perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1.
Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Sawit yang beralamat di Jalan Raya Solo-Yogya Km 15 Bendosari, Sawit, Boyolali. Lokasi SMK Negeri 1 Sawit cukup strategis karena dekat dengan Jalan Raya Solo-Yogya. Hal tersebut memudahkan guru/karyawan dan siswa SMK Negeri 1 Sawit dalam mengakses transportasi dari berbagai daerah. Lalu lalang kendaraan di Jalan Solo-Yogya tidak mengganggu konsentrasi belajar siswa karena SMK Negeri 1 Sawit tidak berada tepat di pinggir jalan raya, tetapi berjarak kurang lebih 100 meter dari jalan raya. Sebelah utara (depan) dan barat SMK Negeri 1 Sawit adalah hamparan sawah milik warga, sebelah selatan (belakang) SMK Negeri 1 Sawit adalah pemukiman warga, dan sebelah timur hanya ada satu petak kebun yang memisahkan SMK Negeri 1 Sawit dan jalan SoloYogya. SMK Negeri 1 Sawit didirikan pada tahun 2007. Meski terbilang masih berusia muda, SMK Negeri 1 Sawit sudah memiliki banyak siswa. Siswa SMK Negeri 1 Sawit berjumlah lebih dari 1.000 dan berasal dari tiga kabupaten, yaitu Boyolali, Klaten, dan Sukoharjo. Siswa SMK Negeri 1 Sawit kebanyakan berasal dari Klaten karena sekolah tersebut berdekatan dengan perbatasan Klaten-Boyolali. SMK Negeri 1 Sawit membuka lima jurusan, yaitu Teknik Kendaraan Ringan (TKR), Teknik Komputer Jaringan (TKJ), Farmasi, Teknik Ototronik, dan Kimia Industri (KI). Adapun kelas yang dipilih untuk penelitian adalah kelas XI TKR 1, XI TKR 2, XI TKR 3, XI TKJ 1, XI TKJ 2, XI TKJ 3, dan XI Ototronik 1. Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tes menulis karangan deskripsi yang ditujukan kepada siswa. Tidak semua siswa menulis karangan deskripsi, ada beberapa siswa menulis karangan narasi dan eksposisi. Namun, sebagian besar siswa sudah menulis karangan deskripsi
commit to user 66
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67 dengan benar meskipun masih ditemui kesalahan penggunaan bahasa Indonesia. 2.
Deskripsi Data Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif Data kesalahan penggunaan kalimat efektif diperoleh dari hasil analisis karangan deskripsi siswa. Karangan deskripsi yang dianalisis dalam penelitian ini berjumlah empat puluh karangan. Setiap karangan diberi kode A1 hingga A40 untuk mempermudah kegiatan analisis data. Selain kode tersebut, peneliti juga menggunakan kode yang mempermudah penunjukkan temuan kesalahan penggunaan kalimat efektif. Kode yang peneliti maksud adalah sebagai berikut: A1
: karangan deskripsi siswa 1, dan seterusnya;
P1
: paragraf 1, dan seterusnya;
K1
: kalimat 1, dan seterusnya.
Peneliti juga menggunakan lambang bintang (*) sebagai penanda kalimat yang tidak gramatikal atau tidak betul. Lambang tersebut dirujuk dari buku Dendy Sugono, yaitu “Mahir Berbahasa Indonesia dengan Benar”. Kesalahan berbahasa dalam karangan deskripsi siswa kelas XI SMK Negeri 1 Sawit cukup banyak dan kompleks. Kesalahan berbahasa yang terdapat dalam karangan deskripsi siswa berupa ejaan, diksi, kalimat. Namun, karena penelitian ini hanya difokuskan pada kesalahan penggunaan kalimat efektif
maka
peneliti
hanya
menjelaskan
bentuk-bentuk
kesalahan
penggunaan kalimat. Berikut ini adalah temuan peneliti yang berupa kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan deskripsi siswa kelas XI SMK Negeri 1 Sawit. a. Kalimat Tidak Bersubjek 1)
*Kalo peraturan sekolah dilanggar harus menanggung sanksi. (A1.P2.K2.) Kalimat tersebut diawali oleh konjungsi persyaratan yaitu kalo (bentuk bakunya adalah kalau). Konjungsi persyaratan berfungsi menghubungkan syarat untuk keadaan yang terjadi pada klausa utama
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68 dalam sebuah kalimat majemuk subordinatif. Klausa utama dalam kalimat tersebut adalah harus menanggung sanksi yang hanya terdiri dari unsur predikat dan objek. Sementara itu, peraturan sekolah dilanggar adalah syarat dari menanggung sanksi. Oleh sebab itu, kalimat tersebut harus diperbaiki dengan cara menambahkan subjek seperti berikut. 1) Kalau peraturan sekolah dilanggar, siswa harus menanggung sanksi. 2)
*Dikatakan favorit karena letak dari sekolah ini yg berada di tempat yang strategis.... (A4.P1.K3.) Struktur
kalimat
mengandung
predikat
mengandung
subjek,
tersebut dan
tidak
penjelas.
sehingga
perlu
lengkap
karena
hanya
Kalimat
tersebut
tidak
diperbaiki dengan
cara
menambahkan subjek. Selain itu, penggunaan kata dalam kalimat tersebut berlebihan sehingga mengaburkan makna. Perbaikan kalimat tersebut adalah seperti berikut. 2) Sekolah ini dikatakan favorit karena terletak di tempat strategis.... 3)
*Di SMK N 1 Sawit terdapat 5 jurusan yaitu Teknik Kendaraan Ringan (TKR), Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ), Ototronik (Oto), Farmasi (Far).... (A4.P2.K1.) Kalimat tersebut tidak mengandung subjek karena unsur yang bisa dijadikan subjek diawali dengan preposisi di sehingga menjadi keterangan tempat. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 3) SMKN 1 Sawit memiliki 5 jurusan yaitu Teknik Kendaraan Ringan (TKR), Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ), Ototronik (Oto), Farmasi (Far)....
4)
*Di SMK N 1 Sawit juga terdapat beberapa kegiatan.... (A4.P2.K2.) Kalimat tersebut diawali dengan preposisi di yang mengaburkan subjek. Penggunaan preposisi di dalam kalimat tersebut membuat SMKN 1 Sawit berperan sebagai keterangan tempat. Kalimat tersebut dapat diperbaiki seperti berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69 4) SMKN 1 Sawit memiliki beberapa kegiatan.... 5)
*Yang sekarang mempunyai 5 jurusan yaitu Teknik Kendaraan Ringan (TKR), Teknik Komputer Jaringan (TKJ), Ototronik, Farmasi, dan Teknik Kimia Industri (TKI). (A7.P1.K3.) Kalimat tersebut tidak memiliki subjek karena diawali kata yang. Kata yang pada kalimat tersebut menandakan bahwa kalimat tersebut merupakan penjelas dari kalimat sebelumnya. Kalimat tersebut dapat diperbaiki dengan dua cara, yaitu menggabungkan dengan kalimat sebelumnya atau menghilangkan kata yang agar tetap menjadi kalimat tunggal. Cara kedua perlu disertai dengan penambahan subjek, misalnya SMK Negeri 1 Sawit. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 5a) .... yang sekarang mempunyai 5 jurusan yaitu Teknik Kendaraan Ringan (TKR), Teknik Komputer Jaringan (TKJ), Ototronik, Farmasi, dan Teknik Kimia Industri (TKI). 5b) SMK Negeri 1 Sawit sekarang mempunyai 5 jurusan yaitu Teknik Kendaraan Ringan (TKR), Teknik Komputer Jaringan (TKJ), Ototronik, Farmasi, dan Teknik Kimia Industri (TKI).
6)
*Dan merupakan sekolah kejuruan pertama yang berada di kecamatan sawit. (A7.P2.K2.) Kalimat tersebut tidak memiliki subjek karena diawali konjungsi dan. Selain itu, penggunaan konjungsi dan di awal kalimat tidak tepat karena dan merupakan konjungsi intrakalimat bukan antarkalimat. Kalimat tersebut seharusnya diperbaiki dengan cara menghilangkan konjungsi dan atau menggantinya dengan konjungsi antarkalimat seperti selain itu. Kalimat tersebut perlu diberi subjek yang jelas, misalnya SMK Negeri 1 Sawit atau sekolah tersebut. Kalimat tersebut juga mengandung kesalahan penggunaan huruf kapital pada kata sawit. Kata sawit seharusnya diawali dengan huruf kapital karena merupakan nama kecamatan. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70 6a) SMK Negeri 1 Sawit merupakan sekolah kejuruan pertama yang berada di kecamatan Sawit. 6b) Selain itu, sekolah tersebut merupakan sekolah kejuruan pertama yang berada di kecamatan Sawit. 7)
*Dan mempunyai ekstrakurikuler seperti Pramuka, OSIS, Paskibra, PMR, PKS, Rohis, dll. (A7.P2.K3.) Kalimat tersebut tidak memiliki subjek karena diawali konjungsi dan. Penggunaan konjungsi dan di awal kalimat tidak tepat karena dan merupakan konjungsi intrakalimat bukan antarkalimat. Kalimat tersebut dapat diperbaiki dengan cara menghilangkan konjungsi dan dan menambahkan subjek yang jelas, misalnya SMK Negeri 1 Sawit atau sekolah tersebut. Kalimat tersebut dapat diperbaiki seperti berikut. 7) SMK Negeri 1 Sawit mempunyai ekstrakurikuler seperti Pramuka, OSIS, Paskibra, PMR, PKS, Rohis, dll.
8)
*Dalam akses transportasi sangat mudah dikarenakan letaknya.... (A9.P1.K2.) Kalimat tersebut tidak memiliki subjek karena diawali dengan kata dalam. Kata dalam dalam kalimat tersebut seharusnya dihilangkan, sehingga akses transportasi menjadi subjek yang jelas. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 8) Akses transportasi sangat mudah dikarenakan letaknya....
9)
*Juga mempunyai alat olahraga sendiri. (A12.P2.K3.) Kalimat tersebut tidak mengandung unsur subjek karena diawali kata juga. Sebelum kata juga seharusnya ada unsur yang dijelaskan oleh unsur setelah kata juga. Oleh karena itu, kalimat tersebut seharusnya diperbaiki seperti berikut. 9) SMK Negeri 1 Sawit mempunyai alat olahraga sendiri.
10)
*Di sekolahanku ini mempunyai peraturan yang sangat ketat yaitu rambut tidak boleh panjang.... (A18.P2.K1.)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71 Kalimat tersebut tidak tepat karena tidak mengandung subjek, padahal subjek adalah unsur yang harus ada dalam sebuah kalimat. Kalimat tersebut diawali dengan preposisi di yang mengaburkan subjek. Penggunaan preposisi di dalam kalimat tersebut membuat kata sekolahanku berperan sebagai keterangan tempat. Selain itu, kata sekolahan tidak baku, seharusnya diganti dengan kata sekolah. Kalimat tersebut dapat diperbaiki seperti berikut. 10) Sekolahku ini mempunyai peraturan yang sangat ketat yaitu rambut tidak boleh panjang.... 11)
*Berada didekat garasi bus SRI MULYO dan dekat dengan SMPN 3 SAWIT. (A19.P1.K2.) Kalimat tersebut tidak lengkap karena tidak mengandung unsur yang dijelaskan. Kalimat tersebut juga mengandung kesalahan ejaan berupa penggunaan kata depan yang dirangkai dengan kata yang mengikutinya. Selain itu, penggunaan huruf kapital dalam kalimat tersebut tidak tepat. Kalimat tersebut seharusnya diperbaiki seperti berikut. 11) SMK Negeri 1 Sawit berada di dekat garasi bus Sri Mulyo dan dekat dengan SMPN 3 Sawit.
12)
*Dekat dengan pemukiman warga dan persawahan. (A19.P1.K3.) Kesalahan kalimat tersebut disebabkan oleh ketiadaan unsur subjek.
Kalimat tersebut seharusnya diperbaiki dengan cara
menambahkan subjek yang jelas di awal kalimat seperti berikut. 12) Sekolah ini dekat dengan pemukiman warga dan persawahan. 13)
*Di SMK Negeri 1 Sawit juga mempunyai Masjid yang terletak di sebelah utara Koperasi Sekolah. (A20.P2.K4.) Kalimat tersebut diawali dengan preposisi di yang mengaburkan subjek. Penggunaan preposisi di dalam kalimat tersebut menjadikan unsur pertama berperan sebagai keterangan tempat. Oleh karena itu, preposisi di sebaiknya dihilangkan. Selain itu, kalimat tersebut mengandung kesalahan penggunaan huruf kapital pada kata masjid
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72 dan koperasi sekolah. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 13) SMK Negeri 1 Sawit juga mempunyai masjid yang terletak di sebelah utara koperasi sekolah. 14)
*Untuk jurusan TKR memiliki laboratorium yang berada di sebelah barat ruang guru. (A21.P2.K2.) Kalimat tersebut diawali preposisi untuk yang mengaburkan subjek. Preposisi untuk dalam kalimat tersebut seharusnya dihilangkan agar jurusan TKR berfungsi sebagai subjek. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 14) Jurusan TKR memiliki laboratorium yang berada di sebelah barat ruang guru.
15)
*Kemudian mempunyai fasilitas yang sangat banyak yaitu.... (A23.P3.K3.) Kalimat tersebut tidak mengandung subjek. Tidak ada unsur yang dijelaskan dalam kalimat tersebut. Kalimat tersebut dapat diperbaiki dengan cara menambahkan subjek yang jelas di awal kalimat, misalnya SMKN 1 Sawit. Selain itu, penggunaan konjungsi kemudian dalam kalimat tersebut tidak tepat karena kemudian merupakan konjungsi pengurutan. Konjungsi kemudian seharusnya digunakan untuk menghubungkan klausa dalam urutan kejadian secara kronologis. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 15) SMKN 1 Sawit mempunyai fasilitas yang sangat banyak yaitu....
16)
*Menyediakan bermacam-macam makanan ringan, minuman, dan gorengan. (A24.P2.K4.) Kalimat tersebut tidak mengandung subjek. Kalimat tersebut hanya mengandung unsur predikat dan objek. Perbaikan kalimat tersebut dapat dilakukan dengan cara menambahkan subjek yang sesuai dengan konteks. Kalimat tersebut dapat diperbaiki seperti berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73 16) Kantin sekolah menyediakan bermacam-macam makanan ringan, minuman, dan gorengan. 17)
*Mempunyai berbagai kejuruan seperti Farmasi, TKJ, KI, Ototronik, dan TKR. (A26.P1.K2.) Kalimat tersebut tidak memiliki subjek karena hanya terdiri dari predikat dan objek. Kalimat tersebut dapat diperbaiki dengan cara menambahkan subjek di awal kalimat seperti berikut. 17) Sekolahku mempunyai beberapa kejuruan seperti Farmasi, TKJ, KI, Ototronik, dan TKR.
18)
*Di SMK N 1 SAWIT mempunyai banyak lab atau tempat-tempat.... (A27.P1.K3.) Kalimat tersebut diawali dengan preposisi di yang mengaburkan subjek. Penggunaan preposisi di dalam kalimat tersebut menjadikan unsur pertama berperan sebagai keterangan tempat. Oleh karena itu, preposisi di sebaiknya dihilangkan. Selain itu, kalimat tersebut mengandung kesalahan penggunaan huruf kapital pada kata SAWIT. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 18) SMKN 1 Sawit mempunyai banyak lab atau tempat-tempat....
19)
*di SMK ini juga memiliki laboratorium atau tempat.... (A28.P1.K3.) Kalimat tersebut tidak efektif karena diawali dengan preposisi di yang mengaburkan subjek. Oleh karena itu, preposisi di sebaiknya dihilangkan agar unsur pertama menjadi subjek. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 19) SMK ini juga memiliki laboratorium atau tempat....
20)
*Memiliki lapangan basket di sebelah selatan ruang guru. (A32.P1.K3.) Kalimat tersebut tidak memiliki subjek, hanya terdiri dari predikat dan objek. Seharusnya di awal kalimat diberi subjek yang jelas dan sesuai konteks, misalnya sekolah ini. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74 20) Sekolah ini memiliki lapangan basket di sebelah selatan ruang guru. 21)
*memiliki masjid yang cukup luas terletak di sebelah pojok timur. (A32.P1.K6.) Kalimat tersebut tidak memiliki subjek dan hanya terdiri dari predikat dan objek. Kalimat tersebut perlu diperbaiki dengan cara menambahkan subjek yang jelas di awal kalimat seperti berikut. 21) SMKN 1 Sawit memiliki masjid yang cukup luas terletak di sebelah pojok timur.
22)
*Juga ada beberapa LAB. yaitu Lab TKJ ada 3, Lab TKR ada 1 bengkel dan tempat praktek, Lab Ototronik ada 2, Lab Farmasi 1 dan Kimia Industri 2 baru aja dibangun. (A33.P2.K2.) Kalimat tersebut tidak mengandung unsur subjek karena diawali kata juga. Sebelum kata juga seharusnya ada unsur yang dijelaskan oleh unsur setelah kata juga. Kalimat tersebut dapat diperbaiki dengan cara menambahkan subjek yang jelas dan menghilangkan kata juga. Selain itu, kalimat tersebut mengandung kata-kata tidak baku. Kalimat tersebut harus diperbaiki menjadi kalimat berikut. 22) SMKN 1 Sawit memiliki beberapa laboratorium, yaitu 3 laboratorium TKJ, 1 bengkel dan tempat praktik TKR, 2 laboratorium Ototronik, 1 laboratorium Farmasi, dan 2 laboratorium Kimia Industri yang baru saja dibangun.
23)
*Juga banyak prestasinya, seperti TKJ yang mengikuti kejuaraan, lomba,
pramuka
yang
tahun
kemaren
banyak
prestasinya.
(A33.P3.K2.) Kalimat tersebut tidak mengandung subjek karena diawali oleh kata juga. Tidak ada unsur yang dijelaskan dalam kalimat tersebut. Seharusnya kalimat tersebut diberi subjek yang jelas di awal kalimat, misalnya sekolah ini. Selain itu, kalimat tersebut mengandung kata tidak baku dan kata ganti yang tidak perlu. Kalimat tersebut juga harus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75 disisipi beberapa kata agar maknanya lebih jelas. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 23) Sekolah ini juga memiliki banyak prestasi, seperti siswa jurusan TKJ yang mengikuti lomba dan ekstrakurikuler pramuka yang tahun kemarin banyak prestasinya. 24)
*Yang masing-masing jurusan terbagi menjadi.... (A39.P1.K3.) Kalimat tersebut tidak efektif karena diawali dengan kata yang. Kata yang adalah penghubung antarklausa, bukan antarkalimat. Seharusnya
kalimat
tersebut
dijadikan
satu
dengan
kalimat
sebelumnya. Namun, kalimat tersebut akan menjadi kalimat yang sangat panjang. Oleh karena itu, perbaikan kalimat yang tepat adalah dengan cara menghilangkan kata yang sehingga kalimat tersebut berdiri sendiri dengan struktur yang lengkap. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 24) Masing-masing jurusan terbagi menjadi.... 25)
*Baru didirikan beberapa
tahun
sudah
banyak peminatnya.
(A39.P1.K6.) Kalimat tersebut tidak memiliki subjek dan hanya terdiri dari predikat dan pelengkap. Selain itu, ada penghilangan konjungsi dalam kalimat tersebut. Kalimat tersebut seharusnya diberi subjek di awal kalimat dan diberi konjungsi tetapi sebelum kata sudah. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 25) Sekolah ini baru didirikan beberapa tahun tetapi sudah banyak peminatnya. b. Kalimat Tidak Berpredikat 1)
*Sekolahku SMKN 1 Sawit yang beralamat Jalan Raya Solo-Jogja km 15, Bendosari, Sawit. (A16.P1.K1.) Kalimat tersebut tidak efektif karena tidak memiliki predikat. Subjek dalam kalimat tersebut adalah SMKN 1 Sawit, sedangkan unsur yang mengikutinya adalah keterangan subjek. Kalimat tersebut diakhiri dengan tanda titik (.) sebelum ada unsur predikat. Kata yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76 dalam kalimat tersebut seharusnya dihilangkan agar unsur yang mengikuti subjek menjadi predikat. Selain itu, kata Sekolahku sebaiknya dihilangkan. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 1) SMKN 1 Sawit beralamat di Jalan Raya Solo-Jogja km 15, Bendosari, Sawit. 2)
*Sekolah ini yang indah dan bersih yang mempunyai banyak bangunan yaitu ruang kantor, ruang kelas, pos satpam, kantin dan banyak lab, dan lain 2x. (A16.P1.K2.) Kalimat tersebut tidak berpredikat karena hanya terdiri dari subjek dan dua keterangan subjek. Keterangan subjek dalam kalimat tersebut ditandai dengan kata yang. Salah satu kata yang dalam kalimat tersebut seharusnya dihilangkan agar menjadi predikat yang jelas. Selain itu, singkatan dalam kalimat tersebut tidak tepat, seharusnya kata lab dan lain 2x ditulis lengkap. Kalimat tersebut dapat diubah menjadi kalimat berikut. 2) Sekolah yang indah dan bersih ini mempunyai banyak bangunan yaitu ruang kantor, ruang kelas, pos satpam, kantin, banyak laboratorium, dan lain-lain.
