BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Pengertian, Landasan, Asas dan Tujuan Koperasi Indonesia 2.1.1. Pengertian Koperasi Secara Harfiah Koperasi dilihat dari asal katanya berasal dari co, yang berarti bersama, dan operasi, yang berarti bekerja. Dengan demikian arti kata koperasi adalah bekerjasama. Dari arti kata ini, pada umumnya koperasi dapat
didefenisikan
sebagai
perkumpulan
atau
organisasi
yang
beranggotakan orang-orang atau badan-badan yang secara sukarela bekerjasama untk mencapai sesuatu tujuan berdasarkan atas asas kekeluargaan. 2.1.2. Arti Koperasi Menurut Para Ahli Memang sulit untuk dapat memberikan defenisi yang tepat tentang kopersi, karena kata bekerjasama mempunyai arti yang luas dan bersifat umum. Oleh karena itu, beberapa orang ahli telah memberikan beberapa defenisi tentang koperasi tersebut.
Menurut Muhammad Hatta, Ko-
Operasi berasal dari kata ko, yang artinya bersama, dan operasi yang artinya bekerja. Jadi koperasi artinya sama-sama bekerja. Perkumpulan yang diberi nama koperasi adalah perkumpulan kerjasama dalam mencapai sesuatu tujuan. Dalam koperasi tidak ada sebagian anggota bekerja dan sebagian anggota memeluk tangan. Semuanya sama-sama bekerja untuk mencapai tujuan bersama.
13
Sementara
menurut
Soemodiwiryo
Koperasi
adalah
suatu
perkumpulan yang memungkinkan beberapa orang atau badan (sebagai anggota) dengan jalan kerjasama atas dasar sukarela, serta hak dan tanggungjawab yang sama menyelenggarakan usaha-usaha produksi, pembelian atau penjualan barang atau jasa untuk kepentinagan anggota. Dan menurut Ror koperasi bermakna An association incorporated, with economics aims formed by and persons or business entities having common needs, approximately equal voice in its management, making approximately equal or proportional contribution to capital and deriving proportional contribution to capital and deriving proportional services and benefits from it. Atau secara bebas defenisi tersebut dapat diartikan sebagai Suatu perkumpulan, yang biasanya berhubungan dengan, tujuantujuan ekonomi yang dibentuk dan untuk orang-orang atau kelompok bisnis yang kurang lebih mempunyai kebutuhan yang sama, pendapat yang samadalam manajemennya, memberikan kontribusi yang sama atau sebanding dalam modal dan menerima kontribusi yang sebanding untuk modal dan menerima pelayanan-pelayanan yang sebanding dan manfaatmanfaat dari itu. 2.1.3. Arti Koperasi Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian pada Bab I (Ketentuan Umum) pasal 1, menyebutkan arti koperasi sebagai berikut:
14
“Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas adad kekeluargaan.” Pengertian tersebut diatas menegaskan bahwa koperasi sebagai badan usaha harus melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi. Adapun prinsip koperasi itu sendiri menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 adalah: a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka; b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis; c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing angoota; d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal; e. Kemandirian. 2.1.4. Landasan Koperasi Indonesia Untuk menjadikan koperasi sebagai sokoguru perekonomian Indonesia, maka koperasi Indonesia harus memiliki suatu landasan yang kuat agar bangunan koperasi tersebut tidak akan roboh bila menghadapi tantangan-tantangan dalam masyarakat. Landasan ini merupakan tempat berpijak yang memungkinkan koperasi tumbuh, berdiri dan berkembang dalam menjalankan usahanya mencapai tujuan yang dicita-citakan. Pada umumnya landasan koperasi di dunia terdiri atas tiga unsur, yaitu: a. Landasan Idiil Koperasi
15
Idiil berasal dari bahasa Inggris yaitu Idea, yang artinya gagasan atau cita-cita.
Jadi yang dimaksud dengan landasan idiil koperasi
adalah dasar atau landasan yang digunakan dalam usha mencapai citacita. Landasan idiil yang digunakan oleh koperasi Indonesia adalah Pancasila.
Dasar idiil ini harus diamalkan oleh koperasi, sebab
Pancasila memmang menjadi falsafah Negara dan bangsa Indonesia yang telah menjadi pedoman hidup seluruh rakyat Indonesia. Oleh karena itu kelima sila Pancasila, yaitu: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang
Dipimpin
oleh
Hikmat
Kebijaksananaan
dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, harus merupakan dasar-dasar di dalam kehidupan koperasi di Indonesia.
Pancasila juga merupakan aspirasi dalam
berfikir, berbuat, dan bertindak bagi orang-orang yang bersatu dalam koperasi. b. Landasan Struktural Koperasi Struktural berasal dari bahasa Inggris yang berarti susunan. Jadi yang dimaksud dengan landasan struktural koperasi adalah tempat berpijak koperasi dalam susunan hidup bermasyarakat.
16
c. Landasan Mental Yaitu rasa dan karsa untuk hidup tolong menolong atas sesama manusia berdasarkan pada ketinggian budi dan harga diri sebagai manusia pribadi. Ketiga unsur tersebut diatas merupakan landasan-landasan dari tumbuh dan berkembangnya koperasi di Indonesia. 2.1.5. Asas Koperasi Indonesia Asas kekeluargaan dalam koperasi memberikan arti bahwa segala sesuatu di dalam koperasi dikerjakan oleh semua pihak dan untuk semua. Selain itu, karena koperasi timbul dari adanya tujuan yang sama yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan anggota, maka usaha koperasi adalah usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota.
