e-Journal S1 AK Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No. 1 Tahun 2014)
PENGARUH SKEPTISME PROFESIONAL AUDITOR, INDEPENDENSI, DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP TANGGUNGJAWAB AUDITOR DALAM MENDETEKSI KECURANGAN DAN KEKELIRUAN LAPORAN KEUANGAN (Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik (KAP) Wilayah Bali) 1
Nyoman Adnyani, Anantawikrama Tungga Atmadja, 2Nyoman Trisna Herawati
1
Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:{
[email protected],
[email protected],
[email protected]}@undiksha.co.id Abstrak Rendahnya tanggungjawab seorang auditor dalam melakukan pendeteksian kecurangan dan kekeliruan laporan keuangan berpengaruh pada kualitas laporan audit dan kewajaran laporan keuangan. Tanggungjawab auditor dipengaruhi oleh skeptisme profesional auditor, independensi, dan pengalaman auditor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) pengaruh skeptisme profesional auditor terhadap tanggungjawab auditor, 2) pengaruh independensi terhadap tanggungjawab auditor, 3) pengaruh pengalaman auditor terhadap tanggungjawab auditor, 4) pengaruh simultan skeptisme profesional auditor, independensi, pengalaman auditor terhadap tanggungjawab auditor. Populasi dalam penelitian ini adalah semua auditor pada KAP di Wilayah Bali dan terdaftar pada IAPI yang berjumlah 84 auditor.Metode pengumpulan data menggunakan field research.Analisis data menggunakan regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS V19. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) skeptisme profesional berpengaruh signifikan terhadap tanggungjawab auditor, 2) independensi berpengaruh signifikan terhadap tanggungjawab auditor, 3) pengalaman auditor berpengaruh signifikan terhadap tanggungjawab auditor, 4) skeptisme profesional auditor, independensi, pengalaman auditor berpengaruh secara simultan terhadap tanggungjawab auditor. Kata kunci: Tanggungjawab auditor, skeptisme profesional, independensi, pengalaman Abstract Low level of responsibility of an auditor in detecting every fraud and errors found in the financial report could take effect on the quality of an audit report and the equity of the financial report. The auditor responsibility was influenced by the auditor’s professional skepticism, independence, as well as the auditor’s experiences. The study aimed to find out: 1) the effect of auditors’ professional skepticism on their responsibility, 2) the effect ofindependence on the auditor’s responsibility, and 3) the effect of auditor’s experiences on their responsibility, and 4) The simultaneous effect of auditors’ professional skepticism, independence, auditor’s experiences had affected significantlyon their responsibility. The population of the study involved 84 different auditors in the Public Accountant Office in Bali listed in IAPI. The data were collected based on field research method. The analysis was done by using multiple linear regression supported by SPSS version 19.
e-Journal S1 AK Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No. 1 Tahun 2014) The results indicated that: 1) the auditors’ professional skepticism had affected significantly on their responsibility, 2) the independence had affected significantlyon the auditor’s responsibility, and 3) the auditor’s experiences had affected significantlyon their responsibility, and 4) The auditors’ professional skepticism, independence, auditor’s experienceshad simultaneously affectedon their responsibility. Keywords: auditor’s responsibility, professional skepticism, independence, experiences
PENDAHULUAN Penyajian laporan keuangan oleh pihak manajemen perusahaan sangat perlu dilakukan.Dilakukannya penyajian informasi laporan keuangan sangat penting bagi pihak perusahaan.Dimana informasi laporan keuangan tersebut akan dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan manajemen. Laporan keuangan yang disajikan harus benar-benar terbebas dari salah saji yang material dan laporan keuangan tersebut disusun sesuai dengan Standar Akuntansi yang berlaku umum. Audit atas laporan keuangan sangat perlu dilakukan oleh pihak yang dianggap objektif dan independen yaitu auditor, hal tersebut penting agar menghasilkan kualitas informasi laporan keuangan yang relevan dan dapat dipercaya oleh pihak pengguna informasi laporan keuangan.Dalam melakukan suatu audit pemeriksaan laporan keuangan, seorang auditor bertugas untuk menilai kewajaran atas laporan keuangan yang disajikan, memastikan bahwa laporan keuangan tersebut sudah sesuai dengan Standar Akuntansi yang berlakun umum dan laporan keuangan tersebut terbebas dari salah saji material. Dalam menjalankan profesinya sebagai auditor telah diatur dalam Kode Etik Akuntan Publik yang berlaku di Indonesia. Auditor memiliki tanggungjawab untuk merencanakan dan menjalankan audit untuk memperoleh keyakinan yang memadai mengenai apakah laporan keuangan telah terbebas dari salah saji material, yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan. Untuk mencapai hal tersebut, pengauditan harus direncanakan dan dilakukan dengan selalu bersikap skeptisme profesional dan mampu untuk selalu mempertahankan serta memiliki pengalaman yang memadai dalam melakukan audit atas laporan keuangan.
