Hasil Penelitian dan Pembahasan Tahapan Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri atas dua hal yang berbeda: hasil penelitian dan pembahasan. Pada laporan penelitian, kedua hal itu dapat dijadikan satu bab, dengan nama “Hasil Penelitian dan Pembahasan”, atau dijadikan dua bab, masing-masing dengan nama “Hasil Penelitian” dan “Pembahasan”. Biasanya Anda melihat bahwa uraian tentang hasil penelitian dan pembahasan pada laporan penelitian dinyatakan pada Bab IV (apabila kedua hal itu dijadikan satu) atau pada Bab IV dan Bab V (apabila kedua hal itu dipisah, seperti yang dicontohkan di bawah ini). Genre mikro yang digunakan untuk mengungkapkan Tahapan Hasil Penelitian dan Pembahasan adalah deskripsi (atau meliputi laporan) dan diskusi (atau meliputi eksplanasi). Penyajian menjadi satu bab atau dua bab adalah persoalan gaya selingkung. Yang lebih penting adalah bahwa laporan penelitian harus mengandung esensi hasil penelitian dan pembahasan. Secara esensial, keberadaan kedua hal itu mengisyaratkan perealisasian dua fungsi retoris yang berbeda tetapi sekaligus tidak dapat dipisahkan. Fungsi Tahapan Hasil Penelitian dan Pembahasan yang pertama direalisasikan dengan genre deskripsi dan laporan untuk menggambarkan hasil atau temuan penelitian (yang dipaparkan berdasarkan tema, pertanyaan penelitian, atau klasifikasi data/metode pengambilan data). Selanjutnya, fungsi yang kedua direalisasikan dengan genre diskusi (meliputi eksplanasi) untuk membahas dan menjelaskan hasil atau temuan yang diperoleh itu. Kemudian hasil atau temuan tersebut dikaitkan dengan teori yang dirujuk dan penelitian-penelitian sejenis sebelumnya. Dari pembahasan, diketahuilah apakah teori yang dirujuk itu dapat memecahkan persoalan penelitian sebagaimana yang tergambar pada data, dan apakah hasil atau temuan itu dapat menjembatani persoalan-persoalan yang belum terpecahkan pada penelitian-penelitian sebelumnya. Perlu dicatat bahwa terdapat banyak laporan penelitian yang tidak mengandung pembahasan, meskipun Bab Hasil Penelitian dan Pembahasan secara eksplisit dinyatakan. Pada laporan penelitian yang demikian itu, bab yang dimaksud hanya berisi deskripsi data biasa tanpa disertai analisis dengan cara membanding-bandingkan berbagai temuan yang ada serta tanpa dikonfirmasikan dengan teori yang dirujuk dan tanpa dikonfrontasikan dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Anda tidak diharapkan untuk membuat laporan penelitian seperti itu. Berikut ini disajikan bab yang sama dari penelitian yang berjudul Strategi pembinaan karakter patriotik melalui Paskibraka (Studi kasus terhadap Paskibraka Kota Bandung)
(Kusmawan, 2013). Dapat Anda cermati bahwa bab tersebut dirinci ke dalam Subbab Deskripsi Data (yang pada dasarnya adalah hasil penelitian) dan Subbab Pembahasan. Bacalah kutipan Bab IV itu. Sambil membacanya, Anda dapat mengidentifikasi formulasi bahasa yang digunakan, misalnya dalam hal konstruksi kalimat atau pilihan kata.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Pada bab ini disajikan berbagai temuan yang telah didapatkan berdasarkan kegiatan Paskibraka di Kota Bandung. Temuan-temuan itu dipaparkan sesuai dengan pertanyaan penelitian, yaitu: (1) Karakter seperti apa yang ingin dibangun oleh pembina, instruktur, dan pelatih dalam merumuskan strategi pembinaan Paskibraka; (2) Bagaimana penanaman karakter patriotik yang dilakukan dalam pembinaan Paskibraka? (3) Bagaimana implementasi strategi patriotik? (4) Apa yang menjadi kendala dan upaya apa yang dilakukan pembina, instruktur, dan pelatih? (5) Bagaimana perbedaan sikap atau perilaku anggota Paskibraka dengan siswa lainnya di sekolah setelah mengikuti pembinaan? 