BUPATI SOPPENG PERATURAN BUPATI SOPPENG NOMOR : 14 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SOPPENG, Menimbang
: a. bahwa dalam rangka penjabaran RPJMD Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2015, sesuai pasal 26 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka dipandang perlu menetapkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Soppeng Tahun 2016; b. bahwa untuk memenuhi maksud tersebut pada huruf a diatas, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Soppeng Tahun 2016.
Mengingat
: 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerahdaerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 1959, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1822); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4406); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 4. Undang–Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5679); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD, dan Informasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4693); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4817); 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011; 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2015; 12. Peraturan Daerah Propinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 13. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 01 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah yang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten Soppeng; 14. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 02 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD dan Staf Ahli Pemerintah Kabupaten Soppeng; 15. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 03 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng; 16. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 04 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng; 17. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 05 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan Pemerintah Kabupaten Soppeng; 18. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 9 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Soppeng Tahun 2005-2025; 19. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 3 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2015; 20. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Soppeng Tahun 2012-2032; 21. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 9 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Soppeng Tahun Anggaran 2015; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perencanaan dan Penganggaran Partisipatif Pemerintah Kabupaten Soppeng; 23. Peraturan Bupati Soppeng Nomor 43/PER-BUP/XII/2014 tentang Perencanaan dan Penganggaran Partisipatif Kabupaten Soppeng;
24. Peraturan Bupati Soppeng Nomor 46/PER-BUP/XII/2014 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Soppeng Tahun Anggaran 2015. MEMUTUSKAN : Menetapkan
: PERATURAN BUPATI TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016 Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Soppeng 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati Soppeng sebagai unsur Penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan unsrusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah Otonom. 3. Kepala Daerah adalah Bupati Soppeng 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 5. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. 6. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) adalah Dokumen Perencanaan Daerah yang merupakan penjabaran dari RPJMD yang mengacu pada RKP, RKPD Provinsi yang memuat Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu, Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah, Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah, Rencana Program dan Kegiatan serta pendanaannya baik yang dilaksanakan langsung oleh Pemerintah Daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk periode 1 (satu) tahun, yakni tahun 2016 yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2016 dan berakhir pada tanggal 31 Desember 2016. 7. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. 8. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. 9. Kebijakan adalah arah atau tindakan yang diambil oleh Pemerintah Daerah untuk mencapai tujuan. 10. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah/Lembaga atau masyarakat yang dikoordinasikan oleh Instansi Pemerintah untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran. 11. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan 1 (satu) atau beberapa satuan kerja, sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program yang terdiri dari sekumpulan tindakan pengarahan sumber daya, baik berupa personil (SDM), barang, modal termasuk jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (Input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.
12. Musyawarah perencanaan pembangunan yang selanjutnya disingkat Musrenbang, adalah Forum antar pelaku dalam rangka penyusunan rencana pembangunan daerah. 13. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disebut APBD adalah Rencana Keuangan Tahunan Pemerintah Daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Pasal 2 (1) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Soppeng sebagaimana termuat dalam Peraturan Bupati ini merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2015 sebagaimana yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 3 Tahun 2011. (2) RKPD Tahun 2016 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi : a. Pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam menyusun Rencana Kerja SKPD. b. Pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun 2016. Pasal 3 (1) RKPD sebagaimana termuat dalam Peraturan Bupati ini merupakan hasil Musrenbang Desa/Kelurahan, Kecamatan, Forum SKPD, Musrenbang Kabupaten, sinkronisasi Musrenbang Provinsi dan Musrenbang Nasional serta evaluasi hasil kinerja pembangunan yang dicapai pada tahun sebelumnya, fenomena yang ada, isu strategis yang akan dihadapi pada tahun pelaksanaan RKPD serta mempertimbangkan sinergitas antar sektor dan antar wilayah. (2) Isi beserta uraian perincian sebagaimana tersebut pada ayat (1) pasal ini dituangkan dalam naskah Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2016 sebagaimana terdapat pada lampiran yang merupakan bagian tak terpisahkan dari peraturan ini. Pasal 4 (1) Dalam rangka Penyusunan APBD Tahun 2016 Pemerintah Daerah Kabupaten Soppeng menggunakan RKPD Tahun 2016 sebagai bahan pembahasan Kebijakan Umum APBD dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara APBD Tahun 2016. (2) Satuan Kerja Perangkat Daerah menggunakan Rencana Kerja SKPD Tahun 2016 dalam melakukan pembahasan rencana kerja dan anggaran SKPD dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Soppeng. Pasal 5 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah melakukan sinkronisasi antara Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah Tahun Anggaran 2016 dengan RKPD Tahun 2016. Pasal 6 Dengan ditetapkannya Peraturan Bupati ini, maka semua ketentuan yang mengatur Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Soppeng sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan ini dinyatakan masih tetap berlaku.
Pasal 7 Peraturan Bupati ini berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Soppeng.
Ditetapkan di Watansoppeng pada tanggal : 29 Mei 20154 Mei 2013 BUPATI SOPPENG
H. ANDI SOETOMO Diundangkan di Watansoppeng Pada tanggal : 01 Juni 2015 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SOPPENG
H. SUGIRMAN DJAROPI
BERITA DAERAH KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2015 NOMOR 14
RRENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
DAFTAR ISI Hal. DAFTAR ISI ..................................................................................................
i
PERATURAN BUPATI SOPPENG NOMOR 8/PERBUP/V/2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016 ........................................................
1
BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................. 1.1. Latar Belakang ........................................................................ 1.2. Landasan Hukum .................................................................... 1.3. Hubungan Antar Dokumen ...................................................... 1.4. Sistematika Dokumen RKPD ................................................... 1.5. Maksud dan Tujuan ................................................................. 1.5.1. Maksud ......................................................................... 1.5.2. Tujuan ..........................................................................
BAB II
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN . CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN ...... 2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah ............................................ 2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi ...................................... 2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat .................................. 2.1.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 2.1.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial ............................. 2.1.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga .................... 2.1.3. Aspek Pelayanan Umum ................................................ 2.1.3.1. Fokus Layanan Urusan Wajib ............................ 2.1.3.2. Fokus Layanan Urusan Pilihan .......................... 2.1.4. Aspek Daya Saing Daerah ............................................. 2.1.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah ................ 2.1.4.2. Fokus Fasilitas Wilayah ..................................... 2.1.4.3. Fokus Iklim Berinvestasi .................................... 2.1.4.4. Fokus Sumber Daya Manusia ........................... 2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Sampai . Tahun Berjalan dan Realisasi RPJMD ..................................... 2.4. Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Daerah…………….... 2.5. Permasalahan Pembangunan Daerah ..................................... 2.5.1. Permasalahan Daerah yang Berhubungan dengan . Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah ................ 2.5.2. Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan . Pemerintahan Daerah ...................................................
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
I-1 I-1 I-3 I-6 I-6 I-7 I-7 I-7
II - 1 II - 1 II - 1 II - 10 II - 10 II - 20 II - 21 II - 22 II - 23 II - 44 II - 48 II - 48 II - 49 II - 49 II - 50 II - 53 II-152 II-162 II-162 II-165
i
RRENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN ………………………. ............................ III - 1 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah ............................................... III - 1 3.1.1. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2015 dan Perkiraan ........ Tahun 2016 ..................................................................... III - 1 3.1.2. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2015 dan Tahun 2016 ........................................... III - 3 3.2. Kerangka Pendanaan ............................................................... 3.2.1. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah ................................ 3.2.2. Arah Kebijakan Belanja Daerah ....................................... 3.2.3. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah ............................... 3.2.4. Penalaahan Pokok-Pokok Pikiran DPRD ..........................
III - 4 III - 5 III - 7 III - 9 III -10
BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH .. TAHUN 2016 ................................................................................... 4.1. Prioritas Pembangunan Daerah ................................................ 4.2. Tujuan dan Sasaran Pembangunan .......................................... 4.2. Perencanaan Pembangunan Konsep Kewilayahan ....................
IV - 1 IV - 2 IV - 23 IV - 25
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH ......
V -1
BAB VI PENUTUP ........................................................................................
VI - 1
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
ii
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI SOPPENG NOMOR
: 14 TAHUN 2015
TANGGAL : 29 MEI 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah kedua kali dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 mewajibkan pemerintah daerah untuk menyusun perencanaan pembangunan daerah sebagai bagian dari sistem perencanaan pembangunan nasional. Dokumen perencanaan pembangunan yang disusun harus dilakukan secara
sistematis,
terarah,
Pembangunan
Daerah
Pembangunan
Tahunan
terpadu
(RKPD) Daerah
dan
atau
berkelanjutan.
disebut
merupakan
juga
Rencana
dengan
penjabaran
dari
Kerja
Rencana dokumen
perencanaan jangka menengah atau Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). RKPD disusun berdasarkan pendekatan partisipatif, teknokratif, politis serta top-down dan bottom-up. Berdasarkan Pasal 101 ayat 2 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tentang tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, RKPD disusun melalui persiapan penyusunan RKPD, penyusunan rancangan awal, penyusunan Rancangan RKPD, pelaksanaan Musrenbang RKPD, perumusan rancangan akhir RKPD dan penetapan RKPD. Rancangan Awal RKPD merupakan arahan dan panduan bagi SKPD untuk menyusun rancangan Rencana Kerja (Renja) SKPD untuk tahun perencanaan. Rancangan Awal RKPD memuat antara lain evaluasi pelaksanaan RKPD tahun sebelumnya (n-1), rancangan kerangka ekonomi daerah beserta kerangka pendanaan, prioritas dan sasaran pembangunan; dan rencana program prioritas daerah. RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
I-1
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
RKPD sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional yang disusun menggunakan pendekatan perencanaan partisipatif dengan melibatkan peran serta masyarakat sebagai stakeholders dan merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). RKPD Kabupaten Soppeng Tahun 2016
mengacu pada RKP Tahun 2016,
RKPD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2016 dan RPJMD Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2015. Dengan proses yang partisipatif, memungkinkan masyarakat menyalurkan aspirasinya dan mampu memantau kinerja pemerintah guna mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance). Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2016 merupakan tahun masa transisi dari pelaksanaan RPJMD Kabupaten Soppeng, sehingga evaluasi pelaksanaan RKPD tahun sebelumnya mutlak diperlukan untuk melihat sejauh mana hasil yang dicapai dari target RPJMD dan renstra SKPD yang telah ditetapkan. Penyusunan RKPD tahun 2016 selain melihat hasil kinerja pembangunan yang dicapai pada tahun sebelumnya, juga mempertimbangkan perubahan-perubahan
yang terjadi baik lingkungan internal maupun di
lingkungan eksternal, isu strategis yang akan dihadapi pada tahun pelaksanaan RKPD, hasil musrenbang RKPD di tingkat kecamatan dan kabupaten serta mempertimbangkan sinergitas antar sektor dan antar wilayah. Sesuai dengan tujuan perencanaan pembangunan, bahwa proses penyusunan
perencanaan
pembangunan
daerah
diharapkan
dapat
mengoptimalkan partisipasi masyarakat melalui penjaringan aspirasi yang diformulasikan
melalui
Forum
(Musrenbang)
tahunan
dan
Musyawarah
memperhatikan
Perencanaan hasil
evaluasi
Pembangunan pelaksanaan
pembangunan daerah pada tahun sebelumnya. Lebih lanjut penyusunan RKPD juga diintegrasikan dengan prioritas pembangunan provinsi maupun pemerintah pusat. Secara normatif penyusunan RKPD Kabupaten Soppeng tahun 2016 didasarkan pada fungsi anggaran, karena investasi dana APBD mempunyai tiga fungsi utama. Pertama, fungsi alokasi yaitu pembiayaan untuk kegiatan pembangunan yang tidak mungkin dilaksanakan oleh masyarakat/swasta karena bersifat publik services seperti penanganan prasarana dasar, penyediaan infrastruktur; kedua, fungsi distribusi yaitu pembiayaan diarahkan untuk pemerataan, keadilan sosial dan mengurangi kesenjangan, yang antara lain meliputi penanganan masalah kemiskinan, pengembangan wilayah tertinggal dan lainnya; dan ketiga, fungsi stabilisasi yaitu pembiayaan diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, perluasan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat serta stabilitas keamanan dan ketertiban.
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
I-2
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
RKPD Kabupaten Soppeng Tahun 2016 yang memuat prioritas pembangunan dan dijabarkan dalam program-program pembangunan disusun dengan maksud untuk memberikan landasan dan pedoman bagi semua pelaku dan pengelola pembangunan dalam memanifestasikan kegiatan pembangunan di Kabupaten Soppeng. Seluruh satuan kerja
dijajaran Pemerintah Kabupaten
Soppeng berkewajiban menyusun Rencana Kerja sebagai manifestasi dari pelaksanaan RKPD Kabupaten Soppeng. Dengan demikian dokumen ini akan bermanfaat bagi satuan kerja dalam rangka mewujudkan keterpaduan dan mensinergikan pembiayaan pembangunan dari berbagai sumber. Oleh karena itu program-program pembangunan yang tertuang dalam RKPD Tahun 2016 ini akan menjadi acuan dalam penyusunan KUA-PPAS (Kebijakan Umum APBDPrioritas dan Plafon Anggaran Sementara) Kabupaten Soppeng Tahun 2016. Tersusunnya
RKPD
Kabupaten
Soppeng
ini
diharapkan
dapat
mewujudkan keterpaduan antara perencanaan dan penganggaran. Dimana pengambilan keputusan penetapan program dan kegiatan yang direncanakan merupakan satu kesatuan proses perencanaan dan penganggaran yang terintegrasi, konsisten dan mengikat untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran program dan kegiatan pembangunan daerah. Pemerintah Kabupaten Soppeng terus berupaya melakukan perbaikan dan pembenahan pada segala aspek pembangunan guna mewujudkan Kabupaten Soppeng yang Lebih Baik. Kabupaten Soppeng
sebagai daerah
pertanian dan peternakan mendorong peningkatan kapasitas ekonomi daerah dengan menyeimbangkan antara aspek ekonomi, aspek sosial serta lingkungan. Meskipun saat ini Kabupaten Soppeng memiliki banyak kemajuan pesat di segala bidang, namun Pemerintah Kabupaten Soppeng masih melakukan pembenahan dan perbaikan seperti masalah permukiman, kegiatan ekonomi informal secara berlebihan di sejumlah titik hingga persoalan lingkungan hidup. 1.2.
Landasan Hukum Peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar dalam penyusunan RKPD Kabupaten Soppeng Tahun 2016 adalah sebagai berikut : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 1959, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1822); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4406);
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
I-3
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 4. Undang–Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 (Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 6. Peraturan
Pemerintah
Penyelenggaraan
Nomor
Pemerintahan
3
Tahun
Daerah
2007
tentang
kepada Pemerintah,
Laporan Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD, dan Informasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4693); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4817); 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011; 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan Daerah; 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2015; 12. Peraturan Daerah Propinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
I-4
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
13. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 01 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah yang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten Soppeng; 14. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 02 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD dan Staf Ahli Pemerintah Kabupaten Soppeng; 15. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 03 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng; 16. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 04 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng; 17. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 05 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan Pemerintah Kabupaten Soppeng; 18. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 9 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Soppeng Tahun 20052025; 19. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 3 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2015; 20. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Soppeng Tahun 20122032; 21. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 9 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Soppeng Tahun Anggaran 2015; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perencanaan
dan
Penganggaran
Partisipatif
Pemerintah
Kabupaten
Soppeng; 23. Peraturan
Bupati
Soppeng
Nomor
43/PER-BUP/XII/2014
tentang
Perencanaan dan Penganggaran Partisipatif Kabupaten Soppeng; 24. Peraturan Bupati Soppeng Nomor 46/PER-BUP/XII/2014 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Soppeng Tahun Anggaran 2015.
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
I-5
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
1.3.
Hubungan Antar Dokumen Dokumen perencanaan yang harus dimiliki oleh daerah terdiri dari RPJPD, RPJMD, dan RKPD. Masing-masing dokumen merupakan hirarki yang saling berhubungan. RPJPD yang menjelaskan tentang visi, misi, arah dan sasaran pembangunan daerah selama 20 tahun yang kemudian dijabarkan dalam arah pembangunan tiap lima tahun dalam bentuk RPJMD. Selanjutnya RPJMD dijabarkan ke tahapan pelaksanaan tujuan dan sasaran untuk satu tahun dalam bentuk RKPD sehingga konsistensi antar dokumen perencanaan dapat terjaga dan berjalan dalam satu benang merah yang saling terkait. Selanjutnya, RKPD menjadi landasan bagi penyusunan dokumen Kebijakan Umum APBD serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara dalam rangka penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kab.Soppeng. Penyusunan RKPD Kabupaten Soppeng Tahun 2016 memperhatikan beberapa unsur pokok sebagai berikut: (i) Tujuan yang dikehendaki; (ii) Sasaransasaran dan prioritas untuk mewujudkannya; (iii) Masalah-masalah yang dihadapi dan sumber daya yang akan digunakan serta pengalokasiannya; (iv) Kebijakankebijakan
untuk
melaksanakannya;
serta
(v)
SKPD
yang
mempunyai
kewenangan dalam pelaksanaannya. Selanjutnya, dalam kaitan dengan sistem keuangan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003, maka RKPD Kabupaten Soppeng akan dijadikan landasan bagi penyusunan Kebijakan Umum APBD serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara dalam rangka penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kabupaten Soppeng Tahun 2016 serta penyusunan Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) kepala daerah, sekaligus menjadi tolok ukur kinerja kepala daerah. 1.4.
Sistematika Dokumen RKPD Penyusunan RKPD Kabupaten Soppeng Tahun 2016 dimaksudkan sebagai
upaya
memenuhi
kebutuhan
daerah
terhadap
suatu
rencana
Pembangunan tahunan daerah untuk Tahun 2015, yang memberikan arah dan pedoman kepada seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) pembangunan daerah Kabupaten Soppeng dalam pelaksanaan pembangunan daerah Tahun 2016. Proses penyusunan didahului dengan Penyusunan Rancangan Awal RKPD Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016 oleh BAPPEDA Kabupaten Soppeng
yang selanjutnya disampaikan kepada Satuan Kerja Pemerintah
Daerah (SKPD) sebagai bahan untuk rancangan Rencana Kerja (Renja) SKPD dan sebagai bahan dalam Musrenbang Kabupaten. Draf RKPD disempurnakan RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
I-6
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
dengan bahan masukan dari hasil forum SKPD dan hasil Musrenbang Kabupaten. Selanjutnya dirumuskan RKPD untuk ditetapkan dalam bentuk peraturan bupati . Secara sistematis, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Soppeng Tahun 2016 sebagai berikut : BAB I.
PENDAHULUAN Memuat tentang latar belakang, dasar hukum penyusunan, hubungan antar dokumen, sistematika dokumen RKPD serta maksud dan tujuan penyusunan dokumen RKPD Kabupaten Soppeng Tahun 2016.
BAB II.
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH Memuat gambaran umum kondisi daerah dan evaluasi kinerja pembangunan daerah, evaluasi pelaksanaan program sampai dengan tahun berjalan serta permasalahan pembangunan daerah.
BAB III.
RANCANGAN
KERANGKA
EKONOMI
DAERAH
BESERTA
KERANGKANGKA PENDANAAN Menguraikan penjelasan tentang kondisi ekonomi tahun lalu (tahun 2014) dan perkiraan tahun berjalan (tahun 2015), yang antara lain mencakup indikator pertumbuhan ekonomi daerah, sumber-sumber pendapatan dan kebijakan pemerintah daerah dalam mendanai pembangunan daerah tahun 2016. BAB IV.
PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH Menjelaskan prioritas dan sasaran pembangunan tahun 2016.
BAB V.
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Memuat rencana program prioritas pembangunan daerah tahun 2016.
BAB VI.
PENUTUP Memuat tentang kaidah pelaksanaan.
1.5.
Maksud dan Tujuan Maksud disusunnya RKPD tahun 2016 adalah untuk mewujudkan sinergitas antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan antar wilayah, antar sektor pembangunan dan antar tingkat pemerintahan serta mewujudkan efisiensi alokasi berbagai sumber daya dalam pembangunan daerah. Penyusunan RKPD Kabupaten Soppeng Tahun 2016 juga dimaksudkan untuk memberikan kerangka sistematis sebagai pedoman terhadap arah penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat yang dituangkan dalam bentuk kebijakan APBD Tahun 2016.
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
I-7
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Selain itu penyusunan RKPD Tahun 2016 ini juga dimaksudkan untuk merangsang partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan serta pengawasan pembangunan daerah Kabupaten Soppeng. Secara lebih sistematis, tujuan penyusunan RKPD Kabupaten Soppeng Tahun 2016 adalah sebagai berikut: 1. Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan tahun 2016 yang sesuai dengan RJMD Kabupaten Soppeng; 2. Diperolehnya program-program prioritas yang menjadi upaya konkrit untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Soppeng Tahun 2016; 3. Tersedianya acuan dalam penyusunan untuk Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Kabupaten Soppeng Tahun 2016 serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun 2016; dan 4. Tersedianya acuan dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun 2016. 5. Memelihara konsistensi antara capaian tujuan perencanaan strategis jangka menengah
dengan
tujuan
perencanaan
dan
penganggaran
tahunan
pembangunan daerah; 6. Menjadi pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk menyusun Rencana Kerja (Renja) SKPD; 7. Mengukur kinerja penyelenggaraan fungsi dan urusan wajib dan pilihan pemerintahan daerah melalui capaian target kinerja program dan kegiatan pembangunan; 8. Menjadi acuan dalam penyusunan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Tahun 2016 Kepala Daerah kepada DPRD Kabupaten Soppeng; 9. Menyediakan informasi bagi pemenuhan laporan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah yaang perlu disampaikan kepada pemerintah.
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
I-8
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN 2.1.
Gambaran Umum Kondisi Daerah
2.1.1. Aspek Geografis dan Demografis 1. Aspek Geografis Kabupaten Soppeng secara geografis terletak antara 40 060 LS dan 40 320 Lintang Selatan dan 1190 420 180 BT dan 1200 060 130 Bujur Timur dengan batas-batas wilayah :
Sebelah utara, Kabupaten Soppeng berbatasan dengan Kabupaten Sidrap;
Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Wajo dan Bone;
Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bone;
Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Barru; Kabupaten Soppeng merupakan daerah dataran dan perbukitan dengan
luas wilayah 1.500 km2. Luas daratan ± 700 Km² berada pada ketinggian ratarata ± 60 meter di atas permukaan laut. Perbukitan yang luasnya ± 800 Km² berada pada ketinggian rata-rata ± 200 meter di atas permukaan laut. Ibukota Kabupaten Soppeng yaitu Kota Watansoppeng berada pada ketinggian ± 120 meter di atas permukaan laut. Temperatur udara di Kabupaten Soppeng berada pada sekitar ± 24o sampai dengan ± 30o dengan keadaan angin berada pada kecepatan lemah sampai sedang.
Luas daerah tersebut terdapat 59.009
bangunan rumah tempat tinggal,, sebagaimana pada tabel berikut ; Tabel. 2.1 Jumlah Bangunan Rumah Tempat Tinggal Menurut Kecamatan Di Kabupaten Soppeng Tahun 2014 Jumlah Bangunan Rumah No.
Kecamatan
(Unit)
1.
Lalabata
11.183
2.
Marioriwawo
11.322
3.
Lilirilau
10.365
4.
Donri-Donri
6.364
5.
Liliriaja
7.068
6.
Marioriawa
7.619
7.
Ganra
3.044
8.
Citta
2.044
Jumlah
59.009
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 1
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Berdasarkan komposisi penggunaan lahan, luas lahan persawahan mengalami peningkatan dari 27.567 Ha pada tahun 2012 menjadi 27.738 Ha dan pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 meningkat menjadi 28.144 Ha. Secara rinci, pola penggunaan lahan sebagai berikut : a.
b.
Lahan Sawah
=
28.144 Ha
- Irigasi
=
23.506 Ha
- Tadah Hujan
=
4.638 Ha
Lahan Kering
=
Lahan Pertanian Bukan Sawah
=
67.806 Ha
- Tegal/Kebun
=
28.169 Ha
- Ladang/Huma
=
3.928 Ha
- Perkebunan
=
6.626 Ha
- Ditanami Pohon/Hutan Rakyat
=
4.528 Ha
- Tanah Gembala/Padang Rumput
=
846 Ha
- Lahan sementara tidak diusahakan
=
2.752 Ha
-
=
20.957 Ha
=
54.050 Ha
Lainnya (Tambak,Kolam, Empang,
Hutan Negara dll) Lahan
Bukan
Pertanian
(Jalan,
permukiman, perkantoran, sungai , dll Di Kabupaten Soppeng terdapat beberapa gunung dan gunung tertinggi adalah Gunung Nene Conang dengan ketinggian 1.463 m dpl. Seluruh gunung tersebut tidak menunjukkan ciri-ciri sebagai jenis gunung merapi. Ketinggian masing-masing gunung tersebut adalah sebagai berikut : a.
Gunung nene Conang ± 1.463 m dpl
b.
Gunung Sewo ± 860 m dpl
c.
Gunung Lapancu ± 850 m dpl
d.
Gunung Bulu Dua ± 800 m dpl
e.
Gunung Paowengeng ± 760 m dpl Jenis-jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Soppeng antara lain Litosol,
Gromusol, Mediterian Coklat, Regusol, Aluuvial, Litosol Coklat Tua; dengan variasi penyebaran jenis tanah pada setiap kecamatan; sebagai berikut : 1.
Kecamatan Marioriwawo: Litosol, Gromusol dan Mediterian Coklat;
2.
Kecamatan Liliriaja; Gromusol/Kelabu Tua, Mediterian Coklat dan Regusol;
3.
Kecamatan Citta; Gromusol/Kelabu Tua, Mediterian Coklat dan Regusol;
4.
Kecamatan Ganra; Gromusol/Kelabu Tua, Mediterian Coklat dan Regusol;
5.
Kecamatan Lilirilial; Aluvial, Coklat Kelabu, Gromusol/Kelabu Tua KekuningKuningan;
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 2
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
6.
Kecamatan Lalabata; Aluvial Hidromorf, Gromusol, Coklat Tua Rensina, Litosol, Mediterian Coklat, Regusol dan Litosol;
7.
Kecamatan Marioriawa; Aluvial Hidromorf Kelabu Tua, Mediterian Regusol dan Litosol;
8.
Kecamatan Donri-Donri; Aluvial Hidromorf Kelabu Tua, Mediterian Regusol dan Litosol.
2. Kondisi Demografis Penduduk Kabupaten Soppeng tersebar pada 8 (delapan) wilayah Kecamatan yang terdiri dari 49 desa, 21 kelurahan, 124 dusun, 39 lingkungan, 438 RW dan 1.163 RT. Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil hingga akhir tahun 2014 jumlah penduduk Kabupaten Soppeng adalah 250.996 jiwa dengan komposisi laki-laki sebanyak 121.500 jiwa dan perempuan sebanyak 129.496 jiwa. Kecamatan yang terpadat adalah Liliriaja yaitu sekitar 309 jiwa per km2 dan yang terjarang penduduknya adalah Kecamatan Marioriawa sekitar 94 jiwa per km2. Jumlah penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Soppeng tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut; Tabel 2.2 Rata – rata Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2014 Kecamatan
Luas
Penduduk
Area
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
Marioriwawo
300
25.876
27.048
52.924
Lalabata
278
24.664
25.476
50.140
Liliriaja
96
14.280
15.446
29.726
Ganra
57
5.794
6.469
12.263
Citta
40
4.142
4.639
8.781
Lilirilau
187
19.967
21.751
41.718
Donri-Donri
222
12.154
13.224
25.378
Marioriawa
320
14.623
15.443
30.066
1.500
121.500
129.496
250.996
TOTAL
Sumber: Dinas Kependudukan, Capil, Nakertrans
Potensi tenaga kerja dapat dicermati dari komposisi penduduk menurut umur karena umur seseorang sangat mempengaruhi kemampuan fisiknya sehingga akan menetukan produktivitasnya. Penduduk dengan usia yang sangat mudah (umur 0-14 tahun) umumnya belum produktif karena selain kemampuan fisiknya yang masih kurang, juga karena mereka pada umumnya masih sekolah RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 3
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
dan belum bekerja. Begitu pula penduduk yang berusia lanjut (umur 60 tahun keatas), produktivitasnya sudah menurun dan bahkan sebagian dari mereka sudah tidak bekerja lagi. Bila di hitung jumlah penduduk pada kelompok usia produktif (15-59 tahun) yaitu sebesar 158.480 jiwa maka dapat diketahui bahwa pada umumnya penduduk Kabupten Soppeng masih dalam usia produktif. Jumlah penduduk menurut kelompok umur di Kabupaten Soppeng dapat dilihat pada tabel 2.3. Tabel 2.3 Jumlah penduduk menurut kelompok umur di Kabupaten Soppeng Tahun 2014 Kelompok Umur
Laki-Laki
Perempuan
Total
0–4
7.664
7.059
14.723
5–9
9.371
8.865
18.236
10 – 14
11.596
10.810
22.406
15 – 19
11.534
10.980
22.514
20 – 24
9.030
9.101
18.131
25 – 29
8.164
8.117
16.281
30 – 34
8.751
8.948
17.699
35 – 39
8.666
9.345
18.011
40 – 44
9.513
10.153
19.666
45 – 49
8.573
9.407
17.980
50 – 54
6.696
8.290
14.986
55 – 59
5.783
7.429
13.212
60 – 64
5.170
6.161
11.331
65 – 69
4.131
5.489
9.620
70 – 74
3.034
3.884
6.918
75+
3.824
5.458
9.282
Jumlah
121.500
129.496
250.996
Sumber: Dinas Kependudukan, Capil, Nakertrans
Penduduk Kabupaten Soppeng bekerja di berbagai sektor lapangan usaha.
Dan sektor pertanian menjadi sektor tertinggi yang menyerap tenaga
kerja terbesar setelah sektor lainnya, selain perdagangan, restoran, hotel dan industri sebagaimana dapat dilihat pada tabel 2.4.
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 4
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Tabel 2.4 Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Soppeng Tahun 2014 Lapangan Usaha
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
38.912
1.020
39.932
60
24
84
dan
1.181
404
1.585
Jasa Kemasyarakatan, Sosial &
28.168
8.937
37.105
53.179
119.111
172.290
121.500
129.496
250.996
Pertanian Industri Perdagangan,
Restoran
Hotel Perorangan Lainnya Jumlah
Sumber: Dinas Kependudukan, Capil, Nakertrans
a. Potensi Pengembangan Wilayah 1. Pertanian Kabupaten Soppeng termasuk salah satu daerah penghasil pangan utama di Propinsi Sulawesi Selatan. Pada tahun 2014 jumlah produksi padi (GKG) di Kabupaten Soppeng mencapai 299.367 ton dengan tingkat produktivitas 58,86 ton meningkat di banding tahun 2013 yaitu sebesar 275.164 ton dan tingkat produktivitas 57,26 ton, Sedangkan hasil produksi jagung (pipilan kering) pada tahun 2014 mencapai 35.811 ton dengan tingkat produktivitas 51,69 ton, meningkat dibanding tahun
2013 sebesar 27.201 ton dengan tingkat produktivitas 44.75 ton.
Untuk tanaman kedele (biji kering) hasil produksi pada tahun 2014 adalah 4.229 ton dengan tingkat produktivitas mencapai 17,64 ton
sementara
pada tahun 2013 adalah 7.858 ton dengan tingkat produktivitas 16.74 ton. Secara umum untuk masing-masing komoditi ada beberapa faktor yang
mempengaruhi
tingkat
produksi
seperti
iklim,cuaca,
tingkat
kesuburan.hara tanah, sarana dan prasarana pertanian, metode bercocok tanam dan faktor terkait lainnya. 2. Perkebunan Berdasarkan tingkat kesesuaian lahan, hampir seluruh wilayah Kabupaten Soppeng cocok untuk berbagai jenis tanaman perkebunan. Luas areal lahan perkebunan yang potensial adalah 32.577,45 Ha untuk ditanami berbagai jenis komoditi yang terdiri dari Kakao, Kelapa Dalam, Kelapa Hibrida, Kopi Robusta, Cengkeh, Jambu Mete, Lada, Kemiri, Vanili, Aren, Tembakau, Kapas dan Nilam. Produksi Kakao sebagai salah satu komoditas perkebunan unggulan Kabupaten Soppeng pada tahun 2014 RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 5
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
adalah 12.360 ton sedikit meningkat dibanding tahun 2013
yang
mencapai 12,359.74 ton, sedangkan produksi tembakau pada tahun 2014 sebanyak 45,38 ton menurun dibanding tahun 2013 sebanyak 104,85 ton. Komoditi Kelapa Dalam pada tahun 2014 adalah 3.780,90 ton dan komoditi Kemiri adalah 1.140,10 ton.
3. Peternakan Sistem pemeliharaan ternak di daerah ini pada umumnya masih dalam skala rumah tangga. Pada beberapa rumah tangga usaha pemeliharaan ternak merupakan usaha sampingan untuk menambah pendapatan. Populasi ternak besar pada tahun 2014 mencapai 43.275 ekor meningkat dibanding tahun 2013 yang lalu yaitu 36.561 ekor, demikian halnya populasi ternak kambing pada tahun 2013 yaitu 13.486 ekor meningkat menjadi 19.555 ekor pada tahun 2014. Selanjutnya untuk ternak unggas, animo masyarakat terhadap pemeliharaan unggas cukup besar. Populasi ternak unggas pada tahun 2014 mencapai 1.393.911 terdiri dari ternak ayam buras sebanyak 657.128 ekor, ayam ras 509.095 ekor, broiler 64.043 ekor dan itik dan entok 163.645 ekor, meningkat dari tahun 2013 dengan rincian populasi ternak unggas ayam buras sebanyak 597.389 ekor, ayam ras sebanyak 267.208 ekor, ayam broiler 54.601 ekor dan itik 106.328 ekor. Pada umumnya populasi ternak unggas meningkat dibandingkan tahuntahun sebelumnya.
4. Perikanan Produksi perikanan di Kabupaten Soppeng di dominasi oleh perikanan darat dengan luas areal penangkapan ikan 3.056 Ha dengan rincian danau seluas 2.200 Ha, sungai seluas 640 Ha, dan rawa seluas 216 Ha. Produksi ikan pada umumnya berasal dari penangkapan yang
menggunakan alat tradisional dan beroperasi di danau, rawa,
maupun sungai. Produksi ikan segar pada tahun 2013 mencapai 3.173,2 ton dan pada tahun 2014 produksinya menjadi 3.427,7 ton. Jenis ikan yang diproduksi antara lain ikan mas/karper, sepat, tawes, gabus, nila dan lainlain. Dari total produksi ikan segar ini, 50 persen berasal dari Kecamatan Marioriawa dan sekaligus merupakan wilayah dengan potensi paling besar untuk dikembangkan. Selain itu, juga terdapat kegiatan budidaya ikan (empang), namun luasan dan produksinya belum signifikan.
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 6
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
5. Kehutanan Salah satu produksi hutan yang pernah menonjol di Kabupaten Soppeng adalah benang sutera yang dihasilkan dari ulat sutera, namun pada tahun ini terjadi penurunan baik dari luas tanam murbei, jumlah petani maupun produksi kokon dan benang. Persuteraan alam dikembangkan di Kecamatan Lalabata, DonriDonri,
Kecamatan
Marioriawa,
Marioriwawo,
dan
Liliriaja.
Jumlah
kelompok tani yang terlibat dalam kegiatan ini mencapai 7 kelompok dengan jumlah anggota (petani sutera) sebesar 935 orang. Pada tahun 2014, luas areal tanaman Murbei mencapai 114 Ha dan melibatkan 187 KK. Pada tahun yang sama, jumlah ulat sutera yang dibudidayakan mencapai 300 box dengan jumlah produksi kokon mencapai 10.950 kg per tahun dan menghasilkan benang 1.564 kg. Sedangkan Kawasan hutan di Kabupaten Soppeng sesuai hasil padu serasi antara Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) dan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRW) seluas 46.205 Ha atau 30.80 % dari Luas Kabupaten Soppeng. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel berikut : Tabel.2.5 Luas Hutan Menurut Fungsinya Berdasarkan Persentase Luas Kabupaten Soppeng Tahun 2014 No.
Hutan Menurut Fungsinya
1.
Hutan Lindung
2.
Hutan Produksi Biasa
3. 4.
Luas (Ha)
% dari Luas Kabupaten
33.359
22.24
442
0.92
Hutan Produksi Terbatas
11.023
7.35
Hutan Wisata
1.381
0.92
46.205
30.80
Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Soppeng
6. Pertambangan Potensi barang tambang, khususnya tambang galian golongan C seperti pasir, kerikil, batu kali, batu gunung, kapur, pertanian dan batubata, yang tersebar di 8 (delapan) Kecamatan dengan luas tambang keseluruhan 180,91 ha dan 43 jumlah pengusaha. Disamping potensi dari tambang golongan C di Kawasan Bulu Dua Kecamatan Marioriwawo juga memiliki potensi berupa kandungan deposit batu bara dengan luas areal + 100 Ha. RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 7
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
7. Pariwisata Di samping sektor pertanian, sektor pariwisata juga merupakan salah satu
potensi unggulan
Kabupaten
Soppeng.
Kabupaten
Soppeng
merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Sulawesi Selatan, terutama sebagai daerah tujuan wisata alam dan budaya disamping wisata sejarah, kepurbakalaan dan ziarah. Potensi pariwisata tersebut adalah sebagai berikut: 1) Objek wisata alam - Kawasan wisata alam Lejja dengan obyek wisata berupa kolam pemandian, kolam berendam, baruga, villa, sumber air panas dan wisata alam dan budaya - Pemandian alam Ompo pemandian dan
dengan objek wisata berupa kolam
waduk pemancingan,
Guest
House,
Baruga
Pertemuan serta arena balap motor . - Kawasan wisata alam Citta dengan objek wisata berupa kolam pemandian, sumber mata air, Gazebo. - Panorama alam lereng hijau Bulu Dua dengan objek wisata berupa wisata alam, rumah makan dan pemancingan - Panorama alam Jolle dengan objek wisata berupa wisata alam - Panorama alam Cirowali dengan objek wisata berupa industri gula aren, wisata alam dan budaya - Danau Tempe dengan objek wisata berupa masyarakat nelayan, wisata budaya dan tempat pemancingan ikan - Panorama alam gua Codong dengan objek wisata berupa gua dan wisata alam 2)
Objek wisata budaya - Maccera tappareng - Pattaungeng - Maddoja bine - Maccera kampong - Maccera sering - Mappadendang - Massappowanua
3)
Objek wisata sejarah dan kepurbakalaan - Gedung villa Ratu Yuliana/mess tinggi dengan objek wisata berupa gedung museum La Temmamala - Rumah adat Bola RidiE dengan objek wisata berupa rumah adat dan peninggalan kerajaan
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 8
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
- Rumah adat Sao Mario dengan objek wisata berupa rumah adat dan koleksi benda cagar budaya - Kawasan situs paleolitik Calio dengan objek wisata berupa fosil dan alat batu paleolitik - Situs paleolitik Paroto dengan objek wisata berupa alat batu masa paleolitik - Situs megalitik Tinco dengan objek wisata berupa peninggalan megalitik - Situs megalitik Lawo dengan objek wisata berupa batu bergores, lumpung dan tradisi megalitik - Situs megalitik Sewo dengan objek wisata berupa peninggalan megalitik - Taman dan monumen GAPIS dengan objek wisata berupa taman dan monumen sejarah - Laboratorium
kepurbakalaan
dengan
objek
wisata
berupa
laboratorium dan benda cagar budaya 4)
Objek wisata ziarah - Kompleks makam raja Jera Lompoe - Makam Petta Bulu Matanre - Makam Datu Mario - Kompleks makam KalokkoE Watu - Makam Syekh Abdul Madjid (Tuan Uddungeng) - Makam Petta KaramaE - Makam Petta BalubuE Manurunge ri Sekkanyili - Kompleks makam TettikenraraE - Makam ManurungE ri GoariE - Kompleks makam Citta - Kompleks makam Petta Jangko
8. Industri Menurut jenisnya industri dikategorikan menjadi beberapa kelompok antara lain industri kimia dasar, industri mesin logam dan elektronik, aneka industri, indusrti kecil dan industri pariwisata,. Pada tahun 2012 jumlah unit usaha industri 18 unit dengan nilai investasi Rp 1,538,260,000,- dan nilai produksi Rp 4,492,150,000,- dan pada tahun 2013 menjadi 20 unit usaha dengan nilai investasi Rp 3,951,612,000,- dan nilai produksi Rp 7,814,300,000,- .