3)
*Sekolahku yang beralamatan di Jl. Solo-Jogya km 15 Bendosari, Sawit, Boyolali yang bertempatan di belakang SMPN 3 Sawit. (A26.P1.K1.) Kalimat tersebut tidak memiliki predikat karena unsur yang mengikuti subjek hanya keterangan subjek. Keterangan subjek dalam kalimat tersebut beruntun atau terlalu panjang. Subjek dalam kalimat tersebut adalah Sekolahku. Sementara itu terdapat dua keterangan subjek yang ditandai dengan kata yang. Kalimat tersebut dapat diperbaiki dengan cara menghilangkan kata yang dan memecahnya menjadi dua kalimat agar tidak terlalu panjang. Selain itu, terdapat kesalahan penggunaan kata baku, yaitu beralamatan dan bertempatan. Perbaikan kalimat tersebut adalah seperti berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77 3) Sekolahku beralamat di Jl. Solo-Yogya Km 15 Bendosari, Sawit, Boyolali. Sekolahku terletak tepat di belakang SMPN 3 Sawit. 4)
*SMK yang sangat hebat dan sekaligus SMK yang sudah mempunyai 5 jurusan yaitu TKJ, TKR, OTO, Farmasi, KI. (A28.P1.K1.) Kalimat tersebut tidak berpredikat karena hanya terdiri dari subjek dan dua keterangan subjek. Keterangan subjek dalam kalimat tersebut ditandai dengan kata yang. Kalimat tersebut dapat diperbaiki dengan
cara
menghilangkan
kata
yang
yang pertama
atau
menambahkan subjek dan konjungsi adalah di awal kalimat. Selain itu, keterangan subjek yang kedua (dan sekaligus SMK yang....) sebaiknya dipersingkat agar makna yang disampaikan menjadi jelas. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 4a) SMKN 1 Sawit adalah SMK yang sangat hebat dan mempunyai 5 jurusan yaitu TKJ, TKR, OTO, Farmasi, KI. 4b) SMK ini sangat hebat dan mempunyai 5 jurusan yaitu TKJ, TKR, OTO, Farmasi, KI. 5)
*SMK N 1 SAWIT yang saya sukai dan saya banggakan. (A28.P2.K1.) Kalimat tersebut tidak mengandung predikat. Unsur pertama adalah subjek dan unsur selanjutnya adalah keterangan subjek. Kalimat tersebut dapat diperbaiki dengan cara menambahkan predikat yang jelas setelah unsur subjek. Selain itu, kata SAWIT seharusnya tidak ditulis dengan huruf kapital semua. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 5) SMKN 1 Sawit adalah sekolah yang saya sukai dan saya banggakan.
6)
*Sekolah yg tepatnya dari jalan raya Solo-Jogja ke barat 100 m, yg menghadap ke utara dengan pagar.... (A35.P1.K2.) Kalimat tersebut tidak mengandung predikat. Unsur pertama dalam kalimat tersebut adalah subjek, sedangkan unsur yang mengikutinya adalah keterangan subjek yang ditandai dengan kata yg. Keterangan subjek dalam kalimat tersebut seharusnya diubah menjadi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78 predikat agar kalimat tersebut efektif. Selain itu, kalimat tersebut seharusnya dipenggal menjadi dua kalimat agar tidak terlalu panjang. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 6) Sekolah ini terletak 100 m dari jalan raya Solo-Jogja. Sekolah ini menghadap ke utara dengan pagar.... 7)
*Sekolah yang setiap sudutnya terdapat kamera cctv dan di tiap2 ruangan manapun. (A35.P1.K3.) Kalimat tersebut tidak mengandung predikat. Subjek dalam kalimat tersebut adalah sekolah, sedangkan unsur yang mengikutinya adalah keterangan subjek. Kalimat tersebut dapat diperbaiki dengan cara mengubah struktur kalimat dan pilihan kata. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 7) Sekolah ini memiliki cctv di setiap sudut ruangan.
c. Kalimat Tidak Bersubjek dan Tidak Berpredikat 1)
*Juga ada masjid umum yang di buat di lingkungan sekolah dan warga dari luar sekolah bisa melakukan ibadah di daerah sekolah masjid
yang
cukup
luas
memungkinkan
warga
sekolah....
(A15.P3.K1.) Kalimat tersebut sangat panjang dan tidak mengandung tanda baca titik (.) sebagai penanda akhir kalimat. Oleh karena itu, struktur kalimat tersebut menjadi tidak jelas, terutama subjek dan predikat. Kalimat tersebut seharusnya diperbaiki dengan cara memecahnya menjadi beberapa kalimat dengan struktur yang jelas. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 1) Masjid umum dibuat di lingkungan sekolah agar warga dari luar sekolah bisa melakukan ibadah di daerah sekolah. Masjid tersebut cukup luas sehingga memungkinkan warga sekolah.... 2)
*Tetapi di kelas XI TKJ I hanya terdapat 31 siswa. (A20.P2.K2.) Kalimat tersebut adalah kalimat buntung (tidak mempunyai subjek dan predikat) karena diawali dengan konjungsi tetapi. Konjungsi tetapi dapat mengawali kalimat jika yang diawali oleh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79 konjungsi tersebut merupakan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya. Kalimat tersebut merupakan anak kalimat dari kalimat sebelumnya sehingga kedua kalimat seharusnya disatukan. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 2) Masing-masing kelas dari setiap jurusan terdapat 30-35 siswa, tetapi di kelas XI TKJ I hanya terdapat 31 siswa. 3)
*tepatnya di Jln Solo-Jogja Km 15. (A29.P1.K2.) Kalimat tersebut tidak mengandung subjek dan predikat karena merupakan penjelas dari kalimat sebelumnya. Kalimat tersebut masih memiliki hubungan gantung dengan kalimat sebelumnya. Kalimat tersebut dapat diperbaiki dengan cara menggabungkan kalimat tersebut dengan kalimat sebelumnya seperti berikut. 3) SMKN 1 Sawit terletak di Jabung, Bendosari, Sawit, Boyolali, tepatnya di Jl. Solo-Jogja Km 15.
4)
*Tepatnya di Jl. Jogja-Solo Km 015. (A37.P1.K2.) Kalimat tersebut tidak memiliki subjek dan predikat karena masih berhubungan gantung dengan kalimat sebelumnya, yaitu sebagai penjelas dari kalimat sebelumnya. Perbaikan kalimat tersebut dapat dilakukan dengan cara menyatukan kalimat tersebut dengan kalimat sebelumnya seperti berikut ini. 4) SMK Negeri 1 Sawit adalah Sekolah Menengah Kejuruan yang terletak di Boyolali, tepatnya di Jl. Jogja-Solo Km 015.
d. Penggandaan Subjek 1)
*Saya sekolah di SMKN 1 Sawit Boyolali sekolahku ini cukup strategis karena jauh dari keramaian dan akses untuk ke sekolah sangat mudah sekolahku ini terletak di jalan raya solo-yogya Km 15 bendosari, sawit, boyolali. (A14.P1.K1.) Kalimat tersebut memiliki tiga subjek, yaitu Saya, sekolahku ini, dan sekolahku ini. Kalimat tersebut terlalu panjang karena tidak ada tanda baca titik (.) sebagai penanda akhir kalimat. Kalimat tersebut seharusnya dipenggal menjadi tiga kalimat, masing-masing dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80 satu subjek. Selain itu, terdapat beberapa kesalahan penggunaan huruf kapital pada kalimat tersebut. Kalimat tersebut seharusnya diperbaiki seperti berikut. 1) Saya sekolah di SMKN 1 Sawit, Boyolali. Sekolahku ini cukup strategis karena jauh dari keramaian dan akses untuk ke sekolah sangat mudah. Sekolahku ini terletak di jalan raya Solo-Yogya Km 15 Bendosari, Sawit, Boyolali. 2)
*Saya bersekolah di SMK Negeri 1 Sawit sekolahku ini terletak cukup strategis.... (A17.P1.K1.) Kalimat tersebut tidak efektif karena memiliki dua subjek, yaitu Saya dan sekolahku ini. Penggandaan subjek pada kalimat tersebut merupakan akibat tidak adanya tanda baca titik (.) sebagai penanda akhir kalimat. Oleh karena itu, kalimat tersebut dapat diperbaiki dengan cara menambahkan tanda baca titik agar kalimat tersebut menjadi dua kalimat yang bersubjek tunggal. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 2) Saya bersekolah di SMK Negeri 1 Sawit. Sekolahku ini terletak cukup strategis....
3)
*SMK ini sangat menjaga tata tertib sekolah ini secara rutin dan mengadakan razia-razia di setiap kelas. (A18.P3.K2.) Kalimat tersebut memiliki dua subjek, yaitu SMK ini dan sekolah ini. Penggandaan subjek semacam itu menyebabkan kalimat tidak efektif dan menjadi ambigu. Oleh karena itu, kalimat tersebut dapat diperbaiki dengan cara menghilangkan salah satu subjek seperti berikut. 3) SMK ini sangat menjaga tata tertib secara rutin dan mengadakan razia-razia di setiap kelas.
4)
*SMK N 1 Sawit ia tempat menimba ilmu. (A23.P2.K1.) Kalimat tersebut memiliki dua subjek, yaitu SMK N 1 Sawit dan ia. Kata ganti ia dalam kalimat tersebut seharusnya dihilangkan karena tidak memiliki rujukan yang jelas. Subjek yang tepat dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81 kalimat tersebut adalah SMK N 1 Sawit. Selain itu, setelah unsur subjek seharusnya ada kata merupakan untuk memperjelas subjek. Kalimat tersebut dapat diperbaiki seperti berikut. 4) SMK N 1 Sawit merupakan tempat menimba ilmu. e. Antara Predikat dan Objek yang Tersisipi Berdasarkan
analisis
data,
tidak
ditemukan
kesalahan
penggunaan kalimat efektif terkait kategori antara predikat dan objek yang tersisipi. f. Kalimat Tidak Logis 1)
*Contoh ketertiban lainnya yaitu tidak boleh bawa hp, rambut pria max 3 cm, cewek harus diikat, sepatu hitam, dll. (A3.P3.K5.) Pilihan kata dalam kalimat tersebut menyebabkan makna yang tidak logis. Kata-kata cewek harus diikat bermakna siswi harus diikat. Makna tersebut tidak logis karena yang seharusnya diikat adalah rambut yang panjang, bukan siswi. Kalimat tersebut dapat diperbaiki dengan cara mengganti kata-kata cewek harus diikat dengan kata-kata yang bermakna lebih jelas dan logis. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 1) Contoh ketertiban lainnya yaitu tidak boleh membawa hp, rambut pria maksimal 3 cm, rambut siswi harus diikat, sepatu hitam, dll.
2)
*SMK N 1 Sawit memiliki luas yang sangat besar. (A10.P1.K3.) Kalimat tersebut tidak logis karena pilihan kata dalam kalimat tersebut kurang tepat. Kata luas dan besar sama-sama menunjukkan ukuran. Kalimat tersebut dapat dipersingkat agar makna kalimat menjadi lebih jelas. Seharusnya kalimat tersebut diubah menjadi kalimat berikut. 2) SMKN 1 Sawit sangat luas.
3)
*SMK ini termasuk sekolah yang maju karena dapat dikatakan maju bisa dilihat dari letak dari SMKN 1 Sawit tersebut. (A11.P3.K2.) Kalimat tersebut tidak logis karena klausa sebab tidak ada hubungannya dengan klausa akibat. Klausa sebab dan akibat dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
82 kalimat tersebut dihubungkan oleh konjungsi karena. Klausa akibat dalam kalimat tersebut adalah SMK ini termasuk sekolah yang maju. Sementara itu, klausa sebab dalam kalimat tersebut adalah dapat dikatakan maju bisa dilihat dari letak dari SMKN 1 Sawit tersebut. Letak SMK tidak ada hubungannya dengan maju tidaknya SMK. Kalimat tersebut dapat diperbaiki dengan cara menyebutkan sebab akibat yang berhubungan, misalnya seperti kalimat berikut. 3) SMK ini termasuk sekolah yang maju karena fasilitas di sekolah ini sangat lengkap dan menunjang pembelajaran. 4)
*SMK ini masuk jam 7 kalau terlambat dihukum lari, push up, dan memungut sampah yang ada di sekolah ini. (A18.P3.K1.) Ketidaklogisan kalimat tersebut terletak pada SMK ini masuk jam 7. Kata-kata tersebut bermakna ‘SMK masuk jam 7’, padahal logikanya yang masuk sekolah adalah siswa SMK. Oleh karena itu, pemilihan kata pada kalimat tersebut harus diubah sehingga menjadi kalimat berikut. 4) Peraturan di SMK ini mewajibkan siswa masuk pukul 7, kalau siswa terlambat akan dihukum lari, push up, dan memungut sampah yang ada di sekolah ini.
5)
*tidak hanya paskibra, pramuka dan ekstra yang lain pun juga sering mengirimkan lomba ke luar kabupaten ataupun di dalam kabupaten dan selalu mendapatkan piala atau piagam. (A25.P4.K2.) Kalimat tersebut mengandung kata-kata yang tidak logis yaitu sering mengirimkan lomba. Kata-kata tersebut tidak logis karena yang seharusnya dikirimkan adalah siswa, bukan lomba. Selain itu, terdapat beberapa kesalahan penggunaan huruf kapital pada kalimat tersebut. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 5) Tidak hanya Paskibra, Pramuka dan ekstra yang lain pun juga sering mengirimkan siswa untuk mengikuti lomba di luar kabupaten atau di dalam kabupaten dan selalu mendapatkan piala atau piagam.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
83 6)
*Saya sekolah di sini karena tujuan dari dulu sejak SMP. (A28.P2.K3.) Klausa sebab dan akibat dalam kalimat tersebut tidak memiliki hubungan yang logis. Klausa akibat dalam kalimat tersebut adalah Saya sekolah di sini. Sedangkan klausa sebab adalah tujuan dari dulu sejak SMP. Kalimat tersebut seharusnya diperbaiki dengan cara mengganti klausa sebab yang sesuai dan berhubungan dengan klausa akibat, misalnya seperti berikut. 6) Saya sekolah di sini karena sekolah ini adalah sekolah favorit saya.
7)
*.... SMKN 1 Sawit terdiri dari beberapa ruangan dan beberapa jurusan, SMKN 1 Sawit juga terdiri dari guru-guru yang galak tapi ada juga yang baik. (A30.P1.K1.) Kalimat tersebut tidak logis karena komponen sekolah bukan guru-guru dengan karakter berbeda. Kalimat tersebut dapat diperbaiki seperti berikut. 7) .... SMKN 1 Sawit terdiri dari beberapa ruangan dan beberapa jurusan. Guru di SMKN 1 Sawit ada yang galak, tetapi ada juga yang baik.
8)
*Di SMK 1 Sawit banyak ditumbuhi banyak pohon-pohon. (A31.P2.K3.) Kalimat tersebut tidak logis karena tempat yang ditumbuhi pohon tidak jelas. Seharusnya tempat yang ditumbuhi pohon adalah halaman SMK 1 Sawit. Selain itu, kalimat tersebut mengandung katakata yang berlebihan sehingga beberapa kata perlu dihilangkan. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 8) Halaman SMK 1 Sawit ditumbuhi banyak pohon.
9)
*.... dan seragam yang harus memakai bet nama kelas.... (A34.P2.K1.) Kalimat tersebut tidak logis karena pilihan kata tidak tepat. Kata-kata dalam kalimat tersebut tidak logis karena seragam adalah kata benda tetapi diikuti kata kerja memakai. Seragam adalah benda
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
84 mati yang seharusnya dipakai, bukan memakai. Oleh karena itu, katakata dalam kalimat tersebut seharusnya diubah agar makna kalimat menjadi jelas dan logis. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 9) .... dan seragam yang dipakai siswa harus lengkap.... g. Kalimat Ambigu 1)
*SMK ini sangat menjaga tata tertib sekolah ini secara rutin dan mengadakan razia-razia di setiap kelas. (A18.P3.K2.) Kalimat tersebut tidak efektif karena bermakna ganda (ambigu). Makna ganda dalam kalimat tersebut disebabkan oleh struktur kalimat yang tidak tepat. Kita dapat menafsirkan bahwa yang rutin dilaksanakan adalah tata tertib sekolah atau razia di setiap kelas. Agar kalimat tersebut tidak bermakna ganda, kalimat tersebut harus diubah menjadi kalimat-kalimat berikut. 1a) SMK ini menjaga tata tertib sekolah secara rutin dan mengadakan razia di setiap kelas. 1b) SMK ini sangat menjaga tata tertib dan secara rutin mengadakan razia di setiap kelas.
h. Penghilangan Konjungsi 1)
*.... lokasinya dekat perbatasan kabupaten Klaten, kabupaten Sukoharjo. (A8.P1.K2.) Kalimat tersebut tidak efektif karena konjungsi dan dihilangkan. Konjungsi dan seharusnya digunakan untuk menghubungkan katakata kabupaten Klaten dan kabupaten Sukoharjo. Kata-kata tersebut memiliki
kedudukan
yang
sederajat,
sehingga
seharusnya
dihubungkan dengan konjungsi dan. Selain itu, terdapat kesalahan penggunaan huruf kapital dalam kalimat tersebut. Kalimat tersebut dapat diperbaiki seperti berikut. 1) .... lokasinya dekat perbatasan Kabupaten Klaten dan Kabupaten Sukoharjo.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
85 2)
*.... sekolahku ini terletak cukup strategis berada di perbatasan 3 kabupaten.... (A17.P1.K1.) Kalimat tersebut tidak efektif karena terjadi penghilangan konjungsi karena sebagai penanda anak kalimat. Konjungsi karena seharusnya terdapat sebelum kata berada sebagai penjelasan mengenai sebab sekolah tersebut dikatakan strategis. Kalimat tersebut dapat diperbaiki seperti berikut. 2) .... sekolahku ini terletak cukup strategis karena berada di perbatasan 3 kabupaten....
3)
*Jurusan paling unggul TKJ karena TKJ sudah mendapat juara 1 berturut-turut. (A29.P2.K2.) Kalimat
tersebut
seharusnya
disertai
konjungsi
adalah.
Konjungsi adalah merupakan konjungsi penyamaan yang berfungsi menghubungkan dua bagian kalimat yang sama. Kalimat tersebut dapat diperbaiki seperti berikut. 3) Jurusan paling unggul adalah TKJ karena TKJ sudah mendapat juara 1 berturut-turut. 4)
*Memiliki masjid yang cukup luas terletak di sebelah pojok timur. (A32.P1.K6.) Kalimat tersebut tidak efektif karena konjungsi dan dihilangkan dari kalimat tersebut. Konjungsi dan seharusnya digunakan sebagai penghubung keterangan yang cukup luas dan terletak di sebelah pojok timur. Kedua bagian tersebut memiliki kedudukan yang sederajat yaitu sebagai keterangan pewatas dari objek. Oleh karena itu, kedua bagian tersebut seharusnya dihubungkan dengan konjungsi dan. Selain itu, kalimat tersebut tidak memiliki subjek, sehingga perlu diberi subjek yang jelas. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 4) Sekolah ini memiliki masjid yang cukup luas dan terletak di sebelah pojok timur.
5)
*Baru didirikan beberapa
tahun
(A39.P1.K6.)
commit to user
sudah
banyak peminatnya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
86 Kalimat tersebut seharusnya mengandung konjungsi tetapi sebagai penghubung dua frasa yang subjeknya merujuk pada identitas yang sama. Frasa yang dimaksud adalah baru didirikan beberapa tahun dan sudah banyak peminatnya. Kedua frasa tersebut harus dihubungkan dengan konjungsi tetapi karena memiliki makna yang kontras. Kalimat tersebut juga mengandung kesalahan berbahasa berupa penghilangan subjek. Kalimat tersebut seharusnya diperbaiki seperti berikut. 5) SMKN 1 Sawit baru didirikan beberapa tahun tetapi sudah banyak peminatnya. i. Penggunaan Konjungsi Berlebihan 1)
*Oleh karena itu tidak heran bahwa murid yang mendaftar di SMKN 1 Sawit.... (A4.P1.K4.) Kalimat tersebut tidak efektif karena penggunaan pasangan konjungsi yang tidak tepat. Pasangan konjungsi yang lazim digunakan adalah oleh karena itu dan jika, bukan oleh karena itu dan bahwa. Kalimat tersebut dapat diperbaiki menjadi kalimat berikut. 1) Oleh karena itu, tidak heran jika murid yang mendaftar di SMKN 1 Sawit....
2)
*dan masing-masing jurusan/kopetensi ada lepnya. (A8.P2.K2.) Kalimat tersebut mengandung konjungsi yang tidak diperlukan, yaitu dan. Konjungsi dan merupakan konjungsi intrakalimat bukan antarkalimat, sehingga sebaiknya dihilangkan dari kalimat tersebut. Selain itu, kalimat tersebut mengandung kata-kata yang tidak baku, sehingga perlu diperbaiki menjadi kata baku. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 2) Masing-masing jurusan/kompetensi ada laboratoriumnya.
