AN NALISIS STRATEG S GI PEMAS SARAN T TANAMAN N HIAS P PADA PT T GODON NG IJO NU URSERY, SAWANG GAN, KOTA D DEPOK, JA AWA BAR RAT
SKRIPSI
TITI D DWI HAPS SARI H H34086091
DEPARTEMEN AGRIBISNIS S TAS EKON NOMI DA AN MANA AJEMEN FAKULT INS STITUT PERTANIA AN BOGO OR BOGOR 2011
RINGKASAN TITI DWI HAPSARI. Analisis Strategi Pemasaran Tanaman Hias pada PT Godong Ijo, Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat. Skripsi. Depatemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan RATNA WINANDI) Indonesia merupakan negara agararis yang kaya akan sumber daya alam hayati dan pertanian merupakan sektor yang memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia. Secara umum sektor pertanian terdiri dari tanaman pangan, tanaman perkebunan dan tanaman hortikultura. Tanaman hortikultura terdiri dari komoditi buah-buahan, sayuran, biofarmaka dan tanaman hias. Masing-masing komoditi memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional yang ditunjukan melalui perolehan nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Berdasarkan nilai PDB, tanaman hias yang merupakan salah satu komoditi hortikultura memberikan kontribusi yang cukup besar dan dapat menjadi peluang yang cukup menguntungkan jika dijadikan sebagai bisnis. Kegiatan usaha tanaman hias berkembang di berbagai wilayah di Indonesia dan berperan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang cukup penting. Pada masa kini kegiatan usaha tanaman hias dilakukan secara komersial yang mampu menggerakkan industri barang dan jasa. Tanaman hias diproduksi di beberapa propinsi di Indonesia. Berdasarkan data Direktorat Jendrat Tanaman Hias tahun 2009 terdapat 18 provinsi penghasil tanaman hias di Indonesia. Propinsi Jawa Barat menempati urutan pertama sebagai sentra produksi tanaman hias terbesar. Kota Depok merupakan salah satu daerah sentra tanaman hias di Jawa Barat dan PT Godong Ijo Nursery (GIN) merupakan sebuah usaha yang bergerak di bidang tanaman hias yang berlokasi di Kota Depok memusatkan bisnisnya pada produksi, pemasaran, dan distribusi tanaman hias adenium dan juga non adenium, seperti tanaman daun, batang dan bunga. Selama beberapa tahun perusahaan GIN mengalami penurunan volume penjualan. Pengaruh trend dan persaingan dengan perusahaan sejenis diidentifikasi menjadi penyebab turunnya penjualan. Berdasarkan uraian diatas, maka perumusan masalah yang dapat dikaji dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1) Bagaimana merumuskan strategi pemasaran perusahaan GIN agar dapat meningkatkan penjualan? dan 2) Bagaimana persepsi konsumen terhadap bauran pemasaran yang telah dijalankan perusahaan GIN, sehingga diharapkan mampu membantu meningkatkan pejualan? Penelitian dilakukkan di PT Godong Ijo Nursery atau Godong Ijo Asri yang berlokasi di Jl. Cinangka Raya km 10 No.60 desa Serua Sawangan, Depok. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus hingga November 2010. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung dilapangan dari kegiatan produksi sampai kegiatan pemasaran dan wawancara terstruktur dengan pihak perusahaan GIN. Pengisian kuisioner juga diajukan kepada pemilik, manajer keuangan, dan produksi untuk menilai lingkungan internal dan eksternal pemasaran. Pengisisan kuisioner oleh 30 orang konsumen juga dilakukan untuk mengetahui penilaian terhadap atribut bauran pemasaran yang telah di jalankan
oleh GIN. Data sekunder diperoleh dari dokumen, laporan manajemen perusahaan GIN, literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian serta data dari instansiinstansi terkait. Metode pengolahan dan analisis data menggunakan matriks SWOT dengan menganalisis lingkungan internal dan eksternal pemasaran perusahaan dengan tujuan menghasilkan alternatif strategi pemasaran. Hasil identifikasi lingkungan internal pemasaran perusahaan diperoleh empat faktor kekuatan dan dua faktor kelemahan. Faktor yang menjadi kekuatan pemasaran perusahaan adalah tanaman hias unik dan beragam, tanaman hias yang berkualitas, jangkauan pemasaran cukup luas dan kegiatan promosi cukup beragam. Sedangkan faktor kelemahan terdiri dari lokasi perusahaan kurang strategis dan harga jual produk yang tinggi. Identifikasi faktor eksternal pemasaran perusahaan terdiri dari tiga peluang dan dua ancaman. Faktor peluang terdiri dari kemitraan yang kuat dengan pihak lain, perkembangan teknologi pertanian, informasi dan komunikasi, dan memiliki pelanggan yang loyal. Sedangkan faktor ancaman terdiri dari trend tanaman hias yang berubah-ubah dan persaingan dengan perusahaan sejenis. Berdasarkan hasil analisis matriks SWOT, diperoleh empat alternatif strategi yaitu : 1) Penetapan strategi penetrasi pasar 2) Meningkatkan promosi, 3) Melakukan pengembangan produk, 4) Meningkatkan kualitas produk dan menjaga kepercayaan pelanggan. Analisis persepsi konsumen terhadap bauran pemasaran perusahaan yaitu konsumen menganggap promosi kurang intensif, penetapan harga jual produk tinggi, lokasi cukup terjangkau, kualitas produk yang ditawarkan cukup baik dan keragaman tanaman hias masih perlu diperbanyak lagi agar lebih bervariasi. Alternatif strategi yang dihasilkan menunjukan nilai positif dan negatif sehingga terciptalah beberapa saran yang ditujukan kepada perusahaan antara lain: 1) Memanfaatkan jumlah pemasok dan agen yang sedikit secara efisien mungkin untuk menjaga ketersediaan pasok, kualitas produk dan memperlancar pemasaran, 2) Tanaman langka dan unik merupakan orientasi produk yang ditawarkan GIN kepada konsumen, namun bukan berarti perusahaan tidak dapat mencoba mengembangkan jenis tanaman hias umum agar keragaman poduk tanaman hias terus bertambah, 3) Meningkatkan promosi melalui penggunaan media radio dan televisi, pemberian diskon dan pengadaan undian berhadiah untuk menarik konsumen.
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS PADA PT GODONG IJO NURSERY, SAWANGAN, KOTA DEPOK, JAWA BARAT
TITI DWI HAPSARI H34086091
Skipsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Depatemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
Judul Skripsi
: Analisis Strategi Pemasaran Tanaman Hias pada PT Godong Ijo Nursery, Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat
Nama
: Titi Dwi Hapsari
NIM
: H34086091
Disetujui, Pembimbing
Dr. Ir. Ratna Winandi, MS NIP. 19530718 197803 2 001
Diketahui Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
DR. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002
Tanggal Lulus:
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Tanaman Hias pada PT Godong Ijo Nursery, Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain yang telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Januari 2011
Titi Dwi Hapsari H34086091
RIWAYAT HIDUP Penulis di lahirkan di Bekasi pada tanggal 15 Juni 1987. Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ngatiman, SPd dan Ibu Siti Mariyam, SPd. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Tambun 2 Tambun Selatan pada tahun 1998 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2001 di SLTP Negeri 1 Tambun Selatan. Kemudian pendidikan lanjutan menengah atas di selesaikan pada tahun 2005 di SMA Negeri 1 Tambun Selatan. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui Jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2005 pada Program Diploma Analisis Kimia, Fakultas MIPA. Selepas menempuh program Diploma III, pada tahun
2008
penulis melanjutkan studi pada Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan Khusus, Institut Pertanian Bogor.
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT, serta shalawat dan salam kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Tanaman Hias pada PT Godong Ijo Nursery, Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat”. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi Godong Ijo nursery (GIN), serta merumuskan alternatif strategi yang dapat diterapkan Godong ijo nursery dalam menjalankan usahanya. Penulisan skripsi ini diharapkan bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Februari 2011
Titi Dwi Hapsari
UCAPAN TERIMAKASIH Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada: 1.
Dr. Ir. Ratna Winandi, MS selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
2.
Dr. Ir. Henny K. Daryanto, MEc dan Eva Yolynda Aviny, SP, MM selaku dosen penguji dalam sidang yang telah bersedia memberikan koreksi, saran dan masukan kepada penulis untuk penyempurnaan skripsi.
3.
Dr. Ir. Anna Fariyanti, MS selaku dosen evaluator pada kolokium yang telah bersedia memberikan kritikan dan masukan yang sangat bermanfaat bagi penulis.
4.
Bu jane, Pak Slamet, mba Susi, mba Dian dan pihak PT Godong Ijo Nursery lainya terimakasih atas waktu, kesempatan, informasi, dan dukungan yang diberikan.
5.
Ibu dan Bapak tercinta, serta kakakku yang telah memberikan dukungan moril dan materil, doa, serta kasih sayang yang tiada pernah putus. Smoga skripsi ini bisa menjadi persembahan yang terbaik.
6.
Bayu Sumantri terima kasih untuk partisipasi menjadi pembahas pada seminar dan telah bersedia memberikan banyak masukan dan dukungan kepada penulis.
7.
Dwi Aryanthi, Fitri J. Siregar, teman- teman ekstensi Agribisnis angkatan V, serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas bantuannya.
Bogor, Februari 2011
Titi Dwi Hapsari
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI ....................................................................................................
I
DAFTAR TABEL.............................................................................................
III
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
IV
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
V
I PENDAHULUAN ......................................................................................
1
1.1 Latar Belakang .................................................................................
1
1.2 Perumusan Masalah .........................................................................
4
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................
7
1.4 Manfaat Penelitian ...........................................................................
7
1.5 Ruang lingkup ..................................................................................
8
II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................
9
2.1 Strategi Pemasaran ..........................................................................
9
2.2 Lingkungan Pemasaran Perusahaan ................................................
10
2.3 Penelitian Terdahulu ........................................................................
10
III KERANGKA PEMIKIRAN
IV
13
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ...........................................................
13
3.1.1 Strategi Pemasaran ................................................................
13
3.1.2 Aspek Lingkungan Pemasaran Perusahaan ...........................
14
3.1.2.1 Analisis Lingkungan Internal Pemasaran ..................
14
3.1.2.2 Analisis Lingkungan Eksternal Pemasaran ...............
21
3.1.3 Persepsi Konsumen ...............................................................
24
3.1.4 Matriks SWOT ......................................................................
24
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional Pemasaran ..................................
25
METODE PENELITIAN
28
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ...........................................................
28
4.2 Jenis dan Sumber Data ....................................................................
28
4.3 Teknik Pengumpulan Data ..............................................................
29
4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data ............................................
30
i
V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ...................................................
31
5.1 Sejarah Perusahaan ...........................................................................
31
5.2 Visi, Misi dan Ruang Lingkup PT Godong Ijo Nursery ..................
32
5.3 Struktur Organisasi Perusahaan .......................................................
32
5.4 Sarana dan Fasilitas Perusahaan ......................................................
33
5.5 Kegiatan Perusahaan ........................................................................
34
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN ...............................................
38
6.1 Analisis Lingkungan Internal Pemasaran ........................................
38
6.2 Analisis Lingkungan Eksternal Pemasaran .....................................
42
6.2.1 Lingkungan Jauh ...................................................................
42
6.2.1.1 Faktor Ekonomi .........................................................
42
6.2.1.2 Faktor Sosial ..............................................................
43
6.2.1.3 Faktor Teknologi .......................................................
43
6.2.2 Lingkungan Industri ..............................................................
44
6.2.2.1 Ancaman Masuk Pendatang Baru .............................
44
VI
6.2.1.2 Persaingan Diantara Perusahaan Sejenis .................... 44 6.2.2.3 Ancaman Produk Pengganti .......................................
45
6.2.2.4 Kekuatan Tawar Menawar Pemasok .......................... 45 6.2.2.5 Kekuatan Tawar Menawar Pembeli / Konsumen ....... 45 6.3 Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman ............
47
6.3.1 Kekuatan ................................................................................ 47 6.3.2 Kelemahan ..............................................................................
47
6.3.3 Peluang ................................................................................... 48 6.3.4 Ancaman ................................................................................ 48 6.4 Alternatif Strategi ............................................................................. 49 6.5 Persepsi Konsumen ..........................................................................
52
KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................
56
7.1 Kesimpulan .......................................................................................
56
7.2 Saran ................................................................................................
56
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
57
VII
ii
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1. Luas Panen dan Produksi Tanaman Hias di Beberapa Kota di Jawa Barat ....................................................................................................
3
2. Potensi Pengembangan Komoditas Tanaman Hias di Kota Depok ....
4
3. Target dan Realisasi Pembelian Tanaman Hias di Godong Ijo ..........
5
4. Jenis dan Sumber Data Penelitian .......................................................
29
5. Produk dan Fasilitas Godong Ijo Berdasarkan Unit Bisnis .................
34
6. Persentase Identifikasi Responden Pada GIN ...................................... 46 7. Penilaian Responden Terhadap Strategi Produk Yang Ditawarkan GIN ....................................................................................................... 8. Penilaian Responden Terhadap Strategi Harga yang Ditawarkan GIN ....................................................................................................... 9. Penilaian Responden Terhadap Strategi Distribusi/Tempat yang Ditawarkan GIN .................................................................................... 10. Penilaian Responden Terhadap Strategi Promosi yang Ditawarkan GIN ........................................................................................................
52 54 54 55
iii
DAFTAR GAMBAR Nomor
Halaman
1. Target dan Realisasi Penjualan Tanaman Hias pada GIN Juni 2008 – Juni 2010 ................................................................................
5
2. 4P Bauran Pemasaran ..................................................................................
18
3. Kerangka Pemikiran Operasional Pemasaran .............................................
27
4. Matriks SWOT ............................................................................................. 30 5. Hasil Analisis Matriks SWOT ..................................................................... 49
iv
DAFTAR LAMPIRAN Nomor
Halaman
1. Daftar Asosiasi dan Usaha Tanaman Hias di Indonesia ..........................
60
2. Struktur Organisasi Perusahaan Godong Ijo Nursery ..............................
63
3. Kuisioner Konsumen .................................................................................
64
4. Daftar Pertanyaan Wawancara....................................................................
67
5. Daftar Harga Tanaman Hias PT Godong Ijo Nursery ...............................
69
6. Denah Lokasi Godong Ijo Nursery Lampiran ..........................................
75
7. Dokumentasi ..............................................................................................
76
v
I
1.1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan sumber daya alam
hayati dan pertanian merupakan sektor yang memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia.
Sektor pertanian juga membantu dalam
meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) sebagai sumber pendapatan dan pemenuhan kebutuhan sebagian besar masyarakat Indonesia sebesar 44 persen atau sekitar 46,7 juta jiwa dari total angkatan kerja di Indonesia yang mempunyai mata pencaharian sebagai petani 1. Sektor pertanian secara umum terdiri dari tanaman pangan, tanaman perkebunan dan tanaman hortikultura. Tanaman hortikultura terdiri dari komoditi buah-buahan, sayuran, biofarmaka dan tanaman hias. Masing-masing komoditi memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional yang ditunjukan melalui perolehan nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Pada tahun 2008 komoditi buahbuahan berkontribusi terhadap PDB sebesar 0,7 persen, sayuran 7,2 persen, biofarmaka 0,3 persen dan tanaman hias 7,1 persen. Berdasarkan nilai PDB, tanaman hias yang merupakan salah satu komoditi hortikultura memberikan kontribusi yang cukup besar dan dapat menjadi peluang yang cukup menguntungkan jika dijadikan sebagai bisnis 2. Kegiatan usaha tanaman hias berkembang di berbagai wilayah di Indonesia dan berperan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang cukup penting. Pada masa kini kegiatan usaha tanaman hias dilakukan secara komersial dengan orientasi profit yang mampu menggerakkan industri barang dan jasa. Jumlah usaha tanaman hias di Indonesia (PD, PT, CV, koperasi, yayasan) pada tahun 2008 mencapai 66 unit ( Lampiran 1 ). Jumlah tersebut merupakan usaha tanaman hias yang terdaftar secara resmi dan termasuk usaha yang berkembang dengan ijin SIUP dari Dinas Perindustrian.
1 2
BPS, [diakses 30 Juli 2010] Deptan, [ diakses 5 Agustus 2010]
1
Tanaman hias diproduksi di beberapa provinsi di Indonesia. Berdasarkan data Direktorat Jendral Tanaman Hias tahun 2009 terdapat 18 provinsi penghasil tanaman hias di Indonesia antara lain Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Gorontalo dan Nusa Tenggara Barat. Provinsi Jawa Barat menempati urutan pertama sebagai sentra produksi tanaman hias terbesar. Menurut hasil pengamatan Balai Penelitian Tanaman Hias (2008), terdapat tiga hal yang menarik dalam perkembangan usaha tanaman hias, yaitu: 1) Keragaman dan keunikan flora yang mempunyai peluang untuk diberdayakan sebagai komoditas komersial. 2) Peningkatan penggunaan teknologi yang memudahkan bisnis tanaman hias dalam kegiatan budidaya maupun pemasaran. 3) Pengaruh trend akibat peningkatan gaya hidup masyarakat terhadap tanaman hias. Salah satu faktor penyebab meningkatnya jumlah permintaan terhadap tanaman hias adalah tingkat pengeluaran masyarakat terhadap suatu produk khususnya non pangan. Pengeluaran masyarakat yang meningkat terhadap konsumsi produk non pangan menjadi peluang bagi usaha tanaman hias untuk memperoleh konsumennya. Persentase pengeluaran rata-rata masyarakat Jawa Barat terhadap produk pangan mengalami penurunan sebesar 0,72 persen sedangkan konsumsi masyarakat terhadap non pangan mengalami peningkantan sebesar 0,72 persen di tahun 2009 3. Konsumsi masyarakat terhadap produk non pangan meliputi konsumsi perumahan dan fasilitas rumah tangga, barang dan jasa, pakaian, barang-barang yang tahan lama, pajak dan asuransi, keperluan pesta dan upacara, serta produk non pangan lainnya. Peningkatan ini mengindikasikan adanya pergeseran pola pengeluaran/ konsumsi masyarakat Jawa Barat yang lebih mengutamakan pemenuhan kebutuhan bukan makanan daripada makanan.
