MEDIA KOMUNIKASI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
EDISI 07 | 2014
ED ISI 06 | 2014
Songsong Masa Depan dengan ENERGI ALTERNATIF & RAMAH LINGKUNGAN
ME D I A K OMU NI K A S I K E ME NT E R I A N E NE R G I D A N SU MBE R D AYA M IN E RAL
efficient energy, preserving the natural
Apresiasi Menteri ESDM Terhadap Keluarga Besar ESDM Yang BERKOMITMEN Menjadi Lebih Baik
AIR ASIN Simpan Energi
BERSAMA MEMBANGUN KELISTRIKAN
PENANGGUNG JAWAB Sekretaris Jenderal M. Teguh Pamudji Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan Ir. Bambang Gatot Ariyono, M.M Staf Ahli Bidang Komunikasi dan sosial Kemasyarakatan Ir. Ronggo Kuncahyo, M.M Kepala Pusat Komunikasi Publik Dr. Ir. Saleh Abdurrahman, M.Sc Kepala Biro Hukum Susyanto, SH. MH Kepala Pusat Data dan Teknologi ESDM Agung Wahyu Kencoro Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama Dr. Ir. Ego Syahrial, M.Sc REDAKTUR Kepala Bagian Tata Usaha, Puskom Ir. Dwi Purwanto Kepala Sub Bagian Rencana dan Keuangan, Puskom Bambang Widjiatmiko Kepala Sub Bagian Umum, Puskom Arid Riza Abadi, S.Sos Vagunaldi, S.Kom Bunga Adi Mirayanti, S.I.Kom Dian Eka Puspitasari, S.Sos. EDITOR Indra Tauhid C. S., M.A., Dian Lorinsa, S.IP., Judhi Purdhiyanto, Amna, S.Sos., Safii, DESAIN GRAFIS & FOTOGRAFER Melati Larasati Oktaviani, Didit Adiono, Adi Noorfajarudin, Prawira, Akbar Alfiannto, Arif Suryadi ALAMAT Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Jl. Medan Merdeka Selatan No. 18 Jakarta 10110 Tromol Pos: 1344/JKT 10013 Tel. / Faks: (021) 344 0649 email:
[email protected] MEDIA KOMUNIKASI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Pertumbuhan ekonomi bangsa Indonesia yang terus menunjukkan kecenderungan positif, harus terus dipertahankan dan ditingkatkan. Hal ini menjadi sebuah indikator baik dari perwujudan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang diperhitungkan dalam percaturan internasional. Nyatanya, negara yang terletak di lingkar garis khatulistiwa ini dinyatakan sebagai 10 ekonomi besar dunia berdasarkan Purchasing Power Parity (PPP) dari 177 negara. Tentu saja hal ini cukup membanggakan, lantaran hanya ada tiga negara Asia yang masuk dalam daftar tersebut. Indonesia tampil didampingi Tiongkok dan India. Menurut kacamata beberapa pengamat, alasan Indonesia masuk dalam peringkat Purchasing Power Parity dikarenakan adanya percepatan pembangunan infrastruktur dan industrialisasi di bidang kelistrikan. Dimana hal ini memosisikan Indonesia sejajar dengan negara-negara yang selama ini tergolong sebagai negara maju. Sektor kelistrikan tak pelak memegang peranan strategis dalam upaya peningkatan guliran perekonomian bangsa. Sebagai salah satu energi penggerak vital, keberadaannya tentu harus terus diseimbangkan dengan kebutuhan yang ada, dimana pada setiap tahunnya terus merangkak naik. Menghadapinya, dewasa ini Indonesia tengah berancang-ancang untuk mempercepat pembangunan membangun infrastruktur kelistrikan yang selaras dengan RUPTL (Rencana Usaha Penyedia Tenaga Listrik) PLN tahun 2013 s/d 2022. Rencana tersebut juga telah sejalan dengan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 2008-2027 dan draft RUKN 2012-2031. Disinyalir, pada 2013 hingga 2022 kebutuhan listrik sistem Jawa-Bali diperkirakan akan melonjak dari 144 TWh di tahun 2013, dan terus bergerak baik menjadi 275 TWh di 2022. Hal ini selaras dengan prediksi tingkat pertumbuhan ekonomi sekitar 7,6% per tahun. Masalah peningkatan pembangunan kelistrikan tersebut juga tidak terlepas dengan jumlah penduduk Indonesia di 2020 yang akan melonjak hingga 70 juta keluarga. Dengan jumlah tersebut, PLN memiliki tantangan untuk mengaliri listrik 70 Juta keluarga di 2020. Diperkirakan PLN harus menyambung 3.5 Juta pelanggan baru di tiap tahunnya. Untuk menggapai target tersebut, dibutuhkan pembangkit listrik rata-rata sebesar 3500 megawatt (MW) dan transmisi sepanjang 3000 kilometer sirkuit (kms) dengan 8000 MVA, dan jaringan distribusi tegangan menengah 20000 kms, serta tegangan rendah 30000 kms dengan 6000 MVA. Percepatan pembangunan infrastruktur kelistrikan memang tidak bisa hanya dilakukan oleh PLN. Tetapi harus mengajak pihak swasta bergabung. Perusahaan pembangkit listrik swasta melalui IPP misalnya, telah mulai menunjukan perannya secara signifikan yang dibutuhkan oleh PLN. Kehadiran swasta melalui IPP bagi PLN dirasakan teramat membantu. Setidaknya hingga 2020, peluang masih terbuka lebar bagi swasta untuk berperan dalam pembangunan infrastruktur kelistrikan. PLN dan Pemerintah hanya mampu menyediakan dana infrastruktur 20-30% dari total investasi yang diperlukan. Peluang yang terhampar ini diharapkan dapat diisi oleh para investor untuk bersama bergerak membangun kelistrikan Indonesia.
EDISI 07 | 2014
E DI SI 07 | 20 14
an ERNATIF NGAN
Para pembaca yang kami hormati
KESDM
M EDIA KOMUNIKASI KEM ENTERI A N E NER GI D AN SU MB ER DAYA MI NER AL
ficient energy, g the natural
editorial
Apresiasi Menteri ESDM Terhadap Keluarga Besar ESDM Yang BERKOMITMEN Menjadi Lebih Baik
Selamat Menyimak Redaksi
AIR ASIN Simpan Energi
BERSAMA MEMBANGUN KELISTRIKAN 11/5/2014 3:12:41 AM
edisi 07 I 2014
3
daftar isi 16
SAJIAN UTAMA
Bersama Membangun Kelistrikan
24
REGULASI Aturan Baru TENTANG BBN
24 REGULASI
3 EDITORIAL
• Aturan Baru Tentang BBN
6 SURAT ANDA 8 HOT NEWS
• Berhasil, Renegosiasi Gas Tangguh Ke Tiongkok • Mendesak, Indonesia Memerlukan Banyak Infrastruktur Gas
12 LENSA
• Peresmian Pilot Project PLT POME 1 MW • Subsidi BBN Jenis Biodiesel dan Bioethanol Rp 1500/Liter • Rapat Koordinasi Dengan Seluruh Pejabat Eselon I dan II Kementerian ESDM • Apresiasi Menteri ESDM Terhadap Keluarga Besar ESDM Yang Berkomitmen Menjadi Lebih Baik • Tahun 2015 Pagu Anggaran Kementerian ESDM Capai Rp10.02 Triliun
16 SAJIAN UTAMA
• Bersama Membangun Kelistrikan
20 WACANA
• Subsidi Energi Dan Kesejahteraan Rakyat
22 ENERGI MIX • Ketika Limbah Manusia dan Hewan Tidak Lagi Dianggap Sebelah Mata
4
edisi 07 I 2014
26 MIGAS
• Dirjen Migas Hadiri MOU Pengelolaan Energi di Kawasan Transmigrasi • Dirjen Migas Buka Farmout Forum Indonesia 2014 • Disparitas yang Tinggi Pemicu Penyalahgunaan Harga BBM Bersubsidi • Produksi Minyak Pertamina Naik 11,9 Persen • APBN 2015: Cost Recovery US$ 16 Miliar, Penerimaan Migas Rp326,96 Triliun, Subsidi BBM Rp276 Triliun • APBN 2015 Disahkan • Pembangunan Jargas, Butuh Dana dan Dukungan Pemda • Dirjen Migas Kunjungi Pembangunan SPBG dan Jargas di Jawa Timur • Jokowi Dukung Pemanfaatan Gas Bumi • Distribusi Tertutup Solar Bersubsidi Diterapkan di Batam • Pemerintah Siapkan Payung Hukum Pembangunan Kilang • Pemerintah Buka Kesempatan Swasta Bangun Kilang Sendiri • Kuota LPG 3 Kg Tahun 2014 Aman • Dirjen Migas Tinjau Pembangunan Jargas di Semarang • The 1st Indonesia- Belarus Bilateral Meeting on Oil and Gas • Upayakan Cadangan Migas Baru, Bengkulu `Disisir`
• Pemerintah Dorong Penggunaan LNG Untuk Kapal Laut
40 KETENAGALISTRIKAN
• Direktur Teknik dan Lingkungan Membuka Forum PUIL KE-2 Di Manado • Warga Pulau Kadatua Membutuhkan Listrik • Ratusan Ribu Rumah Di Kalteng Masih Kekurangan Listrik • Peresmian Pilot Project Pemanfaatan Limbah Cair Sawit (POME) Untuk Pembangkit Listrik Perdesaan 1 MW • Energi Aman dan Terjangkau Menjadi Prioritas ASEAN
44 MINERBA
• Dirjen Ketenagalistrikan Buka Turnamen Futsal HLN Ke-69 • Kurangi Ketergantungan BBM, Pembangkit Listrik di Bali Gunakan LNG • Kementerian ESDM dan PTNNT Tandatangani Nota Kesepahaman • 10 Tahun Kedepan, Batubara Masih Mendominasi Bahan Bakar Pembangkit • Press Conference 19 September 2014 • Pertama Tahun 2014 • Penyerahan Penghargaan Pengelolaan Keselamatan Dan Lingkungan Pertambangan Mineral Dan Batubara Tahun 2014 • Pembahasan PNBP SDA
Edisi 07 | 2014
72
KESELAMATAN Menerapkan K3 Di Industri Energi Ramah Lingkungan
52
BADAN GEOLOGI
Badan Geologi KESDM Sosialisasikan System Informasi Mineral Berbasis Web, ke Negara ASEAN Pertambangan Umum RAPBN 2015 • Sarasehan “Optimalisasi Penerimaan Negara Dari Sektor Minerba” di Megawati Institute
48 EBT
• Capacity Building • Seminar Kajian Teknis dan Uji Pemanfaatan Biodiesel • Program Mandatory BBN Ditargetkan Bisa Hemat Devisa • Pemanfaatan Panas Bumi Belum Optimal
50 BADAN GEOLOGI
• Badan Geologi Kembangkan Sistem Informasi Melalui Signas • Badan Geologi KESDM Temukan 100 Titik Cadangan Mineral Baru di Kalimantan • Badan Geologi KESDM Sosialisasikan System Informasi Mineral Berbasis Web, ke Negara ASEAN • Anugerah Tangguh Award 2014 Kepala Badan Geologi Raih Dharma Widya Argya
54 BALITBANG • Penyamaan Persepsi Pelaksanaan Kerja Sama Swakelola Kegiatan Litbang • Audit Surveilance Puslitbang tekMIRA • Kunjungan Ke Sentra Pengolahan dan Pemanfaatan Mineral Cipatat • Konverter Kit Untuk Perahu Nelayan
68
POTENSI Manfaatkan Sampah
Plastik Menjadi Solar • Mengembangkan Value Chain Antara Akademisi, Pemerintah Dan Bisnis Dalam Mengembangkan Teknologi • Kerjasama PPPTMGB “LEMIGAS” Dan Kogas Pada Penelitian CBM • Pendampingan Perencanaan Dan Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2015 • FGD Endapan Mineral Bawah Air Di Laut Dangkal • Pendampingan Perencanaan Dan Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2015
59 ITJEN
• Sosialisasi Peraturan Menteri PAN RB Nomor 14 Tahun 2014 dan Aplikasi PMPRB Online di Hotel Fave Bogor • Bimbingan Teknis Program Pengendalian Gratifikasi dan Penyusunan Peraturan Pengendalian Gratifikasi di Hotel Amaris Bogor • Pengisian Lembar Kerja Evaluasi Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Lingkungan Inspektorat Jenderal KESDM
60 BADIKLAT
• Diklat Pengelola Peledakan Kegiatan Penambangan Bahan Galian • Penggunaan GPS Dalam Sektor Pertambangan • Diklat English For Bussines • Diklat Pengawasan Produksi Dan Manajemen Perizinan Pertambangan Minerba
• Diklat Penyusunan RKAB Dan Manajemen Lingkungan Pertambangan • Pusdiklat Minerba Selenggarakan Diklat Di Manado • IN HOUSE Training Penyuluh BIOGAS
64 TEKNOLOGI
• Cat Surya, Cat Dinding Yang Mampu Memproduksi Listrik • Teknologi Blow Out Preventer (BOP) System
66 POTENSI
• Air Asin Simpan Energi • Manfaatkan Sampah Plastik Menjadi Solar
68 LINGKUNGAN • Bakteri Pembersih Limbah Air dan Penghasil Listrik • Menambang Emas Dari Limbah Elektronik
70 KESELAMATAN
• Menerapkan K3 Di Industri Energi Ramah Lingkungan • Terapkan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Di Laboratorium
74 GLOSSARY
edisi 07 I 2014
5
surat pembaca
Fasilitas Dan Layanan BPPTK Kami memerlukan informasi mengetahui Fasilitas dan Layanan yang ada di BPPTK (Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian). Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Dita Sari - Padang Ibu Dita Sari Yth Terima kasih atas pertanyaannya yang diajukan. Untuk mengetahui informasi yang Ibu butuhkan bisa mengakses situs http://merapi.bgl.esdm.go.id/ . Salam redaksi
Spesifikasi BBG
Cangkang Kakao
Kami ingin memerlukan informasi yang berkaitan dengan spesifikasi BBG. Informasi tersebut dibutuhkan untuk penulisan makalah yang sedang kami susun. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki potensi biomassa yang besar. Salah satu sumber biomassa yang potensial dan selama ini belum banyak digunakan adalah limbah cangkang kakao. Dan di masa yang akan datang tentunya akan menjadi sumber energi alternatif. Mohon dapat dijelaskan secara singkat tentang cangkang kakao tersebut. Terima kasih.
Doni Siswanto - Surabaya Bapak Doni Siswanto Yth Terima kasih atas pertanyaannya yang diajukan Informasi tersebut dapat dilihat dengan mengakses http://www. migas.esdm.go.id/data-kemigasan/195/ Spesifikasi-BBG Disana terdapat beragam informasi yang Bapak butuhkan. Salam redaksi
Anwar Satrio – Cimahi Bapak Anwar Satrio Yth Terima kasih atas pertanyaannya yang diajukan. Cangkang kakao ini dihasilkan setelah pengambilan biji cokelat dari buahnya. Cangkang kakao berpotensi dijadikan bioetanol.Kakao merupakan salah satu komoditas unggulan subsektor perkebunan di tanah air. Jumlahnya pun sangat besar di Indonesia. Luas perkebunan kakao pada 2012 tercatat sekitar 1,7 hektare (ha). Pemanfaatan cangkang kakao untuk produksi bioetanol sangat potensial dikembangkan di Indonesia.Namun meski bahan baku berlimpah di Indonesia, perlu dilakukan kajian tekno-ekonomi terlebih dahulu terhadap proses produksi bioetanol generasi ke-2 dari biomassa cangkang kakao ini. Salam redaksi
6
edisi 07 I 2014
Untuk kritik, saran maupun artikel dapat dikirimkan ke: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Jl. Medan Merdeka Selatan No.18 - Jakarta 10110, Tromol Pos : 1344/JKT 10013 Tel. / Faks. (021) 344 0649, email.
[email protected]
Mengurus Izin Lokasi Pengeboran – Darat & Laut
Mineral Tanah Konverter Kit Pada Jarang Di Indonesia Perahu Motor Nelayan Seperti diketahui jika Indonesia banya
Kami ingin mengetahui persyaratan apa saja untuk mengurus Izin Lokasi Pengeboran – Darat & Laut . Mohon dapat diberikan informasinya. Terima kasih.
memiliki mineral tanah jarang khususnya di sekitar Bangka Belitung. Untuk mineral tanah jarang jenis apa yang banyak terdapat di Indonesia. Mohon dapat diberikan informasinya. Terima kasih.
Aji Susilo – Malang
Indra Abimanyu – Balikpapan
Bapak Aji Susilo Yth Terima kasih atas pertanyaannya yang diajukan. Informasi tersebut dapat dilihat dengan mengakses http://www.migas. esdm.go.id/data-kemigasan/23/IjinLokasi-Pengeboran---darat-&-laut Disana terdapat informasi yang Bapak butuhkan. Salam redaksi
Bapak Indra Abimanyu Yth Terima kasih atas pertanyaannya yang diajukan. Mineral tanah jarang yang banyak ditemukan di Indonesia adalah bijih Timah dengan mineral ikutan Monazite, Xenotime, Zircon dan Ilmenite, bijih Tembaga dengan mineral ikutan Anode Slime, Pasir Besi, bijih Emas dan bijih Bauksit. Mineral tanah jarang merupakan salah satu bahan baku bagi industri teknologi tinggi saat ini. Salam redaksi
Beberapa waktu lalu PPPTMGB “LEMIGAS” mengadakan uji coba sistem konverter kit pada perahu motor nelayan. Bisa diceritakan secara singkat mengenai hal tersebut. Terima kasih. Usman Helmi – Semarang Bapak Usman Helmi Yth Terima kasih atas pertanyaannya yang diajukan. Sistem konverter kit untuk perahu motor tempel nelayan merupakan modifikasi peralatan pada motor tempel pada perahu nelayan, yang umumnya berbahan bakar bensin atau solar untuk dikonversikan menjadi motor berbahan bakar LPG kapasitas 3 kg. Biaya produksi sistem konverter kit PPPTMGB “LEMIGAS” lebih murah 20-25% dibandingkan konverter kit di pasaran. Nelayan dapat membeli dengan harga terjangkau karena tidak ada penggantian alat pada motor tempel namun hanya ditambah alat yang dapat mengkonversi mesin agar dapat dioperasikan dengan bahan bakar LPG. Salam redaksi
edisi 07 I 2014
7
HOT NEWS
BERHASIL, Renegosiasi Gas Tangguh ke Tiongkok
Setelah 1,5 tahun melakukan renegosiasi, akhirnya Tiongkok setuju untuk menaikkan harga beli gas alam cair (LNG) dari Kilang Tangguh, Papua Barat. Kesepakatan baru ini berpotensi menambah penerimaan Indonesia sebesar Rp9 triliun per tahun.
8
edisi 07 I 2014
HOT NEWS
Kronologis Renegosiasi harga jual gas Tangguh ke China National Offshore Oil Corporation (CNOOC), perusahaan BUMN asal Tiongkok, cukup berliku dan memakan waktu panjang. Hal ini diutarakan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik dalam jumpa pers yang didampingi oleh Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) A. Edy Hermantoro, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara R. Sukhyar dan Pelaksana Tugas Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) J. Widjonarko, Selasa (1/7/2014). Kronologis kontrak gas Tangguh dengan pembeli di Fujian, Tiongkok berawal pada tahun 2002. Harga gas kontrak awal pada tahun 2002 antara British Petroleum (BP), sebagai pihak yang ditunjuk oleh Pemerintah untuk mencari pembeli gas, dengan pembeli dari Fujian, Tiongkok, yaitu, 5,25% x Japan Crude Cocktail (JCC) + 1,35 (FOB). Harga JCC dipatok maksimum US$ 26/bbl. Hal inilah yang menyebabkan harga gas dari Tangguh ke Fujian tetap di US$2,7 per Million British Thermal Unit (MMBTU; 1 MMBTU setara dengan sekitar 30 meter kubik). Banyak kalangan menilai, harga ini terlampau murah. Sejalan dengan waktu, tahun 2006 diadakanlah renegosiasi. Pihak penjual dan pembeli sepakat untuk menaikkan harga batas atas JCC menjadi US$38/bbl. Dengan kenaikan harga JCC ini, maka harga gas Tangguh meningkat menjadi US$3,3 per MMBTU. Tahun 2010 kembali diadakan renegosiasi, namun tidak berhasil mencapai kesepakatan harga. Tahun 2012, usai bertemu dengan Presiden Tiongkok Hu Jintao, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta Jero Wacik untuk melakukan renegosiasi kembali harga gas Tangguh yang dijual ke Fujian karena menurut Presiden masih belum fair. Menindaklanjuti instruksi Presiden, Menteri ESDM mengundang Presiden dan CEO CNOOC. Presiden CNOOC Wang Yilin mengatakan kepada Menteri ESDM agar kedua belah pihak segera membentuk tim renegosiasi. “Saya segera membentuk tim renegosiasi yang terdiri atas Ditjen Migas, SKK Migas, BP, termasuk Wakil Menteri (Wamen) ESDM dan saya yang memimpin. Perkembangan renegosiasi terus saya pantau. Akhirnya minggu lalu, amendemen agreement kontrak baru ditandatangani pada tanggal 20 Juni 2014. Saya ke Beijing bertemu dengan pihak CNOOC dan kita sepakati harga gas yang baru, dengan harga maksimum JCC dihilangkan (removal of JCC price cap). Harga akan mengikuti
JCC tanpa ada batasan maksimum. Ini merupakan kesepakatan yang luar biasa,” tutur Jero Wacik. Rp9 Triliun per tahun Terhitung 1 Juli 2014, harga beli LNG Tangguh ke Fujian naik dari US$3,3 per MMBTU menjadi US$8 per MMBTU. Harga ini bisa merangkak naik di tahun-tahun berikutnya.
“Mulai 1 Juli , patokan harga ekspor LNG Tangguh ke Fujian yaitu 0,065 JCC + 1,5. Kalau JCC-nya US$100 per barel, maka harganya menjadi US$8 per MMBTU. Kalau JCC-nya, US$110, maka harganya menjadi US$8,65 per mmbtu,” jelas Jero Wacik di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (30/6/2014). Dengan kesepakatan ini, harga LNG Tangguh ke Fujian akan naik terus menjadi US$10,3 per MMBTU pada 2015. Kemudian, harga naik lagi menjadi US$12 per MMBTU di tahun berikutnya dan tahun 2017 menjadi US$13,3 per MMBTU. “Kontrak ini akan berlaku sampai 2034. Kalau ini bertahan sampai 2034, maka rata-rata nanti jatuhnya harganya di angka US$12,8 per mmbtu. Ini kenaikan empat kali lipat daripada tahun lalu,” lanjut Jero Wacik. Dengan adanya harga baru ini, kata Jero Wacik, Indonesa akan mendapatkan US$ 20,8 miliar sampai 2034. Sementara dengan harga lama, jika renegosiasi gagal, Indonesia hanya akan mendapatkan US$5,2 miliar hingga 2013. “Maka, per tahun mulai tahun ini kita akan mendapatkan Rp12,5 triliun per tahun dari Fujian. Ini harga barunya. Harga yang lama adalah Rp3,1 triliun per tahun, sekarang Rp12,5 triliun. Jadi, tambahannya adalah sekitar Rp9 triliun per tahun,” papar Jero.
Negara lain Menyusul keberhasilan renegosiasi kontrak harga jual gas dari Blok Tangguh ke Fujian, Tiongkok, Pemerintah akan memperbaiki kontrak harga jual gas lainnya di negara lain yang harganya sudah tidak sesuai lagi. “Hasil renegosiasi Tangguh betul-betul hasil yang luar biasa dan (dengan) hasil ini tentu saya sudah punya program untuk menjadi trigger memperbaiki harga-harga yang sudah tidak masuk akal,” ujar Jero Wacik. Ia meneruskan, renegosiasi harga jual gas Tangguh dengan Tiongkok merupakan salah satu masalah tersulit dan berhasil dilewati. Ia yakin, renegosiasi lainnya juga akan berjalan lancar. Salah satu kontrak harga jual gas yang akan diperbaiki Pemerintah adalah harga jual gas Blok Tangguh ke Korea Selatan. Perundingan ini sudah hampir berhasil dan dalam waktu dekat diharapkan rampung. Deputi Pengendalian Komersial SKK Migas Widhyawan Prawiraatmadja mengatakan, volume ekspor gas alam cair (Liquified Natural Gas/LNG) dari Tangguh ke Korea Selatan sebesar 1 juta ton per tahun (Million Tonnes per Annuum/MTPA). Pembeli LNG Tangguh di Korea Selatan adalah perusahaan listrik K Power dan perusahaan baja Posco. Widhyawan menjabarkan, saat ini gas dari Kilang LNG Tangguh yang diekspor ke Korea Selatan seharga US$4,1 per MMTBU di pelabuhan asal. Meski harga awalnya lebih tinggi daripada harga gas ekspor ke Fujian, Widhyawan mengatakan, renegosiasi harga ekspor ke Korea Selatan ini bisa jadi lebih sulit. “Di kontrak sebenarnya tidak ada price review-nya. Tetapi, bagaimana caranya supaya bisa. Kami sampaikan, Fujian sudah naik,” kata Widhyawan. Selain Korea Selatan, Widhyawan meneruskan, harga ekspor gas yang masih terbilang rendah ialah untuk Sempra Energy, Amerika Serikat. Harga ekspor LNG ke Amerika Serikat ini, menurut Widhyawan, berkisar US$4 hingga US$4,5 per MMBTU. Harga ekspor ke Amerika Serikat rendah karena pasokan gas alam di negara itu melimpah. Namun, untuk ekspor ke Amerika Serikat ini, Widhyawan mengatakan, belum ada rencana untuk menaikkan harga gas. Sebabnya, sejak 2012 Pemerintah Indonesia bisa menjual sisa gas jatah Sempra Energy yang tak diserap perusahaan asal negara Paman Sam itu ke pasar spot. Dalam kontrak awal, Sempra mendapat alokasi 60 kargo per tahun, sedangkan saat ini yang diserap sekitar enam kargo per tahun.
edisi 07 I 2014
9
HOT NEWS
MENDESAK,
Indonesia Memerlukan Banyak Infrastruktur Gas Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pesat membuat kebutuhan terhadap gas bumi juga mengalami peningkatan. Di sisi lain, lapangan minyak dan gas bumi (migas) yang telah berproduksi di Indonesia, umumnya berlokasi di daerah terpencil serta minim fasilitas. Hal ini menyebabkan gas bumi sulit dibawa ke daerah atau lokasi yang membutuhkan. Untuk menjembatani hal tersebut, Pemerintah mendorong pembangunan infrastruktur migas di tanah air. FSRU “Kita membutuhkan banyak infrastruktur, khususnya Liquefied Natural Gas (LNG) receiving terminal. Indonesia, sebagai negara kepulauan, membutuhkan banyak infrastruktur tersebut untuk mempermudah pendistribusian gas,” kata Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya (ESDM) A. Edy Hermantoro dalam INDOPIPE 2014 di Yogyakarta, Selasa (17/6/2014). Dia memaparkan, saat ini Indonesia telah memiliki dua Floating Storage Receiving Unit (FSRU), yaitu FSRU Jawa Barat yang
10
edisi 07 I 2014
telah beroperasi sejak 2012 dan FSRU Lampung yang beroperasi pada tahun ini. Selain itu, Arun Regasification dan Arun-Belawan Transmission direncanakan akan beroperasi pada kuartal IV tahun 2014, FSRU Banten pada kuartal IV tahun 2015 dan FSRU Jawa Tengah yang akan beroperasi pada kuartal I tahun 2016. Sebelumnya pada acara yang sama, Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo mengatakan, untuk daerah-daerah terpencil, Pemerintah akan mengembangkan jaringan pipa Compressed Natural Gas (CNG), seperti
yang telah dilakukan di Batam. Produksi gas berlebih, akan dimampatkan dan dikirimkan ke pulau-pulau yang membutuhkannya. Untuk itu, dibutuhkan banyak terminal gas. Mengenai FSRU Lampung, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mulai 1 Juli 2014 telah memberikan persetujuan penandatanganan Master FOB Liquefied Natural Gas Sale and Purchase Agreement dan Confirmation Notice. Kesepakatan tersebut untuk Tangguh LNG dan PT PGN LNG Indonesia untuk penjualan
HOT NEWS satu kargo LNG yang akan dipasok untuk FSRU Lampung. “Ini adalah bentuk komitmen industri hulu migas untuk memenuhi kebutuhan gas domestik. Pada 2014, alokasi gas bumi domestik telah mencapai 54% dari total produksi yang ada,” ujar Pelaksana Tugas Kepala SKK Migas J. Widjonarko di Jakarta, Senin (7/7/2014). Satu kargo LNG merupakan pengiriman perdana dari lima kargo yang akan dikirimkan pada 2014. Kargo perdana memiliki volume 3.320.000 Million British Thermal Unit (MMBTU; 1 MMBTU setara dengan sekitar 30 meter kubik) dan akan digunakan untuk commissioning FSRU Lampung. Pengiriman LNG untuk tahun 2015 direncanakan sebanyak 14 kargo. “Dari FSRU Lampung ini, gas bumi selanjutnya akan dipasok untuk sektor kelistrikan dan industri di Jawa Barat yang terkoneksi melalui pipa South Sumatera West Java (SSWJ). Nantinya, pemanfaatan gas dari FSRU Lampung ini juga akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan di Sumatera,” terangnya. Pengiriman untuk FSRU Lampung merupakan pengiriman kedua untuk domestik dari Lapangan Tangguh LNG. Sebelumnya, LNG Tangguh sudah digunakan dalam mendukung pasokan gas bumi untuk PT Pupuk Iskandar Muda sebanyak dua kargo pada 2014 dari rencana empat kargo. Rp1,5 Triliun Pemerintah telah menyiapkan dana sekitar Rp1,5 triliun untuk meningkatkan pemanfaatan gas bumi di tahun ini. Dana itu akan digunakan untuk membangun infrastruktur gas, seperti Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG), jaringan gas untuk rumah tangga ( jargas), kilang mini LNG di Jawa Tengah serta jaringan pipa bawah tanah di Jabodetabek. Pada tahun ini, Pemerintah juga berencana membangun jargas di sejumlah
kota, seperti Semarang, Bulungan, Sidoarjo dan Bekasi. Untuk kilang mini LNG yang akan dibangun di Jawa Tengah, pengelolaannya akan diserahkan ke PT Pertamina (Persero). Sementara itu, PT PGN (Persero) Tbk telah mendapat penugasan Pemerintah untuk membangun infrastruktur gas bersama Pertamina. Hingga tahun 2014, ditargetkan jumlah SPBG dapat mencapai 71 unit dan MRU 13 unit. Kepala Sub Direktorat Pengangkutan Hilir Migas Ditjen Migas Isnaini, dalam paparannya pada INDOPIPE di Yogyakarta memaparkan, untuk tahun 2014 ini, Pemerintah dengan dana APBN akan membangun 10 SPBG dan empat Mobile Refilling Unit (MRU) di Jabodetabek serta SPBG di Semarang. Selain itu, di Jawa Barat akan dibangun mini LNG plant dan stasiun LCNG. Dengan dana swasta, akan dibangun oleh Pertamina sebanyak 10 SPBG dan tiga MRU yang seluruhnya berlokasi di Jabodetabek. Lalu, PGN akan membangun enam SPBG di Jabodetabek, dua SPBG di Jawa Timur dan satu SPBG di Riau. Tambahan volume gas yang diperlukan menyusul dibangunnya SPBG dan MRU tersebut sekitar 7,5 MMSCFD ( juta standar kaki kubik per hari setara gas) untuk PGN dan 5,68 MMSCFD untuk Pertamina.
diproduksi untuk memenuhi kebutuhan domestik maupun untuk diekspor. Seiring pesatnya pertumbuhan ekonomi nasional, kebutuhan energi, termasuk gas, juga ikut naik. Alokasi gas untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri pun ikut naik. Sejak tahun 2003, penyaluran gas untuk domestik mengalami peningkatan ratarata 9% per tahun. “Ketersediaan infrastruktur menjadi kunci utama agar pasokan gas dari hulu ke hilir bisa lancar,” kata Deputi Pengendalian Komersial SKK Migas Widhyawan Prawiraatmaja belum lama ini. Saat ini, jumlah kebutuhan gas terbesar ada di wilayah Jawa Barat dan Sulawesi. Namun produksi gas terbanyak ada di kawasan Sumatera bagian tengah, Kalimantan Timur dan Papua. Tanpa adanya jaringan pipa penghubung maupun infrastruktur pendukung lainnya, penyaluran gas dari satu tempat ke tempat lain akan terkendala, bahkan sulit dilakukan. Akibatnya, suplai gas tidak bisa terserap secara optimal. “Apabila produksi gas nasional tidak bertambah dan tidak didukung infrastruktur yang memadai, Indonesia akan mengalami kekurangan pasokan gas dan harus melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan domestik,” Widhyawan menambahkan.
