e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No. 1 Tahun 2017)
ANALISIS PERBANDINGAN DALAM MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMELS DAN RGEC (STUDI KASUS: PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK TAHUN 2011-2015) 1
Ni Kadek Sri Widari, 1Ni Kadek Sinarwati, 2I Gusti Ayu Purnamawati Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id ABSTRAK
Bank sebagai lembaga intermediary mempunyai peran yang sangat penting dalam menggerakkan perekonomian Indonesia sehingga bank wajib dikelola dengan hati-hati dan perlunya pengawasan khusus dari pemerintah. Metode penilaian kesehatan bank terus berkembang, dua metode terbaru adalah metode CAMELS dan RGEC. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan tingkat kesehatan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan menggunakan metode CAMELS dan RGEC tahun 2011-2015. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan Good Corporate Governance (GCG) dan laporan keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk tahun 2012-2013. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan cara mengunduh laporan keuangan dari situs resmi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis perbandingan metode CAMELS dengan RGEC dalam menentukan tingkat kesehatan suatu bank yang digolongkan menjadi peringkat kesehatan bank. Hasil penelitian ini diketahui bahwa Penilaian Tingkat Kesehatan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan menggunakan metode CAMELS dan RGEC ini menunjukkan predikat kesehatan bank tersebut sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, untuk periode Desember 2011 sampai dengan Desember 2015 rata-rata PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk memperoleh predikat SANGAT SEHAT, sehingga kinerja PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk harus dipertahankan dengan cara menjaga tingkat kesehatan bank. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dapat meningkatkan kemampuan aset, pengelolaan modal, serta pendapatan operasional, sehingga kualitas laba bank dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan. Kata Kunci: Tingkat Kesehatan Bank, CAMELS, RGEC ABSTRACT Bank as an intermediary institution has a very prominent role in driving Indonesian economic sector that this institution has to be managed in a particular care and required an exclusive control by the government. Methods used to assess the bank’s health has been growing from time to time, two of the currently used of methods are known as CAMELS and RGEC. The study aimed at comparing the health level of “PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk” by using CAMELS and RGEC methods in 20112015.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No. 1 Tahun 2017) It is a descriptive design of study with a quantitative approach. The subjects of the study included “PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk”. The object was the report of Good Corporate Governance (GCG) and financial report of “PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk” in 2012-2013. The data were collected by downloading the financial reports from legal sites of “PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk”. The analysis was conducted by comparing between CAMELS and RGEC methods in determining the level of bank’s heath. The results of the study indicated that based on the comparison of the two methods in assessing the bank’s health it was found that “PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk” had already appropriate according to the standard specified by the Bank Indonesian. During the period of December 2011 until 2015 “PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk” got a predicate of VERY HEALTHY, that the performances of “PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk” should be maintained by keeping the health level of “PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk” by improving the asset capability, capital management, as well as operational income, that the quality of banks’ profit could be maintained even improved. Key words: Bank’s health level, CAMELS, RGEC