3
BPS, [diakses 28 Februari 2011]
2
Pengaruh pola konsumsi masyarakat terhadap suatu produk dapat mengakibatkan terciptanya sebuah trend. Faktor trend sangat berpengaruh terhadap peningkatan atau penurunan konsumsi suatu produk khususnya tanaman hias. Tanaman hias adalah kebutuhan tersier yang pemenuhannya setelah orang bisa memenuhi kebutuhan pokok. Kebutuhan di luar kebutuhan pokok adalah barang-barang yang memiliki sensitifitas yang tinggi. Suatu saat akan digemari dan harga akan tinggi karena permintaan menjadi banyak, disaat lain akan menurun tajam begitu permintaannya berkurang 4. Sentra produksi tanaman hias di provinsi Jawa Barat tersebar di beberapa kota yaitu Bogor, Sukabumi, Bandung, Cirebon, Bekasi, Depok, Cimahi, Tasikmalaya, dan Banjar dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Luas Panen dan Produksi Tanaman Hias di Beberapa Kota di Jawa Barat Tahun 2009 Kota
Produksi (tangkai, ptng, pohon) 4.618.338 295.960 113.249 35.852 13.713 2.555.310 37.927 136.236 16.692
Luas Panen (ha)
Bogor 139.748 Sukabumi 24 Bandung 66.083 Cirebon 11.317 Bekasi 9.603 Depok 184.301 Cimahi 7.449 Tasikmalaya 6.079 Banjar 4.980 Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Tabel 1, luas lahan Kota Depok menempati urutan pertama, meskipun produksi tanaman hias yang dihasilkan separuhnya jika di bandingkan Kota Bogor, namun masih ada peluang bagi Kota Depok untuk meningkatkan produktivitas tanaman hiasnya dengan memanfaatkan luas lahan yang ada. Hal ini yang dijadikan peluang bagi beberapa pengusaha untuk berbisnis di sektor tanaman hias. Ketersediaan
banyaknya
lahan
juga
dapat
dipakai
untuk
usaha
pembudidayaan ataupun menggunakan halaman pekarangan rumah sebagai sarana pembudidayaan, menjadikan usaha tersebut tersebar di seluruh penjuru Kota 4
Vinca Nursery, 2007. Mengenal Ragam dan Tren Tanaman Hias 2008. http://www.vincanursery.com. [diakses 26 Juli 2010]
3
Depok. Lahan pontensial yang terluas berada di daerah Sawangan dengan luas 40 ha dan lahan yang sudah diusahakan sekitar 15 ha, sedangkan peluang lahan yang masih dapat dimanfaatkan untuk usaha tanaman hias yaitu seluas 25 ha. Potensi pengembangan komoditas tanaman hias di Kota Depok berdasarkan luas lahan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 .Potensi Pengembangan Komoditas Tanaman Hias di Kota Depok No
Kecamatan
Lahan Potensial (Ha) 1. Sawangan 40 2. Pancoran Mas 10 3. Sukmajaya 20 4. Cimanggis 20 5. Limo 10 6. Beji 5 Sumber: Dinas Pertanian Kota Depok (2009)
Yang Sudah Diusahakan (Ha) 15 2 4 1 2 1
Peluang (Ha) 25 8 16 19 7 4
PT Godong Ijo Nursery (GIN) yang berlokasi di Sawangan, Kota Depok sebagai perusahaan tanaman hias dan leader tanaman hias adenium di Indonesia berupaya mengembangkan, memperkenalkan dan mempromosikan produk tanaman hiasnya agar menjadi komoditas yang diminati di pasaran dan mampu bersaing dengan usaha tanaman hias lainnya. Pembangunan usaha tanaman hias diharapkan mampu meningkatkan pendapatan pembudidaya tanaman hias dan membuka peluang tumbuhnya industri sarana produksi, produk sekunder dan jasa transportasi. Dengan demikian penelitian mengenai analisis strategi pemasaran tanaman hias menjadi bahan kajian yang penting untuk ditelaah. 1.2
Perumusan Masalah Godong Ijo Nursery (GIN) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
dalam usaha tanaman hias dan termasuk ke dalam 66 asosiasi dan usaha tanaman hias di Indonesia yang terdaftar secara resmi di Dinas Perindustrian . Perusahaan yang didirikan sejak tahun 2000 merupakan perusahaan yang pada awalnya fokus dalam mengembangkan usaha tanaman hias adenium, sehingga menjadikan GIN dikenal sebagai perusahaan pencetus dalam mengembangkan tanaman hias adenium di Indonesia. GIN merupakan perusahaan yang cukup banyak memiliki pengalaman di sektor tanaman hias dibandingkan dengan perusahaan sejenis di 4
lokasi yang sama, dikarenakan perusahaan tanaman hias lainnya belum lama berdiri. GIN selalu berupaya meningkatkan penjualanya agar dapat mencapai target yang diharapkan (Gambar 1). Melalui kegiatan pemasaran GIN tidak hanya menawarkan produk tanaman adenium namun juga tanaman non adenium (Aglaonema, Dracaena, Sikas, Sansevieria, Bromeliad, Plumeria, Philodendron, Puring, Anthurium dan tanaman lainnya) yang meliputi tanaman daun, batang dan bunga. 1.200.000.000 1.000.000.000 800.000.000 600.000.000 400.000.000 200.000.000 0
Target Penjualan
Sumber: Godong Ijo Nursery, 2010 (diolah)
Gambar 1. Target dan Realisasi Penjualan Tanaman Hias pada PT Godong Ijo Nursery Juni 2008 – Juni 2010 Tingkat penjualan tanaman hias GIN lebih sering mengalami penurunan dan belum mampu mencapai target yang ditentukan. Penjualan tanaman hias periode juni 2009-2010 mengalami penurunan penjualan sebesar 57,68 persen jika dibandingkan dengan penjualan periode juni 2008-2009. Jumlah konsumen yang membeli tanaman hias juga berpengaruh terhadap penjualan dan jumlah pendapatan yang diperoleh perusahaan. Target dan realisasi jumlah pembeli dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Target dan Realisasi Jumlah Pembeli Tanaman Hias Godong Ijo Nursery (GIN) Periode Juni 2008-Juni 2010 Jumlah Pembeli Rata-rata per Hari Reguler (Seni-Jumat) (Orang) 25 Target 15 Realisasi Sumber: Godong Ijo Nursery (diolah)
Jumlah Pembeli Rata-rata per Hari Weekend (Sabtu-Minggu) (orang) 40 29
5
Berdasarkan Tabel 2 realisasi konsumen yang membeli tanaman hias tidak memenuhi target yang diharapkan. Jumlah rata-rata pembeli per hari (senin-jumat) hanya 60 persen yang terealisasi atau hanya 15 orang pembeli, sedangkan rata-rata per hari (sabtu-minggu) hanya sekitar 72,5 persen yang terlealisasi (29 orang pembeli). Pengaruh trend menjadi salah satu penyebab penurunan penjualan (Gambar 1) dan penurunan daya beli konsumen terhadap tanaman hias di GIN. Tanaman hias yang pengaruh trendnya meningkat harga jualnya bisa mencapai 100 kali lipat dan sangat menguntungkan bagi penjual, seperti yang terjadi di tahun 20082009 diidentifikasi trend adenium, anthurium, agloenema dan sansevieria mengalami peningkatan, sedangkan di tahun 2010 trend tanaman hias mulai memudar yang berakibat menurunnya penjualan. Trend merupakan arah atau tujuan kejadian yang mempunyai momentum dan durabilitas serta lebih mudah diperkirakan dan berlangsung lama (Kotler dan Keller, 2009). Jika trend memudar, daya minat konsumen untuk membeli akan menurun, harga jual produk akan rendah dan produk pada umumnya banyak tersedia dipasar 5. Persepsi konsumen juga menjadi bahan pertimbangan untuk mencapai target yang diharapkan. Tanaman hias yang dijual oleh GIN tergolong jenis tanaman hias yang unik, varietasnya jarang dan tidak umum, serta harga yang ditawarkan cenderung lebih mahal dibandingkan jenis tanaman hias pada umumnya. Melalui identifikasi persepsi konsumen GIN dapat mengkaji dan mengetahui tanaman hias apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen. Persaingan dengan usaha tanaman hias lainnya juga menjadi kendala bagi GIN. Setiap usaha tanaman hias ada yang menghasilkan produk yang sama adapula yang berbeda. Oleh karena itu diperlukan strategi pemasaran yang tepat untuk diterapkan di GIN. Strategi pemasaran merupakan proses mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul (Kotler dan Keller, 2009).
Penerapan strategi pemasaran dilakukan melalui identifikasi (Segmentation, targetting, positioning) dan bauran pemasaran (product, price, place, promotion), 5
Hasil Wawancara Kepala Sub Tanaman Hias, Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Depok. [22 Juni 2010]
6
hal lain yang dapat dilakukan yaitu melalui penilaian terhadap persepsi konsumen. Melalui persepsi konsumen perusahaan dapat mengetahui apa yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen, sehingga sangat membantu dalam memasarkan produknya. Berdasarkan uraian diatas, maka perumusan masalah yang dapat dikaji dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1.
Bagaimana merumuskan strategi pemasaran perusahaan GIN agar dapat meningkatkan penjualan?
2.
Bagaimana persepsi konsumen terhadap bauran pemasaran yang telah dijalankan perusahaan GIN, sehingga diharapkan mampu membantu meningkatkan pejualan?
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Merumuskan alternatif strategi pemasaran tanaman hias dengan melihat kondisi lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang dihadapi oleh GIN.
2.
Mengetahui persepsi konsumen terhadap atribut bauran pemasaran yang sudah dijalankan oleh GIN.
1.4 1.
Manfaat Penelitian Bagi pihak manajemen perusahaan, memberikan informasi dan bahan pertimbangan bagi GIN dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan dalam penerapan strategi pemasaran perusahaan.
2.
Kalangan akademis, sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya atau kegiatan lain yang bersangkutan.
3.
Peneliti, sebagai pengalaman untuk latihan dalam menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah.
7
1.5
Ruang lingkup Penelitian ini terbatas hanya untuk mengkaji strategi pemasaran produk
tanaman hias yang sudah dijalankan oleh GIN, mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal pemasaran yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada GIN, menganalisis berdasarkan persepsi konsumen dan menentukan alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh GIN.
8
II
2.1
TINJAUAN PUSTAKA
Strategi Pemasaran Pemasaran merupakan upaya yang dilakukan suatu organisasi atau
perusahaan untuk menjual produknya sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen.
Penerapan
strategi
pemasaran
dilakukan
dengan
penerapan
segementasi pasar, target pasar dan posisi pasar. Penilaian terhadap komponen bauran pemasaran (produk, tempat, harga, promosi) juga dipertimbangkan (Kotler dan Keller, 2009). Penggunaan konsep pemasaran ini juga dilakukan oleh Maulani (2009) yang mengkaji mengenai bauran pemasaran Tauco Cap Biruang di Kota Cianjur dan Wahyudi (2009) mengkaji Bauran pemasarn di Agrowisata Little farmer, Subang berdasarkan teori Kotler dan keller dimana pemasaran
tidak
hanya diprioritaskan pada perolehan laba yang menguntungkan, namun juga harus mempertimbangkan kepuasan konsumen. Tujuan dari penerapan strategi pemasaran adalah untuk terus menerus mempertajam bisnis dan produk organisasi sehingga dicapai laba dan pertumbuhan yang memuaskan. Strategi pemasaran juga merupakan alat untuk mencapai tujuan jangka panjang suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat mengembangkan strategi untuk mengatasi ancaman dan merebut peluang yang ada, strategi pemasaran terdiri dari pengambilan keputusan tentang kinerja pemasaran perusahaan, bauran pemasaran dan alokasi pemasaran. Perusahaan juga dapat dalam meningkatkan pemasaran melalui penilaian konsumen atau persepsi konsumen terhadap aspek bauran pemasaran yang telah dijalankan perusahaan. Persepsi merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi. Sensasi yang ditimbul didefinisikan sebagai tanggapan yang cepat dari panca indera seperti cahaya, warna dan suara (Setiadi J, 2010). Penelitian yang berhubungan dengan persepsi konsumen dikaji oleh (Safitri, 2006) penilaian persepsi konsumen terhadap bauran pemasaran berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk membeli suatu produk. Persepsi konsumen juga membantu perusahaan dalam mengevaluasi strategi pemasaran yang telah diterapkan dan menentukan segmentasi pasar, target pasar dan posisi pasar yang
9
menguntungkan, dimana perusahaan mengidentifikasi dan menciptakan produk yang dapat memenuhi permintaan dan kebutuhan konsumen. 2.2
Lingkungan Pemasaran Perusahaan Lingkungan
pemasaran
perusahaan
merupakan
gambaran
kondisi
pemasaran suatu perusahaan. Menurut David (2006) lingkungan pemasaran perusahaan terdiri dari lingkungan internal dan eksternal pemasaran. Lingkungan internal pemasaran merupakan faktor-faktor yang ada dalam perusahaan, sedangkan lingkungan eksternal pemasaran merupakan faktor –faktor yang berada diluar kendali perusahaan dan tidak berpengaruh secara langsung terhadap kegiatan operasional perusahaan. Teori David (2006) ini dilakukan dalam penelitian Fauziah (2009) yang menggunakan lima kekuatan Porter untuk menganalisis lingkungan kompetitif perusahaan yang ditelitinya yaitu 1) adanya persaingan diantara perusahaan sejenis, 2) kemungkinan masuknya pesaing baru, 3) potensi pengembangan produk substitusi, 4) kekuatan tawar-menawar penjual, dan 5) kekuatan tawar-menawar pembeli. Penggunaan
teori
Kotler
dan
Robinson
juga
diterapkan
untuk
mengidentifikasikan lingkungan internal dan eksternal . Ketiga teori ini saling melengkapi. Untuk analisis internal pendekatan yang digunakan adalah pendekatan fungsional, dimana dari sisi internal yang mempengaruhi strategi pemasaran perusahaan yaitu dilihat dari segi pemasaran yang mencangkup bauran pemasaran dan STP (segmentasi, target, dan posisi pasar). Sedangkan lingkungan eksternal sendiri terdiri dari lingkungan jauh dan industri/ kompetitif. Lingkungan jauh dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, kondisi sosial, dan kondisi teknologi dan lingkungan kompetitif menggunakan teori bersaing Potter. 2.3
Penelitian Terdahulu Penelitian dalam lingkup strategi pemasaran dilakukan Fauziah (2009),
dengan judul Formulasi Bersaing Usaha Tanaman Hias Pada PT Istana Alam Dewi
Tara,
Sawangan
Depok.
Permasalahan
penelitian
dikaji
dengan
menggunakan metode analisis destruktif, analisis lingkungan eksternal dan internal, matriks EFE dan IFE, matriks IE, matriks SWOT dan QSPM. 10
Quantitative
Strategy
Planning
Matrix
(QSPM)
merupakan
alat
yang
memungkinkan para penyusun strategi untuk mengevaluasi berbagai strategi alternatif secara objektif, berdasarkan faktor-faktor keberhasilan eksternal dan internal yang telah diidentifikasi sebelummnya pada matriks IFE dan EFE. Hasil penelitian menunjukan bahwa identifikasi lingkungan eksternal menghasilkan enam faktor peluang dan lima faktor ancaman. Melalui identifikasi SWOT maka diperoleh alternatif strategi yaitu (1) melakukan diferensiasi produk, (2) meningkatkan intensifikasi lahan, (3) diversivikasi usaha, (4) meningkatkan kualitas bibit lokal, (5) melakukan pengembangan pasar, dan (6) merestrukturisasi organisasi perusahaan (7) riset pasar. Prioritas strategi yang dihasilkan QSPM yaitu melakukan difersifikasi lahan. Perumusan stategi yang dihasilkan diharapkan dapat meningkatkan daya saing perusahaan dan memperluas pangsa pasar. Wahyudi (2009), dalam penelitiannya mengenai Strategi Bauran Pemasaran Dengan Penerapan Metode Proses Hierarki Analitik di Agrowisata Littel Farmers Lembang, Bandung memiliki perbedaan dengan penelitian yang dilakukan Fauziah yaitu menggunakan alat analisis Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode AHP menggunakan matriks berbanding, yaitu membandingkan antara satu kepentingan dengan kepentingan lainnya. AHP juga memungkinkan untuk menggunakan intuisi sebagai input utama, namun intuisi yang dapat digunakan adalah intuisi yang datang dari pengambil keputusan yang cukup informasi dan memahami masalah yang dihadapi. Berdasarkan penelitian prioritas strategi yang dihasilkan AHP yaitu lokasi yang strategis dengan pertimbangan lokasi yang strategis menjadi peluang penting dalam menarik konsumen. Penelitian dengan menggunakan alat analisis AHP juga dilakukan oleh Maulani (2009), dengan judul Strategi Bauran Pemasaran Tauco Cap Biruang Cianjur, Jawa barat. Analisis data dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan AHP sehingga dihasilkan prioritas strategi yaitu mempertahankan kualitas produk sebagai ciri khas dari produk yang ditawarkan perusahaan. Safitri (2006), dalam penelitiannya juga menganalisis bauran pemasaran dengan judul Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Pada PT Godong Ijo Asri, Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat. Bauran pemasaran
11
dianalisis berdasarkan persepsi konsumen yang diidentifikasi melalui pengujian koefisien korelasi seingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh persepsi terhadap keputusan pembelian tanaman hias. Penilaian persepsi konsumen terhadap bauran pemasaran yang diterapkan hanya berdasarkan satu komoditi saja (tanaman hias adenium). Hasil yang diperoleh dari keempat variabel bauran pemasaran (produk, harga, tempat dan promosi) yang memiliki pengaruh besar adalah variabel bauran distribusi/ tempat karena lokasi strategis dan kemudahan memperoleh produk menjadi hal penting untuk menarik konsumen. .