Beberapa permasalahan akan dikaji pada penelitian ini, yang pertama apakah skeptisme profesional auditor berpengaruh signifikan terhadap tanggungjawab auditor dalam mendeteksi kecurangan dan kekeliruan laporan keuangan. Skeptisme profesional diartikan sebagai sikap yang tidak mudah percaya akanbukti audit yang disajikan manajemen, sikap yang selalu mempertanyakan dan evaluasi bukti audit secara kritis. Skeptisme profesional sangat penting untuk dimiliki oleh auditor guna mendapatkan informasi yang kuat, yang akandijadikan dasar bukti audit yang relevan yang dapat mendukung pemberian opini atas kewajaran laporan keuangan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Yusuf (2013) tentang pengaruh pengalaman, independensi dan skeptisme profesional auditor dalam pendeteksian kecurangan, dimana hasil penelitiannya menyatakan bahwa skeptisme profesional auditor berpengaruh signifikan dan positif terhadap pendekteksian kecurangan. Ketidakmampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan dan kekeliruan laporan kuangan merupakan cerminan dari rendahnyaskeptisme profesional yang dimiliki auditor.Seperti halnya skandal keuangan pada kasus Moral Hazard yang terjadi di Amerika Serikat, dimana terdapat manipulasi keuntungan guna dapat menarik pihak investor.Selain itu di Indonesia sendiri, terjadi kasus pada PT. Telkom.Pihak SEC (pemegang otoritas saham terbesar pasar modal di Amerika Serikat) tidak dapat mengakui laporan keuangan yang telah diaudit oleh KAP Eddy Pianto dan rekan-rekan, sehingga perlu dilakukan pengauditan ulang. Dari pembahasan di atas, hipotesis yang digunakan, yaitu: H1: skeptisme profesional auditor berpengaruh signifikan terhadap
e-Journal S1 AK Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No. 1 Tahun 2014) tanggungjawab auditor dalam mendeteksi kecurangan dan kekeliruan laporan keuangan Permasalahan yang kedua, apakah independensi berpengaruh secara signifikan terhadap tanggungjawab auditor dalam mentedeksi kecurangan dan kekeliruan laporan keuangan. Selain harus memiliki sikap skeptisme profesional yang tinggi, sebagai seorang auditor juga diharapkan mampu mempertahankan independensi dalam melakukan audit.Mulyadi (2002) mendefinisikan independensi sebagai keadaan bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga diartikan sebagai sikap yang tidak bias.Independensi auditor terbagi atas dua yaitu independensi dalam kenyataan (Independent in fact) dan independensi dalam penampilan (Independent in appearance). Dalam melakukan pendeteksian kecurangan dan kekeliruan laporan keuangan, terkadang auditor tidak mudah untuk mempertahankan independensinya. Hal tersebut disebabkan oleh banyak faktor seperti hubungan usaha dengan klien, dan persaingan antar KAP lain. Auditor yang dapat mempertahankan independensinya akan lebih mendapatkan kepercayaan dari pihak lain/masyarakat, sehingga laporan keuangan yang telah diaudit akan dipandang tidak memihak atau tidak menyimpang.Maka dari itu hipotesis yang digunakan, yaitu: H2: independensi berpengaruh signifikan terhadap tanggungjawab auditor dalam mendeteksi kecurangan dan kekeliruan laporan keuangan. Ketiga, apakah pengalaman auditor berpengaruh signifikan terhadap tanggungjawab auditor dalam mendeteksi kecurangan dan kekeliruan laporan keuangan. Pengalaman yang dimiliki oleh auditor juga sangat berpengaruh pada tingkat pendeteksian kecurangan dan kjekeliruan laporan keuangan. Menurut Asih (2006) pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan perkembangan potensi bertingkah laku, baik dari pendidikan formal maupun non