PENDAHULUAN Sektor perbankan merupakan salah satu sektor penting dalam menjaga stabilitas perekonomian Indonesia, karena perbankan merupakan salah satu dasar yang menggerakkan perekonomian di Indonesia. Selain berperan sebagai penyedia jasa, perbankan juga menjadi penggerak perekonomian serta melaksanakan kebijakan moneter yang berlaku. Perbankan mempunyai peranan yang sangat penting di dalam memajukan perekonomian Negara, karena secara umum bank mempunyai fungsi utama untuk menghimpunn dana dari masyarakat luas (funding) dan menyalurkan dalam bentuk pinjaman atau kredit (lending). Secara sederhana dapat dikatakan bahwa bank yang sehat adalah bank yang dapat menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Penilaian kinerja sektor perbankan dapat dilakukan dengan beberapa alternatif cara. Pada penilaian kesehatan bank sebelumnya seperti yang dijelaskan dalam peraturan 18 Bank Indonesia No.6/10/PBI/2004 pada tanggal 12 April 2004 perubahan Surat Keputusan Direksi BI No.30/11/KEP/DIR pada tahun 1997 dan Surat Keputusan Direksi BI No.30/277/KEP/DIR tahun 1998, metode yang digunakan untuk menilai tingkat kesehatan bank adalah dengan menggunakan metode CAMELS. Namun, seiring dengan berjalannya waktu dan perubahan di bidang perbankan,
pemerintah menciptakan metode baru untuk menilai kesehatan bank yaitu dengan metode RGEC. Pedoman perhitungan selengkapnya diatur dalam Surat Edaran (SE) Bank Indonesia No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum tersbut merupakan petunjuk pelaksanaan di Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 yang mewajibkan Bank Umum untuk melakukan penilaian sendiri (self assessment) dengan menggunakan rasio RGEC, yaitu Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning, dan Capital. Penilaian tingkat kesehatan bank dengan metode CAMELS mencakup faktor-faktor yaitu : Capital (permodalan), asset (kualitas aset), management (manajemen), Earnings (rentabilitas), liquidity (likuiditas), dan Sensitivity to Market Risk (penilaian terhadap risiko pasar). Penilaian terhadap faktor-faktor tersebut dilakukan secara kuantitatif dengan memperhatikan unsur judgement atau pertimbangan yang didasarkan atas materialitas dan signifikansi dari faktorfaktor penilaian serta faktor-faktor lainnya. Metode CAMELS merupakan perkembangan dari metode CAMEL, perbedaan kedua metode tersebut adalah adanya penilaian sensitivitas terhadap risiko pasar di dalam metode CAMELS. Penilaian tentang kesehatan bank dengan metode RGEC mencakup faktor-
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No. 1 Tahun 2017)
faktor Risk Profile (profil resiko), Good Corporate Governance, Earnings (rentabilitas), dan Capital (permodalan). Di dalam metode ini bank wajib melakukan penilaian sendiri (self assessment) atas Tingkat Kesehatan Bank sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia. Metode RGEC merupakan pengembangan dari metode terdahulu yaitu CAMELS. Dalam metode RGEC terdapat risiko inheren dan penerapan kualitas manajemen risiko dalam operasional bank yang dilakukan terhadap 8 faktor yaitu: risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan, dan risiko reputasi. Manajemen dalam metode CAMELS diubah menjadi Good Corporate Governance. Banyak pihak yang berkepentingan dalam penilaian kinerja pada sebuah perusahaan perbankan, diantaranya bagi para manajer, investor, pemerintah, masyarakat bisnis, maupun lembagalembaga yang terkait. Manajemen sangat memerlukan hasil penilaian terhadap kinerja unit bisnisnya, yaitu untuk memastikan tingkat ukuran keberhasilan para manajer dan sekaligus sebagai evaluasi penyusunan perencanaan strategi maupun operasional pada masa selanjutnya. Kinerja perbankan yang baik akan menarik minat investor untuk melakukan investasi pada sektor perbankan, Karena investor melihat, semakin sehat suatu bank, maka manajemen bank tersebut bagus, serta diharapkan bisa memberikan return yang tinggi. Pemerintah sangat berkepentingan terhadap penilaian kinerja suatu lembaga keuangan, sebab memiliki fungsi memajukan dan meningkatkan perekonomian negara, sedangkan masyarakat sangat menginginkan agar badan usaha sektor perbankan dalam keadaan sangat sehat dan maju. Sehingga dapat dicapai efisiensi dana berupa biaya yang murah dan efisien. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk merupakan salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia, dan merupakan bank yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia, termasuk
masyarakat golongan menengah kebawah. Dana minimal yang disetorkan untuk membuka rekening nominalnya lebih sedikit dibandingkan dengan bankbank lain. Selain itu, Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk tidak hanya ada di kota-kota besar, tetapi sudah ada di pedesaan, sehingga masyarakat lebih mudah untuk menyimpan atau meminjam dana. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk adalah salah satu pioneer dalam sektor UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah). PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mempunyai visi yaitu menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan pelanggan, sedangkan misi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk adalah (1) melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat, (2) memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dengan melaksanakan praktik good corporate governance, dan (3) memberikan keuntungan dan manfaat optimal kepada pihak–pihak yang berkepentingan. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk didirikan sejak tahun 1895 yang memiliki jaringan dan jangkauan layanan tersebar dan terbesar di Indonesia. Akses PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk ke nasabah makin dekat dengan lebih dari 9.600 unit kerja real time online, BRI melayani seluruh lapisan masyarakat di Indonesia, dari Sabang sampai ke Merauke Pada penelitian ini, peneliti memilih PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk karena pada tahun 2016 dunia perbankan dihebohkan dengan munculnya isu Rush Money yang melibatkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Rush Money adalah suatu gerakan menarik uang secara bersama-sama dari tabungan masing-masing dan dalam jumlah besar dalam waktu yang hampir bersamaan, bahkan tak jarang uang yang berada di tabungan di habiskan hingga tak tersisa
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No. 1 Tahun 2017)
lagi. Hal ini dimungkinkan karena banyak masyarakat yang mengeluhkan bahwa PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk tidak transparan terhadap nasabahnya, serta tidak profesional dalam hal pelayanan. Ini merupakan hal yang sangat merugikan pihak PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, karena jika rush money benar-benar dilakukan maka akan timbul kekacauan dalam sistem perbankan, bank akan mengalami kekurangan uang cash, sehingga dapat menyebabkan gejolak ekonomi, masyarakat yang mengalami masalah dengan bank maka akan timbul keresahan di masyarakat, hal ini akan semakin menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia. Berbagai kasus yang menimpa PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, yaitu kasus yang menimpa Kepala Unit Bank Rakyat Indonesia (BRI) Kecamatan Tapung Raya, Kabupaten Kampar, Riau, Masril, pada tahun 2012 ditahan oleh Kepolisian Resor Kampar karena melakukan transfer fiktif sebesar Rp1,6 miliar. Kasus transfer fiktif ini dilaporkan oleh Kepala BRI Kabupaten Kampar. Hasil pemeriksaan itu menyebutkan, adanya kejanggalan antara jumlah saldo neraca dengan kas tidak seimbang. Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, adanya pembukaan setoran kas sebanyak Rp1,6 miliar. Sehingga kasus penggelapan ini dilaporkan ke pihak kepolisian. Dalam kasus ini, tersangka dijerat dengan UU No 10 tahun 1998 tentang perubahan atas UUNo 7 tahun 1992 tentang perbankan dan diancam hukuman 10 tahun kurungan ditambah denda. Kemudian, kasus yang menimpa PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang selanjutnya yaitu kasus kredit fiktif yang dilakukan oleh pegawai dari BRI Unit Labuhan Haji pada tahun 2014 lalu yang mengakibatkan pegawai tersebut di PHK dan ditindak lanjuti sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Dengan adanya isu dan kasus-kasus yang menimpa PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, maka peneliti tertarik untuk menganalisis kesehatan PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk melalui metode CAMELS dan RGEC guna mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Dengan melakukan penilaian terhadap rasio CAMELS dan RGEC, masyarakat luas serta investor bisa mengetahui bagaimana tingkat kesehatan bank PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang sebenarnya, tanpa menilai dari isu-isu yang telah beredar. Sebelumnya 3 peneliti yang menggunakan metode CAMELS yaitu Ghulam Ajc (2011), Khaerunis Said (2012), dan Santi Budi Utami (2015). Pada penelitian Ghulam Ajc (2011), mengenai tingkat kesehatan PT Bank BPD Sulawesi Selatan, pada rasio sensitivitas terhadap risiko pasar tidak dianalisis karena keterbatasan kompetensi. Berdasarkan perhitungan rasio CAMELS, dapat ditarik kesimpulan PT Bank BPD Sulawesi Selatan memiliki kinerja yang baik dalam pengelolaan segala sumber daya yang dimilikinya. Pada penelitian Khaerunis Said (2012), mengenai tingkat kesehatan PT. Bank Syariah Mandiri nilai CAMELS pada tahun 2011-2014 sudah bisa dikatakan sehat tetapi, sensitivitas terhadap risiko pasarnya tidak dianalisis karena keterbatasan kompetensi, dan selanjutnya pada penelitian dari Santi Budi Utami (2015) mengenai tingkat kesehatan PT Bank Negara Indonesia periode 20112013, pada penelitian ini peneliti hanya menganalisis faktor capital, asset, earnings, dan liquidity tetapi, sensitivitas terhadap risiko pasarnya tidak dianalisis karena keterbatasan kompetensi. Dari penelitian ini, PT Bank Negara Indonesia periode 2011-2013 memiliki predikat sehat. Kemudian 2 peneliti yang menggunakan metode RGEC yaitu Ida Ayu Wiranthari Dwinanda (2014) dan Santi Budi Utami (2015). Pada Penelitian yang dilakukan oleh Ida Ayu Wiranthari Dwinanda (2014) mengenai tingkat kesehatan PT Bank Pembangunan Daerah Bali periode 2012-2013, pada penelitian tersebut peneliti tidak menganalisis faktor risiko pasar dan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No. 1 Tahun 2017)