12
III
3.1
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis Pada permasalahan ini, strategi pemasaran dirumuskan berdasarkan analisis
lingkungan internal dan lingkungan eksternal pemasaran perusahaan. Strategi pemasaran dirumuskan berdasarkan unsur pemasaran berupa segmentasi pasar, target pasar, posisi pasar dan konsep bauran pemasaran yaitu 4P (Product, Price, Place, Promotion). 3.1.1
Strategi Pemasaran Pemasaran merupakan suatu proses interaksi sosial antara individu dengan
kelompoknya untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan diperoleh dengan menciptakan, menawarkan, serta melakukan pertukaran barang dan jasa kepada pihak lain (Kotler dan Keller, 2003). Pemasaran yang baik bukan sebuah kebetulan, melainkan hasil dari perencanaan dan pelaksanaan yang cermat. Membuat keputusan yang benar tentang perubahan tidak selalu mudah. Perusahaan yang menanggung risiko lebih besar adalah perusahaan yang tidak memantau pelanggan dan pesaingnya dengan cermat dan terus meningkatkan nilai yang ditawarkan ke pelanggan, sehingga akhirnya mengakibatkan kegagalan. Sumarwan, et al (2010) mengemukakan bahwa strategi pemasaran adalah suatu rencana yang menguraikan bagaimana sebuah usaha harus memahami konsumen agar dapat menyusun strategi pemasarannya untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan, meningkatkan kinerja perusahaan dan menciptakan nilai tambah. Kotler P. (2003) menjelaskan bahwa langkah awal strategi pemasaran yang efektif adalah orientasi yang tepat pada fungsi pemasarannya. Pada dasarnya konsep pemasaran terdiri dari empat pilar yaitu tahap sasaran pasar, kebutuhan pelanggan, pemasaran terintegrasi, dan kemampuan menghasilkan laba. Konsep pemasaran menegaskan kunci untuk mencapai sasaran adalah perusahaan harus lebih efektif dibanding para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan (segmentasi dan target pasar) dan bagaimana 13
perusahaan melayaninya (positioning). Penentuan strategi menggunakan bauran pemasaran 4P (product, price, promotion dan place) juga digunakan sebagai dasar penentuan strategi pemasaran yang dijalankan. Melalui tahapan evaluasi dapat diketahui perlu atau tidaknya penambahan maupun perubahan strategi secara keseluruhan yang bermanfaat untuk keberlangsungan usaha di masa yang akan datang. 3.1.2 Aspek Lingkungan Pemasaran Perusahaan Lingkungan pemasaran perusahaan terdiri dari dua lingkungan yaitu lingkungan eksternal pemasaran dan lingkungan internal pemasaran. Lingkungan eksternal pemasaran dibagi menjadi dua kategori, yaitu lingkungan jauh dan lingkungan industri, sedangkan lingkungan internal pemasaran mencangkup segala aspek-aspek yang ada di dalam pemasaran perusahaan (Umar, 2008). 3.1.2.1 Analisis Lingkungan Internal Pemasaran Analisis lingkungan internal pemasaran merupakan faktor-faktor yang terdiri dari variabel-variabel (kekuatan dan kelemahan) yang ada dalam pemasaran perusahaan, tetapi tidak dalam pengendalian jangka pendek . Kekuatan merupakan faktor-faktor yang merupakan keunggulan bersaing yang dimiliki oleh perusahaan di pasar sasaran ,sedangkan kelemahan merupakan faktor-faktor yang menjadi kekurangan perusahaan dibandingkan dengan pesaingnya dalam pasar (Hunger & Wheelen, 2003). Melalui analisis lingkungan internal pemasaran perusahaan juga dapat mengidentifikasi STP (Segmentation, Targetting dan Positioning dan bauran pemasaran (produk, harga, tempat, promosi). 1.
Segmentation, Targetting dan Positioning Pasar merupakan tempat fisik dimana pembeli dan penjual berkumpul untuk
menjual dan membeli barang dengan beberapa perbedaan. Keinginan, kemampuan keuangan, lokasi, sikap pembelian dan praktek pembeliannya menjadi dasar yang menjadi faktor pembeda. Dalam konsep pemasaran pemenuhan kepuasan pelanggan menjadi hal terpenting. Setiap konsumen memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda, sehingga perusahaan harus berhati-hati dalam 14
menerapkan strategi pemasarannya karena belum tentu mampu memuaskan semua orang dalam satu pasar. Oleh karena itu, maka dapat dilakukan penerapan segmentasi pasar, target pasar dan menetukan posisi pasar dalam menetukan strategi pemasaran. Menurut Kotler dan Armstrong (2008), dalam pemasaran terarah, ada tiga langkah yang perlu diketahui perusahaan sebelum memasuki pasar yaitu segmentasi pasar, target pasar dan menentukan posisi pasar. Langkah pertama dimulai dengan menetukan segmentasi pasar (segmentation) yaitu membagi pasar berdasarkan kelompok pembeli yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan, karakteristik dan tingkah laku konsumen. Langkah kedua adalah target pasar (targetting) yaitu mengevaluasi setiap segmen pasar dan memilih satu atau beberapa segmen sebagai calon target dengan potensi paling besar untuk dimasuki. Langkah ketiga adalah menetukan posisi pasar (positioning) yaitu mengatur produk pada tempat yang jelas, diinginkan dan berbeda dengan tetap mempertimbangkan produk pesaing. Adapun penjelasannya sebagai berikut: A.
Segmentasi Pasar (Segmentation) Penerapan segmentasi pasar dilakukan dengan berbagai cara. Manajemen
dapat mengkombinasikan beberapa variabel untuk memperoleh cara yang terbaik dalam segmentasi pasarnya. Segmentasi pasar dilakukan melalui identifikasi dan membuat profil dari kelompok-kelompok pembeli yang berbeda, yang mungkin lebih menyukai atau menginginkan bauran produk dan jasa yang beragam, dengan meneliti perbedaan geografik, demografis dan psikografis (Kotler dan Keller, 2009). Menurut Umar (2000), ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan segmentasi pasar, diantaranya: 1.
Dapat diukur, artinya besar pasar dan daya beli di segmen ini dapat diukur walaupun ada beberapa komponen variabel yang sulit diukur.
2.
Dapat dijangkau, artinya sejauh mana segmen ini dapat secara efektif dicapai dan dilayani, meskipun ada beberapa kelompok yang sulit dijangkau.
3.
Besar segmen yang diharapkan, artinya berapa banyak segmen yang harus dijangkau agar dapat menguntungkan.
15
4.
Dapat dilaksanakan, artinya sejauh mana program yang efektif dapat dilaksanakan untuk mengelola segmen ini.
B.
Target Pasar (Targetting) Tahap selanjutnya setelah penentuan segmen-segmen pasar, perusahaan
dapat melakukan evaluasi lalu memutuskan berapa segmen pasar yang akan dicangkup dan memilih segmen mana yang akan dilayani. menurut Umar H. (2008) evaluasi dapat dilakukan dengan menelaah tiga faktor, yaitu ukuran dan pertumbuhan segmen, kemenarikan segmen, serta sasaran dan sumber daya yang dimiliki perusahaan. 1.
Ukuran dan pertumbuhan segmen, perusahaan harus mengumpulkan dan menganalisis data penjualan terakhir, proyeksi laju pertumbuhan penjualan dan marjin laba yang diharapkan untuk berbagai segmen, lalu pilih segmen yang diharapkan sesuai.
2.
Kemenarikan segmen, suatu segmen memungkinkan punya ukuran dan pertumbuhan yang sesuai dengan yang diharapkan, namun belum tentu menarik dari sisi profitnya. Perusahaan harus mempelajari faktor-faktor struktural yang utama yang mempengaruhi daya tarik segmen dalam jangka panjang.
3.
Sasaran dan sumber daya, perusahaan harus mempertimbangkan sasaran dan sumber dayanya yang berkaitan dengan segmen pasarnya. Walaupun terdapat segmen yang bagus, belum tentu dapat diterima jika tidak prospektif dalam jangka panjang. Selanjutnya, walaupun segmen itu bagus dan prospektif dalam jangka panjang, tetapi harus dipertimbangkan kemampuan perusahaan dalam dalam menyediakan sumber dayanya.
C.
Menentukan Posisi Pasar (Positioning) Menentukan posisi pasar dilakukan dengan memilih posisi mana yang ingin
ditempati dalam segmen tersebut. Posisi produk merupakan penilaian konsumen terhadap suatu produk berdasarkan daya ingat konsumen dan perbandingan dengan produk pesaing. Agar dapat bersaing, penentuan posisi pasar dilaksanakan melalui tiga langkah, diantaranya:
16
1.
Mengidentifikasi Keunggulan Kompetitif. Jika perusahaan dapat menentukan posisinya sebagai pemberi nilai superior kepada sasaran terpilih, maka dapat memperoleh keunggulan komparatif. Posisi diperoleh dengan mengadakan pembedaan atas tawaran pemasaran perusahaan sehingga perusahaan akan memberikan nilai lebih besar daripada tawaran pesaing.
2.
Memilih Keunggulan Kompetitif. Jika perusahaan telah menemukan beberapa keunggulan kompetitif yang potensial. Satu keunggulan kompetitif harus dipilih sebagai dasar bagi kebijakan penentuan posisinya. Perusahaan harus menetapkan berapa banyak perbedaan dan menentukan mana yang akan dipromosikan.
3.
Mewujudkan dan Mengkomunikasikan Posisi. Perusahaan harus mengambil langkah-langkah untuk mewujudkan dan mengkomunikasikan posisi yang diinginkan kepada konsumen. Jika perusahaan memutuskan membangun posisi atas dasar mutu dan pelayanan yang lebih baik, maka harus mewujudkan posisi tersebut. Posisi tersebut dapat berkembang secara berangsur-angsur sesuai dengan lingkungan pemasaran yang selalu berubah.
2.
Bauran Pemasaran Strategi pemasaran dapat dilakukan melalui penerapan pemasaran
(marketing mix). Bauran pemasaran merupakan sekelompok variabel yang sering digunakan perusahaan untuk mengkaji dan meningkatkan jumlah penjualan di pasar. Secara umum, bauran pemasaran menekankan pada pengertian suatu strategi yang mengintegrasikan produk, harga, promosi dan distribusi, dimana kegiatan tersebut diarahkan untuk dapat menghasilkan omset penjualan yang maksimal atas produk yang dipasarkan dengan memberikan kepuasan pada para konsumen. Variabel-variabel bauran pemasaran yang terdiri dari product (produk), price (harga), place (tempat atau salulan distribusi) dan promotion (promosi) dapat dilihat pada Gambar 2.
17
Bauran Pemasaran
Product Ragam produk Kualitas Design Fitur Nama merek Kemasan Ukuran Layanan Jaminan Pengembalian
Price Daftar Harga Diskon Potongan Harga khusus Periode Pembayaran Syarat Kredit
Place Saluran pemasaran Cangkupan pasar Pilihan Lokasi Persediaan Transportasi Promotion Promosi penjualan Periklanan Tenaga penjualan Hubungan masyarakat Pemasaran langsung
Sumber: Kotler & Keller (2009) Gambar 2. 4P Bauran Pemasaran a)
Bauran Produk Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar dan dapat
memenuhi kebutuhan atau keinginan konsumen. Kepuasan konsumen tidak hanya pada bentuk fisik produk, melainkan satu paket dengan kepuasan yang didapat dari pembelian suatu produk. Kepuasan merupakan akumulasi dari kepuasan fisik, psikis, simbolis dan pelayanan yang diberikan produsen. Menurut Kotler dalam Wahyudi (2009), menyebutkan bahwa produk dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok menurut daya tahan dan wujudnya, yaitu: 1.
Barang yang tidak tahan lama (nondurable goods) adalah barang-barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan. Barang ini dikonsumsi dengan cepat dan sering dibeli. Strategi yang tepat yaitu dengan menempatkannya di berbagai lokasi, hanya mengenakan marjin yang kecil dan memasang iklan besar-besaran guna memancing konsumen untuk mencoba dan membengun preferensi.
2.
Barang tahan lama (durable goods) adalah barang berwujud yang biasanya tetap bertahan walaupun sudah digunakan beberapa kali. Produk tahan lama
18
pada umumnya memerlukan penjualan dan pelayanan yang lebih pribadi dan mengenakan marjin yang lebih tinggi. 3.
Jasa (service) adalah produk yang tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan dan mudah habis. Produk jenis ini memerlukan pengendalian mutu, kredibilitas pemasok dan kemampuan penyesuaian yang lebih tinggi.
b)
Bauran Harga Harga adalah sejumlah uang yang bersedia dibayarkan oleh konsumen untuk
mendapatkan suatu produk atau jasa. Harga merupakan satu-satunya elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, sedangkan unsur-unsur lainnya menghasilkan biaya. Menurut Kotler dalam Maulani (2009), perusahaan harus menetapkan harga sesuai dengan nilai yang diberikan dan dipahami pelanggan. Harga yang ditetapkan harus dapat menutup semua biaya atau bahkan lebih dari itu, yakni dapat memberikan laba atau keuntungan finansial bagi perusahaan. Penetapan dan persaingan harga merupakan pokok permasalahan yang dihadapi perusahaan karena menyangkut peesepsi konsumen yang timbul terhadap produk tersebut. Perusahaan harus mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan kebijakan penetapan harga. Prosedur dalam menetukan harga antara lain: memilih tujuan penetapan harga, menentukan permintaan, memperkirakan biaya, menganalisis biaya, harga dan bayaran pesaing, memilih metode penetapan harga, dan memilih harga akhir. c)
Bauran Promosi Promosi merupakan suatu upaya yang digunakan oleh perusahaan untuk
mengadakan komunikasi dengan pasarnya, melalui promosi konsumen akan mengetahui keberadaan produk atau jasa. Promosi juga dapat dikatakan sebagai suatu alat komunikasi untuk menyampaikan dan memperkenalkan suatu barang atau jasa dengan cara mempengaruhi konsumen secara langsung maupun tidak langsung.
19
Kotler dan Keller (2003) mendefinisikan bauran promosi kedalam lima elemen, diantaranya: 1.
Personal selling, yaitu komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dengan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk sehingga konsumen tertarik untuk mencoba dan membelinya.
2.
Mass selling, yaitu terdiri dari periklanan dan publisitas. Mass selling merupakan pendekatan yang memanfaatkan media komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai dalam satu waktu. Metode ini tidak sefleksibel personal selling, namun menjadi alternatif yang lebih murah untuk menyampaikan informasi ke pasar sasaran dengan jumlah yang banyak dan tersebar luas.
3.
Promosi penjualan, yaitu bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan. Melaui promosi penjualan, perusahaan dapat menarik pelanggan baru, mempengaruhi pelanggan untuk mencoba produk baru, menarik konsumen membeli dalam jumlah yang banyak, menyerang aktivitas promosi pesaing dan berupaya menjalin kerjasama yang erat dengan pengecer.
4.
Public relation, yaitu merupakan upaya menyeluruh suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan dan sikap berbagai kelompok terhadap
perusahaan
tersebut.
Kelompok-kelompok
tersebut
adalah
konsumen yang terlibat, mempunyai kepentingan dan dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuannya. 5.
Direct Marketing, yaitu suatu sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan transaksi di sembarang lokasi. Melaui direct marketing, konsumen memperoleh manfaat berupa penghematan waktu dalam berbelanja, serta dapat berbelanja secara rahasia karena konsumen langsung membeli di produsen tanpa diketahui pesaingnya.
20
d)
Bauran Tempat/Distribusi Distribusi adalah kegiatan pemasaran yang bertujuan menciptakan nilai
tambah
produk
dengan
menyalurkan,
menyebarkan,
mengirimkan
atau
menyampaikan barang dan jasa dari produsen ke konsumen yang digunakan sesuai keperluan (jenis, jumlah, harga, tempat dan waktu). Perusahaan banyak beranggapan bahwa distribusi hasil produksi merupakan kegiatan yang kurang mendapat perhatian, padahal pola dan jalur distribusi cukup tinggi dalam struktur biaya. Perusahaan menghadapi banyak saluran distribusi alternatif untuk menjangkau pasar sasaran. Menurut Kotler (2003) jika dilihat berdasarkan panjang pendeknya rantai distribusi, saluran distribusi dapat dikelompokan menjadi dua yaitu: 1.
Saluran distribusi langsung, yaitu saluran distribusi dimana produk dari produsen langsung ke tangan konsumen tanpa melalui perantara atau penyalur.
2.
Saluran distribusi tidak langsung, yaitu perusahaan dalam mendistribusikan produknya menggunakan penyalur atau agen perantara dan juga pengecer sebelum sampai ke tangan konsumen.
3.1.2.2 Analisis Lingkungan Eksternal Pemasaran Analisis lingkungan eksternal merupakan faktor-faktor di luar kendali perusahaan yang dapat mempengaruhi pilihan arah maupun tindakan, struktur organisasi dan proses internal perusahaan (Pearce dan Robinson 2007). Lingkungan eksternal dibagi dua yaitu lingkungan jauh dan lingkungan industri. A. Lingkungan Jauh Lingkungan jauh pemasaran perusahaan terdiri dari faktor-faktor yang berasal dari luar dan tidak terkait secara langsung dengan situasi operasi suatu perusahaan. Lingkungan ini memberikan peluang, ancaman, dan batasan bagi perusahaan, tetapi jarang sekali suatu perusahaan dapat memberikan pengaruh timbal balik yang cukup besar (Pearce dan Robinson, 2008).
21
Faktor Ekonomi Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah perekonomian suatu
perusahaan dalam beroperasi. Setiap perusahaan harus dapat mempertimbangkan trend ekonomi, tingkat pendapatan bersih, dan kecendrungan konsumsi pada segmen yang mempengaruhi industrinya.
Faktor Sosial Faktor sosial yang mempengaruhi perusahaan dalam lingkungan eksternal
meliputi kepercayaan, sikap, opini, dan gaya hidup masyarakat yang berkembang dari kondisi budaya, ekologi, demografi, agama, pendidikan, dan etnis. Kekuatan sosial bersifat dinamis. Jika ada perubahan terhadap sikap sosial, maka tingkat permintaan akan berubah.
Faktor Teknologi Perkembangan
teknologi
sangat
mempengaruhi
suatu
perusahaan.
Terobosan teknologi dapat menciptakan pasar dan produk baru yang lebih mutakhir, sehingga perusahaan terutama yang berada dalam industri yang tumbuh dengan cepat, harus berusaha memahami kemajuan teknologi saat ini dan kemajuan masa depan yang dapat mempengaruhi produk dan jasanya. B.
Lingkungan Industri Lingkungan industri terdiri dari ancaman masuk pendatang baru, persaingan
dengan perusahaan sejenis, ancaman dari produk pengganti, kekuatan tawarmenawar pembeli, kekuatan tawar-menawar pemasok. Menurut Umar (2008), bahwa aspek lingkungan industri akan lebih mengarah pada aspek persaingan di mana perusahaan berada. Akibatnya faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi persaingan, seperti peluang-ancaman dan kekuatan-kelemahan yang dimiliki perusahaan menjadi perlu dianalisis.
Ancaman Masuk Pendatang Baru Ancaman baru akan membawa kapasitas baru dalam industri, keinginan
untuk merebut pangsa pasar. Tingkat keseriusan dari ancaman pendatang baru tergantung pada hambatan dan reaksi pesaing yang dapat diantisipasi oleh 22
pendatang baru. Jika hambatan terhadap masuknya pendatang baru cukup tinggi dan mengharapkan respon dari pesaing yang ada, maka pendatang baru tersebut kemungkinan tidak akan membawa ancaman yang serius (David, 2006).
Persaingan diantara Perusahaan Sejenis Persaingan diantara perusahaan sejenis, membuat setiap perusahaan
meningkatkan kinerja dan kualitas produk yang ditawarkan, sehingga tetap unggul dibanding pesaingnya. Strategi dapat berhasil jika strategi yang diterapkan mampu menyediakan keunggulan bersaing atas strategi yang dijalankan oleh perusahaan pesaing. Menurut David (2006), tingkat persaingan dipengaruhi beberapa faktor, yaitu jumlah kompetitor, tingkat pertumbuhan industri, karakteristik produk, biaya tetap yang besar, kapasitas selalu berkolerasi dengan biaya produksi per unit, dan hambatan keluar yang menyebabkan perusahaan untuk tidak keluar dari industri.
Ancaman Produk Pengganti Adanya produk pengganti menimbulkan adanya batasan dari harga yang
ditetapkan sebelum konsumen akan pindah ke produk pengganti. Tekanan persaingan dari produk akan meningkat jika harga relatif dari produk pengganti turun dan jika biaya konsumen untuk pindah menurun. Kekuatan persaingan dari produk pengganti paling baik jika diukur dengan pangsa pasar dan memantau rencana perusahaan untuk meningkatkan kapasitas dan penetrasi pasar.
