STRATEGI PRO OMOSI PR RODUK MINUMAN M N KESEH HATAN CURM MA (TEMU ULAWAK K DAN MA ADU) SIA DI PT BIOFAR RMAKA INDONES
SKRIPSI
CLA ARA LARA ASATI SIM MORANGKIIR H H34052739
DEPARTEMEN AGRIBISNIS S TAS EKON NOMI DA AN MANA AJEMEN FAKULT INS STITUT PERTANIA AN BOGO OR BOGOR 2009 i
RINGKASAN CLARA LARASATI SIMORANGKIR. Strategi Promosi Produk Minuman Kesehatan Curma (Temulawak dan Madu) di PT Biofarmaka Indonesia. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan ETRIYA). Perkembangan gaya hidup back to nature menarik masyarakat untuk memanfaatkan keanekaragamaan hayati yang dimiliki Indonesia. Potensi back to nature ini telah mengangkat kembali budaya Indonesia yaitu meracik jamu dan ramuan obat-obatan tradisional dari beragam tumbuhan, akar-akaran, dan bahan alami, termasuk diantaranya tanaman obat (biofarmaka). Produksi Tanaman obat di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2003 sampai tahun 2007. Jahe adalah komoditas terbesar yang diproduksi yang mengalami peningkatan sebesar 39,58 persen dari tahun 2005 sampai tahun 2007. Potensi tanaman obat yang dimiliki Indonesia ini telah dimanfaatkan sebagai komoditas ekspor dan bahan baku industri obat, jamu dan kosmetik dalam negeri seperti industri obat tradisional (IOT) dan industri kecil obat tradisional (IKOT). Menurut Deptan (2007), jumlah IKOT (Industri Kecil Obat Tradisional) dan IOT (Industri Obat Tradisional) yang tercatat dari tahun 1993 sampai tahun 2003 sudah mencapai 1100 perusahaan. Perkembangan jumlah industri ini dapat menimbulkan persaingan antar perusahaan dalam mempertahankan pangsa pasarnya. PT Biofarmaka Indonesia, merupakan salah satu perusahaan yang berada dalam industri kecil obat tradisional (IKOT), meluncurkan produk minuman kesehatan Curma pada tahun 2008 dengan sasaran konsumen remaja pada usia 16-17 tahun. Oleh sebab itu, perusahaan memerlukan strategi promosi yang tepat untuk mengkomunikasikan produk Curma tersebut kepada konsumen. Penelitian yang dilakukan di PT Biofarmaka Indonesia, Bogor pada bulan Maret sampai Mei 2009 ini bertujuan (1) Mengkaji bentuk kegiatan promosi produk minuman kesehatan Curma yang telah dilakukan PT Biofarmaka Indonesia, (2) Menganalisis faktor-faktor yang paling mempengaruhi penyusunan strategi promosi pada produk minuman kesehatan Curma PT Biofarmaka Indonesia, (3) Menyusun rekomendasi alternatif strategi promosi produk minuman kesehatan Curma yang paling tepat bagi PT Biofarmaka Indonesia sesuai dengan peluang dan kendala yang dihadapi. Responden penelitian adalah manajer pemasaran PT Biofarmaka Indonesia sebanyak 2 responden. Penelitian ini menggunakan Proses Hirarki Analitik (PHA) untuk menganalisis hirarki keputusan faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi dan pemilihan alternatif strategi promosi melalui matriks banding berpasangan di kuisioner. Data yang diperoleh melalui kuisioner diolah dengan menggunakan program komputer expert choice 2000. PT Biofarmaka Indonesia telah melakukan kegiatan promosi periklanan below the line (periklanan yang tidak mengharuskan adanya pembayaran komisi kepada biro iklan) melalui penyebaran brosur, leaflet, dan pembuatan stand kasa sebagai pajangan di tempat penjualan. Perusahaan juga telah melakukan promosi penjualan (sales promotion) dengan strategi tarik (pull strategy) melalui pemberian potongan harga (discount), pameran dagang (IPB fair 2008, Agrinex 2009, Moluska 2009, dan Halal science) dan pekan raya (Pekan Raya Jakarta). ii
Humas/Publisitas (public relation) dilakukan perusahaan sebagai kegiatan promosi dengan memberikan konsultasi gratis di kios herbal PT Biofarmaka Indonesia dan pemberitaan mengenai produk Curma di website perusahaan. Pemasaran Langsung (direct marketing) di mall Botani Square Bogor, kios herbal Taman Kencana, Agrimart IPB, dan pemasaran online (di website dan space iklan) telah dilakukan sebagai kegiatan promosi produk minuman kesehatan Curma. Hasil pengolahan hirarki keputusan menunjukkan bahwa faktor anggaran dengan bobot 0,479 memiliki pengaruh terbesar dalam penyusunan strategi promosi produk Curma. Sub faktor anggaran, yaitu perputaran kas (cash) dengan bobot 0,303 dan penjualan sebelumnya (sale) dengan bobot 0,175, akan mempengaruhi faktor anggaran. Rasio inkonsistensi sebesar 0,03 menunjukkan bahwa data yang diperoleh untuk pengolahan hirarki tersebut dapat diterima dan dipercaya kebenarannya. Hasil pengolahan hirarki keputusan juga menunjukkan bahwa faktor dana (0,473) adalah faktor kendala utama yang menjadi penghambat dalam pemilihan strategi promosi produk Curma. Sedangkan faktor pendukung utama yang mampu meminimalisir kendala dalam pemilihan strategi promosi produk Curma adalah faktor produk dengan bobot 0,090. Berdasarkan kendala yang dihadapi dan pendukung yang dimiliki perusahaan, prioritas utama alternatif strategi promosi produk Curma yang tepat adalah menitikberatkan pada promosi penjualan (sales promotion) dengan bobot 0,263. Kegiatan promosi penjualan dapat dilakukan dengan strategi tarik (pull strategy) seperti pemberian potongan harga pembelian (discount), memberikan contoh produk, mengikuti pameran penjualan, bazar, pekan raya, pemberian hadiah berupa pin, stiker dan alat tulis yang berlogokan Curma.
iii
STRATEGI PROMOSI PRODUK MINUMAN KESEHATAN CURMA (TEMULAWAK DAN MADU) DI PT BIOFARMAKA INDONESIA
CLARA LARASATI SIMORANGKIR H34052739
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009
iv
Judul Skripsi
: Strategi Promosi Produk Minuman Kesehatan Curma (Temulawak dan Madu) di PT Biofarmaka Indonesia
Nama
: Clara Larasati Simorangkir
NIM
: H34052739
Disetujui, Pembimbing
Etriya, SP. MM NIP. 19780805 200501 2 001
Diketahui Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002
Tanggal Lulus: v
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Strategi Promosi Produk Minuman Kesehatan Curma (Temulawak dan Madu) di PT Biofarmaka Indonesia” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Juni 2009
Clara Larasati Simorangkir H34052739
vi
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Pematang Siantar pada tanggal 28 Maret 1987. Penulis adalah anak ketiga dari enam bersaudara dari pasangan Bapak A. Simorangkir dan Ibunda M. Lumban Tobing. Penulis menyelesaikan pendidikan di SDN 122360 P. Siantar pada tahun 1998 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2001 di SLTPN 7 P. Siantar. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMUN 2 P. Siantar diselesaikan pada tahun 2004. Penulis diterima pada Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) pada tahun 2005.
Selama mengikuti pendidikan, penulis aktif
berpartisipasi dalam beberapa kegiatan organisasi serta berbagai kepanitiaan di kampus seperti: anggota Himpunan Mahasiswa Agribisnis (HIPMA) IPB, Wakil Koordinator bidang Pelayanan Komisi Literatur UKM Persekutuan Mahasiswa Kristen IPB, Bendahara II Natal Civitas Akademika IPB 2008. Pada tahun 2008, penulis
juga
aktif
mengikuti
Program
Kreativitas
Mahasiswa
bidang
Kewirausahaan. Selain itu, penulis juga merupakan penerima beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) selama dua periode berturut-turut, dan menjadi asisten mata kuliah Sosiologi Umum TPB IPB periode 2007-2008.
vii
KATA PENGANTAR Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Promosi Produk Minuman Kesehatan Curma (Temulawak dan Madu) di PT Biofarmaka Indonesia”. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi produk minuman kesehatan Curma di PT Biofarmaka Indonesia dan alternatif strategi promosi yang tepat untuk produk minuman kesehatan Curma di PT Biofarmaka Indonesia sesuai dengan kendala yang dihadapi dan pendukung yang dimiliki. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Etriya, SP. MM atas bimbingan yang telah diberikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan karena
keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan pada skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Juni 2009
Clara Larasati Simorangkir H34052739
viii
UCAPAN TERIMAKASIH Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Pertamatama penulis hendak mengucapkan syukur kepada Allah Bapa di Surga, atas penyertaan dan perlindungan-Nya dari awal penelitian hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Selanjunya, penulis ingin menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada: 1.
Ayahanda A. Simorangkir, Ibunda M. L. Tobing, Abang (Windy dan Roy), Adik (Jojo, Ayu, Gita), dan William untuk setiap dukungan, cinta kasih, dan doa yang diberikan. Semoga ini bisa menjadi persembahan yang terbaik.
2.
Etriya, SP. MM selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu, dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
3.
Ir. Burhanudin, MM selaku dosen penguji utama atas masukan dan saran yang diberikan kepada penulis dalam rangka penyempurnaan skripsi ini.
4.
Ir. Narni Farmayanti, Msc selaku dosen penguji komisi akademik atas masukan dan saran yang diberikan kepada penulis dalam rangka penyempurnaan skripsi ini.
5.
Dr. Ir. Ratna Winandi, MS yang telah menjadi pembimbing akademik dan seluruh dosen serta staf Departemen Agribsisnis.
6.
Andhika Yudisthira selaku manajer pemasaran dan seluruh staf karyawan PT Biofarmaka Indonesia atas dukungan dan informasi yang telah diberikan untuk membantu menyelesaikan skripsi ini.
7.
Teman-teman agribisnis 42 (Grace, Manda, Lenny, Ivan, Sandro, Desy N, Vica, Yusda, Tiara, Rina, dan ita), teman-teman komisi Literatur UKM PMK IPB, dan teman hidup di Bogor (Ava, Thesa, Esther, Wenny, Jane, Demak, dan Ninuk) untuk setiap dukungan, diskusi, kebersamaan, dan doa yang diberikan untuk membantu penyelesaian skripsi.
8.
Institut Pertanian Bogor atas beasiswa PPA yang telah diberikan kepada penulis selama dua tahun terakhir ini.
Bogor, Juni 2009 Clara Larasati Simorangkir ix
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ...............................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................
xiv
I
PENDAHULUAN .................................................................... 1.1 Latar Belakang ............................................................... 1.2 Perumusan Masalah ....................................................... 1.3 Tujuan ............................................................................ 1.4 Manfaat .......................................................................... 1.5 Ruang Lingkup ................................................................
1 1 5 8 8 9
II
TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 2.1 Tinjauan Teoritis ........................................................... 2.1.1 Biofarmaka ....................................................... 2.1.2 Temulawak ....................................................... 2.2 Hasil Penelitian Terdahulu ............................................
10 10 10 11 12
III
KERANGKA PEMIKIRAN .................................................. 3.1 Kerangka Teoritis .......................................................... 3.1.1 Pengertian dan Konsep Pemasaran .................. 3.1.2 Strategi Bauran Pemasaran (marketing mix) .... 3.1.3 Sistem Komunikasi Pemasaran ........................ 3.1.4 Definisi Promosi dan Bauran Promosi ............. 3.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Bauran Promosi ............................ 3.1.6 Metode Proses hirarki analitik (PHA) ............. 3.2 Kerangka Operasional ...................................................
18 18 18 20 22 23 32 35 37
IV
METODOLOGI PENELITIAN ............................................ 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................ 4.2 Jenis Data ...................................................................... 4.3 Metode Pengumpulan Data ........................................... 4.4 Metode Pengolahan Data .............................................. 4.4.1 Analisis Deskriptif ............................................ 4.4.2 Analisis Hirarki Keputusan .............................. 4.5 Defenisi Operasional ...................................................... 4.5.1 Hirarki Pertama ................................................ 4.5.2 Hirarki Kedua ................................................... 4.5.3 Alternatif Strategi Promosi ...............................
40 40 40 40 41 41 42 48 48 49 50
V
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ................................ 5.1 Sejarah, Visi dan Misi PT Biofarmaka Indonesia .......... 5.1.1 Sejarah PT Biofarmaka Indonesia .................... 5.1.2 Visi dan Misi PT Biofarmaka Indonesia .......... 5.2 Lokasi PT Biofarmaka Indonesia ................................... 5.3 Struktur Organisasi PT Biofarmaka Indonesia ..............
52 52 52 53 54 54 x
5.4 5.5
Produk-Produk PT Biofarmaka Indonesia ..................... Operasional Kegiatan PT Biofarmaka Indonesia ........... 5.5.1 Pengadaan Bahan Baku .................................... 5.5.2 Proses Produksi ................................................ 5.5.3 Penjualan Produk .............................................. Produk Minuman Kesehatan Curma ..............................
56 58 58 58 60 61
STRATEGI PROMOSI PRODUK CURMA ........................ 6.1 Strategi Promosi Produk Minuman Kesehatan Curma Oleh PT Biofarmaka Indonesia ......................... 6.2 Analisis Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Strategi Promosi Produk Curma ................. 6.2.1 Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Strategi Promosi ........................... 6.2.2. Analisis Model Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Strategi Promosi . 6.3 Analisis Pemilihan Alternatif Strategi Promosi Produk Minuman Kesehatan Curma ........................................... 6.3.1 Kendala yang Dihadapi dan Pendukung yang Dimiliki oleh PT Biofarmaka Indonesia .......... 6.3.2. Analisis Model Pemilihan Alternatif Strategi Promosi Produk Curma ....................................
63
83
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... 7.1 Kesimpulan ................................................................... 7.2 Saran ...............................................................................
97 97 98
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................
100
LAMPIRAN
102
5.6 VI
VII
.......................................................................................
63 65 66 68 78 78
xi
DAFTAR TABEL Nomor
Halaman
1.
Produksi Tanaman Obat di Indonesia 2003 – 2007 ..................
2
2.
Nilai dan Volume Ekspor Biofarmaka Indonesia (Januari 2002 – Agustus 2007) ..................................................
3
Tingkat Penjualan Produk Minuman Kesehatan Curma PT Biofarmaka Indonesia bulan September 2008-Mei 2009 ......
7
4.
Judul, Tujuan, dan Alat Analisis Penelitian Terdahulu .............
17
5.
Nilai Skala Banding Berpasangan .............................................
44
6.
Nilai Indeks Acak (RI) Matriks Berorde 2 sampai 8 ..................
47
7.
Daftar Produk PT Biofarmaka Indonesia ...................................
57
8.
Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horizontal antar elemen pada tingkat 2 (Hirarki Pertama) ...................................
70
Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horizontal antar elemen pada tingkat 3(Hirarki Pertama) ....................................
72
10. Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horizontal antar elemen pada tingkat 4 (Hirarki Pertama) ....................................
73
11. Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horizontal antar elemen pada tingkat 2 (Hirarki Kedua) ......................................
85
12. Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horizontal antar elemen pada tingkat 3(Hirarki Kedua) .......................................
85
13. Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horizontal antar elemen pada tingkat 4 (Hirarki Kedua) .......................................
87
14. Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horizontal antar elemen pada tingkat 5 (Hirarki Kedua) ......................................
88
15. Program dan Waktu Pelaksanaan Strategi Promosi Produk Curma ............................................................................
96
3.
9.
xii
DAFTAR GAMBAR Nomor
Halaman
1.
Perkembangan IKOT/IOT di Indonesia 1993-2003 ..................
4
2.
Lima M dalam Periklanan ...........................................................
25
3.
Perbandingan Antara Strategi Dorong (Push Strategy) dengan Strategi Tarik (Pull Strategy) ........................................
33
4.
Kerangka Operasional Penelitian ..............................................
39
5.
Model Struktur Proses Hierarki Analitik ..................................
43
6.
Matriks Pendapat Individu ........................................................
45
7.
Matriks Pendapat Gabungan .....................................................
46
8.
Model Hirarki Keputusan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Strategi Promosi Produk Curma .............................
69
Hasil Pengolahan Vertikal Model Hirarki Keputusan Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Strategi Promosi ...................
76
10. Model Hirarki Keputusan Pemilihan Alternatif Stratetegi Promosi yang Tepat Untuk Produk Curma ...............................
83
11. Hasil Pengolahan Vertikal Model Hirarki Keputusan Pemilihan Alternatif Stratetegi Promosi yang Tepat bagi Produk Curma ..
92
9.
xiii
DAFTAR LAMPIRAN Nomor
Halaman
1.
Struktur Organisasi PT Biofarmaka Indonesia ...........................
100
2.
Gambar Media Promosi Produk Curma .....................................
101
3.
Kuisioner Matriks Banding Berpasangan ..................................
102
xiv
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan, obat-obatan, dan bahan kosmetik. Gaya hidup back to nature, yang berkembang saat ini, menarik masyarakat Indonesia untuk memanfaatkan keanekaragaman hayati tersebut.
Hal ini dapat mengangkat
kembali budaya Indonesia yaitu meracik jamu dan ramuan obat-obatan tradisional. Jamu dan obat-obatan tersebut diracik dengan menggunakan beragam tumbuhan, akar-akaran, dan bahan alami lainnya, termasuk diantaranya tanaman obat (biofarmaka). Potensi back to nature juga mengisyaratkan bahwa tanaman obat semakin penting peranannya dalam pola konsumsi makanan, minuman, dan obat-obatan masyarakat. Biofarmaka (tanaman obat) didefinisikan sebagai sumber daya alam (bioresources) yang mempunyai manfaat obat, makanan fungsional dan suplemen diet (obat dan nutraceuticals) untuk manusia, hewan, tumbuhan dan lingkungannya. Berdasarkan hasil kajian yang pernah dilakukan sampai tahun 2000, ditemukan sebanyak 1.845 jenis tumbuhan biofarmaka yang tersebar di berbagai formasi hutan Indonesia dan ekosistem alam lainnya (Pusat Studi Biofarmaka IPB 2005). Potensi ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat tanaman obat (biofarmaka) di dunia. Tanaman obat (biofarmaka) telah dibudidayakan secara tradisional oleh masyarakat dalam jumlah besar maupun kecil.
Adapun tanaman obat yang
diproduksi di Indonesia adalah jahe, lengkuas, kencur, kunyit, lempuyang, temulawak, temuireng, kejibeling, dringo, kapulaga, temukunci, mengkudu/pace, dan sambiloto.
Pada Tabel 1 dapat dilihat produksi tanaman obat di Indonesia
periode 2003 – 2007. Tanaman obat yang paling tinggi diproduksi di Indonesia adalah jahe yang mengalami peningkatan sebesar 39,58 persen dari tahun 2005 sampai tahun 2007 (Statistik Produksi Hortikultura 2008).
Perubahan
peningkatan produksi tanaman obat terbesar terjadi pada tahun 2005 sebesar 47,76 persen.
Secara keseluruhan data produksi tanaman obat di Indonesia
menunjukkan peningkatan jumlah produksi setiap tahunnya. 1
Tabel 1. Produksi Tanaman Obat di Indonesia Periode 2003 - 2007 Komoditi
Produksi (Kg) 2004
2005
2006
125.386.480 24.588.226 19.527.111 30.707.451 4.684.297 11.761.984 4.490.430
104.788.634 24.298.854 22.609.057 40.467.232 6.025.358 16.666.504 6.174.186
125.827.413 36.292.530 35.478.405 82.107.401 8.896.585 22.582.041 7.724.957
177.137.949 44.369.523 47.081.020 112.897.776 5.773.432 21.359.086 5.607.046
710.998
699.695
1.348.438
1.902.692
869.599
Dringo 495.277 257.380 417.566 Kapulaga 3.563.118 4.218.038 7.179.325 Temukunci 654.864 1.438.138 2.562.532 Mengkudu 1.910.000 3.509.087 9.820.799 Sambiloto 231.024 566.956 2.150.885 Jumlah 228.711.260 231.719.119 342.388.877 Perubahan Peningkatan 1,32 % 47,76 % Sumber : Direktorat Jendral Hortikultura (2008) Pemutakhiran Terakhir ( Selasa, 23 September 2008 )
610.103 13.144.127 2.034.690 12.983.957 2.656.234 447.557.634 30,72 %
507.667 14.526.505 2.445.674 14.015.795 1.298.974 474.911.940 6,11 %
Jahe Lengkuas Kencur Kunyit Lempuyang Temulawak Temuireng Kejibeling
2003
2007 178.502.542 41.619.147 48.366.947 117.463.680 6.308.391 40.800.834 8.186.185
Perkembangan produksi tanaman obat di Indonesia meningkatkan perkembangan penelitian untuk menciptakan produk baru yang berbahan baku alami dari tanaman obat. Peningkatan produksi ini juga menjadikan tanaman obat sebagai salah satu komoditas ekspor di Indonesia. Tanaman obat Indonesia telah diekspor ke berbagai negara seperti Jepang, Australia, Singapura, Malaysia, Thailand, Saudi Arabia, dan United State. Tabel 2 menunjukkan nilai dan volume ekspor tanaman obat Indonesia dari Januari 2002 sampai Agustus 2007. Jahe segar adalah komoditi utama yang memiliki nilai dan volume ekspor terbesar.
Nilai ekspor jahe meningkat dari tahun 2002 sampai tahun 2004,
sedangkan tahun 2005 sampai tahun 2007 menurun seiring dengan menurunnya volume ekspor jahe segar tersebut. Hal ini disebabkan oleh penurunan harga untuk kategori bahan alam di industri farmasi secara global (Kirman C 2008). Berbeda dengan komoditi jahe, beberapa komoditi tanaman obat lainnya seperti Mixtures of spices (campuran rempah-rempah), Other spices (rempah-rempah lainnya), dan Liquorice roots mengalami peningkatan nilai ekspor setiap tahunnya. Akan tetapi, masih banyak komoditi tanaman obat yang belum mampu 2
menjaga kontinuitas ekspor sehingga nilai dan volume ekspor yang dihasilkan tidak ada. Tabel 2. N o 1 2 3 4 5
Nilai dan Volume Ekspor Tanaman Obat (Biofarmaka) Indonesia [Januari 2002 – Agustus 2007]
Komoditi
2002 0 3578 352 96 64
2003 2 2880 996 556 145
Nilai (US $ 000) 2004 2005 2006 2 3 8 6840 2175 1898 409 0 0 41 12 6 1 0 0
2007 294 740 0 2 0
Daun Salam Jahe Segar Jahe kering Kunyit segar Kunyit lainnya Kunir 6 (curcuma) 26 17 8 0 0 0 segar Campuran 7 rempah29 241 577 749 748 252 rempah Bumbu kare 8 255 34 84 77 61 43 (curry) Rempah9 rempah 965 1489 1947 3821 3854 2084 lainnya Akar 10 0 23 113 118 7 71 Gingseng Other 11 turmeric 86 304 268 1090 1255 482 (curcuma) Liquorice 12 54 55 423 469 225 648 roots 13 Temulawak 38 103 12 0 0 0 Lada (Cubeb 14 186 128 47 0 0 0 pepper) Sumber : Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka (2009)
Volume (Ton) 2005 2006 2007 2 10 243 2399 1714 1498 0 0 0 30 15 4 0 0 0 0
0
0
47
53
139
50
83
28
7922
4404
1398
523
48
446
1329
2647
763
572
286
236
0
0
0
0
0
0
Perkembangan nilai dan volume ekspor tanaman obat di Indonesia menunjukkan bahwa tanaman biofarmaka dapat semakin berkembang di masa yang akan datang.
Potensi tanaman obat yang dimiliki Indonesia ini telah
dimanfaatkan oleh beberapa industri obat, jamu dan kosmetik dalam negeri, seperti: PT Sido Muncul, Martha Tilaar Group, PT Ny Meneer, PT Mustika Ratu, GP Jamu, PT Jamu Jago, PT Air Mancur, dan PT Vitaher.
Selain industri
tersebut, tanaman obat juga dimanfaatkan oleh industri kecil obat tradisional (IKOT) dan industri obat tradisional (IOT) lainnya. Pada Gambar 1 dapat dilihat perkembangan IKOT/IOT di Indonesia yang tercatat pada tahun 1993-2003 telah mencapai 1.100 perusahaan (Deptan 2007).
3
T/IOT di Indonesia yanng tercatat pada p tahun G Gambar 1. Perkembaangan IKOT 1993-20003 Sumber: Baadan Penelitiann dan Pengembbangan Pertanian, Deptan (20 007)
Perkembangan industri inii menunjukkkan bahwaa tanaman obat dan k keanekaraga aman hayati lainnya telaah dimanfaattkan untuk oobat-obatan, jamu, dan b bahan kecanntikan. Perrkembangan industri yan ng bergerakk di bidang kesehatan, o obat-obatan tradisional, dan kecaantikan men nunjukkan aadanya suaatu potensi e ekonomi yaang mengunntungkan baagi perusahaaan yang heendak bergeerak dalam i industri terssebut.
Perrkembangann IKOT dann IOT di Indonesia juga j dapat
m menimbulka an terjadinyya persaingaan antar perrusahaan daalam mempertahankan p pangsa pasaarnya.
Oleeh sebab ituu, setiap peerusahaan daalam industtri tersebut
d dituntut unttuk memiliiki strategi pemasaran yang tepaat untuk menghadapi m p persaingan.
Strategi pemasaran yang dilaakukan peruusahaan tiddak hanya
m mengemban ngkan kualitaas produk, penetapan haarga yang meenarik, dan penyediaan p p produk unttuk pelangggan sasarann saja.
N Namun, peerusahaan juuga dapat
m mengkomun nikasikan produk p kepaada konsum men melaluui kegiatann promosi. S Strategi pro omosi yang dijalankan perusahaann merupakann saluran komunikasi k a antara perusahaan dan konsumen untuk mennyampaikan tawaran prroduk dari p perusahaan. m Strategi promosi sangat dibutuhkaan perusahaaan untuk menghadapi p persaingan y yang timbul, terutama baagi perusahaaan yang baruu. 4
Strategi promosi dapat mempertahankan pangsa pasar yang ada dan bahkan mampu meningkatkan pangsa pasar serta memperkuat merek perusahaan di pasar. Bagi perusahaan yang baru, strategi promosi dapat menjadi alat untuk memperkenalkan produk ke dalam pasar sehingga konsumen tertarik untuk melakukan pembelian terhadap produknya. Selain itu, promosi yang dilakukan perusahaan dapat merangsang konsumen untuk menyadari kebutuhan akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut. Keberhasilan strategi promosi akan menentukan besarnya keuntungan yang diperoleh perusahaan dan posisi produk dibenak konsumen. Oleh karena itu, penelitian mengenai strategi promosi perlu dilakukan di perusahaan yang bergerak dalam industri obat tradisional untuk menghadapi persaingan. 1.2. Perumusan Masalah PT Biofarmaka Indonesia (Biofarindo) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi dan pemasaran produk-produk biofarmaka (tanaman obat) dan layanan jasa untuk produk herbal. PT Biofarmaka Indonesia (Biofarindo) merupakan Satuan Usaha Akademik (SUA) yang berada dibawah Pusat Studi Biofarmaka-Institut Pertanian Bogor. PT Biofarmaka Indonesia didirikan pada tahun 2005 sebagai Badan Usaha Komersial berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang merupakan pengembangan dari Divisi Produk PSB (Pusat Studi Biofarmaka).
PT Biofarmaka Indonesia (Biofarindo) mengembangkan bibit
tanaman obat, simplisia, serbuk, ekstrak dan produk olahan lain dalam bentuk minuman instant, kapsul obat-obatan, rebusan dan permen herbal. Semua produk PT Biofarmaka Indonesia mendapat pengawasan penuh dari Pusat Studi Biofarmaka-IPB dengan kelengkapan laboratorium pendukung untuk uji kualitas. PT Biofarmaka Indonesia merupakan salah satu Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT) yang telah melakukan pengembangan tanaman biofarmaka menjadi produk herbal (bibit tanaman obat, simplisia, serbuk, ekstrak dan produk olahan lain dalam bentuk minuman instant, kapsul obat-obatan, rebusan dan permen herbal) sejak tahun 2005. PT Biofarmaka Indonesia mengalami ketatnya persaingan dalam industri obat tradisional, jamu, dan minuman kesehatan di kota Bogor. Persaingan yang terjadi itu menuntut PT Biofarmaka Indonesia untuk 5
mampu bersaing dengan perusahaan lain di Bogor seperti Dr. Liza, PT Lisna Agung, CV Taman Syifa, dan CV Fatimah.
PT Biofarmaka Indonesia juga
bersaing dengan perusahaan yang menjadi market leader di pasar obat, jamu, dan minuman kesehatan seperti PT Sidomuncul, PT Nyonya Meneer, PT Mustika Ratu dan lain sebagainya. Persaingan yang dihadapi PT Biofarmaka Indonesia mengakibatkan terjadinya kesulitan dalam memasarkan produk-produk yang dihasilkan PT Biofarmaka Indonesia ke konsumen.
Hal ini terjadi karena belum banyak
konsumen yang mengenal produk yang dihasilkan PT Biofarmaka Indonesia dengan baik. Selain itu, karakteristik produk yang dihasilkan PT Biofarmaka Indonesia bersifat obat-obatan berkala mengakibatkan perputaran produk berlangsung dalam jangka waktu lama.
Kendala tersebut menyebabkan PT
Biofarmaka Indonesia sulit memilih saluran distribusi yang tepat untuk produkproduknya. PT Biofarmaka Indonesia berusaha mengatasi masalah tersebut dengan meluncurkan produk baru pada September 2008 yaitu produk minuman kesehatan Curma dengan konsumen sasaran remaja (16-17 tahun) dari kalangan menengah ke atas. Minuman kesehatan Curma terbuat dari ekstrak temulawak dan madu murni yang secara khusus diformulasikan untuk menjaga kesehatan hati dan pencernaan, menambah nafsu makan, meningkatkan daya tahan tubuh, baik untuk panas dalam dan sariawan. PT Biofarmaka Indonesia juga meluncurkan produk minuman kesehatan Curma ini sebagai perwujudan simposium internasional temulawak 2008 yang mengangkat temulawak sebagai ikon jamu Indonesia. Hal ini akan mendukung perkembangan produk minuman kesehatan Curma di masa yang akan datang. Dimana, produk Curma memiliki peluang sebagai salah satu produk yang dihasilkan dari ikon jamu Indonesia. Gaya hidup back to nature juga merupakan potensi besar yang dimanfaatkan PT Biofarmaka Indonesia dalam menawarkan produk minuman kesehatan Curma kepada konsumen. Bahan baku produk minuman kesehatan Curma yang berasal dari tanaman obat merupakan bahan alami yang dibutuhkan dalam gaya hidup back to nature. Pada tahun 2009, produk minuman kesehatan 6
Curma ini diharapkan dapat menembus pasar sehingga penjualan perusahaan meningkat.
Selain itu, perusahaan berharap produk Curma dapat membawa
produk-produk PT Biofarmaka Indonesia yang telah ada selama ini semakin dikenal oleh masyarakat. PT Biofarmaka Indonesia telah melakukan kegiatan promosi untuk memperkenalkan produk minuman kesehatan Curma kepada konsumen pada saat peluncuran produk. Akan tetapi, sebesar 96,67 persen konsumen sasaran (remaja usia 16-17 tahun) produk minuman kesehatan Curma yang diwawancarai belum mengetahui keberadaan produk tersebut (wawancara pada 30 orang responden, Maret 2009). Berdasarkan wawancara pada Maret 2009 diketahui bahwa 80,33 persen konsumen sasaran menyukai rasa produk Curma. Hal ini membuktikan bahwa produk Curma dapat diterima oleh konsumen sasaran produk tersebut. Tabel 3 menunjukkan bahwa kondisi penjualan produk minuman kesehatan Curma pada bulan September 2008-Mei 2009 sangat berfluktuasi. Penjualan produk Curma terbesar adalah pada bulan Januari 2009 yaitu sebesar 269 botol. Hal ini juga menunjukkan bahwa penjualan produk Curma belum stabil sehingga PT Biofarmaka Indonesia perlu melakukan kegiatan promosi yang tepat agar konsumen sasaran (remaja usia 16-17 tahun) mengetahui keberadaan produk minuman kesehatan Curma. Strategi promosi yang akan dijalankan tidak terlepas dari unsur-unsur marketing mix (bauran pemasaran) lainnya yaitu produk, harga, dan distribusi.
Pelaksanaan promosi juga perlu mempertimbangkan
anggaran yang dimiliki perusahaan dan kemampuan perusahaan mengidentifikasi kriteria produk yang diinginkan konsumen. Tabel 3. Tingkat Penjualan Produk Minuman Kesehatan Curma PT Biofarmaka Indonesia bulan September 2008-Mei 2009 Waktu September Oktober 2008 November Desember Januari Februari 2009 Maret April Mei Sumber: PT Biofarmaka Indonesia (2009)
Penjualan (Botol) 138 193 81 215 269 32 75 81 23
7
Strategi promosi yang dapat diterapkan melipusti bauran promosi antara lain periklanan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat dan publisitas (public relation), penjualan pribadi (personal selling) serta pemasaran langsung (direct marketing). Penyusunan strategi promosi yang akan diterapkan PT Biofarmaka Indonesia dipengaruhi oleh anggaran promosi yang disediakan perusahaan, karakteristik produk, keadaan pasar, karakteristik konsumen, dan bauran pemasaran lainnya. Melalui analisis strategi promosi dan faktor yang mempengaruhinya, diharapkan PT Biofarmaka Indonesia dapat menentukan strategi promosi yang tepat bagi produk Curma untuk mencapai tujuan perusahaan dan sesuai dengan kendala yang dihadapi serta pendukung yang dimiliki perusahaan. Berdasarkan hal di atas dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu : 1.
Bagaimana bentuk kegiatan promosi produk minuman kesehatan Curma yang telah dilakukan oleh PT Biofarmaka Indonesia ?
2.
Faktor-faktor apa yang mempengaruhi
penyusunan strategi promosi
minuman kesehatan Curma di PT Biofarmaka Indonesia ? 3.
Bagaimana alternatif strategi promosi yang tepat untuk diterapkan oleh PT Biofarmaka Indonesia terhadap produk minuman kesehatan Curma ?
1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1.
Mengidentifikasi bentuk kegiatan promosi produk minuman kesehatan Curma yang telah dilakukan PT Biofarmaka Indonesia
2.
Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi pada produk minuman kesehatan Curma PT Biofarmaka Indonesia
3.