disimpulkan bahwa tingkat kesehatan bank PT Bank Pembangunan Daerah Bali periode 2012-2013 memiliki predikat sehat, kemudian penelitian Santi Budi Utami (2015), mengenai tingkat kesehatan PT Bank Negara Indonesia Syariah periode 2012-2013, peneliti hanya menganalisis risk profile, earning, dan capital. Beberapa faktor seperti manajemen dan Good Corporate Governance tidak dianalisis karena keterbatasan kompotensi. Berdasarkan penelitian sebelumnya, peneliti tidak menganalisis semua faktorfaktor dalam metode CAMELS dan RGEC, sehingga hasil penelitian tingkat kesehatan bank dalam penelitian tersebut kurang menunjukkan tingkat kesehatan bank yang sebenarnya. Mengingat begitu pentingnya mengetahui kesehatan bank bagi pemerintah, investor dan masyarakat luas, serta untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan khususnya PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, maka peneliti mengangkat penelitian mengenai bagaimana tingkat kesehatan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan menggunakan metode CAMELS dan RGEC Tahun 2011-2015, dan bagaimana perbandingan tingkat kesehatan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan menggunakan metode CAMELS dan RGEC Tahun 2011-2015. METODE Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, menjelaskan objek yang diteliti dengan cara memberikan deskripsi atau gambaran terhadap masalah yang telah didentifikasi dan dilakukan secara intensif dan terinci terhadap suatu perusahaan. Adapun yang menjadi variabel dan pengukuran dalam penelitian ini adalah CAMELS dan RGEC dimana CAMELS terdiri dari Capital, Asset, Management, Earnings, Liquidity, Sensitivity to Market Risk, sedangkan RGEC terdiri dari profil risiko, good corporate governance, rentabilitas, dan permodalan. Data sekunder berupa laporan keuangan,
laporan GCG periode 2011 sampai 2015 dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Teknik analisis penelitian ini mengacu pada Surat Edaran BI No.6/10/PBI/2004 yang menilai tingkat kesehatan bank menggunakan metode CAMELS dan Surat Edaran BI No.13/11/PBI/2011 yang menilai tingkat kesehatan bank menggunakan metode RGEC. 1. Teknik Analisis CAMELS a. Capital Adequacy Ratio (CAR) Pada analisis CAMELS, ratio ini digunakan untuk membandingkan jumlah modal bank dengan aktiva tertimbang menurut risiko kredit dan risiko pasar. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik bank dalam mengelola modal untuk menampung kemungkinan risiko kerugian yan diakibatkan oleh kegiatan operasional bank. Berikut adalah rumusanya:
b.
Asset (Kualitas Aset) Rasio ini menggambarkan kualitas aktiva dalam perusahaan yang menunjukkan kemampuan bank dalam menjaga dan mengembalikan aset yang ditanamkan oleh pihak ketiga. Semakin rendah rasio ini maka semakin baik bank dalam mengelola kreditnya. Yang termasuk kredit bermasalah adalah kredit dalam perhatian khusus (DPK), kurang lancar, diragukan, dan macet. Berikut adalah rumusnya:
c. Management Rasio ini digunakan untuk menilai kemampuan bank dalam menjalankan usahanya. Semakin tinggi rasio ini maka semakin efisien bank dalam mengeluarkan biaya-biaya sehubungan dengan kegiatan operasionalnya. Berikut adalah rumusnya:
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No. 1 Tahun 2017)
2. Teknik Analisis RGEC a. Risk Profile d. Earnings (Rentabilitas) Analisis rentabilitas dimaksudkan untuk mengukur produktivitas asset yaitu kemampuan bank dalam menghasilkan laba dengan menggunakan aktiva yang dimilikinya dan juga mengukur efisiensi penggunaan modal. Berikut adalah rumus-rumusnya:
1. Risiko Kredit Rasio ini menggambarkan kualitas aktiva dalam perusahaan yang menunjukkan kemampuan bank dalam menjaga dan mengembalikan aset yang ditanamkan oleh pihak ketiga. Semakin rendah rasio ini maka semakin baik bank dalam mengelola kreditnya. Yang termasuk kredit bermasalah adalah kredit dalam perhatian khusus (DPK), kurang lancar, diragukan, dan macet. Berikut adalah rumusnya:
2.
e. Likuiditas Rasio LDR dapat mengetahui kemampuan bank dalam membayar semua dana masyarakat dan modal sendiri dengan mengandalkan kredit yang didistribusikan kepada masyarakat (I Gusti Ayu Purnamawati, 2014). Semakin tinggi rasio ini maka bank mampu menyalurkan kredit dengan efektif). Berikut adalah rumusnya :
f.