Kekuatan Tawar Menawar Pemasok Pemasok dapat memepengaruhi perusahaan melalui kemampuan mereka
menaikan harga atau mengurangi kualitas produk. Pemasok menjadi kuat apabila beberapa kondisis terpenuhi yaitu jumlah pemasok sedikit, produk yang dihasilkan unik, tidak tersedia produk substitusi dan pemasok mampu melakukan strategi integrasi kedepan dan mampu menghasilkan produk yang sama dengan yang dihasilkan perusahaan.
Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Konsumen selalu menginginkan harga yang lebih rendah dengan kualitas
yang baik, terutama dalam pembelian dalam jumlah besar melalui negosiasi harga,
23
jaminan, dan kemasan. Kekuatan tawar-menawar pembeli merupakan kekuatan utama yang mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri. 3.1.3
Persepsi Konsumen Menurut Stanton et al dalam Setiadi (2010), mendefinisikan persepsi
sebagai makna yang saling berhubungan berdasarkan pengalaman masa lalu, stimulasi (rangsangan) yang diterima melalui panca indra. Pada dasarnya persepsi terbentuk oleh tiga hal antara lain: karakteristik dari stimulasi, hubungan stimulasi dengan sekeliling dan kondisi dalam diri setiap pribadi. Stimulasi adalah bentuk fisik, visual atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi tanggapan individu. Persepsi setiap orang terhadap suatu objek berbeda-beda. Oleh karena itu, persepsi bersifat subjektif. Persepsi yang dibentuk oleh seseorang dipengaruhi oleh pikiran dan lingkungan sekitarnya. Menurut Setiadi (2010), persepsi juga dipengaruhi oleh karakteristik yang dibagi kedalam dua kelompok yaitu:
Elemen Indriawi (sensori element): elemen yang menunjukan bagaimanan suatu produk dapat dirasakan dan hal tersebut sangat penting khususnya dalam desain produk. Adapun yang termasuk faktor sensorik yaitu warna dan penilaian keindahan.
Elemen struktural (structural element): elemen-elemen seperti ukuran, bentuk dan posisi yang mempengaruhi konsumen terhadap penilaian iklan cetak.
3.1.4
Matriks SWOT Alat analisis pemasaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah matriks
SWOT. Alat analisis ini berfungsi mencocokkan faktor-faktor penting yang mampu mengembangkan perusahaan berdasarkan empat tipe strategi yaitu SO (kekuatan-peluang), WO (kelemahan-peluang), ST (kekuatan-ancaman) dan WT (kelemahan-ancaman). Mencocokkan faktor eksternal dan internal merupakan bagian yang paling sulit dalam mengembangkan matriks SWOT karena membutuhkan penilaian yang baik untuk dapat menghasilkan suatu alternatif
24
strategi David (2006).
Analisis SWOT dapat membantu perusahaan dalam
mengembangkan empat tipe strategi yaitu: 1. Strategi S-O yaitu strategi yang menggunakan kekuatan internal pemasaran perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal pemasaran perusahaan. 2. Strategi W-O yaitu strategi yang bertujuan untuk memperbaiki atau memperkecil
kelemahan
internal
pemasaran
perusahaan
dengan
memanfaatkan peluang eksternal pemasaran perusahaan. 3. Strategi S-T yaitu strategi yang menggunakan kekuatan internal pemasaran perusahaan untuk menghindari atau mengurangi ancaman eksternal pemasaran perusahaan. 4. Strategi W-T yaitu strategi yang digunakan untuk mengurangi kelemahan internal pemasaran perusahaan dan menghindari ancaman eksternal pemasaran perusahaan. 3.2
Kerangka Pemikiran Operasional Pemasaran Tanaman hias merupakan produk yang dijadikan sebagai bisnis oleh GIN
karena merupakan komoditas yang cukup menjanjikan keuntungan . Prospek yang menguntungkan pada usaha tanaman hias mengakibatkan berkembangnya usaha sejenis yang menghasilkan produk yang sama maupun tidak. Faktor trend juga menjadi salah satu yang menyebabkan penurunan tingkat penjualan karena pengaruh trend dapat mempengaruhi harga jual tanaman dan daya tarik konsumen untuk membeli. Berdasarkan identifikasi permasalahan yang dihadapi GIN yaitu bagaimana perusahaan dapat merumuskan strategi pemasaran yang mampu meningkatkan volume penjualannya dan bagaimana persepsi konsumen terhadap bauran pemasaran yang telah dijalankan GIN sehingga diharapkan mampu membantu meningkatkan penjualan perusahaan. Kerangka pemikiran operasional dalan penelitian ini mengkaji mengenai Strategi pemasaran yang dipengaruhi oleh perubahan kondisi lingkungan. Analisis lingkungan mengidentifikasi dua faktor, yaitu internal dan eksternal pemasaran. Analisis lingkungan internal pemasaran dilakukan dengan identifikasi kekuatan dan kelemahan pemasaran perusahaan, sedangkan analisis lingkungan eksternal 25
pemasaran mengidentifikasi peluang dan ancaman pemasaran perusahaan. Hal lainnya yang juga dilakukan yaitu penilaian berdasarkan persepsi konsumen terhadap aspek bauran pemasaran. Tahap selanjutnya adalah menganalisis lingkungan internal dan eksternal pemasaran
perusahaan
menggunakan
matriks
SWOT
yang
bertujuan
menghasilkan alternatif strategi pemasaran. Melalui analisis ini, peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan akan dicocokkan satu dengan yang lainnya sehingga akan didapatkan empat strategi yaitu strategi SO, WO, ST, dan WT. Kerangka operasional dapat dilihat pada Gambar 3.
26
PT Godong Ijo Nursery Sebagai Perusahaan Tanaman Hias
Menganalisis Persepsi Konsumen
Permasalahan yang dihadapi: Bagaimana perusahaan mampu meningkatkan volume penjualan melalui strategi pemasaran dalam menghadapi trend dan persaingan perusahaan sejenis?
Analisisis Lingkungan Internal Pemasaran STP (segmentation, targetting, positioning) Bauran Pemasaran 4P
Kekuatan dan Kelemahan
Analsisis Lingkungan Eksternal pemasaran Lingkungan jauh Lingkungan Industri
Peluang dan Ancaman
Analisis Matriks SWOT
Hasil Strategi Matriks SWOT (Alternatif Strategi Pemasaran)
Gambar 3. Kerangka pemikiran Operasional Pemasaran
27
IV METODE PENELITIAN
4.1
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT Godong Ijo Nursery (GIN) yang berlokasi di Jl.
Cinangka Raya km 10 No. 60 desa Serua Sawangan, Depok. Lokasi penelitian dipilih dengan pertimbangan bahwa GIN merupakan salah satu perusahaan yang telah berkembang cukup lama sejak 2000 di sektor tanaman hias diantara usaha sejenis yang berada di Kota Depok sebagai salah kota sentralisasi tanaman hias di Jawa barat. GIN mempunyai potensi untuk dikembangkan lebih pesat dalam memasarkan produknya karena GIN memiliki produk tanaman hias yang unik dan langka yang ditawarkan untuk para pencinta tanaman hias. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus hingga November 2010. 4.2
Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara terstruktur dengan responden melalui kuisioner yang ditujukan kepada pemilik dan manajer pengelola untuk menghasilkan alternatif strategi terbaik. Selain itu kuisioner juga diberikan kepada 30 orang untuk menganalisis sikap konsumen terhadap bauran pemasaran yang diterapkan oleh GIN. Metode penentuan responden dilakukan berdasarkan convenience sampling yaitu sample dipilih berdasarkan pertimbangan kemudahan dan ketersediaan. Sampel ditentukan secara kebetulan dan anggota populasi yang ditemui bersedia menjadi responden. Data sekunder diperoleh dari dokumen, laporan manajemen perusahaan GIN, literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian serta data dari instansi-instansi terkait. Jenis dan data penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.
28
Tabel 4 Jenis dan Sumber Data Penelitian No 1
2
Jenis Data Primer (wawancara dan kuesioner)
Sumber Data
Tujuan 1. Mengetahui unsur pemasaran (STP) dan bauran pemasaran 4P.
1. Pemilik 2. Bagian pemasaran, keuangan dan produksi 3. Konsumen 1. Badan Pusat Statistik Jawa Barat dan Bogor 2. Penelitian Kepustakaan
Sekunder
2. Mengetahui Alternatif Strategi yang akan dilaksanakan 3. Mengkaji alternatif strategi yang telah dijalankan oleh GIN 1. Mengetahui Pertumbuhan usaha tanaman hias khususnya Jawa barat dan Bogor tahun 2007-2009 2. Literatur lain yang berkaitan dengan topik penelitian. 3. Internet dan Perpustakaan
4.3
Teknik Pengumpulan Data Dalam pelaksanaan penelitian, teknik penggumpulan data yang dilakukan
sebagai berikut: 1.
Studi pendahuluan : mendatangi GIN untuk melakukan pengamatan dan wawancara langsung dengan pihak GIN sebelum memulai penelitian dan penulisan skripsi.
2.
Teknik Wawancara : melalui wawancara dengan pihak GIN utuk mengetahui
gamabaran
mengenai
perusahaan
dan
mengidentifikasi
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi oleh GIN. 3.
Teknik Observasi : melakukan pengamatan secara langsung yang dilakukan oleh GIN dari kegiatan produksi sampai pemasaran.
4.
Teknik Pengisian kuesioner : pengisian kuesioner dilakukan oleh responden yang telah ditentukan yaitu pembeli tanaman hias GIN pada hari seninminggu.
5.
Teknik Kepustakaan : menggunakan buku-buku dan literatur lainnya yang berhubungan dengan penelitian
29
4.4
Metode Pengolahan dan Analisis Data SWOT digunakan sebagai alat analisis untuk menghasilkan alterantif
strategi yang secara bersamaan dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang serta meminimalkan kelemahan dan ancaman. Matriks SWOT terdiri dari sembilan sel yaitu empat sel pertama sebagai faktor utama yang terdiri dari S, W, O, T dan empat sel kedua merupakan strategi, terdiri dari SO, WO, ST, dan WT. Menurut David (2006), langkah-langkah yang digunakan dalam penyusunan matriks SWOT, yaitu: 1.
Menuliskan peluang eksternal perusahaan pemasaran.
2.
Menuliskan ancaman eksternal perusahaan pemasaran.
3.
Menuliskan kekuatan internal perusahaan pemasaran.
4.
Menuliskan kelemahan internal perusahaan pemasaran.
5.
Mencocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal pemasaran, dan mencatat hasil strategi SO dalam sel yang ditentukan.
6.
Mencocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal pemasaran, dan mencatat hasil strategi WO dalam sel yang ditentukan.
7.
Mencocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal pemasaran, dan mencatat hasil strategi ST dalam sel yang ditentukan.
8.
Mencocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal pemasaran, dan mencatat hasil strategi WT dalam sel yang ditentukan.
Strength (S) Daftar Kekuatan Internal Perusahaan
Weaknesses (W) Daftar Kelemahan Internal Perusahaan
Strategi SO Menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Strategi WO Mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang Strategi WT Meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Faktor Internal Faktor Eksternal Opportunitis (O) Daftar peluang yang ada Threats (T) Daftar ancaman ekternal yang ada
Strategi ST Menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman
Sumber: David (2006)
Gambar 4. Matriks SWOT
30
V
5.1
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Sejarah Perusahaan PT Godong Ijo Nursery atau biasa disebut “Godong Ijo Asri” merupakan
perusahaan yang bergerak dalam usaha tanaman hias yang meliputi bidang usaha produksi tanaman, distribusi dan pemasaran. PT GIN didirikan pada tahun 2000, berawal dari hobi Pak Chandra Gunawan Hendarto mengkoleksi tanaman hias Adenium disekitar rumahnya dengan membelinya dari luar negeri senilai US$ 1.000. Pada awalnya beliau membeli tanaman adenium sebanyak 100 pot dari Amerika Serikat kemudian mencoba mengembangkannya dan mendapatkan respon yang baik di pasaran. Melihat peluang tanaman adenium yang menjanjikan untuk dikembangkan menjadi usaha, membuat Bapak Chanda mulai serius menggarap bisnis tanaman hias dengan memanfaatkan lahan dengan luas ± 2,5 hektar yang berlokasi di Jl. Cinangka Raya Km.10 No.60 Desa Serua, Sawangan, Depok 16517, Jawa barat. PT GIN pada awalnya adalah tempat transit binatang, pada tahun 1997 bapak Chandra dengan Grup BCA merencanakan membuka kebun binatang di daerah Pangkal Pinang. Terjadinya krisis moneter membuat proyek kebun binatang tidak terlaksana karena keterbatasan dana. Binatang-binatang yang ada (khususnya reptil) kemudian dijual melalui ekspor dan memperoleh keuntungan yang besar karena harga dollar yang sedang naik. Keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan binatang digunakan sebagai modal dalam mengembangkan usaha tanaman hias (khususnya adenium). Perusahaan telah memiliki lima unit bisnis pada tahun 2001, yaitu adenium dan tanaman hias lainnya, botanical cafe, floriculture supplier, bookstore, dan salon adenium. Akan tetapi pada tahun 2009, unit bisnis salon adenium meluas menjadi klinik tanaman, kemudian unit bisnis GIN pun menjadi bertambah dengan adanya pemancingan yang diberi nama Banyuijo, dan adanya Pojok jujur, adalah penjualan makanan dan minuman ringan yang pembayarannya dilakukan tanpa melalui kasir, konsumen memasukkan sejumlah uang sesuai dengan makanan dan minuman yang telah dibelinya kedalam kotak jujur.
31
5.2
Visi, Misi dan Ruang Lingkup PT Godong Ijo Nursery Visi PT GIN adalah menjadi leader perusahaan tanaman hias, terutama
tanaman hias adenium dan terus mengembangkan jumlah maupun jenis varietas tanaman hias lainnya, sedangkan misi PT GIN adalah sebagai berikut: 1.
Menyediakan tanaman hias berkualitas, bervariasi, dan terjangkau
2.
Menjual tanaman hias dengan konsep yang berbeda
3.
Memberikan pengetahuan mengenai tanaman hias kepada konsumen
4.
Menjangkau konsumen di luar Kota Depok
5.
Mempertahankan brand image PT GIN pada tahun 2005 membuka cabang di Flora Alam Sutra Bumi
Serpong Indah (BSD) Tangerang dan memiliki beberapa agen yang tersebar di Jabodetabek diantaranya: Puspita Indah Senayan, Toko Virgo Rawa Belong, Sawangan Nursery Kelapa Gading, Green’smart Bogor, serta toko Trubus Bintaro dan Toko Trubus Cimanggis. Sedangkan agen di beberapa ibu kota provinsi, yaitu Watu Putih Yogyakarta, Bp Paulus Manado dan Saung Bunga Detik Indramayu. 5.3
Struktur Organisasi Perusahaan PT GIN memiliki direktur utama sebagai pemimpin tertinggi dan
bertanggung jawab atas segala kegiatan yang berjalan dalam perusahaan. Dalam struktur organisasi setiap karyawan ditempatkan berdasarkan tugas dan fungsinya (Lampiran 2). Karyawan GIN terdiri dari karyawan tetap dan karyawan tidak tetap. Karyawan tetap berjumlah 59 orang, sedangkan karyawan tidak tetap jumlahnya sesuai dengan kebutuhan. Karyawan tidak tetap dibutuhkan sebagai sales jika perusahaan mengikuti pameran. Tingkat pendidikan yang dimiliki karyawan, mulai dari SD, SMP, sampai lulusan SMU. Mereka pada umumnya ditempatkan dibagian produksi, penjualan, hingga pramusaji cafe dan restoran. Staf, supervisor, dan manajer memiliki tingkat pendidikan D3 hingga S2. Penetapan sistem pembayaran upah karyawan berupa gaji pokok, insentif, dan tunjangan. Upah intensif diberikan berdasarkan punishment and reward, sehingga
setiap
karyawan
harus
mampu
bertanggung
jawab
terhadap
pekerjaannya.
32
1.
Upah Kerja Sistem pemberian upah pada setiap karyawan GIN berbeda-beda. Hal
tersebut didasarkan pada jabatan, lamanya bekerja, tingkat pendidikan, dan jenis pekerjaan yang dilakukan. 2.
Insentif Insentif adalah bonus yang diberikan perusahaan kepada karyawannya.
Insentif yang diterima pada setiap bagian dan setiap karyawan berbeda-beda. Insentif pada bagian produksi dihitung berdasarkan jumlah produksi dikurangi jumlah tanaman yang mati. Insentif pada bagian showroom dan cafe berdasarkan penjualan yang berhasil dilakukan oleh karyawan. Keterlambatan lebih dari jam masuk kerja yaitu jam 9.00 WIB akan mengurangi insentif 10 persen, sedangkan jika tidak masuk kerja atau terlambat lebih dari satu jam akan dianggap tidak masuk dan mengurangi insentif 20 persen. 3.
Tunjangan dan Fasilitas Tunjangan yang diberikan kepada karyawan yaitu, pemberian uang
kesehatan; dalam satu tahun karyawan mendapat uang kesehatan sebesar satu bulan gaji. Karyawan bagian produksi mendapatkan mess, makan tiga kali sehari, sedangkan untuk karyawan lainnya mendapatkan makan siang dan kopi setiap pagi. 5.4
Sarana dan Fasilitas Perusahaan Peningkatan sarana dan fasilitas sangat mendukung pencapaian tujuan
perusahaan. GIN telah membangun fasilitas berupa green house beserta seluruh perlengkapan budidaya tanaman, dengan kapasitas produksi ± 80.000 tanaman setiap periode yang dilengkapi dengan sarana perkantoran beserta perangkat fasilitas penunjangnya, serta area parkir dan pertanian. untuk meningkatkan pelayanan dan mempermudah konsumen, GIN membangun show room tanaman yang digunakan sebagai tempat transaksi jual beli tanaman dan dilengkapi beberapa fasilitas seperti Botanical Cafe, Floriculture Supplier (FS), Bookstore, Pojok Jujur dan fasilitas lainnya yang dapat dilihat pada Tabel 5.
33
Tabel 5 Produk dan Fasilitas PT Godongijo Nursery Berdasarkan Unit Bisnis No. 1.
Unit Bisnis Jenis Produk Adenium dan 1. Adenium Tanaman 2.Tanaman Hias Non Adenium Lainnya 3. Tanaman Buah 4. Tanaman Lanskip
2.
Botanical Cafe
1. Makanan 2. Minuman
Cafe Cafe
3.
Floriculture Supplier (FS)
1. Obat-obatan 2. Pupuk & Vitamin 3. Saprotan 1. Buku tanaman hias 2. Buku anak-anak
FS FS FS Ruang baca Ruang baca
4.
