deviasi yang cukup besar (30,81% dari Mean) menunjukkan adanya variasi yang besar dari nilai terendah dan nilai tertinggi untuk variabel X2.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014) Uji validitas dihitung dengan menggunakan teknik korelasi Pearson’s Correlation Product Moment untuk pengujian dua sisi yang terdapat pada program komputer SPSS, uji korelasi tersebut bisa dikatakan valid jika tingkat probabilitasnya lebih kecil dari 0,05.Hasil uji validitas ini menunjukkan bahwa seluruh item pertanyaan dalam kuesioner memiliki nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 artinya seluruh item dinyatakan valid. Uji ini juga menggunakan uji statistik Cronbach Alpha, dimana suatu item dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’S Alpha lebih besar dari 0.60 (Ghozali, 2006. Hasil yang diperoleh dari pengujian reliabilitas instrumen penelitian, diperoleh nilai koefisien berturut-turut sebagai berikut : 0,955;0,963; dan 0,960. Seluruh nilai variabel > 0,60 sehingga semua variabel dapat dikatakan reliable. Hasil pengujian uji normalitas menunjukkan bahwa nilai signifikansi dengan metode Kolmogorov Smirnov untuk semua grup pernyataan lebih besar daripada 0,05, yaitu sebesar 0,231. Hal ini
berarti bahwa seluruh data berdistribusi normal. Hasil uji multikolinearitas menunjukkan bahwa nilai tolerance lebih besar dari 0,1 yakni sebesar 0,983 dan nilai VIF kurang dari 10 yakni sebesar 1,017. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas. Hasil uji heteroskedastisitas menunjukan bahwa nilai signifikan dari variable pengalaman audit dan pengetahuan audit lebih dari 0,05. Dengan nilai signifikan masing-masing 0,102 dan 0,151. Hal ini menujukan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi. Setelah hasil uji asumsi klasik dilakukan dan hasilnya secara keseluruhan menunjukkan model regresi memenuhi asumsi klasik, maka tahap berikut adalah melakukan evaluasi dan interpretasi model regresi berganda. Model regresi berganda dalam penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh variabel independen pengalaman audit (X1), pengetahuan audit (X2), terhadap kualitas audit aparat inspektorat (Y).
Tabel 1.1 Hasil Uji Regresi Berganda Variabel Pengalaman Audit (X1) Pengetahuan Audit(X2) Konstanta = -2,781
Koefisien Regresi 0,478
Sig 0,000
0,610
0,000
R Squere = 0,683 Fhitung = 30,153 Sig F = 0,000 Sumber : data primer diolah Dari pengujian regresi yang dilakukan dapat diketahui bahwa, persamaan regresi yang dihasilkan adalah sebagai berikut: Y = a + β1X1 + β2X2 + ε…………..(1) Y = -2,781+ 0,478 X1 + 0,616 X2 + e Dimana :Y= Kualitas Audit, a = Bilangan kostanta sebesar -2,781, β1 = Pengalaman Audit sebesar 0,478, β2 = Pengetahuan Audit sebesar 0,616, ε = Error.
Konstanta sebesar -2,781 menyatakan bahwa apabila variabel pengalaman audit dan pengetahuan audit sama dengan nol maka pendeteksian temuan kerugian daerah menurun sebesar 2,781 satuan. Nilai koefisien B1 = 0,478 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara variabel pengalaman audit (X1) terhadap variabel pendeteksian temuan kerugian daerah (Y) sebesar 0,478. Hal ini berarti apabila
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014) variabel pengalaman audit (X1) naik sebesar 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel bebas lainnya konstan, maka variabel pendeteksian temuan kerugian daerah (Y) diharapkan meningkat 0,478 satuan. Nilai koefisien B2 = 0,616 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara variabel pengetahuan audit (X2) terhadap variabel pendeteksian temuan kerugian daerah (Y) sebesar 0,298. Hal ini berarti apabila variabel pengetahuan audit (X2) naik sebesar 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel bebas lainnya konstan, maka variabel pendeteksian temuan
kerugian daerah (Y) diharapkan meningkat 0,616 satuan. Hasil perhitungan koefisien determinasi, didapatkan nilai koefisien determinasi (R2)=0,660. Hal ini mengandung pengertian bahwa 66 persen variabel pendeteksian temuan kerugian daerah dapat dijelaskan oleh variabel pengalaman audit dan pengetahuan audit, sedangkan sisanya sebesar 34 persen persen dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak masuk ke dalam model penelitian.