3)
*dan sekolahnya sangat besar. (A8.P2.K3) Kalimat tersebut diawali oleh konjungsi dan. Penggunaan konjungsi dan di awal kalimat tidak tepat karena dan merupakan konjungsi intrakalimat bukan antarkalimat. Kalimat tersebut dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
87 diperbaiki dengan cara menghilangkan konjungsi dan. Selain itu, kata ganti –nya dalam kalimat tersebut seharusnya diganti dengan kata ini. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 3) Sekolah ini sangat besar. 4)
*Dan gerbang ditutup pukul 07.00 WIB, kalau terlambat 1 menit pun, langsung dihukum lari mengambil sampah di sekitar. (A13.P1.K5.) Kalimat tersebut tidak efektif karena diawali oleh konjungsi dan. Konjungsi dan adalah konjungsi intrakalimat bukan antarkalimat, sehingga penggunaan konjungsi dan di awal kalimat tidak tepat. Konjungsi dan lebih tepat diletakkan antara kata lari dan mengambil. Selain itu, kata sekitar lebih tepat jika diganti lingkungan sekolah. Kalimat tersebut dapat diperbaiki seperti berikut. 4) Gerbang ditutup pukul 07.00 WIB, kalau terlambat 1 menit pun, langsung dihukum lari dan mengambil sampah di lingkungan sekolah.
5)
*Dan di vasilitasi ruang kesenian, lab. komputer, lab. farmasi, ruang bengkel TKR, dan ada juga ruang ototronik. (A13.P2.K2.) Kalimat tersebut tidak efektif karena terdapat konjungsi dan di awal kalimat. Penggunaan konjungsi dan di awal kalimat tidak tepat karena dan merupakan konjungsi intrakalimat bukan antarkalimat. Kalimat tersebut dapat diperbaiki dengan cara menghilangkan konjungsi dan. Selain itu, kalimat tersebut mengandung kesalahan penulisan awalan di- dan kata vasilitasi. Kalimat tersebut tidak bersubjek, sehingga harus diberi subjek yang jelas. Kalimat tersebut dapat diperbaiki seperti berikut. 5) Sekolah ini difasilitasi ruang kesenian, lab. komputer, lab. farmasi, ruang bengkel TKR, dan ada juga ruang Ototronik.
6)
*Dan dalam 1 bulan sekali di sekolah.... (A17.P4.K1.) Kalimat tersebut menggunakan konjungsi dan di awal kalimat. Penggunaan konjungsi dan di awal kalimat tidak tepat karena dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
88 merupakan konjungsi intrakalimat bukan antarkalimat. Kalimat tersebut dapat diperbaiki seperti berikut. 6) Dalam 1 bulan sekali di sekolah.... 7)
*Walaupun usia sekolah ini masih di bilang muda tapi sekolahku tidak kalah saing dengan sekolah negri lainnya. (A25.P5.K2.) Kalimat tersebut mengandung dua konjungsi, yaitu walaupun dan tapi. Dua konjungsi tersebut tidak tepat jika digunakan bersama dalam satu kalimat. Seharusnya salah satu konjungsi dalam kalimat tersebut dihilangkan agar kalimat lebih efektif. Selain itu, penggunaan kata depan di dalam kalimat tersebut tidak tepat. Kalimat tersebut dapat diubah menjadi kalimat-kalimat berikut. 7a) Walaupun usia sekolah ini masih terbilang muda, sekolah ini tidak kalah saing dengan sekolah negeri lainnya. 7b) Usia sekolah ini masih terbilang muda, tapi sekolah ini tidak kalah saing dengan sekolah negeri lainnya.
8)
*Dan kami juga mempunyai halaman yang luas, tempat pakir yang luas, mempunyai taman yang berada di depan perpustakaan. (A26.P1.K4.) Kalimat tersebut mengandung konjungsi berlebihan karena diawali dengan konjungsi dan. Konjungsi dan tidak tepat jika diletakkan di awal kalimat karena dan merupakan konjungsi intrakalimat bukan antarkalimat. Konjungsi dan lebih tepat diletakkan sebelum kata mempunyai. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 8) Kami juga mempunyai halaman yang luas, tempat parkir yang luas, dan mempunyai taman yang berada di depan perpustakaan.
9)
*Peraturan yang tidak kalah penting adalah jika siswa yang memakai jilbab harus menggunakan.... (A27.P2.K6.) Kalimat tersebut tidak efektif karena menggunakan konjungsi yang berlebihan. Konjungsi yang terdapat dalam kalimat tersebut adalah adalah dan jika. Kalimat tersebut merupakan kalimat majemuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
89 setara, sehingga penggunaan konjungsi adalah sudah tepat. Namun, konjungsi jika tidak tepat digunakan dalam kalimat tersebut karena konjungsi jika seharusnya digunakan pada kalimat majemuk bertingkat. Oleh karena itu, konjungsi jika sebaiknya dihilangkan dan kalimat tersebut menjadi seperti berikut. 9) Peraturan yang tidak kalah penting adalah siswa yang memakai jilbab harus menggunakan.... 10)
*Karena muridnya terlalu sedikit maka sekolah ini dirubah menjadi SMKN 1 Sawit. (A37.P1.K6.) Kalimat tersebut mengandung dua konjungsi, yaitu karena dan maka. Dua konjungsi tersebut tidak tepat jika digunakan bersama dalam satu kalimat. Oleh karena itu, salah satu konjungsi dalam kalimat tersebut harus dihilangkan. Selain itu, kalimat tersebut mengandung kata tidak baku. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 10a) Karena muridnya terlalu sedikit, sekolah ini diubah menjadi SMKN 1 Sawit. 10b) Murid di sekolah ini terlalu sedikit, maka diubah menjadi SMKN 1 Sawit.
11)
*Dan kepala sekolah SMK N 1 Sawit adalah Bp Sarjuni.... (A38.P1.K3.) Kalimat tersebut tidak efektif karena terdapat konjungsi dan di awal kalimat. Penggunaan konjungsi dan di awal kalimat tidak tepat karena dan merupakan konjungsi intrakalimat bukan antarkalimat. Kalimat tersebut dapat diperbaiki dengan cara menghilangkan konjungsi dan. Selain itu, terdapat penggunaan kata yang mubazir yaitu sekolah SMK. Penulisan nama kepala sekolah seharusnya tidak disingkat. Kalimat tersebut seharusnya diperbaiki seperti berikut. 11) Kepala SMKN 1 Sawit adalah Bp Sarjuni....
12)
*Dan sekolah SMK N 1 Sawit ini terletak di perbatasan kabupaten yaitu.... (A38.P1.K4.)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
90 Kalimat tersebut menggunakan konjungsi dan di awal kalimat. Penggunaan konjungsi dan di awal kalimat tidak tepat karena dan merupakan konjungsi intrakalimat bukan antarkalimat. Selain itu, kata sekolah seharusnya dihilangkan karena kepanjangan dari SMKN adalah Sekolah Menengah Kejuruan Negeri. Kalimat tersebut dapat diperbaiki seperti berikut. 12) SMKN 1 Sawit ini terletak di perbatasan kabupaten yaitu.... 13)
*dan jurusan Ototronik adalah jurusan yang sangat bagus.... (A38.P3.K1.) Kalimat tersebut diawali oleh konjungsi dan, padahal kalimat tersebut merupakan kalimat pertama pada paragraf tiga. Penggunaan konjungsi dan untuk mengawali kalimat atau paragraf tidak tepat karena dan merupakan konjungsi intrakalimat bukan antarkalimat. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 13) Jurusan Ototronik adalah jurusan yang sangat bagus....
14)
*SMKN 1 Sawit termasuk sekolah baru, yaitu yang baru didirikan pada tahun 2007. (A39.P1.K4.) Penggunaan konjungsi yaitu pada kalimat di atas tidak tepat karena yaitu merupakan konjungsi yang berfungsi menghubungkan dua bagian kalimat yang wujudnya sama, misalnya Presiden pertama RI, yaitu Soekarno, dimakamkan di Blitar. Konjungsi yaitu pada kalimat
tersebut
sebaiknya
dihilangkan.
Selain
itu,
terdapat
pengulangan kata baru pada kalimat tersebut. Kata baru sebaiknya dihilangkan salah satu karena tidak mengubah makna kalimat. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 14) SMKN 1 Sawit termasuk sekolah baru yang didirikan pada tahun 2007. j. Urutan Tidak Paralel 1)
*.... sering dilanggar oleh para siswa, misalnya tidak boleh membawa HP, panjang rambut siswa pria, warna sepatu, jam masuk sekolah, dan ketertiban pakaian/seragam. (A19.P2.K4.)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
91 Kalimat tersebut tidak efektif karena mengandung perincian yang tidak paralel. Unsur dalam rincian tersebut yang pertama berupa larangan (tidak boleh membawa HP), tetapi unsur selanjutnya berupa nomina atau kata benda. Oleh karena itu, kalimat tersebut perlu diperbaiki dengan cara menyamakan unsur yang dirinci seperti berikut. 1) .... sering dilanggar oleh para siswa, misalnya larangan membawa HP, panjang rambut siswa pria, warna sepatu, jam masuk sekolah, dan ketertiban pakaian/seragam. k. Penggunaan Istilah Asing 1)
*.... memiliki suport full wifi hampir di setiap daerah.... (A15.P3.K1.) Kalimat tersebut mengandung istilah asing, yatu suport full wifi. Istilah tersebut sebaiknya diganti dengan padanan kata dalam Bahasa Indonesia seperti berikut. 1) .... memiliki jaringan wifi hampir di setiap daerah.....
2)
*.... dan dapat point 5 saat telat. (A16.P3.K2.) Kalimat tersebut mengandung istilah asing, yaitu point. Point adalah kata dalam bahasa Inggris. Kata tersebut memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia, sehingga penggunaan istilah asing tersebut tidak tepat. Kata point seharusnya diganti dengan kata poin. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 2) .... dan dapat poin 5 saat telat.
3)
*.... dan untuk latihan ekstra yang bersifat outdoor. (A21.P2.K8.) Kalimat tersebut mengandung istilah asing, yaitu outdoor. Istilah tersebut memiliki padanan kata dalam Bahasa Indonesia, yaitu luar ruangan. Karena memiliki padanan kata dalam Bahasa Indonesia, kata outdoor seharusnya tidak digunakan dalam kalimat tersebut. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 3) .... dan untuk latihan ekstra yang bersifat luar ruangan.
4)
*.... yaitu PMR, PKS, Pramuka, Rohis, Exstra Music, Voli, dll. (A28.P2.K2.)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
92 Kalimat tersebut tidak efektif karena mengandung istilah asing yang mempunyai padanan kata dalam Bahasa Indonesia. Istilah exstra seharusnya diganti dengan kata ekstra dan istilah music seharusnya diganti dengan kata musik, sehingga kalimat tersebut menjadi seperti berikut. 4) .... yaitu PMR, PKS, Pramuka, Rohis, Ekstra Musik, Voli, dll. l. Penggunaan Kata Tanya yang Tidak Perlu 1)
*SMK Negeri 1 Sawit merupakan tempat dimana saya bersekolah, belajar, bermain, berkumpul bersama teman-temanku. (A22.P1.K1.) Kalimat tersebut tidak efektif karena mengandung kata tanya yang tidak perlu, yaitu kata dimana. Kata dimana tidak perlu digunakan sebagai penghubung dalam kalimat berita. Oleh karena itu, kalimat tersebut harus diperbaiki sehingga menjadi kalimat seperti berikut. 1) SMK Negeri 1 Sawit merupakan tempat saya bersekolah, belajar, bermain, berkumpul bersama teman-temanku.
m. Penggunaan Kata-kata Tidak Baku 1)
*Kalo peraturan sekolah dilanggar harus menanggung sanksi. (A1.P2.K2.) Kalimat tersebut mengandung kata kalo yang tidak baku. Bentuk baku dari kata tersebut adalah kalau. Kalimat tersebut juga tidak mengandung subjek, sehingga kalimat tersebut dapat diperbaiki seperti berikut. 1) Kalau peraturan sekolah dilanggar, siswa harus menanggung sanksi.
2)
*.... dan terdapat berbagai macam ekstrakulikuler seperti karate, karawitan, musik, voli, basket, dan masih banyak lagi. (A2.P3.K1.) Kalimat ekstrakulikuler.
tersebut Kata
mengandung tersebut
kata
seharusnya
tidak
baku,
diubah
yaitu
menjadi
ekstrakurikuler, sehingga kalimat tersebut menjadi seperti berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
93 2) .... dan terdapat berbagai macam ekstrakurikuler seperti karate, karawitan, musik, voli, basket, dan masih banyak lagi. 3)
*.... terdapat beberapa kegiatan exstrakurikuler seperti, Bola Voli, Basket, PMR, Rohis, dan masih banyak lagi. (A4.P2.K2.) Kata tidak baku dalam kalimat tersebut adalah exstrakurikuler. Bentuk baku dari kata tersebut adalah ekstrakurikuler. Kalimat tersebut seharusnya diperbaiki seperti berikut. 3) .... terdapat beberapa kegiatan ekstrakurikuler seperti, Bola Voli, Basket, PMR, Rohis, dan masih banyak lagi.
4)
*.... sehingga setiap siswa masing masing jurusan dapat melakukan praktek dengan tenang dan nyaman. (A5.P2.K1.) Kalimat tersebut mengandung kata tidak baku, yaitu praktek. Bentuk baku dari kata tersebut adalah praktik. Selain itu, kalimat tersebut mengandung penulisan kata ulang yang tidak tepat, yaitu masing masing. Kata masing masing seharusnya dipisahkan dengan tanda hubung (-). Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 4) .... sehingga setiap siswa masing-masing jurusan dapat melakukan praktik dengan tenang dan nyaman.
5)
*dan masing-masing jurusan/kopetensi ada lepnya. (A8.P2.K2.) Kata tidak baku dalam kalimat tersebut adalah kopetensi dan lep. Bentuk baku dari kata-kata tersebut adalah kompetensi dan laboratorium. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 5) .... masing-masing jurusan/kompetensi ada laboratoriumnya.
6)
*SMKN 1 Sawit merupakan sekolah faforit di kecamatan Sawit. (A12.P1.K1.) Kalimat tersebut tidak efektif karena mengandung kata-kata yang tidak baku, yaitu faforit. Kata faforit seharusnya diubah menjadi bentuk baku, yaitu favorit. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 6) SMKN 1 Sawit merupakan sekolah favorit di kecamatan Sawit.
7)
*Sekolahannya pun sangat luas. (A12.P1.K4.)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
94 Kata tidak baku dalam kalimat tersebut adalah sekolahan. Bentuk baku dari kata tersebut adalah sekolah. Selain itu, penggunaan kata ganti –nya dan partikel pun dalam kalimat tersebut tidak tepat, seharusnya unsur pertama dalam kalimat tersebut diganti dengan subjek yang jelas. Kalimat tersebut dapat diperbaiki seperti berikut. 7) Sekolah ini sangat luas. 8)
*.... di vasilitasi ruang kesenian, lab. komputer, lab. farmasi, ruang bengkel.... (A13.P2.K2.) Kalimat tersebut mengandung kesalahan penggunaan kata baku. Kata vasilitas tidak baku, seharusnya fasilitas. Selain itu, penulisan awalan di- seharusnya digabung dengan kata yang mengikuti, tetapi pada kalimat tersebut awalan di- dipisah dengan kata yang mengikuti. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 8) .... difasilitasi ruang kesenian, lab. komputer, lab. farmasi, ruang bengkel....
9)
*.... tiap jurusan memiliki tempat praktek sendiri sehingga memungkinkan siswa untuk bisa.... (A15.P2.K1.) Kalimat tersebut tidak efektif karena mengandung kata-kata yang tidak baku, yaitu praktek. Kata praktek seharusnya diubah menjadi bentuk baku, yaitu praktik. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 9) .... tiap jurusan memiliki tempat praktik sendiri sehingga memungkinkan siswa untuk bisa....
10)
*di
sekolah
ini
juga
banyak
ekstrakulikuler
yang
dapat
membanggakan.... (A15.P4.K1.) Kata ekstrakulikuler pada kalimat tersebut tidak tepat karena bentuk bakunya adalah ekstrakurikuler. Selain itu, penggunaan huruf kapital di awal kalimat tersebut tidak tepat. Oleh karena itu, kalimat tersebut dapat diubah menjadi sebagai berikut. 10) Di sekolah ini juga banyak ekstrakurikuler yang dapat membanggakan....
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
95 11)
*.... karena ketika lomba pasti membawa mendali ataupun piala.... (A15.P4.K1.) Kata tidak baku dalam kalimat tersebut adalah mendali. Bentuk baku dari kata tersebut adalah medali. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 11) .... karena ketika lomba pasti membawa medali ataupun piala....
12)
*Itu belum termasuk LAB untuk praktek masing-masing kejuruan. (A20.P1.K8.) Kalimat tersebut mengandung kata yang tidak baku, yaitu praktek. Bentuk baku dari kata tersebut adalah praktik. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 12) Itu belum termasuk LAB untuk praktik masing-masing kejuruan.
13)
*.... laboratium yang sangat memadahi.... (A23.P3.K3.) Kalimat tersebut mengandung kata-kata yang tidak baku, yaitu laboratium dan memadahi. Bentuk baku dari kata laboratium adalah laboratorium, sedangkan bentuk baku dari kata memadahi adalah memadai. Kata memadahi berasal dari bentuk dasar pada yang berarti cukup, kemudian mendapat imbuhan me-i sehingga menjadi memadai. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 13) .... laboratorium yang sangat memadai....
14)
*.... sekolahku tidak kalah saing dengan sekolah negri lainnya. (A25.P5.K2.) Kata tidak baku dalam kalimat tersebut adalah negri yang sehausnya negeri. Kalimat tersebut seharusnya diperbaiki seperti berikut. 14) .... sekolahku tidak kalah saing dengan sekolah negeri lainnya.
15)
*Sekolahku yang beralamatan di Jl. Solo-Jogya Km 15 Bendosari, Sawit, Boyolali yang bertempatan di belakang SMPN 3 Sawit. (A26.P1.K1.) Kata beralamatan dan bertempatan dalam kalimat tersebut tidak baku. Bentuk baku kata-kata tersebut adalah beralamat dan bertempat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
96 Selain itu, penulisan kota Jogya tidak tepat, seharusnya Yogya. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 15) Sekolahku yang beralamat di Jl. Solo-Yogya Km 15 Bendosari, Sawit, Boyolali yang bertempat di belakang SMPN 3 Sawit. 16)
*.... mempunyai halaman yang luas, tempat pakir yang luas.... (A26.P1.K4.) Kalimat tersebut mengandung kata yang tidak baku, yaitu pakir. Bentuk baku dari kata tersebut adalah parkir. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 16) .... mempunyai halaman yang luas, tempat parkir yang luas....
17)
*.... atau tempat-tempat untuk praktek siswa dan siswinya di tiap-tiap jurusan. (A27.P1.K3.) Kata praktek dalam kalimat tersebut tidak baku. Bentuk baku dari kata tersebut adalah praktik. Kalimat tersebut dapat diperbaiki dengan mengubah kata yang tidak baku menjadi baku seperti berikut. 17) .... atau tempat-tempat untuk praktik siswa dan siswinya di tiaptiap jurusan.
18)
*.... memiliki laboratorium atau tempat praktek yaitu ada satu laboratorium untuk jurusan ototronik.... (A28.P1.K3.) Kalimat tersebut tidak efektif karena mengandung kata tidak baku, yaitu praktek. Bentuk baku kata tersebut adalah praktik. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 18) .... memiliki laboratorium atau tempat praktik yaitu ada satu laboratorium untuk jurusan Ototronik....
19)
*di sekolah ini ada beberapa ekstrakulikuler yaitu.... (A28.P2.K2.) Kata tidak baku dalam kalimat tersebut adalah ekstrakulikuler. Bentuk baku dari kata tersebut adalah ekstrakurikuler yang bermakna ‘di luar program yang tertulis di dalam kurikulum’. Selain itu, penggunaan huruf kapital di awal kalimat tersebut tidak tepat. Kalimat tersebut dapat diperbaiki seperti berikut. 19) Di sekolah ini ada beberapa ekstrakurikuler yaitu....
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
97 20)
*Sekolah ini udah termasuk sekolahan yang bagus dan terakreditasi. (A33.P1.K2.) Kalimat tersebut tidak efektif karena mengandung kata-kata yang tidak baku, yaitu udah dan sekolahan. Bentuk baku dari katakata tersebut adalah sudah dan sekolah. Penggunaan bentuk-bentuk tidak baku tersebut bisa jadi dipengaruhi oleh percakapan sehari-hari. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 20) Sekolah ini sudah termasuk sekolah yang bagus dan terakreditasi.
21)
*.... Lab TKR ada 1 bengkel dan tempat praktek, Lab Ototronik ada 2, Lab Farmasi 1 dan Kimia Industri 2 baru aja dibangun. (A33.P2.K2.) Kalimat tersebut mengandung kata tidak baku, yaitu praktek dan aja. Kata-kata tersebut seharusnya diganti dengan bentuk bakunya, yaitu praktik dan saja. Selain itu, susunan kalimat tersebut sebaiknya diubah agar lebih efektif. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 21) .... ada 1 bengkel dan tempat praktik TKR, ada 2 laboratorium Ototronik, ada 1 laboratorium Farmasi, dan 2 laboratorium Kimia Industri yang baru saja dibangun.
22)
*.... pramuka yang tahun kemaren banyak prestasinya. (A33.P3.K2.) Kalimat tersebut mengandung kata tidak baku, yaitu kemaren. Bentuk baku dari kata kemaren adalah kemarin. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 22) .... pramuka yang tahun kemarin banyak prestasinya.