Menyusun alternatif strategi promosi produk minuman kesehatan Curma yang tepat bagi PT Biofarmaka Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan berguna bagi perusahaan, penulis, dan pembaca. Penelitian ini diharapkan berguna untuk : 8
1.
Menentukan strategi kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan promosi produk minuman kesehatan Curma di PT Biofarmaka Indonesia
2.
Penerapan ilmu yang diperoleh penulis selama masa perkuliahan
3.
Sumber informasi bagi pembaca mengenai strategi promosi di perusahaan obat tradisional dan sebagai masukan bagi penelitian selanjutnya.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini terbatas pada perusahaan selaku pemasar. Penelitian ini dibatasi pada bidang pemasaran yang spesifik yaitu bidang promosi produk minuman kesehatan Curma tanpa memperdalam masalah medis, proses produksi produk minuman kesehatan Curma secara detail, serta tidak menganalisis bauran pemasaran lainnya seperti harga, produk, dan distribusi secara detail pula. Hal ini disebabkan permasalahan yang dihadapi perusahaan adalah penentuan strategi promosi yang tepat sesuai dengan kondisi perusahaan dalam industri obat tradisional saat ini. Selain itu, peneliti juga mengalami keterbatasan untuk memperoleh data keuangan (volume penjualan produk PT Biofarmaka Indonesia secara keseluruhan dan keuntungan) karena bersifat internal bagi perusahaan. Metode yang digunakan adalah metode proses hirarki analitik (PHA) dan diolah dengan program expert choice 2000.
Responden adalah para pengambil
keputusan mengenai pemilihan dan pelaksanaan strategi promosi.
Penentuan
responden didasarkan pada kemampuan responden dan aktivitas mereka yang bersentuhan langsung dengan pengembangan produk minuman kesehatan Curma.
9
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 Biofarmaka Biofarmaka didefinisikan sebagai sumber daya alam (bioresources) yang mempunyai manfaat obat, makanan fungsional dan suplemen diet (obat dan nutraceuticals) untuk manusia, hewan, tumbuhan dan lingkungannya. Sehingga berdasarkan definisi tersebut, jika dilihat dari kelompok komoditasnya, biofarmaka sangat bervariasi dan kaya akan keragaman, yaitu dapat berupa hewan, mikroorganisme, tumbuhan liar hutan, tanaman pangan, tanaman perkebunan, tanaman hortikultura, atau organisme yang terdapat di lautan, seperti terumbu karang, dan sebagainya (PSB IPB 2005). Biofarmaka yang banyak digunakan saat ini adalah berupa tumbuhan yang memiliki khasiat dan manfaat bagi manusia, dalam bentuk obat tradisional (jamu) serta makanan dan minuman sebagai pangan fungsional maupun obat luar. Biofarmaka yang biasa digunakan sebagai ramuan jamu dan obat-obatan adalah dari famili Zingiberaceae seperti kunyit, temulawak, jahe, kencur, lempuyang, lengkuas, dan temu-temuan lainnya. Disamping itu, ada beberapa jenis tanaman rempah famili Piperaceae, Apiaceae, Liliaceae, dan Solanoceae (Darusman et al 2003, diacu dalam Yuliawati 2008). Potensi pengembangan biofarmaka di Indonesia masih terbuka lebar. Indonesia adalah negara yang kaya akan jumlah jenis biofarmaka dan yang merupakan
negara kedua terbesar setelah Brazil, Indonesia memiliki 40.000
spesies tanaman dan 940 diantaranya berkhasiat obat. Namun demikian, dari 646 biofarmaka yang diteliti baru sekitar 465 jenis yang dimanfaatkan oleh Industri Obat Tradisional, sehingga prospek biofarmaka untuk lebih dieksplorasi dan dikembangkan seiring kemajuan ilmu dan teknologi terbuka lebar (PSB IPB 2005). Pemanfaatan potensi biofarmaka tersebut masih menghadapi beberapa kendala antara lain: (1) Penelitian ilmiah terhadap obat tradisional khususnya biofarmaka masih kurang intensif; (2) Produk-produk berbahan baku biofarmaka dari luar negeri yang membanjiri pasar dalam negeri; (3) Biofarmaka masih digunakan untuk pengobatan keluarga; (4) Tidak ada jaminan manfaat dan 10
khasiatnya; (5) Komitmen dan dorongan dari pemerintah dalam pengembangan biofarmaka masih rendah; (6) Pengujian biofarmaka pada manusia masih sulit mendapat legalitas, dan (7) masih mahalnya biaya pengujian biofarmaka hingga menjadi fitofarmaka yang terbukti secara klinis berkhasiat dan terjamin keamanannya (Furnawanthi 2002, diacu dalam Yuliawati 2008). 2.1.2 Temulawak Temulawak merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu dari familia (jenis) Zingiberaceae. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) banyak ditemukan di hutan-hutan daerah tropis. Temulawak juga berkembang biak di tanah tegalan sekitar pemukiman, terutama pada tanah gembur, sehingga buah rimpangnya mudah berkembang menjadi besar. Temulawak termasuk jenis tumbuh-tumbuhan herbal yang batang pohonnya berbentuk batang semu dan tingginya dapat mencapai 2 meter. Daunnya lebar dan pada setiap helaian dihubungkan dengan pelapah dan tangkai daun yang agak panjang. Temulawak mempunyai bunga yang berbentuk unik (bergerombol) dan berwarna kuning tua. Rimpang temulawak sejak lama dikenal sebagai bahan ramuan obat. Aroma dan warna khas dari rimpang temulawak adalah berbau tajam dan daging buahnya berwarna kekuning-kuningan. Daerah tumbuhnya selain di dataran rendah juga dapat tumbuh baik sampai pada ketinggian tanah 1500 meter di atas permukaan laut (Ditjen Hortikultura 2006). Rimpang temulawak Rimpang ini mengandung 48-59,64 persen zat tepung, 1,6-2,2 persen kurkumin, dan 1,48-1,63 persen minyak asiri. Tepung merupakan kandungan utama, jumlahnya bervariasi antara 48 – 59,64 persen tergantung dari ketinggian tempat tumbuhnya, makin tinggi tempat tumbuhnya makin rendah kadar tepungnya. Selain tepung, temulawak juga mengandung zat gizi antara lain karbohidrat, protein dan lemak serta serat kasar mineral seperti kalium (K), natrium (Na), magnesium (Mg), zat besi (Fe), mangan (Mn) dan Kadmium (Cd). Komponen utama kandungan zat yang terdapat dalam rimpang temulawak adalah zat kuning yang disebut ” kurkumin” dan juga protein, pati, serta zat–zat minyak atsiri. Minyak atsiri temulawak mengandung phelandren,
11
kamfer, borneol, xanthorrizol, tumerol dan sineal. Kandungan kurkumin berkisar antara 1,6% - 2,22% dihitung berdasarkan berat kering. Secara empirik dan ilmiah zat aktif uji klinik, temulawak mempunyai 7 manfaat yaitu
memperbaiki nafsu makan, memperbaiki fungsi pencernaan,
memelihara kesehatan fungsi hati, mengurangi nyeri sendi dan tulang, menurunkan lemak darah, antioksidan, membantu memelihara kesehatan, dan membantu menghambat penggumpalan darah. Menurut ahli jamu, temulawak dapat dipakai untuk penyakit ginjal, demam, penyakit kuning, gangguan pada getah empedu, dan beberapa masalah lain. Menurut Prof. Dr. Suwijiyo Pramono, Apt dari fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada temulawak ampuh mengatasi kolesterol. Pada uji klinis yang melibatkan 80 pasien kolesterol tinggi hiperlipidemia, pemberian 2 kapsul ekstrak temulawak selama 2 kali sehari dalam 4 minggu dapat menurunkan kadar kolesterol 18,25%. Doktor Fitokimia dari Universitas Toulouse Perancis itu juga mendapati kadar LDL (low density lipoprotein) dikenal sebagai kolesterol jahat turun 25,98% (PT Biofarmaka Indonesia 2008).
2. 2. Hasil Penelitian Terdahulu Simamora S (2005) menganalisis promosi produk mahkota dewa di PT Mahkota Dewa Indonesia Jakarta dengan menggunakan proses hirarki analitik (PHA). Peneliti menyatakan promosi perusahaan PT Mahkota Dewa Indonesia bertujuan untuk menciptakan kesadaran merek sehingga konsumen dapat mengenal produk-produk PT Mahkota Dewa Indonesia dan tidak beralih kepada produk kesehatan tradisional pesaing. Dari hasil penelitian dirumuskan alternatif strategi yang tepat bagi PT Mahkota Dewa Indonesia Jakarta adalah menitikberatkan promosi pada periklanan (advertising). Analisis strategi promosi suplemen kesehatan Curfos pada PT Interbat dengan proses hirarki analitik (PHA) oleh Zulhiyardi (2007) mengidentifikasi bahwa faktor penyusun strategi promosi PT Interbat didasarkan pada pemilihan kendala yang dihadapi olehnya secara berturut-turut adalah faktor pesaing diikuti oleh faktor manajemen perusahaan. Sedangkan subfaktor promosi diikuti oleh 12
subfaktor merek produk pesaing. Alternatif strategi promosi yang disarankan adalah meningkatkan aktivitas promosi yang dilakukan saat ini, menitikberatkan pada hubungan masyarakat dan publisitas, menitikberatkan pada personal selling dan pemasaran langsung. Rachmat E (2008) menganalisis strategi promosi susu formula lanjutan (follow up infant) Morinaga Chilmil pada PT Sanghiang Perkasa menggunakan alat proses hirarki analitik (PHA). Dari penelitian yang dilakukan oleh Rachmat pada susu formula lanjutan Morinaga Chilmil ditemukan bahwa strategi promosi yang telah dijalankan oleh PT Sanghiang Perkasa adalah periklanan strategi above the line (secara langsung) dan below the line (secara tidak langsung). Strategi yang dijalankan dititikberatkan pada periklanan strategi below the line karena lebih tepat sasaran serta anggaran yang dikeluarkan dapat seminimal mungkin atau jauh lebih kecil dibandingkan strategi above the line.
Faktor anggaran
merupakan bagian yang penting bagi PT Sanghiang Perkasa dalam pengambilan keputusan promosi.
Hal ini disebabkan oleh perhitungan biaya yang akan
dikeluarkan oleh perusahaan pada setiap kegiatan promosi yang dilakukan. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, alternatif strategi yang disarankan untuk dilaksanakan perusahaan adalah strategi promosi penjualan dimana anggaran biaya yang akan dikeluarkan kecil dan tidak melanggar peraturan pemerintah.
Selain itu, PT Sanghiang Perkasa berpendapat bahwa strategi
promosi penjualan merupakan saluran promosi yang paling efektif dan efisien. Berdasarkan
penelitian
diatas
mengenai
strategi
promosi,
dapat
disimpulkan bahwa rumusan alternatif strategi promosi setiap perusahaan memiliki prioritas (titikberat) yang berbeda-beda. PT Mahkota Dewa Indonesia menitikberatkan alternatif strategi promosinya pada periklanan karena PT Mahkota Dewa Indonesia ingin menciptakan kesadaran merek konsumen dan mengenalkan produknya. Sedangkan PT Interbat menitikberkan alternatif strategi promosi pada hubungan masyarakat dan publisitas. Hal ini disebabkan karena masyarakat belum mengetahui bahwa perusahaan farmasi juga memproduksi suplemen kesehatan berbahan baku biofarmaka dan sebelumnya masyarakat hanya mengenal perusahaan farmasi sebagai produsen obat berbahan baku kimia 13
murni.
PT Interbat memilih alternatif strategi promosi melalui hubungan
masyarakat dan publisitas karena adanya sistem pemasaran perusahaan yang lebih diarahkan kepada konsumen perantara yaitu dokter yang menangani kasus medis pada anak. Berbeda dengan kedua perusahaan tersebut, PT Sanghiang Perkasa berpendapat bahwa strategi promosi penjualan merupakan saluran promosi yang paling efektif dan efisien. PT Sanghiang Perkasa merupakan perusahaan yang telah menggunakan saluran iklan above the line untuk memperkenalkan produknya kepada konsumen. Hal ini akan mendukung strategi promosi yang dipilih oleh PT Sanghiang Perkasa yaitu promosi penjualan. Strategi promosi penjualan ini dilakukan karena PT Sanghiang Perkasa mengetahui bahwa produk yang dihasilkan perusahaan telah dikenal oleh masyarakat sehingga dilakukan promosi penjualan agar
konsumen lebih
memilih
membeli produknya
dibandingkan produk pesaing. Abdulloh A (2008) melakukan analisis strategi pemasaran minuman jamu instant Langsing Ramping PT Biofarmaka Indonesia dengan menggunakan proses hirarki analitik
(PHA).
Peneliti mengidentifikasi bahwa PT Biofarmaka
Indonesia telah melakukan strategi pemasaran yaitu; strategi produk, yang masih menyentuh manfaat inti dari produk; strategi harga, dengan menetapkan harga dibawah harga pesaing; strategi promosi, melalui media cetak, pameran, dan penjualan dengan pemberian discount; strategi distribusi, langsung di kios herbal dan bekerjasama dengan perusahaan distributor.
Prioritas strategi pemasaran
secara berurutan yang dipilih perusahaan adalah distribusi karena secara simultan dapat meningkatkan penjualan dan pangsa pasar secara langsung, harga merupakan indikator yang akan dapat memposisikan produk diantara pesaing, promosi merupakan alat komunikasi keberadaan dan keunggulan produk, produk yang baik akan dipilih pelanggan. Prasetiawan E (2005) melakukan penelitian pengembangan usaha minuman instant di sub divisi PSB (Pusat Studi Biofarmaka) IPB. Alternatif strategi yang disarankan adalah meningkatkan diferensiasi produk minuman instant berbahan baku biofarmaka yang alami, bermutu, dan berkualitas yang dapat dikonsumsi masyarakat luas guna menghadapi pesaing dan pendatang baru. 14
Berdasarkan identifikasi yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa kualitas produk yang dihasilkan sub divisi PSB (Pusat Studi Biofarmaka) IPB bermutu karena bahan baku yang digunakan memiliki kualitas dan kuantitas yang baik serta telah menjadi stakeholder dalam pengembangan minuman instant berbahan baku biofarmaka. Akan tetapi, inovasi program pemasaran dan kegiatan promosi masih rendah. Analisis pengembangan usaha minuman instant berbahan baku biofarmaka pada home industri Lisna Agung Kabupaten Bogor dilakukan oleh Widia Apriani pada tahun 2007. Penelitian ini mengidentifikasi bahwa produk Lisna Agung berbahan baku biofarmaka yang telah mendapatkan sertifikat produk dan harga produk sama untuk semua jenis produk yang dihasilkan dan relatif murah. Kelemahan Lisna agung adalah kualitas sumberdaya manusianya masih rendah, belum memiliki karyawan khusus di pemasaran dan Reseach and Development, proses produksi sederhana, pemasaran dan promosi masih pasif.
Alternatif
strategi yang terbaik untuk dilakukan Lisna Agung adalah memperluas jaringan distribusi dan pemasaran. Berdasarkan penelitian Abdulloh A (2008) dan Prasetiawan E (2005), dapat
disimpulkan
bahwa
PT
Biofarmaka
Indonesia
yang
merupakan
pengembangan sub divisi produk PSB (Pusat Studi Biofarmaka) IPB memiliki kualitas produk yang bermutu dan berkualitas dengan harga yang relatif murah serta memiliki kekuatan instansi yang berada di bawah Pusat Studi Biofarmaka IPB. Akan tetapi, pemasaran dan promosi yang dilakukan oleh PT Biofarmaka Indonesia belum terdistribusi dengan baik. Oleh sebab itu, alternatif strategi pemasaran yang disarankan adalah pendistribusian yang secara simultan dapat meningkatkan penjualan dan pangsa pasar secara langsung serta diferensiasi produk pada pengembangan usaha minuman instan berbahan baku biofarmaka. Lisna Agung, yang menjadi pesaing PT Biofarmaka Indonesia di Bogor, juga bergerak dalam bidang pengembangan minuman instan berbahan baku biofarmaka memiliki kekuatan yang dapat menyaingi PT Biofarmaka Indonesia dengan penetapan harga yang sama untuk semua produk. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Widia A (2007), dapat dilihat bahwa pemasaran dan promosi 15
Lisna Agung masih pasif. Hal ini berbeda dengan PT Biofarmaka Indonesia yang telah melakukan beberapa kegiatan promosi seperti pameran, dan penjualan dengan pemberian discount. Sehingga PT Biofarmaka Indonesia harus mampu meningkatkan pemasaran dan promosi agar Lisna Agung tidak merebut pasarnya dengan melakukan pemasaran dan promosi yang gencar. Penelitian yang akan dilakukan tidak jauh berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Topik penelitian yang akan dilakukan adalah strategi promosi sehingga tidak berbeda dengan penelitian terdahulu mengenai strategi promosi. Namun, produk yang dianalisis, minuman kesehatan Curma (berbahan baku biofarmaka), berbeda dengan produk penelitian terdahulu mengenai strategi promosi.
Tempat penelitian yang akan dilakukan di PT
Biofarmaka Indonesia-Bogor yang merupakan tempat yang sama dengan penelitian terdahulu [Abdulloh A 2008 dan Prasetiawan E 2005]. Akan tetapi, topik dan produk yang akan diteliti berbeda dengan penelitian sebelumnya. Penelitian mengenai analisis strategi promosi sampai saat ini belum pernah dilakukan di PT Biofarmaka Indonesia-Bogor. Sehingga penelitian yang akan dilakukan berbeda dengan penelitian terdahulu dan layak untuk dilaksanakan pada produk minuman kesehatan Curma PT Biofarmaka Indonesia-Bogor.
16
Tabel 4. Judul, Tujuan, dan Alat Analisis Penelitian Terdahulu Nama Saur Contanius Simamora (2005)
M. Zulhiyardi (2007)
M. Aliy Abdulloh (2008)
Eko Rachmat (2008)
Eko Prasetiawan (2005)
Widia Apriani (2007)
Judul Analisis Promosi 1. Produk Mahkota Dewa di PT Mahkota Dewa 2. Indonesia Jakarta 3.
Tujuan Penelitian Alat Menganalisis tujuan utama kegiatan promosi - PHA yang dilakukan oleh PT mahkota Dewa Indonesia Mengkaji bentuk kegiatan promosi yang dilakukan oleh PT Mahkota Dewa Indonesia Menganalisis faktor-faktor yang paling berpengaruh dan menjadi unsur penyusun strategi promosi PT Mahkota Dewa Indonesia 4. Menyusun rekomendasi alternative strategi promosi yang paling tepat bagi PT Mahkota Dewa Indonesia sesuai dengan peluang dan kendala yang dihadapi Analisis Strategi 1. Mengidentifikasi faktor penyusun strategi - PHA promosi pada PT Interbat Promosi 2. Merumuskan strategi alternatif promosi PT Suplemen Interbat Kesehatan Curfos Pada PT Interbat Analisis Strategi 1. Mengidentifikasi strategi pemasaran yang telah - PHA diterapkan oleh PT Biofarmaka Indonesia untuk Pemasaran minuman jamu instan ‘Langsing Ramping’ Minuman Jamu Instan ‘Langsing 2. Menentukan prioritas strategi pemasaran yang Ramping’ PT tepat untuk dijalankan PT Biofarmaka Biofarmaka Indonesia untuk minuman jamu instan Indonesia ‘Langsing Ramping’ Analisis Strategi 1. Mengetahui startegi promosi Susu Formula - PHA Lanjutan Morinaga Chilmil yang dilakukan oleh Promosi Susu PT Sanghiang Perkasa Formula Lanjutan (Follow Up 2. Mengidentifikasikan factor-faktor yang menjadi Infant) Morinaga penyusun strategi promosi yang akan dilakukan Chilmil Pada PT 3. Merumuskan alternatif strategi promosi Susu Sanghiang Formula Lanjutan Morinaga Chilmil yang Perkasa efektif dan efisien di PT Sanghiang Perkasa Analisis Strategi 1. Mengkaji kondisi kegiatan usaha minuman - IFE instan berbahan baku biofarmaka pada sub - EFE Pengembangan divisi produk PSB (Pusat Studi Biofarmaka) - IE Usaha Minuman Instan (Studi 2. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan; - SWOT Kasus Pada Sub peluang dan ancaman dalam pengembangan - QSPM Divisi Produk usaha minuman instan berbahan baku Pusat Studi biofarmaka Biofarmaka IPB) 3. Menentukan alternatif strategi perusahaan dan prioritas strategi usaha minuman instan berbahan baku biofarmaka Analisis Strategi 1. Mengidentifikasi faktor eksternal yang menjadi - IE peluang dan ancaman yang berpengaruh - SWOT Pengembangan terhadap aktivitas LIsna Agung Usaha Minuman - QSPM Kesehatan Instan 2. Mengidentifikasi faktor internal yang menjadi Berbahan Baku kekuatan dan kelemahan Lisna Agung dalam Biofarmaka pada mencapai tujuannya. Home Industri Lisna Agung Kab. Bogor
17
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis 3.1.1. Pengertian dan Konsep Pemasaran 3.1.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah suatu proses manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan serta inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain (Kotler 1997).
Tujuan pemasaran adalah membuat penjualan berlebihan dengan
melakukan pendekatan konsep inti pemasaran seperti kebutuhan, keinginan, dan permintaan; produk; nilai, kepuasan dan mutu; pertukaran, transaksi, dan hubungan; dan pasar. Menurut Boyd dan Harper W (2000), pemasaran adalah suatu proses sosial yang melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan individu dan perusahaan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui pertukaran dengan pihak lain untuk mengembangkan hubungan pertukaran. Pemasaran yang baik dapat pula membantu pertukaran antara orang, perusahaan, dan Negara. Salah satu karakteristik penting dari pemasaran adalah fokus pada pelanggan dan kebutuhan mereka. Apabila pemasaran dilakukan dengan tepat, pemusatan perhatian
semacam itu memungkinkan perusahaan menikmati
keberhasilan sepanjang waktu dengan mengeksploitasi perubahan-perubahan pasar, dengan mengembangkan produk yang lebih unggul dibandingkan dengan apa yang ada saat ini. Manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan target pembeli untuk tujuan mencapai obyektif organisasi (Kotler & Amstrong 1997). Jadi, manajemen pemasaran termasuk menata olah permintaan, yang akhirnya termasuk menata olah hubungan dengan pelanggan.
Manajemen pemasaran adalah proses
menganalisis, merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan programprogram yang mencakup pengkonsepan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari produk, jasa, dan gagasan yang dirancang untuk menciptakan dan memelihara 18
pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan (Boyd & Harper W 2000). 3.1.1.2 Konsep Pemasaran Konsep pemasaran merupakan falsafah manajemen pemasaran yang berkeyakinan bahwa pencapaian sasaran organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan penyampaian kepuasan yang didambakan itu lebih efektif dan efisien daripada pesaing. Konsep pemasaran memiliki perspektif dari luar ke dalam berbeda dengan konsep penjualan yang memiliki perspektif dari dalam ke luar.
Konsep pemasaran dimulai dengan
memusatkan perhatian penuh dengan baik, memfokuskan pada kebutuhan pelanggan, mengkoordinasikan semua aktivitas pemasaran yang mempengaruhi pelanggan, dan memperoleh laba dengan menciptakan hubungan jangka panjang dengan pelanggan berdasarkan pada nilai bagi dan kepuasan pelanggan. Konsep pemasaran tidak berarti bahwa sebuah perusahaan harus mencoba memberikan kepada semua pelanggan segala sesuatu yang mereka inginkan. Akan tetapi, pemasar harus mampu menyeimbangkan penciptaan nilai lebih bagi pelanggan dengan penciptaan laba bagi perusahaan.
Dimana, tujuan pemasaran adalah
menghasilkan nilai bagi pelanggan (dengan laba) [Kotler & Amstrong 1997]. Menurut Lee dan Carla (2007), terdapat tiga komponen utama yang menyusun konsep pemasaran yaitu : 1.
Pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen. Sebuah perusahaan harus menemukan apa yang akan memuaskan para konsumen dan menggunakan informasi ini untuk menciptakan produk yang tepat. Perusahaan harus terus mengubah, mengadaptasi, dan mengembangkan produk agar bisa mengikuti perubahan selera para pelanggan.
2.
Upaya pemasaran terkoordinasi di seluruh organisasi. Pemasaran hanya salah satu fungsi yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan konsumen. Peneliti dan pengembangan, manufaktur, keuangan, dan fungsi-fungsi lain juga penting, sehingga meningkatkan peluang-peluang sukses sebuah perusahaan.
3.
Pencapaian tujuan-tujuan jangka panjang.
Sebuah perusahaan yang
mengadopsi konsep pemasaran tidak hanya harus memuaskan tujuan-tujuan 19
konsumen, namun juga mencapai tujuan-tujuannya sendiri, jika tidak ia tidak akan bertahan lama di dalam bisnis. 3.1.2. Strategi Bauran Pemasaran (marketing mix) 3.1.2.1 Strategi Produk Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan, atau dikonsumsi dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan (Kotler & Amstrong 1997).
Menurut
Tjiptono F (1997), secara konseptual, produk merupakan pemahaman subyektif dari produsen atas ‘sesuatu’ yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar.
Produk
mencakup obyek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, dan ide. Pengusaha dapat mempengaruhi konsumen melalui produk yang ditawarkan dengan membuat produk menarik dan berbeda dari produk sejenis lainnya. Strategi produk dalam pemasaran perlu memperhatikan konsep produk yang akan dipasarkan dan siklus hidup produk (product life cycle) tersebut. Konsep produk merupakan suatu pengertian atau pandangan konsumen terhadap suatu produk yang dibutuhkan dan diinginkannya. Konsumen tidak hanya membeli sekumpulan atribut fisik dari suatu produk saja melainkan konsumen membayar sesuatu yang memuaskan keinginan mereka. Oleh sebab itu, strategi produk sebaiknya tidak hanya memasarkan produk itu sendiri tetapi menjual manfaat, citra (brand image), dan faktor-faktor intangible lain. Strategi produk dalam bauran pemasaran perlu memperhatikan siklus hidup produk (product life cycle) yang akan mengalami masa perkenalan, kedewasaan, dan penurunan.
Daur hidup produk yang dihasilkan perlu
diperhatikan karena hal ini berguna untuk menentukan strategi perusahaan secara kesuluruhan. Dengan mengetahui daur hidup produk, perusahaan akan sangat terbantu untuk menentukan kapan harus dilakukan inovasi-inovasi baru. Inovasi diperlukan pada saat produk yang dimiliki tidak akan diminati konsumen lagi sehingga pangsa pasar dan volume penjualan berkurang karena adanya produkproduk yang dihasilkan para kompetitor.
Oleh karena itu, perusahaan harus 20
merubah atau mengganti produknya agar laba, pangsa pasar, volume penjualan yang akan terus berkurang tidak menjadikan perusahaan tutup. 3.1.2.2 Strategi Harga Harga adalah jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa, jumlah nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat memiliki atau menggunakan produk atau jasa (Kotler & Amstrong 1997). Dalam sejarahnya, harga ditentukan oleh tawar-menawar antara pembeli dan penjual. Selain itu, harga juga akan mempengaruhi pilihan pembeli. Harga merupakan satu-satunya elemen dalam bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, elemen lainnnya mewakili biaya. Harga adalah salah satu elemen yang paling fleksibel dari bauran pemasaran dan berubah dengan cepat. Harga juga merupakan faktor pemosisian sangat penting yang menetapkan pasar, pesaing, dan rancangan produk. Keputusan pembuatan harga harus memperhatikan rancangan produk, distribusi, dan promosi sehingga membentuk program pemasaran yang konsisten dan efektif. Dalam penetapan harga, perusahaan harus menentukan terlebih dahulu sasaran pasar yang akan dimasuki. Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli, yaitu alokasi dan peranan informasi (Tjiptono F 1997). Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga akan membantu pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya.
Sehingga harga membantu pembeli memutuskan alokasi dana yang
dimiliki pada berbagai alternatif yang tersedia sesuai dengan daya belinya. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam ‘mendidik’ konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terkait dengan adanya presperktif bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi. 3.1.2.3 Strategi Tempat/Distribusi Distribusi dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan) [Tjiptono F 1997]. Saluran distribusi merujuk pada sekelompok individu dan organisasi yang mengarahkan aliran 21
produk dari produsen ke para konsumen.
Kegitaan-kegiatan distribusi
menyertakan pengelolaan pengangkutan dan penyimpanan produk, pemrosesan pesanan, dan pencatatan stok (Lee & Carla 2007). Proses distribusi merupakan aktivitas yang mampu menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi-fungsi pemasaran yang dapat merealisasikan kegunaan/utilitas bentuk, tempat, waktu, dan kepemilikan.
Selain itu, proses
distribusi juga mampu memperlancar arus saluran pemasaran (marketing channel flow) secara fisik dan non-fisik. Arus pemasaran yang dimaksud adalah aliran kegiatan yang terjadi diantara lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat di dalam proses pemasaran yang meliputi arus barang fisik, arus kepemilikan, arus informasi, arus promosi, arus negosiasi, arus pembayaran, arus pendanaan, arus penanggung resiko, dan arus pemesanan.
Dalam pelaksanaan distribusi,
perusahaan dapat berkerjasama dengan berbagai perantara (middleman) dan saluran distribusi (distribution channel) untuk menawarkan produk ke pasar. 3.1.2.4 Strategi Promosi Promosi –komunikasi pemasaran- mencakup berbagai teknik komunikasi yang digunakan dengan para konsumen dan calon potensial konsumen (Lee & Carla 2007). Menurut Kotler dan Amstrong (1997), promosi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan oleh produsen untuk mengkonsumsikan manfaat dari produknya, membujuk dan mengingatkan para konsumen sasaran agar membeli produk tersebut.
Tjiptono F (1997) menyatakan tujuan promosi dari sudut
pandang ekonomi adalah menggeser kurva permintaan akan produk perusahaan ke kanan dan membuat permintaan menjadi inelastis (dalam kasus harga naik) dan elastis (dalam kasus harga turun).
Promosi berkaitan dengan upaya untuk
mengarahkan seseorang agar dapat mengenal produk perusahaan, lalu memahaminya, berubah sikap, menyukai, yakin, kemudian akhirnya membeli dan selalu ingat akan produk tersebut. 3.1.3. Sistem Komunikasi Pemasaran Komunikasi pemasaran adalah aspek penting dalam keseluruhan misi pemasaran serta penentu suksesnya pemasaran. merupakan
aktivitas
pemasaran yang
berusaha
Komunikasi pemasaran menyebarkan
informasi, 22
mempengaruhi/membujuk dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan (Tjiptono F 1997). Bentuk utama dari komunikasi pemasaran meliputi; iklan, tenaga penjualan, papan nama, toko, display di tempat pembelian, kemasan produk, direct-mail, sampel produk gratis, kupon, publisitas, dan alat-alat komunikasi lainnya. Menurut Tjiptono F (1997), terdapat tiga unsur pokok komunikasi pemasaran yaitu pelaku komunikasi, media komunikasi, dan proses komunikasi. Pelaku komunikasi terdiri dari pengirim (sender) atau komunikator yang menyampaikan pesan dari penerima (receiver) atau komunikan pesan. Dalam hal ini, komunikatornya adalah produsen/perusahaan, sedangkan komunikannya adalah khalayak (pasar pribadi, pasar organisasi, masyarakat umum).
Media
komunikasi pemasaran yang digunakan adalah gagasan (materi pokok pengirim), pesan (message), media (pembawa pesan komunikasi), response (reaksi pemahaman pesan oleh penerima), feedback (umpan balik), gangguan/noise (hambatan dalam penyampaian pesan). Proses komunikasi merupakan proses penyampaian pesan (dari pengirim ke penerima) maupun pengiriman kembali respon (dari penerima ke pengirim) yang memerlukan dua kegiatan yaitu encoding (fungsi mengirim) dan decoding (fungsi menerima). 3.1.4. Defenisi Promosi dan Bauran Promosi 3.1.4.1 Promosi Defenisi promosi menurut Kotler dan Amstrong (1997) adalah berbagai kegiatan yang dilakukan oleh produsen untuk mengkonsumsikan manfaat dari produknya, membujuk dan mengingatkan para konsumen sasaran agar membeli produk tersebut. Promosi juga merupakan penentu keberhasilan suatu strategi pemasaran, selain produk, harga, dan distribusi. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk tersebut akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya. Tjiptono F (1997) menyatakan bahwa promosi sangat penting untuk mendukung
kegiatan
pemasaran
karena
promosi
bertujuan
untuk
23
menginformasikan, mempengaruhi, membujuk, serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasaran. 3.1.4.2 Bauran Promosi Dalam bauran promosi dikenal lima cara komunikasi yang utama yaitu : 1.
Periklanan (Advertising) Periklanan adalah semua bentuk penyajian nonpersonal, promosi, dan ide
tentang barang atau jasa yang dibayar oleh satu sponsor (Durianto et al. 2003). Menurut Terence (2003), iklan terdiri dari komunikasi massa melalui surat kabar, majalah, radio, televisi, dan media lain (billboards, internet, dan sebagainya); atau komunikasi langsung yang didesain khusus untuk pelanggan antar bisnis (business to business) maupun pemakai akhir. Lee dan Carla (2007) menyatakan bahwa periklanan merupakan komunikasi komersil dan nonpersonal yang ditransmisikan ke suatu khalayak, target melalui media bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah, direct email (pengeposan langsung), reklame luar ruang, atau kendaraan umum. Tujuan periklanan adalah untuk meningkatkan reaksi pembeli berpotensi terhadap
organisasi
dan
barang
tawarannya.
Periklanan
mencoba
melaksanakannya dengan cara memberi keterangan, dengan menyalurkan keinginan-keinginan, dan memberi alasan-alasan untuk lebih menyukai tawaran tertentu suatu organisasi (Kotler 2005). Tujuan periklanan dapat digolongkan berdasarkan sasarannya, yaitu, apakah untuk menginformasikan, membujuk, atau mengingatkan. Periklanan juga dapat digunakan untuk membangun citra jangka panjang bagi suatu produk. Periklanan dapat secara efisien menjangkau berbagai pembeli yang tersebar secara geografis. Seorang manajer pemasaran, dalam mengembangkan program periklanan, harus selalu memulainya dengan mengidentifikasi pasar sasaran dan motif pembeli kemudian lima keputusan utama dalam pembuatan program periklanan (disebut “Lima M”). “Lima M” tersebut adalah Mission (misi): apakah tujuan periklanan?; Money (uang): berapa banyak yang dapat dibelanjakan?; Message (pesan): pesan apa yang harus disampaikan?; Media (media): media apa yang
24
digunakan?; Measurement (pengukuran): bagaimana mengevaluasi hasilnya?. Gambar 2 menggambarkan hubungan antara kelima M tersebut.
