II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pembangunan Pertanian
2.1.1
Pengertian pembangunan pertanian Menurut Budiasa (2011), pembangunan pertanian merupakan bagian
integral dari pembangunan ekonomi dan masyarakat secara umum. Pembangunan pertanian menjamin bahwa pembangunan menyeluruh itu (overall development) akan benar-benar bersifat umum dan mencakup penduduk yang hidup dari bertani yang jumlahnya besar, sehingga dalam beberapa tahun mendatang akan terus hidup bertani. Pembangunan pertanian tidak dapat terlaksana oleh petani saja. Pembangunan pertanian juga tergantung pada pihak-pihak di luar lingkungan desa, seperti pupuk, bibit unggul, saluran pengairan, obat-obatan, alat-alat, pasar, dinas pendidikan, serta dinas pertanian. Dengan demikian pertanian dapat maju apabila terdapat interaksi yang positif antara bidang pertanian dengan bidangbidang lainnya. Hadisapoetra (1973) menyatakan bahwa model pembangunan yang berlangsung selama ini menyebabkan laju perkembangan sektor pertanian berjalan relatif lamban. Akibatnya petani produsen di tingkat on-farm belum semua menjadi sejahtera, karena masih ada yang belum ke luar dari lingkaran kemiskinan. Oleh karena itu pembangunan pertanian mendatang tidak lagi sebagai sektor pendukung, tetapi harus menjadi fundamen dan motor penggerak perekonomian nasional. Paradigma pembangunan pertanian ke depan seyogyanya berorientasi pada terwujudnya pertanian modern berbudaya industri berkelanjutan, dengan bertumpu pada kemampuan bangsa untuk menyejahterakan masyarakat. Pembangunan pertanian ke depan juga harus dilakukan melalui upaya-upaya
7
8
perubahan struktural secara sistematis dan komprehensif, serta lintas sektoral. Artinya
berdasarkan sistem
pengambilan keputusan
yang terpadu dan
terkoordinasi secara efektif guna tercapainya tujuan pembangunan pertanian yang berdaya saing, berkerakyatan, berkeadilan serta berkelanjutan. Mosher (1984), pembangunan pertanian tidak bisa lepas dari penggunaan teknologi baru mengingat dinamika perubahan preferensi konsumen akan produk pertanian yang cepat berubah. Ada lima faktor pokok yang perlu diperhatikan dan senantiasa perlu dipenuhi, sebagai berikut. 1. Adanya pasar produk pertanian. 2. Adanya teknologi yang selalu berubah yang dikuasai petani. 3. Adanya atau tersedia sarana produksi secara lokal. 4. Adanya insentif produksi bagi petani. 5. Adanya transportasi yang memadai. Lebih rinci lagi dijelaskan oleh Mosher (1984) bahwa kondisi petani saat ini yaitu sebagai orang yang menjalankan usahataninya mempunyai peran yang jamak (multiple roles) yaitu sebagai juru tani dan juga sebagai kepala keluarga. Sebagai kepala keluarga petani dituntut untuk dapat memberikan kehidupan yang layak dan mencukupi kepada semua anggota rumah tangganya. Sebagai manajer dan juru tani yang berkaitan dengan kemampuan mengelola usahataninya akan sangat dipengaruhi oleh faktor di dalam dan di luar pribadi petani itu sendiri yang sering disebut sebagai karakteristik sosial ekonomi petani. Asmara (1988) menyatakan bahwa di samping pendidikan petani yang rata-rata rendah, mereka juga lugu. Akan tetapi, mereka akan bergerak apabila melihat keberhasilan penerapan teknologi. Petani yang mempunyai tingkat
9