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 9
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat Aspek
kesejahteraan
masyarakat
merupakan
tujuan
akhir
dari
penyelenggaraan pembangunan daerah yang merupakan upaya menciptakan kondisi kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Aspek kesejahteraan masyarakat meliputi (1) aspek kesejahteraan fokus pada kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, (2) aspek kesejahteraan fokus pada kesejahteraan sosial dan; (3) aspek kesejahteraan fokus pada Seni Budaya dan Olahraga. Kinerja masing-masing aspek kesejahteraan masyarakat sampai dengan tahun 2014 adalah sebagai berikut:
2.1.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Struktur perekonomian suatu wilayah dapat diketahui dari komposisi Produk
Domestik
Regional
Bruto
(atas
dasar
harga
berlaku)
setiap
sektor/lapangan usaha. Dari komposisi PDRB sektoral dapat dilihat gambaran “peranan” dari setiap sektor ekonomi dalam pembentukan PDRB wilayah tersebut. Semakin besar peranan suatu sektor ekonomi terhadap pembentukan total PDRB, maka semakin besar pula Pengaruh sektor tersebut dalam perkembangan perekonomian wilayah tersebut. Keberhasilan pembangunan antara lain dapat dilihat pada beberapa indikator utama ekonomi, antara lain pertumbuhan PDRB, laju inflasi, PDRB per kapita dan indeks gini serta rasio penduduk miskin. Pembangunan memiliki arti peningkatan yang terus menerus pada Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Products) suatu negara dan difokuskan pada peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (Gross Domestic Regional Products) pada suatu provinsi, kabupaten atau kota. Seiring perkembangan waktu, muncul alternatif definisi pembangunan ekonomi yang menitikberatkan pada peningkatan pendapatan perkapita (income perkapita). Definisi ini menekankan pada kemampuan suatu negara atau daerah untuk meningkatkan output yang dapat melebihi tingkat pertumbuhan penduduk. Pembangunan
ekonomi
daerah
adalah
suatu
proses
dimana
pemerintah daerah dan seluruh komponen masyarakat mengelola berbagai sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan untuk menciptakan suatu lapangan pekerjaan baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut (Blakely, 1989). Pembangunan ekonomi pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, memeratakan pembagian pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi regional dan RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 10
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
mengusahakan pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier. Dengan perkataan lain, arah pembangunan ekonomi adalah mengusahakan agar pendapatan masyarakat meningkat secara mantap dan dengan tingkat pemerataan yang sebaik mungkin. Terkait dengan pentingnya pembangunan ekonomi, perencanaan pembangunan ekonomi yang matang dan tepat menjadi suatu hal mutlak yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah. Pelaksanaan otonomi daerah kabupaten/kota, telah memberikan wewenang kepada pemerintah daerah untuk melakukan perencanaan, menentukan strategi dan membuat kebijaksanaan dalam rangka pelaksanaan pembangunan di daerahnya masing-masing. Pada dasarnya ada dua permasalahan pokok dalam perencanaan ekonomi suatu daerah yaitu: (i) bagaimana mengusahakan agar pembangunan ekonomi dapat meningkatkan pendapatan masyarakat secara mantap dan (ii) bagaimana agar pendapatan yang timbul tersebut dapat dibagi atau diterima masyarakat secara merata. Salah satu alat yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan pembangunan ekonomi adalah melalui pengukuran pencapaian indikator makro ekonomi yang masing-masing indikatornya terdiri dari beberapa komponen. Komponen-komponen indikator makro tersebut diantaranya adalah : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE), PDRB perkapita dan tingkat inflasi. a. Pertumbuhan PDRB Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari besarnya nilai PDRB yang dihasilkan suatu daerah pada tahun tertentu dibandingkan dengan nilai PDRB tahun sebelumnya.
Nilai PDRB yang digunakan merupakan pengaruh
perubahan harga, sehingga perubahan yang diukur merupakan pertumbuhan ekonomi. Pada tahun 2013 pertumbuhan ekonomi kabupaten Soppeng tercatat sebesar 7,57 persen. Pertumbuhan ekonomi tersebut dapat dimaknai bahwa nilai total barang dan jasa yang dihasilkan Kabupaten Soppeng pada tahun 2013 meningkat sebesar 7,57 persen dibanding tahun 2012, dengan catatan tidak ada faktor perubahan harga (menggunakan konstan tahun dasar 2000). Capaian pertumbuhan ekonomi tahun 2013 ini meningkat tipis sebesar 0,09 persen dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya yang berada pada anga 7,48 persen dan pada tahun 2014 meningkat menjadi 8,26 persen. Perekonomian Kabupaten Soppeng selama lima tahun terakhir tumbuh positif dengan besaran yang cukup fluktuatif seperti terlihat pada grafik dibawah
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 11
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
ini. Fluktuasi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Soppeng ini dipengaruhi oleh peranan sektor pertanian yang memberikan kontribusi terbesar dalam PDRB Kabupaten Soppeng. Atau dapat dikatakan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Soppeng tergantung pada pertumbuhan sektor pertanian. Grafik 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Soppeng Tahun 2012-2014 (dalam persen) Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Soppeng Tahun 2012-2014 8.26
7.57 7.48
2012
2013
2014
Sumber: BPS Kab.Soppeng Tahun 2015 Secara detail, pada tahun 2014 kontribusi sektor pertanian dalam pembentukan nilai total PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Soppeng sekitar 36,55 persen, ini lebih rendah dari tahun sebelumnya pada tahun 2013 sebesar 38,26 persen. Besarnya kontribusi pertanian ini erat kaitannya dengan peran sub sektor Tanaman Bahan Makanan dan subsektor Perkebunan. Sektor lain yang cukup besar peranannya terhadap perekonomian di Kabupaten Soppeng pada tahun 2014 masing-masing adalah sektor jasa-jasa sebesar 21,96 persen, diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 14,63 persen. Sedangkan penyumbang terkecil terhadap total PDRB Kabupaten Soppeng tahun 2014 adalah sektor pertambangan dan penggalian sebesar 0,51 persen, sebagaimana dapat dilihat pada table berikut ini :
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 12
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Tabel 2.6 Distribusi PDRB atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Soppeng Tahun 2010-2014
1. 2. 3. 4. 5.
Lapangan Usaha
2010
2011
2012
2013*
2014**
(1)
(3)
(4)
(5)
(6)
(6)
Pertanian
42,46
41,25
39,45
38,26
36,55
Petambangan dan Penggalian
0,50
0,53
0,52
0,51
0,51
Industri Pengolahan
6,26
6,32
6,23
6,24
6,68
Listrik, Gas dan Air
0,86
0,84
0,88
0,87
0,98
Bangunan
5,69
5,95
5,70
5,68
5,99
11,52
12,14
13,38
14,14
14,63
4,43
4,57
4,99
5,10
5,45
5,52
5,93
6,20
6,55
7,26
22,76
22,48
22,65
22,65
21,96
100
100
100
100
100
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Angk. Pergudangan, Komunikasi Lemb.
Keuangan,
Jasa
Perusahaan Jasa-Jasa PDRB *Angka sementara **Angka sangat sementara Sumber: BPS Kabupaten Soppeng Tahun 2015
b. PDRB Perkapita Peningkatan pendapatan masyarakat
merupakan salah satu
sasaran pemerintah dalam melaksanakan program pembangunan, baik sebagai pendukung maupun yang langsung dirasakan oleh masyarakat sebagai peningkatan kesejahteraan.
Salah satu indikator pengukuran
tingkat kesejahteraan penduduk suatu wilayah adalah PDRB per kapita. Besaran PDRB per kapita memberikan gambaran rata-rata pendapatan yang dihasilkan oleh setiap penduduk selama satu tahun disuatu wilayah. PDRB Perkapita Kabupaten Soppeng dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan kenaikan yang cukup menggembirakan.
PDRB
Perkapita Kabupaten Soppeng atas dasar harga berlaku pada tahun 2013 telah mencapai 18,87 juta rupiah. Angka PDRB perkapita tahun 2013 mengalami perkembangan sebesar 15,14 persen dari nilai PDRB perkapita tahun 2012 yang tercatat sebesar 16,39 juta rupiah.
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 13
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Tabel 2.7 PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 Kabupaten Soppeng 2010-2014 Tahun
PDRB perkapita (juta Rupiah) Harga berlaku
Harga Konstan
(1)
(2)
(3)
2010
12,15
5,38
2011
14,28
5,80
2012*
16,39
6,22
2013*
18,87
6,68
2014**
22,13
7,23
* Angka sementara (sumber BPS Kab.Soppeng Tahun 2014)
Beralihnya struktur lapangan usaha sebagian masyarakat Kabupaten Soppeng dari sektor Pertanian ke beberapa sektor ekonomi lainnya dapat dilihat
dari
besarnya
peranan
masing-masing
pembentukan PDRB Kabupaten Soppeng.
sektor
ini
terhadap
Sumbangan terbesar masih
didominasi oleh sektor Pertanian sebesar 36,55 persen, kemudian diikuti oleh sektor Jasa-Jasa 21,96 persen, sedangkan sumbangan sektor Perdagangan, hotel dan restoran sebesar 14,63 persen. Sektor berikutnya yang kontribusinya relatif cukup besar adalah sektor Industri pengolahan dengan andil sebesar 6,68 persen, sektor Keuangan, Jasa Perusahaan dengan andil sebesar 7,26 persen dan sektor Bangunan dengan andil sebesar 5,99 persen. Adapun sumbangan tiga sektor lainnya masih kurang dari 5 persen, dengan penyumbang terkecil adalah sektor Pertambangan dan penggalian yaitu hanya sebesar 0,51 persen, sebagaimana gambar berikut ini :
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 14
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Grafik 2.2 Distribusi Persetase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Soppeng Tahun 2014
JASA-JASA, 21.96
PERTANIAN, 36.55 KEUANGAN PERSEWAAN DAN JASA KOMUNIKASI, 7.26 ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI, 5.45
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN, 0.51
PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN, 14.63
INDUSTRI PENGOLAHAN, 6.68 LISTRIK, GAS BANGUNAN, 5.99 DAN AIR BERSIH, 0.98
Sumber: BPS-Kabupaten Soppeng dalam Angka tahun 2013
Tabel 2.8 PDRB Per Sektor Kabupaten Soppeng Tahun 2014 No. 1.
SEKTOR
Harga
Harga
Berlaku
Konstan
Pertanian, Perkebunan, Peternakan, 1.628.008,32
617.190,73
Kehutanan dan Perikanan 2.
Pertambangan dan Penggalian
21.894,21
8.916,34
3.
Industri Pengolahan
265.338,01
117.407,90
4.
Listrik, Gas, dan Air Bersih
37.107,05
13.460,81
5.
Bangunan
241.589,40
104.197,79
6.
Perdagangan, Hotel, dan Restoran
601.595,78
202.339,47
7.
Angkutan dan Komunikasi
216.934,95
99.163,13
8.
Keuangan,
278.877,79
104.659,24
963.642,25
240.351,09
4.254.982,77
1.507.686,50
Persewaan,
&
Jasa
Perusahaan 9.
Jasa-Jasa Total PDRB Sumber: BPS Kabupaten Soppeng Tahun 2014
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 15
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
c. Laju Pertumbuhahan Ekonomi Salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi suatu daerah adalah pertumbuhan ekonomi. Indikator ini mengukur tingkat pertumbuhan output dalam suatu perekonomian, dan memberikan indikasi keberhasilan aktivitas perekonomian yang terjadi pada suatu periode di suatu daerah tertentu. Pada tahun 2014 pertumbuhan ekonomi kabupaten Soppeng tercatat sebesar 8,26 persen meningkat dibandingkan pada tahun 2013 sebesar 7,57 persen. Pertumbuhan ekonomi tersebut dapat dimaknai bahwa nilai total barang dan jasa yang dihasilkan Kabupaten Soppeng pada tahun 2014 meningkat sebesar 8,26 persen dibanding tahun 2013, dengan catatan tidak ada faktor perubahan harga (menggunakan konstan tahun dasar 2000). Meskipun Pertumbuhan ekonomi meningkat tipis dari tahun 2012 yang mencapai 7,48 persen, angka pertumbuhan ekonomi Kabupaten Soppeng tahun 2011 sebesar 7,95 persen tetap memberikan indikasi positif bagi peningkatan kinerja perekonomian di kabupaten Soppeng. Perekonomian Kabupaten Soppeng selama lima tahun terakhir tumbuh positif dengan besaran yang cukup fluktuatif seperti terlihat pada grafik dibawah ini. Fluktuasi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Soppeng ini dipengaruhi oleh peranan sektor pertanian yang memerikan kontribusi terbesar dalam PDRB Kabupaten Soppeng.
Atau dapat dikatakan
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Soppeng tergantung pada pertumbuhan sektor pertanian. Grafik 2.3 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Soppeng dan Sulawesi Selatan Tahun 2009-2013 8.19
7.61
8.37 7.57
7.95
7.48
2011
2012
6.23
7.61
6.81
4.45
2009
2010
Soppeng
2013
Sulsel
Sumber: BPS Kabupaten Soppeng
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 16
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Soppeng tahun 2008 berada pada angka 7,76 persen, kemudian bergerak ke level 6,81 persen pada tahun 2009 dan mencapai titik terendah pada tahun 2010 dengan pertumbuhan ekonomi 4,45 persen. Tahun 2011 ekonomi tumbuh lebih cepat hingga 7,95 persen namun pada tahun 2012 hanya mencapai titik 7,48 persen sedangkan pada tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi 7,57 persen. Secara rata-rata, selama periode 2008 hingga 2013 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Soppeng berkisar pada angka 6,85 persen.
Hal ini
berarti angka pertumbuhan ekonomi sebesar 8,26 persen pada tahun 2014 masih berada diatas angka rata-rata pertumbuhan ekonomi Kabupaten Soppeng 2010-2014, seperti pada tabel 2.9 berikut.
Dengan demikian
kinerja perekonomian Kabupaten Soppeng tahun 2014 dapat dikatakan berhasil bila dibandingkan dengan rata-rata kinerja perekonomian lima tahun terahir. Tabel 2.9 Perbandingan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Soppeng Tahun 2010-2014 Tahun
PDRB Perkapita (Rupiah) Harga Konstan Jumlah (jutaan Rp)
Pertumbuhan (%)
(1)
(2)
(3)
2010
1 207 984,42
4,45
2011
1 304 050,64
7,95
2012
1 401 588,87
7,48
2013*
1 507,686,50
7,57
2014**
1,632,212,52
8,26
* Angka sementara (Sumber : Kabupaten Soppeng dalam angka 2015)
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 17
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Tabel 2.10 PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 Kabupaten Soppeng 2010-2014 PDRB Perkapita Pertumbuhan (Rupiah) (%) Tahun Harga Harga Konstan berlaku (1) (2) (5) 2010 12 189 646 4,36 2011
14 195 790
6,88
2012
16 315 876
7,42
2013*)
18 868,099
7,57
2014**)
22,138,903
8,26
Sumber : PDRB Kabupaten Soppeng 2013
Dapat dilihat bahwa selama periode tahun 2009–2013 PDRB Perkapita Penduduk Kabupaten Soppeng terus mengalami peningkatan. PDRB per kapita Kabupaten Soppeng atas dasar harga berlaku tahun 2012 mencapai Rp 16.315.876. Sementara itu pada tahun 2013 sebesar Rp.18.868.099 Dari angka tersebut dapat diketahui bahwa terjadi kenaikan pendapatan perkapita Kabupaten Soppeng hingga pada tahun 2013. Meskipun kenaikan pendapatan perkapita tahun 2013 ini tampak kurang
signifikan
dibanding
tahun-tahun
sebelumnya,
namun
pada
kenyataannya kenaikan ini telah mampu menunjukkan adanya peningkatan harga barang dan jasa terutama yang dikonsumsi oleh publik pada tahun 2013. Baik secara langsung maupun tak langsung kenaikan harga barangbarang
dan
jasa
tersebut
pasti
dirasakan
masyarakat
sehingga
mengakibatkan perlunya kemampuan yang lebih terutama dari sisi ekonomi untuk tetap memenuhi kebutuhan hidup. Nilai
PDRB
perkapita
Kabupaten
Soppeng
secara
riil
yang
digambarkan dengan PDRB per kapita atas dasar harga konstan 2000 mencatatkan kenaikan sebesar 7,57 persen untuk tahun 2013 dengan besaran mencapai Rp 18.868.099. d. Laju Inflasi Dalam konteks ilmu ekonomi makro, inflasi adalah proses meningkatnya harga dari sekelompok barang dan jasa secara terus menerus yang berkaitan dengan mekanisme pasar. Inflasi diukur sebagai persentase perubahan Indeks Harga Konsumen (indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu), deflector Produk Domestik Bruto (menunjukkan RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 18
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
besarnya perubahan harga dari semua barang baru, atau indeks-indeks lain dalam tingkat harga keseluruhan. Inflasi dapat disebabkan antara lain konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau spekulasi, serta akibat adanya ketidaklancaran suplai dan distribusi barang. Jika besarannya tidak terkendali, inflasi akan mempengaruhi kondisi perekenomian masyarakat. Perkembangan laju inflasi Indonesia selama beberapa tahun terakhir sangat dipengaruhi oleh volatilitas harga komoditas energi dan bahan pangan dipasar inter nasional. Volatilitas harga komoditas tersebut di pasar internasional muncul karena adanya gangguan produksi di negara-negara produsen sebagai dampak anomali iklim, bencana alam, dan konflik geopolitik. Adanya gangguan produksi tersebut mendorong peningkatan tekanan output gap di pasar internasional yang pada akhirnya berdampak pada timbulnya gejolak harga komoditas sejenis di pasar dalam negeri. Stabilitas pertumbuhan ekonomi tidak lepas dari tantangan berat tingginya laju inflasi. Inflasi adalah suatu keadaan di mana harga barangbarang secara umum mengalami kenaikan dan berlangsung dalam kurun waktu tertentu secara terus-menerus. Harga barang yang ada mengalami kenaikan nilai dari waktu-waktu sebelumnya dan berlaku di setiap wilayah. Akibatnya, terjadi proses menurunnya nilai mata uang secara kontinyu. Hingga tahun 2013, laju inflasi mengalami fluktuasi. Fluktuatifnya laju inflasi selain disebabkan oleh penyebab-penyebab regional juga dipengaruhi oleh perekonomian nasional antara lain seperti adanya perubahan standar harga terhadap barang atau jasa yang penetapan harganya dilakukan oleh pemerintah, tidak lancarnya distribusi barang, peringatan hari-hari besar keagamaan dan tahun ajaran baru, dimana pada
periode-periode tersebut terdapat kenaikan harga barang
yang disebabkan oleh keterbatasan jumlah barang yang dibutuhkan masyarakat sehingga sesuai dengan hukum ekonomi maka kenaikan permintaan akan diikuti dengan kenaikan harga barang.
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 19
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
2.1.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial Pergeseran kebijakan pembangunan mengakibatkan konsep ukuran keberhasilan pembangunan juga harus disesuaikan dimana untuk mengukur keberhasilan/kinerja
pembangunan
manusia
digunakan
indikator
Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Indeks (HDI) dengan parameter angka melek huruf, usia harapan hidup dan rata-rata lama sekolah. Dengan modal manusia yang berkualitas kinerja ekonomi diyakini akan lebih baik. Pemerintah Kabupaten Soppeng menyadari betul akan pentingnya pembangunan manusia tersebut yang tercermin dari trend peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Trend kenaikan merupakan supported dari peningkatan kinerja indikator angka melek huruf, usia harapan hidup dan ratarata lama sekolah sebagaimana tabel berikut :
No. 1. 2. 3. 4.
Tabel 2.11 Indikator Pembangunan Manusia Kabupaten Soppeng Tahun 2009-2013 Tahun Uraian 2009 2010 2011 2012 Indeks Pembangunan 71,26 71,89 72,23 72,57 Manusia (IPM) - Angka Melek Huruf 15 thn 85,08 86,67 87,19 86,99 - Usia Harapan Hidup 71,52 71,63 71,74 71,85 - Rata-rata lama sekolah 6,98 7,25 7,28 7,29
2013*) 73,31 88,74 71,93 7,37
Sumber : BPS Kabupaten Soppeng
Dari tabel tersebut di atas menggambarkan bahwa IPM Kabupaten Soppeng mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Capaian IPM Kabupaten Soppeng pada tahun 2010 sebesar 71,89 persen mengalami peningkatan pada tahun 2011 sebesar 72,23 persen serta pada tahun 2012 tetap mengalami peninkatan menjadi 72,57 persen dan pada tahun 2013 tetap mengalami kenaaikan menjadi 73,31 persen. Demikian juga terhadap angka melek huruf dan usia harapan hidup. Dengan perkembangan indikator sosial tersebut, diharapkan target 2015 dapat tercapai dengan asumsi bahwa pemenuhan hak dasar masyarakat merupakan prioritas pemerintah secara berjenjang yang diikuti dengan pengalokasian anggaran khususnya pada urusan pendidikan dan kesehatan melalui beberapa program. Khusus untuk urusan pendidikan, pelaksanaan program pendidikan gratis akan diupayakan sampai ke jenjang SMA/Sederajat. Indikator pembangunan lainnya
juga diukur dari angka kemiskinan.
Kebijakan Pemerintah Kabupaten Soppeng yang berorientasi pada upaya menekan angka kemiskinan tercermin dari menurunnya angka kemiskinan. Pengentasan kemiskinan di Kabupaten Soppeng merupakan bagian yang tidak
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 20
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
terpisahkan dari pembangunan sumberdaya manusia, disamping pembangunan infrastruktur dan pertanian dalam arti luas. Selama ini berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi kemiskinan melalui penyediaan kebutuhan pangan, layanan kesehatan dan pendidikan, perluasan kesempatan kerja, pembangunan pertanian, pemberian dana bergulir, pembangunan sarana dan prasarana, dan pendampingan. Berbagai upaya tersebut telah dilakukan namun jumlah penduduk miskin di Kabupaten Soppeng relatif berfluktuasi dari tahun ke tahun. 2.1.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olah Raga Fokus seni budaya dan olahraga menggambarkan kondisi daerah terhadap perkembangan pada kebudayaan dan olahraga, dengan menghitung komponen budaya dan olahraga pada variable tertentu. 1. Jumlah grup kesenian adalah jumlah grup kesenian per 10.000 penduduk. 2. Jumlah gedung kesenian adalah jumlah gedung kesenian per 10.000 penduduk. 3. Jumlah klub olahraga adalah jumlah klub olahraga per 10.000 penduduk. 4. Jumlah gedung olahraga adalah jumlah gedung olahraga per 10.000 penduduk. Pengembangan budaya dalam menunjang potensi pariwisata guna meningkatkan perekonomian dan pelestarian budaya lokal sangat dibutuhkan, atraksi seni budaya dan pentas tari-tarian secara rutin sangatlah diperlukan untuk melestarikan nilai-nilai budaya lokal. Seni dan budaya merupakan salah satu bentuk ekspresi manusia berupa ungkapan nurani terhadap hubungan antar sesama manusia, lingkungan sekitarnya dan hubungan dengan Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Sehingga kesenian dan kebudayaan merupakan cerminan dari seberapa tinggi peradaban manusia yang dimiliki. Program dan kegiatan dalam urusan Kepemudaan dan Olahraga yang dilaksanakan
oleh
Dins Pendidikan
Pemuda dan Olahraga Pemerintah
Kabupaten Soppeng tahun 2013 adalah sebagai berikut: 1) Program Peningkatan peran serta kepemudaan, dengan kegiatan - Pendidikan dan pelatihan dasar kepemimpinan; - Lomba Kreasi dan Karya Tulis Ilmiah di Kalangan Pemuda - Peningkatan mutu siswa dibidang seni budaya dan sastra dikalangan pemuda
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 21
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
2) Program Peningkatan Upaya Penumbuhan Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup Pemuda, dengan kegiatan : -
Pelatihan Usaha Kelompok Pemuda Kreatif
3) Program Pembinaan dan pemasyarakatan olahraga, dengan kegiatan - Pelaksanaan Identifikasi bakat dan profesi pelajar dalam olahraga - Pembinaan cabang olahraga prestasi di tingkat daerah - Penyelenggaraan kompetisi olahraga 4) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga - Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana olahraga (Pengadaan Karpet Lapangan Bulu Tangkis) - Peningkatan
Pembangunan
Sarana
dan
Prasarana
Olahraga
(Pembangunan Drainase dan Penataan Sepakbola Calio) Tabel 2.12 Capaian Kinerja Bidang Seni Budaya dan Olahraga Tahun 2014 Kabupaten Soppeng No.
Tingkat Capaian Kinerja
Indikator
2014 (%) 1
Gelandang/ Balai Remaja (selain
0,004
milik Swasta) 2
Lapangan Olahraga
3
Penyelenggaraan
0,58 Festival
Seni
16 Kali
Saran Penyelenggaraan Seni dan
7 Buah
dan Budaya 4
Budaya 5
Benda, Situs dan Kawasan Cagar
100
Budaya yang dilestarikan Sumber : LPPD Kabupaten Soppeng 2014
2.1.3.
Aspek Pelayanan Umum Pelayanan publik atau pelayanan umum merupakan segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang menjadi tanggung jawab pemerintah Kabupaten Soppeng dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 22
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
2.1.3.1. Fokus Layanan Urusan Wajib Urusan
wajib
merupakan
urusan
pemerintahan
yang
menjadi
kewenangan pemerintah daerah dan wajib dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Rincian urusan wajib telah ditetapkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007. Adapun capaian kinerja urusan wajib yang telah dilaksanakan pemerintah Kabupaten Soppeng kurun waktu 2009-2011 adalah sebagai berikut : 1. Pendidikan Sektor pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam menentukan tingkat kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang diharapkan yaitu yang mampu melakukan inovasi, kreasi serta memiliki karakter dan budi pekerti. Kemajuan pelayanan publik dan keberhasilan di bidang pendidikan dapat dilihat dari sejumlah indikator capaian kinerja, antara lain angka partisipasi murni, angka melek huruf, angka putus sekolah, angka kelulusan, angka melanjutkan, guru yang memiliki kualifikasi S1/D-IV dan sebagainya. Tabel 2.13 Capaian Kinerja Bidang Pendidikan Tahun 2011-2014 Kabupaten Soppeng Tingkat Capaian Kinerja No.
Indikator 2011 (%)
2012 (%)
2013 (%)
2014 (%)
1
Pendidikan Anak Usia Dini
51,63
51,42
62,90
92,36
2
Penduduk yang berusia >15 thn
85,24
100
99,75
91,91
melek huruf (tidak buta aksara) 3
4
5
6
Angka Partisipasi Murni (APM)
SD/MI/Paket A
96,73
95,87
95,19
91,83
SMP/MTs/Paket B
77,91
74,14
67,62
65,78
SMA/SMK/MA/Paket C
62,41
67,09
48,09
49,09
Angka Putus Sekolah (APS)
SD/MI
0,23
0,21
0,16
0,18
SMP/MTs
0,73
0,69
0,65
0,70
SMA/SMK/MA
1,43
1,25
0,61
0,85
100
100
100
100
Angka Kelulusan (AL)
SD/MI
SMP/MTs
99,34
99,68
99,81
99,76
SMA/SMK/MA
97,29
99,91
98,53
99,44
97,23
99,21
97,70
95,98
96,92
95,20
95,53
99,40
Angka Melanjutkan (AM)
Dari SD/MI ke SMP/MTs
Dari
SMP/MTs
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
ke
II - 23
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
SMA/SMK/MA
7
Guru yang Memiliki Kualifikasi
72,41
78,35
84,63
86,12
S1/D-IV Sumber : LPPD Kabupaten Soppeng 2014
Pada tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) rasio kinerjanya meningkat dari 51,42 persen pada tahun 2012 menjadi 62,90 persen pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami terus peningkatan menjadi 92,36 persen. Data ini menunjukkan bahwa tingkat persentase anak yang menempuh pendidikan di tingkat TK/RA/Penitipan anak hanya setengah dari jumlah anak pada usia 4-6 tahun. Angka melek huruf menunjukkan kemampuan penduduk membaca dan menulis. Kemampuan membaca dan menulis merupakan keterampilan minimum yang dibutuhkan penduduk untuk menjalankan aktivitas sosial dan ekonomi dalam rangka meningkatkan kesejahteraannya.
Di Kabupaten
Soppeng 91,91 persen penduduk usia 15 tahun keatas sudah bisa membaca dan menulis berdasarkan kriteria kementerian pendidikan yaitu usia sekolah s.d. umur 45 tahun. Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama. APM menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan
tertentu. Seperti halnya APK, APM juga
merupakan indikator daya serap penduduk usia sekolah disetiap jenjang pendidikan. Adapun Angka Partisipasi Murni di Kabupaten Soppeng pada jenjang pendidikan menengah lebih rendah dari APM pada tingkat pendidikan dasar. Hal ini dapat dipahami karena semakin tinggi jenjang pendidikan maka semakin rendah kesempatan atau peluang penduduk untuk dapat menikmati jenjang pendidikan tersebut. Indikator lainnya adalah angka putus sekolah pada semua jenjang pendidikan. Tabel diatas menunjukkan bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan, maka semakin tinggi pula terjadinya putus sekolah. Selanjutnya capaian bidang pendidikan dengan indikator angka kelulusan menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan pada tahun 20112014 pada semua jenjang pendidikan. Guru sebagai ujung tombak dalam penyelenggaraan pendidikan pada semua tingkat pendidikan sangat penting diperhatikan oleh pemerintah daerah. Tabel diatas menunjukkan capaian kinerja guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV cukup baik dengan capaian 86,12 persen.
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 24
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Tingkat Pencapaian Standar Pelayanan Minimal
Standar pelayanan Minimal yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional yaitu Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.15 Th.2010 Tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar Kabupaten /Kota, sedangkan untuk Pemuda dan Olah Raga sampai saat ini belum kami terima SPM dari Menpora ( Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia ). Sehingga SPM yang menjadi acuan dalam pencapaian Indikator Kinerja masih mengacu pada SPM yang telah disebutkan di atas, dan untuk SPM Dinas Dikmudora hanya SPM SD dan SMP, sehingga masih mengacu pada SPM hanya yang sebagian terpenuhi SPM Pendidikan Dasar, begitupun juga masih mengacu antara lain : Adapun Standar Pelayanan Minimal
Pendidikan Dasar
tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut :
No.
Jenis Pelayanan Dasar
Indikator SPM
Kondisi Capaian SPM Level
1
I
2 Pelayanan Pendidikan Dasar oleh Kab/Kota
45
3 Tersedia satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau dengan berjalan kaki yaitu maksimal 3 km untuk SD dan 6 km untuk dari kelompok permukiman permanen di daerah terpencil;
Capaian
SD
100%
SMP
100%
SD
100%
SMP
100%
SMP
90%
SD
35%
SMP
97%
5
Di setiap SD tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap 32 peserta didik dan 6 (enam) orang guru untuk setiap satuan pendidikan, dan untuk daerah khusus 4 (empat) orang guru setiap satuan pendidikan
SD
35%
6
Di setiap SMP tersedia 1 (satu) orang guru
SMP
81%
1
2
Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD tidak melebihi 32 orang, dan untuk SMP tidak melebihi 36 orang. Untuk setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan tulis;
3
Di setiap SMP tersedia ruang laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk 36 peserta didik dan minimal satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik;
4
Di setiap SD dan SMP tersedia satu ruang guru yang dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah dan staf kependidikan lainnya; dan di setiap SMP tersedia ruang kepala sekolah yang terpisah dari ruang guru;
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 25
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
untuk setiap mata pelajaran, dan untuk daerah khusus tersedia satu orang guru untuk setiap rumpun mata pelajaran; 7
Di setiap SD tersedia 2 (dua) orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-IV dan 2 (dua) orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik
SD
99%
8
Di setiap SMP tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV sebanyak 70% dan separuh diantaranya (35% dari keseluruhan guru) telah memiliki sertifikat pendidik, untuk daerah khusus masingmasing sebanyak 40% dan 20%
SMP
90%
9
Di setiap SMP tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik masing-masing satu orang untuk mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia,Bahasa Inggris dan PKn
SMP
81%
SD
99%
10 Di setiap Kabupaten/Kota semua kepala SD berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik Di setiap kab/kota semua kepala SMP 11 berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik; Di setiap kab/kota semua pengawas sekolah/ madrasah memiliki kualifikasi akademik S-1 12 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat Pendidik Pemerintah kab/kota memiliki rencana dan melaksanakan kegiatan untuk membantu 13 satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran yang efektif;
Pelayanan Pendidikan oleh I Pendidikan I
Dasar Satuan
100% SMP SD
100%
SD
100%
SMP
100%
SD
100%
14
Kunjungan pengawas ke satuan pendidikan dilakukan satu kali setiap bulan dan setiap kunjungan dilakukan selama 3 jam untuk melakukan supervisi dan pembinaan;
15
Setiap SD menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PKn dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik
SD
85%
16
Setiap SMP menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah mencakup semua mata pelajaran dengan perbandingan satu set untuk setiap perserta didik
SMP
81%
17
Setiap SD menyediakan satu set peraga IPA dan bahan yang terdiri dari model kerangka manusia, model tubuh manusia, bola dunia
SD
64%
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
100%
II - 26
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
(globe), contoh peralatan optik, kit IPA untuk eksperimen dasar, dan poster/carta IPA;
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Setiap SD memiliki 100 judul buku pengayaan dan 10 buku referensi,dan setiap SMP/MTs memiliki 200 judul buku pengayaan dan 20 buku referensi; Setiap guru tetap bekerja 37,5 jam per minggu di satuan pendidikan, termasuk merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing atau melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas tambahan; Satuan pendidikan menyelenggarakan proses pembelajaran selama 34 minggu per tahun dengan kegiatan pembelajaran sebagai berikut : Kelas I - II : 18 jam per minggu Kelas IV – VI : 27 jam per minggu Kelas VII – IX : 27 jam per minggu Setiap satuan pendidikan menerapkan kurikulum sesuai ketentuan yang berlaku Setiap guru yang menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan silabus untuk setiap mata pelajaran yang diampunya Setiap guru mengembangkan dan menerapkan program penilaian untuk membantu meningkatkan kemampuan belajar peserta didik Kepala sekolah melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik kepada guru dua kali dalam setiap semester Setiap guru menyampaikan laporan hasil evaluasi mata pelajaran serta hasil penilaian setiap peserta didik kepada Kepala sekolah pada akhir semester dalam bentuk laporan hasil presentasi belajar peserta didik Kepala Sekolah menyampaikan laporan hasil Ulangan Akhir Semester (UAS) dan Ulangan Kenaiakan Kelas (UKK) serta Ujian Akhire (US/UN) kepada orang tua peserta didik dan menyampaikan rekapitulasinya kepada Dinas Pendidikan kabupaten/kota Setiap satuan pendidikan menerapkan prinsip- prinsip Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
SD
82%
SD
100%
SD
100%
SMP SD SMP
100% 100% 100%
SD
100%
SMP
100%
SD
100%
SMP
100%
SD
100%
SMP
100%
SD
100%
SMP
94%
SD
100%
SMP
97%
SD
100%
SMP
100%
II - 27
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
2. Kesehatan Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pembangunan karena berkaitan dengan sumber daya manusia sebagai salah satu modal pembangunan. Jaminan kesehatan yang semakin baik akan menghasilkan kualitas manusia yang lebih baik, yang pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas dan kreatifitas. Di bidang kesehatan, ketersediaan fasilitas dan tenaga kesehatan yang semakin memadai menunjukkan korelasi positif dengan jangkauan pelayanan kesehatan kepada seluruh lapisan masyarakat. Kondisi capaian kinerja bidang kesehatan di Kabupaten Soppeng dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.14 Capaian Kinerja Bidang Kesehatan Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2014 Tingkat Capaian Kinerja No 1
Indikator Cakupan
komplikasi
2011 (%)
2012 (%)
2013 (%)
2014 (%)
kebidanan
100
100
91,99
80,06
persalinan
91,69
94,81
89,40
94,96
100
100
100
100
100
100
100
100
54,15
54,24
47,77
46,25
100
100
100
100
100
100
95,51
79,19
85,41
103,29
104,14
103,84
yang ditangani 2
Cakupan oleh
pertolongan
tenaga
kesehatan
yang
memiliki kompetensi kebidanan 3
Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
4
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
5
Cakupan
penemuan
penanganan
penderita
dan penyakit
TBC BTA 6
Cakupan
penemuan
penanganan
penderita
dan penyakit
DBD 7
Cakupan
pelayanan
kesehatan
rujukan pasien masyarakat miskin 8
Cakupan kunjungan bayi
Sumber : LPPD Kabupaten Soppeng 2014
Dari
keseluruhan
indikator
kinerja
bidang
kesehatan
dapat
disimpulkan bahwa pelayanan kesehatan secara menyeluruh di Kabupaten Soppeng sudah cukup baik. Capaian kinerja ini tentu tidak lepas dari SDM dan sarana prasarana kesehatan yang ada.
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 28
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Tingkat Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Tingkat pencapaian standar pelayanan minimal bidang kesehatan tahun
2013 berdasarkan
Peraturan
Menteri Kesehatan RI Nomor:
741/MENKES/PER/VII/2008, adalah sebagai berikut :
Standar Pelayanan Minimal No
Jenis Pelayanan Dasar
Indikator
Target (persen)
1
2
3
4
5
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil 1. K4
95
86.08
Cakupan Ibu Hamil dengan 2. Komplikasi yang ditangani
80
91.99
Cakupan Pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki 3. kompetensi kebidanan
90
89.40
4. Cakupan pelayanan Ibu Nifas
90
89.40
Cakupan Neonatal dengan 5. komplikasi yang ditangani
80
48,26
6. Cakupan kunjungan bayi
90
104.14
Cakupan Universal 7. (UCI)
100
100
8. Cakupan pelayanan anak balita
90
80.92
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 9. 6 - 24 bulan keluarga miskin
100
100
100
100
I
Pelayanan Kesehatan Dasar
Child
Capaian persen
Desa/Kelurahan Immunization
10.