Akibat–
akibat dari usaha yang dijalankan secara bersama ini akan ditanggung bersama-sama sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati bersama. Keberhasilan usaha koperasi ini akan sangat bergantung kepada para anggota-anggotanya.
Ini mengingat bahwa anggota koperasi
merupakan pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi. Oleh karena itu partisipasi anggota dalam koperasi akan dapat mengembangkan usaha koperasi. Dengan demikian anggota koperasi merupakan factor penentu dalam kehidupan koperasi Di samping hak untuk memanfaatkan dan mendapat pelayanan yang sama antara sesama anggota, terdapat hak-hak lain anggota, misalnya
17
hak untuk mengemukakan pendapat atu saran kepada pengurus di luar rapat anggota baik diminta maupun tidak diminta. 2.1.6. Tujuan Koperasi Secara
khusus
tujuan
kesejahteraan anggotanya.
koperasi
adalah
untuk
memajukan
Ini sebagaimana dinyatakan dalam GBHN
bahwa koperasi sebagian badan usaha yang makin dan andal harus mampu mensejahterakan ekonomi anggotanya.
Berkaitan dengan masalah
tersebut, maka pembanguan koperasi sebagai wadah kegiatan ekonomi rakyat diarahkan agar makin memiliki kemampuan menjadi badan usaha yang efisien dan menjadi gerakan ekonomi rakyat yang tangguh dan berakar dalam masyarakat. Di samping tujuan secara khusus tersebut, koperasi sebagai badan usaha dan sebagai gerakan ekonomi rakyat, secara umum bertujuan untuk memajukan kesejahteraan masyarakat. Lebih luas lagi, tujuan koperasi adalah ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Tujuan-tujaun tersebut tertuang dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 Bab II Pasal 3, sebagai berikut: ”Koperasi
bertujuan
memajukan
kesejahteraan
anggota
pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat
18
yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan UndangUndang Dasar 1945.” Koperasi ini berlainan dengan perkumpulan-perkumpulan orang lainnya oleh karena dalam koperasi tujuan bersama untuk kepentingan bersama itu diselenggarakan dan dicapai melalui suatu kegiatan ekonomi yang terorganisir yang ada umunya disebut dengan badan usaha. Dengan demikian dalam tujuan koperasi terkadang dua unsur, yaitu unsur sosial dan unsur ekonomi, tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Unsur sosial menyatakan cirri koperasi sebagai kumpulan orangorang yang mengakui, merasakan, dan terus menerus menyadari adanya kesamaan kebutuhan dan usaha-usaha pemenuhan kebutuhan itu dengan cara yang lebih rasional, efisienm den lebih efektif. Sedangakn unsur ekonomi menyatakan cirri koperasi koperasi sebagai badan usaha yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan bersama yang dirasakan dan ingin dicapai atau dipenuhi bersama.
2.2.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 Mengenai Akuntansi Pekoperasian 2.2.1. Karkteristik Koperasi Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsipprinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat daerah kerja pada
19
umumnya, dengan demikian koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan sokoguru perekonomian nasioanl. Prinsip-prinsip koperasi merupakan landasan pokok koperasi dalam menjalankan usahanya sebagai badan usaha dan gerakan ekonomi rakyat.
Prinsip-prinsip tersebut terdiri dari: kemandirian, keanggotaan
bersifat terbuka, pengelolaan dilakukan secara demokratis, pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil dan sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota, pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal, pendidikan perkoperasian dan kerjasama antar-koperasi. Karakteristik utama koperasi yang membedakan dengan badan usaha yang lain adalah, bahwa anggota koperasi memiliki identitas ganda (the dual identity of member), yaitu sebagai pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi (user own oriented firm). Oleh karena itu, maka: 1. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama; 2. Koperasi didirikan dan dikembangkan berlandaskan nilai-nilai percaya diri untuk menolong dan bertanggungjawab kepada diri sendiri, kesetiakawanan, keadilan, persamaan, dan demokrasi.
Selain itu
percaya pada nilai-nilai etika, kejujuran, keterbukaan, tanggung jawab sosial, dan kepedulian terhadap orang lain; 3. Koperasi didirikan, dimodali, dibiayai, diatur, dan diawasi serta dimanfaatkan sendiri oleh anggotanya;
20
4. Tugas pokok badan usaha Koperasi adalah menunjang kepentingan ekonomi anggota dalam rangka memajukan kesejahteraan anggota; 5. Jika terdapat kelebihan kemampuan pelayanan koperasi terhadap anggotanya, maka kelebihan kemampuan pelayanan tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang non-anggota. Dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya, koperasi tidak hanya dituntut mempromosikan usaha-usaha ekonomi anggota, tetapi juga mengembangkan sumber daya anggota melalui pendidikan dan pelatihan yang dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan sehingga anggota semakin professional dan mampu mengikuti perkembangan bidang usahanya. Sebagai penggerak ekonomi rakyat dan sokoguru perekonomian nasional, pemerintah sangat berkepentingan terhadap keberhasilan koperasi.
Oleh karena itu, pemerintah berperan dalam memberikan
pembinaan, perlindungan, dan peluang usaha pada koperasi.
Dalam
pelaksanaan pembinaan, perlindungan dan peluang usaha tersebut, koperasi perlu berpedoman pada ketentuan-ketentuan yang ditetapkan pemerintah.