pendidikan yang lebih tinggi akan lebih mudah mempertimbangkan dan menerima hal-hal baru, sedangkan petani yang mempunyai tingkat pendidikan rendah biasanya hanya ikut-ikutan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa pendidikan yang relatif tinggi dan umur muda menyebabkan petani lebih dinamis dan responsif terhadap ide-ide baru. Petani muda akan lebih cepat menerima hal-hal baru yang dianjurkan. Petani muda juga lebih berani menanggung resiko. Akan tetapi, petani yang relatif tua justru mempunyai kepastian pengelola usahatani lebih matang dan banyak pengalaman sehingga sangat berhati-hati dalam bertindak. Menurut Mangunwidjaja (2005), visi pembangunan pertanian abad ke-21 yang masih tetap aktual untuk dijadikan salah satu acuan pembangunan pertanian saat ini atau masa datang, sebagai berikut. 1. Menciptakan produk dan jasa pertanian yang berdaya saing tinggi. 2. Memelihara
kelestarian
lingkungan
dan
keberlanjutan
pembangunan
pertanian. 3. Meningkatkan dan meratakan kesejahteraan bangsa dan rakyat Indonesia umumnya dan pelaku pertanian khususnya. 4. Meningkatkan kontribusi pertanian dalam ekonomi nasional. 2.1.2
Konsep diversifikasi Budiasa (2011) menyebutkan bahwa diversifikasi berarti perluasan dari
suatu produk yang diusahakan selama ini ke produk baru yang sebelumnya tidak diusahakan. Adapun beberapa tujuan dalam melakukan diversifikasi pertanian, antara lain: (1) meminimumkan resiko; (2) menghindari akibat buruk dari fluktuasi ekonomi; dan (3) sebagai sumber pertumbuhan baru. Diversifikasi pertanian dapat dilakukan dengan dua cara, sebagai berikut.
10
1. Tumpang sari, yaitu menanami sebidang lahan pertanian dengan berbagai tanaman dalam waktu yang bersamaan. 2. Tumpang gilir, yaitu menanami sebidang lahan pertanian dengan berbagai tanaman dalam waktu yang bergantian (pola tanam padi-padi-palawija). Menurut Anonimus (1989), konsep diversifikasi pertanian sesuai dengan visi pembangunan pertanian abad ke-21. Dengan diversifikasi pertanian maka seluruh sumberdaya diharapkan dapat dimanfaatkan secara optimal, melalui perluasan dan pemanfaatan azas keunggulan komparatif yang dinamis. Lebih rinci dinyatakan bahwa komoditi pertanian yang digunakan dalam diversifikasi haruslah bersifat komersial (Deptan, 2004). Komoditi pertanian yang telah mengarah kepada pertanian yang bersifat komersial adalah tanaman pangan non beras, salah satunya tanaman hortikultura. Hortikultura merupakan tanaman yang umumnya hasil produksinya tidak tahan lama namun dibutuhkan setiap hari. Hasil hortikultura dapat dipanen setiap hari dan merupakan barang pasaran sehari-hari. 2.2 Tanaman Pacar Air (Impatiens balsamina L) 2.2.1 Deskripsi tanaman Tanaman pacar air berasal dari India. Di Indonesia ditanam sebagai tanaman hias, kadang-kadang ditemukan tumbuh liar. Menurut Dewandini (2010), tanaman pacar air merupakan tumbuhan dikotil (berkeping-berbiji) yang termasuk dalam famillia Balsaminaceae, yang memiliki sifat-sifat sebagi berikut. 1. Batang tanaman pacar air berdaging basah dan berwarna hijau muda. Pangkal batangnya dapat berwarna kemerahan. Pertumbuhan tampak dengan jelas pada bagian ujung, yang disebut puncak. Puncak ini dilindungi oleh sejumlah daun muda dan berbentuk kuncup.
