II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Koperasi
2.1.1
Pengertian koperasi Secara etimologi, koperasi itu berasal dari bahasa Inggris ”co” dan
”operation”. Co memiliki arti bersama dan operation yang berarti bekerja. Dengan demikian secara bahasa koperasi dapat diartikan sebagai kerjasama. Dalam hal ini, koperasi berarti suatu wadah ekonomi yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum yang bersifat terbuka dan sukarela yang bertujuan untuk memperjuangkan kesejahteraan anggota secara bersama-sama (Anoraga dan Widiyanti, 1997). Menurut Hatta (dalam Baswir, 2013) bahwa koperasi didirikan sebagai persekutuan kaum yang lemah untuk membela keperluan hidupnya. Mencapai keperluan hidupnya dengan ongkos yang semurahmurahnya, itulah yang dituju. Pada koperasi didahulukan keperluan bersama, bukan keuntungan. Menurut Sumarni (1995) koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota dengan bekerja sama secara kekeluargaan, menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya. Dari definisi tersebut maka didapat adanya unsur-unsur yang terkandung dalam koperasi, antara lain. 1. Berasas kekeluargaan atau bersifat gotong royong. 2. Bertujuan mengembangkan kesejahteraan anggotanya, kesejahteraan masyarakat, dan daerah. 3. Keanggotaan koperasi bersifat sukarela atas dasar kekeluargaan. 4. Pembagian sisa hasil usaha didasarkan atas keseimbangan jasa. 5. Kekuasaan tertinggi dalam koperasi terdapat pada rapat anggota. 6. Koperasi
berusaha
mendidik
anggotanya
kearah
kesadaran
berkoperasi, menyelenggarakan salah satu atau beberapa usaha dalam
8
9
lapangan perekonomian dan wajib serta menggiatkan anggotanya untuk menyimpan.
2.1.2
Landasan, azas, tujuan, dan prinsip Koperasi Koperasi Indonesia berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 serta berdasarkan atas azas kekeluargaan. Sedangkan tujuan koperasi adalah untuk memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya (Depkop dan PPK, 1996). Prinsip koperasi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan berkoperasi. Adapun prinsip koperasi adalah keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka, pengelolaan dilakukan secara demokratis, pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota, pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal, dan kemandirian (Depkop dan PPK, 1996).
2.1.3
Koperasi Unit Desa (KUD) Koperasi Unit Desa (KUD) merupakan salah
satu pilar
perekonomian yang berperan penting dalam pembangunan perekonomian nasional. Namun, sejak dikeluarkan Inpres No. 18 Tahun 1998, KUD tidak lagi menjadi koperasi tunggal di tingkat kecamatan. Program-program pemerintah untuk
membangun masyarakat pedesaan, seperti distribusi
pupuk, benih, dan pengadaan gabah sekarang dilakukan melalui KUD. Mengembalikan peran kunci KUD, merupakan konsekuensi tuntutan pembangunan ekonomi kerakyatan. Hal ini sejalan dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai koperasi untuk mensejahterakan anggota serta masyarakat pedesaan, termasuk membantu berbagai program pemerintah dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.
10
Dinyatakan oleh Anoraga (2002:27), bahwa Koperasi Unit Desa sebagai pusat pelayanan dan kegiatan perekonomian pedesaan memiliki dan melakukan fungsi sebagai berikut. 1.
Perkreditan, untuk keperluan produksi dan penyediaan kebutuhan modal kerja usaha bagi anggota KUD dan bagi warga desa umumnya.
2.
Penyediaan dan penyaluran sarana-sarana produksi seperti sarana sebelum
dan sesudah panen, sarana produksi untuk keperluan
produksi kerajinan dan sebagainya, penyediaan dan penyaluran barang-barang, keperluan sehari-hari khususnya sembilan bahan pokok dan jasa lainnya. 3.
Pengelolaan dan pemasaran hasil produksi industri dan sebagainya dari para anggota KUD dan warga umumnya.
4.
