PANCASILA EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REVORMASI
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Nama
: FANJI PANGESTU
NIM
: 11.11.5596
Kelompok
:F
Prodi
: Pendidikan Pancasila
Jurusan
: S1-Teknik Informatika
Dosen
: Abidarin Rosidi Dr.M.Ma
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat serta perlindungannya, saya dapat menyelesaikan makalah saya ini tepat waktu tanpa sedikit hambatan apapun. Menjadi sebuah negara yang kokoh di perlukan landaasan – landasan yang kuat untuk membangun sebuah negara memiliki panutan serta arah tujuan pemerintahannya mengarah kemana. Setiap negara memiliki landasan yang kuat dengan menciptakan ideologi masing – masing untuk membangun tujuan kenegaraan yang mesti dicapai. Sesuai dengan perkembangan kemajuan intelektual di masing – masing negara, terutama negara kita indonesia memiliki problematika tersendiri yang terus – menerus tidak habis – habisnya, Perkembangan teknologi dan gaya hidup masyarakat selalu di tinjau terus menerus apakah masih sama atau sejalan dengan ideologi yang kita anut. Perkembangan itu di tinjau dari keberagaman masyarakat yang memiliki tradisi berbeda – beda di setiap daerah di Indonesia. Keberagaman inilah yang berdampak pada kepribadian bangsa dan berkurangnya nilai – nilai kebhinekaan atau pluralisme, demokrasi, serta keadilan sosial. Walaupun banyak perkembangan jaman terus meningkat pesat banyak hal yang mesti kita perhatikan dalam kehidupan kita sehari hari. Makalah ini akan menerangkan bagaimana pancasila sebagai ideologi itu, dapat berkembang sesuai situasi yang sedang berjalan saat ini yang menyangkut pada judul makalah ini. Saya sebagai penulis memiliki beberapa pemikiran serta pandangan – pandangan tersendiri terhadap perkembngan Pancasila sebagai ideologi negara yang mesti terus berkembang sampai kapanpun. Situasi yang terus berkembang saat ini, melalui media media yang tersebar dapat membantu saaya dalam menyelesaikan makalah ini menurut pandangan saya pribadi. Walaupun sebenarnya semua ilmu yang saya dapatkan dan saya tuangkan dalam makalah ini hasil dari analisis kehidupan bangsa serta pemikiran – pemikiran para ahli tentang perkembangan pancasila itu sendiri. Terima untuk seluruh elemen yang telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini. Terutama buat teman – teman yang telah mensupport serta menganalisis hasil tulisan saya ini. Diharapkan makalah ini dapat berguna bagi siapa pun yang membutuhkannya. Walaupun mungkin dalam penulisan makalah ini banyak hal yang sulit di mengerti ataupun kurang bagi para pembaca. Mohon maaf jika ada kata yang salah, dan hal – hal yang kurang memuaskan bagi para pembaca , sekali lagi saya mohon maaf. Atas perhatian serta kerja samanya, saya ucapkan. Terima Kasih. Yogyakarta, 20 oktober 2011
Fanji Pangestu
DAFTAR ISI Cover …………………………………………………………………………….…… Pendahuluan …………………………………………………………………….…….. Daftar Isi ……………………………………………………………………….……... Abstrak ……………………………………………………………………….……….. Latar Belakang …………….............………………………………………….……... Rumusan Masalah ………………………………………………………………..…… Pendekatan …………………………………………………………………….……… Pembahasan ...................................................................................................... Kesimpulan dan Saran ...................................................................................... Referensi ..........................................................................................................
