FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN ANAK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KI HAJAR DEWANTORO KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO
JURNAL OLEH
RAHMA NIM. 153 410 057
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 2014
1
2
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN ANAK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KI HAJAR DEWANTORO KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO
RAHMA Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Gorontalo Rapi Us Djuko, Samsiah ABSTRAK RAHMA. 2014 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian Anak Kelompok B Di TK Negeri Pembina Ki Hajar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo. Skripsi, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Rapi Us Djuko, M.Pd, dan pembimbing II Samsiah, S.Pd, M.Pd.Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian anak kelompok B di TK Negeri Pembina Ki Hajar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo? Tujuan yang hendak dicapai adalah untuk memberikan gambaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian anak di TK Negeri Pembina Ki Hajar Dewantoro. Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh diolah secara deskriptif kualitatif yaitu dengan menggambarkan dengan menguraikan data yang ditemui di lapangan untuk memberikan gambaran tentang masalah yang akan dibahas dalam penelitian serta dikembangkan berdasarkan teori yang ada. Hasil penelitian deskriptif menunjukkan bahwa masih banyak orang tua yang belum membimbing anak mereka untuk menjadi mandiri. perilaku komunikasi antara orang tua dan anak belum sepenuhnya berjalan secara efektif sehingga anak tidak dapat mencapai kemandirian yang maksimal. Penelitian ini juga menemukan beberapa faktor yang mempengaruhi kemandirian anak dalam membentuk kemandiriannya sehingga dapat dideskripsikan masih banyak anak kelompok B di TK Ki Hajar Dewantoro masih belum bisa mandiri disebabkan karena orang tua yang kurang bisa memberikan waktu, bimbingan dan perhatian kepada anak di rumah sehingga kemandirian anak tidak berjalan dengan lancar. Kata kunci: Faktor-Faktor, Kemandirian, Anak
Rahma, Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Dra. Rapi Us Djuko M.Pd, Dosen Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Samsiah S.Pd M.Pd Dosen Jurusan Universitas Negeri Gorontalo
3
Pembangunan manusia Indonesia yang unggul disiapkan dengan pendidikan yang baik dimulai pada masa usia dini. Kesiapan pemerintah pada program PAUD sangat diprioritaskan dalam menciptakan generasi penerus bangsa. Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masayarakat Bangasa dan Negara. Anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, oleh sebab itu, anak usia dini (0-5 Tahun) dikatakan sebagai golden age atau usia emas yaitu usia yang sangat berpengaruh pada usia pada tahap selanjutnya (Fikriyati, 2013: 21). Faktor yang berpengaruh pada kondisi anak adalah faktor lingkungan dan faktor bawaan. Pada tahap usia dini anak memeiliki kemampuan belajar yang luar biasa dan rasa ingin tahunya tinggi, khususnya pada masa kanak-kanak awal 2-6 tahun,karena rasa ingin tahunya yang tinggi menjadikan anak lebih aktif dan eksploratif, pada usia dini anak belajar memahami sesuatu dengan menggunakan seluruh panca indra, cara belajar anak berkembang seiring dengan bertambahnya usia anak. Faktor yang berpengaruh pada kondisi anak adalah faktor lingkungan dan faktor bawaan. Pada tahap usia dini anak memeiliki kemampuan belajar yang luar biasa dan rasa ingin tahunya tinggi, khususnya pada masa kanak-kanak awal 2-6 tahun,karena rasa ingin tahunya yang tinggi menjadikan anak lebih aktif dan eksploratif, pada usia dini anak belajar memahami sesuatu dengan menggunakan seluruh panca indra, cara belajar anak berkembang seiring dengan bertambahnya usia anak. Sesuai hasil pengamatan di TK Negeri Pembina Kihajar dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo sudah menerapkan kemandirian namun dalam hal ini siswa tidak terlibat langsung, Upaya yang sudah dilakukan guru adalah guru selalu mengajarkan kemandirian dalam kegiatan belajar mengajar yang terdapat pada tema pembelajaran yaitu kebutuhanku akan tetapi media yang digunakan hanya dalam bentuk gambar tidak mempraktekan langsung kegiatan 4