11
2. Daun tanaman pacar air melekat seperti spiral pada batang maupun ranting dan berwana hijau, tipis, dan pipih. 3. Bunga pada tanaman pacar air tumbuh di ketiak daun yaitu, a) tangkai bunga; b) dasar bunga, yaitu ujung dari tangkai bunga yang berbentuk melebar berfungsi untuk tempat duduk bunga; dan c) perhiasan bunga, yang terdiri atas daun kelopak, daun mahkota, benangsari, dan putik. Apabila kepala sari sudah masak, maka akan pecah dan menyebarkan tepung sari yang berwarna kuning. Bila tepung sari jatuh di kepala putik, maka akan terjadi penyerbukan yang disebut penyerbukan sendiri. 4. Buah pacar air memiliki daging dan apabila sudah masak akan mudah pecah. Buahnya berkembang dari bakal buah yang tersusun dari lima buah kelopak yang bergabung. Biji-biji semuanya terkumpul dan melekat dibagian tengah buah yang disebut plasenta. Jika buah itu sudah berwarna kekuning-kuningan berarti sudah tua dan masak. Pada saat inilah buah akan merekah sendiri, yakni kelopak-kelopak buah akan pecah dan menggulung sehingga biji-biji terlempar ke luar. Tanaman pacar air dapat berbunga
sepanjang tahun (tidak mengenal
musim), tumbuh liar, dan dapat tumbuh di daerah dataran rendah sampai pegunungan. Tanaman ini dapat hidup pada daerah yang beriklim tropis dengan rata-rata curah hujan sedang setiap tahun, biasanya ditanam sebagai tanaman hias. Tanaman pacar air juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena sangat erat kaitannya dengan kegiatan keagamaan di Bali. Hal ini dikarenakan bunga merupakan sarana penting dalam berbagai kegiatan ritual umat Hindu (Arwati, 1992).
12
2.2.2 Teknik budidaya tanaman Untuk melakukan budidaya tanaman pacar air, hal-hal yang harus diperhatikan sebagai berikut. 1. Penyiapan lahan Untuk penanaman pacar air sama seperti menanam tanaman hias umumnya. Lahan yang akan digunakan hanya perlu digemburkan terlebih dahulu. Apabila ingin mendapatkan pertumbuhan yang lebih cepat dan cepat berbunga, maka perlu diberi pupuk, baik pupuk kandang maupun pupuk buatan. 2. Penyiapan bibit Perbanyakan tanaman pacar air dapat menanam langsung dengan biji atau biji disemaikan terlebih dahulu. Apabila menanam langsung dengan biji, setiap lubang diberi 3-5 biji. Cara ini sebenarnya kurang baik, akan banyak bibit yang terbuang karena setelah tumbuh dipilih satu tanaman yang baik pertumbuhannya. Sedangkan untuk penyediaan bibit pacar air melalui penyemaian dapat langsung dilakukan di lahan yang telah disiapkan dan diberi bedengan untuk menjaga bibit dari gangguan cuaca. Setelah 2-3 minggu di pesemaian bibit sudah dapat ditanam. 3. Penanaman Sebelum penanaman, perlu dibuatkan buat lubang tanam dengan jarak 20x30 cm. Cara menanamnya, bibit yang telah disiapkan ditanam dalam lubang tanam yang telah diberi pupuk kandang dan kompos. Pupuk kandang atau kompos ini diberikan 2-5 hari sebelum bibit ditanam. 4. Pemeliharaan Tanaman pacar air tidak memerlukan perawatan khusus, cukup dengan penyiangan untuk pengendalian gulma dan dilakukan pembumbunan. Sedangkan
13