Ketentuan tersebut juga berpengaruh terhadap perlakuan
akuntansi terhadap koperasi. 2.2.2. Struktur Pengorganisasian Koperasi Koperasi terbagi ke dalam koperasi primer dan koperasi sekunder. Koperasi primer adalah koperasi yang beranggotakan orang seorang.
21
Koperasi sekunder adalah koperasi yang beranggotakan badan-badan hukum koperasi. Jumlah pemilikan anggota pada koperasi, baik pada anggota koperasi primer maupun koperasi sekunder pada prinsipnya adalah sama, dengan demikian tidak terdapat pemilikan mayoritas dan minoritas dalam koperasi. Oleh karena itu, laporan keuangan koperasi primer dan koperasi sekunder tidak dikonsolidasikan. 2.2.3. Usaha dan Jenis Koperasi Koperasi dapat melakukan usaha-usaha sebagaimana badan usaha lain, seperti di sector perdagangan, industry manufaktur, jasa keuangan dan pembiayaan, jasa asuransi, jasa transportasi, jasa profesi dan jasa lainnya.
Perlakuan akuntansi ini mengacu pada pernyataan standar
akuntansi keuangan yang mengatur pada perlakuan akuntansi dalam setiap sektor industri tersebut. Koperasi dapat digolongkan dalam beberapa jenis, namun berdasarkan kepentingan anggota dan usaha utama koperasi, koperasi digolongakan ke dalam empat jenis, yaitu koperasi konsumen, koperasi produesen, koperasi simpan pinjam, dan koperasi pemasaran. 2.2.4. Tujuan Pernyataan ini bertujuan untuk perlakuan akuntansi yang timbul dari hubungan transaksi antara koperasi dan anggotanya dan transaksi lain yang spesifik pada koperasi. Pernyataan ini yang mencakup pengaturan
22
yang mengenai pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan dalam laporan keuangan 2.2.5. Ruang Lingkup Pernyataan ini mengatur akuntansi bagi usaha koperasi atas transaksi yang timbul dari hubungan koperasi bagi anggotanya, yaitu meliputi transaksi setiran anggota koperasi dan transaksi usaha koperasi dengan anggotamya; dan transaksi yang spesifik pada badan usaha koperasi, diantaranya modal cadangan, modal penyertaan, modal sumbangan,
beban-beban
perkoperasian;
serta
penyajian
dan
pengungkapannya dalam laporan keuangan. Pernyataan ini tidak mengatur akuntansi transaksi yang timbul dari hubungan koperasi dan non-anggota.
Transaksi tersebut diperlakukan
sama dengan transaksi yang terjadi pada badan usaha lainnya. Hal-hal yang bersifat umum atau yang tidak secara khusus diatur dalam pernyataan ini, termasuk akuntansi untuk transaksi unit usaha otonom koperasi, harus diperlakukan dengan mengacu pada Pernyataan Standar Akuntansi yang lain. Pernyataan ini berlaku bagi laporan keuangan untuk disajikan kepada pihak eksternal yaitu anggota koperasi, pemerintah, kreditur, dan pihak lain yang berkepentingan. Pemerintah sebagai salah satu pihak pemakai laporan keuangan, mungkin memerlikan informasi khusus untuk tujuan tertentu. Pernyataan ini bukan merupakan pengaturan penyajian laporan untuk pemerintah
23
tersebut. Penyajian informasi khusus ini diatur dalam pedoman akuntansi tersendiri yang mengacu pada pernyataan ini. Bermacan-macam jenis koperasi, misalnya koperasi konsumen, dan koperasi produsen, koperasi simpan pinjam, dan koperasi pemasaran dalam penyajian laporan keuangannya dapat menampakkan kekhususan masing-masing, dan untuk itu dapat diatur dalam pedoman akuntansi tersendiri dengan mengacu pada pernyataan ini. 2.2.6. Defenisi Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seseorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Anggota Koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi, dan telah membayar penuh simpanan pokok yang telah ditetapkan. Koperasi Konsumen adalah koperasi yang anggotanya pada konsumen akhir atau pemakai barang atau jasa, dan kegiatan atau jasa utama melakukan pembelian bersama.
Contoh koperasi konsumen adalah
koperasi yang kegiatan utamanya mengelola warung serba ada atau supermarket. Koperasi Konsumen adalah koperasi yang angootanya tidak memiliki rumah tangga usaha atau perusahaan sendiri-sendir tetapi bekerja sama dalam wadah koperasi untuk menghasilkan dan memasarkan barang dan jasa, dan kegiatan utamanya menyediakan, mengoperasikan, atau
24
mengelola sarana produksi bersama. Contoh koperasi produsen adalah koperasi jasa konsultasi. Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang kegiatan atau jasa utamanya menyediakan jasa penyimpanan dan peminjaman untuk anggotanya. Koperasi Pemasaran adalah koperasi yang anggotanya para produsen atau pemilik barang atau penyedia jasa dan kegiatan atau jasa utamanya melakuan pemasaran bersama. Simpanan Pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya dan atau sama nilainya yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota.