Program konversi BBM ke bahan bakar gas merupakan program yang dicanangkan Pemerintah untuk menekan konsumsi BBM yang dari tahun ke tahun semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional. Hingga tahun 2013, telah berhasil dibangun 32 SPBG dan enam MRU sebagai bagian dari infrastruktur gas.
Direktur Teknologi dan Pengembangan PT PGN (Persero) Tbk Djoko Saputro menilai, saat ini Indonesia masih kekurangan infrastruktur untuk mendukung pemanfaatan gas di sektor domestik. Pembangunan infrastruktur untuk gas masih kurang progresif apabila dibandingkan dengan terus meningkatnya kebutuhan gas domestik.
Kunci utama Gas bumi menjadi sumber energi masa kini dan masa depan bagi Indonesia. Dari sisa cadangan migas Indonesia sekarang, hampir 85% merupakan gas. Artinya, masih banyak cadangan gas yang bisa
“Pemerintah perlu membuat terobosan dalam hal regulasi serta memahami pola bisnis yang ada dan membangun infrastruktur yang dibutuhkan agar kebutuhan gas domestik bisa terpenuhi,” kata Djoko. Hal senada diungkapkan SVP Gas Engineering & Operation Management PT Pertamina (Persero) Salis S. Aprilian. Menurut Salis, untuk mengembangkan bisnis gas di Indonesia, perlu ada regulasi yang mengaturnya. Adanya regulasi akan memudahkan proses perizinan, mulai dari izin yang dikeluarkan pemerintah daerah setempat hingga izin untuk pembangunan jaringan pipa dan akuisisi lahan. “Dukungan para stakeholder dalam mempromosikan pemanfaatan gas juga perlu, terutama dalam kampanye konversi penggunaan bahan bakar dari minyak bersubsidi ke gas,” tekan Salis. edisi 07 I 2014
11
LENSA
Peresmian PILOT PROJECT PLT POME 1 MW
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo meresmikan Pilot Project Pemanfaatan Limbah Cair Sawit (POME) untuk Pembangkit Listrik Perdesaan 1 MW di Desa Rantau Sakti Kecamatan Tambusai Utara, Rokan Hulu Propinsi Riau (16/09).
W
amen ESDM menjelaskan bahwa pemerintah telah menyediakan regulasi dan insentif yang cukup agar energi terbarukan dapat berkembang secara cepat, antara lain termasuk feed in tariff. Kementerian ESDM sedang memfinalisasi revisi kebijakan harga untuk biomassa agar dapat mempercepat implementasinya secara masif. Proyek percontohan (pilot project) PLT Biogas ini, mempunyai kapasitas terpasang sebesar 1 MW yang digunakan untuk mengalirkan listrik kepada 1.050 keluarga. Kelebihan PLT Biogas berbasis limbah cair sawit antara lain siap beroperasi secara stabil selama 24 jam tidak dipengaruhi faktor cuaca, ramah lingkungan serta listrik yang dihasilkan relatif murah dibandingkan dengan pembangkit listrik berbasis BBM (genset diesel atau PLTD). Pemanfaatan limbah biomassa menjadi energi dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Provinsi Riau dikenal sebagai provinsi penghasil energi terbesar di Indonesia yang terdiri atas minyak bumi, gas bumi, dan kelapa sawit. Menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2013, luas lahan perkebunan kelapa sawit di Riau mencapai 2,2 juta ha dengan potensi 6,5 juta ton minyak sawit/tahun dan limbah cair sejumlah 16,25 juta m3. Apabila dimaksimalkan pengolahannya, limbah cair sawit tersebut berpotensi menghasilkan 90 MW listrik dan mengurangi emisi sebesar 568 ribu ton CO2 per tahun. Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Rida Mulyana mengungkapkan bahwa proyek ini dibangun sejak 2013 dengan menggunakan dana APBN KESDM dengan nilai kontrak sebesar 28 M dan merupakan kerjasama antara pemerintah pusat c.q Ditjen EBTKE KESDM, pemerintah daerah Kabupaten Rokan Hulu Riau dan pihak swasta Pabrik Kelapa Sawit PT. Arya Rama Prakarsa.
Rapat Koordinasi Dengan Seluruh PEJABAT ESELON I DAN II KEMENTERIAN ESDM Menteri Energi Dan Sumber Daya ad interim Chairul Tanjung segera menggelar Rapat Koordinasi dengan jajaran Pejabat Eselon I dan II dilingkungan Kementerian ESDM (11/09).
12
edisi 07 I 2014
H
al tersebut dilakukan Chairul Tanjung usai ditunjuk oleh Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Menteri Energi Dan Sumber Daya ad interim. Rapat Koordinasi yang dilaksanakan di auditorium gedung Kementerian ESDM membahas beberapa hal yang saat ini menjadi tanggungan Kementerian ESDM. “Tadi saya mendengar langsung laporan hal-hal yang menjadi pending matter yang harus segera diselesaikan dari tiga Direktorat Jenderal. Yang pertama adalah dari Direktorat Jenderal Migas, yang menyampaikan beberapa terkait hal-hal yang perlu diselesaikan khususnya sebelum 20 Oktober dikonfirmasi dengan Plt Kepala SKK Migas
LENSA
K
husus sektor energi baru terbarukan, subsidi bahan bakar nabati (BBN) jenis biodiesel dan bioethanol disepakati masing-masing Rp 1.500 /liter. “Angka ini sama dengan subsidi APBNP 2014,” ujar Pelaksana Tugas Menteri ESDM Chairul Tanjung di gedung DPR/MPR Jakarta (15/09). Sementara itu untuk total produksi/lifting minyak gas disepakati sebesar 2.148.000 barel setara minyak per hari, terdiri dari lifting minyak 900.000 barel per hari dan gas bumi 1.248.000 barel per hari sementara harga ICP yang disepakati US$105 per barel. Sebelumnya Pemerintah yang diwakili Pelaksana Tugas Menteri ESDM Chairul Tanjung, mengajukan lifting minyak 845.000 barel per hari. Hal ini didasarkan pada data-data produksi lapangan migas di Indonesia, termasuk rencana produksi Blok Cepu tahun 2015 yang rata-rata sekitar 119.000 barel per hari. Saat ini, ratarata produksi Blok Cepu mencapai 29.000 barel per hari dan pertengahan September diperkirakan naik menjadi 39.000 barel per hari. Kesepakatan lainnya adalah volume BBM bersubsidi sebesar 46-47 juta KL. Jumlah tersebut turun dari usulan pemerintah sebesar 48 juta KL. Kemudian untuk volume LPG ukuran tabung 3 kg disepakati sebesar 5.766 juta ton. Sedangkan subsidi LGV Rp 1.500 per liter. Alpha BBM bersubsidi ditetapkan sama dengan formula APBN-P 2013. Subsidi listrik akan diputuskan dalam rapat kerja berikutnya.
SUBSIDI BBN Jenis Biodiesel dan Bioethanol Rp 1500/Liter Dalam rapat kerja pemerintah dengan komisi VII DPR menyepakati asumsi makro pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2015 yang terkait sektor ESDM.
ada tambahan ada pengurangan disisi-sisi satu dan lainnya dan saya telah memberikan guidence yang clear untuk mereka aga mampu melaksanakan tugas apa-apa saja yang harus dilakukan sampai 20 Oktober nanti,” ujar Chairul Tanjung. “Masalah kelistrikkan menjadi prioritas kita untuk menyelesaikan masalahmasalah dibidang kelistrikan, dan saya juga memberikan guidence secara utuh kepada Dirjen Ketenagalistrikan tentang hal-hal yang harus dilakukan dan yang berikutnya adalah masalah minerba dilaporkan juga dan saya juga memberikan guidence yang clear juga kepada Dirjen Minerba untuk apa-apa yang harus dilakukan,” imbuhnya. Sedangkan berkaitan dengan mekanisme kerja, Chairul Tanjung mengatakan karena masih menjabat sebagai Menko Perekonomian maka tidak dapat berkantor secara penuh di Kementerian ESDM. Untuk mengendalikan Kementerian ESDM maka Wakil Menteri akan menjadi orang yang bertanggung jawab terhadap kegiatan Kementerian ESDM sehari-hari.
edisi 07 I 2014
13
LENSA
“Saya memberikan arahan terkait dengan perbaikan yang harus dilakukan di Kementerian ESDM, tentu kita semua tahu banyak musibah yang dialami oleh Kementerian ESDM oleh karenanya tugas saya yang pertama adalah mengembalikan harkat dan martabat serta semangat seluruh Keluarga Besar ESDM untuk bangkit dari keterpurukan dan menatap kemasa depan kearah yang jauh lebih baik lagi”, ujar Menteri Energi Dan Sumber Daya ad interim, Chairul Tanjung. Menurut Menteri tidak mudah untuk mengembalikan kepercayaan diri Keluarga Besar ESDM yang terpuruk saat ini karena musibah yang hadir berturut-turut. Namun begitu Keluarga Besar ESDM menyatakan kesiapannya untuk menjadi lebih baik lagi kedepan, dan menjadikan masa lalu sebagai pelajaran berharga. “Alhamdulillah saya mendapatkan komitmen dari seluruh pejabat khususnya Pejabat Eselon I di Kementerian ESDM yang disampaikan oleh Bapak pimpinan
Apresiasi Menteri ESDM Terhadap Keluarga Besar ESDM Yang BERKOMITMEN Menjadi Lebih Baik Beberapa wakktu lalu Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral ad interim Chairul Tanjung memberikan apresiasi yang tinggi terhadap komitmen Keluarga Besar ESDM yang menyatakan ingin menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Inspektorat Jenderal Kementerian ESDM yang menyatakan bahwa mereka siap untuk berubah dan menarik garis tegas antara masa lalu dengan masa yang akan datang,” ungkap Chairul Tanjung. Selanjutnya Menteri meminta kepada masyarakat untuk memberikan kesempatan kepada Keluarga Besar ESDM untuk memperbaiki diri dan membuktikan bahwa mereka sekarang betul-betul akan bekerja secara baik dan diabdikan untuk kepentingan nasional.
Komitmen pertama Kementerian ESDM untuk melangkah lebih baik yaitu dengan melakukan pengefisiensian anggaran. “Saya mendukung dengan sepenuh hati keinginan perubahan itu termasuk juga bahwa komitmen dari Kementerian ESDM untuk menurunkan pembiayaan, biayabiaya yang ada di Kementerian ESDM ini komitmennya ingin diturunkan bahkan sampai diatas 30 persen dan menurut saya ini adalah niat baik yang harus kita apresiasi,” pungkas Chairul Tanjung.
Tahun 2015 Pagu Anggaran Kementerian ESDM CAPAI Rp10.02 TRILIUN Tahun 2015 pagu anggaran Kementerian ESDM ditetapkan sebesar Rp 10,02 triliun. Sebelumnya berdasarkan Keputusan Menkeu No. 278/ KMK.02/2014 ditetapkan pagu anggaran Kementerian ESDM tahun 2015 sebesar Rp 11.30 triliun. Namun berdasarkan hasil penelaahan dengan Ditjen Anggaran dan hasil penelitian serta review Biro Perencanaan dan Itjen ESDM terdapat efisiensi sebesar Rp 1,28 triliun.
D
alam pemaparannya pada Rapat Kerja mengenai RKA-KL dengan Komisi VII DPR, Pelaksana tugas Menteri ESDM Chairul Tanjung mengatakan bahwa sumber efisiensi sebesar Rp 1,28 triliun tersebut adalah tidak disetujuinya beberapa usulan kegiatan baru di lingkungan Kementerian ESDM oleh Bappenas dan Kemenkeu (17/09). Beberapa usulan tersebut antara lain untuk kegiatan pengadaan / pembangunan gedung pada Setjen KESDM, Litbang EBTKE dan Setjen DEN serta peralatan litbang dan diklat. 14
edisi 07 I 2014
“Selain itu, belum disetujuinya tunjangan kinerja KESDM menjadi 100% oleh Kementerian Keuangan, tidak disetujuinya tunjangan pengelolaan PNBP KESDM oleh Kementerian Keuangan, khususnya yang bersumber pada DHPB,” ujar Chairul. Menteri juga menjelaskan isu strategis KESDM tahun 2015 yaitu peningkatan ketahanan energi dengan sasaran produksi lifting/minyak bumi 900.000 barel per hari, gas bumi 1.248.000 barel / hari setara minyak, batubara 425 juta ton, alokasi gas domestik 50%, DMO
batubara 103 juta ton dan bauran energi baru terbarukan sebesar 6%. Sementara itu untuk arah kebijakan KESDM 2015 adalah pertama, peningkatan cadangan, pasokan energi primer dan bahan bakar. Kedua, peningkatan kapasitas dan tingkat pelayanan infrastruktur energi. Ketiga, efisiensi dalam pengelolaan energi dan keempat, peningkatan peranan energi baru terbarukan di dalam bauran energi. Terakhir, peningkatan jangkauan dan kehandalan infrastruktur ketenagalistrikan.
hemat energi dan sekaranglah saatnya....
jangan sampai anak cucu kita tidak dapat menikmati terangnya kehidupan.
Songsong Masa Depan dengan ENERGI ALTERNATIF & RAMAH LINGKUNGAN
SAJIAN UTAMA
Bersama MEMBANGUN Kelistrikan Sebuah kabar baik rupanya, Indonesia dinyatakan sebagai 10 ekonomi besar dunia berdasarkan Purchasing Power Parity (PPP) dari 177 negara. Hanya ada tiga negara Asia yang masuk dalam jajaran 10 besar itu yakni Tiongkok, India dan Indonesia.
16
edisi 07 I 2014
M
enurut kacamata beberapa pengamat, alasan Indonesia masuk dalam peringkat Purchasing Power Parity dikarenakan adanya percepatan pembangunan infrastruktur dan industrialisasi di bidang kelistrikan. Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan Firmanzah mengatakan, bahwa keberhasilan Indonesia menjadi 10 ekonomi besar dunia berdasarkan purchasing power parity memang menunjukan bahwa kini Indonesia sejajar dengan negara-negara yang selama ini tergolong sebagai negara maju. Dewasa ini, Indonesia memang sedang “kebut” untuk membangun infrastruktur kelistrikan. Hal itu ditengarai untuk mengejar target RUPTL (Rencana Usaha Penyedia Tenaga Listrik) PT. PLN (Persero) 2013 s/d 2022. Rencana tersebut juga telah sejalan dengan RUTN (Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 2008-2027 dan draft RUKN 2012-2031. Di 2013 hingga 2022 kebutuhan listrik sistem Jawa-Bali diperkirakan akan melonjak dari 144 TWh di tahun 2013 menjadi 275 TWh di 2022. Dengan pertumbuhan sekitar 7,6% per tahun. Sedangkan Sumatera, tumbuh dari 26,5
SAJIAN UTAMA TWh menjadi 65,7 dengan pertumbuhan sekitar 10,6% per tahun.Untuk Indonesia Timur, di periode yang sama, kebutuhan 18,5 TWh akan mekar menjadi 46 TWh dengan pertumbuhan 11,2%. Apabila ditotal tambahan kapasitas pembangkit selama 10 tahun, periode 2013-2022 untuk seluruh Indonesia, adalah 59,5 GW atau rata-rata 6 GW per tahun. Direktur Perencanaan dan Pembinaan Afiliasi Perusahaan Listrik Negara Murtaqi Syamsuddin menggaris bawahi bahwa PLTU masih mendominasi. Dalam RUPTL, PLTU batubara yang hendak dibangun mencapai 38 GW atau 63,8%, sedangkan PLTGU gas dengan kapasitas 5 GW, PLTG/ MG sebesar 3,7 GW dan energi terbarukan terbesar yakni PLTA sebesar 6,5 GW. Pemanfaatan panas bumi masih kecil yakni sebesar 6,0 GW atau 10,2%. Sedangkan pembangkit lain sebesar 0,3 GW atau 0,5% berupa pembangkit thermal modular, PLTs, PLTB, dan lainnya. Masalah peningkatan pembangunan kelistrikan tersebut juga tidak terlepas dengan jumlah penduduk Indonesia di 2020 yang akan melonjak hingga 70 juta keluarga. Dengan jumlah tersebut, PLN memiliki tantangan untuk mengaliri listrik 70 Juta keluarga di 2020. Diperkirakan PLN harus menyambung 3.5 Juta pelanggan baru di tiap tahunnya.
Untuk menggapai target tersebut, dibutuhkan pembangkit listrik ratarata sebesar 3500 megawatt (MW) dan transmisi sepanjang 3000 kilometer sirkuit (kms) dengan 8000 MVA, dan jaringan distribusi tegangan menengah 20000 kms, serta tegangan rendah 30000 kms dengan 6000 MVA. Dihantui Krisis Listrik Pemerintah memang selalu membenahi infrastruktur kelistrikan. Namun sayangnya krisis masih kerap terjadi. Salah satu indikatornya adalah “byar pet” di Jawa-Bali yang acapkali terjadi. PLN sendiri sudah mengantisipasi hal ini misalnya dengan PLTU Batang, Jawa Barat 2x1000 mW yang beroperasi di 2019. Kendati molor dua tahun dari target untuk menghadapi krisis 2017. Beberapa proyek lain seperti PLTGU Grati, Jawa Timur; PLTGU Muara Karang dan PLTGU Tanjung Priok juga disinyalir bisa menutupi defisit kelistrikan Jawa-Bali. Masing-masing mampu menghasilkan pasokan sebesar 400 MW, yang mana mampu menutupi 1200 MW defisit dari kebutuhan 2000 MW. Targetnya, ketiga PLTGU ini beroperasi 2017 mendatang. Beda halnya dengan Sumatera dan Indonesia Timur. Sumatera Utara misalnya, hingga saat ini tidak memiliki cadangan
edisi 07 I 2014
17
SAJIAN UTAMA
operasi sehingga acapkali defisit dan harus membakar BBM lebih banyak lagi untuk menutupi kekurangan. Keadaan daerah lain di Sumatera pun tak jauh berbeda. Indonesia Timur tidak kalah pelik, elektrifikasi yang minim ditambah medan geografis yang sulit menyebabkan wilayah ini tertinggal dalam hal kelistrikan. Namun PLN tidak tinggal diam, beberapa upaya yang dilakukan seperti memetakan potensi energi terbarukan untuk mengetahui potensi di tiap daerah. Paralel, PLN juga menyiapkan langkah berupa menyiapkan CPO (Crude Palm Oil) Engine untuk wilayah-wilayah yang tidak memungkinkan berdirinya pembangkit beserta transmisi. Rencananya CPO engine tersebut akan disilangkan (hybrid) dengan sumber tenaga lain seperti solar power. 18
edisi 07 I 2014
Pintu Kerja Sama Asing Pemerintah saat ini juga telah membuka peluang yang begitu besar untuk peran asing di sektor kelistrikan. Ketentuan itu tertuang dalam Perpres No 39 Tahun 2014 tentang Daftar Bidang Usaha Tertutup dan Bidang Usaha Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal. Peraturan tersebut mendefinisikan bidang usaha tertutup merupakan bidang usaha tertentu yang dilarang diusahakan sebagai penanaman modal. Sedangkan yang terbuka didefinisikan dengan persyaratan bidang usaha tertentu yang dapat diusahakan sebagai kegiatan penanaman modal dengan syarat tertentu. Dalam peraturan tersebut, untuk sektor pembangkit kurang dari 1 MW, pembangkit listrik skala kecil dapat
dikuasai maksimal 49%. Sedangkan untuk skala lebih dari 10 MW, asing bisa menguasai maksimal 95 % atau 100% apabila dalam rangka kerja sama pemerintah swasta/KPS selama masa konsesi. Hal tersebut berlaku pula untuk bidang usaha transmisi, distribusi, dan konsultasi instalasi tenaga listrik, dimana asing juga bisa menguasai maksimal 95 % atau 100% apabila dalam rangka kerja sama pemerintah swasta/KPS selama masa konsesi. Akan tetapi, Guru Besar Tenaga Listrik Fakultas Teknik UI Rinaldy Dalimi mengatakan bahwa peluang ini bisa mengancam kemandirian bangsa. Mengingat listrik merupakan komoditas vital bagi masyarakat. Ia menyarankan
SAJIAN UTAMA misalnya, telah mulai menunjukan perannya secara signifikan yang dibutuhkan oleh PLN. Pembelian tenaga listrik oleh PLN kepada pihak swasta terus berlangsung. PLN terus membuka kesempatan luas bagi investor yang akan melakukan investasi dibidang ketenagalistrikan untuk bekerjasama, terutama dalam hal penyediaan energi listrik dari pembangkit-pembangkit listrik yang menggunakan energi baru dan terbarukan ataupun non-BBM. Oleh karena itu kehadiran swasta melalui IPP bagi PLN dirasakan teramat membantu. Belum lama ini misalnya, 17 yang menunggu acc Kementerian BPKP dan 5 yang sedang di kaji ulang dari 25 IPP proyek yang dilepas pemerintah. Dari ke-25 tersebut PLN akan mendapatkan listrik sebanyak 1924 mW. Sejauh ini IPP
telah menyumbang 14% dari total 30000 mW yang PLN miliki. Selain bekerja sama dengan IPP, dengan perusahaan dengan perusahaan penyedia produk listrik atau perusahaan swasta lain juga perlu dilakukan. Tujuannya tentu saja agar percepatan pembangunan infrastrukutr kelistrikan bisa dilakukan lebih baik. Terutama untuk wilayah yang saat ini masih mengalami defisit kelistrikan. Setidaknya hingga 2020, peluang masih terbuka lebar bagi swasta untuk berperan dalam pembangunan infrastruktur kelistrikan. PLN dan Pemerintah hanya mampu menyediakan dana infrastruktur 20-30% dari total investasi yang diperlukan. Peluang yang terhampar ini diharapkan dapat diisi oleh para investor untuk bersama bergerak membangun kelistrikan Indonesia.
agar perizinan serta kontrol harus pula diperketat agar tidak merugikan kepentingan bangsa. Meski demikian, kebijakan pemerintah semacam ini dinilai sangat masuk akal, menilik beban pemerintah di sektor kelistrikan yang tinggi. Tiap tahun pemerintah mengeluarkan investasi di sektor kelistrikan sebesar 10 miliar dolar AS. PLN masih menyumbang 4 miliar di tiap tahun, masih banyak selisih yang harus ditutup kendati 2-4 miliar dolar disumbang oleh investor lokal. Hamparan Peluang Percepatan pembangunan infrastruktur kelistrikan memang tidak bisa hanya dilakukan oleh PLN. Tetapi harus mengajak pihak swasta bergabung. Perusahaan pembangkit listrik swasta melalui IPP edisi 07 I 2014
19
WACANA
Subsidi ENERGI DAN KESEJAHTERAAN Rakyat Harga berbagai komoditas energi naik beruntun, sehingga bagaimana implikasinya pada kesejahteraan rakyat. 20
edisi 07 I 2014
P
ertama, tarif listrik kembali naik bervariasi berdasarkan enam golongan pada 1 September lalu. Kenaikan ini merupakan lanjutan program pengurangan subsidi listrik bertahap mulai dari Juni, September, hingga November 2014. Targetnya, terjadi pengurangan subsidi listrik dari Rp94,26 triliun menjadi Rp85,75 triliun tahun ini. Kedua, kenaikan harga elpiji 12 kilogram per 10 September sebesar Rp1.500/kg, sehingga harga jual di agen naik dari Rp92.800 menjadi Rp114.300 per tabung. Sesuai road map PT Pertamina (Persero), kenaikan harga elpiji 12 kg masih akan berlanjut, yakni pada 1 Januari 2015, 1 Juli 2015, dan 1 Januari 2016, dengan besaran Rp1.500/kg. Berbeda dengan tarif listrik yang ditetapkan pemerintah, harga elpiji 12 kg murni otoritas Pertamina karena tidak termasuk barang bersubsidi. Pemerintah hanya menyubsidi harga elpiji untuk tabung 3 kg. Dengan begitu,
WACANA Padahal, 52% subsidi dinikmati kelompok masyarakat paling kaya (wealthiest) dan hanya 0,1% subsidi gas yang tersalurkan kepada kelompok termiskin di pedesaan. Lebih jauh, Modi dianggap melakukan blunder kebijakan, sebab mempertahankan subsidi pertanian yang bertentangan dengan prinsip Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
yang membebani konsumsi minyak bumi. Mereka sudah mulai beralih ke konsumsi energi terbarukan. Tentu saja, membandingkan masyarakat kita dengan mereka tak sepadan, baik dari sisi tingkat pendapatan maupun fasilitas publiknya. Pendidikan, kesehatan, transportasi publik, dan perumahan semuanya mendapat alokasi dari pemerintah.
Hampir sama dengan persoalan di banyak negara berkembang, Indonesia menghadapi tekanan fiskal akibat meningkatnya subsidi energi. Sebagai gambaran, dalam 10 tahun terakhir terjadi lonjakan subsidi BBM sekitar 16 kali lipat. Dari hanya Rp14 triliun tahun 2004 menjadi lebih kurang Rp240 triliun tahun 2014. Demikian pula dengan subsidi listrik yang melonjak lebih dari 20 kali lipat pada periode yang sama, dari hanya Rp3 triliun menjadi Rp71 triliun. Padahal, peningkatan APBN hanya empat kali, dari Rp374 triliun menjadi Rp1.842 triliun tahun 2014 ini.
Meskipun jauh berbeda, pertanyaannya, apakah kita akan mengarah pada citacita ”negara kesejahteraan” seperti mereka? Jika begitu, tak ada pilihan selain mengubah arah kebijakan fiskal kita menuju peningkatan pendapatan dan penyediaan fasilitas publik. Oleh karena itu, alokasi subsidi energi harus dialihkan ke alokasi lain, sehingga dalam jangka panjang ada perbaikan dalam kualitas hidup masyarakat. Namun, dalam jangka pendek, pasti menimbulkan peningkatan jumlah dan intensitas kemiskinan. Pemerintah harus ”menyubsidi langsung” kelompok paling rentan ini dengan mekanisme yang bisa dipertanggungjawabkan. Namun, selebihnya, harus ada jaminan anggaran digunakan sebaik-baiknya untuk meningkatkan kapasitas penduduk dalam hal pendidikan, kesehatan, perumahan, dan peningkatan daya saing perekonomian. Jika lambat merespon subsidi BBM, maka pemerintahan sekarang justru akan ”dihukum” dari berbagai sisi. Pertama, cita-cita pembangunan yang terangkum dalam sembilan program (Nawacita) berpotensi menjadi macan kertas, karena tidak didukung kemampuan fiskal yang memadai. Kedua, tidak memberikan sesuatu yang baru karena ”hanya” melanjutkan pola kebijakan rezim sebelumnya. Cita-cita perubahan akan segera kandas.
Pertamina berhak menjual elpiji 12 kg sesuai dengan harga pasar secara bertahap hingga 1 Januari 2016. Ketiga, pemerintahan sekarang dihadapkan pada dilema serius terkait dengan membengkaknya subsidi energi, dan perdebatan soal kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) masih terjadi. Jeffrey Frankel, ekonom Universitas Harvard, baru-baru ini menulis artikel berjudul ”The Subsidy Trap”. Dia membandingkan respon kebijakan pemimpin baru di Mesir, India, dan Indonesia terkait subsidi. Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi diapresiasi karena berani memotong subsidi BBM, sehingga terjadi kenaikan harga 41% - 78%. Sebaliknya, perdana menteri baru India, Narendra Modi, dianggap gagal melakukan reformasi subsidi, karena mempertahankan subsidi energi.