• •
MISI (MISSION): • Sasaran penjualan • Tujuan periklanan
UANG (MONEY): Faktor-faktor yang dipertimbangkan: • Tahap PLC (siklus hidup produk) • Pangsa pasar dan basis konsumen • Persaingan dan gangguan • Frekuensi periklanan • Kemungkinan substitusi produk
• •
PESAN (MESSAGE): Pembuatan pesan Evaluasi dan pemilihan pesan Pelaksanaan produk Kajian ulang tanggung jawab sosial
MEDIA: Langkah-langkah dalam menentukan media: • Dampak, frekuensi, jangkauan • Jenis media utama • Wahana media tertentu • Penentuan waktu media • Alokasi media secara geografis
PENGUKURAN (MEASUREMENT): • Dampak komunikasi • Dampak penjualan
Gambar 2. Lima M dalam Periklanan Sumber: Kotler (2005)
Misi yang telah ditetapkan membutuhkan anggaran (uang) untuk membiayai program periklanan yang akan dilakukan. Uang menentukan berapa banyak yang dapat dibelanjakan, dan ini mempengaruhi pemilihan media yang akan digunakan dan pesan yang akan disampaikan. Kemudian diukur dampak komunikasi dan dampak penjualan atas pesan dan media yang telah ditentukan pada iklan yang diterapkan. Ada lima faktor spesifik (Gambar 2) yang perlu dipertimbangkan saat menetapkan anggaran periklanan (money) (Kotler 2005), yaitu: 1.
Tahap daur hidup produk: Produk baru umumnya mendapat anggaran iklan yang besar guna membangun kesadaran dan membuat pelanggan mencoba produk tersebut. Merek yang sudah mapan biasanya didukung oleh anggaran periklanan yang lebih rendah sebagai ratio terhadap penjualannya. 25
2.
Pangsa pasar dan basis konsumen: Merek dengan pangsa pasar yang tinggi biasanya membutuhkan lebih sedikit biaya iklan sebagai persentase terhadap penjualan guna mempertahankan pangsanya. Berdasarkan biaya per-kesan, diperlukan lebih sedikit biaya untuk mencapai konsumen dari merek yang pangsa pasarnya kecil.
3.
Persaingan dan gangguan: Dalam pasar dengan banyak pesaing dan pengeluaran yang tinggi, suatu merek harus diiklankan secara besar-besaran agar terdengar di tengah kegaduhan pasar. Bahkan gangguan sederhana dari iklan yang tidak bersaing secara langsung dengan merek tersebut sudah menyebabkan perlunya periklanan yang lebih besar.
4.
Frekuensi
penjualan:
Jumlah
pengulangan
yang
diperlukan
untuk
menyampaikan pesan kepada konsumen juga sangat menentukan anggaran periklanan. 5.
Kemungkinan substitusi produk: Merek-merek dalam suatu kelas komoditas (misalnya rokok, bir, minuman ringan) memerlukan iklan besar-besaran untuk membangun citra yang berbeda. Periklanan juga penting jika suatu merek dapat memberikan manfaat atau tampilan fisik yang unik. Tiga media iklan yang relatif baru, yaitu:
1.
Advertorial adalah iklan cetak yang menawarkan isi editorial dan dirancang sedemikian rupa sehingga sulit dibedakan dengan isi surat kabar atau majalah.
2.
Infocomercial adalah iklan TV yang tampak seperti acara televisi selama 30 menit yang mendemonstrasikan atau membahas sebuah produk.
3.
Banner adalah tanda kecil pada halaman web yang mengiklankan suatu tawaran atau perusahaan yang dapat dicapai dengan meng-klik banner tersebut. Jefkins (1997) membagi iklan menjadi dua klasifikasi, yaitu:
a.
Iklan lini atas (above the line/ATL) Iklan lini atas adalah jenis iklan yang mengharuskan pembayaran komisi kepada biro iklan, contohnya: tayangan iklan di media cetak, televisi, radio, bioskop, billboard, dan sebagainya. Iklan lini atas dikuasai oleh lima media yang berhak mengatur pengakuan dan pembayaran komisi kepada biro-biro 26
iklan, yaitu: pers (koran dan majalah), radio, televisi, lembaga jasa iklan luarruang (outdoor) dan bioskop/cinema. b.
Iklan lini bawah (below the line/BTL) Iklan lini bawah adalah jenis-jenis iklan yang tidak mengharuskan adanya komisi seperti iklan pada pameran, brosur, lembar informasi, dan sebagainya. Iklan melalui media ini termasuk media iklan yang banyak istilah dan jenisnya. Ada berbagai macam jenis media iklan lini bawah menurut Jefkins (1997), beberapa diantaranya, antara lain: 1.
Literatur penjualan Banyak barang dan jasa bisa dijual dengan lebih mudah bila diberi tulisan atau literatur yang secara lebih rinci menjelaskan kegunaan, karakteristik, dan berbagai aspek lainnya dari produk yang bersangkutan. Tulisan yang membuat aneka informasi mengenai produk disebut sebagai literature penjualan.
Bentuk-bentuk literatur penjualan cukup bervariasi, yaitu
seperti: leaflet, folder, brosur/booklet, broadsheet, katalog, kartu pos berwarna, peralatan tulis menulis, agenda, formulir sayembara, dan lainlain. Bentuk-bentuk literatur penjualan tersebut dapat dibagi-bagikan di tempat penjualan (point of scale). 2.
Benda-benda pajangan di tempat penjualan Benda-benda pajangan tersebut dirancang untuk dapat menarik perhatian pengunjung, serta mempertinggi terjadinya penjualan. Pajangan tersebut bisa juga menjadi pertanda bahwa suatu tempat atau pihak atau perusahaan tertentu merupakan pemasok produk tersebut. Benda-benda pajangan tersebut antara lain: poster (berukuran crown atau double crown), stiker, contoh, kemasan, kartu pajangan, stand kasa, kotak-kotak dispenser, jam dinding, tokoh-tokoh iklan, pajangan berlampu, tutup botol, tatakan gelas atau botol, asbak rokok, iklan dalam toko, daftar menu, dan lain-lain.
3.
Iklan di udara Bentuk iklan seperti ini bisa digolongkan sebagai iklan outdoor tapi jarang digolongkan sebagai media lini atas. Bentuk iklan udara, seperti: 27
tulisan di langit, spanduk di langit, pesawat, balon udara, atau balon bercahaya, dan proyeksi iklan di langit. 4.
Kalender Kalender merupakan media yang sudah tua sekali umurnya, kalender merupakan perpaduan antara maksud baik humas dan nilai pengingat iklan.
Bentuk-bentuk utama kalender, antara lain: bergambar, blok,
digital, gulung, dan lain-lain. 5.
Tas-tas iklan Selain dapat membawa berbagai macam barang, tas-tas iklan juga dapat membawa pesan perusahaan yang membuatnya.
6.
Iklan tubuh Iklan yang tertera pada t-shirt,atau pakaian sehari-hari. Kini banyak perusahaan yang telah memanfaatkan t-shirt, jaket, topi, ikat kepala, dan lain-lain.
7.
Bendera Bendera merupakan media yang sangat popular disejumlah Negara seperti Jerman.
Bendera bisa berfungsi lebih jauh daripada sekedar
hiasan, yakni sebagai simbol atau identitas pembeda dari perusahaan lain. 8.
Cindera mata Bentuknya sangat bervariatif, dan akan semakin efektif jika bendanya sendiri dapat berguna dan awet.
Cindera mata yang paling popular
adalah pena, gantungan kunci, pensil, cangkir, dan lain-lain. 9.
Media video Video menjadi media komunikasi yang tersebar luas, menyaingi program-program acara televisi, sehingga video dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan iklan.
10. Stiker Stiker memiliki banyak fungsi, selain sebagai hiasan, stiker bisa menjadi identitas dan bisa menjadi wahana informasi yang berguna bagi perusahaan.
Stiker yang dipasang diberbagai tempat strategis secara
tidak langsung dapat dilihat banyak orang dan diharapkan teringat akan merek perusahaan tersebut. 28
2.
Promosi Penjualan (Sales Promotion) Promosi penjualan adalah berbagai bentuk insentif jangka pendek untuk
mendorong keinginan konsumen untuk mencoba atau membeli suatu produk atau jasa (Durianto et al. 2003).
Promosi penjualan merupakan bentuk persuasi
langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan/atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan (Tjiptono F 1997). Menurut Shimp T (2003), promosi penjualan terdiri dari semua kegiatan pemasaran yang mencoba merangsang terjadinya aksi pembelian suatu produk yang cepat atau terjadinya pembelian dalam waktu yang singkat. Tujuan dilaksanakannya promosi penjualan adalah untuk meningkatkan permintaan dari para pemakai industrial dan/atau konsumen akhir, meningkatkan kinerja pemasaran perantara, mendukung dan mengkoordinasikan kegiatan personal selling dan iklan. Lee, dan Carla (2007) menyatakan bahwa metode promosi penjualan dapat dikelompokkan menjadi promosi penjualan berorientasi dagang dan promosi penjualan berorientasi konsumen. Menurut Kotler (2005), alat-alat promosi penjualan berorientasi perdagangan adalah pemberian potongan harga (discount), tunjangan dana, dan barang gratis (barang ekstra) kepada perantara yang membeli dalam jumlah tertentu. Selain itu, pameran dagang dan konvensi serta kontes penjualan merupakan alat promosi penjualan berorientasi dagang. Sedangkan alat-alat promosi penjualan berorientasi konsumen adalah pemberian sampel produk, kupon, tawaran uang kembali (rabat dengan pengiriman bukti pembelian), paket harga (transaksi potongan harga), premium (hadiah pemberian), program frekuensi (pemberian imbalan terkait dengan frekuensi dan intensitas pembelian konsumen), hadiah (kontes, undian, permainan), imbalan berlangganan, pengujian gratis, garansi produk, promosi bersama (dua atau lebih merek kerjasama dalam kupon, pengembalian uang, dan kontes), promosi silang (menggunakan satu merek untuk mengiklankan merek lain yang tidak bersaing), dan peragaan di tempat pembelian. Promosi penjualan merupakan kegiatan promosi jangka pendek yang menarik konsumen melakukan pembelian pada saat itu juga sehingga penjualan perusahaan dapat meningkat dan menurun setelah kegiatan promosi penjualan selesai. 29
3.
Hubungan Masyarakat dan Publisitas (Public Relations) Public relations (hubungan masyarakat) merupakan berbagai macam
program untuk memelihara, menciptakan, dan mengembangkan citra perusahaan atau merek sebuah produk (Durianto et al. 2003). Menurut Jefkins (1992), humas (public relations) adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. Publisitas dapat diartikan sebagai upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut. Publisitas adalah bentuk penyajian dan penyebaran ide, barang dan jasa secara non-personal, yang mana orang atau organisasi yang diuntungkan tidak membayar untuk itu. Publisitas merupakan pemanfaatan nilai-nilai berita yang terkandung dalam satu produk untuk membentuk citra produk yang bersangkutan (Tjiptono F 1997). Kegiatan-kegiatan public relations meliputi; press relations, yaitu untuk memberikan informasi yang layak dimuat disurat kabar agar menarik perhatian publik; product publicity, yaitu untuk mempublikasikan produk-produk tertentu; corporate communication, yaitu komunikasi internal dan eksternal, serta mempromosikan pemahaman tentang organisasi; lobbying, yaitu usaha untuk bekerjasama dengan pembuat undang-undang dan pejabat pemerintah sehingga perusahaan mendapatkan informasi-informasi penting yang berharga; counseling, yaitu untuk memberi saran dan pendapat kepada masyarakat mengenai masalahmasalah yang berkaitan dengan public dan mengenai posisi dan citra perusahaan. Menurut Terence (2003), publisitas, satu aspek dari hubungan masyarakat yang berhubungan erat dengan komunikasi pemasaran, melibatkan penyampaian informasi positif mengenai sebuah perusahaan dan produk-produknya, dan memperbaiki publisitas negatif. Publisitas menggambarkan komunikasi massa; tetapi perusahaan tidak mengeluarkan biaya untuk waktu dan ruang beriklan. Public relations biasanya dilakukan dalam bentuk berita atau komentar editorial mengenai produk atau jasa dari perusahaan, terbitan (berita berkala perusahaan), ceramah, media identitas (media identitas visual dalam logo 30
perusahaan, seragam, kartu nama, formulir bisnis, alat tulis, dan bangunan), acaraacara (seminar, konferensi berita, tamasya, dan ulang tahun), pemberian dana sponsor, dan kegiatan layanan masyarakat (Kotler 2005). Jika dibandingkan dengan iklan, publisitas memiliki kredibilitas yang lebih baik, karena pembenaran (baik langsung maupun tidak langsung) dilakukan oleh pihak lain selain pemilik iklan. Publisitas juga dapat memberikan informasi yang lebih banyak dan lebih terperinci daripada iklan. Saat ini, publisitas merupakan bagian dari departemen humas perusahaan. 4.
Penjualan Secara Pribadi (Personal Selling) Penjualan Secara Pribadi (Personal Selling) merupakan komunikasi
lansung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian mencoba dan membelinya (Tjiptono F 1997). Personal selling juga merupakan interaksi langsung dengan satu atau beberapa calon pembeli dengan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan (Durianto et al. 2003). Menurut Shimp T (2003), penjualan secara pribadi (Personal Selling) adalah bentuk komunikasi antar-individu dimana tenaga penjual/wiraniaga menginformasikan, membidik, dan melakukan persuasi kepada calon pembeli untuk membeli produk atau jasa perusahaan. Personal Selling memiliki sifat-sifat, seperti personal confrontation, cultivation, response. Personal confrontation, yaitu adanya hubungan yang hidup, langsung, dan interaktif antara dua orang atau lebih. Cultivation, yaitu sifat yang memungkinkan berkembangnya segala macam hubungan, mulai dari sekedar hubungan jual beli sampai dengan suatu hubungan yang lebih akrab. Response, yaitu situasi yang seolah-olah mengharuskan pelanggan untuk mendengar, memperhatikan, dan menanggapi. Pemasaran secara pribadi dapat dilakukan dengan menyediakan sumberdaya manusia sebagai driver sales person (pengantar produk ke tempat konsumen), order getter (pencari konsumen di luar), order taker (pelayan dalam kios herbal), dan demand creator (penjual produk dengan kreativitas tinggi).
31
5.
Pemasaran Langsung (Direcet marketing) Pemasaran langsung adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif,
yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan/atau transaksi di sembarang lokasi (Tjiptono F 1997). Pemasaran langsung menyertakan komunikasi pribadi antara pemasar dan konsumen. Dalam pemasaran langsung, komunikasi promosi ditujukan langsung kepada konsumen individual, dengan tujuan agar pesan-pesan tersebut ditanggapi konsumen yang bersangkutan, baik melalui telepon, pos atau dengan datang langsung ke tempat pemasar. Pemasaran langsung dapat diukur dengan menghitung secara tepat biaya produksi dari upaya komunikasi dan perolehan hasilnya. Lokasi tidak menjadi masalah dalam pemasaran langsung karena pemesanan produk dapat dilakukan konsumen kapan saja dan pengiriman langsung ditujukan kepada konsumen (Lee & Carla 2007). Menurut Tjiptono F (1997), konsumen akan memperoleh manfaat dari adanya pemasaran langsung ini, yaitu penghematan waktu dalam berbelanja dan dapat berbelanja secara rahasia (diam-diam).
Sedangkan bagi penjual,
manfaat yang diperoleh adalah dapat memilih calon pembeli secara selektif, dapat menjalin hubungan jangka panjang dengan pelanggannya, dan memperoleh peluang baru yang menguntungkan. Saluran pemasaran secara langsung meliputi penjualan tatap muka (face to face selling), surat langsung (direct mail), pemasaran katalog, telemarketing, TV dan media tanggapan langsung lainnya, pemasaran kios (kiosk marketing), dan e-pemasaran (e-commerce). 3. 1. 5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Bauran Promosi Penentuan kombinasi yang terbaik dari variabel-variabel bauran promosi untuk melaksanakan strategi promosi yang efektif dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat mendukung pengambilan keputusan manajemen perusahaan. Menurut Tjiptono F (1997), ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi bauran promosi yang akan dilaksanakan oleh perusahaan yaitu, faktor produk, faktor pasar, faktor pelanggan, faktor anggaran, dan faktor bauran pemasaran.
32
a.
Faktor produk Faktor produk mempertimbangkan karakteristik dan cara produk itu dibeli, dikonsumsi, dan dipersepsikan. Strategi promosi yang akan dilaksanakan oleh perusahaan dipengaruhi oleh sifat produknya sehingga diperlukan strategi yang berbeda untuk setiap jenis produk. Untuk produk industri yang bersifat teknis, personal selling merupakan alat promosi yang tepat karena perusahaan harus memberikan penjelasan-penjelasan teknis dan menjawab pertanyaan pelanggan. Sedangkan untuk produk konsumen dapat dilakukan beberapa pendekatan seperti, periklananan dan publisitas untuk convenience product (barang konsumsi), promosi penjualan untuk shopping product, personal selling untuk speciality product dan unsought product.
b.
Faktor pasar Strategi promosi yang akan dilaksanakan akan dipengaruhi oleh daur hidup produk di pasar sehingga biaya promosi yang dikeluarkan efektif. Pada tahap perkenalan, situasi pasar yang terjadi pada tahap ini adalah pelanggan tidak menyadari bahwa mereka menghendaki produk dan tidak menyadari pula bagaimana mereka dapat memetik manfaat dari produk tersebut. Dalam tahap ini, produsen memberikan informasi kepada pelanggan potensial dengan menerangkan bahwa produk tersebut memiliki manfaat bagi pemenuhan kebutuhan konsumen.
Oleh karena itu, personal selling menjadi titik
perhatian dan didukung oleh periklanan dan promosi penjualan. Pada tahap pertumbuhan situasi pasar adalah pelanggan mulai menyadari manfaat produk, manfaat sudah mengenal produk bersangkutan dan produk cukup laku sehingga perantara ingin menanganinya.
Strategi promosi yang
dijalankan adalah periklanan dan penurunan sedikit harga jual untuk memperluas dan meningkatkan distribusi. Pada tahap kedewasaan, situasi pasar berada pada tahap persaingan yang meningkat dan kurva penjualan mulai mendatar sehingga tingkat laba mulai menurun. Periklanan dan promosi penjualan dibutuhkan untuk membedakan produk perusahaan dari produk pesaing. Pada tahap penurunan, situasi pasar adalah penjualan dan laba mengalami kemunduran, bukan menderita rugi. Promosi penjualan diperlukan untuk memperlambat penurunan penjualan 33
produk dan melakukan strategi promosi lainnya untuk menghidupkan kembali produk tersebut. Selain itu, perusahaan juga harus sudah memasarkan barang baru untuk menggantikan barang lama. Posisi produk dalam pasar yang dihasilkan oleh perusahaan juga dapat mempengaruhi strategi promosi yang akan dilaksanakan perusahaan.
Kotler (1997) mengemukakan bahwa
penentuan posisi produk (positioning) adalah tindakan merancang penawaran dan citra perusahaan sehingga menempuh suatu posisi kompetitif yang berarti dan berbeda dalam benak pelanggan sasarannya. Hal ini bertujuan untuk memposisikan produk di mata konsumen. c.
Faktor pelanggan Dua hal yang harus diperhatikan dalam menentukan strategi promosi berkaitan dengan faktor pelanggan adalah: •
Strategi yang ingin digunakan, meliputi strategi dorong atau strategi tarik.
Strategi Dorong (Push Strategy)
Strategi Tarik (Pull Strategy)
Perusahaan aliran dari simulasi permintaan
Sebagian besar aliran promosi. personal selling ditujukan kepada para perantara
Perusahaan Aliran dari simulasi permintaan
Pedagang besar
Pedagang besar
Pengecer
Pengecer
Konsumen
Konsumen
Sebagian besar aliran promosi. periklanan ditujukan kepada konsumen
Gambar 3. Perbandingan Antara Strategi Dorong (Push Strategy) Dengan Strategi Tarik (Pull Strategy) Sumber: Berkowitz et al. (1992), diacu dalam Tjiptono F (1997)
Strategi dorong (push strategy), yaitu aktivitas promosi produsen kepada perantara (biasanya dengan personal selling dan trade promotion), dengan tujuan agar para perantara memesan, kemudian menjual, serta 34
mempromosikan produk yang dihasilkan produsen (Gambar 3). Strategi tarik (pull strategy), yaitu aktivitas promosi produsen kepada konsumen akhir (biasanya dengan iklan dan consumer promotion), dengan tujuan agar mereka mencarinya pada para perantara, yang pada gilirannya kemudian perantara memesan produk yang dicari konsumen kepada produsen. •
Tahap kesiapan pembeli Tahap awal kesiapan pembeli, peranan periklanan dan publisitas lebih efektif untuk dilaksanakan. Sedangkan pada tahap-tahap akhir, promosi penjualan dan personal selling harus lebih dititikberatkan.
d.
Faktor anggaran Jumlah dana yang tersedia adalah faktor penting yang mempengaruhi bauran promosi. Jika perusahaan memiliki dana yang besar, maka peluang untuk menggunakan iklan yang bersifat nasional juga besar. Sebaliknya jika dana yang tersedia terbatas, maka perusahaan dapat memilih personal selling, promosi penjualan, atau iklan bersama di dalam wilayah lokal atau regional.
e.
Faktor bauran pemasaran (marketing mix) Produk dengan harga tinggi sering dianggap pelanggan memiliki kualitas yang
tinggi,
dengan
demikian
periklanan
lebih
tepat
untuk
mengkomunikasikan kualitas dari produk perusahaan. Demikian pula dengan sistem pendistribusian, jika perusahaan melakukan distribusi langsung maka strategi promosi efektif yang dilaksanakan adalah personal selling. Sebaliknya, distribusi tidak langsung dapat melaksanakan iklan sebagai strategi promosi. 3.1.6 Metode Proses hirarki analitik (PHA) Proses hirarki analitik (PHA) dikembangkan oleh Dr. Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika dari University of Pittsburg, Amerika Serikat, pada awal tahun 1970-an. PHA telah banyak digunakan oleh para pengambil keputusan untuk membantu memecahkan masalah yang kompleks. Dengan PHA, suatu masalah dipandang dalam suatu kerangka berpikir yang terorganisir dan sederhana, sehingga memungkinkan untuk mengambil keputusan yang efektif. 35
Selain itu, adanya pengamatan mendasar tentang sifat manusia, pemikiran analitik, dan pengukuran membawa pada pengembangan suatu model yang berguna untuk memecahkan persoalan secara kuantitatif. Proses hirarki analitik
(PHA) adalah suatu model yang luwes yang
memberikan kesempatan bagi perorangan atau kelompok untuk membangun gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi mereka masing-masing dan memperoleh pemecahan yang diinginkan darinya. Proses ini juga memungkinkan orang menguji kepekaan hasilnya terhadap perubahan informasi.
Dirancang untuk menampung sifat alamiah manusia
ketimbang memaksa kita ke cara berpikir yang mungkin justru berlawanan dengan hati nurani, PHA merupakan proses yang ampuh untuk menanggulangi berbagai persoalan yang kompleks.
PHA juga memasukkan pertimbangan yang
dibutuhkan untuk menyusun hirarki suatu masalah, logika, institusi, serta pengalaman untuk memberikan pertimbangan. Ada beberapa prinsip yang harus dipahami untuk memecahkan persoalan dengan analisis logis eksplosit, yaitu (1) prinsip menyusun hirarki, (2) prinsip menetapkan hirarki, (3) prinsip konsistensi logis. Prinsip-prinsip alami pemikiran analitik ini mendasari PHA. 1) Prinsip Menyusun Hirarki Perusahaan berusaha untuk menggambarkan dan menguraikan permasalahan atau realitas secara hirarki. Untuk memperoleh pengetahuan terinci, realitas yang kompleks disusun ke dalam bagian yang menjadi elemen pokoknya, dan kemudian bagian ini dimasukkan ke dalam bagiannya lagi, dan seterusnya secara hirarki.
Dengan kata lain, persoalan yang kompleks dipecahkan
menjadi unsur-unsur yang terpisah. 2) Prinsip Menetapkan Hirarki Penetapan prioritas yang dimaksud adalah menentukan peringkat elemenelemen menurut relatif pentingnya. 3) Prinsip Konsistensi Logis Konsistensi logis yaitu menjamin bahwa semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang logis. 36
Hal yang diutamakan dalam data yang diterapkan pada PHA adalah kualitas dari responden, bukan kuantitas respondennya. Dengan demikian metode PHA dapat dilakukan hanya berdasarkan penilaian satu orang saja, dengan syarat orang tersebut merupakan orang yang ahli pada bidang yang dipermasalahkan. Walaupun hanya didasarkan pada penilaian satu orang, metode PHA mampu menyajikan suatu analisis kuantitatif serta kualitatif yang memadai. Terdapat empat kelebihan menggunakan metode PHA, antara lain: 1.
Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih sampai kepada sub-sub kriteria yang paling mendalam.
2.
Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan.
3.
Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensitifitas pengambilan keputusan.
4.
Mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang multi obyektif dan multi kriteria yang berdasarkan pada perbandingan preferensi dari setiap elemen hirarki. Kelemahan dari penggunaan metode PHA ini adalah penilaian yang
subyektif, tidak baku karena berdasarkan pemikiran seseorang. Tapi hal ini dapat diatasi dengan benar-benar memilih orang yang tepat yaitu orang yang ahli atau pakar di bidang yang akan diteliti.
3. 2. Kerangka Operasional Gaya hidup back to nature yang berkembang dalam masyarakat menyebabkan munculnya produk-produk pangan, obat-obatan, dan kosmetik yang berbahan baku herbal. Salah satu dari tanaman herbal yang dikembangkan saat ini adalah tanaman obat (biofarmaka). Produksi, nilai dan volume ekspor tanaman biofarmaka di Indonesia yang meningkat telah dimanfaatkan oleh industri obat tradisional (IOT) dan industri kecil obat tradisional (IKOT). PT Biofarmaka Indonesia merupakan industri kecil obat tradisional (IKOT) yang saat ini menghadapi persaingan dengan perusahaan lainnya. PT Biofarmaka Indonesia meluncurkan produk minuman kesehatan Curma untuk memperkenalkan produk PT Biofarmaka Indonesia kepada konsumen. 37
Selain itu, PT Biofarmaka Indonesia ingin meningkatkan pangsa pasar, memperkokoh merek PT Biofarmaka Indonesia dan meningkatkan pendapatan agar mampu bertahan dalam persaingan.
Hal tersebut dapat tercapai dengan
mencetuskan strategi pemasaran yang tepat seperti, strategi produk, strategi harga, strategi distribusi, dan strategi promosi.
Untuk produk minuman kesehatan
Curma, PT Biofarmaka Indonesia perlu memiliki strategi promosi baru untuk mengkomunikasikan produk minuman kesehatan Curma kepada konsumen agar konsumen mengetahui keberadaan produk. Kegiatan promosi produk minuman kesehatan Curma yang telah dilakukan PT Biofarmaka Indonesia perlu ditinjau kembali secara deskriptif. Kemudian dilakukan identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi Curma di PT Biofarmaka Indonesia dengan menggunakan metode PHA (proses hirarki analitik).
Selanjutnya, alternatif strategi promosi yang sesuai
untuk produk minuman kesehatan Curma berdasarkan kendala dan pendukung yang ada, juga akan diolah dengan menggunakan metode PHA (Proses hirarki analitik ). Hirarki dibuat berdasarkan hasil pengumpulan data dan informasi yang diperoleh dari para informan perusahaan, disesuaikan dengan beberapa teori mengenai promosi dan penelitian terdahulu. Dari informasi tersebut, kemudian hasilnya (hirarki sementara) didiskusikan dengan pihak perusahaan yang dianggap tepat, yaitu para pengambil keputusan mengenai pemilihan dan pelaksanaan promosi.
Setelah diperoleh suatu hirarki yang telah sesuai dengan kondisi
perusahaan dan telah dikelompokkan berdasarkan elemennya masing-masing, kemudian dibuat kuisioner. Kuisioner akan diisi oleh responden pilihan yaitu para pengambil keputusan mengenai pemilihan dan pelaksanaan promosi.
Setelah pengisian
kuisioner secara individu (masing-masing responden mengisi kuisioner yang sama) kemudian disusunlah suatu matriks gabungan yang merupakan hasil ratarata jawaban responden. Kemudian dilihat ratio inkonsistensinya, apabila telah memenuhi batas yang ditentukan (lebih kecil atau sama dengan 10 persen) maka sudah dapat diperoleh hasil yang sesuai dengan yang diinginkan. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka akan didapat urutan prioritas dari strategi promosi 38
produk minuman kesehatan Curma yang akan diterapkan PT Biofarmaka Indonesia. Secara sistematis, kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 4. Gaya hidup back to nature, produksi, nilai dan volume ekspor tanaman obat yang meningkat, perkembangan industri obat tradisional sehingga memunculkan ide untuk mengolah tanaman biofarmaka menjadi obatobatan dan bahan kosmetik.
Persaingan
PT Biofarmaka Indonesia dengan Visi, misi dan rencana ke depan
Meningkatkan penjualan, menginformasikan dan mengingatkan produk kepada konsumen, meningkatkan pangsa pasar, dan memperkokoh merek PT Biofarmaka Indonesia
Promosi Produk Minuman Kesehatan Curma
Identifikasi kegiatan promosi produk Curma yang dilakukan
Analisis deskriptif
Identifikasi faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi
Alternatif strategi promosi sesuai dengan pendukung yang dimiliki dan kendala yang dihadapi
PHA
Strategi promosi yang tepat bagi produk Curma di PT Biofarmaka Indonesia Gambar 4. Kerangka Operasional Penelitian 39
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT Biofarmaka Indonesia di Kampus IPB Taman Kencana Jalan Taman Kencana No. 3, Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive), dengan mempertimbangkan bahwa PT Biofarmaka Indonesia merupakan salah satu industri kecil obat tradisional (IKOT) di kota Bogor dan berada di bawah pengawasan Pusat Studi Biofarmaka (PSB) LPPM IPB yang fokus pada pengembangan produk-produk herbal dari tanaman obat (biofarmaka). Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan Mei 2009. 4.2. Jenis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data primer diperoleh melalui hasil pengamatan langsung di lapangan (observasi), wawacancara langsung, pemberian kuisioner (daftar pertanyaan) kepada manajer pemasaran PT Biofarmaka Indonesia yang banyak berhubungan dengan masalah pemasaran dan promosi produk minuman kesehatan Curma.
Wawancara dilakukan untuk
mengetahui kondisi dan kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam hal pemasaran dan promosi. Data sekunder diperoleh dari literatur dan instansi-instansi yang terkait, seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Departemen Pertanian, Direktorat Jendral Bina Produksi Hortikultura, dan perpustakaan LSI IPB.
Data sekunder juga
diperoleh dari PT Biofarmaka Indonesia mengenai gambaran umum perusahaan seperti sejarah perusahaan, visi, misi, dan rencana ke depan perusahaan, struktur organisasi, proses produksi, dan pemasaran terutama kegiatan promosi. Selain itu, data sekunder diperoleh melalui buku, artikel internet, dan penelitian terdahulu. 4.3. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui metode pengamatan langsung (observasi) dan metode dengan menggunakan pertanyaan 40
(kuisioner).
Pengamatan langsung (observasi) dilakukan dengan pengamatan
kegiatan promosi yang dilakukan oleh PT Biofarmaka Indonesia. Wawancara dilakukan terhadap konsumen sasaran produk Curma (sebanyak 30 orang responden) untuk mengetahui mutu dan kualitas produk yang ingin dibeli oleh konsumen dan pengenalan produk minuman kesehatan Curma yang dihasilkan PT Biofarmaka Indonesia.
Konsumen sasaran yang diwawancarai dipilih secara
sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa responden adalah konsumen sasaran produk Curma (remaja usia 16-17 tahun) dan berasal dari kalangan menengah ke atas. Oleh sebab itu, responden yang dipilih untuk diwawancarai adalah siswa SMA Bogor dari kalangan menengah ke atas (SMA Regina Pacis dan SMA Negeri 2 Bogor). Sedangkan metode dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai kegiatan bauran promosi, tujuan kegiatan promosi yang dilakukan oleh PT Biofarmaka Indonesia, faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi produk Curma dan pemilihan alternatif strategi promosi produk Curma yang tepat bagi perusahaan sesuai dengan kendala yang dihadapi serta pendukung yang dimiliki oleh PT Biofarmaka Indonesia. Pengisian matriks banding berpasangan dilakukan dengan memberikan daftar pertanyaan (kuisioner) kepada manajer pemasaran (Andhika Yudhistira) dan bendahara (Dina) PT Biofarmaka Indonesia (sebanyak 2 orang). Pemilihan responden dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan responden adalah pelaku (individu) yang mempengaruhi pengambilan kebijakan di PT Biofarmaka Indonesia, menguasai atau mengetahui informasi mengenai produk Curma, dan juga mempertimbangkan faktor-faktor pemahaman mengenai kegiatan promosi perusahaan dan pemahaman responden mengenai strategi promosi perusahaan. 4.4. Metode Pengolahan Data 4.4.1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kilas peristiwa pada masa sekarang (Nazir M 2003). Tujuan dari penelitian deskriptif 41
ini adalah untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Menurut Nazir M (2003), metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan intrepetasi yang tepat.
Dalam mengumpulkan data
digunakan teknik wawancara, dengan menggunakan kuisioner ataupun panduan interview. 4.4.2. Analisis Hirarki Keputusan Analisis hirarki keputusan digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi dan pemilihan alternatif strategi promosi.
Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi
promosi yang dibuat berdasarkan kondisi yang dialami perusahaan saat ini. Alternatif strategi promosi yang dilakukan antara lain menitikberatkan pada periklanan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), penjualan pribadi (personal selling), hubungan masyarakat dan publisitas (public relation), dan pemasaran langsung (direcet marketing).
Alternatif strategi yang dibuat
berdasarkan hasil pengamatan oleh pihak perusahaan yang dikaitkan dengan kondisi yang menyertai produk di lapangan. Untuk pengolahan data dilakukan dengan metode PHA dan berdasarkan kerangka kerja PHA, maka penelitian ini diawali dengan pengumpulan data dan informasi dari sasaran konsumen dan pihak PT Biofarmaka Indonesia untuk membuat struktur hirarki. Struktur hirarki yang telah disusun menjadi dasar dalam pembuatan kuisioner bagi responden. Kuisioner diberikan untuk mengetahui pembobotan setiap elemen pada seluruh tingkat struktur hirarki.