Cakupan Balita gizi mendapat perawatan
buruk
11.
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
100
100
12.
Cakupan peserta KB aktif
71
75.89
13.
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit
≥1
100
100
15,88
a. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun
b. Penemuan
Penderita Pneumonia balita ditangani
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 29
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
c. Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif
II
III
IV
95
47.77
d. Penderita DBD yang ditangani
95
100
e. Penemuan Penderita diare
100
204.86
14.
Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin
100
95,51
15.
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
100
2,50
16.
Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kab/Kota
100
100.00
Penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan KLB
17.
Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam
100
100.00
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
18.
Cakupan desa siaga aktif
80
74.29
Pelayanan Kesehatan Rujukan
3. Lingkungan Hidup Pembangunan lingkungan hidup merupakan perpaduan prinsipprinsip pembangunan
berkelanjutan dengan
pembangunan
ekonomi.
Pengelolaan lingkungan hidup yang bijak secara subtantif akan mengurangi degradasi lingkungan hidup sekaligus merecovery sumber daya lingkungan yang hilang.
Implikasi yang diharapkan dari kebijakan pembangunan
lingkungan hidup di Kabupaten Soppeng adalah lingkungan yang sehat yang dapat menciptakan harmoni dan kesejahteraan bagi masyarakat. Berikut tabel capaian kinerja Bidang Lingkungan Hidup Kab. Soppeng Tahun 2011-2014 : Tabel 2.15 Capaian Kinerja Lingkungan Hidup Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2014 No 1 2 3 4
Tingkat Capaian Kinerja
Indikator Penanganan Sampah Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal Tempat Pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk Penegakan hukum lingkungan
2011 (%)
2012 (%)
2013 (%)
2014 (%)
11,08 100
36,98 100
20,15 100
20,53 100
111,69
2,70
2,72
2,84
100
100
100
100
Sumber : LPPD Kabupaten Soppeng 2014
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 30
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Kinerja pembangunan bidang Lingkungan Hidup menunjukkan kinerja yang cukup baik, hal ini dapat dilihat dari pencapaian kinerja yang rata-rata cukup baik, terutama pada penanganan sampah dan penegakkan hukum terkait dengan persoalan amdal.
Tingkat Pencapaian Standar Pelayanan Minimal
Realisasi Pencapaian SPM sampai pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan adalah sebagai berikut : a. Penanganan Sampah Pencapaian penanganan sampah pada tahun 2013, yaitu 20,15 persen dari jumlah volume sampah yang ditangani pertahun sebanyak 49.275 M3 sedangkan volume produksi/timbulan sampah di Kabupaten Soppeng sebanyak 244.492 M3 per tahun b. Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per satuan penduduk Pencapaian Tempat Pembuangan Sampah per satuan penduduk pada tahun 2013, yaitu sebanyak 2,72 M3. Dari jumlah penduduk Kabupaten Soppeng Tahun 2013 sebanyak 260.401 jiwa terdapat
707,80 M3
jumlah daya tampung Tempat Pembuangan Sampah 4. Pekerjaan Umum Pembangunan pada dasarnya merupakan upaya pemerintah dalam penyedian barang dan jasa (goods n service). Salah satu istrumen penting dalam pembangunan yang wajib disediakan oleh pemerintah dalah ketersedian infrastruktur dasar. Infrastruktur merupakan kebutuhan dasar (basic need) masyarakat yang harus terpenuhi untuk menompang aktifitas sosial dan ekonomi masyarakat. Dalam konteks itu, Pemerintah Kabupaten Soppeng berkomitmen kuat untuk penyedian infrastruktur bagi masyarakat. Wujud komitmen itu dapat dilihat pada RPJMD Kab. Soppeng Tahun 20112015 dimana infrastruktur merupakan strong point pembangunan kabupaten. Capaian indikator kinerja kunci penyelenggaraan urusan wajib di bidang pekerjaan sebagaimana terlihat pada tabel berikut :
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 31
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Tabel 2.16 Capaian Kinerja Pekerjaan Umum Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2014 Tingkat Capaian Kinerja No.
1
Indikator
Panjang jalan kabupaten
2011
2012
2013
2014
(%)
(%)
(%)
(%)
49,18
49,51
51,90
36,04
12,14
19,63
38,88
65,00
dalam kondisi baik 2
Luas
irigasi
kabupaten
dalam kondisi baik 3
Rumah tangga per sanitasi
86,66
86,14
89,59
90,85
4
Kawasan kumuh
0,05
0,05
0,01
0,01
Sumber : LPPD Kabupaten Soppeng 2014
Data tersebut menunjukkan panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2013 mencapai 51,90 persen menjadi
36,04 pada tahun 2014.
Demikian pula halnya dengan indikator luas irigasi kabupaten dalam kondisi baik dari 38,88 persen pada tahun 2013 menjadi 65,00 persen pada tahun 2014. Walaupun telah terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya, namun peningkatan belum terlalu signifikan.
Beberapa variable mempengaruhi
kondisin tersebut sepeti bencana alam dan pendanaan yang masih sangat terbatas. Namun demikian keterbatasan tersebut berupaya dielimir melalui sinergi pemerintah kabupaten dengan pemerintah provinsi, pemerintah, dan pelibatan masyarakat/swasta. 5. Tata Ruang Capaian indikator kinerja kunci penyelenggaraan urusan wajib di bidang penataan ruang merupakan cerminan dari komitmen pemerintah daerah terhadap penyediaan ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah per HPL/HGB dimana capaian kinerja ruang terbuka hijau Tahun 2013 adalah 40,09 persen . Dari HPL/HGB seluas 122.498 Ha, ruang terbuka hijau yang ada seluas 50.000 Ha sedangkan pada tahun 2014 capaian kinerja ruang terbuka hijau persatuan luas wilayah per HPL/HGB sebesar 40,82 persen.
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 32
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
6. Perencanaan Pembangunan Capaian
indikator
penyelenggaraan
urusan
wajib
di
bidang
perencanaan pembangunan daerah relatif cukup baik. Tiga dokumen utama perencanaan pembangunan daerah, yaitu RPJPD, RPJMD telah ditetapkan dengan peraturan daerah dan RKPD telah ditetapkan dengan peraturan bupati. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.17 Capaian Kinerja Perencanaan Pembangunan Tahun 2011-2014 Kabupaten Soppeng No 1 2 3
4
Tingkat Capaian Kinerja
Indikator Dokumen RPJPD telah ditetapkan dengan perda Dokumen RPJMD telah ditetapkan dengan perda Dokumen RKPD telah ditetapkan dengan perbup Penjabaran program RPJMD ke dalam RKPD
2011
2012
2013
2014
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
ada
Ada
Ada
Ada
100 %
100 %
100 %
102,33 %
Sumber : LPPD Kabupaten Soppeng 2014
7. Perumahan Capaian indikator kenerja kunci penyelenggaraan urusan wajib di bidang perumahan dengan indikator rumah tangga pengguna air bersih pada tahun 2013 adalah 82,66 persen menurun pada tahun 2014 sekitar 81,83 persen. Sedangkan capaian kinerja lingkungan pemukiman kumuh pada tahun 2014 adalah 0,00063 persen dimana dari 1.500 km² luas wilayah, terdapat 0,00949 km² luas lingkungan permukiman kumuh. Untuk rumah layak huni telah mencapai kinerja 81,23 persen dimana dari jumlah rumah yang ada di Kabupaten Soppeng 59.009 rumah, yang sudah memenuhi kriteria layak huni sebanyak 47.932 rumah. 8. Kepemudaan dan Olahraga Capaian indikator kinerja kunci penyelenggaraan urusan wajib di bidang kepemudaan dan olahraga dengan indikator gelanggang/balai remaja (selain milik swasta) dan lapangan olahraga dengan masing-masing capaian kinerja seperti terlihat pada tabel di bawah ini:
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 33
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Tabel 2.18 Capaian Kinerja Kepemudaan dan Olahraga Tahun 2011-2014 Kabupaten Soppeng No. 1
Tingkat Capaian Kinerja
Indikator Gelanggang/Balai
2011 (%) 0,004
2012 (%) 0,004
2013 (%) 0,004
2014 (%) 0,004
0,66
0,58
0,56
0,58
Remaja 2
Lapangan Olahraga
Sumber : LPPD Kabupaten Soppeng 2014
9. Penanaman Modal Capaian kinerja pada bidang penanaman modal dari tahun 2011 sampai tahun 2014 menunjukkan kinerja sangat kurang. Hal ini dilihat dari tingkat capaian hingga tahun 2014 adalah9,20 persen dari yang ditargetkan. 10. Koperasi dan UKM Capaian indikator kinerja kunci penyelenggaraan urusan wajib di bidang koperasi dan UKM dengan indikator koperasi aktif dan usaha mikro dan kecil dengan masing-masing capaian kinerja, untuk koperasi aktif pada tahun tahun 2011 sebesar 96,35 persen dan pada tahun 2012 meningkat sebesar 96,37 persen serta pada tahun 2013 sebesar 96,45 persen dan pada tahun 2014 sebesar 96,95 persen. Sedangkan usaha mikro dan kecil capaian kinerja pada tahun 2012 sebesar 98,50 persen dan tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 98,86 serta pada tahun 2014 menjadi 98,86 persen. 11. Kependudukan dan Catatan Sipil Permasalahan kependudukan dan pencatatan sipil kalau tidak diatasi secara maksimal akan berimplikasi luar biasa bagi kehidupan manusia itu sendiri, baik bagi kehidupan sosial ekonomi, politik, dan kebudayaan.
Secara umum penanganan atau intervensi kebijakan
kependudukan dan pencatatan sipil mengalami kendali akibat kurang memadainya system pencatatan kependudukan.
Untuk itu, penanganan
kependudukan harus dimulai dari pencatatan kependudukan itu sendiri sebagai base data dalam melakukan intervensi kebijakan yang dimaksud. Pemerintah Kabupaten Soppeng telah menetapkan target kinerja bidang kependudukan dan catatan sipil sebagai mainstream dari perbaikan pengelolaan kependuduakn. Berikut capaian kinerja bidang kependudukan dan catatan sipil :
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 34
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Tabel 2.19 Capaian Kinerja Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2014
No. 1 2
3
Capaian Kinerja
Indikator Kepemilikan KTP Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk Penerapan KTP nasional berbasis NIK
2011 81,11 362
2012 16,62 89,17
2013 79,63 33,45
2014 86,90 38,82
Sudah
Sudah
Sudah
Sudah
Sumber : LPPD Kabupaten Soppeng 2014
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa capaian kinerja kunci penyelenggaraan urusan wajib di bidang kependudukan dan catatan sipil merupakan
cerminan
dari
komitmen
pemerintah
daerah
terhadap
pelaksanaan kebijakan di bidang kependudukan dan catatan sipil. 12. Ketenagakerjaan Permasalahan ketenagakerjaan merupakan persoalan yang harus diselasikan disemua tingkatan pemerintahan. Keberhasilan pembangunan ketenagakerjaan dapat diukur melalui Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) yang dapat memberi gambaran penduduk yang aktif secara ekonomi dalam kegiatan sehari-hari merujuk pada suatu waktu dalam periode survei. Selain itu, dapat pula dilihat dari data Pencari Kerja Yang Ditempatkan yaitu pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan adalah persentasi jumlah pencari kerja yang mendaftarkan dan tercatat pada dinas kabupaten/kota yang menangani bidang ketenagakerjaan dan jumlah pencari kerja yang diterima bekerja oleh pemberi kerja dalam hal ini perusahaan yang mendaftarkan lowongan pekerjaannya pada dinas kabupaten/kota. Berikut tabel Capaian Kinerja Bidang Ketenagakerjaan Tahun 2011-2014 sbb : Tabel 2.20 Capaian Kinerja Bidang Ketenagakerjaan Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2014 Capaian Kinerja No Indikator 2011 2012 2013 2014 (%) (%) (%) (%) 1 Tingkat partisipasi angkatan kerja (Pelayanan 50,08 28,18 31,62 36,67 Kepersertaan Jaminan Sosial bagi Pekerja/ buruh) 2 Pencari kerja yang 59,14 33,52 3,03 10,33 ditempatkan Sumber : LPPD Kabupaten Soppeng 2014
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 35
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Dari tabel 2.20 terlihat bahwa tingkat partisipasi angkatan kerja di tahun 2014 meningkat dibandingkan tahun 2012. Sedangkan capaian kinerja pencari kerja yang ditempatkan 3,03 persen di tahun 2013 dan pada tahun 2014 meningkat 10,33 persen. 13. Ketahanan Pangan Capaian kinerja ketahanan pangan terkait dengan ketersediaan pangan utama menunjukkan bahwa tingkat ketersediaan pangan utama di Kabupaten Soppeng cukup baik dengan cakupan 166,242 persen di tahun 2014. Ketersediaan pangan utama dihitung berdasarkan rasio rata-rata jumlah ketersediaan pangan utama pertahun per jumlah penduduk. Capaian kinerja ini tentunya tidak lepas dari peranan pemerintah yang telah menetapkan regulasi ketahanan pangan dalam empat tahun terakhir. 14. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Besaran jumlah penduduk perempuan merupan asset bangsa yang mendapatkan pembangunan
perhatian
lebih
perempuan
oleh
akan
pemerintah. berimplikasi
Pada pada
dasarnya kemajuan
bangsPembangunan pemberdayaan perempuan sangat terkait dengan peningkatan kualitas generasi penerus bangsa, karena perempuan adalah pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya dalam keluarga, yang melalui kerjasama dengan suami sebagai mitra sejajar, mempunyai tugas dan peranan penting dalam mewujudkan tumbuhkembang anak yang berkualitas serta menanamkan nilai-nilai keadilan dan kesetreraan gender sejak anak berusia dini. Selain itu perlindungan anak harus seiring dengan pemberdayaan perempuan, mengingat anak sebagai generasi penerus bangsa merupakan investasi masa depan bagi orang tua, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam rangka mewujudkan anak sebagai generasi penerus bangsa yang sehat, cerdas, ceria, bertaqwa dan terlindungi, maka pembangunan nasional harus memegang prinsip-prinsip pemenuhan hak-hak anak. Prinsip-prinsip tersebut meliput non-diskriminasi, mempertimbangkan kepentingan terbaik anak, perlindungan dan menghargai partisipasi anak. Sejatinya, isu pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak merupakan isu internasional sebagaimana komitmen yang juga disepakati oleh
Indonesia pada tahun 2000 adalah 8 sasaran pembangunan
millennium (Millenium Development Goals) yang harus dicapai pada tahun 2015, dan salah satu tujuannya adalah peningkatan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 36
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Berikut Capaian Kinerja Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Soppeng Tahun 2011-2014 : Tabel 2.21 Capaian Kinerja Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2014 Capaian Kinerja
No
Indikator
1
Partisipasi perempuan di lembaga pemerintah Angka melek huruf perempuan usia 15 tahun keatas Partisipasi angkatan kerja perempuan
2 3
2011 (%)
2012 (%)
2013 (%)
2014 (%)
14,50
9,89
9,57
12,55
100
100
100
100
82,94
94,92
88,95
75,61
Sumber : LPPD Kabupaten Soppeng 2014
Secara kuantitatif tingkat partisipasi perempuan di Kabupaten Soppeng cukup baik, hal ini dapat dilihat dari angka melek huruf perempuan dan 100 persen pada tahun 2014 dan angka partisipasi angkatan kerja perempuan yang mengalami peningkatan dari 82,94 persen tahun 2011 menjadi 94,92 persen tahun 2012 dan pada tahun 2013 menjadi 88,95 persen serta pada tahun 2014 sebesar 75,61 persen. Perlu menjadi perhatian adalah angka partisipasi perempuan di lembaga pemerintahan masih dibawah standar nasional yaitu keterwakilan perempuan minimal 30 persen disemua level pemerintahan, dimana angka partisipasi perempuan di lembaga pemerintah baru mencapai 12,55 persen pada tahun 2014. Tingkat Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Standar Pelayanan Minimal Bidang Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI No.01 Tahun 2010 tanggal 28 Januari 2010. No .
1 A.
B.
Jenis Pelayanan Dasar
Standar Pelayanan Minimal
Indikator 2 3 Penanganan 1. Cakupan perempuan dan Pengaduan/Laporan anak korban kekerasan Korban Kekerasan yang mendapatkan terhadap penanganan pengaduan Perempuan dan oleh petugas terlatih dalam Anak unit pelayanan terpadu Penegakan dan2. Cakupan perempuan dan bantuan hukum bagi anak korban kekerasan perempuan dan yang mendapat Layanan anak korban bantuan hukum
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
Target Tahun 2014
Pencapaian Tahun 2014
Nilai 4 100%
5 100%
6 100%
50%
100%
100%
II - 37
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
15. Keluarga Berencana (KB) dan Keluarga sejahtera (KS) KB adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran. Itu bermakna adalah perencanaan jumlah
keluarga dengan pembatasan
yang bisa dilakukan dengan
penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya. Tujuan KB adalah meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk. Sejalan dengan pemikiran tersebut, Pemerintah Kabupaten Soppeng berkomitmen untuk pencapaian kinerja di Bidang KB dan KS sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 2.22 Capaian Kinerja Bidang Keluarga Berencana (KB) dan Keluarga Sejahtera (KS) Kabupaten Soppeng Tahun 2012-2014
No. 1 2
Capaian Kinerja
Indikator Prevalensi peserta KB aktif Rasio petugas lapangan KB/ Penyuluh KB di setiap desa/kelurahan
2012 (%)
2013 (%)
2014 (%)
76,98
76,70
72,23
1,944
2,19
Sumber : LPPD Kabupaten Soppeng 2014
Dari tabel diatas terlihat bahwa capaian kinerja pada bidang KB dan KS dengan indikator prevalensi peserta KB aktif mengalami penurunan dari 76,70 persen di tahun 2013 menjadi 72,23 persen di tahun 2014 Hal ini menggambarkan bahwa Pasangan Usia Subur (PUS) yang mengikuti Program KB mengalami penurunan setiap tahunnya.
Rasio petugas
lapangan KB atau penyuluh KB di setiap desa kelurahan sebesar 2,19 persen.
Tingkat Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Capaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Keluarga Berencana
dan Keluarga Sejahtera tahun 2018 sebagai berikut : Jenis pelayanan dasar yang dilaksanakan adalah : No.
1 A.
Jenis Pelayanan Dasar
Standar Pelayanan Minimal Indikator Nilai (persen)
2 3 Komunikasi, 1. Cakupan Pasangan Usia Informasi dan Subur (PUS) yang Edukasi Keluarga isterinya dibawah usia 20 Berencana dan tahun
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
Target
Tahun 2014 Pencapaian
4
5
6
100
3,50%
3,65%
II - 38
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Keluarga 2. Cakupan sasaran Sejahtera (KIE Pasangan Usia Subur KB dan KS) menjadi peserta KB Aktif 3. Cakupan sasaran Pasangan Usia Subur yang ingin ber-KB tidak terpenuhi (Unmet Need) 4. Cakupan anggota Bina Keluarga Balita (BKB) ber-KB 5. Cakupan anggota Usaha Peningkatan Pendapatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) berKB 6. Ratio Petugas Lapangan Keluarga Berencana/Penyuluh Keluarga Berencana (PLKB/PKB) 1 petugas di setiap 2 (dua) Desa/Kelurahan 7. Ratio Pembantu Pembina Keluarga Berencana (PPKBD) 1 (satu) petugas disetiap Desa/Keluarahan Penyediaan B Alat 8. Cakupan penyediaan alat dan . Obat dan obat kontrasepsi Kontrasepsi untuk memenuhi permintaan masyarakat 30 persen setiap tahun Penyediaan C 9. Cakupan penyediaan Informasi . Data informasi data mikro Mikro keluarga disetiap Desa/Kelurahan 100persen setiap tahun
100
75,00%
72,33%
100
7,00%
16,82%
100
79,00%
66,74%
100
92,00%
85,75%
100
100%
54,00%
100
100%
100%
100
100%
100%
100
100%
100%
16. Perhubungan Capaian kinerja pada bidang perhubungan diukur dari rasio jumlah angkutan darat. Dan dari data tahun 2014 yang ada, jumlah angkutan darat dengan jumlah penumpang belum seimbang dengan perbandingan dari seluruh jumlah penumpang angkutan darat 43,267 orang, hanya tersedia 2.155 angkutan darat. 17. Komunikasi dan Informatika Capaian kinerja pada bidang komunikasi dan informatika yang diukur dari ada tidaknya web-site milik pemerintah daerah dan keikutsertaan pada pameran/expo menunjukkan bahwa kinerja pada bidang ini cukup baik yang ditunjukkan dari tersedianya
web-site
milik
pemerintah
daerah
yang
dapat diakses oleh masyarakat umum untuk mendapatkan informasi/data yang terkait dengan pelaksanaan pemerintahan. Sementara itu untuk
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 39
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
keikutsertaan pemerintah daerah pada pameran/expo dengan rata-rata keikutsertaan hanya 4 (empat) kali dalam setahun, sehingga untuk tahun mendatang perlu ditingkatkan. 18. Pertanahan Pertanahan merupakan persoalaan esensial bagi kehidupan dan penghidupan masyarakat. Pertanahan berdimensii aspek terkait politik, hukum, sosial dan budaya.
Dari dimensi yang beragam, sangat penting
artinya pembangunan pertanahan menjadi prioritas yang harus ditangani dan diselasaikan. Berikut tabel capaian kinerja bidang pertanahan Kab. Soppeng Tahun 2011-2014 : Tabel 2.23 Capaian Kinerja Bidang Pertanahan Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2014 No
Capaian Kinerja
Indikator
1
Luas lahan bersertifikat
2
Penyelesaian
kasus
tanah negara 3
Penyelesaian izin lokasi
2011 (%)
2012 (%)
2013 (%)
2014 (%)
95,85
74,57
67,66
70,18
100
100
100
80
100
100
100
100
Sumber : LPPD Kabupaten Soppeng Tahun 2014
Tabel diatas menunjukkan bahwa capaian kinerja bidang pertanahan menunjukkan kinerja yang cukup baik dengan indikator luas lahan berserfitikat pada tahun 2011 mencapai 95,85 persen dan pada tahun 2012 mengalami penurunan 74,57 persen begitupun pada kondisi pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 67,66 persen tetapi pada tahun 2014 mengalmi
peningkatan
menjadi
70,18
persen.
Sementara
untuk
penyelesaian kasus tanah negara dan penyelesaian izin lokasi telah menunjukkan kinerja yang sangat baik dengan capaian sebesar 100 persen. 19. Kesatuan Bangsa dan Politik Bidang urusan kesatuan bangsa dan politik menunjukkan kinerja yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari pencapaian kegiatan dalam IKK pada tahun 2014 yaitu pembinaan politik daerah 2 kegiatan dan pembinaan terhadap LSM, ormas dan OKP masing-masing melaksanakan 2 kegiatan sesuai yang ditargetkan.
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 40
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Capaian kinerja pada urusan otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian yang diukur dari ada tidaknya sistem informasi manajemen pemda menunjukkan kinerja yang cukup baik dengan adanya 3 (tiga) buah sistem informasi manajemen daerah yaitu: (1) Sistem informasi akuntansi keuangan daerah; dan (2) Sistem informasi kependudukan dan (3) Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian. Sedangkan
indikator
indeks
kepuasan
layanan
masyarakat
sebaliknya menunjukkan kinerja yang belum optimal karena selama 4 tahun terakhir
(2011-2014)
tidak
dilakukan
pengukuran
indeks
kepuasan
masyarakat. Oleh karena itu untuk tahun-tahun berikutnya perlu diintensifkan pengukuran indeks kepuasan layanan masyarakat untuk mengetahui sejauhmana respon masyarakat terhadap pelayanan birokrasi. 21. Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa merupakan urusan wajib yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Adapun capaian kinerja Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa hingga tahun 2014 sebagai berikut : Tabel 2.24 Capaian Kinerja Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2014 No
Indikator
Capaian Kinerja 2011 (%)
2012 (%)
2013 (%)
2014 (%)
1
PKK Aktif
100
100
100
100
2
Posyandu
100
100
100
100
Sumber : LPPD Kabupaten Soppeng 2014
Tabel di atas menunjukkan bahwa capaian kinerja pada bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintah desa yang diukur dari PKK aktif dan pelayanan posyandu menunjukkan kinerja yang sangat baik. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam pemberdayaan masyarakat.
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 41
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
22. Sosial Pembangunan sosial terencana
sosial
yang
sebagai
dirancang
suatu
untuk
proses perubahan
meningkatkan
taraf
hidup masyarakat, dimana pembangunan dilakukan saling melengkapi proses pembangunan ekonomi. Pembangunan Sosial sebagai pendekatan pembangunan yang bertujuan meningkatkan kualitas kehidupan manusia secara paripurna, yakni memenuhi kebutuhan manusia yang terentang mulai dari kebutuhan fisik sampai sosial. Secara kontekstual pembangunan sosial lebih berorientasi pada prinsip keadilan sosial ketimbang pertumbuhan ekonomi.Sejalan dengan pemikiran tersebut, fokus pembangunan sosial pada pencapaian kinerja indikator bidang sosial dapat dilihat pada tabel berikut :
No
Indikator
Tabel 2.25 Capaian Kinerja Bidang Sosial Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2014 Capaian Kinerja
1
Ketersediaan sarana sosial
2
Penanganan
penyandang
masalah kesejahteraan sosial 3
PMKS
yang
memperoleh
bantuan sosial
2011
2012
2013
2014
6 buah
6 buah
6 buah
6 buah
0,22 %
2,88%
3,06%
7,01%
0,22 %
11,05 %
10,08 %
2,92 %
Sumber : LPPD Kabupaten Soppeng 2014
Tabel diatas menunjukkan capaian kinerja pada urusan sosial yang diukur dari ketersediaan sarana sosial seperti panti asuhan menunjukkan kinerja yang cukup baik dengan ketersediaan 6 buah panti asuhan. Demikian pula penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial dan PMKS yang memperoleh bantuan sosial yang menunjukkan kinerja yang cukup baik yaitu pada tahun 2014 sebesar 2,92 persen. 23. Budaya Pembangunan budaya sebagai suatu proses terencana yang dirancang untuk pelestarian nilai-nilai budaya yang berlaku di tengah masyarakat. Pembangunan budayal sebagai pendekatan pembangunan yang bertujuan meningkatkan pemahaman masayarakat akan budaya sebagai kearifan local yang menjadi sumberdaya pembangunan. Sejalan dengan pemikiran tersebut, fokus pembangunan budaya lebih ditekankan pada pelestarian budaya dan pembangunan sarana
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 42
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
aktualisasi kebudayaan.
Adapun pencapaian kinerja indikator bidang
budaya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.26 Capaian Kinerja Bidang Budaya Tahun 2011-2014 Kabupaten Soppeng No 1 2 3
Capaian Kinerja
Indikator Penyelenggaraan festival seni dan budaya Sarana penyelenggaraan seni dan budaya Benda, situs, dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan
2011 5 kali
2012 14 kali
2013 14 kali
2014 16 kali
5 buah
7 buah
7 buah
7 buah
100 %
100 %
100 %
100 %
Sumber : LPPD Kabupaten Soppeng 2014
Tabel diatas menunjukkan capaian kinerja bidang budaya yang diukur dari ada tidaknya penyelenggaraan festival seni budaya menurun dan tersedianya sarana penyelenggaraan seni dan budaya menunjukkan kinerja yang cukup baik, demikian pula rasio benda, situs, dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan dengan angka 100 persen dalam tiga tahun terakhir menunjukkan kinerja yang sangat baik. 24. Statistik Keberhasian pembangunan sangat dapat diukur dari indikatorindikator yang menjadi acauan secara universal. Indicator-indikator tersebut dapat diterjemahkan ke dalam angka-angka statistik. artinya ketersedian
Menjadi penting
data statistic sebagai instrument utama dalam
penyusunan perencanaan dan evaluasi keberhasilan pembangunan. Sejalan dengan pemikiran tersebut, fokus pembangunan statistic lebih ditekankan pada ketersedian data.
Adapun pencapaian kinerja
indikator bidang budaya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.27 Capaian Kinerja Bidang Statistik Tahun 2012-2014 Kabupaten Soppeng Capaian Kinerja No Indikator 2012 2013 2014 1 Buku “Kabupaten Dalam Angka” Ada Ada Ada 2
Buku “PDRB Kabupaten”
Ada
Ada
Ada
Sumber : LPPD Kabupaten Soppeng
Dari tabel tersebut diatas menunjukkan capaian pada bidang urusan statistik yang diukur dari ada tidaknya buku “Kabupaten Dalam Angka” dan buku “PDRB Kabupaten”, menunjukkan kinerja yang cukup baik, karena
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 43
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
selama tiga tahun terakhir kedua buku tersebut senantiasa tersedia setiap tahun.
25. Kearsipan Fokus pembangunan kearsipan lebih ditekankan pada pengelolaan arsip secara baku dan pengembangan SDM tenaga kearsipan yang pada pada prinnya masih perlu ditingkatkan. Adapun pencapaian kinerja indikator bidang kearsipan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.28 Capaian Kinerja Bidang Kearsipan Kabupaten Soppeng Tahun 2011 - 2014 No. 1
Penerapan pengelolaan arsip secara baku Kegiatan peningkatan SDM pengelola kearsipan
2
Capaian Kinerja
Indikator 2011 2,78%
2012 100%
2013 100%
2014 100%
1 keg.
1 keg.
1 keg.
2 keg.
Sumber : LPPD Kabupaten Soppeng Tahun 2014
Capaian kinerja pada bidang kearsipan menunjukkan kinerja yang sudah sangat baik, hal ini dilihat dari diterapkannya pengelolaan arsip secara baku
dan adanya kegiatan peningkatan SDM selama tahun 2014 di
Kabupaten Soppeng. 26. Perpustakaan Capaian kinerja pada tahun 2014 pada urusan perpustakaan diukur dari rasio koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah dan jumlah pengunjung perpustakaan. Capaian kinerja koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah adalah 0,27 persen, sedangkan capaian kinerja pengunjung perpustakaan adalah 0,02 persen. Jumlah orang dalam populasi yang harus dilayani 156,861 orang, sedangkan kunjungan ke perpustakaan selama 1 tahun 2.591 orang.
2.1.3.2. Fokus Layanan Urusan Pilihan Analisis kinerja atas layanan urusan pilihan dilakukan terhadap indikator-indikator kinerja penyelenggaraan urusan pilihan pemerintah daerah kabupaten, yaitu bidang urusan pertanian; perikanan; kehutanan; energi dan sumber daya mineral, pariwisata, perindustrian, perdagangan dan transmigrasi. Gambaran umum mengenai penyelenggaraan berbagai pelayanan pilihan dimaksud diuraikan berdasarkan indikator-indikator kinerja penyelenggaraan urusan sebagai berikut :
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 44
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
1. Pertanian Pembangunan pertanian merupakan urusan pilihan yang menajdi prioritas pembangunan bagi Pemerintah Kabupaten Soppeng mengingat sektor Pertanian merupakan kontibutor utama pada PDRB
Kabupaten.
Pembangunan pertanian difokuskan pada peningktan produksi pertanian dalam menopang ketahanan pangan dan menjaga momentum surplus beras yang menjadi target provinsi.
Sekaitan dengan fokus tersebut, capaian
kinerja Bidang Pertanian tahun 2011-2014 sebagai berikut : Tabel 2.29 Capaian Kinerja Bidang Pertanian Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2014 No. 1
2
Capaian Kinerja
Indikator Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB
2011 (%) 6,09
2012 (%) 5,89
2013 (%) 5,73
2014 (%) 5,72
42,46
41,25
39,45
38,26
Sumber : LPPD Kabupaten Soppeng 2014
Tabel diatas menunjukkan capaian kinerja penyelenggaraan urusan pilihan di bidang pertanian dengan indikator produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar mengalami penurunan dari 5,89 persen pada tahun 2012 menjadi 5,73 persen pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 sebesar 5,72 persen. Capaian ini ternyata tidak berimplikasi terhadap capaian kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB dimana pada tahun 2011 sebesar 42,46 persen serta pada tahun 2012 juga mengalami penurunan menjadi 41,25 dan pada tahun berikutnya tahun 2013 mengalami penurunan menjadi 39,45 persen begitupun pada tahun 2014 terus mengalami penurunan menjadi 38,26. Olehnya itu di tahun-tahun berikutnya kedua indikator ini perlu lebih ditingkatkan.
2. Perikanan Pembangunan perikanan merupakan urusan pilihan yang menajdi prioritas pembangunan bagi Pemerintah Kabupaten Soppeng mengingat sumberdaya air yang melimpah baik berupa air dalam, air permukaan, sungai, dan danau. Potensi ini dijadikan sebagai penopang pembangunan perikanan.
Sekaitan dengan fokus tersebut, capaian kinerja Bidang
Perikanan tahun 2011-2014 sebagai berikut :
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 45
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Tabel 2.30 Capaian Kinerja Bidang Perikanan Tahun 2011-2014 Kabupaten Soppeng Capaian Kinerja Indikator 2011 (%) 2012 (%) 2013 (%) 2014 (%)
No. 1
Produksi perikanan
113,20
86,23
80,13
87,60
2
Konsumsi ikan
100,70
99,22
102,50
90,50
Sumber : LPPD Kabupaten Soppeng Tahun 2014
Capaian indikator kinerja kunci penyelenggaraan urusan pilihan di bidang perikanan diukur dengan menggunakan indikator produksi perikanan yang menunjukkan kinerja yang cukup memuaskan, hal ini dapat kita lihat dari capaian kinerja sebesar 87,60 persen pada tahun 2014. Demikian pula capaian kinerja untuk konsumsi ikan menurun dari tahun 2011 sebesar 100,70 persen menjadi 99,22 persen pada tahun 2012 dan pada tahun 2013 menjadi 92 persen dan pada tahun 2014 terus mengalami penurunan sebesar 90,50 persen. 3. Kehutanan Pembangunan kehutanan lebih difokuskan pada rehabilitasi hutan dan lahan kritis dan eliminasi kerusakan kawasan hutan.
Adapun capaian
kinerja bidang kehutanan dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 2.31 Capaian Kinerja Bidang Kehutanan Tahun 2011-2014 Kabupaten Soppeng Capaian Kinerja No Indikator 2011 (%) 2012 (%) 2013 (%) 2014 (%) 1 Rehabilitasi hutan dan 6,17 3,70 4,77 4,32 lahan kritis 2 Kerusakan kawasan 7,90 7,90 1,21 1,14 hutan Sumber : LPPD Kabupaten Soppeng 2014
Tabel tersebut menunjukkan capaian kinerja penyelenggaraan urusan pilihan di bidang kehutanan dengan indikator rasio rehabilitasi hutan dan lahan kritis terjadi penurunan
persentase demikian pula
kerusakan
kawasan hutan yang tidak mengalami perubahan. 4. Energi
dan
sumber
daya
mineral,
pariwisata,
perindustrian,
perdagangan dan transmigrasi Pembangunan energy dan sumberdaya mineral lebih difokuskan pada perizinan pertambangan khususnya tambang galian golongan-c dan peningkatan
kontribusi
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
sector
pertambangan
pada
PRDRB.
Fokus
II - 46
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
pembangunan pariwisata dititikberatkan pada peningkatan kunjungan pada destinasi pariwisata dan
kontribusi pariwisata pada PDRB.
Fokus
pembangunan industry pada peningkatan kontribusi industry pada PDRB dan pertumbuhan industry.
Untuk bidang perdagangan difokuskan pada
peningkatan kontribusi perdagangan pada PDRB dan ekspor bersih perdagangan.
Sedangkan fokus pembangunan bidang transmigrasi
difokuskan pada peningkatan transmigrasi swakarsa. Adapun capaian kinerja masing-masing bidang, dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 2.32 Capaian Kinerja Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral, Pariwisata, Perindustrian, Perdagangan dan Transmigrasi Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2014 Capaian Kinerja No
Urusan
1
Energi SDM
2
Pariwisata
3
4
5
dan
Industri
Perdagangan
Indikator Kinerja Pertambangan tanpa ijin Kontribusi sektor pertambangan trhdp PDRB Kunjungan wisata Kontribusi sektor pariwisata trhdp PDRB Kontribusi sektor industri trhdp PDRB Pertumbuhan industri Kontribusi sektor perdagangan trhdp PDRB Ekspor bersih perdagangan
2011
2012
2013
2014
69,71 % 0,25 %
88,33 % 0,53%
88,33 % 0,46%
26,72 % 0,51%
302.850 orang 1,71 %
263.954 orang 2,40 %
237.838 orang
267.842 orang 2,45 % 6,24 %
6,26 %
6,32 %
2,09 % 6,227 %
0,59 % 11,52 %
0,36 % 12,14 %
0,52% 13,38 %
0,22% 14,14 %
-
Rp.736.2 91.280
Rp.215.083. 150
Rp.616.136.99 0
81,85 %
81,85 %
81,85 %
ESDM
dengan
Transmigrasi Transmigrasi swakarsa 89,11 % Sumber : LPPD Kabupaten Soppeng Tahun 2014
Capaian
indikator
kinerja
bidang
indikator
pertambangan tanpa ijin mengalami peningkatan dari 69,71 persen pada tahun 2011 menjadi 26,72 persen pada tahun 2014. Demikian pula kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB relatif kecil dan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Capaian indikator kinerja bidang pariwisata dengan indikator kunjungan
wisata
dan
kontribusinya
terhadap
PDRB
menunjukkan
perkembangan yang cukup signifikan. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam menggalakkan pariwisata. Meskipun demikian untuk tahun-tahun berikutnya perlu diupayakan peningkatan yang lebih baik lagi.
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 47
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Sementara pencapaian kinerja bidang perindustrian dengan indikator pertumbuhan industri mengalami penurunan drastis, yaitu dari 0,59 persen pada tahun 2011 turun menjadi 0,36 persen pada tahun 2012 dan pada tahun 2013 mengalami peningkatan 0,52 dan pada tahun 2014 masih mengalami penurunan menjadi 0,22 persen. Capaian kinerja bidang urusan perdagangan pada indikator nilai ekspor bersih perdagangan senilai Rp.215.083.150 sedangkan kontribusinya terhadap PDRB mengalami peningkatan dari 11,52 persen pada tahun 2011 menjadi 12,14 persen tahun 2012 begitupun pada tahun 2013 terus mengalami peningkatan sebesar 13,38 persen serta pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 14,14 persen. Capaian
kinerja
bidang
urusan
pilihan
transmigrasi
yang
menggunakan rasio transmigrasi swakarsa mengalami penurunan capaian kinerja yaitu pada tahun 2014 sebesar 81,85 persen.
2.1.4.