Sementara belanja modal naik sekitar lima kali lipat, dari Rp39,7 triliun menjadi Rp229,5 triliun. Pemerintahan sekarang menghadapi dilema besar karena konsumsi energi akan terus meningkat, sehingga menimbulkan implikasi kompleks pada fiskal dan perekonomian. Namun, jika subsidi energi dikurangi, hal itu akan menimbulkan beban masyarakat. Pemerintah memang memiliki tugas menjamin kesejahteraan masyarakatnya, tetapi benarkah kesejahteraan bisa diciptakan dengan mempertahankan subsidi energi. Kelompok negara paling maju soal kesejahteraan sosial adalah Skandinavia (Denmark, Swedia, dan Norwegia). Di sana, masyarakat harus membayar lebih mahal harga energi fosil. Tak hanya harus membayar sesuai harga pasar, akan tetapi juga ada berbagai pungutan
Ketiga, jika terlambat mengambil sikap soal BBM, itu hanya akan mengulangi kejadian tahun lalu, yakni pengumuman kenaikan harga BBM berimpitan dengan pengumuman rencana pengurangan stimulus di Amerika Serikat. Tahun depan akan ada momentum kenaikan suku bunga The Fed (The Fed funds rate). Pemerintahan sekarang memang mewarisi situasi tidak sehat, sehingga harus berani bergerak cepat. Tentu harus dibarengi dengan reformasi kelembagaan, terutama terkait transparansi sektor energi dan jaminan bagi kelompok termiskin. Dalam dua tahun ke depan, pemerintah baru memang belum bisa ekspansif, hanya bisa fokus pada masalah-masalah pokok. Namun, dengan mitigasi yang baik, setelah itu situasinya akan lebih baik, sehingga mampu tumbuh berkualitas dengan peningkatan kesejahteraan rakyat secara memadai. edisi 07 I 2014
21
ENERGI MIX
Ketika LIMBAH MANUSIA dan HEWAN Tidak Lagi Dianggap SEBELAH MATA Bagi kebanyakan orang, selain menjijikan, kotoran manusia atau hewan seringkali dianggap sudah tidak memiliki nilai sama sekali. Namun, dibelahan dunia lain pemanfaatannya dimaksimalkan untuk dijadikan bahan bakar. 22
edisi 07 I 2014
ENERGI MIX Singapura Peneliti dari Nanyang Technological University (Ntu) telah menemukan sistem toilet baru bernama The No-Mix Vacuum Toilet yang mengubah kotoran manusia menjadi listrik dan pupuk. Sistem ini menggunakan teknologi vakum hisap yang serupa dengan yang ditemukan di pesawat. Sistem ini bekerja dengan dua ruang yang terpisah, limbah cair dan keras. Berkat sistem ini pula air yang digunakan untuk menyiram lebih efisien, yakni sekitar 0,2 liter. Apabila sistem ini terpasang di rata-rata toilet umum, maka dapat menghemat sekitar 160,000 liter air per tahun.
Uni-Eropa telah membiayai 3-5 proyek yang dikerjakan perusahaan bernama Aqualia ini untuk mencoba potensi energi yang dihasilkan alga. The No-Mix Vacuum Toilet mengirimkan limbah cair ke fasilitas proses yang mana nantinya limbah tersebut akan digunakan sebagai pupuk – nitrogen, phosporus dan potassium dapat di ekstrak. Sedangkan semua limbah padat akan dikirimkan ke bioreactor yang mana akan ditimbun sehingga menghasilkan biogas yang mengandung methane. Gas tersebut nantinya dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar listrik maupun kendaraan. Korea Selatan Peneliti dari Research Institute of Industrial Science & Technology menemukan cara untuk mengekstrak lipid, komponen yang digunakan untuk membuat biodiesel menggunakan kotoran domestik yang berada di daur ulang air sekitar. Menurut salah satu peneliti, Kwon, penelitian yang ia jalani membuka sebuah opsi baru dalam mendaur ulang sampah. “Sampah bukan sekedar sampah – Sampah bisa dikonversi menjadi bahan yang berguna seperti biodiesel,” ungkap Kwon. Jepang : Perusahaan toilet bernama TOTO baru saja mempromosikan motor hijau yang
tidak beroperasi menggunakan bensin ataupun listrik. Motor bernama “Toilet Bike Neo” ini bergerak dengan biogas yang dihasilkan dari kotoran ternak. Sejatinya motor ini tidak diproduksi secara masal, motor bertenaga tinja dengan dudukan toilet ini hanya sekedar mempromosikan kepedullian perusahaan terhadap lingkungan. Motor roda tiga dengan mesin 250 cc ini sudah diujicobakan menempuh 876 mil melintasi Jepang. Spanyol Sebuah kota di Spanyol bernama Chiclana de la Frontera merupakan kota penghasil biofuel pertama dari gorong-gorong fasilitas daur-ulang air. Dengan menggunakan air kotor dan matahari, fasilitas tersebut menciptakan biofuel alga yang dapat digunakan untuk menggerakan kendaraan. Untuk menciptakan fasilitas tersebut dibutuhkan banyak lahan. Sekitar 10 lapangan sepak bola serta terpapar banyak matahari. Proyek yang dinamakan All-Gas ini juga melirik kota lain yang berada di Selatan Spanyol. Sejauh ini terkumpul 300 kota kecil yang dianggap cocok untuk fasilitas ini.
Amerika Diumumkan saat 245th National Meeting & Exposition of The American Chemical Society, peneliti menemukan resep kunci yang mampu mendongkrak produksi biofuel : kotoran kuda. Karena sebelumnya, mengubah batang jagung dan rumput menjadi biofuel merupakan pekerjaan rumit dan mahal. Hal tersebut ditengarai karena untuk menjadikan biofuel perlu pemisahan lignin dan pemecah selulosa. Namun, berkat ditemukannya enzim yang hidup di jamur pada kotoran kuda, peneliti dapat secara drastis mengurangi ongkos produksi biofuel. Sistem pencernaan pada kuda dan hewan lainnya memang secara alamiah mudah untuk memecah lignin (yang biasanya berada di tanaman, rumput, dan kayu). Jamur yang hidup di dalam organ pencernaan mereka memiliki enzim yang mengubah llignin menjadi gula untuk tenaga. Kini cukup enzim tersebut bergabung dengan peragian pemecahan selulosa bisa dilaksanakan dengan cepat, seiring itu juga sintesis biofuel sedang berproses. Penemuan ini disinyalir merupakan kemajuan untuk produksi komersial biofuel. edisi 07 I 2014
23
REGULASI
Aturan Baru
TENTANG BBN Semakin meningkatnya penggunaan bahan bakar seperti solar dan semakin berkurangnya cadangan minyak bumi dalam negeri membuat pemerintah mencari solusi tepat untuk mengatasi hal tersebut. Salah satunya dengan memaksimalkan penggunaan Biodiesel. 24
edisi 07 I 2014
REGULASI
T
erkait hal tersebut, beberapa waktu lalu telah dikeluarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 2185K/12/MEM/2014 tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan Menteri ESDM Nomor 0219K/12/MEM/2010 Harga Indeks Pasar Bahan Bakar Nabati (HIP BBN) Biodiesel. Dan Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral juga telah mengadakan acara Coffee Morning untuk Sosialisasi peraturan tersebut (24/04). Terbitnya Peraturan Menteri ESDM Nomor 25 Tahun 2013 sebagai tindak lanjut Paket Kebijakan Ekonomi yang dicanangkan Pemerintah pada Agustus 2013, dimana hal ini memberikan dampak positif bagi penghematan devisa negara melalui optimalisasi pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN) jenis biodiesel sebagai campuran dalam BBM jenis solar. Capaian umum dari program percepatan mandatori pemanfaatan BBN jenis biodiesel periode September 2013 sampai dengan Februari 2014 telah menghasilkan penghematan besaran impor solar rata-rata sebesar 126.761 KL perbulan. Jumlah ini meningkat 2 kali lipat dibandingkan dengan periode enam bulan sebelum diterbitkannya Peraturan Menteri ESDM Nomor 25 Tahun 2013 yakni sebesar 63.524 KL per bulan. Dengan kata lain, dalam jangka waktu 6 bulan sejak mandatori pemanfaatan BBN ditingkatkan negara telah berhasil melakukan penghematan devisa sebesar 592 juta USD. Sejalan dengan capaian positif terbitnya Peraturan Menteri ESDM Nomor 25 Tahun 2013, pemerintah terus mengupayakan langkah-langkah intensif untuk mendorong tercapainya target mandatori BBN, salah satunya adalah melalui revisi Harga Indeks Pasar (HIP) BBN jenis biodiesel yang dicampurkan ke dalam jenis BBM tertentu/PSO. Dengan formulasi harga yang baru ini diharapkan dapat meningkatkan penggunaan BBN guna mendukung kebijakan diversifikasi energi serta tumbuhnya investasi baru di bidang biodiesel. Perumusan formulasi HIP biodiesel telah dilakukan sejak Februari 2014 dengan melibatkan peran serta dari stakeholder terkait. Berdasarkan simulasi yang dilakukan terhadap beberapa usulan formula harga, disepakati bahwa usulan yang paling sesuai untuk harga BBN di dalam negeri adalah menggunakan acuan harga Mean of Platts Singapore (MOPS) BBM Landed Price. Harga MOPS Landed
Price adalah harga biodiesel sampai di titik terminal BBM utama. Pemilihan acuan harga BBN berdasarkan MOPS BBM didasari oleh korelasi yang cukup tinggi antara HIP Solar/MOPS Gasoil dengan Harga Patokan Ekspor (HPE) Biodiesel yang selama ini digunakan sebagai HIP biodiesel. HIP Biodiesel kemudian dikonversi/diindeks ke dalam MOPS Gasoil sehingga diperoleh suatu formulasi berdasarkan MOPS Gasoil rata-rata pada periode satu bulan sebelumnya ditambah 3,48% (tiga koma empat puluh delapan persen) MOPS. Melalui penetapan HIP biodiesel yang baru, maka harga biodiesel akan mengikuti pola harga BBM yang riil sampai di terminal domestik (dimana biodiesel akan dicampurkan ke dalam solar). Hal ini tentunya akan memudahkan di dalam memprediksi harga dan mencegah
terjadinya disparitas harga biodiesel dan solar. Di samping itu, formula HIP biodiesel ini juga lebih menjamin kepastian penyaluran biodiesel secara merata di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini dikarenakan harga tersebut sudah termasuk biaya pengangkutan biodiesel sampai di titik terminal BBM utama. Menurut Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Rida Mulyana dalam aturan lama produsen biodiesel hanya menikmati HIP 100% Mean of Platts Singapore (MOPS). Tapi, dengan aturan baru ini. “100% MOPS ditambah 3,48% atau menjadi 103,48% per kiloliter,”
jelasnya. Saat ini harga MOPS untuk solar US$ 750 per KL. Dengan perhitungan ini, berarti harga jual produsen biodiesel US$ 776,1 per KL. Dia menyatakan, dengan perubahan HIP maka produsen biodiesel akan diuntungkan dan negara tidak akan lagi impor solar ke depannya jika pasokan biodiesel mulai banyak. “Ini kan mandatory hingga 2025, jadi sekarang sawit banyak diekspor, silakan saja ekspor tetapi kami memberikan harga yang tinggi kalau mau diolah menjadi biodiesel,” papar Rida. Sementara itu Direktur Bioenergi Dadan Kusdiana mengatakan jika perubahan HIP ini diharapkan meningkatkan animo pengusaha untuk ikut lelang pengadaan BBN. Selama ini, harga lelang BBN ditetapkan maksimal MOPS solar.
Produsen merasa keberatan dengan besaran harga ini. Meski begitu, menurutnya, tidak berarti seluruh produksi BBN akan dibeli pada harga 104,38 MOPS solar. HIP hanya menjadi patokan harga tertinggi dan selanjutnya masih ada proses tawar menawar antara produsen dan pembeli. Dalam pemanfaatan bioethanol di dalam negeri kendalanya tidak hanya pada masalah harga saja, namun juga masih terbatasnya kapasitas produksi bahan bakar jenis ini. Dari kebutuhan sekitar 3,2 juta kiloliter (KL), kapasitas terpasang produksi bioethanol hanya 340.000 KL. edisi 07 I 2014
25
MIGAS
Dirjen Migas Hadiri MOU Pengelolaan Energi di Kawasan Transmigrasi Dirjen Migas Kementerian ESDM A. Edy Hermantoro menghadiri penandatanganan kesepahaman bersama tentang Program Pengelolaan Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi di Kawasan Transmigrasi, Kamis (14/8). Penandatanganan juga disaksikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik dan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar. “Dengan ditandatanganinya Kesepahaman Bersama dan Perjanjian Kerja Sama ini diharapkan terjadi sinkronisasi kegiatan di antara kedua kementerian dalam rangka pengelolaan energi baru, terbarukan dan konservasi energi di kawasan transmigrasi dan dapat menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat,” kata Jero Wacik. Penandatanganan kesepahaman ini dimaksudkan untuk meningkatkan kerja sama dan koordinasi untuk bersinergi dalam rangka Program Pengelolaan Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi di Kawasan Transmigrasi di Indonesia selama 5 tahun. Tujuannya, untuk meningkatkan keberlanjutan kegiatan penyediaan energi untuk kesejahteraan masyarakat. Ruang lingkup kerja sama meliputi pelaksanaan kegiatan pengelolaan energi baru, terbarukan dan konservasi energi, dimulai dari penyediaan bahan baku (sisi hulu) sampai dengan pemanfaatan energinya (sisi hilir). Salah satu sumber energi terbarukan yang akan dikembangkan adalah bioenergi. Pengembangan bioenergi merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang memiliki peran sangat strategis dilihat dari sisi ekonomi makro, pengembangan daerah maupun secara mikro di tingkat masyarakat. Penyediaan energi baru terbarukan khususnya bioenergi yang dapat dikembangkan di kawasan transmigrasi adalah biogas dan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa. 26
edisi 07 I 2014
MIGAS
Dirjen Migas Buka Farmout Forum Indonesia 2014 Ditandai dengan pemukulan gendang, Dirjen Migas Kementerian ESDM A. Edy Hermantoro didampingi Direktur Pembinaam Usaha Hulu Migas Naryanto Wagimin, membuka secara resmi Farmout Forum Indonesia ke 4 di Conrad Hotel dan Resort, Nusa Dua, Bali, Kamis (21/8).
Dia memaparkan, biasanya perusahaan migas yang telah melakukan pengeboran salah satu sumur dan hasilnya nihil atau dry hole, semangatnya langsung turun. Padahal, masih ada potensi migas yang dapat dikembangkan serta batas waktu yang diberikan pemerintah kepada KKKS juga masih panjang. Pada saat itulah, banyak perusahaan migas menawari investor untuk ikut dalam kegiatan migasnya. "Kegiatan ini bukan dalam rangka cari untung, tetapi ada potensi untuk menemukan cadangan migas. Jadi mempertemukan para ahli, orang yang punya duit serta sharing the risk," tambahnya. Pemerintah juga mengharapkan melalui farmout ini dapat diperoleh cadangancadangan baru sehingga dapat mengurangi penurunan produksi migas di Indonesia. "Seperti botol berisi air, jika airnya sudah habis maka datang botol berisi air berikutnya. Demikian terus-menerus. Itu yang kita harapkan," ujar Edy. Memperoleh investor baru dengan cara farmin-farmout, bukan hal baru di dunia migas. Bahkan di negara-negara yang mengandung sistem Royalty and Tax, sahamnya diperjualbelikan seperti di bursa. Kepemilikannya dapat berganti setiap saat karena tidak memerlukan persetujuan pemerintah. Berbeda dengan Indonesia yang menganut sistem Kontrak Bagi Hasil, masih memerlukan persetujuan pemerintah sebagai pemegang otoritas sumber daya alam. Pembukaan (disclose) data dalam rangka pengalihan, penyerahan dan pemindahtanganan sebagian atau seluruh hak dan kewajiban KKKS kepada pihak lain ini, juga wajib mendapat ijin Menteri ESDM. KKKS tidak dapat mengalihkan sebagian hak dan kewajibannya secara mayoritas kepada pihak lain yang bukan afiliasinya dalam jangka waktu 3 tahun pertama masa eksplorasi.
A
cara ini merupakan sarana untuk memberikan informasi potensi geologi migas Indonesia, khususnya blok migas yang dioperasikan oleh suatu perusahaan atau operator perminyakan kepada calon potensial investor dalam rangka meningkatkan kegiatan eksplorasi melalui berbagi informasi risiko dan potensi geologi serta konsep eksplorasi dan eksploitasi. "Dari sisi orang yang punya duit, mereka melihat adanya kemungkinan untuk mendapatkan uang di kemudian hari, jika ada penemuan migas. Dari sisi pihak yang menawarkan, mereka bukan mencari keuntungan, tapi kebanyakan hanya sharing the pain atau berbagi risiko," ujar Dirjen Migas Kementerian ESDM A. Edy Hermantoro.
Farmout Forum Indonesia tahun 2014 merupakan penyelenggaraan forum yang keempat yang diikuti sekitar 150 peserta dengan partisipasi pengunjung dan sponsor bidang migas dari berbagai negara. Acara yang merupakan kerja sama Ditjen Migas Kementerian ESDM dengan The Jakarta Scout Check (JSC), diisi oleh diskusi panel, pameran, forum bisnis serta pembukaan data PND untuk seluruh pengunjung yang hadir. Dalam diskusi panel, dihadirkan panelis dari International Association of Geophysical Contractor, Pusdatin ESDM dan KKKS. edisi 07 I 2014
27
MIGAS
Disparitas yang Tinggi Pemicu Penyalahgunaan Harga BBM Bersubsidi Subsidi BBM saat ini telah mencapai lebih dari Rp 300 triliun atau sekitar Rp 1 triliun digelontorkan pemerintah setiap harinya. Wamen ESDM Susilo Siswoutomo mengibaratkan, subsidi BBM ini seperti sangat mubazir.
D
itemui usai Peringatan HUT Pertambangan dan Energi ke 69 di Kementerian ESDM, Kamis (2/10), mengatakan, Kementerian ESDM sejak awal telah menyampaikan bahwa subsidi BBM harus dikurangi. Sampai kapan pun, apabila disparitas harga antara BBM subsidi dengan harga keekonomian masih tinggi, maka penyelundupan dan penyalahgunaan masih akan tetap terjadi.
Dia mencontohkan, harga bensin Premium saat ini Rp 6.500 per liter atau terjadi subsidi Rp 5.000-6.000 per liter. Sedangkan Solar, besaran subsidinya lebih besar lagi yaitu sekitar Rp 7.000 per liter. Perbedaan harga yang besar ini telah memicu terjadinya penyalahgunaan. Oleh karenanya, disparitas harga ini harus dikurangi. “Disparitas bisa dikurangi. Nah menguranginya itu bisa bertahap. Misalnya dikurangi Rp 1.500 atau dinaikkan Rp 3.000 per liter ya boleh saja,” tambahnya. Dengan perbedaan harga keekonomian dengan BBM subsidi yang tidak terlalu besar, Susilo yakin para penyelundup akan berpikir ulang mengenai resiko yang harus ditanggung dengan keuntungan yang diperoleh. “Kalau perbedaan harganya Cuma Rp 2.000 hingga Rp 3.000, dia pasti mikir,” ujar Susilo. Jika besaran subsidi BBM bisa dikurangi, lanjut Wamen, maka infrastruktur yang dapat dibangun akan lebih banyak. Sebagai contoh, pembangunan jalur kereta api, pembelian kapal serta membangun pelabuhan udara. Mengenai kuota BBM bersubsidi tahun 2014, menurut Wamen, jika dihitung secara business as usual, pasti tidak akan mencukupi hingga akhir tahun. Dia menyarankan agar setiap akhir pekan yaitu hari Sabtu dan Minggu, tidak dilakukan penjualan BBM bersubsidi. Jika terjadi antrian pada hari sebelumnya, kata Susilo, merupakan risiko yang harus ditanggung.
Produksi Minyak Pertamina Naik 11,9 Persen PT Pertamina (Persero) membukukan produksi sebesar 520.360 barel setara minyak per hari BOEPD pada semester I 2014, naik 11,9% dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun lalu.
28
edisi 07 I 2014
V
ice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir dalam siaran pers mengatakan, pada akhir Juni 2014 produksi minyak Pertamina meningkat menjadi 254.570 barel per hari atau naik 27,9% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2013. Peningkatan tersebut utamanya dipicu oleh kontribusi produksi dari operasi Pertamina dari luar negeri melalui PT Pertamina International Exploration and Production dan peningkatan produksi konsolidasi PT Pertamina Hulu Energi. “Dari operasi di luar negeri, Pertamina mendapatkan tambahan produksi sebesar
MIGAS
APBN 2015: Cost Recovery US$ 16 Miliar, Penerimaan Migas Rp326,96 Triliun, Subsidi BBM Rp276 Triliun Badan Anggaran DPR dalam Rapat Kerja dengan Pemerintah, Senin (22/9), menetapkan besaran cost recovery pada RAPBN 2015 sebesar US$ 16 miliar dan penerimaan migas ditargetkan mencapai Rp 326,96 triliun serta subsidi BBM sebesar Rp 276 triliun. Cost recovery adalah biaya operasi yang dikeluarkan terlebih dahulu oleh kontraktor untuk melaksanakan eksplorasi, eksploitasi, pemroduksian minyak dan dan gas bumi (petroleum operation) pada suatu wilayah kerja. Terhadap pembiayaan tersebut, maka kontraktor berhak untuk mendapatkan kembali biaya operasi yang telah dikeluarkan (cost recovery) pada suatu wilayah kerja yang bersangkutan setelah berproduksi secara komersial. Biaya operasi yang telah dikeluarkan oleh kontraktor tersebut, akan dikembalikan dari hasil produksi migas dari suatu wilayah kerja bersangkutan dalam bentuk hasil produksi (volume minyak dan gas).
R
apat Kerja dipimpin oleh wakil Ketua Banggar Tamsil Linrung. Sedangkan dari pihak Pemerintah, hadir Kepala BKF Kementerian Keuangan Andin Hadiyanto, Dirjen Migas Kementerian ESDM A. Edy Hermantoro dan Plt. Kepala SKK Migas J. Widjonarko. Besaran cost recovery ini lebih kecil dari US$ 16,5 miliar pada Nota Keuangan RAPBN 2015. Menyusul perubahan target lifting dari 845.000 barel per hari menjadi 900.000 barel per hari, Pemerintah mengajukan kenaikan cost recovery menjadi US$ 17,8 miliar. Namun usulan ini ditolak setelah melalui diskusi yang cukup alot dan akhirnya disetujui sebesar US$ 16 miliar.
Sementara penerimaan migas dalam RAPBN 2015 ditargetkan sebesar US$ 326,96 triliun, lebih tinggi Rp 23,25 triliun dari rencana semula. Kenaikan target penerimaan ini sejalan dengan target produksi minyak yang naik menjadi 900.000 barel per hari dari semula 845.000 barel per hari. Untuk subsidi BBM, ditetapkan sebesar Rp 276 triliun. Penetapan subsidi BBM ini lebih rendah dari rancangan awal dalam Nota Keuangan sebesar Rp 291,1 triliun. Subsidi ini terdiri dari belanja subsidi Premium, Minyak Tanah dan Solar sebesar Rp 194,64 triliun, subsidi LPG tiga kilogram Rp 55,1 triliun, PPN atas jenis BBM tertentu dan LPG tiga kilogram sebesar Rp 24,9 triliun dan perkiraan subsidi LGV Rp 4,2 miliar. Sementara kuota BBM bersubsidi ditetapkan 46 juta KL yaitu Premium 29,4 juta KL, Solar 15,6 juta KL dan Minyak Tanah 850.000 KL
57.090 barel per hari. Ditambah dengan produksi gas yang relatif sama dibandingkan dengan tahun lalu, yaitu sekitar 1.540 MMSCFD secara total produksi migas Pertamina menjadi 520.360 BOEPD. Dengan peningkatan produksi ini cukup menjanjikan bagi tercapainya target Pertamina untuk dapat memproduksi sebanyak 2,2 juta BOEPD pada 2025,” ungkap Ali. Ali mengatakan, untuk mencapai target produksi tersebut, Pertamina akan bertumpu pada produksi dari lapangan eksisting dan juga ekspansi internasional. Pertamina menargetkan bisa membukukan pertumbuhan produksi sebesar 7% per tahun. Pertamina memproyeksikan pada 2025 produksi dari lapangan eksisting akan mencapai 900.000 BOEPD, sedangkan tambahan produksi dari ekspansi internasional ditargetkan mencapai 600.000 BOEPD. Sisanya, akan diperoleh dari peningkatan hak partisipasi, pengembangan shale gas dan CBM dan pengelolaan wilayah kerja domestik yang sudah berakhir masa kontraknya
edisi 07 I 2014
29
MIGAS
APBN 2015 Disahkan
Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah menyelesaikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015 dan disahkan dalam Rapat Paripurna DPR, Senin (29/9), dipimpin Wakil Ketua DPR RI M. Sohibul Iman. APBN 2015 ini akan digunakan oleh pemerintah baru Joko Widodo dan Jusuf Kalla untuk satu tahun mendatang.
B
eberapa pokok penting yang disepakati dalam UU APBN 2015 ini antara lain, pertumbuhan ekonomi 5,8%, inflasi 4,4%, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) Rp11.900, tingkat suku bunga SPN 3 bulan 6%. Harga rata-rata minyak mentah Indonesia ( ICP) ditetapkan sebesar US$ 105 per barel, lifting minyak bumi 900.000 barel per hari dan lifting gas bumi 1.248 ribu barel setara minyak per hari. Penerimaan migas ditetapkan sebesar Rp 312,97 triliun, PNBP migas Rp 13,99 triliun, cost recovery US$ 16 miliar, pendapatan mineral
dan batubara Rp 24,599 triliun dan PNBP mineral dan batubara Rp 16,06 triliun. Sementara subsidi energi ditetapkan sebesar Rp 344,7 triliun, terdiri dari subsidi BBM, BBN, LPG, dan LGV ditetapkan Rp276,01 triliun dan subsidi listrik Rp 68,68 triliun. Kuota BBM bersubsidi ditetapkan sebesar 46 juta KL. Pendapatan negara disepakati sebesar Rp 1.793,6 triliun dan belanja negara sebesar Rp 2.039,5 triliun, dengan defisit anggaran mencapai Rp 245,9 triliun atau 2,21% terhadap PDB.
Pembangunan Jargas, Butuh Dana dan Dukungan Pemda Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang juga Presiden RI terpilih 2014-2019, bertekad akan mempercepat pemanfaatan gas bumi dengan cara meningkatkan pembangunan pipa utama serta infrastrukturnya di berbagai daerah. Pelaksanaan rencana ini membutuhkan dukungan dana serta kerja sama yang baik dengan Pemerintah Daerah, terutama terkait perizinan.
30
edisi 07 I 2014
Pendapatan negara tersebut sebagian besar berasal dari pendapatan dalam negeri Rp 1.790,3 triliun, yaitu penerimaan perpajakan Rp 1.380 triliun, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp410,3 triliun serta hibah Rp3,3 triliun. Sementara itu, belanja negara sebesar Rp 2.039,5 triliun terdiri atas belanja pemerintah pusat Rp 1.392,4 triliun dan dana transfer ke daerah serta dana desa sebesar Rp 647 triliun. Belanja pemerintah pusat terdiri atas belanja Kementerian/ Lembaga sebesar Rp 601,1 triliun dan belanja non Kementerian/Lembaga sebesar Rp 791,4 triliun. Dirjen Migas Kementerian ESDM A. Edy Hermantoro usai peresmian jaringan gas bumi untuk rumah tangga di Rusun Marunda, Kamis (25/9), mengatakan, pembangunan pipa utama dan infrastruktur lainnya terkait pembangunan jaringan gas bumi, memerlukan dukungan dana yang tidak sedikit. Untuk dana ini, tentunya pemerintah harus meminta persetujuan DPR. Selain itu, diperlukan juga koordinasi dengan pemerintah daerah setempat karena menyangkut perizinan, amdal dan lain sebagainya. “Kalau tanahnya digali untuk pasang pipa, kan bikin suasana nggak enak. Makanya
MIGAS
Dirjen Migas Kunjungi Pembangunan SPBG dan Jargas di Jawa Timur Untuk menekan laju konsumsi BBM sekaligus mengurangi beban keuangan negara karena subsidi BBM yang semakin meningkat setiap tahunnya, Pemerintah melakukan kebijakan konversi BBM ke bahan bakar gas, antara lain dengan cara membagikan konverter kit untuk kendaraan dinas, membangun jaringan gas bumi ( jargas) untuk rumah tangga dan SPBG.
U
ntuk mengetahui perkembangan pembangunan SPBG dan jargas di Jawa Timur, Dirjen Migas Kementerian ESDM A. Edy Hermantoro meninjau SPBG Ngagel dan jargas di Sidoarjo, Jawa Timur.
anak perusahaannya PT Gagas Energi Indonesia. Dirut PT Gagas Energi Indonesia Danny Praditya memaparkan, pembangunan SPBG Ngagel telah mencapai 95% dan direncanakan akan mulai beroperasi Oktober 2014.
SPBG Ngagel dibangun oleh PT Perusahaan Gas Negara (PGN) melalui
Pembangunan SPBG ini merupakan bagian dari komitmen PT PGN tahun
harus bekerja sama dengan pemda,” kata Edy.