Sensitivity to Market Risk Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam mengcover biaya bunga yang dikeluarkan dengan pendapatan bunga yang diterima oleh bank. Semakin tinggi rasio ini maka kemungkinan bank mengalami kerugian semakin rendah. Berikut adalah rumusnya:
Risiko Likuiditas Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban bank dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini maka bank mampu menyalurkan kredit dengan efektif). Berikut adalah rumusnya :
3. Risiko Pasar Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam mengcover biaya bunga yang dikeluarkan dengan pendapatan bunga yang diterima oleh bank. Semakin tinggi rasio ini maka kemungkinan bank mengalami kerugian semakin rendah. Berikut adalah rumusnya:
b. Penilaian Good Corporate Governance (GCG) Penilaian faktor GCG merupakan penilaian terhadap kualitas
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No. 1 Tahun 2017)
manajemen Bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip GCG. Prinsip-prinsip GCG dan fokus penilaian terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip GCG berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia mengenai Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum dengan memperhatikan karakteristik dan kompleksitas usaha Bank. c. Earnings (Rentabilitas) Analisis rentabilitas dimaksudkan untuk mengukur produktivitas asset yaitu kemampuan bank dalam menghasilkan laba dengan menggunakan aktiva yang dimilikinya dan juga mengukur efisiensi penggunaan modal. Berikut adalah rumus-rumusnya:
d. Capital Pada analisis RGEC, rasio ini digunakan untuk membandingkan jumlah modal bank dengan aktiva tertimbang menurut risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik bank dalam mengelola modal untuk menampung kemungkinan risiko kerugian yan diakibatkan oleh kegiatan operasional bank. Berikut adalah rumusanya:
Tabel 1 Peringkat Komposit Penilaian Kesehatan Bank Umum Peringkat Keterangan Komposit 1 Mencerminkan kondisi Bank yang secara umum sangat sehat sehingga dinilai sangat mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya. 2 Mencerminkan kondisi Bank yang secara umum sehat sehingga dinilai mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan eksternal lainnya. 3 Mencerminkan kondisi Bank yang secara umum cukup sehat sehingga dinilai cukup mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya. 4 Mencerminkan kondisi Bank yang secara umum kurang sehat sehingga dinilai kurang mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya. 5 Mencerminkan kondisi Bank yang secara umum tidak sehat sehingga dinilai tidak mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya. Sumber: Menurut Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI tanggal 1 juli 2011
Kesimpulan peringkat komposit diperoleh dengan cara memberikan checklist pada masing-masing peringkat. Adapun untuk peringkat 1= setiap checklist dikalikan 5, peringkat 2= checklist dikalikan 4, peringkat 3= setiap checklist dikalikan 3, peringkat 4= setiap
checklist dikalikan 2, peringkat 5= setiap checklist dikalikan 1. Hasil perkalian dari tiap checklist dibobotkan dengan cara mempresentasekan masing-masing hasil perhitungan komponen. Bobot atau nilai komposit dapat diperoleh dari hasil pembagian dari total nilai komposit actual
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No. 1 Tahun 2017)
terhadap total nilai komposit ideal dan dikalikan 100%. Adapun bobot/persentase
untuk menentukan peringkat komposit keseluruhan komponen sebagai berikut:
Tabel 2 Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank dengan Pendekatan RBRR (Risk Based Bank Rating) Bobot
Peringkat Keterangan Komposit 86-199 1 Sangat sehat 71-85 2 Sehat 61-70 3 Cukup Sehat 41-60 4 Kurang Sehat <40 5 Tidak Sehat Sumber: Analisis Laporan Keuangan: Penilaian Kesehatan Bank (Setiawan: 2012) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perhitungan CAMELS 1. Tingkat Kesehatan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Tahun 2011-2015 dengan Menggunakan Metode CAMELS Tabel 3 Hasil Perhitungan CAMELS Thn