ABSTRAK Dalam perkembangan kehidupan bernegara, Indonesia memiliki problematika yang begitu nyata dan begitu terasa dalam kehidupan kita. Masalah – masalah kepemerintahan yang tidak kunjung habis – habisnya membuat kita sebagai warga negara mesti turun tangan dalam perbaikan sistem yang di laksanakan sekarang ini. Ideologi sebagai pokok utama telah memudar sedikit demi sedikit dalam kalangan tertentu dalam tindak kehidupan. Masalah ini terjadi di sebabkan oleh perkembangan atau trend – trend terbaru yang muncul dalam kehidupan. Modernisasi dan Globalisme merajalela menghambat pemikiran utama kita dalam menjalankan kehidupan yang baik menurut jalan atau tuntunan ideologi Pancasila. Modernisasi bukan hal baru yang ada dalam kehidupan bernegara. Sejak negara kita ini terbentuk penemuan serta hal – hal baru yang di rasa perlu semakin dikembangkan untuk menuntut kemajuan pribadi, kalangan tertentu, serta seluruh golongan masyarakat yang tidak ingin ketinggalan jaman. Keadaan dunia yang terus menuntut perubahan – perubahan membuat negara kita juga membutuhkan perubahan keadaan juga. Situasi ini membuat dilema terhadap pemerintahan, situasi hidup adalah faktor utama yang melahirkan modernisasi kehidupan kita. Semakin berkembangnya hal hal baru. Masyarakat meninggalkan hal – hal utama yang perlu di perhatikan sesungguhnya. Ada keadaan yang kurang cocok kita ambil dalam situasi / keadaan yang baru tersebut melunturkan serta menghambat kesadaran kita terhadap panutan hidup yaitu ideologi Pancasila yang seharusnya kita pegang dimana pun kita berada. Bukan hanya modernisasi yang dapat melunturkan ideologi tetapi juga globalisasi terus menerus berkembang bersama modernisasi. Globalisasi hal yang sangat kompleks dipahami secara mendalam, pada kesulitan inilah orang semakin cepat berkembang mendalami dan mengembangkan proses globalisasi itu. Berkembangnya globalisasi dan modernisasi, semakin melunturkan melunturkan nilai – nilai pancasila secara perlahan – lahan. Ini merupakan hal yang mesti kiat segera di cegah untuk mengurangi dampak yang sedikit demi sedikit dapat memudarkan nilai – nilai moral yang terdapat pada pancasila. Jangan sampai kita kehilangan atau meninggalkan rasa nasionalisme akibat berkembangnya globalisasi dan modernisasi yang sangat pesat.
LATAR BELAKANG Problematika memudarnya nilai – nilai pancasila, semakin marak di negara kita ini. Berbagai kasus semakin merebak dimana – mana, dari yang biasa hingga luar biasa karena pemikiran sempit serta perkembangan bidang – bidang tertentu dapat menyebabkan hal ini terjadi. Pada masa era revormasi ini, banyak hal yang berkembang jauh lebih baik dan ada juga yang semakin meninggalkan tata cara lama yang seharusnya masih ataupun layak digunakan sampai saat ini untuk membentuk masyarakat yang dapat mempunyai latar belakang mengayomi nilai – nilai ideologi yang kuat. Di jaman era revormasi ini terdapat ancaman yang datang dari luar, secara langsung maupun tidak langsung. Sekarang ini hal yang semakin merebak adalah gejolak sosial yang terus tumbuh berkembang secara dinamis dalam kehidupan bernegara. Perkembangan dan kemajuan gejolak sosial itu mempengaruh pada perilaku bangsa. Pada situasi gejolak sosial ini tantangan yang di hadapi adalah tantangan non fisik yaitu melunturkan nilai – nilai moral yang bertujuan memajukan perubahan personal tanpa memperhatikan lingkungan sekitar apakah siap atau tidak menghadapi situasi sosial yang muncul satu persatu diranah kehidupan kita. Globalisasi serta modernisasi yang semakin berkembang, bagaimana hal
ini dapat
membantu perkembangan menanamkan nilai – nilai pancasila yang ada. Ada berbagai cara dan sistem yang dikembangkan melalui globalisasi dan modernisasi ini melalui hal mendasar bahwa manusia sebagai mahluk sosial yang berpegang teguh terhadap norma – norma dan etika moral dalam kehidupan bernegara. Kita memerlukan pengolahan norma – norma itu telah menimbulkan berbagai macam implikasi bagi sistem pemerintahan kita. Globalisasi dan modernisasi diharapkan mampu merelevansikan dan mengaktualisasi nilai – nilai yang ada nilai instrumentalnya agar tetap mampu membimbing dan mengarahkan kehidupan dalam bermasyarakat yang berbangsa, bernegara, selaras dengan peradaban dunia berubah dengan dengan cepat tanpa kehilangan jati diri bangsa Indonesia.