Sebuah hirarki yang telah disusun dengan elemen-
elemennya menjadi tidak berarti apabila tanpa nilai atau bobot yang menyertainya. Penggunaan metode PHA sangat mengutamakan kualitas dari responden dan bukan kuantitas responden. Data yang diperoleh melalui kuisioner diolah dengan menggunakan program komputer expert choice 2000. Hasil pengolahan data ini diperlukan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penyusunan strategi promosi sesuai dengan tujuan promosi perusahaan dan pemilihan alternatif strategi prmosi yang tepat dan disajikan dalam bentuk uraian, gambar, dan tabel. 42
Kerangka kerja PHA terdiri dari delapan langkah utama (Saaty 1993) yang dapat diuraikan sebagai berikut: 1.
Mendefenisikan persoalan dan merincikan pemecahan persoalan yang diinginkan. Hal yang perlu diperhatikan dalam langkah ini adalah penguasaan masalah secara mendalam, karena yang menjadi perhatian adalah pemilihan tujuan, kriteria dan elemen-elemen yang menyusun struktur hirarki. Tidak terdapat prosedur yang pasti untuk mengidentifikasi komponen-komponen sistem, seperti tujuan, kriteria, dan aktivitas yang akan dilibatkan dalam suatu hirarki. Komponen-komponen sistem dapat diidentifikasi berdasarkan kemampuan para analisa untuk menemukan unsur-unsur yang dapat dilibatkan dalam suatu sistem.
2.
Membuat struktur hirarki dari sudut pandang manajemen secara menyeluruh (Gambar 5). Struktur hirarki ini mempunyai bentuk yang saling berkaitan, tersusun dari sasaran utama, sub-sub tujuan, faktor-faktor pendorong yang mempengaruhi sub-sub sistem tujuan tersebut, pelaku-pelaku yang memberi dorongan, tujuan-tujuan pelaku dan akhirnya ke alternatif strategi, pilihan atau skenario. Pada tingkat puncak hirarki hanya terdiri dari satu elemen yang disebut dengan fokus yaitu sasaran keseluruhan yang bersifat luas. Tingkat dibawahnya dapat terdiri dari beberapa elemen yang dibagi dalam kelompok homogen, agar dapat dibandingkan dengan elemen yang berada pada tingkat sebelumnya. Tingkat 1: Fokus
G
Tingkat 2: Faktor
F1
F2
F3
…
Fn
Tingkat 3: Pelaku
A1
A2
A3
…
An
Tingkat 4: Tujuan
O1
O2
O3
…
On
Tingkat 5: Skenario
S1
S2
S3
…
Sn
Gambar 5. Model Struktur Proses Hirarki Analitik Sumber: Saaty (1993)
43
3.
Menyusun matriks banding berpasangan. Dimulai dari puncak hirarki yang merupakan dasar untuk melakukan perbandingan berpasangan antar elemen yang terkait yang ada dibawahnya.
Pembandingan berpasangan pertama
dilakukan pada elemen tingkat kedua terhadap fokus yang ada di puncak hirarki. Suatu elemen disebelah kiri diperiksa perihal dominasi atas yang ada disebelah kiri elemen puncak matriks. 4.
Mengumpulkan semua pertimbangan yang diperlukan dari hasil perbandingan berpasangan antar elemen pada langkah 3. Setelah matriks perbandingan berpasangan antar elemen dibuat, dilakukan perbandingan berpasangan antar setiap elemen pada kolom ke-i, dengan perbandingan berpasangan antar elemen pada baris ke-j.
Tabel 5. Nilai Skala Banding Berpasangan Intensitas Pentingnya
Defenisi
Penjelasan
Dua elemen menyumbang sama besar pada sifat itu Pengalaman dan pertimbangan sedikit Elemen yang satu sedikit lebih menyokong satu elemen atas elemen 3 penting daripada yang lainnya lainnya Pengalaman dan pertimbangan dengan Elemen yang satu sangat penting dari 5 kuat menyokong satu elemen atas elemen yang lainnya elemen lainnya Satu elemen dengan kuat disokong Satu elemen jelas lebih penting 7 dari dominannya telah terlihat dalam daripada elemen lainnya praktek Bukti yang menyokong elemen yang Satu elemen mutlak lebih penting satu atas yang lainnya memiliki 9 daripada elemen lainnya tingkat penegasan yang tertinggal yang mungkin menguatkan Nilai-nilai diantara dua pertimbangan Kompromi diperlukan diantara dua 2, 4, 6, 8 yang berdekatan pertimbangan Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka bila dibandingkan dengan aktivitas j, Kebalikan maka memiliki nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan i. Sumber: Saaty (1993) 1
Kedua elemen sama pentingnya
Perbandingan berpasangan antar elemen tersebut dilakukan dengan pernyataan “Seberapa kuat elemen baris ke-j didominasi atau dipengaruhi, dipenuhi, diuntungkan oleh fokus di puncak hirarki, dibandingkan dengan kolom ke-i?”.
Apabila elemen-elemen yang diperbandingkan merupakan
suatu peluang atau waktu, maka pertanyaannya adalah: “Seberapa lebih mungkin suatu elemen baris ke-j dibandingkan dengan elemen kolom ke-i sehubungan dengan elemen puncak hirarki”. Untuk mengisi matriks banding 44
berpasangan, digunakan skala banding yang tertera pada Tabel 5. Angkaangka yang tertera menggambarkan relatif pentingnya suatu elemen dibanding dengan elemen lainnya sehubungan dengan sifat atau kriteria tertentu.
Pengisian matriks hanya dilakukan untuk bagian di atas garis
diagonal dari kiri ke kanan bawah. 5.
Memasukkan nilai-nilai kebalikannya beserta bilangan 1 sepanjang diagonal utama.
Angka 1 sampai 9 digunakan bila Fi lebih mendominasi atau
mempengaruhi sifat fokus puncak hirarki (X) dibandingkan dengan Fj, sedangkan bila Fi kurang mendominasi atau kurang mempengaruhi sifat X dibandingkan dengan Fj maka digunakan angka kebalikannya.
Matriks
dibawah garis diagonal utama diisi dengan nilai-nilai kebalikannya. 6.
Melaksanakan langkah 3, 4, dan 5 untuk semua tingkatan dari gugusan dalam hirarki tersebut. Pembandingan dilanjutkan untuk semua elemen pada setiap tingkat keputusan yang terdapat pada hirarki, berkenaan dengan kriteria elemen diatas.
Matriks pembandingan dalam metode PHA dibedakan
menjadi: (1) Matriks pendapat individu (MPI) dan (2) Matriks pendapat gabungan (MPG).
Matriks pendapat individu adalah matriks hasil
perbandingan yang dilakukan individu. MPI memiliki elemen yang disimbolkan dengan aij yaitu elemen matriks pada baris ke-i dan kolom ke-j. matriks pendapat individu dapat dilihat pada Gambar 6. X A1 A2 A1 A11 A12 A2 A21 A22 A3 A31 A32 … … … An An1 An2 Gambar 6. Matriks Pendapat Individu
A3 A13 A23 A33 … An3
... … … … … …
An A1n A2n A3n … Ann
Sumber: Saaty (1993)
Matriks pendapat gabungan (Gambar 7) adalah susunan matriks baru yang elemen (gij) berasal dari rata-rata geometrik pendapat-pendapat individu yang rasio inkonsistensinya lebih kecil atau sama dengan 10 persen dan setiap elemen pada baris dan kolom yang sama dari MPI yang satu dengan MPI yang lain tidak terjadi konflik. 45
X G1 G2 G1 G11 G12 G2 G21 G22 A3 G31 G32 … … … Gn Gn1 Gn2 Gambar 7. Matriks Pendapat Gabungan
G3 G13 G23 G33 … Gn3
... … … … … …
Gn G1n G2n G3n … Gnn
Sumber: Saaty (1993)
Persyaratan MPG yang bebas dari konflik adalah: a) Pendapat masing-masing individu pada baris dan kolom yang sama memiliki selisih kurang dari empat satuan antara nilai pendapat individu yang tertinggi dengan nilai yang terendah. b) Tidak terdapat angka kebalikan pada baris dan kolom yang sama 7.
Mensintesis prioritas untuk melakukan pembobotan vektor-vektor prioritas. Menggunakan komposisi secara hirarki untuk membobotkan vektor-vektor prioritas itu dengan bobot kriteria-kriteria dan menjumlahkan semua nilai prioritas terbobot yang bersangkutan dengan nilai prioritas dari tingkat bawah berikutnya dan seterusnya. Pengolahan MPI terdiri dari dua tahap yaitu (1) pengolahan horisontal dan (2) pengolahan vertikal. Kedua jenis pengolahan tersebut dapat dilakukan untuk MPI dan MPG.
Pengolahan vertikal
dilakukan setelah MPI dan MPG diolah secara horisontal, dimana MPI dan MPG harus memenuhi persyaratan rasio konsistensi. a) Pengolahan horisontal terdiri dari tiga bagian yaitu penentuan vektor prioritas (vektor eigen), uji konsistensi dan revisi MPI dan MPG yang memiliki rasio inkonsistensi tinggi. Tahapan perhitungan yang dilakukan pada pengolahan horisontal ini adalah: • Perkalian baris (Z) dengan rumus:
∏
(i, j = 1, 2, 3,…, n)
• Perhitungan Vektor Prioritas (VP) atau Eigen Vektor dengan rumus: ∏ ∑
∏
VP = (VPi), untuk i = 1,2,3,..,n
• Perhitungan nilai eigen Maks (maks ) 46
VA = (aij) x VP
dengan VA= (VAi)
VB =
denganVB = (VBi)
∑
dengan i = 1,2,3,...n
• Perhitungan Indeks Inkonsistensi (CI) dengan rumus:
1 • Perhitungan Rasio Inkonsistensi (CR) dengan rumus:
RI = Indeks Acak (Random Index) yang dikeluarkan oleh Oak Ridge Laboratory dari matriks berorde 1 sampai 15 yang menggunakan sample berukuran 100 (Tabel 6). Nilai Rasio Inkonsistensi (CR) yang lebih kecil atau sama dengan 0,1 merupakan nilai yang mempunyai tingkat konsistensi yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini dikarenakan CR merupakan tolak ukur bagi konsistensi atau tidaknya suatu hasil perbandingan berpasangan dalam suatu matriks pendapat (Saaty 1993). Tabel 6. Nilai Indeks Acak (RI) Matriks Berorde 2 sampai 8 Orde 2 3 4 5 6 7 8
Indeks Acak (RI) 0.00 0.58 0.90 1.12 1.24 1.32 1.41
Sumber: Saaty (1993)
b) Pengolahan vertikal yaitu menyusun prioritas pengaruh setiap elemen pada tingkat hirarki keputusan tertentu terhadap sasaran utama atau fokus.
Apabila Cvij didefenisikan sebagai nilai prioritas pengaruh
elemen ke-j pada tingkat ke-i terhadap sasaran utama, maka:
Cvij = ∑
CHij t i
1 x VWt i
1
dengan I, j, t = 1,2,3,…,n
47
Dimana: CHij(t : i-1) = nilai prioritas elemen ke-i terhadap elemen ke-t pada tingkat diatasnya (i-1) yang diperoleh dari hasil pengolahan horisontal. VWt(i-1) = nilai prioritas pengaruh elemen ke-t pada tingkat ke (i-t) terhadap
sasaran
utama
yang
diperoleh
dari
hasil
pengolahan horisontal.
8.
P
= jumlah tingkat hirarki
r
= jumlah elemen yang ada pada tingkat ke-i
s
= jumlah elemen yang ada pada tingkat ke (i-t)
Mengevaluasi inkonsistensi untuk seluruh hirarki. Pada pengisian judgement pada tahap MPB (matriks pembanding berpasangan) terdapat kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam membandingkan elemen satu dengan elemen yang lain sehingga diperlukan suatu uji inkonsistensi.
Dalam PHA,
penyimpangan diperlukan dengan toleransi rasio inkonsistensi dibawah 10 persen. Langkah ini dilakukan dengan mengalikan setiap indeks konsistensi dengan prioritas-prioritas kriteria yang bersangkutan dan menjumlahkan hasil kalinya.
Hasil ini dibagi dengan pernyataan sejenis yang menggunakan
indeks konsistensi acak, yang sesuai dengan dimensi masing-masing matriks. Untuk memperoleh hasil yang baik, rasio inkonsistensi hirarki harus bernilai kurang dari atau sama dengan 10 persen.
Rasio inkonsistensi diperoleh
setelah matriks diolah secara horisontal dengan menggunakan program komputer expert choice 2000. Jika rasio inkonsistensi mempunyai nilai yang lebih dari 10 persen maka mutu informasi harus ditinjau kembali dan diperbaiki, antara lain dengan memperbaiki cara menggunakan pertanyaan ketika melakukan pengisian ulang kuisioner dan dengan lebih mengarahkan responden yang mengisi kuisioner. 4.5. Defenisi Operasional 4.5.1 Hirarki Pertama 1.
Tingkat 1 adalah fokus, yaitu tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Pada hirarki pertama, fokus hirarki (tujuan penelitian) adalah menentukan 48
faktor yang paling berpengaruh dalam penyusunan strategi promosi produk minuman kesehatan Curma di PT Biofarmaka Indonesia. 2.
Tingkat 2 adalah tujuan, yaitu tujuan yang ingin dicapai oleh PT Biofarmaka Indonesia dalam menjalankan kegiatan promosi produk minuman kesehatan Curma yang terdiri dari menginformasikan dan mengingatkan produk kepada konsumen, meningkatkan penjualan, memperluas pangsa pasar, dan untuk menghadapi persaingan.
3.
Tingkat 3 adalah faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi produk minuman kesehatan Curma yang terdiri dari faktor anggaran, faktor karakteristik produk, faktor pasar, bauran pemasaran lainnya (selain promosi), dan faktor konsumen.
4.
Tingkat 4 adalah sub faktor, yaitu penjabaran dari faktor yang terdapat pada tingkat 3. Faktor anggaran terdiri dari cash (perputaran kas perusahaan) dan sale (penjualan sebelumnya). Karakteristik produk terdiri dari sifat dan mutu produk. Faktor pasar terdiri dari daur hidup produk, segmen pasar, trend pasar, dan positioning produk di pasar. Bauran pemasaran (selain promosi) terdiri dari produk, harga, dan distribusi produk. Faktor konsumen terdiri dari karakteristik konsumen, loyalitas konsumen, dan kesiapan pembeli.
4.5.2 Hirarki kedua 1.
Tingkat 1 adalah fokus hirarki, yaitu tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian. Pada hirarki kedua, tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah alternatif strategi promosi yang tepat bagi produk minuman kesehatan Curma di PT Biofarmaka Indonesia berdasarkan kendala yang dihadapi dan pendukung yang dimiliki perusahaan.
2.
Tingkat 2 adalah dasar pemilihan alternatif strategi promosi, yaitu faktor kendala dan pendukung. Faktor kendala merupakan segala sesuatu baik yang datang dari dalam maupun ancaman dari luar yang menyulitkan perusahaan dalam menetapkan strategi promosi. Faktor pendukung adalah segala sesuatu yang mendukung atau memudahkan perusahaan dalam menetapkan strategi promosi untuk produk minuman kesehatan Curma.
49
3.
Tingkat 3 adalah faktor kendala dan pendukung. Kendala perusahaan dalam menentukan strategi promosi produk minuman kesehatan Curma adalah sumberdaya manusia, manajemen produksi, pesaing, dan dana.
Faktor
pendukung perusahaan untuk menentukan strategi promosi produk minuman kesehatan Curma adalah produk Curma sendiri, perusahaan, teknologi yang dimiliki perusahaan, dan lembaga pendukung yang membantu perusahaan. 4.
Tingkat 4 adalah sub kendala dan sub pendukung. Sub kendala sumberdaya manusia yang dihadapi perusahaan adalah jumlah SDM dan skill yang dimiliki SDM dalam promosi.
Sub kendala manajemen produksi adalah
kapasitas produksi Curma dan kontinuitas produksi. Sub kendala pesaing yaitu promosi dan merek yang dimiliki pesaing. Sub kendala dana adalah penetapan dana dan sumber dana promosi produk minuman kesehatan Curma. Sub pendukung perusahaan yaitu fasilitas yang dimiliki perusahaan, struktur organisasi, dan target penjualan perusahaan. Sub pendukung produk adalah harga, mutu, dan sifat produk Curma. Sub pendukung teknologi terdiri dari sistem quality control dan tools support yang dimiliki perusahaan.
Sub
pendukung lembaga pendukung yaitu lembaga pemerintahan dan lembaga swasta. 5.
Tingkat 5 adalah alternatif strategi promosi.
Alternatif strategi promosi
terdiri dari periklanan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), humas/publisitas (public relation), pemasaran secara langsung (direcet marketing), dan penjualan secara pribadi (personal selling). 4.5.3 Alternatif Strategi Promosi 1.
Alternatif 1 merupakan strategi promosi yang menitikberatkan pada periklanan (advertising) merupakan alat promosi yang terdiri dari iklan lini atas (above the line/ATL), yaitu tayangan iklan di media cetak (majalah, koran, dan tabloid), televisi, radio, bioskop, billboard, dan sebagainya dan iklan lini bawah (below the line/BTL), yaitu iklan pada pameran, brosur, lembar informasi, benda-benda pajangan di tempat penjualan, tas iklan, kalender, dan sebagainya.
50
2.
Alternatif 2 yaitu strategi promosi yang menitikberatkan pada promosi penjualan (sales promotion).
Promosi penjualan memberikan penawaran
insentif untuk membeli, yang sebagian besar berjangka pendek, contohnya pemberian sampel produk, potongan harga pembelian (discount), pemberian hadiah, mengikuti pameran dagang dan pengadaaan bazar. 3.
Alternatif 3 yaitu strategi promosi yang menitikberatkan pada hubungan masyarakat atau publisitas (public relation).
Strategi ini mencakup
sumbangan amal, sponsor pada acara atau kegiatan, talkshow, seminar yang berkaitan dengan produk, pemberitaan melalui website dan pemberian konsultasi kesehatan gratis di kios herbal untuk pembeli produk perusahaan. 4.
Alternatif 4 yaitu strategi promosi yang menitikberatkan pada pemasaran secara langsung (direct marketing).
Strategi promosi ini berusaha
menjangkau konsumen dengan menyerahkan produk kepada konsumen tanpa menggunakan perantara seperti, pemasaran secara langung di mall Botani Square Bogor, Agrimart IPB, kios herbal Taman Kencana, dan pemasaran secara online melalui space iklan dan website perusahaan. 5.
Alternatif 5 yaitu strategi promosi yang menitikberatkan pada penjualan secara pribadi (sales promotion).
Strategi promosi ini dilakukan untuk
menjangkau konsumen secara intim dengan mengalokasikan sumberdaya manusia yang dimiliki sebagai driver sales person (pengantar produk ke tempat konsumen), order getter (pencari konsumen di luar), order taker (pelayan dalam kios herbal), dan demand creator (penjual produk dengan kreativitas tinggi).
51
V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Sejarah, Visi dan Misi PT Biofarmaka Indonesia 5.1.1 Sejarah PT Biofarmaka Indonesia PT Biofarmaka Indonesia (Biofarindo), berasal dari Sub Divisi Produk Pusat Studi Biofarmaka Institut Pertanian Bogor (PSB IPB), merupakan sub divisi yang bergerak dalam kegiatan produksi dan pengolahan produk-produk berbahan baku biofarmaka di Pusat Studi Biofarmaka LPPM IPB. Sub divisi ini dibentuk berdasarkan keinginan untuk memproduksi produk-produk biofarmaka yang dikomersialisasikan sehingga mendukung kemandirian dan menghasilkan sumber pendanaan sendiri. Sub divisi ini dibentuk pada tanggal 25 Februari 2003, setelah ada permintaan dari para stakeholder dan seiring dengan salah satu dari tujuan PSB IPB untuk mengaplikasikan dan mengkomersialkan hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan biofarmaka serta pengabdian pada masyarakat. Sub divisi ini bertugas mengembangkan produk dan membuat contoh-contoh produk, baik berbasis penelitian, paten maupun informasi etnofarmaka.
Seiring dengan
berkembangnya manajemen sub divisi tersebut, dan adanya keinginan untuk mempertajam tujuan PSB, mensinergikan maksud komersialisasi, dan pelayanan masyarakat, maka pada tahun 2005 sub divisi tersebut menjadi badan usaha komersial berupa perseroan terbatas dengan nama PT Biofarmaka Indonesia. PT Biofarmaka Indonesia merupakan Satuan Usaha Akademik (SUA) Pusat Studi Biofarmaka Institut Pertanian Bogor (PSB IPB) yang bekerjasama dengan para ahli biofarmaka pada lembaga PSB IPB. PT Biofarmaka Indonesia mengkhususkan dirinya dalam pengembangan produk-produk herbal (tanaman obat) dengan konsep back to nature dan dilandasi oleh hasil uji dan riset yang mengedepankan mutu dan kualitas serta efek efikasi dari setiap produknya, sebagai jaminan untuk meraih kepuasan konsumen. PT Biofarmaka Indonesia masih termasuk dalam industri kecil dan rumah tangga atau tergolong dalam Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT). Hal ini dapat dilihat dari teknologi yang digunakan masih secara manual, belum menggunakan mesin-mesin produksi besar dan jumlah karyawan yang tidak 52
banyak.
Selain itu, PT Biofarmaka Indonesia masih menanggung modal,
memerlukan dana mandiri, dan investor. 5.1.2 Visi dan Misi PT Biofarmaka Indonesia Visi PT Biofarmaka Indonesia adalah menjadi perusahaan terdepan di Indonesia dalam bidang pengembangan produk biofarmaka dan layanan serta membuat produk berkualitas yang dapat bersaing dengan performance yang baik, jujur, dan bertanggungjawab, serta mengedepankan aspek kemanusiaan baik dari segi kualitas mutu, efikasi dan jaminan layanan dalam rangka menjadikan usaha mandiri di bidangnya untuk meningkatkan kesejahteraan bersama. Misi umum PT Biofarmaka Indonesia adalah komitmen yang kuat dari perusahan dalam turut memajukan kesehatan masyarakat dan bangsa Indonesia melalui produk-produk biofarmaka dan layanan yang berkualitas, aman, dan memiliki nilai efikasi yang berlandaskan hasil riset dan penelitian. Misi khusus perusahaan antara lain: 1.
Melegalkan produk-produk Pusat Studi Biofarmaka Institut Pertanian Bogor (PSB IPB) yang memiliki nilai-nilai: kualitas dan mutu yang baik, efek efikasi terjamin yang layak jual.
2.
Mengembangkan produk dan layanan serta mengkomersialkan hasil-hasil riset para ahli yang terhimpun dalam lembaga Pusat Studi Biofarmaka Institut Pertanian Bogor (PSB IPB).
3.
Usaha-usaha komersial perusahaan harus dapat menjaga kesinambungan kerjasama dengan Pusat Studi Biofarmaka Institut Pertanian Bogor (PSB IPB).
4.
Menjual produk yang berkualitas, pelayanan yang professional dan solusi alternatif yang terjamin kualitasnya.
5.
Memberikan pelayanan kepada pelanggan dan integritas yang tinggi guna memberikan kepuasan kepada pelanggan.
6.
Menjadi perusahan terdepan dalam bidang pengembangan biofarmaka.
7.
Memberikan kepuasaan yang seimbang, baik kepada pelanggan karyawan maupun pemegang saham, dan mitra perusahaan.
53
5.2. Lokasi PT Biofarmaka Indonesia PT Biofarmaka Indonesia berlokasi di Kampus IPB Taman Kencana Jl. Taman Kencana No. 3, Bogor. Lokasi PT Biofarmaka Indonesia cukup strategis karena berada di pusat kota Bogor, dilalui banyak kendaraan umum dan dekat dari jalan utama. Bagunan PT Biofarmaka Indonesia masih menjadi satu dengan Pusat Studi Biofarmaka Institut Pertanian Bogor (PSB IPB), mengingat PT Biofarmaka Indonesia merupakan satuan usaha akademik PSB IPB. Bangunan PT Biofarmaka Indonesia terdiri dari kantor administrasi, ruangan proses produksi, ruang penyimpanan bahan baku serta ruang klinik dan tempat penjualan produk. Klinik konsultasi berada di luar gedung PSB IPB, sedangkan ruang lainnya masih berada dalam gedung PSB IPB. 5.3. Struktur Organisasi PT Biofarmaka Indonesia Struktur organisasi perusahaan
menggambarkan hubungan tanggung
jawab dan wewenang yang terdapat pada perusahaan tersebut. Struktur organisasi PT Biofarmaka Indonesia sangat sederhana dimana struktur organisasi seperti ini digunakan oleh perusahaan yang tergolong dalam skala kecil karena akan memudahkan dalam mengelola manajemen perusahaan (Lampiran 1). Berikut ini adalah gambaran tugas dan wewenang dari masing-masing bagian tersebut: 1.
Direktur Utama Direktur utama bertanggungjawab untuk mengawasi jalannya kegiatan operasional perusahaan dan aliran dana, administrasi, mengevaluasi seluruh kegiatan operasi perusahaan, dan memberikan laporan secara berkala kepada para pemilik saham.
Wewenang yang dimiliki direktur utama adalah
menetapkan kebijakan yang berhubungan dengan pemasok bahan baku, proses produksi, pemasaran, keuangan, serta mengambil keputusan yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan. 2.
Direktur Operasional Direktur operasional bertanggung jawab akan pelaksanaan kebijakankebijakan yang telah diputuskan perusahaan dan jalannya kegiatan operasional perusahaan. direktur operasional bertugas mengawasi aliran kas, volume produksi, volume penjualan, pelaksanaan pemasaran dan kegiatan 54
opersional lainnya di perusahaan.
Wewenang yang dimiliki direktur
opersional adalah menjalankan kebijakan yang telah diambil direktur utama. 3.
Bagian Administrasi dan Keuangan Bagian ini bertanggung jawab atas aliran dana dalam perusahaan, termasuk didalamnya penerimaan hasil penjualan dan pengeluaran untuk pembelian bahan baku, administrasi, pemasaran produk, transportasi, gaji karyawan serta memberikan laporan keuangan kepada perusahaan secara berkala kepada direktur utama.
Bagian ini juga bertugas melakukan rekapitulasi data
penjualan produk, pembelian bahan baku, data pelanggan, data administrasi umum dan data persediaan bahan baku. 4.
Bagian Produksi dan Quality Control Bagian produksi bertangging jawab atas proses produksi, penyimpanan dan pengawasan stok bahan baku, pemeliharaan tempat penyimpanan dan memberikan laporan penggunaan bahan baku dan produk jadi yang dihasilkan dalam proses produksi. Selain itu, bagian produksi memiliki kewenangan untuk mengajukan pembelian bahan baku ke bagian keuangan, menerima bahan baku dari pemasok, dan memberikan pertimbangan terhadap kualitas bahan baku yang diterima.
Bagian ini juga melakukan quality control
terhadap bahan baku, selama proses produksi dan pada produk jadi untuk memberikan kualitas produk yang dihasilkan sesuai standar PT Biofarmaka Indonesia. 5.
Bagian Pemasaran Bagian pemasaran bertanggung jawab dalam kegiatan pemasaran produk terutama dalam hal promosi dan distribusi. Bagian pemasaran melakukan pameran-pameran dan menyebarkan brosur mengenai PT Biofarmaka Indonesia dan produk-produknya. Bagian pemasaran melakukan negosiasi kepada distributor dan took-toko obat maupun jamu.
6.
Karyawan Karyawan yang dimiliki oleh PT Biofarmaka Indonesia terdiri dari 8 orang karyawan di bagian produksi, 1 orang di bagian administrasi dan keuangan dan 3 orang di bagian pemasaran sebagai tenaga penjual serta herbalis untuk konsultasi pasien. Karyawan bagian produksi bertugas untuk menyimpan 55
stok bahan baku, menyiapkan bahan-bahan yang akan digunakan dalam proses produksi dan memelihara kebersihan gudang dan ruangan produksi. 5.4. Produk-Produk PT Biofarmaka Indonesia PT Biofarmaka Indonesia telah mengembangkan produk-produk berbahan baku biofarmaka sejak masih menjadi Sub Divisi Produk Pusat Studi Biofarmaka IPB yang dibentuk pada tahun 2003 hingga saat ini. Berbagai macam produk yang berbahan baku biofarmaka telah dicoba diperkenalkan tetapi belum ada yang langsung dibeli oleh pihak industri. Produk-produk yang diproduksi dapat dibagi menjadi tiga lini yaitu produk obat herbal terstandar, produk serbuk minuman instant, produk permen (confectionary). Tabel 7 memperlihatkan daftar produk yang telah dihasilkan PT Biofarmaka Indonesia. Produk Biofarmaka ini telah lulus uji pre klinis (invitro dan invivo), misalnya produk Bio Langsing telah terbukti dapat menurunkan lemak dalam tubuh berdasarkan hasil uji pre klinis. Selain ketiga lini produk tersebut, PT Biofarmaka Indonesia juga menyediakan bibit tanaman obat, simplisia, serbuk, dan ekstrak. Produk unggulan PT Biofarmaka Indonesia saat ini adalah produk minuman instant seperti Alora Instant, Gano Instant, Langsing Ramping, Beras Kencur Instant, dan Curma.
Produk minuman kesehatan Curma terbuat dari
temulawak dan madu murni merupakan produk baru yang diproduksi sejak tahun 2008, produk ini diharapkan dapat menembus pasar dan membawa produk-produk biofarmaka lainnya untuk dikenal oleh konsumen. Produk obat herbal terstandar merupakan produk khusus obat-obatan yang terbuat dari herbal yang berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit. Produk obat herbal terstandar dikemas dalam botol-botol yang berisi 30 butir kapsul atau 60 butir kapsul.
Produk Serbuk Minuman Instant merupakan produk minuman
instant yang terbuat dari tanaman obat/biofarmaka atau herbal untuk menjaga kesehatan tubuh. Produk Serbuk Minuman Instant ini dikemas dalam box yang berisi 6 sachet dengan harga rata-rata Rp 6.000,00/box.
Sedangkan produk
minuman kesehatan Curma (ready to drink) yang baik untuk kesehatan hati dan pencernaan dikemas dalam botol ukuran 125 mL dengan harga Rp 3.000,00.
56
Tabel 7. Daftar Produk PT Biofarmaka Indonesia Nama Produk
Khasiat
Produk Obat Herbal Terstandar Menurunkan kadar gula asam urat dalam tubuh dan Bio Uric mengurangi nyeri pada persendian Bio Munos Meningkatkan daya tahan tubuh Bio Langsing Mengurangi lemak tubuh Mencegah terjadinya thrombus dan melarutkan Lumbri Caps timbunan kolestrol di pembuluh darah Trosit Caps meningkatkan kadar trombosit darah Meningkatkan vitalitas, mengurangi letih dan lesu Bio Gra serta pegal-pegal pada pinggang Membantu revitalisasi sel, infeksi, diuretik dan Pegagan membantu mengurangi rasa pegal Ganodema Meningkatkan kekebalan tubuh Brotowali Mengurangi gula darah Menurunkan tekanan darah, anti tumor dan anti Mengkudu kanker Menyembuhkan diabetes, malaria, ginjal, kanker hati, Mimba dan jerawat Mngobati penyakit kandung kemih dan empedu Tempuyung berbatu serta mengobati penyakit darah tinggi Mengurangi gejala kanker mulut rahim, vulva, dan Temu Putih nyeri haid Mengecilkan rahim, menambah nafsu makan, Kunir Putih menghambat pertumbuhan sel kanker, dan sakit maag Jati Belanda Mengurangi lemak dan kolesterol Mengobati wasir, melancarkan haid, sembelit dan Daun Ungu bengkak terpukul Menurunkan tekanan darah, mengobati typus, Sambiloto kencing manis, mencegah tumor dan kanker Hepatitis, kolesterol, anti inflamasi, anti piretik, Temulawak maag, dan menambah nafsu makan Mengurangi gejala penyakit tumor, pembengkakan Daun Dewa payudara, dan mencegah stroke serta jantung Diuretik, anti inflamsi, antitusiv, antiseptik, Daun Sendok mengobati penglihatan pada diabetes Kunyit Putih anti inflamasi, nyeri perut, dan panas dalam Mengobati tumor, disentri, sakit kulit, eksim, dan Madewa kencing manis Produk Serbuk Minuman Instant dan Minuman Instant Menjaga kesehatan, melancarkan buang air besar, Alora Instant dan menyegarkan badan Gano Instant Meningkatkan kekebalan tubuh dan stamina Beras Kencur Instant Menghangatkan dan meningkatkan daya tahan tubuh Mengurangi lemak pada perut dan mengencangkan Langsing Ramping otot-otot perut Curma Menjaga kesehatan hati dan pencernaan Produk Permen (Confectionary) Curcuma Candy Menjaga kehangatan dan kesehatan tubuh Cajuput Candy Melegakan tenggorokan dan menghangatkan tubuh Zingiber Candy Melegakan tenggorokan dan menghangatkan tubuh Sumber: PT Biofarmaka Indonesia (2009)
Harga (Rp)
48500/btl 45500/btl 46500/btl 55000/btl 50000/btl 58000/btl 38500/btl 55000/btl 38500/btl 38500/btl 38500/btl 44000/btl 44000/btl 44000/btl 38500/btl 44000/btl 38500/btl 38500/btl 44000/btl 38500/btl 38500/btl 38500/btl
6000/box 6000/box 6000/box 6000/box 3000/btl 3000/sachet 3000/sachet 3000/sachet
57
Produk permen yang diproduksi oleh PT Biofarmaka Indonesia dikhususkan untuk pasar anak-anak yang menyukai permen.
Permen yang
dihasilkan oleh PT Biofarmaka Indonesia juga dapat berguna bagi kesehatan tubuh karena bahan baku yang terkandung dalam permen memiliki khasiat obat dan terbuat dari bahan herbal sehingga aman untuk dikonsumsi anak-anak. Produk-produk PT Biofarmaka Indonesia diproduksi di laboratoium dengan kelengkapan pendukung untuk uji kualitas dan berada dibawah pengawasan PSB (Pusat Studi Biofarmaka) IPB.