Simpanan pokok tidak dapat diambil
kembali selama yang bersangkutan menjadi anggota. Simpanan Wajib adalah sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama yang wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan wajib tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan menjadi anggota. Modal Anggota adalah simpanan pokok dan simpanan wajib yang harus dibayar anggota kepada koperasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada koperasi. Tiap anggota memiliki hak yang sama, tidak tergantung pada besarnya modal anggota pada koperasi. Modal Sumbangan adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang yang diterima dari pihak lain yang bersifat hibah dan
25
tidak mengikat. Modal sumbangan tidak dapat dibagikan kepada anggota selama koperasi belum dibubarkan. Modal Penyertaan adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang yang ditanamkan oleh pemodal untuk menambah dan memperkuat struktur permodalan dalam meningkatkan usaha koperasi. Cadangan adalah bagian dari sisa hasil usaha yang disishkan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar atau ketetapan rapat anggota. Partispasi Bruto adalah kontribusi anggota koperasi sebagai imbalamn penyerahan barangf dan jasa kepada anggota, yang mencakup harga pokok dan partisipasi neto. Partispasi Neto adalah kontribusi anggota terhadap hasil usaha usaha koperasi yang merupakan selisih antara partisipasi bruto dengan beban pokok. Pendapatan dari Non-Anggota adalah penjualan barang atau jasa kepada non-anggota. Beban Perkoperasian adalah beban sehubungan dengan gerakan perkoperasian dan tidak berhubungan dengan kegiatan usaha. Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah gabunagan dari partisipasi neto dan laba atau rugi kotor dengan non-anggota, ditambah atau dikurangi dengan pendapatan dan beban lain serta beban perkoperasian dan pajak penghasilan badan koperasi.
26
Promosi Ekonomi Anggota adalah peningkatan pelayanan kepada anggotanya dalam bentuk manfaat ekonomi yang diperoleh
sebagai
anggota koperasi. Usaha Otonom Koperasi adalah bagian organisasi yang mandiri berkegiatan dan beranggotakan khusus dalam sebuah koperasi, sehingga unit usaha otonom tersebut setara dengan sebuah entitas ekonomi. Contoh, sebuah KUD memiliki unit usaha otnom simpan pinjam, unit usaha otnom konsumen dan unit usaha distribusi. Ekuitas Ekuitas koperasi terdiri dari modal anggota berbentuk simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan lain yang memiliki karakteristik yang sama dengan simpanan pokok atau simpanan wajib, modal penyertaan, modal sumbangan, cadangan, dan sisa hasil usaha belum dibagi. Modal Anggota Simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan lain yang memiliki karakteristik yang sama dengan simpanan pokok atau simpanan wajib diakui sebagai ekuitas koperasi dan dicatat sebagai nilai nominalnya. Secara formal, anggota dapat diakui sebagai anggota koperasi jika ia telah menyetor uang sejumlah tertentu sebagai simpanan pokok pada saat pertama menjadi anggota. Di samping itu, ia juga harus menyetor sejumlah uang tertentu secara berkala sebagai simpanan wajib. Simapan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat menjadi
27
anggota. Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan pokok dan simpanan wajib berfungsi sebagai penutup resiko dan arena itu idak dapat diambil selama yang bersangkutan masih menjadi anggota. Simpanan wajib yang terkait dengan pinjaman anggota dan jenis simpanan wajib yang lain yang dalam prakteknya justru dapat diambil setelah pinjaman yang bersangkutan lunas atau pada waktu-waktu tertentu, tidak dapat diakui sebagai ekuitas. Walapun simpanan pokok dan simpanan wajin dapat diambil kembali jika yang bersangkutan keluar dari anggota koperasi, namun diasumsikan bahwa anggota koperasi akan tetap menjadi anggota dalam waktu yang tidak terbatas.
Dengan demikain simpanan pokok dan
simpanan wajib tersebut bersifat permanen. Simpanan pokok dan simpanan wajib yang belum diterima disajikan sebagai piutang simpanan pokok dan simpanan wajib. Pembayaran simpanan pokok dan simpanan wajib dapat dilakukan secara angsuran yang jumlah dan lamanya ditetapkan dalam anggaran dasar atau ketentuan lain. Penyajian nilai nominal simpanan pokok dan simpanan wajib di neraca adalah dengan menyajikan nilai nominal simpanan pokokdan simpanan wajib. Jumlah simpan pokok dan simpanan wajib yang belum diterima dari anggota disajikan sebagai piutang simpanan pokok dan simpanan wajib.
28
Kelebihan setoran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota baru diatas nilai nominal simpanan pokok dan simpanan wajib anggota pendiri diakui sebagai modal penyertaan partisipasi anggota. Rapat anggota dapat menetapkan jumlah setoran simpanan pokok dan simpanan wajib bagi anggota baru yang masuk kemudian yang jumlahnya setara dengan jumlah simpanan pokok dan simpanan wajib anggota pendiri. Modal ini bukan milik anggota penyetor, karena itu tidak dapat diambil kembali pada saat anggota keluar dari keanggotaan koperasi. Apabila koperasi juga menetapkan simpanan lain selain simpanan pokok dan simpanan wajib sebagai ekuitas, maka bila terdapat penyetoran lebih dari nilai nominal simpanan oleh anggota baru, maka kelebihan tersebut juga diakui sebagai modal penyertaan. Modal Penyertaan Modal penyertaan diakui sebagai ekuitas dan dicatat sebesar jumlah nominal setoran. Dalam modal penyertaan yang diterima selain uang tunai, maka modal penyertaan tersebut dinilai sebesar harga pasar yang berlaku pada saat diterima. Modal penyertaan ikut menutup resiko kerugian dan memiliki sifat relative permanen, dan imbalan atas pemodal didasarkan atas hasil usaha yang diproleh. Oleh karena itu, modal penyertaan tersebut diakui sebagai ekuitas.
