dari redaksi
energi hemat
Penanggung Jawab Ir. Rida Mulyana, MSc Redaktur Ir. Maritje Hutapea Andriah Feby Misna ST. MT. Msc. Ir. Mustofa Said Harris, ST. Ir. Edi Sartono Dr. Ir Arief Heru Kuncoro, MT.
M
enteri ESDM, Sudirman Said mengatakan untuk menopang ketahanan energi nasional, upaya-upaya penerapan efisiensi dan konservasi energi merupakan hal prioritas yang perlu dimengerti, dipahami, dan dilaksanakan oleh semua pihak. Termasuk di dalamnya pemerintah, para pemangku kepentingan, dan seluruh lapisan masyarakat. “Untuk itu diperlukan dukungan kerjasama dan koordinasi yang baik antara seluruh kementerian/lembaga dalam membuat kebijakan dan regulasi untuk mewujudkan ketahanan energi nasional,” katanya. Lebih lanjut dikatakan, koordinasi dan kerjasama merupakan kunci keberhasilan konservasi energi di Indonesia. Itu karena implementasi konservasi dan efisiensi energi ini membutuhkan dukungan kebijakan dan regulasi dari berbagai kementerian/lembaga lainnya. Mengapa hal itu harus dikoordinasikan? Itu karena konservasi energi berperan terhadap ketahanan dan keberlanjutan energi nasional, Sudirman menyadari untuk mengubah perilaku penggunaan energi bukanlah perkara mudah, banyak kendala yang harus dihadapi namun kondisi seperti ini haruslah dijadikan tantangan untuk berhasil dalam mengoptimalisasi pengembangan dan pemanfaatan energi baru terbarukan. Berbekal hal itu, edisi kali ini mengupas berbagai upaya keras yang dilakukan oleh seluruh stakeholders untuk bersama-sama memperjuangkan penghematan energi. Mulai dari tindakan penghematan dari para pengelola bangunan dan gedung skala kecil hingga besar, kalangan industri, pemerintah daerah, hingga kalangan pelajar dan akademisi. Mereka yang telah berupaya keras, akhirnya menuai apresiasi baik dari pemerintah maupun dunia internasional. Pembaca yang budiman, tanpa terasa majalah Hemat Energi telah 3 kali rutin hadir dengan sejumlah berita dan informasi seputar upaya penghematan energi. Semoga semua informasi yang diberikan dapat bermanfaat dan menjadi pemacu semangat bagi kita semua untuk terus memperjuangkan ketahanan energi nasional dan mengubah perilaku menjadi peduli terhadap energi.
Salam Redaksi
Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
Editor Awang Riyadi, ST. MBA. Catur Wahyu Prasetyo, ST Ani Wiyanti, ST Kunaefi ST, MSE. Devi Laksmi, ST Supriyadi, SE Qatro Romandhi, ST. M.Sc Gita Lestari, ST, MBA Rahadian Arafat, ST, M.Ak Tianni Lisdawati Sihotang, ST Desain & Layout Trubus Swadaya Fotografer Budi R. Putra Sekretariat Deva Wijaya ST Awaliah Penerbit Direktorat Konservasi Energi, Ditjen EBTKE Kementerian ESDM Alamat Redaksi dan Perpustakaan Jalan Pegangsaan Timur no 1A Menteng, Jakarta 10320 Telp (021) 39830077 Faksimili : 021-31901087 Website : www.ebtke.esdm.go.id Email :
[email protected]
1
dari redaksi
1
FOKUS UTAMA
4
4 10 14 16 20 24
Bangunan “Hijau” Selamatkan Bumi Anugerah Para Penghemat Energi Catatan Penting PEEN 2014 Sertifikat Hijau Bukti Kepedulian Lingkungan Cara Bijak Gunakan Air Conditioning Mengenal Selubung Pelindung Gedung
energi hemat
2
Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
daftar isi EFISIENSI
46
TEKNOLOGI
50
INOVASI
52
MANCANEGARA
58
JEJAK
62
46 ASEAN Energy Awards : Menuai Prestasi Karya Putera Bangsa 50 Si Mini Penghemat Energi 52 Inovasi Anyar Rumah Hemat Energi
58 Diamond Building, Malaysia : Rancang Bangun Unik Maksimalkan Cahaya Alami 62 66 70
TOKOH
28
KAMPUSIANA
30
28 Rekam Jejak Menteri ESDM, Sudirman Said 30 Kompetisi Hemat Energi Sejak Dini 34 Inilah Para Jawara Ajang HSEEC 2014 35 Pemenang Tantangan Bulanan HSEEC 2014
PRESTASI
36 Jogjakarta Plaza Hotel : Hotel Hijau Ramah Lingkungan 42 Pabrik Semen Ramah Energi
Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
Pemerintah Daerah (Pemda) DI Yogyakarta : Implementasi Pelaksanaan Program Berbuah Prestasi The Conference on Energy Efficient Technology in Indonesia : Transfer Teknologi Hemat Energi Asal Jepang Sinergi Indonesia-Korea Siap Diimplementasikan
36
3
fokus utama
Bangunan “Hijau” Selamatkan Bumi Mirip dengan sektor industri, bangunan dan gedung menyumbang pemborosan energi cukup signifikan. Saatnya peduli dan beraksi menerapkan konsep hijau bagi bangunan dan gedung.
Sinarmas Land konsisten mengembangkan karya properti yang selalu ramah lingkungan.
4
Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
fokus utama
Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
5
fokus utama
Kementerian PU mendapat apresiasi dari dalam negeri dan internasional.
U
ntuk kali kedua, Sinarmas Land membuktikan keberhasilan konsep bangunan hijau yang dikembangkannya. Manajemen Sinarmas Land didapuk meraih penghargaan ASEAN Energy Award di Vientiane, Laos. Gelarnya, Winner for ASEAN Green Building Category Large Building sub category. Kemenangannya mampu menyalip ketenaran Tree tops Executive Residences Singapore dan King Power Pattaya Complex Thailand. Mereka patut bangga dengan prestasi yang ditorehnya. Itulah cerminan dari upaya berkelanjutan yang diusung dan selalu konsisten diterapkan saat menciptakan karya-karya properti terbaiknya bagi masyarakat. Terbukti, Sinarmas Land menuai apresiasi di skala regional maupun dunia Internasional. Berbagai inovasi perusahaan dalam mengelola gedung secara efisien dan hemat energi telah diterapkan. Mulai dari desain gedung peduli lingkungan dan energi, mengganti lampu penerangan jalan umum dengan energi asal photovoltaic dan lampu LED; serta sejumlah peralatan yang berbasis hemat energi. Janji terus mengusung konsep green building telah dibuktikan Sinarmas Land. Komitmen tersebut merupakan aksi Sinarmas Land untuk mewujudkan visi Green Building yang diusung demi lestarinya lingkungan di Indonesia. Sinarmas Land secara berkesinambungan menerapkan prinsip-prinsip “Green“ dalam kawasan maupun bangunan yang terdapat didalamnya, seperti penggunaan lahan secara bijak, hemat energi, hemat air, penggunaan bahan yang ramah lingkungan dan menjaga kualitas udara dalam ruangan.
6
Dengan prestasi tersebut Sinarmas Land memperlihatkan kapasitas Indonesia dalam mengelola dan melakukan energi yang efisien terhadap bangunan, di tengah kelangkaan dan peningkatan biaya energi yang terjadi di seluruh dunia. Keyakinan semua pihak memang harus segara diupayakan untuk memerangi pemanasan global, mengurangi emisi CO2, serta menghemat penggunaan energi demi kehidupan dan dunia yang lebih baik bagi manusia dan lingkungan. Selain kategori bangunan besar, pada ajang ASEAN Energy Award 2014, Indonesia juga merebut kategori bangunan kecil dan menengah. Adalah John Budi Listiyo berhasil merebut Winner for ASEAN Green Building-Small and Medium Building Category. Kategori yang baru tahun ini dimunculkan oleh ASEAN Center for Energy, penyelenggara ASEAN Energy Awards. Dengan pengetahuan yang inovatif, John Budi mengembangkan konsep perpaduan teknik ventilasi alami dan sky light. Dengan konsep tersebut yang diterjemahkan dalam bangunan tiga lantai seluas 781 m2, ia tak membutuhkan energi banyak untuk menghadirkan suasana nyaman dalam rumah tinggal. Rumah yang berada di lokasi padat pemukiman di Jakarta Utara, tak menghalangi kepiawaian
Penggunaan lampu hemat energi menjadi upaya yang umumnya dilakukan manajemen pengelola bangunan.
Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
fokus utama
Pemilihan jenis kaca sebagai selubung adalah inovasi yang banyak dilakukan oleh pemilik gedung.
John Budi untuk menyiasati keterbatasan iklim yang ada. Panas, pengap kini bukan halangan lagi. Cukup dengan menerapkan konsep tersebut di siang hari pun, ia tak membutuhkan AC dan penerangan. Meski demikian tak berarti rumah yang ditinggali bersama keluarganya itu tak nyaman. Angin semilir dan udara sejuk di siang hari bisa dengan mudah dirasakan para penghuni.
Saatnya peduli Apa yang telah dirintis Sinarmas dan John Budi harus menjadi teladan yang siap dicontoh. Pasalnya, dengan pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk yang pesat, Indonesia berkepentingan untuk mengelola dan menggunakan energi seefektif dan seefisien mungkin. Termasuk di antaranya penggunaan energi listrik untuk bangunan dan gedung. Jika diasumsikan rata-rata pertumbuhan kebutuhan listrik sebesar 7 % per tahun selama kurun waktu 30 tahun, maka konsumsi listrik akan meningkat dengan tajam. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan potensi penghematan menjadi hal penting yang harus dilakukan. Tidak kurang dari 17% penghematan bisa diperoleh dari perilaku hemat ini. Untuk sektor komersial potensi efisiensi energi mencapai 10%—30 %. Untuk itu, perlu pula dimunculkan berbagai Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
inovasi untuk mengembangkan bangunan hemat energi. Soal penerapan inovasi pada bangunan hemat energi misalnya, telah dilakukan Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Gedung New Media Tower milik UMN juga sukses menyabet juara pertama sebagai Energy Efficient Building kategori Tropical Building dalam ASEAN Energy Award 2014. Predikat tersebut diperoleh berkat penggunaan energi sehari-hari dalam mengoperasikan gedung itu terhitung sangat minim. Desain gedung contohnya, benar-benar dimodifikasi agar energi yang terbuang tidak banyak. Agar cahaya matahari yang masuk berkurang panasnya, arah gedung juga diperhitungkan oleh konsultan energi. “Untuk meminimalkan paparan matahari, gedung tidak menghadap timur ke barat, tetapi ke utara dan selatan,” jelas Andrey. Itulah yang disebut dengan desain pasif. Dengan fenomena matahari terbit pada timur dan tenggelam di barat, pengaturan gedung yang menghadap utara ke selatan, membuatnya tidak bersinggungan langsung dengan pergerakan matahari. Itulah sebabnya, AC sebagai pendingin udara buatan tergolong jarang digunakan. Gedung tersebut juga memiliki sistem water recycle khusus. Dengan sistem tersebut, kata Andrey, air dapat dipergunakan beberapa kali.
7
fokus utama dalam penghematan penggunaan energi. Cara tersebut justru banyak memanfaatkan sirkulasi udara alam. Dampak dari penggunaan desain pasif dan inovasi lainnya menyebabkan penggunaan listrik pada gedung seluas 32.000 meter persegi hanya 53,25 kWh per meter persegi per tahun. Gedung New Media Tower meliputi ruang kelas, laboratorium, lecture theater, kantin, galeri dan inkubator bisnis. Penghargaan yang diperoleh UMN merupakan bukti komitmen UMN untuk turut berperan serta dalam konservasi energi dalam pengembangan sarana kampus.
Kementerian PU
Grha Wonokoyo sukses mengembangkan manajemen energi terpadu.
Contohnya, “Pada manajemen air, air kotor dari toilet ditampung untuk digunakan kembali. Karena kualitasnya sudah tidak bersih, maka air tersebut umumnya digunakan sebagai pendingin mesin,” ujar Andrey. Untuk pencahayaan, pada setiap ruangan juga dilengkapi dengan lampu jenis T5 atau LED yang kondang hemat energi. Dan jurus terakhir, adalah penggunaan selubung bangunan yang mampu menangkis panas dan meredam suhu ruangan yang panas. Penggunaan fasad double skin yang terbuat dari lembaran almuninium dengan lubang pori-pori itu dirancang untuk mengatur masuknya intensitas panas dan cahaya matahari ke dalam ruangan. Inilah yang disebut dengan desain pasif
8
Yang juga harus diancungi jempol adalah upaya yang dilakukan Kementerian PU. Gedung Utama Kementerian PU Jakarta menoreh prestasi dengan dianugerahinya instansi itu Winner of ASEAN Best Practice Awards for Energy Efficient Building, New and Existing Building Category. Penghargaan ini diberikan karena gedung Kementerian PU tersebut berhasil melakukan penghematan energi hingga 61% dan mereka hanya membayar listrik 39%. Kedepan, Kementerian PU akan terus melakukan langkah hemat energi di gedung ini. Di antaranya dengan melakukan penghematan air dengan teknologi daur ulang air hujan. Sekarang air baru menghemat 28% dari target hemat 60% seperti listrik. Sebelumnya, akhir 2013 lalu Kementerian ESDM memberikan penghargaan kepada Kementerian PU untuk kategori gedung pemerintah yang paling hemat energi. Penghargaan diberikan pada acara Penghargaan Efisiensi Energi Nasional Tahun 2013 (PEEN 2013). Selain desain dan teknologi yang berkonsep bangunan hijau. Perilaku para stakeholders yang berkaitan dengan bangunan dan gedung juga harus menjadi perhatian. Menjadi hal yang siasia jika kesadaran hanya mandek di kedua hal di atas. Dibutuhkan perubahan perilaku para pemangku kepentingan agar seluruh tujuan berhasil dengan sukses. Khusus mengenai perilaku, manajemen Grha Wonokoyo adalah salah satu contoh sukses. Serangkaian usaha dilakukan agar lebih banyak pemakaian energi yang mampu dihemat. Mereka mengembangkan apa yang disebut dengan Konsep Manajemen Energi Terpadu. Itu merupakan sebuah program penghematan energi dari sisi pendekatan aktif. Implementasinya, berupa pengelolaan,
Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
fokus utama pengontrolan dan penyusunan program kerja. Untuk itu ditunjuk Manajer Energi yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan progam. Terutama yang terkait dengan target indeks efisiensi energi. Manajer energi juga bertugas melakukan evaluasi terhadap efektivitas program kerja yang telah dicanangkan. Dalam pelaksanaan tugasnya, Manajer Energi dibantu beberapa pihak. Sebut saja Kepala Seksi Perencanaan yang bertanggung jawab terhadap penyusunan program kerja yang terkait dengan Manajemen Energi Terpadu terutama dari sisi program pemeliharaan dan perawatan rutin. Dalam pelaksanaanya sang manajer energi dibantu oleh sejumlah kepala seksi. Contohnya, Kepala Seksi Elektrikal bertanggung jawab terhadap jalannya ketentuan pengaturan dan pengelolaan semua peralatan alat elektrika guna
Energi Terpadu. Sebut saja pengelolaan sistem pendingin ruangan. Dilakukan konfigurasi ulang aktivasi sistem pendingin ruangan. Dari semula 6 unit yang diaktifkan menjadi hanya 4 unit pada ruang perkantoran. Setiap konfigurasi sudah dihitung cooling load-nya dengan tidak mengurangi aspek kenyamanan penghuni kantor dalam melaksanakan aktivitas. Berikutnya dilakukan pembatasan jam aktivasi. Sistem pendingin ruangan akan dinonaktifkan saat jam tidak produktif pada ruang perkantoran dan ruangan meeting. “AC mulai menyala pada pukul 07.45, lalu mati satu jam saat istirahat siang,” kata Betal. Suhu udara di ruang kerja diatur antara 220C sampai 260C. Pengaturan suhu berlaku untuk seluruh gedung, kecuali ruang tertentu seperti ruang general manager, ruang tamu dan ruang meeting. Pengaturan itu
Penggunaan alat elektronik menjadi salah satu perhatian dari manajemen Grha Wonokoyo.
memperoleh tingkat konsumsi energi yang telah ditargetkan. Hal senada berlaku bagi Kepala Seksi Mekanikal yang berwenang dalam pengelolaan dan pengaturan semua sistem mekanikal agar capaian tingkat konsumsi energi yang ditargetkan tidak meleset. Agar memudahkan pencapaian target penghematan energi, di setiap lantai ditunjuk Floor Manager sebagai pejabat fungsional. Tugasnya memastikan pelaksanaan manajemen energi dalam kaitan kepedulian penghuni lantai terhadap pemakaian energi listrik dalam aktivitas kantor sehari-hari. Selepas penyusunan tim pengelolaan manajemen energi rampung, itulah awal diterapkannya rangkaian praktek Manajemen Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
dilakukan untuk meminimalkan beban AC yang terbuang sehingga mengurangi penggunaan energi listrik. Tidak lupa suhu pengatur ruangan pada remote lokal pun dibatasi. Suhu diatur pada kisaran 220C—240C pada ruang perkantoran, bergantung pada kondisi musim kemarau atau musim hujan.Dengan cara tersebut, Grha Wonokoyo berhasil menghemat energi sebesar 64%. IKE rata-rata hanya sebesar 86,90 kWh/ m2/tahun. Itulah sekelumit upaya yang telah dilakukan oleh sejumlah pengelola bangunan dan gedung yang wajib dicontoh. Upaya mereka telah membuahkan hasil positif. Dampaknya tidak hanya berarti bagi perusahaan, tetapi juga gaungnya secara nasional.***
9
fokus utama
Anugerah M Para Penghemat Energi “Kesibukan bangsa kita selama ini hanya membangun listrik, tapi tidak pernah sibuk memikirkan bagaimana cara menyimpan listrik yang sudah terbangun,” demikian sambutan Sudirman Said, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam acara malam Penganugerahan Efisiensi Energi Nasional di Hotel Borobudur Jakarta, Rabu, 19 November 2014.
enurut Sudirman, sudah saatnya bangsa Indonesia menyeimbangkan antara building up supply side dengan pengelolaan demand side. Artinya, fokus penyediaan energi tak melulu identik dengan pembangunan pembangkit listrik. Namun, dapat diupayakan dengan melakukan efisiensi dan konservasi energi yang sudah tersedia. “Efisiensi berarti kita hanya mengambil energi seperlunya saja,” ujarnya. Menteri ESDM Kabinet Kerja itu menyatakan bahwa sehubungan dengan ketahanan energi nasional, upaya-upaya penerapan efisiensi dan konservasi energi merupakan hal prioritas yang perlu dilaksanakan oleh semua pihak. Pemerintah, para pemangku kepentingan dan seluruh lapisan masyarakat harus bersama-sama mengupayakan hal tersebut. “Perlu dukungan kerjasama dan koordinasi yang baik antara seluruh kementerian dan lembaga dalam membuat kebijakan serta regulasi untuk mewujudkan ketahanan energi nasional,” kata Sudirman. Karenanya, acara bertajuk Penghargaan Efisiensi Energi Nasional (PEEN) 2014 itu mengundang perwakilan dari berbagai kementerian dan lembaga negara, pemerintah daerah, perwakilan perusahaan serta asosiasi. Dalam kesempatan itu, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Rida Mulyana menambahkan, penghargaan efisiensi energi ditujukan kepada para institusi pemerintah dan pemangku kepentingan di sektor industri dan bangunan gedung atas keberhasilan mereka dalam menerapkan prinsip-prinsip efisiensi dan konservasi energi di lingkungannya. “Ini bentuk apresiasi dari pemerintah kepada berbagai institusi yang telah melakukan langkah efisiensi energi,” kata Rida.