Selain itu, produk-produk PT Biofarmaka
Indonesia telah memperoleh ijin produksi dari DepKes RI (Departemen Kesehatan Republik Indonesia). 5.5. Operasional Kegiatan PT Biofarmaka Indonesia Kegiatan operasional yang dilakukan oleh PT Biofarmaka Indonesia saat ini dalam mencapai visi dan misi perusahaan adalah pengadaan bahan baku, proses produksi, dan penjualan produk. 5.5.1 Pengadaan Bahan Baku Dalam menghasilkan produknya PT Biofarmaka Indonesia memerlukan bahan baku yang berasal dari pemasok utama dan pemasok lain. Pemasok utama adalah Pusat Studi Biofarmaka (PSB) IPB yang mempunyai kebun budidaya tanaman obat di kebun percobaan Cikabayan milik IPB dan di daerah Kalimantan. Sedangkan pemasok lain berasal dari daerah Solo dan Semarang. PT Biofarmaka Indonesia tidak terikat dengan para pemasoknya. Sistem pembelian bahan baku yang dilakukan PT Biofarmaka Indonesia berdasarkan pertimbangan kualitas dan harga dengan sistem pembayaran tunai dan sebagian dengan cicilan. 5.5.2 Proses Produksi Bahan baku produk yang dihasilkan PT Biofarmaka Indonesia secara umum berasal dari simplisia tanaman biofarmaka. Simplisia yang diterima dari pemasok diperiksa terlebih dahulu untuk mengontrol kualitas bahan baku agar tetap sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Sebelum menjadi produk jadi, simplisia akan melalui tahapan-tahapan dalam proses produksi yang meliputi sortasi, pencucian, pengeringan, penggilingan, dan pencampuran.
58
1.
Sortasi Simplisia yang akan digunakan disortir terlebih dahulu untuk menghindari terdapatnya benda atau bahan asing yang tidak diinginkan masuk ke dalam proses produksi misalnya batu, paku, plastik, dan kotoran lainnya.
2.
Pencucian Simplisia yang sudah disortir dicuci dengan air bersih, pencucian dilakukan dengan tujuan menghilangkan pencemaran pada simplisia.
3.
Pengeringan Pengeringan simplisia yang telah dicuci dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama simplisia dijemur terbuka di bawah sinar matahari dan tahap kedua dikeringkan dalam oven pengering. Proses pengeringan dalam dua tahap ini bertujuan untuk menjaga agar simplisia tetap berada dalam keadaan kering atau tidak lembab sehingga terhindar dari perkembangbiakan mikroorganisme yang akan merusak mutu simplisia. Kemudian quality control dilakukan di laboratorium PSB (Pusat Studi Biofarmaka) IPB untuk mengetahui kadar air simplisia. Apabila kadar air dalam simplisia masih tinggi, maka dilakukan pengeringan kembali di dalam oven pengering. Simplisia yang telah melalui proses ini dapat dikategorikan sebagai bahan baku bersih untuk produkproduk PT Biofarmaka Indonesia.
4.
Penggilingan Simplisia yang telah melalui proses pengeringan atau bahan baku bersih digiling dengan menggunakan mesin penggiling.
Setelah penggilingan,
bahan baku tersebut diayak sehingga menjadi serbuk halus yang telah terstandarisasi untuk digunakan dalam pembuatan produk-produk biofarmaka. 5.
Pencampuran Bahan baku bersih yang telah menjadi serbuk halus diracik kembali dengan bahan-bahan lain untuk menghasilkan produk bioafarmaka. Misalnya, untuk menghasilkan produk minuman kesehatan Curma, serbuk halus temulawak akan dicampur dengan ekstrak lemon, gula, dan madu sehingga menjadi ekstrak Curma. Kemudian ekstrak Curma akan dicampur dengan air sesuai dengan perbandingan yang telah standarisasi. 59
6.
Pengemasan Serbuk halus simplisia sebelum diekstrak akan diayak kembali sehingga diperoleh serbuk yang lebih halus.
Setelah diekstrak bahan tersbut
dipanaskan untuk mencegah kontaminasi mikroorganisme. Ekstrak tersebut diuji kembali di laboratorium untuk mengetahui masih ada atau tidaknya kontaminasi. Setelah dinyatakan higienis, ekstrak diaduk dengan mikser dan ditimbang untuk dimasukkan dalam kapsul yang sudah dicetak.
Ekstrak
kapsul disortasi telebih dahulu untuk menjaga kualitas kapsul agar tetap bersih dan bagus bentuknya.
Kapsul dimasukkan ke dalam botol sesuai
dengan jumlah yang ditentukan, kemudian botol tersebut disegel dan disterilisasi untuk menjamin mutu produk tersebut. Untuk produk minuman kesehatan Curma, dikemas dalam kemasan botol kaca ukuran 125 mL, disegel, dan disterilisasi untuk menjamin mutu produk.
Setelah produk
dimasukkan dalam kemasannya masing-masing, dicantumkan tanggal kadaluarsa produk pada setiap label kemasan produk.
Produk minuman
kesehatan Curma memiliki daya tahan selama tiga minggu dari pengemasan produk. 5.5.3 Penjualan Produk Produk-produk yang dihasilkan PT Biofarmaka Indonesia didistribusikan kepada dua konsumen yaitu konsumen yang menghendaki manfaat kesehatan melalui cara alami atau herbal (produk jadi) dan industri jamu atau obat tradisional yang membutuhkan bahan baku untuk produk ekstrak dan simplisia. Untuk produk jadi, khususnya produk minuman instant, target konsumennya berada pada rentang usia 17-40 tahun. Untuk produk permen dikhususkan pada target pasar anak-anak. Sedangkan produk minuman kesehatan Curma sebagai produk jadi memiliki target konsumen utama adalah remaja berusia 16-17 tahun. Produk-produk PT Biofarmaka Indonesia secara umum memilih segmen konsumen pada tingkat menengah ke atas. Lokasi yang menjadi target tidak terpusat hanya pada kota Bogor saja, tetapi produk-produk PT Biofarmaka Indonesia dipasarkan di daerah Depok, Jakarta, dan Bandung. Pusat distribusi produk-produk di Bogor dapat ditemukan di kios herbal milik PT Biofarmaka 60
Indonesia di Taman Kencana Bogor, kios herbal di mall Botani Square Bogor, dan Agrimart IPB. Daur hidup produk-produk PT Biofarmaka Indonesia secara umum masih berada pada tahap perkenalan (introduction). Pada tahap ini, perusahaan berusaha untuk memberikan informasi kepada pelanggan potensial bahwa produk PT Biofarmaka Indonesia memiliki manfaat bagi pemenuhan kebutuhan konsumen sehingga membangun kesadaran konsumen terhadap produk dan mengembangkan pasar produk PT Biofarmaka Indonesia.
Adapun produk PT Biofarmaka
Indonesia yang berada pada tahap pertumbuhan dalam daur hidup produk adalah minuman jamu instant Langsing Ramping yang mengalami peningkatan penjualan yang signifikan. Saluran distribusi yang dipilih perusahaan adalah melalui jasa distributor kecil dan pemasaran produk secara langsung. 5.6. Produk Minuman Kesehatan Curma Produk minuman kesehatan Curma merupakan minuman ready to drink (siap minum) yang mengandung ekstrak temulawak (Curcumin) dan madu murni (honey) yang dikemas dalam kemasan botol kaca berukuran 125 mL dengan harga per botol Rp 3.000,00. Produk ini termasuk dalam lini produk jadi minuman instant yang selevel dengan produk minuman instant lainnya yaitu Langsing Ramping, Alora Instant, Gano Instant, dan Beras Kensur Instant.
Produk
minuman kesehatan Curma yang berbahan baku tanaman obat/biofarmaka termasuk dalam kategori pangan fungsional (food suplement) karena dilihat dari defenisinya, pangan fungsional merupakan makanan atau minuman yang mengandung bioaktif yang bermanfaat bagi kesehatan. Produk pangan fungsional adalah produk yang tergolong sebagai suatu produk pangan yang memiliki nilai gizi dan citra rasa (bukan kapsul atau tablet), layak dikonsumsi sebagai bagian dari diet atau menu setiap hari, serta mampu memberikan peran khusus dalam proses metabolisme tubuh.
Meskipun produk pangan fungsional mampu
meningkatkan ketahanan tubuh terhadap berbagai penyakit, produk tersebut tidak termasuk kategori obat, karena obat bersifat mengobati, sementara pangan fungsional lebih bersifat memperkecil resiko (Yuliawati 2008).
61
Produk minuman kesehatan Curma memiliki atribut mutu produk yang berbeda dengan minuman kesehatan lainnya, seperti sifat fisik produk (cair), sifat fisiokimia (tekstur halus seperti air) dan sensori (warna orange, rasa manis karena adanya campuran madu murni), kekhasan/keunggulan yang berbeda dari produk lainnya (dapat dikonsumsi oleh semua umur/dewasa dan anak-anak dengan target pasar remaja, berbahan baku herbal/biofarmaka), jenis dan desain kemasan (gelas/botol), dan umur simpan yang feasible (3 minggu).
Warna produk
minuman kesehatan Curma tidak berasal dari pewarna buatan melainkan dari ekstrak temulawak (Curcumin) yang terkandung dalam produk.
Selain itu,
minuman kesehatan Curma telah mendapatkan ijin Depkes yaitu Depkes RI No. P-IRT. 213327101818 dan halal untuk dikonsumsi.
Hal ini mendukung
komersialisasi produk minuman kesehatan Curma yang diproduksi oleh PT Biofarmaka Indonesia. Manfaat produk minuman kesehatan Curma adalah untuk menjaga kesehatan hati dan pencernaan, meningkatkan daya tahan tubuh, menambah nafsu makan, baik untuk panas dalam dan sariawan. Berdasarkan survei konsumen, produk minuman kesehatan Curma mendapatkan respon yang baik dari segi fisik produk (rasa, warna, dan manfaat). Akan tetapi, produk minuman kesehatan Curma ini masih belum dikenal baik oleh target konsumen sehingga perusahaan memerlukan promosi yang efektif untuk menginformasikan produk kepada konsumen.
Produk minuman kesehatan Curma baru diproduksi oleh PT
Biofarmaka Indonesia pada tahun 2008 sehingga masih berada pada tahap perkenalan dalam siklus hidup produk (introduction), dimana perusahaan berusaha menginformasikan keberadaan produk kepada pelanggan dalam pemenuhan kebutuhan konsumen.
Produk minuman kesehatan Curma masih
didistribusikan secara langsung di kios herbal milik PT Biofarmaka Indonesia di Taman Kencana dan Botani Square Bogor serta Agrimart IPB.
62
VI STRATEGI PROMOSI PRODUK CURMA 6.1. Strategi Promosi Produk Minuman Kesehatan Curma Oleh PT Bioframaka Indonesia PT Biofarmaka Indonesia telah berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan dengan memanfaatkan bauran promosi yang ada.
PT
Biofarmaka Indonesia juga menyadari bahwa kegiatan promosi perlu dilakukan untuk mendukung kegiatan pemasaran produknya khususnya produk minuman kesehatan Curma. Adapun bauran promosi produk minuman kesehatan Curma yang telah dilakukan PT Biofarmaka Indonesia adalah: 1.
Periklanan (advertising) PT Biofarmaka Indonesia telah melakukan kegiatan periklanan lini bawah (below the line yaitu jenis-jenis iklan yang tidak mengharuskan adanya komisi pembayaran kepada biro iklan) untuk produk Curma pada tahun 2008 pada saat produk ini dipasarkan.
Bentuk promosi yang dilakukan PT
Biofarmaka Indonesia adalah penyebaran brosur dan leaflet mengenai manfaat dan khasiat minuman kesehatan Curma, mutu produk, dan harga produk Curma.
PT Biofarmaka Indonesia juga merancang stand kasa
(counter) sebagai pajangan di tempat penjualan yang menarik perhatian konsumen tetapi jarang digunakan dalam kegiatan pemasaran.
Kegiatan
periklanan ini dilakukan pada tahap awal pemasaran produk Curma agar konsumen mengetahui keberadaan, keunggulan, dan mutu Curma yang baik. 2.
Promosi Penjualan (sales promotion) Kegiatan promosi penjualan produk minuman kesehatan Curma yang dilakukan oleh PT Biofarmaka Indonesia adalah pemberian potongan harga (discount) untuk sejumlah pembelian produk Curma pada konsumen. Potongan harga (discount) sebesar 16 persen akan diberikan kepada konsumen yang membeli produk Curma sebanyak
enam botol.
PT
Biofarmaka Indonesia juga menawarkan produk Curma di Pekan Raya 63
Jakarta (PRJ) dan pameran dagang seperti IPB fair 2008, Agrinex 2009, Moluska 2009, dan Halal science.
Kegiatan promosi penjualan melalui
pameran dagang merupakan kegiatan promosi yang efektif dirasakan perusahaan karena langsung memberikan dampak pada tingkat penjualan perusahaan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 3 (Bab I), penjualan terbesar terjadi pada bulan Januari 2009 (269 botol) dan Desember 2008 (215 botol), dimana perusahaan mengikuti banyak pameran dagang. Promosi penjualan ini juga diharapkan dapat menginformasikan keberadaan produk Curma. . 3.
Humas/Publisitas (public relation) Kegiatan humas yang dilakukan PT Biofarmaka Indonesia terhadap produk Curma masih sama dengan produk lainnya yaitu perusahaan memberikan layanan konsultasi kesehatan gratis di kios herbal milik PT Biofarmaka Indonesia. Pemberian konsultasi kesehatan gratis di kios herbal ini dapat menarik perhatian konsumen untuk datang ke kios ini dan melakukan pembelian. PT Biofarmaka Indonesia juga melakukan pemberitaan melalui media elektonik seperti website, dimana perusahaan menawarkan produk dan memberitahukan profil produk Curma melalui halaman website perusahaan.
4.
Pemasaran Langsung (direct marketing) Kegiatan promosi yang dilakukan perusahaan pada pemasaran langsung bersifat penyampaian produk tanpa perantara kepada konsumen. Pemasaran produk Curma secara langsung telah dilakukan oleh PT Biofarmaka Indonesia dengan membuka stand biofarmaka di mall Botani Square Bogor, Agrimart IPB dan kios herbal di Taman Kencana Bogor.
Selain itu, pemasaran
langsung produk Curma secara online telah dilakukan PT Biofarmaka Indonesia untuk menawarkan produk Curma kepada konsumen. Pemasaran langsung produk Curma melalui telepon (telemarketing), fax, surat langsung, dan televisi yang menghasilkan tanggapan langsung belum dapat dilakukan perusahaan karena adanya keterbatasan dana promosi yang dimiliki. 5.
Penjualan secara pribadi (personal selling) Kegiatan promosi penjualan secara pribadi (personal selling) untuk produk Curma belum pernah dilakukan oleh PT Biofarmaka Indonesia. Hal ini 64
disebabkan oleh keterbatasan dana dan sumberdaya manusia yang dimiliki perusahaan. 6.2. Analisis Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Strategi Promosi Produk Minuman Kesehatan Curma Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. PT Biofarmaka Indonesia juga menyadari bahwa kegiatan promosi untuk produk minuman kesehatan Curma perlu dilakukan untuk mendukung keberhasilan pemasaran.
Oleh sebab itu, setiap kegiatan promosi yang akan
dilakukan PT Biofarmaka Indonesia memiliki tujuan tertentu yang harus dicapai untuk mendukung kegiatan pemasaran produk Curma. Strategi promosi produk Curma ditentukan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunannya. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan pihak manajemen PT Biofarmaka Indonesia, dapat diketahui beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan melalui kegiatan promosi yang dijalankan adalah: 1.
Menginformasikan dan mengingatkan produk kepada konsumen Kegiatan promosi produk Curma yang dilakukan oleh PT Biofarmaka Indonesia diharapkan dapat menyampaikan keunggulan dan mutu produk Curma kepada konsumen. Perusahaan juga berharap kegiatan promosi yang dilakukan dapat membangun citra produk Curma dan menginformasikan produk-produk lainnya yang dimiliki PT Biofarmaka Indonesia. Selain itu, kegiatan promosi juga diharapkan mampu mengingatkan konsumen bahwa produk Curma dibutuhkan untuk menjaga kesehatan pencernaan dan hati konsumen. Kegiatan promosi yang dilakukan juga diharapkan nantinya akan menjaga ingatan pertama konsumen, untuk produk minuman kesehatan jatuh pada produk Curma.
2.
Meningkatkan penjualan PT Biofarmaka Indonesia ingin meningkatkan penjualan dengan melakukan kegiatan promosi. Perusahaan berharap dapat membujuk konsumen sasaran untuk membentuk pilihan mereka terhadap produk minuman kesehatan Curma atau memilih merek Curma sebagai produk minuman kesehatannya. Jika kegiatan promosi yang dilakukan mampu membentuk pilihan konsumen
65
pada merek Curma maka perusahaan berharap konsumen melakukan pembelian sehingga penjualan perusahaan semakin meningkat. 3.
Memperluas pangsa pasar PT Biofarmaka Indonesia memiliki tujuan memperluas pangsa pasar melalui kegiatan promosi produk Curma. Pemasaran produk-produk PT Biofarmaka Indonesia selama ini terkonsentrasi di kota Bogor saja.
PT Biofarmaka
Indonesia berharap dengan dilakukan kegiatan promosi produk Curma maka pangsa pasar PT Biofarmaka Indonesia semakin luas ke luar kota Bogor. 4.
Menghadapi persaingan PT Biofarmaka Indonesia ingin melakukan kegiatan promosi produk Curma dengan tepat agar perusahaan mampu menghadapi persaingan yang terjadi di industri kecil obat tradisional (IKOT) dan industri obat tradisional (IOT). PT Biofarmaka Indonesia ingin menghadapi pesaing utama di Bogor yaitu Dr. Liza dan perusahaan biofarmaka lainnya yang berada di Bogor dengan melakukan strategi promosi produk Curma yang tepat.
6.2.1 Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Strategi Promosi Produk Minuman Kesehatan Curma Menurut Tjiptono F (1997), penentuan kombinasi yang terbaik dari variabel-variabel bauran promosi untuk melaksanakan strategi promosi yang efektif dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat mendukung pengambilan keputusan
manajemen
perusahaan.
Ada
beberapa
faktor-faktor
yang
mempengaruhi strategi bauran promosi yang akan dilaksanakan oleh perusahaan yaitu: 1.
Faktor Anggaran PT Biofarmaka Indonesia harus memperhatikan faktor anggaran dalam melaksanakan setiap kegiatan promosinya.
Jika anggaran promosi yang
dimiliki perusahaan tersedia dalam jumlah besar maka perusahaan dapat melakukan kegiatan promosi dengan leluasa. Akan tetapi, jika anggaran promosi
yang
tersedia
terbatas
maka
perusahaan
harus
mampu
memanfaatkannya dengan melakukan kegiatan promosi yang efektif. Faktor anggaran yang mempengaruhi bauran promosi yang dilakukan perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 66
a.
Perputaran kas (cash) perusahaan, dimana besarnya anggaran promosi produk minuman kesehtan Curma ditentukan oleh keadaan perputaran kas perusahaan.
b.
Penjualan sebelumnya (sale), jika penjualan sebelumnya memberikan laba yang besar pada perusahaan maka anggaran promosi Curma dapat diperoleh dalam jumlah besar. Jadi, penjualan sebelumnya menentukan besarnya anggaran promosi produk Curma yang ditetapkan perusahaan.
2.
Faktor Karakteristik Produk Karakteristik produk Curma merupakan satu hal yang dapat mempengaruhi keputusan strategi promosi yang akan dilaksanakan oleh PT Biofarmaka Indonesia.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam faktor
karakteristik produk yaitu: a.
Sifat produk curma, sebagai produk konsumsi dapat mempengaruhi penyusunan strategi promosi produk minuman kesehatan Curma.
b.
Mutu produk Curma, kualitas produk Curma dapat mempengaruhi penyusunan kegiatan promosi yang dilakukan perusahaan.
3.
Faktor Pasar Beberapa hal yang dapat mempengaruhi penyusunan strategi promosi pada faktor pasar adalah: a.
Segmen pasar (pasar yang dituju) yaitu jenis pelanggan dan jumlah konsumen sasaran yang ingin dicapai oleh perusahaan perlu diperhatikan dalam penentuan strategi promosi.
b.
PLC (Product Life Cycle) yaitu tahap-tahap daur hidup produk Curma di dalam pasar (tahap perkenalan) akan mempengaruhi penyusunan strategi promosi yang akan dilakukan.
Tahap daur hidup produk minuman
kesehatan Curma saat ini masih berada pada tahap perkenalan. c.
Trend pasar yaitu kecenderungan konsumen dalam mengkonsumsi produk yang terjadi di pasar.
Trend pasar yang terjadi dapat
dipertimbangkan dalam penyusunan kegiatan promosi sehingga kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan tepat. d.
Positioning yaitu penentuan posisi produk di dalam benak konsumen relatif dengan penawaran pesaingnya akan mempengaruhi strategi 67
promosi produk Curma. Posisi produk ini juga merupakan posisi poduk dalam pasar. 4.
Faktor Pelanggan/Konsumen Konsumen sebagai sasaran pengguna produk Curma memiliki pengaruh terhadap penyusunan strategi promosi produk Curma tersebut. Sehingga ada beberapa hal yang menjadi sub faktor pelanggan/konsumen yaitu: a.
Karakteristik konsumen produk minuman Curma yaitu remaja (16-17 tahun) yang memperhatikan kesehatan.
b.
Loyalitas konsumen (Ukuran kesetiaan konsumen) terhadap produk minuman kesehatan Curma.
c.
Kesiapan pembeli pada tahapan proses keputusan pembelian produk minuman kesehatan Curma yang berada pada tahap kesadaran atau tahap awal.
5.
Faktor Bauran Pemasaran lainnya (selain promosi) Promosi merupakan bagian dari strategi bauran pemasaran sehingga penetapan strategi promosi tidak hanya meliputi promosi saja tetapi juga bauran pemasaran lainnya seperti: a.
Product (Produk): Bauran produk Curma yang ditetapkan perusahaan akan mempengaruhi penyusunan strategi promosi produk tersebut.
b.
Place (Distribusi): strategi tempat/distribusi yang dilaksanakan yaitu penjualan di kios herbal, counter di mall Botani Square Bogor dan agrimart IPB akan mempengaruhi penyusunan strategi promosi produk Curma.
c.
Price (Harga): strategi harga yang ditetapkan perusahaan terhadap produk Curma yang berada dibawah harga pesaing akan mempengaruhi penyusunan strategi promosi produk tersebut. Pesaing produk Curma adalah produk minuman kesehatan tradisional ready to drink yang dikemas dalam botol seperti Kiranti.
6.2.2. Analisis Model Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Strategi Promosi Produk Minuman Kesehatan Curma Proses identifikasi yang dilakukan pada faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi bertujuan untuk mengetahui urutan prioritas dari 68
tujuan kegiatan promosi yang dilakukan PT Biofarmaka Indonesia dan faktor yang paling berpengaruh dalam penyusunan strategi promosi produk minuman kesehatan Curma. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi dilakukan dengan menyusun hirarki keputusan 4 tingkat (Gambar 8). Tingkat 1 Fokus
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Strategi Promosi Produk Minuman Kesehatan Curma PT Biofarmaka Indonesia
Tingkat 2 Tujuan
Info
Tingkat 3 Faktor Tingkat 4 Sub Faktor
Agr
Prd
saing
Pasar
Jual
Psr
MM
Ksm
Cash
Sft
PLC
Prd
Krt
Sale
Mtu
Trd
Plc
Lyt
Sgmn
Prc
KsP
Pst
Gambar 8.
Model Hirarki Keputusan bagi Penentuan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Strategi Promosi Produk Minuman Kesehatan Curma di PT Biofarmaka Indonesia
Keterangan: Tingkat 1 : Identifikasi Faktor-Faktor Penyusun Strategi Promosi Produk Minuman Kesehatan Curma PT Biofarmaka Indonesia Tingkat 2 : Tujuan Info : Menginformasikan dan mengingatkan produk kepada konsumen Jual : Meningkatkan penjualan Pasar : Memperluas pangsa pasar Saing : Menghadapi persaingan Tingkat 3 : Faktor Agr : Anggaran (dana yang tersedia) perusahaan untuk kegiatan promosi Prd : Produk (karakteristik produk) yang akan dipromosikan Psr : Pasar tujuan produk yang ditetapkan perusahaan MM : Marketing Mix (Bauran pemasaran) yang telah ditetapkan perusahaan Ksm : Konsumen (Pelanggan) Tingkat 4 : Sub Faktor Cash : Arus Kas Perusahaan yang akan menentukan jumlah anggaran untuk promosi Sale : Penjualan Produk bulan sebelumnya yang akan menjadi pemasukan Sft : Sifat produk minuman kesehatan Curma Mtu : Mutu produk PLC : Product Life Cycle (Daur Hidup Produk) di pasar Trd : Trend pasar Sgmn : Segmen pasar yang ingin dicapai oleh perusahaan Pst : Positioning Produk (penentuan posisi produk) Prd : Strategi produk (Product) yang dilakukan perusahaan Plc : Strategi tempat/distribusi (Place)
69
Prc Krt Lyt KsP
: Strategi Harga (Price) : Karateristik konsumen yang mengkonsumsi produk : Loyalitas konsumen terhadap produk : Kesiapan pembeli dari proses keputusan pembelian produk
Tingkat 1 merupakan fokus dari hirarki yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi produk minuman kesehatan Curma. Tingkat 2 adalah tujuan yang ingin dicapai PT Biofarmaka Indonesia dalam melaksanakan kegiatan promosi produk Curma yaitu menginformasikan dan mengingatkan produk kepada konsumen, meningkatkan penjualan perusahaan, memperluas pangsa pasar, dan menghadapi persaingan. Tingkat 3 merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan dalam menyusun strategi promosi yang tepat yaitu faktor anggaran, faktor karakteristik produk, faktor pasar, faktor karakteristik konsumen, dan faktor bauran pemasaran lainnya. Tingkat 4 pada hirarki model keputusan diatas adalah sub faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi. 6.2.2.1 Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Pengolahan proses hirarki analitik secara horizontal terdiri dari tiga bagian yaitu pada tingkat 2, tingkat 3, dan tingkat 4. Pengolahan horizontal pada tingkat 2 dilakukan untuk menganalisis prioritas tujuan yang ingin dicapai oleh PT Biofarmaka Indonesia dalam menjalankan strategi promosi produk minuman kesehatan Curma.
Pengolahan horizontal pada tingkat 3 yaitu menganalisis
faktor-faktor yang paling mempengaruhi PT Biofarmaka Indonesia dalam menyusun strategi promosi produk minuman kesehatan Curma.
Pengolahan
horizontal pada tingkat 4 adalah untuk menganalisis sub faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi produk minuman kesehatan Curma di PT Biofarmaka Indonesia. Tabel 8. Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horizontal antar elemen pada tingkat 2 (Elemen tujuan kegiatan promosi) Elemen Tujuan Bobot Prioritas Menginformasikan dan mengingatkan produk kepada konsumen 0,182 2 Meningkatkan penjualan 1 0,604 Memperluas pangsa pasar 0,126 3 Menghadapi persaingan 0,088 4 Rasio Inkonsistensi 0,03 70
Hasil pengolahan elemen pada tingkat 2 menunjukkan bahwa
urutan
prioritas tujuan yang ingin dicapai oleh PT Biofarmaka Indonesia dalam menjalankan strategi promosi produk minuman kesehatan Curma adalah tujuan meningkatkan
penjualan
dengan
bobot
0,604,
mengingatkan produk kepada konsumen (0,182),
menginformasikan
dan
memperluas pangsa pasar
(0,126), dan bobot 0,088 untuk tujuan menghadapi persaingan (Tabel 8). Tabel 8 mengidentifikasikan bahwa tujuan utama yang ingin dicapai oleh PT Biofarmaka Indonesia dalam menjalankan kegiatan promosi produk Curma adalah untuk meningkatkan penjualan produk Curma.
PT Biofarmaka Indonesia ingin
meningkatkan penjualan dengan melakukan kegiatan promosi karena perusahaan berharap dapat membujuk konsumen sasaran untuk membentuk pilihan mereka terhadap produk minuman kesehatan Curma atau memilih merek Curma sebagai produk minuman kesehatannya. Dengan demikian, konsumen akan melakukan pembelian terhadap produk Curma. Pembelian yang dilakukan konsumen ini akan meningkatkan jumlah permintaan konsumen terhadap produk Curma dan penjualan perusahaan. Tujuan kedua yang ingin dicapai PT Biofarmaka Indonesia dari kegiatan promosi adalah menginformasikan dan mengingatkan produk kepada konsumen. Melalui
kegiatan
promosi,
PT
Biofarmaka
Indonesia
berharap
dapat
menyampaikan kualitas produk minuman kesehatan Curma kepada konsumen. Selain itu, PT Biofarmaka Indonesia juga ingin menginformasikan jasa-jasa dan produk lain yang dimilikinya melalui kegiatan promosi dan membangun citra produk
Curma
herbal/biofarmaka.
sebagai
produk
minuman
kesehatan
berbahan
baku
Kegiatan promosi yang dilakukan juga diharapkan dapat
mengingatkan konsumen akan keberadaan produk Curma dan membuat pembeli tetap ingat pada produk Curma walaupun tidak ada kampanye iklan. Tujuan memperluas pangsa pasar merupakan prioritas ketiga yang ingin dicapai PT Biofarmaka Indonesia. PT Biofarmaka Indonesia beranggapan bahwa pembelian yang dilakukan konsumen pada kegiatan promosi dan informasi yang diberikan perusahaan dapat memperlebar jangkauan pasar perusahaan.
PT
Biofarmaka Indonesia ingin memperluas jangkauan pasar ke luar kota Bogor dengan melakukan kegiatan promosi produk Curma.
Tujuan menghadapi 71
persaingan menjadi prioritas terakhir perusahaan karena PT Biofarmaka Indonesia beranggapan bahwa jika konsumen melakukan pembelian, mengingat produk Curma sebagai produk minuman kesehatannya, dan pangsa pasar perusahaan luas maka perusahaan akan dapat mengahadapi persaingan yang terjadi di industri obat tradisional.
Hal ini juga didukung oleh kualitas produk minuman kesehatan
Curma yang dapat bersaing dengan produk sejenis lainnya. Hasil pengolahan horizontal elemen pada tingkat 3 menunjukkan faktorfaktor yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi produk minuman kesehatan Curma di PT Biofarmaka Indonesia. Pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa faktor anggaran memiliki pengaruh yang paling besar dalam penyusunan strategi promosi untuk pencapaian tujuan menginformasikan dan mengingatkan produk kepada konsumen, meningkatkan penjualan, dan menghadapi persaingan dengan bobot 0,517; 0,558; dan 0,531. Besarnya bobot dan pengaruh faktor anggaran dalam penyusunan strategi promosi untuk pencapaian tujuan promosi tersebut mengindikasikan bahwa faktor anggaran perlu mendapat perhatian yang besar pada saat PT Biofarmaka Indonesia ingin menyusun strategi promosi produk minuman kesehatan Curma.
Faktor anggaran perlu diperhatikan karena
perusahaan belum mampu menentukan besar anggaran yang akan dialokasikan untuk kegiatan promosi produk Curma. Jumlah anggaran untuk kegiatan promosi yang dimiliki perusahaan sangat menentukan jenis promosi yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan promosi perusahaan tersebut.
Prioritas kedua yang
mempengaruhi penyusunan strategi promosi produk Curma untuk pencapaian tujuan promosi tersebut adalah faktor produk dengan bobot 0,263; 0,140; dan 0,272. Tabel 9. Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horizontal antar elemen tingkat 3 (Elemen faktor penyusun strategi promosi) Faktor-faktor yang mempengaruhi Tujuan Bauran Konsumen Anggaran Produk Pasar pemasaran Info 0,263 0,045 0,045 0,130 0,517 Jual 0,140 0,129 0,111 0,062 0,558 Pangsa Pasar 0,180 0,186 0,099 0,184 0,351 Persaingan 0,272 0,065 0,066 0,066 0,531
pada
RI 0,04 0,02 0,04 0,01
72
Pencapaian tujuan promosi yang diinginkan perusahaan pada umumnya didominasi oleh bentuk kegiatan promosi seperti promosi penjualan, periklanan, dan publisitas yang akan dipengaruhi oleh besarnya anggaran dan karakteristik produk. Sehingga faktor anggaran menjadi prioritas utama dan faktor produk menjadi prioritas kedua PT Biofarmaka Indonesia dalam mempengaruhi penyusunan strategi promosi produk Curma. Faktor pasar memiliki bobot sebesar 0,351 dalam mempengaruhi penyusunan strategi promosi produk Curma untuk mencapai tujuan promosi memperluas pangsa pasar. Dalam menyusun strategi promosi produk Curma, perusahaan perlu mengamati keadaan pasar, pertumbuhan produk dalam pasar, trend yang terjadi dan segmen pasar serta positioning produk di pasar agar kegiatan promosi yang dilakukan tepat dan efektif. Jika perusahaan menguasai keadaan pasar maka perusahaan akan mampu memilih kegiatan promosi yang dapat diterima pasar sehingga pangsa pasar perusahaan semakin luas. Tabel 10. Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horizontal antar elemen pada tingkat 4 (Elemen sub faktor penyusun strategi promosi) Faktor Anggaran Produk
Pasar
Bauran Pemasaran
Konsumen
Sub Faktor Cash Sale Sifat Mutu PLC Trend Segmen Positioning Harga Distribusi Produk Karakteristik Loyalitas Kesiapan pembeli
Bobot 0,634 0,366 0,560 0,440 0,398 0,231 0,289 0,083 0,648 0,191 0,161 0,412 0,294 0,294
Prioritas 1 2 1 2 1 3 2 4 1 2 3 1 2 3
RI 0,00 0,00
0,02
0,01
0,01
Hasil pengolahan horizontal sub faktor pada tingkat 4 yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi produk minuman kesehatan Curma dapat dilihat pada Tabel 10. Pada faktor anggaran, sub faktor cash (perputaran kas perusahaan) memiliki pengaruh yang besar dalam penyusunan strategi promosi produk Curma. Sub faktor cash memiliki bobot 0,634 sedangkan sale (penjualan perusahaan sebelumnya) sebesar 0,366.
Hal ini menunjukkan bahwa perputaran kas
perusahaan (cash) merupakan sub faktor yang akan
memberikan pengaruh 73
terbesar dalam faktor anggaran untuk penyusunan kegiatan promosi. Selain itu, kondisi perputaran kas (cash) akan menentukan alokasi dana untuk kegiatan yang dilakukan perusahaan termasuk kegiatan promosi. Penjualan sebelumnya (sale) juga memberikan pengaruh yang cukup besar dalam faktor anggaran promosi produk Curma. Sub faktor karakteristik produk yang memberikan pengaruh terbesar dalam penyusunan strategi promosi produk Curma adalah sifat produk Curma dengan bobot 0,560. Sifat produk Curma sebagai produk konsumsi perlu diperhatikan dalam penyusunan strategi promosi karena akan mempengaruhi kegiatan yang akan dilakukan dalam promosi produk Curma kepada konsumen. Sub faktor pasar yang paling mempengaruhi penyusunan strategi promosi produk Curma adalah daur hidup produk (product life cycle) dengan bobot 0,398. Daur hidup produk minuman kesehatan Curma yang masih berada pada tahap perkenalan (introduction) menjadi salah satu fokus perhatian PT Biofarmaka Indonesia dalam melakukan kegiatan promosinya. Pada tahap perkenalan ini, perusahaan harus memilih promosi yang dapat membangun permintaan awal (primary demand), bukan pada merek produk sehingga perlu dipertimbangkan dalam menyusun strategi promosi produk Curma. Sub faktor pasar lainnya yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi produk minuman kesehatan Curma adalah segmen pasar (0,289), trend pasar (0,231), dan positioning produk di pasar (0,083). Sub faktor bauran pemasaran lainnya (selain promosi) yang paling mempengaruhi penyusunan strategi promosi produk Curma adalah harga produk dengan bobot (0,648). Harga produk merupakan prioritas utama sub faktor bauran pemasaran lainnya yang dapat mempengaruhi penyusunan strategi promosi produk Curma. Dimana, harga produk Curma yang relatif lebih rendah dari harga pesaing dapat ditonjolkan dalam kegiatan promosi. Selain itu, harga produk juga dapat mempengaruhi perusahaan dalam menentukan slogan promosi untuk produk Curma.