Ketentuan mengenai perjanjian dengan pemodal yang
menyangktu pembagian keuntungan atau hasil usaha, tanggungan
29
kerugian, jangka waktu, dan hak-hak pemodal harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan. Modal Sumbangan Modal sumbangan yang diterima oleh koperasi yang dapat menutup resiko kerugian diakui sebagai ekuitas, sedangkan modal sumbangan yang substansinya merupakan pinjaman diakui sebagai kewajiban jangka panjang dan dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan. Oleh
karena
koperasi
mengemban
misi
nasional
untuk
menggerakkan ekonomi rakyat dan menjadi sokoguru perekonomian nasional, maka dimungkinkan koperasi memperoleh sumbangan dari pemerintah dan pihak lain.
Sumbangan tersebut dapat diakui sebagai
ekuitas jika ia dapat menanggung resiko atas kerugian. Kadangkala sumbangan diterima oleh koperasi dengan persyaratan tertentu yang mengikat, sehingga hakikat sumbangan tersebut adalah pinjaman. Sumbangan ini tidak dapat diakui sebagai ekuitas, tetapi harus diakui sebagai kewajiban lain-lain jangka panjang dan dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan. Cadangan Cadangan dan tujaun penggunannya dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan. Pembentukan cadangan dapat ditujukan antara lain untuk pengembangan usaha koperasi, menutup resiko kerugian, dan pembagian kepada anggota yang keluar dari keanggotaan koperasi.
30
Cadangan yang dibentuk dari sisa hasil usaha dicatat dalam akun cadangan. Tujuan penggunaan cadangan tersebut harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan. Cadangan yang dibentuk dari sisa hasil usaha yang diperoleh setiap tahun
buku
yang
dimaksudkan
untuk
pemupukan
modal
dan
pengembangan usaha dan menutup resiko kerugian merupakan bagian dari ekuitas. Sebagai bagian dari ekuitas, cadangan berpengaruh terhadap total nilai kekayaan bersih yang mencerminkan nilai pemilikan anggota koperasi. Sisa Hasil Usaha Sisa hasil usaha tahun berjalan dibago sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada koperasi. Dalam hal jenis dan pembagian sisa hasil telah diatur secara jelas maka bagian yang tidak menjadi hak koperasi diakui sebagai kewajiban. Apabila jenis dan jumlah pembagiannya belum diatur secara jelas, maka sisa hasil usaha tersebut dicatat sebagai sisa hasil usaha belum dibagi dan harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan. Suatu kebiasaan dalam koperasi, bahwa sisa hasil usaha yang diperoleh dalam tahun berjalan dibagi sesuai dengan ketentuan anggaran dasar atau anggaran rumah tangga. Keharusan pembagian sisa hasil usaha tersebut
juga
dinyatakan
dalam
Undang-Undang
Perkoperasian.
Penggunaan sisa hasil usaha yang dibagikan tersebut diantaranya untuk
31
anggota, dana pendidikan, dan untuk koperasi sendiri.
Jumlah yang
merupakan hak koperasi diakui sebagai cadangan. Pembagian sisa hasil usaha tersebut harus dilakukan pada akhir periode pembukuan.
Jumlah yang dialokasikan selain untuk koperasi
diakui sebagai kewajiban. Dalam hal pembagian tidak dapat dilakukan karena jenis dan jumlah pembagiannya belum diatur secara jelas dalam anggaran dasar atau anggaran rumah tangga, tetapi harus menunggu rapat anggota, maka sisa hasil usaha tersebut dicatat sebagai sisa hasil usaha belum dibagi dan harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan. Kewajiban Simpanan anggota yang tidak berkarakteristik sebagai ekuitas diakui sebagai kewajiban jangka pendek atau jangka panjang sesuai dengan tanggal jatuh tempo dan dicatat sebesar nilai nominalnya. Simpanan anggota yang berkarakteristik sebagai ekuitas adalah sejumlah tertentu dalam nilai uang yang diserahkan oleh anggota pada koperasi atas kehendak sendiri sebagai simpanan dan dapat diambil sewaktu-waktu sesuai perjanjian. Simpanan ini tidak mengandung resiko kerugian dan sifatnya sementara karena diakui sebagai kewajiban. Aktiva Aktiva yang diperoleh dari sumbangan yang terikat pengguannya dan tidak dapat dijual untuk menutup kerugian koperasi diakui sebagai aktiva lain-lain. Sifat keterikatan penggunaan tersebut dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan. Sifat pembatasn aktiva tetap dijelaskan
32
dalam catatan atas laporan keuangan. Aktiva-aktiva yang dikelola oleh koperasi, tetapi bukan milik koperasi, tidak diakui sebagai aktiva, dan harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan Pendapatan dan Beban Pendapatan koperasi yang timbul dari transaksi dengan anggota diakui sebesar partisipasi bruto, yang pada dasarnya adalah penjualan barang atau jasa kepada anggota. Dalam kegiatan penngadaan barang dan jasa untuk anggota, partisipasi bruto dihitung dari harga pelayanan yang diterima atau dibayar oleh anggota yang mencakup beban pokok dan partisipasi neto. Pendapatan koperasi yang berasal dari transaksi dengan nonanggota diakui sebagai pendapatan (penjualan) dan dilaporkan terpisah dari partisipasi anggota dari laporan perhitungan hasil usaha sebesar nilai transaksi. Selisih antara pendapatan dan beban pokok transaksi dengan non-anggota diakui sebagai laba atau rugi kotor dengan non-anggota. Dalam hal ini koperasi memiliki kelebihan kapasitas setelah pelayanan kepada anggota, koperasi dapat memanfaatkan kelebihan kapasitas tersebut kepada non-anggota. Dalam hal ini koperasi berarti memasuki pasar bebas dan kedudukan koperasi adalah sama dengan yang lain.