formal atau bisa juga diartikan sebagai suatu proses yang membawa sesorang pada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Dengan pengalaman yang dimiliki, auditor akan lebih mampu dalam mengungkapkan kecurangan ataupun kekeliruan laporan keuangan yang disebabkan dari adanya salah saji material. Banyaknya penugasan audit yang pernah dilakukan serta lamanya penugasan audit yang dilakukan seorang auditor, akan berpengaruh pada pengalaman yang dimiliki auditor. Dengan pengalaman yang cukup, auditor akan lebih percaya diri dalam mendeteksi kecurangan dan kekeliruan laporan keuangan.Auditor yang memiliki tingkat pengalaman yang berbeda akan berbeda pula tingkat pengetahuan yang dimiliki dalam mendeteksi kecurangan dan kekeliruan. Maka dari itu hipotesis yang digunakan yaitu: H3: pengalaman berpengaruh signifikan terhadap tanggungjawab auditor dalam mendeteksi kecurangan dan kekeliruan laporan keuangan Pada penelitian ini juga akan dilihat pengaruh secara simultan tentang pengaruh ketiga variabel bebas terhadap variabel terikat. Maka dari itu hipotesis yang digunakan, yaitu: H4: skeptisme profesional auditor, independensi dan pengalaman auditor berpengaruh signifikan dan simultan terhadap tanggungjawab auditor dalam mendeteksi kecurangan dan kekeliruan laporan keuangan Sesuai dengan tanggungjawab sebagai seorang auditor, dalam rangka peningkatan kinerja dan kualitas audit yang dihasilkan, seorang auditor diharapkan mampu untuk meningkatkan skeptisme profesional, mempertahankan independensi, serta pengalaman yang memadai. Penelitian ini penting dilakukan karena tanggungjawab auditor dalam mendeteksi kecurangan dan kekeliruan laporan keuangan sangat dipengaruhi oleh tingginya skeptisme profesional, independensi dan pengalaman yang dimiliki auditor pada Kantor Akuntan Publik yang berada di Wilayah Bali. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Septiana (2010) tentang pengaruh independensi dan kompetensi auditor
e-Journal S1 AK Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No. 1 Tahun 2014) terhadap tanggung jawab auditor dalam mendeteksi kecurangan dan kekeliruan laporan keuangan.Hasil penelitian menyatakan bahwa independensi dan kompetensi auditor berpengaruh positif terhadap tanggungjawab auditor dalam mendeteksi kecurangan dan kekeliruan laporan keuangan.Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Yusuf (2013) menyimpulkan bahwa pengalaman, independensi dan skeptisme profesional auditor memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap pendeteksian kecurangan. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Yusuf (2013) yang menguji tentang pengaruh pengalaman, independensi, skeptisme profesional auditor terhadap pendeteksian kecurangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan secara impiris: pertama, pengaruh skeptisme profesional auditor terhadap tanggungjawab auditor dalam mendeteksi kecurangan dan kekeliruan laporan keuangan. Kedua, pengaruh independensi auditor terhadap tanggungjawab auditor dalam mendeteksi kecurangan dan kekeliruan laporan keuangan.Ketiga, pengaruh pengalaman auditor terhadap tanggungjawab auditor dalam mendeteksi kecurangan dan kekeliruan laporan keuangan.Keempat, pengaruh skeptisme profesional auditor, independensi, dan pengalaman auditor auditor terhadap tanggungjawab auditor dalam mendeteksi kecurangan dan kekeliruan laporan keuangan. Penelitian ini nantinya diharapkan mempunyai manfaat bagipihak yang berkepentingan.Manfaat penelitian ini yaitu pertama, manfaat teoritis dari penelitian ini adalah hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi atau rujukan mengenai pengaruh skeptisme profesional auditor, independensi, dan pengalaman auditor dalam mendeteksi kecurangan dan kekeliruan laporan keuangan. Kedua, manfaat praktis dari penelitian ini adalah penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi Kantor Akuntan Publik di Wilayah Balidalam mengambil kebijakan-kebijakan terkait dengan peningkatan skeptisme profesional auditor, independensi, dan pengalaman auditor terhadap
tanggungjawab auditor dalam mendeteksi kecurangan dan kekeliruan laporan keuangan.