Sub faktor distribusi (0,191) dan produk (0,161) juga dapat
mempengaruhi penyusunan strategi promosi yang akan ditetapkan oleh PT Biofarmaka Indonesia. Keunggulan dan karakteristik produk minuman kesehatan Curma yang terbuat dari tanaman obat/biofarmaka (herbal) dapat memberikan ide dalam penyusunan strategi promosi.
Saluran distribusi produk Curma perlu 74
dipertimbangkan dalam penyusunan strategi promosi produk Curma. Dengan demikian, konsumen akan mengetahui tempat pembelian produk minuman kesehatan Curma. Sub faktor karakteristik konsumen merupakan elemen yang paling mempengaruhi penyusunan strategi promosi dibandingkan dengan elemen lain dalam faktor konsumen yang memiliki bobot tertinggi sebesar 0,412.
PT
Biofarmaka Indonesia perlu mempertimbangkan karakteristik konsumen produk Curma yaitu remaja (16-17 tahun).
Kegiatan promosi yang sesuai dengan
karakteristik konsumen akan meningkatkan tahap kesiapan konsumen (0,294) dan membuat konsumen loyal terhadap produk Curma (0,294). Hasil pengolahan horizontal pada hirarki keputusan diatas menunjukkan bahwa penyusunan strategi promosi produk Curma di PT Biofarmaka Indonesia sangat dipengaruhi oleh faktor anggaran promosi yang berasal dari perputaran kas (cash) dan penjualan produk sebelumnya (sale). Faktor pasar juga mempengaruhi penyusunan strategi promosi yang akan ditentukan dengan mempertimbangkan daur hidup produk Curma di pasar serta melihat trend, segmen pasar, dan positioning produk sehingga tujuan promosi produk Curma dapat dicapai oleh PT Biofarmaka Indonesia.
Selain itu, sifat produk, harga, dan karakteristik konsumen juga
mendapat bobot yang besar dalam mempengaruhi penyusunan strategi promosi produk Curma. 6.2.2.2 Analisis Pengolahan Vertikal Analisis pengolahan vertikal dilakukan dengan menyusun prioritas yang paling berpengaruh pada setiap elemen pada tingkat hirarki keputusan terhadap fokus atau sasaran utama. Pengolahan vertikal dilakukan pada tingkat 2, tingkat 3, dan tingkat 4 untuk penentuan faktor-faktor yang paling mempengaruhi penyusunan strategi promosi produk Curma.
Hasil pengolahan vertikal pada
tingkat 2 tidak mengalami perubahan bobot dari hasil pengolahan horizontal. Dimana, tujuan utama yang ingin dicapai dari kegiatan promosi produk Curma adalah meningkatkan penjualan.
Tujuan selanjutnya yang ingin dicapai dari
kegiatan promosi produk minuman kesehatan Curma adalah menginformasikan
75
dan mengingatkan produk, memperluas pangsa pasar, dan meningkatkan persaingan. Faktor utama yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi pada tingkat 3 dengan mempertimbangkan tujuan yang ingin dicapai adalah anggaran promosi yang ditetapkan perusahaan dengan bobot 0,479 (Gambar 9). Faktor anggaran tersebut dipengaruhi oleh perputaran kas (Cash) sebesar 0,303 dan penjualan sebelumnya (sale) sebesar 0,175.
Hal ini menunjukkan bahwa
perputaran kas (cash) menentukan besarnya anggaran promosi yang akan mempengaruhi penyusunan strategi promosi produk Curma oleh PT Biofarmaka Indonesia. Tingkat 1 Fokus
Tingkat 2 Tujuan
Tingkat 3 Faktor
Tingkat 4 Sub Faktor
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Strategi Promosi Produk Minuman Kesehatan Curma di PT Biofarmaka Indonesia
Info 0,182
Agr 0,479
Jual 0,604
Prd 0,182
Cash 0,303
Sft 0,102
Sale 0,175
Mtu 0,080
Saing 0,088
Pasar 0,126
Psr 0,149 PLC 0,059 Trd 0,034 Sgmn 0,043
MM 0,093 Prc 0,060
Ksm 0,097 Krt 0,039
Plc 0,018
Lyt 0,029
Prd 0,015
KsP 0,029
Pst 0,012
Rasio Inkonsistensi secara keseluruhan = 0,03 Gambar 9. Hasil Pengolahan Vertikal Model Hirarki Keputusan bagi Penentuan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Strategi Promosi Produk Minuman Kesehatan Curma di PT Biofarmaka Indonesia Faktor kedua yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi adalah faktor produk (0,182) dengan mempertimbangkan sifat produk (0,102) dan mutu produk (0,080). Faktor pasar (0,149) menjadi prioritas ketiga, dimana daur hidup 76
produk Curma (0,059) memberikan pengaruh terbesar dalam penyusunan strategi promosi dibandingkan dengan trend dan segmen pasar (0,043) serta positioning produk di pasar. Kemudian, faktor konsumen (0,097) menjadi prioritas keempat yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi produk Curma dengan prioritas sub faktor pada karakteristik konsumen (0,039), diikuti oleh loyalitas (0,029) dan kesiapan pembeli (0,029). Faktor bauran pemasaran lainnya (0,093) memiliki pengaruh yang kecil dalam penyusunan strategi promosi produk Curma dibandingkan dengan faktor lainnya.
Dimana, bauran harga memberikan
pengaruh yang cukup besar (0,060) dibandingkan dengan bauran distribusi (0,018) dan produk yang memiliki bobot sebesar 0,015. Berdasarkan
hasil
pengolahan
vertikal
pada
gambar
9,
dapat
diidentifikasikan bahwa faktor yang paling mempengaruhi penyusunan strategi promosi adalah faktor anggaran dengan sub faktor utama perputarakan kas (cash). Hal ini menunjukkan bahwa penyusunan strategi promosi produk Curma di PT Biofarmaka Indonesia, dengan tujuan utama meningkatkan penjualan, sangat dipengaruhi oleh faktor anggaran. Dimana, besarnya anggaran promosi produk Curma akan sangat ditentukan oleh perputaran kas (cash) perusahaan. Dengan anggaran promosi yang dimiliki, PT Biofarmaka Indonesia akan menyusun strategi promosi yang tepat dengan mempertimbangkan sifat dan daur hidup produk Curma di pasar sehingga sesuai dengan karakteristik konsumen produk Curma dan akan membantu kesiapan konsumen dalam pembelian yang akan membentuk loyalitas konsumen terhadap produk. Hasil pengolahan vertikal secara keseluruhan memiliki rasio inkonsistensi sebesar 0,03 yang menunjukkan bahwa mutu informasi yang diberikan dapat diterima dan dipercaya. Hasil pengolahan ini dapat dikatakan konsisten karena rasio inkonsistensi yang dimiliki kurang dari 10 persen atau 0,1. Jadi, kegiatan promosi atau strategi promosi yang ditentukan perusahaan akan sangat dipengaruhi oleh anggaran promosi untuk mencapai tujuan utama meningkatkan penjualan.
77
6.3. Analisis Pemilihan Alternatif Strategi Promosi Produk Minuman Kesehatan Curma PT Biofarmaka Indonesia Pemilihan alternatif strategi promosi yang tepat untuk produk Curma perlu memperhatikan kendala yang dihadapi perusahaan dan pendukung yang dimilikinya. Kendala yang dihadapi perusahaan merupakan segala sesuatu yang datang dari dalam (internal) perusahaan atau ancaman dari pihak luar (eksternal) dapat menyulitkan perusahaan dalam pemilihan strategi promosi.
Sedangkan
pendukung adalah segala sesuatu yang mendukung perusahaan dalam pemilihan strategi promosi. Dari faktor-faktor yang diidentifikasi terdapat beberapa faktor yang menjadi kendala dan pendukung bagi PT Biofarmaka Indonesia. 6.3.1 Kendala yang Dihadapi dan Pendukung yang Dimiliki oleh PT Biofarmaka Indonesia Hasil wawancara dengan pihak manajemen PT Biofarmaka Indonesia menghasilkan beberapa kendala yang dihadapi oleh perusahaan dalam memilih strategi promosi yang tepat yaitu: 1.
Sumber daya Manusia yaitu faktor produksi yang perlu disesuaikan dalam setiap kegiatan promosi produk Curma. PT Biofarmaka Indonesia memiliki kendala sumberdaya manusia yang meliputi: a.
Jumlah Sumberdaya Manusia: Ketersediaan karyawan yang terlibat dalam kegiatan promosi produk Curma yang dilakukan perusahaan sangat terbatas.
b.
Skill yang dimiliki (kemampuan) setiap karyawan belum dispesifikasikan untuk melakukan kegiatan promosi.
Karyawan yang diharapkan
perusahaan untuk melakukan kegiatan promosi produk Curma adalah karyawan dalam divisi pemasaran. 2.
Manajemen Produksi yaitu pengaturan kegiatan produksi perusahaan untuk menghasilkan produk Curma perlu dipertimbangkan dalam pemilihan strategi promosi yang tepat. PT Biofarmaka Indonesia mengalami beberapa kendala dalam hal manajemen produksi seperti: a.
Kapasitas produksi Curma yaitu jumlah produksi yang telah ditetapkan perusahaan yang tidak tetap setiap bulannya dapat menghambat kelancaran kegiatan promosi Curma. 78
b.
Kontinuitas produksi Curma yaitu keberlanjutan produksi produk Curma yang belum ditetapkan perusahaan menjadi kendala dalam memutuskan kegiatan promosi.
3.
Distribusi Produk yaitu penyaluran produk atau pemasaran produk akan berpengaruh pada pemilihan strategi promosi sehingga diperlukan mitra usaha dan jaringan distribusi yang baik.
Sub kendala yang dihadapi
perusahaan dalam hal distribusi adalah: a.
Jaringan distribusi produk Curma saat ini masih sangat sederhana, dimana perusahaan secara langsung menyalurkan produk Curma kepada konsumen. Hal ini menghambat perusahaan untuk melakukan kegiatan promosi melalui jaringan distribusi.
b.
Mitra usaha yang dimiliki perusahaan dalam menyalurkan produk minuman kesehatan Curma belum ada. Tidak adanya mitra usaha akan menghambat
perusahaan
memilih
kegiatan
promosi
dengan
memanfaatkan distributor. 4.
Pesaing yaitu perusahaan sejenis yang memproduksi produk yang sama dapat menjadi penghalang dalam pemilihan strategi promosi sehingga perlu diperhatikan untuk mencari rujukan promosi maupun mencari celah promosi yang belum dilakukan pesaing. Adapun sub kendala yang menjadi bagian kendala pesaing adalah: a.
Kegiatan promosi pesaing PT Biofarindo melalui beberapa media promosi yang sangat gencar akan menjadi kendala bagi perusahaan dalam memilih strategi promosi produk Curma.
b.
Semakin beragam merek produk pesaing yang berbahan baku biofarmaka (tanaman obat) atau herbal mengakibatkan perusahaan harus mampu bersaing dengan melakukan kegiatan promosi yang tepat.
5.
Dana yang tersedia untuk melakukan promosi produk Curma sangat terbatas sehingga dana menjadi kendala dalam penentuan strategi promosi yang tepat bagi PT Biofarindo. Adapun sub kendala yang sangat mempengaruhi kendala dana adalah:
79
a.
Penetapan dana promosi dari sejumlah dana perusahaan sangat terbatas jumlahnya sehingga dapat menghambat kreativitas strategi promosi produk Curma.
b.
Sumber dana perusahaan yang terbatas untuk promosi yang berasal dari perputaran kas (cash) dan penjualan sebelumnya (sale) mengakibatkan promosi bukan merupakan alokasi dana utama perusahaan. PT Biofarmaka Indonesia juga memiliki faktor pendukung yang dapat
memperlancar pemilihan kegiatan promosi produk minuman kesehatan Curma. Berdasarkan identifikasi yang dilakukan pada PT Biofarmaka Indonesia, terdapat beberapa hal yang menjadi faktor pendukung dalam pemilihan strategi promosi produk Curma yang tepat yaitu: 1) Perusahaan, segala unsur-unsur dan kegiatan-kegiatan yang dimiliki PT Biofarmaka
Indonesia
yang
mampu
mendukung
perusahaan
untuk
menentukan pilihan strategi promosi produk Curma yang tepat. Adapun sub pendukung perusahaan untuk memilih strategi promosi produk Curma adalah: a.
Fasilitas perusahaan: fasilitas fisik yang tersedia dalam perusahaan yang dapat membantu dalam pemilihan strategi promosi perusahaan. Fasilitas perusahaan yang dapat membantu kegiatan promosi adalah website, space iklan, stand kasa (counter), dan kios herbal milik perusahaan.
b.
Struktur Organisasi yang fleksibel dalam melakukan pekerjaan sehingga komunikasi untuk memilih strategi promosi dapat terlaksana dengan baik.
c.
Target penjualan perusahaan: pencapaian target penjualan akan mendukung pemilihan strategi promosi. PT Biofarmaka Indonesia dapat memilih strategi promosi produk Curma yang tepat untuk mencapai target tersebut.
2) Produk, keunggulan yang terdapat pada produk yang dapat membantu perusahaan memilih strategi promosi yang tepat. Keunggulan produk Curma yang menjadi sub pendukung pemilihan strategi promosi adalah: a.
Harga produk yang relatif lebih murah dari pesaing dan dapat dijangkau oleh konsumen sasaran akan mendukung perusahaan dalam memilih 80
strategi promosi produk Curma.
PT Biofarmaka Indonesia dapat
menonjolkan keunggulan harga produk Curma dalam kegiatan promosi. b.
Mutu produk (kualitas produk Curma) yang berbahan baku tanaman obat dan berada dibawah pengawasan PSB IPB (Pusat Studi Biofarmaka IPB) akan mendukung kegiatan promosi yang dipilih perusahaan.
c.
Sifat produk Curma sebagai produk konsumsi yang dapat dikonsumsi massa dapat mempermudah pemilihan kegiatan promosi produk Curma tersebut.
3) Teknologi, kemampuan PT Biofarmaka Indonesia dalam hal pengolahan hingga menjadi produk jadi serta peralatan dan perlengkapan yang dimiliki perusahaan untuk mendukung perusahaan dalam pemilihan strategi promosi. Sub pendukung teknologi yang dapat dipertimbangkan dalam pemilihan strtaegi promosi produk Curma adalah: a.
System Quality Control:sistem pengawasan yang dimiliki perusahaan baik sehingga menghasilkan produk dengan mutu yang baik.
b.
Tools Support: peralatan dan perlengkapan yang mendukung proses promosi produk minuman kesehatan Curma.
4) Lembaga Pendukung a.
Lembaga pemerintah yang mendukung kegiatan promosi PT Biofarmaka Indonesia seperti Pusat Studi Biofarmaka (PSB IPB).
b.
Lembaga swasta yang mendukung kegiatan promosi PT Biofarmaka Indonesia seperti mall sebagai tempat distribusi produk. Berdasarkan kendala yang dihadapi dan pendukung yang dimiliki
perusahaan, maka terdapat lima alternatif strategi promosi yang dapat dilaksanakan oleh PT Biofarmaka Indonesia untuk mencapai tujuannya. Kelima alternatif ini dibuat berdasarkan literatur, observasi yang telah dilakukan pada konsumen, dan identifikasi pada perusahaan yang dikaitkan dengan kondisi dan situasi yang terjadi saat ini. Adapun kelima alternatif tersebut adalah: 1.
Alternatif 1, yaitu menitikberatkan pada periklanan (advertising). Alternatif strategi periklanan berupa above the line (pemasangan spanduk dan iklan di radio) dan below the line (leaflet, brosur/booklet, peralatan tulis menulis, stiker, kalender pada akhir tahun, dan penggunaan stand kasa/counter). 81
Kegiatan periklanan tersebut dapat dilakukan dengan sederhana tetapi memerlukan intensitas yang tinggi. 2.
Alternatif 2 yaitu strategi promosi yang menitikberatkan pada promosi penjualan (sales promotion).
Promosi penjualan memberikan penawaran
insentif untuk membeli, yang sebagian besar berjangka pendek, contohnya pemberian sampel produk, potongan harga pembelian (discount), hadiah, pameran penjualan dan bazar. 3.
Alternatif 3 yaitu strategi promosi yang menitikberatkan pada hubungan masyarakat atau publisitas (public relation).
Strategi ini mencakup
sumbangan amal, sponsor pada acara atau kegiatan biofarmaka, narasumber talkshow, seminar yang berkaitan dengan produk, pemberian konsultasi kesehatan gratis untuk pembeli produk perusahaan, dan menampilkan berita mengenai produk Curma maupun produk lainnya yang dihasilkan PT Biofarmaka Indonesia di website.
Kegiatan humas dan publisitas dapat
dilakukan perusahaan dengan bekerjasama pada pihak Pusat Studi Biofarmaka (PSB IPB). 4.
Alternatif 4 yaitu strategi promosi yang menitikberatkan pada pemasaran secara langsung (direct marketing).
Strategi promosi ini berusaha
menjangkau konsumen dengan menyerahkan produk kepada konsumen tanpa menggunakan perantara seperti, pemasaran online melalui website atau space iklan dan membuka outlet (kios herbal). 5.
Alternatif 5 yaitu strategi promosi yang menitikberatkan pada penjualan secara pribadi (personal selling). Strategi promosi ini menggunakan sales personal yang menawarkan produk dan menyampaikan informasi mengenai produk kepada konsumen secara intensif dan intim.
Dengan demikian,
perusahaan dapat memilih konsumen sasaran dan mengetahui keinginan konsumen. Strategi promosi ini dapat berguna untuk kelangsungan produk dalam jangka panjang. Kegiatan promosi ini dapat dilakukan melalui penyediaan sumberdaya manusia sebagai driver sales person (pengantar produk ke tempat konsumen), order getter (pencari konsumen di luar), order taker (pelayan dalam kios herbal), dan demand creator (penjual produk dengan kreativitas tinggi). 82
6.3.2. Analisis Model Pemilihan Alternatif Strategi Promosi Produk Minuman Kesehatan Curma PT Biofarmaka Indonesia Alternatif strategi promosi yang tepat untuk produk minuman kesehatan dipilih berdasarkan kendala yang dihadapi dan pendukung yang dimiliki PT Biofarmaka Indonesia.
Faktor kendala yang dihadapi perusahaan dijadikan
sebagai dasar pemilihan alternatif strategi promosi produk Curma agar PT Biofarmaka Indonesia mengetahui hal-hal apa saja yang dapat menghambat pelaksanaan kegiatan promosi produk Curma. Sedangkan faktor pendukung yang dimiliki perusahaan menjadi dasar pemilihan juga agar perusahaan mampu menonjolkan keunggulan yang dimiliki perusahaan untuk dimanfaatkan dalam meminimalkan hambatan yang dihadapi perusahaan. Alternatif Strategi Promosi yang Tepat Produk Minuman Kesehatan Curma di PT Biofarmaka Indonesia
Tingkat 1 Fokus
Tingkat 2 Dasar Pemilihan
Pendukung
Kendala
Tingkat 3 Faktor
SDM
MjProd
Dstrbsi
Tingkat 4 Sub Faktor
Jmlh
Kpsts
Jardis
Promo
PntD
Skill
Ktnu
Mitra
Merek
Smbr
Psaing
Dana
Prsh
Produk
Tekno
LP
Fslts
Hrga
SQC
Pmrt
StrOrg
Mutu TS
Swst
TPP
Tingkat 5 Alternatif
Alt 1
Alt 2
Alt 3
Alt 4
Sifat
Alt 5
Gambar 10. Model Hirarki Keputusan Pemilihan Alternatif Stratetegi Promosi yang Tepat Untuk Produk Minuman Kesehatan Curma di PT Biofarmaka Indonesia Keterangan: Tingkat 1 : Pemilihan Alternatif Strategi Promosi Produk Minuman Kesehatan Curma PT Biofarindo Tingkat 2 : Dasar Pemilihan Kendala: Segala sesuatu yang datang dari dalam (internal) perusahaan atau ancaman dari pihak luar (eksternal) yang menyulitkan perusahaan dalam pemilihan strategi promosi. Pendukung: Segala sesuatu yang mendukung perusahaan dalam pemilihan strategi promosi. Tingkat 3 : Kendala dan pendukung SDM : Sumber daya Manusia MjProd : Manajemen Produksi Dstrbsi : Distribusi Produk
83
Psaing Dana Prsh Produk Tekno LP Tingkat 4 Jmlh Skill Kpsts Kntinu Jardis Mitra Promo Merek PntD Smbr Fslts StrOrg TPP Hrga Mutu Sifat SQC TS Pmrt Swst Tingkat 5 Alt 1 Alt 2 Alt 3 Alt 4 Alt 5
: Pesaing : Dana yang tersedia untuk melakukan promosi : Perusahaan : Keunggulan yang terdapat dalam produk : Teknologi yang dimiliki perusahaan dalam hal proses produksi : Lembaga Pendukung : Sub Kendala dan Pendukung : Jumlah Sumberdaya Manusia yang dimiliki perusahaan untuk melakukan kegiatan promosi : Kemampuan atau kompetensi karyawan dalam hal promosi di lapangan : Kapasitas atau jumlah produk dalam satu kali produksi : Kontinuitas produksi untuk menjaga keberadaan produk di pasar : Jaringan distribusi yang dilakukan oleh perusahaan : Jumlah mitra usaha yang memasarkan produk Curma : Promosi yang dilakukan oleh pesaing : Merek yang dimiliki oleh pesaing terutama minuman kesehatan herbal : Penetapan jumlah dana promosi : Sumber dana untuk melakukan promosi : Fasilitas yang dimiliki perusahaan untuk kegiatan promosi : Struktur Organisasi yang jelas dalam pembagian tugas : Target penjualan perusahaan berkaitan dengan anggaran promosi : Harga produk yang terjangkau : Mutu produk yang dijamin dengan menggunakan bahan biofarmaka : Sifat produk yang dapat dikonsumsi : Sistem quality control produksi perusahaan : Tools Support (peralatan dan perlengkapan pendukung) : Lembaga pemerintah yang mendukung perusahaan : Lembaga swasta yang mendukung perusahaan : Alternatif Strategi Promosi : Alternatif 1, menitikberatkan pada periklanan (advertising) : Alternatif 2, menitikberatkan pada promosi penjualan (sales promotion) : Alternatif 3, menitikberatkan pada public relations (humas dan publisitas) : Alternatif 4, menitikberatkan pada pemasaran langsung (direcet marketing) : Alternatif 5, menitikberatkan pada penjualan secara probadi (personal selling)
Pemilihan alternatif strategi promosi produk minuman kesehatan Curma dilakukan dengan membuat hirarki keputusan 5 tingkat (Gambar 10). Tingkat 1 merupakan fokus yang ingin dicapai dari hirarki keputusan yaitu alternatif strategi promosi yang tepat bagi produk Curma. Pada tingkat 2, terdapat dasar pemilihan alternatif strategi promosi tersebut yaitu kendala dan pendukung.
Kemudian
tingkat 3 menggambarkan faktor kendala yang dihadapi dan faktor pendukung yang dimiliki perusahaan. Tingkat 4 adalah Sub kendala dan Sub pendukung yang menjadi pertimbangan pemilihan alternatif strategi promosi. Sedangkan tingkat 5 merupakan alternatif-alternatif strategi promosi yang akan dipilih perusahaan.
6.3.2.1 Analisis Pengolahan Horizontal Pengolahan proses hirarki analitik secara horizontal terdiri dari empat bagian yaitu pada tingkat 2, tingkat 3, tingkat 4, dan tingkat 5. Hasil pengolahan 84
tingkat 2 pada Tabel 11 menunjukkan bahwa faktor kendala yang dihadapi perusahaan merupakan prioritas utama yang menjadi dasar pemilihan strategi promosi dengan bobot 0,821.
Sedangkan faktor pendukung yang dimiliki
perusahaan merupakan prioritas kedua dengan bobot 0,179. Hal ini menunjukkan bahwa PT Biofarmaka Indonesia lebih memperhatikan kendala yang dihadapi daripada faktor pendukung yang dimiliki perusahaan untuk menentukan strategi promosi produk minuman kesehatan Curma.
Kendala menjadi faktor utama
perhatian PT Biofarmaka Indonesia karena dengan memperhatikan hambatan yang dihadapi maka perusahaan dapat memilih strategi promosi yang tepat. Tabel 11. Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horizontal antar elemen pada tingkat 2 (Elemen dasar pemilihan) Dasar Pemilihan Bobot Prioritas Kendala 1 0,821 Pendukung 0,179 2 Rasio Inkonsistensi (RI) 0,00 Hasil pengolahan horizontal pada elemen tingkat 3 yaitu elemen kendala dan pendukung (Tabel 12) menunjukkan bahwa elemen dana menjadi kendala utama dalam pemilihan strategi promosi produk Curma dengan bobot 0,577 dan elemen produk menjadi pendukung utama dengan bobot 0,503. Kendala yang dihadapi perusahaan meliputi kendala dana, manajemen produksi (0,161), distribusi (0,104), pesaing (0,097), dan sumberdaya manusia (0,061). Tabel 12. Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horizontal antar elemen pada tingkat 3 (Elemen Kendala dan Pendukung) Dasar Pemilihan Elemen Bobot Prioritas RI Sumberdaya Manusia 0,061 5 Manajemen Produksi 0,161 2 Kendala Distribusi 0,104 3 0,01 Pesaing 0,097 4 Dana 1 0,577 Perusahaan 0,110 3 Produk 1 0,503 Pendukung 0,03 Teknologi 0,333 2 Lembaga Pemerintahan 0,054 4 Kendala dana menjadi kendala utama disebabkan oleh belum adanya alokasi anggaran promosi yang ditetapkan perusahaan untuk produk Curma sehingga perusahaan sulit memilih kegiatan promosi yang sesuai dengan dana 85
yang terbatas.
Kendala manejemen produksi yang dihadapi perusahaan juga
sangat dipertimbangkan dalam memilih alternatif strategi promosi yang tepat. Perusahaan tidak dapat dengan leluasa melakukan promosi apabila produk Curma tidak diproduksi secara kontinu dan jumlah produk yang dihasilkan sangat kecil. Selain itu, PT Biofarmaka Indonesia sangat mempertimbangkan promosi yang dilakukan pesaing dan kekuatan merek pesaing agar perusahaan mampu memilih kegiatan promosi yang lebih menarik dari pesaing.
Ketersedian sumberdaya
manusia dalam melakukan promosi produk Curma yang dimiliki perusahaan sangat terbatas sehingga perusahaan mengalokasikan tenaga kerja pemasaran untuk melakukan kegiatan promosi Pendukung yang dimiliki perusahaan dalam memilih strategi promosi yang tepat adalah produk, teknologi yang dimiliki (0,333), perusahaan (0,110), dan lembaga pendukung perusahaan (0,054). Produk merupakan pendukung utama yang membantu pemilihan strategi promosi yang tepat. Hal ini disebabkan oleh mutu produk yang baik, harga yang relatif murah, dan bahan baku produk dari tanaman obat dapat membantu perusahaan untuk menentukan strategi promosi. Keunggulan produk Curma juga dapat dimanfaatkan pada pemilihan strategi promosi sehingga dapat menarik perhatian konsumen. Hasil pengolahan horizontal pada tingkat 4 (Tabel 13) menunjukkan bahwa elemen sub kendala jumlah SDM dengan bobot 0,634 menghambat perusahaan dalam memilih strategi pormosi yang tepat untuk produk Curma. Sedangkan skill SDM yang dimiliki perusahaan memiliki bobot yang lebih kecil sebesar 0,366.
Kontinuitas produksi (0,634) produk Curma dalam kendala
manajemen produksi juga menjadi hambatan utama pemilihan strategi promosi. Hal ini disebabkan oleh produksi Curma yang tidak menentu dan tidak berkelanjutan sehingga perusahaan sulit melakukan kegiatan promosi apabila produk tidak ada di pasar atau produk belum diproduksi. Jaringan distribusi (0,750) dalam kendala distribusi merupakan hambatan utama dalam memilih strategi promosi karena distribusi produk Curma masih dilakukan secara langsung.
Promosi yang gencar dan merek pesaing yang
dipercaya konsumen merupakan hambatan yang perlu diperhatikan perusahaan dalam memilih strategi promosi sehingga kegiatan promosi yang dilakukan dapat 86
menarik konsumen dan membujuk konsumen beralih ke produk minuman kesehatan Curma. Kendala dana yang menjadi hambatan utama dalam pemilihan strategi promosi menempatkan sumber dana promosi sebagai prioritas pertama dengan bobot 0,795. Sumber dana promosi yang terbatas berasal dari perputaran kas (cash) dan penjualan produk sebelumnya (sale) menjadi hambatan dalam pemilihan strategi promosi produk Curma. Tabel 13. Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horizontal antar elemen pada tingkat 4 (Elemen Sub Kendala dan Sub Pendukung) Elemen Sub Elemen Bobot Prioritas RI Jumlah SDM 1 0,634 Sumberdaya Manusia 0,000 Skill SDM 0,366 2 Kapasitas Produksi 0,366 2 Manajemen Produksi 0,00 Kontinuitas Produksi 1 0,634 Jaringan Distribusi 0,750 1 Distribusi 0,00 Mitra Distribusi 0,250 2 Promosi Pesaing 1 0,500 Pesaing 0,00 Merek Pesaing 1 0,500 Penetapan Dana 0,205 2 Dana 0,00 Sumber Dana 1 0,795 Fasilitas Perusahaan 1 0,564 Perusahaan Struktur Organisasi 0,207 3 0,01 Target Penjualan 0,229 2 Harga 0,312 2 Produk Mutu Produk 1 0,01 0,490 Sifat Produk 0,199 3 Sistem Quality Control 1 0,634 Teknologi 0,00 0,366 2 Tools Support Pemerintah 1 0,750 Lembaga 0,00 Pemerintahan Swasta 0,250 2 Fasilitas perusahaan (0,564) untuk kegiatan promosi seperti stand kasa Curma, space iklan di internet, website dan kios herbal PT Biofarmaka Indonesia menjadi pendukung utama dalam elemen perusahaan untuk memilih strategi promosi produk Curma. Selain itu, mutu produk (0,490) yang baik dengan bahan baku tanaman obat dapat diandalkan untuk membantu perusahaan dalam memilih strategi promosi yang tepat sehingga konsumen lebih mengenal mutu produk PT Biofarmaka Indonesia. Kemudian sistem quality control produksi yang sangat baik dan terjamin memberikan dukungan utama untuk perusahaan dalam memilih strategi promosi. Lembaga pemerintahan seperti PSB (Pusat Studi Biofarmaka) 87
IPB juga memberikan dukungan kepada perusahaan sehingga dapat membantu perusahaan dalam pemilihan strategi promosi. Pengolahan horizontal juga dilakukan pada tingkat 5 (Tabel 14) yang menunjukan alternatif strategi promosi yang dianggap paling sesuai untuk masing-masing sub kendala yang dihadapi dan sub pendukung yang dimiliki oleh PT Biofarmaka Indonesia.
Berdasarkan Tabel 14, PT Biofarmaka Indonesia
memilih alternatif strategi promosi yang menitikberatkan pada promosi penjualan (sales promotion) untuk sub kendala jumlah SDM dengan bobot 0,513, sub kendala kapasitas produksi (0,514), sub kendala jaringan distribusi (0,391), sub kendala mitra distribusi (0,419), penetapan dana (0,248), sub kendala sumber dana (0,288), sub pendukung fasilitas perusahaan (0,380), dan struktur organisasi (0,473). Tabel 14. Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horizontal antar elemen pada tingkat 5 (Elemen Alternatif Strategi Promosi) Alternatif Strategi Promosi RI Faktor 1 2 3 4 5 Jumlah SDM 0,063 0,513 0,129 0,033 0,261 0,05 Skill SDM 0,063 0,05 0,513 0,261 0,129 0,033 Kapasitas Produksi 0,035 0,514 0,263 0,065 0,123 0,05 Kontinuitas Produksi 0,094 0,242 0,283 0,252 0,130 0,05 Jaringan Distribusi 0,383 0,391 0,103 0,051 0,066 0,03 Mitra Distribusi 0,293 0,419 0,147 0,038 0,104 0,03 Promosi Pesaing 0,033 0,05 0,515 0,257 0,065 0,130 Merek Pesaing 0,035 0,06 0,514 0,256 0,064 0,131 Penetapan Dana 0,216 0,248 0,234 0,260 0,042 0,00 Sumber Dana 0,182 0,288 0,227 0,256 0,047 0,00 Fasilitas Perusahaan 0,137 0,380 0,380 0,035 0,067 0,04 Struktur Organisasi 0,145 0,473 0,269 0,037 0,076 0,06 Target Penjualan 0,036 0,04 0,409 0,215 0,074 0,266 Harga 0,164 0,236 0,089 0,287 0,244 0,03 Mutu Produk 0,035 0,05 0,514 0,123 0,065 0,263 Sifat Produk 0,033 0,06 0,511 0,129 0,066 0,261 Sistem Quality Control 0,035 0,06 0,508 0,130 0,064 0,263 0,036 0,02 Tools Support 0,552 0,138 0,132 0,141 Pemerintah 0,129 0,261 0,513 0,063 0,033 0,05 Swasta 0.033 0,05 0,513 0,261 0.129 0.063 Keterangan: Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Alternatif 4 Alternatif 5
: menitikberatkan pada periklanan (advertising) : menitikberatkan pada promosi penjualan (sales promotion) : menitikberatkan pada public relation (humas dan publisitas) : menitikberatkan pada pemasaran langsung (direcet marketing) : menitikberatkan pada penjualan pribadi (personal selling)
88
Promosi penjualan menjadi prioritas utama alternatif strategi promosi karena jumlah SDM yang dibutuhkan untuk kegiatan ini tidak terlalu banyak. Kegiatan promosi penjualan yang meliputi pemberian discount atau potongan harga pembelian pada konsumen, mengikuti pameran, pemberian hadiah pada konsumen yang membeli dalam jumlah besar (alat tulis bergambarkan produk Curma atau logo perusahaam dan stiker dengan gambar produk Curma atau produk perusahaan), pekan raya, dan pemberian sampel produk dapat dilaksanakan dengan menggunakan SDM yang tersedia di perusahaan saat ini. Kegiatan promosi penjualan juga dapat dilakukan dengan optimal oleh perusahaan dengan kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan sehingga setiap produk yang diproduksi dapat terjual sebelum masa kadaluarsa produk tiba.