untuk pengendalian hama dan penyakit hanya dilakukan apabila terlihat ada gejala tersebut. 5. Panen dan Pascapanen Cara panen bunga pacar air dilakukan dengan menggunakan tangan. Bunga pacar air dapat langsung dipetik dari ketiak daun. Umur tanaman pacar air sangat dipengaruhi oleh proses terbentuknya buah. Semakin banyak bunga yang berubah menjadi buah, maka akan mempersingkat usia tanaman. Hal ini dikarenakan adanya pembagian zat makanan pada tanaman untuk proses perkembangan buah, sehingga tanaman menjadi lebih cepat mati. Untuk menghindari hal tersebut, maka pemanenan bunga pacar air harus dilakukan secara rutin, sehingga bungat tidak berubah menjadi buah. Untuk proses pasca panen, bunga yang telah dipetik hanya perlu disimpan di tempat yang teduh agar tetap segar. 2.3
Motivasi
2.3.1
Pengertian motivasi Berbicara perihal motivasi terlebih dahulu kita harus mengetahui arti dari
matovasi tersebut. Motivasi berasal dari dua kata, yaitu motif dan asi (action). Motif berarti dorongan dan asi berarti usaha. Setiap tindakan manusia pasti memiliki motif atau dorongan. Motif yang besar akan timbul manakala ada kebutuhan yang disadari yang menimbulkan minat dan dari minat akan menimbulkan keinginan. Dengan demikian motivasi berarti usaha yang dilakukan manusia untuk menimbulkan dorongan untuk berbuat atau melakukan tindakan (Soedijanto, 1999). Wanardi (2002) menyatakan bahwa motivasi (motivation) berasal dari perkataan bahasa latin yakni movere yang berarti menggerakkan (to move). Pada
14
hakikatnya motivasi merupakan proses psikologikal, baik yang bersifat internal maupun eksternal yang merupakan determinan penting bagi kinerja individu. Motivasi menyebabkan terjadinya persistensi kegiatan, serta menyebabkan timbulnya sikap antusias yang diarahkan ke arah tercapainya tujuan-tujuan organisasi yang memenuhi kebutuhan individu. Menurut Tolong (1989) motivasi merupakan dorongan mental yang menimbulkan semangat, inspirasi dan kemauan kerja terhadap seseorang atau sekelompok orang untuk melaksanakan rencana yang telah ditetapkan. Lebih lanjut dijelaskan oleh Kartono (1981), motivasi merupakan sebab, alasan, pikiran dasar, gambaran dorongan bagi seseorang untuk berbuat atau ide pokok yang sangat berpengaruh besar terhadap segenap tingkah laku manusia. Motivasi berarti sesuatu yang pokok, yang menjadi dorongan bagi seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi orang untuk bekerja ada bermacam-macam. Ada orang yang termotivasi mengerjakan sesuatu karena uangnya banyak, meskipun kadangkadang pekerjaan itu tidak benar secara hukum. A. H. Maslow ( dalam Wanardi, 2002) mengemukakan sejumlah proposisi penting tentang perilaku manusia sebagai berikut. 1. Manusia merupakan mahluk yang serba berkeinginan (man is a waiting being). Manusia senantiasa menginginkan sesuatu dan ia senantiasa menginginkan lebih banyak. Sesuatu yang diinginkannya tergantung pada apa yang telah dimilikinya. Segera setelah salah satu di antara kebutuhan manusia dipenuhi, munculah kebutuhan lain, proses tersebut tiada akhirnya. Maka oleh karenanya, sekalipun kebutuhan tertentu telah terpenuhi, kebutuhan-kebutuhan manusia pada umumnya tidak mungkin terpuaskan seluruhnya.