RUMUSAN MASALAH Dalam meningkatkan serta penanaman nilai yang menyangkut norma – norma Pancasila ada berbagai sisi kehidupan yang dapat membantu mengimplementasikan masyarakat pada penanaman itu sendiri yaitu globalisasi dan modernisasi. Dalam makalah ini ingin menyampaikan bagaimana globalisasi serta modernisasi dapat berjalan dengan baik mengarahkan nilai – nilai pancasila di dalamnya. Hal – hal yang utama yang berkembang pada modernisasi serta globalisasi antara lain adalah : Modernisasi1 : 1. Cara berpikir yang ilmiah yang berlembaga dalam kelas penguasa ataupun masyarakat. 2. Sistem administrasi negara yang baik, yang benar-benar mewujudkan birokrasi. 3. Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur yang terpusat pada suatu lembaga atau badan tertentu. 4. Penciptaan iklim yang menyenangkan dan masyarakat terhadap modernisasi dengan cara penggunaan alat-alat komunikasi massa. 5. Tingkat organisasi yang tinggi yang di satu pihak berarti disiplin, sedangkan di lain pihak berarti pengurangan kemerdekaan. 6. Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan perencanaan sosial. Globalisasi2 : 1. Perubahan dalam Konstantin ruang dan waktu. 2. Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa 3. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional
Hal – hal inilah yang merupakan pokok masalah yang kita hadapi dalam eksistensi penerapan nilai – nilai moral yang terkandung dalam Pancasila.
PENDEKATAN •
Untuk memahami Pancasila sebagaimana yang dimaksud oleh para pendiri bangsa diperlukan pendekatan sosiologis. Pendekatan sosiologis akan membawa pada situasi dimana Pancasila tidak sekedar diterima sebagai barang jadi, tetapi merupakan hasil dari suatu proses pergulatan pemikiran yang cukup panjang. Pandangan ini mesti mampu membawa kita pada suasana tersebut agar dapat memberikan gambaran yang utuh tentang Pancasila.
•
Untuk dapat memberikan penjelasan yang memadai, kita harus menggunakan banyak alat analisa. Mengingat sangat kompleksnya pokok persoalan ini, maka suatu deskripsi sosial saja tidak akan cukup. Sifat gerakan-gerakan sosial itu sendiri menghendaki agar penjelasan genetis dilengkapi dengan penjelasan analitis. Dalam hubungan ini, pendekatan-pendekatan lain dapat ditambahkan kepada pendekatan historis. Disiplindisiplin lain, antropologi sosial, dan ilmu politik berada pada kedudukan yang lebih baik untuk menganalisis fenomena gerakan-gerakan sosial. Konstruksi-konstruksi konsepsial atau teori-teori mereka jelas mempunyai daya penjelas yang lebih besar daripada penuturan sejarah yang polos. Oleh sebab itu, dalam mencari petunjuk-petunjuk ke arah kondisi-kondisi kausal gerakan-gerakan sosial, kita harus mempertemukan disiplindisiplin itu. “Penggunaan pemahaman-pemahaman yang telah dicapai oleh disiplindisiplin itu tidak boleh tidak akan memperkokoh analisis kita dan memperluas pandangan kita tentang gerakan itu”.
•
Bahwa secara yuridis-konstitusional, “Pancasila adalah Dasar Negara yang dipergunakan sebagai dasar mengatur-menyelenggarakan pemerintahan negara. Mengingat bahwa Pancasila adalah Dasar Negara, maka mengamalkan dan mengamankan Pancasila sebagai Dasar Negara mempunyai sifat imperatif/ memaksa, artinya setiap warga negara Indonesia harus tunduk-taat kepadanya. Siapa saja yang melanggar Pancasila sebagai Dasar Negara, ia harus ditindak menurut hukum, yakni hukum yang berlaku di Negara Indonesia.
Diharapkan penggunaan pendekatan sosiologis, pendekatan historis, pendekatan yuridis ini bisa lebih memperjelas isi makalah ini secara struktural. Dan dapat membantu memahami bagaimana eksistensi globalisasi serta modernisasi akan mudah berkembang secara dinamis dan dapat membangun nilai – nilai pancasila secara lebih dalam.