Kegiatan
perekonomian
lainnya
seperti
perdagangan
dan
pengangkutan. Dalam melaksanakan tugasnya KUD harus benarbenar mementingkan pemberian pelayanan kepada para anggota dan masyarakat, serta menghindarkan kegiatan menyaingi kegiatan anggota sendiri. Menurut Sudarsono (2000), KUD adalah organisasi ekonomi yang merupakan wadah bagi pengembangan berbagai kegiatan ekonomi masyarakat pedesaan yang diselenggarakan oleh dan untuk masyarakat pedesaan itu sendiri serta memberikan pelayanan kepada anggotanya dan masyarakat pedesaan. KUD dalam fungsinya sebagai pusat pelayanan berbagai kegiatan perekonomian pedesaan memiliki fungsi-fungsi: a) perkreditan, b) penyediaan dan penyaluran sarana-sarana produksi barangbarang keperluan sehari-hari dan jasa-jasa lainnya, c) pengelolaan dan pemasaran hasil-hasil produksi, dan d) kegiatan perekonomian lainnya seperti perdagangan, pengangkutan dan sebagainya (Sudarsono, 2000). KUD Mandiri adalah salah satu bentuk koperasi yang dapat tumbuh, berkembang atas kemampuan sendiri. Instruksi Menteri Koperasi No.04/INST/M/VI/1988 disebutkan bahwa tujuan dari pembinaan dan pengembangan KUD Mandiri adalah terwujudnya KUD yang memiliki
11
kemampuan manajemen yang terbuka dan rasional dalam pengembangan ekonomi para anggotanya atas kebutuhan dan kepentingan para anggota KUD (Hendrojogi, 2000). 2.2
Laporan Keuangan
2.2.1
Pengertian laporan keuangan Munawir (2004:2), mengemukakan laporan keuangan pada
dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas dari perusahaan tersebut. Selanjutnya Harahap (2002:7) mengemukakan bahwa laporan keuangan merupakan pokok atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan dan juga dapat menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai tujuannya. Menurut Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 1 (IAI:2004:04), bahwa laporan keuangan merupakan laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status keuangan dari individu, asosiasi atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan adalah suatu bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi: neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan pencatatan transaksi dan pengikhtisaran dan pelaporan yang dapat memberikan informasi bagi pemakai. Seperti di ketahui bahwa informasi adalah data yang sudah diolah sehingga berguna untuk mengambil keputusan. Informasi yang tepat akan sangat berguna dalam mengambil berbagai keputusan.
12
2.2.2
Tujuan laporan keuangan Standar Akuntansi Keuangan yang ditulis oleh Ikatan Akuntan
Indonesia dijelaskan bahwa tujuan laporan keuangan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Prinsip Akuntansi Indonesia menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan sebagai dibawah ini. 1.
Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
2.
Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva neto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.
3.
Memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan di dalam menafsir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
4.
Memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi. Mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan.
2.2.3
Karakteristik laporan keuangan Ikatan
Akuntan
Indonesia
menetapkan
empat karakteristik
kualitatif laporan keuangan berikut ini. 1.
Dapat dipahami, kualitas penting dari informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Berdasarkan pemakai disini diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.
13
2.
Relevan, informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lampau, masa kini, atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka pada masa lalu.
3.
Keandalan informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesehatan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
4.
Dapat diperbandingkan, pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan antar periode untuk mengidentifikasikan kecenderungan posisi dan kinerja koperasi.
2.2.4
Analisis laporan keuangan Laporan keuangan sangat perlu untuk mengetahui kondisi
keuangan perusahaan. Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai ‘alat penguji’ dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisa tersebut pihak-pihak yang berkepentingan mengambil suatu keputusan. Jadi untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil – hasil yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut perlu adanya laporan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. Analisis laporan keuangan menurut Prastowo (2005) adalah suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang. Sedangkan, pengertian analisis laporan keuangan menurut Harahap (2002) adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi
14
unit informasi yang lebih kecil dan hubungannya yang bersifat signifikan atau mempunyai makna antara yang satu dengan yang lainnya baik antara data kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan.
2.2.5
Tujuan analisis laporan keuangan Hanafi (2003:6) menyatakan bahwa tujuan analisis laporan
keuangan meliputi hal-hal berikut. 1.