Aspek Daya Saing Daerah Daya
saing
daerah
merupakan
salah
satu
aspek
tujuan
penyelenggaraan otonomi daerah sesuai dengan potensi, kekhasan, dan unggulan daerah. Suatu daya saing merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan pembangunan ekonomi yang berhubungan dengan tujuan pembangunan daerah dalam mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan. Aspek daya saing daerah terdiri dari kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah atau infrastruktur, iklim berinvestasi dan sumber daya manusia. 2.1.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah Salah satu indikasi yang dapat menggambarkan kemampuan ekonomi daerah dapat dilihat dari pola konsumsi masyarakatnya. Semakin maju daerah tersebut maka pola konsumsinya akan bergeser ke pengeluaran non makanan. Tingkat
kesejahteraan
penduduk
dapat
pula
dilihat
dari
pola
konsumsinya dan pengeluaran perkapita. Secara umum, pengeluaran rumah tangga di bagi ke dalam dua kategori yaitu pengeluaran untuk konsumsi makanan dan non-makanan. Apabila proporsi konsumsi makanan jauh lebih besar dibanding proporsi konsumsi non-makanan menunjukkan bahwa taraf hidup penduduk tersebut tergolong masih rendah, karena mereka masih cenderung memenuhi kebutuhan pangan terlebih dahulu dibanding kebutuhan nonpangan seperti sandang, papan, kesehatan dan pendidikan.
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 48
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
2.1.4.2. Fokus Fasilitas Wilayah Infrastruktur merupakan faktor penting dalam pengembangan wilayah, dimana infrastruktur wilayah merupakan jaringan penghubung antara kawasan produksi ke kawasan pemasaran. Pengembangan infrastruktur wilayah harus mengacu pada rencana tata ruang, karena pembangunan sektoral harus sinergi dengan pembangunan wilayah yang tertuang dalam rencana tata ruang. Analisis kinerja atas fasilitas infrastruktur wilayah dilakukan terhadap indikator-indikator : rasio panjang jalan per jumlah kendaraan, jumlah orang/barang yang terangkut angkutan umum, jumlah orang/barang melalui terminal per tahun, ketaatan terhadap RTRW, luas wilayah produktif, luas wilayah industri, luas wilayah kebanjiran, luas wilayah kekeringan, luas wilayah perkotaan, jenis dan jumlah bank dan cabang, jenis dan jumlah perusahaan, jenis, kelas, dan jumlah perusahaan asuransi dan cabang, jenis, kelas dan jumlah restoran, jenis, kelas dan jumlah penginapan/hotel, persentase rumah tangga yang menggunakan air bersih, rasio ketersediaan daya listrik, persentase rumah tangga yang menggunakan listrik, dan persentase penduduk yang menggunakan telepon/HP. Ketersediaan infrastruktur yang layak dan memadai merupakan pendukung utama pembangunan suatu wilayah, sekaligus sebagai roda penggerak pertumbuhan ekonomi dan pendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kegiatan sektor transportasi merupakan tulang punggung pola distribusi baik barang maupun penumpang. Infrastruktur lainnya seperti kelistrikan
dan
irigasi merupakan
salah
satu
aspek terpenting untuk
meningkatkan produktivitas sektor produksi. Ketersediaan jaringan air bersih serta pengelolaannya dan peningkatan layanan publik yang dikelola oleh pemerintah seperti prasarana kesehatan, pendidikan, dan sarana olahraga secara berkelanjutan sangat menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat.
2.1.4.3. Fokus Iklim Berinvestasi Investasi merupakan salah satu indikator penting dalam meningkatkan pembangunan
perekonomian.
Investasi
akan
mendoromg
pertumbuhan
ekonomi dan penciptaan lapangan kerja baru sehingga diharapkan akan mengurangi beban pengangguran dan kemiskinan. Kondisi keamanan dan politik di Kabupaten Soppeng merupakan modal penting dalam menarik minat investor. Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan iklim investasi dapat dilihat dari indikator kinerja angka kriminalitas. Angka kriminalitas dapat RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 49
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
menggambarkan tingkat keamanan masyarakat, semakin rendah angka kriminalitas maka semakin tinggi tingkat keamanan masyarakat. 2.1.4.4. Fokus Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia
(SDM) yang berkualitas merupakan kunci
keberhasilan pembangunan. Pembangunan sumber daya manusia harus benarbenar diarahkan dan ditingkatkan agar mampu dan memiliki etos kerja yang produktif, terampil, kreatif, disiplin, profesional dan mampu mengembangkan serta menguasai ilmu dan teknologi yang inovatif dalam rangka memacu pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Soppeng. Gambaran umum kondisi daerah dan aspek daya saing daerah terkait dengan sumber daya manusia dapat dilihat dari kualitas tenaga kerja dan tingkat ketergantungan penduduk. a. Kualitas tenaga kerja Salah satu faktor penting yang tidak dapat diabaikan dalam kerangka pembangunan di Kabupaten Soppeng adalah kualitas sumber daya manusia (SDM). Kualitas SDM ini berkaitan erat dengan kualitas tenaga kerja yang tersedia untuk mengisi kesempatan kerja. Kualitas tenaga kerja di suatu wilayah sangat ditentukan oleh tingkat pendidikannya, artinya semakin tinggi tingkat pendidikan yang di tamatkan penduduk suatu wilayah maka semakin baik kualitas tenaga kerjanya. Kualitas tenaga kerja di suatu daerah dapat dilihat dari tingkat pendidikan. Grafik 2.4 Persentase Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Soppeng Tahun 2013 120 100 80
97.73
96.63
90.41
85.53 72.2
66.59
60
57.82
52.6
52.37
SD SMP SMA
40 20 0 2011
2012
2013
Sumber : Soppeng dalam Angka 2013
Ketenagakerjaan
merupakan
salah
satu
aspek
penting
bagi
pembangunan ekonomi, khususnya dalam upaya pemerintah untuk
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 50
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
mengurangi penduduk miskin. Data ketenagakerjaan merupakan data vital yang diperlukan untuk evaluasi dan perencanaan pembangunan dalam bidang ketenagakerjaan. Ketenagakerjaan apabila ditinjau dari dimensi ekonomi dan dimensi sosial merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia.
Dimensi
ekonomi
menjelaskan
kebutuhan
manusia
akan
pekerjaan dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sedangkan dimensi
sosial
berkaitan
dengan
pengakuan
masyarakat
terhadap
kemampuan ekonomi. Salah satu permasalahan dalam ketenagakerjaan yaitu terbatasnya lapangan kerja. Keterbatasan lapangan kerja menyebabkan banyak tenaga kerja yang tidak terserap sehingga banyak penduduk yang menganggur. Pengangguran
merupakan
masalah
yang
sangat
kompleks
karena
memberikan pengaruh ke banyak hal baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengangguran mempengaruhi daya beli masyarakat dikarenakan dengan tidak adanya pekerjaan yang dimiliki, maka tidak ada pula pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal tersebut yang menyebabkan kemiskinan dan peningkatan kriminalitas pada masyarakat. Oleh karena itu, perlu diusahakan penciptaan dan perluasan lapangan kerja, peningkatan keterampilan tenaga kerja serta produktivitas tenaga kerja sebagai fokus pembangunan bidang ketenagakerjaan saat ini, sehingga pada akhirnya akan mengurangi jumlah penduduk miskin dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Angkatan Kerja merupakan penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan yang sedang mencari pekerjaan (pengangguran). Indikator Angkatan Kerja bermanfaat untuk mengetahui jumlah penduduk yang berpotensi untuk bekerja. Sedangkan Bukan Angkatan Kerja merupakan penduduk berumur 15 tahun ke atas yang selama seminggu yang lalu aktivitasnya tidak berkaitan dengan kegiatan bekerja secara produktif yaitu meliputi kegiatan sekolah, mengurus rumah tangga dan kegiatan lainnya. Berdasarkan data BPS Kabupaten Soppeng yang merupakan hasil estimasi Sakernas Agustus 2012, penduduk yang berumur 15 tahun ke atas di Kabupaten Soppeng pada tahun 2012 dari total jumlah penduduk Kabupaten Soppeng yang terdiri dari 62,05% orang angkatan kerja dan 37,95% orang bukan angkatan kerja. Penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja sebesar 58,23% orang dan penduduk yang menganggur atau penganggur (terbuka) yaitu sebesar 3,82% orang.
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 51
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Grafik 2.5 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Yang Termasuk Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja Di Kabupaten Soppeng Tahun 2013 100
94.461
80
70.616
60 40
20 0 Angkatan Kerja
Bukan Angkatan Kerja
Sumber Data : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Soppeng
Grafik 2.6 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Yang Termasuk Angkatan Kerja Di Kabupaten Soppeng Tahun 2013
1.01
Penganggur (Terbuka)
88.267
Bekerja
0
20
40
60
80
100
Jiwa
Sumber Data : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Soppeng
b. Tingkat ketergantungan Tingkat
ketergantungan
penduduk
digunakan
untuk
melihat
gambaran besarnya beban yang harus ditanggung oleh setiap penduduk berusia produktif terhadap penduduk yang tidak produktif. Penduduk dibawah 15 tahun umumnya dianggap sebagai penduduk yang belum produktif karena secara ekonomis masih bergantung pada orang tua atau orang lain yang menanggungnya. Selain itu penduduk usia diatas 64 tahun juga dianggap tidak produktif lagi sesudah melewati masa pensiun. Penduduk usia 15-64 tahun adalah penduduk usia kerja yang dianggap sudah produktif. Atas dasar konsep ini dapat digambarkan berapa besar jumlah penduduk yang tergantung pada penduduk usia kerja.
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 52
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
2.2.
Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun Berjalan dan Realisasi RPJMD Hasil
pelaksanaan
berdasarkan urusan
program
dan
kegiatan
selama
tahun
2014
menunjukkan bahwa dari 26 urusan wajib dan 8 urusan
pilihan menunjukkan capaian kinerja rata-rata cukup baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.33 berikut :
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 53
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
2.1.
Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kemiskinan merupakan permasalahan bangsa yang mendesak dan memerlukan langkah-langkah penanganan dan pendekatan yang sistematik, terpadu dan menyeluruh, dalam rangka mengurangi beban dan memenuhi hak-hak dasar warga negara secara layak untuk menempuh dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Penanggulangan kemiskinan merupakan pelaksanaan dari amanat UUD 1945 dan bagian dari kesepakatan global untuk mencapai Tujuan Pembangunan Millenium (Millenium Development Goals/ MDGs) untuk mencapai 8 buah sasaran pembangunan Milenium. Kedelapan sasaran pembangunan millennium tersebut yaitu: 1. Memberantas kemiskinan dan kelaparan ekstrem; 2. Mewujudkan pendidikan dasar untuk semua; 3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan; 4. Menurunkan angka kematian anak; 5. Meningkatkan kesehatan ibu; 6. Memerangi HIV dan AIDS, malaria, serta penyakit lainnya; 7. Menjamin pelestarian lingkungan hidup; 8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan. Secara umum kemiskinan dipahami sebagai ketidakmampuan seseorang atau sekelompok orang dalam memenuhi hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan dalam menempuh dan mengembangkan kehidupan yang layak sebagai warga negara. Hak-hak dasar tersebut meliputi: terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, dan hal-hal lain yang berkaitan erat dengan kualitas hidup. Untuk itu, apabila terdapat ketidakmampuan masyarakat dalam memenuhi hak-hak tersebut, maka sudah menjadi kewajiban bagi negara untuk membantu melalui serangkaian upaya yang sistematis dan terencana. Dengan kata lain, bahwa pendekatan kemiskinan ini sering disebut sebagai pendekatan berbasis hak yang mengakui bahwa masyarakat miskin mempunyai hak-hak dasar yang sama dengan anggota masyarakat lainnya. Kemiskinan terjadi bukan sekedar karena belum terpenuhinya kebutuhan pokok, tetapi kemiskinan terjadi karena tidak adanya hak dan akses untuk memenuhi kebutuhan pokok. Akses tidak hanya mencakup ketersediaan pasokan kebutuhan pokok yang berkualitas sesuai dengan lokasi kebutuhan, tetapi juga keterjangkauan harganya, dan keamanan pasokan sepanjang waktu. Oleh karena itu, rakyat Indonesia akan menjadi sejahtera bila hak dan aksesnya untuk memenuhi kebutuhan dasarnya terjamin.
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 153
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Saat ini masih banyak masyarakat yang hidup disekitar dan dibawah garis kemiskinan. Kehidupan mereka masih sangat rentan terhadap berbagai gejolak, terutama gejolak harga pangan. Kemiskinan merupakan permasalahan bangsa yang mendesak dan memerlukan langkah-langkah penanganan dan pendekatan yang sistematik, terpadu dan menyeluruh. Persoalan kemiskinan adalah persoalan yang harus ditangani secara lebih substantif dan mendasar melalui keberpihakan dalam alokasi anggaran belanja pemerintah yang dirancang untuk membantu mereka keluar dari lingkaran kemiskinan dan diberikan perlindungan sosial. Pengentasan
kemiskinan di Kabupaten Soppeng merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari pembangunan sumberdaya manusia, disamping pembangunan infrastruktur dan pertanian dalam arti luas. Selama ini berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi kemiskinan melalui penyediaan kebutuhan pangan, layanan kesehatan dan pendidikan, perluasan kesempatan kerja, pembangunan pertanian, pemberian dana bergulir, pembangunan sarana dan prasarana, dan pendampingan. Berbagai upaya tersebut telah dilakukan namun jumlah penduduk miskin di Kabupaten Soppeng relatif berfluktuasi dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Soppeng, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Soppeng menurun 820 jiwa selama satu tahun terakhir. Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Kabupaten Soppeng pada tahun 2012 sebesar 20.600 jiwa (9,12%) dan pada tahun 2011 sebanyak 21.200 jiwa (9,36%), Tetapi pada tahun 2013 Jumlah penduduk miskin mengalami peningkatan menjadi 21.300 jiwa (9.43%) mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 20,600 jiwa (9.12%). Grafik ini menunjukkan data jumlah penduduk miskin yang hidup di bawah garis kemiskinan sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2013. Grafik ini menunjukkan pencapaian program pemerintah dan Pemerintah Kabupaten Soppeng menanggulangi kemiskinan.
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 154
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Grafik 2.7 Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin dan Tingkat Kemiskinan Di Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2013 9.36
21,400
9.4
21,200 21,000
9.35 9.3
21,200
9.25 Persen
Jiwa
20,800 20,600
9.2
9.12
20,400
20,600
20,200
9.15
9.43
21,300
9.1
20,000
9.05
19,800
9 2011
2012
2013
Jumlah Penduduk Miskin Tingkat Kemiskinan Sumber Data : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Soppeng
Dari grafik di atas terlihat bahwa pada Tahun 2011 sebesar 21.220 jiwa. Persentase penduduk miskin dari 9,36%
menurun menjadi 9,12%
pada tahun 2012 penurunan jumlah dan persentase penduduk miskin sebesar 20.600 jiwa (9,12%), sedangkan pada tahun 2013 jumlah dan persentase penduduk miskin mengalami peningkatan sebesar 21.300 jiwa (9,43%). Selain
itu, besar kecilnya jumlah penduduk miskin
sangat
dipengaruhi oleh garis kemiskinan, karena penduduk miskin memiliki ratarata pengeluaran perkapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Selama periode 2007-2012, garis kemiskinan Kabupaten Soppeng terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009, garis kemiskinan Kabupaten Soppeng mengalami peningkatan dibanding keadaan pada tahun-tahun
sebelumnya
yaitu
sebesar
Rp.170.178,-/kapita/bulan
meningkat menjadi Rp.180.352,-/kapita/ bulan pada tahun 2010. Pada tahun
2011
terus
mengalami
peningkatan
menjadi
Rp.188.257,-
/kapita/bulan, sedangkan pada tahun 2012 masih terus meningkat menjadi Rp.196.508 dan pada tahun 2013 sebesar Rp.202.666,-. Garis kemiskinan Kabupaten Soppeng terus mengalami kenaikan pertahun selama tujuh tahun terakhir (2007-2013).
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 155
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Grafik 2.8 Perkembangan Garis Kemiskinan Di Kabupaten Soppeng Tahun 2007-2013 240,000 200,000 160,000 149,012
120,000
170,178
180,352 188,257
196,508 202,666
123,988
80,000 40,000 0 2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Garis Kemiskinan (Rp./Kpt./Bulan) Sumber Data : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Soppeng
Meskipun jumlah penduduk miskin dan tingkat kemiskinan di Kabupaten Soppeng berfluktuasi dari tahun ke tahun, namun garis kemiskinan mengalami kenaikan setiap tahunnya.
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin
ternyata cenderung
mendekati garis kemiskinan. Sehingga perbaikan tingkat pengeluaran penduduk miskin harus terus dioptimalkan meskipun pada kenyataannya masalah yang dihadapi sangat kompleks. Selanjutnya gambaran posisi relatif jumlah penduduk miskin di Kabupaten Soppeng dibandingkan dengan kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2013 terlihat pada grafik dibawah ini : Grafik 2.9 Posisi Relatif Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013
Kab/Kota
Nasional
Provinsi
Kab. Bulukumba
Kab. Kepulauan…
18,200.00 36,700.00 Kab. Bantaeng 18,900.00 Kab. Jeneponto 58,100.00 Kab. Takalar 29,300.00 Kab. Gowa 61,000.00 Kab. Sinjai 24,300.00 Kab. Maros 43,100.00 Kab. Pangkajene… 56,400.00 Kab. Barru 17,500.00 Kab. Bone 87,700.00 Kab. Soppeng 21,300.00 Kab. Wajo 31,900.00 Kab. Sidenreng… 17,900.00 Kab. Pinrang 32,100.00 Kab. Enrekang 29,700.00 Kab. Luwu 52,000.00 Kab. Tana Toraja 31,300.00 Kab. Luwu Utara 46,200.00 Kab. Luwu Timur 22,200.00 Kab. Toraja Utara 36,800.00 Kota Makassar 66,400.00 Kota Parepare 8,600.00 Kota Palopo 15,500.00
Sumber: BPS, diolah
Sumber Data :Bdan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Selatan
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 156
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Dari grafik di atas memperlihatkan bahwa pada periode tahun 2013, kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan dengan jumlah penduduk miskin tertinggi adalah Kabupaten Bone, sedangkan yang terendah jumlah penduduk miskinnya adalah Kota Pare-Pare. Grafik 2.10 Posisi Relatif Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Soppeng Tahun 2013 Kab/Kota
Nasional (11.47%)
Provinsi Sulawesi Selatan (10.32%)
14.23 9.04 10.45 16.52 10.42 8.73 10.32 12.94 17.75 10.32 11.92 9.43 8.17 6.30 8.86 15.11 15.10 13.81 15.52 8.38 16.53 4.70 6.38 9.57
Sumber: BPS, diolah
Sumber Data : Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Selatan
Pada tahun 2013, persentase penduduk miskin Provinsi Sulawesi Selatan mengalami peningkatan menjadi 10,32% dari tahun 2012 sebesar 9,82%% dan Nasional menjadi 11,47% serta Kabupaten Soppeng menjadi 9,43%. Kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan yang persentase penduduk miskinnya berada di atas rata-rata Nasional dan provinsi adalah Kabupaten Selayar, Jeneponto, Maros, Pangkep, Bone, Enrekang, Luwu, Tana Toraja, Luwu Utara, dan Kabupaten Toraja Utara. Kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan yang persentase penduduk miskinnya berada dibawah rata-rata Nasional dan provinsi adalah Kabupaten Bulukumba, Bantaeng, Takalar, Gowa, Sinjai, Barru, Soppeng, Wajo, Sidrap, Pinrang, dan Kabupaten Luwu Timur, Kota Makassar, Parepare dan Kota Palopo. Secara relatif persentase penduduk miskin Kabupaten Soppeng terhadap provinsi menempati urutan 10 dari 14 kabupaten/kota yang tingkat kemiskinannya dibawah Nasional dan Provinsi Sulawesi Selatan. RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 157
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan menekan angka kemiskinan
di Kabupaten Soppeng pada tahun
2013,
Pemerintah
Kabupaten Soppeng terus menggulirkan berbagai program pembangunan yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat. Misalnya partisipasi pemerintah daerah dalam program pendidikan dan kesehatan gratis, pemberdayaan
masyarakat
hingga program bantuan
sosial
seperti
Soppeng
telah
masyarakat
serta
beasiswa untuk masyarakat miskin dan raskin. Disamping memprioritaskan
itu,
Pemerintah
upaya
pemenuhan
Kabupaten kebutuhan
membiayai program pembangunan yang strategis yang menyentuh kebutuhan dasar masyarakat. Perbaikan
tingkat
pengeluaran
penduduk miskin
tidak bisa
dilepaskan dari berbagai dimensi lain dari kehidupan manusia, seperti kondisi
kesehatan,
pencapaian
pendidikan,
jaminan
masa
depan,
kepemilikan barang berharga/aset, akses terhadap informasi publik, kesempatan untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan, bersuara atau memberikan pendapat secara politik, dan peran sosial lainnya. 2.1.1 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Strategi penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Soppeng dilakukan dengan : a. Mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin; Strategi yang dilakukan dalam upaya mengatasi kemiskinan dengan jalan mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin melalui : - Bidang Pendidikan; BOS (Bantuan Operasional Sekolah), Pendidikan Gratis (bantuan beasiswa SD/SMP/SMA/SMK yang berasal dari keluarga kurang
mampu dan bantuan
khusus siswa miskin
SD/SMP/SMA/SMK). - Bidang Kesehatan dan Keluarga Berencana melalui penanggulangan gizi & gizi kurang, JAMKESMAS dan Pelayanan Kesehatan Gratis. - Bidang Ekonomi; Beras Miskin b. Meningkatkan kemampuan dan pendapatan masyarakat miskin; Strategi yang dilakukan dengan jalan meningkatkan kemampuan dan pendapatan masyarakat miskin melalui : - Bidang Ekonomi; Bantuan Langsung Tunai (BLT/BLSM) - Bidang Pertanian; mengembangkan pertanian terintegrasi;
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 158
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
- Bidang
Perindustrian
Perdagangan
dan
Koperasi
UMKM;
pengembangan wirausaha, pengembangan pendidikan dan pelatihan wirausaha serta pemberdayaan usaha skala mikro; - Bidang Sosial; Bantuan Modal Usaha bagi penduduk miskin; - Bidang Ketenagakerjaan; perluasan kesempatan kerja dan berusaha, transmigrasi serta pelatihan keterampilan tenaga kerja - Bidang Perumahan dan Pemukiman; bantuan bahan bangunan dan penyediaan air bersih serta pembangunan sanitasi. c. Mengembangkan dan menjamin keberlanjutan Usaha Mikro dan Kecil; Strategi yang dilakukan melalui pengembangan kegiatan ekonomi lokal yang dimaksudkan untuk mendorong berkembangnya aktivitas ekonomi masyarakat miskin yang berbasis pada potensi daerah (komoditas unggulan), sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat miskin. Salah satunya melalui pengembangan UMKM dan koperasi yang diarahkan pada peningkatan akses UMKM terhadap sumberdaya produktif, khususnya terhadap permodalan dan teknologi; penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas SDM melalui pembinaan
kewirausahaan,
penataan
organisasi,
pengembangan
jaringan kemitraan dan sistem pendukung usaha serta penyediaan skimskim pembiayaan alternatif. d. Mensinergikan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan. Strategi yang dilakukan dengan menempatkan upaya penanggulangan kemiskinan sebagai prioritas utama dalam kebijakan pembangunan di Kabupaten Soppeng. Kebijakan penanggulangan kemiskinan dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2015. Selanjutnya disinergikan dengan program-program penanggulangan kemiskinan yang dijabarkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Soppeng setiap tahunnya.
2.5.
Permasalahan Pembangunan Daerah
2.5.1. Permasalahan Daerah yang berhubungan dengan prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Kesenjangan yang terjadi antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan serta antara apa yang ingin dicapai di masa datang
dengan
kondisi
riil
saat
ini,
adalah
merupakan
permasalahan
pembangunan daerah yang senantiasa dihadapi oleh Pemerintah Daerah. Potensi permasalahan pembangunan daerah pada umumnya timbul dari
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 159
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
kekuatan yang belum didayagunakan secara optimal, kelemahan yang tidak diatasi, peluang yang tidak dimanfaatkan, dan ancaman yang tidak diantisipasi. Berdasarkan analisis kondisi umum daerah dan capaian kinerja pembangunan daerah Kabupaten Soppeng selama ini, telah diidentifikasi sejumlah permasalahan pembangunan daerah yang membutuhkan perhatian serius dari segenap stakeholder pembangunan daerah. Identifikasi permasalahan tersebut diuraikan berdasarkan kategorisasi agenda pembangunan daerah dan atau
beberapa
unsur
yang
dianggap
memiliki
pengaruh
yang
saling
berhubungan. Permasalahan pembangunan daerah dimaksud adalah : 1. Masih Tingginya Jumlah Penduduk Miskin Kemiskinan masih merupakan masalah dan isu strategis bagi Kabupaten Soppeng hingga saat ini. Meskipun jumlah penduduk miskin menunjukkan tren menurun, dari 23.300 jiwa (10,42%) pada tahun 2010 menjadi 21.220 jiwa (9,36%) pada tahun 2011,dan pada tahun 2012 terus mengalami penurunan menjadi 20.400 jiwa (9,12%) dan pada tahun 2013 menjadi 21.300 jiwa (9,43%) namun penurunan angka kemiskinan tersebut berlangsung relatif lambat sehingga memerlukan penanganan yang lebih serius dan sungguhsungguh dalam lima tahun ke depan. 2. Masih Rendahnya Kualitas Pendidikan Pembangunan pendidikan selama ini masih diperhadapkan pada sejumlah permasalahan, seperti terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan, masih rendahnya akses penduduk terhadap fasilitas pendidikan terutama tingkat pendidikan menengah, tidak meratanya sarana dan prasarana pendidikan khususnya pada wilayah-wilayah dengan jumlah peserta didik yang potensial, serta belum optimalnya proses belajar mengajar dan tata kelola pendidikan. 3. Masih Rendahnya Derajat Kesehatan Pembangunan kesehatan selama ini menghadapi sejumlah masalah seperti masih rendahnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan yang ditandai dengan; (1). masih rendahnya status kesehatan ibu dan anak, (2). masih rendahnya status gizi masyarakat terutama pada bayi, (3). masih tingginya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular seperti DBD, Diare, dan TBC, (4). Masih terbatasnya ketersediaan tenaga medis, (5). Masih terbatasnya ketersediaan obat, pengawasan obat dan makanan dan (6). Masih terbatasnya pembiayaan kesehatan untuk memberikan jaminan perlindungan kesehatan masyarakat. Berbagai permasalahan tersebut di atas telah menyebabkan berbagai indikator di sektor kesehatan belum menunjukkan capaian kinerja yang
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 160
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
memuaskan, misalnya masih tingginya angka kematian bayi dan ibu melahirkan, dsb. 4. Belum Optimalnya Pelayanan Publik Terkait dengan pelayanan publik, masih terdapat sejumlah permasalahan, diantaranya belum optimalnya penerapan Standar Pelayanan Minimun (SPM) yang menjamin akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan dasar dari pemerintah daerah, belum efektifnya pengelolaan kependudukan dan catatan sipil, yang ditandai dengan belum akuratnya data-base kependudukan. 5. Masih Terbatasnya Ketersediaan Infrastruktur Dasar Secara umum, ketersediaan infrastruktur dasar di daerah ini masih jauh dari memadai. Terdapat indikasi yang menunjukkan masih adanya wilayah yang belum memiliki akses jalan dan jembatan yang memadai. Selain itu, persentase rumah tangga yang telah menikmati air bersih yang layak dan energi listrik, juga tampak relatif rendah. Sarana perkotaan, seperti drainase dan pembuangan sampah, menunjukkan kinerja yang belum sepenuhnya memuaskan. Sedangkan sarana perdesaan, seperti jaringan irigasi dan jalan desa, juga tampak memerlukan peningkatan, baik kuantitas maupun kualitas. Keterbatasan berbagai infrastruktur dasar tersebut telah menghambat mobilitas
manusia
dan
barang,
akselerasi
pertumbuhan
ekonomi,
memperlambat proses transformasi perekonomian, menghambat kemajuan dan kemandirian wilayah, serta berpotensi menekan tingkat kesejahteraan masyarakat. 6. Belum Optimalnya Produksi, Produktivitas dan Kualitas Produk Pertanian Permasalahan di sektor pertanian ditandai oleh masih rendahnya produksi, tingkat produktivitas, dan kualitas produk. Belum berkembangnya sistem pertanian yang berbasis agribisnis dan agroindustri, rendahnya peningkatan nilai tambah (added value) di sektor pertanian. Selain itu, masih terbatasnya penerapan teknologi pertanian spesifik lokasi, masih lemahnya kelembagaan petani, masih terbatasnya akses petani terhadap sumber permodalan, belum optimalnya penanganan panen dan pasca panen, masih terbatasnya usaha dan produksi pertanian organik yang dikembangkan secara terintegrasi, serta sejumlah permasalahan lain yang dihadapi di sektor pertanian. Seluruh masalah tersebut perlu ditangani secara serius, mengingat sektor pertanian merupakan penghasil terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Soppeng, sumber mata pencaharian utama masyarakat lokal, dan merupakan sektor dengan tingkat penyerapan tenaga kerja tertinggi.
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 161
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
7. Belum Optimalnya Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Belum optimalnya pengelolaan keuangan daerah ditandai dengan proses penyusunan keuangan daerah (APBD) yang belum dilakukan secara tepat waktu sesuai dengan arahan peraturan perundangan yang berlaku. Pada level SKPD, penyusunan kebutuhan anggaran dan laporan penggunaan anggaran, belum sepenuhnya dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan anggaran. Terkait dengan pengelolaan aset daerah, permasalahan yang muncul adalah belum terinventarisasi dan tercatatnya aset daerah yang sesuai dengan peruntukannya serta belum tertibnya pengalihan aset sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. 8. Masih Rendahnya Daya Tarik dan Daya Saing Wilayah Salah satu indikasi penting dari rendahnya daya tarik dan daya saing wilayah adalah rendahnya nilai penanaman modal baik dalam negeri maupun asing serta terbatasnya jumlah investor yang menanamkan modalnya di Kabupaten Soppeng. Kondisi
ini
dipengaruhi
oleh
banyak
faktor,
diantaranya,
belum
terpromosikannya Kabupaten Soppeng sebagai daerah tujuan investasi, belum teridentifikasinya secara akurat potensi dan peluang investasi daerah, belum berkembangnya wilayah agropolitan, belum ditetapkannya kawasan strategis sesuai dengan potensi wilayah, masih minimnya kemitraan dengan lembaga keuangan, swasta, dan lembaga donor dalam pembiayaan pembangunan daerah, belum optimalnya pemanfaatan ruang berbasis RTRW, belum berkembangnya kerjasama antar daerah, dan sebagainya. 9. Menurunnya Kualitas Lingkungan Menurunnya kualitas lingkungan sebagai akibat tidak seimbangnya rasio kerusakan lingkungan dengan upaya untuk mengatasinya seperti reboisasi dan rehabillitasi kawasan hutan dengan pembalakan liar (illegal logging) dan perambahan hutan. Disamping itu, eksploitasi tambang golongan C yang mengabaikan aspek daya dukung lingkungan, juga telah memberi dampak buruk terhadap kualitas lingkungan. Indikasi menurunnya kualitas lingkungan, juga dapat diamati dari tingginya potensi wilayah banjir yang ditandai dengan semakin meluasnya spot wilayah banjir, dan meningkatnya sedimentasi pada daerah aliran sungai. 10. Belum Berkembangnya Kegiatan Kepariwisataan Meskipun sektor pariwisata telah ditempatkan sebagai sektor prioritas, namun kegiatan kepariwisataan di Kabupaten Soppeng belum berkembang sesuai dengan yang diharapkan. Meskipun di daerah ini terdapat berbagai objek
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 162
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
wisata, baik wisata alam maupun wisata budaya, namun keberadaan objek wisata
tersebut
belum
memberikan
dampak
yang
signifikan
bagi
perekonomian daerah dan peningkatan aktifitas ekonomi masyarakat serta belum dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah. 11. Belum Teraktualisasinya Nilai-nilai Agama dan Budaya Permasalahan utama yang terkait dengan nilai-nilai agama dan budaya adalah berkurangnya kualitas dan pengamalan nilai-nilai keagamaan, yang ditandai dengan adanya penyalahgunaan narkoba dan obat terlarang, perilaku seks di luar nikah, pornografi di kalangan remaja, dan berbagai kriminalitas dan tindak pidana. Sedangkan berkurangnya aktualisasi nilai-nilai budaya, ditandai dengan bergesernya pola perilaku masyarakat yang cenderung mengabaikan nilai-nilai kegotongroyongan dan kesetiakawanan sosial, lunturnya budaya saling menghargai dan menghormati, dan renggangnya hubungan kekerabatan, yang dalam falsafah bugis dikenal dengan istilah “sipakatau, sipakalebbi, siamasei“. 2.5.2. Identifikasi Permasalahan penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah Penyelenggaraan urusan pemerintahan pada tahun 2014 pada prinsipnya telah terlaksana, namun demikian masih banyak permasalahan yang dihadapi seperti tahun-tahun sebelumnya, sebagaimana digambarkan pada tabel berikut : Tabel 2.34 Identifikasi Permasalahan Pembangunan Daerah No
Kriteria/Aspek
I A
Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tataran Pengambil Keputusan Ketentraman dan ketertiban umum daerah Keselarasan dan efektivitas hubungan antara pemerintahan daerah dan pemerintah serta antar pemerintah daerah dalam rangka pengembangan otonomi daerah Keselarasan antara kebijakan pemerintahan daerah dengan kebijakan pemerintah
Urusan
Wajib Wajib
Faktor-faktor Penentu Keberhasilan
Kondisi umum daerah kondusif Masuk dalam agenda RPJMD
Permasalahan
Belum konsistensi pelaksanaan di tingkat SKPD
Wajib
Masuk dalam agenda RPJMD
Belum konsistensi pelaksanaan di tingkat SKPD
Efektivitas hubungan antara pemerintah daerah dan DPRD Efektivitas proses pengambilan keputusan oleh kepala daerah beserta tindak lanjut pelaksanaan keputusan
Wajib
Ada dalam kesepakatan agenda tahunan Masuk dalam agenda RPJMD
-
Ketaatan pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan daerah pada peraturan perundang-undangan Intensitas dan efektivitas proses konsultasi publik antara pemerintah daerah dengan masyarakat atas penetapan kebijakan publik yang strategis dan relevan untuk daerah
Wajib
Masuk dalam agenda RKPD, Renstra dan Renja
-
Wajib
Animo masyarakat dalam konsultasi publik cukup tinggi
-
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
Wajib
Belum konsistensi pelaksanaan di tingkat SKPD
II - 163
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
No
II
Kriteria/Aspek
Urusan
Faktor-faktor Penentu Keberhasilan
Permasalahan
Transparansi dalam pemanfaatan alokasi, pencairan dan penyerapan DAU, DAK, dan bagi hasil Intensitas, efektivitas, dan transparansi pemungutan sumber-sumber pendapatan asli daerah dan pinjaman/obligasi daerah Efektivitas perencanaan, penyusunan, pelaksanaan tata usaha, pertanggungjawaban, dan pengawasan APBD Terobosan/inovasi baru dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah Kebijakan teknis penyelenggaraan urusan pemerintahan Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan
Wajib
Proses pembahasan disiarkan melalui media massa
-
Wajib
-
-
Wajib
-
-
Wajib
-
-
Wajib
Dirumuskan RKPD
Wajib
Tingkat capaian SPM
Wajib
Langsung ditangani bupati melalui rapat koordinasi Sudah masuk dalam penetapan kinerja dalam RPJMD
Penataan kelembagaan daerah
Wajib
Pengelolaan daerah
kepegawaian
Wajib
Perencanaan daerah
pembangunan
Wajib
dalam
Perda Pembentukan organisasi dan tata kerja lembaga teknis daerah Jumlah pegawai sebanyak 6.493 orang sampai tahun 2012 Proses perencanaan dari musrenbangdes sampai musrenbangkab Proses penyampaian APBD
-
Belum konsisten dalam pelaksanaannya Belum ditetapkannya SPM oleh beberapa kementrian lembaga yang menjadi acuan penetapan target SPM untuk tiap urusan -
Pendistribusian dan penempatan pegawai belum optimal sesuai kebutuhan Belum optimal pelaksanaannya
Pengelolaan keuangan daerah
Wajib
Pengelolaan daerah
milik
Wajib
SK Bupati tentang pengangkatan pengelola barang
Pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat Kemampuan penyelenggaraan otonomi daerah Kesejahteraan masyarakat
Wajib
-
-
Wajib
-
Pelayanan umum Daya saing daerah
Wajib Wajib
TKPK, Pendidikan Gratis dan Kesehatan Gratis Peraturan SOP SOP Perizinan
barang
Proses penyampaian APBD belum tepat waktu SDM yang terbatas kemampuannya
-
Dari pengujian aspek/kriteria pelaksanaan urusan wajib ditemukan beberapa
permasalahan
pembangunan.
dalam
pengioptimalkan
pencapaian
kinerja
Permasalahan yang dihadapi dalam kerangka implementasi
program pembangunan lebih dipengaruhi belum konsistensi pelaksanaan program di tingkat SKPD, belum ditetapkannya SPM oleh beberapa kementrian lembaga yang menjadi acuan penetapan target SPM, pendistribusian dan RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 164
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
penempatan pegawai belum optimal sesuai kebutuhan, pProses penyampaian APBD belum tepat waktu, SDM yang terbatas kemampuannya Selain permasalahan pembangunan daerah di atas, permasalahan lain yang perlu mendapatkan perhatian adalah permasalahan atau isu penting terkait dengan kebijakan nasional/provinsi, dan dinamika lingkungan eksternal lainnya sesuai dengan tabel berikut: Tabel 2.35 Identifikasi Permasalahan Pembangunan dari Kebijakan Nasional/Provinsi dan Lingkungan Eksternal Lainnya Isu Penting dan Masalah Mendesak No. Tingkat Nasional (RKP)
Tingkat Provinsi (RKPD Prov. Sul Sel)
Penanganan banjir dan bencana lainnya Pemenuhan amanatUU 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional(SJSN)
Meningkatkan Produksi dan Kualitas Hasil Produksi Pertan Pembangunan Industri Pengolahan dan Peningkatan Pelayanan Publik
Pemanasan global
3
Permasalahan dalam negeri
Maraknya jaringan sel baru kelompk terorisme
4
Penanganan keamanan dalam negeri
5
Stabilitas politik menjelang Pemilu2014 Kesenjangan pendapatan dalam masyarakat Mengurangi Defisit APBN melebihi batas toleransi 3% dengan rencana menaikkan harga BBM
Pembangunan Infrastruktur Wilayah & Permukiman untuk Perkuatan Konektifitas Regional dan Nasional Peningkatan Akses dan Kualitas Layanan Pendidikan dan Kesehatan Peningkatan kapasitas pengelolaan Lingkungan Hidup -
-
-
1 2
6 7
perburuhan
Lingkungan Eksternal Lainnya
Maraknya pelanggaran manusia
hak
aksi asasi
Maraknya illegal logging dan ilegal fishing Maraknya human trafficking Pandemi penyakit baru seperti flu burung
a. Indikator Kinerja Daerah Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberi gambaran tentang
ukuran
keberhasilan
pencapaian
Pembangunan
Daerah
dari
sisi
keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah, khususnya dalam memenuhi kinerja pada aspek kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Hal ini ditunjukan dari akumulasi pencapaian indikator hasil (outcome) program pembangunan daerah setiap tahun atau indikator capaian yang bersifat mandiri setiap tahun sehingga kondisi kinerja yang diinginkan pada akhir periode RPJMD Kabupaten Soppeng (2015) dapat dicapai. Indikator kinerja daerah dimaksud secara terstruktur dibagi atas tiga aspek, yaitu aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum, dan aspek daya saing daerah.