Koperasi boleh menggunakan motivasi mencari laba sebesar-
besarnya sejauh pelanggan adalah pasr bebas. Oleh karena laporan keuangan koperasi harus dapat mencerminkan tujuan koperasi, maka perhitungan hasil usaha harus menonjolkan secara
33
jelas kegiatan usaha koperasi dengan anggotanya, karena itu pendapatan dari anggota disajikan terpusah dari pendapatan yang berasal dari nonanggota.
Penyajian ini lebih mencerminkan bahwa koperasi lebih
mementingkan transaksi atau pelayanan kepada anggota daripada nonanggota. Beban usaha dan beban perkoperasian harus disajikan terpisah dalam laporan perhitungan hasil usaha. Dalam meningkatkan kesejahteraan anggota, koperasi tidak hanya berfungsi menjalankan usaha-usaha bisnis yang memberikan manfaat atau keuntungan ekonomi kepada anggota, tetapi juga harus menjalankan fungsi lain untuk meningkatkan kemampuan sumber daya anggota. Kegiatan ini tidak dilakukan oleh badan usaha lain.
Beban yang
dikeluarkan untuk kegiatan ini disebut dengan beban perkoperasian. Termasuk dalam beban ini antara lain adalah beban pelatihan anggota, beban pengembangan usaha anggota, dan beban iuran untuk gerakan koperasi (Dewan Koperasi Indonesia). 2.3.
Laporan Keuangan Koperasi Laporan keuangan koperasi meliputi neraca, perhitungan hasil usaha, laporan arus kas, laporan promosi ekonomi anggota, dan catatan atas laporan keuangan. 2.3.1. Neraca Neraca menyajikan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan ekuitas koperasi
34
2.3.2. Perhitungan Hasil Usaha Perhitungan hasil usaha harus memuat hasil usaha dengan anggota dan laba atau rugi kotor dengan non-anggota. Perhitunagan hasil usaha menyajikan informasi mengenai pendapatan dan beban-beban usaha dan beban perkoperasian selama periode tertentu. Perhitungan hasil usaha menyajikan hasil akhir yang disebut sebagai sisa hasil usaha. Sisa hasil usaha yang diperoleh mencakup hasil usaha dengan anggota dan laba atau rugi kotor dengan non-anggota. Istilah perhitungan hasil usaha digunakan mengingat manfaat dari usaha koperasi tidak semata-mata diukur dari sisa hasil usaha atau laba tetapi lebih ditentukan pada manfaat bagi anggota. 2.3.3. Laporan Arus Kas Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai perubahan kas yang meliputi saldo awal kas, sumber penerimaan kas, pengeluaran kas, dan saldo akhir pada periode tertentu. 2.3.4. Laporan Promosi Ekonomi Anggota Dalam hasil usaha tahun berjalan belum dibagi, maka manfaat ekonomi yang diperoleh anggota dari pembagian sisa hasil usaha pada akhir tahun buku dapat dicatat sebesar taksiran jumlah sisa hasil usaha yang akan dibagi untuk anggota. Laporan promosi ekonomi anggota adalah laporan yang memperlihatkan manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi selama satu tahun tertentu. Laporan tersebut mencakup empat unsur, yaitu: a. Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa bersama;
35
b. Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengolahan bersama; c. Manfaat ekonomi dari simpan pinjam lewat koperasi; d. Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha. Manfaat tersebut mencakup manfaat yang diperoleh selama tahun berjalan dari transaksi pelayanan yang dilakukan koperasi untuk anggota dan manfaat yang dilakukan koperasi untuk anggota dan manfaat yang diperoleh pada akhir tahun buku dari pembagian sisa hasil usaha tahun berjalan. Laporan promosi ekonomi anggota ini disesuaikan dengan jenis koperasi dan usaha yang dijalankan. 2.3.5. Catatan atas Laporan Keuangan Catatan
atas
laporan
keuangan
menyajikan
pengungkapan
(disclosures) yang memuat: a. Perlakuan akuntansi antara lain mengenai: 1) Pengungkapan pendapatan dan beban sehubungan dengan transaksi koperasi dengan anggota dan non-anggota; 2) Kebijakan akuntansi tentang aktiva tetap, penilaian persediaam, piutang, dan sebagainya; 3) Dasar penetapan harga pelayanan kepada anggota dan non-anggota. b. Pengungkapan informasi lain, antara lain: 1) Kegiatan atau pelayanan utama koperasi kepada anggota baik yang tercantum dalam kegiatan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga maupun dalam praktek, atau yang telah dicapai oleh koperasi;
36
2) Aktivitas koperasi dalam pengembangan sumber daya dan mempromosikan usaha ekonomi anggota, pendidikan dan pelatihan perkoperasian, usaha, manajemen, yang diselenggarakan untuk anggota dan penciptaan lapangan usaha baru untuk anggota; 3) Ikatan atau kewajiban bersyarat yang timbul dari transaksi koperasi dengan anggota dan non-anggota; 4) Pengklasifikasian piutang dan hutang yang timbul dari transaksi koperasi dengan anggota dan non-anggota; 5) Pembatasan penggunaan dan resiko atas aktiva tetap yang diperoleh atas dasar hibah atau sumbangan; 6) Aktiva yang dioperasikan oleh koperasi tetap bukan milik koperasi; 7) Aktiva yang diperoleh secara hibah dalam bentuk pengalihan saham dari perusahaan swasta; 8) Pembagian sisa hasil usaha dan penggunaan cadangan; 9) Hak dan tanggungan pemodal modal penyertaan; 10) Penyelenggaraan rapat, dan keputusan-keputusan penting yang berpengaruh terhadap perlakuan akuntansi dan penyajian laporan keuangan.