Investasi saham Sertifikat saham merupakan bukti kepemilikan suatu perusahaan. Investor bisa membeli, menahan, dan kemudian menjual saham tersebut. Membeli dan menahan saham berarti investor memiliki perusahaan tersebut dan berhak atas laba perusahaan, meskipun juga berhak atas rugi yang diperoleh perusahaan (apabila rugi). Kondisi tersebut menjadikan laporan keuangan bisa difokuskan pada kemampuan perusahaan melewati masa-masa sulit dan kemudian memproyeksikan kemampuan pada masa-masa yang akan datang, rasio keuangan disini memegang peranan yang penting.
2.
Pemberian kredit Dalam analisis laporan keuangan yang menjadi tujuan pokok adalah kemampuan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman yang diberikan berserta bunga yang berkaitan dengan pinjaman tersebut.
Pihak
pemberi
pinjaman
(kreditor)
memperoleh
keuntungan dari bunga yang dibebankan atas pinjaman tersebut. 3.
Kesehatan pemasok (supplier) Perusahaan yang tergantung pada “supply” pemasok akan mempunyai kepentingan pada pemasok tersebut. Perusahaan ingin memastikan bahwa pemasok tersebut sehat dan bisa bertahan terus. Dengan kemungkinan kerja sama yang terus-menerus, analisis dari pihak perusahaan akan berusaha menganalisis profitabilitas
15
pemasok, kondisi keuangan, kondisi keuangan untuk menghasilkan kas untuk memenuhi opsi sehari-hari. 4.
Kesehatan pelanggan (customer) Apabila perusahaan akan memberikan penjualan kredit kepada pelanggan maka perusahaan memerlukan informasi keuangan pelanggan, terutama informasi mengenai kemampuan pelanggan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
5.
Kesehatan perusahaan ditinjau dari karyawan Karyawan
atau
calon
karyawan
barangkali
akan
tertarik
menganalisis keuangan perusahaan untuk memastikan apakah perusahaan yang dimasuki tersebut mempunyai prospek keuangan yang bagus. 6.
Pemerintah Pemerintah melakukan analisis laporan keuangn perusahaan untuk menentukan pajak yang harus dibayarkan atau menentukan tingkat keuntungan yang wajar bagi suatu industri.
7.
Analisis internal Pihak internal perusahaan sendiri akan memerlukan informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan untuk menentukan sejauh mana perkembangan perusahaan.
8.
Analisis pesaing Kondisi keuangan pesaing bisa dianalisis oleh perusahaan untuk menentukan sejauh mana kekuatan keuangan pesaing.
9.
Penilaian kerusakan Kadangkala analisis laporan keuangan dapat digunakan sebagai penentu besarnya kerusakan yang dialami oleh perusahaan.
16
2.2.6
Dasar-dasar laporan keuangan Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan
keuangan sebagai berikut. 1.
Laporan laba rugi Laporan laba rugi adalah laporan mengenai penghasilan, biaya laba atau rugi yang diperoleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Pos-pos perkiraan yang dapat dilihat pada laporan laba rugi penjualan kotor/bruto.
2.
Neraca Neraca adalah laporan mengenai aktiva, hutang dan modal dari perusahaan pada suatu saat tertentu. Pos-pos yang ada dalam neraca meliputi berikut ini. a. Aktiva lancar 1. Kas dan setara kas 2. Surat berharga 3. Piutang 4. Persediaan dll. b. Aktiva tetap Aktiva tetap adalah aktiva yang berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan
dalam
operasi
perusahaan,
tidak
dimaksudkan
untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
2.3
Analisis Rasio Keuangan
2.3.1
Pengertian analisis rasio keuangan Analisis rasio adalah suatu metode untuk mengetahui hubungan
dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laba-rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut (Munawir, 2004:37). Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perlambangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah lain dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio yang akan menjelaskan atau menggambarkan kepada penganalisa
17
baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan. Adapun pengertian rasio menurut Sartono (2001:113) adalah analisis terhadap kelemahan dan kekuatan bidang finansial yang dapat membantu dalam menilai prestasi manajemen masa lalu dan prospeknya di masa yang akan datang. Menurut Barlian (2003:128), rasio keuangan adalah suatu metode perhitungan dan interpretasi rasio keuangan untuk menilai kinerja dan status suatu perusahaan. Dalam analisis rasio keuangan hasil analisisnya dinyatakan dalam bentuk rasio yang merupakan perbandingan antara rekening tertentu dalam laporan keuangan dengan rekening lainnya (Warsono, 2003:34). Dari definisi di atas, maka pengertian analisa rasio adalah suatu cara untuk menganalisis laporan keuangan tertentu dengan rasio-rasio laporan keuangan yang lain dari perusahaan yang sama. 2.3.2
Jenis analisis rasio keuangan Menurut J. Courties (dalam Sofyan Syafri Harahap, 2002) ada tiga
aspek penting dalam menganalisa laporan keuangan sebagai berikut. 1.