1. Karakter Yang Ingin Dibangun Dalam Pembinaan Paskibraka Pembinaan Paskibraka dilakukan dengan menggunakan sistem desa bahagia. Telah terungkap bahwa pendekatan desa bahagia dalam bentuk karantina dapat menanamkan karakter patriotik, cinta tanah air, nasionalisme, disiplin, jiwa peduli, kerja sama, nilai agama, serta budaya nasional dan daerah. 2. Penanaman Karakter Kegiatan penanaman karakter dilakukan dengan cara: (1) membuat rumusan program latihan atau rencana latihan oleh tim pelatih dengan menampung masukan dari anggota, serta (2) melakukan evaluasi kegiatan latihan, yaitu berupa latihan baris-berbaris, lipat bentang bendera, pengenalan lambang negara, menyanyikan lagu wajib, dinamika kelompok, kepemimpinan, dan komunikasi. 3. Implementasi Strategi Pembinaan Strategi diimplementasikan dalam bentuk (1) telaah terhadap rencana latihan yang dikaitkan dengan pembinaan karakter, (2) pengembangan pembiasaan yang ada dalam kegiatan yang menunjang pertumbuhan karakter, (3) pengembangan nilai-nilai yang bersumber pada nilai agama dan budaya yang mengarah kepada karakter patriotik, (4) penciptaan kondisi lingkungan yang kondusif. Dari hasil pengamatan terlihat bahwa pendalaman materi ditekankan pada pembiasaan disiplin dan cinta tanah air. Metode cinta tanah air dilakukan dengan pemahaman kisah heroik, sehingga karakter patriotik dapat memberikan inspirasi. 4. Kendala Pelaksanaan pembinaan Paskibraka ini dihadapkan pada kendala teknis dan nonteknis. Kendala teknis tidak terlalu berpengaruh terhadap kelancaran pelaksanaannya. Namun terdapat kendala yang dirasakan menghambat, yaitu miskoordinasi antara dua dinas, yaitu Dinas Olahraga dan Kepemudaan (Disorda) dengan Dinas Pendidikan. Kendala lainnya yaitu anggaran.
5. Perbedaan Sikap setelah Mengikuti Kegiatan Setelah berbaur kembali di sekolah dan masyarakat, perubahan yang tampak pada anggota Paskibraka adalah lebih berempati kepada masyarakat, mampu berkomunikasi dan berbicara di depan umum, serta tanggap dan cepat apabila diperintah. B. Pembahasan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses pembinaan karakter patriotik melalui Paskibraka dapat mengungkapkan berbagai kenyataan sebagai berikut: (1) Pembinaan Paskibraka sarat dengan nilai yang bersumber dari pendidikan agama dan budaya bangsa; (2) Penanaman karakter patriotik dilakukan dengan penekanan pada materi peraturan baris berbaris (PBB), lipat bentang bendera, dinamika kelompok, kepemimpinan, dan komunikasi; (3) Karakter patriotik diimplementasikan melalui proses pengibaran atau penurunan bendera duplikat dan bendera pusaka, serta perlakuan terhadap simbol-simbol negara; (4) Dalam pembinaan, kendala-kendala yang dihadapi berupa miskoordinasi dan anggaran; (5) Selain kemampuan teknis pengibaran bendera, prestasi yang diraih oleh anggota Paskibraka adalah kemampuan berbicara di depan umum. Temuan-temuan di atas mengindikasikan bahwa sejalan dengan berlangsungnya proses pembinaan, banyak karakter yang melekat dan berdampak pada pembentukan perilaku anggota Paskibraka. Proses pembinaan Paskibraka yang bertujuan untuk membangun karakter patriotik diarahkan kepada upaya agar nilai-nilai yang terdapat dalam falsafah bangsa dapat terwujud. Untuk mewujudkan tujuan tersebut diperlukan strategi. Hal itu senada dengan yang dikemukakan Kesuma dkk. bahwa “tujuan pertama dari pendidikan karakter adalah memfasilitasi penguatan dan pengembangan nilai-nilai tertentu sehingga terwujud dalam perilaku anak, baik ketika proses di sekolah maupun setelah proses sekolah (setelah lulus sekolah)”. Strategi pertama yang dilakukan oleh pelatih adalah bagaimana merumuskan tujuan dan program kerja yang utuh sebagai dasar pijakan pembinaan yang dilakukan. Ini sejalan dengan yang dikemukakan Budimansyah (2010) bahwa “setiap pilar merupakan suatu entitas pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai (nilai ideal, nilai instrumental, dan nilai praktis) melalui proses intervensi dan habituasi”. (Diadaptasi dan dimodifikasi dari Kusmawan, 2013)