METODE Penelitian ini dilakukan pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar pada Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) Wilayah Bali tahun 2013.Dilakukannya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh skeptisme profesional, independensi, dan pengalaman yang dimiliki seorang auditor terhadap tanggungjawabnya dalam mendeteksi kecurangan dan kekeliruan laporan keuangan. Metode pengumpulan data dilakukan melalui penelitian lapangan (field research).Field researchmerupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara peninjauan langsung pada objek penelitian untuk mendapatkan informasi dengan membagikan kuesioner. Kuesioner merupakan suatu pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pertanyaan atau pernyataan kepada responden (Husein, 2009). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka (Sugiyono, 2010:13). Sumber data menggunakan data primer yang terbentuk dari jawaban-jawaban atas penyebaran kuesioner dan data sekunder adalah sumber yang secara tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data yaitu daftar nama auditor dan jumlah auditor pada Kantor Akuntan Publik (KAP) Wilayah Bali. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian diukur menggunakan skala likert 5 poin dengan menggunakan rentang skor 1-5.Responden diminta untuk mengisikan tanda centang (√) pada jawaban yang dianggap benar yang terdapat pada masing-masing item pertanyaan. Adapun penskoran yang digunakan dalam mengukur jawaban kuesioner adalah pertama, sangat tidak setuju (STS) dengan interval skor 1, kedua, tidak setuju (TS) dengan interval skor 2, ketiga, Netral/raguragu (N) dengan interval skor 3, keempat Setuju (S) dengan interval skor 4 dan yang
e-Journal S1 AK Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No. 1 Tahun 2014) terakhir Sangat Setuju (SS) dengan interval skor 5.Kuesioner terdiri dari empat bagian, yaitu: pertama variabel tanggungjawab auditor yang terdiri dari 6 item pertanyaan, bagian kedua variabel skeptisme profesional auditor yang terdiri dari 10 item pertanyaan, bagian ketiga variabel independensi yang terdiri dari 12 item pertanyaan, dan yang keempat variabel pengalaman auditor terdiri dari 9 item pertanyaan.Item-item pertanyaan dari masing-masing variabel pada kuesionerpenelitian ini, diadopsi dari penelitian Yusuf (2013) dan Septiana (2010). Populasi dalam penelitian ini adalah adalah semua auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik yang berada di Wilayah Bali dan terdaftar pada IAPI.Jumlah populasi dalam penelitian ini berjumlah 84 auditor.Sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin(Sangadji dan Sopiah, 2010).Jumlah sampel setelah penghitungan dengan rumus Slovin berjumlah 69 responden. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas dan reliabilitas, uji asumsi klasik, uji hipotesis. Analisis data diolah dengan menggunakan bantuan program SPSS V19. Pertama yaitu uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Uji validitas dapat dilakukan dengan melihat nilai correlated item-total correlationkriteria yang digunakan adalah jika nilai rhitunglebih besar dari rtabel(<0,05), maka item pernyataan tersebut dikatakan valid sebagai alat ukur. Setelah itu dilakukan pengujian reliabilitas.Suatu kuesioner dikatakan reliabel (andal) apabila jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu kewaktu. Pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan melihat nilai Cronbach Alpha>0,60 (Ghozali, 2006:42). Kedua dilakukan pengujian asumsi klasik, yang terdiri dari uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan metode One- Sample Kolmogorof- Smirnov Testapabila asymp sig. (2-tailed)lebih besar dari 0,05maka data tersebutbersistribusi
normal. Selain itu, pengujian secara visual dapat dilakukan dengan metode gambar Normal Probability Plots.Apabila sebaran data berada disekitar garis diagonal, maka model regresi yang diperoleh berdistribusi normal dan sebaliknya. Pengujian uji heteroskedastisitas yang bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, atau disebut homoskedastisitas. Pengujian pada uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Glejser, jika probabilitas signifikan dari masing-masing variabel independen >0,05, maka hal ini dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi (Ghozali, 2006). Uji multikolonearitas dilakukan dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factors) dan nilai Tolerance.Jika VIF >10 dan nilai tolerance <0,10 maka terjadi gejala Multikolinearitas (Ghozali, 2006). Selanjutnya dilakukan uji autokolerasi yang bertujuan untuk menguji apakah ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1, jika terjadi korelasi maka dinamakan ada autokorelasi.Pengujian ini dilakukan denagn uji Durbin-Watson (DW Test). Analisis yang ketiga pengujian hipotesis.Pertama yaitu uji koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen.Analisis regresi linier berganda bertujuan untuk melihat pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat. Uji kelayakan model t (parsial) pada dasarnya dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2006). Selanjutnya dilakukan uji kelayakan model f (simultan) yang bertujuan untuk menguji apakah semua variabel bebas memiliki pengaruh terhadap variabel terikat. Apabila nilaif hitung > f tabel dengan signifikasi <0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas secara simultan (bersama-sama) mempengaruhi variabel terikat.