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 165
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Indikator Kinerja Aspek Kesejahteraan Masyarakat
Indikator kinerja pada aspek kesejahteraan masyarakat terdiri atas pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran terbuka, tingkat inflasi, pendapatan per kapita, jumlah dan persentase penduduk miskin, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) beserta dimensi-dimensi pembentuknya, persentase RT yang menikmati listrik, dan pendapatan/ daya beli masyarakat Tabel 2.36 Target dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Aspek Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Soppeng Tahun 2015 Target URAIAN 2015 Pertumbuhan Ekonomi (%) 7,50 Jumlah Penduduk (jiwa) Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Tingkat Inflasi (%)
5,0
PDRB Perkapita (Rp)
29.232.921
Persentase Penduduk Miskin (%)
8,00
Indeks Pembangunan Manusia
77,53
Angka Harapan Hidup (Tahun)
72,34
Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun) Angka Melek Huruf (%) Persentase Listrik
RT
yang
8,07 90,94
Menikmati
Pendapatan/Daya Beli Masyarakat (Rp)
226.737 5,80
95,97 655.958,72
Indikator Kinerja Aspek Pelayanan Umum
Indikator kinerja pada aspek pelayanan umum terdiri atas sektor pembangunan yang menjadi urusan wajib dan urusan pilihan pemerintah daerah. Urusan wajib dimaksud terdiri atas sektor pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum, perumahan, penataan ruang, perencanaan pembangunan, perhubungan, lingkungan hidup, pertanahan, kependudukan dan catatan sipil, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, ketenagakerjaan dan Ketahanan Pangan, koperasi dan usaha kecil dan menengah, penanaman modal, kebudayaan, kepemudaan dan olah raga, kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian, pemberdayaan masyarakat dan desa, statistik, kearsipan, perpustakaan, serta komunikasi dan informatika. Sedangkan urusan
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 166
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
pilihan terdiri atas pertanian, kehutanan, kepariwisataan, energi dan sumber daya mineral, perikanan, perdagangan, perindustrian dan transmigrasi. Tabel 2.37 Target dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Aspek Pelayanan Umum Kabupaten Soppeng, Tahun 2015 URAIAN
2015
Urusan Wajib Pendidikan
Pendidkan Anak Usia Dini (PAUD) APK Pendidkan Anak Usia Dini (PAUD)
55.00
Pendidikan Dasar
Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/ MTs/Paket B Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/ MTs/Paket B Ratio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah Rasio sekolah terhadap murid Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs Angka Kelulusan (AL) SD/MI Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA Pendidikan Lanjutan Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/Paket C Ratio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah Ratio Sekolah terhadap murid Penduduk yang berusia >15 tahun melek huruf Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK.MA Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
97.00% 75.00% 95.00% 219 204 0.28% 0.50% 100% 99% 99% 97% 71,47% 70.00% 98 108 100% 1% 99% 90%
Kesehatan Pelayanan Kesehatan Dasar
Cakupan kunjungan ibu hamil K4 Cakupan ibu hamil dengan komplikasi kebidanan yang ditangani Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan Cakupan pelayanan ibu nifas Cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani Cakupan kunjungan bayi Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Cakupan pelayanan anak Balita Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat Cakupan peserta KB aktif
95% 80% 90% 90% 80% 90% 100% 90% 100% 100% 100% 100
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit :
a. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 thn
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
*> 1
II - 167
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
b. Penemuan penderita Pneumonia balita ditangani c. Penemuan pasien Baru TBC BTA positif d. Penderita DBD yang ditangani e. Penemuan penderita diare Rasio Posyandu persatuan balita
Cakupan pelayanan dasar kesehatan dasar masyarakat miskin Pelayanan Kesehatan Rujukan Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kabupaten/Kota Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam Cakupan Desa Siaga Aktif Cakupan puskesmas Cakupan pembantu puskesmas Rasio puskesmas, poliklinik, pustu persatuan penduduk
100% 100% 100% 100% 60
100% 100% 100% 100% 80% 212.5 62.86% 6
Rasio Rumah Sakit Per penduduk
0,01
Rasio Dokter per satuan penduduk
40
Pelayanan Gawat Darurat (GD)
Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa Jam buka pelayanan GD (Kab / Kota) Pemberi pelayanan GD yang bersertifikat yang masih berlaku BLS/PPGD/GELS/ALS Ketersediaan tim penanggulangan bencana Waktu tanggap pelayanan Dokter di GD Kepuasan Pelanggan pada Gawat Darurat Tidak adanya pasien yang diharuskan membayar uang muka
100% 24 jam 100% 1 Tim ≤5 90% 100%
Pelayanan Rawat Jalan
Dokter pemberi Pelayanan di Poliklinik Spesialis Waktu tunggu di Rawat Jalan Kepuasan Pelanggan pada Rawat Jalan Pasien rawat jalan tuberkulosis yang ditangani dengan strategi DOTS Pelayanan Rawat Inap Pemberi pelayanan rawat inap Dokter penanggung jawab pasien rawat inap Jam visite dokter spesialis Kejadian infeksi pasca operasi Angka kejadian infeksi nosokomial Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat kecacatan/ kematian Kejadian pulang paksa Kepuasan Pelanggan Rawat Inap Pasien rawat inap tuberkulosis yang ditangani dengan strategi DOTS Bedah Sentral Waktu tunggu operasi elektif Kejadian kematian dimeja operasi Tidak adanya kejadian operasi salah sisi Tidak adanya kejadian operasi salah orang Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing pada tubuh pasien setelah operasi Komplikasi anastesi karena over dosis, reaksi anantesi dan salah penempatan endotracheal tube
100% ≤ 60 menit ≥ 90 % 100%
100% 100% 100% ≤ 1,5 % ≤ 1,5 % 100% ≤ 1,5 % ≥ 90 % 100%
≤ 2 hari ≤1% 100% 100% 100% 100% ≤6%
Persalinan dan Perinatologi (Kecuali RS khusus di luar Rumah Sakit RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 168
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Ibu dan Anak
Pemberi pelayanan persalinan normal Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi Kemampuan menangani BBLR 1500 gr-2500 gr Pertolongan persalinan melalui seksio cesaria Keluarga Berencana Mantap Konseling KB Mantap Kepuasan Pelanggan Pelayanan Intensif Rata-rata pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus yang sama < 72 jam Pemberi pelayanan unit intensif Radiologi Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan Kejadian kegagalan pelayanan rontgen Kepuasan pelanggan Laboratorium Patologi Klinik Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan laboratorium Tidak adanya kesalahan penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium Kepuasan Pelanggan Rehabilitasi Medik Kejadian drop out pasien terhadap pelayanan rehabilitasi yang direncanakan. Tidak adanya kejadian kesalahan tindakan rehabilitasi medik Kepuasan Pelanggan Farmasi Waktu tunggu pelayanan obat jadi Waktu tunggu pelayanan obat racikan Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat Kepuasaan Pelanggan Penulisan resep sesuai formularium Gizi Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien Tidak adanya kesalahan dalam pemberian diet Transfusi Darah Pemenuhan kebutuhan darah bagi setiap pelayanan transfuse Kejadian reaksi transfuse Pelayanan Gakin Pelayanan terhadap pasien GAKIN yang datang ke RS pada setiap unit pelayanan Rekam Medik Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai pelayanan Kelengkapan informed concent setelah mendapatkan informasi yang jelas Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat jalan Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat inap Pengolahan Limbah Baku mutu limbah cair Pengolahan limbah padat berbahaya sesuai dengan aturan Administrasi dan Manajemen Tindak lanjut penyelesaian hasil pertemuan tingkat direksi Kelengkapan laporan akuntabilitas kinerja RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
100% 100% 100% ≤ 100 % 100% 100% ≥ 80% ≤3% 100% ≤ 3 jam 100% ≤2% ≥ 80 % ≤ 140 menit 100% 100% ≥ 80 % ≤ 50% 100% ≥ 80 % ≤ 30% ≤ 60% 100% ≥ 80 % 100% ≥ 90 % ≤ 20 % 100% 100% ≤0,01% 100%
100% 100% ≤ 10 menit ≤ 15 menit 100% 100% 100% 100% II - 169
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Ketepatan waktu pengusulan kenaikan pangkat Ketepatan waktu pengurusan kenaikan gaji berkala Karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20 jam pertahun Cost Recovery Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan Kecepatan waktu pemberian informasi tentang tagihan pasien rawat inap Ketepatan waktu pemberian imbalan (insentif) sesuai kesepakatan waktu Ambulance /Kereta Jenazah Waktu pelayanan ambulance/kereta jenazah Kecepatan memberikan pelayanan ambulance/kereta jenazah di rumah sakit Pemulasaran Jenazah Waktu tanggap pelayanan pemulasaraan jenazah Pelayanan Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat Ketepatan waktu pemeliharaan alat Peralatan Laboratorium (dan alat ukur yang lain) yang terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi. Pelayanan Laundry Tidak adanya kejadian linen yang hilang Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Tersedianya anggota Tim PPI yang terlatih Koordinasi APD Kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi nosokomial di rumah sakit Pekerjaan Umum Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik Panjang jalan kabupaten dlm kondisi baik (>40Km/Jam) Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/ Saluran pembangunan air (minimal 1,5 m) Sempadan jalan yang dipakai bangunan liar Drainase dalam kondisi baik/ pembuangan aliran air tidak tersumbat Pembangunan turap di wilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan longsor lingkup kewenangan kota Luas irigasi Kab. Dlm kondisi baik Perumahan RT pengguna air bersih RT ber Sanitasi Lingkungan Permukiman Kumuh Rumah layak huni Penataan Ruang Rasio RTH per satuan luas wilayah per HPL/HGB Rasio bangunan ber IMB per satuan bangunan Perencanaan Pembangunan Kesesuaian Prioritas Pembangunan Urusan Wajib yang diselenggarakan daerah Dokumen RPJP yg ditetapkan dgn PERDA Dokumen RPJM yg ditetapkan dgn PERDA/PERKADA Dokumen RKPD yg ditetapkan dgn PERKADA Penjabaran Program RPJMD ke dalam RKPD Perhubungan Angkutan darat
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
100% 100% ≥ 60 % ≥ 40 % 100% ≤ 2 jam 100%
24 jam 100%
≤ 2 jam ≤ 2 jam 100% 100%
100% 100% 75% 75% 75%
57.50% 523.992 Km 0.001% 1.57% 46.88% 1 unit 37,48% 75.00% 85% 0.00% 80% 500 10.07% 100% 100% Ada Ada Ada 100% 6.00%
II - 170
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Kepemilikan KIR angkutan umum Lama pngujian kelayakan angkutan umum (KIR) Biaya pengujian kelayakan angkutan umum Lingkungan Hidup Persentase Penanganan sampah Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal Status Mutu Air Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk Penegakan hukum lingkungan Penghijauan Wilayah rawan longsor dan sumber mata air Pertanahan Luas lahan bersertifikat Penyelesaian kasus tanah negara Penyelesaian izin lokasi Kependudukan dan catatan sipil Kepemilikan KTP Rasio bayi berakta kelahiran per 1000 penduduk Ketersediaan database kependudukan skala provinsi Penerapan KTP nasional berbasis NIK Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah Partisipasi perempuan di lembaga swasta Rasio KDRT Partisipasi angkatan kerja perempuan KB dan KS Rata-rata jumlah anak per keluarga Rasio akseptor KB Prevelensi peserta KB aktif Keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera I Sosial Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo, dan panti rehabilitasi PMKS yang memperoleh bantuan sosial Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial Ketenagakerjaan Angka sengketa pengusaha-pekerja pertahun Tingkat partisipasi angkatan kerja Pencari kerja yang ditempatkan Keselamatan dan perlindungan Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah Koperasi dan UKM Persentase Koperasi yang aktif Jumlah UKM non BPR/LKM UKM Usaha mikro dan kecil Penanaman Modal Kenaikan/Penurunan Nilai Investasi Kebudayaan Penyelenggaraan festival seni dan budaya Sarana penyelenggaraan seni dan budaya Benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan Kepemudaan dan Olahraga Jumlah organisasi pemuda Jumlah organisasi olahraga Jumlah kegiatan kepemudaan
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
91% 24 Menit - MPU 50.000 - Barang 60.000
13.95% 100% 100% 113.77 100% 13% 100% 100% 100% 95% 950 Tidak Ada Telah diterapkan
10.30% 59.80% 0.001% 89.00% 2.88 750 75.00% 19,30% 6 bh 5.5% 5.5% 2 71.69% 780 org 12 1 98.00% 2.15% 65% 20% 10 kali 9 buah 100% 12 20 5
II - 171
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Jumlah kegiatan olahraga Lapangan olahraga Kesbang dan Politik Dalam Negeri Kegiatan pembinaan politik daerah Pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP Rasio jumlah Pol.PP per 10.000 penduduk Persentase linmas per 10.000 penduduk Rasio pos Siskamling per jumlah Desa/Kelurahan Penegakan Perda Cakupan Patroli petugas Satpol PP Tingkat Penyelesaian Pelanggaran K3 (Ketertiban, ketenteraman, keindahan) di Kabupaten Jumlah Petugas perlindungan masyarakat (Linmas) di Kabupaten Cakupan pelayanan bencana kebakaran kebakaran kabupaten Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) Otonomi Daerah, Pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian Keberadaan Perda/Perbup tentang Konsultasi publik Sistem Informasi Manajemen Pemda Indeks kepuasan layanan masyarakat
persentase rekomendasi atas temuan hasil pengawasan yang ditindak lanjuti; Opini BPK terhadap laporan keuangan pemerintah daerah Waktu penetapan APBD Keberadaan PERDA tentang Pengelolaan Keuangan Daerah berdasarkan PP 58 Tahun 2005 Ketepatan penyampaian Laporan Keuangan dan Laporan Kinerja berdasarkan PP 8/2006 Belanja untuk pelayanan dasar Belanja untuk urusan pendidikan dan kesehatan Dana perimbangan yang terserap dibanding yang direncanakan Belanja Publik terhadap DAU Besaran PAD terhadap seluruh pendapatan dlm APBD (realisasi) Rasio SILPA terhadap total pendapatan Rasio realisasi belanja terhadap anggaran belanja Rasio realisasi PAD terhadap potensi PAD
Perda atas inisiatif DPRD Ranperda yang disetujui DPRD Rasio jabatan yang terisi Ada tidaknya Sistem Informasi Kepegawaian Daerah Ketahanan Pangan Regulasi ketahanan pangan Rata-rata Ketersediaan pangan utama (Ton) Ketersediaan dan Cadangan Pangan Ketersediaan Energi dan Protein per Kapita Penguatan Cadangan Pangan Distribusi dan Akses Pangan Ketersediaan Informasi Pasokan, Harga dan Akses Pangan di Daerah Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan Penganekaragaman dan Keamanan Pangan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan Penanganan Kerawanan Pangan Penanganan Daerah Rawan Pangan Pemberdayaan masyarakat dan Desa Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM)
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
5 112 2 keg 2 keg 20 18.76% 5.56 24 kali 8 kec 100% 27 8 kec 55 menit
Ada 3 bh Ada 80% WTP Tepat Waktu Ada Tepat Waktu 52.85% 34.98% 100% 70.78% 5.00% 2.00% 100% 100% 1 100% 100 Ada 5 204,391 90 60 90 90 90 80 60 17 D/K
II - 172
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK LPM Berprestasi PKK aktif Posyandu aktif Swadaya Masyarakat terhadap Program Pemberdayaan Masyarakat Statistik Buku Kabupaten dalam angka Buku PDRB Kabupaten Kearsipan Pengelolaan arsip secara baku Peningkatan SDM Pengelola kearsipan Komunikasi dan Informatika Jumlah surat kabar nasional/lokal Jumlah penyiaran radio/ TV lokal Wibesite milik pemerintah daerah Pameran/ekspo Perpustakaan Jumlah Perpustakaan Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah Pengunjung perpustakaan per tahun Fokus Layanan Urusan Pilihan Pertanian -
Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar Padi (GKG) Jagung (Pipilan Kering) Kedele (Pipilan Kering) K. Tanah (Biji Kering) K. Hijau (Biji Kering) Ubi Kayu (Umbi Basah) Ubi Jalar (Umbi Basah)
Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB Cakupan bina kelompok tani Kehutanan Rehabilitasi hutan dan lahan kritis Kerusakan Kawasan Hutan Kontribusi sector kehutanan terhadap PDRB Energi dan SDM Pertambangan tanpa izin Kontribusi pertambangan terhadap PDRB Pariwisata Kunjungan wisata Persentase Pertumbuhan Kunjungan Wisata Kontribusi sector pariwisata terhadap PDRB Perikanan Produksi perikanan Konsumsi ikan Cakupan bina kelompok nelayan Produksi perikanan kelompok nelayan Perdagangan Kontribusi sector perdagangan terhadap PDRB Cakupan bina kelompok pedagang/ usaha informasi Perindustrian Kontribusi sector industri terhadap PDRB Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor industri Pertumbuhan industry Cakupan bina kelompok pengrajin Transmigrasi Transmigran
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
14 D/K 3 bh 100% 95% 75% Ada Ada 2.2% 1 Keg 30 bh 4 bh Ada 6 kali 1 0,08% 0,010%
65,91 kw/ha 60,45 kw/ha 31,41 kw/ha 23,89 kw/ha 16,72 kw/ha 108,02 kw/ha 79,92 kw/ha
49,81% 100% 4,09% 7,00% 0.19% 94% 0,59% 297.162 orang 0,96 1,70% 5.00 Ton 7.500 Ton 25 klp 3.219 Ton 12,74% 16.56% 7.54% 0.52% 4,01% 4.03% 0%
II - 173
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Indikator Kinerja Aspek Daya Saing Daerah
Indikator kinerja pada aspek daya saing dari terdiri atas kemampuan ekonomi daerah, pengeluaran per kapita, pengeluaran konsumsi non pangan per kapita, proporsi panjang jalan dalam kondisi baik, luas wilayah produktif, luas wilayah kebanjiran, luas wilayah perkotaan, luas persawahan beririgasi teknis, kapasitas air bersih, angka kriminalitas, jumlah demonstrasi. Jumlah persetujuan investasi dll. Tabel 2.38 Indikator Kinerja Utama (IKU) Aspek Daya Saing Daerah Kabupaten Soppeng dan Target Tahun 2015 URAIAN Pengeluaran per kapita per bulan (Rp)
2015 1.450.000
Pengeluaran Konsumsi non pangan per kapita (%)
54.69
Nilai tukar petani (%)
84.41
Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik
57.50% 85.716,54
Luas Wilayah Produktif (Ha) Luas Wilayah Kebanjiran (Ha)
28
Luas Wilayah Perkotaan (Ha)
11.900
Luas Persawahan Beririgasi Teknis (Ha) Kapasitas air bersih yang disalurkan PDAM
20.600 453 Ltr/Detik
Angka kriminalitas per 10.000 penduduk
13,68
Jumlah demonstrasi
2 kali
Jumlah persetujuan investasi
2.071
Keberadaan E-procurement
Ada
Sumber : RPJM Kab. Soppeng 2011-2015
b. Capaian Kinerja Organisasi Pengukuran pencapaian kinerja sasaran maupun kinerja kegiatan terhadap indikator kinerja yang
telah dicapai pada tahun
2014 yang
membandingkan antara target dan realisasi pada indikator sasaran adalah sebagai berikut : 1. Meningkatnya Pendapatan Perkapita Masyarakat Pemerintah Kabupaten Soppeng telah melaksanakan berbagai upaya meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat. Jumlah indikator untuk menggambarkan capaian kinerja sasaran ini sebanyak 52 indikator.
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 174
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Tabel 2.39 Evaluasi Pencapaian Sasaran 1 Meningkatnya Pendapatan Perkapita Masyarakat Tahun 2014 Capaian Kinerja Thn 2014 (%)
Tahun 2014 No.
Indikator Kinerja
Satuan Target
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Pertumbuhan Ekonomi Jumlah Penduduk Tingkat Pengangguran Terbuka Tingkat Inflasi PDRB Perkapita Angka Harapan Hidup
% Jiwa
Realisasi
7.33 226,152
7.57 250,996
103.27 110.99
%
6.15
6.56
106.67
% Rp
5.0 24,360,768
0 17,555,551
0.00 72.06
72.19
71.93
99.64
Tahun
Rata-Rata Lama Tahun 7.88 7.37 Sekolah Persentase RT yang % 91.40 95.11 Menikmati Listrik Pendapatan/Daya Beli Rp 652,760.19 646,381.89 Masyarakat Pengeluaran per kapita Rp 1,325,000 450,639 per bulan Nilai tukar petani % 81.95 0 Pengeluaran Konsumsi % 52 43.19 Non Pangan Luas Wilayah Produktif Ha 85,716.54 95,953 Luas Wilayah Ha 28.50 30.45 Kebanjiran Luas Persawahan Ha 18.727 0 Beririgasi Teknis Kapasitas air bersih Ltr/Detik 412 265 yang disalurkan PDAM Keberadaan EAda Ada procurement Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar:
93.53 104.06 99.02 34.01 0.00 83.06 111.94 93.16 0.00 64.32 100.00
18
-Padi
Kw/Ha
65.38
58.86
90.03
19
-Jagung
Kw/Ha
59.15
51.69
87.39
20
-Kedelai
Kw/Ha
30.62
17.64
57.61
21
-Kacang Tanah
Kw/Ha
23.82
18.5
77.67
22
-Kacang Hijau
Kw/Ha
16.59
13.28
80.05
23
-Ubi Kayu
Kw/Ha
106.90
178.65
167.12
24
-Ubi jalar
Kw/Ha
79.65
100.43
126.09
25
Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB Cakupan bina kelompok tani Populasi Ternak Sapi Populasi Ternak Kambing Populasi Ternak Unggas Produksi Daging Ternak Besar Jumlah Produksi Perikanan Jumlah komsumsi ikan
%
49.72
38.26
76.95
100
100
100.00
ekor
32,745
36,310
110.89
ekor
14,250
19,555
137.23
ekor
1,070,150
1,394,172
130.28
ekor
769,664
762,510
99.07
4,500
3,941.9
87.60
7,350
6,652
90.50
22
20
90.91
26 27 28 29 30 31 32 33
Cakupan Bina Kelompok Nelayan
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
%
Ton Ton Klp
II - 175
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
34
Produksi Perikanan Kelompok Nelayan Kontribusi Sektor perdagangan terhadap PDRB Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informasi Kontribusi Sektor industri terhadap PDRB Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor industri Pertumbuhan Industri
Ton
%
43
Cakupan bina kelompok pengrajin Persentase koperasi yang aktif Jumlah UKM non BPR/LKM UKM Usaha Mikro dan Kecil
44
Kunjungan wisata
45
Persentase pertumbuhan kunjungan wisata
%
46
Kontribusi sektor Pariwisata terhadap PDRB Angka Sengketa pengusaha-pekerja pertahun Tingkat partisipasi angkatan kerja Pencari kerja yang ditempatkan Keselamatan dan Perlindungan Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah Transmigran
%
35
36
37
38
39 40 41 42
47
48 49 50 51
52
3,108
3,196
102.82
12.34
76.09
616.61
14.90
0.80
5.37
7.51
4.93
65.65
0.51
4.93
966.67
3.32
1.25
37.65
3.34
100
2994.01
97.02
96.46
99.42
1.79
3.33
186.03
55.00
98.06
178.29
294,332
267,842
91.00
0.97
0.88
90.72
1.80
1.77
98.33
4
0
100.00
71.69
10.33
14.41
745
87
11.68
10
409
4090.00
2
0
100.00
14
0
0.00
%
%
%
%
%
% % % orang
% Orang
%
2. Menurunnya Angka Penduduk Miskin
Pemerintah Kabupaten Soppeng telah melaksanakan berbagai upaya menurunnya angka penduduk miskin. Jumlah indikator untuk menggambarkan capaian kinerja sasaran ini sebanyak 29 indikator.
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 176
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Tabel 2.40 Pencapaian Sasaran II Menurunnya Angka Penduduk Miskin Tahun 2014 Tahun 2014 No.
Indikator Kinerja
Satuan
Capaian Kinerja Thn 2014 (%)
Target
Realisasi
2,9
3.05
94.83
3.65
101.39
1.
Rata-rata jumlah anak per keluarga
2.
Cakupan Pasangan Usia Subur yang isterinya di bawah usia 20 tahun
%
3,60
3.
Rasio akseptor KB
%
750
723
96.40
4.
Prevelensi peserta KB aktif
%
75,0
72.33
96.44
5.
%
19,4
14.88
123.30
6.
Keluarga pra sejahtera & keluarga sejahtera 1 Cakupan Anggota BKB ber-KB
%
79.0
66.74
84.48
7.
Cakupan Anggota UPPKS ber-KB
%
92.0
85.75
93.21
8.
Rasio PLKB/PKB
%
100
37
52.86
9.
Rasio PPKBD
%
100
100
100.00
10.
Persentase Penduduk Miskin
%
8,39
9,43
87.60
11.
%
10,28
12.55
122.08
%
59,75
87.45
146.36
13.
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah Partisipasi perempuan di lembaga swasta Rasio KDRT
%
0,01
0.019
10.00
14.
Partisipasi angkatan kerja perempuan
%
88,97
72.61
81.61
15.
Desa/K el
17
70
411.76
14
70
500.00
17.
Rata-Rata jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM) Rata-Rata jumlah kelompok binaan PKK LPM Berprestasi
18.
PKK Aktif
19. 20.
12.
16.
21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29.
Desa/K el Desa/K el %
3
3
100.00
100
100
100.00
Posyandu Aktif
%
100
100
100.00
Swadaya Masyarakat terhadap Program Pemberdayaan Masyarakat Regulasi Ketahanan Pangan
%
70
70
100.00
5
3
60.00
198.438
156,084
78.66
85
360.59
424.22
55
0
0.00
85
100
117.65
80
100
125.00
85
85
99.88
75
100
133.33
55
0
100.00
buah
Rata-rata Ketersediaan Pangan Utama Ketersediaan Energi dan Protein per Kapita Penguatan Cadangan Pangan
ton
Ketersediaan Informasi Pasokan, harga dan akses pangan di Daerah
%
Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
%
Pengawasan dan Keamanan Pangan
%
Pembinaan
Penanganan daerah Rawan Pangan
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
% %
%
%
II - 177
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
3. Terpenuhinya Hak-Hak Dasar Masyarakat
Pemerintah Kabupaten Soppeng telah melaksanakan berbagai upaya terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat. Jumlah indikator untuk menggambarkan capaian kinerja sasaran ini sebanyak 4 indikator. Tabel 2.41 Evaluasi Pencapaian Sasaran 3 Terpenuhinya Hak-Hak Dasar Masyarakat Tahun 2014 Capaian Kinerja Thn 2014 (%)
Tahun 2014
No. 1. 2. 3. 4.
Indikator Kinerja
Satuan
RT Bersanitasi RT pengguna air bersih Lingkungan Pemukiman Kumuh Rumah layak huni
% % % %
Target
Realisasi
84.50 74.00 0.01 79
90.85 81.83 0.00063 81.23
107.51 110.58 193.70 102.82
4. Membaiknya Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Pemerintah Kabupaten Soppeng telah melaksanakan berbagai upaya membaiknya Indeks pembangunan manusia (IPM). Jumlah indikator untuk menggambarkan capaian kinerja sasaran ini sebanyak 140 indikator. Tabel 2.42 Evaluasi Pencapaian Sasaran 4 Membaiknya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2014 Tahun 2014 No.
Indikator Kinerja
Capaian Kinerja Thn 2014 (%)
Target
Realisasi
54.03
62.93
116.47
96.88
97.35
100.49
73.00
70.92
97.15
94.00
65.89
70.10
216
121
56.02
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD ) 1
APK Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ) Pendidikan Dasar
2
Angka Partisipasi Murni (APM ) SD/MI/Paket A
3
6
Angka Partisipasi Murni (APM ) SMP/Mts/ paket B Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/ MTs/Paket B Ratio Ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah Rasio sekolah terhadap murid
199
141
70.85
7
Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI
0.3
0.17
143.33
8
Angka Putus Sekolah (APS) SMP/Mts
0.56
0.59
94.64
9
Angka Kelulusan (AL) SD/MI
100
100
100.00
10
Angka Kelulusan (AL) SMP/Mts
98.27
99.76
101.52
11
Angka Melanjutkan dari SD/MI ke SMP/Mts
99
97.7
98.69
12
Angka Melanjutkan dari SMP/Mts ke SMA / SMK/MA Pendidikan Lanjutan
96.99
95.53
98.49
13
Angka Partisipasi SMA/SMK/MA/Paket C
70.16
49.09
69.97
4 5
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
Murni
(APM)
II - 178
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
14 15 16 17
Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/Paket C Ratio Ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah Rasio sekolah terhadap murid
69.69
64.08
91.95
97
452
465.98
107
297
277.57
100
91.91
91.91
18
Penduduk yang berusia >15 tahun melek huruf Angka Putus Sekolah ( APS ) SMA/SMK/MA
1.20
0.85
129.17
19
Angka Kelulusan ( AL ) SMA/SMK/MA
98.65
98.53
99.88
20
Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV ke atas Pelayanan Kesehatan Dasar
87.50
90.07
102.94
21
Cakupan kunjungan ibu hamil K4 Cakupan ibu hamil dengan komplikasi kebidanan yang ditangani Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan Cakupan pelayanan ibu nifas Cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani Cakupan kunjungan bayi Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Cakupan pelayanan anak Balita Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada usia 6-24 bulan keluarga miskin Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat Cakupan Peserta KB Aktif Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit
95
90.34
95.09
80
80.06
100.08
90
94.96
105.51
90
95.6
106.22
80
53.86
67.33
90
103.84
115.38
100
100
100.00
90
71.95
79.94
100
100
100.00
100
100
100.00
100
100
100.00
73
73.51
100.70
*≥ 1
0.01
100.00
100
10.64
10.64
100
46
46.00
100
111.94
111.94
100
100
100.00
60
17.73
29.55
100
79.19
79.19
100
3.15
3.15
100
79.19
100
100
100.00
80
97.14
121.43
22 23
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
3435363738
Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000
penduduk < 15 thn Penemuan pasien TBC BTA positif Penemuan penderita Pneumonia ditangani Penderita DBD yang ditangani
balita
Penemuan penderita diare Rasio Posyandu persatuan balita
39
Cakupan Pelayan dasar kesehatan dasar masyarakat miskin Pelayanan Kesehatan Rujukan
40
43
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kabupaten/Kota Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam Cakupan Desa Siaga Aktif
44
Cakupan Puskesmas
212.5
212.5
100.00
45
Cakupan pembantu puskesmas
62.86
62.86
100.00
46
6
6
100.00
47
Rasio puskesmas, poliklinik, pustu persatuan penduduk Rasio Rumah Sakit Per penduduk
0.01
0.01
100.00
48
Rasio Dokter per satuan penduduk
40
22.33
55.83
41
42
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
79. 19
II - 179
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
50
Pelayanan Gawat Darurat (GD) Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa Jam buka pelayanan GD (Kab / Kota)
51
Ketersediaan tim penanggulangan bencana
52
Waktu tanggap pelayanan Dokter di GD
≤5
5
100.00
53
Kepuasan Pelanggan pada Gawat Darurat Tidak adanya pasien yang diharuskan membayar uang muka Pelayanan Rawat Jalan Dokter pemberi Pelayanan di Poliklinik Spesialis Waktu tunggu di Rawat Jalan
85
95.18
111.98
100
100
100.00
100
100
100.00
60
120
50.00
49
54
55 56 57
100
100
100.00
24
24
100.00
1
0
0.00
Kepuasan Pelanggan pada Rawat Jalan Pasien rawat jalan tuberkulosis yang ditangani dengan strategi DOTS Pelayanan Rawat Inap
90
88.50
98.33
100
100
100.00
59
Pemberi pelayanan rawat inap
100
100
100.00
60
Dokter penanggung jawab pasien rawat inap
100
100
100.00
61
Jam visite dokter spesialis
100
100
100.00
62
Kejadian infeksi pasca operasi
≤ 1,5
0
100.00
63
Angka kejadian infeksi nosokomial Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat kecacatan/ kematian Kejadian pulang paksa
≤ 1,5
4.4
34.09
100
100
100.00
≤ 1,5
9.14
65.60
Kepuasan Pelanggan Rawat Inap Pasien rawat inap tuberkulosis ditangani dengan strategi DOTS Bedah Sentral
≥ 90
94.15
100.00
100
100
100.00
58
64 65 66 67
yang
68
Waktu tunggu operasi elektif
≤2
0.02
100.00
69
Kejadian kematian dimeja operasi
≤1
0
100.00
70
Tidak adanya kejadian operasi salah sisi
100
100
100.00
71
Tidak adanya kejadian operasi salah orang Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing pada tubuh pasien setelah operasi
100
100
100.00
100
100
100.00
100
100
100.00
Komplikasi anastesi karena over dosis, reaksi anantesi dan salah penempatan endotracheal tube
≤6
0
100.00
Persalinan dan Perinatologi (Kecuali RS khusus di luar Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemberi pelayanan persalinan normal Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi
100
100
100.00
100
100
100.00
77
Kemampuan menangani BBLR 1500 gr-2500 gr
100
100
100.00
78
≤ 100
100
100.00
79
Pertolongan persalinan melalui cesaria Keluarga Berencana Mantap
100
100
100.00
80
Konseling KB Mantap
100
100
100.00
81
Kepuasan Pelanggan
≥ 80
93.86
100.00
≤3
0.15
100.00
100
100
100.00
≤3
7.5
100.00
72 73 74
75 76
82 83 84
seksio
Pelayanan Intensif Rata-rata pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus yang sama < 72 jam Pemberi pelayanan unit intensif Radiologi Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 180
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
85
Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan
100
100
100.00
86
Kejadian kegagalan pelayanan rontgen
≤2
2.71
36.90
87
Kepuasan pelanggan
≥ 80
95
100.00
≤ 140
120
100.00
100
100
100.00
100
100
100.00
≥ 80
80
100.00
≤ 50
40
100.00
100
100
100.00
≥ 80
95
100.00
Laboratorium Patologi Klinik 88 89 90 91 92 93 94
Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan laboratorium Tidak adanya kesalahan penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium Kepuasan Pelanggan Rehabilitasi Medik Kejadian drop out pasien terhadap pelayanan rehabilitasi yang direncanakan. Tidak adanya kejadian kesalahan tindakan rehabilitasi medik Kepuasan Pelanggan Farmasi
95
Waktu tunggu pelayanan obat jadi
≤ 30
8.5
100.00
96
Waktu tunggu pelayanan obat racikan
≤ 60
12.56
100.00
97
Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat
100
97.64
97.64
98
Kepuasaan Pelanggan
≥ 80
80
100.00
99
Penulisan resep sesuai formularium
100
98.1
98.10
100
Gizi Ketepatan waktu kepada pasien
≥ 90
100
100.00
101
Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien
≤ 20
38.78
51.57
102
Tidak adanya kesalahan dalam pemberian diet
100
100
100.00
Transfusi Darah Pemenuhan kebutuhan darah bagi setiap pelayanan transfuse Kejadian reaksi transfuse
100
87.42
87.42
≤ 0,01
0
100.00
100
100
100.00
100
74.05
74.05
100
100
100.00
≤ 10
4.09
100.00
≤ 15
3.24
100.00
100
100
100.00
100
100
100.00
100
100
100.00
113
Baku mutu limbah cair Pengolahan limbah padat berbahaya sesuai dengan aturan Administrasi dan Manajemen Tindak lanjut penyelesaian hasil pertemuan tingkat direksi Kelengkapan laporan akuntabilitas kinerja
100
100
100.00
114
Ketepatan waktu pengusulan kenaikan pangkat
100
100
100.00
115
Ketepatan waktu pengurusan kenaikan gaji berkala Karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20 jam pertahun Cost Recovery
100
100
100.00
≤ 60
170.37
100.00
≤ 40
81.62
100.00
103 104 105
106 107 108 109
110 111
112
116 117
pemberian
makanan
Pelayanan Gakin Pelayanan terhadap pasien GAKIN yang datang ke RS pada setiap unit pelayanan Rekam Medik Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai pelayanan Kelengkapan informed concent setelah mendapatkan informasi yang jelas Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat jalan Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat inap Pengolahan Limbah
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 181
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
118
Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan Kecepatan waktu pemberian informasi tentang tagihan pasien rawat inap Ketepatan waktu pemberian imbalan (insentif) sesuai kesepakatan waktu Ambulance /Kereta Jenazah
100
100
100.00
≤2
2
100.00
100
67.7
67.70
24
24
100.00
100
100
100.00
≤2
0.5
100.00
≤2
2
100.00
100
100
100.00
100
100
100.00
Tidak adanya kejadian linen yang hilang Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
100
100
100.00
100
100
100.00
129
Tersedianya anggota Tim PPI yang terlatih
75
40.5
54.00
130
75
100
133.33
75
100
133.33
132
Koordinasi APD Kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi nosokomial di rumah sakit Indeks Pembangunan Manusia
76.39
73.71
96,49
133
Angka Harapan Hidup
72.19
71,93
99,64
134
Rata-Rata Lama Sekolah
7.88
7,37
93,53
135
Angka Melek Huruf (%)
89.86
88.74
98,75
136
Jumlah organisasi pemuda
12
11
91.67
137
Jumlah organisasi olahraga
20
24
120.00
138
Jumlah kegiatan kepemudaan
5
5
100.00
139
Jumlah kegiatan olahraga
5
5
100.00
140
Lapangan olahraga
112
146
130.36
119 120
121 122
123
124 125 126
Waktu pelayanan ambulance/kereta jenazah Kecepatan memberikan pelayanan ambulance/kereta jenazah di rumah sakit Pemulasaran Jenazah Waktu tanggap pelayanan pemulasaraan jenazah Pelayanan Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat Ketepatan waktu pemeliharaan alat Peralatan Laboratorium (dan alat ukur yang lain) yang terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi.
Pelayanan Laundry 127 128
131
5. Membaiknya Sarana dan Prasarana Wilayah
Pemerintah Kabupaten Soppeng telah melaksanakan berbagai upaya membaiknya
sarana
dan
prasarana
wilayah.
Jumlah
indikator
untuk
menggambarkan capaian kinerja sasaran ini sebanyak 16 indikator.
.
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 182
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Tabel 2.43 Evaluasi Pencapaian Sasaran 5 Membaiknya Sarana dan Prasarana Wilayah Tahun 2014 Tahun 2014 No.