15
2. Sebuah kebutuhan yang dipenuhi, bukanlah sebuah motivator perilaku. Hanya kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dapat memotivasi perilaku. Misalnya kebutuhan seseorang akan hawa udara, maka kebutuhan tersebut hanya
mempengaruhi
perilaku
seseorang
apabila
merasa
tidak
mendapatkannya atau mengalami ancaman tidak mendapatkan hawa udara yang dia perlukan. Jadi, hanya kebutuhan-kebutuhan yang belum terpenuhi menyebabkan timbulnya kekuatan-kekuatan besar, atas apa yang dilakukan seorang individu. 3. Kebutuhan manusia diatur dalam suatu seri tingkatan menurut pentingnya masing-masing kebutuhan. Segera kebutuhan-kebutuhan pada tingkatan lebih rendah, kurang lebih terpenuhi, maka muncullah kebutuhan-kebutuhan pada tingkat berikut yang lebih tinggi, yang menuntut pemuasan. Maslow memandang motivasi seseorang sehubungan dengan suatu urutan kebutuhan yang dipredeterminasi, yang masing-masing memiliki peringkatnya sendiri bukan dalam bentuk daftar rangsangan-rangsangan sederhana, yang tidak terorganisasi. 2.3.2
Sumber motivasi Menurut Soedijanto (1999), terdapat dua macam motivasi jika dilihat dari
sumbernya, yakni motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Lebih lengkapnya akan dijelaskan sebagai berikut. 1. Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik merupakan dorongan belajar pada diri seseorang yang berasal dari kesadaran sendiri akan kebutuhan belajar tersebut. Motivasi intrinsik merupakan faktor-faktor yang memuaskan dalam diri pekerja motivasi, misalnya penghargaan penuh yang diperoleh dari pelaksanaan kerja yang memang jauh
16
lebih besar peranannya dalam mewujudkan kepuasan kerja. Faktor-faktor seperti itu dapat menjadi motivator bagi orang-orang yang memperolehnya. Menurut Deliarnov (1996: 13) motivasi intrinsik ditunjukkan oleh kenyataan dimana kegiatan atau pekerjaan itu sendiri menjanjikan imbalan atau insentif materi. Motivasi intrinsik menurut Maslow (dalam Deliarnov, 1996: 27) dalam kaitannya dengan hirarki kekebutuhan sebagai berikut. 1. Kebutuhan pokok (physiological Needs), yakni segala kebutuhan yang sangat diperlukan manusia untuk bertahan hidup seperti makan, minum, tidur dan oksigen. Apabila kebutuhan pokok ini tidak terpenuhi, maka mereka akan lebih terasa dibandingkan dengan kebutuhan lainnya. 2. Kebutuhan akan rasa aman merupakan kebutuhan akan perlindungan terhadap bahaya, ancaman, dan penderitaan, baik ancaman dalam arti fisik maupun keamanan mental. 3. Kebutuhan sosial merupakan kebutuhan untuk bersosialisasi atau berinteraksi dengan orang lain. Seorang individu ingin tergolong atau menjadi bagian dari kelompok tertentu, ia ingin diterima oleh rekan-rekannya, dan ia ingin berbagi dan menerima sikap berkawan. 4. Kebutuhan
akan
penghargaan
merupakan
kebutuhan
egoistik
untuk
penghargaan diri maupun untuk penghargaan dari pihak lain. Kebutuhan akan penghargaan diri mencakup kebutuhan untuk menapai kepercayaan diri, prestasi, kompetensi, pengetahuan, penghargaan diri, dan kebebasan serta independensi.
17
5. Kebutuhan aktualisasi diri, yakni kebutuhan individu untuk merealisasi potensi yang ada pada dirinya untuk mencapai pengembangan diri secara berkelanjutan, untuk menjadi kreatif dan sebagainya. 2. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik merupakan motivasi atau dorongan yang timbul dari luar atau orang lain. Menurut Deliarnov (1996), yang menjadi motivasi atau pendorong dalam motivasi ektrinsik ialah orang-orang yang dapat memberikan dorongan, menarik, melibatkan, atau merangsang orang lain untuk melakukan suatu tindakan. Dalam penelitian ini, yang menjadi sumber motivasi ekstrinsik petani dalam melakukan budidaya tanaman pacar air sebagai berikut. 