e-Journal S1 AK Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No. 1 Tahun 2014)
HASIL DAN PEMBAHASAN Objek penelitian dalam penelitian ini adalah 8 Kantor Akuntan Publik yang berada di Wilayah Bali.Kuesioner disebarkan secara langsung ke 8 Kantor Akuntan Publik tersebut.Kuesioner yang disebarkan kepada responden berjumlah 69 kuesioner.Responden terdiri dari laki-laki sebanyak 35 orang, perempuan sebanyak 25 orang dengan tingkat pendidikan responden didominasi oleh lulusan S1 sebanyak 49 orang, responden yang memiliki pendidikan terakhir SMA/D3 sebanyak 5 orang, responden yang memiliki pendidikan terakhir S2 sebanyak 5 orang, dan responden yang memiliki pendidikan trakhir S3 sebanyak 1 orang. Dilihat dari segi lamanya bekerja di KAP responden didominasi dengan lama bekerja kurang dari 1 tahun berjumlah 32 orang, sedangkan responden yang memiliki waktu lama bekerja lebih dari 1 tahun sebanyak 28 orang. Dilihat dari segi banyak penugasan yang dilakukan, didominasi oleh responden yang melakukan penugasan audit lebih dari 3 penugasan sebanyak 30 orang, responden dengan banyak penugasan kurang dari 1 kali sebanyak 5 orang dan responden yang melakukan penugasan lebih dari 3 penugasan sebanyak 25 orang. Pada penelitian ini, kuesioner yang disebar berjumlah 69 kuesioner.Dimana kuesioner tidak sepenuhnya kembali.Hal tersebut disebabkan karena pada saat dilakukannya penyebaran kuesioner, para auditor sibuk melakukan audit dilapangan.Jumlah kuesioner yang tidak kembali sebanyak 9 kuesioner.Sehingga jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 60 kuesioner.Semua kuesioner yang kembali pengisiannya lengkap dan memenuhi ketentuan, sehingga tidak ada kuesioner yang gugur. Hasil pengujian validitas yang dilakukan menunjukkan bahwa semua variabel memiliki correlated item-total correlation lebih besar dari rtabel(0,254) sehingga indikator untuk semua variabel dapat dikatakan tepat (valid) sebagai alat ukur. Sedangkan hasil untuk pengujian reliabilitas menunjukkan bahwa untuk
semua variabel memiliki nilai Cronbach Alpha lebih dari 0,60. Hal ini berarti itemitem pertanyaan dalam kuesioner untuk semua variabel dapat dikatakan konsisten atau reliabel sebagai alat ukur. Pengujian asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolonearitas dan uji autokolerasi.Pertama uji normalitas yang bertujuan untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak.Pengujian normalitas, dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pertama, dengan melihat gambar Normal Probability Plot dan yang kedua dengan menggunakan metode One Sample Kolmogorov- Smirnov Test. Hasil pengujian normalitas secara visual dapat disajikan dengan gambar Normal Probability Plotpada gambar 1. Berikut:
Gambar 1. Grafik Normal P-Plot Berdasarkan gambar 1. Diatas, menunjukkan bahwa model regresi yang diperoleh berdistribusi normal, dimana terlihat bahwa sebaran data berada disekitar garis diagonal. Selain itu, hasil uji normalitas juga dapatdilihat menggunakan metode One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance), yaitu: jika probabilitas > 0,05, maka distribusi dari populasi adalah normal, dan jika probabilitas < 0,05, maka populasi tidak berdistribusi secara normal. Hasil pengujian normalitas dengan menggunakan metode One Sample
e-Journal S1 AK Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No. 1 Tahun 2014) Kolmogorov- Smirnov Test dapat disajikan
pada tabel 1.berikut:
Tabel 1. Hasil Uji Normalitas Unstandardized Residual N
60
Normal Parameters
a,b
Mean
,0000000
Std. Deviation Most Extreme Differences
,77453288
Absolute
,151
Positive
,151
Negative
-,084
Kolmogorov-Smirnov Z
1,167
Asymp. Sig. (2-tailed) Sumber: Data primer diolah tahun 2014 Berdasarkan tabel 1.diatas, menunjukkan bahwa nilai Asymp. sig. (2tailed)adalah sebesar 0,131 dimana memiliki nilai yang lebih besar dari tingkat kekeliruan sebesar 0,05, hal ini berarti model regresi berdistribusi normal sehingga uji normalitas terpenuhi. Selanjutnya, untuk pengujian heteroskedastisitas menunjukkan hasil bahwa nilai probabilitas (sig) lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Hasil uji multikolinearitas menunjukkan bahwa semua variabel bebas memiliki nilai VIF < 10 dan memiliki nilai tolerance> 0,10. Sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi gejala multikolinearitas. Hasil pengujian untuk uji autokolerasi didapatkan nilai Durbin- Watsonsebesar 1,476. Untuk mengetahui ada atau tidaknya autokolerasi terlebih dahulu ditentukan nilai dL dan dU dengan melihat tabel Durbin- Watson(derajat kepercayaan
,131
5%) dimana didapatkan nilai dL sebesar 1,4797 dan nilai dUsebesar 1,6889. Nilai dw lebih kecil dari dL dan koefisien autokolerasi lebih besar dari nol, maka dapat disimpulkan bahwa model ini memiliki gejala autokolerasi positif. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menentukan koefisien determinasi, regresi linier berganda, uji kelayakan model t dan uji kelayakan model f. Pertama yaitu, uji koefisien determinasi yang bertujuan untuk menentukan seberapa besar variabel independen (skeptisme profesional auditor, independensi, dan pengalaman auditor) dapat menjelaskan variabel dependen (tanggungjawab auditor dalam mendeteksi kecurangan dan kekeliruan laporan keuangan). Hasil pengujian koefisien determinasi dapat disajikan pada tabel 2.berikut:
Tabel 2.Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) Model
R
R Square
1 ,822a ,677 Sumber: data primer diolah tahun 2014 Berdasarkan tabel 2. di atas, nilai Adjusted R square sebesar 0,659, yang mengandung arti bahwa 65% variasi
Adjusted R Square ,659
Std. Error of the Estimate 1,41663
besarnya variabel dependen bisa dijelaskan oleh variasi variabel independen. Sedangkan sisanya 35% lainnya dijelaskan
e-Journal S1 AK Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No. 1 Tahun 2014) oleh variabel lain diluar model.Kedua, dilakukan pengujian regresi berganda yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat.Hasil pengujian regresi berganda dapat disajikan pada 3.berikut:
linier tabel
Tabel 3.Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Model
1
Unstandardized Coefficients
T
Sig.