Pembangunan jargas telah dilakukan Kementerian ESDM cq Ditjen Migas sejak tahun 2009 dan hingga saat ini telah terpasang sekitar 73.000 SR yang tersebar di seluruh Indonesia. Khusus untuk rusun di Jabotabek, Kementerian ESDM cq Ditjen Migas mulai melakukan pembangunan sejak tahun 2011 dengan total 5.234 sambungan rumah (SR) yaitu Rusun Tebet Berlian (120 SR), Tebet Harum (320 SR), Tzuchi (1.055 SR), Cinta Kasih (582 SR), Flamboyan (560 SR), TNI AL (95 SR), Marunda (700 SR), Sukapura (100 SR), Tipar Cakung (1.000 SR), Manis Jaya (382 SR) dan Menteng Sari (320 SR). Total investasi untuk 11 rusun ini sebesar Rp 41,2 miliar
Faktor pendukung lainnya adalah teknis. Namun mengenai hal ini, bukan masalah karena Indonesia memiliki BUMN yang berpengalaman seperti PT PGN. Besaran biaya untuk membangun pipa utama dan infrastruktur gas lainnya, lanjut Edy, tergantung pada besaran pipa yang digunakan serta karakter daerah yang bersangkutan. Di daerah yang memiliki kesulitan tinggi, biaya yang dibutuhkan juga lebih besar.
2014 yang membangun 12 SPBG dan 4 MRU. Untuk kebutuhan tersebut, telah dialokasikan dana sebesar Rp260 miliar. Selain di Surabaya, PGN juga akan membangun di Jabodetabek, Sukabumi dan Riau. Hingga Juli 2014, realisasi pembangunan seluruh SPBG dan MRU tersebut mencapai 41%.
edisi 07 I 2014
31
MIGAS
Jokowi Dukung Pemanfaatan Gas Bumi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mendukung penggunaan gas bumi untuk rumah tangga, transportasi dan industri. Selain murah, gas bumi juga aman digunakan serta merupakan produksi dalam negeri atau tidak perlu diimpor.
D
emikian benang merah sambutan Jokowi pada peresmian Pemanfaatan Gas Bumi Untuk Rumah Tangga di Rusun Marunda, Kamis (25/9). Hadir dalam kesempatan itu, Dirjen Migas Kementerian ESDM A. Edy Hermantoro. Sesditjen Migas Hufron Asrofi, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Heri Poernomo, Direktur Teknik dan Lingkungan Migas Edi Purnomo dan Dirut PT PGN Hendi Prio Santoso. Para peresmian tersebut, Jokowi sempat meminta 4 penghuni rusun yang rumahnya telah tersambung gas bumi untuk maju ke podium dan menanyakan bahan bakar yang biasa digunakan untuk memasak. Secara umum, mereka 32
edisi 07 I 2014
menggunakan LPG tabung ukuran 3 kg sebanyak 3 tabung per bulan atau sekitar Rp 60 ribu per bulan. Jika menggunakan gas bumi, maka dapat menghemat sekitar 50% atau Rp 30 ribu per bulan. “Coba diperhatikan ya setelah sebulan (pemakaian). Kalau benar habisnya antara Rp 20-30 ribu, semua rusun yang akan di Jakarta akan kita pasang. Juga di kampong-kampung karena lebih murah. Coba dibayangkan, kalau sebulan bisa nabung berapa? Kalau 10 tahun? Kalau 100 tahun? Kan banyak,” ujarnya. Lebih lanjut Jokowi mengatakan, pembangunan infrastruktur jaringan gas bumi membutuhkan investasi yang cukup
besar. Oleh karena itu, pembangunan pipa besar (pipa transmisi dan distribusi) dilakukan oleh pemerintah. Sedangkan pembangunan pipa untuk ke rumah tangga, dapat dilakukan oleh pemerintah daerah atau BUMN seperti PGN. Ia mengharapkan pembangunan pipa utama dapat dilakukan pemerintah dalam waktu 2 hingga 3 tahun agar masyarakat dapat segera menikmati gas bumi yang murah harganya. Selain itu, pipa juga dapat dikoneksikan dengan SPBG sehingga dapat mendorong penggunaan gas untuk transportasi.
MIGAS
Distribusi Tertutup Solar Bersubsidi Diterapkan di Batam
Setelah sukses mengendalikan penggunaan Solar bersubsidi dengan menggunakan Kartu Survey di Batam, PT Pertamina (Persero)bekerja sama dengan BRI meluncurkan Fuel Card sebagai pengembangannya. Berdasarkan hasil evaluasi, selama periode Maret hingga Juli 2014, penggunaan Kartu Survey telah membantu dalam penyaluran BBM bersubsidi menjadi tepat sasaran dan dalam volume yang wajar sehingga meminimalkan potensi penyalahgunaan BBM bersubsidi.
D
irektur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina dalam acara peluncuran yang dihadiri Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Heri Poernomo. Direktur Bisnis Konsumer Bank BRI A. Toni Soetirto serta jajaran Pemerintah Kota Batam, Kamis (18/9), mengatakan, Kartu Survey tersebut telah menjadikan Kota Batam sebagai salah satu contoh daerah yang sukses mengendalikan BBM bersubsidi, khususnya Solar. Fuel Card merupakan pengembangan Kartu Survey manual yang sudah berjalan di Kota Batam menjadi alat pembayaran BBM bersubsidi secara non tunai yang lebih praktis.
Keberhasilan penggunaan Kartu Survey yang kini bertransformasi menjadi Fuel Card di Kota Batam, lanjutnya, tidak terlepas dari dukungan penuh Pemkot Batam dan Pemprov Kep. Riau dengan diterbitkannya Surat Dukungan Implementasi Kartu Survey dari Disperindag ESDM Kota Batam serta Surat Edaran Walikota Batam mengenai pengaturan penggunaan BBM Bersubsidi di Kota Batam. Dengan dukungan semacam itu, penggunaan Fuel Card dapat berjalan dengan baik dan memberikan hasil yang optimal di tempat lainnya.
Fuel Card dapat menjadi salah satu contoh model penerapan distribusi BBM bersubsidi secara tertutup. Dengan Fuel Card, data transaksi BBM bersubsidi terekam sehingga dapat membantu pemerintah dalam upaya memonitor dan memastikan BBM bersubsidi tepat sasaran, di mana terdapat batasan pembelian harian sesuai dengan peraturan yang ditetapkan pemerintah daerah. Fuel Card ini tidak dapat dipalsukan atau digandakan secara illegal sehingga satu kartu benarbenar hanya dapat digunakan untuk satu kendaraan.
edisi 07 I 2014
33
MIGAS
Pemerintah Siapkan Payung Hukum Pembangunan Kilang Pemerintah tengah menyiapkan payung hukum berupa Peraturan Pemerintah (PP) terkait pembangunan kilang minyak baru. Aturan ini diharapkan rampung pada Oktober 2014 mendatang.
P
elaksana tugas Menteri ESDM Chairul Tanjung dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR. Rabu (17/9), menjelaskan, aturan ini nantinya akan memberikan kewenangan kepada Menteri Keuangan dan juga tim secara keseluruhan untuk memberikan fasilitas tax holiday. Nantinya, rapat pengambilan keputusan akan dipimpin oleh Menko Perekonomian. “Di negara lain, terkait tax holiday, kalau investasinya dalam jumlah tertentu, dipimpin oleh oleh Perdana Menteri,” katanya. Masalah tax holiday menjadi kendala utama pembangunan kilang baru karena investasinya besar namun keuntungannya kecil. “Sekarang kita siapkan (aturan). Mudah-mudahan akhir kabinet ini bisa
34
edisi 07 I 2014
selesai. Itu (tax holiday) penyebab kenapa (pembangunan kilang) nggak tuntastuntas,” tambahnya. Sebagai Menko Perekonomian, lanjut Chairul, dirinya telah meninjau dua lokasi yang dapat dijadikan tempat kilang baru yaitu Bontang dan Arun. Selain membangun kilang yang baru, pemerintah dapat pula melakukan perluasan kilang yang telah ada, mengingat infrastrukturnya telah tersedia. Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Migas Kementerian ESDM A. Edy Hermantoro menambahkan, tax holiday yang sedang disusun itu, antara lain berisi besaran serta jangka waktunya. Pada aturan lama, tax holiday berlaku untuk 5 tahun. Namun hal tersebut kurang ekonomis.
Besaran tax holiday yang diminta investor, kata Edy, sangat beragam, tergantung pada kapasitas kilang yang akan dibangun. Indonesia perlu membangun kilang untuk mengurangi ketergantungan impor BBM, menghemat devisa negara dan menjaga stabilitas nilai tukar serta memacu pertumbuhan industri domestik dan pasar tenaga kerja. Kapasitas kilang Indonesia saat ini mencapai 1,1157 juta barel per hari. Sedangkan produksi minyak Indonesia yang dapat diolah di kilang dalam negeri hanya sekitar 649.000 barel per hari. Di sisi lain, kebutuhan BBM dalam negeri mencapai 1,257 juta barel per hari. Ini berarti terjadi defisit 608.000 barel per hari. Untuk mengatasinya, Indonesia perlu memiliki 2 kilang minyak baru.
MIGAS
D
irjen Migas Kementerian ESDM A. Edy Hermantoro di Gedung Migas, Senin (11/8), mengatakan, pemerintah menawarkan swasta untuk membangun kilang yang memproduksi BBM dan petrokimia. Insentifnya juga sama dengan kilang KPS. Hanya saja, swasta harus mencari sendiri lahan yang akan digunakan. Hal ini berbeda dengan sistem KPS, dimana pemerintah menyediakan lahan seluas 900 hektar di Bontang.
“Kalau investor punya lahan sendiri, kita akan tawarkan insentif yang sama dengan kilang KPS. Biar ekonomis,” ujar Edy. Alasan ekonomis inilah yang membuat Indonesia selalu gagal memiliki kilang minyak baru. Padahal, pembangunan kilang sangat penting untuk meningkatkan ketahanan energi nasional. Terakhir kali kilang minyak dibangun tahun 70-an.
Kilang dalam negeri Indonesia saat ini, terutama milik PT Pertamina yaitu kilang Dumai, Sungai Pakning, Plaju, Cepu, Balikpapan, Kasim, Cilacap dan Balongan. Sementara kilang milik swasta yaitu Tuban/ TPPI dan TWU. Satu kilang swasta juga dalam proses pembangunan yaitu TWU II dan direncanakan akan dibangun RFCC Cilacap.
Pemerintah Buka Kesempatan Swasta Bangun Kilang Sendiri
Selain akan membangun kilang dengan menggandeng pihak swasta (KPS), pemerintah membuka kesempatan bagi investor yang akan membangun kilang sendiri. Agar ekonomis, insentif yang ditawarkan sama dengan kilang yang akan dibangun pemerintah-swasta.
edisi 07 I 2014
35
MIGAS “Kami sudah melakukan antisipasi dan diperkirakan kalaupun terjadi migrasi, jumlahnya hanya 2% saja dan sudah dihitung tidak akan melampaui kuota yang telah ditetapkan untuk tahun 2014,” kata Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina Hanung Budya dalam Rapat Kerja Kementerian ESDM dengan Komisi VII DPR, Senin (16/9). Untuk memastikan LPG tabung 3 kg digunakan oleh anggota masyarakat yang berhak, lanjut Hanung, Pertamina melakukan pengawasan dengan cara menggunakan sistem aplikasi komputer program Simolek. Program ini diyakini dapat memastikan penjualan LPG dari agen ke pangkalan. Sementara untuk tahun 2015, kuota LPG tabung 3 kg ditetapkan sebesar 5,766 juta ton. Peningkatan sebesar 15% dari tahun 2014 disebabkan oleh tambahan konversi mitan ke LPG sebanyak 1,6 juta paket perdana, pertumbuhan ekonomi serta pertumbuhan rumah tangga baru dan usaha mikro. Selain itu juga karena adanya usulan pembagian tambahan paket perdana sekitar 820.000 pada tahun 2015
Kuota LPG 3 Kg Tahun 2014 Aman PT Pertamina optimis kuota LPG tabung ukuran 3 kg untuk tahun 2014 yang ditetapkan sebesar 5,013 juta ton tak terganggu, menyusul kenaikan harga jual LPG tabung ukuran 12 kg pekan lalu. Migrasi pengguna 12 kg ke 3 kg diperkirakan hanya sekitar 2%.
36
edisi 07 I 2014
MIGAS
Dirjen Migas Tinjau Pembangunan Jargas di Semarang
Pembangunan jaringan distribusi gas bumi ( jargas) untuk rumah tangga guna memberikan energi yang bersih dan murah bagi masyarakat serta mengurangi impor LPG, terus dilakukan pemerintah. Terkait hal tersebut, Dirjen Migas Kementerian ESDM meninjau pembangunan jargas di Semarang, (14/9).
P
embangunan jargas untuk rumah tangga di Semarang merupakan proyek infrastruktur tahun 2014. Jargas dibangun di Kelurahan Mlati Baru, Bungangan, Rejasari dan Karang Tempel yang terletak di Kecamatan Semarang Timur. Total sambungan rumah (SR) yang dibangun mencapai 4.000 SR.
Selain meninjau pembangunan jargas, Edy Hermantoro yang didampingi Kasubdit Niaga Migas Agustin Hermawan, meninjau pembangunan pipa transmisi jaringan gas bumi di Semarang sepanjang 6,7 km yang pasokan gasnya berasai dari PT Pertamina EP Gas Transportasi melalui pipa Surya Perkasa Petrindo.
Dalam peninjauan tersebut, Dirjen Migas sempat berbincang-bincang dengan beberapa masyarakat yang rumahnya telah dipasangi fasilitas tersebut dan menyosialisasikan manfaat menggunakan gas bumi.
Untuk tahun 2014, pemerintah membangun jargas di Semarang, Bulungan, Sidoardjo, Lhokseumawe dan Bekasi. Pembangunan jargas dilakukan sejak 2009 dan hingga tahun 2013, telah terbangun jaringan gas sebanyak 72.511
SR yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Pembangunan jaringan gas bumi untuk rumah tangga dilakukan oleh pemerintah karena secara ekonomis kurang menarik bagi swasta. Namun demikian, apabila jaringan gas yang dibangun cukup besar, maka keuntungan yang diperoleh cukup besar. Oleh karena itu, pemerintah meminta agar pihak swasta mau mengembangkan jaringan gas bumi yang telah dibangun dengan dana APBN.
edisi 07 I 2014
37
MIGAS
The 1st IndonesiaBelarus Bilateral Meeting on Oil and Gas Untuk memperkuat kerja sama, Indonesia dan Belarus menggelar pertemuan bilateral pertama di Hotel Aryaduta, Rabu (3/9). Delegasi RI dipimpin oleh Dirjen Migas Kementerian ESDM A. Edy Hermantoro. Sedangkan Delegasi Belarusia dipimpin oleh Valdimir Sizov, Deputy Chairman of The Belarusian State Concern of Oil and Chemistry (Belneftekim).
P
ertemuan bilateral ini khusus membahas tentang minyak dan gas bumi melalui berbagi informasi dan pengalaman. Selain itu juga dilakukan penandatanganan MoU sebagai payung kerja sama sektor energi antara kedua negara. Ketua Delegasi RI A. Edy Hermantoro dalam sambutannya mengatakan, Pemerintah Indonesia mendukung dan mendorong kerja sama kedua negara, terutama dalam bentuk yang konkrit seperti proyek-proyek di bidang migas. Pertemuan ini diharapkan dapat mengakomodasi rencana PT Pertamina dan Belarusneft (perusahaan migas Belarus) untuk bekerja sama di bidang teknologi EOR. Lebih lanjut Edy memaparkan, cadangan minyak Indonesia saat ini terus menurun dan pemerintah masih melakukan upaya-upaya untuk menemukan sumber cadangan migas baru. EOR merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan produksi di tengah terbatasnya cadangan minyak baru. Namun untuk menerapkan EOR harus dilakukan evaluasi potensi minyak yang tersisa terlebih dahulu. “Berdasarkan data, Indonesia cukup potensial melakukan EOR. Saat ini EOR telah diterapkan di Lapangan Duri, Minas, Kaji, Tanjung, Widuri dan Limau,” tambahnya. Pemerintah Indonesia mendorong kegiatan EOR melalui Inpres Nomor 2 tahun 2012 tentang Peningkatan Produksi Minyak Nasional. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menyediakan insentif untuk KKKS yang melakukan EOR.
38
edisi 07 I 2014
Upayakan Cadangan Migas Baru, Bengkulu `Disisir` Dalam rangka memperoleh cadangan migas baru, Pemerintah mendukung upaya KKKS mengebor potensi migas laut dalam di Bengkulu. Jika dari hasil pengeboran itu berhasil ditemukan cadangan migas besar, diyakini investor lainnya pasti melirik potensi migas di kawasan tersebut. “Secara petroleum system, sangat berbeda. Kalau itu (cadangan) terbukti, orang pasti akan ke sana,” kata Dirjen Migas Kementerian ESDM A. Edy Hermantoro. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pengeboran yang dilakukan Total E&P tersebut, Dirjen Migas bersama Plt. Kepala SKK Migas J. Widjonarko serta Pemda Bengkulu telah mengunjungi lokasi itu. “Ini laut dalam kedua yang pernah di-drill setelah Selat Makassar,” imbuh Edy. Biaya yang harus dikeluarkan untuk pengeboran cukup besar yaitu untuk kedalaman 950 meter mencapai US$ 1 juta. Jika pengeboran dilakukan lebih jauh lagi, maka biaya yang dikeluarkan lebih besar dan hal itu menjadi tanggungan KKKS. Mengenai besaran cadangannya, lanjut Edy, belum dapat diketahui sebelum ada penemuan. Meski demikian, jika perusahaan migas besar mau melakukan pengeboran, menurut dia, pasti hasil analisa perusahaan tersebut terdapat cadangan yang cukup menjanjikan.
MIGAS
Pemerintah Dorong Penggunaan LNG Untuk Kapal Laut
Guna meningkatkan pemanfaatan bahan bakar gas untuk transportasi, Kementerian ESDM mendorong penggunaan gas alam cair (Liquid Natural Gas/LNG) untuk transportasi laut. Untuk itu, diperlukan kerja sama dengan instansi terkait seperti Kementerian Perhubungan dan perusahaan transportasi laut.
D
irjen Migas Kementerian ESDM A. Edy Hermantoro di Gedung Migas, akhir pekan lalu, mengatakan, pemerintah telah melarang penggunaan BBM bersubsidi untuk pelayaran nonperintis. Berdasarkan hal tersebut, kapalkapal besar wajib menggunakan BBM nonsubsidi yang tentunya membutuhkan biaya cukup besar. Sebagai gambaran, jika menggunakan Solar, maka biaya yang dibutuhkan ekivalen dengan US$ 25 per MMBTU. Sedangkan jika menggunakan LNG, biaya yang diperlukan US$ 12-13 per MMBTU.
menggunakan gas. Cuma kadang-kadang, orang nggak mau seharga begitu. Maunya harga US$ 4 per MMBTU, sama dengan di darat yang pakai pipa. Ya nggak bisa (disamakan),” papar Edy.
menggunakan LNG, melainkan campuran solar dan gas. Sementara untuk pasokan LNG akan disediakan pemerintah. Untuk mempermudah, dapat dibangun mini LNG terminal di tengah laut.
Masalah harga inilah yang masih menjadi kendala. Namun secara umum, penggunaan LNG untuk transportasi laut akan banyak menghemat biaya bahan bakar. Apalagi dengan kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan, maka kebutuhan akan transportasi laut sangat besar.
Agar penggunaan LNG untuk transportasi laut dapat berjalan, Kementerian ESDM mengharapkan kerja sama dan dukungan dari instansi terkait lainnya. “Kami kan nggak bisa jalan sendiri. Kalau bahan bakarnya akan kami sediakan. Tapi terkait peralatan dan lain-lain menjadi domain instansi lainnya,” tambahnya.
“Kalau harganya bisa setengahnya, seharusnya industri perkapalan mau
Teknologi yang digunakan untuk kapal laut, lanjut, tidak seluruhnya edisi 07 I 2014
39
KETENAGALISTRIKAN
Direktur Teknik dan Lingkungan MEMBUKA FORUM PUIL KE-2 DI MANADO “Kalau ada kebakaran pasti listrik yang di tuduh menjadi penyebabnya,” hal ini dikatakan Agoes Triboesono selaku Direktur Teknik dan Lingkungan Kementerian ESDM pada pembukaan Forum Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) yang di selenggarakan pada Rabu (27/8) di Manado.
F
orum ini bertujuan untuk mensosialisasikan PUIL 2011 yang menjadi standar wajib bagi pemasangan instalasi listrik, khususnya tegangan rendah.
Dalam laporannya, Kasubdit Standarisasi Ketenagalistrikan Jisman Hutajulu menyampaikan bahwa acara Forum PUIL yang diselenggarakan di Manado ini merupakan forum kedua dari enam forum yang di rencanakan. Acara ini diikuti oleh Dinas
ESDM, PT PLN (Persero), akademisi, asosiasi ketenagalistrikan, rumah sakit, mal dan pasar, dan diharapkan melalui forum ini mereka dapat mengerti tentang bagaimana memasang dan mengawasi instalasi listrik dengan benar sehingga bahayabahaya yang diakibatkan oleh adanya arus pendek sebagainya bisa dihindari atau diminimalisasi. Agoes Triboesono mengatakan, bahwa tahun 2015 kita akan menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN dimana tenaga kerja teknik dengan bebas bisa bekerja antarnegara. “Guna menghadapi hal tersebut kita harus siap dan mempersiapkan diri dengan baik. Dalam hal instalasi listrik, kita harus mengerti dengan baik bagaimana cara menginstalasi dengan mengikuti standar-standar yang sudah ada,” terangnya. Setiap instalasi wajib menggunakan peralatan yang telah mempunyai SNI, sehingga dapat mengurangi risiko dari kebakaran yang ditimbulkan oleh arus pendek.Masyarakatjuga jangan menganggap remeh soal listrik, hanya karena listrik itu ada di dekat dan sekitar kita.
WARGA PULAU KADATUA Membutuhkan Listrik
K
Warga Pulau Kadatua, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra) membutuhkan energi listrik dari PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk bisa memproduksi es yang menjadi kebutuhan para nelayan.
epala Desa Banabungi, Kecamatan Kadatua, H Ali Yunus di Kadatua, Kamis (25/9), mengatakan ketiadaan energi listrik di pulau itu, terutama di wilayah tiga desa, yakni Banabungi, Banabungi Selatan dan Lipu, menyebabkan para nelayan harus membeli es di Kota Baubau untuk mengawetkan hasil tangkapan ikan.
“Kebutuhan es para nelayan di pulau ini cukup besar, sekitar 3.000-an balok per hari,” kata H. Ali Yunus. Sebetulnya, di Pulau Kadatua ada listrik dari PLN yang menyala 12 jam, mulai jam 18.00 wita hingga jam 06.00 wita, namun energi listrik yang berpusat di Desa Waonu itu, baru memenuhi kebutuhan listrik di tujuh Desa, antara lain Waonu, Mawangunga, Kapoa, Kapoa Barat, Marawali, Kaofe dan Uwe Maasi. Sedangkan tiga desa lainnya yang menjadi sentra produksi ikan di pulau tersebut, belum dialiri listrik PLN. Energi listrik benarbenar sangat dibutuhkan masyarakat terutama untuk bisa memproduksi es sendiri, sehingga tidak lagi membeli es di Kota Baubau untuk mengawetkan ikan tangkapan. 40
edisi 07 I 2014
KETENAGALISTRIKAN
RATUSAN RIBU RUMAH di Kalteng Masih Kekurangan Listrik Dinas Energi dan Pertambangan Kalimantan Tengah menyebutkan dari sebanyak 632.505 rumah tangga di propinsi itu hanya 409.016 RT yang telah dialiri listrik.
K
epala Distamben Kalteng, Syahrin Tarigan mengatakan dari jumlah itu, 353.599 rumah dialiri listrik Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan 38.957 berasal dari non PLN.Untuk mengatasi 223.489 RT yang belum berlistrik di Kalteng, Gubernur Teras Narang telah menggagas program Kalteng Tarang atau terang. Melalui Program tersebut, tahun 2017 Kalteng harus telah dialiri listrik. Di Kota Palangka Raya ada 338 RT belum dialiri listrik, di Kabupaten Barito Timur
2.916 RT, Barito Selatan 6.433 RT, Murung Raya 4.699 RT, Sukamara 2.310 RT, Pulang Pisau 8.449 RT dan Barito Utara 18.390 RT.Kemudian, di Kotawaringin Timur 39.535 RT Kapuas 36.674 RT, Kotawaringin Barat 36.492 RT, Katingan 19.214 RT, Gunung Mas 11.505 RT, Lamandau 13.606 RT dan Seruyan 22.955RT. “Seluruh RT yang belum dialiri listrik tersebut menurut program Kalteng Tarang ditargetkan 2017 sudah terpasang. Memang untuk mewujudkan itu dibutuhkan dana Rp9 trilliun,” kata Syahrin
saat rapat kerja percepatan pembangunan listrik di Palangka Raya, Jumat (5/9). Guna mewujudkan Kalteng Tarang hingga tahun 2017, dibutuhkan rencana aksi dengan anggaran total Rp 9 triliun disediakan APBN secara multi year Rp4 triliun, swasta Rp 55 miliar dan PT PLN Rp7,055 triliun.”Jadi, kekurangan dana yang masih dibutuhkan Rp1,94 triliun. Ini yang sedang diupayakan Pemprov Kalteng agar semua masyarakat Kalteng menikmati listrik,” kata Syahrin.
edisi 07 I 2014
41
BADAN GEOLOGI KETENAGALISTRIKAN
PERESMIAN PILOT PROJECT PEMANFAATAN LIMBAH CAIR SAWIT (POME) Untuk Pembangkit Listrik Perdesaan 1 MW Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Susilo Siswoutomo, meresmikan Pilot Project Pemanfaatan Limbah Cair Sawit (POME) untuk Pembangkit Listrik Perdesaan 1 MW di Desa Rantau Sakti Kecamatan Tambusai Utara, Rokan Hulu Propinsi Riau,Selasa (16/9).
A
cara ini dihadiri oleh Gubernur Riau, pejabat dari Kementerian dan Instansi Pemerintah terkait, Panglima Kodam I Bukit Barisan, Kapolri Riau, Kepala SKPD terkait tingkat propinsi dan kabupaten, para stakeholder bidang energi baru dan terbarukan, serta tokoh adat masyarakat Riau.
Biomassa adalah jenis energi terbarukan yang tepat untuk penyediaan listrik masa depan, dan akan meningkatkan ketahanan energi nasional sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca. Pemanfaatan limbah biomassa yang tersebar di seluruh Propinsi di Indonesia melalui Pembangkit Listrik Tenaga (PLT) Biogas berbasis limbah cair sawit menjadi solusi bagi daerah-daerah yang tidak memungkinkan untuk ditarik jaringan listrik PLN, dan sampai saat ini belum mendapat akses listrik PLN. Wamen ESDM menjelaskan bahwa pemerintah telah menyediakan regulasi dan insentif yang cukup agar energi terbarukan dapat berkembang secara cepat, antara lain termasuk feed in tariff. Kementerian ESDM sedang memfinalisasi revisi kebijakan harga untuk biomassa agar dapat mempercepat implementasinya secara masif. Proyek percontohan (pilot project) PLT Biogas ini, mempunyai kapasitas terpasang sebesar 1 MW yang digunakan untuk mengalirkan listrik kepada 1.050 keluarga. Kelebihan PLT Biogas berbasis limbah cair sawit antara lain siap beroperasi secara stabil selama 24 jam; tidak dipengaruhi faktor cuaca; ramah lingkungan; serta listrik yang dihasilkan relatif
42
edisi 07 I 2014
murah dibandingkan dengan pembangkit listrik berbasis BBM (genset diesel atau PLTD). Pemanfaatan limbah biomassa menjadi energi dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Potensi biomassa saat ini sebesar 32.654 MW dan baru dikembangkan sebesar 1.716,5 MW. Pengembangan pembangkit listrik berbasis bioenergi (biomassa, biogas, dan sampah kota) yang telah tersambung pada jaringan listrik (on-grid) sampai dengan tahun 2013 mencapai sekitar 90,5 MW, sedangkan yang tidak tersambung jaringan (off-grid) sekitar 1.626 MW. Pada tahun 2014, PLT bioenergi ditargetkan sebesar 56 MW dapat terhubung ke jaringan PLN.
KETENAGALISTRIKAN
Energi Aman dan Terjangkau Menjadi Prioritas ASEAN Penyediaan energi yang andal dan terjangkau menjadi syarat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi sekaligus meningkatkan taraf hidup masyarakat ASEAN.
H
al tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Ir Jarman MSc saat menjadi Keynote Speaker pada Workshop on CoalFired Power Generation in South East and East Asia Region yang diadakan di Jakarta, Rabu (3/9). “Kemampuan negara-negara di kawasan ASEAN untuk mencapai pertumbuhan ekonomi, sekaligus meningkatkan taraf hidup warga negaranya harus sejalan dengan penyediaan energi yang andal dan terjangkau,” ujarJarman. Workshop yang diselenggarakan di Hotel Kempinski Jakarta tersebut dilaksanakan secara bersama oleh Economic Research Institute for ASEAN & East Asia (ERIA) dan International Energy Agency (IEA). Workshop ini dilaksanakan untuk meninjau penyediaan tenaga listrik dari bahan bakar batu bara yang digunakan oleh sebagian besar negara-negara di kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur, tantangan dan solusi teknologi yang terjangkau. Acara ini dihadiri oleh penyedia jasa utilitas tenaga listrik di ASEAN, perwakilan ASEAN Forum on Coal (AFOC), Asosiasi pengusaha
Batubara Indonesia (APBI), PT. PLN, Japan Coal (JCOAL), dan akademisi. Sejumlah sumber daya energi telah masuk ke dalam jaringan tenaga listrik, termasuk nuklir, air dan energi terbarukan, namun pembangkitan tenaga listrik yang memenuhi beban dasar masih menggunakan bahan bakar fosil, khususnya batubara. Hal tersebut dikarenakan batubara merupakan solusi penyediaan tenaga listrik yang cukup aman, handal dan terjangkau pada skala yang cukup besar dan dapat dibangun dalam waktu yang singkat.Saat ini, tulang punggung penyediaan tenaga listrik dunia berasal dari batu bara yang mencapai 40%. Pemanfaatan batu bara untuk pembangkit listrik bertambah sangat signifikan dalam lima tahun terakhir, bahkan tercapai tambahan kapasitas hingga 350 GW. Bahkan, batubara sebagai tulang punggung penyediaan lebih dari setengah tenaga listrik di dunia. “Namun seperti pepatah ‘No Pain, No Gain’, segalanya memiliki risiko,” ujar Jarman. Menurutnya tanpa tindakan yang pantas untuk mitigasi
dampak yang timbul maka dapat mengancam iklim global. Selanjutnya untuk mengatasi dampak tersebut, teknologi yang sudah terbukti (proven technology) dan komersial (comercially sound) dengan memanfaatkan Clean Coal Technology seperti penerapan teknologi Super-Critical dan Ultra Super-critical di pembangkit listrik skala besar, menjadi suatu peluang kerjasama internasional yang saling menguntungkan. Untuk itu, kerangka kebijakan nasional dan regional termasuk mekanisme pembiayaan yang didukung oleh perbankan nasional dan dunia menjadi satu kesatuan yang padu sebagai penyangga pertumbuhan ekonomi regional dan dunia. Dalam penutup sambutannya, Jarman menyampaikan bahwa meskipun masih banyak pekerjaan yang harus dikerjakan, sebaiknya dikerjakan bersama. “Saya berharap melalui workshop ini akan membuka peluang saling berbagi pengetahuan dan kerjasama yang menguntungkan para pihak terkait untuk penerapan Clean Coal Technology, baik di dalam negeri masing-masing maupun di kawasan ASEAN,” tutupnya. edisi 07 I 2014
43
MINERBA
Dirjen Ketenagalistrikan Buka Turnamen Futsal HLN Ke-69 Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Ir Jarman M.Sc, membuka secara resmi turnamen futsal “Piala Menteri ESDM” dalam rangka Hari Listrik Nasional ke-69, Jumat (19/9).