1. Pekaseh, motivasi ekstrinsik yang dapat diberikan oleh pekaseh dapat berupa dorongan kepada karma subak untuk melakukan budidaya tanaman pacar air. 2. PPL, motivasi ekstrinsik yang dapat diberikan oleh PPL dapat berupa dorongan (pendidikan dan pelatihan) kepada petani mengenai teknik budidaya tanaman pacar air yang efektif. 3. Petani lain, motivasi ekstrinsik yang dapat diberikan oleh petani lain dapat berupa tarikan atau ajakan (pemberian bibit tanaman secara gratis) kepada petani lain, sehingga mereka mau melakukan budidaya tanaman pacar air. 4. Pedagang, motivasi ekstrinsik yang dapat diberikan oleh pedagang dapat berupa rangsangan (hasil panen yang akan selalu dibeli), sehingga mereka mau melakukan budidaya tanaman pacar air. 2.4
Kerangka Konsep Penelitian Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana motivasi petani dalam
membudidayakan tanaman pacar air. Petani merupakan pihak yang terlibat dengan pembudidayaan tanaman pacar air. Petani melakukan budidaya tanaman pacar air
18
untuk memenuhi tujuan yang diinginkan, yaitu untuk meningkatkan pendapatan rumah tangganya. Motivasi akan muncul saat seseorang berupaya untuk memenuhi semua kebutuhan hidupnya. Motivasi timbul karena adanya kebutuhan yang belum terpenuhi, sehingga menyebabkan seseorang bertindak atau berusaha untuk memenuhi kebutuhannya. Motivasi merupakan salah satu hal yang penting dalam melakukan budidaya tanaman pacar air. Motivasi dalam hal ini merupakan kondisi yang mendorong petani melakukan budidaya tanaman pacar air untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu meningkatkan pendapatan rumah tangga petani. Setiap petani mempunyai sumber motivasi yang berbeda sebagai pendorong dalam melakukan suatu tindakan, seperti halnya motivasi petani pacar air yang memiliki keteguhan untuk tetap memilih membudidayakan komoditas tanaman pacar air. Berdasarkan sumbernya, motivasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik merupakan motivasi atau dorongan yang berasal dari dalam diri seseorang untuk bertindak dalam mencapai tujuan. Motivasi intrinsik terdiri dari lima aspek yang merupakan hirarki kebutuhan manusia, yakni kebutuhan fisik, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri. Sedangkan motivasi ekstrinsik merupakan dorongan yang berasal dari luar diri seseorang (orang lain) untuk melakukan sesuatu dalam mencapai tujuan. Motivasi ekstrinsik dalam penelitian ini dapat berasal dari pekaseh, PPL, petani lain, dan pedagang. Saat melakukan usahatani tanaman pacar air, tentunya petani menghadapi beberapa kendala. Kendala merupakan hal-hal negatif yang tidak diinginkan dan dapat menghambat tercapainya tujuan. Adapun kendala yang dihadapi petani
19
dalam melakukan budidaya tanaman pacar air dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu dari aspek teknis (sarana/prasana yang terbatas, kepemilikan lahan yang sempit, cara penanaman, perawatan, pemanenan, dan pasca panen), aspek sosial (terjadinya monopoli harga yang dilakukan pedagang pengepul, ketertutupan pedagang mengenai harga bunga di pasaran, dan pengurangan jumlah bantuan pupuk yang diterima petani karena melakukan budidaya tanaman pacar), serta aspek ekonomi (harga bunga pacar air yang berfluktuasi). Secara skematis karangka konsep penelitian tentang motivasi petani dalam melakukan budidaya tanaman pacar air dapat dilihat pada Gambar 1.
20
Budidaya Tanaman Pacar Air di Subak Lepud
Motivasi Petani
Kendala-Kendala 1. Teknis 2. Sosial 3. Ekonomi
Motivai Intrinsik 1.Kebutuhan pokok 2.Kebutuhan sosial 3.Kebutuhan akan rasa aman 4.Kebutuhan akan penghargaan 5.Kebutuhan aktualisasi diri
Motivasi Ekstrinsik 1.Pekaseh 2.PPL 3.Petani lain 4.Pedagang
Analisis Kualitatif
Simpulan
Rekomendasi
Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian Tentang Motivasi Petani Dalam Membudidayakan Tanaman Pacar Air Tahun 2014