Bookstore
5.
Klinik Tanaman
6. 7.
Banyuijo Pojok Jujur
Tempat Showroom A Showroom C dan D Showroom D Showroom B
1. Jasa Prunning Klinik Tanaman 2. Jasa Grafting Klinik Tanaman 3. Jasa penggantian media dan Klinik Tanaman perapihan akar Pemancingan Ikan Pemancingan Ikan Aneka cemilan Ruang Baca
Sumber: PT.Godongijo Asri (2009)
5.5
Kegiatan Perusahaan GIN merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha tanaman
hias. GIN memfokuskan bisnisnya pada tanaman hias adenium dan non adenium Kegiatan bisnis yang dilakukan oleh GIN meliputi pengadaan entres (batang atas) dan bonggol (batang bawah), proses produksi atau budidaya, pemuliaan, serta pemasaran hasil. Kegiatan bisnis yang terdapat di GIN terbagi menjadi tiga bagian yaitu bagian produksi, distribusi dan pemasaran. Bagian produksi meliputi kegiatan pembudidayaan, pemuliaan serta perawatan tanaman hias. Kegiatan ini bertujuan untuk memenuhi perminaan pasar, kegiatan produksi meliputi: 1.
Budidaya (Grafting) Grafting atau sambung pucuk merupakan cara untuk memperbanyak
tanaman hias yang memiliki bonggol, salah satunya adenium yang dilakukan dengan cara menyambungkan batang atas tanaman adenium dengan batang bawah tanaman adenium jenis lainnya. Dalam hal ini, tanaman yang diperbanyak adalah tanaman yang digunakan sebagai batang atas. Tanaman yang dibudidayakan 34
dengan grafting memiliki keunggulan pada warna, corak dan bentuk bunga, serta frekuensi berbunga relatif lebih cepat. 2.
Pemuliaan tanaman ( Bredding/ Hibridasi) Bredding atau hibridisasi adalah kegiatan memperbanyak tanaman dengan
cara mengawinkan bunga jantan dan bunga betina yang akhirnya menghasilkan anakan. Proses pemuliaan tanaman terdiri dari beberapa prosedur yaitu penggunaan alat breeding yang steril dan bersih, menentukan waktu matang yang tepat, penyerbukan merupakan pekerjaan yang cukup rumit, karena kecilnya serbuk sari maupun kepala putik serta keduanya sangat rentan rusak jika salah penanganan. 3.
Penyerbukan Proses penyerbukan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu penyerbukan
dengan menggunakan serangga (Open Pollination) dan penyerbukan manual (Cross Hand Pollination) Kegiatan distribusi dan pemasaran bertanggung jawab untuk memenuhi permintaan pasar dengan cara memasarkan tanaman hias melalui pembelian langsung (melalui cabang, agen atau melalui kegiatan pameran) maupun tidak langsung . Penggunaan teknologi dan peningkatan pelayanan seperti penggunaan telepon, internet, faks, kartu member, katalog di harapkan dapat menarik perhatian konsumen dengan memberikan kemudahan dalam mengakses atau melakukan pembelian produk. Strategi yang dilakukan oleh PT GIN dalam memasarkan produknya antara lain:
Produk PT GIN menawarkan tanaman hias adenium (60 persen) sebagai produk
andalan dan non adenium (40 persen) seperti aglaonema, dracaena, sikas, sansevieria, bromeliad, plumeria, philodendron, puring, anthurium dan tanaman lainnya
dengan
mengutamakan
kualitas
dan
terus
beinovasi
dalam
mengembangkan produk-produk tanaman hias lainnya seperti vertikal garden.
Harga Penetapan harga tanaman hias di GIN cukup mahal karena penetapan harga
disesuaikan dengan penggunaan bahan baku yang berkualitas yang dipilih perusahaan. PT GIN memiliki program membership untuk melayani konsumen 35
secara profesional. Pemilik kartu membership diberikan potongan harga sebesar 5persen - 15persen setiap pembelian dan mendapatkan katalog secara gratis setiap terbit.
Promosi
a)
Pameran Kegiatan pameran sudah lama dilaksanakan oleh PT GIN setiap tahunnya.
Kegiatan yang dicanangkan oleh pemerintah ini selalu diselenggarakan di Lapangan Banteng, Jakarta. Produk-produk yang ditawarkan PT GIN tidak hanya sebatas tanaman hias adenium (produk andalan), namun juga tanaman hias non adenium. Pemilihan lokasi pameran dapat dijadikan sebagai acuan target pasar, sehingga PT GIN berupaya agar dapat mempromosikan produknya melalui pameran secara berkala dan tidak hanya mengandalkan pameran tahunan. Mall adalah salah satu lokasi yang strategis. Setiap mall memiliki segmentasi pasar yang berbeda, sehingga lebih memudahkan PT GIN memasarkan produknya sesuai dengan daya beli konsumennya. Dengan mengadakan pameran tunggal secara indoor diharapkan dapat menarik konsumen kalangan menengah dan menengah keatas. Kegiatan pameran tidak hanya sekedar memperoleh keuntungan saja, namun juga bertujuan agar dapat membangun citra positif PT GIN di mata masyarakat sebagai perusahaan tanaman hias dengan kualitas baik.
Tempat/Distribusi
b)
Sistem agen PT GIN memiliki beberapa agen yang tersebar di Jabodetabek, diantaranya
Puspita Indah Senayan, Toko Virgo Rawa Belong, Sawangan Nursery Kelapa Gading, Green’smart Bogor, Toko Trubus Bintaro dan Toko Trubus Cimanggis. Sedangkan cabang yang berada di kota propinsi di Indonesia, yaitu Watu Putih Yogyakarta, Bapak Paulus Manado dan Saung Bunga Detika Indramayu. Jumlah agen yang tersebar di beberapa lokasi bertujuan memudahkan PT GIN dalam mempromosikan produknya ke daerah-daerah, konsumen memperoleh tanaman yang diinginkan dengan mudah, tanpa harus datang langsung ke PT GIN karena agen yang ada menjadi wakil dari PT GIN untuk mengikuti pameran di daerahnya, mengefisienkan biaya distribusi pemasaran karena sebagian biaya di
36
tanggung agen dan memotong rantai pemasaran sehingga harga di tingkat konsumen akhir tidak jauh berbeda dengan harga di tingkat produsen. c)
Showroom
Godong ijo membuka showroom di kebun sendiri di Cinangka-Sawangan Depok dengan tujuan antara lain:
Sebagai model untuk show room para agen
Menjadi ajang uji coba pemasaran, terutama untuk pengembangan dan keragaman produk dan diversifikasi produk, seperti pemasaran jenis tanaman lain, sarana produksi pertanian, serta sebagai counter makanan dan minuman (cafe)
Tempat pelatihan untuk para karyawan agen
Menjangkau konsumen ritel sekitar Jabodetabek. Angka penjualan di showroom juga digunakan dalam memperkirakan potensi “market retail”, sehingga mempermudah memperkirakan jumlah produksi.
d)
Cabang PT GIN memiliki cabang yang dikelola sendiri di daerah Alam Sutra,
Tangerang. Lokasi yang strategis dan berkembang pesat sebagai kota modern terutama dalam perkembangan properti dan infrastruktur diharapkan mampu memajukan perkembangan usaha tanaman hias.
37
VI
6.1
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN
Analisis Lingkungan Internal Pemasaran Lingkungan internal pemasaran yang mengkaji mengenai aspek-aspek yang
berada dalam pemasaran perusahaan. Analisis lingkungan internal pemasaran dilakukan untuk mengetahui kondisi pemasaran suatu perusahaan, dimana kondisi tersebut akan menjadi suatu kekuatan atau kelemahan bagi perusahaan. Lingkungan internal pada GIN dapat diamati melalui pendekatan fungsional yaitu pemasaran. Kegiatan pemasaran merupakan proses interaksi sosial antara individu dengan kelompoknya untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan diperoleh dengan menciptakan, menawarkan, serta melakukan pertukaran barang dan jasa kepada pihak lain (Kotler 2003). Dengan menerapkan STP (segmentasi pasar, target pasar dan posisi pasar) dan bauran pemasaran 4P. 1)
Segmentation Segmentasi merupakan tahap awal yang harus dijalankan oleh perusahaan
dalam menjalankan strategi pemasarannya. GIN mengidentifikasi dan membuat profil dari kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang mungkin lebih menyukai atau menginginkan bauran produk yang beragam. Mengidentifikasi segmen dapat dikaji melalui perbedaan geografis, demografis dan psikografis. Segmentasi geografik pasar diklasifikasikan berdasarkan suatu wilayah atau ukuran kota sehingga dapat diambil keputusan wilayah yang akan dijadikan target pemasaran produk tanaman hias dari GIN. Jika ditinjau berdasarkan perkembangan tanaman hias di Indonesia yang meningkat, GIN tidak hanya berupaya memasarkan tanaman hias di willayah Jabodetabek, namun juga sudah memiliki agen diluar kota untuk memasarkan produknya seperti Yogyakarta, Manado dan Indramayu, sehingga dapat memudahkan konsumen untuk memperoleh produk. Segmentasi
demografis
merupakan
suatu
proses
membagi
pasar
berdasarkan variabel usia, status dalam keluarga dan jenis kelamin. Berdasarkan segmen pasar yang dipilih dapat dilihat dari variabel usia yaitu konsumen anak-
38
anak usia sekolah tingkat dasar sampai orang tua. Produk yang ditawarkan yaitu vertikal garden yang simpel, tanaman pot dengan varietas yang unik dan lainya, selain itu GIN juga menyediakan fasilitas pendukung lainnya seperti salon tanaman dan toko buku khusus tanaman hias. Semua produk yang ditawarkan merupakan produk yang dapat memenuhi semua segmen yang akan dituju yaitu anak-anak, remaja, para pekerja dan keluarga. Segmentasi psikografik yaitu faktor gaya hidup konsumen yang berbedabeda dan lebih mengutamakan kepraktisan dan gaya hidup sehat (back to nature). Konsumen menginginkan memelihara tanaman hias namun terkadang lahan yang dimiliki terbatas. Dengan kondisi seperti ini konsumen memutuskan untuk membeli tanaman hias yang praktis seperti tanaman pot di berbagai nursery . GIN memilih segmen gaya hidup masyarakat yang ingin hidup sehat dan mengutamakan kepraktisan dengan menyediakan tanaman hias yang bervariasi mulai dari jenis pot sampai vertikal garden yang dapat dimanfaatkan di area yang terbatas sehingga dapat memberikan kepuasan bagi konsumen 2)
Targeting Setelah menetapkan segmen-segmen pasar, tahap selanjutnya GIN dapat
melakukan evaluasi lalu memutuskan beberapa segmen pasar yang akan dicangkup dan memilih segmen mana yang akan dilayani. GIN berupaya menentukan target pasar untuk mempermudah kegiatan pemasarannya. Target pasar yang telah diidentifikasi GIN untuk tanaman hias yaitu konsumen pria dan wanita, usia anak-anak sekolah tingkat dasar sampai orang tua. Pemilihan target pasar dikarenakan produk tanaman hias dinilai oleh konsumen berdasarkan selera, keindahan dan manfaat. Anak-anak sekolah dapat belajar mengenai tanaman hias mengenai
manfaat sampai bagaimana cara
menanan, sedangkan orang dewasa sampai orang tua membeli tanaman hias sebagai koleksi (hobiis) atau sebagai penjual. Sehingga pada segmen tersebut sangat potensial untuk pemasarkan produk tanaman dan cenderung lebih mudah diterima.
39
3)
Positioning Tahap akhir setelah memutuskan segmen pasar yang akan dimasuki,
selanjutnya GIN harus menetukan posisi mana yang ingin ditempati dalam segmen tersebut. Positioning adalah memposisikan produk di dalam pikiran konsumen (persepsi, kesan dan perasaan kompleks) sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan. GIN ingin tetap memposisikan perusahaannya sebagai perusahaan leader tanaman hias adenium di Indonesia. Upaya yang dilakukan GIN untuk mencapai posisi tersebut yaitu dengan menciptakan produk yang unik, meningkatkan kualitas dan keragaman jenis tanaman hias, serta menjalin hubungan baik dengan konsumen dan pihak-pihak terkait. PT GIN juga menerapkan strategi bauran pemasaran yang telah di konsep dalam manajemennya yang terdiri dari produk, harga, tempat/ distribusi dan promosi. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
Bauran Produk (Product) Produk merupakan merupakan sesuatu yang ditawarkan kepada konsumen
dengan tujuan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan. Setiap perusahaan berusaha
fokus
untuk
membuat
produk
yang
unggul
dan
senantiasa
memutakhirkannya. PT GIN sebagai perusahaan tanaman hias menawarkan tanaman hias adenium (produk andalan) dan non adenium (aglaonema, dracaena, sikas, sansevieria, bromeliad, plumeria, philodendron, puring, anthurium dan tanaman hias lainnya) dengan kualitas yang baik yaitu menggunakan bahan baku pilihan yang berkualitas serta menjaga ketersediaanya dan terus beinovasi dalam mengembangkan produk-produk tanaman hias lainnya seperti vertical garden sebagai produk baru. GIN meningkatkan pelayanan kepada konsumen melalui pemberian jaminan produk jika terjadi ketidaksesuaian atau cacat pada saat pembelian. Produk dapat dikembalikan dan ditukarkan dengan ketentuan tidak kurang dari 3 hari. Untuk pemegang kartu anggota diberikan pelayanan khusus yaitu minuman gratis, akses web dan katalog gratis
40
Bauran Harga (Price) Penentuan harga di GIN berdasarkan pada pemilihan bahan baku yang
bermutu dan biaya produksi agar dapat menghasilkan produk yang berkualitas, sehingga harga yang ditetapkan cenderung lebih mahal dan dapat dilihat dalam daftar harga pada Lampiran 4. Dalam penentuan harga GIN memberikan diskon harga kepada konsumen dan potongan harga khusus 5-15 persen kepada pemegang kartu anggota serta diberikan kemudahan membeli tanaman hias dengan cara kredit.
Bauran Tempat/Distribusi ( Place) Lokasi merupakan salah satu hal penting untuk menarik konsumen. Pihak
perusahaan menganggap lokasi GIN kurang strategi meskipun berada di pinggir jalan raya karena jarak tempuh lokasi cukup jauh dijangkau khususnya bagi konsumen yang berada di Kota Bogor dan Kota Depok. Sebagian besar konsumen yang berkunjung adalah konsumen yang berdomisili di kecamatan Sawangan, Parung dan Bojong karena cukup dekat dengan lokasi dan tertarik membeli tanaman hias atau memanfaatkan saran lain seperti klinik tanaman hias maupun toko buku yang menyediakan buku dan majalah mengenai tanaman hias. GIN memiliki beberapa agen yang tersebar di Jabodetabek, diantaranya Puspita Indah Senayan, Toko Virgo Rawa Belong, Sawangan Nursery Kelapa Gading, Green’smart Bogor, Toko Trubus Bintaro dan Toko Trubus Cimanggis. Sedangkan cabang yang berada di kota propinsi di Indonesia, yaitu Watu Putih Yogyakarta, Bapak Paulus Manado dan Saung Bunga Detika Indramayu. GIN juga memiliki cabang yang dikelola sendiri di daerah Alam Sutra, Tangerang. GIN juga memberikan kemudahan kepada konsumen dalam membeli produk karena tidak harus datang ke lokasi untuk membeli tanaman hias secara langsung, tinggal memanfaatkan fasilitas yang ada seperti pembelian melalui sms, telepon, faksimili atau bagi pemegang kartu member dapat melakukan pembelian dengan mengakses secara langsung melalui website www.godongijo.com dan mendapatkan katalog secara gratis setiap terbit. GIN juga memiliki sarana pendukung seperti salon adenium, PT GIN juga bekerjasama dengan PT Pos Indonesia dalam melakukan pengiriman barang yang telah dipesan dan mengantarkan langsung kepada konsumen. 41
Bauran Promosi (Promotion) GIN menggunakan berbagai upaya untuk menarik konsumen melalui
program-program promosi yang telah dilakukan GIN disebarluaskan melalui media masa yaitu majalah yang berkaitan dengan komoditas pertanian, seperti trubus, penggunaan website, spanduk, standing banner, brosur dan leaflet. Kegiatan pameran juga dilakukan setiap tahunnya di Lapangan Banteng, Jakarta dan Mall sebagai cara yang efektif untuk mempromosikan jenis varietas baru. 6.2
Analisis Lingkungan Eksternal Pemasaran PT GIN menghadapi kondisi lingkungan eksternal pemasaran yang secara
langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap perkembangan usahanya. Analisis lingkungan eksternal pemasaran yang terdiri atas lingkungan jauh dan lingkungan
industri
menggambarkan
penilaian
perusahaaan
yang
dikaji
berdasarkan sisi luar perusahaan dan mengidentifikasi sejauh mana faktor-faktor tersebut memberikan pengaruh bagi pemasaran perusahaan. 6.2.1 Lingkungan Jauh Lingkungan jauh pemasaran terdiri dari faktor-faktor yang pada dasarnya diluar dan terlepas dari lingkup pemasaran perusahaan. Faktor-faktor yang biasa dikaji meliputi ekonomi, sosial, dan teknologi. Lingkungan jauh dapat memberikan pengaruh yang besar bagi perusahaan melalui kesempatankesempatan yang dimiliki untuk maju, sekaligus juga dapat menjadi hambatan dan ancaman untuk maju. 6.2.1.1 Faktor Ekonomi Perkembangan perusahaan PT GIN tentunya tidak terlepas dari pengaruh perkembangan ekonomi. Perekonomian Indonesia pada tahun 2009 mengalami pertumbuhan sebesar 4,5 persen terjadi pada pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 15,7 persen diikuti oleh pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 4,9 persen 6. Perkembangan ekonomi juga berpengaruh terhadap tingkat permintaan dan daya beli masyarakat terhadap tanaman hias, salah satunya melalui usaha 6
BPS, 2010
42
properti dan infrastruktur yang berkembang, sehingga menjadi peluang menguntungkan bagi usaha tanaman hias untuk menjual produknya sesuai kebutuhan dan fungsinya. Perusahaan telah berupaya dalam menghadapi kondisi yang akan terjadi dengan penerapan strategi dan selalu mencari peluang di setiap kesempatan. Penetapan harga juga disesuaikan dengan jenis tanaman hiasnya. Jika harga bahan baku meningkat karena kebijakan ekonomi, maka akan berpengaruh terhadap biaya produksi dan harga jual. 6.2.1.2 Faktor Sosial Tanaman hias tidak hanya dijadikan sebagai hiasan taman. Pola fikir masyarakat telah merubah peranan tanaman hias yang tidak hanya memberikan keindahan, namun juga bermanfaat bagi kesehatan khususnya sebagai obat-obatan dan penyerap polutan, sehingga dapat memperoleh gaya hidup sehat. Faktor budaya juga memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan tanaman hias yang tidak hanya dipergunakan dalam upacara pernikahan dan acara kematian. Pada zaman modern pemanfaatan tanaman hias sudah beragam, diantaranya sebagai buket bunga, landscape, dan vertikal garden. Peningkatan penggunaan tanaman hias seiring dengan pengaruh selera dan kebutuhan konsumen yang semakin beragam, sehingga inovasi dan kreasi harus terus dikembangkan agar tanaman hias tetap memiliki nilai di mata masyarakat. 6.2.1.3 Faktor Teknologi Perkembangan teknologi dan informasi dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap PT GIN. Penggunaan teknologi dalam teknik budidaya cenderung rendah karena masih dilakukan secara konvensional. Pemanfaatan drip irigasi dan shading house sangat membantu dalam kelancaran kegiatan produksi dalam menghasilkan kualitas tanaman hias yang baik dan beragam. Sedangkan penggunaan telepon, faksimili, dan komputer membantu perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional khususnya pemasaran. Demi keberlangsungan usaha maka GIN terus berupaya meningkatkan penggunaan teknologi yang menunjang dalam kegiatan produksi sampai pemasaran. 43
6.2.2
Lingkungan Industri Aspek lingkungan industri pemasaran lebih mengarah pada aspek
persaingan dimana bisnis perusahaan berada. Melalui pendekatan analisis Porter seperti ancaman masuk pendatang baru, persaingan dengan perusahaan sejenis, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar-menawar pemasok, dan kekuatan tawar-menawar pembeli menjadi perlu dianalisis. 6.2.2.1 Ancaman Masuk Pendatang Baru Pendatang baru sering menjadi ancaman bagi setiap perusahaan. Munculnya pesaing baru memungkinkan timbulnya kerugian terhadap perusahaan. Untuk membuka usaha tanaman hias pada umumnya hal yang dibutuhkan adanya lahan, saran dan prasarana produksi, sarana transportasi, tenaga kerja dan saranan promosi/ pemasaran. Penempatan lokasi yang menguntungkan dapat dimanfaatkan oleh pendatang baru. Lokasi tempat usaha yang didirikan yaitu Sawangan, Kota Depok yang berpotensi sebagai daerah sentralisasi tanaman hias. Jika dinilai berdasarkan potensi perkembangan tanaman hias di Kota Depok padaTabel 2, lahan potensial di kecamatan Sawangan cukup besar dan peluangnya masih tersedia ± 25 ha lagi lahan yang masih dapat dikembangkan. 6.2.1.2 Persaingan Diantara Perusahaan Sejenis Perusahaan tanaman hias lain yang menghasilkan produk yang sama maupun tidak menjadi pesaing bagi PT GIN. Salah satu perusahaan yang bersaing dengan GIN yaitu PT Istana Alam Dewi Tara Nursery yang berlokasi dikawasan yang sama di Kecamatan Sawangan. Ancaman yang utama bagi perusahaan yaitu persaingan
terhadap
harga
jual
produk.