Tanggal Berlaku Efektif Pernyataan ini mulai berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai atau setelah tanggal 1 Januari 1999.
37
2.4.
Karakteristik Pelaporan Keuangan Koperasi 1. Laporan keuangan koperasi adalah laporan keuangan yang disusun untuk dapat menggambarkan posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas perusahaan secara keseluruhan (corporate) sebagai pertanggung jawaban pengurus atas pengelolaan koperasi yang terutama ditujukan kepada anggota. 2. Laporan laba rugi menyajikan hasil akhir yang disebut sebagai Sisa Hasil Usaha (SHU). Sisa hasil usaha koperasi dapat berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota dan non-anggota.
Pada rapat anggota
tahunan, sisa hasil usaha ini diputuskan untuk dibagi sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Undang-Undang dan anggaran dasar koperasi. Acuan ko,ponen pembagian SHU adalh sebagai berikut: a. Cadangan koperasi; b. Anggota sebanding dengan jasa yang diberikan; c. Dana pengurus; d. Dana pegawai/karyawan; e. Dana pendidiakan koperasi; f. Dana sosial; g. Dana pembangunan daerah kerja. 3. Pemakai utama dari laporan keuangan koperasi adalah para anggota koperasi itu sendiri serta para pejabat Pembina.
Pemakai lain yang
mempunyai kepentingan terhadap koperasi diantaranya adalah calon anggota koperasi, bank, kreditur, dan kantor pajak.
38
4. Kepentingan pemakain utama laporan keuangan koperasi terutama adalah: a. Menilai pertanggung jawaban pengurus; b. Menilai prestasi pengurus; c. Menilai manfaat yang diberikan koperasi terhadap anggotanya; d. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan jumlah sumber daya, karya dan jasa yang akan diberikan kepada koperasi. 5. Modal koperasi terdiri dari dan dipupuk dari simpanan-simpanan, pinjaman-pinjaman, dan penyisihan dari hasil usahanya, termasuk cadangannya serta sumber-sumber lain. Simpanan anggota dalam koperasi terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela. Simpanan sukarela dapat berasal dari non-anggota. Cadangan koperasi dipupuk melalui cadangan sisa hasil usaha dan cara-cara lain yang ditetapkan
melalui
anggaran
dasar.
Cadangan
dalam
koperasi
dimaksudkan untuk memupuk modal koperasi sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi. Cadangan koperasi bukan milik anggota koperasi dan tidak boleh dibagikan kepada anggota walaupun pada waktu pembubaran. Dengan demikian, istilah modal koperasi tidak hanya mencakupi modal yang disetor oleh anggota. Permodalan dalam koperasi meliputi seluruh sumber pembelanjaan koperasi, yang bersifat dapat permanen atau sementara. Pihak-pihak yang mempunyai klaim terhadap sumber daya koperasi terdiri dari kreditur, anggota/pemilik, dan badan usaha koperasi itu sendiri. Struktur klaim yang demikian menunjukkan bahwa koperasi mempunyai eksistensi tersendiri, terpisah dengan anggota-anggotanya.
39
6. Pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan penyusutan-penyusutan dan beban-beban dari tahun buku yang bersangkutan disebut sisa hasil usaha. Sesuai dengan karakteristik koperasi, sisa hasil usaha berasal dari hasil usaha yang diselenggarakan untuk anggota dan non-anggota. 7. Keanggotaan pada koperasi tidak dapat dipindah tangankan dengan dalih apa saja. Kewajiban anggota untuk menaggung kerugian yang diderita, baik yang timbul pada penutupan tahun buku maupun pada saat pembubaran, dapat ditetapkan terbatas atau tidak terbatas. Dalam hal tanggungan anggota ditetapkan terbatas, maka kerugian hanya dapat dibebankan pada kekayaan koperasi (dalam bentuk cadangan yang telah dipupuk) dan kepada anggota sebesar jumlah tanggungan yang ditetapkan dalam jumlah anggaran.
2.5.
Tujuan Pelaporan Keuangan Koperasi 1. Laporan keuangan koperasi dapat menyediakan informasi yang berguna bagi pemakai utama dan pemakai lainnya untuk: a.
Mengetahui manfaat yang diperoleh dengan menjadi anggota koperasi;
b.
Mengetahui prestasi keuangan koperasi selama satu periode dengan sisa hasil usaha dan manfaat keanggotaan koperasi sebagai ukuran;
40
c.
Mengetahui sumber daya ekonomis yang dimiliki koperasi, kewajiban dan kekayaan bersih, dengan pemisah antara yang berkaitan dengan anggota dan non-anggota;
d.
Mengetahui transaksi, kejadian, dan keadaan yang mengubah sumber daya ekonomis, kewajiban dan kekayaan bersih, dalam suatu periode, dengan pemisah antara yang berkaitan dengan anggota dan nonanggota;
e.
Mengetahui informasi penting lainnya yang mungkin mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas koperasi.