2,187
,033
,356
2,658
,010
,058
,276
2,286
,026
,055
,269
2,152
,036
B
Std. Error
(Constant) Skeptisme Profesional Auditor Independensi
4,678
2,139
,215
,081
,133
Pengalaman Auditor
,119
F hitung
Standardized Coefficients Beta
39,036
Sumber: data primer diolah tahun 2014 Berdasarkan tabel 3.di atas, nilai konstanta (a)sebesar 4,678, nilai koefisien b1= 0,215, b2 = 0,133, dan b3= 0,119. Dapat ditentukan persamaan yaitu sebagai berikut: y= α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ε..................(1) = 4,678 + 0,215X1 − 0,133X2 − 0,119x + e Dilihat dari persamaan tersebut dapat dijelaskan apabila variabel bebas sama dengan nol, maka variabel terikat (tanggungjawab auditor) akan sama dengan nilai konstanta (a)= 4,678. Berdasarkan persamaan tersebut koefisien regresi berganda positif.Hal ini berarti terdapat pengaruh positif antara variabel bebas yaitu skeptisme profesional auditor, independensi dan pengalaman auditor terhadap tanggungjawab auditor dalam mendeteksi kecurangan dan kekeliruan laporan keuangan pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bali. Apabila auditor memiliki skeptisme professional auditor, selalu mampu mempertahankan independensi, serta memiliki pengalaman yang cukup memadai maka akan dapat menaikkan tanggungjawab auditor dalam mendeteksi kekeliruan dan kecurangan laporan keuangan. Berdasarkan tabel 3.Dapat dilihat hasil uji kelayakan model t (parsial).Pengujian kelayakan model t (parsial) bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing
variabel dependen yaitu skeptisme professional auditor, independensi, dan pengalaman auditor terhadap variabel dependen yaitu tanggungjawab auditor dalam mendeteksi kecurangan dan kekeliruan laporan keuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel skeptisme profesional auditormemiliki nilai sig. 0,010, independensi memiliki nilai sig. 0,026, dan pengalaman auditor memiliki nilai sig. sebesar 0,036. Hasil pengujian secara statistik menunjukkan bahwa pada masingmasing variabel memiliki nilai sig. dibawah 0,05. Hal ini berarti variabel independen yaitu skeptisme profesional auditor, independensi, dan pengalaman auditor secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu tanggungjawab auditor dalam mendeteksi kecurangan dan kekeliruan laporan keuangan. Hasil pengujian kelayakan model f(simultan)bertujuan untuk mengetahui pengaruh semua variabel bebas terhadap variabel terikat.Hasil pengujian uji f pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.Berdasarkan tabel 3.di atas, menunjukkan bahwa nilai fhitung sebesar 39,036 > ftabelsebesar 2,70 dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Hal ini berarti Ha diterima, sehingga dapat dikatakan variabel bebas skeptisme profesional auditor,
e-Journal S1 AK Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No. 1 Tahun 2014) independensi, dan pengalaman auditor secara simultan (bersama-sama) berbengaruh terhadap tanggungjawab auditor dalam mendeteksi kecurangan dan kekeliruan laporan keuangan. Pengaruh Skeptisme Profesional Auditor Terhadap Tanggungjawab Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan dan Kekeliruan Laporan Keuangan Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara parsial antara skeptisme profesional auditor terhadap tanggungjawab auditor dalam mendeteksi kecurangan dan kekeliruan laporan keuangan, dilihat dari nilai Sig. kurang dari 0,05. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yusuf (2013) dalam penelitiannya tentang pengaruh pengalaman, independensi, skeptisme profesional auditor terhadap pendeteksian kecurangan.Hasil penelitiannya menyatakan bahwa pengalaman, independensi, skeptisme profesional auditor memberikan pengaruh yang signifikan dan positif terhadap pendeteksian kecurangan. Hasil regresi menyatakan bahwa skeptisme professional auditor berpengaruh signifikan terhadap tanggungjawab auditor. Auditor bertanggungjawab untuk merencanakan dan menjalankan audit untuk mendapatkan keyakinan yang memadai dalam mendetksi kecurangan dan kekeliruan yang material. untuk itu sangat penting bagi auditor memiliki skeptisme professional agar nantinya bukti yang dkumpulkan dapat dijadikan dasar dalam memberikan opini audit. Pengaruh independensi terhadap tanggungjawab auditor dalam mendeteksi kecurangan dan kekeliruan laporan keuangan Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara parsial antara skeptisme profesional auditor terhadap tanggungjawab auditor dalam mendeteksi kecurangan dan kekeliruan laporan keuangan, dilihat dari nilai Sig. kurang dari 0,05dimana didapatkan nilai sig 0,026. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Matondang (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Pengalaman, Independensi dan