“Ini saatnya kita menyeimbangkan supply and demand energy,” ujar Menteri ESDM Sudirman Said.
10
Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
fokus utama
Para pemenang dalam ajang Penghargaan Efisiensi Energi Nasional 2014 A. Kategori Bangunan Gedung Hemat Energi :
-
Rida Mulyana, Dirjen EBTKE memberikan sambutan pada Penghargaan Efisiensi Energi Nasional 2014.
(Pemenang II - sub kategori Gedung Baru)
- Graha Merah Putih Jakarta - Telkom Property
Gedung Publik 2 - PT Bio Farma (Persero)
(Pemenang II - sub kategori Gedung Retrofitted)
- The Breeze Mall - PT Bumi Serpong Damai Tbk
(Pemenang I - sub kategori Gedung Tropis)
Kategori Serupa dengan tahun sebelumnya, kategori dan kriteria yang digunakan pada kompetisi PEEN mengacu ASEAN Energy Award. Kategori dan kriteria tersebut terdiri dari Bangunan Gedung Hemat Energi dan kategori Manajemen Energi di Industri dan Bangunan Gedung. Ajang PEEN 2014 juga menambahkan satu kategori yaitu kategori Penghematan Energi dan Air yang dikhususkan kepada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Provinsi. Kategori tambahan ini diadakan dalam rangka implementasi Instruksi Presiden No.13 Tahun 2011 tentang Penghematan Energi dan Air. Peserta PEEN 2014 umumnya para pemilik atau pengelola gedung, perusahaan di sektor industri, seta pemerintah daerah. Sebelumnya mereka mengirimkan proposal yang berisi profil penerapan upaya efisiensi energi yang dilakukan di lingkungan masing-masing. Setelah dilakukan seleksi, terpilihlah para peserta yang telah memenuhi persyaratan kompetisi. Pada tahun 2014, anugerah PEEN 2014 diikuti oleh 73 peserta. Adapun detil peserta terdiri dari 5 peserta kategori Bangunan Gedung Hemat Energi, 31 peserta kategori Manajemen Energi pada Industri dan Bangunan Gedung, dan 37 peserta kategori Penghematan Energi dan Air pada instansi Pemerintah. Ditilik dari sisi jumlah, peserta kompetisi kali ini terhitung lebih banyak ketimbang tahun sebelumnya Penentuan pemenang untuk kategori bangunan Gedung Hemat Energi dan kategori Manajemen Energi di Industri dan Bangunan Gedung, mengacu kepada kriteria yang ditetapkan oleh ASEAN Center for Energy (ACE). Pertimbangan lainnya adalah nilai passing grade untuk masing-masing jenjang yang ditetapkan oleh para Dewan Juri. Dengan demikian tidak semua kategori memiliki pemenang lengkap, ada
Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
B. Kategori Manajemen Energi di Industri dan Bangunan Gedung :
• Manajemen Energi Pada Industri (sub kategori Kecil dan Menengah)
- PT Phapros Tbk (Pemenang I)
- PT Sinar Sosro Pabrik Pandeglang (Pemenang III)
• Manajemen Energi Pada Industri (sub kategori Industri Besar)
- PT Semen Padang (Pemenang I)
- PT Smelting (Pemenang II)
- PT Cheil Jedang Indonesia (Pemenang III)
• Inovasi Khusus Pada Industri
- PT Kaltim Prima Coal (Pemenang)
- PT Mitra Kerinci (Pemenang)
• Manajemen Energi Pada Gedung (sub kategori Kecil dan Menengah)
- Graha Telkom BSD Tangerang - Telkom Property (Pemenang III)
- Graha Indonesia Wifi (Telkom Property) (Pemenang III)
• Manajemen Energi Pada Gedung (sub kategori Gedung Besar)
- Menara Multimedia - Telkom Property (Pemenang II)
- RS. Kanker Dharmais (Pemenang II)
C . Kategori Penghematan Energi dan Air pada Pemerintah Pusat dan
Daerah :
• Pemerintah Pusat
- Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (Pemenang I)
- Kementerian Pekerjaan Umum (Pemenang II)
- Kementerian Kesehatan (Pemenang III)
- Badan Pusat Statistik (Pemenang Harapan I)
- Kementerian Kelautan dan Perikanan (Pemenang Harapan II)
• Pemerintah Daerah
- Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemenang I)
- Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemenang II)
- Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemenang III)
- Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Pemenang Harapan I)
- Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Pemenang Harapan II)
11
fokus utama yang hanya memiliki juara II tanpa ada juara I, atau hanya ada juara III tanpa ada juara I dan juara II. Contohnya beberapa kategori seperti Manajemen Energi Pada Gedung sub kategori Gedung Kecil, Sedang dan Besar; Bangunan Gedung Hemat Energi sub kategori Gedung Baru, Gedung Retrofitted: tak memiliki juara lengkap. Kondisi serupa juga terjadi di tahuntahun sebelumnya. “Itu artinya kita masih memberi ruang tumbuh untuk pencapaian yang lebih baik di masa depan,” kata Sudirman. Juri lomba yang terlibat dalam kegiatan PEEN 2014 terdiri dari sejumlah institusi yang memiliki komitmen tinggi dan sangat berpengalaman di bidang konservasi energi.
yang diraih Semen Padang tak lepas dari usaha manajemen selama ini dalam melakukan efisiensi energi. Sedangkan PT Telkom Property sukses memborong 4 penghargaan PEEN 2014 malam itu. Telkom Property memperoleh penghargaan dalam Kategori Bangunan Gedung Hemat Energi untuk Bangunan Gedung Retrofitted di lokasi Graha Merah Putih Jakarta. Perusahaan itu juga berhasil memenangkan kategori Energi Gedung Kecil Menengah untuk lokasi Graha Merah Putih Telkom BSD Tangerang dan Graha Indonesia Wifi Jakarta, serta Kategori Manajemen Energy Gedung Besar untuk lokasi Gedung Menara Multimedia Jakarta. “Telkom tentunya serius dalam menginvest-kan segala sesuatunya sehingga sesuai
Deretan pemenang PEEN 2014 Kategori Penghematan Energi dan Air Pada Pemerintah Pusat dan Daerah.
Mereka terdiri dari perwakilan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Himpunan Ahli Konservasi Energi (HAKE), Green Building Council Indonesia (GBCI), Ikatan Ahli Fisika Bangunan Indonesia (IAFBI), dan perwakilan dari Direktorat Konservasi Energi, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (DJEBTKE).
Pemenang Dari proposal yang diberikan oleh masingmasing peserta, PT Semen Padang merupakan perusahaan yang mampu menghemat energi hingga 97.778 kWh/Ton atau setara Rp20-miliar dalam setahun. Tak heran jika perusahaan pelat merah itu didapuk sebagai juara pertama pada Penghargaan Efisiensi Energi Nasional 2014 untuk kategori Menajemen Industri dan Bangunan Gedung. Menurut Direktur Produksi PT Semen Padang, Agus B. Nurbiantoro penghargaan
12
dengan program hemat energi nasional, dan ini harus kita apresiasi,” kata Sudirman dalam sambutannya. Pemenang PEEN 2014 akan menjadi calon peserta ASEAN Energy Award 2015 mendatang. ASEAN Energy Award sendiri merupakan kegiatan tahunan regional ASEAN yang diselenggarakan oleh ASEAN Centre for Energy (ACE) dalam rangka mempromosikan pemanfaatan energi baru terbarukan serta penerapan efisiensi dan konservasi energi di wilayah ASEAN. Nantinya, para pemenang akan mendapat bimbingan dari Kementerian ESDM untuk memenuhi persyaratan yang diajuan ACE. Indonesia selalu aktif mengirimkan peserta dalam ajang ASEAN Energy Award. Indonesia berhasil menyabet 13 penghargaan pada ASEAN Energy Award 2013 silam. Semoga tahun depan perwakilan kita bisa memenangkan ASEAN Energy Award lebih banyak lagi.*** Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
fokus utama
Potensi Penghematan Para Pemenang PEEN 2014 Rata-rata Penghematan Per Tahun No
Nama Pemenang
Sub Kategori
Prestasi
Penghematan Penghematan Penghematan Konsumsi Energi Konsumsi Energi (%) (Rupiah) Energi (kWh)
Penurunan Emisi
A
Kategori Bangunan Gedung Hemat Energi
1
Gedung Publik 2 PT BioFarma
Bangunan Gedung Hemat Energi / Gedung Baru
Pemenang II
60,81 Ribu
66,9 Juta
56,87 %
4,18 Ton CO2
2
Graha Merah Putih Jakarta Telkom Property
Bangunan Gedung Retrofitted
Pemenang II
606,24 Ribu
666 Juta
7%
540 Ton CO2
3
The Brezee Mall PT BSD
Bangunan Gedung Hemat Energi / Gedung Tropis
Pemenang I
24,96 Ribu
27,4 Juta
51,6 %
22,3 Ton CO2
B
Kategori Manajemen Energi di Industri dan Bangunan Gedung Hemat Energi
1
PT Phapros Tbk
600 Juta
11%
356 Ton CO2
4,33 Milyar
7%
2.548 Ton CO2
2
ME Industri Kecil PT Sinar Sosro Pabrik dan Menengah Pandeglang
3
PT Semen Padang
4
PT Smelting
5
PT Cheil Jedang Indonesia
6 7
ME Industri Besar
PT Kaltim Prima Coal ME Inovasi Khusus di Industri PT Mitra Kerinci
Pemenang I
399,80 Ribu
Pemenang III 2.860 Ribu Pemenang I
97.778 kWh/ Ton
20 Milyar
2,5%
21,78 Ton CO2
Pemenang II
345,5 Ribu
523 Juta
8,3 %
307,8 Ton CO2
Pemenang III 305,2 Ribu
462 Juta
6,5 %
272 Ton CO2
Pemenang
766,74 Ribu
1,1 Milyar
6%
683,16 Ton CO2
Pemenang
254,42 Ribu
385 Juta
25%
226,69 Ton CO2
162,7 Juta
8,3 %
95,78 Ton CO2
Manajemen Energi Gedung / Kecil dan Pemenang III 107,5 Ribu Menengah
8
Grha Telkom BSD Tangerang Telkom Property
Manajemen Energi Graha Indonesia Wifi Gedung / Kecil dan Pemenang III 34,27 Ribu Telkom Property Menengah
37,7 Juta
3,1 %
30,5 Ton CO2
Gedung Menara Multimedia Telkom Property
Manajemen Energi Gedung / Besar
Pemenang II
400,8 Ribu
520 Juta
11,39 %
357 Ton CO2
RS Kanker Dharmais
Manajemen Energi Gedung / Besar
Pemenang II
15,05 Ribu
16,5 Juta
12,8 %
13.405,89 Kg CO2
Sumber : Siaran Pers Kementerian ESDM No. 61 /SJI/2014 Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
13
fokus utama
Catatan Penting PEEN 2014 Penghargaan Efisiensi Energi Nasional bukan sekedar acara seremonial yang digelar setiap tahunnya. Asa besar menanti. Semakin banyak institusi yang diharapkan mengikuti jejak para pemenang. Dengan demikian bukan keniscayaan lagi sasaran perolehan target penghematan energi dari sektor industri dan bangunan demi membangun ketahanan energi nasional.
M
enurut Maritje Hutapea, Direktur Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), berbicara mengenai energi ada 2 hal yang selalu menjadi sorotan. Pertama dari sisi supply, yaitu
bagaimana memasok energi secara cukup. “Ini yang paling sering diupayakan selama ini. Padahal ada hal yang jauh lebih serius, yaitu bagaimana kita menggunakan energi yang dipasok itu secara efisien dan rasional,” ujar Maritje. Dari sisi supply, banyak yang sudah dilakukan seperti membangun pembangkit listrik. Namun, tingginya pertumbuhan permintaan energi membuat Indonesia berada dalam situasi krisis energi yang semakin lama semakin sering terjadi. “Kita bisa mengatasi itu. Di samping menambah pasokan, kita bisa mengatasi krisis itu dengan menggunakan energi secara efisien dan rasional,” kata Maritje. Caranya dengan mengajak seluruh pengguna energi, mulai dari sektor industri, sektor bangunan, sektor rumah tangga, maupun sektor transportasi untuk segera peduli terhadap penggunaan energi. Oleh karena itu, Kementerian ESDM membuat berbagai program dan regulasi agar seluruh pengguna energi dapat melakukan atau menggunakan energi secara efisien. Penghargaan Energi Efisiensi Nasional (PEEN) difokuskan untuk industri dan bangunan karena dilihat dari statistik energi, industri dan bangunan merupakan sektor pengguna energi terbesar kedua dibanding total konsumsi energi Indonesia. Apabila sektor industri dan bangunan mampu melakukan langkah-langkah penghematan energi secara bersama-sama, maka akan berdampak signifikan bagi konsumsi energi nasional. “Itu akan membantu meningkatkan
Sebagian Pemenang PEEN 2014.
14
Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
fokus utama ketahanan energi nasional kita,” tutur Maritje. Dalam pelaksanaannya, melalui efisiensi dan konservasi energi, kiranya upaya kreatif perlu mendapat apresiasi sebagai bagian dari menggagas kesadaran seluruh masyarakat Indonesia. Sektor industri dan bangunan yang sudah menaati dan melaksanakan regulasi terkait energi dengan baik serta membuktikan bahwa mereka telah berhasil menghemat energi, baik listrik, BBM, atau gas, perlu diberi apresiasi. “Itulah latar belakang Penghargaan Energi Efisiensi Nasional (PEEN),” ujar Maritje.
Merepresentasikan bangunan tropis yang memiliki unsur perlindungan panas, hujan, dan ventilasi alami.
The Breeze Mall :
Gedung Tropis Peduli Energi
Maritje Hutapea, Direktur Konservasi Energi.