2. Informasi yang diperlukan untik mencapai tujuan seperti dimaksud dalam tujuan sebelumnya diantaranya adalah: a. Sumber daya ekonomis yang dimiliki koperasi; b. Kewajiban yang harus dipenuhi koperasi; c. Kekayaan bersih yang dimiliki oleh anggota dan koperasi itu sendiri; d. Transaksi, kejadian, dan keadaan yang terjadi dalam suatu periode yang mengubah daya ekonomis, kewajiban, dan kekayaan bersih koperasi; e. Sumber dab penggunaan dana serta informasi-informasi lain yang mungkin mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas koperasi. Informasi-informasi yang disajikan dalam laporan keuangan koperasi sedapat mungkin memisahkan antara aktivitas yang dilakukan oleh anggota dan non-anggota.
41
2.6.
Perlunya Kebijakan Akuntansi Tujuan yang ingin dicapai melalui penetapan kebijakan akuntansi adalah sebagai berikut: 1. Sebagai pemilihan dan penjabaran lebih lanjut dari standar-standar yang terdapat dalam PSAK yang dipandang paling tepat untuk diterapkan dalam penyelenggaraan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan koperasi, setelah sebelumnya mempertimbangkan praktik akuntansi yang lazim dalam badan usaha penyelenggar koperasi serta kekhususan kondisi badan usaha koperasi 2. Sebagai acuan dalam penyusunan pedoman akuntansi (accounting manual) yang akan dipergunakan dalam mengakuntansikan transaksitransaksi keuangan badan usaha koperasisesuai prinsip-prinsip yang lazim.
2.7.
Perubahan Laporan Keuangan Salah satu tujuan ditetapkannya kebijakan akuntansi adalah agar
terpelihara konsistensi dan keseragaman perilaku akuntansi terhadap suatu transaksi perusahaan.
Namun demikian, ini tidak menutup kemungkinan
adanya perubahan/penyempurnaan sesuai perkembangan keadaan. Penetapan atas perubahan kebijakan akuntansi ini diatur oleh ketua koperasi.
42
2.8.
Penyajian Laporan Keuangan 1. Laporan keuangan terdiri dari: a. Neraca; b. Laporan perhitungan hasil usaha; c. Laporan arus kas; d. Catatan laporan keuangan; e. Laporan perubahan kekayaan bersih. 2. Laporan keuangan disajikan secara komparatif berurutan untuk dua periode akuntansi terakhir; 3. Neraca disusun untuk mencerminkan posisi keuangan koperasi pada tanggal tertentu, terdiri dari unsur aktiva, kewajiban, dan ekuitas; 4. Laporan perhitungan hasil usaha disajikan dengan memisahkan pos penghasilan dan beban yang berasal dari kegiatan yang diselenggarakan untuk anggota dan non-anggota, pos penghasilan dan beban yang berasal dari kegiatan penunjang lainnya, serta laba rugi yang timbul dari transaksi yang bersifat luar biasa (extra ordinary); 5. Alokasi pendapatan dan beban kepada anggota dan non-anggota pada perhitungan hasil usaha berdasarkan perbandingan manfaat yang diterima oleh anggota dan non-anggota. Bila cara demikian sulit dilaksanakan, aplikasi dapat dilakukan secara sistematik dan rasional. Metode alokasi pendapatan dan beban harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan;
43
6. Laporan arus kas disusun dengan maksud untuk mencerminkan arus kas dan arus keluar kas, yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menilai penggunaan arus kas tersebut. a. Kas terdiri dari saldo kas, rekening giro, dan setara kas. Setara kas adalah investasi yang sangat likuid, berjangka waktu maksimal satu bulan, dan dapat dicairkan tanpa menimbulkan resiko perubahan nilai yang sangat signifikan. Perubahan antara pos dalam unsur kas atau setara kas tidak diperhitungkan sebagai arus kas. b. Laporan arus kas disusun menurut sumber dan penggunaan kas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan akitivitas pendanaan. c. Arus kas dari aktivitas operasi adalah aliran penerimaan dan pengeluaran kas yang berhubungan dengan aktivitas operasi koperasi sebagai badan usaha. d. Arus kas dari aktivitas investasi adalah aliran penerimaan dan pengeluaran kas yang berhubungan dengan aktivitas investasi koperasi serta bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. e. Arus kas dari aktivitas pendanaan adalah aliran penerimaan pengeluaran kas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi ekuitas dan pinjaman badan usaha koperasi. 7. Catatan laporan keuangan disusun dengan maksud untuk mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan:
44
a. Kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan sebagai dasar penyusunan laporan keuangan; b. Rincian dan penjelasan masing-masing pos laporan keuangan; c. Informasi tambahan lainnya yang diperlukan untuk memberikan penjelasan lebih lanjut atas laporan keuangan tertentu. 8. Laporan perubahan kekayaan bersih disajikan sebagai laporan keuangan tambahan, antara lain: a. Kekayaan bersih koperasi terdiri dari simpanan poko, simpanan wajib, donasi, cadangan koperasi, dan sisa hasil usaha yang belum dibagi. Setiap bentuk balas jasa atas simpanan pokok dan simpanan wajib yang diberikan oleh koperasi kepada anggota diperlakukan sebagai pembagian sisa hasil usaha kepada anggota; b. Simpanan pokok dan simpanan wajib disajikan di neraca, sesuai dengan jumlah uang yang telah menjadi kewajiban untuk disetorkan. Simpanan pokok dan simpanan wajib yang belum disetorkan disajikan sebagai pengurang terhadap simpanan bersangkutan; Cadangan koperasi yang berasal dari pembagian sisa hasil usaha disajikan sebesar jumlah akumulasi pembagian sisa hasil usaha periodeperiode lalu. Cadangan yang berasal dari penyisihan dana dalam rangka program khusus disajikan sebesar jumlah yang menjadi hak koperasi.
45