23)
*SMKN 1 Sawit terletak didesa bendosari, sawit, boyolali tepatnya dibelakang garasi bis srimulyo. (A36.P1.K1.) Kata bis pada kalimat tersebut tidak baku, bentuk bakunya adalah bus. Selain itu, kalimat tersebut mengandung kesalahan penulisan kata depan dan penggunaan huruf kapital. Oleh karena itu, kalimat tersebut harus diperbaiki sehingga menjadi kalimat seperti berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
98 23) SMKN 1 Sawit terletak di desa Bendosari, Sawit, Boyolali tepatnya di belakang garasi bus Srimulyo. 24)
*.... muridnya terlalu sedikit maka sekolah ini dirubah menjadi SMKN 1 Sawit. (A37.P1.K6.) Penggunaan kata dirubah pada kalimat tersebut tidak tepat karena kata tersebut tidak baku. Bentuk baku kata tersebut adalah diubah yang berasal dari kata dasar ubah dan diberi awalan di-. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 24) .... muridnya terlalu sedikit maka sekolah ini diubah menjadi SMKN 1 Sawit.
25)
*Sekarang sekolah ini masih dalam rangka pembangunan kelas-kelas dan ruang praktek kerja. (A37.P1.K8.) Kalimat tersebut mengandung kata tidak baku, yaitu praktek. Bentuk baku dari kalimat tersebut adalah praktik. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 25) Sekarang sekolah ini masih dalam rangka pembangunan kelaskelas dan ruang praktik kerja.
26)
*.... jadi Banyak murit yang berasal dari luar kabupaten boyolali. (A38.P1.K4.) Penulisan kata murit pada kalimat tersebut tidak baku, seharusnya murid. Selain itu, terdapat kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat tersebut. Nama kota harus diawali dengan huruf kapital. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 26) .... jadi banyak murid yang berasal dari luar Kabupaten Boyolali.
n. Penggunaan Kata-kata Tidak Tepat 1)
*Sekolah SMKN 1 Sawit pada waktu jam masuk sekolah pada jam 07.00 WIB tepat.... (A1.P2.K1.) Ketidakefektifan kalimat tersebut diakibatkan oleh penggunaan kata-kata yang tidak perlu, yaitu pada waktu jam masuk sekolah pada jam. Kata-kata tersebut tidak perlu digunakan karena bertele-tele dan mengulang kata-kata yang bermakna sama, yaitu pada dan pada serta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
99 waktu dan jam. Kalimat yang panjang dan bertele-tele menyebabkan makna kalimat menjadi tidak jelas. Selain itu, kata Sekolah di awal kalimat sebaiknya dihilangkan. Oleh karena itu, kalimat tersebut harus diperbaiki seperti berikut. 1a) Siswa-siswi SMKN 1 Sawit diwajibkan masuk sekolah pukul 07.00 WIB tepat.... 1b) Gerbang SMKN 1 Sawit ditutup pukul 07.00 WIB tepat.... 2)
*Sekolah ini mengutamakan mendidik kedisiplinan. (A3.P3.K2.) Penggunaan dua kata kerja aktif berdampingan seperti pada kalimat tersebut tidak tepat. Seharusnya kata kerja yang digunakan cukup satu saja agar lebih efektif. Kata-kata mengutamakan mendidik dapat diganti dengan mengutamakan pendidikan atau menggunakan kata mengutamakan saja. Kalimat tersebut dapat diubah menjadi kalimat-kalimat efektif berikut. 2a) Sekolah ini mengutamakan kedisiplinan. 2b) Sekolah ini mengutamakan pendidikan kedisiplinan.
3)
*SMKN 1 Sawit perkembangannya sangat cepat.... (A6.P2.K1.) Kata ganti –nya pada kata perkembangan tidak tepat karena kata ganti tersebut berada tepat di belakang kata rujukan (SMKN 1 Sawit). Kata-kata tersebut perlu diubah agar lebih efektif, misalnya sebagai berikut. 3) Perkembangan SMKN 1 Sawit sangat cepat....
4)
*SMKN 1 Sawit merupakan sekolah kejuruan yang termasuk masih muda di kabupaten Boyolali. (A7.P1.K2.) Kalimat tersebut tidak efekti karena mengandung kata-kata yang tidak tepat. Penggunaan kata-kata yang termasuk masih muda terlalu bertele-tele sehingga mengaburkan makna. Kata-kata tersebut dapat diubah menjadi yang berusia muda agar lebih singkat dan jelas. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 4) SMKN 1 Sawit merupakan sekolah kejuruan yang berusia muda di kabupaten Boyolali.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
100 5)
*SMKN 1 Sawit merupakan sekolah yang sudah termasuk sekolah favorit.... (A7.P2.K1.) Kalimat tersebut tidak efektif karena mengandung kata-kata yang berlebihan, yaitu yang sudah termasuk sekolah. Kata-kata tersebut tidak perlu
disertakan dalam kalimat karena tidak
memperjelas makna, justru mengaburkan makna. Apabila kata-kata tersebut dihilangkan, makna kalimat tersebut menjadi lebih jelas. Selain itu, penggunaan kata sekolah yang diulang membuat jenuh pembaca. Kalimat tersebut dapat diperbaiki seperti berikut. 5) SMKN 1 Sawit merupakan sekolah favorit.... 6)
*Sekolahannya tempatnya sangat strategis. (A12.P1.K2.) Kalimat tersebut mengandung dua kata yang diikuti kata ganti – nya, yaitu sekolahannya dan tempatnya. Penggunaan kata ganti –nya secara berturut-turut seperti itu tidak tepat karena tidak memiliki kata rujukan yang jelas dan dapat mengaburkan subjek. Subjek kalimat tersebut seharusnya diganti letak sekolah ini agar lebih jelas. Sementara itu, kata tempatnya dihilangkan karena sudah terwakili oleh kata letak yang berposisi sebagai subjek. Kalimat tersebut dapat diperbaiki menjadi kalimat seperti berikut. 6) Letak sekolah ini sangat strategis.
7)
*.... SMKN 1 Sawit terletak sangat strategis berada di perbatasan 3 kabupaten.... (A15.P1.K1.) Penggunaan kata-kata pada kalimat tersebut tidak tepat. Kata strategis bermakna ‘baik letaknya’, sehingga tidak perlu disandingkan dengan kata terletak. Kalimat tersebut dapat diperbaiki seperti berikut. 7) .... SMKN 1 Sawit sangat strategis karena berada di perbatasan 3 kabupaten....
8)
*Dan saat murid-murid telat harus absen.... (A16.P3.K2.) Penggunaan kata absen dalam kalimat tersebut tidak tepat karena makna kata absen tidak sesuai dengan konteks kalimat. Kata absen bermakna ‘tidak masuk’ atau ‘tidak hadir’, sehingga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
101 penggunaan kata absen dalam kalimat tersebut tidak tepat. Kata absen sebaiknya diganti dengan kata mengisi daftar presensi. Selain itu, kata dan saat tidak tepat diletakkan di awal kalimat tersebut. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 8) Murid-murid yang telat harus mengisi daftar presensi.... 9)
*.... tempatku mencari ilmu setiap hari dari pukul 07.00 kami masuk sampai 14.00 kami pulang. (A25.P1.K1.) Kalimat tersebut mengandung kata ganti kami, tetapi rujukannya tidak jelas. Kata ganti kami, kata masuk, dan pulang sebaiknya dihilangkan, sehingga kalimat tersebut menjadi sebagai berikut. 9) .... tempatku mencari ilmu setiap hari dari pukul 07.00 sampai 14.00.
10)
*Gedungnya banyak mewah dan sekarang mulai di bangun lantai 2. (A25.P1.K4.) Kalimat tersebut mengandung kata-kata yang tidak tepat, yaitu banyak mewah. Kata-kata tersebut seharusnya diselingi kata yang agar lebih jelas atau menghilangkan kata banyak. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 10a) Gedungnya banyak yang mewah dan sekarang mulai di bangun lantai 2. 10b) Gedungnya mewah dan sekarang mulai di bangun lantai 2....
11)
*.... ada yang jalan kaki ada juga yang naik sepeda motor maupun sepeda gayuh. (A25.P2.K2.) Kata maupun pada kalimat tersebut tidak tepat karena penggunaan kata maupun lazimnya dipasangkan dengan kata baik, misalnya baik putra maupun putri. Kata maupun pada kalimat tersebut lebih tepat diganti kata atau, sehingga menjadi kalimat seperti berikut. 11) .... ada yang jalan kaki ada juga yang naik sepeda motor atau sepeda gayuh.
12)
*Di sekolah ini juga ada lapangan basket, lapang voli. (A28.P2.K5.)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
102 Kata lapang memiliki makna ‘lebar’ atau ‘luas’. Sementara itu, kata lapangan memiliki makna ‘tempat atau tanah yang luas’ atau ‘tempat (gelanggang) pertandingan’. Oleh karena itu, kata lapang pada kalimat tersebut tidak tepat karena tidak sesuai konteks kalimat. Kata lapang seharusnya diganti dengan kata lapangan, sehingga kalimat tersebut menjadi seperti berikut. 12) Di sekolah ini juga ada lapangan basket, lapangan voli. o. Penggunaan Kata-kata Berlebihan (Mubazir) 1)
*Sekolahku SMKN 1 Sawit berada di jalan Jl. Solo-Jogja Km 15, Bendosari, Sawit, Boyolali. (A1.P1.K1.) Kata Sekolah di awal kalimat tersebut sebaiknya dihilangkan karena SMKN sudah mengandung kata Sekolah. Selain itu, kalimat tersebut mengandung pengulangan kata yang sama, yaitu jalan dan Jl. (singkatan dari jalan). Kalimat tersebut seharusnya diubah menjadi seperti berikut. 1) SMKN 1 Sawit berada di Jl. Solo-Jogja Km 15, Bendosari, Sawit, Boyolali.
2)
*Sekolah ini lumayan sangat luas dan mempunyai 5 jurusan, yaitu TKR, TKJ, OTO, Farmasi, KI. (A1.P1.K2.) Kalimat tersebut tidak efektif karena mengandung kata-kata yang mubazir, yaitu lumayan sangat. Kedua kata tersebut memiliki makna yang berlawanan. Kata lumayan bermakna ‘agak’, sedangkan kata sangat bermakna ‘sungguh’ atau ‘terlebih-lebih’. Oleh karena itu, seharusnya menggunakan salah satu kata saja seperti kalimat-kalimat berikut. 2a) Sekolah ini lumayan luas dan mempunyai 5 jurusan, yaitu TKR, TKJ, OTO, Farmasi, KI. 2b) Sekolah ini sangat luas dan mempunyai 5 jurusan, yaitu TKR, TKJ, OTO, Farmasi, KI.
3)
*murid di sini terdapat lebih dari seribu siswa yang berasal dari klaten, sukoharjo dan boyolali. (A2.P2.K2.)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
103 Kalimat tersebut mengandung kata-kata yang bermakna sama, yaitu murid dan siswa. Struktur kalimat tersebut kurang tepat, sehingga menyebabkan makna kalimat menjadi tidak jelas. Beberapa kata dalam kalimat tersebut seharusnya dihilangkan dan diganti dengan kata lain agar makna kalimat lebih jelas. Selain itu, kalimat tersebut mengandung kesalahan penggunaan huruf kapital, nama kota dan awal kalimat seharusnya diawali dengan huruf kapital. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 3a) Sekolah ini memiliki lebih dari seribu siswa yang berasal dari Klaten, Sukoharjo, dan Boyolali. 3b) Murid di sekolah ini berjumlah lebih dari seribu dan berasal dari tiga kabupaten, yaitu Klaten, Sukoharjo, dan Boyolali. 4)
*.... dan hanya sekitar 300 siswa saja yang akan diterima. (A4.P1.K4.) Kalimat tersebut mengandung kata-kata yang bermakna sama, yaitu hanya dan saja. Kedua kata tersebut sama-sama menegaskan jumlah yang tidak lebih dari 300. Agar tidak menjadi kalimat mubazir, seharusnya kalimat tersebut menggunakan salah satu kata saja, hanya atau saja. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 4a) .... dan sekitar 300 siswa saja yang akan diterima. 4b) .... dan hanya sekitar 300 siswa yang akan diterima.
5)
*Seperti contohnya siswa dan siswi harus masuk pintu gerbang SMKN 1 Sawit sebelum pukul 07.00.... (A6.P3.K2.) Kalimat tersebut mubazir karena mengandung kata-kata yang bermakna sama secara bersama-sama, yaitu kata seperti dan contohnya. Kedua kalimat tersebut dapat saling menggantikan, sehingga sebaiknya menggunakan salah satu saja. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 5) Contohnya siswa dan siswi harus masuk pintu gerbang SMKN 1 Sawit sebelum pukul 07.00....
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
104 6)
*Walaupun sekolahan SMK N 1 Sawit baru berdiri tapi banyak menjuarai perlombaan-perlombaan. (A10.P1.K4.) Kalimat tersebut mengandung kata-kata yang berlebihan, yaitu sekolah SMK. Kepanjangan SMK adalah Sekolah Menengah Kejuruan, sehingga singkatan tersebut tidak perlu disandingkan dengan kata sekolahan. Kata banyak dan perlombaan-perlombaan juga menyebabkan kalimat tersebut menjadi mubazir. Kedua kata tersebut sama-sama bermakna jamak. Kata banyak pada kalimat tersebut lebih tepat jika diganti kata sering. Sedangkan kata perlombaan tidak perlu diulang karena sudah ada kata sering yang bermakna jamak. Selain itu, kata sekolahan tidak baku, seharusnya diubah menjadi sekolah. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 6) Walaupun SMKN 1 Sawit baru berdiri, tapi sering menjuarai perlombaan.
7)
*SMKN
1
Sawit
banyak
menjuarai
perlombaan-perlomban.
(A12.P1.K7.) Kalimat tersebut mengandung kata-kata yang mubazir, yaitu banyak dan perlombaan-perlombaan. Kedua kata tersebut sama-sama bermakna jamak. Kata banyak pada kalimat tersebut lebih tepat jika diganti kata sering. Sementara itu, kata perlombaan tidak perlu diulang karena sudah ada kata sering yang bermakna jamak. Setelah diperbaiki, kalimat tersebut menjadi seperti berikut. 7) SMKN 1 Sawit sering menjuarai perlombaan. 8)
*Sekolah SMKN 1 SAWIT terletak di jalan Raya Solo-Yogya KM 15 Bendosari, Sawit, Boyolali 57374 Telp. (0271) 7686920. (A13.P1.K1.) Sudah dijelaskan pada temuan sebelumnya bahwa SMKN adalah singkatan dari Sekolah Menengah Kejuruan Negeri. Oleh karena itu, penggunaan singkatan SMKN tidak perlu disandingkan dengan kata sekolah. Kalimat tersebut juga mengandung kesalahan penggunaan huruf kapital pada kata SAWIT dan Raya. Selain itu, kode pos dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
105 nomor telepon sekolah tidak perlu dicantumkan dalam kalimat deskripsi tersebut. Kalimat tersebut dapat diubah menjadi seperti berikut. 8) SMKN 1 Sawit terletak di jalan raya Solo-Yogya KM 15 Bendosari, Sawit, Boyolali. 9)
*Sekolah SMKN 1 Sawit terletak sangat strategis.... (A15.P1.K1.) Kalimat tersebut mengandung kata sekolah dan SMKN yang sebenarnya mubazir karena digunakan secara bersamaan. SMKN adalah singkatan dari Sekolah Menengah Kejuruan Negeri. Oleh karena itu, penggunaan singkatan SMKN tidak perlu disandingkan dengan kata sekolah. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 9) SMKN 1 Sawit terletak sangat strategis....
10)
*.... sekitar sekolah juga ada banyak rumah rumah warga. (A16.P4.K2.) Kalimat tersebut mengandung kata-kata yang berlebihan atau mubazir, yaitu banyak rumah rumah. Kata banyak dan rumah-rumah sama-sama bermakna jamak. Kata-kata tersebut seharusnya diganti dengan banyak rumah atau rumah-rumah. Selain itu, kata rumah rumah dalam kalimat tersebut seharusnya digabungkan dengan tanda hubung (-) karena merupakan kata ulang. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 10a) .... sekitar sekolah juga ada banyak rumah warga. 10b) .... sekitar sekolah juga ada rumah-rumah warga.
11)
*Sekolahan ini mempunyai banyak aturan yang terkadang masih sering dilanggar oleh para siswa.... (A19.P2.K4.) Kalimat tersebut mengandung kata-kata berlebihan, yaitu terkadang masih sering. Kata terkadang dan sering memiliki makna yang berlawanan, sehingga seharusnya digunakan salah satu saja yang sesuai dengan konteks. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
106 11a) Sekolahan ini mempunyai banyak aturan yang terkadang dilanggar oleh para siswa.... 11b) Sekolahan ini mempunyai banyak aturan yang masih sering dilanggar oleh para siswa.... 12)
*Setiap tahunnya pasti ada perkembangan yang ada di SMKN 1 Sawit. (A21.P1.K7.) Kalimat tersebut tidak efektif karena mengandung pengulangan kata ada. Seharusnya kata ada cukup dituliskan satu kali karena pengulangan kata ada tidak memperjelas makna, tetapi justru menciptakan kejenuhan pada pembaca. Selain itu, kata ganti –nya yang mengikuti kata tahun sebaiknya dihilangkan karena tidak memiliki rujukan yang jelas. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 12) Setiap tahun pasti ada perkembangan di SMKN 1 Sawit.
13)
*SMK 1 Sawit sekarang berubah menjadi semakin lebih baik dari tahun-tahun yang lalu.... (A22.P3.K2.) Penggunaan kata-kata semakin lebih tidak efektif karena berlebihan. Kata semakin dan lebih dapat saling menggantikan dalam kalimat tersebut karena makna semakin baik dan lebih baik sama. Kalimat tersebut dapat diperbaiki menjadi kalimat-kalimat berikut. 13a) SMK 1 Sawit sekarang berubah menjadi semakin baik dari tahun-tahun yang lalu.... 13b) SMK 1 Sawit sekarang berubah menjadi lebih baik dari tahuntahun yang lalu....
14)
*.... dan banyak diminati oleh para siswa dan siswi SMK N 1 SAWIT. (A23.P2.K4.) Kalimat tersebut mengandung kata-kata mubazir. Kata banyak, para, dan siswa dan siswi sama-sama bermakna jamak, sehingga kalimat tersebut menjadi mubazir. Kata banyak dalam kalimat tersebut seharusnya dihilangkan, semetara kata-kata para ssiwa dan siswi diubah menjadi para siswa atau siswa dan siswi. Selain itu,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
107 penggunaan huruf kapital pada kata SAWIT tidak tepat. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 14a) .... dan diminati oleh para siswa SMK N 1 Sawit. 14b) .... dan diminati oleh siswa dan siswi SMK N 1 Sawit. 15)
*Sekolahku
bertempat dipinggir Jalan Raya Jl. Jogja-Solo.
(A24.P1.K1.) Kalimat tersebut mengandung pengulangan kata yang sama, yaitu Jalan Raya dan Jl. (singkatan dari jalan). Selain itu, kalimat tersebut mengandung kesalahan penulisan kata depan di, kata depan di seharusnya dipisah dengan kata yang mengikuti. Kalimat tersebut seharusnya diubah menjadi seperti berikut. 15a) Sekolahku bertempat di pinggir Jalan Raya Jogja-Solo. 15b) Sekolahku bertempat di pinggir Jl. Jogja-Solo. 16)
*ada banyak siswa-siswi dari berbagai kabupaten.... (A25.P2.K2.) Kata banyak dan siswa-siswi memiliki makna yang sama, samasama menjelaskan bentuk jamak (lebih dari satu). Kata banyak dan siswa-siswi
bisa
saling
menggantikan,
sehingga
tidak
perlu
menggunakan dua-duanya. Penggunaan dua kata tersebut justru membuat kalimat tidak efektif karena mengandung kata-kata mubazir atau berlebihan. Selain itu, kata ada pada kalimat tersebut sebaiknya diawali dengan huruf kapital. Kalimat tersebut dapat diubah menjadi kalimat-kalimat berikut. 16a) Ada banyak siswa dari berbagai kabupaten.... 16b) Ada siswa-siswi dari berbagai kabupaten.... 17)
*.... dan setiap pagi pula para bapak ibu guru berjaga di gerbang.... (A25.P3.K2.) Kalimat tersebut mengandung penggunaan kata-kata mubazir, yaitu para bapak ibu guru. Kata-kata mubazir tersebut seharusnya dapat diganti dengan para guru atau bapak ibu guru karena kata para dan bapak ibu sama-sama bermakna jamak. Kalimat tersebut dapat diubah menjadi kalimat-kalimat berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
108 17a) .... dan setiap pagi pula para guru berjaga di gerbang.... 17b) .... dan setiap pagi pula bapak ibu guru berjaga di gerbang.... 18)
*Keadaan di setiap kelas-kelas di sekolahku masih cukup baik, ada juga yang sedang direnovasi. (A27.P2.K2.) Kata setiap dan kelas-kelas sama-sama bermakna jamak, sehingga berlebihan jika digunakan bersama dalam satu kalimat. Katakata tersebut dapat dipecah menjadi dua bentuk yang bisa saling menggantikan, yaitu setiap kelas dan kelas-kelas. Selain itu, preposisi di di depan kata setiap seharusnya dihilangkan karena setiap kelas bukan keterangan tempat, tetapi keterangan subjek. Sesudah tanda koma (,) sebaiknya diberi konjungsi meskipun sebagai penghubung dengan klausa kedua. Kalimat tersebut dapat diperbaiki menjadi kalimat-kalimat berikut. 18a) Keadaan setiap kelas di sekolahku masih cukup baik, meskipun ada juga yang sedang direnovasi. 18b) Keadaan kelas-kelas di sekolahku masih cukup baik, meskipun ada juga yang sedang direnovasi.