A
cara yang diselenggarakan di Plaza terbuka kantor PT PLN (persero) tersebut dihadiri oleh para peserta turnamen futsal yang hendak bertanding memperebutkan piala bergilir yang pertama kali. Dalam sambutannya, Dirjen berpesan agar para peserta terus menjaga sportivitas. Bukan menang atau kalah yang menjadi tujuan akhir turnamen ini, akan tetapi semangat kekeluargaan yang terjalin selama pertandingan adalah hal yang paling utama.
Menurut Jarman, sejak dua tahun ini penyelenggaraan peringatan Hari Listrik Nasional (HLN) sudah dilaksanakan oleh Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan di sektor ketenagalistrikan. Ia juga menyambut baik rangkaian acara HLN lain seperti pameran dan seminar, upacara, hingga coffee morning yang akan menjadi puncak peringatan HLN ke-69 ini. Pembukaan Turnamen Futsal ini ditandai dengan penyerahan piala Menteri ESDM
Kurangi Ketergantungan BBM, Pembangkit Listrik di Bali Gunakan LNG Rapat pimpinan BUMN yang digelar pada Kamis (25/9) menghasilkan sejumlah keputusan, salah satunya soal pembangunan receiving terminal Liquid Natural Gas (LNG) untuk menyuplai listrik di Pulau Bali.
dari Dirjen Ketenagalistrikan kepada penanggung jawab turnamen futsal MKI. Tak ketinggalan, Dirjen Ketenagalistrikan melakukan tendangan pertama yang menandai secara resmi bergulirnya kompetisi ini, dan dimeriahkan oleh pertandingan ekshibisi antara tim Masyarakat Ketenagalistrikan All Star melawan Celebrity Futsal yang dibintangi oleh Darius Sinatria, Bedu, Riko Ceper, dkk.
“Kita putuskan antara PLN, Pelindo III dan Pertamina itu membangun receiving terminal di Benoa, Bali supaya listrik untuk Bali nanti menggunakan LNG,” kata Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan saat ditemui di kantor Kementerian BUMN. Proyek receiving terminal LNG diperkirakan memakan waktu sekitar 2 tahun. Namun, untuk mengejar konversi sumber primer minyak ke gas, selama setahun ke depan akan disewa satu receiving terminal apung. Dahlan mengatakan, receiving terminal akan dibangun di lokasi milik PT Pelindo III (Persero) di Benoa, Bali. Oleh sebab itu, proyek yang investasi seluruhnya dilakukan oleh Pertamina itu praktis menggandeng Pelindo III. “Sekarang sudah dikerjakan, dan nanti menggunakan alokasi dipastikan dari Bontang. Akan tetapi, misal dari swasta seperti Sengkang bisa menyediakan, ya silakan,” ucap mantan Dirut PLN itu. Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT PLN (Persero) Nur Pamudji menambahkan, dalam jangka pendek receiving terminal dapat memenuhi kebutuhan listrik sebesar 50 MMBTU.
44
edisi 07 I 2014
MINERBA
Pemerintah Akan Fasilitasi PENGOLAHAN MINERAL TANAH JARANG Mineral tanah jarang banyak terdapat di Indonesia khususnya di sekitar Bangka Belitung. Mineral tanah jarang yang merupakan bahan baku industri teknologi tinggi tersebut saat ini belum termanfaatkan karena terbatasnya kemampuan Indonesia untuk memisahkannya dari mineral logam induknya.
D
irektur Jenderal Mineral dan Batubara, R Sukhyar, dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI, Senin (01/09) mengatakan, “Logam tanah jarang memang banyak terdapat di Indonesia terutama di Bangka Belitung, beberapa perusahaan sudah mengajukan pada kami mengenai izin pengolahan dan pemurnian logam tanah jarang. Permasalahannya adalah itukan sudah dipetak-petak, sekarang kalau dia mau membangun pengolahan dan pemurnian, maka dia harus bekerjasama dan itu yang akan kami fasilitasi saat ini,” lanjut R. Sukhyar.
Dalam Pertemuan 4th ASEAN Ministerial Meeting on Mineral (AMMIN) And Associated Meetings di Bali, Pemerintah menawarkan kerjasama pemanfaatan mineral logam tanah jarang kepada negaranegara ASEAN Plus (ASEAN, China, Jepang dan Korea Selatan). Mineral tanah jarang yang banyak ditemukan di Indonesia adalah bijih Timah dengan mineral ikutan Monazite, Xenotime, Zircon dan Ilmenite, bijih Tembaga dengan mineral ikutan Anode Slime, Pasir Besi, bijih Emas dan bijih Bauksit. Indonesia merupakan produsen timah nomor dua dan eksportir nomor satu
di dunia, saat timah diproses melalui pembakaran terdapat tin slek sebagai sisa pembakaran yang mengandung unsurunsur tanah jarang sebesar 8 persen. Masalah yang timbul kemudian, Indonesia belum mampu memisahkan, sehingga Indonesia meminta negara lain untuk membantu mengekstrak Mineral Tanah jarang (rare earth). Rare earth sangat penting untuk industri telekomunikasi, dan produk teknologi tinggi lainnya, karena kita mempunyai resourcesnya namun kita tidak mampu mengextract dan mengolahnya.
edisi 07 I 2014
45
MINERBA
Kementerian ESDM dan PTNNT Tandatangani Nota Kesepahaman Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral dan PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) telah menandatangani Nota Kesepahaman, Kamis (04/09), guna memungkinkan perusahaan segera memperoleh izin ekspor konsentrat tembaga.
N
ota Kesepahaman ini memasukkan enam hal pokok renegosiasi Kontrak Karya (KK) dan selanjutnya akan dimasukkan ke dalam amandemen KK. Nota Kesepahaman yang ditandatangani oleh R. Sukhyar, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, dan Martiono Hadianto, Presiden Direktur PTNNT tersebut, akan menghasilkan perubahanperubahan yang telah disepakati bersama terhadap Kontrak Karya (KK) PTNNT. “Kesepakatan kami dengan Pemerintah ini, menunjukkan lebih lanjut komitmen PTNNT dalam mendukung kebijakan pemerintah untuk meningkatkan pengolahan dan pemurnian
10 Tahun Kedepan, Batubara Masih Mendominasi Bahan Bakar Pembangkit Bauran energi bahan bakar pembangkit saat ini masih menunjukkan ketergantungan yang tinggi terhadap minyak bumi, yaitu sebesar 49,7%.
46
edisi 07 I 2014
dalam negeri dan memulai kembali kegiatan operasi tambang Batu Hijau bagi kepentingan kita semua,” ujar Martiono Hadianto, Presiden Direktur PTNNT. “Setiap pihak menyadari bahwa dimulainya kembali kegiatan ekspor konsentrat tembaga dari tambang Batu Hijau sangat penting, guna melindungi mata pencaharian ribuan karyawan dan kontraktor, serta memelihara roda ekonomi daerah,” tambahnya. Nota Kesepahaman ini mengatur kesepahaman bersama atas enam hal pokok renegosiasi Kontrak Karya (KK), yang nantinya akan dimasukkan ke dalam amandemen KK. Keenam hal pokok tersebut adalah luas wilayah KK; royalti; pajak dan bea ekspor; pengolahan dan pemurnian dalam negeri; divestasi saham; penggunaan tenaga kerja lokal; barang dan jasa dalam negeri; dan masa berlaku KK. Dengan penandatanganan Nota Kesepahaman ini, PTNNT telah setuju untuk membayar bea keluar dengan tarif sebagaimana diatur dalam peraturan pemerintah yang dikeluarkan pada Juli 2014. Selain itu juga menyediakan dana jaminan keseriusan senilai $25 juta sebagai bentuk dukungan terhadap pembangunan smelter, membayar royalti 4,0% untuk tembaga, 3,75% untuk emas, dan 3,25% untuk perak, serta membayar iuran tetap (deadrent) US$2 per hektar.
P
emerintah akan berupaya untuk menurunkan ketergantungan ini hingga menjadi 25% tahun 2025. Peran batubara dan gas bumi akan ditingkatkan demikian juga energi baru terbarukan. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Ir. Jarman M.Sc, usai membuka Workshop on Coal-Fired Generation in Southeast and East Asia Region, Rabu, (03/09), menyatakan bahwa bangsa Indonesia memiliki banyak cadangan pasokan batubara, sehingga lebih layak diperhitungkan untuk dipergunakan. Kedepan, Jarman memperkirakan, hingga 10 tahun kedepan, batubara akan tetap menjadi pemasok utama bahan bakar pembangkit di Asia Tenggara. Jarman mengingatkan, dalam memanfaatkan batubara ada tiga faktor yang harus diperhatikan, pertama, masalah sekuriti pasokan batubara; kedua, keekonomian dan ketiga, lingkungan. “Faktor lingkungan itu harus diperhatikan, jangan membakar batubara saja akan tetapi environmentalnya tidak terpenuhi. Kita tahu batubara itu menghasilkan emisi yang cukup besar, karena itulah perlu dicari teknologi yang dapat memenuhi tiga kriteria tadi,” ujar Jarman. Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) untuk batubara, dan diharapkan dapat berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan sehingga dapat memenuhi kebutuhan terutama untuk pembangkit tenaga listrik. Bila penggunaan batubara saat ini baru sekitar 50%, diharapkan pada tahun 2020 batubara dapat menyumbang 63% dari bauran energi nasional untuk sub sektor kelistrikan.
MINERBA
Press Conference 19 September 2014 Direktur Jenderal Mineral dan Batubara, R.Sukhyar, saat Press Conference, Jum’at (19/9), menjelaskan kondisi saat ini Izin Usaha Pertambangan (IUP) C&C dan Non C&C seIndonesia sejumlah 10.818 yang terdiri atas 6.945 IUP mineral dan 3.873 IUP batubara.
P
ada perkembangan koordinasi dan supervisi KPK, melakukan pencabutan SK sejumlah 292, serta perkembangan renegosiasi KK dan PKP2B, sehingga untuk kesepakatan seluruhnya sejumlah 63 dan sepakat sebagian sejumlah 44. Dan untuk penerbitan rekomendasi pengakuan ET sejumlah 76 perusahaan mineral dan 72 Perusahaan batubara. PT. Newmount Nusa Tenggara telah mendapatkan surat rekomendasi persetujuan ekspor pada tanggal 9 September 2014. Dengan negara tujuan yaitu Jepang, Jerman, Korea Selatan, Tiongkok, India, Filipina, Finlandia, Bulgaria, dan Swedia.
R
apat ini merupakan rapat evaluasi pelaksanaan Dekonsentrasi semester pertama tahun 2014 yang dilaksanakan di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Rabu (10/9) sampai Jum’at (12/9). Pelaksanaan Dekonsentrasi Pertambangan Mineral dan Batubara tahun 2014 merupakan amanat dari Peraturan Menteri ESDM Nomor 2 tahun 2014 tentang Pelimpahan Sebagian Urusan Pemerintahan di Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral kepada Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Dalam Rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun 2014. Rapat dihadiri oleh 12 Pemerintah Provinsi di bagian Timur Indonesia, yaitu Provinsi Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku, Sulawesi Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Papua Barat, Bali, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat dan Provinsi Papua. Rapat dipimpin oleh Kasubdit Penyiapan Program Mineral dan Batubara, Dra. Samsia Gustina, M.Si dengan moderator Kepala Seksi Penyiapan Program Batubara Parlindungan Sitinjak, ST. Setiap perwakilan Pemerintah Provinsi melakukan pemaparan pelaksanaan Dekonsentrasi Pertambangan Mineral dan Batubara tahun 2013 dan perkembangan pelaksanaan semester pertama tahun 2014. Hal yang menjadi bahan evaluasi pada rapat tersebut, yaitu Laporan Kegiatan Dekonsentrasi Pertambangan Mineral
Pertama Tahun 2014 Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara melalui Direktorat Pembinaan Program Mineral dan Batubara melakukan Rapat Evaluasi Pelaksanaan Dekonsentrasi Pertambangan Bidang Mineral dan Batubara Pemerintah Provinsi Bagian Timur Indonesia.
dan Batubara tahun 2013 yang telah disampaikan oleh Pemerintah Provinsi. Beberapa laporan masih belum sesuai dengan format yang telah ditetapkan, sehingga perlu persamaan persepsi mengenai format dan substansi mengenai laporan kegiatan tersebut. Laporan Kegiatan Dekonsentrasi Pertambangan Mineral dan Batubara Tahun 2014 diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Nomor 432 K/30/DJB/2014 tentang Bentuk dan Isi Laporan Pelaksanaan Kegiatan
Dekonsentrasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral tahun 2014. Dengan adanya rapat evaluasi tersebut, pelaksanaan Dekonsentrasi Pertambangan mineral dan batubara akan lebih memberikan manfaat bagi Pemerintah Provinsi dalam melakukan pembinaan dan pengawasan kegiatan pengelolaan pertambangan mineral dan batubara yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota secara efektif dan akuntabel sesuai dengan aturan yang telah diberikan.
edisi 07 I 2014
47
MINERBA
Penyerahan Penghargaan Pengelolaan Keselamatan Dan Lingkungan Pertambangan Mineral Dan Batubara Tahun 2014
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara, R. Sukhyar, memberikan Penghargaan Pengelolaan Keselamatan dan Lingkungan Pertambangan Mineral dan Batubara kepada para pelaku usaha pertambangan di Hotel Bidakara, Jl. Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (16/9).
A
cara ini dihadiri oleh para undangan dari lingkungan Kementerian ESDM, para Kepala Dinas yang membidangi Pertambangan dan Energi Provinsi dan Kabupaten se-Indonesia, Direksi Perusahaan Tambang dan Kepala Teknik Tambang, perguruan tinggi dan para undangan lainnya. 48
edisi 07 I 2014
Penghargaan Pengelolaan Keselamatan dan Lingkungan Pertambangan Mineral dan Batubara ini adalah bentuk apresiasi Pemerintah untuk mendorong dan memberikan motivasi kepada para Kepala Teknik Tambang untuk dapat mencapai prestasi setinggitingginya dalam pengelolaan keselamatan dan lingkungan pertambangan mineral dan batubara.“Pemberian penghargaan tersebut sangat penting dilakukan, karena apa yang dirasakan saat ini masih banyak perusahaan pertambangan yang belum menerapkan good mining practice. Sedangkan, Pemerintah dari tahun ke tahun selalu ingin meningkatkan kinerja pertambangan,” ungkap R. Sukhyar saat membuka acara tersebut. Penghargaan diberikan kepada 47 perusahaan untuk kategori Penghargaan Pengelolaan Keselamatan Pertambangan Mineral dan Batubaradan 43 perusahaan untuk kategori Penghargaan Pengelolaan Lingkungan Pertambangan Mineral dan Batubara. Penilaian melibatkan para Inspektur Tambang dan tenaga ahli yang berasal dari Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja – Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, Pusat Studi Ilmu Lingkungan UI, Pusat Kajian Lingkungan Pertambangan ITB, Fakultas Kehutanan IPB, Pusat Penelitian Lingkungan Hidup IPB, Pusat Studi Reklamasi Tambang IPB, dan SEAMEO BIOTROP. Peraih Trophy Pengelolaan Keselamatan Pertambangan Mineral dan Batubara adalah : • Kategori Kelompok Pertambangan Mineral dan Batubara tidak ada. • Katagori Kelompok Izin Usaha Pertambangan (IUP) Mineral dan Batubara adalah PT Tunas Inti Abadi • Kategori Kelompok Kontraktor Utama Jasa Pertambangan Mineral dan Batubara adalah PT Cipta Kridatama Site PT Tunas Inti Abadi. Peraih Trophy Pengelolaan Lingkungan Pertambangan Mineral dan Batubara adalah : • Kategori Kontrak Karya (KK) adalah PT Vale Indonesia Tbk. Tambang Sorowako. • Kategori Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) adalah PT Kideco Jaya Agung. • Kategori Izin Usaha Pertambangan (IUP) Mineral dan Batubara adalah PT Cibaliung Sumberdaya.
MINERBA
Pembahasan PNBP SDA Pertambangan Umum RAPBN 2015 Dalam rangka pembahasan penyusunan RAPBN 2015, maka Badan Anggaran DPR RI bersama dengan Pemerintah mengadakan Rapat Panitia Kerja Asumsi Dasar, Pendapatan, Defisit, dan Pembiayaan RAPBN 2015 (Rapat Panja RAPBN 2015), Kamis (4/9), bertempat di Ruang Rapat Badan Anggaran DPR RI Gedung Nusantara II DPR RI.
R
apat tersebut untuk membahas Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari Sumber Daya Alam Non Migas, Bagian Laba BUMN, dan PNBP Kementerian/ Lembaga. Rapat Panja RAPBN 2015 dipimpin oleh Wakil Ketua Badan Anggaran Tamsil Linrung yang dihadiri oleh para anggota Badan Anggaran DPR RI, sementara dari pihak Pemerintah dihadiri oleh Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Dirjen Minerba R. Sukhyar, dan para Eselon Ia dari Kementerian dan Lembaga terkait.
D
Dirjen Minerba mendapat kesempatan pertama untuk memaparkan PNBP Sumber Daya Alam dari Pertambangan Umum RAPBN 2015 dari 11 Kementerian/Lembaga untuk memaparkan PNBP RAPBN 2015. Dirjen Minerba menyampaikan bahwa usulan target PNBP Sumber Daya Alam (SDA) Pertambangan Umum untuk RAPBN 2015 adalah sebesar 40,6 Triliun Rupiah yang terdiri dari Iuran Tetap, Iuran Produksi/Royalti, dan Penjualan Hasil Tambang. Pemaparan dilanjutkan dengan pemaparan materi PNBP dari Kementerian dan Lembaga lainnya. Setelah sesi pemaparan dari pihak Kementerian dan Lembaga selesai dilanjutkan dengan sesi diskusi untuk memberikan kesempatan para anggota Badan Anggaran DPR RI untuk bertanya dan memperdalam tentang materi PNBP yang sebelumnya telah dipaparkan oleh pihak Pemerintah. Dirjen Minerba menjelaskan bahwa usulan target PNBP SDA Pertambangan Umum RAPBN 2015 adalah sebesar 40,6 Triliun Rupiah, dan untuk kenaikan tarif royalti hasil renegosiasi Kontrak Karya telah dimasukkan dalam perhitungan usulan target PNBP SDA Pertambangan Umum RAPBN 2015. Setelah penjelasan Dirjen Minerba, kemudian Rapat Panja RAPBN 2015 menyepakati usulan target PNBP SDA Pertambangan Umum RAPBN 2015 sebesar 40,6 Triliun Rupiah.
irektur Jenderal Mineral dan Batubara, R. Sukhyar, berharap saat diskusi Sarasehan “Optimalisasi Penerimaan Negara Dari Sektor Minerba” di Megawati Institute, Rabu (10/9), untuk bekerja sama secara intensif dengan Ditjen Pajak. Sarasehan ini membahas perihal kewajiban pajak dan NPWP perusahaan pertambangan, serta dengan instansi lain yang terkait, yaitu Pemerintah Daerah, Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan, Badan Pemeriksa Keuangan, dan Kementerian Perdagangan. Ketua Indonesia Mining Association, Martiono Hardianto, juga mengatakan bahwa perusahaan pertambangan yang tidak memiliki NPWP sebaiknya diaudit dan dicabut izinnya. Turut hadir sebagai narasumber lain, yaitu Salamudin Daeng dan Singgih Widagdo.
Sarasehan “OPTIMALISASI PENERIMAAN NEGARA DARI SEKTOR MINERBA” di Megawati Institute edisi 07 I 2014
49
EBT
D
CAPACITY BUILDING “Walaupun belakangan ini persoalan bertubitubi datang menimpa kementerian kita tapi saya harap tidak membuat temanteman takut, kehilangan semangat, mari kita tetap bekerja sebaikbaiknya,” ujar Direktur Jenderal EBTKE Rida Mulyana pada pembukaan acara “Capacity Building” (12/09).
alam sambutannya Direktur Jenderal EBTKE Rida Mulyana mengatakan dilakukannya acara ini sebagai bentuk keseriusan pemerintah dalam menjalan program B20. “Ini sebagai bukti keseriusan yang kami tunjukan kepada stakeholder,” ujar Rida. Selain itu dengan diadakannya seminar dan uji teknis ini diharapkan ada rekomendasi teknis yang bisa diberikan oleh para ahli kepada pemerintah selaku pembuat kebijakan. “Uji teknis ini bukan untuk mempermasalahkan kebijakannya, tetapi apa yang harus diubah dari teknis permesinannya,” paparnya. Dirjen EBTKE mengakui setiap program baru pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan. Namun pemerintah optimis para ahli memiliki senjata-senjata yang dapat memitigasi atau meminimalisasi kekurangan tersebut.”Kelebihannya program ini dapat mengurangi emisi namun katanya kekuatan kendaraan berkurang, tapi pasti dari sisi teknis para ahli-nya tahu hal-hal yang harus dilakukan untuk mengurangi dampak negatif program ini apalagi nanti kita akan terus beranjak sampai program B30,” kata Rida. Selanjutnya Rida menjelaskan untuk mempersiapkan implementasi Mandatori BBN, B20 pada tahun 2016, Ditjen EBTKE dan Balitbang ESDM bekerja sama dengan BPPT, PT. Pertamina (Persero), Aprobi, Gaikindo, Hino, Aspindo, IKABI dan Hinabi melaksanakan Uji Jalan Pemanfaatan B20. Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan Kajian Teknis dan Uji Pemanfaatan BBN (B20) pada Kendaraan Bermotor dan Alat Berat. Peresmian/ launching kegiatan ini telah dilaksanakan oleh Menteri ESDM pada tanggal 17 Juli 2014 di Kementerian ESDM, Jakarta. Uji jalan pemanfaatan B20 ini melintasi 3 (tiga) provinsi yaitu, DKI Jakarta-BantenJawa Barat. Sampai saat ini telah berhasil ditempuh jarak sekitar 20.000 km dari target 40.000 km. Selain itu juga dilakukan berbagai uji coba, yaitu rating komponen, uji emisi, uji pelumas, uji sifat fisika dan kimia bahan bakar dan uji kinerja kendaraan. Kebijakan pemanfaatan B20 ini selain bermanfaat bagi kendaraan, peralatan berat juga bagi masyarakat.
Seminar Kajian Teknis dan Uji PEMANFAATAN BIODIESEL
A
cara yang berlangsung di Bogor, Jawa Barat ini dperuntukkan bagi untuk seluruh para pegawai di lingkungan Ditjen EBTKE. Tema yang diusung dalam acara ini adalah “Dalam Rangka Meningkatkan Integritas Pegawai Lingkungan Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi”. Salah satu rangkaian acara diisi oleh motivator Jamil Azzaini yang terkenal dengan julukan Inspirator Sukses Mulia. Selain itu juga dilakukan penyerahan hadiah kepada juara tiga, runner up dan tentunya juara utama turnamen futsal di lingkungan Ditjen EBTKE yang dilaksanakan pada dua pekan silam. Dalam kesempatn tersebut Direktur Jenderal EBTKE Rida Mulyana berkenan menyerahkan hadiah serta pengalungan medali. 50
edisi 07 I 2014
Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM mengadakan seminar Kajian Teknis dan Uji Pemanfaatan Biodiesel (B20) (23/09). Acara seminar yang dilaksanakan di Kampus ITB, Bandung ini merupakan kerjasama Ditjen EBTKE dengan Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB.
EBT
PROGRAM MANDATORY BBN Ditargetkan Bisa Hemat Devisa Dari program mandatori pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN) sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM No.20 Tahun 2014, pemerintah menargetkan penghematan devisa sebesar US$6,7 miliar. “Saat ini pemanfaatan Biodiesel untuk sektor transportasi dan industri adalah sebesar 10 persen (B10) dan akan terus ditingkatkan dari 20 persen (B20) menjadi 30 persen (B30) pada 2016, dari sini kita targetkan penghematan devisa US$6,7 miliar,” ujar Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Rida Mulyana di Kampus ITB, Bandung (23/09). Dirjen EBTKE menjelaskan jika selama ini kebutuhan energi Indonesia 94 persen masih bergantung pada fosil namun kondisi ini tidak dapat terus dibiarkan.”Jika
tidak berubah maka bukan hanya dari sisi keuangan yang harus dikeluarkan besar untuk memenuhi kebutuhan BBM namun juga ketergantungan terhadap negara lain artinya kemandirian energi akan tergerus,” jelasnya. Mengingat kondisi seperti ini maka pemanfaatan BBN merupakan solusi untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor BBM. “Potensi sawit kita berlimpah karena produksinya 40 persen, harusnya kita bisa terdepan,” papar Rida.. Beberapa waktu belakangan diketahui
jika semakin meningkatknya konsumsi bahan bakar minyak (BBM) jenis minyak solar dalam negeri. Sementara itu produksi dalam negeri hanya 75 persen dari total kebutuhan ditambah dengan cadangannya yang semakin menipis. Terkait hal tersebut maka penggunaan biodiesel produksi dalam negeri yang potensinya melimpah di Indonesia sebagai bahan bakar pengganti minyak solar, merupakan salah satu upaya yang diperlukan untuk mengurangi defisit anggaran dan ketergantungan pada bahan bakar minyak.
Pemanfaatan PANAS BUMI Belum Optimal
D
Seperti diketahui jika Indonesia memiliki potensi energi panas bumi sekitar 29.000 MW.
irektur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan, pemanfaatan panas bumi memang belum sesuai target. Selain perijinan dan lahan, pengembangan panas bumi juga terkendala cadangan yang tidak sesuai harapan. Rida mencontohkan, berdasarkan hasil pengeboran panas bumi di Muaralaboh, Sumatera Barat, dari rencana 220 MW, hanya terealisasi 70 MW. "Padahal, sudah menggunakan teknologi tercanggih," ungkapnya. Sebelumnya Direktur Konstruksi dan Energi Terbarukan PT PLN (Persero) Nasri Sebayang mengatakan potensi panas bumi yang layak atau ekonomis dikembangkan saat ini hanya mencapai sekitar 6.000 MW. Dan rincian proyek panas bumi yang ekonomis tersebut sudah masuk dalam program percepatan pembangunan pembangkit tahap dua. Menurut Nasri kualitas uap panas bumi juga tidak sebaik yang diperkirakan. Hal ini tentunya mengurangi daya listriknya. Menurut data Kementerian ESDM, terdapat 299 lokasi panas bumi dengan total potensi 28.807 MW atau sekitar 40 persen dari potensi panas bumi dunia. Namun pemanfaatan energi panas bumi untuk listrik baru mencapai 1.341 MW atau 4,6 persen dari potensi yang ada.
edisi 07 I 2014
51
BADAN GEOLOGI
Badan Geologi Kembangkan Sistem Informasi Melalui Signas Penyelenggaraan Konsiyering Signas merupakan bagian tugas Badan Geologi dalam rangka mengimplementasikan kebijakan pemerintah dalam mengelola dan mengintegrasikan data sumber daya mineral dan energi nasional.
K
epala Badan Geologi, Surono menjelaskan, berkaitan dengan pelaksanaan E-goverment, maka Badan Geologi telah melakukan pengembangan sistem informasi dan penyebarluasan informasi serta dokumentasi dengan membentuk jaringan pengelola data sumber daya geologi se-Indonesia. “Hal ini diwujudkan dalam bentuk kegiatan SIGNAS Sumber Daya Geologi agar data sumber daya geologi yang tersebar di tiap daerah dapat terkumpul dan terintegrasi secara nasional,” ujar Surono dalam acara Signas, di Yogyakarta, Selasa (30/9/2014). Seperti yang sudah saya sampaikan bahwa otonomi daerah tentunya
52
edisi 07 I 2014
membawa implikasi perubahaan secara mendasar pada tugas KESDM, termasuk Badan Geologi diharapkan integritas data yang akurat dapat membantu pemerintah yang dalam menyusun usulan, WUP, Wilayah Pertambangan Nasional (WPN) dan Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) Mineral dan batubara, WKP panas bumi dan WK Gas Metan batubara, sekaligus menyusun Neraca Sumber Daya Geologi yang dapat dipergunakan untuk acuan instansi/lembang di pusat maupun di daerah dalam menyusun kebijakan,” jelas Surono ESDM di masa-masa yang akan datang tidak dapat kita andalkan lagi. Hal tersebut tentukan sesuai dengan sifat semua bahan tambang yang tidak terbarukan
atau “Non Renewable Resources” artinya bahwa bahan-bahan tambang sekali pakai habis, dan apabila terbentuk kembali dan Memerlukan proses geologi dan waktu yang lama. “Untuk itu dalam pengelolaannya perlu lebih bijaksana dengan memperhatikan fungsi-fungsi lingkungan atau konservasi,” ungkap Surono Sebelumnya tahun 2010-2011 Badan Geologi telah mensosialisasikan formulis database sumber daya mineral dan energi berbasis web. Pemanfaatan sarana teknologi informasi di lingkungan instansi pemerintah saat ini merupakaan hal yang harus dilakukan sesuai dengan amanat intruksi Presiden No. 3 tahun 2003.