Profitabilitas, kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang digambarkan oleh Return On Investment (ROI). Courties melihat ROI ini digambarkan lebih rinci lagi oleh Rasio Profit Margin dan Capital Turn Over.
2.
Management performance adalah rasio yang dapat menilai prestasi manajemen. Courties melihat dari segi kebijakan kredit, persediaan, administrasi, dan struktur harta dan modal.
3.
Solvency kemampuan perusahaan melunasi kewajibannya. Solvency ini digambarkan oleh arus kas baik jangka pendek maupun jangka panjang Menurut Hanafi ( 2003) rasio keuangan dapat dikelompokkan
sebagai berikut. 1.
Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.
18
Beberapa rasio likuiditas ini sebagai berikut. a. Current ratio Kemampuan untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar. b. Quick ratio Dipergunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar deposit dengan jumlah cash assets yang dimiliki 2.
Rasio solvabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya
apabila
perusahaan
dilikuidasi.
Rasio
solvabilitas sebagai berikut. a. Total dept to total asset Rasio ini digunakan untuk menunjukkan berapa total aktiva yang disediakan untuk menjamin hutang perusahaan. b. Total debt to equity ratio Rasio ini digunakan untuk menggambarkan sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini maka semakin baik. 3. Rasio profitabilitas Rasio ini biasa disebut juga rasio rentabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. a. Margin laba kotor (gross profit margin) Rasio ini digunakan untuk mengukur berapa besar laba kotor yang dihasilkan dibanding dengan total nilai penjualan bersih. b. Margin laba bersih (net profit margin) Rasio laba bersih digunakan untuk mengukur besarnya laba bersih yang dicapai dari sejumlah penjualan tertentu. c. Ratio return on investment (ROI) Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva.
19
2.4
Kinerja Keuangan
2.4.1
Pengertian kinerja keuangan Pengertian kinerja keuangan menurut Tampubolon
(2005 : 20)
yaitu pengukuran kinerja perusahaan yang ditimbulkan sebagai akibat dari proses
pengambilan
keputusan
manajemen
karena
menyangkut
pemanfaatan modal, efisiensi dan rentabilitas dari kegiatan perusahaan. Kinerja keuangan yaitu alat untuk mengukur prestasi kerja keuangan perusahaan melalui struktur permodalannya. Penilaian kinerja perusahaan harus diketahui output maupun inputnya. Output adalah hasil dari suatu kinerja karyawan atau perusahaan, sedangkan input adalah keterampilan atau alat yang digunakan untuk mendapatkan hasil tersebut. Menurut Sucipto (2003) pengertian kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam menghasilkan laba. Sedangkan menurut IAI (2007) kinerja keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan sumberdaya yang dimilikinya.
2.4.2
Tujuan kinerja keuangan Menurut Munawir (2004), tujuan kinerja keuangan untuk
mengetahui likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan stabilitas dalam membayar kewajibannya. Adapun tujuan pengukuran kinerja sebagai dibawah ini. 1.
Mengetahui tingkat likuiditas yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih.
2.
Mengetahui tingkat solvabilitas yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya, apabila perusahaan tersebut dilikuiditas baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang.
3.
Mengetahui tingkat profitabilitas yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba selama periode tertentu.