GIN
selalu
mengupayakan
menyeimbangkan kualitas dengan harga, meskipun demikian terkadang konsumen lebih menilai tanaman hias berdasarkan selera jika secara estetika bagus dan harga lebih murah konsumen akan membeli. Peningkatan mutu dan ragam tanaman hias yang ditawarkan menjadi faktor terpenting bagi GIN agar dapat menciptakan citra positif. Dengan memenuhi kepuasan dan kebutuhannya, diharapkan dapat meningkatkan jumlah pelanggan dan volume penjualan.
44
6.2.2.3 Ancaman Produk Pengganti Tanaman hias merupakan produk tersier yang dipengaruhi selera dan keinginan sehingga konsumen tertarik untuk membeli. Ancaman produk pesaing terhadap tanaman hias yaitu adanya ketertarikan konsumen terhadap tanaman hias imitasi yang cukup beragam jenisnya dan cenderung lebih mudah cara pemeliharaannya. Faktor kesukaan/kebanggaan tersendiri yang dimiliki para pencinta/hobiis tanaman hias alami untuk tetap membeli tanaman hias tetap menjadi andalan perusahaan karena menjadi peluang bagi perusahaan untuk tetap memperoleh konsumennya. 6.2.2.4 Kekuatan Tawar Menawar Pemasok Pemasok menggunakan kekuatan tawar menawarnya dengan acaman harga tinggi atau penurunan kualitas produk. Sebagian besar bibit/benih untuk beberapa jenis tanaman hias seperti adenium, agloenema, anthurium, philodendron dan sansivera sebagian besar masih dipasok dari China dan Thailand. Indukan beberapa tanaman tersebut masih diimpor karena kurangnya ketersediaan ketersedian bibit/benih yang berkualitas di dalam negeri. Indukan merupakan input terpenting untuk menghasilkan tanaman yang berkualitas. Kekuatan tawar menawar GIN dengan pemasok cukup kuat karena beberapa bahan baku yang diimpor harganya cenderung lebih mahal, sedangkan GIN membutuhkan bahan baku yang berkualitas dengan harga yang dapat dijangkau oleh perusahaan. 6.2.2.5 Kekuatan Tawar Menawar Pembeli / Konsumen Kekuatan tawar menawar pembeli sangat tinggi karena penjual tanaman hias di Kota Depok cukup banyak dan konsumen bebas membeli tanaman hias jenis apapun yang sesuai dengan selera dan harga. Informasi responden pada penelitian ini diidentifikasi berdasarkan umur, pekerjaan, pendidikan, karakteristik (hobiis atau pedagang), intensitas pembelian, pengeluaran belanja tanaman hias dan alasan membeli. Informasi yang diperoleh dapat membatu perusahaan dalam menilai keberhasilan perusahaan terhadap bauran pemasaran yang telah diterapkan dan mengkaji poduk tanaman hias seperti apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh konsumen sehingga perusahaan dapat
45
memuaskan keinginan konsumen. Konsumen yang merasa puas akan menjadi konsumen yang loyal dan akan melakukan kunjungan dan pembelian secara berulang, sehingga sangat menguntungkan perusahaan. Berdasarkan kuisioner terhadap 30 responden maka identifikasi responden dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Persentase Identifikasi Responden Pada GIN No 1 2 3 4 5 6 7
Komponen Karakteristik Umur Pekerjaan Pendidikan terakhir Membeli tanaman hias dalam 1 tahun Pengeluaran belanja tanaman hias Alasan membeli tanaman hias
Hasil Tertinggi Hobiis 31-40th Pegawai Swasta S1 5-10 kali/ tahun 500-1jt/ tahun Keunikan tanaman
Jumlah 14 16 14 13 14 12 9
(%) 46,67 53,33 46,67 43,33 46,67 40,00 30,00
Berdasarkan hasil identifikasi responden karakteristik konsumen yang membeli tanamn hias 46,67 persen adalah seorang hobiis yang membeli tanaman untuk dikonsumsi langsung oleh si pembeli. Persentase umur sebesar 53,33 persen konsume pada umur 31-40 tahun adalah penyuka tanaman hias yang ditawarkan GIN. Pekerjaan responden hasil tertinggi beprofesi sebagai pegawai swasta (46,67 persen) dengan pendidikan rata-rata terbesar responden adalah Sarjana (43,33 persen). Intensitas pembelian dalam satu tahun sebesar 46,67 persen membeli tanaman hias di GIN 5-10 kali dengan pengeluaran belanja tanaman sebesar 40 persen Rp 500.000-Rp 1.000.000, sedangkan alasan responden membeli tanamn hias di GIN karena keunikan tanamannya. Identifikasi intensitas pembelian dan pengeluaran menunjukan bahwa status sosial responden adalah menengah sampai menengah ke atas karena harga tanaman hias yang ditetapkan GIN tergolong mahal berkisar antara Rp30.000Rp40.000.000. Berdasarkan pekerjaan responden yang membeli tanaman hias cenderung mempunyai penghasilan lebih untuk berbelanja selain memenuhi kebutuhan pokok, sedangkan pendidikan berpengaruh terhadap konsumen karena orang yang memiliki latar pendidikan yang tinggi lebih mudah dalam memberikan penilaian dan menerima sesuatu yang baru. Sehingga konsumen yang membeli tanaman hias di GIN menunjukan adanya penilaian positif konsumen terhadap produk yang ditawarkan.
46
6.3
Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Identifikasi strategi pemasaran diperoleh dari hasil analisis terhadap kedua
faktor lingkungan internal pemasaran dan lingkungan eksternal pemasaran. Lingkungan internal pemasaran dapat dilihat dari kekuatan dan kelemahan yang ada di dalam lingkungan perusahaan, sedangkan Lingkungan eksternal pemasaran dapat dilihat dari peluang dan ancaman yang ada di luar perusahaan. Berikut adalah identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada perusahaan GIN sebagai berikut: 6.3.1
Kekuatan Kekuatan yang dapat diidentifikasi berdasarkan lingkungan internal
pemasaran perusahaan adalah: 1.
Godong Ijo Nursery (GIN) memproduksi dan menjual tanaman hias yang unik, langka dengan varietas yang beragam. Orientasi perusahaan yaitu menciptakan produk diferensiasi yang menjadi keunggulan agar dapat bersaing dengan usaha tanaman hias lainnya.
2.
Tanaman hias yang berkualitas menjadi prioritas utama yang harus diperhatikan oleh perusahaan. GIN menerapkan pemilihan bahan baku yang bermutu, proses budidaya dan pemeliharaan yang intensif agar produk tanaman hias yang dihasilkan memiliki mutu yang baik terutama ketahanan terhadap cuaca dan penyakit.
3.
Kegiatan promosi tanaman hias cukup beragam. Usaha yang dilakukan GIN dalam mempromosikan tanaman hias yaitu melalui website, spanduk, standing banner, brosur, leaflet, majalah tanaman dan pameran. Kegiatan promosi dengan memberlakukan potongan harga maupun undian juga diharapkan mampu menarik konsumen agar tertarik membeli tanaman hias di GIN.
6.3.2 1.
Kelemahan Lokasi yang kurang strategis menjadi kelemahan perusahaan dalam mempromosikan tempat. Lokasi GIN yang berada di perbatasan Kota Depok dan Bogor membuat konsumen perkotaan cenderung segan 47
berkunjung karena alasan jarak. Sehingga GIN perlu upaya ekstra untuk menarik konsumennya lebih banyak. 2.
Harga Jual Produk yang tinggi menjadi kelemahan GIN. Penetapan harga yang tinggi dikarenakan bahan baku yang digunakan sebagian besar masih impor dan masih jarang usaha tanaman hias lokal mampu memproduksi sendiri, serta pengaruh teknik budidaya yang cukup rumit dan membutuhkan waktu yang cukup lama sampai produk siap jual juga menjadi pertimbangan harga.
6.3.3 1.
Peluang Perusahaan menjalin kerjasama yang kuat dengan mitra baik pemasok, distributor maupun konsumen. Kerjasama dengan pemasok bertujuan menjaga ketersediaan bahan baku yang berkualitas, sedangkan kerjasama dengan distributor dan konsumen bertujuan mempermudah kegiatan pemasaran yang berpengaruh terhadap peningkatan penjualan.
2.
Perkembangan teknologi pertanian, informasi dan komunikasi menjadi hal yang diandalkan GIN. Melalui penggunaan teknologi yang berkembang menjadi keuntungan GIN dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas produk, meningkatkan pangsa pasar dan kemudahan meraih konsumen.
3.
Memiliki pelanggan loyal menjadi peluang bagi GIN. Pelanggan yang loyal dapat membantu meningkatkan penjualan, contohnya para hobiis tanaman hias yang tidak berpengaruh terhadap trend, meskipun jenis tanaman hias yang disukainya sudah tidak digemari dipasaran para hobiis akan tetap membeli.
6.3.4 1.
Ancaman Trend tanaman hias yang tidak menentu menjadi ancaman perusahaan karena mengakibatkan penurunan daya beli konsumen terhadap tanaman hias yang berpengaruh terhadap volume penjualan.
Jika tanaman hias
sedang trend harga jual sangat tinggi, sedangkan jika sudah tidak trend harga jual menjadi rendah.
48
2.
Persaingan dengan perusahaan sejenis menjadi kendala bagi perusahaan. Meskipun tidak semua perusahaan sejenis menghasilkan produk yang sama, namun memasarkan tanaman hias yang merupakan produk tersier dibutuhkan penerapan strategi pemasaran yang tepat untuk mempengaruhi persepsi konsumen agar tertarik membeli.
6.4
Alternatif Strategi Berdasarkan dari hasil identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman, maka dapat disusun matriks SWOT. Pendekatan matriks SWOT akan memberikan berbagai alternatif strategi, diantaranya adalah strategi S-O, strategi S-T, strategi W-T dan strategi W-O. Formulasi strategi dengan menggunakan matriks SWOT dapat dilihat pada Gambar 5. Kekuatan (S) 1. Faktor Internal 2. 3. 4. Faktor Eksternal Peluang (O) 1. Kemitraan dengan pihak lain sangat kuat. 2. Perkembangan teknologi pertanian, informasi dan komunikasi 3. Memiliki pelanggan yang loyal Ancaman (T) 1. Trend tanamanan hias berubah-ubah. 2. Persaingan dengan perusahaan sejenis
Tanaman hias unik dan beragam Tanaman hias berkualitas Jangkauan pemasaran cukup luas Kegiatan promosi cukup beragam
Kelemahan (W) 1. 2.
Strategi W-O
Strategi S-O 1.
Penetapan strategi penetrasi pasar (S1,S2,S3,S4,O1,O2, O3)
1. Meningkatkan Promosi (W1, O1, O2,O3)
Strategi W-T
Strategi S-T 1. Melakukan pengembangan produk (S1,S2,S3,T1,T2,)
Lokasi kurang strategis Harga jual produk tinggi
1.
Meningkatkan Kualitas Produk dan menjaga kepercayaan pelanggan (W2,T1,T2,)
Gambar 5. Hasil Analisis Matriks SWOT
49
Berdasarkan hasil analisis matriks SWOT (Gambar 5), diperoleh 4 alternatif strategi yaitu: 1) Penetapan strategi penetrasi pasar 2) Meningkatkan promosi, 3) Melakukan pengembangan produk, 4) Meningkatkan kualitas produk dan menjaga kepercayaan pelanggan. Adapun penjelasan alternatif strategi yang dihasilkan dari SWOT tersebut antara lain: 1. a)
Strategi SO Penetrasi Pasar Perusahaan GIN dapat meningkatkan pangsa pasarnya melalui penetrasi pasar dengan menerapkan konsep pemasaran yang lebih berkembang terhadap produk atau pelayanan pada pasar yang sudah ada. Sebagai perusahaan yang menjual produk diferensiasi, penetrasi pasar dapat dilakukan dengan meningkatkan jumlah tenaga penjualan di setiap agen atau cabang di wilayah yang pasar yang sudah ada. Peranan agen dan cabang yang tersebar di berbagai daerah dapat dijadikan sebagai alat promosi bagi GIN untuk lebih memperkenalkan produknya kepada konsumen di pasar yang telah dijangkau oleh perusahaan.
2. Strategi WO a) Meningkatkan promosi Promosi merupakan suatu upaya memperkenalkan produk ataupun lokasi kepada konsumen. Kegiatan promosi yang telah dilakukan GIN yaitu menciptakan promo-promo seperti pemberian potongan harga, paketpaket khusus dan undian hadiah melalui website, spanduk, standing banner, brosur dan leaflet . Untuk menarik konsumen tanaman hias, Perusahaan juga dapat meningkatkan promosi melalui pemanfaatan media elektronik (televisi dan radio) dan pemasaran secara langsung seperti kegiatan pameran yang diadakan di Mall. Setiap Mall memiliki segmentasi pasar yang jelas dan harga yang relatif tidak bisa ditawar, sehingga lebih mempermudah perusahaan dalam memasarkan produknya, menciptakan brand image dan memperoleh keuntungan besar.
50
3.
Strategi ST a) Melakukan pengembangan produk Strategi pengembangan produk merupakan usaha yang melibatkan konsep modifikasi terhadap produk atau jasa yang ada agar dapat meningkatkan kepuasan pelanggan (David, 2006). Upaya pengembangan produk/ jasa dibutuhkan kerjasama yang baik antara SDM yang trampil, bahan baku yang bermutu dan teknologi yang canggih dan efisien. Dengan
keanekaragaman
produk
yang
ditawarkan
perusahaan,
diharapkan penjualan tanaman hias dapat meningkat dan mampu bersaing di pasaran. 4.
Strategi WT a) Meningkatkan kualitas produk dan menjaga kepercayaan pelanggan. Mutu merupakan salah satu hal yang di pertimbangkan konsumen dalam membeli tanaman hias seperti ketahanan terhadap penyakit maupun cuaca. Namun, alasan konsumen untuk membeli produk/jasa lebih banyak mempertimbangkan pada alasan harga. Jika ada nursery yang menawarkan tanaman hias dengan harga yang lebih rendah dengan penampilan yang secara fisik bagus (berdasarkan selera), maka konsumen akan beralih untuk membeli produk yang jauh lebih murah. Alternatif perusahaan jika tidak dapat menurunkan harga jualnya yaitu dengan meningkatkan mutu yang ada menjadi semakin lebih baik dan berusaha meyakinkan konsumen bahwa harga mempengaruhi kualitas produk. Menjaga kepercayaan pelanggan juga menjadi hal terpenting karena menunjukan sebuah loyalitas konsumen. Konsumen yang loyal akan datang kembali membeli produk tanaman hias di GIN dan cenderung sulit beralih pada produk pesaing, sehingga kepercayaan pelanggan mencerminkan image positif terhadap GIN.
51
6.5
Persepsi Konsumen Persepsi merupakan penilaian seseorang terhadap suatu objek (produk/jasa).
penilaian ini memberikan pengaruh yang penting terhadap strategi pemasaran yang dijalankan perusahaan GIN. Dalam penelitian ini responden ditunjuk untuk memberikan penilaian terhadap bauran pemasaran yang telah dijalankan GIN. Adapun penjelasan persepsi konsumen terhadap bauran pemasaran sebagai berikut:
Produk Penilaian responden terhadap bauran produk yang ditawarkan merupakan
hal yang penting untuk dipertimbangkan bagi perusahaan. Dalam pemasaran, produk tidak hanya sekedar diciptakan lalu memperoleh keuntungan dengan menjualnya, namun harus mempertimbangkan seberapa besar tingkat kepuasan konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Penilaian responden terhadap bauran produk GIN dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7 . Penilaian Responden Terhadap Strategi Produk yang ditawarkan GIN No
Komponen
Hasil
Jumlah
(%)
40,00 33,33 33,33 30,00 32,26
Tertinggi 1.
Keindahan produk
Cukup baik
12
2. 3. 4. 5.