Peningkatan Penghargaan Efisiensi Energi Nasional (PEEN) sejatinya telah dilaksanakan selama 3 tahun yakni sejak 2012. Penghargaan ini merupakan apresiasi tertinggi dari Pemerintah Indonesia bagi industri dan gedung yang sudah terbukti berhasil melakukan penghematan energi. Dari tahun ke tahun pelaksanaan terus diupayakan mengalami peningkatan dari sisi kuantitas dan kualitas penyelenggaraan. Pada 2014, dilihat dari jumlah peserta, terjadi peningkatan. Diharapkan pada tahun-tahun mendatang semakin banyak calon peserta yang mengikuti ajang ini. Pada akhirnya, diharapkan kualitas upaya efisiensi energi yang dilakukan para peserta pun juga mengalami peningkatan.*** Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
Salah satu pemenang PEEN 2014 adalah The Breeze Mall. Gedung yang dikelola manajemen PT Bumi Serpong Damai Tbk itu meraih Pemenang I Kategori Bangunan Gedung Hemat Energi sub kategori Gedung Tropis. “Ini yang ketiga kalinya Sinarmas Land mendapat penghargaan PEEN,’ kata Director Regulation Watch and Sustainable Programme Sinarmas Land, Ignesjz Kemalawarta. The Breeze berada dalam satu kompleks BSD City dimana ada 11 gedung yang semuanya memiliki sertifikat Green Building. Salah satu poin penting mendapat sertifikat itu adalah adanya energy saving pada gedung. “Konsep desain The Breeze adalah outdoor entertainment untuk kantor-kantor dan lingkungan sekitar,” kata Ignesjz saat berbicara di salah satu televisi swasta Mall yang dirancang tanpa dinding itu merepresentasikan bangunan tropis yang memiliki unsur perlindungan panas, hujan, dan ventilasi alami. “AC yang digunakan The Breeze hanya 38% alias sangat sedikit,” ujar Ignesjz. Misalnya, di dalam restoran hanya bagian dapur di bawah yang menggunakan AC. Untuk pencahayaan, penggunaan kaca memungkinkan pengunjung melihat kondisi di luar gedung sekaligus sebagai perantara masuknya sinar matahari alami ke dalam ruangan. Akibatnya, beban cahaya menjadi rendah yakni hanya 13 Watt per m2, jauh di bawah standar nasional yang mencapai 20 m2. The Breeze juga menggunakan giant roof sebagai atap yang berfungsi sebagai landmark sekaligus pengurang radiasi matahari. Keseluruhan upaya itu akhirnya menghasilkan konsumsi energi yang lebih rendah. Energi yang digunakan The Breeze pun rendah yaitu 72 kWh/m2/tahun. Sementara standar ASEAN untuk bangunan mall mencapai 150 kWh/m2/tahun. “Itu berarti biaya opersional untuk membayar listrik rendah, hanya Rp3—4 miliar per tahun,” kata Ignesjz.***
15
fokus utama
Sertifikat Hijau Bukti Kepedulian Lingkungan Gedung yang memiliki sertifikat green building berarti sudah menerapkan konsep efisiensi dan konservasi energi. Dibutuhkan pemenuhan berbagai persyaratan untuk memperoleh pengakuan sebagai bangunan hijau sejati.
S
inar matahari siang itu jatuh menerpa ruangan di gedung Kantor Manajemen Pusat (Kampus) PT Dahana di Subang. Akibat penerangan alami itu, seluruh lampu di dalam kantor tak dinyalakan. Meski tanpa bantuan lampu, kantor itu tetap terang benderang berkat
cahaya matahari yang menerobos masuk melalui jendela kaca. Puluhan pekerja tampak nyaman beraktivitas dengan pencahayaan matahari yang berhasil masuk ke dalam gedung. Pun demikian dengan Air Conditioning (AC). Untuk membuat gedung terasa nyaman
PT Dahana berhasil memperoleh sertifikat Green Building dari Green Building Council Indonesia (GBCI) dengan penghargaan Platinum.
16
Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
fokus utama
Foto : Lokasi Kampus Dahana
dengan udara sejuk, PT Dahana (Persero) tetap menggunakan AC. Hanya saja setiap sudut ruangan dilengkapi dengan human sensor yang mengatur penggunaan lampu dan air conditioner secara efisien. Penggunaan sensor itu bertujuan mengontrol kondisi termal ruangan. Pengukuran suhu ruangan dilakukan setiap hari. Suhu udara dipertahankan 21oC —25oC dan kelembaban udata relatif sebesar 60%. Di bagian luar gedung, terdapat beragam pepohonan seperti yuka, cycas, philodendron, dan sanseviera yang saling berdampingan membentuk taman indah. Luas area taman 10% dari luas total lahan atau 50% dari ruang terbuka. Keberadaan taman diharapkan mampu menyerap polusi udara dan menghasilkan oksigen. “Sejak awal perencanaan, Kampus Dahana didesain sebagai kantor dengan konsep yang pengelolaannya ramah lingkungan,” ujar Tris Budiman, Humas PT Dahana (Persero), Kampus Dahana adalah salah satu wujud green concept dari suatu industri berwawasan lingkungan dan hemat energi. Index Efficiency Energy (IEE) Kampus EMC Subang hanya 133.40 kWh/m2/ tahun. Angka itu masih di bawah standar Indeks ASEAN Energy Efficiency Office sebesar 200 kWh/ m2/tahun. Partisipasi PT Dahana (Persero) dalam rangka pengurangan emisi juga dapat dilihat dari desain gedung dan manajemen lingkungan, seperti penghematan energi untuk penerangan dan
Selain ruang kerja, ruang lain pun juga mengandalkan pencahayaan alami.
AC. Konsumsi energi Kampus Dahana sebesar 43,387.68 kWh per bulan, dengan pemakaian tertinggi selama sebulan 0.8675 MW. Tak heran jika kantor yang berlokasi di Subang itu meraih sertifikat Green Building dari Green Building Council Indonesia (GBCI) dengan penghargaan Platinum. Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
Meski tanpa lampu, Kantor Dahana tetap terang benderang berkat cahaya matahari yang menerobos masuk melalui jendela kaca.
Enam aspek Green building adalah bangunan yang sejak perencanaan, pembangunan hingga pengoperasiannya mampu mengurangi pemakaian sumber daya alam. Green building didesain untuk mereduksi dampak lingkungan terbangun yang buruk bagi kesehatan manusia dan alam. Upaya yang bisa dilakukan antara lain dengan melakukan efiseinsi dalam penggunaan energi. Bisa juga dengan mereduksi limbah padat, gas dan cair, serta mengurangi polusi dan kerusakan lingkungan. Di Indonesia, salah satu lembaga yang berhak memberikan penilaian green building terhadap suatu bangunan adalah Green Building Council Indonesia (GBCI). Menurut Tiyok Prasetyoadi, Director for Rating Development GBCI, institusi itu sejak tahun 2009 mengeluarkan rating terhadap gedung. Salah satu tujuannya untuk mengurangi emisi karbon gedung baru maupun existing building yang melakukan retrofit. Gedung yang sudah menjalani proses rating nantinya akan mendapat sertifikat Green Building dari GBCI. “Kategorinya ada bronze, silver, gold dan yang tertinggi platinum,” kata Tiyok. Selain PT Dahana, gedung-gedung di Indonesia yang telah mendapat sertifikat platinum dari GBCI antara lain gedung Kementerian Pekerjaan Umum, Gedung Menara BCA, dan Gedung Pasific Place. Terdapat 6 aspek yang menjadi pedoman dalam evaluasi penilaian GBCI. Pertama, lokasi dimana bangunan itu berada harus memenuhi syarat tepat guna lahan (Approtiate Site Development/ ASD). Kedua, keberadaan bangunan tersebut juga telah mempertimbangkan efisiensi dan konservasi
17
fokus utama energi (Energy Efficiency & Conservation/EEC). Ketiga, aspek lain yang juga penting untuk dinilai adalah upaya dalam melakukan konservasi air (Water Conservation/WAC). Keempat, pemilik atau pengelola bangunan juga harus menggunakan dan menyertakan informasi mengenai sumber dan siklus material (Material Resource and Cycle/MRC) yang sesuai dengan persyaratan. Kelima, kualitas udara dan kenyamanan ruang (Indoor Air Health and Comfort/IHC) menjadi poin penting lain yang harus dipenuhi sesuai persyaratan yang telah ditetapkan GBCI. Keenam, pemilik bangunan juga harus memenuhi persyaratan mengenai
lain berupa stiker, poster maupun email. Indeks Konsumsi Energi (IKE) listrik bangunan tersebut harus lebih kecil dari IKE listrik standar acuan yang ditentukan oleh GBCI. “Standar IKE listrik untuk perkantoran 250 kWh/m2/ tahun, Mall 450 kWh/m2/tahun dan Hotel atau Apartemen 350 kWh/m2/tahun,” tutur Tiyok. Untuk mengetahui penurunan tersebut, gedung yang akan dinilai wajib menyerahkan IKE selama 6 bulan berturut-turut. Apabila IKE listrik gedung di atas IKE listrik standar acuan dan lebih kecil sama dengan 120% IKE listrik gedung dalam 6 bulan terakhir,
Suhu udara dipertahankan 210C—250C.
manajemen lingkungan bangunan (Building and Environment Management/BEM). Menurut Tiyok, masing-masing aspek memiliki bobot yang berbeda. Total angka tertinggi yang bisa dicapai pada penilaian efisiensi dan konservasi energi pada bangunan terbangun adalah 36 poin. Tolok ukur yang digunakan pada aspek Efisiensi dan Konservasi Energi antara lain adanya surat pernyataan yang memuat komitmen dari manajemen puncak. Surat pernyataan itu mencakup adanya audit energi, target penghematan dan action plan berjangka waktu tertentu oleh tim energi. Selain itu, harus ada kampanye dalam rangka mendorong penghematan energi dengan minimal pemasangan kampanye tertulis secara permanen di setiap lantai. Bentuknya antara
18
maka setiap 5% penurunan akan mendapat 1 poin tambahan maksimal 8 poin. Begitu pula sebaliknya. Apabila IKE listrik gedung menunjukkan nilai di bawah IKE listrik standar acuan dalam 6 bulan terakhir, maka setiap 3% penurunan akan mendapat 1 poin tambahan sampai maksimal 16 poin. Selain itu, gedung terbangun harus melakukan penghematan dengan lampu yang memiliki daya pencahayaan lebih hemat 20% dari SNI 03 61972000 tentang Konservasi Energi pada Sistem Pencahayaan. Poin tambahan juga diberikan pada gedung yang menggunakan minimum 80% ballast frekuensi tinggi (elektronik) pada ruang kerja umum. Sedangkan untuk tata udara, GBCI menerapkan standar efisiensi maksimum yang bisa dilihat pada tabel berikut.
Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
fokus utama Tabel Nilai Efisiensi Maksimum Mechanical Ventilation Air Conditioning (MVAC) System AC Water cooled Aircooled Unitary
Efisiensi Maksimum (kW/TR)
Setiap Usaha Penghematan Mendapat 2 poin*
Recip/screw chiller
0.881
0,03
centrifugal chiller
0.656
0,03
Recip/screw chiller
1.270
0,05
split
1.436
0,02
VRV
1.034
0,03
Jenis Peralatan
* untuk setiap usaha penghematan dengan perbaikan efisiensi sebesar masing-masing angka “usaha penghematan” yang ditentukan, akan mendapatkan 2 poin dengan maksimal sebesar 10 poin.
Sisi lain Selain efisiensi dan konservasi energi, ada 5 aspek lain yang harus diperhatikan. Tepat Guna Lahan (Approtiate Site Development/ASD) berarti menyediakan fasilitas umum seperti jalur pejalan kaki, jalur sepeda, halte bus atau stasiun. Sedangkan konservasi air (Water Conservation/ WAC) menitikberatkan pada sumber air yang digunakan. “Seluruh kebutuhan irigasi tidak boleh bersumber dari sumber air primer gedung seperti PDAM dan air tanah,” ujar Tiyok. Konservasi air juga dilakukan dengan menggunakan air daur ulang dengan kapasitas yang cukup untuk kebutuhan flushing WC. Namun, air daur ulang harus sesuai dengan standar WHO untuk medium contact (< 100 Fecal Coliform /100 ml). Bagi gedung yang menggunakan cooling tower pada sistem pendinginnya, harus menggunakan air daur ulang dengan kapasitas yang cukup untuk kebutuhan make up water cooling tower. Sumber dan Siklus Material (Material Resource and Cycle/MRC) sebaiknya memilih material lokal yang berjarak maksimal 1.000 m dari lokasi. Tujuannya agar tidak terjadi embodded energy akibat jarak yang cukup jauh. Bahan material yang digunakan sebaiknya ramah lingkungan dengan ciri-ciri: a. Produksi regional; b. Bersertifikat SNI / ISO / ecolabel; c. Material yang dapat didaur ulang (recycle); d. Material Bekas (reuse); e. Material Terbarukan (renewable); f. Material modular atau Prefabrikasi; g. Kayu bersertifikasi; h. Lampu yang tidak mengandung merkuri; i. Insulasi yang tidak mengandung styrene; j. Plafond atau Partisi yang tidak mengandung asbestos; Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
k. Produk kayu komposit dan agrifiber beremisi formaldehyde rendah; l. Produk cat dan karpet yang beremisi VOC rendah. Kualitas Udara & Kenyamanan Ruang (Indoor Air Health and Comfort/IHC) berfokus pada peraturan merokok di dalam gedung. Para karyawan dilarang merokok di seluruh area gedung. Pihak manajemen tidak menyediakan bangunan/ area khusus di dalam gedung untuk merokok. Apabila menyediakan area khusus merokok di luar gedung harus berjarak minimal 5 m dari pintu masuk, tempat masuknya udara segar dan bukaan jendela. Kualitas udara ruangan yang menunjukan adanya introduksi udara luar minimal sesuai dengan SNI 03-65722001 tentang Tata Cara Ventilasi dan Sistem Pengkondisian Udara pada Bangunan Gedung. Terakhir, gedung terbangun harus memperhatikan rencana operation and maintenance yang mendukung sasaran pencapaian rating-rating Greenship. Manajemen Lingkungan Bangunan (Building and Environment Management/BEM) dititikberatkan pada sistem mekanikal & elektrikal, sistem plumbing dan kualitas air, pemeliharaan eksterior & interior, purchasing dan pengelolaan sampah. Manajemen Lingkungan Bangunan mencakup struktur organisasi, standar prosedur operasi dan pelatihan, program kerja, anggaran, serta laporan berkala minimum tiap 3 bulan.***
Human sensor dapat mengatur penggunaan lampu dan air conditioner secara efisien. Penggunaan sensor itu bertujuan mengontrol kondisi termal ruangan.
19
fokus utama
Pada AC central, semua dikontrol dari satu titik dan kemudian hawa dingin didistribusikan ke sejumlah ruangan.
Cara Bijak Gunakan Air Conditioning Pengkondisian udara dengan menggunakan Air Conditioning (AC) bertujuan membuat ruangan terasa nyaman bagi penghuninya. Pemilihan jenis AC dan tatacara penggunaannya berpengaruh besar terhadap konsumsi energi. Karena itu, bijaklah dalam menggunakannya.
“D
uh, panasnya,” ujar Mida, karyawan sebuah kantor swasta di bilangan Jakarta Pusat saat kembali ke kantor selepas jam makan siang. Ia pun menyalakan Air Conditioning (AC) dan menyetel ulang suhu ruangan, dari 25oC turun menjadi 16oC. Harapannya, udara dingin ia dapatkan seketika.
20
Kondisi seperti itu memang jamak dialami oleh sebagian besar penghuni gedung perkantoran. Namun, tak lama kemudian Mida justru merasa kedinginan. Ia pun mengenakan jaket untuk menghangatkan badan. Alih-alih mematikan atau menaikkan temperature AC, Mida malah membuka jendela ventilasi. Tanpa sadar, Mida
Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
fokus utama Agar nyaman
Penggunaan AC split masih digunakan di banyak gedung perkantoran.
sudah melakukan banyak pemborosan energi. Seringkali kita terpaksa menggunakan AC karena tidak tahan akan panasnya udara, seperti yang Mida lakukan. Pasalnya, Indonesia berada pada garis katulistiwa dengan iklim tropis yang panas dan lembab. Klimatologi tahun 2014 menyebutkan suhu rata-rata di Indonesia sebesar 23 oC—34oC dengan kelembaban 60%—85%. Kondisi udara yang panas dan lembab memicu rasa tidak nyaman untuk bekerja, sehingga perlu dikondisikan agar nyaman. Suhu pun disetel serendah mungkin, biasanya hingga mencapai 16oC.
Menurut Parlindungan Marpaung dari Sertifikasi Kompetensi Bidang Konservasi Energi dan Efisiensi Energi, fenomena ini lumrah terjadi di kota besar. Menurut Parlindungan, ruangan yang disetel pada suhu 15oC itu terlalu berlebihan. “Sebagai perbandingan, suhu udara di Lembang, Jawa Barat saat pagi hari juga 16oC. Di sana saya harus memakai jaket untuk mengusir hawa dingin,” ujar Parlindungan. Tentu suhu udara yang dikondisikan tidak berbeda dengan dinginnya udara Lembang. Akhirnya orang harus memakai jaket di dalam ruangan lantaran terlalu dingin. “Itu sangat tidak efektif dan boros energi,” kata Parlindungan. Selama ini, masyarakat menganggap AC berfungsi untuk mendinginkan ruangan. Padahal, sebenarnya fungsi AC adalah untuk mengkondisikan supaya ruangan terasa nyaman bagi penghuninya. Menurut definisi Standar Nasional Indonesia (SNI), sistem tata udara atau AC adalah utilitas bangunan gedung untuk mengkondisikan udara di dalam ruangan gedung agar nyaman beraktivitas. SNI menyebutkan bahwa kenyamanan suhu di dalam ruangan ber AC 24 oC —27o C. Kelembaban udara sebaiknya
Fungsi AC adalah untuk mengkondisikan supaya ruangan terasa nyaman bagi penghuninya bukan mendinginkan ruangan.
Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
21
fokus utama Sebagai contoh perhitungan, kenyamanan termal yang sama dapat diperoleh dengan suhu 21oC dan RH (kelembapan) 75%, atau dengan suhu 25 oC dan RH 55%. Namun, pemakaian energi listrik kedua pengaturan tersebut berbeda. Untuk kondisi suhu 21 oC dan RH 75%, konsumsi listrik AC lebih besar sekitar 4 x 6% = 24% dibandingkan dengan kondisi ruangan dengan suhu 25 oC dan RH 55%.
Jenis AC
Cooling tower merupakan komponen pendukung AC central.
berkisar 55%—70% sehingga masih memiliki kemampuan untuk menyerap air dari tubuh. Jadi, suhu udara tidak perlu diatur terlalu dingin jika penghuni sudah merasa nyaman dengan suhu di atas 20oC. “Pengaturan sistem udara sebaiknya juga memperhatikan kelembapan,” kata Parlindungan. Setiap kelembaban relatif udara ruangan naik sebesar 5%, maka untuk mendapatkan kondisi kenyamanan yang sama suhu udara ruangan harus diturunkan sebesar 1oC – 1,5oC . Padahal, setiap kenaikan suhu AC sebesar 1oC, konsumsi listrik akan naik 6%. Bisa dibayangkan betapa borosnya konsumsi listrik yang digunakan jika suhu diatur pada suhu 16oC.
22
Saat ini terdapat dua jenis AC yang lazim digunakan di perkantoran, yakni AC split dan AC sentral. Split artinya terpisah. AC Split ini memiliki dua bagian yaitu indoor dan outdoor. Compressor pada AC split terletak pada bagian outdoor dan memiliki kipas sebagai alat untuk mengurangi panas yang ada pada pipa kondensor. Sedangkan pada bagian indoor terdapat pipa evaporator dan motor listrik yang berfungsi memutar blower lalu dikeluarkan pada ruangan yang telah ditentukan sehingga ruangan tersebut menjadi dingin. Prinsip kerja pada AC split adalah dimulai dari kompresor. Kompresor memompa gas yang bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi melalui pipa tekan ke kondensor. Di dalam kondensor suhu gas yang tinggi dibuang oleh kipas yang terletak pada outdoor unit, sehingga suhu gas refrigerant menjadi dingin. Setelah itu, gas refrigerant akan menguap dan mengambil panas di dalam evaporator yang hampa udara. Sehingga pipa-pipa di evaporator menjadi dingin dan dihembuskan oleh fan motor yang ada dalam Indoor unit. Setelah melakukan proses pendinginan refrigerant di dalam evaporator, refrigerant kembali disedot masuk kembali melalui pipa isap ke dalam kompresor. Begitulah cara kerja AC. Singkatnya refrigerant dipompa oleh kompresor keluar melalui pipa tekan lalu masuk ke kondensor lalu ke filter dryer kemudian masuk melalui pipa kapiler menuju evaporator dan kembali ke kompresor melalui pipa isap (suction). Sistem kendali AC mengatur suhu dan RH udara dalam ruangan sesuai standar kenyamanan termal. Proses ini terus berulang ketika AC digunakan. Istilah AC central diperuntukkan untuk instalasi AC di satu gedung yang tidak memiliki pengatur suhu sendiri-sendiri (misalnya per ruang). Semua dikontrol dari satu titik dan kemudian hawa dingin didistribusikan dengan pipa ke ruangan-ruangan. Dengan AC central yang bisa dilakukan cuma mengecilkan dan
Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
fokus utama membesarkan lubang tempat hawa dingin AC masuk ke ruangan. Komponen AC central antara lain mesin chiller, pompa air dingin, AHU atau fan coil, saluran duct, pompa air pendingin dan cooling tower. Komponen bangunan dan sistem AC yang dioperasikan harus memenuhi beberapa persyaratan. Pintu dan jendela ruangan yang dikondisikan harus dijaga selalu dalam keadaan tertutup, sebaiknya menggunakan penutup otomatis. Tujuannya agar udara panas di luar ruangan tidak mengalir masuk ke dalam. Selain itu usahakan agar dinding kaca tidak meneruskan sinar matahari langsung ke dalam ruangan. Caranya bisa dengan memberi peneduh, tirai atau kaca film. Ruangan yang dikondisikan harus dijaga agar tidak terjadi infiltrasi atau kebocoran udara luar dengan memasukkan udara segar secukupnya. Pada ruangan ber-AC juga sebaiknya hindari peralatan-peralatan yang menghasilkan panas. Pemanfaatan ruangan juga harus sesuai
Penggunaan AC berperan besar terhadap jumlah konsumsi energi.
dengan perencanaan. Sediakan tempat untuk menempatkan komponen AC. Penempatan AC selama ini sebaiknya di ruangan terbuka tanpa terhalang dinding. “Selama ini banyak yang meletakkan kompresor berdekatan atau saling mengipasi sehingga udara panas terhalang keluar,” kata Parlindungan. Untuk mengukur kebutuhan AC dalam satu ruangan, bisa dilakukan perhitungan kapasitas dan kinerja AC. Kapasitas AC adalah efek pendinginan yang dihasilkan AC, dengan rumus Qev (BTU/Jam). Sedangkan kinerja AC adalah
Tabel Perkiraan Kapasitas AC Luas Ruangan
Kapasitas AC
Daya
Daya
Daya/m2
(m2)
(BTU/Jam)
(PK)
(Watt)
Watt/m2)
14 - 23
5000
0,60
447,00
19 - 32
19 - 28
6000
0,75
558,75
20 -30
23 - 33
7000
0,80
596,00
18 - 26
28 - 37
8000
0,90
670,50
18 - 24
33 - 42
9000
1,00
745,00
18 - 23
37 - 51
10000
1,20
894,00
17 - 24
46 - 60
12000
1,50
1117,50
18 -24
53 - 74
14000
1,70
1266,50
17 - 24
70 - 93
18000
2,00
1490,00
16 - 21
perbandingan antara efek pendinginan dengan daya kompressor yang digunakan (COP). Sedangkan efisiensi AC dihitung berdasarkan Energy Efficiency Ratio (EER) dan Coefficient of Performance (COP). Rumusnya EER adalah membagi efek pendinginan (BTU/Jam) dengan energi input (W). Sedangkan perhitungan COP adalah efek pendinginan (kW) per energi input (kW).***
Coefficient of Performance (COP) = 0.293 EER
EER (Energy Efficiency Ratio) = 3.413 COP
kW/ton = 12 / EER
EER = 12 / (kW/ton)
kW/ton = 3.516 / COP
COP = 3.516 / (kW/ton)
*Source: American Refrigeration Institute
Coefficient of Performance (COP)
2.0
2.5 – 3.0
3.0 – 4.0
4.0
6.0
EER
6.8
8.5 - 10
11- 14
> 14
20
Kriteria Evaluasi
Sangat Buruk
Buruk
Baik
Baik Sekali
Superior
Catatan
Existing (Indonesia)
Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
Market Indonesia
Jepang
23
fokus utama
Mengenal Selubung Pelindung Gedung
Untuk membatasi beban eksternal, selubung bangunan dan bidang atap merupakan elemen yang penting dalam penggunaan energi.
24
Foto: Lokasi Sinarmas Land
Selubung bangunan adalah salah satu aspek penting yang berperan besar terhadap penghematan energi pada bangunan bertingkat tinggi. Dengan desain selubung bangunan yang tepat, maka konsep selubung bangunan yang efektif dan efisien mampu mengurangi beban termal gedung yang dikondisikan (ber AC). Pada akhirnya, mampu menghemat energi listrik dan berimbas pada penurunan biaya operasional.
Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
K
Lokasi Sinarmas Land
enaikan harga energi listrik dan minyak bumi di Indonesia seharusnya membuat masyarakat lebih sadar terhadap jumlah energi yang digunakan. Kesadaran akan hal serupa mestinya juga menjadi perhatian para pengusaha di bidang usaha komersil, seperti para pemilik atau pengelola gedung dan bangunan bertingkat. Prinsip hemat energi pada gedung perkantoran, utamanya yang bertingkat tinggi mendesak untuk diterapkan. Salah satu cara yang bisa diupayakan adalah pembuatan selubung bangunan. Yang dimaksud dengan selubung bangunan adalah elemen pada gedung yang melingkupinya, seperti dinding, jendela, dan atap bangunan. Di antara ciri
Lapisan paling luar sebuah gedung sebaiknya mampu memantulkan cahaya dan mengisolasi udara.
bangunan tropis ideal adalah dapat melindungi dinding bangunan dari radiasi sinar matahari langsung. Pasalnya radiasi dan konduksi sinar matahari langsung pada dinding bangunan dapat merambatkan panas ke dalam ruangan. Di Indonesia, banyak gedung bertingkat yang menggunakan selubung bangunan berupa kaca penuh dengan tujuan memperluas pemandangan dan meningkatkan penerangan alami. Namun
Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
penggunaan kaca sebagai selubung bangunan akan meningkatkan panas dan suhu dalam ruangan. Bisa diduga, hal itu akan berdampak menaikkan konsumsi energi dan ketidaknyamanan termal karena intensitas radiasi matahari di daerah iklim yang panas lembab. Mengapa? Sebab sebagian besar energi termal matahari berpindah lewat elemen bangunan dan berakhir dengan kenaikan suhu ruangan. Untuk mempertahankan kondisi nyaman, maka beban termal ruangan harus dipindahkan ke luar bangunan gedung atau udara luar. Upaya memindahkan beban termal umumnya dilakukan dengan menghadirkan Air Conditioning (AC) yang saat operasional perlu energi listrik. Tak heran bila dalam distribusi penggunaan energi dalam suatu gedung, komponen penggunaan energi terbesar adalah sistem pendingin. AC mencapai 50%— 70% dari seluruh energi listrik yang digunakan. Sebagai perbandingan, komponen pencahayaan 10%—25%, dan elevator hanya 2%—10%. Karena itu sasaran dari penghematan energi dalam bangunan gedung seharusnya ditujukan pada optimasi sistem tata udara dan sistem tata cahaya. Efisiensi sistem tata udara dapat dilakukan antara lain dengan cara memperkecil beban. Beban pendinginan dari suatu bangunan gedung yang dikondisikan terdiri dari beban internal yaitu beban yang ditimbulkan oleh lampu, penghuni serta peralatan lain yang menimbulkan panas, dan beban eksternal, yaitu panas yang masuk dalam bangunan akibat radiasi matahari dan konduksi melalui selubung bangunan. Untuk membatasi beban eksternal, selubung bangunan, dan bidang atap merupakan elemen bangunan yang penting yang harus diperhitungkan dalam penggunaan energi. Karena fungsinya sebagai selubung eksternal itulah, maka kriteriakriteria konservasi energi perlu dipertimbangkan dalam proses desain suatu bangunan khususnya yang menyangkut perancangan bidang-bidang eksterior dalam hubungannya dengan penampilan tampak bangunan.
Lokasi Sinarmas Land
fokus utama
Radiasi sinar matahari masuk secara langsung ke dalam bangunan melalui bidang kaca karenanya sangat penting memilih jenis kaca yang mampu membatasi radiasi.
Desain Desain selubung bangunan mempunyai peran penting terhadap pengendalian energi yang dikonsumsi. Selama beberapa dekade terakhir ini bertambahnya jenis bangunan tinggi dengan selubung ganda (Double Skin Façade: DSF) nampaknya lebih berfungsi sekedar untuk meningkatkan estetika dan memanfaatkan penerangan alami yang masuk. Sedangkan
25
fokus utama Foto : Lokasi Sinarmas Land
ditentukan nilai perpindahan termal menyeluruh untuk selubung bangunan yang tidak melebihi 45 W/m2. Sedangkan untuk dinding luar, harus memenuhi syarat nilai perpindahan termal menyeluruh atau OTTV untuk setiap bidang dinding luar bangunan gedung dengan orientasi tertentu. Nilai perpindahan termal menyeluruh (Overall Thermal Transfer Value = OTTV) adalah suatu nilai yang ditetapkan sebagai kriteria perancangan untuk dinding dan kaca bagian luar bangunan gedung yang dikondisikan. Angkanya dihitung berdasarkan rumus :
Foto: Lokasi Sinarmas Land
Pembayangan untuk mematahkan sinar matahari, dengan prinsip payung atau perisai dapat dilakukan dengan cara penanaman vegetasi berupa pohon-pohon tinggi di dekat bangunan.
Untuk mematahkan sinar matahari yang masuk, dapat digunakan sirip penghalang sinar matahari.
26
pertimbangan aspek angin dan kinerja termal masih kurang diperhatikan secara serius. Padahal konsep selubung bangunan yang efektif dan efisien mampu mengurangi beban termal gedung yang dikondisikan (ber AC). Penggunaan selubung yang tepat mampu menghemat energi listrik yang ujung-ujungnya berimbas pada penurunan biaya operasional. Melihat potensi tersebut, Pemerintah pun menerbitkan SNI 03 - 6389 – 2000. Itu adalah upaya untuk menciptakan desain pasif yang memperhatikan selubung bangunan. Pemerintah pun menetapkan standar konservasi energi pada selubung bangunan dan gedung. Standar ini memuat kriteria perancangan, prosedur perancangan, konservasi energi dan rekomendasi dari selubung bangunan pada bangunan gedung yang optimal. Dengan demikian, penggunaan energi dapat lebih efisien tanpa harus mengurangi atau mengubah fungsi bangunan. Begitu pula pengaruhnya terhadap kenyamanan dan produktivitas kerja penghuni, serta mempertimbangkan aspek biaya lainnya. Menurut standar dari SNI, maka selubung bangunan harus memenuhi beberapa persyaratan, di antaranya perpindahan termal menyeluruh tidak melebihi 35 W/m2; berlaku hanya untuk komponen dinding dan atap pada bangunan gedung yang dikondisikan (dalam arti mempunyai sistem tata udara). Untuk membatasi perolehan panas akibat radiasi matahari lewat selubung bangunan, yaitu dinding dan atap, maka
OTTV = a.[(Uw x (1 – WWR)] x TDEk + (SC x WWR x SF) + (Uf x WWR x DT) OTTV = nilai perpindahan termal menyeluruh pada dinding luar yang memiliki arah atau orientasi tertentu (W/m2). • a = absorbansi radiasi matahari • Uw = transmitansi termal dinding tak tembus cahaya (W/m2.K) • WWR = perbandingan luas jendela dengan luas seluruh dinding luar pada orientasi yang ditentukan. • TDEk = beda temperatur ekuivalen (K) • SC = koefisien peneduh dari sistem fenestrasi • SF = faktor radiasi matahari (W/m2) • Uf = transmitansi termal fenestrasi (W/ m2.K) • DT = beda temperatur perencanaan antara bagian luar dan bagian dalam (diambil 5K) Adapula perhitungan nilai perpindahan termal atap (Roof Thermal Transfer Value = RTTV), yaitu suatu nilai yang ditetapkan sebagai kriteria perancangan untuk penutup atap yang dilengkapi dengan atap transparan (skylight). RTTV didapat dengan menghitung rumus : RTTV =
α.(Ar x Ur x TDEk) + (As x Us x ΔT) + (As x SC x SF) A0
RTTV = nilai perpindahan termal menyeluruh untuk atap (W/m2) • α = absorbansi radiasi matahari. • Ar = luas atap yang tidak transparan (m2) • As = luas skylight (m2) • Ao = luas total atap = Ar + As (m2) • Ur = transmitansi termal atap tidak transparan (W/m2.K) • TDEk = beda temperatur ekuivalen (K) Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
fokus utama
• SF • Us • ΔT
= koefisien peneduh dari sistem fenestrasi. = faktor radiasi matahari (W/m2) = transmitansi termal fenestrasi (skylight) (W/m2.K) = beda temperatur antara kondisi perencanaan luar dan bagian dalam (diambil 5 K)
Lokasi ITSB Cikarang
• SC
Orientasi Bangunan Faktor lain yang mempengaruhi masuknya radiasi sinar matahari langsung ke dalam bangunan adalah orientasi fasad bangunan terhadap arah lintasan matahari. Dalam perencanaan pola blok hunian pada suatu kawasan, yang perlu diperhatikan adalah orientasi terhadap lintasan matahari. Terutama yang berkaitan dengan karakter wilayah di sekitar garis katulistiwa. Sebagai contoh, fasad bangunan yang menghadap ke arah timur dan barat mendapatkan intensitas radiasi sinar matahari lebih banyak dibanding fasad bangunan yang berorientasi utara-selatan. Pola sinar matahari pada fasad utara dan selatan tergantung posisi terhadap garis lintang utara dan lintang selatan. Arah hadap bangunan sebaiknya tidak dapat dipaksakan agar seragam dalam suatu kawasan. Dengan demikian, diperlukan pertimbangan khusus dan spesifik untuk bangunan yang menghadap ke barat, timur, utara atau selatan. Selain itu, pemilihan material menjadi isu penting dalam desain selubung bangunan. Menurut Parlindungan Marpaung, Sertifikasi Kompetensi Bidang Konservasi Energi dan Efisiensi Energi," Lapisan paling luar sebuah gedung sebaiknya mampu memantulkan cahaya dan mengisolasi udara." Material yang kuat dan tahan lama juga menjadi pertimbangan tersendiri dalam merancang gedung. “Gedung arsitektur kolonial Belanda bisa menjadi contoh efektifitas pemakaian selubung. Mereka biasanya menggunakan dua dinding agar radiasi matahari yang masuk lebih rendah,” kata Parlindungan. Pemilihan warna cat permukaan dinding luar juga mempengaruhi nilai penyerapan radiasi matahari. Warna terang seperti putih dan perak memiliki nilai absorbansi rendah, yaitu 0,2. Sedangkan warna gelap seperti hitam, biru tua, dan abu-abu tua memiliki nilai absorbansi tinggi, yaitu 0,9. Semakin tinggi nilai absorbansi maka semakin banyak radiasi matahari yang diserap. Akibatnya suhu dalam gedung semakin panas.***
Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
Selubung ganda dengan menghadirkan tanaman, mampu meredam panas, sekaligus membuatnya tampak asri.