Formulasi bahasa pada Tahapan Hasil Penelitian dan Pembahasan dapat dikenali dari kekhususan pilihan kata dan konstruksi kalimat. Pilihan kata pada tahapan tersebut menunjukkan ciri-ciri tertentu. Bahkan kata-kata yang dipilih pada Subtahapan Hasil Penelitian cenderung berbeda dengan kata-kata yang dipilih pada Subtahapan Pembahasan. Seperti didaftar secara berturut-turut pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2, pilihan kata pada Subtahapan Hasil Penelitian menunjukkan ciri-ciri genre deskripsi dan laporan, sedangkan pilihan kata pada Subtahapan Pembahasan menunjukkan ciri-ciri genre diskusi dan eksplanasi. Ciri-ciri tersebut bukanlah satu-satunya ciri dari genre deskripsi dan laporan, serta diskusi dan eksplanasi. Anda diharapkan mengingat kembali ciri-ciri yang lebih terperinci
pada genre-genre tersebut yang sudah Anda pelajari di SMP/MTs atau SMA/MA. Anda juga perlu menyadari bahwa deskripsi, laporan, diskusi, dan eksplanasi yang ada di Tahapan Hasil Penelitian dan Pembahasan tidak berdiri sendiri sebagai genre mikro, tetapi berada dalam campuran. Tabel 4.1 Pilihan kata pada Subtahapan Hasil Penelitian Kosa Kata Nomina deskripsi, pendeskripsian paparan, pemaparan pajanan, pemajanan sajian, penyajian kelompok, pengelompokan klasifikasi, pengklasifikasian golongan, penggolongan
Verba mendeskripsikan, dideskripsikan memaparkan, dipaparkan memajankan, dipajankan menyajikan, disajikan mengelompokkan, dikelompokkan klasifikasi menggolongkan, digolongkan, tergolong termasuk, dimasukkan
Tabel 4.2 Pilihan kata pada Subtahapan Pembahasan Kosa Kata Nomina bahasan, pembahasan penjelasan cerminan, pencerminan gambaran, penggambaran indikasi perbedaan penjelasan sebab akibat
Verba membahas, dibahas menjelaskan, dijelaskan mencerminkan menunjukkan, ditunjukkan menggambarkan, digambarkan mengindikasikan, diindikasikan berbeda, dibedakan senada dengan, sejalan dengan Menjelaskan Menyebabkan berakibat, mengakibatkan
Di pihak lain, Tahapan Hasil Penelitian dan Pembahasan memuat konstruksi kalimat dengan ciri-ciri tertentu. Beberapa kalimat yang menonjol yang dikutip dari laporan penelitian tentang pembinaan karakter melalui Paskibraka di atas disajikan di bawah ini. Kalimat (4.1) dan Kalimat (4.2) dimanfaatkan untuk menyajikan temuan pada Subtahapan Hasil Penelitian, sedangkan Kalimat (4.3) sampai dengan Kalimat (4.4) dimanfaatkan pada Subtahapan Pembahasan untuk menarik simpulan atau merumuskan teori, dan Kalimat (4.5)
sampai dengan Kalimat (4.6) digunakan untuk mengiyakan atau mendukung penelitian sejenis sebelumnya. Verba yang mengemban fungsi retoris pada kalimat-kalimat tersebut dicetak tebal. Hasil Penelitian (4.1)
Pada bab ini disajikan berbagai temuan yang telah didapatkan berdasarkan kegiatan Paskibraka di Kota Bandung.
(4.2)
Temuan-temuan itu dipaparkan sesuai dengan pertanyaan penelitian, ... Pembahasan
(4.3)
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses pembinaan karakter patriotik melalui Paskibraka dapat mengungkapkan berbagai kenyataan ...
(4.4)
Temuan-temuan di atas mengindikasikan berlangsungnya proses pembinaan, ...
(4.5)
Hal itu senada dengan yang dikemukakan Kesuma dkk. bahwa “tujuan pertama dari pendidikan karakter adalah memfasilitasi penguatan dan pengembangan nlai-nilai tertentu sehingga terwujud dalam perilaku anak, baik ketika proses di sekolah maupun setelah proses sekolah (setelah lulus sekolah)”.
(4.6)
Ini sejalan dengan yang dikemukakan Budimansyah (2010) bahwa “setiap pilar merupakan suatu entitas pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai (nilai ideal, nilai instrumental, dan nilai praktis) melalui proses intervensi dan habituasi”.
bahwa
sejalan
dengan
(Kusmawan, 2013)