yang menyangkut kemandirian fisik anak sehingga anak tidak ikut terlibat langsung dalam menegnbangkan kemandiriannya, anak yang di taman kanakkanak Pembina Kihajar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo, diketahui dari 25 anak terdapat 10 anak yang belum bisa mandiri dalam melakukan yang menyangkut tentang kegitan dirinya sendiri dapat dilihat dari beberapa aspek seperti anak belum bisa makan sendiri, memakai sepatu sendiri, buang air kecil dan besar sendiri dan masih belum bisa terlepas dari ibunya saat datang ke sekolah. Berdasarkan uraian di atas maka penulis ingin melakukan kajian tentang kemandirian anak dalam kegiatan sehari-hari dengan mengangkat judul penelitian yakni “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Anak Kelompok B di TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro Kota Selatan Kota Gorontalo”. Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat di defenisikan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Terdapat 10 anak dari 30 anak yang ada di kelompok B TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo yang belum mandiri. 2. Terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian anak. Berdasarkan identifikasi masalah sebelumnya maka dapat dirumuskan masalah dalam peneliti ini yakni: Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kemandirian anak kelompok B di TK Pembina Kihajar Dewantoro Kota Selatan kota gorontalo? Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian anak kelompok B di TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo. Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: Hasil penelitian ini secara teoritis di harapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Menjadi bahan analisis bagi para guru dalam mengembangkan kemandirian anak 2. Meningkatkan peran pendidik dalam memahami faktorfaktor yang mempengaruhi kemandirian anak 3. Mengembangkan peran guru dalam meminimalkan mengembangkan kemandirian anak 4. Bermanfaat untuk melatih berpikir ilmiah dalam memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian anak. Hasil penelitian ini secara praktis di harapkan dapat 5
memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bermanfaat dalam meningkatkan kemandirian anak. 2. Bermanfaat bagi guru TK dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian anak. 3. Hasil penelitian ini merupakan sumbangan
pemikiran
mengembangkan/meningkatkan
yang
berguna
profesionalisme
guru
dalam
rangka
dalam
memahami
karakteristik anak TK. 4. Penelitian ini dapat dikembangkan pada populasi yang lebih besar sehingga dapat diklarifikasi lebih lanjut tentang berbagai hal yang terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian anak. 1. Pengertian Kemandirian Menurut Mustafa (Wiyani, 2013: 28) kemandirian adalah kemampuan untuk mengambil pilihan dan menerima konsekuensi yang menyertainya. Kemandirian kepada anak-anak terwujud jika mereka menggunakan pikirannya sendiri dalam menyelesaikan persoalanya dalam kegiatan sehari-hari. Menurut Santi (2013: 8) menjelaskan kemandirian diartikan sebagai salah satu gejala taraf kematangan anak untuk dapat masuk TK. Dengan kemandirian anak terlibat pada kegiatan-kegiatan di sekolah. Kemandirian dapat diartikan sebagai suatu bentuk kepribadian yang yang terbebas dari sikap ketergantungan. Akan tetapi bukan sebagai suatu person yang tanpa sosialisasi melainkan sebagai suatu kemandirian yang terarah melalui pengaruh linkungan (orang tua/pendidik) yang positif. Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa kemandirian adalah merupakan sikap seseoarang yang membuat orang itu merasa bebas untuk melakukan apapun yang diinginkan tanpa bergantung pada orang lain dan dapat menyelesaikan apa yang dilakukannya sendiri sampai selesai. 2. Pentingnya Kemandirian Pada Anak Melalui kemandirian anak dapat memiliki rasa ingin tahu hal ini sejalan dengan pendapat Santi (2013: 10) yang menjelaskan bahwa anak-anak selalu memiliki rasa ingin tahu yang luar biasa dan kemampuan untuk menyerap informasi sangat tinggi. Sayangnya banyak orang tua tidak mengenali dan memahami kemampuan pada anak. Orang tua hanya bias berkata”saya tahu anak-anak bias belajar lebih cepat, tetapi tidak tahu seberapa cepat anak-anak bias belajar”. 6