Nilai absorbansi radiasi matahari untuk dinding luar dan atap tak tembus cahaya Bahan dinding luar
a
Beton berat
0,91
Bata merah
0,89
Beton ringan
0,86
Kayu permukaan halus
0,78
Beton ekspos
0,61
Ubin putih.
0,58
Bata kuning tua.
0,56
Atap putih
0,50
Seng putih
0,26
Bata gelazur putih.
0,25
Lembaran alumunium yang dikilapkan.
0,12
27
tokoh
Rekam Jejak Menteri ESDM, Sudirman Said Sudirman Said bukanlah nama baru di sektor ESDM. Sejumlah jabatan eksekutif baik BUMN maupun perusahaan swasta bidang ESDM pernah diemban laki-laki kelahiran Brebes, 16 Bulan april 1963. Sudirman tercatat pernah berkarir di BUMN MIGAS, PT Pertamina (Persero).
28
L
ahir pada 16 April 1963, Sudirman Said terakhir menjabat sebagai Direktur Utama PT Pindad sebelum akhirnya ditunjuk Presiden Joko Widodo menjadi Menteri ESDM untuk masa kerja 2014—2019. Pria kelahiran Kota Bawang, Brebes, Jawa Tengah, memiliki pengalaman cukup di sektor pertambangan. Sebelumnya, Sudirman pernah aktif di bidang rehabilitasi kawasan bencana, juga menjabat sebagai eksekutif di industri minyak dan gas, serta direktur utama perusahaan senjata nasional. Bapak berusia 51 tahun ini sebelumnya sempat mengenyam pendidikan di Sekolah Tinggi
Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
tokoh Akuntansi Negara (STAN) lulusan 1990, kemudian melanjutkan ke tingkat sarjana. Ia kini menjabat sebagai Ketua Umum Ikanas Keuangan-STAN untuk periode 2013-2016. Di bidang akutansi, gelar master di Bidang Administrasi Bisnis berhasil diperoleh saat menjalani pendidikan di George Washington University, Washington DC, Amerika Serikat, pada tahun 1994. Saat itu Sudirman mengambil program Master of Business Administration, Majoring in Human Resources Management and Organizational Behavior & Development. Komitmen Sudirman akan gerakan anti korupsi dibuktikan dengan ikut aktif mendirikan Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI) dan Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG). Selain itu, karir Sudirman Said di bidang energi dan sumber daya mineral pun tak perlu diragukan lagi. Ia pernah dipercaya sebagai Staf
Ahli Direktur Utama PT Pertamina, Direktur Umum dan Sumber Daya Manusia Pertamina, hingga Koordinator Restrukturisasi Aset dan Anak Usaha Pertamina. Selain itu juga sempat menjabat sebagai Direktur Human Capital PT Petrosea Tbk dan Wakil Direktur Utama PT Petrosea. Sudirman juga sempat menjadi pimpinan puncak perusahaan negara yang bergerak di persenjataan atas rekomendasi Menteri BUMN saat itu, Dahlan Iskan. Sudirman Said pernah pula menjadi Executive Director APEC CEO Summit 2013 yang digelar pada 1—8 Oktober 2013 di Bali. Sebelum diangkat menjadi Direktur Utama di PT Pindad (Persero), Sudirman Said sudah berpengalaman di beragam institusi dan juga perusahaan. Di era tahun 2003-2005 Sudirman Said menjabat selaku Direktur Keuangan & Admin, PT Petrokimia Nusantara Interindo. Sudirman Said juga pernah menjabat sebagai Group Chief of Human Capital and Corporate Services di PT Indika Energy Tbk. Perusahaan Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
BIODATA MENTERI ESDM
Nama : Sudirman Said Tempat dan Tanggal Lahir : Brebes, Jawa Tengah, 16 April 1963 (51 tahun) Pendidikan Terakhir : George Washington University, Washington DC, USA untuk program Master of Business Administration, Majoring in Human Resources Management and Organizational Behavior & Development. Jabatan Terakhir : Direktur Utama PT Pindad Jabatan Sebelum : - Executive Director Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) CEO Summit 2013. - Wakil Presiden Direktur PT Petrosea Tbk, - Group Chief of Human Capital and Corporate Services di PT Indika Energy Tbk, dan Direktur Human Capital di Petrosea (2009-2010). - Deputi Kepala Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) AcehNias, Bidang Pengembangan Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia. (2005—2008) - Aktif di PT Pertamina (Persero), dengan tugas membenahi fungsi Sekretaris Perusahaan (2008), dan Supply Chain Management (2008-2009) - Bergabung kembali ke Indika Energy Group - Aktif sebagai Dewan Pengurus Nasional, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). - Menyandang gelar Akuntan beregister dari Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN)
terbuka tersebut bergerak di bidang energi dan juga pertambangan. Sudirman Said diketahui pernah menjabat Deputi Kepala Badan Pelaksana Rekonstruksi dan juga Rehabilitasi (BRR) AcehNias Bidang Pengembangan Kelembagaan dan juga Sumber Daya Manusia.***
29
kampusiana
Kompetisi Hemat Energi Sejak Dini Rida Mulyana, Dirjen EBTKE Kementerian ESDM member sambutan pembuka.
“Dan… Juara Pertama The Best School diraih oleh MTsN 1 Palembang !!,” seru Baim Wong. Tak lama tepuk tangan pun membahana di seantereo Balai Mandira Ballroom Sasana Kriya, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, 2 Desember 2014.
S
iang itu, nama MTsN 1 Palembang kerap dipanggil untuk menerima penghargaan di atas panggung. Sekolah yang berlokasi di Palembang, Sumatera Selatan itu tidak hanya meraih The Best School Hemat Energi, tapi juga meraih juara 1 kategori The Best Manager; juara 2 kategori Home Energy; dan juara 3 lomba arsitektur bangunan rumah hemat energi. Kepala Sekolah MTsN 1 Palembang, Yan Hery Darmansyah, S.Pd., MM., mengatakan sekolahnya melakukan beragam upaya untuk mensosialisasikan kebiasaan hemat energi. Mulai dari hal sederhana, yakni mematikan lampu, tidak menggunakan AC, hingga menmanfaatkan sumber energi yang ada di sekitar sekolah. “Bahkan kami melakukan lebih daripada yang diminta Kementerian ESDM. Di antaranya mengadakan lomba pantun bertema hemat energi,” ujar Hery. MTsN 1 Palembang melibatkan seluruh murid yang berjumlah 1.050 orang untuk mengikuti beragam kegiatan tersebut. Tak kurang dari ratusan pelajar dari Jabodetabek dan Palembang mengikuti ajang Home and School Energy Efficiency Champion 2014 (HSEEC) 2014. Mereka ditantang selama 3 bulan
30
Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
kampusiana
Kegiatan ini untuk memotivasi agar siswa memiliki kebiasaan hemat energi di sekolah maupun di rumah.
menjadi pahlawan energi. Demikian pula dengan sang guru yang harus menjalani peran sebagai manajer energi.
Pahlawan energi Penganugerahan HSEEC 2014 dilakukan oleh Direktur Jenderal EBTKE, Rida Mulyana kepada para pemenang HSEEC 2014. Acara itu dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah, Pemerintah Daerah, PT PLN, perwakilan dari sekolah peserta HSEEC 2014 yang terdiri dari siswa sebagai pahlawan energi dan guru sebagai manajer energi, serta para tamu dan undangan lain. Dalam sambutannya, Rida mengatakan salah satu penyebab boros energi adalah perilaku yang menganggap harga energi yang murah. Padahal itu akibat harga energi masih disubsidi. “Untuk itu perubahan perilaku menjadi penting,” kata Rida. Untuk mengubah perilaku tersebut, salah satu cara yang efektif adalah melalui pembiasaan atau sering juga disebut learning by doing. “Untuk merangsang siswa sekolah mempraktekkan pengetahuannya tentang konservasi energi, maka dilakukan suatu lomba yang dapat membuat pembiasaan terhadap perilaku hemat energi. Makanya kami merancang kegiatan HSEEC”, ujar Rida. Gerakan ini untuk memotivasi agar siswa memiliki kebiasaan menghemat energi dan menjadikannya sebagai Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
bagian dari perilaku sehari-hari, baik di sekolah maupun di rumah. Menurut Rida, Kementerian ESDM akan membuat program hemat energi nasional secara bertahap. Tujuannya agar gerakan ini bisa masif dilakukan seluruh siswa di Indonesia. “Dimulai dari sekolah di kota-kota besar,” ujar Rida. Home and School Energi Efficiency Champion (HSEEC) adalah kompetisi untuk siswa menengah pertama dan menengah atas (SMP dan SMA) untuk mengubah perilaku siswa agar dapat menerapkan
Kepala Sekolah MTsN 1 Palembang, Yan Hery Darmansyah, S.Pd., MM., menerima penghargaan Best School.
31
kampusiana
Maritje Hutapea, Direktur Konservasi dan Energi, pimpinan penyelenggara kegiatan HSEEC 2014.
upaya-upaya konservasi energi di lingkungan rumah dan sekolahnya. Dengan demikian bakal terbentuk kebiasaan yang hemat dan efisien dalam penggunaan energi. Tujuan akhir dari kegiatan ini adalah menciptakan sumber daya manusia yang peduli dengan konservasi energi sekaligus menjadi motor penggerak budaya hemat energi di masa yang akan datang. Pada tahun 2014, HSEEC diluncurkan pada tanggal 15 September dan dilaksanakan di Jabodetabek dan Kota Palembang. Kegiatan HSEEC diikuti oleh 5 sekolah menengah atas
Rida memberikan penghargaan Best Manager Energy kepada Rahma Wati dari SMK AL Muslim Bekasi.
32
dan 11 sekolah menengah pertama di wilayah Jabodetabek, yaitu SMP Al Muslim, SMPN 1 Cikarang Utara, SMPN 11 Jakarta, SMPN 2 Tambun Selatan, SMPN 13 Tangerang, SMP Santa Laurensia, SMP Ora Et Labora, SMP IT Ummul Quro, SMP AL Azhar Syifa Budi Cibinong, SMP AL Azhar Syifa Budi Cibubur, SMP Labschool Cibubur, SMK Al Muslim, SMAN 2 Tangerang, Madania Secondary School, Sekolah Smart Excelencia, dan SMA IT Ummul Quro. Sedangkan di Palembang, HSEEC diikuti oleh 4 sekolah menengah pertama dan 5 sekolah menengah atas, yaitu SMPN 1, SMPN 3, MTsN 1, SMPN 8, SMAN 17, SMAN 2, SMAN 6, SMA Methodist 1, dan SMA Pusri. Kegiatan berlangsung selama tiga bulan. Selama periode lomba, para siswa ditantang untuk berkreasi dan berinovasi untuk menerapkan perilaku hemat energi baik di rumah maupun di sekolah. Setiap bulannya para siswa juga mengikuti berbagai kompetisi bulanan, yaitu kompetisi membuat video, jingle, mural, arsitektur, artikel, dan fotografi dengan tema hemat energi. Selama proses lomba ini, antusiasme dari peserta cukup tinggi. Siswa, guru, dan manajemen sekolah berpartisipasi aktif dan memberikan dukungan yang besar terhadap kegiatan ini. Dari hasil evaluasi selama kegiatan tiga bulan tersebut, di beberapa sekolah terjadi penurunan konsumsi energi yang cukup signifikan, bervariasi dari 10—35%. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
kampusiana sosialisasi penghematan energi di lingkungan sekolah mendapatkan respon yang cukup baik. Pada akhir rangkaian program HSEEC, dilaksanakan penjurian untuk memilih peserta yang terbaik. Tim juri terdiri dari perwakilan Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian ESDM, Himpunan Ahli Konservasi Energi (HAKE), PT PLN (Persero), Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Selatan, Dinas Pendidikan Pemuda & Olahraga Provinsi Sumatera Selatan, dan para praktisi. Pemenang HSEEC 2014 adalah siswa-siswa dengan sekolah dan rumah terbaik dalam menerapkan upaya-upaya konservasi energi. Kategori HSEEC 2014 antara lain Sister School terbaik, Group terbaik, Home Sister School terbaik, Home Mother School terbaik, Mother
Contoh Arsitektur Bangunan Hemat Energi karya para peserta.
School terbaik, serta pahlawan hemat energi terbaik dan manajer energi terbaik di tiap-tiap wilayah. Selain itu juga diumumkan pemenang untuk tantangan bulanan.*** Aneka karya tantangan bulanan.
Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
33
kampusiana
Inilah Para Jawara Ajang HSEEC 2014
Pemenang Lomba Fotografi dan Lomba Jingle (Palembang)
Pemenang Lomba Fotografi dan Lomba Jingle (Jabodetabek)
Pemenang Lomba Jurnalistik dan Lomba Video Challange (Palembang)
Pemenang Lomba Jurnalistik dan Lomba Video Challange (Jabodetabek)
Pemenang Lomba Mural dan Lomba Arsitektur Bangunan (Palembang)
Pemenang Lomba Mural dan Lomba Arsitektur Bangunan (Jabodetabek)
A. Kategori Best Energy Manager - Jakarta Pemenang I : Hj. RahmaWati dari SMK Al Muslim Bekasi Pemenang II : Sulastri, Mpd. dari SMPN 13 Jakarta Pemenang III : Elsa Permadian, S.Pd dari SMP Al Muslim Bekasi - Palembang Pemenang I : Listya Yustikarini dari MTSN 1 Palembang Pemenang II : Hj. Nyanyu S. Fatimah dari SMA Pusri Pemenang III : Eko Harmoko dari SMA Methodist 1 B. Kategori Best Group Pemenang I : SMP Al Muslim, SMP N 1 Cikarang Utara, dan SMP N 11 Pemenang II : SMK Al Muslim, SMP N 2 Tambun Selatan, dan SMP N 13 Tangerang Pemenang III : Madania Secondary School, Smart Exelencia, Parung C. Kategori Best Mother School Pemenang I : SMK Al Muslim Bekasi Pemenang II : SMP Al Muslim Bekasi Pemenang III : SMP Santa Laurensia D. Kategori Best Sister School Pemenang I : SMP Negeri 13 Pemenang II : Smart Exelencia Pemenang III : SMP Al Azhar Syifa Budi
34
E. Kategori The Best Energy Warior - Jakarta Pemenang I : Rizqina Fadhila Roziyani (SMP Al Azhar Syifa Budi Cibubur) Pemenang II : Angga Dwi Cahya (SMPN 1 Cikarang Utara) Pemenang III : Warokhmah Efendi (SMK Al Muslim Bekasi) - Palembang Pemenang I : Dea Nita Simanungkalit (SMA Methodist) Pemenang II : Nata Persada (SMAN 6 Palembang) Pemenang III : M. Alif (SMAN 2 Palembang) F. Kategori The Best Home-Sister School Pemenang I : Ahlan Hafits S.A.R (SMP 1 Cikarang Utara) Pemenang II : Divia Nur Amirawati (SMP 13 Tangerang) Pemenang III : Nanda Dwi Febriana (SMP 11 Jakarta) G. Kategori The Best Home-Mother School Pemenang I : Qurrotul Aini (SMA IT Ummul Quro Bogor) Pemenang II : Pandya Gavra (SMP Al Azhar Syifa Budi Cibinong) Pemenang III : Alwan Farhan Azis (SMP Al Muslim Bekasi) H. Kategori The Best Home- Palembang Pemenang I : M. Fadilah (SMAN 17 Palembang) Pemenang II : Fina Novianti (MTSN 1 Palembang) Pemenang III : Roni Tua Purba (SMA Methodist)
Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
kampusiana
Pemenang Tantangan Bulanan HSEEC 2014
Pemenang Best Home Mother School (Jabodetabek)
Pemenang Best Home Mother School (Palembang)
Pemenang Best Grup (Jabodetabek)
Pemenang Best Energy Warrior
Pemenang Best Energy Manager (Jabodetabek)
Pemenang Best Energy Manager Palembang
A. Lomba Arsitektur - Jakarta Pemenang I : Pemenang II : Pemenang III : - Palembang Pemenang I : Pemenang II : Pemenang III : B. Lomba Jingle - Jakarta Pemenang I : Pemenang II : Pemenang III : - Palembang Pemenang I : Pemenang II : Pemenang III : C. Lomba Artikel - Jakarta Pemenang I : Pemenang II : Pemenang III : - Palembang Pemenang I : Pemenang II : Pemenang III :
SMP Al Azhar Syifa Budi SMP Santa Laurensia SMP Al Muslim Bekasi SMAN 6 Palembang SMAN 2 Palembang MTSN 1 Palembang SMP IT Ummul Quro Bogor SMP Madania Secondary School SMP Labschool Cibubur SMA Pusri Palembang SMPN 1 Palembang SMA Pusri Palembang SMPK Ora et Labora SMPN 13 Tangerang SMPN 1 Cikarang Utara Athira Izdihar Salsabila (SMPN 1 Palembang) Yake Apriliany (SMAN 6 Palembang) Hanan Izzah Nabilah (SMAN 17 Palembang)
Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
D. Lomba Fotografi - Jakarta Pemenang I : Alvin Ganendra Pahlevi (SMAN 2 Tangerang) Pemenang II : Rizqina Fadhila R (SMP Al Azhar Syifa Cibubur) Pemenang III : Ananda Larasati (SMK Al Muslim Bekasi) - Palembang Pemenang I : Elva Riyani (SMA Methodist) Pemenang II : Okta Rizkiani (SMAN 6 Palembang) Pemenang III : Riri Ayu Ariyani (SMA Pusri Palembang) E. Lomba Mural (Lukisan Dinding Bertema) - Jakarta Pemenang I : SMP Santa Laurensia Pemenang II : SMP Al Azhar Syifa Budi Pemenang III : SMP Labschool Cibubur - Palembang Pemenang I : SMPN 1 Palembang Pemenang II : SMAN 17 Palembang Pemenang III : SMA Pusri Palembang F. Lomba Video - Jakarta Pemenang I : SMP Al Muslim Bekasi Pemenang II : SMK Al Muslim Bekasi Pemenang III : Madania Secondary School Bogor - Palembang Pemenang I : SMAN 17 Palembang Pemenang II : SMPN 8 Palembang Pemenang III : SMA Pusri Palembang
35
prestasi
Jogjakarta Plaza Hotel :
Hotel Hijau Ramah Lingkungan 36
Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
prestasi Semilir udara nan sejuk dan rasa nyaman, bak menyapa para tamu hotel. Padahal saat itu temperatur udara diatur pada 240C—250C. Mereka pun leluasa beraktivitas di dalam kamar pada siang hari meski tanpa cahaya tambahan. Upaya-upaya itulah yang dilakukan manajemen Jogjakarta Plaza Hotel. Berkat upaya tersebut, hotel megah berbintang empat itu mampu mempertahankan tingkat konsumsi energi sebesar 173.4 MJ/guest night.