Tabel 1.2. Hasil Uji Regresi Parsial (t-test) Variabel Pengalaman Audit
Thitung Koefisien regresi 4,381 0,478
Ttabel 2,081
Sig. 0,000
Pengetahuan Audit
5,788
2,081
0,000
0,616
Sumber : data primer diolah Berdasarkan hasil uji t terhadap pengalaman audit (X1) menunjukkan nilai thitung lebih besar dari ttabel atau 4,381 > 2,081 dan nilai sig. lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau 0,000 < 0,05. Angka tersebut menunjukkan nilai yang signifikan. Dengan demikian H0 ditolak atau H1 diterima, yang artinya pengalaman audit secara pasrial berpengaruh signifikan terhadap pendeteksian temuan kerugian daerah.
Hasil uji t terhadap pengetahuan audit (X2) menunjukkan nilai thitung lebih besar dari ttabel atau 5,788 > 2,081 dan nilai sig. lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau 0,000 < 0,05. Angka tersebut menunjukkan nilai yang signifikan. Dengan demikian H0 ditolak atau H2 diterima, yang artinya pengetahuan audit secara pasrial berpengaruh signifikan terhadap pendeteksian temuan kerugian daerah.
Tabel 1.3. Hasil Uji F Model Regresion
Sum of Squares 1512,633
Residual
702,323
Total
2214,956
F
Sig
30,153 ,000a
Sumber: data primer diolah Berdasarkan hasil uji F, nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel atau 30,153 > 3,32 dan nilai sig. lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau 0,000 < 0,05, maka H03 ditolak atau Ha3 diterima. Ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan secara simultan pengalaman audit dan pengetahuan audit terhadap pendeteksian temuan kerugian daerah.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014) Pengaruh Pengalaman Audit terhadap Pendeteksian Temuan Kerugian Daerah Hipotesis pertama menyatakan bahwa pengalaman audit berpengaruh signifikan terhadap pendeteksian temuan kerugian daerah. Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel pengalaman adalah 0,478. Nilai ini signifikan pada tingkat signifikansi lebih kecil dari probabilitas atau 0,000 < 0,05. Hasil ini didukung oleh hasil perhitungan nilai thitung 4,381 > ttabel 2,081. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman berpengaruh signifikan terhadap pendeteksian temuan kerugian daerah. Hal tersebut berarti membuktikan bahwa pengalaman yang dimiliki oleh auditor akan sangat memebantu auditor dalam melaksanakan pekerjaan. Dengan pekerjaan dan kasus-kasus yang pernah dilakukan oleh auditor tersebut maka auditor akan dengan mudah mengerjakan kasus-kasus yang akan dilaksanakan. Dengan pengalaman yang dimiliki maka auditor akan mudah mendeteksi kecurangan atau kerugian daerah akan dilakukan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Yusuf Aulia (2013) yang menyatakan bahwa pengalaman menjadi faktor yang mempengaruhi pendeteksian kecurangan. Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda ditemukan hasil signifikan dan positif hal ini membuktikan bahwa semakin berpengalaman auditor maka akan semakin tinggi tingkat pendeteksian kecurangan. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Masrizal (2010) yang menjelaskan Pengalaman audit sangat berpengaruh besar terhadap pendeteksian temuan kerugian daerah oleh auditor Inspektorat karena dengan pengalaman yang dimilikinya auditor akan lebih mampu menentukan hal-hal dan tempat-tempat yang kritis sering terjadi modus kecurangan atau penyimpangan yang meneyabkan terjadinya kerugian keuangan daerah. Kemampuan tersebut akan semakin meningkat dengan bertambahnya pengalaman dan semakin banyaknya auditor tersebut mengaudit kasus-kasus serupa.