Keanekaragaman produk Kemasan Ketahanan dan kesuburan Merek mencerminkan kualitas tanaman
Cukup baik Baik Baik Baik
10 10 9 10
Berdasarkan hasil identifikasi kepada 30 responden yang tercantum pada Tabel 6 keindahan dan keanekaragaman produk cukup baik sebesar 40 persen dan 33,33 persen karena responden menilai tanaman hias yang ditawarkan memiliki corak dan warna yang menarik dan ragam tanaman hias unik yang ditawarkan cukup banyak , meskipun tanaman hias yang sifatnya umum tidak terlalu banyak jumlahnya. Untuk kemasan tanaman hias yang sebagaian besar dalam bentuk pot responden menilai baik yaitu sebesar 33,33 persen karena konsumen menilai kemasan dalam pot yang ditawarkan GIN dianggap lebih praktis. 52
Ketahanan dan kesuburan 30 persen baik (terutama tehadap cuaca dan penyakit), serta penilaian merek mencerminkan kualitas sebesar 32,6 persen baik karena GIN berupaya menciptakan brand image sebagai perusahaan tanaman hias yang berkualitas dan sebagian besar responden melakukan kunjungan serta pembelian produk yang berulang karena responden menilai positif bahwa merek GIN mencerminkan kualitas. Rekomendasi responden terhadap bauran produk yaitu perusahaan tidak hanya meningkatkan kualitas namun juga perlu meningkatkan keragaman tanaman hias yang ditawarkan, sehingga perusahaan harus terus berinovasi agar dapat meningkatkat penjualan dan mampu bersaing dengan perusahaan sejenis.
Harga Harga merupakan sesuatu yang harus dibayarkan untuk mendapatkan
produk/ jasa. Penetapan harga tanaman hias pada Tabel 8 berdasarkan penilaian terhadap 30 responden yang menyatakan bahwa 10 orang konsumen atau 33,33 persen
menganggap
kewajaran
harga
cukup
mahal
karena
responden
mengharapkan kewajaran harga harus sesuai dengan kualitas tanaman hias yang ditawarkan. Penetapan harga tanaman hias di GIN sebesar 43,33 persen menilai mahal karena responden sebagian besar tanaman hias yang dijual kisaran harga yang ditetapkan sangat tinggi dan perbandingan harga tanaman hias di GIN dengan nursery lainnya dinilai cukup mahal dengan persentase sebesar 33,33 persen hal ini dikarenakan responden menganggap tanaman hias sejenis yang ditawarkan oleh nursery lain lebih murah dengan kualitas yang bersaing . Rekomendasi responden terhadap bauran harga yaitu perusahaan dapat menetapkan harga jual yang lebih murah dengan tetap mempertahankan kualitas agar konsumen menengah ke bawah dapat membeli produk tanaman hias yang ditawarkan. Penerapan strategi ini juga dapat membantu perusahaan dalam memperluas segmentasi pasarnya. Penilaian responden terhadap strategi harga dapat dilihat pada Tabel 8.
53
Tabel 8 Penilaian Responden Terhadap Strategi Harga yang Ditawarkan GIN No 1. 2. 3.
Komponen Kewajaran harga Penetapan harga Perbandingan harga lainnya
dengan
Hasil Tertinggi Cukup mahal Mahal
Jumlah
(%)
10 13
33,33 43,33
Cukup mahal
10
33,33
nursery
Disribusi/ Tempat Lokasi GIN yang terletak di Sawangan cukup memadai dan responden
memberikan penilaian sebesar 36,67 persen, meskipun lokasi GIN berada di perbatasan Kota Bogor dan Kota Depok dengan
jarak yang cukup jauh
responden menganggap jarak tempuh ke lokasi cukup terjangkau. Penilaian responden terhadap agen dan cabang sebesar 30 persen cukup memadai, karena GIN memiliki 9 agen yang tersebar di wilayah Jabodetabek, Yogyakarta, Manado dan Indramayu, sedangkan cabang GIN berlokasi di daerah Alam Sutra, Tangerang. Sebesar 33,33 persen konsumen juga memberikan penilaian cukup memadai untuk memperoleh dan membeli tanaman hias yang ditawarkan karena produk sudah tersedia di showroom dan konsumen juga dapat melakukan pemesanan sesuai dengan permintaan. Tidak ada rekomendasi dari responden terhadap bauran distribusi/tempat yang telah dijalankan GIN. Adapun penilaian responden terhadap strategi tempat/distribusi dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Penilaian Responden Terhadap Strategi Tempat/Distribusi yang Diterapkan GIN No
Komponen
Hasil Tertinggi
Jumlah
(%)
1. 2.
Jumlah agen dan cabang Jarak tempat penjualan
Cukup memadai Cukup memadai
9 11
30,00
3.
Kemudahan memperoleh/membeli
Cukup memadai
10
33,33
36,67
Promosi Penilaian 30 responden pada Tabel 10 terhadap daya tarik pesan yang
disampaikan sebesar 30 persen menganggap cukup menarik. Untuk daya tarik promosi kurang menarik 40 persen. Keanekaragaman penggunaan media dirasakan cukup menarik bagi konsumen yaitu sebesar 33,33 persen.
54
Tabel 10. Penilaian Responden Terhadap Strategi Promosi yang Diterapkan GIN No
Komponen
Hasil Tertinggi
Jumlah
(%)
1. 2. 3.
Daya tarik pesan Daya tarik promosi Keanekaragaman penggunaan media masa
Cukup menarik kurang menarik Cukup menarik
9 12 10
30,00 40,00 33,33
Penilaian terhadap daya tarik pesan dianggap cukup menarik karena GIN tidak hanya mempromosikan produk namun juga sekaligus memberikan informasi manfaat dari tanaman hias yang ditawarkan. Daya tarik responden terhadap promosi yang dilakukan kurang intensif karena responden menganggap promosi yang ditawarkan hanya sebatas diskon. Penggunaan media masa dalam kegiatan promosi dinilai cukup menarik , namun GIN dapat meningkatkan penggunaan media dan promosi secara langsung agar konsumen dapat mengetahui lebih jelas mengenai kualifikasi dan spesifikasi produk, promo-promo diskon, undian, serta lokasi perusahaaan.
55
VII
7.1
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut: 1.
Alternatif strategi yang dihasilkan berdasarkan matriks SWOT meliputi strategi SO yaitu melalui penetapan penetrasi pasar dengan meningkatkan jumlah tenaga penjualan di setiap agen dan cabang, alternatif yang dihasilkan strategi WO yaitu meningkatkan promosi melalui peningkatan penggunaan media seperti radio dan televisi, alternatif yang dihasilkan strategi ST yaitu melakukan pengembangan produk, dan alternatif strategi yang dihasilkan WT yaitu meningkatkan mutu dan menjaga kepercayaan pelanggan.
2.
Analisis persepsi konsumen terhadap bauran pemasaran perusahaan yaitu konsumen menganggap promosi yang ditawarkan kurang intensif dan penetapan harga jual produk tinggi, lokasi cukup terjangkau, kualitas produk yang ditawarkan cukup baik dan keragaman tanaman hias masih perlu diperbanyak lagi agar lebih bervariasi.
7.2
Saran 1. Memanfaatkan jumlah pemasok dan agen yang sedikit secara efisien mungkin untuk menjaga ketersediaan pasok, kualitas produk dan memperlancar pemasaran. 2. Tanaman langka dan unik merupakan orientasi produk yang ditawarkan GIN kepada konsumen, namun bukan berarti perusahaan tidak dapat mencoba mengembangkan jenis tanaman hias umum agar keragaman poduk tanaman hias terus bertambah. 3. Meningkatkan promosi melalui penggunaan media radio dan televisi , pemberian diskon dan pengadaan undian berhadiah untuk menarik konsumen.
56
DAFTAR PUSTAKA
[BPS], Badan Pusat Statistik. 2009. Jumlah dan Persentasi Total Angkatan Kerja di Indonesia. http://www.bps.go.id. [30 Juli 2010]. , Badan Pusat Statistik Kota Depok. 2009. Depok dalam Angka. Depok: BPS Kota Depok. [BPH], Badan Penelitian Hortikultura. 2008. Potensi Tanaman Hias Tropis. http://www.bph.go.id. [28 Februari 2010]. David FR. 2006. Managemen Strategi. Edisi 10. Budi IS , penerjemah; Jakarta: Salemban Empat. Terjemahan dari: Strategic Management. [Deptan],
Departemen
Pertanian.
2007.
Statistik
PDB.
http://www.hortikultura.deptan.go.id. [10 Juli 2010] .
,
Sentra
Tanaman
Hias
di
Propinsi
jawa
Barat.
http://www.
hortikultura.deptan.go.id. [ 16 Juli 2010]. Dinas Kota Depok. 2009. Potensi pemberdayaan masyarakat melalui sektor pertanian dan perikanan Kota Depok. http://www.depok.go.id. [2 Juli 2010]. Fauziah DZ. 2009. Formulasi Strategi Bersaing Usaha Tanaman Hias pada PT Istana Alam Dewi Tara, Sawangan, Kota Depok [Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Godong Ijo Nursery. 2010. Data Penjualan Tanaman Hias pada PT Godong Ijo. [20 mei 2010]. Koler P dan Keller KL. 2003. Manajemen Pemasaran. Edisi 11. Molan B, penerjemah;
Jakarta:
PT
Indeks.
Terjemahan
dari:
Marketing
Management. . 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi 13. Sabran B, penerjemah; Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Marketing Management. Kotler P, Armstrong G. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga. Maulani Ani. 2009. Analisis Strategi Bauran Pemasaran Tauco Cap biruang Cianjur, Jawa Barat [Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
57
Pearce JA dan Robinson RB. 2008. Manajemen Strategi Formulasi, Implementasi , dan Pengendalian. Edisi 10. Bactiar Y, Christine, penerjemah; Jakarta: Salemba Empat. Terjemahan dari: Strategic Management Formulation, Implementation, and Control, 10th Edition. Setiadi NJ. 2010. Perilaku Konsumen: Persepsi Kontemporer Pada Motif, Tujuan, dan Keinginan Konsumen. Jakarta : Prenada Media Group. Safitri RA. 2006. Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Tanaman Hias Adenium Pada PT Godong Ijo Asri, Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat. Jakarta: Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Syarif Hidayatullah. Sumarwan U, Fachrodji A, Nursal A, et al. 2010. Pemasaran Strategik Persepsi Value-Base Marketing dan Pengukuran Kinerja. Bogor: IPB Press. Umar Husein. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama . 2008. Strategic Management In Action. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Vinca Nursery, 2007. Mengenal Ragam dan Trend Tanaman Hias 2008. http://www.vincanursery.com. [26 Juli 2010]. Wahyudi I, 2009. Strategi Bauran Pemasarn Dengan Penerapan Metode Proses Hierarki Analitik di Agrowisata Litte Farmer Lembang, Kota Bandung [Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Wheelen TL dan Hunger JD. 2003. Manajemen Strategi. Yogyakarta: Andi.
58
Lampiran
59
Lampiran 1. Daftar Asosiasi dan Usaha Tanaman Hias di Indonesia No
Asosiasi
Lokasi
1
Asosiasi Bunga Indonesia (ASBINDO)
Jakarta
2
Yayasan Bunga Nusantara
Jakarta
3
Indonesia Orchids Society
Jakarta
4
Indonesia Flower and Ornamental
Jakarta
5
Ikatan Perangkai Bunga
Jakarta
6
Indonesia Orchids Farmer association
Bandung
7
Masyarakat Floristry Indonesia (MFI)
Jakarta
8
Forum Floricultur Indonesia (FFI)
Bogor
9
Jakarta Orchid Society (JAKOS)
Jakarta
10
Perhimpunan Floricultura Indonesia (PFI)
Depok
11
Ikatan Arsitektur Lanskap Indonesia (IALI)
Jakarta
12
Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI)
Jakarta
No
Perusahaan
Lokasi
Produk
1
CV. Arjuna Flora
Malang
Bunga potong
2
Sukabumi
3
PT. Bunga Indah Farm PT Alam Indah Bunga Nusantara
Cianjur
Crysanthernum
4
PT. Tropika Greeneries
Jakarta
Tanaman lanskap
5
PT. Eka Karya Graha Flora
Jakarta
Anggrek, Anthurium
6
PT. Saung Mirwan
Bogor
Crysanthernum, Adenium, Anthurium
7
PT. Monfori Nusantara
Tanggerang
Tissue Culture seedling
8
Surabaya
Bibit tanamam dan sayuran
9
PT. Selektani PT.Melrimba Sentra Agrotama
Depok
Lilium dan Phalaenopsis
10
PT. Inti Matahari
Jakarta
Tanaman Kebun, bibit, dan disain lanskap
11
PT. Mandiri Jaya Flora
Bogor
12
Depok
13
PT Godong Ijo PT. Bintang Delapan Hortikultura
Bunga potong Adenium, Euphorbia, Philodendron, Aglaonema, Anthurium
Jakarta
Phalaenopsis, Dracaena, Oncidium
14
CV. Inti Sufermo Sakti
Jakarta
Bonsai
15
PT Agro Dua Satu Gemilang
Malang
16
CV. Asa Indonesia
Medan
Bibit, Bougenvill
17
PT. Tropika Flora persada
Jakarta
Pakis
18
PT. Eldadi usaha Flora
Bogor
Bunga potong
19
Kebun Winasari
Jakarta
Heliconia sp, Alpinia sp
20
PT. Nurul Huda Makmur
Jakarta
Raphis exelsa
21
CV. Taty Nursery Galery
Medan
Cycads, palm
60
Lanjutan Lampiran 1. Daftar Asosiasi dan Usaha Tanaman Hias di Indonesia No
Perusahaan
Lokasi
Produk
22
PT. Benara Flora Utama
Karawang
Tanaman Lanskap
23
PT. Bina Usaha Flora
Cianjur
24
PT. Fajar uspa alam
Jakarta
Bunga potong
25
PT. Kreasi Flora Nusantara
Cianjur
Aster, Baby breath
26
PT. Kebun Ciputri
Jakarta
Chrysanthenum, Poinsettia
27
Pesona Anggrek
Jakarta
Anggrek
28
PT. Pesona Daun Mas Asri
Bogor
Cut foliages
29
Milo Bali adelaide (MBA) Orchids
Bali
Anggrek
30
Natural Farm House
Bandung
31
CV. Exelsa Prima
Sidoarjo
32
Jakarta
33
Allesscia PT. Nusa Indah Hortimex (Ostrafarm)
Jakarta
Anthurium, Chrysanthenum
34
PT. Puri Sekar Asri
Jakarta
Gerbera, Mawar, Bunga potong
35
Rose Farm
Jakarta
Aster, Chrysanthenum, Mawar
36
Syngenta Indonesia
Jakarta
Bibit
37
Rtingal Garden Orchids
Tanggerang
Heliconia, Bunga potong
38
PT. Wahana Kharisma Flora
Malang
Carnation, Gerbera, Chrysanthenum
39
Pacific Rose
Bali
Bunga potong
40
Ketemu Lagi Orchids
Bali
Anggrek
41
CD Farm
Bandung
Lilium
42
Tropland Studio
Bali
Disain lanskap
43
PT. Elegant Flora
Jakarta
Bromeliad, Aglaonema
44
PT. Flora Sari Nursery
Jakarta
Foliage plant
45
PT. Galuh Andika Orchids
Jakarta
Dendrobium, Phalaenopsis
46
PT. Harry's Bromeliad
Jakarta
Bromeliad
47
PT. Gladina Flora
Jakarta
Aglaonema
48
PT. Karibco
Jakarta
49
PT. Karla Inn
Jakarta
Foliage plant Chrysanthenum, Hydroponic nursery, Foliage plant
50
PT. Marga Flora
Jakarta
51
PT.Perkebunan Mangkurarjo
Jakarta
52
PT. Tropicana Nursery
Jakarta
53
PT. Zar Supartin Jaya (Sagita Flora)
Jakarta
Mawar Tanaman Bunga
54
Wijaya Garden
Bogor
Anggrek, Foliage plant
55
CV. Sawangan Orchids
Depok
Foliage plant
56
PT. Ostrafarm
Jakarta
Foliage plant
57
Namanya Nursieri
Malang
Croton
61
Lanjutan Lampiran 1. Daftar Asosiasi dan Usaha Tanaman Hias di Indonesia No 58 59 60 61 62 63 64 65
Perusahaan PT. Jekita Anugerah Abadi PT. Hijau Asri Flora PT. U Flora PT. Ungu Flora PT. Hamdah Collection PT. Bayu Nursery PT. Cahaya Sakti PT. Kebun Bunga Larasati
Lokasi Medan Jakarta Bandung Jakarta Bogor Kediri Jakarta Kediri
66
PT. Istana Alam Dewi Tara
Depok
Produk Sanseviera Aglaonema Anthurium Anthurium, Aglaonema, Sanseviera Aglaonema Caladium Anthurium, Aglaonema Anthurium, Alocasia, Sansiveira Adenium, Euphorbia, Aglaonema, Anthurium
62
Lampiran 2. Struktur Organisasi Perusahaan Godong Ijo Nursery STRUKTUR ORGANISASI PT GODONG IJO NURSERY KOMISARIS
DIREKTUR INTERNAL AUDIT, SUPPORTING SISTEM, INFORMASI TEKNOLOGI DAN PENGENDALIA SISTEM & PROSEDUR
SEKRETARIS
MRG DIVISI OPERASIONAL
SUPERVISOR DIVISI OPERASIONAL
MRG DIVISI PEMASARAN
SUPERVISOR DIVISI PEMASARAN
PRODUKSI DAN NURSERY
PENJUALAN
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
COSTOMER SERVICE
MAINTENANCE
GUDANG DAN LOGISTIK
RESTORAN DAN CAFE
ADMINISTRASI PEMASARAN
PEMBELIAN DAN PENGADAAN
ADMINISTRASI OPERASIONAL
MRG DIVISI AKUNTANSI
SUPERVISOR BAGIAN AKUNTANSI
AKUNTANSI KEUANAGAN
MRG DIVISI PERSONALIA
SUPERVISOR PERSONALIA
PERSONALIA
AKUNTANSI BIAYA
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PERPAJAKAN
UMUM (GENERAL FAIR)
SUPERVISOR BAGIAN KEUANGAN
ADMINISTRASI PERSONALIA PENGGAJIAN
KAS/BANK KEUANGAN
UTANG KEUANGAN
PIUTANG KEUANGAN
PENAGIHAN KEUANGAN
63
Lampiran 3. Kuisioner Konsumen
Kuesioner Penelitian Analisis Strategi Pemasaran Tanaman Hias PT Godong Ijo Asri Sawangan, Kota Depok Jawa Barat Jurusan Agribisnis IPB PETUNJUK PENGISISAN KUESIONER 1. Pilih salah satu jawaban dari masing-masing pertanyaan. 2. Berikan tanda √ (cheklist) pada salah satu tanda di depan pilihan yang telah disediakan . 3. Berikan alasan secara obyektif untuk masing-masing jawaban yang ibu/bapak pilih.
INDENTITAS RESPONDEN
1.