Indikator Kinerja
Satuan Target
1 2 3
4 5
Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik
%
Panjang jalan kabupaten dlm kondisi baik (>40Km/Jam)
KM
Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/ Saluran pembangunan air (minimal 1,5 m)
%
Sempadan jalan yang dipakai bangunan liar
%
Drainase dalam kondisi baik/pembuangan aliran air tidak tersumbat Pembangunan turap di wilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan longsor lingkup kewenangan kota
6
7
Luas irigasi Kab. Dalam kondisi baik
8
Angkutan darat
9
Kepemilikan KIR angkutan umum
10
Lama pngujian kelayakan angkutan umum (KIR)
11
Biaya pengujian kelayakan angkutan umum
Realisasi
57.00
36.04
511,212
329,592
0.001
0.218
218.00
1.52
103.18
44.27
95.39
2
200.00
1.57
%
46.41
unit
Capaian Kinerja Thn 2014 (% )
1
63.23 64.47
%
31.99
65.00
203.19
%
5.01
4.98
99.40
%
90
82
91.11
Menit
24
24
100.00
-MPU
50,000
50,000
100.00
-Barang
60,000
60,000
100.00
12
Jumlah surat kabar nasional/lokal
Buah
25
11
44.00
13
Jumlah penyiaran radio/ TV lokal
Buah
4
2
50.00
14
Wibesite milik pemerintah daerah
Ada
Ada
Ada
100.00
15
Pameran/ekspo
Kali
5
4.00
80.00
16
Luas Wilayah perkotaan
Ha
11.900
11.900
100.00
6. Meningkatnya Investasi Swasta Pemerintah
Kabupaten
Soppeng
telah
melaksanakan
berbagai
upaya
meningkatnya investasi swasta. Jumlah indikator untuk menggambarkan capaian kinerja sasaran ini sebanyak 2 indikator. Tabel 2.44 Evaluasi Pencapaian Sasaran 6 Meningkatnya Investasi Swasta Tahun 2014 No.
Indikator Kinerja
Tahun 2014 Satuan
1
Kenaikan/Penurunan Investasi
Nilai
2
Jumlah persetujuan investasi
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
Capaian Kinerja Thn 2014 (%)
Target
Realisasi
%
20
9.20
46.00
Ijin
1,726
2,793
161.82
II - 183
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
7. Membaiknya Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Pemerintah Kabupaten Soppeng telah melaksanakan berbagai upaya membaiknya Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup. Jumlah indikator untuk menggambarkan capaian kinerja sasaran ini sebanyak 17 indikator. Tabel 2.45 Evaluasi Pencapaian Sasaran 7 Membaiknya Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Tahun 2014 Tahun 2014 No.
Indikator Kinerja
Satuan
1.
Persentase Penanganan sampah
%
2.
Cakupan pengawasan pelaksanaan amdal
terhadap
%
3.
Status Mutu Air Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk Penegakan Hukum Lingkungan Penghijauan Wilayah rawan longsor dan sumber mata air
%
4. 5. 6.
M3 % %
Target
Realisasi
Capaian Kinerja Thn 2014 (%)
13.95
20.53
147.17
100
100
100.00
100
100
100.00
113.77
2.84
2.50
100
100
100.00
12
12
100.00
7.
Luas Wilayah Kebanjiran
Ha
28.50
30.45
93.16
8.
Pertambangan tanpa izin
%
93
26.72
28.73
9.
Kontribusi PDRB
0.57
0.51
89.47
10.
Rehabilitasi hutan dan lahan kritis
%
3.93
4.32
109.92
11.
Kerusakan Kawasan Hutan
%
7.30
1.14
184.38
12.
Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB Rasio RTH per satuan luas wilayah per HPL/HGB Rasio bangunan ber IMB per satuan bangunan Luas lahan bersertifikat
0.18
0.23
127.78
%
501.00
41.32
8.25
%
9.82
10.16
103.46
%
100
70.18
70.18
100
100
100.00
100
100
100.00
13. 14. 15.
pertambangan
terhadap
%
16.
Penyelesaian kasus tanah negara
%
17.
Penyelesaian izin lokasi
%
8. Terselenggaranya Pemerintahan Daerah dan Pelayanan Publik yang Lebih Baik
Pemerintah
Kabupaten
Soppeng
telah
melaksanakan
berbagai
upaya
terselenggaran pemerintah daerah dan pelayanan publik yang lebih baik. Jumlah indikator untuk menggambarkan capaian kinerja sasaran ini sebanyak 37 indikator.
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
II - 184
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Tabel 2.46 Evaluasi Pencapaian Sasaran 8 Terselenggaranya Pemerintahan Daerah dan Pelayanan Publik yang Lebih Baik Tahun 2014 Target
Realisasi
Capaian Kinerja Thn 2014 (% )
Tahun 2014 No.
Indikator Kinerja
Satuan
1
Kesesuaian Prioritas Pembangunan
%
100
100
100.00
2
Urusan Wajib yang diselenggarakan daerah
%
100
100
100.00
3
Ada
Ada
100.00
Ada
Ada
100.00
5
Dokumen RPJP yg ditetapkan dgn PERDA Dokumen RPJM yg ditetapkan dgn PERDA/PERKADA Dokumen RKPD yg ditetapkan dgn PERKADA
Ada
Ada
100.00
6
Penjabaran Program RPJMD ke dalam RKPD
%
100
102.33
102.33
7
Kepemilikan KTP
%
95
86.90
91.47
8
Rasio bayi berakta kelahiran per 1000 penduduk
-
900
43.11
Ada
388 Tidak Ada Telah diterapk an Ada
4
9
Ketersediaan database kependudukan skala provinsi
Tidak Ada
Penerapan KTP nasional berbasis NIK
Telah diterapkan
10
11
Buku Kabupaten dalam angka
12
Buku PDRB Kabupaten
13 14 15 16 17 18 19 20 21
0.00 100.00 100.00
Ada
Ada
100.00
Pengelolaan arsip secara baku
%
2.2
2.2
100.00
Peningkatan SDM Pengelola kearsipan
%
1
1 Tidak Ada 3 Tidak Ada
100.00
70
71.08
101.54
WTP
WDP
70,00
Tepat Waktu
Tepat
100,00
Ada
Ada
100,00
Tepat Waktu 72.38
Ada
Keberadaan Perda/Perbup tentang Konsultasi publik Sistem Informasi Manajemen Pemda
3
Indeks kepuasan layanan masyarakat
Ada
Persentase rekomendasi atas temuan hasil pengawasan yang ditindak lanjuti; Opini BPK terhadap laporan keuangan pemerintah daerah
%
-
Waktu penetapan APBD
0.00 100.00 50.00
Keberadaan PERDA tentang Pengelolaan Keuangan Daerah berdasarkan PP 58 Tahun 2005
-
22
Ketepatan penyampaian Laporan Keuangan Laporan Kinerja berdasarkan PP 8/2006
-
23
Belanja untuk pelayanan dasar
%
Tepat Waktu 52.83
24
Belanja untuk urusan pendidikan dan kesehatan
%
34.96
57.31
163.93
25
Dana perimbangan yang terserap dibanding yang direncanakan
%
100
100.01
100.01
26
Belanja Publik terhadap DAU
%
70.76
67.27
95.07
27
%
4.98
7.21
144.78
2.37
5.44
229.54
100
94.89
94.89
30
Besaran PAD terhadap seluruh pendapatan dalam APBD (realisasi) Rasio SILPA terhadap total pendapatan Rasio realisasi belanja terhadap anggaran belanja Rasio realisasi PAD terhadap potensi PAD
100
258.85
258.85
31
Perda atas inisiatif DPRD
1
1
100.00
32
Ranperda yang disetujui DPRD
%
100
100
100.00
100
98.98
98.98
34
Rasio jabatan yang terisi Ada tidaknya Sistem Informasi Kepegawaian Daerah
%
Ada
Ada
100.00
35
Jumlah Perpustakaan
bh
1
1
100.00
36
Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah
%
0.07
0.27
385.71
37
Pengunjung perpustakaan per tahun
%
0.09
0.02
22.22
28 29
33
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
dan
%bh % %
100,00 137.01
II - 185
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
9. Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah dan Aset Daerah
Pemerintah Kabupaten Soppeng telah melaksanakan berbagai upaya meningkatnya jualitas pengelolaan keuangan daerah dan aset daerah. Jumlah indikator untuk menggambarkan capaian kinerja sasaran ini sebanyak 2 indikator. Tabel 2.47 Evaluasi Pencapaian Sasaran 9 Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah dan Aset Daerah Tahun 2014 Tahun 2014 No.
Indikator Kinerja
1
Tersedianya produk akhir pengelolaan keuangan daerah berupa laporan keuangan pemerintah daerah dalam bentuk neraca, laporan aliran kas Laporan perhitungan anggaran secara tepat waktu
2
Satuan
Target
Realisasi
Ada
Ada
Capaian Kinerja Thn 2014 (%) 100
tepat
tepat
100
10. Membaiknya Kehidupan Sosial dan Meningkatnya Aktivitas Keagamaan
Pemerintah Kabupaten Soppeng telah melaksanakan berbagai upaya meningkatnya jualitas pengelolaan keuangan daerah dan aset daerah. Jumlah indikator untuk menggambarkan capaian kinerja sasaran ini sebanyak 19 indikator. Tabel 2.48 Evaluasi Pencapaian Sasaran 10 Membaiknya Kehidupan Sosial dan Meningkatnya Aktivitas Keagamaan Tahun 2014 Satuan No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tahun 2014 Target
Realisasi
Capaian Kinerja Thn 2014 (%)
6
6
100.00
4.50
2.92
64.89
4.50
7.01
155.78
9
16
177.78
8
7
87.50
100
100
100.00
2
2
100.00
2
2
100.00
15
3
20.00
Indikator Kinerja
Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo, dan panti rehabilitasi PMKS yang memperoleh bantuan sosial Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial Penyelenggaraan festival seni dan budaya Sarana penyelenggaraan seni dan budaya Benda, Situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan Kegiatan pembinaan politik daerah Pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP Rasio jumlah Pol.PP per 10.000 penduduk
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
bh % % Kali Bh % Keg Keg %
II - 186
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
10
%
11
Persentase linmas per 10.000 penduduk Rasio pos Siskamling per jumlah Desa/Kelurahan
12
Penegakan Perda
Kali
24
11
45.83
13
Kec
8
8
100.00
100
84.34
84.34
27
27
100.00
8
8
100.00
55
55
100.00
18
Cakupan Patroli petugas Satpol PP Tingkat Penyelesaian Pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman, Keindahan) di kabupaten Jumlah petugas perlindungan masyarakat (Linmas) di Kabupaten Cakupan pelayanan bencana kebakaran Kabupaten Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) Angka kriminalitas
14.44
6.18
157.20
19
Jumlah Demonstran
0
0
100.00
14
15 16 17
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
%
18.76
17.25
91.95
5.56
5.56
100.00
%
Org Kec menit
kali
II - 187
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN
Rancangan kerangka ekonomi daerah ini akan menjadi pedoman dan arah aktivitas pembangunan ekonomi oleh lintas pelaku (stakeholder) untuk mengantar Kabupaten Soppeng pada kondisi ekonomi yang diharapkan dengan mengembangkan dan memantapkan ketahanan ekonomi daerah. Adapun Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah, diuraikan sebagai berikut : 3.1.
Arah Kebijakan ekonomi Daerah Arah kebijakan ekonomi daerah ditujukan untuk mengimplementasikan program dan mewujudkan visi dan misi Kepala Daerah serta isu strategis daerah sebagai payung untuk perumusan prioritas program dan kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan pada tahun 2016. Tahap pembangunan Tahun 2016 terutama diarahkan untuk mendukung tercapainya ha-hal berikut: a) Peningkatan akses pelayanan dasar b) Peningkatan perkonomian daerah c) Peningkatan infrastruktur dan kualitas lingkungan hidup d) Tata kelola pemerintahan
3.1.1. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2015 dan Perkiraan Tahun 2016 Perkembangan ekonomi makro di Kabupaten Soppeng sampai dengan tahun 2015 secara umum menunjukkan kondisi yang cukup baik walaupun dalam perjalanannya tidak lepas dari pengaruh pasang surut perekonomian nasional dan global sebagai satu sistem perekonomian yang mengalami fluktuasi. Stabilitas ekonomi makro sebagaimana
dimaksud nampak dari pertumbuhan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dimana Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Kabupaten Soppeng tahun tahun
2014
sebesar
1.507,686,50
mengalami
peningkatan
dari
tahun
sebelumnya yaitu pada tahun 2013 sebesar 1,507,686,500’- dibandingkan pada tahun 2012 sebesar
Rp. 1,401,588.83 meningkat dibandingkan dengan tahun
2011 yang hanya Rp. 1.304,050,630,-. Sedangkan
berdasarkan atas dasar
harga berlaku (ADHB) Kabupaten Soppeng Tahun 2011 mencapai Rp. 3.209.370.070.000,- atau meningkat dibandingkan tahun 2010 dengan nilai Rp. 2.726.359.730.000,-.
Sedangkan
pada
tahun
2012
meningkat
menjadi
3,690,683,870,- dan pada tahun 2014 terus mengalami peningkatan sebesar 4,254,982,770’-.
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
III - 1
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Memperhatikan struktur ekonomi Kabupaten Soppeng sebagaimana struktur PDRB sebagai pendukung ekonomi Kabupaten Soppeng tahun 20122014 yang semakin tersebar meskipun masih didominasi oleh sektor pertanian sebesar sekitar 36,55 persen disusul sektor jasa-jasa sebesar 21,96 persen dan yang terkecil adalah sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 0,51 persen. Hal tersebut sebagaimana nampak dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.1 Distribusi Persentase PDRB menurut lapangan usaha Kabupaten Soppeng Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2000 Tahun 2012 - 2014 No
Lapangan Usaha
Tahun 2012
Tahun 2013*
Tahun 2014**
(Rp)
(Rp)
(Rp)
1
Pertanian
39,45
38,26
36,55
2
Industri pengolahan
6,23
6,24
6,68
3
Perdagangan,
13,38
14,14
14,63
hotel
dan
restauran 4
Jasa-jasa
22,65
22,65
21,96
5
Lain-Lainnya
18,29
18,71
20,19
100
100
100
PDRB Sumber : BPS Kabupaten Soppeng 2014
Tabel
tersebut
memperlihatkan bahwa sektor pertanian
memiliki
kontribusi yang cukup besar, hal ini menunjukkan bahwa mata pencaharian masyarakat sebagian besar berkecimpung dalam bidang pertanian yang meliputi pertanian tanaman pangan, pertanian tanaman perkebunan, peternakan dan hasil-hasilnya, kehutanan serta perikanan. Namun seiring dengan perjalanan waktu, kontribusi sektor pertanian semakin menurun walaupun tidak signifikan. Stabilitas pertumbuhan ekonomi tidak lepas dari tantangan berat tingginya laju inflasi. Inflasi adalah suatu keadaan dimana harga barang-barang secara umum mengalami kenaikan dan berlangsung dalam kurun waktu tertentu secara terus menerus. Harga barang yang ada mengalami kenaikan nilai dari waktu sebelumnya dan berlaku di setiap wilayah. Akibatnya terjadi proses menurunnya nilai mata uang secara kontinyu. Kondisi ekonomi tahun 2014 akan dipengaruhi oleh lingkungan eksternal sebagai pendorong tercapainya pertumbuhan di tahun 2015. Pemerintah telah menetapkan sasaran pembangunan dengan penekanan pada pembangunan infrastruktur di berbagai sektor, baik yang ada di pedesaan maupun di perkotaan. Beberapa
sektor
infrastruktur
tersebut
diantaranya
sektor
energi
dan
ketenagalistrikan, sektor transportasi, komunikasi, kesehatan, pendidikan, hingga penyediaan sumber daya air bersih. RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
III - 2
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Guna mendukung pembangunan infrastruktur di berbagai sektor tersebut, pemerintah akan mengupayakan peningkatan dukungan pembiayaan baik dari sisi perbankan, non-perbankan, pasar modal, penanaman modal asing, penanaman modal dalam negeri, dan belanja modal baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). 3.1.2. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2015 dan Tahun 2016 Pembangunan ekonomi yang ditandai oleh meningkatnya pertumbuhan ekonomi, secara keseluruhan berdampak pada tumbuhnya perekonomian daerah secara dinamis yang direfleksikan pada peningkatan pendapatan perkapita, terciptanya lapangan kerja dan tumbuhnya usaha mikro, kecil dan menengah dari tahun ke tahun. Struktur
ekonomi Kabupaten Soppeng
pada tahun 2014 masih
didominasi oleh sektor pertanian sekitar 36,55. Sektor lain yang cukup besar peranannya terhadap perekonomian di Kabupaten Soppeng pada tahun 2014 masing-masing adalah sektor jasa-jasa sebesar 21,96 persen diikuti sector perdagangan, hotel dan restoran sebesar 14,63 persen. Sedangkan penyumbang terkecil terhadap PDRB Kabupaten Soppeng tahun 201 adalah sektor pertambangan dan penggalian sebesar 0,51 persen. Dari hasil perkembangan PDRB tersebut, maka pertumbuhan ekonomi Kabupaten Soppeng pada tahun 2014 mencapai 8,26 persen dan pada tahun 2015 diperkirakan mencapai 7,85 persen yang mana telah melampaui target. Kegiatan pembangunan ekonomi yang tergambar pada pencapaian indikator makro ekonomi daerah secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap pencapaian kinerja bidang sosial terutama pada peningkatan kualitas hidup masyarakat. Dengan melihat kemajuan kinerja ekonomi yang telah dicapai dan masalah yang dihadapi hingga tahun 2014, maka tantangan yang dihadapi pada tahun 2015-2016 adalah sebagai berikut : 1. Angka kemiskinan Meskipun angka kemiskinan kecenderungannya masih dibawah angka nasional dan provinsi namun penurunannya relatif lambat sehingga memerlukan penanganan yang lebih serius dan sungguh-sungguh. 2. Kualitas pendidikan belum optimal Hal ini disebabkan antara lain terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan dan tuntutan masyarakat terhadap fasilitas pendidikan terutama tingkat pendidikan menengah. 3. Derajat kesehatan
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
III - 3
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Ditandai dengan masih terbatasnya ketersediaan tenaga medis dan sarana prasarana kesehatan. 4. Tuntutan ketersediaan infrastruktur Antara lain dapat dilihat dari usulan masyarakat dan adanya wilayah yang belum memiliki akses jalan dan jembatan yang memadai serta ketersediaan air bersih. Tantangan-tantangan tersebut sangat menentukan perkembangan dan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Soppeng. Oleh karena itu, tantangan ini harus
dapat
diatasi
secara
proporsional
melalui
penetapan
prioritas
pembangunan daerah, penetapan rencana kerja dan pendanaannya serta penataan hubungan tata kerja dalam pelaksanaannya sehingga terjadi sinergitas dan kebersamaan dari semua stakeholders pembangunan di Kabupaten Soppeng.
3.2.
KERANGKA PENDANAAN Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, pada dasarnya keuangan daerah meliputi komponen pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah. Dengan demikian, arah kebijakan keuangan daerah akan
diuraikan pada
masing-masing komponen keuangan tersebut. Secara umum arah kebijakan keuangan daerah tetap mengacu pada ketentuan perundangan yang berlaku saat ini antara lain: Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang
Republik
Indonesia
Nomor
1
Tahun
2004
tentang
Perbendaharaan Negara. Arah kebijakan keuangan daerah dalam RKPD ini bertujuan antara lain untuk :
Menopang proses pembangunan daerah yang berkelanjutan sesuai dengan visi dan misi daerah Kabupaten Soppeng.
Menjamin ketersediaan pendanaan pelayanan dasar secara memadai bagi kesejahteraan masyarakat.
Meminimalkan resiko fiskal sehingga kesinambungan anggaran daerah dapat terjamin.
Kesinambungan anggaran dengan merujuk kepada ketentuan yang terkait dengan batas defisit anggaran dan batas pinjaman/utang.
Peningkatan akuntabilitas dan transparansi anggaran serta peningkatan partisipasi masyarakat.
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
III - 4
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
3.2.1. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah Realisasi dan target pendapatan dan penerimaan pembiayaan daerah tahun 2013-2016 terlihat pada Tabel 3.2 berikut: Tabel 3.2 Realisasi dan Target Pendapatan dan Penerimaan Pembiayaan Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2013-2016 No 1 1.1
1.2
1.3
2 2.1 2.2 2.3
Uraian PENDAPATAN Pendapatan Asli Daerah : Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Lain-lain PAD yang sah Dana Perimbangan : Dana bagi hasil/bagi hasil bukan pajak Dana alokasi umum Dana alokasi khusus Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah : Hibah Dana Darurat Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya Dana penyesuaian dan otonomi khusus Bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya Jumlah Pendapatan Daerah PENERIMAAN PEMBIAYAAN Sisa lebih riil perhitungan anggaran sebelumnya (silpa) Penerimaan kembali investasi dana bergulir Penerimaan piutang daerah Jumlah Penerimaan Pembiayaan
Tahun 2013 (Rp)
Tahun 2014* (Rp)
Tahun 2015* (Rp)
22,350,324,891.00 3,376,500,000.00 7,669,712,000.00 2,510,000,000.00
38,986,252,256.00 8,684,506,121.00 8,131,606,475.00 2,710,000,000.00
58,056,188,882.00 9,591,100,000.00 9,574,862,575.00 6,786,895,195.00
59.817.709.386.00 10.196.100.000.00 6.443.109.000.00 8.452.817.334.00
8,794,112,891.00 602,144,705,095.00 35,062,943,095.00
20,830,139,660.00 634,690,367,601.00 21,844.071.601.00
32,103,331,112.00 672,835,721,163.00 24,472,197,163.00
34.725.683.052.00 999.032.153.000.00 26,118,645,000.00
517,805,122,000.00 49,276,640,000.00
569,126,996,000.00 43,719,300,000.00
589,049,244,000.00 59,314,280,000.00
635.976.768.000.00 336.936.740.000.00
75,153,020,364.00
129,729,344,177.00
190,242,690,365.00
110.895.154.715.00
671,830,000.00 0.00 12,716,366,484.00
679,960,000.00 0.00 21,919,590,857.00
0.00 0.00 25,722,513,765.00
1.086.146.550.00 0.00 25,722,513,765.00
48.555.181.080,00
94,803,422,000.00
151,949,159,920.00
72.021.764.000.00
13,209,642,800.00
12,326,371,320.00
12,571,016,680.00
12.064.730.400.00
921,134,600,410.00
1.169.745.017.101.00
27,452,276,581,00
21,470,114,216,00
0.00
0.00
35,488,782.00
35,488,782.00
0.00 27,452,276,581,00
94,379,808.00 21,599,982,806.00
94,379,808.00 129,868,590.00
699,648,050,350.00
4,962,328,639.00
0.00 4,962,328,639.00
804,775,964,034.00
Tahun 2016** (Rp)
Sumber : DPPKAD Kabupaten Soppeng (olahan)
Berdasarkan tabel diatas dan pertimbangan kemungkinan kebutuhan pendanaan dimasa mendatang, selanjutnya dirumuskan kebijakan yang terkait langsung dengan pos-pos pendapatan daerah dalam APBD. Arah
kebijakan
pendapatan
daerah
ditujukan
pada
peningkatan
pendapatan daerah dengan memperhatikan perkembangan perekonomian regional dan nasional yang dapat mempengaruhi sumber penerimaan daerah. a. Pendapatan Asli Daerah Memperhatikan perkembangan keuangan daerah tahun 2014 dan mengingat pendapatan daerah yang berasal dari dana perimbangan sangat tergantung dari kebijakan pemerintah pusat maka penerimaan daerah yang dapat di pacu dan dapat dikendalikan adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD). Seiring dengan meningkatnya kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
III - 5
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
kepada daerah guna melayani dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tuntutan peningkatan PAD semakin besar mengingat pelayanan kepada masyarakat selayaknya memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM). Kebijakan pendapatan daerah dikhususkan pada upaya pencapaian pertumbuhan PAD sebesar 6,13 persen. Arah kebijakan yang terkait dengan peningkatan pendapatan asli daerah meliputi :
Optimalisasi pemanfaatan aset daerah dan sumber daya alam dalam rangka
meningkatkan
daya
dukung
pembiayaan
daerah
dan
pertumbuhan ekonomi.
Penyesuaian tarif baru dengan didasarkan pada tingkat perekonomian masyarakat, diikuti dengan meningkatkan pelayanan, baik dalam pemungutan maupun pengelolaannya.
Intensifikasi
pemungutan
pajak
dan
retribusi
melalui
perbaikan
manajemen dengan menggunakan sistem informasi penerimaan daerah yang lebih dapat diandalkan. Sistem informasi diharapkan dapat menyediakan data menyeluruh yang mencakup jumlah dan potensi terhadap data obyek pajak dan retribusi.
Peningkatan sistem pemungutan, pengendalian dan pengawasan atas pemungutan pendapatan asli daerah. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalkan kebocoran pemungutan pajak maupun retribusi daerah.
Optimalisasi
pemungutan
sumber-sumber
penerimaan
baru
yang
memiliki potensi yang menguntungkan. Dalam pemungutan obyek baru tersebut diupayakan tidak menghambat kinerja perekonomian yang ada baik di pusat maupun daerah. Untuk itu dalam merencanakan sumber penerimaan baru tersebut, pemerintah daerah Kabupaten Soppeng akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi agar kebijakan tersebut tidak memiliki dampak yang kontraproduktif terhadap perekonomian masyarakat maupun nasional.
Peningkatan pengelolaan BPHTB sebagai pelimpahan kewenangan dari pemerintah pusat.
b. Dana Perimbangan Dana perimbangan merupakan pendapatan pemerintah daerah yang berasal dari pemerintah pusat. Pendapatan yang diperoleh dari dana perimbangan pada dasarnya merupakan hak pemerintah daerah sebagai konsekuensi dari revenue sharing policy. Konsep revenue sharing didasarkan atas pemikiran untuk pemberdayaan daerah dan prinsip keadilan. Seiring meningkatnya tuntutan akuntabilitas kinerja pemerintah maka kebijakan RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
III - 6
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
revenue sharing harus transparan, demokratis dan adil. Terhadap dana perimbangan ini maka arah kebijakan yang ditetapkan adalah melakukan analisis perhitungan untuk menilai akurasi perhitungan terhadap formula bagi hasil dan melakukan peran aktif berkoordinasi dengan pemerintah pusat sehingga alokasi yang diterima sesuai dengan kontribusi yang diberikan atau sesuai dengan kebutuhan yang akan direncanakan. c. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah Penerimaan
lain-lain
pendapatan
daerah
yang
sah
adalah
pendapatan daerah yang berasal dari dana bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya serta dana penyesuaian dan otonomi khusus. Kebijakan
yang
bekerjasama
ditetapkan
dengan
untuk pendapatan
pemerintah
Provinsi
tersebut
Sulawesi
adalah Selatan
aktif guna
meningkatkan penerimaan dari sektor pajak yang dikelola oleh pemerintah provinsi. 3.2.2. Arah Kebijakan Belanja Daerah Kebijakan belanja daerah yang akan dilakukan oleh Pemerintah daerah minimal yang terkait langsung dengan pengelolaan belanja (belanja langsung maupun belanja tidak langsung) dalam APBD. Kebijakan belanja daerah memprioritaskan terlebih dahulu pos belanja yang wajib dikeluarkan, antara lain belanja pegawai, belanja bunga dan pembayaran pokok pinjaman, belanja subsidi, belanja bagi hasil, serta belanja barang dan jasa yang wajib dikeluarkan pada tahun yang bersangkutan. Selisih antara perkiraan dana yang tersedia dengan jumlah belanja yang wajib dikeluarkan merupakan potensi dana yang dapat dialokasikan untuk pagu indikatif bagi belanja langsung setiap SKPD. Belanja tidak langsung untuk belanja hibah, belanja sosial, dan belanja bantuan kepada provinsi dan kabupaten/kota/pemerintah desa, serta belanja tidak terduga disesuaikan dan diperhitungkan berdasarkan ketersediaan dana dan kebutuhan belanja langsung.
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
III - 7
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Tabel 3.3 Realisasi dan Target Belanja Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2013-2016
No.
Uraian
Realisasi Tahun 2013 (Rp)
Realisasi Tahun 2014 (Rp)
Realisasi Tahun 2015 (Rp)
Target Tahun 2016 (Rp)
A.
BELANJA TIDAK LANGSUNG
424,594,648,601.00
486,782,993,007.00
588,738,564,169.00
676.131.166.488.00
1
Belanja pegawai
400,968,735,292.00
460,425,967,422.00
531,623,353,060.00
570.173.045.639.00
2
Belanja bunga
738,316,747.00
0.00
0.00
0.00
3
Belanja hibah
5,130,000,000.00
8,838,662,156.00
26,757,799,896.00
1.320.000.000.00
4
Belanja bantuan sosial
800,000,000.00
841,000,000.00
0.00
0.00
5
Belanja
264,576,578.00
262,101,000.00
1.961.169.158.00
1.603.220.900.00
16,826,394,240.00
15,873,002,429.00
26,796,242,055.00
99.671.620.172.00
bagi
hasil
kepada
provinsi/kab/kota/pemerintah desa 6
Belanja bantuan keuangan kepada provinsi/kab/kota/pemerintah desa.
7
Belanja tidak terduga
B
BELANJA LANGSUNG
235,552,200.00
820,017,555.00
1,600,000,000,00
194,948,902,694.00
274,446,140,050.00
348,996,019,047.00
1
Belanja pegawai
26,481,552,063.00
32,097,670,050.00
0.00
32.374.536.929.00
2
Belanja barang dan jasa
89,543,704,802.00
107,861,450,162.00
0.00
174.621.991.266.00
3
Belanja modal
78,923,645,829.00
134,487,019,838.00
0.00
281.627.191.008.00
617,033,782,413.46
699,040,788,651.00
937,734,583,216.00
1.164.874.885.691.00
JUMLAH TOTAL BELANJA
3.483.279.777,00 488.743.719.203.00
Sumber : DPPKAD Kabupaten Soppeng (olahan)
Berdasarkan uraian dan tabel tersebut diatas maka arah kebijakan belanja pemerintah Kabupaten Soppeng diprioritaskan untuk melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah (urusan wajib dan urusan pilihan) yang sesuai dengan arah kebijakan sebagai berikut : Meningkatkan
alokasi anggaran
pada bidang-bidang
yang
langsung
menyentuh kepentingan masyarakat antara lain melalui peningkatan proporsi belanja modal. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengalokasian anggaran, baik untuk belanja langsung
maupun
belanja tidak langsung
misalnya melalui
minimalisasi belanja yang tidak langsung dirasakan oleh masyarakat. Meningkatkan proporsi belanja langsung dibandingkan dengan belanja tidak langsung. Memenuhi proporsi belanja untuk masing-masing urusan pemerintahan sesuai dengan prioritas pembangunan. Peningkatan proporsi belanja yang memihak kepada penduduk miskin (propoor), penciptaan lapangan kerja (pro-job), dan peningkatan pertumbuhan ekonomi (pro-growth).
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
III - 8
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
3.2.3. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah Kebijakan penerimaan pembiayaan yang akan dilakukan terkait dengan kebijakan pemanfaatan sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya (SILPA), pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman, penerimaan piutang daerah sesuai dengan kondisi keuangan daerah. Kebijakan pengeluaran pembiayaan daerah mencakup pembentukan dana cadangan, penyertaan modal (investasi) daerah yang telah ditetapkan dengan peraturan daerah, pembayaran pokok utang yang jatuh tempo, pemberian pinjaman daerah kepada pemerintah daerah lain sesuai dengan akad pinjaman. Dalam hal ini ada kecenderungan terjadinya defisit anggaran, harus diantisipasi kebijakan-kebijakan yang akan berdampak pada pos penerimaan pembiayaan daerah, sebaliknya jika ada kecenderungan akan terjadinya surplus anggaran harus diantisipasi kebijakan-kebijakan yang akan berdampak pada pos pengeluaran pembiayaan daerah, seperti penyelesaian pembayaran pokok utang dan penyertaan modal. Arah kebijakan pembiayaan diarahkan pada optimalisasi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan upaya peningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan keuangan daerah. Tabel 3.4 Realisasi dan Target Penerimaan Pembiayaan Daerah dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2013-2016 No.
1
2 3 4 5 6
1 2 3 4
Uraian
Tahun 2013 (Rp)
Tahun 2014 (Rp)
Tahun 2015 (Rp)
Target Tahun 2016 (Rp)
PENERIMAAN PEMBIAYAAN Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (SILPA) Pencairan dana cadangan Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan Penerimaan pinjaman daerah Penerimaan kembali investasi dana bergulir Penerimaan piutang daerah PENGELUARAN PEMBIAYAAN Pembayaran pokok utang Pembayaran Utang Pengeluaran pembiayaan lainnya Penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah
4,962,328,639.00 4,962,328,639.00
27,452,276,581.00
21,599,982,806.00
129,868,590.00
27,452,276,581.00
0.00
0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 35,488,782.00
0.00 35,488,782.00
0.00 5,000,000,000.00
0.00 9,000,000,000.00
94,379,808.00 5,000,000,000.00
94,379,808.00 5,000,000,000.00
0.00 0.00 0.00
4,000,000,000.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00
5,000,000,000.00
5,000,000,000.00
5,000,000,000.00
5,000,000,000.00
Jumlah pengeluaran pembiayaan Pembiayaan Neto
5,000,000,000.00
9,000,000,000.00
5,000,000,000.00
5,000,000,000.00
(37,671,361.00)
18,452,276,581.00
16,599,982,806.00
(4,870,131,410.00)
Sumber : DPPKAD Kabupaten Soppeng (olahan)
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
III - 9
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
3.2.4 Penelaahan Pokok-pokok pikiran DPRD Sebagaimana dalam ketentuan Pasal 107 Ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan
Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Kerja Pembangunan Daerah, menegaskan bahwa, “Perumusan rancangan awal Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) untuk Kabupaten/Kota mencakup, Pokok-Pokok Pikiran DPRD. Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, dan mengacu pada Tema Musrenbang Penyusunan RKPD Tahun 2016, yaitu “ Peningkatan Daya Saing Kompetitif Daerah Melalui Peningkatan Aksebilitas Pelayanan Dasar Dan Penguatan Sendi Perekonoian Daerah Dengan Dukungan Birokrasi Yang Efektif Dan Efisien”, maka Pokok-pokok pikiran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ini memuat pandangan dan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah mengenai arah prioritas pembangunan serta rumusan usulan kebutuhan program/kegiatan yang bersumber hasil penelaahan Pokok-pokok Pikiran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tahun sebelumnya yang belum terakomodir dalam RKPD dan APBD Tahun 2015. Penelaahan dimaksudkan untuk mengkaji kemungkinan dijadikannya sebagai masukan dalam perumusan program dan kegiatan berdasarkan prioritas pembangunan daerah untuk Tahun 2016. Selanjutnya, Pokok-pokok Pikiran ini disusun dengan memperhatikan kondisi riil daerah. Berbagai persoalan yang dirangkum melalui kegiatan Alat kelengkapan Dewan dalam hal ini Pimpinan DPRD, Komisi-komisi dan TIM Penerima Aspirasi seperti; kunjungan lapangan, kegiatan reses, dan rapat dengar pendapat bersama mitra kerja, maupun dari rapat dengar pendapat umum atau dengan kelompok masyarakat dan LSM, sehingga Pokok-pokok Pikiran ini diharapkan diakomodir ke dalam MUSRENBANG kabupaten untuk selanjutnya menjadi acuan bagi penyusunan Kebijakan Umum Anggaran yang akan datang. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang dilakukan untuk mencapai suatu kondisi yang ideal, dimana semua kebutuhan manusia dapat dipenuhi. Perubahan itu dapat terjadi dalam bentuk pengadaan prasarana, penciptaan atau penataan struktur atau pembentukan mentalitas tertentu. Pembangunan juga merupakan suatu proses transformasi dari kondisi aktual yang dirasa kurang kepada kondisi ideal yang diharapkan untuk dipenuhi demi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam kerangka otonomi daerah, Pemerintah Pusat telah memberikan kewenangan yang nyata, luas dan bertanggungjawab kepada Pemerintah Daerah untuk mengurus, mengatur dan menyelenggarakan urusan pemerintahan. Daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan daerah untuk memberikan RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
III - 10
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa dan pemberdayaan masyarakat demi peningkatan kesejahteraan seluruh masyarakat, sebagai berikut; a. Bidang Sumber Daya Alam dan Infrastruktur -
Pembangunan infrastruktur hendaknya dititikberatkan pada peningkatan kondisi
jalan
bendungan,
dan
jembatan,
waduk dan
pembangunan antar
irigasi
embung
pendukung
untuk
pertanian
mengurangi
seperti
kesenjangan
wilayah. Khusus untuk jalan lingkar pada obyek
wisata alam lejja agar dituntaskan dengan menambah lebar jalan yang ada. -
Sebagai salah satu upaya pengurangan angka kemiskinan yang menjadi komitmen daerah dan nasional, maka penyediaan dan pemenuhan sarana air bersih dan sanitasi perdesaan dan perkotaan serta pemugaran Rumah Tinggal Layak Huni agar lebih ditingkatkan.
-
Pembangunan Infrastruktur yang berkelanjutan dan ramah lingkungan memerlukan
pembangunan yang
integratif,
dengan
memperhatikan
rencana tata ruang wilayah dan konservasi lingkungan hidup melalui peningkatan
kapabilitas
dan
aksesibiltas
mengintegrasikan konsep ramah lingkungan
wilayah
dengan
dalam setiap kegiatan
pembangunan serta upaya penanggulangan bencana. -
PERDA Nomor 8 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Soppeng Tahun 2012-2032 perlu ditegakkan, termasuk melakukan upaya dalam mengatasi alih
fungsi
lahan
pertanian
dalam
mendukung
komitmen
untuk
mewujudkan kedaulatan pangan. -
Penangan lahan kritis dan lahan tidur lebih ditingkatkan dengan tanaman produktif, dan meningkatkan sebaran dan proporsi Ruang Terbuka Hijau baik di ibu kota kabupaten maupun di ibukota Kecamatan.
-
Pengawasan Kegiatan penambangan di sungai ditingkatkan untuk menjaga
kerusakan
lingkungan,
kerusakan
fasilitas
umum
dan
ketersediaan air khususunya bagi petani. -
Persertifikatan tanah PEMDA dan penyelesaian kasus-kasus hukum terkait dengan asset PEMDA serta pemasangan papan sebagai tanda milik PEMDA.
b. Bidang Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan -
Sebagai upaya peningkatan kualitas pelayanan publik, maka diperlukan peningkatan profesionalisme dan disiplin aparatur serta efisiensi sistem birokrasi, pembangunan atau rehabilitasi gedung kantor kecamatan dan kelurahan
termasuk sistem pengawasan dan pertanggungjawaban
anggaran yang transparan dan akuntabel. RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
III - 11
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
-
Peningkatan kesadaran hukum masyarakat melalui kegiatan antara lain; sosialisasi, penyuluhan hukum dan pemasangan papan himbauan terkait pelaksanaan peraturan perundang-undangan termasuk PERDA.