19)
*Sekolah SMKN 1 Sawit terdiri dari beberapa ruangan dan beberapa jurusan.... (A30.P1.K1.) Kalimat tersebut mengandung pengulangan kata sekolah karena SMKN adalah singkatan dari Sekolah Menengah Kejuruan Negeri. Oleh
karena
itu,
penggunaan singkatan
SMKN
tidak perlu
disandingkan dengan kata sekolah. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 19) SMKN 1 Sawit terdiri dari beberapa ruangan dan beberapa jurusan.... 20)
*SMK N 1 Sawit merupakan SMK Kejuruan, di SMKN 1 Sawit banyak beberapa jurusan. (A30.P2.K1.) Kata banyak dan beberapa sama-sama bermakna jamak, sehingga tidak tepat jika digunakan bersama dalam satu kalimat. Meski demikian, penggunaannya harus disesuaikan dengan konteks
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
109 karena banyak bermakna jumlah yang lebih besar dari beberapa. Selain itu, SMK merupakan singkatan dari Sekolah Menengah Kejuruan, sehingga tidak tepat jika disandingkan dengan kata Kejuruan. Kalimat tersebut dapat dipersingkat agar lebih efektif dan mudah dipahami. Kalimat tersebut dapat diubah menjadi seperti berikut. 20) SMK N 1 Sawit merupakan sekolah Kejuruan yang memiliki banyak jurusan. 21)
*Setiap kamar mandinya agak cukup nyaman. (A30.P4.K2.) Penggunaan kata agak dan cukup secara bersama merupakan bentuk yang berlebihan atau mubazir. Hal tersebut karena kata agak dan cukup memiliki makna yang sama. Namun, kalimat tersebut lebih tepat jika menggunakan kata cukup. Selain itu, kata setiap lebih tepat jika diganti kata semua dan kata ganti –nya dalam kalimat tersebut sebaiknya dihilangkan. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 21) Semua kamar mandi cukup nyaman.
22)
*.... banyak ditumbuhi banyak pohon-pohon. (A31.P2.K3.) Kalimat tersebut sangat berlebihan karena terdapat tiga bentuk jamak yang bermakna sama, yaitu banyak, banyak, dan pohon-pohon. Penggunaan kata-kata yang tepat dan efektif dalam kalimat tersebut adalah banyak pohon atau pohon-pohon saja. Kalimat tersebut dapat diperbaiki seperti berikut. 22) .... ditumbuhi banyak pohon.
23)
*Suasananya sangat enak sekali di lingkungan sekolah. (A36.P2.K4.) Kata sangat dan sekali memiliki makna yang sama, sehingga tidak perlu digunakan secara bersama. Penggunaan kata sangat dan sekali secara bersamaan menimbulkan kemubaziran. Selain itu, struktur kalimat tersebut tidak tepat, subjek pada kalimat tersebut seharusnya suasana lingkungan sekolah. Oleh karena itu, kalimat tersebut dapat diperbaiki seperti berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
110 23a) Suasana lingkungan sekolah sangat enak. 23b) Suasana lingkungan sekolah enak sekali. 24)
*Dan sekolah SMKN 1 Sawit ini terletak di perbatasan kabupaten.... (A38.P1.K4.) Kalimat tersebut mengandung pengulangan kata sekolah karena SMKN adalah singkatan dari Sekolah Menengah Kejuruan Negeri. Oleh
karena
itu,
penggunaan singkatan
SMKN
tidak perlu
disandingkan dengan kata sekolah. Selain itu, konjungsi dan di awal kalimat sebaiknya dihilangkan. Kalimat tersebut dapat diubah menjadi seperti berikut. 24) SMKN 1 Sawit ini terletak di perbatasan kabupaten.... 25)
*Sekolah ini juga salah satu sekolah SMK terfavorit yg ada di boyolali tsbt. (A40.P2.K3.) SMK adalah singkatan dari Sekolah Menengah Kejuruan. Oleh karena itu, pemakaiannya tidak perlu disandingkan dengan kata sekolah. Selain itu, kalimat tersebut mengandung singkatan-singkatan yang tidak perlu, yaitu yg dan tsbt. Singkatan yg sebaiknya ditulis lengkap, sedangkan singkatan tsbt sebaiknya dihilangkan. Kata boyolali sebaiknya diawali dengan huruf kapital karena merupakan nama kota. Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 25) Sekolah ini juga salah satu SMK terfavorit yang ada di Boyolali. Setelah dilakukan analisis kesalahan penggunaan kalimat efektif
dalam karangan deskripsi siswa kelas XI SMK Negeri 1 Sawit, selanjutnya perlu dilakukan rekapitulasi atau penggunaan
kalimat
efektif.
perhitungan
Rekapitulasi
persentase
tersebut
kesalahan
bertujuan
untuk
mengetahui persentase masing-masing kategori kesalahan penggunaan kalimat efektif, persentase kesalahan penggunaan kalimat efektif yang paling tinggi, dan persentase kesalahan penggunaan kalimat efektif yang paling rendah. Rekapitulasi atau perhitungan jumlah dan persentase kesalahan penggunaan kalimat efektif disajikan dalam tabel berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
111 Tabel 4.1 Rekapitulasi Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Sawit KK
Jenis Kesalahan
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
A1
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
1
2
5
A2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
1
2
A3
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
1
-
2
A4
3
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
1
-
1
6
A5
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
1
A6
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
1
2
A7
3
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
-
5
A8
-
-
-
-
-
-
-
1
2
-
-
-
1
-
-
4
A9
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
A10
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
1
2
A11
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
A12
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
1
1
5
A13
-
-
-
-
-
-
-
-
2
-
-
-
1
-
1
4
A14
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
A15
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
1
-
3
1
1
7
A16
-
2
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
1
1
5
A17
-
-
-
1
-
-
-
1
1
-
-
-
-
-
-
3
A18
1
-
-
1
-
1
1
-
-
-
-
-
-
-
-
4
A19
2
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
1
4
A20
1
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
3
A21
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
1
3
A22
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
1
2
A23
1
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
1
4
A24
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
2
A25
-
-
-
-
-
1
-
-
1
-
-
-
1
3
2
8
A26
1
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
-
-
5
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
112
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
A27
1
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
1
-
1
4
A28
1
2
-
-
-
1
-
-
-
-
1
-
2
1
-
8
A29
-
-
1
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
2
A30
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
3
4
A31
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
1
2
A32
2
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
3
A33
2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
-
-
5
A34
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
A35
-
2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
A36
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
1
2
A37
-
-
1
-
-
-
-
-
1
-
-
-
2
-
-
4
A38
-
-
-
-
-
-
-
-
3
-
-
-
1
-
1
5
A39
2
-
-
-
-
-
-
1
1
-
-
-
-
-
-
4
A40
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
1
∑
25
7
4
4
-
9
1
5
14
1
4
1
26
12
25
138
%
2,90%
2,90%
0,00%
6,52%
0,72%
3,62%
10,14%
0,72%
2,90%
0,72%
18,84%
8,69%
18,12%
Jumlah
1
5,07%
Jenis Kesalahan
18,12%
KK
100%
Keterangan: KK : kode karangan 1
: kalimat tidak bersubjek
2
: kalimat tidak berpredikat
3
: kalimat tidak bersubjek dan tidak berpredikat
4
: penggandaan subjek
5
: antara predikat dan objek yang tersisipi
6
: kalimat tidak logis
7
: kalimat ambigu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
113 8
: penghilangan konjungsi
9
: penggunaan konjungsi yang berlebihan
10 : urutan yang tidak paralel 11 : penggunaan istilah asing 12 : penggunaan kata tanya yang tidak perlu 13 : penggunaan kata-kata tidak baku 14 : penggunaan kata-kata tidak tepat 15 : penggunaan kata-kata berlebihan (mubazir) Rumus menghitung persentase kesalahan penggunaan kalimat efektif per kategori kesalahan:
Berdasarkan tabel rekapitulasi di atas dapat disimpulkan bahwa: a. Kesalahan penggunaan kalimat efektif yang paling sering terjadi adalah kategori kalimat dengan penggunaan kata-kata tidak baku. Kategori kesalahan tersebut sebanyak 26 kesalahan (18,84%). b. Kesalahan penggunaan kalimat efektif yang paling jarang terjadi adalah kategori kalimat dengan sisipan di antara predikat dan objek. Persentase kategori kesalahan tersebut adalah 0% (tidak ada temuan). Pola kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan deskripsi siswa kelas XI SMK Negeri 1 Sawit dapat dilihat pada diagram berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
114
Gambar 4.1 Persentase Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif 3.
Deskripsi Data Faktor Penyebab Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif Kesalahan penggunaan kalimat efektif tentu disebabkan oleh faktorfaktor tertentu. Data faktor penyebab kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan deskripsi siswa kelas XI SMK Negeri 1 Sawit didapatkan dari wawancara dengan Ibu Khotimah dan Bapak Dwi selaku guru Bahasa Indonesia pengampu kelas XI SMK Negeri 1 Sawit, serta lima siswa kelas XI dengan kesalahan penggunaan kalimat efektif terbanyak. Berdasarkan hasil wawancara, faktor penyebab kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
115 karangan deskripsi siswa kelas XI SMK Negeri 1 Sawit adalah sebagai berikut. a. Motivasi Menulis Rendah Kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan deskripsi siswa disebabkan oleh rendahnya motivasi menulis siswa. Hal tersebut diungkapkan oleh Ibu Khotimah, “Anak-anak tidak terbiasa menulis, sehingga motivasi menulis rendah.” Menurut Ibu Khotimah, motivasi menulis siswa yang masih rendah menyebabkan terjadinya kesalahan berbahasa. Informan lain, Alfino yang merupakan siswa kelas XI TKJ 3, mengungkapkan bahwa ia malas menulis. Ketika ditanya mengenai ketidakefektifan kalimat dalam karangan deskripsi yang ditulisnya, Alfino menjawab, “Lagi males kok.” Kemalasan siswa ketika menulis menunjukkan bahwa motivasi menulis siswa rendah, seperti yang disampaikan oleh Ibu Khotimah. Dapat dikatakan bahwa faktor penyebab kesalahan penggunaan kalimat efektif yang pertama berasal dari dalam diri siswa, yaitu motivasi menulis rendah. b. Frekuensi Menulis Rendah Kegiatan menulis merupakan kegiatan yang masih jarang dilakukan oleh siswa. Dengan kata lain, frekuensi menulis siswa rendah. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab terjadinya kesalahan penggunaan kalimat efektif pada siswa. Ibu Khotimah mengungkapkan bahwa siswa tidak terbiasa menulis sehingga motivasi menulis rendah. Kemahiran menulis memerlukan latihan terus-menerus, sehingga kebiasaan menulis perlu ditingkatkan agar siswa mahir menulis. Ketika diwawancarai, Ibu Khotimah mengungkapkan, “Jika tidak ditekankan penggunaan kalimat efektif, anak-anak akan banyak menggunakan kalimat ambigu, konjungsi juga sering diulang-ulang.” Hal tersebut dipengaruhi kebiasan menulis dengan kalimat efektif. Apabila siswa sering menulis karangan deskripsi dengan kalimat efektif, lama-lama siswa akan terbiasa menggunakan kalimat efektif dalam kegiatan menulis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
116
c. Kesulitan Mengembangkan Kalimat Karangan deskripsi harus ditulis dengan kalimat yang jelas agar pembaca dapat memahami objek yang dideskripsikan penulis. Namun, siswa masih banyak mengalami kesulitan dalam mengembangkan kalimat. Kesulitan dalam mengembangkan kalimat menjadi salah satu penyebab terjadinya kesalahan penggunaan kalimat efektif karena siswa cenderung mengungkapkan gagasan dengan rangkaian kata yang tidak berstruktur. Salah
satu
siswa
kelas
XI
Ototronik
1,
Suryendro,
mengungkapkan bahwa ia kesulitan menyampaikan gagasan pokok ketika menulis deskripsi. Hal tersebut diungkapkan Suryendro dalam wawancara, “Sulit menyampaikan gagasan pokok dalam deskripsi itu Mbak.” Pernyataan tersebut sesuai dengan karangan deskripsi Suryendro yang banyak menggunakan kalimat tidak efektif. Narasumber lain mengungkapkan hal senada dengan pernyataan Suryendro. Ervan, siswa kelas XI TKR 3 mengungkapkan bahwa ia kesulitan menulis deskripsi terutama jika tema ditentukan oleh guru. Ia juga mengatakan, “.... dari pikiran langsung saya tulis saja Mbak, tidak saya pikirin lagi kalimatnya.” Febryan, siswa kelas XI TRK 1 juga mengungkapkan kesulitannya dalam hal pengembangan kalimat. Ketika ditanya
mengenai
mengungkapkan
kesulitan
bahwa,
dalam
“Sulit
menulis
mencari
deskripsi,
pokok
Febryan
masalah
dan
mengembangkan kalimat itu.” Ibu Khotimah membenarkan kesulitan-kesulitan siswa dalam hal pengembangan
kalimat.
Hal
tersebut
disampaikan
beliau
dalam
wawancara. Beliau menjelaskan, “.... jadi menulis karangan deskripsi disamakan dengan menulis cerpen, apa yang ada dalam pikiran mereka tuangkan begitu saja dalam bentuk tulisan tanpa memperhatikan kalimat yang digunakan.” Dengan kata lain, siswa sulit mengembangkan kalimat sehingga memilih cara mudah yaitu menuangkan kata demi kata yang mereka pikirkan tanpa memperhatikan struktur kalimat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
117
d. Penguasaan Materi Kalimat Efektif Masih Rendah Bekal utama untuk menggunakan kalimat efektif adalah pemahaman dan penguasaan materi yang mumpuni mengenai kalimat efektif. Apabila siswa belum memahami hakikat kalimat efektif dan segala aturannya, siswa akan kesulitan menerapkan kalimat efektif dalam kegiatan menulis. Kesalahan penggunaan kalimat efektif disebabkan oleh rendahnya penguasaan materi mengenai kalimat efektif dan bahasa baku. Beberapa siswa masih kebingungan ketika ditanya mengenai pengertian kalimat efektif. Ketika ditanya mengenai pengertian kalimat efektif, narasumber bernama Alfino menjawab, “Kalimat yang.... Lupa Mbak.” Sementara itu, siswa bernama Ervan menjawab pengertian kalimat efektif dengan pernyataan “Kalimat yang sering digunakan untuk keseharian.” Ada pula siswa yang mengaku belum memahami pengertian kalimat efektif, misalnya Suryendro yang menjawab “Belum paham ki Mbak” ketika ditanya mengenai pengertian kalimat efektif. Siswa menyatakan kesulitan dalam mempelajari kalimat efektif. Ketika ditanya mengenai penguasaan kalimat efektif, Ervan menyatakan bahwa “Kalau untuk merangkum semuanya sih terlalu sulit.” Kesulitan siswa dalam menguasai materi kalimat efektif di antaranya sulit membedakan subjek, predikat, dan objek. Hal tersebut seperti pernyataan salah satu siswa kelas XI TKJ 2, Diska, “.... masih sulit membedakan subjek, predikat, atau objek.” e. Siswa Tidak Mengenal Pedoman EYD Semua siswa yang menjadi narasumber dalam penelitian ini menyatakan bahwa belum pernah membaca buku pedoman Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), bahkan melihat pun belum pernah. Diska, salah satu narasumber menjawab “Belum pernah” ketika ditanya mengenai kegiatan membaca buku pedoman EYD. Narasumber lain juga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
118 menyatakan jawaban serupa, yaitu belum pernah membaca atau mempelajari buku pedoman EYD. Ervan, narasumber dari kelas XI TKR 3 menyatakan bahwa “Kalau membaca sih belum pernah, tapi kebanyakan mencari di internet sebagai materi tambahan” ketika ditanya mengenai buku pedoman EYD. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa selama ini menjadikan internet sebagai rujukan materi kebahasaan, padahal tidak semua informasi di internet sesuai dengan pedoman EYD. Siswa belum memahami salinan pedoman EYD resmi yang dapat diunduh dari internet, sehingga siswa perlu diberi arahan agar dapat membedakan informasi dari internet yang sesuai dan tidak sesuai dengan materi pelajaran bahasa Indonesia. Kurangnya pengenalan buku pedoman EYD kepada siswa dibenarkan oleh Ibu Khotimah. Beliau menyatakan bahwa “Karena keterbatasan buku, siswa tidak diberikan buku EYD. Sementara, untuk mencari kata baku dan tidak baku siswa biasanya saya suruh mencari di internet.” Kondisi tersebut menjadi salah satu penyebab terjadinya kesalahan penggunaan kalimat efektif pada siswa. f. Kurangnya Variasi dan Kualitas Sumber Materi Sumber materi yang digunakan oleh guru sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran. Apabila guru menggunakan sumber materi yang berkualitas, siswa akan menerima materi yang berkualitas, begitu pula sebaliknya. Namun, ternyata masih ada guru yang hanya berpedoman pada Lembar Kerja Siswa (LKS). Hal tersebut disampaikan oleh Bapak Dwi. Beliau mengungkapkan, “.... penyampaiannya bahasabahasa sekarang itu hanya sesuai dengan LKS, tidak mau memandang sumber buku yang lain.” Padahal menurut Bapak Dwi LKS adalah sumber materi yang masih mentah. Kurangnya variasi dan kualitas sumber materi yang digunakan guru dapat menjadi penyebab terjadinya kesalahan penggunaan kalimat efektif pada siswa karena materi yang didapat siswa minim. Guru harus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
119 memadukan berbagai sumber materi agar siswa mendapatkan pengetahuan yang lebih luas dan disertai dengan contoh-contoh yang sesuai. g. Pengaruh Bahasa Ibu Faktor penyebab terjadinya kesalahan penggunaan kalimat efektif pada siswa selanjutnya adalah pengaruh bahasa ibu. Siswa SMK Negeri 1 Sawit mayoritas berbahasa Jawa dalam komunikasi sehari-hari karena bahasa ibu mereka adalah bahasa Jawa. Penggunaan bahasa Jawa untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari ternyata berpengaruh pada penggunaan bahasa Indonesia. Hal tersebut sesuai ungkapan Ibu Khotimah ketika diwawancarai mengenai faktor penyebab terjadinya kesalahan penggunaan kalimat efektif. Beliau mengungkapkan bahwa “Kebiasaan bercakap-cakap dengan teman dalam kehidupan sehari-hari juga berpengaruh dalam kegiatan menulis.” Bapak Dwi juga menyatakan pengaruh penggunaan bahasa daerah dalam pembelajaran terhadap bahasa yang digunakan siswa ketika menulis. Bapak Dwi menyatakan bahwa “.... Bapak Ibu guru tidak menggunakan bahasa Indonesia yang tepat terus maka anak terpancing untuk menggunakan bahasa-bahasa daerah.” Tidak hanya Ibu Khotimah dan Bapak Dwi, para siswa juga menyatakan
bahwa
kebiasaan
bercakap-cakap
dengan
teman
mempengaruhi penggunaan bahasa dalam kegiatan menulis karangan deskripsi. Salah satu siswa kelas XI TKJ 3, Alfino, mengungkapkan “Kebiasaan berbicara itu berpengaruh.” Ketika ditanya mengenai pengaruh bahasa sehari-hari terhadap kegiatan menulis, Diska menjawab “Berpengaruh, itu terbawa. Soalnya kita kan nggak tahu mana yang benar dan mana yang salah.” Sementara itu, Suryendro menyatakan bahwa dirinya kurang terbiasa menggunakan kalimat efektif dan bahasa baku. Siswa bernama Ervan juga menyatakan bahwa “.... kita kan sudah terbiasa untuk berbahasa seperti bercakap-cakap itu lah Mbak, tapi kita harus menjadikannya menjadi kalimat baku, ya itu kesulitannya.” Bahasa yang dipakai dalam komunikasi sehari-hari dapat mempengaruhi struktur kalimat bahasa Indonesia yang ditulis siswa. Hal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
120 tersebut menyebabkan kalimat berbahasa Indonesia yang ditulis siswa menjadi tidak efektif. Pengaruh bahasa ibu terhadap keefektifan kalimat berbahasa Indonesia disampaikan oleh Ibu Khotimah yang sehari-hari mengamati kegiatan berbahasa siswa kelas XI SMK Negeri 1 Sawit. Ibu Khotimah menyatakan “Karena mereka biasa menggunakan bahasa Jawa, bisa jadi tutur kata atau undha usuk bahasa Jawa dimasukkan dalam bahasa Indonesia.” 4.