Pengaruh Pengetahuan Audit terhadap Pendeteksian Temuan Kerugian Daerah Hipotesis kedua menyatakan bahwa pengetahuan audit berpengaruh signifikan terhadap pendeteksiantemuan kerugian daerah. Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel pengetahuan audit adalah 0,616. Nilai ini signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 dengan p value 0,000, dimana 0,05 > 0,00 yang menyatakan signifikan. Hasil ini didukung oleh hasil perhitungan nilai thitung 5,788 > ttabel 2,081. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan audit berpengaruh signifikan terhadap pendeteksian temuan kerugian daerah. Hal tersebut berarti membuktikan bahwa pengetahuan audit berpengaruh terhadap pendeteksian temuan kerugian daerah. Seorang audior yang memiliki wawasan yang luas, tingkat pendidikan yang tinggi, serta ilmu dan pelatihan yang dimiliki selama menjadi auditor merupakan dasar yang digunakan dalam melakukan audit untuk melacak adanya temuantemuan. Dengan pengetahuan yang dimiliki seorang auditor,auditor dengan mudah dapat mendeteksi adanya temuan kerugian yang dialami oleh pemerintah daerah. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Masrizal (2010) yang menyatakan Pengetahuan audit sangat berpengaruh besar terhadap pendeteksian temuan kerugian daerah oleh auditor Inspektorat karena dengan pengetahunan yang cukup dimilikinya auditor akan lebih mampu dan cepat dalam melakukan langkah-langkah audit untuk mencari setiap hal atau permasahan yang kritis menjadi modus kecurangan atau penyimpangan yang meneyabkan terjadinya kerugian keuangan daerah. Seorang auditor akan bisa menyelesaikan sebuah pekerjaan secara efektif jika didukung dengan pengetahuan yang dimilikinya. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya oleh Ashton (1991) dalam Mayangsari (2003:22) meneliti auditor dari berbagai tingkat jenjang yakni dari partner sampai staf dengan dua pengujian yang ahsilnya menunjukkan bahwa perbedaan pengetahuan auditor
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014) mempengaruhi error effect pada berbagai tingkat pengalaman, tidak dapat dijelaskan oleh lama pengalaman dalam mengaudit industri tertentu dan jumlah klien yang mereka audit. Selain itu pengetahuan auditor yang mempunyai pengalaman yang sama mengenai sebab dan akibat menunjukkan perbedaan yang besar. Singkatnya, auditor yang mempunyai tingkatan pengalaman yang sama, belum tentu pengetahuan yang dimiliki sama pula. Jadi ukuran keahlian tidak cukup hanya pengalaman tetapi diperlukan pertimbangan-pertimbangan lain dalam pembuatan suatu keputusan yang baik karena pada dasarnya manusia memiliki unsur lain disamping pengalaman, misalnya pengetahuan. Pengaruh Secara Simultan Pengalaman Audit Dan Pengetahuan Audit Terhadap Pendeteksian Temuan Kerugian Daerah Hipotesis ketiga menyatakan bahwa pengalaman audit dan pengetahuan audit secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pendeteksian temuan kerugian daerah. Hasil pengujian statistik menunjukkan nilai signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 dengan p value 0,000 atau 0,000 < 0,05. Hasil ini didukung oleh hasil perhitungan nilai f hitung 30,153 > f tabel 3,230. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman audit dan pengetahuan audit secara simultan terhadap pendeteksian temuan kerugian daerah. Dari hasil analisis secara bersamasama diketahui bahwa variabel yang dominan mempengaruhi pendeteksian temuan kerugian daerah adalah variabel pengetahuan audit, ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi yang paling besar yaitu 0,616 dibanding dengan koefisien regresi variabel yang lainnya. Selain itu ditunjukkan hasil Adjusted R square sebesar 0,660 yang menunjukkan bahwa 66 persen variabel pendeteksian temuan kerugian daerah dapat dijelaskan oleh variabel pengalaman audit dan pengetahuan audit. Hal tersebut berarti apabila pengalaman audit dan pengetahuan audit ditingkatkan, pendeteksian temuan kerugian daerah akan semakin meningkat. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Masrizal (2010) yaitu