3 .Tahapan Perkembangan Kemandirian Anak Usia 5-6 Tahun Berk (2005: 1) menyatakan bahwa secara bertahap anak-anak umur 2-6 tahun mulai mandiri dalam berpakaian dan makan. Anak yang berumur 2 tahun mulai memakai dan melepas baju yang mudah ia gunakan. Pada saat berumur 3 tahun, anak mulai dapat pergi sendiri dan mengurus keperluan toiletnya. Anak umur 4-5 tahun dapat berpakaian dan melepas pakaiannya tanpa harus diawasi. Pada waktu makan, anak-anak prasekolah sudah dapat menggunakan sendok dengan benar dan makan sendiri. Pada umur 4 tahun mulai bisa menggunakan garpu dan sekitar umur 5-6 tahun mereka sudah dapat menggunakan pisau untuk memotong makanan lunak. 4. Bentuk-Bentuk Kemandirian Anak Havighurst (Suroto 2012: 1) membedakan kemandirian atas empat bentuk kemandirian yaitu 1. Aspek intelektual, yaitu kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi. 2. Aspek sosial, yaitu kemampuan untuk mengadakan interaksi dengan orang lain dan tidak tergantung pada aksi orang lain 3. Aspek emosi, yaitu kemampuan mengontrol emosi sendiri dan tidak tergantungnya kebutuhan emosi pada orang lain 4. Aspek ekonomi, yaitu kemampuan mengatur ekonomi sendiri dan tidak tergantungnya kebutuhan ekonomi pada orang lain. 5. Cara Melatih Kemandirian Anak Menurut Qadarsih (2010: 1) Agar anak-anak kita bisa menjadi mandiri ada beberapa cara untuk melatihnya. 1. Memberikan
pemahaman
sesuai
dengan
tingkat
perkembangan
(kemampuan) akalnya. 2. Berbuatlah secara bijaksana 3. Memberikan kasih sayang secara wajar, tidak berlebihan ataupun kurang 4. Memberikan pendidikan secara tegas kepada anak
7
6 .Ciri-ciri Kemandirian Anak Usia Dini Menurut wiyani (2013: 33) ciri-ciri kemandirian anak usia dini adalah sebagai berikut: 1. Memiliki kepercayaan kepada diri sendiri 2. Mampu dan berani menentukan pilihannya sendiri 3. Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya Menurut Tillman dan Weiss (susanto 2013: 1) anak yang mandiri itu adalah anak yang mempunyai kepercayaan diri dan motivasi instrinsik yang tinggi. Zimmerman yakin bahwa kepercayaan diri dan motivasi instrinsik tersebut merupakan kunci utama bagi kemandirian anak. Dengan kepercayaan dirinya, anak berani tampil dan berekspresi di depan orang banyak atau di depan umum. Penampilannya tidak terlihat malu-malu, kaku, atau canggung,tapi ia mampu beraksi dengan wajar dan bahkan mengesankan. Berdasarkan penjelan di atas dapat disimpulkan bahwa cirri-ciri kemandirian anak adalah memiliki kepercayaan yang tinggi yang bias membuat ia melakukan
kegiatannya
sendiri,
dan
dapat
menyesuaikan
diri
dengan
lingkungannya 7. karakteristik kemandirian anak 5-6 tahun Menurut Rose (2011: 1) Karakteristik Perkembangan Kemandirian Anak: 1. Usia 1-2 tahun : anak mampu minum dari gelasnya sendiri tanpa tumpah, mulai makan sendiri dengan menggunakan sendok. 2. Usia 2-3 tahun : memberitahu orang dewasa kala ingin buang air 3. Usia 3-4 tahun : anak mampu ke kamar mandi sendiri 4. Usia 5-7 tahun : anak mampu berpakaian sendiri, mengikat simpul tali sepatu. 5. Usia 8-10 tahun :anak sudah mamapu membenahai peralatan pribadinya seperti menyiapkan buku sesuai jadwal pelajaran, mampu memenuhi kebutuhan sendiri seperti, memasaka mi instan saat orang orang tua tidak di rumah. Menurut Siwi (2011: 1) Pada usia 5 tahun kemandirian dan perasaan bahwa ia sanggup mencukupi kebutuhannya sendiri meningkat. Mereka dapat diandalkan dan bertanggungjawab serta senang dipuji secara berlebihan. Dalam banyak cara, mereka adalah model yang baik untuk seorang warga Negara, yaitu 8
patuh, berusaha untuk memenuhi kebutuhan pribadinya, melindungi orang lain, bangga karena bersekolah, dan biasanya sopan dan diplomatis. 8. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian Anak Menurut Tedjasaputra (Arbiya, 2011: 1) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemandirian anak: faktor bawaan, pola asuh, kondisi fisik anak dan urutan kelahiran. Menurut Wiyani (2013: 37) terdapat dua faktor yang berpengaruh dalam mendorong timbulnya kemandirian anak usia dini, yaitu faktor internal yang terdiri dari kondisi fisiologis, kondisi psikologis, dan faktor eksternal terdiri dari lingkungan, rasa cinta dan kasih sayang, dan pola asuh. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran yang nyata tentang faktor- faktor yang mempengaruhi kemandirian anak anak kelompok B.Adapun subyek yang diteliti adalah guru dan orangtua. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif, faktual dan akurat. Dalam penyusunan hasil penelitan berdasarkan fakta dan kebenaran. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini akan dideskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian anak kelompok B di TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo. Dalam penelitian ini,peneliti bertindak sebagai pengamat yang terlibat langsung di lapangan dengan tujuan untuk mengumpulkan data agar lebih akurat. selain itu peneliti juga menempatkan diri pada posisi kunci untuk mengumpulkan data. Hal-hal yang dilakukan peneliti yakni mengumpulkan data dan informasi tentang. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian anak kelompok B di TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan. Data dalam penelitian ini berupa data kualitatif deskriptif yakni gambaran suasana diluar dan didalam kelas saat anak melakukan kegiatan bermain, makan, pulang sekolah dan suasana tentang factor-faktor yang mempengaruhi kemandirian anak kelompok B di TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro Kecamatan Kota selatan Kota Gorontalo.
9
Adapun sunber data dalam penelitian ini yaitu: 1. Sumber data primer yaitu guru, orang tua dan anak kelompok B di TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo. 2. Sumber data sekunder yaitu buku, referensi yang dapat menunjang sumber data primer. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini berupa, observasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan secara langsung tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian anak B Di TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro
Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo.
Wawancara dilakukan dengan memberikan pertanyaan-petanyaan kepada orang tua anak dan guru yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian anak kelompok B TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo. Cara mengumpulkan data yang sifatnya dokumen sehubungan dengan materi yang diteliti. Dokumentasi dalam penelitian ini meliputi faktor yang mempengaruhi kemandirian anak kelompok B. Menurut miles dan Huberman (Sugiono 20011: 401) analisis data dilakukan secara interaktif melalui proses data reduction, data display, dan ferification. Data yang diperoleh akan dianalisis secara sistematis dengan melalui tiga tahapan analisis data sebagai berikut. 1. Mereduksi data yakni data akan dirangkum dengan cara memilih hal-hal pokok
yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. 2.
Penyajian data yakni data akan disajikan dalam bentuk deskriptif yang dilengkapi dengan table dan gambar. 3. Verifikasi data yakni membuat kesimpulan yang didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten. Pengecekan keabsahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tiga kriteria yakni kredibilitas, kepastian, dan kebergantungan. 1. Kredibilitas adalah keandalan data yang akan digunakan 2. Kepastian data aktual yang diperoleh langsung melalui teknik pengumpulan data 3. Kebergantungan yakni pengecekan data dengan memperhatikan berbagai faktor-faktor yang saling berhubungan. Tahapan penelitian yang direncanakan akan dijalani yaitu: 1. Mengadakan observasi awal untuk mengamati realitas yang terjadi di lapangan serta permasalahan yang terjadi terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian anak kelompok B di TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro 10
Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo. 2. Menyiapkan panduan wawancara yang dibuat tidak berstruktur dengan mengacu pada hasil observasi sebelumnya. 3. Mengadakan wawancara dengan penelitian secara berulang-ulang sampai mendapatkan data yang tepat dan akurat. 4. Mendapatkan perifikasi terhadap data yang terkumpul sebagai hasil dari wawancara. 5. Mengadakan trianggulasi atau pengecekan keabsahan data untuk memperoleh data yang akurat. 6. Mengadakan simpulan terhadap hal-hal yang teramati di lapangan selama penelitian 7. Membuat laporan akhir penelitian. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan bahwa kemandirian anak belum baik hal ini dapat dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi kamndirian anak yaitu faktor internal yaitu ksehatan fisikdan jenis kelamin, kesehatan fisik anak berdasarkan hasil penelitian masih belum terlalu diperrhatikan oleh orang tua hal ini yang menyebabkan anak belum bisa mandiri dalam menyelesaikan tugastugasnya karena kesehatannya sering terganggu untuk itu orang tua harus benarbenar memperhatikan kesehatan anak agar kemandiriannya dapat berkembang sesuai dengan usianya, jenis kelamin berdasarkan hasil penelitian jenis sangat mempengaruhi kemandirian anak, anak perempuan lebih sedikit waktu yang diperoleh dalam menyelesaikan kegiatan-kegiatanya hal karena kekhawatiran orang tua. Sedangkan anak laki-laki memiliki waktu yang banyak dalam menyelesaikan kegiatanya sehingga anak laki-laki lebih cepat mandiri disbanding anak perempuan.untuk orang tua seharusnnya lebih memberikan kebebasan pada anak perempuan agar dapat mandiri dalam memilih kegiatannya dan dapat menyelesaikan dengan sendiri. Faktor eksternal yaitu pola asuh dan linkungan, pola asuh orang tua terhadap anak sangat mempengaruhi kemandiriannya anak yang tidak memberikan kebebasan pada selalu memarahi anak akan meyebabkan anak menjadi takut dalam melakukan kegiatannya sedangkan anak yang diberikan kebebasan dalam untuk memilih kegiatannya sendiri akan akan bebas melakukan kegiatannya dan dapt menyelesaikan masalahnya sendiri untuk itu kita sebagai orang tua harus memberikan pola asuh yang baik pada anak. Faktor lingkungan, berdasarkan hasil penelitian anak yang memiliki lingkungan yang mendukung 11
dalam kemandiriannya akan membantuhnya cepat mandiri dan juga orang tua harus selalu mengajak anak untuk bersosialisasi dengan teman sebaya agar anak bisa mandiri dengan melihat lingkungan sekitarnya. Pembahasan Beranjak dari hasil wawancara di atas dapat dideskripsikan bahwa kemandirian anak selalu dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Faktor yang mempengaruhi kemandirian pada anak dapat berupa faktor internal yang meliputi bawaan, kondisi fisik anak dan urutan kelahiran. Selain faktor internal kita juga harus melihat faktor eksternal yang meliputi lingkungan dan bimbingan orang tua. Tingkat dan karakteristik kemadirian setiap anak pun berbeda-beda, sehingga orang tua harus lebih peka dalam menentukan pola bimbingan kepada anakanaknya. 1.
Kesehatan Jasmani anak Sesuai dengan hasil observasi di lapangan, peneliti dapat menyimpulkan
bahwa kemandirian anak sangat ditentukan juga oleh kesehatan jasmani masingmasing. Sehingga sangat tidak jarang kita menemukan anak yang sehat atau tidak memiliki penyakit sangat berpengaruh pada tingkat kemandiriannya, karena anak yang tidak normal atau mempunyai kelainan psikologis akan menghambat perkembangan anak tersebut. Namun harus diketahui bahwa kemandirian pada anak muncul tanpa selalu dapat diprediksi melalui usia, namun dapat dilihat ketika anak sudah mulai memiliki keinginan sendiri, atau dengan kata lain tingkatan usia tidak mesti berpengaruh terhadap kemandirian anak. 2.
Jenis Kelamin Terhadap Kemandirian Anak Sesuai hasil penelitian dapat dideskripsikan bahwa secara fisik anak laki-
laki dan wanita tampak jelas perbedaan dalam perkembangan kemandiriannya. Dalam perkembangan kemandirian anak laki-laki biasanya lebih aktif dari pada anak perempuan. Sehingga dapat dikatakan anak laki-laki lebih cepat mandiri dibandingkan anak perempuan. Hal tersebut disebabkan karena rasa kasih sayang yang berlebihan selalu diterima oleh anak perempuan dibandingkan laki-laki. 3.
Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Anak.
12
Sesuai dengan hasil wawancara dan observasi diuraikan bahwa keluarga merupakan unsur terpenting dalam perawatan anak mengingat anak bagian dari keluarga. Kehidupan anak dapat ditentukan oleh lingkungan keluarga, untuk itu keperawatan anak harus mengenal keluarga sebagai tempat tinggal atau sebagai konstanta tetap dalam kehidupan anak. Pola asuh keluarga sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter anak. Setiap keluarga biasanya memiliki pola asuh terhadap anak yang berbedabeda. Pola asuh juga berpengaruh terhadap keberhasilan keluarga dalam mentransfer dan menanamkan nilai-nilai agama, kebaikan, dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Pola asuh anak meliputi interaksi antara orang tua dan anak dalam pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologis. Menurut Baumrind (dalam Santrock 2002: 257-258) ada tiga macam bentuk pola asuh, yaitu: pola asuh otoriter, pola asuh permisif dan pola asuh otoritatif. Kemandirian anak sangat dipengaruhi oleh pola asuh orang tua yang memberikan kebebasan ego pada anak sehingga anak merasa mulai memiliki kemandirian pada dirinya sendiri dengan melakukan keinginannya sendiri. Orang tua merupakan pembibimbing yang harus mengamati setiap tindakan yang dilakukan anak kemudian memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dilakukan anak tersebut. 4.