Deskripsi Data Upaya Mengatasi Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif Setelah
mengetahui
faktor
penyebab
terjadinya
kesalahan
penggunaan kalimat efektif pada siswa kelas XI SMK Negeri 1 Sawit, perlu dilakukan upaya untuk mengatasi kesalahan penggunaan kalimat efektif. Upaya untuk mengatasi kesalahan penggunaan kalimat efektif harus dilakukan agar kesalahan-kesalahan serupa tidak terulang lagi. Berikut ini upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan deskripsi siswa berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Khotimah, Bapak Dwi, dan Ibu Nuryani. a. Penggunaan Media dan Metode Pembelajaran yang Menarik Penggunaan media dan metode pembelajaran yang menarik dapat meningkatkan minat dan motivasi menulis siswa. Hal tersebut sesuai pendapat Bapak Dwi, “Kalau memang Bapak Ibu guru menyampaikannya menyegarkan dan menyenangkan, saya mengajar di SMA di STM itu dengan saya rangsang respon anak bagus semua.” Media pembelajaran seperti gambar atau video dapat menarik minat siswa agar lebih memperhatikan penjelasan guru. Selain itu, guru dapat mengubah metode pembelajaran yang biasa digunakan. Metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran menulis hendaknya yang menuntut keaktifan siswa, sehingga siswa antusias dalam pembelajaran. Metode pembelajaran harus bervariasi dan berubah setiap pertemuan, sehingga siswa tidak bosan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
121 Selain dapat meningkatkan motivasi menulis, penggunaan media powerpoint untuk menayangkan materi dapat mempermudah pemahaman siswa. Dengan adanya tayangan materi pada layar, siswa tidak hanya mendengar penjelasan guru, tetapi dapat membaca secara langsung materi dan contoh yang ditampilkan di layar. Hal ini seperti yang disampaikan oleh siswa bernama Ervan, “Kalau saya sih ingin materinya ditayangkan di layar biar kita langsung tahu ini lho yang dipelajari.” b. Peningkatan Frekuensi Menulis Kesalahan penggunaan kalimat efektif akibat frekuensi menulis rendah dapat diatasi dengan upaya peningkatan frekuensi menulis. Kegiatan menulis harus dilakukan terus-menerus agar siswa menjadi mahir menulis. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Khotimah, siswa tidak terbiasa menulis sehingga motivasi menulis rendah. Apabila frekuensi menulis ditingkatkan, siswa akan terbiasa menyusun kata-kata menjadi kalimat efektif sehingga dapat meminimalkan kesalahan penggunaan kalimat efektif. Guru harus selalu membimbing dan mengarahkan siswa untuk menggunakan kalimat efektif dalam kegiatan menulis. Ibu Khotimah menyampaikan bahwa kegiatan menulis deskripsi harus diulang kembali dengan bahasa yang baik dan benar. Beliau mengatakan, “.... nantinya kita perlu mengulang kembali menulis paragraf deskripsi yang baik dan benar.” Peningkatan frekuensi menulis dapat melatih siswa untuk lebih teliti sehingga juga dapat mengurangi kesalahan penggunaan kalimat efektif akibat kelalaian siswa. Peningkatan frekuensi menulis dapat dilakukan dengan beberapa cara yang berkaitan dengan penugasan menulis. Ibu Nuryani menyatakan, “Guru harus sering memberikan tugas menulis, misalnya menulis laporan kegiatan. Setiap ada kegiatan siswa diminta untuk menulis laporan singkat. Siswa juga bisa ditugasi membuat tulisan untuk ditempel di majalah dinding.” Siswa akan menulis apabila guru memberikan tugas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
122 menulis. Hal tersebut hendaknya dilakukan secara terus menerus sebagai bentuk latihan menulis bagi siswa. c. Pengoptimalan Jam Membaca Kesalahan penggunaan kalimat efektif yang disebabkan oleh kesulitan
mengembangkan
paragraf
dapat
diatasi
dengan
cara
mengoptimalkan jam membaca di pagi hari. Setiap hari terdapat jam membaca sebelum memasuki jam pelajaran pertama. Namun, selama ini banyak siswa yang tidak serius membaca pada jam tersebut. Apabila siswa lebih serius membaca di pagi hari, siswa akan mendapatkan kosakata baru. Hal tersebut dianjurkan oleh Ibu Khotimah selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Ibu Khotimah menuturkan, “.... siswa harus lebih banyak membaca berbagai contoh paragraf dan penekanannya pada kalimat efektif dan kata baku.” Ibu Nuryani menyatakan pendapat yang sama, “Siswa harus sering-sering membaca buku untuk memperkaya perbendaharaan kata. Kalau siswa sering membaca, ia akan mudah menuangkan kata-kata dalam bentuk tulisan.” Dalam kegiatan membaca, siswa akan menemukan kalimat-kalimat yang jelas dan runtut. Kebiasaan membaca harus ditingkatkan karena berpengaruh terhadap kemampuan menulis. Oleh karena itu, jam membaca di pagi hari perlu dioptimalkan agar siswa terbiasa membaca. Selain membaca, siswa harus sering dilatih menulis untuk mengatasi kesulitan siswa dalam mengembangkan kalimat. Latihan tersebut dapat dipraktikkan setiap selesai membaca. Setelah membaca, siswa diwajibkan untuk menulis hal-hal yang telah ia baca. Meskipun hanya menulis dua atau tiga kalimat, tetapi apabila dilakukan setiap hari siswa akan terbiasa menulis. Semakin sering siswa berlatih membuat kalimat efektif, siswa akan terbiasa mengungkapkan pikiran dengan kalimat yang efektif. d. Penambahan Materi Kalimat Efektif dan Bahasa Baku Salah satu penyebab terjadinya kesalahan penggunaan kalimat efektif adalah penguasaan materi kalimat efektif masih rendah. Hal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
123 tersebut dapat diatasi dengan cara menambah materi pembelajaran tentang kalimat efektif dan bahasa baku. Tambahan materi dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai kalimat efektif dan bahasa baku. Masih banyak siswa yang belum memahami hakikat kalimat efektif beserta penerapannya sehingga guru harus menekankan materi tentang kalimat efektif dan bahasa baku. Alokasi waktu untuk membahasa hal tersebut harus ditambah agar siswa lebih paham mengenai penggunaan kalimat efektif. Ibu Khotimah menyatakan bahwa salah satu upaya untuk mengatasi kesalahan penggunaan kalimat efektif pada siswa adalah menambahan materi mengenai kalimat efektif dan bahasa baku. Beliau mengungkapkan, “.... materi tentang kalimat efektif dan bahasa baku perlu ditambah karena itu penting bagi hidup mereka di kemudian hari, entah itu menulis karya ilmiah, entah itu laporan, entah itu melanjutkan ke jenjang yag lebih tinggi, skripsi, tesis, dan sebagainya.” Bapak Dwi juga berpendapat bahwa materi tentang bahasa baku dan kalimat efektif perlu ditekankan. Hal tersebut terlihat dari pernyataan Bapak Dwi, “.... kalimat yang efektif itu harus ditekankan agar anak tidak banyak bahasa-bahasa yang liar.” Seperti halnya pendapat Ibu Khotimah dan Bapak Dwi, para siswa juga berharap materi mengenai kalimat efektif dan bahasa baku perlu ditambah dan diperjelas. Di akhir wawancara, siswa bernama Ervan mengungkapkan harapannya untuk pembelajaran Bahasa Indonesia selanjutnya. Ia menyatakan “Materi tentang kalimat efektif juga lebih sering disampaikan biar lebih jelas gitu Mbak.” Suryendro sependapat dengan Ervan, ia mengungkapkan “Ya harus menambah materi tentang bahasa baku itu agar murid-murid menjadi bisa dalam memahami bahasa baku itu” ketika diwawancarai tentang upaya untuk mengatasi kesalahan penggunaan kalimat efektif. Sementara itu, Diska mengusulkan jam tambahan khusus untuk mengatasi kesalahan penggunaan kalimat efektif. Hal tersebut terlihat dari pernyataan Diska, “Perlu ditambah waktunya,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
124 mungkin perlu jam tambahan.” Narasumber lain menyatakan jawaban yang sama mengenai upaya untuk mengatasi kesalahan penggunaan kalimat efektif. e. Pengadaan dan Pengenalan Pedoman EYD Kesalahan penggunaan kalimat efektif pada siswa disebabkan oleh tidak adanya pengenalan buku pedoman EYD kepada siswa. Hal tersebut dibenarkan oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, siswa tidak mengenal buku pedoman EYD karena keterbatasan buku. Hampir semua siswa juga mengaku belum pernah membaca atau mempelajari buku pedoman EYD. Buku pedoman EYD perlu dikenalkan kepada siswa karena merupakan bekal berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Masalah tersebut dapat diatasi dengan cara pengadaan buku pedoman EYD di sekolah, kemudian pengenalan buku tersebut kepada siswa. Dengan adanya buku pedoman EYD di perpustakaan sekolah, siswa dapat mengenal
dan
mempelajari
buku
tersebut.
Siswa
juga
dapat
menggunakannya sebagai pedoman ketika menulis. Kemajuan teknologi mempermudah kegiatan belajar mengajar, salah satunya dengan kemudahan mendapatkan pedoman EYD dari internet. Materi dari internet memang tidak semuanya sesuai kaidah berbahasa Indonesia, tetapi salinan pedoman EYD dari internet dapat digunakan. Ibu Nuryani menjelaskan bahwa “Sekarang kan ada EYD di internet. Siswa diimbau untuk mengunduh pedoman EYD dari internet saja.” Siswa harus diberi arahan dan penjelasan mengenai informasi atau materi dari internet yang dapat digunakan dan yang tidak dapat digunakan sebagai sumber belajar. f. Penggunaan Sumber Materi yang Bervariasi dan Berbobot Materi kebahasaan yang disampaikan guru harus bersumber dari buku-buku yang berkualitas atau berbobot. Guru harus mengonfirmasi kebenaran informasi dari sebuah sumber dengan cara membaca sumbersumber lain. Hal tersebut perlu dilakukan karena kurangnya variasi dan kualitas sumber materi bisa menjadi pemicu kesalahan penggunaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
125 kalimat efektif pada siswa. Bapak Dwi menegaskan bahwa “Kita harus berpedoman buku-buku referensi yang berbobot.” Pada umumnya, guru menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai
sumber
materi
pembelajaran.
Namun,
guru
hendaknya
memadukan LKS dengan sumber-sumber lain yang berbobot. Hal tersebut diungkapkan oleh Bapak Dwi ketika ditanya mengenai upaya mengatasi kesalahan penggunaan kalimat efektif pada siswa. Beliau mengungkapkan, “LKS itu kan masih mentah, maka guru harus mampu menghayati, mempelajari buku-buku yang penting, buku-buku yang asli, itu dikembalikan kepada struktur yang tepat.” Dengan demikian, guru tidak hanya berpedoman pada LKS. Materi tentang bahasa baku dan kalimat efektif harus bersumber dari buku-buku pedoman yang semestinya, misalnya Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan buku pedoman EYD. g. Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar di Lingkungan Sekolah Saat ini banyak bahasa yang tidak sesuai kaidah bahasa Indonesia, salah satunya sering disebut sebagai bahasa gaul. Siswa SMK yang masih tergolong remaja sangat mudah terpengaruh bahasa-bahasa yang tidak sesuai kaidah bahasa Indonesia. Oleh karena itu, siswa harus dibiasakan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar baik secara lisan maupun tulis. Selain dapat mencegah pengaruh bahasa gaul, hal ini dapat mengatasi kesalahan penggunaan kalimat efektif akibat penggunaan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari. Ibu Nuryani menjelaskan bahwa bahasa ibu memang berpengaruh pada kegiatan menulis siswa. Oleh karena itu, siswa harus dibiasakan berbahasa Indonesia yang baik dan benar untuk meminimalkan pengarh bahasa ibu. Ibu Nuryani menyatakan bahwa “Siswa harus dilatih untuk selalu berbahasa Indonesia yang baik dan benar di sekolah, termasuk dalam menyusun tugas semua mata pelajaran.”
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
126 Upaya untuk membiasakan siswa berbahasa Indonesia yang baik dan benar harus dimulai dari guru. Apabila guru menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar,
terutama selama
pembelajaran
berlangsung, siswa akan mengikuti penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal tersebut sesuai penjelasan Bapak Dwi, “.... kalau memang sejak awal menggunakan bahasa Indonesia terus, itu sudah saya coba, ya menggunakan bahasa Indonesia terus.” Guru Bahasa Indonesia harus selalu membimbing penggunaan bahasa Indonesia siswa baik secara lisan maupun tulis. Apabila siswa mengucapkan kata-kata yang tidak baku atau kalimat dengan struktur yang kacau, guru harus mengingatkan dan mengoreksi secara langsung. Demikian juga pada ragam tulis, jika guru mengetahui siswa menuliskan kata-kata yang tidak baku atau kalimat tidak efektif, guru hendaknya langsung memberikan koreksi. Dengan demikian, siswa akan langsung mengetahui kesalahan penggunaan kalimat efektif yang dilakukannya. Koreksi yang diberikan oleh guru ketika siswa melakukan kesalahan berbahasa dapat membiasakan siswa berbahasa Indonesia yang baik dan benar. 5.
Deskripsi Data Relevansi Hasil Analisis Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas XI sebagai Materi Ajar dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMK Materi ajar merupakan bahan yang diajarkan kepada siswa dalam pembelajaran. Materi ajar dapat berasal dari berbagai sumber, salah satunya adalah laporan hasil penelitian. Laporan hasil penelitian mengenai analisis kesalahan penggunaan kalimat efektif ini dapat dijadikan alternatif materi ajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Laporan hasil penelitian ini berisi data temuan kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan deskripsi siswa kelas XI. Peneliti menyajikan temuan tersebut beserta analisis letak kesalahan dan perbaikan kalimat yang tidak efektif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
127 Hasil temuan dan analisis data kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam laporan penelitian ini dapat dijadikan materi ajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kemudian hari. Hal tersebut diungkapkan oleh narasumber dalam penelitian ini. Ibu Khotimah menyatakan bahwa temuan dan analisis data kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam penelitian ini dapat ditunjukkan kepada siswa agar siswa tahu bahwa kalimat yang ditulisnya banyak yang tidak efektif. Ibu Khotimah juga menyatakan bahwa hasil penelitian ini sesuai dengan tujuan pembelajaran bahasa Indonesia. Hal tersebut diungkapkan beliau melalui pernyataan “Sesuai Mbak, karena tujuan pembelajaran bahasa salah satunya penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Jadi siswa harus bisa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar secara lisan dan tertulis.” Narasumber lain menyatakan hal yang senada dengan pendapat Ibu Khotimah. Bapak Dwi menyatakan bahwa “.... bisa dijadikan contoh-contoh dalam pelajaran supaya anak tahu kalau kalimatnya salah. Anak bisa melihat penjelasan ini sehingga bisa menambah wawasan anak tentang kalimat.” Beliau menjelaskan bahwa materi ajar dapat bersumber dari pengalaman, sehingga hasil penelitian ini dapat dijadikan materi ajar karena data yang disajikan berasal dari karangan siswa. Ibu Nuryani juga menyatakan pendapat yang sesuai dengan pendapat Bapak Dwi. Ibu Nuryani menyatakan bahwa “Oh, bisa banget. Bisa dijadikan materi dalam pembelajaran. Dengan demikian, anak-anak bisa tahu, o kalimat yang tidak efektif itu yang seperti itu.” Menurut Ibu Nuryani, para siswa belum mengetahui penggunaan kalimat efektif. Dengan demikian, guru dapat memanfaatkan temuan dan analisis data dalam penelitian ini untuk mengajarkan kalimat efektif. Guru dapat menyajikan contoh kalimat tidak efektif, penjelasan letak kesalahan, dan perbaikannya berdasarkan hasil penelitian ini. Temuan dan analisis data dalam penelitian ini dapat ditunjukkan kepada siswa agar siswa dapat mengetahui letak kesalahan pada kalimat yang tidak efektif. Kemudian siswa juga dapat melihat cara memperbaiki kalimat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
128 yang tidak efektif agar menjadi kalimat yang efektif. Bapak Dwi memberikan penjelasan mengenai penggunaan hasil penelitian ini sebagai materi ajar. Beliau menyatakan, “Penggunaannya bisa dikopi misalnya, dibagikan ke anak-anak biar dibaca dan dipahami lalu juga dijelaskan.”
1.