-
peningkatan kualitas sarana dan prasarana sekolah, kompetensi guru, serta pemberian penghargaan bagi guru dan siswa berprestasi.
-
peningkatan
pelayanan
jamkesmas/jamkesda
dasar
(BPJS),
kesehatan
peningkatan
masyarakat angka
harapan
melalui hidup,
kuantitas dan kualitas sumber daya kesehatan, -
Penyelesaian pembangunan RSU AjjapangE termasuk pengadaan fasilitas dan sarana pendukung, sehingga paling lambat pada peringatan hari jadi Soppeng tahun 2017 dapat difungsikan secara maksimal.
-
Peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan disertai dengan keterbukaan informasi publik, untuk memperkuat sistem demokrasi dan meningkatkan kepercayaan pada pemerintah daerah.
-
Tata kelola pemerintahan, demokratisasi dan kondusivitas daerah, difokuskan
pada optimalisasi
peningkatan
kualitas
peran
pelayanan
Pemerintah Daerah
publik,
dalam
peningkatan peran
serta
masyarakat dalam setiap pelaksanaan pembangunan, serta pelestarian dan pengembangan seni budaya daerah. -
Sebagai upaya pengurangan disusun
program
dan
kemiskinan dan
kegiatan
prioritas yang
pengangguran, perlu mampu
mendorong
perluasan dan peningkatan kesempatan kerja di perdesaan, peningkatan kompetensi tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan pasar kerja, dan peningkatan daya saing usaha produktif sesuai potensi daerah. -
Peningkatan kesejahteraan keluarga melalui revitalisasi program KB dan peningkatan kepesertaan KB Pria, KB Mandiri, dan penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP).
c. Bidang Perekonomian -
Pembinaan,
pendampingan,
pemberdayaan,
dan kemudahan
dalam
mengakses permodalan serta perlindungan kepada pelaku UKM guna meningkatkan daya saing UKM. -
Pengembangan
obyek
Wisata
termasuk
penyediaan
sarana
dan
prasarana atau fasilitas pada obyek wisata lejja, ompo dan citta yang dibutuhkan oleh wisatawan untuk meningkatkan PAD dan kesejahteraan masyarakat sekitar. -
Pemberdayaan bagi kelompok petani dan nelayan melalui pelatihan, pendampingan, bantuan alat, pupuk dan bibit serta fasilitasi pasca panen
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
III - 12
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
untuk meningkatkan produktivitas sehingga berdampak pada peningkatan pendapatan serta kesejahteraan petani dan nelayan. -
Mendorong dana desa yang bersumber dari Pemerintah Pusat sebagai akibat adanya Undang-Undang tentang Desa agar dapat digunakan untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap sumber daya ekonomi produktif pedesaan, sesuai potensi desa masing-masing.
-
Perbaikan
kondisi
fisik
dan
infrastruktur
pasar
tradisional untuk
meningkatkan daya tarik dan daya saing pasar tradisional di tengah era global sekaligus memberikan rasa nyaman dan aman bagi pedagang dan konsumen.
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
III - 13
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016 Berdasarkan tema pembangunan nasional pada RKP tahun 2016 adalah "Mempercepat
Pembangunan
Infrastruktur
untuk
Meletakkan
Pondasi
Pembangunan yang Berkualitas " dan tema pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan pada RKPD Tahun 2016 adalah "
Akselerasi Pelaksanaan Pembangunan
Infrastruktur Dalam Upaya Pencapaian Sasaran Tahunan RPJMD Sulawesi Selatan" maka tema pembangunan Kabupaten Soppeng Tahun 2016 adalah : “Peningkatan Daya Saing Kompetitif Daerah Melalui Peningkatan Aksesibilitas Layanan Dasar dan Penguatan Sendi Perekonomian Daerah Dengan Dukungan Birokrasi Yang Efektif dan Efisien” RKPD Kabupaten Soppeng Tahun 2016 disusun mengikuti arah dan kebijakan yang digariskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Soppeng (RPJMD) 2011-2015 dengan visi “TERWUJUDNYA SOPPENG YANG LEBIH MAJU, BERDAYA SAING DAN RELIGIUS” serta memperhatikan arah kebijakan pembangunan yang termuat dalam RPJM 2013-2018 Provinsi Sulawesi Selatan dengan visi “SULAWESI
SELATAN
SEBAGAI
PILAR
UTAMA
PEMBANGUNAN
NASIONAL DAN SIMPUL JEJARING AKSELERASI KESEJAHTERAAN
PADA
TAHUN 2018” serta memperhatikan arah kebijakan Pembangunan Nasional dengan Visi Pembangunan Nasional Tahun 2015-2019 "TERWUJUDNYA INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI, DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONGROYONG". Penyusunan prioritas pembangunan ini juga tetap mengacu pada arah dan kebijakan pembangunan nasional, provinsi dan kondisi umum daerah, termasuk adanya masalah mendesak yang perlu segera diatasi serta tetap memperhatikan ketersediaan sumberdaya yang dimiliki terutama sumberdaya finansial, serta memperhatikan usulan yang telah dilakukan melalui pembahasan dalam forum Musyawarah Perencanaan Daerah (musrenbang) yang melibatkan berbagai pihak (multi stakeholder) yang kemudian diselaraskan dengan program dari SKPD untuk pencapaian tujuan dan sasaran. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Daerah di atas, maka dirumuskan Misi Pembangunan Daerah Kabupaten Soppeng 2011-2015 sebagai berikut : 1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang lebih merata dan adil. Misi ini diarahkan, bukan hanya pada upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat berupa peningkatan PDRB per kapita dan pengeluaran per kapita, penurunan angka kemiskinan, serta pemenuhan hak-hak dasar masyarakat, tetapi juga akan memastikan bahwa peningkatan tersebut berlangsung secara lebih merata dan adil;
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
IV - 1
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
2. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Misi ini difokuskan pada upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan agar sumberdaya manusia, termasuk sumberdaya aparatur Kabupaten Soppeng dapat lebih kreatif, inovatif, kompetitif, dan profesional; 3. Mewujudkan pengelolaan potensi sumberdaya alam yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Misi ini diorientasikan pada pengelolaan berbagai potensi sumberdaya alam, terutama pertanian dan pertambangan, yang lebih efisien, efektif dan produktif, dengan tetap mengedepankan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Pengelolaan sumberdaya alam dimaksud harus tetap senantiasa mendahulukan kepentingan masyarakat lokal; 4. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana daerah. Misi ini bertumpu pada upaya untuk meningkatkan daya tarik dan daya saing wilayah. Ketersediaan sarana dan prasarana wilayah yang memadai, terutama infrastruktur dasar, menjadi faktor penting untuk menggerakkan perekonomian daerah dan mendorong akselerasi pembangunan daerah pada semua aspek. 5. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan memperkuat otonomi desa. Misi ini mengedepankan upaya mewujudkan praktek pemerintahan daerah yang sesuai dengan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik, terutama pada tiga elemen pokoknya, yaitu akuntabilitas, transparansi, yandan partisipasi. Bersamaan dengan upaya itu, pemerintahan desa akan diperkuat keotonomiannya, mengingat pemerintahan desa merupakan tingkatan pemerintahan yang paling dekat dengan masyarakat, khususnya dalam menyediakan dan memberikan pelayanan publik; 6. Mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat yang agamis, toleran dan harmonis.
Misi ini mengutamakan
upaya mewujudkan
tatanan
kehidupan
masyarakat yang saling menghormati, penuh toleransi, hidup berdampingan secara damai, dan terbebas dari konflik. Misi ini menjadi prasyarat dasar bagi berlangsungnya seluruh aktifitas pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan di Kabupaten Soppeng. 4.1. Prioritas Pembangunan Daerah Berangkat
dari
kondisi
pertumbuhan
ekonomi
dan
percepatan
pembangunan daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2016 disusun dengan tema “Peningkatan Daya Saing Kompetitif Daerah Melalui Peningkatan Aksesibilitas Layanan Dasar dan Penguatan Sendi Perekonomian Daerah Dengan Dukungan Birokrasi Yang Efektif dan Efisien”
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
IV - 2
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
“ Dengan berbagai langkah dan kebijakan yang dilakukan pada tahun 2014, perekonomian dapat dipulihkan sehingga pertumbuhan ekonomi pada tahun 2014 mencapai sebesar 8,26 %, lebih tinggi dari sasaran yang telah ditetapkan sebesar 6,94 %. Demikian pula dengan persentase penduduk miskin pada tahun 2013 sebesari 9,43 %. Beranjak dari tema diatas, maka tema tersebut memiliki 4 (empat) kalimat kunci yaitu : 1. Peningkatan Daya Saing Kompetitif Daerah
dimaknai sebagai upaya
pemerintah daerah untuk meningkatkan kapasitas daerah menghadapi persaingan dengan tetap menjaga keunggulan komperatif daerah (comprative advantage) sehingga pertumbuhan ekonomi dan percepatan pembangunan tetap tejaga secara berkelanjutan dalam rangka mencapai kesejahteraan masyarakat. 2. Peningkatan
Aksesibilitas Layanan
Dasar
dimaknai sebagai upaya
pemerintah daerah untuk meningkatkan aksesibiltas layanan dasar yaitu layanan kesehatan dan layanan pendidikan serta layanan dasar lainnya yang bermuara pada peningkatan kualitas sumber daya manusia sehingga mampu memberikan daya saing yang tinggi yang antara lain ditandai dengan meningkatnya Angka Harapan Hidup, Rata-Rata Lama Sekolah, Angka Melek Huruf, Indeks Daya Beli, melalui pengendalian penduduk, peningkatan taraf pendidikan, dan peningkatan derajat kesehatan dan gizi masyarakat. 3. Penguatan
Sendi
Perekonomian
Daerah
dimaknai
sebagai
upaya
pemerintah daerah dalam melakukan penguatan struktur ekonomi daerah, berupa penguatan sektor primer, sekunder dan tersier secara terpadu, serta menumbuh kembangkan ekonomi perdesaan berbasis sektor pertanian. Isu lain yang masih tertinggal dan memerlukan perhatian adalah dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian petani miskin, usaha perikanan baik tangkap maupun budi daya, dan usaha skala mikro lainnya yang menunjang rantai produksi usaha kecil yang menjadi potensi. Selain itu pembangunan infrastruktur yang menghubungkan antar desa juga sangat diperlukan dalam menunjang perekonomian daerah. 4. Birokrasi Yang Efektif dan Efisien dimaknai sebagai upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas birokrasi dan tata kelola pemerintahan daerah yang
baik
dalam
mendukung
peningkatan
daya
saing
dan
kinerja
pembangunan di berbagai bidang, yang ditandai dengan: birokrasi yang efektif dan efisien; meningkatkan kapasitas dan kualitas pengelolaan pemerintahan; meningkatnya kualitas aparat pemerintah daerah; peningkatan kualitas dan standarisasi kelembagaan pelayanan perizinan; pemantapan penerapan SPM RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
IV - 3
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
yang terintegrasi dalam perencanaan dan penganggaran;; serta penguatan kapasitas pengendalian kinerja pelayanan publik, yang meliputi pemantauan, evaluasi, penilaian, dan pengawasan, termasuk pengawasan oleh masyarakat. Isu lain yang juga perlu mendapat perhatian dari pemerintah daerah yaitu perlunya menata ulang organisasi dan kelembagaan pemerintah daerah kabupaten Soppeng sehingga lebih efektif dan efisien. Dari Tema dan Pengertian Tema di atas, maka dirumuskan Prioritas Pembangunan Kabupaten Soppeng Tahun 2016 yang diklasifikasikan ke dalam 4 (Empat) prioritas sebagai berikut : 1. Peningkatan Akses Pelayanan Dasar, melalui Peningkatan akses terhadap kesehatan, Peningkatan akses terhadap pendidikan, Pembinaan kepemudaan dan olah raga, Pengembangan kepustakaan, Penguatan Pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa, Penguatan Pemberdayaan Perempuan, Optimalisasi
penyuluhan
pencatatan
sipil,
Keluarga
kependudukan,
Berencana,
Optimalisasi
ketenagakerjaan,
dan
pelayanan transmigrasi,
penanggulangan bencana dan Optimalisasi fungsi polisi pamong praja. 2. Peningkatan Perekonomian Daerah, melalui Intensifikasi dan ekstensifikasi Tanaman Pangan, hortikultura, kehutanan dan Perkebunan, Peternakan dan Perikanan, Penerapan teknologi pertanian, Penguatan kelembagaan petani dan penyuluhan serta Ketahanan pangan, Penguatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Industri Kecil dan Menengah (IKM), dan Koperasi, Peningkatan sarana dan prasarana perdagangan (pasar), dan Pengembangan Destinasi Pariwisata dan penguatan kebudayaan 3. Peningkatan Infrastruktur dan Kualitas Lingkungan, melalui Pembangunan dan pemeliharaan jalan dan jembatan, Pembangunan dan pemeliharaan jaringan
irigasi,
Pembangunan
sarana
dan
prasarana
perhubungan,
Optimalisasi dan penataan pertambangan rakyat, Pengelolaan dan Konservasi Sungai dan Danau, Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih, Penambahan dan Pemeliharaan Penerangan jalan, pemeliharaan taman, penataan kebersihaan permukiman, Pengendalian perlindungan hutan & konservasi sumberdaya alam, Penataan kawasan
sesuai dengan RTRW Nasional, Provinsi dan
Kabupaten. 4. Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik, melalui Peningkatan SDM dan profesionalisme Penataaan
dan
aparatur, Penataan kelembagaan pemerintahan daerah, optimalisasi
pengelolaan
keuangan,
Perencanaan
pembangunan daerah yang partisipastif dan responsif, Optimalisasi fungsi pengawasan, pelayanan sistem satu atap, penguatan unit layanan pengadaan
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
IV - 4
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
dan pengadaan secara elektronik, penatapan perda tepat waktu, penguatan jejaring kemitraan antar pemangku kepentingan (good governance). Perumusan tema di atas merupakan hasil dari beberapa kriteria perumusan yaitu: 1. korelasi terhadap pencapaian tema, prioritas dan sasaran pembangunan nasional dan Provinsi Sulawesi Selatan,
pencapaian MDGs, Standar
Pelayanan Minimal, pengentasan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja; 2. Korelasinya terhadap pencapaian visi dan misi Kepala Daerah yang dituangkan dalam RPJMD; 3. Korelasinya terhadap pengembangan sektor/bidang yang terkait keunggulan kompetitif daerah; dan 4. Korelasinya terhadap isu strategis daerah. Untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan daerah dalam maka ditetapkan strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah ke depan sebagai berikut: A. Merevitalisasi Sektor Pertanian Revitalisasi sektor pertanian merupakan upaya untuk menempatkan kembali sektor pertanian secara proporsional dan kontekstual dalam kerangka pengembangan ekonomi daerah agar dapat tetap memberi kontribusi yang signifikan, terutama bagi penciptaan kesempatan kerja, peningkatan nilai tambah, dan perbaikan kesejahteraan masyarakat. Revitalisasi sektor pertanian diarahkan untuk menggalang komitmen dan kerja sama seluruh stakeholder dan mengubah pola pikir masyarakat bahwa pertanian tidak hanya sekedar urusan bercocok tanam dan menghasilkan komoditas. Namun pertanian memiliki sejumlah fungsi strategis, yaitu selain sebagai sumber kehidupan sebagian besar masyarakat, pemasok sandang dan pangan untuk kelangsungan kehidupan penduduk, juga sebagai pemelihara atau konservasi alam yang berkelanjutan dan keindahan lingkungan untuk dinikmati (agro-wisata) maupun sebagai penghasil energi seperti bio-diesel. Untuk mendorong percepatan revitalisasi di sektor pertanian, maka kebijakan akan diarahkan pada peningkatan produksi, produktivitas dan kualitas berbagai komoditas unggulan, perluasan sentra-sentra pengembangan komoditas pertanian, peningkatan akses petani terhadap sarana produksi pertanian dan sumber-sumber pembiayaan, peningkatan penerapan teknologi pertanian, pemberdayaan tenaga penyuluh pertanian, penguatan kelembagaan petani dan pembinaan kelompok tani, perbaikan nilai tukar petani (NTP), pengembangan kegiatan pasca-panen, dan peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian.
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
IV - 5
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
B. Mengembangkan Kegiatan Ekonomi Lokal Pengembangan
kegiatan
ekonomi lokal
dimaksudkan
untuk mendorong
berkembangnya aktifitas ekonomi masyarakat yang berbasis pada potensi daerah (komoditas unggulan), sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. Pengembangan komoditas unggulan, industri pengolahan (agro-industri dan agribisnis), UMKM dan koperasi, perdagangan, dan pariwisata merupakan bagian dari upaya pengembangan ekonomi lokal. Kebijakan pembangunan industri pengolahan akan diarahkan pada peningkatan produksi, produktivitas, dan daya saing produk-produk hasil industri, peningkatan pemasaran pengolahan,
produk-produk hasil serta
penyediaan
industri, sarana
pengembangan dan
prasarana
sentra-sentra industri pendukung.
Kebijakan
pembangunan UMKM dan Koperasi akan diarahkan pada peningkatan akses UMKM terhadap sumberdaya produktif, khususnya terhadap pemodalan dan teknologi; penguatan
kelembagaan
dan
peningkatan
kualitas
SDM
melalui
pembinaan
kewirausahaan, penataan organisasi, pengembangan jaringan kemitraan, dan lain-lain; penataan peraturan/regulasi dan perbaikan proses pelayanan perizinan; penyediaan skim-skim pembiayaan alternatif; serta pengembangan kewirausahaan dan sistem pendukung usaha. Kebijakan pembangunan ketenagakerjaan diarahkan untuk memenuhi hak-hak dan perlindungan yang mendasar bagi tenaga kerja/buruh serta saat bersamaan dapat mewujudkan kondisi yang kondusif bagi pengembangan dunia usaha. Pembangunan ketenagakerjaan mempunyai banyak dimensi dan keterkaitan. Keterkaitan tidak hanya dengan kepentingan tenaga kerja selama, sebelum dan sesudah masa kerja, tetapi juga dengan kepentingan pengusaha, pemerintah dan masyarakat. Untuk itu, kebijakan pembangunan ketenagakerjaan mengarah pada pengembangan sumber daya tenaga kerja, peningkatan produktivitas dan daya saing tenaga kerja, upaya perluasan kesempatan kerja, pelayanan penempatan tenaga kerja dan pembinaan hubungan industrial serta pengawasan tenaga kerja. Kebijakan pembangunan trasmigrasi diarahkan untuk mengintegrasikan upaya penataan persebaran penduduk yang seimbang. Kebijakan pembangunan pariwisata akan diarahkan pada pengembangan potensi wisata, terutama wisata alam, budaya, dan sejarah; pengembangan jaringan kerjasama wisata dengan daerah wisata lainnya baik regional maupun nasional; pengembangan sarana dan prasarana pendukung pariwisata; dan pengembangan SDM di bidang kepariwisataan; serta pengembangan kemitraan dan pemasaran pariwisata.
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
IV - 6
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Pembangunan perdagangan diarahkan pada pemetaaan pusat-pusat aktifitas perdagangan; peningkatan efisiensi dan efektifitas sistem pemasaran dan distribusi barang dan jasa antar wilayah; pengembangan pasar-pasar tradisional di daerah-daerah perdesaan;
meningkatkan
kerjasama perdagangan
antar daerah; perlindungan
konsumen dan pengamanan perdagangan; dan pembinaan pedagang kaki lima dan asongan. C. Mengendalikan Jumlah Penduduk dan Meningkatkan Kualitas Keluarga Kebijakan pembangunan keluarga berencana dan keluarga sejahtera akan diarahkan pada peningkatan keluarga berencana, kesehatan reproduksi remaja, dan pelayanan kontrasepsi; pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR yang mandiri dan promosi kesehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompok kegiatan di masyarakat;
pengembangan
pusat
pelayanan
informasi
dan
konseling
KRR,
penanggulangan narkoba, PMS termasuk HIV/ AIDS dan pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak; dan penyiapan tenaga pendamping kelompok bina keluarga dan pengembangan model operasional BKB-Posyandu-PADU. D. Meningkatkan
Kapasitas,
Pemberdayaan,
Perluasan
Kesempatan
dan
Perlindungan Sosial Penduduk Miskin Untuk meningkatkan taraf hidup kelompok masyarakat marginal dan mengurangi jumlah penduduk miskin maka kebijakan penanggulangan kemiskinan hendaknya dilakukan secara terpadu, terukur, sinergis dan terencana yang dilandasi oleh kemitraan dan keterlibatan berbagai pihak dan dikelola sebagai suatu Gerakan Bersama Penanggulangan Kemiskinan. Oleh karena itu Kebijakan penanggulangan kemiskinan diarahkan pada 1). Program penanggulangan kemiskinan berbasis bantuan dan perlindungan sosial seperti pemenuhan hak dasar dan pengurangan beban hidup sementara dengan Skema dalam bentuk bantuan sosial (misalnya, BLT, Raskin, dll.), pembebasan biaya (misalnya, pendidikan dan kesehatan gratis), dan pemberian subsidi (misalnya, pupuk dan sarana produksi lainnya); 2) program penanggulangan kemiskinan berbasis
pemberdayaan
keterlibatan/partisipasi,
masyarakat
pemanfaatan
potensi,
seperti
penguatan
keberlanjutan
;
kapasitas, 3).
Program
penanggulangan kemiskinan berbasis penguatan usaha ekonomi mikro dan kecil dengan sasaran penyediaan kemudahan akses dan bantuan permodalan. Upaya semacam ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas penduduk miskin sehingga pada gilirannya mereka mampu melepaskan diri dari jeratan kemiskinan.
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
IV - 7
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
E. Memperbaiki Kualitas Lingkungan Perumahan dan Pemukiman Perumahan dan lingkungan pemukiman yang layak merupakan salah satu hak dasar masyarakat, dan oleh karena itu, pemerintah daerah harus memastikan bahwa dari tahun ke tahun masyarakat menikmati perumahan dan lingkungan pemukiman yang semakin baik dan berkualitas. Untuk itu, kebijakan pembangunan perumahan dan pemukiman ke depan akan diarahkan pada pengembangan sarana dan prasarana perumahan dan pemukiman, peningkatan kualitas sanitasi lingkungan perumahan dan pemukiman, perbaikan perumahan dan pemukiman akibat bencana, peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran, dan penataan areal pemakaman. Untuk mendukung upaya tersebut di atas, perlu dilakukan perencanaan tata ruang dan pemanfaatan ruang serta pengendalian atas pemanfaatan ruang, pemetaan ruang secara optimal berdasarkan potensi dan daya dukung lahan, dan peningkatan koordinasi dan kerjasama antar wilayah dalam pengelolaan ruang. Bersamaan dengan itu, juga perlu dilakukan penanganan pertanahan daerah melalui pembangunan sistem pendaftaran tanah, penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah, penyelesaian konflik-konflik pertanahan dan pengembangan sistem informasi pertanahan. F. Meningkatkan Kuantitas dan Kualitas Layanan Pendidikan Kebijakan pembangunan pendidikan akan diarahkan pada upaya peningkatan pemerataan dan kualitas pendidikan anak usia dini; pengintensifan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun; peningkatan pemerataan dan kualitas pendidikan menengah, pendidikan formal, pendidikan luar biasa; peningkatan kualitas proses belajar mengajar, tenaga kependidikan dan manajemen pelayanan pendidikan; pengembangan Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI); pengembangan kegiatan pendidikan berbasis karakter, peningkatan sarana dan prasarana pendidikan terutama di wilayah-wilayah terpencil; dan pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan. G. Meningkatkan Kuantitas dan Kualitas Layanan Kesehatan Kebijakan pembangunan kesehatan akan diarahkan pada upaya peningkatan peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan meliputi peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita dan keluarga berencana; perbaikan status gizi masyarakat; pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular diikuti penyehatan lingkungan; peningkatan
pemenuhan, pengembangan ketersediaan,
keterjangkauan,
dan
pemberdayaan
pemerataan,
SDM kesehatan;
keamanan,
mutu
dan
penggunaan obat dan makanan; pengembangan sistem jaminan kesehatan masyarakat RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
IV - 8
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
(Jamkesmas dan Jamkesda); pemberdayaan masyarakat promosi kesehatan dan penanggulangan bencana; peningkatan pelayanan kesehatan primer dan sekunder serta didukung oleh peningkatan kualitas manajemen dan pembiayaan kesehatan, sistem informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan. H. Mengoptimalkan Pengelolaan Sumberdaya Alam Kebijakan pengelolaan sumberdaya alam akan diarahkan pada pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hutan, sumberdaya energi, mineral dan air. Sumberdaya ini disamping belum memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian daerah juga sangat potensial menurunkan kualitas lingkungan hidup jika tidak terkelola dengan baik. Untuk pembangunan kehutanan, kebijakan akan diarahkan pada pemanfaatan secara optimal potensi sumberdaya hutan dengan tetap mengedepankan prinsip kelestarian hutan; pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat terhadap reboisasi dan rehabilitasi hutan serta lahan dan penghijauan di luar kawasan hutan; perlindungan sumberdaya hutan melalui penyadaran kepada masyarakat mengenai dampak pembakaran hutan, pembalakan liar dan sosialisasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan; penataan kawasan hutan dan pembuatan tata batas untuk menjamin terciptanya kepastian hukum dalam pengelolaan kawasan hutan, baik oleh masyarakat maupun untuk kepentingan industri. Sedangkan untuk pembangunan energi dan sumberdaya mineral, kebijakan akan diarahkan
pada pengidentifikasikan
potensi-potensi pertambangan,
energi dan
sumberdaya mineral yang potensial dan berdaya saing; peningkatan produksi dan nilai tambah
hasil
pertambangan
dan
sumberdaya
mineral;
pengelolaan
potensi
pertambangan, energi, dan energi dan sumberdaya mineral secara efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan; pembinaan dan pengawasan terhadap pengelolaan energi dan sumber daya mineral; dan penertiban kegiatan pertambangan rakyat yang berpotensi merusak lingkungan. I. Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup Pembangunan berkelanjutan mempersyaratkan peningkatan kualitas lingkungan hidup. Kebijakan pembangunan lingkungan hidup akan diarahkan pada pengendalian pencemaran dan pengrusakan sumberdaya alam dan lingkungan hidup; perlindungan dan konservasi sumberdaya alam, rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumberdaya alam; peningkatan kualitas dan akses informasi terhadap sumberdaya alam dan lingkungan hidup; peningkatan pengendalian polusi, kebakaran hutan dan pengelolaan
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
IV - 9
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
RTH; dan penegakan hukum untuk menjamin berkurangnya kerusakan lingkungan hidup. J. Menciptakan Iklim Investasi Daerah yang Lebih Kondusif Penciptaan iklim investasi yang lebih kondusif merupakan prasyarat penting bagi tumbuh-kembangnya kegiatan investasi daerah yang diperlukan untuk menggerakkan perekonomian daerah. Berkembangnya investasi daerah juga menjadi pertanda bahwa daerah tersebut mengalami kemajuan dalam hal daya tarik dan daya saing wilayah. Untuk mendorong iklim investasi yang lebih kondusif di Kabupaten Soppeng, akan diupayakan penataan peraturan daerah yang menghambat investasi daerah, pemberian kemudahan perijinan usaha dan pemberiaan insentif bagi dunia usaha, penyusunan profil potensi investasi daerah, pemberian jaminan dan kepastian hukum termasuk didalamnya jaminan atas keamanan usaha, peningkatan promosi dan kerjasama investasi, dan perbaikan kualitas, produktivitas, dan iklim ketenagakerjaan. K. Meningkatkan Kuantitas, Kualitas dan Penyebaran Sarana dan Prasarana Wilayah Kebijakan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan akan diarahkan pada pembangunan, pemeliharaan, dan rehabilitasi
jalan dan jembatan; pembangunan
saluran drainase dan gorong-gorong; pembangunan, pemeliharaan, dan rehabilitasi turap/talud/brojong; pembangunan sistem informasi dan data-base jalan dan jembatan, dan peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan. Pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah, pembangunan infrastruktur pedesaan, dan pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh. Kebijakan pembangunan irigasi dan pengendalian banjir diarahkan pada pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya; penyediaan dan pengolahan air baku; pengembangan, pengelolaan dan konversi sungai, danau dan sumber daya air lainnya; dan pengendalian banjir. Kebijakan pembangunan perhubungan akan diarahkan pada pembangunan dan rehabilitasi prasarana dan fasilitas perhubungan, peningkatan pelayanan angkutan darat, peningkatan dan pengamanan lalu lintas, dan
peningkatan
kelayakan
pengoperasian kendaraan bermotor. L. Meningkatkan Kualitas dan Jangkauan Pelayanan Publik Tugas pokok pemerintah daerah adalah menyediakan dan memberikan pelayanan publik yang berkualitas dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Pelayanan publik dimaksud terutama yang terkait dengan administrasi kependudukan, RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
IV - 10
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
perijinan, pemenuhan hak-hak dasar masyarakat, peningkatan kualitas manusia, dan sebagainya. Kebijakan utama yang akan diimplementasikan untuk meningkatkan pelayanan publik, antara lain, penerapan standar pelayanan minimum (SPM) untuk setiap jenis layanan, pengembangan sistem pelayanan satu atap (one stop services), peningkatan kualitas, kapasitas, dan pofesionalitas sumberdaya aparat pemberi layanan, dan perluasan jangkauan layanan yang terkait dengan pemenuhan hak-hak dasar masyarakat terutama di wilayah-wilayah terpencil. M. Memperkuat Kelembagaan Pemerintahan Daerah dan Pemerintahan Desa Kebijakan penguatan kelembagaan pemerintahan daerah akan diarahkan pada peningkatan kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), pemerintahan kecamatan dan pemerintahan desa/kelurahan; peningkatan kapasitas dan kemampuan sumberdaya aparatur; peningkatan pengelolaan keuangan dan aset daerah; peningkatan kualitas perencanaan pembangunan daerah; peningkatan efektifitas pengawasan pelaksanaan pembangunan daerah; peningkatan pelaksanaan fungsi legislasi, penganggaran, dan pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD); perbaikan tata-kelola pemerintahan daerah; penciptaan lingkungan kerja yang lebih kondusif; peningkatan mekanisme kerja dan koordinasi inter dan antar SKPD; penyebarluasan dan sosialisasi kebijakan
dan
program
pembangunan
daerah;
dan
penguatan
kelembagaan
pemerintahan dan masyarakat desa. N. Mengembangkan Kebudayaan Lokal Kebijakan pembangunan kebudayaan lokal akan diarahkan pada pengembangan dan pelestarian kebudayaan dan kesenian daerah, penggalian dan pengembangan nilai-nilai budaya lokal, pengelolaan kekayaan budaya dan kesenian daerah terutama untuk tujuan wisata, pengelolaan keragaman budaya dan kesenian daerah, dan pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan budaya dan kesenian daerah. O. Meningkatkan Kualitas Kesejahteraan Sosial Kebijakan pembangunan kesejahteraan sosial akan diarahkan pada peningkatan pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial; pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil dan penyandang masalah kesejahteraan sosial; pelayanan dan rehabilitasi sosial dan pembinaan anak terlantar, pembinaan para penyandang cacat dan trauma; pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, PSK, narkoba dan penyakit sosial lainnya; pemberiaan bantuan sosial kepada pondok pesantren dan panti asuhan; pemberian insentif kepada imam masjid, guru mengaji, Ketua RT, RW, kader posyandu, pengurus LPMD/LPMK; dan pemberian bantuan keuangan kepada
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
IV - 11
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
mahasiswa yang sedang menyelesaikan tugas akhir di perguruan tinggi dengan prioritas pada S1 dan S2. P. Mendorong Peningkatan Aktualisasi Nilai-Nilai Agama Meskipun bidang agama bukan merupakan kewenangan pemerintah daerah, namun pemerintah daerah tetap berkewajiban untuk memberi dukungan dan berkontribusi bagi keberlangsungan kehidupan keagamaan di daerah. Dukungan dan kontribusi pemerintah daerah dimaksud dapat dilakukan melalui berbagai upaya, antara lain, peningkatan toleransi kehidupan antar umat beragama melalui pengembangan budaya dialogis antar pemimpin, tokoh, dan organisasi keagamaan; peningkatan aktualisasi dan pengamalan nilai-nilai agama bagi pemeluknya masing-masing; peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya aktualisasi nilai-nilai agama dan budaya dalam kehidupan sehari-hari melalui proses sosialisasi, baik pada jalur pendidikan formal maupun non-formal; peningkatan peran dan fungsi pemimpin/tokoh agama dan institusi keagamaan dalam rangka pembinaan kehidupan kemasyarakatan; dan peningkatan sarana dan prasarana peribadatan. Sedangkan Prioritas Pembangunan RPJMD 2011-2015 dengan program dan target pada tahun 2016 sebagai berikut :
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
IV - 12
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Tabel 4.1 Program Prioritas Daerah Tahun 2015
No
Program Prioritas Tahun Rencana (RPJMD)
Program Prioritas Daerah (RKPD)
1 1
7
2 Program pendidikan anak usia dini (PAUD) Program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun Program pendidikan menengah Program pendidikan non formal Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan Program manajemen pelayanan pendidikan Program obat dan perbekalan kesehatan
8 9
Program upaya kesehatan masyarakat Program pengawasan obat dan makanan
10
Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat Program perbaikan gizi masyarakat Program pengembangan lingkungan sehat Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular Program standarisasi pelayanan kesehatan Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit Program pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia
3 Program pendidikan anak usia dini (PAUD) Program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun Program pendidikan menengah Program pendidikan non formal Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan Program manajemen pelayanan pendidikan Program obat dan perbekalan kesehatan Program upaya kesehatan masyarakat Program pengawasan obat dan makanan Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat Program perbaikan gizi masyarakat Program pengembangan lingkungan sehat Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular Program standarisasi pelayanan kesehatan Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarna rumah sakit Program pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia
Program pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Program pembangunan jalan dan jembatan Program pembangunan saluran drainase/gorong-gorong
Program pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Program pembangunan jalan dan jembatan Program pembangunan saluran drainase/gorong-gorong
2 3 4 5 6
11 12 13 14 15
16 17 18 19 20
21 22 23 24
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
IV - 13
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
1 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
35
36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
2 Program pembangunan turap/talud/bronjong Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan Program rehabilitasi/pemeliharaan talud/bronjong Program inspeksi kondisi jalan dan jembatan Program tanggap darurat jalan dan jembatan Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan Program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh Program pembangunan infrastruktur pedesaan Program pengaturan jasa konstruksi Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa, dan jaringan pengairan lainnya Program pengembangan, pengelolaan dan konversi sungai, danau, dan sumber daya air lainnya Program pengendalian banjir Program peningkatan kesejahteraan petani Program peningkatan ketahanan pangan (pertanian/perkebunan) Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan Program pemberdayaan penyuluh pertanian lapangan Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak Program peningkatan produksi hasil peternakan Program peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan Program pengembangan pemasaran pariwisata Program pengembangan destinasi pariwisata Program kemitraan pengembangan kepariwisataan
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
3 Program pembangunan turap/talud/bronjong Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan Program rehabilitasi/pemeliharaan talud/bronjong Program inspeksi kondisi jalan dan jembatan Program tanggap darurat jalan dan jembatan Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan Program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh Program pembangunan infrastruktur pedesaan Program pengaturan jasa konstruksi Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa, dan jaringan pengairan lainnya Program pengembangan, pengelolaan dan konversi sungai, danau, dan sumber daya air lainnya Program pengendalian banjir Program peningkatan kesejahteraan petani Program peningkatan ketahanan pangan (pertanian/perkebunan) Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan Program pemberdayaan penyuluh pertanian lapangan Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak Program peningkatan produksi hasil peternakan Program peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan Program pengembangan pemasaran pariwisata Program pengembangan destinasi pariwisata Program kemitraan pengembangan kepariwisataan
IV - 14
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Tabel 4.2 Penjelasan Program Pembangunan Daerah No 1
Prioritas Pembangunan Pendidikan
Program Program pendidikan anak usia dini Program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun
Program Pendidikan menengah
2
Kesehatan
Program pendidikan non formal Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan Program manajemen pelayanan pendidikan Program obat dan perbekalan kesehatan Program upaya kesehatan masyarakat
Program pengawasan obat dan makanan Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
Program perbaikan gizi masyarakat
Kinerja Indikator
Target
Meningkatnya APK PAUD 55% Meningkatnya APM SD/MI/paket A >97 % Meningkatnya angka kelulusan SD 100% Meningkatnya APK SMP/MTs/paket B >90% Meningkatnya angka melanjutkan SD/MI ke SMP/MTs>98% Meningkatnya angka kelulusan SMP /MTs 100% Meningkatnya mutu ruang kelas SD dalam kondisi baik >95% Meningkatnya mutu ruang kelas SMP dalam kondisi baik >95% Meningkatnya APK SMA/SMK/MA≥70% APM pend.menengah Menurunnya angka putus sekolah 1% Angka buta aksara tuntas tingkat lanjutan 3350 org Kualifikasi kompetensi pendidik meningkat ≥70%
55,00%
Tersedianya data terbaru setiap tahun Persentase persediaan obat generik berlogo dalam persediaan obat Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan Meningkatnya pengawasan terhadap obat dan makanan Persentase posyandu purnama dan mandiri
100%
Persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat Persentase desa siaga aktif
65%
Persentase balita gizi buruk Prevalensi balita gizi buruk Prevalensi gizi kurang pada anak balita
<15
Prevalensi anak-anak dibwh berat badan normal Persentase bayi yang mendapat ASI eksklusif
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
97,00%
SKPD Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
100% 95% 99%
99%
97,5%
97,53%
70% 71,47% 1% 2550 64,30%
89%
100%
Dinas Kesehatan dan RSUD Ajjapange
100%
100%
80%
75%
80%
<15 <15 11,5% 80%
IV - 15
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
No
Prioritas Pembangunan
Program Program pengembangan lingkungan sehat
Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
Program standarisasi pelayanan kesehatan
Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana prasarana puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya Program pengadaan, peningkatan sarana prasarana rumah sakit Program pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita
Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia Program pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak
3
Infrastruktur/ Pekerjaan umum
Program pembangunan jalan dan jembatan
Program pembangunan saluran drainase/goronggorong Program pembangunan turap/talud/bronjong Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan
Kinerja Indikator
Target
Persentase rumah tangga yang mempunyai akses terhadap air yang layak dikonsumsi Akses rumah tangga terhadap sanitasi dasar Persentase rumah sehat Persentase tempattempat umum sehat Prevalensi HIV/AID dari total populasi
67%
85% 85% <0,5%
0,18%
Meningkatnya kemitraan pelayanan kesehatan
80%
Proporsi bayi yang mendapatkan imunisasi campak Rasio posyandu per satuan balita Usia harapan hidup
90%
1 224
100%
85%
85%
100%
60% 72,19%
Terlaksananya pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan
100%
Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
90%
Persentase cakupan kunjungan ibu hamil K4 Persentase cakupan pelayanan ibu nifas Panjang jalan yang ditingkatkan
95% 90% 10 km
Jumlah jembatan yang dibangun
1 unit
Panjang drainase yang dibangun
1000 m
Panjang jalan yang RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
67%
Angka kejadian dan tingkat kematian akibat malaria Angka kejadian malaria Angka kejadian, prevalensi dan tingkat kematian akibat tuberculosis Meningkatnya upayaupaya kesehatan secara optimal dan sesuai standar, baik sarana, tenaga, peralatan Tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung upaya kesehatan di puskesmas/puskesmas pembantu & jaringannya Tersedianya sarana prasarana yang mendukung upaya kesehatan di RS Terpeliharanya sarana dan prasarana RS
Jumlah turap/ talud/ bronjong yang dibangun Panjang jalan yang dipelihara secara rutin
SKPD
Dinas PU dan Dinas PSDA
50 km
10 km IV - 16
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
No
Prioritas Pembangunan
Program
Program rehabilitasi/pemeliharaan talud/bronjong Program inspeksi kondisi jalan dan jembatan Program tanggap darurat jalan dan jembatan Program peningkatan sarana prasarana kebinamargaan Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya Program penyediaan dan pengolahan air baku Program pengembangan, pengelolaan dan konservasi sungai, danau dan sumber daya air lainnya Program pengendalian banjir
4
Pertanian
Kinerja Indikator dipelihara secara berkala Jumlah jembatan yang dipelihara Jumlah turap/talud/ bronjong yang dipelihara
Target 5 unit 1 unit
Update data base jalan dan jembatan Panjang jalan yang direhabilitasi akibat bencana Jumlah unit yang dipelihara
1 paket
Persentase luas irigasi kabupaten dalam kondisi baik
31,99%
Terbangunnya sumursumur air tanah Terbangunnya embung dan bangunan penampung air
5 km
85% 100%
4,00%
Program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh
Persentase perkuatan tebing sungai Dokumen perencanaan pembangunan infrastruktur yang disusun
Program pembangunan infrastruktur pedesaan Program pengaturan jasa konstruksi
Panjang jalan lingkungan yan terbangun Jumlah IUJK yang diterbitkan
750 m
Program peningkatan kesejahteraan petani
Meningkatnya kemampuan kelembagaan petani Meningkatnya pengetahuan dan wawasan petani/kelompok tani dalam pengelolaan usaha taninya
110 klp
Meningkatnya kinerja lembaga petani Meningkatnya produksi dan produktivitas komoditas tanaman pangan dan hortikultura setiap tahun Produksi : Padi Jagung Kedelai Kacang tanah Kacang hijau Ubi kayu Ubi jalar Sayuran Buah-buahan Tanaman hias
85 koptan
Produktivitas produksi : Padi Jagung Kedelai Kacang tanah Kacang hijau Ubi kayu Ubi jalar Sayuran
65,38 59,15 30,62 23,73 16,44 105,32 79,38 27,73 28,42 14,00
Program peningkatan ketahanan pangan (pertanian dan perkebunan)
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
SKPD
1 dok
75 lbr
50.000 petani
Dinas Tanaman Pangan & Hortikultura Dinas Kehutanan & Perkebunan Dinas Peternakan & Perikanan BP3KP
303.306 55.798 8.313 7.050 2.576 5.110 470 1.586 28.592 96
IV - 17
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
No
Prioritas Pembangunan
Program
Kinerja Indikator Buah-buahan Tanaman hias Berkembangnya pembenihan komoditi tanaman pangan & hortikultura Berkembangnya penangkar benih
40 Ha
2 komoditas
Meningkatnya cara penanganan pasca panen
1 paket
5 km 4 km
49.028 12.812 3.804 3.041 1.759 600 92
45.857 9.351 2.628 2.781 1.489 470 52
Terolahnya hasil produksi pertanian tanaman pangan
12 klp
Terpublikasinya potensi produk komoditi tanaman pangan dan hortikultura
12 bulan
Berkembangnya produksi komoditi hortikultura Meningkatnya pengetahuan & keterampilan dlm pengolahan hsl produksi Teradopsinya teknologi pertanian tepat guna
8 kec
Meningkatnya kemampuan pengelolaan manajerial kelompok UPJA Meningkatnya pelayanan dan pemenuhan kebutuhan pupuk untuk petani
Tersedianya sarana dan prasarana serta infrastruktur pengelolaan lahan dan air Jalan usaha tani Jalan irigasi desa JITUT System (SRI) Optimasi lahan
SKPD
60 Ha
Berkembangnya komoditi tanaman pangan & hortikultura
Optimalisasi pemanfaatan sarana irigasi dalam mendukung perluasan areal tanam - JITUT - JIDES Meningkatnya luas areal tanam dan panen komoditi tanaman pangan Luas areal tanam : Padi Jagung Kedelai Kacang tanah Kacang hijau Ubi kayu Ubi jalar Luas areal panen: Padi Jagung Kedelai Kacang tanah Kacang hijau Ubi kayu Ubi jalar
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
Target
60 klp
50 org 20 klp
4 kali
10 km 200 Ha 450 Ha 5paket 100 Ha 100 H
IV - 18
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
No
Prioritas Pembangunan
Kinerja
Program
Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan
Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan
Indikator
Target
Konservasi lahan Cetak sawah baru Pengembangan irigasi partisipatif Embung/darit Reklamasi lahan Sumur air permukaan Sumur tanah dangkal Sumur tanah dalam Sumur resapan Sumur bertekanan Meningkatnya ketersediaan bahan pangan utama Beras Jagung Ubi kayu Ubi jalar Kacang tanah Kacang hijau Kedelai Sayur-sayuran Buah-buahan Daging Telur Ikan Gula merah
50 Ha 4 unit
Meningkatnya akses pasar produksi hasil komoditi tanaman pangan & hortikultura Tersedianya pusat penjualan hasil produksi pertanian Meningkatnya pengetahuan & wawasan petani dalam pembudidayaan komoditi tanaman pangan & hortikultura Meningkatnya pelayanan & pengelolaan jaringan irigasi Meningkatnya penerapan teknologi tepat guna yang spesifik lokasi
SKPD
12 Unit 50 Paket 15 Unit 10 Unit 5 Unit 6 Unit 4 Unit
211.470,00 123,13 816,83 264,12 577,02 324,08 1.084,52 3.679,15 74.771,86 868,64 1.587,67 3.788,32 381,85 5 kali
10 unit
100 org
8 kali
1 paket
Tersedianya sarana prasarana teknologi pertanian yang tepat guna
Hand Traktor Traktor mini Pompa air Hand sprayer Emposan tikus Power tresher Penggilingan jagung Pemipil jagung Box drayer Mesin pemotong rumput Sabit bergerigi Berkembangnya sarana dan prasarana pengolah pupuk organik APPO RPPPO UPPO Meningkatnya penerapan teknologi budidaya
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
31 Unit 3 Unit 20 Unit 15 Unit 10 Unit 13 Unit 3 Unit 10 Unit 3 Unit 10 Unit 100 Unit
5 Unit 3 Unit 2 Unit 1 paket
IV - 19
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
No
Prioritas Pembangunan
Program
Kinerja Indikator
Target
SKPD
pertanian yang berbasis organik
Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan
Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak
Program peningkatan produksi hasil peternakan
5
Pariwisata
Program peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan Program pengembangan pemasaran pariwisata Program pengembangan destinasi pariwisata Program pengembangan kemitraan
Tersedianya hasil produksi pertanian yang organik
60 Ha
Pengendalian manajemen pelaksanaan pengawasan di bidang tanaman pangan & hortikultura
100%
Tersedianya sarana produksi untuk mendukung pengembangan tanaman pangan & hortikultura Meningkatnya pengetahuan petani dalam pengendalian hama & penyakit tanaman
3 paket
Tersedianya bibit unggul yang dibutuhkan petani
7 komoditi
Meningkatnya kualitas kinerja penyuluh Menurunnya tingkat kematian anak sapi Menurunnya wabah penyakit ternak Meningkatnya populasi sapi Meningkatnya produksi daging Meningkatnya pemasaran ternak sapi keluar daerah Meningkatnya jumlah kunjungan wisata Meningkatnya kualitas pelayanan dan fasilitas objek wisata Terwujudnya SDM yang profesional di bidang pariwisata
8 kec
130 org
16%
10 kasus
727.844 kg 40 ekor
291.502 org
Dinas Pariwisata & Kebudayaan
70%
70%
Sumber : RPJMD Kabupaten Soppeng Periode 2011 - 2015
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
IV - 20
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Tabel 4.3 Singkronisasi Pembangunan Prioritas Propinsi Sulawesi Selatan NO
PRIORITAS GUBERNUR
SKPD YANG MELAKSANAKAN
PROGRAM
KEGIATAN
1
2
3
4
5
1
2
Gratis SPP bagi mahasiswa baru, baik PTN maupun PTS. Bantuan Lima Juta Paket Bibit Pertanian, Peternakan, Perkebunan, Perikanan dan 100 juta Bibit Tanaman Hutan.
