BAB II KAJIAN TEORI
A. Koperasi Secara Umum 1. Pengertian Koperasi Pengertian koperasi secara umum, yang dimaksud dengan kopersi adalah “Koperasi adalah suatu badan usaha yang merupakan organisasi ekonomi dengan ciri – ciri khusus yang anggota - anggotanya adalah orang – orang atau badan – badan hukum koperasi yang bergabung secara sukarela atas dasar persamaan hak dan kewajiban melakukan suatu usaha untuk memenuhi kebutuhan para anggotanya.”1 Hal ini dapat diketahui bahwa kopersi di Indonesia tidak semata-mata di pandang sebagai bentuk perusahaan. Kopersi di Indonesiadipandang sebagai alat untuk membagun sistem perekonomian. 2. Pengertian Koperasi Unit Desa Koperasi Unit Desa (KUD) merupakan koperasi yang beranggotakan penduduk yang bedada di desa, dimana daerah kerjanya mencakup wilayah kecamatan. “Koperasi Unit Desa Merupakan kesatuan ekonomi terkecil dari kerangka pembangunan pedesaan yang merupakan suatu wadah organisasi dan pengembangan bagi berbagai kegiatan ekonomi diwilayah yang bersangkutan dapat merupakan gabungan usaha bersama dari koperasi-koperasi pertanian/ koperasi-koperasi desa yang terdapat didalam wilayah unit desa.”2 1 2
Entri Sulistari, Pengantar Ekonomi Koperasi. Salatiga. Widya Sari Press, 2010, Hal 16. “http://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi/, 27 Maret 2012
9
Hal ini berarti koperasi unit desa didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil produksi pertanian juga sekaligus meningkatkan kesejahteraan hidup petani pedesaan khususnya bidang ekonomi. Selain itu tujuan Koperasi Unit Desa (KUD) juga melayani kebutuhan sarana produksi pertanian dan sekaligus menampung hasil-hasilnya. “KUD sebagai pusatpelayanan berbagai kegiatan perekonomian pedesaan memiliki fungsi-fungsi: a) Perkreditan, b) Penyediaaan dan penyaluran sarana-sarana produksi, barang-barang keperluan sehari-hari dan jasa-jasa lainnya, c) Pengolahan dan pemasaran hasil produksi, d) kegiatan perekonomian lainnya, Pelayanan kepada anggota3
3. Tujuan Koperasi Unit Desa (KUD) Menurut Pasal 3 UU perkoperasian RI No. 25 Tahun 1992, bahwa tujuan koperasi adalah:“Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan ara anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945”. Sedangkan tujuan dari KUD sesuai yang telah dinyatakan dalam Anggaran Dasar Koperasi Unit Desa, yaitu mengembangkan
ideologi
dan
kehidupan
perkoperasian,
mengembangkan
kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada kerja pada umumnya, mengembangkan kemampuan ekonomi, daya kreasi dan kemampuan usaha para anggota dalam meningkatkan produksi dan pendapatannya.
3
Pandji Anoraga, Ninik Widiyanti,op.cit hal.27
10
4. Fungsi KUD KUD sebagai pusat pelayanan dalam kegiatan perekonomian pedesaan memiliki fungsi: “a. Perkreditan, untuk keperluan produksi dan penyediaan kebutuhan modal investasi dan modal kerja bagi KUD dan warga desa. b. Penyediaan dan penyaluran sarana-sarana produksi seperti sarana sebelum dan sesudah panen. c. Pengolahan dan pemasaran hasil produksi atau industri dan sebagainya dari anggota KUD dan warga desa. d. Kegiatan perekonomian lainnya seperti perdagangan,pngangkutan dan sebagainya e. Dalam melaksanakan tugasnya KUD harus benar-benar mementingkan pelayanan kepada anggota dan masyarakat dan menghindarkan kegiatan yang menyaingi kegiatan anggota KUD sendiri. B. Kredit Sapi Perah (KSP) Kredit sapi perah merupakan salah satu unit usaha yang berada di KUD Getasan. Unit usaha ini bergerak dalam bidang perkreditan sapi perah. Tujuan utama pendirian KSP KUD Getasan ini adalah untuk menyokong keberlangsungan unit persusuan KUD Getasan, dimana petani/peternak sapi perah dapat membeli sapi perah secara kredit melalui KSP KUD Getasan dan mengangsurnya dengan susu sapi. C. Kredit Menurut UU.No 10 Tahun 1998 yang dimaksud dengan kredit adalah :
“Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan - tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang ditetapkan.4
4
“ UU.No 10 Tentang Perbankan,Tahun 1998,15
11
Menurut Raymond .Kent kredit adalah “hak untuk menrima pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu yang diminta, atau pada waktu yang akan datang, karena penyerahan barang barang sekarang.”5 Berdasakan definisi kredit, terdapat unsur-unsur kredit yang diuraikan sebagai berikut : 1. Kepercayaan, yaitu adanya keyakinan pihak bank (kreditur) bahwa debitur (peminjam dana) dapat melunasi pinjaman sesuai yang diperjanjikan. 2. Waktu, adanya jangka waktu tertentu antara pemberian kredit dan pelunasannya sesuai yang diperjanjikan. 3. Prestasi, adanya obyek tertentu berupa prestasi dan kontraprestasi pada saat tercapainya kesepakatan perjanjian kredit berupa uang dan bunga atau imbalan. 4. Risiko, adanya risiko yang mungkin terjadi selama jangka waktu pemberian dan pelunasan kredit, sehingga diperlukan jaminan untuk menutup kemungkinan terjadinya wanprestasi. Unsur kredit resiko berari dalam kredit.