4.
Mengetahui
stabilitas
melakukan
usahanya
yaitu dengan
kemampuan stabil
perusahaan
yang
diukur
untuk dengan
20
mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar cicilan secara teratur kepada pemegang saham tanpa mengalami hambatan.
2.4.3
Pengukuran kinerja keuangan Menurut Sartono (2001 : 111) bahwa alat analisis kinerja yang
selama ini banyak digunakan antara lain adalah rasio keuangan, rasio metode radar, balanced scorecard, dan economic value added.
Pada
pengukuran kinerja dengan menggunakan rasio keuangan, tolok ukur yang digunakan antara lain yaitu rasio profitabilitas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, dan rasio likuiditas. Namun penggunaan konsep tersebut belum dapat memuaskan keinginan pihak manajemen khususnya bagi penyandang dana (investor). Pengukuran kinerja memberikan suatu alat untuk menetapkan “angka sebutan” untuk pembanding sepanjang waktu. Pengukuran kinerja merupakan suatu cara mengukur arah dan kecepatan perubahan, yang dapat diibaratkan seperti alat ukur pengukur kecepatan dari sebuah mobil (Prijambodo, 2012).
2.5
Analisis Horizontal Vertikal Menurut Munawir (2010:36), ada dua metode analisis yang
digunakan oleh setiap penganalisis laporan keuangan, yaitu analisis horizontal dan analisis vertikal. Analisis horizontal adalah analisis dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat sehingga akan diketahui perkembangannya, dalam melakukan analisis horizontal suatu akun laporan keuangan tahun tahun berjalan dibandingkan akun yang sama pada periode sebelumnya. Kenaikan atau penurunan jumlah pos tersebut dihitung sebagai persentase kenaikan atau penurunan. Membandingkan laporan dari dua periode yang berbeda, laporan keuangan yang lebih awal selalu dijadikan dasar perhitungan untuk analisis horizontal. Analisis vertikal membandingkan masing-masing pos dalam periode berjalan dengan jumlah total pada laporan yang sama dapat
21
bermanfaat untuk menyoroti hubungan yang signifikan dalam laporan keuangan. Analisis vertikal (vertical analysis) adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan perbandingan semacam itu, dalam analisis vertikal terhadap neraca masing-masing pos aktiva dinyatakan sebagai persen dari total aktiva. Masing-masing pos kewajiban dan ekuitas pemilik dinyatakan sebagai persen dari total kewajiban dan ekuitas pemilik. Dalam analisis vertikal terhadap laporan laba rugi, masing-masing pos dinyatakan sebagai persen dari total pendapatan atau penghasilan. Analisis vertikal juga bisa diterapkan untuk beberapa periode guna menyoroti perubahan hubungan sepanjang waktu.
2.6
Kerangka Pemikiran Teoritis Analisis Rasio Keuangan pada KUD Panca Satya KUD Panca Satya Dawan merupakan Koperasi Unit Desa yang
berdiri pada tanggal 20 Februari 1982. KUD Panca Satya Dawan dalam melakukan aktivitas dari tahun 2009 sampai 2013 membuat laporan keuangan sebagai laporan pertanggung jawaban manajemen KUD Panca Satya. Dalam penelitian ini laporan keuangan KUD Panca Satya dianalisis menggunakan analisis laporan keuangan dengan menggunakan tiga rasio yaitu: rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas. Perkembangan keuangan yang digunakan adalah analisis horizontal dan analisis vertikal. Berdasarkan hasil laporan keuangan maka diperoleh hasil analisis yang kemudian digunakan sebagai rekomendasi kepada pihak manajemen KUD Panca Satya Dawan sebagai pengelola KUD.
22
KUD Panca Satya
Analisis Rasio Keuangan
Rasio Likuiditas
Rasio Solvabilitas
Analisis Perkembangan Kinerja
Rasio Profitabilitas
-
Analisis Horizontal Analisis Vertikal
Kesimpulan
Rekomendasi
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Analisis Rasio Keuangan Pada Koperasi Unit Desa (KUD) Panca Satya di Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung Tahun 2009-2013