-
DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
-
Program Peningkatan Kesejahteraan petani
-
Sosialisasi Sistem Kredit/Pembiayaan Usaha Tani Terhadap Kelompok Tani
-
Penyuluhan dan Bimbingan Pengelolaan Sumber Daya Petani Melalui Bantuan Pemerintah Penyuluhan dan Pendampingan Petani dan Pelaku Agribisnis Penyusunan Data Base Potensi Produk Pangan
-
Program Peningkatan Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perkebunan
-
-
-
-
Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/ Perkebunan
-
-
Program Peningkatan Produksi Pertanian/perkebunan
-
Penyediaan sarana produksi pertanian/perkebunan
-
Sertifikasi bibit unggul pertanian/perkebunan
-
Perlindungan Tanaman untuk Peningkatan Pengamanan Produksi Tanaman Pangan Pemberdayaan Penangkaran Benih Padi/Balai Benih Pelatihan petani dan pelaku agribisnis Peningkatan kemampuan lembaga petani Pendataan masalah peternakan
-
BP3KP
-
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
-
-
DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
-
Program Pencegahan dan Penanggulanagan Penyakit Ternak
-
-
Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
-
-
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
Penanganan Pasca Panen dan pengolahan Hasil Pertanian Usahatani Pengembangan Diversifikasi Tanaman Pengembangan Pertanian pada Lahan Kering Pengembangan Pembenihan/ Pembibitan Koordinasi perumusan kebijakan pertanahan dan infrastruktur pertanian dan perdesaan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan mutu Produk Pertanian Pengadaan Sarana dan Prasarana Tek. Pertanian /Perkebunan Tepat Guna
Program Pengembangan Budidaya Perikanan
-
Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak Pembibitan dan perawatan ternak
Pengembangan Agribisnis Peternakan Pengembangan Perikanan (Bibit Ikan Unggul Air Tawar)
IV - 21
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
-
-
DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN
-
Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian/Perkebunan
-
-
Program Peningkatan Produksi Pertanian/perkebunan
-
Penyediaan sarana produksi pertanian/perkebunan
-
Pengembangan bibit unggul pertanian/perkebunan Pengembangan Tanaman Alternatif Perkebunan Penyediaan Sarana dan Prasarana Perbenihan Pertanian/Perkebunan Pengembangan Hutan Tanaman
-
3
Gratis Modal Pengembangan Usaha Mikro Kecil
-
DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
-
Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah
-
-
4
Gratis paket modal pengembangan 100 wirausaha pedesaan pada setiap desa
-
DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
-
Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi UMKM
-
5
Membangun industry baru 24 unit (satu kabupaten satu industri) di seluruh Kab/Kota
-
SEKRETARIAT DAERAH
-
Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
-
6
Membuka 500 ribu lapangan kerja baru
-
DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
-
Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
Gratis Paket peningkatan kualitas Rumah Rakyat Miskin
-
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
-
-
DINAS PEKERJAAN UMUM
-
-
Fasilitasi Pengembangan Sarana Promosi Hasil Produksi Penyelenggaraan Pelatihan Kewirausahaan Penyelenggaraan pembinaan industri rumaha tangga, industri kecil dan industri menengah
Penyelenggaraan promosi produk UMKM Peningkatan koordinasi dan kerjasama di bidang penanaman modal dengan instansi pemerintah dan dunia usaha Penyelenggaraan pameran Investasi Pelatihan Industri Sapu Lidi Berwarna
-
Pelatihan Teknologi Proses Pembuatan Abon Ikan Pelatihan industri kripik pisang
Program Peningkatan Penumbuhan Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup Pemuda Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Limbah
-
Pelatihan Usaha Kelompok Pemuda Kreatif
-
Penyediaan prasarana dan sarana air limbah
Pembangunan Infrstruktur Pedesaan
-
Pembangunan jalan dan jembatan pedesaan
-
Pembangunan sarana dan prasarana air bersih pedesaan Fasilitasi pelaksanaan program pembangunan infrastruktur pedesaan
-
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
Koordinasi penyelenggaraan reboisasi dan penghijauan hutan Memfasilitasi peningkatan kemitraan usaha bagi usaha mikro kecil menengah
-
-
7
Pendampingan pada kelompok tani pembudidaya ikan Pengembangan Usaha Mina pedesaan Budidaya dan Pengembangan Pemasaran Hasil Perikananan Pengadaan Sarana dan Prasarana Pengembangan Perikanan Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk perkebunan, produk pertanian
IV - 22
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
8
9
10
11
Melanjutkan Pendidikan Gratis sampai tingkat SMA.
Melanjutkan kesehatan gratis
Gratis biaya pendidikan bagi mahasiswa terpilih untuk sekolah Kejuruan Khusus seperti sekolah penerbangan, pramugari, SMK pertanian, perkebunan, perikanan dan melanjutkan beasiswa bagi mahasiswa S2 dan S3 secara terbatas Gratis peningkatan kualitas pengajar melalui Boarding School untuk ; Guru SD, SMP, SMA, Guru Mengaji, Mubalig, Khatib dan Alim Ulama
-
BAPPEDA
-
Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh
-
Perencanaan Pembangunan Wilayah Terpadu
-
DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA
-
Program Wajib Belajar Dasar 9 tahun
-
Pendidikan Gratis DIKDAS
-
-
DINAS KESEHATAN
-
-
Pendidikan Gratis Pendidikan Menengah Pelayanan Kesehatan Gratis
-
RSUD
-
Pelayanan Kesehatan Gratis
-
BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH
-
Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
-
Pemberian bantuan, tugas belajar dan ikatan dinas
-
DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA
-
Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
-
Pelaksanaan sertifikasi pendidik
-
Pelaksanaan uji kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan
-
Pelatihan bagi pendidik untuk memenuhi standar kompetensi
-
Fasilitasi pembinaan Guru Mengaji, Imama Mesjid dan penghulu Syara
-
Sekretariat Daerah
-
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Program Pemberdayaan Kelembagaan dan Kesejahteraan Sosial
4.2 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Tujuan dan sasaran pembangunan tahun 2015 mengacu pada visi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2015 “TERWUJUDNYA SOPPENG YANG LEBIH MAJU, BERDAYA SAING DAN RELIGIUS” Dalam mewujudkan visi melalui pelaksanaan misi yang telah ditetapkan, maka untuk kerangka perencanaan pembangunan daerah tahun 2016 diperlukan kerangka yang jelas pada setiap misi menyangkut tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Tujuan dan sasaran pada setiap misi yang akan dijalankan memberikan arahan bagi pelaksanaan setiap urusan pemerintahan daerah, baik urusan wajib maupun urusan pilihan dalam mendukung pelaksanaan misi dimaksud. Tujuan dan sasaran pada pelaksanaan masing-masing misi diuraikan dalam matriks berikut :
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
IV - 23
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Tabel 4.4 Hubungan Visi/Misi dan Tujuan/Sasaran Pembangunan Visi / Misi
Tujuan
Sasaran
“Terwujudnya Soppeng yang Lebih Maju, Berdaya Saing dan Religius” 1
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang lebih merata dan adil
Meningkatnya pendapatan perkapita masyarakat. Terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat.
Menurunnya angka penduduk miskin.
2
Meningkatnya kualitas sumber daya manusia
Membaiknya Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
3
Mewujudkan pengelolaan potensi sumber daya alam yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan
Meningkatnya penanaman modal daerah
Meningkatnya taraf hidup masyarakat. Meningkatnya proporsi rumah tangga bersanitasi layak. Meningkatnya kesempatan kerja atau berkurangnya tingkat pengangguran. Terpenuhinya kebutuhan pangan utama yang layak dan memenuhi persyaratan gizi. Membaiknya kondisi perumahan dan pemukiman penduduk. Meningkatnya akses rumah tangga menikmati air bersih. Penurunan jumlah dan persentase penduduk miskin secara bertahap.
Meningkatnya APM, angka melek huruf, angka rata-rata lama sekolah, angka harapan hidup dan pendapatan atau daya beli masyarakat. Menciptakan iklim investasi daerah yang lebih baik. Mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya alam. Menciptakan kualitas lingkungan hidup.
4
Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana daerah
Membaiknya pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Membaiknya sarana dan prasarana wilayah.
5
Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan memperkuat otonomi desa
Terselenggaranya pemerintahan daerah dan pelayanan publik yang lebih baik.
Meningkatnya akuntabilitas, transparansi, dan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan.
Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan daerah dan aset daerah.
Tersusunnya secara tepat waktu berbagai dokumen perencanaan pembangunan daerah. Tersedianya berbagai pelayanan publik yang cepat, terjangkau, dan tepat sasaran. Meningkatnya kapasitas sumber daya aparatur pemerintah daerah. Meningkatnya keberdayaan masyarakat perdesaan. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Tersedianya produk akhir pengelolaan keuangan daerah. Semakin tertibnya pengelolaan aset. Pemanfaatan aset yang semakin optimal. Menurunnya konflik vertikal dan horizontal. Menurunnya angka kriminalitas. Berkurangnya praktek-praktek KKN. Menurunnya kasus pelanggaran Peraturan Daerah.
6
Mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat yang agamis, toleran, dan harmonis
Membaiknya kehidupan sosial dan meningkatnya aktivitas keagamaan.
Meningkatnya proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik. Meningkatnya luas irigasi dalam kondisi baik. Meningkatnya luas persawahan yang beririgasi teknis.
Sumber : RPJMD Kabupaten Soppeng Periode 2011 – 2015
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
IV - 24
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
4.3.
Perencanaan Pembangunan Konsep Kewilayahan Penyelenggaraan
Sistem
perencanaan
Pembangunan
melaui
penyelenggeraan musrenbang telah dilaksanakan secara reguler selama ini, namun berdasarkan hasil evaluasi dalam pelaksanaannya sangat disadari masih ditemukan kelemahan-kelemahan mendasar seperti: 1) Daftar usulan masih bersifat keinginan dan bukan kebutuhan; 2) belum adanya jaminan bahwa usulan akan terakomodir; 3) penentuan prioritas belum optimal; 4) penyelenggaraan masih kelihatan seremonial atau belum menyentuh aspek subtansi dan manfaat; dan 5) sulitnya menemukan titik temu antara pendekatan partisipatif, teknokratif, dan politis. Hal ini menyebabkan beberapa permasalahan yang ditemukan dalam pelaksanaan perencanaan pembangunan diantaranya adalah: 1) Partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan hasil pembangunan daerah semakin menurun; 2) Tidak terciptanya keterkaitan dan konsistensi antara Perencanaan dan penganggaran baik di tingkat Desa, Kecamatan, dan Kabupaten; 3) Adanya sikap apatis yang tumbuh ditengah masyarakat
terhadap
pelaksanaan
musrenbang;
dan
4)
Ketidak
adilan
pengalokasian pembangunan di wilayah. Dalam konteks inilah maka Pemerintah Daerah Kab. Soppeng melakukan perubahan yang terarah demi mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance) untuk perluasan dan
penguatan
partisipasi
masyarakat
dalam
perumusan
kebijakan
pembangunan, dengan melaksanakan Musrenbang dengan konsep pendekatan kewilayahan. Perencanaan partisipatif yang dikembangkan dalam konsep pendekatan kewilayahan merupakan tindak lanjut dari Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perencanaan Pembangunan Dan Penganggaran Partisipatif, yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Bupati
Soppeng Nomor
43/PER-BUP/XII/2014 tentang Perencanaan Pembangunan Dan Penganggaran Partisipatif. Peraturan dimaksud pada dasarnya telah memberikan dasaran legal yang cukup kuat terhadap perencanaan pembangunan partisipatif dengan konsep pendekatan kewilayahan didalam pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah. Perencanaan pembangunan partisipatif dengan konsep pendekatan kewilayahan dimaksudkan untuk: 1) menjamin keterkaitan dan konsistensi antar perencanaan dan penganggaran; 2) menjamin tercapainya penggunaan sumber daya pembangunan secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan; dan 3) memberi azas kepastian terhadap program/ kegiatan prioritas dan mendesak yang diusulkan secara berjenjang oleh masyarakat pada pelaksanaan Musrenbang. Untuk menjamin hal tersebut dapat terlaksana maka dalam pelaksanaan Musrenbang di tingkat wilayah (Kecamatan) akan ditetapkan besaran Pagu
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
IV - 25
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Indikatif Kewilayahan di tingkat Kecamatan yang besarannya ditetapkan melaui Surat Keputusan Bupati dan pengalokasiannya ditentukan oleh stakeholders pembangunan di wilayah tersebut melalui mekanisme Musrenbang Kecamatan. Melalui proses perncanaan partisipatif konsep pendekatan kewilayahan ini terbuka kemungkinan kelemahan-kelemahan pada pelaksanaan musrenbang selama ini dapat diatasi, yang bermuara pada perluasan dan penguatan partispatif masyarakat dalam perumusan perencanaan pembangunan daerah. Pedoman Penyelenggaraan Musrenbang Kabupaten Soppeng Konsep Kewilayahan disusun dengan maksud memberikan arah atau pedoman bagi semua stakeholder pembangunan dalam Penyelenggaraan Musrenbang disemua tingkatan sehingga keluaran dan hasil dapat tercapai sesuai dengan target. Pedoman Penyelenggaraan Musrenbang Kabupaten Soppeng Konsep Kewilayahan disusun dengan tujuan : 1. Meningkatkan kualitas proses dan hasil Penyelenggaraan Musrenbang; 2. Menjamin konsistensi antar perencanaan dan penganggaran; 3. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya pembangunan secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan; 4. Memberi azas kepastian terhadap program/ kegiatan yang diusulkan oleh masyarakat secara berjenjang melalui proses musrenbang; 5. Menyelaraskan
perencanaan
teknokratis,
politis
dengan
perencanaan
partisipatif. Gambar 4.1 Skema Perencanaan Pembangunan Konsep Kewilayahan Kabupaten Soppeng
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
IV - 26
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Tabel 4.5 Perhitungan Pagu Indikatif Kewilayan (PIK) Kab. Soppeng Tahun 2016 NO
URAIAN
JUMLAH
I
BELANJA LANGSUNG
348,996,019,047.00
II
BELANJA YANG DIARAHKAN (BD)
104,970,237,955.00
III
-
Dana Alokasi Khusus (DAK)
-
Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau (DBH-CT)
4,201,610,163.00
-
Pendidikan Gratis Provinsi
8,454,915,880.00
-
Kesehatan Gratis Provinsi Belanja BLUD
4,116,100,800.00 22,883,331,110.00
-
Belanja Dana Kapitasi JKN
6,000,000,002.00
KETERANGAN
59,314,280,000.00
BELANJA AMANAH UNDANG-UNDANG (BAU) Dana Bagi Hasil Pajak Rokok (50 % untuk Kesehatan & Hukum) 10 % dari Pajak Kendaraan Bermotor untuk Sarana Jalan 10 % dari Pajak Kendaraan Bermotor untuk Moda Transportasi -
PP 23 TAHUN 2005 & PP 74 TAHUN 2012 PERPRES NO 32 TAHUN 2014
113,377,681,894.00 2,500,000,000.00
UU NO 28 TAHUN 2009
589,438,090.00
UU NO 28 TAHUN 2009
589,438,090.00
UU NO 28 TAHUN 2009
5,000,000,000.00
UU NO 28 TAHUN 2009
Belanja Listrik Penerangan Jalanan Umum (PJU)
IV
-
Pendidikan 20%
69,799,203,809.00
-
Kesehatan 10%
34,899,601,905.00
BELANJA YANG BERSIFAT WAJIB (BW)
66,077,202,334.00
-
Belanja DPA-L
-
Belanja Dana Pendamping DAK 10 %
5,931,428,000.00
-
Sharing APBD Pendidikan Gratis 60 %
12,682,373,820.00
-
Sharing APBD Kesehatan Gratis 60 %
6,174,151,200.00
-
Belanja Wajib SKPD TOTAL (BD+BAU+BW)
PIK
=
41,289,249,314.00 284,425,122,183.00
(BL-BD-BAU-BW) X 20% BL-BD-BAU-BW = 64,570,896,864.00 PERSENTASE PIK = 20 %
PIK
=
12,914,179,373
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
IV - 27
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Tabel 5.6 Perhitungan Variabel Pagu Indikatif Kewilayahan (PIK) Kab. Soppeng Tahun 2016 NO
VARIABEL
MARIORIAWA
DONRI-DONRI
LALABATA
GANRA
LILIRILAU
LILIRIAJA
MARIORIWAWO
CITTA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
LUAS WILAYAH
320.00
222.00
278.00
57.00
187.00
96.00
300.00
40.00
15%
15%
15%
15%
15%
15%
15%
15%
BOBOT
5
4
5
1
3
2
5
1
INDEKS
0.75
0.6
0.75
0.15
0.45
0.3
0.75
0.15
JUMLAH DESA/ KEL.
10.00
9.00
10.00
4.00
12.00
8.00
13.00
4.00
-
PROPORSI VARIABEL
-
-
PROPORSI VARIABEL
25%
25%
25%
25%
25%
25%
25%
25%
-
BOBOT
4.00
4.00
4.00
2.00
5.00
3.00
5.00
2.00
-
INDEKS
1.00
1.00
1.00
0.50
1.25
0.75
1.25
0.50
KONTRIBUSI PBB
494,350,145.00
511,087,587.00
1,279,984,514.00
452,913,448.00
837,591,143.00
685,484,716.00
839,202,873.00
155,794,894.00
-
PROPORSI VARIABEL
15%
15%
15%
15%
15%
15%
15%
15%
-
BOBOT
2.00
2.00
5.00
2.00
4.00
3.00
4.00
1.00
-
INDEKS
0.30
0.30
0.75
0.30
0.60
0.45
0.60
0.15
30,066.00
25,378.00
50,140.00
12,263.00
41,718.00
29,726.00
52,924.00
8,781.00
JUMLAH PENDUDUK -
PROPORSI VARIABEL
25%
25%
25%
25%
25%
25%
25%
25%
-
BOBOT
3.00
3.00
5.00
2.00
4.00
3.00
5.00
1.00
INDEKS JUMLAH KELUARGA MISKIN
0.75
0.75
1.25
0.50
1.00
0.75
1.25
0.25
1,723.00
1,708.00
1,618.00
690.00
2,135.00
1,423.00
371.00
150.00
-
PROPORSI VARIABEL
20%
20%
20%
20%
20%
20%
20%
20%
-
BOBOT
5.00
5.00
4.00
2.00
5.00
4.00
1.00
1.00
-
INDEKS
1.00
1.00
0.80
0.40
1.00
0.80
0.20
0.20
TOTAL INDEKS
3.80
3.65
4.55
1.85
4.30
3.05
4.05
1.25
PIK KABUPATEN
12,914,179,372.8
12,914,179,372.8
12,914,179,372.8
12,914,179,372.8
12,914,179,372.8
12,914,179,372.8
12,914,179,372.8
12,914,179,372.8
PIK KECAMATAN
1,851,844,589
1,778,745,461
2,217,340,232
901,555,918
2,095,508,351
1,486,348,947
1,973,676,470
609,159,404
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
IV - 28
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Tabel 5.7 Pagu Indikatif Kewilayahan Kabupaten Soppeng Tahun 2016 No.
KECAMATAN
PIK (Rp)
1.
MARIORIAWA
1.851.844.589
2.
DONRI-DONRI
1.778.745.461
3.
LALABATA
2.217.340.232
4.
GANRA
5.
LILIRILAU
2.095.508.351
6.
LILIRIAJA
1.486.348.947
7.
MARIORIWAWO
1.973.676.470
8.
CITTA
901.555.918
609.159.404
Tabel 5.8 Program/Kegiatan Melalui Pagu Indikatif Kewilayahan Tahun Anggaran 2016 KECAMATAN
PROGRAM/KEGIATAN
Pengerasan Jalan Ampalang-Atakka Pengerasan Jalan Lacinge-Mario Indah Pengerasan Jalan Walimpong Poros Jangkali Rabat Beton Jalan Talumae-Teppoe Rabat Beton Jl. Kawue-Asanae Pembangunan Jalan Lingkungan Atakka Mariorilau Marioriwawo
Rehabilitasi Rabat Beton Attaliang Rabat Beton Bujung Juara Pemasangan Paving Blok Kantor Kecamatan Marioriwawo Pengerasan Jalan Desa Paccorae Perintisan Jalan Tani Padangnge Cikke'E Pengadaan Pompa Air Persawahan Manggaressi Pembangunan RKB MI Bukit Lereng Hijau Pembangunan Gedung TK RA Langkemme
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
IV - 29
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Pemasangan Paving Blok Kantor Kecamatan Lalabata Rehabilitasi Pagar Rumah Dinas Camat Lalabata Rehabilitasi Kantor Lurah Lalabatarilau Rehabilitasi Atap Kantor Kelurahan Bila Rehabilitasi Kantor Lurah Lapajung Rehab Drainase Jl. Kesatria Lr.4 sampai Lr.3 Pembangunan Drainase Permanen di Belakang Polres Soppeng Drainase Jalan Sungai Lawo Drainase Jalan Melingkar Cirowali LALABATA
Pembangunan talud di Lr.Temmapafi KalenrungE Rabat Beton di PongE-Lappajuara Pembangunan Jalan Setapak antara Jalan Sunu dan Jalan Samudera Rehab Ruang Kelas SDN 31 Tellang Rehab poskesdes Taletting Perkuatan Tebing Sungai Masewali Perkuatan Tebing Sungai MallanroE Pemasangan Paving Blok pada Kantor Camat Donri-Donri Pembuatan Jembatan Lantara Peningkatan Jalan Andi Patawari Pembangunan Jembatan Permanen/Talud di Toweleng Lanjutan Pembangunan Talud Jalan Poros Leworeng
DONRI - DONRI
Rehabilitasi Saluran Sekunder DaoE Pasangan lining saluran sungai Galempua Pembangunan Tanggul Toddang SaloE Rehab WC Kelas Jauh SD 226 Galung LangiE Pengadaan Sumur Air Dalam (Bor) Kelompok Tani Mabbule Kasena Jalan Usahatani (JUT) Assorajang 2 Pembangungan Jalan Tani Tur.LappaE/BalubuE Pembangunan Jalan Produksi Lahan Kering Tottong Pembangunan Paving Blok Halaman Kantor Camat Ganra Pembangunan Drainase/Saluran Pemukiman Ganra
GANRA
Pembangunan Drainase/Saluran Pemukiman CennoE Pembangunan Drainase/Saluran Pemukiman Lompulle Pengadaan Tanah Pekuburan Pembangunan Kantor Lurah Ujung, Aula & Pagar Pembangunan Kantor Lurah Macanre Pemasangan Paving Blok di samping Rumah H.Tamrin di Sumber Jati Pembangunan Jalan Setapak Jl.Kandea-Batu AsangE Pengerasan Jalan Desa Poros Sare Coppeng-Lemo-Lemo Pengerasan Jalan Pekuburan Desa Abbanuange
LILIRILAU
Pembangunan Jembatan Donriaja Pengerasan Jalan TanjongE Pembangunan Selasar Jalan Masuk Kuburan AllupangE Pembuatan saluran irigasi Watanlompulle Pembangunan Pagar+Rehab.Kantor Lurah Cabenge Pengadaan Tanah Pembangunan Pustu Talepu Pengerasan Jalan Produksi Pertanian Palangiseng Pengadaan Peralatan/Perlengkapan Kantor
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
IV - 30
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
Pasangan Bronjong Tebing Sungai Batu-batu Pasangan Bronjong Sungai Madining Perkuatan Tebing Sungai Kaca Perkuatan Tebing Sungai Limpomajang Perkuatan Tebing Sungai Tanete - Paria MARIORIAWA
Perkuatan Tebing Sungai LompoE dan Lamaloa Pembuatan Waduk Cappa Capparengnge Pemasangan Bronjong bendung Labuleng dan Normalisasi sungai Perintisan dan Pengerasan jaln tani Poros Allupange-Abbanuangnge Pembangunan Talud selepas Jembatan Lajaroko Pengadaan Kursi Rapat Rabat beton MattirowaliE Peningkatan Jalan Sekitar SMPN 2 Liliriaja Pembangunan Pengadaan Pipa Paralon untuk Pembuangan Limbah Air Bersih untuk Areal Persawahan dan Perkebunan Desa Barang Pembangunan Drainase Kantor Lurah Appanang
LILIRIAJA
Pembangunan bendung Doajenge Pengerukan Mata Air Jampu Pembangunan Irigasi Pemukiman Dusun Lebba'e Pembangunan Pintu Gerbang Kantor Camat Liliriaja Penataan Halaman Kantor Camat Liliriaja Pembangunan Gedung RA Lawara Rehabilitasi Kantor TK Aisyiah Lajoa Paving Blok
CITTA
Pembangunan Rumah Dinas Camat Citta Pembangunan Talud/Drainase Jalan Poros Abbinenge
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
IV - 31
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
Rencana program dan kegiatan prioritas merupakan uraian rinci yang menjelaskan nama program, nama kegiatan, indikator keluaran (output) kegiatan maupun keluaran program (outcome), lokasi, target, serta pagu indikatif pendanaannya. Program prioritas yang direncanakan dibiayai tahun 2016 disusun berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011. RKPD Kabupaten Soppeng Tahun 2016 merupakan gambaran rencana prioritas pembangunan Pemerintah Kabupaten Soppeng yang akan dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2016 berdasarkan evaluasi capaian hasil pembangunan Tahun 2014 dan evaluasi pelaksanaan RKPD Tahun 2014. Evaluasi dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan pembangunan yang telah dilaksanakan, untuk kemudian dibuat analisanya sebagai bahan perencanaan pembangunan selanjutnya. Perencanaan pembangunan yang telah disusun bersama ini tidak mungkin seluruhnya menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada di Kabupaten Soppeng. Namun demikian, melalui program/kegiatan yang telah direncanakan diharapkan dapat mengurangi permasalahan pembangunan, terutama permasalahan pembangunan yang menyangkut kebutuhan dasar masyarakat. Adapun rencana program/kegiatan tahun 2016 dan prakiraan maju rencana tahun 2017 dapat digambarkan pada tabel berikut :
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
V-1
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
BAB VI PENUTUP
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Soppeng Tahun 2016 merupakan penjabaran dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2015 yang menjadi pedoman dalam menyusun Kebijakan Umum Anggaran (KUA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun 2016. RKPD Kabupaten Soppeng Tahun 2016 sebagai suatu dokumen perencanaan tahunan disusun dalam rangka memberikan gambaran tentang arah kebijakan, prioritas dan sasaran pembangunan daerah yaang akan dilaksanakan Tahun 2016. Sebagai suatu dokumen perencanaan yang bersifat tahunan maka RKPD adalah kolaborasi dari dokumen-dokumen perencanaan yang bersifat jangka panjang (RPJPD) dan jangka menengah (RPJMD). Mekanisme penyusunan RKPD Kabupaten Soppenga Tahun 2016 dimulai dengan dilaksanakannya Musrenbang RKPD pada awal Tahun 2016 mulai dari tingkat Desa/Kelurahan, Kecamatan maupun tingkat Kabupaten dengan menggunanakan gagasan baru dengan Perencanaan Pembangunan Konsep Kewilayahan melalui Pagu Indikatif Kewilayahan (PIK). Melalui proses tersebut diharapkan substansi RKPD Kabupaten Soppeng Tahun 2016 nantinya akan mampu menjawab berbagai tantangan pembangunan daerah baik yang dipicu oleh perkembangan eksternal seperti krisis ekonomi global beserta dampakdampak yang ditimbulkanya maupun perkembangan internal yang didorong oleh terjadinya pergeseran orientasi, motivasi dan kepentingan internal dalam proses penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah akibat pelaksanaan pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Soppeng yang dilaksanakan Tahun 2016. Daftar program dan kegiatan dalam RKPD berfungsi sebagai acuan dan pedoman bagi SKPD dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan umum, serta menjadi acuan bagi masyarakat untuk mewujudkan partisipasinya sekaligus untuk mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan. Di samping itu, penyusunan program dan kegiatan dalam RKPD ini juga telah mempertimbangkan kemampuan keuangan
daerah, oleh karenanya pelaksanaan
program dan kegiatan perlu melihat seluruh potensi pembiayaan yang ada baik dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten, sehingga terjadi sinkronisasi dan sinergitas guna pencapaian tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Dalam
rangka
sinkronisasi,
sinergitas,
harmonisasi
dan integrasi
pelaksanaan setiap program dan kegiatan pembangunan, yang pendanaannya bersumber dari APBD, APBN dan sumber-sumber lainnya yang sah, maka setiap SKPD RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
VI - 1
RENCANA KERJA PEMERI NTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG 2016
harus menyusun Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD) masing-masing, sebagai dasar pelaksanaan rencana kegiatan tahun 2016. Dalam kaitan itu, maka DPRD bersama dengan masyarakat perlu memberi dukungan sepenuhnya agar program-program tersebut dapat direalisasikan secara optimal dan mencapai sasaran karena keberhasilan pelaksanaan RKPD tahun 2016 sangat tergantung pada sikap mental, tekad, semangat, ketaatan, keinginan untuk maju dan disiplin dari semua pihak. Pada akhir tahun anggaran 2016, setiap kepala SKPD wajib melakukan evaluasi kinerja pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan Tupoksi masing-masing, yang meliputi evaluasi terhadap pencapaian sasaran program dan kegiatan yang telah ditetapkan, maupun kesesuaian dengan rencana alokasi anggaran yang ditetapkan dalam APBD, serta kesesuaian dengan ketentuan peraturan perundang- undangan lainnya. Hasil evaluasi dilaporkan kepada Bupati melalui Bappeda Kabupaten Soppeng. Demikian dokumen perencanaan pembangunan yang bersifat tahunan ini disusun agar dijadikan acuan bagi penyusunan dan pelaksanaan dokumen – dokumen lain yang bersifat lebih operasional sehingga terjadi sinkronisasi antar dokumen perencanaan program/kegiatan dan dokumen anggaran sehingga bias terwujud sinergi diantara dokumen-dokumen yang ada. Namun demikian dokumen akan lebih bermakna apabila adanya dukungan dari seluruh pemangku kepentingan untuk senantiasa menjadikan dokumen ini sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Soppeng. Pada akhirnya sebagai suatu dokumen perencanaan tidak menutup kemungkinan apabila dalam penyusunan dokumen ini masih banyak ditemui kesalahan baik yang bersifat substansial maupun redaksional. Untuk itu segala masukan, evaluasi maupun
rekomendasi
dari
semua
pihak
masih
sangat
dibutuhkan
untuk
menyempurnakan dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Soppeng dimasa-masa mendatang.
BUPATI SOPPENG
H. ANDI SOETOMO
RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016
VI - 2