Keahlian Profesionalisme Terhadap Pencegahan dan Pendeteksian Kecurangan Penyajian Laporan Keuangan”.Hasil penelitiannya menunjukkna bahwa pengalaman, independensi dan keahlian professional berpengaruh terhadap pencegahan dan pendeteksian kecurangan. Hasil regresi menyatakan bahwa independensi berpengaruh signifikan terhadap tanggungjawab auditor.Auditor diharuskan untuk selalu mempertahankan sikap independensi dalam melakukan audit, sehingga opini yang diberikan oleh audito tidak dianggap bias. Apabila independensi mampu dipertahankan maka tanggungjawab auditor akan meningkat dalam mendeteksi kecurangan dan kekekliruan laporan keuangan yang disebabkan karena salah saji material. Pengaruh pengalaman auditor terhadap tanggungjawab auditor dalam mendeteksi kecurangan dan kekeliruan laporan keuangan Hasil dalam penelitian ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh secara parsial antara pengalaman auditor terhadap tanggungjawab auditor dalam mendeteksi kecurangan dan kekeliruan laporan keuangan, dapat dilihat dari nilai sig. < 0,05 dimana didapatkan nilai sig 0,036. Hasil penelitian sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Matondang (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Pengalaman, Independensi dan Keahlian Profesionalisme Terhadap Pencegahan dan Pendeteksian Kecurangan Penyajian Laporan Keuangan”.Hasil penelitiannya menunjukan bahwa pengalaman, independensi dan keahlian profesional berpengaruh terhadap pencegahan dan pendeteksian kecurangan. Hasil regresi yang diperoleh nilai Sig. kurang dari 0,05 hal ini berarti pengalaman auditor memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tanggungjawab auditor dalam mendeteksi kecurangan dan kekeliruan laporan keuangan. Seorang auditor apabila memiliki pengalamanyang cukup, maka akan menunjang kualitas audit yang dihasilkan selain itu dengan pengalaman yang dimiliki,
e-Journal S1 AK Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No. 1 Tahun 2014) seorang auditor akan terbiasa dalam menghadapi masalah atau pekerjaan yang sejenis. Hal ini membuktikan bahwa semakin banyak pengalaman yang dimiliki oleh auditor, akan dapat meningkatkan tanggungjawab auditor dalam audit. Pengaruh secara simultan antara skeptisme profesional auditor, independensi, pengalaman auditor terhadap tanggungjawab auditor dalam mendeteksi kecurangan dan kekeliruan laporan keuangan Hipotesis keempat menyatakan bahwa skeptisme professional auditor, independensi dan tanggungjawab auditor berpengaruh secara simultan (bersamasama) terhadap tanggungjawab auditor dalam mendeteksi kecurangan dan kekeliruan laporan keuangan.Hasil pengujian statistik menunjukkan nilai signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 dengan pvalue 0,000 atau 0,000 < 0,05. Hasil ini didukung oleh hasil perhitungan nilai fhitung 39,036 > ftabel 2,70. Hal ini menunjukkan bahwa skeptisme profesional auditor, independensi, dan pengalaman auditor secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap tanggungjawab auditor dalam mendeteksi kecurangan dan kekeliruan laporan keuangan. Selain itu dtunjukknan nilai adjusted R square sebesar 0,659, yang mengandung arti bahwa 65% variasi besarnya tanggungjawab auditor bisa dijelaskan oleh variasi variabel independen (skeptisme profesional auditor, independensi dan pengalaman auditor). Sedangkan sisanya 35% lainnya dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Dari hasil pengujian secara simultan menunjukkan bahwa variabel bebas yang paling dominan mempengaruhi variabel terikat (tanggungjawab auditor) adalah variabel skeptisme profesional auditor, dikatakan paling dominan mempengaruhi variabel terikat karena memiliki nilai koefisien regresi yang paling besar yaitu 0,215 dibanding dengan koefisien regresi variabel yang lainnya. Dalam mendeteksi kecurangan dan kekeliruan laporan keuangan, auditor sangat tergantung pada kualitas pemahaman audit (skeptisme professional dan pengalaman), sementara tindakan