BAB I ISTILAH MODERNISASI Modernisasi dalam ilmu sosial merujuk pada sebuah bentuk transformasi dari keadaan yang kurang maju atau kurang berkembang ke arah yang lebih baik dengan harapan akan tercapai kehidupan masyarakat yang lebih maju, berkembang, dan makmur. Diungkapkan pula modernisasi merupakan hasil dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang sekarang ini. Tingkat teknologi dalam membangun modernisasi betul-betul dirasakan dan dinikmati oleh semua lapisan masyarakat, dari kota metropolitan sampai ke desadesa terpencil3. Sekarang ini telah banyak hal-hal baru yang tercipta demi memudahkan manusia melakukan suatu pekerjaan serta hal-hal baru yang berupa tren/gaya hidup yang baru yang terkadang tidak diperhatikan dengan baik bisa berdampak buruk bagi kehidupan sekitar kita. Kita yang hidup pada jaman sekarang merupakan manusia-manusia yang telah mengalami modernisasi, mengapa? Pada jaman dahulu contoh saja orang-orang yang mempunyai komputer sangat minim sekali, bahkan hanya orang-orang tertentu yang dapat mempunyai komputer untuk kebutuhannya pada saat itu. Tetapi sekarang dapat kita lihat dampak modernisasi terus menerus berkembang secara cepat. Banyak hal-hal yang tidak terduka muncul membantu kebutuhan kita. Bagaimana pada jaman dahulu, orang sangat sulit melakukan suatu perkerjaan dengan tenaga manual manusia pekerjaan hanya dapat diselesaikan tapi untuk sekarang ini segala sesuatu itu mudah dilakukan.
1). Dampak Positif Dampak positif teknologi modernisasi adalah sebagai berikut. 1.Perubahan Tata Nilai dan Sikap Adanya modernisasi dalam zaman sekarang ini bisa dilihat dari cara berpikir masyarakat yang irasional menjadi rasional. 2.Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pula yang membentuk masa modernisasi yang terus kian berkembang dan maju di waktu sekarang ini. 3.Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
Dibukanya industri atau industrialisasi berdasarkan teknologi yang sudah maju menjadikan nilai dalam memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih, dan juga merupakan salah satu usaha mengurangi pengangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat, hal ini juga dipengaruhi tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi yang membantu perkembangan modernisasi.
2). Dampak Negatif Dampak negatif teknologi modernisasi adalah sebagai berikut : 1.Pola Hidup Konsumtif Perkembangan teknologi industri yang sudah modern dan semakin pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk menkonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada, sesuai dengan kebutuhan masing – masing. 2.Sikap Individualistik Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitas. Padahal manusia diciptakan sebagai makhluk sosial. 3.Gaya Hidup Kebarat-baratan Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain. 4.Kesenjangan Sosial Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lainnya. Dengan kata lain individu yang dapat terus mengikuti perkembangan jaman memiliki kesenjangan tersendiri terhadap individu yang tidak dapat mengikuti suatu proses modernisasi tersebut. Hal ini dapat menimbulkan kesenjangan sosial antara individu satu dengan lainnya, yang bisa disangkutkan sebagai sikap individualistik. 5.Kriminalitas Kriminalitas sering terjadi di kota-kota besar karena menipisnya rasa kekeluargaan, sikap yang individualisme, adanya tingkat persaingan yang tinggi dan pola hidup yang konsumtif.
BAB II ISTILAH GLOBALISASI Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit. Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara. Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara.
Pengertian Utama : Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat. Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negaranegara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama. Theodore Levitte merupakan orang yang pertama kali menggunakan istilah Globalisasi pada tahun 1985. Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan orang dengan globalisasi: •
Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan internasional. Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama lain.
•
Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkankan batas antar negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun migrasi.
•
Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya hal material maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas dapat menjadi pengalaman seluruh dunia.
•
Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari universalisasi dengan semakin menyebarnya pikiran dan budaya dari barat sehingga mengglobal.