BADAN GEOLOGI
Badan Geologi KESDM Temukan 100 Titik Cadangan Mineral Baru di Kalimantan Kementerian ESDM menemukan 100 titik wilayah baru yang memiliki kandungan mineral campuran dari sejumlah wilayah di Kalimantan dan sekitarnya. Mineral itu mulai dari emas, tembaga, nikel hingga biji besi. Dengan demikian, jumlah cadangan baru saat ini sudah mencapai 250 titik wilayah, setelah sebelumnya juga ditemukan 150 titik cadangan mineral.
K
epala Bidang Informasi Pusat Sumber Daya Geologi Kementerian ESDM, Prima Hilman mengatakan 100 titik itu baru saja ditemukan atas koordinasi dan survey yang dilakukan di sejumlah wilayah di Kalimantan dans ekitarnya, namun secara rinci akumulasi volume secara keseluruhan akan di umumkan setelah di himpun dalam sebuah neraca geologi mineral Kementerian ESDM pada bulan November 2014 mendatang. Menurutnya, dari 250 titik wilayah cadangan itu. Paling banyak ditemukan adalah emas. Bahkan, terdapat di sepanjang aliran sungai-sungai besar yang terbentang dari hulu gunung-gunung di Pulau Kalimantan. Bahkan ada sebuah gunung yang memiliki kandungan emas yang sangat besar. “Tadi baru masuk data baru, penemuan cadangan baru untuk 100 titik wilayah, nah kebanyakan memang emas. Seperti ada gunung di Kalimantan Timur yang memiliki kandungan emas cukup besar, dan setelah kita rekap nanti maka November 2014 sudah masuk dalam neraca mineral, setelah itu kita pisahkan antara penemuan dengan sumber daya cadangan, apakah
nanti cadangan itu akan ditindak lanjuti oleh kita atau ditender dan langsung lelang agar investor yang melakukan resource,” tuturnya kepada beritaheadline.com pada Rabu, (01/10/2014) sesaat menutup acara raker Badan Geologi wlayah Kalimantan di Yogyakarta. Bukan hanya emas, Badan Geologi Kementerian ESDM juga mencatat ada tambahan data dan informasi baru cadangan berupa batu bara, bauksit, tembaga serta beberapa komoditi mineral lainnya. Namun, wilayah-wilayah baru yang ditemukan itu akan diserahan kepada Pemerintah melalui Kementerian ESDM untuk dilakukan evaluasi secara menyeluruh dan atas koordinasi dengan Pemerintah Daerah di Kalimantan. “Ada daerah yang kita temukan juga, namun kita belum tahu apakah itu memang wilayah pertambangan atau wilayah perkebunan, dan memang kita melibatkan daerah setempat juga, karena harus sesuai dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW), jika sudah ditetapkan RTRW maka bisa diganti yah 5 tahun lagi,” ujarnya.
edisi 07 I 2014
53
BADAN GEOLOGI
Badan Geologi KESDM Sosialisasikan System Informasi Mineral Berbasis Web, ke Negara ASEAN Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membentuk Working Group on Mineral Information and Database (WGMID). Working Group, yang bertugas untuk mengembangkan sistem informasi mineral Asean yang akan dijadikan sebagai sarana informasi bersama dalam pengelolaan mineral dilingkungan negara anggota Asean.
H
al tersebut terungkap, saat diadakan pertemuan Asean Senior Official Meeting on Mineral (ASOMM) yang merupakan bagian dari Asean Ministry Meeting on Mineral (AMIM) di Bali beberapa waktu lalu.
dapat melakukan sharing data dan informasi mengenai mineral melalui aplikasi ini secara on line dari negaranegara masing-masing, ujar Soerono dalam pertemuan update database Asean di Bali, Senin (6/10).
Kapala Badan Geologi Kementerian ESDM Soerono mengatakan, saat ini saja Working Group yang telah terbentuk dari perwakilan dari empat negara dan satu diantaranya adalah Working Group on Mineral Information and Database (WGMID). Menurut dia, sistem database dan informasi mineral Asean mulai dikembangkan pada 2005.
Setiap negara anggota menurut Soerono, nantinya harus memasukkan seluruh data tentang mineral ke dalam system secara langsung ke dalam aplikasi database. Sistem aplikasi ini tersimpan dalam satu server yang ditempatkan di Indonesia (Badan Geologi) dan berperan sebagai administrator dari system ini.
Sistem ini berupa aplikasi berbasis web sehingga semua negara anggota Asean 54
edisi 07 I 2014
Database system ini berisi data dan informasi mengenai mineral dari aspek sumber daya (resources), perdagangan
(trade), penelitian dan pengembangan (research & development), supply and demand, capacity building, peraturan (legislation), dan profil perusahaan,” ungkap Soerono. Soerono mengungkapkan, dalam pengembangan system ini Indonesia telah melakukan sosialisasi melalu beberapa kegiatan workshop. Sejak 2010 negara three countries (Jepang, Korea, China) berkomitmen membantu meningkatkan performa system ini. Jepang mewujudkan komitmennya dengan telah 4 kali menyelenggarakan training yang diikuti oleh seluruh anggota Asean di Jepang setiap tahunnya.
BADAN GEOLOGI
Anugerah Tangguh Award 2014
Kepala Badan Geologi Raih Dharma Widya Argya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan penghargaan Pengabdian Insan Kemanusiaan “Dharma Widya Argya” kepada Dr.Surono atau Mbah Rono, Kepala Badan Geologi, atas jasa-jasanya yang luar biasa dalam pengabdiannya untuk penanggulangan bencana erupsi gunungapi. Anugerah yang sama juga diberikan kepada Dr. Sri Woro B. Harijono, M. Sc, mantan Kepala BMKG, untuk pengabdiannya dalam penanggulangan bencana hidrometeorologi.
P
enghargaan diberikan oleh Kepala BNPB, Dr. Syamsul Maarif, MSi dalam Malam Anugerah Tangguh Award 2014 pada Senin (13/10) di Bengkulu. Mbah Rono telah mendedikasikan ilmu pengetahuan yang dimilikinya untuk tugas kemanusiaan dalam penanggulangan bencana terkait erupsi gunungapi selama 30 tahun. Sedangkan Bu Woro telah berhasil membangun InaTEWS, Indonesia Tsunami Early Warning System. Sistem peringatan dini meteorologi, klimatologi dan geofisika yang terkait bencana disampaika dengan dengan cepat dan akurat.
Di malam anugerah tersebut juga diberikan penghargaan Tokoh Inspiratif “Reksa Utama Anindha” kepada Irjen. Pol. Condro Kirono, atas jasa dan pengabdiannya dalam penegakan hukum saat kebakaran hutan dan lahan di Riau pada saat menjabat sebagai Kapolda Riau tahun 2013-2014. Penghargaan serupa diberikan kepada Ngaseri, Camat Ngancar, Kediri yang sukses mengevakuasi 86.000 jiwa warganya saat letusan Gunung Kelud. Di Sinabung, Pendeta Agustinus Purba banyak berperan membantu menangani
pengungsi Sinabung hingga saat ini. Bantuan diberikan kepada pengungsi dengan tulus dan tanpa membedakan agama. Penghargaan juga diberikan kepada Radio Komunitas Kelud FM atas jasanya menyebarluaskan informasi erupsi Gunung Kelud secara terus menerus. Pemilihan Tokoh Inspiratif dilakukan berdasarkan usulan dari berbagai pihak. Ada 527 nominator yang telah diseleksi oleh Dewan Juri secara ketat. Penghargaan ini tentu tidaklah seberapa dibandingkan dengan pengabdian dan jasa-jasanya yang telah dilakukannya untuk tugas kemanusiaan. edisi 07 I 2014
55
BALITBANG
Penyamaan Persepsi Pelaksanaan Kerja Sama SWAKELOLA KEGIATAN LITBANG Dengan dilatarbelakangi adanya keraguan pelaksana khususnya dalam pelaksanaan kerja sama swakelola kegiatan litbang di Lingkungan Badan Litbang ESDM, Badan Litbang ESDM menyelenggarakan pertemuan dalam rangka menyamakan persepsi. Hal ini dilakukan agar dalam pelaksaannya tidak terjadi keraguan dan dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Audit Surveilance Puslitbang tekMIRA Dalam rangka melihat kesesuaian penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara (Puslitbang tekMIRA) telah dilakukan Audit Surveillance oleh PT. TUV NORD Indonesia.
K
egiatan audit ini dilaksanakan pada tanggal 11 – 12 September 2014 lalu. Area audit meliputi seluruh unit/ fungsi pada Puslitbang tekMIRA, yaitu Top Manajemen, Manajemen Representatif, Bagian Tata Usaha, Bidang Program, Bidang Penyelenggaraan dan Sarana Litbang, Bidang Afiliasi dan Informasi, Kelompok Pelaksana Litbang (KP3) Eksploitasi Tambang dan Pengelolaan Sumber Daya, KP3 Pengolahan dan Pemanfaatan Mineral, dan KP3 Pengolahan dan Pemanfaatan Batubara, Pejabat Pembuat Komitmen (P2K), serta Unit Layanan Pengadaan (ULP).
A
cara yang dilaksanakan di Puslitbang tekMIRA ini mengundang Inspektur Jenderal KESDM sebagai narasumber (01/09). Hadir dalam cara ini Kepala Balitbang ESDM, Inspektur Jenderal KESDM, para pejabat eselon II dan Eselon III, para Koordinator Kelompok Pelaksana Litbang, serta Pejabat Pembuat Komitmen di Lingkungan Badan Litbang ESDM. Kepala Badan Litbang ESDM dalam kesempatan tersebut mengungkapkan bahwa penyamaan persepsi dalam merencanakan suatu kegiatan penelitian dan pengembangan yang dikerjasamakan dengan perguruan tinggi/lembaga/ instansi pemerintah lain penting dilakukan. Hal ini dilakukan agar mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan serta pengendaliannya dapat berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam kesempatan yang sama Inspektur Jenderal KESDM menyampaikan bahwa dalam melakukan kerja sama swakelola tidak perlu ragu karena dalam peraturan sudah cukup jelas, Namun apabila Badan Litbang ESDM menghendaki pendampingan, Inspektur Jenderal KESDM memberikan komitmennya dan akan menugaskan jajarannya untuk memberikan pendampingan termasuk dalam penyusunan tata kelolanya. 56
edisi 07 I 2014
Tujuan dilaksanakan Audit Surveillance ini menurut Manajer Representatif Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Puslitbang tekMIRA Ir. Sariman adalah untuk mengetahui dan mengukur sejauhmana Puslitbang tekMIRA telah menjalankan prosedur sesuai dengan standar manajemen mutu ISO 9001:2008. Hasil dari surveillance ini menentukan keberlanjutan sertifikat ISO 9001:2008 yang telah diperoleh Puslitbang tekMIRA sejak tahun 2006. Sementara itu Kepala Puslitbang tekMIRA selaku Top Manajemen, Ir. Dede Ida Suhendra, M.Sc mengatakan dari hasil Audit Surveillance ini diharapkan dapat menjadi sarana evaluasi dan masukan bagi Puslitbang tekMIRA untuk melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja ditahun-tahun mendatang. Pada acara penutupan Auditor menyatakan bahwa Puslitbang tekMIRA masih menunjukkan komitmennya dalam menjalankan sistem manajemen mutu sesuai ISO 9001:2008, dan merekomendasikan bahwa sertifikasi ISO 9001:2008 yang telah diperoleh Puslitbang tekMIRA dinyatakan masih berlaku dan dapat dipertahankan untuk satu tahun kedepan, namun demikian disarankan oleh Auditor untuk selalu melakukan perbaikanperbaikan (potential for improvement) untuk peningkatan implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di Puslitbang tekMIRA.
BALITBANG
Kunjungan Ke Sentra Pengolahan dan Pemanfaatan Mineral Cipatat Beberapa waktu lalu Kepala Puslitbang tekMIRA Ir. Dede Ida Suhendra, M.Sc. melakukan kunjungan ke Sentra Pengolahan dan Pemanfaatan Mineral Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (18/09). Hadir dalam kunjungan tersebut para Pejabat Eselon III dan IV, Ketua tim upgrading bauksit Prof. Husaini, tim reduksi bijih nikel dan pasir besi yang diwakili oleh Ir. Trisna Sunara, Koordinator KP3 Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Mineral Ir. Suganal, serta para Peneliti di lingkungan Puslitbang tekMIRA. Dalam kunjungan tersebut Kepala Puslitbang tekMIRA menyarankan agar penelitian-penelitian yang sudah berhasil dikembangkan, dimasukkan ke dalam program inkubator bisnis dan teknologi.
Seperti diketahui jika tujuan dari dibentuknya program inkubator bisnis dan teknologi secara umum adalah : • Mengembangkan usaha baru dan usaha kecil yang potensial menjadi usaha mandiri, sehingga mampu sukses menghadapi persaingan lokal maupun global; • Mempromosikan semangat berwirausaha dengan menyertakan perusahaan-perusahaan swasta yang diharapkan mampu memberikan kontribusi pada sistem ekonomi pasar; • Proses alih teknologi dan proses komersialisasi hasil penelitian pengembangan bisnis dan teknologi dari para tenaga ahli, inventor dan peneliti di perguruan tinggi; • Membuka alternatif peluang melalui pengembangan perusahaan baru; • Aplikasi teknologi di bidang industri secara komersial melalui studi dan kajian yang memakan waktu dan biaya yang relatif murah.
“Sistem Konverter Kit PPPTMGB “LEMIGAS” ditargetkan mampu membantu meningkatkan kesejahteraan nelayan melalui penghematan BBM,” ujar Bambang Widarsono. Sistem konverter kit untuk perahu motor tempel nelayan merupakan modifikasi peralatan pada motor tempel pada perahu nelayan, yang umumnya berbahan bakar bensin atau solar untuk dikonversikan menjadi motor berbahan bakar LPG kapasitas 3 kg. Peralatan yang dirancang oleh Kelompok Program Penelitian dan Pengembangan (KP3) Teknologi Aplikasi, PPPTMGB ”LEMIGAS” ini dilatarbelakangi oleh kesulitan nelayan dalam mendapatkan BBM dengan harga subsidi.
KONVERTER KIT Untuk Perahu Nelayan Kepala PPPTMGB “LEMIGAS”, Bambang Widarsono memonitor uji coba sistem konverter kit bersama pemasangan baterei DC pada motor listrik perahu motor tempel nelayan di pantai Serangan, Sanur, Bali (20/09).
Biaya produksi sistem konverter kit PPPTMGB “LEMIGAS” lebih murah 20-25% dibandingkan konverter kit di pasaran. Nelayan dapat membeli dengan harga terjangkau karena tidak ada penggantian alat pada motor tempel namun hanya ditambah alat yang dapat mengkonversi mesin agar dapat dioperasikan dengan bahan bakar LPG. Selain itu juga dilakukan pengujian terhadap baterei berkekuatan sampai 20 hp di kapal yang sama. Penelitian ini adalah sinergi antara PPPTKEBTKE dengan PT Buana Persada Internasional. Perusahaan ini mengembangkan teknologi “low energy input charger“ tanpa magnit yang menghasilkan listrik DC yang dapat digunakan pada listrik AC berdaya 220 Volt. Teknologi ini dapat menghidupkan peralatan listrik AC termasuk dinamo listrik yang menggerakkan kapal motor nelayan, sehingga dapat menggantikan ke BBM juga. Salah satu nelayan yang bernama Putu Sunasa mencoba pengujian kedua peralatan tersebut menyatakan, untuk sistem konverter kit yang ditempel di perahu motor tempel ia dapat menghemat pengeluaran bahan bakar. Ia juga memuji kinerja baterai pada motor perahu tempel. Namun ia menyayangkan mahalnya harga baterai yang mencapai sekitar 50 juta rupiah. Ia berharap pemerintah daerah dapat memberikan bantuan berupa pengadaan alat atau kemudahan cara pembayaran dengan sistem cicilan ringan.
edisi 07 I 2014
57
BALITBANG
Mengembangkan VALUE CHAIN Antara AKADEMISI, PEMERINTAH DAN BISNIS Dalam Mengembangkan Teknologi Kepala Badan Litbang ESDM, FX. Sutijastoto mengadakan pertemuan dengan Pembantu Rektor IV, I Made Suastra dan Ketua Program Studi Magister (S2) Teknik Elektro Universitas Udayana, Ida Ayu Dwi Giriantari di Uniersitas Udayana, Bali (19/09).
P
ertemuan ini merupakan tindaklanjut nota kesepahaman tentang penelitian pengembangan sektor ESDM yang ditandatangani bulan Maret 2014. Dalam kesempatan tersebut Kepala Badan Litbang ESDM, FX. Sutijastoto menyatakan, “Kolaborasi riset antara Badan Litbang ESDM dengan Universitas diharapkan dapat membangun rantai nilai (value chain) antara akademisi, pemerintah dan bisnis dalam mengembangkan teknologi.” Alasan Badan Litbang ESDM menggandeng para akademisi melalui unit pengabdian masyarakatnya karena akademisi lebih mudah menyerap aspirasi masyarakat dan dapat menjembatani alih teknologi kepada masyarakat. Kepala Badan menjelaskan ada beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan yakni 58
edisi 07 I 2014
penelitian dan pengembangan energi laut, sistem konverter kit untuk perahu motor tempel nelayan dan smart micro grids. Penelitian energi laut yang dilaksanakan Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan di Bali telah mencapai tahap pemetaan potensi di beberapa pantai dan selat di perairan Bali. Tim peneliti PPPGL akan melakukan pendalaman data potensi agar dapat menentukan lokasi secara tepat dan terperinci mengenai penentuan titik lokasi pembangunan pilot proyek pembangkit listrik tenaga arus laut. Pilot proyek ini diharapkan dapat dibangun pada tahun 2015. Sementara itu rencana kerja sama penelitian Smart Micro Grids dengan Universitas Udayana akan dilaksanakan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi
Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (PPPTKEBTKE). Smart Micro Grids adalah jaringan listrik pintar yang dapat mengintegrasikan semua aktivitas pengguna yang terhubung ke dalam sistem tersebut, seperti pembangkit listrik baik konvensional maupun yang bersumber dari energi terbarukan, beban dan distribusi listriknya untuk efisiensi dalam memberikan pasokan listrik yang berkelanjutan, ekonomis dan aman. Pada kesempatan tersebut I Made Suastra mengatakan, ia berkewajiban mengawal nota kesepahaman yang telah ditandatangani antara Badan Litbang ESDM dengan Universitas Udayana pada bulan Maret 2014. Ia tidak ingin nota kesepahaman tersebut hanya menjadi kesepakatan di atas kertas semata, namun dapat segera digulirkan menjadi beragam kegiatan.
BALITBANG
Kerjasama PPPTMGB “LEMIGAS” DAN KOGAS Pada Penelitian CBM Dalam rangka penelitian dan pengembangan tentang Coal Bed Methane (CBM), PPPTMGB “LEMIGAS” sepakat melakukan kerja sama dengan Korean Gas (Kogas).
P
enandatanganan perjanjian yang dilakukan di Benoa, Bali ini dilakukan oleh Kepala PPPTMGB “LEMIGAS”, Bambang Widarsono dengan Executive Vice President Korean Gas (Kogas), YoungMyung Yang dan disaksikan oleh Kepala Badan Litbang ESDM, FX. Sutijastoto (19/09). Perjanjian kerja sama ini meliputi konsultasi produksi lapangan CBM, pertukaran informasi teknis tentang hak milik pada produksi CBM dan berbagi hasil penelitian yang dipublikasikan. Pada kesempatan tersebut Kepala Badan Litbang ESDM menjelaskan Badan Litbang ESDM memiliki
posisi strategis untuk menciptakan solusi terobosan untuk meningkatkan eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi, diversifikasi berbagai sumber energi,dan untuk meningkatkan efisiensi energi. Kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas penelitian dan pengembangan CBM, untuk berkontribusi dalam menghadapi tantangan keamanan energi. Sementara itu Young-Myung Yang dalam pejelasannya mengatakan jika potensi gas di Indonesia amat besar dan belum banyak dieksplorasi. Ia yakin, kerja sama penelitian CBM dengan PPPTMGB “LEMIGAS” dapat menghasilkan kolaborasi
riset yang bermanfaat bagi kedua negara. Kiprah Kogas menangani CBM di tanah air telah dimulai ketika perusahaan ini menandatangani nota kesepahaman dengan Medco Energy pada 14 Maret 2012. Medco Energy yang merupakan operator di Product Sharing Contract (PSC) CBM Sekayu, Sumatera Selatan. PPPTMGB “LEMIGAS” sendiri juga bekerja sama dengan Medco Energy meneliti CBM di lapangan Rambutan, Sumatera Selatan sejak tahun 20014. Proyek percontohan pertama di Indonesia ini terdiri dari lima sumur dan telah menghasilkan listrik sejak 2011.
edisi 07 I 2014
59
BALITBANG
K
egiatan ini menyangkut perjanjian kerjasama, proses hibah, penghapusan, perucatan, pelelangan Barang Milik Negara (BMN) pada akhir kerjasama, HKI (paten), pengadaan barang dan jasa, pembebasan lahan, dan penggunaan tenaga ahli terkait dengan beberapa rencana kegiatan Litbang, serta implementasi hasil litbang pada Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara tahun anggaran 2015. Hadir dalam kesempatan tersebut perwakilan dari Inspektorat Jenderal KESDM, Sekretariat Jenderal ESDM, Sekretariat Badan Litbang ESDM, Pusat Pengelolaan Barang Milik Negara, para pejabat Fungsional dan Struktural di lingkungan Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara. Dalam kesempatan tersebut dipreentasikan beberapa rencana kegiatan Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara tahun anggaran 2015 diantaranya: • Pengembangan aplikasi teknologi Underground Coal Gasification (UCG) oleh Ir. Zulfahmi, M.Sc. mengangkat permasalahan yang berkaitan dengan HKI, pengadaan lahan, status lahan, aset pasca kerja sama, dan penggunaan tenaga ahli. • Pengembangan teknologi gasifikasi batubara untuk PLTD Dual Fuel oleh Fahmi Sulityohadi, ST. menjelaskan permasalahan yang berkaitan dengan status aset pasca kerja sama, membangun dengan dana APBN di lahan swasta, dan pelaksanaan swakelola.
Pendampingan Perencanaan Dan Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2015 Beberapa waktu lalu dilaksanakan kegiatan pendampingan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan tahun 2015 di Gedung Amphitheater Puslitbang tekMIRA (02/09). • Upgrading bauksit skala demo plant berkapasitas 50 ton/ jam dengan alat RDS oleh Prof.Ir. Husaini, M.Sc. menjelaskan permasalahan yang berkaitan dengan proses pembuatan Nota Kesepahaman, pelaksanaan desain RDS tertunda karena ada revisi, serta status aset pasca ujicoba. • Pengembangan dan penerapan Siklo Burner batubara oleh Ikin Sodikin, ST. mengangkat permasalahan yang berkaitan dengan status aset pasca kerja sama, penggunaan tenaga ahli, pemanfaatan hasil ujicoba, pembagian besaran royalti, dan penentuan mata anggaran.
FGD Endapan Mineral Bawah Air Di Laut Dangkal Puslitbang tekMIRA mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema Endapan Mineral Bawah Air di Laut dangkal yaitu Karakteristik Endapan Timah Lepas Pantai (11/09).
K
egiatan yang dilaksanakan di Gedung Amphitheater Puslitbang tekMIRA Bandung bertujuan untuk mengidentifikasi, menginventarisasi, menganalisis sifat-sifat fisik, mekanik dan kimia sumber daya/cadangan bahan tambang untuk mendapatkan karakteristik sumber daya/cadangan endapan mineral bawah air di laut dangkal. Sasaran penyelenggaraan Focus Group Discussion ini adalah untuk mendapatkan data karakteristik cadangan endapan mineral di laut dangkal untuk dipergunakan dalam pembuatan konsep penambangan dan disain peralatan penambangannya. Hadir sebagai pembicara dalam Focus Group Discussion ini adalah Prof. DR. Ir. Budi Sulistianto, M.Sc., Guru Besar Jurusan Teknik Pertambangan ITB serta Muhammad Nur Heriawan, S.T., M.T., PhD, Ketua Jurusan Teknik Pertambangan ITB.
60
edisi 07 I 2014
ITJEN
Sosialisasi Peraturan Menteri PAN RB Nomor 14 Tahun 2014 dan Aplikasi PMPRB Online di Hotel Fave Bogor
D
engan diterbitkannya Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi Pemerintah, maka Rabu (11/6) sampai Jum’at (13/6) yang lalu telah dilaksanakan Sosialisasi Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 14 tahun 2014 dan Aplikasi PMPRB Online di Fave Hotel Padjajaran Bogor. Acara dihadiri oleh Para Asesor Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Para Inspektur dan Para Kepala Bagian Itjen KESDM dan dibuka oleh Sekretaris Inspektorat Jenderal. Narasumber kegiatan ini adalah tim dari Kementerian PAN dan RB. Narasumber menyampaikan hal-hal yang mendasari perubahan kebijakan tentang PMPRB. Peraturan/ kebijakan sebelumnya dirasakan kurang dapat diimplementasikan, karena instrumen yang digunakan tidak selaras dengan program area perubahan pada reformasi birokrasi.
Bimbingan Teknis Program Pengendalian Gratifikasi dan Penyusunan Peraturan Pengendalian Gratifikasi di Hotel Amaris Bogor
P
engertian Gratifikasi menurut penjelasan Pasal 12B UU No. 20 Tahun 2001 adalah Pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya. Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik. Untuk memberikan pemahaman dan penyamaan persepsi mengenai gratifikasi, maka Rabu (4/6) hingga Jum’at (6/6) lalu diadakan Bimbingan Teknis Program Pengendalian Gratifikasi dan Penyusunan Peraturan Pengendalian Gratifikasi di Hotel Amaris Bogor. Peserta bimbingan teknis terdiri dari pejabat/pegawai yang merupakan perwakilan dari unit utama di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, dengan narasumber dari Komisi Pemberantasan Korupsi. Tujuan dari kegiatan ini adalah tersusunnya konsep Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Pengendalian Gratifikasi di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Hal ini dilaksanakan sebagai bentuk pelaksanaan tugas Inspektorat Jenderal sebagai Unit Penggerak Integritas untuk mendorong pelaksanaan Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani di Lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
I
Pengisian Lembar Kerja Evaluasi Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Lingkungan Inspektorat Jenderal KESDM
nspektorat Jenderal KESDM telah melaksanakan Pengisian Lembar Kerja Evaluasi Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Hotel Amaris Bekasi Barat, Senin (23/6) hingga Rabu (25/6). Kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan Penyampaian Hasil Evaluasi Reformasi Birokrasi melalui Aplikasi PMPRB Online ke Kementerian PAN dan RB. Acara dihadiri oleh Inspektur IV dan pejabat/pegawai perwakilan dari masing-masing unit eselon II dan III / Keinspekturan dan bagian di lingkungan Inspektorat Jenderal KESDM. Output dari kegiatan ini adalah LKE PMPRB Inspektorat Jenderal KESDM beserta rencana kerja dengan nilai sebesar 68,52 (kategori Baik). LKE tersebut dijadikan bahan masukan untuk pengisian LKE PMRB Kementerian ESDM. edisi 07 I 2014
61
BADIKLAT
Diklat Pengelola Peledakan Kegiatan S Penambangan Bahan Galian
ebanyak 19 peserta dari instansi seluruh Indonesia mengikuti diklat yang diadakan selama 60 hari. Dalam diklat ini peserta diberi materi pengetahuan dan pendalaman bahan peledak, teknik penggunaan bahan peledak, K3 peledakan, serta desain peledakan. Selain itu juga diberikan tentang aspek manajemen, seperti pengelolaan bahan peledak dan teknik peledakan serta pengelolaan dampak peledakan dan community development.
Kepala Sub Bidang Penyelenggaraan Diklat Maman Suparman membuka Diklat Pengelola Peledakan Kegiatan Penambangan Bahan Galian (Juru Ledak Kelas I) di Gedung Pusdiklat Minerba, Bandung (01/09).
Untuk materi yang diberikan kepada para peserta meliputi Kebijakan Pengelolaan Peledakan pada Pertambangan Minerba, Perizinan Bahan Peledakan, Teori Peledakan, Geomekanika Batuan dalam Peledakan. Tak ketinggalan Praktik Mekanika Batuan, Bahan Peledakan Industri, Peledakan Tambang Terbuka, dan Desain Peledakan, Peledakan Tambang Bawah, Peledakan Terowongan dan Shaft, Aplikasi Peledakan Tambang Bawah Tanah, Peledakan Khusus, Peledakan Bawah Air, Aplikasi Elektronik Detonator pada TSB, Dampak Peledakan, Ekonomi Peledakan, dan Pemboran untuk Lubang Ledak. Dengan penyeleggaraan diklat ini diharapkan para peserta mendapatkan kompetensi khusus dalam hal penggunaan bahan peledak tingkat tinggi yang dilakukan dengan efektif, efisien, selamat (K3) dan ramah lingkungan.
Penggunaan GPS Dalam Sektor Pertambangan Pusdiklat Minerba menyelenggarakan diklat terkait penggunaan GPS dalam sektor pertambangan.
D
iklat yang dirancang khusus guna memenuhi perkembangan teknologi peralatan pengukuran ini bertujuan untuk menunjang batas wilayah pertambangan. Diklat dibuka secara resmi oleh Kepala Sub Bidang Penyelenggaraan Diklat Maman Suparman dan Instruktur Herman di Gedung Pusdiklat Minerba, Bandung (01/09).