Kemudian
promosi penjualan juga dapat dilakukan pada jaringan distribusi yang telah ada dan sekaligus dapat menarik mitra usaha yang ingin memasarkan produk Curma dengan tawaran discount pembelian yang diberikan perusahaan. Dengan kegiatan promosi penjualan, sub kendala penetapan dana dan sumber dana promosi dapat diatasi karena dana yang dikeluarkan dapat digunakan untuk pemasaran sekaligus promosi. Fasilitas perusahaan yang dimiliki seperti stand kasa, website, space iklan di internet dan kios herbal untuk penjualan produk dapat digunakan untuk mendukung kegiatan promosi penjualan. Begitu juga struktur organisasi yang telah tertata dengan baik, dimana terdapat divisi pemasaran yang dapat melakukan kegiatan promosi penjualan.
Selain itu, kegiatan promosi penjualan dapat
menarik konsumen secara langsung untuk melakukan pembelian sehingga penjualan perusahaan meningkat. Alternatif strategi periklanan dipilih sebagai prioritas pertama dalam sub kendala skill SDM dengan bobot 0,513, sub kendala promosi (0,515) dan merek pesaing (0,514), sub pendukung target penjualan (0,409), sub pendukung mutu (0,514) dan sifat produk (0,511), sub pendukung sistem quality control (0,508) dan tools supports (0,552), dan sub lembaga pendukung swasta (0,513). Alternatif strategi periklanan dapat berupa above the line (pemasangan spanduk dan iklan di radio) dan below the line (leaflet, brosur/booklet, peralatan tulis menulis, stiker, kalender pada akhir tahun, dan penggunaan stand kasa/counter). 89
Bentuk kegiatan promosi periklanan below the line dapat dilakukan dengan pemanfaatan SDM untuk pembuatan leaflet, brosur/booklet, peralatan tulis menulis, stiker, kalender pada akhir tahun, dan penggunaan stand kasa/counter. Mutu dan kualitas produk yang baik, sistem quality control dan tools support yang terjamin, dan keberadaan produk dibawah pengawasan Pusat Studi Biofarmaka IPB dapat disampaikan dalam kegiatan periklanan below the line. Dengan demikian, kegiatan promosi produk Curma dapat mengimbangi kegiatan promosi dan merek yang dimiliki oleh pesaing. Oleh sebab itu, alternatif strategi periklanan dipilih sebagai prioritas strategi promosi untuk elemen sub kendala dan sub pendukung tersebut. Sub kendala kontinuitas produksi (0,283), sub pendukung fasilitas perusahaan
(0,380),
dan
lembaga
pendukung
permerintahan
(0,513)
menitikberatkan pada alternatif strategi promosi humas/publisitas (public relation). Kegiatan promosi humas/publisitas seperti menjadi narasumber dalam talkshow mengenai kesehatan atau tanaman obat, menampilkan berita mengenai produk maupun profil perusahaan yang diliput oleh media cetak atau elektronik, atau menjadi sponsor dalam satu kegiatan kesehatan dapat membantu perusahaan dalam mempromosikan produknya kepada konsumen. Kontinuitas produk yang belum stabil tidak akan menghambat kegiatan promosi humas/publisitas. Selain itu, fasilitas yang dimiliki perusahaan (website) dapat dimanfaatkan untuk melaksanakan pemberitaan produk Curma sehingga profil produk dan perusahaan semakin dikenal dengan baik oleh konsumen.
Kerjasama dengan pihak
pemerintahan (Pusat Studi Biofarmaka IPB) dapat semakin mendukung kegiatan promosi humas/publisitas.
Dimana, promosi dapat dilakukan seiring dengan
kegiatan seminar atau talksow, pemberitaan lainnya, dan menjadi bagian dalam kegiatan biofarmaka yang dilakukan oleh PSB IPB. Alternatif promosi pemasaran langsung merupakan prioritas utama dari sub pendukung harga produk dengan bobot 0,287. Kegiatan promosi pemasaran langsung dapat dilakukan karena harga produk Curma yang relatif lebih murah dapat menarik konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk. Dengan kegiatan pemasaran langsung, perusahaan juga dapat langsung menjual produk kepada konsumen sasaran dan konsumen potensial sehingga kegiatan ini juga 90
dapat mendukung peningkatan penjualan produk Curma. Selain itu, kegiatan promosi pemasaran secara langsung tidak menyerap dana yang besar, sumberdaya yang digunakan tidak banyak, dan dapat menarik konsumen untuk berpindah dari merek pesaing ke merek Curma. Oleh karena itu, strategi promosi pemasaran langsung sangat tepat dilakukan dengan sub pendukung harga produk. Alternatif strategi promosi penjualan pribadi tidak dipilih sebagai prioritas strategi promosi untuk sub kendala yang dihadapi dan sub pendukung yang dimiliki perusahaan. Hal ini disebabkan oleh strategi promosi penjualan secara pribadi membutuhkan sumberdaya dan dana yang sangat besar untuk menjalin hubungan intim dengan konsumen.
Akan tetapi, kegiatan promosi penjualan
secara pribadi menjadi alternatif kedua untuk sub kendala jumlah SDM dan sub pendukung harga. Hal ini menunjukkan bahwa PT Biofarmaka Indonesia dapat melakukan kegiatan promosi ini untuk menjaga preferensi konsumen terhadap produk dan kelangsungan produk dalam jangka panjang. 6.3.2.2 Analisis Pengolahan Vertikal Pengolahan secara vertikal pada hirarki kedua adalah analisis pemilihan strategi promosi yang tepat dilakukan pada tingkat 2, tingkat 3, tingkat 4, dan tingkat 5 (Gambar 11). Hasil pengolahan vertikal pada tingkat 2 memberikan hasil yang sama dengan hasil pengolahan secara horizontal, yaitu faktor kendala menempati dasar pemilihan prioritas pertama dengan bobot 0,821 dan faktor pendukung (0,179) sebagai prioritas kedua.
Hasil pengolahan vertikal pada
tingkat 3 menunjukkan bahwa kendala dana (0,473) merupakan pertimbangan pertama bagi perusahaan dalam menentukan strategi promosi yang tepat untuk produk Curma.
Selanjutnya, urutan prioritas faktor kendala lainnya adalah
manajemen produksi menempati prioritas kedua dengan bobot 0,132; kendala distribusi dengan bobot 0,085; kendala pesaing (0,080); dan kendala sumberdaya manusia dengan bobot 0,050. Sedangkan faktor pendukung utama yang dimiliki perusahaan dalam menentukan strategi promosi adalah produk dengan bobot 0,090. Kemudian tekonologi (0,060) yang dimiliki perusahaan menjadi prioritas pendukung kedua, kondisi perusahaan (0,020) menjadi prioritas ketiga, dan lembaga pendukung memiliki bobot terkecil sebesar 0,010. 91
Tingkat 1
Alternatif Strategi Promosi yang Tepat Produk Minuman Kesehatan Curma di PT Biofarmaka Indonesia Pendukung 0,179
Kendala 0,821
Tingkat 2
Tingkat 3
SDM 0,050
MjProd 0,132
Dstrbsi 0,085
Psaing 0,080
Tingkat 4
Jmlh 0,032
Kpsts 0,048
Jardis 0,064
Promo 0,040
Skill 0,018
Ktnu 0,084
Mitra 0,021
Merek 0,040
Prsh 0,020
Produk 0,090
Tekno 0,060
LP 0,010
PntD 0,097
Fslts 0,011
Hrga 0,028
SQC 0,038
Pmrt 0,007
Smbr 0,376
StrOrg 0,004
Mutu 0,044
TS 0,022
Swst 0,002
Dana 0,473
TPP 0,005
Tingkat 5
Alt 1 0,249
Alt 2 0,263
Alt 3 0,205
Alt 4 0,218
Sifat 0,018
Alt 5 0,065
Rasio Inkonsistensi Keseluruhan = 0,02 Gambar 11. Hasil Pengolahan Vertikal Model Hirarki Keputusan Pemilihan Alternatif Stratetegi Promosi yang Tepat Untuk Produk Minuman Kesehatan Curma di PT Biofarmaka Indonesia Hasil pengolahan sub pendukung dan sub kendala secara keseluruhan pada tingkat 4 menunjukkan bahwa sumber dana promosi (0,376) menjadi kendala utama yang harus dipertimbangkan perusahaan dalam menentukan strategi promosi yang tepat dan efektif untuk produk Curma.
Kemudian penetapan
besarnya dana promosi untuk produk Curma menjadi prioritas kedua yang perlu dipertimbangkan perusahaan.
Setelah kedua hal tersebut, urutan hal yang
dipertimbangkan dari kendala dan pendukung adalah kendala kontinuitas produk (0,084); kendala jaringan distribusi (0,064); kendala kapasitas produksi (0,048); mutu produk (0,044) sebagai pendukung; promosi dan merek pesaing (0,040); sistem quality control produksi; jumlah SDM (0,032); Harga (0,028); tools support (0,022); kendala mitra distribusi (0,021); kendala skill SDM (0,018); Sifat produk (0,018); fasilitas perusahaan sebagai pendukung (0,011); lembaga pendukung pemerintahan (0,007); pendukung target penjualan perusahaan (0,005); struktur organisasi yang dimiliki perusahaan (0,004); dan lembaga pendukung swasta (0,002). 92
Hasil pengolahan vertikal pada tingkat 5 menyatakan bahwa prioritas utama strategi promosi produk Curma yang dipilih PT Biofarmaka Indonesia adalah alternatif 2 (0,263) yaitu menitikberatkan pada strategi promosi penjualan (sales promotion). Kegiatan promosi penjualan seperti pemberian potongan harga pembelian (discount) untuk pembelian tertentu dapat menarik perhatian konsumen dan mitra usaha untuk melakukan pembelian. Hal ini juga dapat menarik mitra usaha untuk bergabung menjadi penyalur produk Curma.
PT Biofarmaka
Indonesia juga dapat memberikan contoh produk, mengikuti pameran penjualan, dan pekan raya untuk menarik konsumen melakukan pembelian pada saat itu. Selain itu, pemberian hadiah berupa stiker produk Curma yang menarik dan alat tulis yang berlogokan Curma bagi pembelian dalam jumlah besar dapat merangsang konsumen melakukan pembelian produk.
Kegiatan promosi
penjualan sesuai dengan karakteristik sasaran konsumen produk Curma yaitu para remaja yang lebih senang dengan sesuatu yang baru/tidak statis dan meriah. Pemilihan strategi promosi yang menitikberatkan pada promosi penjualan (sales promotion) ini dapat membantu perusahaan untuk membujuk konsumen melakukan pembelian pada saat itu juga dalam jumlah yang besar. Hal ini seiring dengan tujuan promosi yang ingin dicapai oleh PT Biofarmaka Indonesia yaitu meningkatkan penjualan. Kegiatan promosi penjualan juga dapat disesuaikan dengan anggaran, jumlah SDM yang terbatas, kontinuitas produk, kondisi produk dan perusahaan. Akan tetapi, promosi penjualan bersifat sementara atau jangka pendek sehingga untuk mencapai tujuan promosi lainnya perlu diperhatikan prioritas strategi promosi berikutnya. Prioritas kedua strategi promosi produk Curma menitikberatkan pada periklanan (advertising) dengan bobot 0,249. Strategi promosi periklanan dapat dilakukan perusahaan dengan periklanan below the line (leaflet, brosur, stiker, kalender pada akhir tahun, penggunaan stand kasa dan alat tulis) dan above the line (iklan di radio dan spanduk media luar ruang).
Periklanan juga dapat
dilakukan perusahaan dengan memanfaatkan fasilitas dan Skill SDM yang dimiliki perusahaan sehingga mampu bersaing dengan promosi dan merek pesaing. Kegiatan periklanan below the line diatas dapat dilakukan dengan merancang design yang menarik dan menyampaikan keunggulan produk Curma. Kegiatan 93
above the line dengan membuat iklan produk Curma di radio merupakan media yang bersifat massal dengan biaya yang relatif murah (Tjiptono F 1997). Selain itu, pemasangan spanduk/baliho di area perusahaan (Taman Kencana, Bogor) sangat tepat dilakukan mengingat kawasan taman kencana merupakan taman bermain bagi remaja, anak-anak, dan keluarga. Perusahaan dapat menciptakan pesan melalui periklanan, seperti keunggulan produk Curma, proses produksi produk yang berada di bawah pengawasan Pusat Studi Biofarmaka (PSB IPB), dan produk Curma merupakan minuman tradisional. Alternatif ketiga menitikberatkan pada strategi promosi pemasaran langsung (direct marketing) dengan bobot 0,218. PT Biofarmaka Indonesia dapat menggunakan saluran-saluran pemasaran langsung untuk menjangkau konsumen atau dapat menyerahkan produk kepada konsumen tanpa perantara.
Strategi
pemasaran secara langsung ini tidak memerlukan biaya promosi yang besar, dapat mengefisienkan SDM yang dimiliki perusahaan, dan memanfaaatkan fasilitas perusahaan seperti website, space iklan di internet, serta memanfaatkan kios herbal yang dimiliki PT Biofarmaka Indonesia. Humas atau publisitas (public relation) merupakan prioritas keempat alternatif strategi promosi produk minuman kesehatan Curma dengan bobot 0,263. Kegiatan promosi humas/publisitas ini meliputi menjadi sponsor pada acara kesehatan atau kegiatan biofarmaka, menjadi narasumber dalam talkshow yang meninggalkan pesan bercirikan produk Curma, menampilkan berita mengenai produk Curma maupun produk lainnya yang dihasilkan PT Biofarmaka Indonesia di website. Kegiatan humas/publisitas dapat bekerjasama dengan pihak Pusat Studi Biofarmaka (PSB IPB). Kegiatan humas/publisitas juga dapat dilakukan perusahaan melalui media komunikasi internet yang sedang diminati oleh remaja dengan memberikan informasi mengenai produk Curma.
Kegiatan ini dapat
menginformasikan keunggulan produk Curma, keunggulan sistem produksi, dan keunggulan perusahaan sehingga konsumen mengenal dengan baik produk Curma dan PT Biofarmaka Indonesia. Selain itu, kegiatan humas/publisitas ini juga dapat dilakukan dengan lembaga pendukung yang dimiliki perusahaan dalam hal menjadi sponsor acara, menjadi narasumber talkshow atau turut serta dalam seminar yang berhubungan dengan biofarmaka. 94
Strategi promosi penjualan secara pribadi (personal selling) merupakan alternatif terakhir yang dipilih perusahaan. Hal ini disebabkan oleh dana yang dimiliki perusahaan terbatas sehingga belum mampu menjangkau konsumen secara intim. Selain itu, jumlah SDM dan skill SDM terbatas membuat strategi promosi penjualan secara pribadi menjadi pilihan terakhir. Akan tetapi, strategi promosi penjualan secara pribadi dibutuhkan perusahaan untuk kegiatan promosi jangka panjang.
Kegiatan promosi secara pribadi dibutuhkan untuk menjaga
preferensi dan keinginan konsumen dalam jangka panjang. Kegiatan strategi promosi penjualan secara pribadi dapat dilakukan melalui penyediaan sumberdaya manusia sebagai driver sales person (pengantar produk ke tempat konsumen), order getter (pencari konsumen di luar), order taker (pelayan dalam kios herbal), dan demand creator (penjual produk dengan kreativitas tinggi). Analisis Pengolahan vertikal model hirarki keputusan alternatif strategi promosi yang tepat ini secara keseluruhan memiliki rasio inkonsistensi sebesar 0,02 atau 2 persen. Hal ini membuktikan bahwa informasi yang diperoleh untuk menganalisis hiraki keputusan ini dapat dipercaya dan diterima karena rasio inkonsistensinya berada dibawah 10 persen. Berdasarkan analisis hirarki keputusan diatas, maka perusahaan dapat melakukan kegiatan promosi penjualan sebagai fokus kegiatan promosi produk Curma. Program dan waktu pelaksanaan dapat dilakukan selama tahun 2009 dari bulan Juli agar tujuan perusahaan ingin menawarkan produk Curma selama tahun 2009 dapat tercapai. Tabel 15 menunjukkan program dan waktu pelaksanaan strategi promosi produk Curma yang dapat dilakukan perusahaan. Program dan waktu pelaksanaan tersebut disesuaikan dengan karakteristik konsumen dan event yang dapat dimanfaatkan perusahaan untuk melakukan kegiatan promosi.
PT
Biofarmaka Indonesia dapat memulai kegiatan promosi penjualan produk Curma dengan mencari mitra usaha di sekolah-sekolah terutama SMA (Sekolah Menengah ke atas). Kemudian perusahaan dapat menyebarkan brosur dan leaflet pada tahun ajaran baru di sekolah tersebut.
Selanjutnya perusahaan dapat
menyebar informasi mengenai produk Curma di media komunikasi sosial yang dekat dengan remaja seperti facebook, friendster, dan blog. Perusahaan juga dapat menjadi sponsor dan narasumber dalam kegiatan olahraga atau kesenian 95
yang diadakan oleh siswa SMA sekaligus membuka stand kasa produk Curma untuk ditawarkan kepada konsumen pada acara tersebut. Tabel 15. Program dan Waktu Pelaksanaan Strategi Promosi Produk Curma Waktu
Juli
Agustus 2009
September
Oktober November Desember
Program - Pencarian mitra usaha (pedagang) ke SMA (Sekolah Menengah ke Atas) di kota Bogor Æ pemberian discount (promosi penjualan) - Penyebaran brosur dan leaflet, pembuatan iklan radio produk Curma untuk disebarkan di sekolah-sekolah yang telah ada mitra usaha produk Curma - Pembuatan facebook/blog Curma dan pembaharuan website mengenai pemberitaan dan penawaran produk Curma - Penggunaan stand kasa Curma di kios herbal milik PT Biofarmaka Indonesia sebagai pajangan iklan - Mengikuti pameran dagang di acara kemerdekaan Republik Indonesia (RI) di kota Bogor - Membuka stand kasa Curma pada acara kemerdekaan RI yang diselenggarakan oleh siswa SMA - Pemberian hadiah berupa alat tulis berlogokan produk Curma kepada konsumen pada acara kemerdekaan Republik Indonesia (RI) - Periklanan melalui radio-radio seperti Kisi FM, Agri FM, Megaswara FM dalam rangka promosi Curma edisi kemerdekaan RI dan menyambut bulan puasa - Pemberian discount produk Curma di kios herbal milik perusahaan dalam rangka bulan puasa disertai dengan pemberian hadiah - Pembuatan spanduk khusus produk Curma untuk dipajang di area perusahaan dengan sasaran remaja yang bermain di sekitar area perusahaan - Mengikuti pameran dagang dan menjadi narasumber serta sponsor dalam acara olahraga yang diadakan oleh siswa SMA (remaja) - Menjadi sponsor dalam kegiatan pementasan seni yang diadakan oleh siswa SMA (remaja) dan membuka stand kasa produk Curma - Pemberian kalender yang bergambarkan produk Curma kepada mitra usaha yang telah menjual produk Curma
PT Biofarmaka Indonesia dapat melakukan kegiatan promosi produk minuman kesehatan Curma pada acara penyambutan kemerdekaan Indonesia. Kegiatan promosi produk Curma dapat dilakukan dengan mengikuti pameran dagang yang diadakan untuk menyambut kemerdekaan RI di kota Bogor. Bulan puasa juga dapat dimanfaatkan sebagai bulan promosi produk Curma, dimana perusahaan menawarkan produk Curma kepada konsumen sebagai produk minuman kesehatan yang mampu menjaga kesehatan hati dan pencernaan saat berpuasa. Pada akhir tahun, perusahaan dapat memberikan kalender berisikan informasi mengenai produk Curma kepada konsumen atau mitra usaha produk Curma. Hal ini dapat menjadi informasi bagi konsumen dan mitra usaha serta mampu menarik konsumen untuk mengkonsumsi produk Curma. 96
VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan 1.
Strategi promosi yang telah dilakukan oleh PT Biofarmaka Indonesia pada awal pemasaran produk Curma meliputi periklanan above the line (brosur dan leaflet serta pembuatan stand kasa produk Curma), promosi penjualan (discount 16 persen jika membeli enam botol dan mengikuti Pekan Raya Jakarta/PRJ, IPB fair 2008, Agrinex 2009, Moluska 2009, dan Halal science), pemasaran langsung (pemasaran produk langsung di mall Botani Square Bogor dan kios herbal di Taman Kencana serta pemasaran online), humas publisitas (pemberian konsultasi kesehatan gratis di kios herbal dan pemberitaan produk Curma di website milik perusahaan). PT Biofarmaka Indonesia belum melakukan strategi promosi penjualan secara pribadi (personal selling) untuk mempromosikan produk Curma.
2.
Anggaran merupakan faktor utama yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi produk Curma dengan bobot 0,479.
Sub faktor anggaran yang
mempengaruhi penyusunan strategi promosi produk Curma adalah perutaran kas (cash) dengan bobot 0,303 dan penjualan sebelumnya (sale) dengan bobot 0,175.
Faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi penyusunan strategi
promosi adalah karakteristik produk (0,182), karakteristik pasar (0,149), karakteritik konsumen (0,097), dan bauran pemasaran lainnya (0,093). 3.
Prioritas pertama alternatif strategi promosi yang dipilih perusahaan untuk produk Curma menitikberatkan pada promosi penjualan (0,263) dengan melakukan pemberian potongan harga pembelian (discount) kepada konsumen dan distributor, memberikan contoh produk, mengikuti pameran penjualan, pekan raya, dan pemberian hadiah (stiker produk Curma yang menarik dan alat tulis yang berlogokan Curma bagi pembelian dalam jumlah besar). Alternatif lainnya yang dapat dilakukan perusahaan adalah periklanan (0,249) below the line (leaflet, brosur, stiker, kalender pada akhir tahun, dan alat tulis) dan above the line (iklan di radio dan spanduk media luar ruang), pemasaran langsung dengan bobot 0,218 (pemasaran produk Curma dengan memanfaaatkan fasilitas perusahaan seperti website, space iklan di internet, 97
dan kios herbal yang dimiliki PT Biofarmaka Indonesia.), humas/publisitas dengan bobot 0,205 (menjadi sponsor pada acara kesehatan atau kegiatan biofarmaka, menjadi narasumber dalam talkshow, menampilkan berita mengenai produk Curma maupun produk lainnya yang dihasilkan PT Biofarmaka Indonesia di website dan bekerjasama dengan pihak Pusat Studi Biofarmaka/PSB IPB).
Alternatif strategi promosi terakhir yang dipilih
perusahaan adalan promosi penjualan secara pribadi dengan bobot 0,065 (driver sales person, order getter, order taker, dan demand creator).
7.2. Saran 1.
PT Biofarmaka Indonesia sebaiknya memanfaatkan fasilitas yang dimiliki perusahaan untuk melakukan kegiatan promosi produk minuman kesehatan Curma sehingga kegiatan promosi dapat tetap dilakukan dengan dana terbatas.
Misalnya, PT Biofarmaka Indonesia sebaiknya melakukan
pembaharuan
website
yang
dimilikinya
secara
intensif
untuk
menginformasikan karakteristik, mutu, harga, dan tempat pembelian produk Curma. Kemudian stand kasa produk Curma sebaiknya digunakan sebagai pajangan penjualan di kios herbal Taman Kencana dan di mall Botani Square Bogor karena stand kasa tersebut merupakan media periklanan yang tidak mengharuskan adanya komisi. Space iklan dan penawaran produk di internet sebagai media pemasaran langsung sebaiknya dipergunakan untuk produk Curma dan dibuka setiap hari. 2.
Kegiatan promosi yang akan dilakukan perusahaan sebaiknya disesuaikan dengan karakteristik konsumen produk Curma yaitu remaja (16-17 tahun). Kegiatan promosi melalui media radio dapat dilakukan perusahaan dengan memilih stasiun radio yang sering didengarkan oleh remaja seperti Kisi FM, Agri FM, Megaswara FM, dan stasiun radio lainnya. Promosi melalui media komunikasi internet yang diminati para remaja saat ini seperti Facebook, Friendster, dan Blog merupakan media promosi yang sangat dekat dengan konsumen. Selain itu, jika perusahaan berminat untuk membuat brosur dan leaflet, spanduk, dan kalender sebaiknya design benda-benda promosi tersebut dibuat semenarik mungkin dengan gaya remaja. 98
3.
PT Biofarmaka Indonesia juga sebaiknya mencari satu pesan yang mencirikan produk Curma sehingga produk mudah diingat oleh konsumen. Pesan yang mencirikan produk Curma itu juga dapat disisipkan disetiap kegiatan promosi yang dilakukan perusahaan. Misalnya, pesan ‘Menjaga Kesehatan Hati dan Pencernaan’ yang terdapat pada label kemasan produk Curma dapat digunakan pada setiap tulisan profil produk Curma di internet, brosur dan leaflet, spanduk, stand kasa, dan pesan di radio. Pesan yang mencirikan produk Curma tersebut dapat mengingatkan konsumen akan produk minuman kesehatan Curma. Selain itu, proses produksi produk Curma yang berada di bawah pengawasan Pusat Studi Biofarmaka (PSB IPB) dapat diungkapkan agar konsumen mendapat jaminan mutu.
99
DAFTAR PUSTAKA Abdulloh M. 2008. Analisis Strategi Pemasaran Minuman Jamu Instan ‘Langsing Ramping’ PT Biofarmaka Indonesia [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Apriani W. 2007. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Minuman Kesehatan Instan Berbahan Baku Biofarmaka pada Home Industri Lisna Agung Kab. Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Boyd, Harper W. JR. 2000. Manajemen Pemasaran: Suatu Pendekatan Implementasi Dan Pengendalian Edisi Keenam Jilid 1. Jakarta: Erlangga [Deptan] Departemen Pertanian. 2007. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Tanaman Obat Edisi Kedua. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. [Dirjen Hortikultura] Direktorat Jendral Hortikultura Departemen Pertanian. 2006. Profil Sentra Produksi Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) buku IV. Jakarta: Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka, Deptan. _____ . 2008. Data dan Statistik Tanaman Biofarmaka. Jakarta: Direktorat Jendral Hortikultura. Durianto D, Sugiarto, Widjaja A, Supratikno H. 2003. Invansi Pasar dengan Iklan yang Efektif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Jefkins F. 1992. Public Relations Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga. _____ . 1997. Periklanan Edisi ketiga. Jakarta: Erlangga. Kotler, P. 2005. Manajemen Pemasaran Edisi kesebelas Jilid 2. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia. Kotler, Amstrong. 1997. Dasar-Dasar Pemasaran Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Prenhallindo. _____ . 2004. Dasar-Dasar Pemasaran Edisi Kesembilan Jilid 2. Jakarta: PT Prenhallindo. Lee M, Johnson C. 2007. Prinsip-Prinsip Periklanan dalam Perspektif Global. Jakarta: Kencana, Prenada Media Group. Nazir M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Prasetiawan E. 2005. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Minuman Instan (Studi Kasus Pada Sub Divisi Produk Pusat Studi Biofarmaka IPB) [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. [PSB IPB] Pusat Studi Biofarmaka IPB. 2005. State Of The Art Pengembangan Biofarmaka. Bogor: PSB LPPM IPB. PT Biofarmaka Indonesia. 2008. Manfaat Temulawak bagi Kesehatan. http://www.ptbiofarmaka.com. [3 Desember 2008]
100
Rachmat E. 2008. Analisis Strategi Promosi Susu Formula Lanjutan (Follow Up Infant) Morinaga Chilmil Pada PT Sanghiang Perkasa [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Saaty Thomas L. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin: Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan Dalam Situasi yang Kompleks. Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo. Simamora S. 2005. Analisis Promosi Produk Mahkota Dewa di PT Mahkota Dewa Indonesia Jakarta [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Terence A Shimp. 2003. Periklanan Promosi Dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Tjiptono F. 1997. Straegi Pemasaran Edisi II. Yogyakarta: Andi. Yuliawati S. 2008. Analisis Strategi Pemasaran Obat Herbal Biomunos PT Biofarmaka Indonesia, Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Zulhiyardi M. 2007. Analisis Strategi Promosi Suplemen Kesehatan Curfos Pada PT Interbat [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
101
Lampiran 1. Struktur Organisasi PT Biofarmaka Indonesia
Direktur Utama Direktur Pelaksana Pembelian
Pemasaran
ADM Penjualan
Keuangan dan Administrasi
Gudang
Akunting
Sekretariat
Umum dan Personalia
Keuangan
Produksi
Teknik
Produksi
Pengawasan Mutu
Perencanaan
Pengembangan Mutu
Registrasi
Laboratorium Personalia
Umum
Humas
Sekretariat
Sumber: PT Biofarmaka Indonesia (2009)
102
L Lampiran 2 Gambar Media 2. M Promoosi Produk Curma C
Produk Curma
Standd Kasa
Broosur dan leaaflet
K Herbal Kios
Pembeeritaan melalui Websitee
Logo Miinuman Tradissional
Konsu ultasi Keseh hatan
Sppace Iklan Gratis G
S Sumber: PT Biiofarmaka Indoonesia (2009)
103
Lampiran 3. 3 Kuisionerr Matriks Baanding Berpaasangan DEPARTE EMEN AGR RIBISNIS FAKUL LTAS EKO ONOMI DAN N MANAJE EMEN IN NSTITUT PERTANIA P AN BOGOR R Kampus IPB B Darmaga, Jl.. Kamper, Wing 4 Level 5, Bogor. B Telp (00251) 8629654 4,622642 ext 42602. Faxx (0251) 6296554. e-mail: dep p-agribisnis @ ipb.ac.id
K KUISIONE ER MATRIK KS BANDIN NG BERPA ASANGAN
Dalam Rangkaa Penelitian U Untuk Penulisan Skripsi dengan Juduul
Straategi Prom mosi Produ uk Minum man Keseh hatan Curm ma (Teemulawak dan Madu u) di PT Biofarmak B ka Indonessia
Oleh : Claara Larasati Simorangkir S r (H34052739)
DEPARTE EMEN AGR RIBISNIS FAKU ULTAS EKO ONOMI DAN N MANAJEM MEN I INSTITUT P PERTANIAN N BOGOR 2009
104
Kuisioner Identifikasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Strategi Promosi Produk Minuman Kesehatan Curma Bagian I Instruksi 1. Bandingkan tingkat kepentingan/prioritas dari elemen-elemen yang ingin dicapai dalam promosi perusahaan. Tujuan 1 dibandingkan dengan Tujuan 2 Tujuan 1 dibandingkan dengan Tujuan 3 Tujuan 1 dibandingkan dengan Tujuan 4 Tujuan 2 dibandingkan dengan Tujuan 3 Tujuan 2 dibandingkan dengan Tujuan 4 Tujuan 3 dibandingkan dengan Tujuan 4 Keterangan: Dari identifikasi yang dilakukan sebelumnya didapatkan bahwa dalam menjalankan kegiatan promosi, perusahaan memiliki tujuan yaitu: 1.
Menginformasikan dan mengingatkan produk kepada konsumen
2.
Meningkatkan penjualan
3.
Memperluas pangsa pasar
4.
Menghadapi persaingan
Bagian II Keterangan: Dalam menyusun strategi promosi perusahaan, terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan pengaruhnya terhadap penyusunan strategi promosi perusahaan tersebut. 1. Anggaran; Dana yang tersedia yang dimiliki perusahaan untuk mendanai kegiatan promosi terhadap produk sehingga perlu dipergunakan secara efektif. 2. Sifat Produk; Strategi promosi yang akan dilakukan dipengaruhi oleh sifat produk sehingga diperlukan strategi yang berbeda-beda untuk produk konsumsi dan produk industri 3. Sifat Pasar; Promosi pasar yang luas dan tidak terkonsentrasi akan sangat berbeda dibandingkan dengan pasar lokal yang kecil dan terkonsentrasi 4. Konsumen; Karakteristik dan kesiapan konsumen akan mempengaruhi kegiatan promosi yang akan dilakukan oleh perusahaan 5. Bauran pemasaran; Keputusan Marketing Mix seperti produk, tempat/distribusi, harga terhadap produk akan mempengaruhi kegiatan promosi yang akan dijalankan oleh perusahaan.
Penilaian Skala Banding Bila A sama penting dengan B =1 Bila A sedikit lebih penting dibandingkan B = 3; bila sebaliknya (B sedikit lebih penting dibandingkan A = 1/3) Bila A jelas lebih penting dibandingkan B = 5; bila sebaliknya (B jelas lebih penting dibandingkan A = 1/5) Bila A sangat jelas lebih penting dibandingkan B = 7; bila sebaliknya (B sangat jelas lebih penting dibandingkan A = 1/7) Bila A mutlak lebih penting dibandingkan B = 9; bila sebaliknya (B mutlak lebih penting dibandingkan A = 1/9) Nilai-nilai skala banding genap (2, 4, 6, 8 atau 1/2, 1/4, 1/6, 1/8) khusus diberikan untuk nilai skala pembanding yang nilainya berada diantara dua pertimbangan yang berdekatan (berada diantara dua nilai ganjil). Misalnya, pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting hingga lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala pembanding yang diberikan adalah antara 3 dan 5, yaitu 4 atau 1/4, dan sebaliknya.