Apakah Bapak/Ibu sebagai? Hobis Tanaman Hias Penjual Tanaman Hias Berapa usia Bapak/Ibu saat ini? 21 tahun - 30 tahun 30 tahun - 40 tahun 41 tahun – 50 tahun > 50 tahun Pekerjaan? Pegawai Negeri Pegawai Swasta Ibu rumah tangga TNI/ Polri Pendidikan terakhir? SD SMP/Sederajat SMA/Sederajat Diploma S1 S2/S3 Berapa kali Bapak/Ibu membeli tanaman hias dalam 1 tahun? 5-10 kali 11-20 kali 21-30 kali > 30 kali Berapa pengeluaran Bapak/Ibu dalam 1 tahun untuk membeli tanaman hias? Rp 500 rb – 1 jt 1 jt – 5 jt >20 jt Rp 6 jt- 10 jt 11 jt - 20 jt Tanaman hias apa yang sering Bapak/Ibu beli? Adenium Aglaonema Puring Bromeliad Plumeria Philodendron Palem Sikas Varigata Tanaman berbunga Semak berdaun Indah Pohon Tanaman hias lainya, sebutkan.......................... Bapak/Ibu menyukai tanaman hias tersebut, karena alasan apa? Bonggol Varietas Bunga Harga Promosi Mudah didapat Keunikan tanaman alasan lainnya..........
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
64
Kuisioner Penilaian Konsumen Terhadap Pelaksanaan Strategi Pemasaran Tanaman Hias PT Godong Ijo Asri Di Sawangan, Kota Depok Jawa Barat Berikan tanda √ (cheklist) pada pilihan jawaban yang telah disediakan menurut penilaian Bapak/Ibu terhadap Tanaman Hias PT Godong Ijo Asri di Sawangan, kota Depok, Jawa Barat. A 1. 2.
3.
4.
5.
Produk
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
Bagaimana keindahan produk Tanaman Hias PT Godong Ijo? Bagaimana keanekaragaman dari jenis, bunga, daun, ukuran bonggol Tanaman Hias PT Godong Ijo? Bagaimana kemasan/packing pot maupun polybag Tanaman Hias PT Godong Ijo? Bagimana nilai-nilai safety, ketahanan dan kesuburan tanaman Hias PT Godong Ijo? Bagaimana merek PT Godong Ijo mencerminkan kualitasnya? Kritik dan Saran Bapak/Ibu terhadap Tanaman Hias PT Godong Ijo:
B
Harga Tanaman Hias
Sangat Mahal
Mahal
Cukup Mahal
Murah
Sangat Murah
6.
Bagaimanan tanggapan Bapak /Ibu tentang kewajaran harga Tanaman Hias di PT Godong Ijo 7. Bagaimana pendapat anda tentang penetapan harga Tanaman Hias PT Godong Ijo? 8. Bagaimana harga tanaman hias PT godong Ijo jika dibandingkan dengan harga tanaman hias di Nursery lain? Kritik dan saran Bapak/Ibu terhadap harga tanaman Hias PT Godong Ijo:
65
C
Promosi Tanaman Hias
Sangat Menarik
Menarik
Cukup Menarik
Kurang Menarik
Tidak Menarik
9.
Bagaimana daya tarik pesan iklan (keunggulan tanaman-tanaman hias PT Godong Ijo) yang disampaikan melalui majalah dan internet saat ini? 10. Bagaimana daya tarik promosi penjualan Tanaman hias PT Godong Ijo yang disampaikan? 11. Bagaimana keanekaragaman penggunaan media massa dalam mempromosikan Tanaman Hias PT Godong Ijo lewat iklan? Kritik dan saran Bapak/Ibu mengenai promosi tanaman hias PT Godong Ijo Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat:
D
12.
Tempat Penjualan Tanaman Hias PT Godong Ijo Bagaimana jumlah agen penyalur atau penjual Tanaman Hias PT Godong Ijo?
Sangat Memadai
Memadai
Cukup Memadai
Kurang Memadai
Tidak Memadai
13.
Bagaimana jarak antara rumah dengan tempat penjualan Tanaman Hias PT Godong Ijo? 14. Bagaimana kemudahan untuk memperoleh/ membeli Tanaman Hias PT Godong Ijo? Kritik dan saran Bapak/Ibu mengenai promosi tanaman hias PT Godong Ijo Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat:
66
Lampiran 4. Daftar Pertanyaan Wawancara
Pertanyaan Wawancara I.
Gambaran Perusahaan PT Godong Ijo Nursery
1.
Bagaimana perkembangan PT Godong ijo Nursery selama 10 tahun berdiri?
2.
Apakah PT Godong Ijo Nursery menjalin kerjasama dengan perusahaan lain?
3.
Apakah PT Godong Ijo Nursery memiliki cabang selain di Sawangan? Dimana dan sudah berapa jumlahnya?
4.
Apa visi, misi, dan tujuan PT Godong Ijo?
5.
Berapa luas lahan secara keseluruhan PT godong Ijo Nursery?
6.
Bagaimana susunan struktur organisasi PT Godong Ijo Nursery?
7.
Ada berapa jumlah karyawan yang dimiliki PT Godong Ijo Nursery? Kualifikasi yang bagaimana yang menjadi standar dalam perekrutan karyawan?
8.
Fasilitas- fasilitas apa saja yang dimiliki oleh PT Godong Ijo Nursery?
9.
Jasa dan pelayanan apa yang di sediakan oleh PT Godong Ijo Nursery?
10.
Produk apa saja yang ditawarkan oleh PT Godong Ijo nursery Nursery?
11.
Citra produk yang bagaimana yang ingin dibentuk atau di pertahankan PT Godong Ijo nursery?
12.
Bagaimana segmentasi, targeting, dan positioning yang diterapkan oleh PT Godong Ijo nursery? Segmentasi Bauran Pemasaran
1.
Produk Mengapa tanaman hias dijadikan komoditas usaha yang dikembangkan oleh PT Godong Ijo Nursery ?
2.
Bagaimana caranya PT Godong Ijo Nursery mampu menggungguli produk tanaman hias lainnya?
67
3.
Bagaimana PT Godong Ijo Nursery menghadapi dan mengantisipasi terjadinya perubahan selera konsumen?
4.
Produk tanaman hias apa yang paling banyak dibeli oleh konsumen?
Harga
1.
Berapa kisaran harga tanaman hias yang di jual oleh PT Godong Ijo Nursery?
2.
Bagaimana cara penetapan harga produk jika dibandingkan dengan produk tanaman hias di tempat lainnya?
3. Faktor apa yang digunakan untuk menetapkan harga tanaman hias?
Distribusi
1.
Bagaimana jalur pemasaran yang digunakan di PT Godong Ijo Nursery?
2.
Bagaimana strategi yang dilakukan oleh PT Godong Ijo Nursery, apakah lebih banyak melakukan penjualan secara langsung atau melalui cabang?
3.
Apakah PT Godong Ijo Nurserry lebih mengutamakan atau mengarah pada satu wilayah geografis saja?
4.
Adakah kendala yang dihadapi dalam melakukkan penjualan melalui jalur pemesanan?
Promosi
1.
Alat promosi apa yang digunakan oleh PT Godong Ijo Nursery?
2.
Dari beberapa promosi yang dilakukan, promosi yang bagaimana yang paling efektif menarik banya konsumen?
68
Lampiran 5. Daftar Harga Tanaman Hias PT Godong Ijo Nursery No
Jenis Tanaman
Kelas (Rp) A
B
C
D
ADENIUM 1
Aliza
50,000
80,000
170,000
450,000
2
Aletta
50,000
80,000
170,000
450,000
3
Apsara
35,000
65,000
140,000
380,000
4
Bloomy
35,000
65,000
140,000
380,000
5
Casano
35,000
65,000
140,000
380,000
6
Casia
35,000
65,000
140,000
380,000
7
Cellona
35,000
65,000
140,000
380,000
8
Cico
35,000
65,000
140,000
380,000
9
Clara (Triple)
50,000
80,000
170,000
450,000
10
Dizzie (Double)
50,000
80,000
170,000
450,000
11
Giallo
40,000
70,000
150,000
400,000
12
Harrixon (Double)
35,000
65,000
140,000
380,000
13
Inspiro
35,000
65,000
140,000
380,000
14
Kibbo
40,000
70,000
150,000
400,000
15
Milka
35,000
65,000
140,000
380,000
16
Mozza
35,000
65,000
140,000
380,000
17
Ng Oc Iong (Triple)
100,000
180,000
380,000
750,000
18
Orleta
35,000
65,000
140,000
380,000
19
Ortiz
35,000
65,000
140,000
380,000
20
Pepito
35,000
65,000
140,000
380,000
21
Qyu qyu
35,000
65,000
140,000
380,000
22
Reddoxon (Double)
40,000
70,000
150,000
400,000
23
Thorra
35,000
65,000
140,000
380,000
24
Vanca
40,000
70,000
150,000
400,000
25
Zahra
35,000
65,000
140,000
380,000
26
Zenzia
35,000
65,000
140,000
380,000
27
Alanza (Double)
50,000
80,000
170,000
450,000
28
Deeba (Double)
50,000
80,000
170,000
450,000
29
Dillo
40,000
70,000
150,000
400,000
30
Elora (Double)
50,000
80,000
170,000
450,000
31
Erfion
40,000
70,000
150,000
400,000
32
Felicia (Triple)
100,000
180,000
380,000
750,000
33
Nanno (Double)
50,000
80,000
170,000
450,000
34
Magenta
40,000
70,000
150,000
400,000
35
Sheng Lin (Double)
50,000
80,000
170,000
450,000
69
No
Jenis Tanaman
Per daun
Ukuran (Harga dalam Rp) 12-15 cm 17-20 cm
24 cm
AGLAONEMA 1
Angela
215,000
2
Astuti
3
Black Prince
75,000
1.075,000 360,000
4
Cochin Paramruai
25,000
60,000
5
Diana
6
Dolores
1.000,000
190,000 275,000
7
Green Legacy
75,000
8
Lady Valentine
30,000
9
Hot Lady
10
Mahardika
11
Petit
12
Red Legacy
115,000
500,000
450,000 350,000 110,000 45,000
215,000
13
Reina
14
Ria
150,000
15
Sexy Pink
16
Siam Aurora
20,000
30,000
215,000
17
Siam Diamond
90,000
350,000
750,000
18
Srikandi
350,000 1.500,000
170,000
19
Tiara
290,000
20
Unjamanee
360,000
21
Widuri
290,000
350,000
22
Adelia
90,000
23
Angelina
430,000
24
Ariana
25
Astrid-Adytia
26
Audrey
27
Bidadari
28
Black Lipstick
29
Chao Chao
30
Claudia
31
Cochin Chamaeleon
145,000
32
Corona
215,000
33
Deborah
34
Gadis
35
Golden Gade
75,000
36
Happiness
50,000
37
Intan
38
Julia
39
Molek
40
Moonlight
2.860,000 1.075,000 1.430,000
2.860,000
60,000
110,000
35.715,000 145,000 2.860,000
575,000 1.430,000 150,000 430,000 110,000
215,000 1.430,000 7.145,000
70
41
Morodoklok 'Big Leaf'
42
My Love
75,000
43
Nancy
360,000
44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57
Natalia Pingkan Pink Nayla Pink Pearl Pretty Woman Rebecca Red Butterfly Red Metalic Rindu Romeo Rubi AW Ruby Starlite Ruby Super Pink Sabrina
58
Sexy Lia
59 60 61 62 63 64 65 66
Siam Jade Sicilia Siti nurhaliza Striptease Thai Ruby Tropica Yellow Chocin Yellow Crown
No
715,000
1.430,000 3.575,000 290,000 215,000 145,000
25,000
110,000 360,000 860,000 110,000 145,000 160,000 860,000 145,000
7.145,000 215,000
430,000
Jenis Tanaman
40,000
90,000 145,000 215,000 145,000 60,000 1.430,000 1.075,000 1.075,000
Ukuran (harga dalam Rp) 15 cm 20 cm 24 cm
BROMELIAD 1
Alcantarea Imperialis
45,000
90,000
150,000
2
Bianca
25,000
40,000
75,000
3
Bingo Mister
60,000
100,000
160,000
4
Bobby Dazlzler
30,000
50,000
120,000
5
Bobby Dazlzler (spotted)
60,000
100,000
160,000
6
Cacique
40,000
100,000
160,000
7
Carolinae Hybrid
40,000
80,000
160,000
8
Cherry Lady
40,000
80,000
140,000
9
Comet
75,000
125,000
250,000
10
Debbie Pink
75,000
150,000
300,000
11
Demant 1
40,000
60,000
100,000
12
Dorothy
60,000
110,000
160,000
13
Eizel Jan
40,000
60,000
100,000
14
Flaminggo 'Celica Red'
30,000
60,000
100,000
15
Flaminggo 'Myra'
30,000
60,000
125,000
16
Flaminggo ' Orange Jam'
40,000
60,000
120,000
71
17
Franca
40,000
60,000
100,000
18
Aechmea 'Hannibal Lecter Tiger'
60,000
100,000
160,000
19
Imperfecta
40,000
60,000
100,000
20
Johannis de rolfe
60,000
100,000
160,000
21
Kahala dawn (Medio-Picta)
40,000
80,000
140,000
22
Leleste
30,000
50,000
100,000
23
Manila black
40,000
60,000
100,000
24
Meyendroffii 'Spineless'
40,000
60,000
100,000
25
Mini Sunset
75,000
125,000
250,000
26
Painter's delight
75,000
150,000
300,000
27
Pimiento
60,000
100,000
160,000
28
Pink champagne
40,000
80,000
140,000
29
Pinkie
75,000
150,000
300,000
30
Pink puff
60,000
100,000
160,000
31
Pink royale
30,000
60,000
100,000
32
Pyramid beauty 'Red'
60,000
100,000
160,000
33
Raphael
60,000
100,000
160,000
34
Red grace
35,000
60,000
120,000
35
Roxy
75,000
125,000
250,000
36
Royal cordovan
40,000
80,000
140,000
37
Shinning example
40,000
80,000
140,000
38
Bea hansen
75,000
150,000
250,000
39
Burbank
60,000
100,000
175,000
40
Cavalry
40,000
80,000
150,000
41
Combo
60,000
100,000
175,000
42
Don eumir
60,000
100,000
175,000
43
Essa
40,000
80,000
150,000
44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59
Flaminggo 'select' Fury Istosa No. 6 Kahala Black Lila 'Select' Lovella Miami Neo ninja Pinkie (Wide) Pyrabet 1 Pyrabet 2 Raxo Red molly Rosario Takemura 'Select' Yellow fever
40,000 75,000 60,000 30,000 40,000 60,000 75,000 150,000 40,000 60,000 40,000 60,000 40,000 75,000 75,000 75,000
80,000 150,000 100,000 60,000 80,000 100,000 150,000 200,000 80,000 100,000 80,000 100,000 80,000 150,000 150,000 150,000
150,000 250,000 175,000 125,000 150,000 175,000 250,000 300,000 150,000 175,000 150,000 175,000 150,000 250,000 250,000 250,000
72
No
Jenis Tanaman
Ukuran (harga dalam Rp) 24 cm 30 cm >30 cm
PLUMERIA (FRANGIPANI) 1
Blue clouds
150,000
300,000
500,000
2
Brown salmon
75,000
150,000
200,000
3
Candle light
75,000
150,000
200,000
4
Eric brown
75,000
150,000
200,000
5
Indonesia rainbow
75,000
150,000
200,000
6
Miss nonthaburi
75,000
150,000
200,000
7
Perfect beautiful
75,000
150,000
200,000
8
Purple mangoesteen
75,000
150,000
200,000
9
Red hero
75,000
150,000
200,000
10
Ruby flake
75,000
150,000
200,000
11
Snow white
75,000
150,000
200,000
12
Splash boogie
13
Suvarnabhumi sunshine
75,000
150,000
200,000
14
sweet violet
75,000
150,000
200,000
15
Yellow prosperous
75,000
150,000
200,000
16
Yellow queen
75,000
150,000
200,000
17
bali whirl
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
300,000
75,000 Jenis Tanaman
PURING Bangalore Dragon fly Dragon scales Monalisa police 70 Red arrow red dragon Red indian Rhedii William craig Dianne Domonique Jungle queen Lady rose Mahatma Mumbay Odion Orlein Peacock Red star Tiara Vinola
Ukuran (harga dalam Rp) 15 cm 20 cm 24 cm 50,000 25,000 75,000 50,000 210,000 50,000 50,000
100,000 50,000 100,000 100,000
50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 145,000 50,000 50,000 50,000 60,000 50,000 145,000 145,000 215,000
100,000 100,000 100,000 100,000 100,000
100,000 100,000
100,000 100,000 100,000 110,000 100,000
100,000 300,000
300,000 250,000
300,000 300,000 300,000 300,000 300,000
300,000
73
No
Jenis Tanaman
Ukuran (harga dalam Rp) 20 cm 24 cm 30 cm
PHILODENDRON 1
Angela
350,000
2
Bilietiae
3
Black cardinal
1.500,000
4
Black cardinal 'Brazil'
250,000
5
Daeng amporn
125,000
6
Green saw
100,000
50,000
125,000
350,000
7
Leopard
75,000
130,000
8
Martianum
125,000
200,000
1.500,000
9
Moonlight compacta
20,000
50,000
10
Pattaya
11
Red cherry
20,000
30,000
12
Red congo
50,000
125,000
13
Sonora
100,000
14
Sunlight
25,000
15
Super atom
75,000
16
Williamsii
145,000
17
Melanodii
18
Red princess
20,000
19
Super red
20,000
30,000
20
Tricolour
20,000
35,000
No
75,000
Jenis Tanaman
300,000 375,000 1.150,000
100,000 1.430,000
Per bulb
30,000
Ukuran (harga dalam Rp) 15cm 20 cm
24 cm
TANAMAN HIAS LAINNYA 1
Asplenium 'Lasagna'
60,000
150,000
2
Carludovica 'Compacta'
75,000
250,000
3
Dracaena goldieana
4
Eulophia petersii
5
Murraya paniculata 'Siam Drwarf'
350,000
75,000 100,000 150,000
6
Asplenium kristata
30,000
50,000
7
Asplenium nidus java kristata
30,000
50,000
8
Begonia phuthoensis
75,000
100,000
150,000
9
Dyckia brevifolia 'Yellow Glow'
50,000
75,000
100,000
10
Rhipsalis rhombea
75,000
100,000
150,000
11
Spathiphyllum 'Sensation Drwarf'
35,000
40,000
45,000
12
Jambu biji 'Rubi'
40,000
13
Spathoglottis 'Chiang Mai Delight'
45,000
74
Lampiran 6. Denah Lokasi Godong Ijo Nursery
75
Lampiran 7. Dokumentasi
Asplenium ‘Lasagna’
Cryptonipus Giock Vor
Palem dan Sikas
Dyckia Brevifolia
Bromeliad
Adenium
Aglaonema
Vertikal Garden
76