D. Fungsi Kredit Fungsi kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian dan perdagangan antara lain sebagai berikut : “1. Kredit pada hakikatnya dapat meningkatkan daya guna uang 5
http://www.google.co.id/search?tbm=bks&hl=id&q=pengertian+kredit&btnG= 28/03/2012
12
2. 3. 4. 5. 6. 7.
Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang Kredit dapat pula meningkatkan daya guna dan peredaran barang Kredit sebagai alat stabilitas ekonomi Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan Kredit sebagai alat untuk meningkatkan hubungan internasional.”6
E. Kredit Bermasalah Kasus dalam kredit bermasalah debitur mengingkari janji mereka membyar bunga dan atau kredit induk yang telah jatuh tempo,sehingga terjadi keterlambatan pembayaran atau sama sakali tidak ada pembayaran. Dunia
perbangkan
internasional,dapat
dikategorikan
kedalam
kredit
bermasalah bilamana a) terjadi keterlambatan pembayaran bunga dan atau kredit induk lebih dari90 hari sejak tanggal jatuh tempo; b) tidak dilunasi sama sekali; c) diperlukan negosiasi atas syarat pembayaran kembali kredit dan bunga yang tercantum dalam perjanjian kredit”7 F . Faktor –faktor Penyebab Kredit Bermasalah : Ada empat faktor penyebab kredit bermasalah yang sering dijumpai dalam kalangan masyarakat atau debitur yaitu 1) “Kegagalan usaha debitur yang disebabkan kondisi usaha dan likuiditas keuagan debitur yang menurun dan penurunan likuiditas keuangan tersebut akan mempengaruhi kemampuan debitur untuk membayar bunga atau melunasi kredit.
6
Thomas Suyatno, dkk.”Dasar dasar perkreditan”. Jakarta.P.T Gramedia Pustaka Utama, 2007. Hal 16-17 7 Sisanto Sutojo, Menangani Kredit Bermasalah, (Jakarta; Damar Mulia Pustaka, 2008), hal. 13
13
2) Menurunnya kegiatan ekonomi dan tingginya suku bunga kredit yang disebabkan oleh perkembangan kondisi ekonomi atau bidang usaha yang merugikan kegitan bisnis mereka sehingga menyebabkan penurunan jumlah hasil penjualan barang atau jasa yang mereka usahakan penurunan hasil penjualan produk dapat mengakibatkan debitur menderita kerugian dan sumber dana yang inten perusahaan untuk membayar kredit adalah laba sesudah pajak dan dana penyusutan,maka menurunya keuntungan akan menurunkan kemampuan debitur melunasi kredit dan tingginya suku bunga kredit yang diikuti oleh menurunnya kegiatan ekonomi yang digarap debitur telah menjadi penyebab debitur dalam pengembalian kredit. 3) Pemanfaatan iklim persaingan dunia perbangkan yang tidak sehat, oleh debitur yang tidak bertanggung jawab disebabkan oleh iklim persainganbank yang ketat seringkali dimanfaatkan oleh debitur yang berwatak buruk untuk membujuk bank memberikan kredit dalam jumlah besar dengan syarat serigan mungkin. Sering kali kredit tersebut digunakan mendanai bisnis yang bersifat spekulatif seperti pembelian tanah, atau bangunan proyek real estate, gedung perkantoran, ruko, apartemen, atau proyek lain yang tidak jelas masa depan pemasarannya. 4) Musibah yang menimpa perusahaan debitur disebabkan oleh bencana alam seperti gempa bumi, banjir, badai, musim kemarau yang berkepanjangan, kebakaran, dan sebagainya yang seringkali merusak atau menurunkan kapasitas produk peralatan produksi yang dioperasikan oleh debitur. Akibatnya jumlah produksi, hasil penjualan produk dan keuntungan menurun dan likuiditas keuangan debitur memburuk”8. F. Dampak – dampak Kredit Bermasalah 1)“Dampak terhadap kelancaran operasi bank pemberi kredit bank yang dirorong oleh kredit bermasalah dalam jumlah besar akan mengalami berbagai macam kesulitan opersional 2) Dampak terhadap dunia perbankan kredit bermasalah dalam jumlah besar yang dihadapi oleh sebuah bank akan menurunkan tingkat kesehatan
8
Ibid hal,24
14