CAR
NPL
2011
18,45 %
8,30 %
NPM
ROA
ROE
NIM
BOPO
LDR
IRR
86,98 3,99 % 171,0 7,32 76,67% 74,27 250,6 % 7% % % 1% (PK 1) (PK 4) (PK 2) (PK1) (PK 1) (PK 1) (PK 1) (PK 1) (PK 1) 2012 21,11 % 6,43 % 82,27 4,32 % 208,7 6,61 72,69 77,91 277,9 % 0% % % % 3% (PK 1) (PK 3) (PK 2) (PK 1) (PK 1) (PK 1) (PK 1) (PK 2) (PK 1) 2013 20,83 % 6,00 % 76,22 4,46 % 222,7 7,04 71,94 86,12 287,2 % 5% % % % 4% (PK 1) (PK 3) (PK 3) (PK 1) (PK 1) (PK 1) (PK 1) (PK 3) (PK 1) 2014 22,29 % 6,35 % 84,48 3,84 % 273,8 6,41 82,96 79,55 217,2 % 0% % % % 4% (PK 1) (PK 3) (PK 2) (PK 1) (PK 1) (PK 1) (PK 1) (PK 2) (PK 1) 2015 25,08 % 5,06 % 81,51 3,70 % 278,1 6,63 82,66 84,37 214,6 % 7% % % % 2% (PK 1) (PK 3) (PK 2) (PK 1) (PK 1) (PK 1) (PK 1) (PK 2) (PK 1) Sumber : Hasil Olah Data Peneliti (2017) Keterangan : PK = Peringkat PK 1 : Sangat Sehat, PK 2 : Sehat, PK 3 : Cukup Sehat, PK 4 : Kurang Sehat, PK 5 : Tidak Sehat Angka rasio CAR PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk tahun 2011 rasio CAR sebesar 18,45% berada pada PK 1, rasio NPL sebesar 8,30% berada pada PK 4, rasio NPM sebesar 86,98% berada pada PK 2, rasio Rentabilitas masing-
masing sebesar 3,99%, 171,07%, 7,32%, 76,67% dan masing-masing berada pada PK 1, rasio LDR sebesar 74,27% berada pada PK 1 dan rasio IRR sebesar 260,61%. Tingkat kesehatan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk tahun
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No. 1 Tahun 2017)
2011 dinilai sangat mampu menghadai pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor ekaternal lainnya. Angka rasio CAR PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk tahun 2011 rasio CAR sebesar 21,11% berada pada PK 1, rasio NPL sebesar 6,43% berada pada PK 3, rasio NPM sebesar 82,27% berada pada PK 2, rasio Rentabilitas masingmasing sebesar 4,32%, 208,7%, 6,61%, 72,69% dan masing-masing berada pada PK 1, rasio LDR sebesar 77,91% berada pada PK 1 dan rasio IRR sebesar 277,93%. Tingkat kesehatan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk tahun 2012 dinilai sangat mampu menghadai pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor ekaternal lainnya. Angka rasio CAR PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk tahun 2013 rasio CAR sebesar 20,83% berada pada PK 1, rasio NPL sebesar 6,00% berada pada PK 3, rasio NPM sebesar 76,22% berada pada PK 3, rasio Rentabilitas masingmasing sebesar 4,46%, 222,7%, 7,04%, 71,94% dan masing-masing berada pada PK 1, rasio LDR sebesar 86,12% berada pada PK 2 dan rasio IRR sebesar 287,24%. Tingkat kesehatan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk tahun 2013 dinilai sangat mampu menghadai pengaruh negatif yang signifikan dari
perubahan kondisi bisnis dan faktor ekaternal lainnya. Angka rasio CAR PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk tahun 2014 rasio CAR sebesar 22,29% berada pada PK 1, rasio NPL sebesar 6,35% berada pada PK 3, rasio NPM sebesar 84,48% berada pada PK 2, rasio Rentabilitas masingmasing sebesar 3,84%, 273,8%, 6,41%, 82,96% dan masing-masing berada pada PK 1, rasio LDR sebesar 79,55% berada pada PK 1 dan rasio IRR sebesar 217,62%. Tingkat kesehatan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk tahun 2014 dinilai sangat mampu menghadai pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor ekaternal lainnya. Angka rasio CAR PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk tahun 2015 rasio CAR sebesar 25,08% berada pada PK 1, rasio NPL sebesar 5,06% berada pada PK 3, rasio NPM sebesar 81,51% berada pada PK 2, rasio Rentabilitas masingmasing sebesar 3,70%, 278,1%, 6,63%, 82,66% dan masing-masing berada pada PK 1, rasio LDR sebesar 84,37% berada pada PK 2 dan rasio IRR sebesar 214,62%. Tingkat kesehatan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk tahun 2015 dinilai sangat mampu menghadai pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor ekaternal lainnya.