•
Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda dengan keempat definisi di atas. Pada empat definisi pertama, masing-masing negara masih mempertahankan status ontologinya. Pada pengertian yang kelima, dunia global memiliki status ontologi sendiri, bukan sekadar gabungan negara-negara. Globalisasi merupakan keterkaitan antara hubungan individu ataupun kelompok, yang
membentuk suatu interaksi yang berdampak pada suatu hubungan melalui berbagai aspek. Hubungan interaksi itu berpengaruh terhadap proses kelangsungan ataupun gaya hidup masyarakat yang teru-menerus berkembang secara dinamis di berbagai tempat. Globalisasi yang membentuk suatu hubungan melibatkan aspek-aspek nilai sosial yang harus selalu di pegang oleh masyarakat, sebagai masyarakat yang bernegara kita diwajibkan menjaga nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi yang di anut oleh negara kita. Dalam negara kita Indonesia Pancasila menjalankan perannya bergandeng dengan globalisasi membentuk pribadi masyarakat yang terus-meneru semakin dinamis dari waktu ke waktu. Globalisasi dan pancasila memiliki peran yang sangat dekat yang dapat membantu implikasi nilai-nilai sosial yang di pegang kukuh oleh negara kita. Peran – peran yang berpengaruh antara globalisasi dan pengamalan pancasila, antara lain : -
Kita semakin membangun hubungan dengan negara asing, menjalin kerja sama dalam berbagai bidang yang dapat sedikit demi sedikit akan berdampak pada hubungan kerja sama membentuk kinerja baru pembangunan dengan menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
-
Keterkaitan kemajuan Masyarakat dengan hal-hal baru yang membantu kehidupan/life style semakin pesat dan bangsa tidak ketinggalan jaman akan hal-hal baru memalui interaksi apapun tetapi tetap tidak melunturkan sikap dan nilai-nilai Pancasila.
-
Individu masyarakat memiliki kesempatan untuk berkembang sesuai minat dan bakat yang di miliki, dan bakat dan kemampuan itu pada akhirnya berpengaruh pada interaksi yang membangun keterkaitan antar sesama yang dapat membangun demi kesejahteraan bersama.
BAB III KEBERADAAN PANCASILA SETELAH REVORMASI Pada kenyataan muncul berbagai fenomena yang menunjukkan penerapan Pancasila semakin jauh dari harapan dan cita-cita pendiri bangsa. Sejak reformasi digulirkan pada 1998, Indonesia dihadapkan dalam berbagai perubahan di berbagai aspek kehidupan. Perlahan-lahan nilai-nilai Pancasila mulai tergeser. Di sisi lain pluralitas yang belum mampu dikelola menjadi alat pemersatu justru menjadi sesuatu yang menakutkan bagi persatuan dan kesatuan bangsa. Sejarah maupun keberadaan Pancasila mulai dilupakan. Selain itu, kondisi saat ini menunjukkan nilai-nilai kemanusiaan mulai diabaikan. Ini ditandai pelanggaran terhadap hak asasi manusia yang makin meningkat. Pemahaman yang kurang terhadap rasa persatuan dan kesatuan bangsa kerap menimbulkan konflik, nasionalime sempit yang menjurus ke gerakan separatisme. Sementara
itu,
toleransi
antarumat
beragama
juga
terdegradasi.