operasibank tadi yang akan mempengaruhi likuiditas keuangan dan solvabilitas mereka menyebabkan kepercayaan para penitip dana pada bank tersebut akan merosot. Dan penitip dana akan menarik dana mereka dari bank dengan akibat likuiditas keuangan bank yang bersangkutan lebih parah lagi sehingga mengakibatkan tingkat kesehatan bank merosot ke tingkat bank bermasalah. 3) Dampak terhadap kehidupan ekonomi/moneter negara adalah dengan munculnya kredit bermasalah dana yang telah diberikan bank kepada debitur untuk sementara dan seterusnya tidak kembali lagi kepada bank yang meminjamkannya yang menyebabkan perputaran dana bank terhenti. Dengan terhentinya terhentinya perputaran dan tersebut peranan bank sebagai lembaga perantara antara para pemilik dana surplus yang menitipkan dana kepada bank dengan mereka yang membutuhkan dana juga tidak dapat berfungsi secara penuh.9
H. Faktor – faktor yang dipertimbangkan debitur dalam memilih tempatPenjualan Susu : Hargaadalah faktor utama yang dipertimbangkan debitur dalam memilih tempat penjualan susu. Pengertian harga secara umum, harga adalah”jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki
9
Ibid.hal,25 - 26
15
atau menggunakan suatu produk atau jasa10. Dalam memilih tempat penjualan susu harga tersebut meliputi :
1) Harga susu adalah jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk susu tersebut. 2) Harga pakan adalah jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk pakan tersebut 3) Harga kebutuhan adalah jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk guna memenuhi butuhan sehari – hari. 4) Harga peralatan adalah jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk sebagai alat penunjang. I. Kerangka Berfikir KSP
Debitur KSP
Faktor – faktor yang dipertimbangkan Debitur dalammemilih tempat penjualan susu Non KSP
10
Philip Kotler dan Gary Armstrong ,Prinsip – prinsip pemasaran, (Jakarta Erlangga 2008).hal
345
16
Gambar 1.1 Kerangka Berpikir Kredit Sapi Perah (KSP) merupakan salah satu unit usaha yang ada di dalam KUD Getasan. Unit ini memberikan kredit kepada petani/peternak wilayah Getasan. Kredit yang diberikan oleh KSP ini berupa sapi perah yang dapat diangsur oleh petani/peternak sapi dengan susu sapi. Kredit merupakan suatu kewajiban yang harus diutamakan oleh seorang debitur.Sesuai dengan perjanjian antara KSP dan calon debitur sebelum kredit sapi diberikan bahwa petani/peternak wajib menjual susu sapi kepada KUD Getasan. Namun dalam kenyataannya di Kredit Sapi Perah (KSP) KUD Getasan terjadi kredit bermasalah bahkan kredit macet dalam pemberian kredit sapi kepada petani/peternak sapi, dimana debitur tidak mengangsur dengan menggunakan susu sapi. Hal ini tentunya memiliki alasan tersendiri bagi debitur (penerima kredit sapi perah) mengapa debitur tidak mengangsur utang menggunakan susu sapi seperti yang telah disepakati bersama antara debitur dan KSP KUD Getasan dalam surat perjanjian. J. Hasil Penelitian yang Relevan 1) Joko Susilo (2011) Kemampuan nasabah mengembalikan kredit sapi perah (KSP) di KUD “Sumber Karya” Pabelan Rumusan Masalah : Bagaimana kemampuan nasabah dalam pembayaran kredit sapi perah (KSP) di Koperasi Unit Desa (KUD) “Sumber Karya” Pabelan. Hasil
Penelitiannya
adalah
ketidak
mampuan
nasabah
dalam
mengembalikan kredit disebabkan oleh kekurangannya pendapatan lain, 17
petani tidak mau berusaha mencari mata pencaharian lain sebagai sumber kehidupannya, petani tidak bisa menekan biaya – biaya pengeluaran, banyak anggota keluarga yang harus dipenuhi kebutuhannya, dimasukan dalam tanggungan keluarga,keadaan musim, dan sapi sudah tidak berproduksi lagi. 2) Rujid (2010) Kemampuan peternak sapi perah dalam mengembalikan kredit kredit di KUD Getasan. Rumusan Masalah : Seberapa besar kemampuan peternak sapi dalam mengembalikan kreditnya kepada KUD Getasan dan faktor – faktor apa yang berhubungan dengan kemampuan pengembalian kredit tersebut. Hasil Penelitian adalah kemampuan pengembalian kredit di KUD Getasan rata adalah sebesar 176,33 % jumlah tersebut menandakan bahwa peternak mampu mengembalikan kredit
bahkan masih
memiliki
(tabungan).
Sedangkan faktor – faktor yang mempengaruhi yaitu pendapatan, tanggungan keluarga, dan pengalaman beternak
18