Hasil Perhitungan RGEC 2. Tingkat Kesehatan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Tahun 2011-2015 dengan Menggunakan Metode RGEC Tabel 4 Hasil Perhitungan RGEC Thn
NPL
LDR
IRR
GCG
ROA
ROE
NIM
BOPO
CAR
2011
8,30 %
74,27 %
250, 61%
1,30
3,99 %
171,0 7%
7,32 %
76,67%
14,96 %
(PK 5) 6,43 %
(PK 2) 77,91%
(PK 1) (PK 1) (PK 1) 277,9 1,31 4,32 % %
(PK 1) 208,7 0%
(PK 1) 6,61 %
(PK 1) 72,69 %
(PK 2) 16,95 %
(PK 4) 6,00
(PK 2) 86,12%
(PK 1) (PK 1) (PK 1) 287,2 1,29 4,46
(PK 1) 222,7
(PK 1) 7,04 %
(PK 1) 71,94
(PK 1) 16,99 %
2012
2013
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No. 1 Tahun 2017)
%
%
%
5%
%
(PK 4) 2014 6,35 %
(PK 3) 79,55%
(PK 1) 217,2 %
(PK 1) (PK 1) 1,14 3,84 %
(PK 1) 273,8 0%
(PK 1) 6,41 %
(PK 1) 82,96 %
(PK 1) 18,30 %
(PK 4)
(PK 2) 84,37 %
(PK 1) (PK 1) (PK 1) 214,6 1,17 3,70 2% %
(PK 1) 278,1 7%
(PK 1) 6,63 %
(PK 1) 82,66 %
(PK1) 20,59 %
2015
5,06 % (PK 3) (PK 3) (PK 1) (PK 1) (PK 1) (PK 1) (PK 1) (PK 1) (PK1) Sumber : Hasil Olah Data Peneliti (2017) Keterangan : PK = Peringkat PK 1 : Sangat Sehat, PK 2 : Sehat, PK 3 : Cukup Sehat, PK 4 : Kurang Sehat, PK 5 : Tidak Sehat
Tingkat Kesehatan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan menggunakan metode RGEC risiko kredit dari tahun 2011-2015 selalu mengalami penurunan, risiko likuiditas dari tahun 2011-2015 mengalami fluktuasi, risiko pasar dari tahun 2011-2015 mengalami fluktuasi tetapi tetap berada pada kondisi yang “SANGAT SEHAT”. GCG dari tahun 2011-2015 mengalami fluktuasi tetapi tata kelola GCG PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dari tahun 2011-2015 berada pada peringkat 1 dengan kategori “SANGAT SEHAT”. Rasio rentabilitas (ROA, ROE, NIM, BOPO) dari tahun 2011-2015 selalu berada peringkat 1 dengan kategori “SANGAT SEHAT”. Kemudian rasio CAR tahun 2011 permodalan berada pada peringkat 2 dengan kategori “SEHAT” tetapi tahun 2012-2015 mengalami peningkatakan sehingga tingkat permodalan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berada pada peringkat 1 dengan kategori “SANGAT SEHAT”. Tingkat kesehatan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk tahun 2011-2015 dinilai sangat mampu menghadai pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan risiko inheren seperti strategi bisnis, karakteristik bisnis, kompleksitas produk dan aktivitas bank dalam melakukan kegiatan usahanya. 3. Perbandingan Tingkat Kesehatan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Tahun 2011-2015 dengan Menggunakan Metode CAMELS dan RGEC Tabel 5 Perbandingan Tingkat Kesehatan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan menggunakan metode CAMELS dan RGEC dilihat dari Hasil Akhir tahun 2011-2015 No 1 2 3 4 5 Sumber
Tahun CAMELS 2011 91.11 % 2012 91,11% 2013 86,67% 2014 91,11% 2015 91,11% : Hasil Olah Data Peneliti (2017)
Perhitungan hasil akhir tingkat kesehatan PT Bank Rakyat Indonesia dengan menggunakan metode CAMELS dan RGEC didapat dari total nilai komposit ideal sebesar 45 (empat puluh lima) diperoleh dari jumlah komponen penilaian
RGEC 86,67% 91,11% 86,67% 91,11% 93,33%
Keterangan Sangat Sehat Sangat Sehat Sangat Sehat Sangat Sehat Sangat Sehat
yang berjumlah 9 (sembilan) komponen tersebut dikalikan dengan jumlah peringkat yaitu 5 (lima). Kemudian nilai komposit dibagi dengan 45 lalu dikalikan 100%. Pada tahun 2011 nilai akhir tingkat kesehatan PT bank Rakyat Indonesia
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No. 1 Tahun 2017)
(Persero) Tbk dengan menggunakan metode CAMELS sebesar 91,11% (Sangat Sehat), dengan menggunakan metode RGEC sebesar 86,67% (Sangat Sehat), pada tahun 2012 nilai akhir dengan menggunakan metode CAMELS dan RGEC sebesar 91,11% (Sangat Sehat), pada tahun 2013 nilai akhir dengan menggunakan metode CAMELS dan RGEC sebesar 86,67% (Sangat Sehat), pada tahun 2014 nilai akhir dengan menggunakan metode CAMELS dan RGEC sebesar 91,11%, dan pada tahun 2015 nilai akhir dengan menggunakan metode CAMELS sebesar 91,11% dengan menggunakan metode RGEC sebesar 93,33%. Dari hasil akhir tersebut, perbandingan tingkat kesehatan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dari tahun 2011-2015 dengan menggunakan metode CAMELS dan SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdaskan hasil analisis kinerja keuangan pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk pada tahun 20112015, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Penilaian Tingkat Kesehatan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menggunakan metode CAMELS ini menunjukkan bahwa predikat kesehatan bank tersebut sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, untuk tahun 2011-2015 dengan kesimpulan peringkat komposit “SANGAT SEHAT”, 2. Penilaian tingkat kesehatan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menggunakan metode RGEC ini menunjukkan bahwa predikat kesehatan bank tersebut sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, untuk tahun 2011-2015 dengan kesimpulan peringkat komposit 1, yang mencerminkan kondisi bank yang secara umum “SANGAT SEHAT”.