Kemiskinan,
ketidakadilan, dan fanatisme agama yang sempit menjadi lahan subur bagi tumbuhnya faham radikalisme. Kondisi ini menyatakan bahwa Pancasila berada di antara pusaran radikalisme dan liberalisme sehingga diperlukan sejumlah langkah konkret. Jangan melupakan sejarah. Sangat penting kita pelajari esensi di balik sejarah karena dalam sejarah terkandung nilai teladan dan moral yang tidak tenilai. Untuk itu diperlukan langkah nyata dan sistematis yang melibatkan seluruh komponen bangsa. Upaya aktualisasi sistematik yang dilakukan mencakup upaya yang bersifat politik, praktis, dan operasional. Selain itu upaya politis sangat diperlukan mengingat Pancasila lahir melalui proses politik yang melibatkan seluruh kelompok dan golongan. Teladan yang ditunjukkan pendahulu bangsa harus dapat dijadikan contoh untuk menyusun rencana aksi guna melakukan aktualisasi nilai-nilai Pancasila. Kita tahu bahwa telah banyak pandangan, gagasan, saran, pendapat, dan ide sebagai 'resep' untuk mengobati negeri yang sedang 'sakit' ini. Namun Pancasila, UUD 1945, ajaran luhur dan suci itu tidak mempunyai 'tangan dan kaki'. Kita lah manusia yang memilikinya. Bila hal tersebut hanya didiskusikan saja di lesan tanpa diikuti penerapan nyata dalam kehidupan sehari-hari, tentu saja hasilnya tidak ada. Saat ini Pancasila dikepung radikalisme & liberalisme. Pendidikan cinta tanah air Indonesia harus mulai diterapkan dari lembaga pendidikan yang paling bawah sampai dengan yang paling atas. Rasa cinta tanah air Indonesia harus ditanamkan ke dalam jiwa para anak didik kita, generasi muda, mahasiswa dan masyarakat luas. Selama sistem reformasi ini pulalah, sudah hampir empat kali amandemen UUD 1945 telah mengubah sendi-sendi hukum Indonesia. Melalu amandemen UUD 1945, terbentuk Mahkamah Konstitusi, lembaga tersebut telah memberikan ruang bagi warga negara menguji peraturan yang merugikan hak konstitusional mereka. Legislasi juga telah menghasilkan ratusan undang-undang baru, yang berusaha memberikan kepastian hukum untuk semua rakyat Indonesia.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan : • Modernisasi di Indonesia Negara Indonesia sekarang ini sudah mencapai tahap pemikiran yang sangat modern, Indonesia sendiri sudah mampu menciptakan alat-alat teknologi yang praktis dan efisien seperti layaknya yang ada di kehidupan sehari – hari seperti Televisi, telepon genggam, komputer, laptop, dan lainnya, sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang digunakan pun memiliki kajian – kajian penting dalam proses kemajuan dan perkembangan teknologi yang membuat Indonesia lebih modern. Karena sumber daya inilah pihak Indonesia bekerja sama dengan Negara lain dan saling melengkapi kebutuhan antara satu dengan Negara lainnya. Sehingga menciptakan kemajuan yang ada pada Indonesia dari sisi modernisasi maupun teknologinya. Indonesia sedang berada dalam masa-masa transisi dan penyesuaian di mana modernisasi dan globalisasi kian kuat masuk secara bertahap ke dalam Indonesia. Bukan hanya itu modernisasi juga sangat terpengaruh dengan majunya teknologi – teknologi yang ada. • Globalisasi Indonesia Semakin banyak kemajuan-kemajuan dalam bidang kehidupan saat ini, menuntut kita sebagai pribadi ikut ambil bagian dalam kemajuan itu sendiri. Kita diharapkan mampu membangun pribadi yang menjadi bagian perantara dorongan sosial menerapkan nilai-nilai dan norma yang terkandung dalam ideologi bangsa kita. Globalisasi yang membangun hubungan antar individu atau kelompok mengrahkan kita pada pergaulan dan kerja sama dalam berbagai bidang. Globalisasi memengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Peran pancasila dalam hal ini membantu kita melihat bahwa suatu pandangan atau hal baru harus di sesuaikan dengan jalan ideologi yang kita anut. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan.
Saran : Hubungan kondisi masyarakat terhadap penerapan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan bermasyarakat pada saat ini dapat dikatakan memprihatinkan. Karenapun demikian ada beberapa aspek kehidupan masyarakat yang tidak berpedoman lagi pada nlai-nilai kemasyarakatan yang terkandung dalam pancasila akan saya bahas dalam makalah ini. Sekarang banyak hal yang telah merambat secara perlahan dalam kehidupan bernegara kita dalam penanaman nilai-nilai pancasila itu sendiri. Sudah saatnya, kita bersama-sama bergerak untuk mencapai angan demokrasi yang telah dicita-citakan oleh para pemimpin-pemimpin dan tokoh-tokoh Indonesia. Unsur-unsur demokrasi yang kadang menjadi akar permasalahan harus bisa diselesaikan dan diperbaiki, karena konsep demokrasi bukan hak paten yang tidak bisa dirubah. Ia harus bersifat dinamis dan bisa mengikuti kultur sosial-politik-budaya Negara yang menggunakannya sebagai asas Negara.
REFERENSI •
www.wikipedia.org/