melaporkan terjadinya salah saji tergantung pada independensi auditor. Hal tersebut berarti apabila auditor mampu untuk mempertahankan skeptisme professional auditor, independensi, dan pengalaman maka tanggungjawab auditor dalam mendeteksi kecurangan dan kekeliruan alaporan keuangan akan semakin meningkat. Sehingga opini yang diberikan auditor atas kewajaran laporan keuangan yang telah diaudit tidak bersifat bias. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui bahwa skeptisme professional auditor, independensi, dan pengalaman auditor berpengaruh signifikan terhadap tanggungjawab auditor dalam mendeteksi kecurangan dan kekeliruan laporan keuangan.responden dalam penelitian ini berjumlah 60 auditor. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Pertama, skeptisme professional berpengaruh signifikan terhadap tanggungjawab auditor dalam mendeteksi kecurangan dan kekeliruan laporan keuangan. Kedua, independensi berpengaruh signifikan terhadap tanggungjawab auditor dalam mendeteksi kecurangan dan kekeliruan laporan keuangan. Ketiga, pengalaman auditor berpengaruh signifikan terhadap tanggungjawab auditor dalam mendeteksi kecurangan dan kekeliruan laporan keuangan. Keempat,hasil pengujian statistic menunjukkan nilai signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 dengan p value 0,000 atau 0,000 < 0,05. Hasil ini didukung oleh hasil perhitungan nilai f hitung sebesar 39,036 > f tabel sebesar 2,70. Hal ini menunjukkan dapat bahwa skeptisme profesional, independensi, pengalaman auditor berpengaruh secara simultan terhadap tanggungjawab auditor dalam mendeteksi kecurangan dan kekeliruan laporan keuangan. Kelima, dalam penelitian ditemukan bahwa variabel skeptisme professional auditor memiliki pengaruh paling dominan
e-Journal S1 AK Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No. 1 Tahun 2014) terhadap tanggungjawab auditor dalam mendeteksi kecurangan dan kekeliruan laporan keuangan, ini dibuktikan dengaaan nilai koefisien regresi yang paling besar yaitu sebesar 0,125 dibandingkan dengan koefisien regresi variabel yang lainnya. Saran Adapun beberapa saran guna perbaikan penelitian ini adalah pertama, penelitian selanjutnya diharapkan melakukan penelitian dengan waktu yang cukup dan tidak terburu-buru, agar mendapat hasil yang lebih baik dan lebih teliti lagi Kedua, guna meningkatkan hasil data yang lebih baik, penelitian selanjutnya diharapkan menambahkan jumlah variabel yang dapat mempengaruhi tanggungjawab auditor dalam mendeteksi kecurangan dan kekeliruan laporan keuangan. Ketiga, memberikan waktu yang cukup kepada responden agar responden benar-benar memahami setiap item pertanyaan dan dapat memeberikan jawaban yang tepat pada setiap item pertnyaan yang ada pada kuesioner. DAFTAR PUSTAKA Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing Edisi 3. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Asih, D. A. T. 2006. Pengaruh Pengalaman Terhadap Peningkatan Keahlian Auditor Dalam Bidang Auditing.Skripsi (tidak diterbitkan).Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.Yogyakarta. Imam Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.Semarang: Badan PenerbitUNDIP. Husein, Umar. 2009. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali Pers Matondang, Jordan, 2010. Pengaruh Pengalaman Audit, Independsi, Dan Keahlian Profesional Terhadap Pencegahan Pendeteksian Kecurangan Penyajian Laporan Keuangan. Skripsi (tidak
diterbitkan).Univestias Jakarta.
Islam
Negeri.
Muhammad Yusuf Aulia. 2013. Pengaruh Pengalaman, Independensi Dan Skeptisme Profesional Auditor Terhadap Pendeteksian Kecurangan. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Akuntansi Audit, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta. Mulyadi. 2002. Auditing Edisi Keenam Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Septiana Setyaningrum. 2010. Pengaruh Independensi Dan Kompetensi Auditor Terhadap Tanggung Jawab Auditor Dalam Mendeteksi Kecurangan Dan Kekeliruan Laporan Keuangan.Skripsi (tidak diterbitkan). Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas. Surabaya Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sangadji, Eta Mamang dan Sopiah. 2010. Metodelogi Penelitian Pendekatan Praktis Dalam Penelitian. Yogyakarta: ANDI