variabel pengalaman dan pengetahuan audit secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendeteksian temuan kerugian daerah. Auditor yang berpengalaman dan berpengetahuan dalam melakukan audit akan mampu mendeteksi dengan baik jika terjadi kerugian daerah. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hipotesis terhadap pengaruh pengalaman audit dan pengetahuan audit terhadap pendeteksian temuan kerugian daerah, dapat ditarik simpulan sebagai berikut : 1. Pengalaman audit berpengaruh signifikan terhadap pendeteksian temuan kerugian daerah. Hal ini berarti semakin banyak auditor melakukan tugas atau pekerjaan maka semakin mudah bagi auditor untuk mendeteksi adanya kecurangan atau temuan-temuan yang bisa merugikan pemerintah. 2. Pengetahuan audit berpengaruh signifikan terhadap pendeteksian temuan kerugian daerah. Hal ini berarti seorang audior yang memiliki wawasan yang luas, tingkat pendidikan yang tinggi, serta ilmu dan pelatihan yang dimiliki selama menjadi auditor merupakan dasar yang digunakan dalam melakukan audit untuk melacak adanya temuan-temuan yang bisa menyebabkan indikasi adanya kerugian yang diderita oleh pemerintah. 3. Pengalaman audit dan pengetahuan audit secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pendeteksian temuan kerugian daerah. Saran Saran-saran yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil penelitian serta untuk kesempurnaan penelitian selanjutnya yaitu : 1. Untuk peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian serupa,
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014) sebaiknya memperluas populasi penelitian. Populasi penelitian tidak hanya diambil dari kantor Inspektorat beberapa kabupaten yang ada pada salah satu Provinsi, melainkan bisa dikembangkan pada seluruh kabupaten yang ada pada salah satu Provinsi. 2. Penelitian selanjutnya hendaknya memilih variabel yang lebih baru dan belum pernah digunakan dalam penelitian lainya, misalnya, independensi, skeptisme, dan keahlian propesional. 3. Penelitian selanjutnya sebaiknya melibatkan responden dari auditor independent tidak hanya auditor pemerintah. DAFTAR PUSTAKA Aulia, Muhamad Yusuf, 2013 “ Pengaruh Pengalaman, Independensi Dan Skeptisme Profesional Auditor Terhadap Pendeteksian Kecurangan” Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah .Jakarta Bouman, Marinus J, dan Bradley Wray E (1997). Judgement and Decision Making, Part II: Expertise, Consensus and Accuracy, Behaviour Accounting Research: Fondation and Frontiers, American Accounting Association, Pg. 89 – 123. Falah,S.2005.Pengaruh Budaya Orientasi Etika Sensitivitas Etika.Tesis tidak dipublikasikan.Universitas Diponegoro Semarang Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Cetakan IV. Badan
Penerbit Universitas Semarang.
Diponegoro.
Kushasyandita. 2012.” Pengaruh Pengalaman, Keahlian, Situasi Audit, Etika, Dan Gender Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Auditor Melalui Skeptisisme Profesional Auditor (Studi Kasus Pada Kap Big Four Di Jakarta)” Universitas Diponegoro Masrizal.2010. Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Audit Terhadap Pendeteksian Temuan Kerugian Daerah (Studi Pada Auditor Inspektorat Aceh). Jurnal Telaah & Riset Akuntansi.3: 173-194. Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Andi Yogyakarta Mardiasmo.2005.Akuntansi Sektor Publik Edisi 2. Penerbit Andi.Yogjakarta Mardisar, Diani dan Sari, Ria Nelly (2007) Pengaruh Akuntabilitas dan Pengetahuan terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor. Simposium Nasional Akuntansi X. Matondang, Jordan, 2010. “Pengaruh Pengalaman Audit, Independsi, Dan Keahlian Profesional Terhadap Pencegahan Pendeteksian Kecurangan Penyajian Laporan Keuangan”, Univestias Islam Negeri, Jakarta. Noviyani, Putri dan Bandi (2002). Pengaruh Pengalaman dan Pelatihan terhadap StrukturPengetahuan Auditor tentang Kekeliruan. Simposium Nasional Akuntansi V, h:481-488. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia No. 1 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN)
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi dan Kabupaten/Kota. Sugiyono.2010. Statistika Penelitian.Bandung : Alfabeta
untuk