RGEC perbedaannya terletak pada tahun 2011 dan 2015. Pada tahun 2011 tingkat kesehatan dengan menggunakan metode CAMELS sebesar 91,11% (Sangat Sehat) sedangkan dengan menggunakan metode RGEC hasilnya sebesar 86,67 (Sangat Sehat), pada tahun 2015 tingkat kesehatan dengan menggunakan metode CAMELS sebesar 91,11% (Sangat Sehat) sedangkan dengan menggunakan metode RGEC hasilnya sebesar 93,33% (Sangat Sehat). Walau hasil akhir menunjukkan bahwa ada perbedaan, tetapi tingkat kesehatan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan menggunakan metode CAMELS dan RGEC sama-sama berada pada peringkat 1 dengan predikat “SANGAT SEHAT”.
3. Metode CAMELS dan RGEC adalah dua diantara beberapa Peraturan Bank Indonesia yang digunakan untuk menganalisis tingkat kesehatan bank. Metode CAMELS menilai tingkat kesehatan bank dari faktor permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas terhadap risiko pasar. Metode RGEC menilai tingkat kesehatan dari faktor profil risiko, Good Corporate Governance (GCG), rentabilitas, dan permodalan. pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk periode 2011-2015 tidak ada perbedaan peringkat tingkat kesehatan bank dengan menggunakan metode CAMELS maupun metode RGEC sama-sama berada pada peringkat 1 dengan predikat “SANGAT SEHAT. Hal ini menggambarkan bahwa metode CAMELS sebenarnya sudah memberikan gambaran tingkat kesehatan bank yang efektif akan tetapi pada metode CAMELS kurang memperhatikan aspek manajemen risiko yang akan dialami bank, sedangkan metode RGEC telah menekankan akan pentingnya kualitas manajemen risiko.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No. 1 Tahun 2017) Saran Dengan adanya berbagai kekurangan dan keterbatasan yang penulis alami selama jalannya peneliti, maka penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Dengan menjaga tingkat kesehatan bank, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dapat meningkatkan kemampuan aset, pengelolaan modal, serta pendapatan operasional. Sehingga kualitas laba bank dapat dipertahankan bahkan ditinggikan. 2. Banyak faktor eksternal perusahaan yang berpengaruh terhadap kinerja keuangan seperti faktor pemerintah sebaiknya juga lebih diperhatikan untuk meningkatkan kinerja keuangan, serta karakteristik risiko inheren bank ditentukan oleh faktor internal maupun eksternal, antara lain strategi bisnis, karakteristik bisnis, kompleksitas produk dan aktivitas Bank, industri dimana bank melakukan kegiatan usaha, serta kondisi makro ekonomi. 3. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk memperluas cakupan penelitian tentang analisis tingkat kesehatan bank dengan menggunakan indikator rasio keuangan lainnya pada pengukuran tingkat kesehatan dengan metode yang terbaru sesuai dengan surat edaran dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). DAFTAR PUSTAKA Bank Indonesia. 2004. Peraturan 18 Bank Indonesia No.6/10/PBI/2004 pada tanggal 12 April 2004 perubahan Surat Keputusan Direksi BI No.30/11/KEP/DIR pada tahun 1997 dan Surat Keputusan Direksi BI No.30/277/KEP/DIR tahun 1998 tentang penilaian kesehatan bank ----- Bank Indonesia. 2011. Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1 PBI/2011 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.
Khaerunisa Said. 2012. “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode CAMELS pada PT Bank Syariah Mandiri Periode 2001-2010”. Skripsi Universitas Hasanudin: Makasar. Rhumi, Ghulam AJC. 2011. “Analisis laporan keuangan pada PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan”. Skripsi Universitas Hasanudin: Makasar. Setiawan, Ngadirin. 2012. Analisis Laporan Keuangan: Penilaian Keseluruhan Bank (Bahan Perkuliahan). Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta. Utami, Santi Budi. 2015. “Perbandingan Analisis CAMELS dan RGEC dalam Menilai Tingkat Kesehatan Bank pada Unit Usaha Syariah Milik Pemerintah (Studi Kasus: PT Bank Negara Indonesia, Tbk Tahun 20122013)”. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta. Purnamawati, I Gusti Ayu. 2014. “Analisis Komparatif Kinerja Perbankan Asean Setelah Krisis global”. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Ganesha : Bali. Wiranthari Dwinanda , I Dewa Ayu dan Ni Luh Putu Wiagustini. 2008. “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Pada PT Bank Pembangunan Daerah Bali”. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana : Bali