B. Pembahasan Bentuk Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif Karangan deskripsi harus ditulis dengan kalimat yang efektif agar pembaca memahami maksud penulis. Karangan deskripsi berisi gambaran suatu objek sehingga kalimat yang digunakan dalam karangan deskripsi harus jelas. Namun, karangan deskripsi yang ditulis oleh siswa kelas XI SMK Negeri 1 Sawit masih mengandung banyak kesalahan penggunaan kalimat efektif. Hal tersebut menyebabkan pembaca kebingungan dan kesulitan memahami makna kalimat. Peneliti menemukan 138 kesalahan penggunaan kalimat efektif. Kesalahan tersebut terdiri dari kalimat tidak bersubjek, kalimat tidak berpredikat, kalimat tidak bersubjek dan tidak berpredikat, kalimat dengan penggandaan subjek, kalimat tidak logis, kalimat ambigu, kalimat dengan penghilangan konjungsi, kalimat dengan penggunaan konjungsi yang berlebihan, kalimat dengan urutan yang tidak paralel, kalimat dengan penggunaan istilah asing, kalimat dengan penggunaan kata tanya yang tidak perlu, kalimat dengan penggunaan kata-kata tidak baku, kalimat dengan penggunaan kata-kata tidak tepat, dan kalimat mubazir. Jumlah temuan kategori kesalahan penggunaan kalimat efektif tersebut tidak sama, sehingga dapat diurutkan dari frekuensi tertinggi hingga terendah. Urutan kategori kesalahan penggunaan kalimat efektif dari urutan tertinggi hingga terendah adalah kalimat dengan penggunaan kata-kata tidak baku (18,84%), kalimat tidak bersubjek (18,12%), kalimat mubazir (18,12%), kalimat dengan penggunaan konjungsi yang berlebihan (10,14%), kalimat dengan penggunaan kata-kata tidak tepat (8,69%), kalimat tidak logis (6,52%), kalimat tidak berpredikat (5,07%), kalimat dengan penghilangan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
129 konjungsi (3,62%), kalimat tidak bersubjek dan tidak berpredikat (2,90%), kalimat dengan penggandaan subjek (2,90%), kalimat dengan penggunaan istilah asing (2,90%), kalimat ambigu (0,72%), kalimat dengan urutan yang tidak paralel (0,72%), kalimat dengan penggunaan kata tanya yang tidak perlu (0,72%), dan kalimat dengan sisipan di antara predikat dan objek (0,00%). Kesalahan penggunaan kalimat efektif yang berupa kalimat tidak bersubjek ditemukan sebanyak 25 kesalahan. Subjek merupakan salah satu unsur pokok dalam kalimat, sehingga kalimat yang tidak mengandung subjek dikatakan sebagai kalimat yang tidak efektif. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Putrayasa (2014: 47) yang menyatakan bahwa “Unsur wajib adalah unsur yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu unsur S/subjek dan P/predikat), sedangkan unsur tak wajib atau unsur manasuka adalah unsur yang boleh ada dan boleh tidak ada (yaitu kata kerja bantu: harus, boleh; keterangan aspek: sudah, akan; keterangan: tempat, waktu, cara, dan sebagainya).” Contoh temuan kalimat tidak bersubjek adalah Memiliki lapangan basket di sebelah selatan ruang guru. Kalimat tersebut tidak memiliki subjek, kata memiliki berposisi sebagai predikat, lapangan basket berposisi sebagai objek, dan di sebelah selatan ruang guru berposisi sebagai keterangan tempat. Seharusnya di awal kalimat diberi subjek yang jelas dan sesuai konteks, misalnya sekolah ini. Oleh karena itu, kalimat tersebut seharusnya diperbaiki dan diubah menjadi kalimat Sekolah ini memiliki lapangan basket di sebelah selatan ruang guru. Kesalahan penggunaan kalimat efektif yang berupa kalimat tidak berpredikat ditemukan sebanyak tujuh kesalahan. Selain subjek, predikat juga merupakan unsur yang wajib ada dalam kalimat. Oleh karena itu, kalimat yang tidak mengandung predikat dikategorikan sebagai kalimat tidak efektif. Jumlah kesalahan ini tidak terlalu banyak, dengan kata lain sebagian besar kalimat sudah mengandung predikat. Salah satu temuan kesalahan penggunaan kalimat efektif yang berupa kalimat tidak berpredikat adalah Sekolahku yang beralamatan di Jl.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
130 Solo-Jogya km 15 Bendosari, Sawit, Boyolali yang bertempatan di belakang SMPN 3 Sawit. Kalimat tersebut tidak memiliki predikat karena unsur yang mengikuti subjek hanya keterangan subjek. Keterangan subjek dalam kalimat tersebut beruntun atau terlalu panjang. Subjek dalam kalimat tersebut adalah Sekolahku. Sementara itu, terdapat dua keterangan subjek yang ditandai dengan kata yang. Kalimat tersebut dapat diperbaiki dengan cara menghilangkan kata yang dan memecahnya menjadi dua kalimat agar tidak terlalu panjang. Kalimat tersebut dapat diubah menjadi Sekolahku beralamat di Jl. Solo-Yogya Km 15 Bendosari, Sawit, Boyolali. Sekolahku terletak tepat di belakang SMPN 3 Sawit. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan kesalahan penggunaan kalimat efektif berupa kalimat tidak bersubjek dan tidak berpredikat. Kalimat yang demikian sangat tidak efektif karena tidak mengandung dua unsur pokok kalimat, yaitu subjek dan predikat. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Akhadiah, Arsjad, & Ridwan (1996: 116) yang menyatakan bahwa “Sebuah kalimat harus memiliki paling kurang subjek dan predikat.” Kalimat tidak bersubjek dan tidak berpredikat didapati sebanyak empat kesalahan. Contoh temuan kalimat tidak bersubjek dan tidak berpredikat adalah Tepatnya di Jl. Jogja-Solo Km 015. Kalimat tersebut tidak memiliki subjek dan predikat karena masih berhubungan gantung dengan kalimat sebelumnya, yaitu sebagai penjelas dari kalimat sebelumnya. Perbaikan kalimat tersebut dapat dilakukan dengan cara menyatukan kalimat tersebut dengan kalimat sebelumnya menjadi SMK Negeri 1 Sawit adalah Sekolah Menengah Kejuruan yang terletak di Boyolali, tepatnya di Jl. Jogja-Solo Km 015. Kesalahan penggunaan kalimat efektif yang keempat adalah kategori kalimat dengan penggandaan subjek. Kesalahan tersebut tidak terlalu banyak, hanya empat kesalahan. Putrayasa (2014: 55) menyatakan bahwa “Terkadang tanpa sadar, penulis sering mengulang subjek dalam satu kalimat. Pengulangan ini tidak membuat kalimat itu menjadi lebih jelas.” Pengulangan atau penggandaan subjek menyebabkan bagian yang mendapat tekanan menjadi tidak jelas. Salah satu temuan kalimat dengan kesalahan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
131 penggandaan subjek adalah Saya sekolah di SMKN 1 Sawit Boyolali sekolahku ini cukup strategis karena jauh dari keramaian dan akses untuk ke sekolah sangat mudah sekolahku ini terletak di jalan raya solo-yogya Km 15 bendosari, sawit, boyolali. Kalimat tersebut memiliki tiga subjek, yaitu Saya, sekolahku ini, dan sekolahku ini. Kalimat tersebut terlalu panjang karena tidak ada tanda baca titik (.) sebagai penanda akhir kalimat. Kalimat tersebut seharusnya dipenggal menjadi tiga kalimat, masing-masing dengan satu subjek, yaitu Saya sekolah di SMKN 1 Sawit, Boyolali. Sekolahku ini cukup strategis karena jauh dari keramaian dan akses untuk ke sekolah sangat mudah. Sekolahku ini terletak di jalan raya Solo-Yogya Km 15 Bendosari, Sawit, Boyolali. Jenis kesalahan lain yang ditemukan dalam penelitian ini adalah kalimat tidak logis. Rahardi (2009: 135) menjelaskan bahwa “Ciri efektivitas kalimat efektif dalam bahasa Indonesia juga dapat dilihat dari dimensi kelogisan maknanya.” Dengan demikian, kalimat dapat dikatakan efektif apabila makna suatu kalimat logis atau sesuai nalar/akal. Kalimat tidak logis adalah kalimat yang mengandung pilihan kata tidak tepat sehingga menjadi tidak masuk akal. Kalimat tidak logis yang ditemukan dalam analisis data hanya berjumlah sembilan kesalahan. Salah satu contoh kalimat tidak logis yang ditemukan dalam penelitian ini adalah Contoh ketertiban lainnya yaitu tidak boleh bawa hp, rambut pria max 3 cm, cewek harus diikat, sepatu hitam, dll. Pilihan kata dalam kalimat tersebut menyebabkan makna yang tidak logis. Kata-kata cewek harus diikat bermakna siswi harus diikat. Makna tersebut tidak logis karena yang seharusnya diikat adalah rambut yang panjang, bukan siswi. Kalimat tersebut dapat diperbaiki dengan cara mengganti kata-kata cewek harus diikat dengan kata-kata yang bermakna lebih jelas dan logis. Perbaikan kalimat tersebut adalah Contoh ketertiban lainnya yaitu tidak boleh membawa hp, rambut pria maksimal 3 cm, rambut siswi harus diikat, sepatu hitam, dll.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
132 Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan kesalahan penggunaan kalimat efektif berupa kalimat ambigu. Kalimat ambigu adalah kalimat yang menimbulkan makna ganda. Kalimat ambigu tergolong kalimat tidak efektif karena dapat menyebabkan pembaca salah menafsirkan makna kalimat. Hal tersebut ditegaskan oleh Putrayasa (2014: 107), “Kalimat yang memenuhi ketentuan tata bahasa, tetapi masih menimbulkan tafsiran ganda tidak termasuk kalimat yang efektif.” Kalimat ambigu dapat disebabkan oleh intonasi yang tidak tepat, pemakaian struktur kata yang bersifat polisemi, atau struktur kalimat yang tidak tepat. Kesalahan penggunaan kalimat efektif berupa kalimat ambigu tidak banyak ditemukan, hanya satu temuan. Temuan kesalahan penggunaan kalimat efektif berupa kalimat ambigu adalah SMK ini sangat menjaga tata tertib sekolah ini secara rutin dan mengadakan razia-razia di setiap kelas. Kalimat tersebut tidak efektif karena bermakna ganda (ambigu). Makna ganda dalam kalimat tersebut disebabkan oleh struktur kalimat yang tidak tepat. Pembaca dapat menafsirkan bahwa yang rutin dilaksanakan adalah tata tertib sekolah atau razia di setiap kelas. Agar kalimat tersebut tidak bermakna ganda, kalimat tersebut harus diubah menjadi kalimat SMK ini menjaga tata tertib sekolah secara rutin dan mengadakan razia di setiap kelas atau SMK ini sangat menjaga tata tertib dan secara rutin mengadakan razia di setiap kelas. Beberapa siswa
dalam
penelitian
ini melakukan kesalahan
penggunaan kalimat efektif berupa penghilangan konjungsi. Meskipun tidak banyak, temuan kalimat dengan penghilangan konjungsi harus dibahas karena penghilangan konjungsi merupakan salah satu penyebab kalimat tidak efektif. Jumlah temuan kalimat dengan penghilangan konjungsi adalah lima kalimat. Salah satu contohnya adalah penghilangan konjungsi adalah pada kalimat Jurusan paling unggul TKJ karena TKJ sudah mendapat juara 1 berturutturut. Konjungsi adalah merupakan konjungsi penyamaan yang berfungsi menghubungkan dua bagian kalimat yang sama. Kalimat tersebut seharusnya disertai konjungsi adalah di antara kata unggul dan TKJ sehingga menjadi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
133 Jurusan paling unggul adalah TKJ karena TKJ sudah mendapat juara 1 berturut-turut. Beberapa siswa tidak menyertakan konjungsi yang seharusnya ada, tetapi beberapa siswa justru menggunakan konjungsi berlebihan dalam sebuah kalimat. Penggunaan konjungsi yang berlebihan merupakan salah satu bentuk kesalahan penggunaan kalimat efektif. Temuan jenis kesalahan ini cukup banyak, yaitu 14 kesalahan. Salah satu contoh penggunaan konjungsi berlebihan ditemukan pada kalimat Peraturan yang tidak kalah penting adalah jika siswa yang memakai jilbab harus menggunakan.... Kalimat tersebut menggunakan dua konjungsi, yaitu adalah dan jika. Kalimat tersebut merupakan kalimat majemuk setara, sehingga penggunaan konjungsi adalah sudah tepat. Namun, konjungsi jika tidak tepat digunakan dalam kalimat tersebut karena konjungsi jika seharusnya digunakan pada kalimat majemuk bertingkat. Oleh karena itu, konjungsi jika sebaiknya dihilangkan dari kalimat tersebut. Keparalelan bentuk merupakan salah satu ciri kalimat efektif. Akhadiah, Arsjad, & Ridwan (1996: 122) menyatakan bahwa “Kesejajaran (paralelisme)
akan
membantu
memberi
kejelasan
kalimat
secara
keseluruhan.” Rincian unsur dalam sebuah kalimat harus paralel atau memiliki kesamaan bentuk, misalnya unsur pertama berupa kata kerja, unsur berikutnya juga harus kata kerja. Kesalahan penggunaan kalimat efektif berupa kalimat dengan urutan yang tidak paralel hanya ditemukan satu kesalahan. Tidak banyak siswa yang membuat kalimat dengan perincian, sehingga kesalahan dalam hal tersebut juga tidak banyak. Kesalahan penggunaan kalimat efektif tentang keparalelan bentuk ditemukan pada kalimat .... sering dilanggar oleh para siswa, misalnya tidak boleh membawa HP, panjang rambut siswa pria, warna sepatu, jam masuk sekolah, dan ketertiban pakaian/seragam. Kalimat tersebut tidak efektif karena mengandung perincian yang tidak paralel. Unsur pertama dalam rincian tersebut berupa larangan (tidak boleh membawa HP), tetapi unsur selanjutnya berupa nomina atau kata benda. Oleh karena itu, kalimat tersebut
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
134 perlu diperbaiki dengan cara menyamakan unsur yang dirinci menjadi kata benda. Unsur pertama dalam rincian tersebut perlu diubah menjadi larangan membawa HP. Kalimat yang efektif tidak boleh mengandung istilah asing, kecuali jika benar-benar tidak ada padanan kata dalam bahasa Indonesia. Berkaitan dengan hak tersebut, Putrayasa (2014: 130) menjelaskan bahwa penggunaan istilah asing terkadang dapat mengganggu kaidah tata bahasa Indonesia sehingga menimbulkan ketidakefektifan kalimat. Sebaiknya pembicara atau penulis tidak menggunakan istilah asing, tetapi menggunakan padanan kata dalam bahasa Indonesia agar komunikasi berjalan dengan lancar. Namun, kemahiran siswa menggunakan bahasa asing menyebabkan siswa menulis karangan deskripsi dengan menyertakan istilah-istilah asing. Hal demikian termasuk
dalam
kesalahan
penggunaan
kalimat
efektif.
Kesalahan
penggunaan kalimat efektif kategori penggunaan istilah asing ditemukan pada beberapa karangan siswa, yaitu sebanyak empat kesalahan. Salah satu temuan penggunaan istilah asing adalah kalimat .... dan untuk latihan ekstra yang bersifat outdoor. Kalimat tersebut mengandung istilah asing, yaitu outdoor. Istilah tersebut memiliki padanan kata dalam Bahasa Indonesia, yaitu luar ruangan. Karena memiliki padanan kata dalam Bahasa Indonesia, kata outdoor seharusnya tidak digunakan dalam kalimat tersebut. Kalimat berita seharusnya tidak mengandung kata tanya seperti dimana, yang mana, hal mana, dan sebagainya. Kata-kata tersebut lebih tepat digunakan dalam kalimat tanya. Meskipun jarang dijumpai kalimat dengan penggunaan kata tanya seperti itu, hasil analisis data dalam penelitian ini menunjukkan adanya
kesalahan penggunaan kalimat efektif berupa
penggunaan kata tanya yang tidak perlu. Kesalahan penggunaan kata tanya hanya ditemukan satu kesalahan, yaitu pada kalimat SMK Negeri 1 Sawit merupakan tempat dimana saya bersekolah, belajar, bermain, berkumpul bersama teman-temanku. Kata dimana tidak perlu digunakan sebagai penghubung dalam kalimat tersebut karena kalimat tersebut merupakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
135 kalimat berita. Oleh karena itu, kata tanya dimana seharusnya dihilangkan sehingga menjadi SMK Negeri 1 Sawit merupakan tempat saya bersekolah, belajar, bermain, berkumpul bersama teman-temanku. Kalimat efektif sudah semestinya menggunakan kata-kata yang baku sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Putrayasa (2014: 83) menyebutkan bahwa penggunaan bahasa Indonesia baku merupakan salah satu faktor pendukung keefektifan kalimat. Namun, masih banyak siswa yang menggunakan kata-kata tidak baku dalam karangan deskripsi. Jumlah temuan kalimat dengan penggunaan kata tidak baku cukup banyak, yaitu 26 kesalahan. Salah satu temuan kesalahan tersebut adalah penggunaan kata praktek. Banyak siswa yang menggunakan kata praktek, padahal bentuk yang baku adalah praktik. Kemudian ada siswa yang menggunakan kata kalo, kata tersebut tidak baku dan bentuk bakunya adalah kalau. Penggunaan kata tidak baku dipengaruhi oleh kebiasaan berbicara dalam kehidupan sehari-hari, terutama percakapan dengan teman sebaya. Selain bahasa tidak baku, pilihan kata yang tidak tepat juga dapat menyebabkan kalimat menjadi tidak efektif. Kesalahan berbahasa berupa kalimat dengan penggunaan kata-kata tidak tepat ditemukan dalam beberapa karangan deskripsi siswa. Jumlah kesalahan tersebut cukup banyak, yaitu 12 kesalahan. Salah satu contohnya adalah .... sekolah ini mengutamakan mendidik kedisiplinan. Penggunaan dua kata kerja aktif berdampingan seperti pada kalimat tersebut tidak tepat. Seharusnya kata kerja yang digunakan cukup satu saja agar lebih efektif. Kata-kata mengutamakan mendidik dapat diganti dengan
mengutamakan
pendidikan
atau
menggunakan
kata
mengutamakan saja. Ketidakefektifan kalimat dapat terjadi karena kata-kata yang berlebihan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Rahardi (2009: 132) yang menyebutkan ciri kalimat efektif salah satunya adalah kehematan kata. Penggunaan kata-kata yang berlebihan menyebabkan kalimat menjadi mubazir. Kesalahan penggunaan kalimat efektif berupa kalimat mubazir cukup banyak ditemukan dalam penelitian ini, yaitu sebanyak 25 kesalahan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
136 Contoh temuan kalimat mubazir adalah kalimat .... dan hanya sekitar 300 siswa saja yang akan diterima. Kalimat tersebut mengandung kata-kata yang bermakna sama, yaitu hanya dan saja. Kedua kata tersebut sama-sama menegaskan jumlah yang tidak lebih dari 300. Agar tidak menjadi kalimat mubazir, seharusnya kalimat tersebut menggunakan salah satu kata saja, hanya atau saja. 2.
Faktor Penyebab Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif Kesalahan penggunaan kalimat efektif yang dilakukan oleh siswa disebabkan oleh beberapa faktor. Peneliti menggali faktor penyebab terjadinya kesalahan penggunaan kalimat efektif dengan cara melakukan wawancara dengan guru Bahasa Indonesia dan siswa yang melakukan kesalahan penggunaan kalimat efektif. Berdasarkan hasil wawancara, faktor penyebab terjadinya kesalahan penggunaan kalimat efektif cukup banyak. Ada faktor penyebab yang berasal dari diri siswa, tetapi ada pula faktor penyebab yang berasal dari luar diri siswa. Faktor penyebab terjadinya kesalahan penggunaan kalimat efektif adalah motivasi menulis rendah, frekuensi menulis rendah, kesulitan mengembangkan kalimat, penguasaan materi kalimat efektif masih rendah, siswa tidak mengenal pedoman EYD, kurangnya variasi dan kualitas sumber materi, dan pengaruh bahasa ibu. Pertama, motivasi menulis rendah. Faktor penyebab terjadinya kesalahan penggunaan kalimat efektif yang pertama adalah motivasi menulis rendah. Sumadi (1998: 70) menyatakan bahwa “Motivasi merupakan keadaan pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan.” Motivasi menulis yang rendah ditandai dengan kemalasan siswa dalam kegiatan menulis. Rendahnya motivasi menulis diakui oleh beberapa siswa. Salah satu siswa menyatakan “Lagi males kok” ketika ditanya mengenai ketidakefektifan kalimat dalam karangan deskripsi yang ditulisnya. Selain itu, Ibu Khotimah selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia juga membenarkan bahwa motivasi menulis siswa rendah. Hal tersebut diungkapkan beliau dengan kalimat “Anak-anak tidak terbiasa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
137 menulis, sehingga motivasi menulis rendah.” Motivasi menulis yang rendah menyebabkan siswa hanya asal-asalan dan berprinsip ‘asal jadi’. Siswa yang demikian tidak bersungguh-sungguh dalam menyusun kalimat, sehingga kalimat yang ditulis banyak yang tidak efektif. Sebuah karangan yang bagus tentu ditulis oleh penulis yang bersungguh-sungguh.
Hal
tersebut
merupakan
gambaran
mengenai
pentingnya motivasi menulis. Faktor tersebut berasal dari dalam diri siswa, sehingga perlu dilakukan upaya dari siswa dengan bantuan guru untuk meningkatkan motivasi menulis. Kedua, frekuensi menulis rendah. Kemahiran menulis tidak bisa didapatkan secara instan. Kemahiran menulis memerlukan latihan secara terus menerus. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Jauhari (2013: 14) yang menyatakan bahwa “Belajar menulis sama dengan belajar keterampilan lainnya yang keberhasilannya ditentukan oleh intensitas berlatih.” Ibu Khotimah selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia mengakui bahwa siswa jarang menulis. Hal tersebut menyebabkan kemampuan menulis siswa masih rendah. Siswa yang jarang menulis menjadi tidak terbiasa menyusun kalimat efektif, sehingga ketika ditugasi menulis ia kesulitan menyusun kalimat. Siswa menuliskan begitu saja hal-hal yang dipikirkannya, sehingga kalimat yang disusun siswa menjadi tidak efektif. Siswa harus diberi pelatihan menulis secara terus menerus agar terbiasa menulis. Ketiga,
kesulitan
mengembangkan
kalimat.
Kesulitan
mengembangkan kalimat merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya kesalahan penggunaan kalimat efektif pada siswa. Kesulitan mengembangkan kalimat berkaitan dengan frekuensi menulis. Seperti yang telah dijelaskan di atas, siswa yang tidak terbiasa menulis akan kesulitan menyusun dan mengembangkan kalimat. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan salah satu narasumber yang menyatakan bahwa “Sulit mencari pokok masalah dan mengembangkan kalimat itu.” Keempat, penguasaan materi kalimat efektif masih rendah. Sebelum menerapkan dan menggunakan kalimat efektif dalam kegiatan menulis, siswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
138 harus dibekali dengan pengetahuan mengenai kalimat efektif. Kesalahan penggunaan kalimat efektif pada kelas XI SMK Negeri 1 Sawit disebabkan oleh penguasaan materi mengenai kalimat efektif yang masih rendah. Para siswa yang menjadi narasumber menyatakan bahwa penguasaan materi mengenai kalimat efektif masih kurang. Beberapa siswa bahkan tidak mengetahui hakikat kalimat efektif. Rendahnya penguasaan materi mengenai kalimat efektif menjadi catatan penting bagi guru. Pada pembelajaran selanjutnya, guru harus menekankan materi mengenai kalimat efektif. Selain itu, siswa juga bertanggungjawab atas kondisi tersebut. Siswa seharusnya meningkatkan belajar dan membaca khususnya mengenai kalimat efektif dan bahasa baku. Materi tersebut merupakan materi pokok yang menunjang kemampuan menulis siswa. Kelima, siswa tidak mengenal pedoman EYD. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) merupakan pedoman untuk mempelajari bahasa baku dan kalimat efektif. Buku pedoman EYD berisi aturan-aturan berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Oleh karena itu, buku pedoman EYD perlu dikenalkan kepada siswa sedini mungkin. Namun, temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa siswa belum mengenal buku pedoman EYD. Semua narasumber dalam penelitian ini menyatakan bahwa siswa belum mengenal buku pedoman EYD. Para siswa mengaku belum pernah melihat dan membaca buku pedoman EYD. Berdasarkan informasi dari guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia, keterbatasan buku menjadi pemicu siswa tidak mengenal buku pedoman EYD. Kondisi tersebut membuat siswa kurang memahami ejaan bahasa Indonesia yang benar. Padahal, ejaan merupakan bekal utama siswa untuk membuat kalimat yang efektif. Setyawati (2010: 139) menyatakan bahwa “Jelaslah bahwa ejaan tidak hanya berkaitan dengan cara mengeja suatu kata, tetapi yang lebih utama berkaitan dengan cara mengatur penulisan huruf menjadi satuan yang lebih besar, misalnya kata, kelompok kata, atau kalimat.” Apabila siswa tidak menguasai aturan tentang ejaan bahasa Indonesia, kalimat yang disusun siswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
139 bisa menjadi tidak tepat atau tidak efektif. Sebagai contoh, penempatan tanda koma yang tidak tepat menyebabkan suatu kalimat menjadi ambigu atau bermakna ganda. Oleh karena itu, kalimat tersebut menjadi tidak efektif. Keenam, kurangnya variasi dan kualitas sumber materi. Sumber belajar dapat berasal dari mana saja, misalnya buku, internet, media cetak, dan sebagainya. Namun, seorang guru harus mampu memilih sumber belajar yang berkualitas sehingga materi yang terkandung dalam sumber belajar adalah materi yang tepat untuk diajarkan kepada siswa. Saat ini sumber belajar yang sering digunakan oleh guru adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). Hal tersebut diketahui berdasarkan informasi dari Bapak Dwi yang menyatakn bahwa “.... penyampaiannya bahasa-bahasa sekarang itu hanya sesuai dengan LKS, tidak mau memandang sumber buku yang lain.” LKS bukan merupakan sumber belajar yang tidak tepat, tetapi sebaiknya penggunaan LKS dipadukan dengan sumber-sumber belajar lain. LKS berisi tugas dan latihan yang sangat bermanfaat, tetapi materi di dalam LKS masih sangat minim. Oleh karena itu, guru sebaiknya tidak hanya menggunakan LKS sebagai rujukan dalam mengajar. Guru harus mampu memadukan beberapa sumber agar materi yang didapatkannya lengkap dan benar. Materi pada sebuah sumber harus dibandingkan dengan sumber lain, sehingga dapat diketahui kebenaran materi tersebut. Terlebih lagi dalam pembelajaran bahasa, sumber belajar yang digunakan oleh guru harus tepat karena bahasa merupakan ilmu yang cukup krusial. Mulyasa (2013: 182) menjelaskan bahwa pemilihan sumber belajar harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk melatih dan meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, sehingga sumber belajar yang digunakan seharusnya kaidah-kaidah berbahasa Indonesia. Dengan demikian, guru hendaknya berpedoman pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pedoman Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), dan buku-buku kebahasaan dari para ahli bahasa. Ketujuh, pengaruh bahasa ibu. Pembelajaran bahasa Indonesia tidak terlepas dari pengaruh bahasa ibu. Bagi siswa SMK Negeri 1 Sawit, bahasa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
140 Indonesia merupakan bahasa kedua. Bahasa ibu siswa SMK Negeri 1 Sawit mayoritas adalah bahasa Jawa karena mereka berasal dari daerah Boyolali, Klaten, Sukoharjo, dan sekitarnya. Siswa menggunakan bahasa Jawa untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari, baik di rumah maupun di sekolah. Bahkan, dalam pembelajaran bahasa Indonesia komunikasi antara guru dengan siswa terkadang menggunakan bahasa Jawa. Hal tersebut diketahui dari hasil wawancara dengan Bapak Dwi. Bapak Dwi menyatakan bahwa “.... Bapak Ibu guru tidak menggunakan bahasa Indonesia yang tepat terus maka anak terpancing untuk menggunakan bahasa-bahasa daerah.” Penggunaan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari menyebabkan pembelajaran bahasa Indonesia terpengaruh bahasa Jawa. Ibu Khotimah berpendapat bahwa “Karena mereka biasa menggunakan bahasa Jawa, bisa jadi tutur kata atau undha usuk bahasa Jawa dimasukkan dalam bahasa Indonesia.” Hal tersebut sesuai dengan pendapat Setyawati (2010: 13) yang menyatakan bahwa “Kesalahan berbahasa disebabkan oleh interferensi bahasa ibu atau bahasa pertama (B1) terhadap bahasa kedua (B2) yang sedang dipelajari si pembelajar (siswa).” Siswa yang terbiasa berbahasa Jawa memasukkan struktur kalimat bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia, sehingga kalimat yang dihasilkan menjadi tidak efektif. 3.