105
Instruksi 2.1 Bandingkanlah tingkat kepentingan kepentingan dari faktor-faktor tersebut dalam memenuhi Tujuan Menginformasikan Dan Mengingatkan Produk Kepada Konsumen. Anggaran dibandingkan dengan Karakteristik Produk Anggaran dibandingkan dengan Pasar Anggaran dibandingkan dengan Konsumen Anggaran dibandingkan dengan Bauran Pemasaran Karakteristik Produk dibandingkan dengan Pasar Karakteristik Produk dibandingkan dengan Konsumen Karakteristik Produk dibandingkan dengan Bauran Pemasaran Pasar dibandingkan dengan Konsumen Pasar dibandingkan dengan Bauran Pemasaran Konsumen dibandingkan dengan Bauran Pemasaran Instruksi 2. 2 Bandingkanlah tingkat kepentingan kepentingan dari faktor-faktor tersebut dalam memenuhi Tujuan Meningkatkan Penjualan. Anggaran dibandingkan dengan Karakteristik Produk Anggaran dibandingkan dengan Pasar Anggaran dibandingkan dengan Konsumen Anggaran dibandingkan dengan Bauran Pemasaran Karakteristik Produk dibandingkan dengan Pasar Karakteristik Produk dibandingkan dengan Konsumen Karakteristik Produk dibandingkan dengan Bauran Pemasaran Pasar dibandingkan dengan Konsumen Pasar dibandingkan dengan Bauran Pemasaran Konsumen dibandingkan dengan Bauran Pemasaran Instruksi 2. 3 Bandingkanlah tingkat kepentingan kepentingan dari faktor-faktor tersebut dalam memenuhi Tujuan Memperluas Pangsa Pasar. Anggaran dibandingkan dengan Karakteristik Produk Anggaran dibandingkan dengan Pasar Anggaran dibandingkan dengan Konsumen Anggaran dibandingkan dengan Bauran Pemasaran Karakteristik Produk dibandingkan dengan Pasar Karakteristik Produk dibandingkan dengan Konsumen Karakteristik Produk dibandingkan dengan Bauran Pemasaran Pasar dibandingkan dengan Konsumen Pasar dibandingkan dengan Bauran Pemasaran Konsumen dibandingkan dengan Bauran Pemasaran
Penilaian Skala Banding Bila A sama penting dengan B =1 Bila A sedikit lebih penting dibandingkan B = 3; bila sebaliknya (B sedikit lebih penting dibandingkan A = 1/3) Bila A jelas lebih penting dibandingkan B = 5; bila sebaliknya (B jelas lebih penting dibandingkan A = 1/5) Bila A sangat jelas lebih penting dibandingkan B = 7; bila sebaliknya (B sangat jelas lebih penting dibandingkan A = 1/7) Bila A mutlak lebih penting dibandingkan B = 9; bila sebaliknya (B mutlak lebih penting dibandingkan A = 1/9) Nilai-nilai skala banding genap (2, 4, 6, 8 atau 1/2, 1/4, 1/6, 1/8) khusus diberikan untuk nilai skala pembanding yang nilainya berada diantara dua pertimbangan yang berdekatan (berada diantara dua nilai ganjil). Misalnya, pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting hingga lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala pembanding yang diberikan adalah antara 3 dan 5, yaitu 4 atau 1/4, dan sebaliknya
Instruksi 2.4 Bandingkanlah tingkat kepentingan kepentingan dari faktor-faktor tersebut dalam memenuhi Tujuan Menghadapi Persaingan.
106
Anggaran dibandingkan dengan Karakteristik Produk Anggaran dibandingkan dengan Pasar Anggaran dibandingkan dengan Konsumen Anggaran dibandingkan dengan Bauran Pemasaran Karakteristik Produk dibandingkan dengan Pasar Karakteristik Produk dibandingkan dengan Konsumen Karakteristik Produk dibandingkan dengan Bauran Pemasaran Pasar dibandingkan dengan Konsumen Pasar dibandingkan dengan Bauran Pemasaran Konsumen dibandingkan dengan Bauran Pemasaran Bagian III Instruksi 3.1 Bandingkanlah seberapa penting elemen sub faktor dibawah ini terhadap Faktor Anggaran. Sale dibandingkan dengan cash Keterangan: Sub faktor yang berasal dari faktor anggaran yang berpengaruh dalam penyusunan strategi promosi perusahaan terdiri dari tiga subfaktor yaitu: 1.
Sale (Penjualan sebelumnya): penjualan sebelumnya akan mempengaruhi jumlah anggaran/dana yang akan dikeluarkan perusahaan untuk promosi
2.
Cash (Perputaran kas): perputaran kas akan menentukan besarnya anggaran dan prioritas alokasi dana untuk kegiatan promosi
Instruksi 3.2 Bandingkanlah seberapa penting elemen sub faktor dibawah ini terhadap Faktor Karakteristik Produk. Sifat dibandingkan dengan Mutu Keterangan: 1. 2.
Sifat produk : sifat produk sebagai barang konsumsi atau barang industri Mutu produk: kualitas yang terdapat dalam produk yang ingin disampaikan kepada konsumen
Penilaian Skala Banding Bila A sama penting dengan B =1 Bila A sedikit lebih penting dibandingkan B = 3; bila sebaliknya (B sedikit lebih penting dibandingkan A = 1/3) Bila A jelas lebih penting dibandingkan B = 5; bila sebaliknya (B jelas lebih penting dibandingkan A = 1/5) Bila A sangat jelas lebih penting dibandingkan B = 7; bila sebaliknya (B sangat jelas lebih penting dibandingkan A = 1/7) Bila A mutlak lebih penting dibandingkan B = 9; bila sebaliknya (B mutlak lebih penting dibandingkan A = 1/9) Nilai-nilai skala banding genap (2, 4, 6, 8 atau 1/2, 1/4, 1/6, 1/8) khusus diberikan untuk nilai skala pembanding yang nilainya berada diantara dua pertimbangan yang berdekatan (berada diantara dua nilai ganjil). Misalnya, pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting hingga lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala pembanding yang diberikan adalah antara 3 dan 5, yaitu 4 atau 1/4, dan sebaliknya
107
Instruksi 3.3 Bandingkanlah seberapa penting elemen sub faktor dibawah ini terhadap faktor Karakteristik Pasar. Segmen dibandingkan dengan PLC Segmen dibandingkan denganTrend Segmen dibandingkan dengan Positioning PLC dibandingkan denganTrend PLC dibandingkan dengan Positioning Trend dibandingkan dengan Positioning Keterangan: 1. Segmen pasar (Pasar yang dituju); jenis pelanggan dan jumlah konsumen sasaran yang ingin dicapai oleh perusahaan 2. PLC (Product Life Cycle): Tahap-tahap daur hidup produk di dalam pasar 3. Trend: kecenderungan konsumen dalam mengkonsumsi produk yang terjadi di pasar 4. Positioning: penentuan posisi produk di dalam benak konsumen relatif dengan penawaran pesaingnya Instruksi 3.4 Bandingkanlah seberapa penting elemen sub faktor dibawah ini terhadap Faktor Konsumen. Karakteristik konsumen dibandingkan dengan loyalitas konsumen Karakteristik konsumen dibandingkan dengan kesiapan pembeli Loyalitas konsumen dibandingkan dengan kesiapan pembeli Keterangan: 1. Karakteristik konsumen produk minuman Curma yaitu remaja 2. Loyalitas konsumen (Ukuran kesetiaan konsumen) terhadap produk minuman kesehatan Curma 3. Kesiapan pembeli pada tahapan proses keputusan pembelian produk minuman kesehatan Curma yang berada pada tahap kesadaran atau tahap awal.
Instruksi 3.5 Bandingkanlah seberapa penting elemen sub faktor dibawah ini terhadap faktor bauran pemasaran. Product dibandingkan dengan Place Product dibandingkan dengan Price Place dibandingkan dengan Price Keterangan: 1. Product: strategi produk yang ditetapkan oleh perusahaan yaitu produk minuman kesehatan ready to drink 2. Place: strategi tmepat/distribusi yang dilaksanakan yaitu penjualan diklinik herbal, counter di mall dan agrimart IPB 3. Price: strategi harga yang ditetapkan perusahaan
Penilaian Skala Banding Bila A sama penting dengan B =1 Bila A sedikit lebih penting dibandingkan B = 3; bila sebaliknya (B sedikit lebih penting dibandingkan A = 1/3) Bila A jelas lebih penting dibandingkan B = 5; bila sebaliknya (B jelas lebih penting dibandingkan A = 1/5) Bila A sangat jelas lebih penting dibandingkan B = 7; bila sebaliknya (B sangat jelas lebih penting dibandingkan A = 1/7) Bila A mutlak lebih penting dibandingkan B = 9; bila sebaliknya (B mutlak lebih penting dibandingkan A = 1/9) Nilai-nilai skala banding genap (2, 4, 6, 8 atau 1/2, 1/4, 1/6, 1/8) khusus diberikan untuk nilai skala pembanding yang nilainya berada diantara dua pertimbangan yang berdekatan (berada diantara dua nilai ganjil). Misalnya, pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting hingga lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala pembanding yang diberikan adalah antara 3 dan 5, yaitu 4 atau 1/4, dan sebaliknya
Kuisioner Pemilihan Alternatif Strategi Promosi Produk Curma 108
Bagian I Bandingkanlah seberapa penting pengaruh dari kendala yang dihadapi oleh perusahaan terhadap pendukung yang dimiliki perusahaan dalam upaya pemilihan strategi promosi yang tepat. Kendala dibandingkan dengan Pendukung Keterangan: Pengambilan suatu keputusan mengenai penelitian alternatif strategi promosi yang tepat bagi perusahaan, memperhatikan dasar pemilihan yang terdiri dari dua sisi yang berbeda: 1.
Kendala: Segala sesuatu yang datang dari dalam (internal) perusahaan atau ancaman dari pihak luar (eksternal) yang menyulitkan perusahaan dalam pemilihan strategi promosi.
2.
Pendukung: Segala sesuatu yang mendukung perusahaan dalam pemilihan strategi promosi.
Bagian II Instruksi 2.1 Bandingkanlah seberapa penting elemen-elemen yang terdapat dalam Faktor Kendala yang dihadapi oleh perusahaan dalam memilih strategi promosi yang tepat untuk produk minuman kesehatan. Sumber daya Manusia dibandingkan dengan Manajemen Produksi Sumber daya Manusia dibandingkan dengan Distribusi Produk Sumber daya Manusia dibandingkan dengan Pesaing Sumber daya Manusia dibandingkan dengan Dana Manajemen Produksi dibandingkan dengan Distribusi Produk Manajemen Produksi dibandingkan dengan Pesaing Manajemen Produksi dibandingkan dengan Dana Pesaing dibandingkan dengan Dana Keterangan: 1. Sumber daya Manusia: faktor produksi yang harus disesuaikan perusahaan dengan pemilihan strategi promosi 2. Manajemen Produksi: Pengaturan kegiatan produksi perusahaan untuk menghasilkan produk dapat membatasi perusahaan dalam pemilihan strategi promosi yang tepat untuk produk 3. Distribusi Produk: Penyaluran produk atau pemasaran produk akan berpengaruh pada pemilihan strategi promosi sehingga diperlukan mitra usaha dan jaringan distribusi yang baik 4. Pesaing: aktivitas promosi pesaing dapat mempengaruhi pemilihan strategi promosi yang dilakukan perusahaan 5. Dana: Keterbatasan dana yang dimiliki untuk kegiatan promosi
Penilaian Skala Banding Bila A sama penting dengan B =1 Bila A sedikit lebih penting dibandingkan B = 3; bila sebaliknya (B sedikit lebih penting dibandingkan A = 1/3) Bila A jelas lebih penting dibandingkan B = 5; bila sebaliknya (B jelas lebih penting dibandingkan A = 1/5) Bila A sangat jelas lebih penting dibandingkan B = 7; bila sebaliknya (B sangat jelas lebih penting dibandingkan A = 1/7) Bila A mutlak lebih penting dibandingkan B = 9; bila sebaliknya (B mutlak lebih penting dibandingkan A = 1/9) Nilai-nilai skala banding genap (2, 4, 6, 8 atau 1/2, 1/4, 1/6, 1/8) khusus diberikan untuk nilai skala pembanding yang nilainya berada diantara dua pertimbangan yang berdekatan (berada diantara dua nilai ganjil). Misalnya, pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting hingga lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala pembanding yang diberikan adalah antara 3 dan 5, yaitu 4 atau 1/4, dan sebaliknya
109
Instruksi 2.2 Bandingkanlah seberapa penting elemen-elemen yang terdapat dalam Faktor Pendukung yang dihadapi oleh perusahaan dalam memilih strategi promosi yang tepat untuk produk minuman kesehatan. Perusahaan dibandingkan dengan Produk Perusahaan dibandingkan dengan Teknologi Perusahaan dibandingkan dengan Lembaga Pendukung Produk dibandingkan dengan Teknologi Produk dibandingkan dengan Lembaga Pendukung Teknologi dibandingkan dengan Lembaga Pendukung Keterangan: 1. Perusahaan: Unsur-unsur dan kegiatan yang terdapat dalam perusahaan yang mendukung PT Biofarmaka Indonesia dalam memilih strategi promosi 2. Produk: Keunggulan yang terdapat dalam produk yang mendukung perusahaan untuk memilih strategi promosi yang tepat 3. Teknologi: Kemampuan perusahaan dalam hal pengolahan (processing) hingga menjadi produk jadi serta peralatan dan perlengkapan promosi yang dimiliki perusahaan 4. Lembaga Pendukung: Lembaga pendukung baik pemerintah maupun swasta yang mendukung perusahaan sehingga melalui lembaga pendukung tersebut perusahaan dapat memilih strategi promosi yang tepat. Bagian III Insturksi 3.1 Bandingkanlah seberapa penting pengaruh dari elemen sub kendala di bawah ini terhadap Sumberdaya Manusia dalam upaya pemilihan strategi promosi yang tepat untuk produk minuman kesehatan Curma Jumlah Sumberdaya Manusia dibandingkan dengan Skill yang dimiliki Keterangan: 1. Jumlah Sumberdaya Manusia: Ketersediaan personel yang terlibat dalam kegiatan promosi yang dilakukan perusahaan 2. Skill yang dimiliki (kemampuan) setiap personel untuk melakukan kegiatan promosi Insturksi 3.2 Bandingkanlah seberapa penting pengaruh dari elemen sub kendala di bawah ini terhadap Manajemen Produksi dalam upaya pemilihan strategi promosi yang tepat untuk produk minuman kesehatan Curma. Kapasitas produksi dibandingkan dengan Kontinuitas produksi Keterangan: 1. Kapasitas produksi: Jumlah produksi yang telah ditetapkan perusahaan sehingga dapat membantu kegiatan promosi 2. Kontinuitas produksi: Keberadaan produk di pasar yang dapat mempengaruhi kegiatan promosi dapat berlangsung dengan efekif
Penilaian Skala Banding Bila A sama penting dengan B =1 Bila A sedikit lebih penting dibandingkan B = 3; bila sebaliknya (B sedikit lebih penting dibandingkan A = 1/3) Bila A jelas lebih penting dibandingkan B = 5; bila sebaliknya (B jelas lebih penting dibandingkan A = 1/5) Bila A sangat jelas lebih penting dibandingkan B = 7; bila sebaliknya (B sangat jelas lebih penting dibandingkan A = 1/7) Bila A mutlak lebih penting dibandingkan B = 9; bila sebaliknya (B mutlak lebih penting dibandingkan A = 1/9) Nilai-nilai skala banding genap (2, 4, 6, 8 atau 1/2, 1/4, 1/6, 1/8) khusus diberikan untuk nilai skala pembanding yang nilainya berada diantara dua pertimbangan yang berdekatan (berada diantara dua nilai ganjil). Misalnya, pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting hingga lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala pembanding yang diberikan adalah antara 3 dan 5, yaitu 4 atau 1/4, dan sebaliknya
110
Insturksi 3.3 Bandingkanlah seberapa penting pengaruh dari elemen sub kendala di bawah ini terhadap Distribusi Produk dalam upaya pemilihan strategi promosi yang tepat untuk produk minuman kesehatan Curma. Jaringan distribusi dibandingkan Mitra usaha Keterangan: 1. Jaringan distribusi produk yang telah ditetapkan perusahaan 2. Mitra usaha yang dimiliki perusahaan dalam menyalurkan produk minuman kesehatan Curma Insturksi 3.4 Bandingkanlah seberapa penting pengaruh dari elemen sub kendala di bawah ini terhadap Pesaing dalam upaya pemilihan strategi promosi yang tepat untuk produk minuman kesehatan Curma. Kegiatan promosi pesaing dibandingkan dengan merek pesaing Keterangan: 1. Kegiatan promosi pesaing PT Biofarindo melalui beberapa media promosi 2. Semakin beragam merek produk pesaing yang berbahan baku biofarmaka atau herbal Insturksi 3.5 Bandingkanlah seberapa penting pengaruh dari elemen sub kendala di bawah ini terhadap Dana dalam upaya pemilihan strategi promosi yang tepat untuk produk minuman kesehatan Curma. Penetapan dana promosi dibandingkan dengan sumber dana promosi Keterangan: 1. Penetapan dana promosi dari sejumlah dana perusahaan yang terbatas jumlahnya 2. Sumber dana perusahaan yang terbatas untuk promosi sehingga promosi bukan merupakan alokasi utama Insturksi 3.6 Bandingkanlah seberapa penting pengaruh dari elemen sub pendukung di bawah ini terhadap Perusahaan dalam upaya pemilihan strategi promosi yang tepat untuk produk minuman kesehatan Curma. Fasilitas perusahaan dibandingkan dengan Struktur Organisasi Fasilitas perusahaan dibandingkan dengan Target penjualan perusahaan Struktur Organisasi dibandingkan dengan Target penjualan perusahaan Keterangan: 1. Fasilitas perusahaan: fasilitas fisik yang tersedia dalam perusahaan yang dapat membantu dalam pemilihan strategi perusahaan 2. Struktur Organisasi yang fleksibel dalam melakukan perkerjaan sehingga komunikasi untuk memilih strategi promosi dapat terlaksana dengan baik 3. Target penjualan perusahaan: pencapaian target sehingga anggaran yang ditetapkan perusahaan untuk kegiatan promosi bertambah
Penilaian Skala Banding Bila A sama penting dengan B =1 Bila A sedikit lebih penting dibandingkan B = 3; bila sebaliknya (B sedikit lebih penting dibandingkan A = 1/3) Bila A jelas lebih penting dibandingkan B = 5; bila sebaliknya (B jelas lebih penting dibandingkan A = 1/5) Bila A sangat jelas lebih penting dibandingkan B = 7; bila sebaliknya (B sangat jelas lebih penting dibandingkan A = 1/7) Bila A mutlak lebih penting dibandingkan B = 9; bila sebaliknya (B mutlak lebih penting dibandingkan A = 1/9) Nilai-nilai skala banding genap (2, 4, 6, 8 atau 1/2, 1/4, 1/6, 1/8) khusus diberikan untuk nilai skala pembanding yang nilainya berada diantara dua pertimbangan yang berdekatan (berada diantara dua nilai ganjil). Misalnya, pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting hingga lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala pembanding yang diberikan adalah antara 3 dan 5, yaitu 4 atau 1/4, dan sebaliknya
111
Insturksi 3.7 Bandingkanlah seberapa penting pengaruh dari elemen sub pendukung di bawah ini terhadap Produk dalam upaya pemilihan strategi promosi yang tepat untuk produk minuman kesehatan Curma. Harga produk dibandingkan dengan Mutu produk Harga produk dibandingkna dengan Sifat produk Mutu produk dibandingkan dengan sifat produk Keterangan: 1. Harga produk: dapat dijangkau oleh konsumen sasaran 2. Mutu produk: kualitas yang dimiliki produk 3. Sifat produk: sebagai produk yang dapat dikonsumsi Insturksi 3.8 Bandingkanlah seberapa penting pengaruh dari elemen sub pendukung di bawah ini terhadap Teknologi dalam upaya pemilihan strategi promosi yang tepat untuk produk minuman kesehatan Curma. System Quality Control dibandingkan dengan Tools Support Keterangan: 1. System Quality Control:sistem pengawasan yang dimiliki perusahaan sehingga menghasilkan produk dengan mutu yang baik 2. Tools Support: peralatan dan perlengkapan yang mendukung proses promosi produk minuman kesehatan Curma Insturksi 3.9 Bandingkanlah seberapa penting pengaruh dari elemen sub pendukung di bawah ini terhadap Lembaga Pendukung dalam upaya pemilihan strategi promosi yang tepat untuk produk minuman kesehatan Curma Lembaga pemerintah dibandingkan dengan lembaga swasta Keterangan: 1. Lembaga pemerintah yang mendukung kegiatan promosi PT Biofarindo seperti PSB IPB, dll 2. Lembaga swasta yang mendukung kegiatan promosi PT Biofarindo seperti mall sebagai tempat distribusi produk
Bagian IV Dalam pemilihan strategi promosi yang tepat bagi perusahaan terdapat lima alternatif pemilihan strategi promosi yang mungkin dapat dilakukan, yaitu: 1. Alternatif 1 : menitikberatkan pada periklanan media cetak dan elektronik 2. Alternatif 2 : menitikberatkan pada promosi penjualan kepada konsumen dan mitra usaha 3. Alternatif 3 : menitikberatkan pada public relations (humas dan publisitas) 4. Alternatif 4 : menitikberatkan pada pemasaran langsung (direct selling) 5. Alternatif 5 : menitikberatkan pada penjualan pribadi (personal selling)
Penilaian Skala Banding Bila A sama penting dengan B =1 Bila A sedikit lebih penting dibandingkan B = 3; bila sebaliknya (B sedikit lebih penting dibandingkan A = 1/3) Bila A jelas lebih penting dibandingkan B = 5; bila sebaliknya (B jelas lebih penting dibandingkan A = 1/5) Bila A sangat jelas lebih penting dibandingkan B = 7; bila sebaliknya (B sangat jelas lebih penting dibandingkan A = 1/7) Bila A mutlak lebih penting dibandingkan B = 9; bila sebaliknya (B mutlak lebih penting dibandingkan A = 1/9) Nilai-nilai skala banding genap (2, 4, 6, 8 atau 1/2, 1/4, 1/6, 1/8) khusus diberikan untuk nilai skala pembanding yang nilainya berada diantara dua pertimbangan yang berdekatan (berada diantara dua nilai ganjil). Misalnya, pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting hingga lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala pembanding yang diberikan adalah antara 3 dan 5, yaitu 4 atau 1/4, dan sebaliknya
112
Instruksi 4.1 Dalam upaya mengatasi sub kendala Jumlah SDM bandingkanlah seberapa penting alternatif strategi promosi dibawah ini untuk pemilihan strategi promosi yang tepat. Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 2 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 3 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 3 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 3 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 3 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 4 dibandingkan dengan alternatif 5 Instruksi 4.2 Dalam upaya mengatasi sub kendala Skill SDM (Kompetensi SDM) bandingkanlah seberapa penting alternatif strategi promosi dibawah ini untuk pemilihan strategi promosi yang tepat. Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 2 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 3 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 3 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 3 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 3 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 4 dibandingkan dengan alternatif 5 Instruksi 4.3 Dalam upaya mengatasi sub kendala Kapasitas Produksi bandingkanlah seberapa penting alternatif strategi promosi dibawah ini untuk pemilihan strategi promosi yang tepat. Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 2 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 3 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 3 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 3 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 3 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 4 dibandingkan dengan alternatif 5
Penilaian Skala Banding Bila A sama penting dengan B =1 Bila A sedikit lebih penting dibandingkan B = 3; bila sebaliknya (B sedikit lebih penting dibandingkan A = 1/3) Bila A jelas lebih penting dibandingkan B = 5; bila sebaliknya (B jelas lebih penting dibandingkan A = 1/5) Bila A sangat jelas lebih penting dibandingkan B = 7; bila sebaliknya (B sangat jelas lebih penting dibandingkan A = 1/7) Bila A mutlak lebih penting dibandingkan B = 9; bila sebaliknya (B mutlak lebih penting dibandingkan A = 1/9) Nilai-nilai skala banding genap (2, 4, 6, 8 atau 1/2, 1/4, 1/6, 1/8) khusus diberikan untuk nilai skala pembanding yang nilainya berada diantara dua pertimbangan yang berdekatan (berada diantara dua nilai ganjil). Misalnya, pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting hingga lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala pembanding yang diberikan adalah antara 3 dan 5, yaitu 4 atau 1/4, dan sebaliknya
113
Instruksi 4.4 Dalam upaya mengatasi sub kendala Kontinuitas Produksi bandingkanlah seberapa penting alternatif strategi promosi dibawah ini untuk pemilihan strategi promosi yang tepat. Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 2 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 3 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 3 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 3 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 3 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 4 dibandingkan dengan alternatif 5 Instruksi 4.5 Dalam upaya mengatasi sub kendala Jaringan Distribusi bandingkanlah seberapa penting alternatif strategi promosi dibawah ini untuk pemilihan strategi promosi yang tepat. Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 2 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 3 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 3 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 3 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 3 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 4 dibandingkan dengan alternatif 5 Instruksi 4.6 Dalam upaya mengatasi sub kendala Mitra Usaha bandingkanlah seberapa penting alternatif strategi promosi dibawah ini untuk pemilihan strategi promosi yang tepat. Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 2 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 3 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 3 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 3 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 3 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 4 dibandingkan dengan alternatif 5
Penilaian Skala Banding Bila A sama penting dengan B =1 Bila A sedikit lebih penting dibandingkan B = 3; bila sebaliknya (B sedikit lebih penting dibandingkan A = 1/3) Bila A jelas lebih penting dibandingkan B = 5; bila sebaliknya (B jelas lebih penting dibandingkan A = 1/5) Bila A sangat jelas lebih penting dibandingkan B = 7; bila sebaliknya (B sangat jelas lebih penting dibandingkan A = 1/7) Bila A mutlak lebih penting dibandingkan B = 9; bila sebaliknya (B mutlak lebih penting dibandingkan A = 1/9) Nilai-nilai skala banding genap (2, 4, 6, 8 atau 1/2, 1/4, 1/6, 1/8) khusus diberikan untuk nilai skala pembanding yang nilainya berada diantara dua pertimbangan yang berdekatan (berada diantara dua nilai ganjil). Misalnya, pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting hingga lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala pembanding yang diberikan adalah antara 3 dan 5, yaitu 4 atau 1/4, dan sebaliknya
114
Instruksi 4.8 Dalam upaya mengatasi sub kendala Merek Pesaing bandingkanlah seberapa penting alternatif strategi promosi dibawah ini untuk pemilihan strategi promosi yang tepat. Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 2 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 3 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 3 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 3 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 3 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 4 dibandingkan dengan alternatif 5 Instruksi 4.9 Dalam upaya mengatasi sub kendala Penetapan Dana Promosi bandingkanlah seberapa penting alternatif strategi promosi dibawah ini untuk pemilihan strategi promosi yang tepat. Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 2 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 3 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 3 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 3 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 3 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 4 dibandingkan dengan alternatif 5 Instruksi 4.10 Dalam upaya mengatasi sub kendala Sumber Dana Promosi bandingkanlah seberapa penting alternatif strategi promosi dibawah ini untuk pemilihan strategi promosi yang tepat. Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 2 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 3 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 3 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 3 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 3 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 4 dibandingkan dengan alternatif 5
Penilaian Skala Banding Bila A sama penting dengan B =1 Bila A sedikit lebih penting dibandingkan B = 3; bila sebaliknya (B sedikit lebih penting dibandingkan A = 1/3) Bila A jelas lebih penting dibandingkan B = 5; bila sebaliknya (B jelas lebih penting dibandingkan A = 1/5) Bila A sangat jelas lebih penting dibandingkan B = 7; bila sebaliknya (B sangat jelas lebih penting dibandingkan A = 1/7) Bila A mutlak lebih penting dibandingkan B = 9; bila sebaliknya (B mutlak lebih penting dibandingkan A = 1/9) Nilai-nilai skala banding genap (2, 4, 6, 8 atau 1/2, 1/4, 1/6, 1/8) khusus diberikan untuk nilai skala pembanding yang nilainya berada diantara dua pertimbangan yang berdekatan (berada diantara dua nilai ganjil). Misalnya, pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting hingga lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala pembanding yang diberikan adalah antara 3 dan 5, yaitu 4 atau 1/4, dan sebaliknya
115
Instruksi 4.11 Dalam upaya mengatasi sub pendukung Fasilitas perusahaan bandingkanlah seberapa penting alternatif strategi promosi dibawah ini untuk pemilihan strategi promosi yang tepat. Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 2 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 3 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 3 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 3 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 3 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 4 dibandingkan dengan alternatif 5 Instruksi 4.12 Dalam upaya mengatasi sub pendukung Struktur Organisasi perusahaan bandingkanlah seberapa penting alternatif strategi promosi dibawah ini untuk pemilihan strategi promosi yang tepat. Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 2 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 3 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 3 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 3 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 3 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 4 dibandingkan dengan alternatif 5 Instruksi 4.13 Dalam upaya mengatasi sub pendukung Target Penjualan Perusahaan bandingkanlah seberapa penting alternatif strategi promosi dibawah ini untuk pemilihan strategi promosi yang tepat. Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 2 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 3 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 3 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 3 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 3 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 4 dibandingkan dengan alternatif 5
Penilaian Skala Banding Bila A sama penting dengan B =1 Bila A sedikit lebih penting dibandingkan B = 3; bila sebaliknya (B sedikit lebih penting dibandingkan A = 1/3) Bila A jelas lebih penting dibandingkan B = 5; bila sebaliknya (B jelas lebih penting dibandingkan A = 1/5) Bila A sangat jelas lebih penting dibandingkan B = 7; bila sebaliknya (B sangat jelas lebih penting dibandingkan A = 1/7) Bila A mutlak lebih penting dibandingkan B = 9; bila sebaliknya (B mutlak lebih penting dibandingkan A = 1/9) Nilai-nilai skala banding genap (2, 4, 6, 8 atau 1/2, 1/4, 1/6, 1/8) khusus diberikan untuk nilai skala pembanding yang nilainya berada diantara dua pertimbangan yang berdekatan (berada diantara dua nilai ganjil). Misalnya, pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting hingga lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala pembanding yang diberikan adalah antara 3 dan 5, yaitu 4 atau 1/4, dan sebaliknya
116
Instruksi 4.14 Dalam upaya mengatasi sub pendukung Harga Produk bandingkanlah seberapa penting alternatif strategi promosi dibawah ini untuk pemilihan strategi promosi yang tepat. Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 2 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 3 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 3 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 3 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 3 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 4 dibandingkan dengan alternatif 5 Instruksi 4.15 Dalam upaya mengatasi sub pendukung Sifat Produk bandingkanlah seberapa penting alternatif strategi promosi dibawah ini untuk pemilihan strategi promosi yang tepat. Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 2 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 3 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 3 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 3 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 3 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 4 dibandingkan dengan alternatif 5 Instruksi 4.16 Dalam upaya mengatasi sub pendukung Mutu Produk bandingkanlah seberapa penting alternatif strategi promosi dibawah ini untuk pemilihan strategi promosi yang tepat. Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 2 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 3 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 3 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 3 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 3 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 4 dibandingkan dengan alternatif 5
Penilaian Skala Banding Bila A sama penting dengan B =1 Bila A sedikit lebih penting dibandingkan B = 3; bila sebaliknya (B sedikit lebih penting dibandingkan A = 1/3) Bila A jelas lebih penting dibandingkan B = 5; bila sebaliknya (B jelas lebih penting dibandingkan A = 1/5) Bila A sangat jelas lebih penting dibandingkan B = 7; bila sebaliknya (B sangat jelas lebih penting dibandingkan A = 1/7) Bila A mutlak lebih penting dibandingkan B = 9; bila sebaliknya (B mutlak lebih penting dibandingkan A = 1/9) Nilai-nilai skala banding genap (2, 4, 6, 8 atau 1/2, 1/4, 1/6, 1/8) khusus diberikan untuk nilai skala pembanding yang nilainya berada diantara dua pertimbangan yang berdekatan (berada diantara dua nilai ganjil). Misalnya, pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting hingga lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala pembanding yang diberikan adalah antara 3 dan 5, yaitu 4 atau 1/4, dan sebaliknya
117
Instruksi 4.17 Dalam upaya mengatasi sub pendukung System Quality Control bandingkanlah seberapa penting alternatif strategi promosi dibawah ini untuk pemilihan strategi promosi yang tepat. Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 2 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 3 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 3 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 3 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 3 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 4 dibandingkan dengan alternatif 5 Instruksi 4.18 Dalam upaya mengatasi sub pendukung Tools Support bandingkanlah seberapa penting alternatif strategi promosi dibawah ini untuk pemilihan strategi promosi yang tepat. Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 2 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 3 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 3 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 3 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 3 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 4 dibandingkan dengan alternatif 5 Instruksi 4.19 Dalam upaya mengatasi sub pendukung Lembaga Pemerintah bandingkanlah seberapa penting alternatif strategi promosi dibawah ini untuk pemilihan strategi promosi yang tepat. Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 2 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 3 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 3 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 3 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 3 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 4 dibandingkan dengan alternatif 5
Penilaian Skala Banding Bila A sama penting dengan B =1 Bila A sedikit lebih penting dibandingkan B = 3; bila sebaliknya (B sedikit lebih penting dibandingkan A = 1/3) Bila A jelas lebih penting dibandingkan B = 5; bila sebaliknya (B jelas lebih penting dibandingkan A = 1/5) Bila A sangat jelas lebih penting dibandingkan B = 7; bila sebaliknya (B sangat jelas lebih penting dibandingkan A = 1/7) Bila A mutlak lebih penting dibandingkan B = 9; bila sebaliknya (B mutlak lebih penting dibandingkan A = 1/9) Nilai-nilai skala banding genap (2, 4, 6, 8 atau 1/2, 1/4, 1/6, 1/8) khusus diberikan untuk nilai skala pembanding yang nilainya berada diantara dua pertimbangan yang berdekatan (berada diantara dua nilai ganjil). Misalnya, pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting hingga lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala pembanding yang diberikan adalah antara 3 dan 5, yaitu 4 atau 1/4, dan sebaliknya
118
Instruksi 4.20 Dalam upaya mengatasi sub pendukung Lembaga Swasta bandingkanlah seberapa penting alternatif strategi promosi dibawah ini untuk pemilihan strategi promosi yang tepat. Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 2 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 3 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 3 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 3 dibandingkan dengan alternatif 4 Alternatif 3 dibandingkan dengan alternatif 5 Alternatif 4 dibandingkan dengan alternatif 5
Penilaian Skala Banding Bila A sama penting dengan B =1 Bila A sedikit lebih penting dibandingkan B = 3; bila sebaliknya (B sedikit lebih penting dibandingkan A = 1/3) Bila A jelas lebih penting dibandingkan B = 5; bila sebaliknya (B jelas lebih penting dibandingkan A = 1/5) Bila A sangat jelas lebih penting dibandingkan B = 7; bila sebaliknya (B sangat jelas lebih penting dibandingkan A = 1/7) Bila A mutlak lebih penting dibandingkan B = 9; bila sebaliknya (B mutlak lebih penting dibandingkan A = 1/9) Nilai-nilai skala banding genap (2, 4, 6, 8 atau 1/2, 1/4, 1/6, 1/8) khusus diberikan untuk nilai skala pembanding yang nilainya berada diantara dua pertimbangan yang berdekatan (berada diantara dua nilai ganjil). Misalnya, pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting hingga lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala pembanding yang diberikan adalah antara 3 dan 5, yaitu 4 atau 1/4, dan sebaliknya
119