Diklat yang diikuti 23 peerta ini bertujuan agar peserta memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam melakukan pengukuran dan penataan batas wilayah dengan menggunakan GPS. Kegiatan diklat yang berlangsung selama 13 hari itu kegiatannya banyak dilakukan di lapangan. Sementara itu para peserta akan diberikanmateri seperti pengetahuan dasar GPS, pengenalan dan pengoperasian alat, Sosialisasi Sistem Koordinat Baru, Penerapan SK DJPU No. 697.K/29/DDJP/96, pengenalan dan penggunaan alat GPS dan navigasi, praktek penggunaan alat, pengenalan dan penggunaan alat total station, pengolahan data, dan penyusunan laporan.Selain itu juga dipelajari mengenai studi kasus pengukuran batas wilayah kuasa pertambangan, metoda pengukuran batas wilayah pertambangan, dan menghitung luas. 62
edisi 07 I 2014
BADIKLAT
D
iklat yang diikuti oleh 17 peserta ini bertujuan agar para peserta mampu menggunakan bahasa Inggris tingkat dasar dengan baik, benar dan diterima untuk berkomunikasi dalam dunia kerja. Diklat dibuka secara resmi oleh Kepala Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Henk Subekti mewakili Kepala Pusdiklat Migas. Dalam kata sambutannya Henk Subekti mengatakannya satu kebanggaan bagi Pusdiklat Migas bahwa pegawainya mempunyai keinginan untuk belajar dan meningkatkan kualitas dengan mengikuti diklat English For Bussines ini. Seperti diketahui jika Pusdiklat Migas dalam menjalankan tugas dan fungsinya didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) dari berbagai latar belakang tugas dan pekerjaan yang berbeda-beda, seperti widyaiswara, instruktur, administrasi, caraka, keamanan, dokter, perawat dan sebagainya. Tidak itu saja, Pusdiklat Migas memiliki mitra kerja yang sangat luas bukan saja dari kalangan dalam negeri, namun juga luar negeri (internasional). Hal-hal tersebut yang melatarbelakangi Pusdiklat Migas dalam menyelenggarakan diklat English For Bussines.
Diklat English For Bussines Pusdiklat Migas menyelenggarakan diklat English For Bussines yang dilaksanakan pada tanggal 22 – 26 September 2014.
Diklat Pengawasan Produksi Dan Manajemen Perizinan Pertambangan Minerba Pusdiklat Mineral dan Batubara menyelenggarakan Pelatihan dan Pendidikan (Diklat) Pengawasan Produksi dan Manajemen Perizinan Pertambangan Mineral dan Batubara di Ambon pada 9 – 13 September 2014.
A
cara yang dibuka oleh Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Maluku Martha Nanlohy ini diharapkan dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para aparatur daerah, khususnya di Ambon. Sebanyak 15
peserta dari masing-masing diklat berasal dari aparatur dinas provinsi/kabupaten se-Provinsi Maluku hadir mengikuti acara tersebut. Untuk diklat Pengawasan Produksi peserta mendapat materi dasar-dasar pengawasan
produksi pertambangan minerba, kewajiban pengusaha dalam kegiatan produksi pertambangan, pengawasan administrasi produksi, pengawasan aspek produksi, dan pelaporan hasil pengawasan produksi. Sedangkan diklat Manajemen Perizinan Pertambangan Mineral dan Batubara materi yang diberikan adalah regulasi dan kebijakan pengelolaan kegiatan pertambangan berdasarkan UU No. 4 Tahun 2009, penataan izin usaha pertambangan, pengelolaan perizinan usaha jasa pertambangan, tata cara perizinan usaha jasa pertambangan, dan lainnya beserta studi kasus.
edisi 07 I 2014
63
BADIKLAT
Diklat Penyusunan RKAB Dan Manajemen Lingkungan Pertambangan Pusdiklat Minerba menyelenggarakan diklat Penyusunan RKAB dan Manajemen Lingkungan Pertambangan di Gedung Pusdiklat Minerba. Kedua diklat tersebut dibuka oleh Kepala Sub Bidang Rencana dan Program Derry Rosanti Johannas mewakili Kepala Pusdiklat Minerba (15/09).
Pusdiklat Minerba Selenggarakan Diklat Di Manado Bekerja sama dengan pemerintah provinsi Sulawesi Utara, Pusdiklat Minerba menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Penyusunan Data Informasi ESDM Berbasis SIG serta Diklat Pengawasan Teknis Pertambangan Mineral dan Batubara. Diklat yang berlangsung pada 15 – 19 September 2014 di Manado ini masing-masing diikuti oleh 20 peserta.
D
iselenggarakannya diklat ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan wawasan para tenaga industri serta dapat mengelola lingkungan pertambangan agar menjadi perusahaan yang bisa memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitarnya. Diklat yang diselenggarakan pada tanggal 15 – 20 September 2014 ini diikuti 28 peserta yang berasal dari berbagai perusahaan pertambangan di seluruh Indonesia. Materi yang akan diberikan pada peserta diklat penyusunan RKAB di antaranya adalah ruang lingkup dan menajemen bahasan keuangan akuntansi, peranan nilai waktu dari uang dalam perusahaan, analisis keputusan investasi, pendanaan dan penentuan biaya pendanaan, dan lainnya. Sedangkan para peserta diklat Manajemen Lingkungan Pertambangan akan menerima materi regulasi dan kebijakan pengelolaan lingkungan pertambangan mineral dan batubara, perencanaan pengelolaan lingkungan pertambangan mineral dan batubara. Selain itu juga diberikan materi lainnya seperti pemantauan lingkungan pertambangan mineral dan batubara, reklamasi dan pasca tambang, juga pelaporan dan evaluasi pengelolaan lingkungan pertambangan mineral dan batubara.
64
edisi 07 I 2014
S
eluruh peserta tersebut berasal dari Pemerintah Daerah Kabupaten Provinsi Sulawesi Utara. Sementara itu Kepala Dinas ESDM Provinsi Sulawesi Utara Marly E Gumalag, beserta Kepala Sub Bidang Penyelenggaraan Diklat Maman Suparman berkenan membuka kegiatan tersebut (15/09). Untuk Diklat SIG materi yang diberikan diantaranya Pengenalan SIG, pengantar pemetaan, peraturan perundangan mengenai wilayah pertambangan, dan pengoperasian software. Materi juga ditambah dengan perancangan data informasi, penyusunan dan pengelolaan data informasi ESDM berbasis SIG, dan pembuatan laporan. Sedangkan Diklat Pengawasan Teknis Pertambangan Mineral dan Batubara materi yang diberikan yaitu peraturan pengawasan teknis pertambangan, pelaksanaan pematokan batas wilayah, pengukuran dan hasil pemetaan. Materi lainnya adalah perencanaan kegiatan dan pelaksanaan eksplorasi, estimasi sumber daya dan cadangan minerba, dan lainnya.
BADIKLAT
IN HOUSE Training Penyuluh BIOGAS Pusat Diklat KEBTKE menyelenggarakan In House Training Penyuluh Biogas di Palu, Sulawesi Selatan.
K
egiatan ini merupakan program diklat yang ditujukan dalam rangka Capacity Building Pemberdayaan Desa Mandiri Energi yang merupakan implementasi Nota Perjanjian Kerjasama Antara Pusdiklat Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Gadjah Mada dan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal. Kegiatan yang berlangsung dari tanggal 15 – 17 September 2014 di Hotel Swiss Bel Hotel Silae, Palu, Sulawesi Tengah ini diikuti oleh 20 orang peserta. Para peserta tersebut diantaranya berasal dari Dinas ESDM Provinsi Sulawesi Tengah, Dinas ESDM Kabupaten Morowali, Pemerintah
Daerah Kabupaten Donggala, Dinas ESDM Kabupaten Sigi, Kelompok Tani Terkah Kabupaten Sigi, Badan Pelaksana Penyuluhan, Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, BP4K Kabupaten Sigi, BP4K Kabupaten Morowali, Badan Pelaksana Penyuluh Kabupaten Banggai Kepulauan, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, Kelompok Tani Nosoungu Kabupaten Sigi, Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sigi, Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan UPTD Biromaru Kabupaten Sigi, Badan Pelaksana Penyuluh Banggai Kepulauan. Dalam In House Training ini peserta mendapat banyak materi seperti pengenalan potensi dan pengembangan
energi biogas, kebijakan dan regulasi EBT, pembangunan instalasi biogas, pemanfaatan biogas dan hasil sampingnya, aspek sosial, ekonomi dan keuangan dari pembangunan instalasi biogas, pembangunan berbasis biogas, kunjungan lapangan, persiapan rencana aksi dan presentasi rencana aksi. Narasumber yang hadir dalam pelatihan ini berasal dari UGM dan Widyaiswara Pusat Diklat KEBTKE. Harapan dengan terselenggaranya In House Training ini, para peserta diharapkan dapat memperoleh informasi tentang pengetahuan dasar teknologi biogas dan dapat mengimplementasikannya di perdesaan
edisi 07 I 2014
65
TEKNOLOGI
CAT SURYA, Cat Dinding Yang Mampu Memproduksi Listrik Panas sebagai bentuk energi yang terbuang masih belum banyak dimanfaatkan kembali secara optimal. Salah satunya adalah teknologi cat surya yang bisa menghasilkan listrik dari sinar matahari, masih terus berkembang untuk mencapai kematangan dan kepraktisannya.
A
pa yang ada dibenak kita ketika melihat cat, tentu saja cat adalah warna yang dijadikan pelengkap untuk menghiasi dinding. Visualisasi cat dapat menenangkan penglihatan kita ketika memandangnya. Coba bayangkan jika lapisan cat luar rumah Anda bisa menghasilkan listrik dari sinar matahari. Kemudian, listrik tersebut dapat digunakan untuk menyalakan perabot di dalam rumah layaknya listrik dari perusahaan pemasok energi. Sungguh sangat praktis dan efisien bukan. Sebuah tim peneliti dari University of Notre Dame, Amerika Serikat, berhasil melakukan loncatan ke depan tentang visi cat penghasil listrik dengan menciptakan “cat surya” berbiaya rendah. Cat ini menggunakan semacam partikel semikonduktor berukuran nano untuk memproduksi energi listrik. “Kami ingin melakukan sesuatu yang transformatif, bergerak maju melebihi teknologi solar sel berbahan dasar silikon yang selama ini berkembang,” kata Prashant Kamat, profesor ilmu pengetahuan bidang kimia dan biokimia di Notre Dame's Center for Nano Science and Technology (NDnano), yang memimpin penelitian. NDnano adalah salah satu pusat pengembangan teknologi nano termaju. Visi NDnano adalah mempelajari dan memanipulasi sifat bahan dan perangkat, serta mengetahui reaksi dan interaksinya dengan sistem kehidupan pada skala nano. Kamat mengatakan, dengan menggabungkan kekuatan memproduksi partikel nano yang disebut titik-titik kuantum menjadi senyawa yang tersebar, ia telah membuat satu mantel cat surya yang dapat digunakan pada setiap permukaan konduktif tanpa perlu peralatan khusus.Pencarian atas bahan penghasil listrik difokuskan pada partikel titanium dioksida berukuran nano yang dilapisi senyawa cadmium sulfida atau cadmium selenida. Partikel gabungan tersebut selanjutnya, direndam dalam
66
edisi 07 I 2014
campuran air dan alkohol untuk menghasilkan semacam pasta dan dijadikan cat. Ketika cat tersebut dioleskan ke bahan konduktif transparan, lalu dikenai sinar, maka akan menghasilkan listrik. “Tingkat efisiensi perubahan sinar menjadi listrik sebesar satu persen. Angka itu memang masih jauh di belakang tingkat efisiensi solar sel berbahan silikon, yakni sebesar 10-15 persen,” kata Kamat. Kendati demikian, cat surya dapat diproduksi dalam skala besar secara murah. “Jika dapat menemukan cara meningkatkan efisiensinya, maka dapat membuat perbedaan besar dalam memenuhi kebutuhan energi di masa depan. Kini, Kamat dan timnya juga berencana mempelajari cara mengembangkan stabilitas bahan penghasil listrik baru temuannya. Satu perusahaan berbasis di Florida - Amerika Serikat, Industrial Nanotech, belum lama ini juga mengumumkan telah mencapai tahap pengembangan material penyekat panas yang sekaligus juga menghasilkan listrik. Berbeda dengan yang dilakukan Ray Baughman di University of Texas - Amerika Serika, Industrial Nanotech telah menghasilkan material berupa cat pelapis yang memanfaatkan perbedaan suhu antara bagian dalam cat pelapis dengan bagian luarnya. Faktanya, selain bisa menghemat energi dengan mengurangi panas yang terbuang, cat pelapis tersebut bisa digunakan untuk berbagai aplikasi, seperti untuk cat bangunan komersial ataupun rumah tinggal, karena perbedaan suhu selalu terjadi di berbagai tempat. Sesederhana itu cara cat surya menghasilkan listrik. Cat surya pun diproduksi dalam skala besar dengan biaya relatif murah. Dan tentu saja terobosan-terobosan baru untuk menghemat energi di masa depan akan terus dikembangkan.
TEKNOLOGI
Teknologi Blow Out Preventer (BOP) System Blow out preventer (BOP) System sangat berguna untuk mencegah terjadinya suatu aliran fluida formasi yang tidak terkendalikan sampai ke permukaan, yaitu dengan menutup lubang bor ketika terjadi kick. Blow out terjadi karena masuknya aliran fluida formasi yang tak terkendalikan ke permukaan. Blow out biasanya diawali dengan adanya kick yang merupakan suatu intrusi fluida formasi bertekanan tinggi ke dalam lubang bor. Intrusi ini dapat berkembang menjadi blow out bila tidak segera diatasi.
F
aktor utama yang harus diperhatikan adalah tentang keadaan lumpur bor. Lumpur bor harus terus dikontrol, sehingga kita dapat mengetahui kalau terjadi kick. Tanda-tanda terjadinya kick, antara lain lumpur bor memberikan tekanan hidrostatik lebih kecil dari tekanan formasi; volume lumpur dalam mud pit terlalu besar; dan lain-lain. Rangkaian peralatan sistem pencegahan semburan liar (BOP System) terdiri dari dua sub komponen utama, yaitu Rangkaian BOP Stack, Accumulator dan Sistem Penunjang. Rangkaian BOP Stack ditempatkan pada kepala casing atau kepala sumur langsung di bawah rotary table pada lantai bor. Rangkaian BOP Stack terdiri dari Annular Preventer yang terletak ditempat paling atas dari susunan BOP Stack. Annular preventer berisi rubber packing element yang dapat menutup lubang annulus, baik lubang dalam keadaan kosong ataupun ada rangkaian pipa bor. Kemudian,
ada Ram preventer yang hanya dapat menutup lubang annulus untuk ukuran pipa tertentu, atau pada keadaan tidak ada pipa bor dalam lubang. Jenis ram preventer yang biasanya digunakan, antara lain Pipe ram digunakan untuk menutup lubang bor pada waktu rangkaian pipa bor berada pada lubang bor. Blind or Blank Rams, yakni Peralatan yang digunakan untuk menutup lubang bor pada waktu rangkaian pipa bor tidak berada pada lubang bor; Shear rams digunakan untuk memotong drill pipe dan seal, sehingga lubang bor kosong (open hole), digunakan terutama pada offshore floating rigs. Drilling spools berfungsi sebagai tempat pemasangan choke line (yang mensirkulasikan kick keluar dari lubang bor) dan kill line (yang memompakan lumpur berat). Rangkaian BOP Stack lainnya yakni Casing Head (Well Head) yang merupakan alat tambahan pada bagian atas casing yang berfungsi sebagai fondasi BOP Stack.
Accumulator biasanya ditempatkan pada jarak sekitar 100 meter dari rig. Accumulator bekerja pada BOP stack dengan high pressure hydraulis (saluran hidrolik bertekanan tinggi ). Pada saat terjadi kick, crew dapat dengan cepat menutup blow out preventer dengan menghidupkan kontrol pada accumulator atau pada remote panel yang terletak pada lantai bor. Unit accumulator dihidupkan pada keadaan darurat yaitu untuk menutup BOP Stack. Unit ini dapat dihidupkan dari remote panel yang terletak pada lantai bor atau dari accumulator panel. Pada unit ini terdiri dalam keadaan crew harus meninggalkan lantai bor. Selanjutnya, sistem penunjang yang terpasang pada rangkaian peralatan sistem pencegahan semburan liar (BOP System) meliputi choke manifold dan kill line. Choke Manifold merupakan suatu kumpulan fitting dengan beberapa outlet yang dikendalikan secara manual dan atau otomatis. Kemudian, sistem penunjang yang bekerja pada BOP Stack dengan high presure line disebut Choke Line. Bila dihidupkan, choke manifold membantu menjaga back pressure dalam lubang bor untuk mencegah terjadinya intrusi fluida formasi. Lumpur bor dapat dialirkan dari BOP Stack ke sejumlah valve (yang membatasi aliran dan langsung ke reserve pits ), mud-gas separator atau mud conditioning area back pressure dijaga sampai lubang bor dapat dikontrol kembali. Selain itu, Kill Line bekerja pada BOP Stack dan biasanya berlawanan berlangsung dengan choke manifold dan choke line. Lumpur berat dipompakan melalui kill line ke dalam lumpur bor sampai tekanan hidrostatik lumpur dapat mengimbangi tekanan formasi. BOP sangat diperlukan dalam operasi pemboran, sebagai pengaman apabila sewaktu-waktu terjadi kick. Apabila terjadi kick, maka crew dengan cepat menutup Blow out preventer dengan menghidupkan kontrol pada accumulator yang terletak pada lantai bor. Pada perencanaan BOP Stack, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain Kekuatan penahanan tekanan; Pemilihan dan pengaturan komponen; Variasi penempatan, serta Sistem pembelok. Prosedur yang lazim digunakan dalam memperkirakan besarnya tekanan yang terjadi pada pemboran sumur dangkal adalah dengan estimasi tekanan, yang mungkin terjadi dengan berat lumpur yang digunakan serta kedalaman operasi pemboran. Sedangkan untuk sumur dalam, memerlukan perhitungan yang lebih kompleks.
edisi 07 I 2014
67
POTENSI
Air Asin Simpan Energi Tofte, Norwegia merupakan lokasi Pembangkit Listrik Osmosis pertama di dunia. Berada di tepi teluk, perusahaan penyediaan listrik Statkraft terus meneliti potensi yang tersimpan antara pertemuan air tawar dan air asin. “Garam saja mungkin tak dapat menyelamatkan dunia, kami yakin tenaga osmosis ini akan menjadi bagian penting sumber energi terbarukan global di masa depan,” ujar pemimpin Statkraft Bard Mikkelsen optimis.
mengisap air dari daun. Prinsip itu kemudian diterapkan pada pembangkit listrik ini, yakni dengan menyalurkan air tawar dan air laut yang memiliki kandungan garam tinggi ke bilik yang dipisahkan oleh sebuah membran buatan.
Listrik aroma “pertemuan sungai-laut” tersebut sudah diujicobakan untuk menyeduh secangkir teh Putri Mahkota Norwegia Mette-Marit 2012 silam. Kendati baru menghasilkan sekitar 2-4 kV, Norwegian Center for Renewable Energy (SFFE) memperkirakan potensi energi osmosis di dunia sekitar 1370 terawatt-jam per tahun. Potensi tersebut setara dengan total konsumsi listrik Eropa Timur dan Rusia dalam setahun.
Membran tipis itu dapat dilewati air, tapi tak dapat ditembus garam. Molekul garam dalam air laut menarik air tawar menembus membran, menyebabkan tekanan pada bilik air laut meningkat. Hal itu terjadi karena air mengalir dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah. Tekanan yang setara dengan tangki air setinggi 120 meter atau sama dengan sebuah air terjun itulah yang digunakan untuk menggerakkan turbin dan menghasilkan listrik.
Banyak manfaat yang dapat dipetik dari sistem osmosis ini seperti ramah lingkungan, tidak terpengaruh cuaca atau musim, implementasi yang fleksibel, dan dapat mendaur ulang air (asin maupun tawar). Tak berlebihan nampaknya, mengingat potensi dan manfaat yang ditawarkan, beberapa negara juga sudah melirik potensi energi ini. Seperti Jepang yang sudah memulai penelitian osmosis dengan dibukanya Osmotic Power Research Centre di 2010 silam. Peneliti Akihiko Tanioka selaku penggagas memperhitungkan bahwa potensi energi osmosis di sungai Jepang dapat menggantikan 5-6 nuklir reaktor. Prinsip Dasar Pemanfaatan energi osmosis ini dilandaskan pada fenomena alam osmosis, yang memungkinkan pohon
68
edisi 07 I 2014
Pengembangan Sejauh ini pemanfaatan energi osmosis masih terkendala dengan masih jauhnya keekonomian dari pembangunan infrastruktur. Perusahaan Statkraft memperkirakan bahwa pembangkit yang dapat menyalurkan 30000 rumah membutuhkan lokasi sebesar stadion dan 5 juta persegi membran. Belum lagi dengan biaya perawatan yang tak kalah penting. “Satu masalah besar untuk menyelesaikan secara penuh pembangkit osmosis yakni kurangnya desain membran terutama untuk pengoperasian. Membran yang digunakan saat ini kurang optimal untuk proses energi. Dibutuhkan suatu membran yang memiliki efisiensi saat pengoperasian, dan ini penting untuk pengembangan kemajuan teknology,” terang SFFE. Adalah peneliti dari Perancis Lydéric
Boquet dan Alessandro Siria yang keduanya dari Universitas Lyon, menciptakan membran lubang nano yang terbuat dari boron nitrat. Menurut Boquet boron nitrat memiliki permukaan yang unik dan juga ribuan kali lebih efisien dari ratarata membran osmosis. Hal itu telah dibuktikan melalui percobaan yang mereka lakukan dan sudah dimuat di jurnal Nature yang berjudul “Giant osmotic energy conversion measured in a single transmembrane boron-nitrade nanotube.” Berbeda halnya dengan apa yang diutarakan pria lulusan MIT Leonardo Banchik, ia menemukan bahwa membran yang lebih besar akan selalu menghasilkan energi yang lebih banyak. Pemikirannya tersebut didasari atas penelitian-penelitian yang lalu yang mana memfokuskan pada efisiensi dan penekanan biaya tidaklah valid. Banchick bersama tim lebih mengetengahkan persoalan skema model pembangkit osmosis yang akan diterapkan ketimbang mempersoalkan membran. Bahwasanya penelitian yang lalu mengandaikan pengukuran berdasarkan laboratorium yang mengasumsikan kekonstanan pada air. Padahal menurutnya salinitas (red : kadar keasinan) di tiap daerah berbeda. Belum lagi ditambah dengan arus yang dihasilkan juga berbeda. Penelitiannya juga menemukan bahwa air limbah yang telah didaur ulang bercampur dengan air asin dapat mendongkrak jumlah energi yang dihasilkan.
POTENSI
Manfaatkan SAMPAH PLASTIK Menjadi SOLAR Berawal dari kecintaannya terhadap lingkungan, keempat mahasiswa Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), Universitas Negeri Surabaya (UNESA) memanfaatkan plastik menjadi energi alternatif yang bisa digunakan sebagai bahan bakar solar.
menyertakan pendingin yang bisa dialirkan ke kolam ikan. Hanya saja harus ada pembatas ikan dengan pendinginnya agar tidak kontak langsung antara keduanya,” terang Rizal. Namun sebelumnya, Rizal dan kawankawan akan mengurus patennya terlebih dahulu seraya mempersiapkan segala sesuatunya. Seperti menyusun buku panduan, seperti tahapan proses, serta bukti filenya untuk mendukung mendapatkan hak paten. “Sebenarnya sudah ada pakemnya namun masih dalam penyesuaian. Untuk hak patennya bisa cepat namun memang harus menunggu. Bahwa memang tidak ada yang menyamai, tidak ada yang mengakui harus selama 2 tahun,” ungkap Mahasiswa Jurusan Fisika Semester 4 ini. Hasil penilitian Rizal bersama kawankawannya juga sudah dikirimkan kepada Pertamina di Surabaya. Akan tetapi, perusahaan BUMN tersebut ingin menguji kembali di laboratorium miliknya. Namun karena sampel sebanyak 500 ml tersebut sudah digunakan untuk perlombaan, tim belum sempat kembali mengirimkan ke Pertamina.
U
sai dilakukan beberapa kali pengujian melalui tes laboratorium, cairan hasil destilasi plastik jenis Low Density Polyethylene (LDPE) memiliki kalori yang tinggi, yakni 19986 BTU/lb. Disamping itu residunya memiliki keasaman total rendah, yaitu 7,13 mg KOH/g dan kadar abu 0,17%. Sehingga tidak menghasilkan keausan gear motor sekaligus menjaganya untuk waktu yang lama. Ketua tim penelitian sampah plastik, Mochamad Rizal Fadhillah menjelaskan, kualitas cairan destilasi LDPE memiliki kalor yang tinggi, sekitar 19,986 BTU/lb dan sudah lebih baik dibandingkan solar. “Solar mempunyai kalori 19,000 BTU/lb, sementara hasil laboratorium menunjukan bahwa, kalori cairan destilasi plastik LDPE memiliki kalori 19,986 BTU/lb,” imbuh Rizal didampingi timnya, Wahidusslimi, Adrian Sjahmi Dewanto, dan Dwi Putri Megawati. Proses Tim penelitian menjelaskan bahwa pertama plastik jenis LDPE dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran dan diletakan di bawah sinar matahari 24 jam. Kemudian, plastik tersebut dipotong dalam ukuran sekitar 2cm x 0,5cm dan ditimbang hingga mendapatkan 100 gram. Lalu persiapkan peralatan destilasi,
seperti silinder destilasi, pendingin, selang karet, statif, besi (untuk menjepit), wadah air, gelas ukur, pelumas, dan bunzen. Selanjutnya adalah memasang peralatan suling dan memasukan potongan plastik tadi kedalam silinder destilasi. Kemudian panggang silinder dengan suhu 350 derajat C. Kestabilan suhu perlu diberhatikan karena apabila terlalu rendah maka akan menghabiskan waktu untuk menghasilkan uap. Namun apabila terlalu tinggi, hasil pembakaran yang berbentuk uap tersebut justru tidak menjadi cairan. Proses tidak berhenti sampai disitu, namun masih harus mengulang proses sebelumnya hingga tiga kali dengan cairan yang sama. Tujuannya adalah untuk mengurangi kandungan air sehingga hasil yang didapat lebih maksimal. Prospek Rencana kedepan, keempat mahasiswa ini berencana membuat penelitian dalam skala industri. Salah satu caranya yakni dengan mengganti tabung kondensator yang akan dilewatkan pada kolam ikan sebagai pendingin yang akan meningkatkan produksi. “Pengujian yang kami lakukan masih skala lab dan masih dikembangkan, salah satunya dengan
Apresiasi Penelitian ini juga membawa keempat mahasiswa ini memboyong gold medal dalam kategori agriculture, enviromental and renewable energy dalam kompetisi Internasional Engineering Invention and Innovation Exhibition (i-ENVEX). Tidak hanya itu, special award dari Romania Inventors Forum (RIF) turut disabet. Tim ini membawakan karya berjudul “Distillation Trashes Polymer LDPE As A Fuel And Lubricant Solid On Motor Gear”. Ajang yang diselenggarakan pada 11-13 April lalu di Universiti Malaysia Perlis (Unimpa), diikuti oleh berbagai perwakilan dari 20 negara termasuk Indonesia. Sebelumnya tim ini juga mengikuti event Exposcience tingkat nasional di Bogor Mei 2013, namun LDPE sendiri masih sebatas masuk finalis. Sedangkan karya lainnya yakni Shoes Pressing For Batteries Charging Under 7 Volt-lah yang mendapatkan juara 1. Melalui ajang perlombaan yang diikuti penelitian terus dilanjutkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Seperti, modifikasi ukuran plastik hingga ditemukan kesimpulan lebih cepat menghasilkan uap. “Perhelatan nasional tersebut membuat kami tahu apa saja yang harus diperbaiki. Bila sebelumnya memakan waktu 2 jam, sekarang hanya dengan waktu 15 menit sudah bisa menghasilkan cairan yang dapat dijadikan bahan bakar alternatif,” jelas Rizal.
edisi 07 I 2014
69
LINGKUNGAN
Bakteri Pembersih Limbah Air dan Penghasil Listrik Pengolahan limbah cair saat ini yang masih dominan menggunakan teknologi dengan prinsip degradasi aerobik yang dinilai tidak efektif.
H
al itu ditengarai karena terlalu banyaknya energi listrik untuk menyediakan oksigen pada proses lumpur aktif. Terbukti penggunaan listrik untuk mengolah limbah cair di Amerika sendiri hampir mendekati 2% total konsumsi listrik. Sedangkan di Inggris mencapai 3-5% konsumsi listrik nasional. Berkat kemajuan teknologi permasalahan tersebut dapat diatasi dengan menggunakan MFC (Microbial Fuel Cell). Teknologi ini memanfaatkan interaksi bakteri untuk membersihkan limbah air. Dalam hal ini, limbah yang dapat ditangani yakni limbah organik yang biasanya berasal dari perikanan yang mengandung protein dan lemak. Disamping dapat membersihkan limbah, MFC juga sekaligus dapat menghasilkan listrik.
Geobacter metallireducens adalah golongan bakteri dari Genus Geobacter yang unik karena dapat memproduksi fili-mirip filamen yang berfungsi sebagai kabel nano untuk mentransfer elektron dari luar sel kepada akseptor elektron yang tak larut seperti mineral besi dan yang paling mungkin kepada elektroda. Filamen ini lebarnya hanya 3-5 nanometer (10.000 kali lebih tipis daripada rambut manusia) dan panjangnya bisa mencapai 20 mikrometer (10 kali panjang selnya). Selain itu, bakteri ini juga dapat mengeluarkan flagel yang berfungsi sama sepert fili tersebut. Padahal, biasanya flagel dan fili merupakan alat gerak, tetapi tidak bagi bakteri ini karena bakteri ini bersifat imotil atau tidak bergerak.