Upaya Mengatasi Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif Setelah
mengetahui
faktor
penyebab
terjadinya
kesalahan
penggunaan kalimat efektif pada siswa, perlu dilakukan upaya untuk mengatasi kesalahan tersebut. Faktor penyebab terjadinya kesalahan penggunaan kalimat efektif cukup banyak dan beragam, maka upaya untuk mengatasi kesalahan penggunaan kalimat efektif juga banyak dan beragam sesuai dengan kebutuhan. Kesalahan penggunaan kalimat efektif harus diatasi agar siswa tidak mengulangi kesalahan yang sama di kemudian hari. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesalahan penggunaan kalimat efektif pada siswa adalah penggunaan media dan metode pembelajaran yang menarik, peningkatan frekuensi menulis, pengoptimalan jam membaca,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
141 penambahan materi kalimat efektif dan bahasa baku, pengadaan dan pengenalan pedoman EYD, penggunaan sumber materi yang bervariasi dan berbobot, dan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di lingkungan sekolah. Pertama, penggunaan media dan metode pembelajaran yang menarik. Media dan metode pembelajaran merupakan kunci keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Media pembelajaran yang menarik dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran. Pranowo (2014: 284) menegaskan bahwa “Guru harus kreatif mengembangkan berbagai macam media yang memungkinkan dapat membantu dan mempermudah pembelajar belajar.” Demikian pula dengan metode pembelajaran, metode pembelajaran yang menarik dapat membuat siswa lebih antusias mengikuti pembelajaran. Penggunaan media dan metode pembelajaran yang menarik dapat mengatasi kesalahan penggunaan kalimat efektif akibat motivasi menulis rendah. Cara mengajar guru sangat berpengaruh pada respon siswa. Hal tersebut disampaikan oleh Bapak Dwi saat diwawancarai. Guru dapat meningkatkan minat dan motivasi menulis siswa dengan cara menggunakan media pembelajaran yang menarik, misalnya media audio visual. Berdasarkan informasi dari siswa, siswa berharap materi pembelajaran ditayangkan di layar agar siswa mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru. Salah satu contoh media pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis deskripsi adalah powerpoint dan video. Guru dapat menayangkan materi pembelajaran dengan media powerpoint agar siswa lebih tertarik menyimak materi pembelajaran. Selain itu, siswa lebih mudah memahami materi pelajaran dengan cara mendengar penjelasan guru dan melihat materi di layar daripada hanya mendengarkan penjelasan guru. Video dapat digunakan untuk merangsang ide siswa sebelum menulis. Penggunaan video dapat meningkatkan motivasi menulis siswa karena siswa mendapatkan gambaran tentang ide pokok karangan dari video yang disaksikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
142 Peran guru sangat penting dalam meningkatkan motivasi menulis siswa. Guru hendaknya menggunakan metode pembelajaran yang menarik agar siswa tidak merasa bosan selama pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan sebaiknya yang menuntut keaktifan siswa dalam kegiatan menulis. Metode pembelajaran yang digunakan harus bervariasi dan berubah setiap pertemuan agar siswa tidak merasa bosan. Pengalaman belajar dengan cara baru akan membuat siswa tertarik untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu, pemberian penghargaan dapat meningkatkan motivasi menulis siswa. Penghargaan tidak harus berupa barang, tetapi dapat berupa nilai tambah atau pujian bagi siswa dengan tulisan terbaik. Guru hendaknya selalu mengoreksi tulisan siswa dan memberikan umpan balik agar siswa bersungguh-sungguh ketika menulis. Kedua, peningkatan frekuensi menulis. Salah satu penyebab terjadinya kesalahan penggunaan kalimat efektif adalah frekuensi menulis rendah. Perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan frekuensi menulis siswa. Siswa harus dilatih menulis secara terus menerus, misalnya menulis refleksi di setiap akhir pembelajaran atau menulis artikel untuk mengisi majalah dinding (mading) sekolah. Guru juga bisa menugasi siswa untuk menulis berbagai macam karangan, kemudian tulisan siswa dibukukan agar bisa dibaca kembali oleh siswa di kemudian hari. Suatu saat ketika siswa membaca kembali tulisannya, guru bisa menunjukkan letak kesalahan penggunaan kalimat efektif dan perbaikan kesalahan tersebut. Semakin sering menulis, siswa akan semakin terbiasa menyusun kata-kata. Jauhari (2013: 16) memberikan penjelasan bahwa keterampilan menulis memang memerlukan latihan, sehingga perlu dilakukan beberapa proses dengan berulang untuk mendapatkan tulisan yang bagus. Guru memegang peranan penting dalam upaya peningkatan frekuensi menulis siswa. Guru harus selalu membimbing siswa dalam menulis, memotivasi siswa agar gemar menulis, menunjukkan letak kesalahan berbahasa dan perbaikannya, serta memberikan apresiasi kepada siswa dengan tulisan terbaik. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ismawati (2012: 145) bahwa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
143 “Adapun peran guru sebagai pembimbing belajar adalah menjadi tempat bertanya bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar, memberikan bantuan belajar kepada siswa, menunjukkan jalan pemecahan masalah yang dihadapi siswa, memperbaiki kesalahan yang dilakukan oleh siswa, memberikan dorongan dan motivasi belajar melalui penghargaan atau teguran, memeriksa hasil pekerjaan siswa, dan memberikan tugas-tugas sebagai kegiatan tindak lanjut dari proses pembelajaran.” Apresiasi yang dapat diberikan misalnya tambahan nilai bagi siswa yang tulisannya terpilih untuk mengisi mading sekolah. Dengan demikian, siswa akan berlomba-lomba menulis sehingga lama-lama siswa akan terbiasa menulis. Ketiga, pengoptimalan jam membaca. Salah satu penyebab terjadinya
kesalahan
mengembangkan
penggunaan
kalimat.
Hal
kalimat
tersebut
efektif
dapat
adalah
diatasi
kesulitan
dengan
cara
mengoptimalkan jam membaca di pagi hari. Setiap hari ada waktu untuk membaca bagi seluruh siswa sebelum pembelajaran dimulai. Jam membaca hanya berlangsung 15 menit, mulai pukul 07.00 sampai 07.15. Apabila siswa bersungguh-sungguh membaca buku, dalam waktu 15 menit siswa akan memperoleh ilmu, pengetahuan, dan kosakata baru. Namun, sebagian besar siswa tidak serius menggunakan jam membaca di pagi hari. Kebanyakan siswa melakukan kegiatan-kegiatan lain yang tidak semestinya, misalnya ngobrol dan mengerjakan pekerjaan rumah. Hal semacam itu perlu ditindak tegas agar siswa disiplin menggunakan jam membaca. Jam membaca sangat bermanfaat bagi siswa karena frekuensi membaca berpengaruh pada kemampuan menulis. Jauhari (2013: 27) menjelaskan bahwa “Pada waktu menulis, selain membaca tulisannya sendiri, penulis juga membaca tulisan-tulisan orang lain untuk mencari informasi dalam kerangka mengembangkan ide-idenya.” Lebih lanjut, Jauhari (2013: 27) menegaskan “Maka jangan heran kalau intensitas dan kualitas membaca seseorang akan mempengaruhi kualitas tulisannya.” Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa semakin sering siswa membaca, semakin
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
144 bertambah pengetahuan dan penguasaan kosakata siswa. Dengan demikian, kemampuan menulis siswa akan meningkat. Jam membaca merupakan upaya yang baik untuk membiasakan siswa membaca, tetapi pelaksanaannya harus dioptimalkan agar waktu yang telah disediakan tidak terbuang sia-sia. Guru yang mengajar pada jam pelajaran pertama harus mengawasi kegiatan membaca. Siswa yang tidak serius membaca harus diberi teguran dan peringatan. Jam membaca juga dapat dimanfaatkan untuk latihan menulis bagi siswa. Latihan menulis dapat dilakukan dengan cara mewajibkan siswa menulis beberapa kalimat setelah kegiatan membaca selesai. Kebiasaan membaca dan menulis setiap pagi yang dilakukan secara terus-menerus dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa. Keempat, penambahan materi kalimat efektif dan bahasa baku. Kesalahan
penggunaan
kalimat
efektif
disebabkan
oleh
kurangnya
penguasaan materi tentang kalimat efektif dan bahasa baku. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai kalimat efektif dan bahasa baku. Para siswa menyatakan bahwa mereka belum sepenuhnya menguasai materi kalimat efektif dan bahasa baku, sehingga mereka belum bisa menerapkannya dalam kegiatan menulis. Guru Bahasa Indonesia menegaskan bahwa materi mengenai kalimat efektif dan bahasa baku perlu diulas kembali dan lebih ditekankan. Hal tersebut disampaikan oleh guru Bahasa Indonesia yang menjadi narasumber dalam penelitian ini. Materi mengenai kalimat efektif dan bahasa baku sudah pernah diajarkan pada siswa kelas XI, tetapi materi tersebut harus diajarkan kembali karena pemahaman siswa belum maksimal. Penyampaian materi mengenai kalimat efektif dan bahasa baku harus dilakukan secara terusmenerus agar siswa selalu mengingat materi tersebut. Sebagai contoh, guru mengalokasikan waktu untuk mengajarkan materi kebahasaan pada setiap pertemuan, misalnya 10 menit setiap pertemuan. Materi yang diajarkan dalam 10 menit tersebut adalah bahasa baku dan kalimat efektif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
145 Penyampaian materi mengenai kalimat efektif dan bahasa baku harus diimbangi dengan latihan. Siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan guru, tetapi guru harus memberikan kesempatan pada siswa untuk menulis kalimat dengan struktur yang lengkap dan kosakata baku. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Slamet (2014: 26) yang menyatakan bahwa “Dengan membuatnya sendiri, tidak hanya mendengarkan saja, mereka tidak akan mudah lupa akan apa yang sudah diajarkan itu.” Guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan kesulitan dalam mempelajari kalimat efektif dan bahasa baku, sehingga guru dapat menjelaskan kembali. Kelima, pengadaan dan pengenalan pedoman EYD. Masalah kesalahan penggunaan kalimat efektif pada siswa disebabkan oleh kurangnya pengenalan pedoman EYD kepada siswa. Pengenalan buku pedoman EYD kepada siswa memang masih sulit dilakukan karena keterbatasan buku. Hal tersebut disampaikan oleh Ibu Khotimah selaku guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia. Buku pedoman EYD merupakan dasar berbahasa Indonesia dengan benar. Oleh karena itu, upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah pengadaan buku pedoman EYD dalam jumlah yang mencukupi. Peran pihak sekolah merupakan kunci utama dalam upaya tersebut. Pengadaan buku pedoman EYD dalam jumlah banyak memerlukan dana yang cukup banyak. Oleh karena itu, siswa sebaiknya diberi pengetahuan dan diimbau untuk mengunduh pedoman EYD dari internet. Kecanggihan teknologi saat ini dapat dimanfaatkan untuk hal-hal positif, misalnya mengunduh pedoman EYD dan KBBI luar jaringan melalui telepon pintar (smartphone). Dengan demikian, siswa tidak harus membeli buku pedoman EYD. Siswa dapat membuka pedoman EYD dan KBBI yang ada di telepon pintar masing-masing. Hal tersebut dapat mempermudah siswa mengenal pedoman EYD. Buku pedoman EYD harus digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, terutama pembelajaran menulis. Siswa dapat membuka buku pedoman EYD ketika menulis, sehingga dapat meminimalkan kesalahan penggunaan kalimat efektif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
146 Keenam, penggunaan sumber materi yang bervariasi dan berbobot. Materi mengenai kalimat efektif dan bahasa baku yang terdapat di Lembar Kerja Siswa (LKS) masih sangat minim. Berkaitan dengan hal tersebut, Bapak Dwi menyatakan bahwa guru harus berpedoman pada buku-buku referensi yang berbobot. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, guru harus menggunakan buku-buku tentang bahasa baku dan kalimat sebagai sumber materi. Pedoman berbahasa Indonesia harus digunakan oleh guru karena tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah melatih dan mengambangkan keterampilan berbahasa dengan baik dan benar. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Putrayasa (2014: 21) yang menyatakan bahwa “Padahal, pedoman EYD, kamus, dan tata bahasa merupakan rambu-rambu untuk menuliskan bahasa tulis baku.” Dengan demikian, alangkah baiknya jika sekolah menyediakan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan buku pedoman Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) di perpustakaan sekolah dengan jumlah yang mencukupi kebutuhan. Selain itu, siswa harus diarahkan untuk sering membaca buku pedoman EYD. Ketujuh, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di lingkungan sekolah. Salah satu penyebab terjadinya kesalahan penggunaan kalimat efektif adalah pengaruh bahasa ibu. Kebiasaan siswa berkomunikasi menggunakan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari dapat terbawa dalam kegiatan menulis. Ibu Khotimah menjelaskan bahwa siswa terkadang memasukkan tutur kata atau undha usuk bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia. Sebagai contoh, kata sekolah dalam bahasa Jawa sering disebut sekolahan. Kemudian, dalam kegiatan menulis karangan deskripsi siswa menggunakan istilah sekolahan seperti dalam percakapan sehari-hari. Hal tersebut menyebabkan kesalahan penggunaan kalimat efektif karena penggunaan kosakata tidak baku. Kegiatan belajar mengajar tidak selalu menggunakan bahasa Indonesia. Terkadang, guru menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar. Apabila guru menggunakan bahasa daerah, siswa akan terpancing untuk menggunakan bahasa daerah dalam pembelajaran. Hal tersebut sesuai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
147 dengan pendapat Bapak Dwi. Penggunaan bahasa daerah memang tidak dapat dihentikan karena berfungsi sebagai bahasa komunikasi sehari-hari. Oleh karena itu, guru hendaknya memberikan arahan kepada siswa mengenai konteks penggunaan bahasa daerah dan bahasa Indonesia. Asri (2011: 13-14) menegaskan bahwa “Jadi, dalam proses belajar-mengajar bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Indonesia.” Dengan kata lain, dalam kegiatan belajar mengajar guru harus selalu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar agar siswa mengikuti hal tersebut. Siswa harus dibiasakan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar di lingkungan sekolah, khususnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia. 4.
Relevansi Hasil Analisis Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas XI sebagai Materi Ajar dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMK Materi ajar adalah komponen yang diajarkan kepada peserta didik dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan instruksional. Materi ajar dapat diambil dari berbagai sumber, misalnya buku, media massa, laporan penelitian, internet, dan sebagainya. Meskipun dapat berasal dari berbagai sumber, pemilihan materi ajar harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Pemilihan materi ajar harus mempertimbangkan kebutuhan, kemampuan, dan kondisi siswa serta alat penunjang pembelajaran. Laporan penelitian ini berisi temuan kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan deskripsi siswa kelas XI dan disertai dengan analisis kesalahan tersebut. Selain itu, peneliti juga menyajikan perbaikan kalimat yang tidak efektif menjadi kalimat efektif. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa narasumber, hasil penelitian ini dapat dijadikan materi ajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Rohman dan Amri (2013: 85) yang menyatakan bahwa “Laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga penelitian atau oleh para peneliti sangat berguna untuk mendapatkan sumber materi pembelajaran yang aktual atau mutakhir.”
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
148 Pertimbangan dalam memilih materi ajar di antaranya kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, kesesuaian dengan kemampuan siswa untuk menerima materi, kesesuaian dengan fakta atau konsep, serta kesesuaian dengan media pembelajaran yang tersedia. Laporan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai materi ajar karena sesuai dengan tujuan pembelajaran bahasa Indonesia. Standar Kompetensi (SK) mata pelajaran Bahasa Indonesia pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah Berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia Setara Tingkat Semenjana, Berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia Setara Tingkat Madia, dan Berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia setara Tingkat Unggul. Dengan demikian, materi mengenai kalimat efektif perlu disampaikan kepada siswa jenjang SMK agar dapat berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Selain itu, beberapa narasumber menyatakan bahwa temuan kesalahan penggunaan kalimat efektif dan analisisnya dalam laporan penelitian ini sesuai dengan tujuan pembelajaran bahasa, khusunya mengenai kalimat efektif. Temuan dan analisis data dalam laporan penelitian ini sesuai dengan kemampuan siswa karena data temuan dalam penelitian ini bersumber dari karangan deskripsi yang ditulis siswa. Apabila temuan dan analisis data dalam penelitian ini dijadikan materi ajar, siswa menjadi mudah memahami. Sagala (2010: 162) menyatakan bahwa “Materi pelajaran hendaknya mencakup hal-hal yang bersifat faktual maupun konseptual.” Selain itu, analisis kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam laporan penelitian ini didasarkan pada kaidah-kaidah bahasa Indonesia. Oleh karena itu, temuan dan analisis data dalam penelitian ini dapat dijadikan materi ajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia karena sesuai dengan kaidah berbahasa Indonesia. Penyampaian hasil penelitian ini dalam pembelajaran bahasa Indonesia tidak memerlukan alat dan media yang terlalu sulit didapatkan. Winkel (1996: 297) menyatakan bahwa materi atau bahan pelajaran harus sesuai dengan media pelajaran yang tersedia. Guru dapat menggunakan alat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
149 penunjang pembelajaran yang tersedia di sekolah, misalnya layar LCD dan proyektor. Dengan alat tersebut, guru dapat menayangkan laporan hasil penelitian ini agar siswa dapat melihat contoh-contoh kalimat yang tidak efektif dan cara memperbaikinya agar menjadi kalimat efektif. Dengan demikian, guru tidak akan kesulitan dalam memanfaatkan hasil analisis kesalahan penggunaan kalimat ini sebagai materi ajar. Hasil analisis kesalahan penggunaan kalimat efektif ini dapat digunakan dalam pembelajaran menulis. Aspek yang dinilai dalam keterampilan menulis salah satunya adalah penggunaan bahasa. Oleh karena itu, materi mengenai kalimat efektif perlu disampaikan kepada siswa agar siswa dapat menulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Materi mengenai kalimat efektif dapat diambil dari laporan penelitian ini. Guru dapat menampilkan contoh kalimat yang tidak efektif, alasan kalimat tidak efektif, cara memperbaiki kalimat yang tidak efektif, serta contoh kalimat yang efektif. Apabila siswa memahami konsep kalimat efektif, siswa dapat menggunakan kalimat efektif dalam kegiatan menulis. Dengan demikian, tujuan pembelajaran menulis dapat tercapai. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, hasil analisis kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan deskripsi siswa kelas XI ini dapat dijadikan materi ajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMK. Dengan kata lain, hasil analisis kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan deskripsi siswa kelas XI ini relevan sebagai materi ajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMK.
commit to user