Faktor Lingkungan Terhadap Kemandirian Anak Usia Dini Dalam periode pra sekolah, anak mampu mengembangkan diri dengan
berbagai orang dari berbagai tatanan, yaitu keluarga, sekolah dan teman sebaya. Perkembangan sosial biasanya dimaksudkan, sebagai perkembangan tingkah laku anak dalam menyesuaikan diri dengan aturan- aturan yang berlaku di dalam masyarakat dimana anak berada. Perkembangan sosial diperoleh dari kematangan dan kesempatan belajar dari berbagai respon lingkungan terhadap anak, pada usia dua tahun anak- anak mulai memantapkan identitas dirinya dan selalu ingin menunjukan kemauan dan kemampuannya dengan berbagai pertanyaan. Tidak jarang pada saat tersebut anak- anak dinilai sebagai anak keras kepala. 13
SIMPULAN DAN SARAN 1.
Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab IV di atas,
maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: Kemandirian anak selalu dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Faktor yang mempengaruhi kemandirian pada anak dapat berupa faktor internal yang, kondisi fisik anak dan jenis kelamin. Selain faktor internal kita juga harus melihat faktor eksternal yang meliputi lingkungan dan pola asuh orang tua. Kemandirian anak sangat dipengaruhi oleh pola asuh orang tua yang memberikan kebebasan ego pada anak sehingga anak merasa mulai memiliki kemandirian pada dirinya sendiri dengan melakukan keinginannya sendiri. Orang tua merupakan pembibimbing yang harus mengamati setiap tindakan yang dilakukan anak kemudian memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dilakukan anak tersebut. Kemandirian pada anak muncul tanpa selalu dapat diprediksi melalui usia, namun dapat dilihat ketika anak sudah mulai memiliki keinginan sendiri, atau dengan kata lain tingkatan usia tidak mesti berpengaruh terhadap kemandirian anak. Orang tua harus memberikan stimulus yang baik agar anak dapat menjadi mandiri dan juga sesuai dengan perkembangan usianya. 2.
Saran Berdasarkan
kesimpulan
hasil
penelitian,
maka
peneliti
dapat
menyarankan sebagai berikut: a. Diharapkan dalam membentuk kemandirian anak usia dini orang tua dan guru harus memiliki tanggunga jawab yang sangat besar agar perkembangan tersebut lebih mengarah pada hasil yang diharapkan b. Guru dalam membentuk kemandirian anak usia dini mampu menciptakan cara-cara yang efektif agar mampu merangsang kemandirian anak usia dini sehingga dapat berkembang dengan apa yang diharapkan. DAFTAR PUSTAKA Arbiya. 2011. Membentuk Kemandirian Anak. Di akses tanggal 22 November 2013
14
Berk. 2014. Mengembangkan Sikap mandiri pada anak. di akses tanggal 24 februari 2014. Fikriyati, Mirroh. 2013. Perkembangan Anak Usia Emas (Golden Age). Yogyakarta: Laras Media Prima Qadarsih laila. 2010. Melatih Kemandiria Anak. Di akses tanggal 23 november 2013 Rose, Diamond Lovely. 2011. Karakteristik Perkembangan Kemandirian dan Karier Anak dan Remaja. Diakses tanggal 14 maret 2014 Santi, Danar. 2009. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Renada Media Grup Siwi, mardika dian. 2011. Karakteristik social emosional anak. Di akses Tanggal 18 Maret 2014 Susanto, ahmad. 2013. Memahami Prilaku Kemandirian Anak Usia Dini. Di akses Tanggal 27 Juni 2014 Suroto agus. 2012. Perkembagan kemandirian peserta didik. Diakses Tanggal 23 November 2013 Wiyani ardy novan. 2013. Bina Karakter Anak Usia Dini. Jogjakarta : Ar-Ruzz pMedia
15