Apabila bakteri hidup di kondisi tanpa oksigen, seperti dalam bilik tertutup, mereka akan mentransfer elektron tersebut (dalam hal ini) ke anoda. Kemudian elektron akan bergerak sepanjang kabel menuju katoda. Ketika elektron mengalir dari anoda ke katoda inilah para bakteri menghasilkan listrik.
Varian Teknologi MFC Umumnya pada sistem konvensional, MFC terdiri dari dua ruang yang terdiri dari ruang anoda dan katoda. Kedua ruang tersebut dipisahkan oleh sebuah membran tempat terjadinya pertukaran proton (proton exchange membrane). Sistem ini belum sepenuhnya bekerja dengan kerja bakteri karena hanya sisi anoda saja yang mengandung bakteri, sedangkan pada sisi katoda masih bekerja dengan menggunakan senyawa kimia seperti Polialumunium Chloride (PAC). Namun baru-baru ini telah dikembangkan MFC dengan menggunakan bakteri pada katoda, atau lebih dikenal dengan biokatoda. Bakteri pada ruang katoda memiliki fungsi yang sama sebagai mediator elektron yang sebelumnya dilakukan oleh senyawa kimia.
Jenis Bakteri Di dalam MFC, banyak sekali bakteri yang bekerja sebagai agen bioremediasi, ini disebut sebagai konsorsium. Tak cuma satu atau dua jenis bakteri, tetapi banyak. Salah satu dari bakteri tersebut adalah Geobacter metallireducens.
Biokatoda menjadi pilihan yang lebih baik ketimbang dari katoda abiotik karena biaya pembuatan dan operasinya lebih murah. Selain itu penggunaan katalis, mediator elektron buatan pada MFC bisa digantikan dengan biokatoda yang lebih murah. Terlebih lagi, beberapa jenis
Proses Hal ini dikarenakan sifat bakteri yang membutuhkan energi untuk bertahan hidup. Setidaknya ada dua langkah proses bagaimana bakteri dapat meraih energi. Proses pertama, bakteri mendegradasi elektron dari obyek organik – berupa limbah (oksidasi), dan kedua, seiring itu pula, memberikan elektron tersebut kepada sesuatu yang akan diterimanya seperti oksigen dan nitrat.
70
edisi 07 I 2014
mikroorganisme dapat menghasilkan gas oksigen melalui reaksi fotosintesis, mengurangi pemakaian oksigen dari luar. Biokatoda dapat memperpanjang umur MFC karena pada MFC dengan biokatoda masalah kerusakan platinum oleh sulfur pada mediator elektron dapat dihilangkan. Selain itu, metabolisme mikroba pada biokatoda dapat dipergunakan untuk menghasilkan produk yang bermanfaat serta menghilangkan senyawa kimia yang tidak diperlukan. Beberapa mikroba yang dapat dijadikan biokatoda di antaranya adalah Acetobacter aceti cathode. Penelitian Sejatinya peneliti telah menemukan hubungan antara kimia, biologi, dan listrik jauh dari perkembangan seperti saat ini. Akhir 1700, Luigi Galvani seorang anatomis Itali mencantat bahwa potongan kaki kodok akan bergerak jika disetrum. Hal itu lah yang membantu dia menciptakan studi kimia-elektrik. Di tahun 1911, ilmuwan Inggris menerbitkan satu makalah yang menyinggung listrik yang dihasilkan oleh bakteri. Di Indonesia sendiri, penelitian akan MFC ini terus berlangsung. Salah satunya seperti yang dilakukan I Nyoman P. Aryantha dan Shinta Asarina asal ITB. Dalam penelitannya yang berjudul Microbial Fuel Cell (MFC) Based on Electrodes – Semisolid Microbial with 12 Volt and 1 Ampere Scale. Menurutnya penelitian yang ia lakukan dapat menghasilkan listrik, namun penelitian ini belumlah belumlah final. "Keterbatasan pada penelitian ini masih bergantung pada energi listrik yang dihasilkan, sekitar 793 mili Ampere pada 1,5 volt dan berjalan selama satu minggu," ujar Shinta. Shinta berharap agar hasil dari penelitian Microbial Fuel Cell ini dapat menghasilkan tegangan hingga 12 volt dan kuat arus sebesar 1 Ampere.
LINGKUNGAN
Menambang EMAS Dari Limbah ELEKTRONIK Konsumsi produk elektronik di Indonesia tergolong besar. Menurut Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kemenperin penjualan produk elektronik di pasar domestik pada akhir tahun ini diperkirakan mencapai US$ 3 miliar, sedangkan nilai ekspornya diperkirakan menyentuh US$ 7,5 miliar (12/8).
D
ari besaran volume yang dihasilkan selama lima tahun (sesuai umur elektronik) tentu ada sebuah permasalahan baru, yakni limbah elektronik. Menurut organisasi Greenpeace, di dunia diperkirakan ada sekitar 20-50 juta ton sampah elektrnik per tahun. Amerika Serikat diurutan pertama dengan sampah 3 juta ton, disusul Cina 2,3 juta ton. Limbah tersebut tidak bisa dianggap sepele. Apabila sampah yang mengandung logam berat ini dibakar, akan muncul polusi udara yang mengadung timbal berbahaya. Belum lagi tumpukannya yang mengalami dekomposisi dan apabila tercampur dengan air dapat menyebabkan pencemaran air tanah. Pencemaran yang diakibatkan oleh beberapa unsur ini akan merusak sistem saraf, mengganggu sistem peredaran darah, ginjal, perkembangan otak anak, cacat bawaan, efek racun, alergi, hingga kerusakan DNA. Kendati demikian, meski limbah yang teronggok tersebut berbahaya bagi kesehatan, di sisi lain juga menyimpan
nilai keekonomian. Karena hampir semua peralatan elektronik beberapa komponennya terbuat dari emas murni. Hal tersebut dikarenakan bahwa hanya emas lah yang mampu menghantarkan arus listrik nyaris tanpa hambatan atau zero resistance. Beberapa barang seperti komputer, printer, dan handphone diyakini sering ditemui logam emas di dalamnya. Berikut beberapa metode untuk mengekstraksi emas dari perabotan elektronik. 1. Pembakaran Cara ini dianggap paling simpel untuk mengekstraksi emas dari peralatan elektronik. Akan tetapi cara ini tidak dapat dilakukan secara amatir, karena sirkuit dan peralatan elektronik tidak saja mengandung emas tetapi juga bahan lainnya. Tentu hal ini berbahaya apabila dibakar dapat menimbulkan asap yang beracun. 2. Sianida Sianida atau cyandie juga dapat digunakan untuk memisahkan emas dengan peralatan. Dengan sianida, nantinya emas akan berbentuk ion yang kemudian akan didestilasi hingga mendapatkan emas utuh. Metode ini juga tidak dapat dilakukan
sembarangan, mengingat bahan kimia yang dipakai sangatlah berbahaya. 3. Aqua Regia Bahan kimia ini merupakan campuran dari HCL dan nitric acid. Campuran ini biasa digunakan di skala besar industri karena campuran tersebut dapat memisah emas tanpa menimbulkan efek negatif bagi lingkungan. Tetapi perlu diingat, penggunaan aqua regia juga harus diikuti ventilasi yang baik dan cukup, agar gas beracun yang muncul ketika penggunaan campuran tidak terkonsentrasi. 4. Pembalikan electroplating Metode ini mempergunakan ionisasi dan pembalikan proses pembuatan peralatan, yang mana biasanya emas terpatri dengan peralatan. Sehingga setelah diionisasi, emas akan luruh dan lepas dari peralatan serta menempel pada obyek metal. 5. Bioleaching Metode terakhir melibatkan mikro organisme seperti chromobacterium violaceum. Bakteri ini membantu dalam daur ulang bahan metal. Disamping tidak menimbulkan pencemaran lingkungan, metode ini juga dianggap paling baik untuk mengekstraksi emas dari peralatan elektronik. edisi 07 I 2014
71
KESELAMATAN
Menerapkan K3 Di Industri Energi Ramah Lingkungan Dalam beberapa tahun terakhir, pemanasan global, polusi dan pembakaran bahan bakar fosil menjadi suatu ancaman yang menghantui di seluruh dunia. Hal tersebut yang tentunya akan sangat mempengaruhi terhadap keadaan atmosfir bumi. Semua ini berdampak pada persediaan air bersih, kesehatan masyarakat, pertanian, pantai, hutan, dan banyak lagi.
terjadinya kecelakaan kerja, kejadian berbahaya dan penyakit akibat kerja maka diperlukan implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada kegiatan pertambangan. Upaya pencegahan dan pengendalian bahaya kerja yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat dilakukan dengan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja. Dengan menjalankan K3 maka tingkat kecelakaan akan menurun, sehingga kompensasi terhadap kecelakaan juga menurun, dan membuat biaya tenaga kerja dapat berkurang. Terkait dengan hal tersebut, K3 yang efektif akan dapat meningkatkan produktivitas kerja sehingga dapat meningkatkan hasil produksi. Hal ini pada gilirannya kemudian dapat mendorong semua tempat kerja/industri maupun tempat-tempat umum merasakan perlunya dan memiliki budaya K3 untuk diterapkan disetiap tempat dan waktu, sehingga K3 menjadi salah satu budaya industrial. Oleh karena itu maka Keselamatan dan Kesehatan Kerja di industri pertambangan merupakan salah satu faktor yang sangat penting demi kelancaran kegiatan operasional sehingga timbulnya rasa aman dan nyaman bagi pekerja untuk dapat bekerja secara optimal dan produktif. Pada prinsipnya kecelakaan kerja dapat terjadi dikarenakan oleh kondisi dan kegiatan yang tidak aman.
D
an untuk mengurangi hal tersebut banyak cara dilakukan, diantaranya dengan menggunakan energi bersih, terbarukan dan tentunya ramah lingkungan. Panas bumi merupakan salah satu energi tersebut. Dengan total potensi energi 27.140 MW atau setara 219 miliar ekuivalen Barrel minyak, Indonesia merupakan negara dengan potensi energi panas bumi terbesar di dunia. Potensi energi tersebut yang mencakuo 40% potensi panas bumi dunia tersebar di 251 lokasi pada 26 propinsi. Pemanfaatan panas bumi yang ramah lingkungan, terutama karena tidak memberikan kontribusi gas rumah kaca, sehingga perlu didorong dan dipacu perwujudannya; pemanfaatan panas bumi akan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak sehingga 72
edisi 07 I 2014
dapat menghemat cadangan minyak bumi. Panas bumi merupakan sumber daya energi baru terbarukan yang ramah lingkungan dibandingkan dengan sumber energi fosil. Dalam proses eksplorasi dan eksploitasinya tidak membutuhkan lahan permukaan yang terlalu besar. Energi panas bumi bersifat tidak dapat diekspor, maka sangat cocok untuk untuk memenuhi kebutuhan energi di dalam negeri. Panas Bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air, dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem Panas Bumi dan untuk pemanfaatannya diperlukan proses penambangan. Salah satu karakteristik industri pertambangan adalah padat modal, padat teknologi dengan risiko yang besar. Dan dalam rangka menjamin kelancaran operasi, menghindari
Dengan melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja akan terwujud perlindungan terhadap tenaga kerja dari risiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang dapat terjadi pada waktu melakukan pekerjaan di tempat kerja. Dengan dilaksanakannya perlindungan K3, diharapkan akan tercipta tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan tenaga kerja yang produktif, sehingga akan meningkatkan produktivitas kerja dan produktivitas perusahaan. Dengan demikian Keselamatan dan Kesehatan Kerja sangat besar peranannya dalam upaya meningkatkan produktivitas perusahaan, terutama dapat mencegah korban manusia. Melakukan pekerjaan di sebuah pertambangan memang rentan terhadap berbagai bahaya. Oleh karenanya perhatian ekstra perlu diberikan dalam penerapan K3. Peraturan perundangan yang mengakomodir K3 perlu ditegakkan. Para pemilik usaha di bidang pertambangan juga bertanggung jawab terhadap pelaksanaan K3 di lokasi kerja. Tak kalah penting, para pekerja pun perlu menyadari bahaya yang mungkin timbul bagi diri, orang lain dan lingkungan kerjanya.
KESELAMATAN
Terapkan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Di Laboratorium
Salah satu tempat para peneliti melakukan kegiatan ilmiah yaitu laboratorium. Sebagai sarana dalam melakukan kegiatan penelitian ilmiah, laboratorium dapat berpotensi menimbulkan bahaya pada para peneliti.
T
erkait dengan hal tersebut keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sejatinya perlu diterapkan. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan perlindungan tenaga kerja dari segala aspek yang berpotensi membahayakan dan sumber yang berpotensi menimbulkan penyakit akibat dari jenis pekerjaan tersebut, pencegahan kecelakaan dan penserasian peralatan kerja, dan karakteristik pekerja serta orang yang berada di sekelilingnya. Hal ini bertujuan agar tenaga kerja mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi sehingga menciptakan kenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang tinggi. Dalam pelaksanaan K3 laboratorium ada hal yang perlu diperhatikan yakni indoor dan outdoor. Baik perhatian terhadap konstruksi gedung beserta perlengkapannya dan operasionalisasinya terhadap bahaya kebakaran serta kode pelaksanannya maupun terhadap jaringan elektrik dan komunikasi, kualitas udara, kualitas pencahayaan, kebisingan, tata ruang dan alat, sanitasi, psikososial, pemeliharaan maupun aspek lain mengenai penggunaan alat laboratorium. Fasilitas Perlindungan Pekerja (praktikan/ peneliti) • Jas Praktikum, merupakan pengaman langsung, terbuat dari bahan yang baik, yaitu tidak mudah terbakar, tidak berupa bahan konduktor listrik maupun panas, tahan bahan kimia. • Ventilasi, desain laboratorium yang baik harus memiliki ventilasi yang cukup dan memadai dengan sirkulasi udara segar yang baik. • Alat Pemadam Kebakaran, mutlak dimiliki setiap laboratorium karena
kebanyakan laboratorium telah terhubung dengan arus listrik tegangan tinggi sebagai sumber energinya terhadap alat praktikum yang digunakan didalamnya Peningkatan Kemampuan Pekerja (praktikan/peneliti) yaitu dengan memberikan pengetahuan praktis kepada pekerja tentang prosedur penggunaan alat serta prosedur melakukan kegiatan laboratorium yang sesuai dengan penerapan keselamatan kerja. Untuk Penanganan Kecelakaan yang harus dilakukan yaitu : • Penyediaan P3K, meskipun penerapan prosedur keselamatan kerja telah diberlakukan, bukan tidak mungkin terjadi kecelakaan yang tidak diinginkan. • Pengadaan Tanda-tanda Peringatan Bahaya, mengurangi statistik kecelakaan dalam laboratorium dengan alarm, kode tertulis seperti poster dan sebagainya. Pengertian Keselamatan Kerja Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan Tujuan keselamatan kerja adalah • Melindungi para peneliti atau tenaga kerja lainnya atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas . • Menjamin keselamatan setiap orang
lain yang berada di tempat kerja (laboratorium). • Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien Terjadinya kecelakaan di laboratorium karena ada beberapa faktor penyebab, diantaranya Kekurangan dalam Alat Pelindung Diri, Kekurangan dalam Ventilasi, Masalah Kebersihan, Bahaya Listrik, Kurangnya Pengetahuan Tentang Bahan Berbahaya, Masalah Penggudangan Bahan Kimia, Informasi dan Komunikasi, Prosedur dan Peralatan Keadaan Darurat. Sementara itu dalam melakukan pencegahan kecelakaan ada metoda yang harus diterapkan yaitu Peraturan perundangan, Standarisasi, Pengawasan, Penelitian bersifat teknik yang meliputi sifat dan ciri bahan yang berbahaya, penyelidikan tentang pagar pengaman, Riset medis, Penelitian psikologis, Penelitian syarat statistik, Pendidikan yang menyangkut pendidikan keselamatan dalam kurikulum teknik, Latihanlatihan, Penggairahan, Asuransi, Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan. Dengan makin berkembangnya teknologi maka peralatan kerja di laboratorium sebagai sarana research and developmentpun juga semakin berkembang. Itu artinya bekerja di laboratorium harus semakin berhati-hati, termasuk selalu memperhatikan keselamatan bagi siapa saja yang melakukan pekerjaan di laboratorium. Dengan mengedepankan keselamatan dan kesehatan kerja maka diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman.
edisi 07 I 2014
73
!"#$$%&' A - Acid mine water (air asam tambang) Air tambang yang mengandung asam sulfat lemah yang dihasilkan dari reaksi organik atau anorganik dari material yang mengandung pirit dengan air dan oksigen - Acidizing (Pengasaman) Proses pemasukan asam ke dalam formasi gamping yang mengandung minyak dan gas bumi untuk memperbaiki permeabilitas agar memudahkan pengaliran minyak dan gas bumi kedalam lubang sumur. - Adit (terowongan buntu) Jalan masuk utama ke tambang bawah tanah, berupa terowongan buntu yang dibuat mendatar dan menghubungkan tempat bawah tanah dengan udara luar atau permukaan bumi. - Age (Umur) Zaman Geologi Suatu jangka waktu sejarah bumi yang diciptakan oleh bentuk kehidupan yang penting/ dominant/ kejadian tertentu. - Agglomerate (gumpalan) Butiran padat yang saling bergumpal dengan kuat sebagai produk proses aglomerasi B - Banka drill (bor bangka) Bor tumbuk manual dipergunakan untuk mengambil percontoh atau menguji cebakan aluvial yang terdapat pada kedalaman 30 35 m. - Barometer (barometer) Alat untuk mengukur tekanan absolut udara - Base rock (batuan dasar) Batuan yang berada langsung di bawah lapisan batuan yang ekonomis untuk ditambang - Basin (cekungan) Daerah cekungan yang luas terdiri atas batuan sediment dan yang karena konfigurasinya dapat merupakan tempat tampungan minyak. - Basin (Cekungan) Daerah cekungan yang luas terdiri atas batuan sediment dan yang karena konfigurasinya dapat merupakan tempat tampungan minyak. C - Caking coal (batubara muai) Batubara yang mempunyai sifat mengembang jika dipanaskan - Calorie (kalori) "Energi yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 gram air sebanyak 1 derajat; 1 kalori = 4.19 joule" - Calorie (Kalori) Energi yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 gram air sebanyak 1 C dari 14,5 C menjadi 15,5 C - Calorific Value (Nilai Panas) (lihat heating value) - Cap Rock (batuan tudung) Formasi (lapisan batuan) yang berada langsung diatas batuan reservoir dan sifatnya kedap fluida. D - Dead Oil (Minyak Mati) Minyak bumi yang pada dasarnya tidak mengandung gas lagi. - Dead Weight Ton (DWT) (Ton Bobot Mati) Berat air dalam ukuran ton yang dipindahkan oleh bagian badan kapal yang tercelup di dalam air dalam keadaan muatan penuh dikurangi berat kapal. - Dead well (Sumur Mati) Sumur yang tidak berproduksi. - Depletion (Economic) Deplesi (ekonomi) penurunan nilai ekonomi reservoir minyak/ gas bumi akibat pengambilan volume. - Development Well (Sumur Pengembangan) Sumur yang dibor didaerah yang telah terbukti mengandung minyak atau gas dengan tujuan mendapatkan produksi yang diinginkan. F - Fault (sesar/ Patahan) Lapisan batuan yang terputus dan bergeser dari posisi semula (Keatas, kebawah atau
kesamping). - Fault (sesar/ Patahan) Lapisan batuan yang terputus dan bergeser dari posisi semula (Keatas, kebawah atau kesamping). - Feedstock (Bahan baku) Bahan utama yang dimasukkan kedalam pabrik untuk diolah lebih lanjut. - Ferrite( ferit) Bahan bersifat magnetik yang terdiri atas oksida-oksida logam; salah satu logam bervalensi tiga" - Ferro-silicon (ferosilikon) "Paduan besi silikon dengan kadar Si bervariasi antara 25 - 95 % umumnya digunakan sebagai bahan deoksidasi pada (proses) pencetakan barang dari logam baja; tembaga; atau perunggu." G - Gallon (Galon Amerika) Satuan ukuran isi yang besarya sama dengan 231 in3 atau 3.785 liter. - Garnerite (garnerit) Bijih nikel dengan berat jenis 2,3-2,8 dan mengandung nikel lebih dari 24% - Gas Cap (Tudung Gas) Gas bebas yang berada diatas minyak dalam reservoir. - Gas Cap Drive (Dorongan Tudung Gas) Tekanan tudung gas yang mendorong minyak masuk ke dalam sumur melalui pori-pori batuan. - Gas Injection (Injeksi Gas) Gas alam yang dimasukkan ke dalam reservoir melalui sumur injeksi agar tekanan reservoir tersebut dapat dipertahankan. H - Halite (halit) Mineral garam dengan rumus kimia NaCl, mempunyai system kristal kubus. - Hard coal (batubara tua) Jenis batubara yang mempunyai nilai kalor lebih tinggi dari 5200 kkal/kg - Heat Exchanger (Alat Pertukaran Panas) Alat pengalih panas satu fluida ke fluida lain, atau peralatan yang berupa susunan pipa yang memindahkan panas dari fluida panas ke fluida yang lebih dingin dengan menghantarkannya lewat dinding pipa. - Heating value (Nilai Panas) Banyaknya panas yang terjadi pada pembakaran sempurna dari sejumlah satu satuan berat atau satuan volume bahan bakar. - Heavy Ends (Fraksi Berat) Bagian minyak bumi yang bertitik didih tinggi hasil proses destilasi. I - Igneus rock ( batuan beku) Batuan yang berasal dari pembekuan magma - Illuminating Oil (Minyak Lampu) (lihat burning oil) - Indonesian mining jurisdiction (wilayah hukum pertambangan Indonesia) Wilayah seluruh kepulauan Indonesia, tanah di bawah perairan dan paparan benua (continental shelf) kepulauan Indonesia. - Inertinite (inertinit) Kelompok maseral batu bara yang bila di bakar bersifat lembam (inert) artinya tidak menampakkan sifat plastisitas atau hanya menunjukkan sedikit kecenderungan aglunitas/melekat selama pengkokasan, terdiri atas makrinit, semifusit fusinit dan skleroti... - Injection/ input Well (Sumur injeksi) Sumur untuk memasukkan fluida ke dalam reservoir dibawah tanah.
media air - Joint (Batang) Satuan yang dipakai untuk menghitung banyaknya pipa dalam suatu rangkaian, rata-rata berukurn 6 - 9 meter. K - Kaolin (kaolin) Jenis lempung yang sebagian besar terdiri dari mineral kaolinit, bila dibakar berwarna putih atau keputih-putihan digunakan sebagai bahan dasar keramik dan penggunaan lainnya. - Kerosene (Minyak tanah/ kerosin) Jenis minyak yang lebih berat dari fraksi bensin dan mempunyai berat jenis antara 0.79 dan 0.83 pada suhu 15C, dipakai untuk lampu dan kompor. - Kick (tendangan) Kenaikan tekanan secara mendadak pada kolom Lumpur pengeboran yang disirkulasikan karena tekanan yang lebih tinggi dalam formasi yang sedang dibor, harus cepatcepat dikuasai untuk mencegah semburan liar. - Killed steel (baja tuntas) Baja yang telah mengalami proses deoksidasi, sehingga tidak terjadi pelepasan gas pada saat pembekuan - Kinematik Viscosity (Viskositas Kinematik). Nilai hasil bagi viskositas mutlak dengan kerapatan (berat jenis) pada suhu saat pengukuran viskositas, dinyatakan dengan satuan metric (Strokes dan sentistrokes). L - Laterization (laterisasi) Pelapukan selektif pada kondisi tropis yang menyebabkan pengayaan mineral tertentu - Leaching (pelindian) Pengambilan mineral berharga dengan cara melarutkan pelarut tertentu pada bijih - Leasing (kontrak sewa) System penyewaan barang modal dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan perjanjian tertulis. - Life of mine (umur tambang ) Waktu yang dihitung dari jumlah cadangan dibagi dengan produksi tambang pertahun - Light Ends/ Light (Fraksi Ringan) Produk cair yang pertama-tama keluar dari kolom suling minyak. M - Magma (magma) Lelehan silikat pijar, air dan gas dalam larutan, mengandung berbagai unsir kimia pembentuk batuan yang berada dalam perut bumi. - Major Company (Perusahaan minyak Transnasional) Perusahaan yang pada taraf internasional berperan aktif pda semua tahap kegiatan industri minyak dan gas bumi secara besar-besaran. - Map scale (skala peta) Perbandingan jarak antara 2 titik di peta dengan jarak mendatar dua tempat yang sebenarnya di lapangan. - Matte (mat) Senyawa logam dengan belerang yang merupakan produk antara dalam suatu proses ektraksi pirometallurgi - Mechanical Octane Number (Angka Oktan Mekanis) Perubahan kebutuhan angka oktan akibat perubahan rancang mesin, seprti ruang bakar, manifold, pewaktuan katup, dan pendinginan.
J
N
- Jet bit (Pahat Jet) Pahat bor yang mempunyai lubang khusus yang memungkinkan lumpur pengeboran dapat disemprotkan dengan kecepatan tinggi kearah formasi yang sedang dibor. - Jet Perforating (Pelubangan jet) Pembuatan lubang yang menembus selubung sumur dengan menggunakan bahan peledak unutk mendapatkan pelubangan ynag dalam dan terarah agar fluida mengalir ke dalam sumur melalui lubang tersebut. - Jig (jig) Alat yang digunakan untuk memisahkan mineral berat dari yang ringan dengan prinsip gravitasi dan gerak isap-tekan dalam
- Naphtha (Nafta) Sulingan minyak bumi ringan dengan titik didih akhir yang tidk melebihi 220C - Natural coke (kokas alam) Cebakan batubara yang mengalami proses pengubahan secara alamiah oleh adanya suatu sumber panas yang menyebabkan terbentuknya kokas karena hilangnya sebagian besar zat terbang. - Natural Gas (Gas Bumi) Semua jenis hidrokarbon berupa gas yang dihasilkan dari sumur mencakup gas tambang basah, gas pipa selubung, gas residu setelah ekstraksi hidrokarbon cair dan gas basah, dan gas nonhidrokarbon
yang tercampur secara alamiah. - Natural Gasoline (Bensin Alam) Campuran hidrokarbon yang terkondensasi dari gas bumi dan yang distabilkan untuk mendapatkan trayek didih yang cocok untuk dipadukan dengan bensin kilangan, juga dipakai sebagai bahan pelarut. - Net calorie value (nilai kalor bersih) Panas pembakaran batubara dikurangi dengan panas untuk penguapan kandungan air. O - Ocean coal (batubara laut) Batubara yang terletak di bawah dasar laut - Octane Number (Angka Oktan) "Angka yang menunjukkan nilai antiketuk relative bensin dan kecenderungan bahan bakar cair untuk berdetonasi; ditujunjukkan oleh persentase volume iso oktan dalam campurannya dengan normal heptana yang mengakibatkan intensitas ketukan yang sama dalam... - Offshore Drilling (Pengeboran lepas pantai). Pengeboran yang dilakukan di laut atau di danau besar. - Oil Base Mud (Lumpur Dasar Minyak) Lumpur pengeoran dengan padatan lempung yang teraduk di dalam minyak yang dicampur dengan 1 sampai dengan 5 persen air. - Oil In Place (Minyak di tempat) jumlah minyak bumi yang diperkirakan ada dalam reservoir dan belum pernah diproduksi. P - Packer (Penyekat) Alat semacam sumbat yang dapat mengembang untuk memisahkan ruangan annulus diantara rangkaian pipa dan selubung. - Pan (dulang) Alat prospeksi tradisional untuk mencuci mineral berat rombakan seperti emas, kasiterit, dan intan - Paraffin (Parafin) Hidrokarbon jenuh dengan rantai terbuka. - Paraffin Base Crude Oil (Minyak Bumi Parafinik). Minyak bumi yang hidrokarbonnya terdiri atas parafin. - Paraffin Destilate (Sulingan Parafin) Sulingan minyak bumi yang mengandung kristal lilin sebelum proses pengawalilinan yang menghasilkan lilin parafin dan minyak parafin. Q - Quaicksand (pasir apung) Pasir yang jenuh air, sehingga mudah bergerak atau berpindah - Quarry (kauri) Sistem penambangan terbuka khusus untuk bahan galian industri seperti penambangan batu gamping, batu pualam., andesit, dan granit. R - Ramp (jalur angkut) Lubang bukaan pada tambang bawah tanah, benbentuk sprial yang menghubungkan beberapa daerah produksi sebagai prasarna pengangkutan. - Ration (nisbah) Perbandingan antara dua besaran yang dapat dinyatakan dalam angka - Reclamation (reklamasi) Upaya mengembalikan fungsi lingkungan hidup di bekas daerah pertambangan menjadi daerah yang berdaya guna. - Recovery ( Perolehan) Jumlah volume Hidrokarbon yang telah dihasilkan atau diperkirakan dapat dihasilkan dari suatu reservoir. - Recycling (Gas) Injeksi Gas ulang Memompakan kembali gas yang diproduksikan kedalam reservoir untuk meningkatkan perolehan minyak. S - SAE. (Society of Automotive Engineers) Number (Angka SAE). Angka retensi dalam system klasifikasi minyak lumas dinyatakan dalam angka SAE 5W, 10W, 20W, 30W, 40W dan seterusnya yang merupakan angka petunjuk bahwa angka yang lebih tinggi berkorelasi dengan kekentalan yang lebih tinggi pada suhu retensi.
MEDIA KOMUNIKASI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
EDISI 05 | 2014
Renegosiasi Berhasil Dilakukan BAGI HARGA JUAL GAS TANGGUH
ED ISI 05 | 2014
Songsong Masa Depan dengan ENERGI ALTERNATIF & RAMAH LINGKUNGAN
ME D I A K OMU NI K A S I K E ME NT E R I A N E NE R G I D A N SU MBE R D AYA M IN E RAL
efficient energy, preserving the natural
Penghapusan Subsidi LISTRIK Dengan Penyesuaian TARIF TENAGA LISTRIK
Lampu Kuning Kuota BBM Bersubsidi 2014