M
araknya isu pemanasan global dan keterbatasan energi membuat pengelola Jogjakarta Plaza Hotel menyadari pentingnya penerapan konsep green hotel. Selain harga energi yang meningkat hari demi hari, ketersediaan energi yang terbatas menjadi perhatian utama manajemen puncak. Oleh karena itu, sejak tahun 2010, Jogjakarta Plaza Hotel bekerja sama dengan The Green Asia Group (TGAG) berusaha untuk memperoleh Earthcheck Assessed Logo. “Itu simbol bahwa hotel kami merupakan green hotel,” ujar Supriyadi, Chief Engineer Jogjakarta Plaza Hotel. Sejak itu, Jogjakarta Plaza Hotel membentuk Green Team untuk melakukan proyek yang diberi nama Sustainably Green Program. Sustainably Green Program diluncurkan untuk menghemat biaya operasional energi dengan menggunakan sumber daya yang tersedia. Salah satu perwujudannya ialah dengan melakukan langkah berhemat dalam menggunakan energi listrik dan air. Target hemat energi hotel pun disamakan dengan standar Earthcheck. Jogjakarta Plaza Hotel menargetkan konsumsi energi listrik sebesar 182 MJ/guest night, sedangkan konsumsi air adalah 0,5 m3/guest night dan limbah sebanyak 2 liter/guest night. Hasilnya, hotel yang dibangun Juli 1995 itu berhasil menurunkan daya listrik sebesar 200.000 kWh. Pada 2012, konsumsi listrik Jogjakarta Plaza Hotel mencapai 2,6-juta kWh per tahun. Sedangkan pada 2014, angka itu turun menjadi 2,4-juta kWh per tahun.
Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
Hotel hemat energi dan ramah lingkungan.
37
prestasi Retrofit Demi meraih predikat green hotel, Jogjakarta Plaza Hotel pun mengupayakan beragam cara agar lebih efektif dan efisien dalam menggunakan energi. Manajemen hotel bintang empat ini membagi 3 tipe penghematan energi berdasarkan biaya yang dibutuhkan, yaitu high cost, low cost, dan zero cost. Untuk itu Jogjakarta Plaza Hotel menerapkan upaya konservasi energi dengan mengganti bathtub di kamar inap. Hampir 90% dari kamar tamu menggunakan eco-friendly shower sebagai pengganti bathtub. Sisanya masih menggunakan bathtub untuk mewadahi permintaan tamu, khususnya wisatawan dari Jepang.
Piagam dan Penghargaan yang diraih Jogjakarta Plaza Hotel. Jogjakarta Plaza Hotel hanya mengaktifkan 1 dari 3 chiller yang ada.
Konsep green hotel juga terwujud dalam pemilihan lampu yang digunakan di seluruh bagian hotel. Jogjakarta Plaza Hotel melakukan retrofit lampu konvensional dengan lampu light emitting diode (LED). Dengan lampu LED, selain lebih terang, penggunaan listrik dapat dihemat. Satu kamar dengan luas 15 m2 ratarata menggunakan lampu total 20—30 watt. Malam hari, saat di kamar, tamu hotel cukup menyalakan 2 buah lampu LED yang berada di samping kasur. Walau hanya dua lampu, tetapi penerangan dalam kamar tetap memadai untuk beraktivitas. Selain di dalam kamar, Jogjakarta Plaza Hotel juga menggunakan lampu LED untuk menerangi kolam renang yang berada di tengah bangunan. Lampu LED tersebut membuat tamu tetap merasa aman berenang di malam hari. Lampu koridor, taman, dan restoran juga diretrofit dengan LED yang sinarnya lebih terang meski daya yang digunakan rendah. Bahkan, lampu gantung yang
38
Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
prestasi
“Kami menawarkan konsep green hotel,” ujar Supriyadi, Chief Engineer Jogjakarta Plaza Hotel.
Kesejukan alami
agar tidak memberatkan kerja chiller. Mesin chiller akan berhenti bekerja saat suhu optimum tercapai. Pengaturan suhu udara dalam kamar juga mendapat perhatian dari pihak manajemen. Hasil survey menyebutkan suhu dalam kamar sebesar 24oC—25 oC masih dirasa nyaman oleh tamu hotel. “Belum ada pelanggan yang mengeluh dengan pengaturan suhu seperti itu,” kata Agustin Iriana, Public Relations Jogjakarta Plaza Hotel. Kehadiran aneka tanaman di areal terbuka penginapan turut andil dalam membuat
Pemakaian pendingin udara di ruangan juga sangat berpengaruh terhadap konsumsi listrik. Menurut Supriyadi, Jogjakarta Plaza Hotel tidak menerapkan pemakaian satu pendingin udara di setiap kamar, melainkan pendingin udara yang terpusat. Dengan begitu operator dapat mengatur suhu pendingin setiap ruangan saat siang dan malam. “Penggunaan pendingin secara tersentral itu menggunakan chiller,” kata Supriyadi. Jogjakarta Plaza Hotel memiliki 3 mesin chiller dengan hanya 1 mesin yang beroperasi secara bergantian untuk mendinginkan ruang kamar. Prinsip kerja chiller tersebut adalah mengalirkan udara dingin melalui pipa-pipa yang terhubung ke setiap kamar. Ketiga chiller itu berada di lantai dasar hotel bersama dengan boiler. Suhu chiller diatur pada 10oC—12oC sejak pukul 19.00 dan dinaikkan pada 14oC pada pukul 22.00. Kenaikkan suhu tersebut dimaksudkan
Air penampungan AHU digunakan untuk mendinginkan kompor pengolah masakan China.
menghiasi lobi hotel pun juga menggunakan LED, padahal sepintas terlihat seperti bohlam biasa. Sistem pencahayaan yang baik juga diterapkan pada bangunan baru yaitu ruang spa dan fitness center. Fitness center juga memanfaatkan cahaya alami untuk penerangan. Hal itu dapat dilihat dengan kaca dinding ganda di ruang olahraga. “Kedua ruangan itu juga menggunakan lampu LED sebagai sumber pencahayaan di malam hari,” ujar Supriyadi.
Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
39
prestasi Di samping itu terdapat pula aneka tanaman obat seperti jahe merah, kunir putih, keji beling, dan purwoceng. Tanaman obat tersebut tak hanya berfungsi sebagai penghias taman, tapi juga untuk memenuhi kebutuhan dapur dan restoran. Beberapa bahan yang diambil untuk keperluan restoran antara lain daun jati (Tectona grandis) yang digunakan sebagai salah satu bahan pembuat gudeg—makanan tradisional Yogyakarta, sere jawa (Andropogon citrates) untuk menu minuman di restoran, dan jahe (Zingiber officinale) yang digunakan sebagai rempah-rempah pada makanan. “Semua tanaman di sini organik sehingga aman dikonsumsi,” tutur Supriyadi.
Nirbiaya
Penghematan air AHU mencapai 2 m3 per hari.
lingkungan menjadi lebih sejuk. Penginapan yang berjarak 2,6 km dari kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) itu rimbun oleh tanaman buah. Penanaman pisang yang ditanam di sisi timur hotel adalah salah satunya. Dengan demikian, udara di dalam kamar tetap terasa sejuk meski sinar matahari terik di atas Kota Yogyakarta.
Agar lebih efisien dalam menggunakan energi, Jogjakarta Plaza Hotel menginvestasikan sejumlah biaya untuk melakukan retrofit. Penggantian bathub itu membutuhkan biaya investasi sekitar USD 41.250. Sedangkan teknologi lampu LED di kolam renang sebesar USD 440,07. Namun, besarnya biaya tersebut sebanding dengan penghematan yang bisa dilakukan. Jogjakarta Plaza Hotel berhasil menghemat energi listrik dari 100,19 MJ/guest night pada tahun 2010 menjadi 91.69 MJ/guest night pada tahun 2013. Jika dihitung dalam bentuk uang, angka penghematan itu setara USD 20.813,3 per tahun. Tak heran payback period dari retrofit teknologi itu hanya sekitar 2—7 tahun saja. “Upaya hemat energi dengan melakukan retrofit termasuk yang berbiaya tinggi,” kata
Lampu hias di lobi hotel menggunakan LED.
40
Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
prestasi
Pengunjung tetap bisa berenang di malam hari berkat penerangan lampu LED di dalam kolam.
Supriyadi. Namun, Jogjakarta Plaza Hotel tak melulu mengeluarkan banyak uang agar bisa menghemat energi. “Kami juga melakukan kegiatan yang berbiaya rendah (low cost) dan yang tidak membutuhkan biaya (zero cost),” lanjut Supriyadi. Jogjakarta Plaza Hotel mengurangi konsumsi energi dengan biaya rendah (low cost) dengan cara menutup salah satu sayap di setiap lantai selama low season. Pihak hotel mematikan lampu dan AHU (Air Handling Unit), serta menghidupkan dua unit boiler secara bergantian agar energi yang digunakan lebih efisien. Penghematan lain yang dilakukan Jogjakarta Plaza Hotel adalah memanfaatkan air limbah AHU yang selama ini terbuang percuma. Air dingin sebanyak 2 m3/hari itu ditampung dalam tangki besar lalu dialirkan ke dapur melalui pipa paralon. Di dapur, air tersebut digunakan untuk mendinginkan kompor pengolah masakan. Upaya lain yang berdampak tanpa biaya (zero cost) untuk menghemat energi antara lain dengan mengubah kebiasaan setiap orang yang memiliki aktivitas di lingkungan hotel. Oleh karena itu, perusahaan secara kontinu memberikan pelatihan Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
Pengaturan suhu dalam ruang menggunakan AC sentral.
untuk staf dan peserta agar kesadaran pegawai terhadap efisiensi energi meningkat. Hotel dengan 177 kamar itu juga melibatkan tamu dalam kampanye hemat energi. Saat check in, tamu diberitahu tentang Sustainably Green Program yang dijalankan pada hotel dan mereka diundang untuk berpartisipasi di dalamnya. Pengumuman mengenai konservasi energi juga diletakkan baik di kamar penginapan dan area umum. Tujuannya, agar para tamu mau ikut berpartisipasi dan berkontribusi terhadap program konservasi energi.***
41
prestasi
Pabrik Semen Ramah Energi PT Semen Padang berhasil mempertahankan Penghargaan Efisiensi Energi Nasional Tahun (PEEN) 2014.
Program efisiensi energi yang dilakukan di PT Semen Padang mendapat pengakuan di tingkat nasional dan internasional.
42
Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
prestasi
S
etelah meraih berbagai penghargaan efisiensi energi di dalam dan luar negeri, PT Semen Padang kembali meraih juara I Penghargaan Efisiensi Energi Nasional (PEEN) Tahun 2014. Penghargaan yang ditoreh untuk kategori Manajemen Energi di Industri dan Bangunan Gedung dengan sub kategori Industri Besar dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Penghargaan Efisiensi Energi Nasional (PEEN) Tahun 2014 itu diserahkan langsung oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said kepada Direktur Produksi PT Semen Padang Agus B. Nurbiantoro di Jakarta, Selasa 18 November 2014. PT Semen Padang berhasil
mengungguli PT Smelting dan PT Cheil Jedang Indonesia. Yang masing-masing meraih Juara II dan III PEEN 2014 sub kategori industri besar. “Penghargaan yang kami peroleh pantas disyukuri. Ini membuktikan bahwa program efisiensi energi yang dilakukan di PT Semen Padang mendapat pengakuan di tingkat nasional dan internasional,” kata Agus usai menerima penghargaan. Pada tahun lalu, PT Semen Padang juga berhasil meraih PEEN 2013 untuk kategori Manajemen Energi pada Industri dan Bangunan Gedung Industri dengan sub kategori Inovasi Khusus.
Di tingkat ASEAN, PT Semen Padang juga sukses sebagai pemenang penghargaan efisiensi energi.
Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
43
prestasi Setelah meraih penghargaan ini, PT Semen Padang diusulkan Kementerian ESDM ke ajang ASEAN Energy Awards 2014. Pada ajang di tingkat ASEAN itu, PT Semen Padang juga sukses sebagai pemenang. Penghargaan ASEAN Energy Awards 2014 ini diserahkan Menteri Energi Brunei Darussalam pada rangkaian acara The 32 th ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM) and Related Meetings di Hotel Don Chan Palace, Vientiane, Laos, 22 September 2014. Agus mengatakan keberhasilan PT Semen Padang menoreh berbagai prestasi itu tidak terlepas dari komitmen tinggi dari perusahaan dalam melakukan penghematan energi di segala aspek. PT Semen Padang melakukan beragam upaya untuk mengefisiensikan energi terpakai. Di antaranya, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Buang dengan Teknologi Waste Heat Recovery Power Generation (WHRPG); implementasi bahan bakar alternatif berbasis biomassa; penggantian separator konvensional menjadi High Efficiency Separator, dan pemasangan variabel speed drive pada motor fan berkapasitas besar. Menurut perhitungan Agus, efisiensi yang telah dicapai Semen Padang sejak 2010 hingga 2013 mampu menghasilkan penghematan konsumsi energi per ton semen sebesar 10 %, penghematan konsumsi air per ton semen sebesar 28 %, peningkatan rasio air sirkulasi sebesar 12 %, dan penurunan emisi Specific Net CO2 per ton semen ekivalen sebesar 8 %. PT Semen Padang kembali meraih juara I Penghargaan Efisiensi Energi Nasional (PEEN) Tahun 2014.
Piala PEEN 2014 diserahkan langsung oleh Menteri ESDM Sudirman Said kepada Direktur Produksi PT Semen Padang Agus B. Nurbiantoro.
44
Teknologi tinggi Konsumsi energi di PT Semen Padang terbagi ke dalam dua jenis energi, yakni energi panas dan energi listrik. Energi panas dimanfaatkan untuk proses pembakaran sedangkan energi listrik digunakan untuk operasional peralatan pabrik. Energi panas berasal dari batubara dan solar. Sedangkan energi listrik berasal dari PLN dan pembangkit sendiri seperti WHRPG, PLTD, dan PLTA. PT Semen Padang merupakan pabrik semen pertama di Indonesia yang membangun Waste Heat Recovery Power Generation (WHRPG). PT Semen Padang membangun instalasi WHRPG lantaran melihat adanya potensi gas panas buang dari suspension preheater (SP) dan air quenching cooler (AQC) untuk membangkitkan tenaga listrik. Pengoperasian WHRPG itu mengurangi kebutuhan listrik yang dipasok dari PLN sebesar 8.5 MW.
Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
prestasi Pada 2010, konsumsi listrik tanpa pemanfaatan WHRPG mencapai 93,5 kWh/ton semen. Adanya instalasi WHRPG membuat konsumsi listrik di tahun 2011 turun menjadi 87,98 kWh/ton semen. Angka itu turun sampai dengan 72,15 kWh/ ton semen pada 2013. Artinya, terjadi efisiensi pemakaian listrik sebesar 23% jika dibanding sebelum penggunaan WHRPG. “Penghematan energi menjadi hal yang sangat penting karena industri semen merupakan industri dengan konsumsi energi yang besar. Berbagai program untuk meningkatkan efisiensi energi telah direncanakan dan diimplementasikan. Program-program tersebut telah memberikan hasil yang signifikan. Penghematan energi yang dicapai senantiasa meningkat dari tahun 2010 (1%), 2011 (5%), 2012 (9%),dan 2013 (10%),” kata Agus. Program efisiensi energi yang diimplementasikan di PT Semen Padang telah berdampak positif terhadap lingkungan melalui pengurangan emisi CO2, dan penghematan air. Selain itu juga berdampak positif bagi ekonomi perusahaan dengan melakukan investasi pada proyek-proyek strategis, tingkat pengembalian
Penghematan energi yang dicapai senantiasa meningkat dari tahun 2010 (1%), 2011 (5%), 2012 (9%),dan 2013 (10%).
investasi (payback period) yang baik, dan juga berdampak bagi intensitas konsumsi energi. Manajemen Semen Padang memang memiliki perhatian tinggi terhadap program penghematan energi. Hal ini tercermin dalam kebijakan perusahaan yaitu Sistem Manajemen Semen Padang. Salah satu poin penting kebijakan perusahaan adalah pengelolaan lingkungan hidup yang meliputi pencegahan pencemaran udara, pengelolaan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), dan Non B3, konservasi air, penghematan pemakaian energi, serta perlindungan keanekaragaman hayati, pengelolaan sumber daya secara efektif, dan efisien.*** Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
Pabrik semen pertama di Indonesia.
Seabad Membangun Bangsa Dibangun 35 tahun sebelum Indonesia merdeka, PT Semen Padang menjadi industri semen pertama di Asia Tenggara. PT Semen Padang (Perusahaan) didirikan pada tanggal 18 Maret 1910 dengan nama NV Nederlandsch Indische Portland Cement Maatschappij (NV NIPCM) yang merupakan pabrik semen pertama di Indonesia. Pada tanggal 5 Juli 1958 perusahaan dinasionalisasi oleh Pemerintah Republik Indonesia dari Pemerintah Belanda. Selama periode ini, perusahaan mengalami proses kebangkitan kembali melalui rehabilitasi dan pengembangan kapasitas Pabrik Indarung I menjadi 330.000 ton tahun. Selanjutnya pabrik melakukan transformasi pengembangan kapasitas pabrik dari teknologi proses basah menjadi proses kering dengan dibangunnya Pabrik Indarung II, III, dan IV. Pada tahun 1995, Pemerintah mengalihkan kepemilikan sahamnya di PT Semen Padang ke PT Semen Gresik (Persero)Tbk bersamaan dengan pengembangan Pabrik Indarung V. Pada saat ini, pemegang saham perusahaan adalah PT Semen Gresik (Persero)Tbk dengan kepemilikan saham sebesar 99,99% dan Koperasi Keluarga Besar Semen Padang dengan saham sebesar 0,01 %. PT Semen Gresik (Persero) Tbk sendiri sahamnya dimiliki mayoritas oleh Pemerintah Republik Indonesia sebesar 51,01%. Pemegang saham lainnya sebesar 48,09% dimiliki publik. PT Semen Gresik (Persero) Tbk merupakan perusahaan yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia. Sejak 7 Januari 2013, PT Semen Gresik (Persero) Tbk berubah nama menjadi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk sesuai hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta pada 20 Desember 2012.***
45
efisiensi
ASEAN Energy Awards :
Menuai Prestasi Karya Putera Bangsa Indonesia sukses mentasbihkan diri sebagai negara yang berkomitmen tinggi melahirkan inovasi di bidang teknologi energi, khususnya konservasi energi. Dalam pertemuan Menteri Energi se-ASEAN di Vientiane, Laos, Indonesia meraih prestasi dengan menyabet sembilan penghargaan.
Penyelenggaraan ASEAN Energy Award 2014.
S
elain meraih sembilan penghargaan, tiga instansi swasta Indonesia keluar sebagai runner up. Sejumlah perusahaan dan institusi dari Indonesia yang menerima ASEAN Energy Award 2014, di antaranya PT Toyota Motor Manufacturing, PT Telkom Property, PT Perkebunan Nusantara V, Kementerian Pekerjaan Umum, New Media Tower Universitas Multimedia Nusantara, PT Toyota Motor dan PT Sinarmas Land Plaza. Selain Indonesia, menyusul beberapa
46
perusahaan dan institusi dari Thailand, Singapura, Malaysia, ikut mendominasi penghargaan energi. Event tersebut digagas oleh penyelenggaranya yakni ASEAN Centre for Energy (ACE). ACE sendiri adalah organisasi resmi di bawah naungan ASEAN yang mengurusi masalah energi, baik energi panas maupun energi listrik. Acara itu rutin diadakan setiap tahun dan kali ini digelar untuk yang ke-32 kalinya. ASEAN Energy Award 2014 memiliki 5 kategori penghargaan yaitu ASEAN Best Practice Award for Energy Efficient Building, ASEAN Best Practice Award for Energy Management in Building Industry, ASEAN Green Building Award Category, ASEAN Renewable Energy Project Award dan ASEAN Individual Excellence in Energy Management. Adapun kriteria penilaian dibagi kedalam 6 aspek yaitu Energy Efficiency, Renewable Energy, Water Efficiency, Environmental sustainability, Indoor Environment Quality serta Operation dan Maintenance. ASEAN Energy Award (AEA) merupakan bentuk penghargaan dari komunitas ASEAN terhadap bangunan dan industri yang berhasil mengimplementasikan clean energy standard. AEA dilaksanakan setiap tahun dan telah dimulai sejak tahun 2000. Pada tahun-tahun awal keikutsertaan, Indonesia belum berhasil menjadi pemenang, baru mulai tahun 2003 Indonesia Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
efisiensi mengawali debutnya meraih penghargaan tersebut. Tujuan dari penyelenggaraan acara tersebut adalah untuk mempromosikan dan menyebarluaskan best practice dalam pengelolaan energi yang diterapkan dalam bangunan dan industri di negara-negara anggota ASEAN. Selanjutnya, untuk mendorong partisipasi semua sektor dalam mengadopsi dan menerapkan manajemen energi yang inovatif dan kreatif dengan konservasi energi untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis. Kompetisi tingkat internasional ini juga digelar untuk mengenalkan manajemen energi sebagai media untuk melakukan beragam inovasi penghematan energi. Sekaligus bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan di kawasan ASEAN. Para juri melakukan penilaian dari dampak atau benefit proyek, jumlah penghematan energi, efek terhadap lingkungan, analisa ekonomi, perolehan indeks efisiensi energi, keberlanjutan, orisinalitas, penyajian dan performa laporan serta replicability (kemudahan untuk diterapkan pada area atau pabrik lain).
Penyerahan penghargaan oleh Soulivong Dalavong, Menteri Energi dan Pertambangan Laos, mewakili ACE kepada Nandy Julianto, Executive General Manager Toyota Motor Manufacturing.
Dalam kesempatan itu, para menteri energi ASEAN bertukar pengalaman tentang penghematan dan pengembangan energi alternatif secara efektif. Laos membuat kebijakan yang efektif untuk menggunakan sumber daya alam, khususnya potensi sungai sebagai sumber energi. ”Menipisnya cadangan energi fosil memaksa kita berlomba-lomba melakukan terobosan di bidang teknologi energi terbarukan dan upaya efisiensi,” kata PM Laos.
Kategori Industri
Pada pertemuan itu para menteri energi membahas pengelolaan energi.
Acara yang diselenggarakan bersamaan dengan media pertemuan para menteri energi se-ASEAN—ASEAN Ministry of Energy Meeting 2014—diikuti 19 negara yang terdiri negaranegara ASEAN plus Amerika Serikat, Selandia Baru, Jepang, India, Korea Selatan dan lainnya. Pada pertemuan itu para menteri energi membahas pengelolaan energi. Fokus pertemuan juga membicarakan mengenai pengembangan diversifikasi energi serta energi terbarukan, mengurangi ketergantungan minyak bumi, serta meningkatkan efisiensi energi. Perdana Menteri (PM) Laos, Thongsing Thammavong dalam pertemuan itu menegaskan, kebutuhan energi sangat vital untuk menjamin perkembangan sosial ekonomi yang berkesinambungan, memecahkan masalah perubahan iklim, dan menjamin perkembangan ekonomi yang berkesinambungan di kawasan ASEAN. Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
Malam itu menjadi bukti torehan prestasi yang membanggakan dari PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN). Ya, perusahaan yang berlokasi di Narogong, Bogor itu berhasil dengan gemilang menerima penghargaan ASEAN Energy Awards, sebuah penghargaan bergengsi bagi mereka yang peduli dengan penghematan energi setingkat ASEAN. Dalam ajang itu, PT TMMIN mampu mengalahkan sejumlah peserta dan memenangkan piala dengan kategori Manajemen Energi di Industri Besar dari ASEAN Centre for Energy (ACE). Penghargaan tersebut diserahkan oleh Soulivong Dalavong, Menteri Energi dan Pertambangan Laos, mewakili ACE kepada Nandy Julianto, Executive General Manager TMMIN. Ajang yang diselenggarakan pada 23 September 2014 lalu, digelar di Vientiane, Laos. TMMIN menjadi salah satu perwakilan Indonesia di ASEAN Energy Awards bersama perusahaan lain setelah berhasil memenangkan Penghargaan Efisiensi Energi Nasional (PEEN) tahun 2013 yang diselenggarakan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia. Ketika itu, TMMIN meraih pemenang pertama kategori Manajemen Energi pada Industri sub kategori Industri Besar.
47
efisiensi
PT Semen Padang berhasil merebut posisi winner Best Practices for Energy Management in Building and Industry Competation dan penghargaan diterima langsung oleh Harri Utama.
Dengan strategi dan kebijakan tersebut, hingga tahun 2013 TMMIN berhasil menurunkan penggunaan energi dalam kegiatan produksi per unit sebesar 43% terhitung sejak 2009. Penurunan konsumsi energi hingga lebih dari 40% itu tak berarti identik dengan pengurangan volume produksi. Sebaliknya, pencapaian itu justru diraih ketika volume produksi TMMIN mengalami peningkatan produksi yang sangat signifikan. Dari produksi dengan level 60.000 mobil per tahun meningkat pesat menjadi sekitar 160.000 mobil per tahun. Selain TMMIN, penghargaan serupa juga diterima oleh PT Semen Padang. Perusahaan yang bergerak di bidang industri semen itu merebut posisi winner (juara pertama-red) dalam kategori Best Practices for Energy Management in Building and Industry Competition. Penghargaan
itu diterima langsung oleh Harri Utama, Kepala Departemen Jaminan Kualitas dan Inovasi PT Semen Padang. Penghargaan energi ini adalah yang pertama diraih PT Semen Padang di pentas ASEAN. Sebelumnya, perusahaan itu meraih penghargaan Efisiensi Energi Nasional (PEEN) 2013 untuk kategori Manajemen Energi pada Industri dan Bangunan Gedung Industri-Inovasi Khusus, pada awal Desember 2013. Prestasi tingkat internasional tersebut diraih Semen Padang dengan menyisihkan sejumlah nominator. Disebutkan dari 12 nominasi peserta, 6 nominasi memperoleh winner (termasuk PT Semen Padang). Proposal PT Semen Padang dengan judul, Energy Conservation by Using Exhaust Gas Through Waste Heat Recovery Power Generation (WHRPG) Technology atau Konservasi Energi melalui Pemanfaatan Gas Buang dengan Teknologi WHRPG berhasil mengungguli peserta lainnya.
Kategori Bangunan Di samping kategori industri, Indonesia juga berprestasi menoreh sukses melalui kategori bangunan. Sinarmas Land untuk kedua kalinya berhasil meraih penghargaan ASEAN Energy Award di Vientiane, Laos. Sinarmas Land didapuk sebagai winner dari ASEAN Green Building Award Category pada sub kategori Large Building, mengungguli Tree tops Executive Residences Singapore yang meraih 1st runner up, serta King Power Pattaya Complex Thailand yang meraih posisi 2nd runner up. Sinarmas Land merasa bangga karena penghargaan tersebut cerminan dari kerja keras dalam menciptakan karya-karya properti
Sinarmas Land didapuk sebagai winner dari ASEAN Green Building Award Category pada sub kategori Large Building.
48
Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
efisiensi
Kementerian PU mendapat penghargaan The Winner of ASEAN Best Practice Awards for Energy Efficient Building, New and Existing Building Category.
terbaik bagi masyarakat. Dan hal itu juga diakui dan mendapat apresiasi yang besar di dunia Internasional. Berbagai inovasi perusahaan dalam mengelola gedung secara efisien dan hemat energi telah diterapkan. Mulai dari desain gedung yang sangat ramah energi dan lingkungan, pengadaan lampu penerangan jalan umum yang minim energi lantaran menggunakan photovoltaic dan lampu LED; serta sejumlah peralatan yang berbasis hemat energy. Soal penerapan inovasi pada bangunan hemat energi juga dilakukan oleh Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Proposal yang dikirim dan lantas dinilai para juri, menjadikan Gedung New Media Tower milik UMN sukses menyabet juara pertama sebagai Energy Efficient Building kategori Tropical Building dalam ASEAN Energy Award 2014. Trofi diserahkan kepada Andrey Andoko, Wakil Rektor UMN. Sebelumnya, gedung New Media Tower ini juga menjadi juara 1 gedung hemat energi tingkat nasional di tahun 2013 sehingga berhak maju pada tingkat ASEAN. Gedung Utama Kementerian PU Jakarta yang dibangun oleh PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk juga mendapat penghargaan The Winner of ASEAN Best Practice Awards for Energy
Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
UMN sukses menyabet juara pertama sebagai Energy Efficient Building kategori Tropical Building dalam ASEAN Energy Award 2014.
Efficient Building, New and Existing Building Category. Penghargaan ini diberikan karena gedung Kementerian PU tersebut berhasil melakukan penghematan energi hingga 61%. “Gedung ini memang telah menghemat energi sampai 61%, kita hanya membayar listrik 39%,” ujar Yennel S Suzia, Kepala Pengembangan, Pengendalian dan Pelaksanaan Pekerjaan Strategis Kementerian PU. Meski tergolong kategori baru, John Budi berhasil merebut The Winner of ASEAN Best Practice Awards for Energy Efficient Building, Small and Medium Category. Rumah tinggal berlantai 4 tersebut memberikan suatu inovasi baru dengan menempatkan berbagai teknologi yang berbasis efisiensi energi.***
49
teknologi
Si Mini Penghemat Energi Inilah kotak kecil “ajaib.” Sebutan itu pantas disandangnya karena dampak yang dihasilkan dengan menggunakannya pada perangkat pendingin udara. Ia mampu menghemat konsumsi listrik pada sistem pendingin udara atau air conditioning (AC).
S
ejak Juli 2014, Pemerintah menaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) enam golongan pelanggan yang tertuang melalui Peraturan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 19 Tahun 2014. Enam golongan itu akan mengalami kenaikan tarif listrik secara berkala setiap dua bulan sekali. Keenam pelanggan ini terdiri dari tiga jenis golongan yaitu golongan rumah tangga, industri dan gedung dan fasilitas
Aircosaver, kotak ajaib yang membuat kerja sistem pendingin udara menjadi lebih efisien.
Aircosaver dipasang pada panel control CHWP, CWP
50
pemerintah. Biaya pemakaian listrik per 1 September 2014 bagi pelanggan yang memakai daya 1.300 VA mencapai Rp 1.214 per kWh. Tarif tersebut lebih tinggi Rp 124 per kWh dari tarif yang berlaku saat ini. Sedangkan pelanggan dengan daya 2.200 VA dikenai tarif baru, yakni Rp 1.224 per kWh atau lebih mahal Rp 115 per kWh. Pelanggan yang memanfaatkan daya 3.500 VA hingga 5.500 VA akan dikenai biaya hingga Rp 1.279 per kWh
Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
teknologi
Ketika kondisi saturasi tercapai, aircosaver mencegah terjadinya pemborosan akibat pendinginan berlebihan (overcooling)
atau selisih Rp 69 per kWh dari tarif lama yang dibanderol Rp 1.210 per kWh. Namun, biaya listrik tersebut akan mengalami kenaikan lagi per 1 November 2014. Untuk menyiasati kenaikan TDL PLN, Telkom Property melakukan penghematan energi yang dipergunakan dalam ruangan. Menurut Didit Sulistyo, Vice President Property Management Operation PT Graha Sarana Duta, salah satu cara untuk menghemat konsumsi listrik adalah dengan memasang aircosaver pada AC. Seperti diketahui bahwa AC merupakan salah satu “penyumbang terbesar” tagihan PLN. Konsumsi energi listrik oleh air conditioner (AC) pada gedung perkantoran mencapai 50—60% dari konsumsi energi total. Dengan memfokuskan penghematan energi pada AC, otomatis akan memberikan penghematan secara signifikan.
Sensor mikro-kontrol pada aircosaver didesain untuk mampu mengenali kondisi saturasi dari heat exchanger serta mengoptimalkan kinerja sistem pending udara.
Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
Pelindung kompresor Aircosaver dapat digunakan untuk menghemat pemakaian energi AC split, AC duct split dan AC package. AC yang tersambung dengan aircosaver mampu menghemat energi hingga 30%. Bentuknya yang mini, hanya sekitar 20 cm x 10 cm, memudahkan instalasi aircosaver pada sistem pendingin udara. Sensor mikro-kontrol pada aircosaver didesain untuk mampu mengenali kondisi saturasi dari heat exchanger serta mengoptimalkan kinerja kompresor. Kompresor yang terlalu sering berputar dalam interval waktu singkat dapat mempercepat kerusakan komponen sehingga harus dihindari. Algoritma pada perangkat lunak (software) aircosaver dirancang untuk mendeteksi dan mengoptimalkan penyerapan termodinamika kompresor sesuai dengan kondisi udara dalam ruang. Ketika kondisi saturasi tercapai, aircosaver akan mematikan kompresor dan mencegah terjadinya pemborosan akibat pendinginan berlebihan (overcooling). Dengan demikian, AC akan bekerja pada kondisi “save mode”. Pada kondisi itu, kipas masih bekerja memanfaatkan energi dingin yang disimpan dalam heat exchanger untuk mendinginkan ruangan. Ketika energi dingin yang disimpan dalam heat exchanger sudah digunakan, aircosaver akan menghidupkan lagi kompresor untuk mengisi energi dingin di heat exchanger. Selain melindungi kompresor dari beban pekerjaan yang terus-menerus, aircosaver juga menambahkan fitur delay pada power-on AC. Fitur ini melindungi unit AC terhadap kerusakan dari pemadaman listrik mendadak yang sering terjadi.***
51
inovasi
Rumah hemat energi ala John Budi
52
Inovasi Anyar Rumah Hemat Energi Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
inovasi Berbekal indeks konsumsi energi sebesar 18,7 kWh/m2, rumah berlantai empat itu mampu menyabet penghargaan ASEAN Energy Awards 2014. Rumah milik John Budi Listiono di bilangan Pluit, Jakarta Utara itu meraih Winner Green Building Small and Medium Building Category.
S
iang itu waktu menunjukkan pukul 12.00. Udara di luar terasa panas menyengat, temperatur pun menunjukkan angka 33,1oC. Tak ada semilir angin yang menerpa dan membuat suasana menjadi sedikit nyaman. Maklum, iklim Jakarta terlebih di wilayah utara yang dekat dengan pantai memang terkenal panas. Belum lagi, padatnya pemukiman yang didominasi rumah-rumah bertingkat, makin memicu suhu tinggi lantaran tak ada pergerakan angin. Wajar, bila hampir setiap rumah tampak tak pernah lepas dari perangkat pendingin udara (air conditioning). Namun kondisi itu tak dijumpai di rumah milik John Budi Listiyo, Direktur Utama PT Metropolitan Bayu, yang bergerak di bidang pendingin udara (AC). Saat redaksi Hemat Energi tiba di rumah yang terletak di Pluit Selatan, Jakarta Utara itu, panas udara di luar yang menyengat, sontak lenyap. Jangan bayangkan itu “ulah” terpaan aliran AC yang mendinginkan suasana dalam rumah. Setelah dirasakan dan diamati, ternyata itu semua berkat gerakan angin yang mengalir cukup kencang dari luar dan atas rumah. “Saya memang men-create aliran angin di tengah kota Jakarta,” ujar John. Menurut peraih sejumlah Penghargaan Efisiensi Energi Nasional itu, rumah di Jakarta yang identik dengan kepadatan yang tinggi dan tak memungkinkan aliran angin bergerak di antaranya. Tak heran bila iklim dan udara selalu terasa panas dan pengap. Solusi yang selalu diambil adalah
Sosok 48 panel surya PV @ 50W
menggunakan pendingin udara (AC) untuk menurunkan udara panas di dalam rumah. Di sisi lain, energi terbesar pada suatu bangunan didominasi oleh pendingin udara (AC), baru setelahnya pencahayaan. Di rumah dengan lahan sekitar 250 meter persegi memiliki 3 lantai dan 1 atap datar. Rumah ini sejak awal memang dirancang menggunakan arsitektur bangunan hijau dan konsep bangunan berenergi rendah. Tak sekedar konsep, tetapi seluruhnya diterapkan secara berkelanjutan dan dipertahankan berkinerja tinggi. Itu semua untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara manusia dan lingkungan. Bangunan dengan total luasan 781 m2 itu menggunakan bio-iklim Jakarta, konsep pencahayaan Sky Light untuk membuat ventilasi alami. Dengan konsep tersebut berhasil diciptakan
Inovasi gabungan antara Sky Light dan ventilasi alami membuahkan prestasi John Budi ditingkat ASEAN
Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
53
inovasi
Ruangan pun tak butuh lampu dan pendingin udara
Kecepatan angin yang dihasilkan sekitar 0,5 m/dtk—1,5 m/dtk
54
angin dengan kecepatan udara 0,5—1,5 m/detik. Selain itu dengan perhitungan hari pencahayaan di daerah dan udara di siang hari, telah dilakukan penghematan energi listrik untuk AC, kipas angin, dan pencahayaan. Dengan desain pasif, bangunan ini dirancang menghadap bagian selatan. Hampir semua bagian rumah yang bersentuhan dengan lingkungan luar dilengkapi dengan bukaan, baik pintu, jendela, atau pun void. Semua pintu dan jendela tersebut difungsikan sebagai bukaan ventilasi alami. Selain itu dari awal telah dirancang penggunaan langit dan pencahayaan untuk membuat ventilasi alami. Nantinya, itu semua akan menginduksi kecepatan udara minimal 0,5 m/detik di setiap sistem lantai dan sistem pencahayaan pada siang hari. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dan mengacu pada penelitian ASHRAE, maka sangat memungkinkan menerapkan konsep ventilasi alami. Suhu di dalam ruangan berkisar antara 24ºC—32.2ºC dan Kelembaban Relatif berkisar antara 30% - 95%. Dengan kondisi itu, sangat mungkin untuk menggunakan ventilasi alami
pada kondisi iklim Jakarta. Untuk menjaga kondisi kenyamanan termal dan kecepatan udara dipertahankan pada 0.4—1,0 m/dtk.
Ventilasi alami Dengan menggunakan bio-iklim Jakarta, angka 3,4 dan 5. Hal ini dimungkinkan untuk membuat ventilasi alami. Cara tersebut dibuat dengan memuat 2 rongga/void dan 1 ruangan yang berfungsi sebagai sky light. Akibat adanya perbedaan panas antara bagian atas (sky light) yang mencapai 3,2 m setiap lantainya, dengan lantai dasar, maka akan terjadi aliran udara yang mengalir dari bawah ke lantai atas. “Prinsipnya mungkin seperti cerobong asap,” jelas John. Dampak dari keberadaan sky light dan void akan menciptakan terjadinya efek penumpukan panas atau perbedaan suhu. Hal ini akan menciptakan aliran udara dan mirip ventilasi alami. Dengan menggunakan sky light, udara di lantai 3 bak dipanaskan oleh radiasi matahari di tangga paling atas. Suhu udara pun akan naik 5ºC—10ºC. Adanya suhu rendah di bagian lantai bawah akan menciptakan kekuatan daya apung Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
inovasi untuk mendorong udara panas ke ambien udara dari kisi-kisi di bagian teratas. Suhu kering wilayah Jakarta yang berkisar antara 24ºC hingga 34ºC dan pencahayaan pada siang hari akan menimbulkan tekanan negatif di bagian bawah. Tekanan negatif itu akan membuat ventilasi alami dengan kecepatan udara lebih dari 0,5 m/dtk. Kondisi ini akan menjaga kenyamanan termal di setiap lantai seperti yang direkomendasikan oleh ASHRAE. Di masing-masing lantai, memang dibuat daerah terbuka dengan ukuran 5m x5 m; 4m x 5m (lantai1 dan 2). Sedangkan lantai 3 hanya memiliki ruang terbuka 1,5 m x 1,5 m. Area terbuka yang minim di lantai 3 digunakan untuk mencegah radiasi matahari dari sky light masuk ke lantai bawah dan mengurangi sengatan panas matahari. Dengan perbedaan suhu antara sky light dengan lantai-lantai dibawahnya maka akan terjadi efek ventilasi alami (Natural Ventilation). Kecepatan udara yang disebabkan oleh ventilasi alami ini sangatlah kuat. Terbukti dari gerakan tirai jendela hampir di setiap jendela dan lantai. Pencahayaan yang berasal dari sky light juga akan menghasilkan pencahayaan alami yang masuk ke dalam ruangan hingga lantai terbawah. Penggunaan dinding tanggga dari bahan transparan akan memantulkan cahaya matahari yang masuk dari sky light hingga ke lantai dasar.
Di lantai atap, dihadirkan aneka tanaman untuk menciptakan bio iklim dan lingkungan.
Pendingin udara Meski pada siang hari terbebas dari bantuan pendingin udara, tetapi sistem AC tetap digunakan pada malam hari. Untuk itu digunakan unit AC dengan Variable Refrigerant Flow System (VRF) 10 HP dengan beberapa modifikasi. Modifikasi itu ditujukan untuk pemasangan Plat Brazed Heat Exchanger (PHE) yang berkemampuan
Bangunan Sky light yang mampu memerangkap cahaya dan udara panasi
Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
55
inovasi
Atap tempat jalan keluar angin yang berfungsi seperti ventilasi.
56
Grid inverter surya @ 1500 W keluaran x 3 unit.
menghasilkan air panas gratis (hingga 50 ºC) dari debit gas panas asal kompresor. Penggunaan VRF sistem pendingin udara yang dimodifikasi dengan tangki air panas terisolasi dan begitu pula tangki air dingin. Ketika unit VRF berjalan, pompa air panas akan diaktifkan untuk mengedarkan air dingin dari dasar tangki air panas terisolasi untuk Plate Heat Exchanger (PHE). Hasilnya, diperoleh air panas dari gas buangan pendingin asal kompresor. Air panas ini akan mengisi bagian atas tangki air panas. Di dalam tangki air panas, dipasang insulasi berongga untuk memisahkan air panas di bagian
atas tangki dengan air dingin di bagian bawah tangki. Di bagian ini, air dingin terhubung ke tangki air dingin untuk mempertahankan tingkat air yang sama antara tangki air dingin dan tangki air panas. Oleh karena itu tekanan air dingin dan air panas akan sama dan tidak perlu menggunakan pompa air untuk mendistribusikan air dingin dan air panas untuk bangunan. Jadi terbebas dari penggunaan listrik. Sebagai gantinya, diggunakan kekuatan gravitasi untuk mendistribusikannya (ketinggian muka air ke atap datar 2.8m)
Berbagai bahan yang digunakan memiliki fungsi penting, seperti halnya tangga kayu yang mampu meredam panas.
Sistem pendingin udara yang menggunakan VRF.
Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
inovasi Lampu Hampir semua lampu (sekitar 98%) di rumah tersebut menggunakan lampu LED. Tetapi , lampu itu baru dinyalakan pada malam hari sesuai kebutuhan. Dengan minimnya kebutuhan listrik untuk pencahayaan dan pendingin udara, beban ringan gedung ini demikian terasa. Kebutuhan energi untuk pencahayaan hanya 3,4 W / meter persegi. Beban AC adalah 130 W/meter persegi dan tingkat ventilasi dihitung menggunakan ASHRAE 62,1 standar atau 10 CFM/orang di kamar tidur. Tetapi karena ventilasi alami menghasilkan aliran angin ketika jendela dibuka, sehingga AC pun jarang digunakan. Hampir setiap kamar tidur memiliki jendela dan lintas pintu terbuka untuk ventilasi alami. Di atas lantai 3 atau lantai atap, dipasang 48 panel surya PV @ 50W. Adapun output grid dengan
Plat Brazed Heat Exchanger (PHE) menghasilkan air panas gratis untuk mandi.
Ventilasi yang melengkapi bangunan skylight.
Ruang terbuka dari lantai bawah hingga lantai 3 atas, bekerja mirip cerobong.
Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
total kapasitas terpasang 2.400 W pada atap datar. Selanjutnya, dibagi menjadi 3 kelompok dan menggunakan 3 unit inverter surya @ 1.500 W. Output yang terhubung pada jaringan 3 phase kapasitas 16 kW. Total area yang digunakan oleh panel surya adalah 2,5 m x 9 m. Energi listrik rata-rata yang dihasilkan dengan PV ini adalah 12 kWH/hari dan total energi yang dihasilkan adalah 4.380 kWH /tahun atau setara dalam USD 526 tahun. Energi ini menggantikan 25,7% dari total konsumsi energi bangunan asal grid (17.065 kWH / tahun). Panel PV surya yang dipasang pada atap dengan posisi miring lalu datar dan menghadap ke barat dengan 25o untuk mengoptimalkan energi matahari.***
57
mancanegara
Diamond Building, Malaysia :
Rancang Bangun Unik Maksimalkan Cahaya Alami ASEAN Center for Energy (ACE) menganugerahkan penghargaan tertinggi ASEAN Energy Awards untuk Diamond Building di Malaysia. Sesuai dengan namanya, bangunan delapan lantai yang terletak di Putrajaya, Malaysia itu dinobatkan sebagai salah satu bangunan paling hemat energi se-ASEAN.
Diamond Building berhasil meraih penghargaan bangunan hemat energi se-ASEAN.
D
iamond Building hadir bak oase di tengah padang beton gedung-gedung lama yang belum ramah lingkungan. Bangunan ini dirancang untuk menampilkan teknologi yang mengurangi konsumsi energi dan konsumsi air,
58
mempromosikan penggunaan bahan bangunan yang berkelanjutan dan memberikan kualitas lingkungan dalam ruangan. Bentuknya yang unik mengingatkan pada sosok sebuah berlian. Penampilannya memang Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
mancanegara sesuai dengan sebutan namanya, Diamond Building, si batu permata. Alih-alih diklaim sebagai bangunan yang modern dan kontemporer, sebenarnya desain gedung berlian memiliki kepedulian yang besar terhadap penghematan energi. Rancang bangun gedung ini telah disesuaikan dengan iklim dan arah matahari dari khatulistiwa bagian Malaysia. Dari desain pasif bangunan fasad bagian Utara dan Selatan fasad, dibuat miring sampai 25 derajat. Manfaatnya, untuk meminimalkan suhu panas dari sinar matahari langsung. Hal serupa juga diterapkan pada bagian Timur dan Barat. Di samping itu untuk memaksimalkan penggunaan pencahayaan, atrium tengah bangunan difungsikan sebagai area masuknya pencahayaan alami. Dengan desain seperti limas yang didominasi oleh kaca, maka diperoleh limpahan cahaya matahari yang masuk ke dalam gedung. Pencahayaan alami dihasilkan melalui pantulan kaca fasad bangunan. Besarnya cahaya yang masuk mencapai 50%. Pada bangunan ini, bentuk fasad dan material fasad digunakan untuk mengurangi panas sinar matahari langsung kedalam bangunan.
Kekuatan desain menyebabkan pencahayaan alami menyebar merata di dalam gedung.
selubung dipasang dengan sudut 30° di atas lightshelf untuk perlindungan cahaya terik. Agar kualitas cahaya yang masuk ke dalam ruangan terjaga, maka antara langit-langit dan lantai diberi jarak mendekati 4 m. Untuk lebih mengoptimalkan pencahayaan alami di dalam bangunan, di bagian tengah bangunan terdapat atrium besar yang dirancang dengan menggunakan sistem roller blind. Dengan sistem yang telah diatur sedemikian rupa, maka intensitas sinar matahari yang masuk dapat digunakan sesuai keperluan.
Teknologi Bentuk desain bangunan yang mampu memanfaatkan cahaya.
Meskipun seluruh fasad bangunan ini ditutupi dari kaca, namun karena material kaca berkemampuan memecah sinar matahari sehingga mengurangi intensitas cahaya yang masuk ke dalam. Selain itu fasad menghasilkan sistem pencahayaan yang mampu membelokkan cahaya matahari ke langit-langit berwarna putih. Bahkan dengan adanya vegetasi di sekitar gedung, membuat cahaya matahari yang jatuh mengenainya, dipantulkan ulang ke bangunan dan diteruskan ke dalam ruangan. Dengan demikian, wajar bila penggunaan lampu di dalam bangunan sangatlah minim. Cahaya tersebut lantas ditingkatkan distribusinya hingga mencapai 5 m dari fasad dan 2 m dari ruang koridor. Untuk menghalangi silau yang ditimbulkan, dibangun Louvres putih dengan permukaan kaca di sisi atas. Selanjutnya, Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
Dengan penggunaan teknologi hijau yang mengagumkan, bangunan 7 lantai di atas dan 2 lantai di bawah, menerapkan greenroof di bagian atap. Sejumlah tanaman khas dihadirkan sebagai taman dan menghadirkan unsur menarik dan eksoktik. Gedung yang merupakan kantor pusat Komisi Energi Malaysia itu dilengkapi juga dengan panel surya photovoltaic (PV). Bentuk bangunan piramida terbalik memungkinkan atapnya diisi banyak panel surya. Kehadiran sumber listrik itu mampu memasok sekitar 10 persen dari kebutuhan energi bangunan. Jika dibandingkan dengan bangunan umumnya dengan sosok yang sama, Diamond Building hanya membutuhkan 30% dari kebutuhan. Karena itu, dengan sejumlah keunggulan yang berujung pada penghematan energi seperti itu, Diamond Building juga mendapat sertifikat green building dari institusi Green Building International atau Indeks Bangunan Hijau Malaysia dengan peringkat Platinum
59
mancanegara
Bentuk atap bangunan
Sementara itu, pada bagian atas bangunan juga terdapat bagian untuk menampung air hujan. Air hujan yang jatuh kemudian disimpan di dalam tangki air. Air hujan yang dikumpul dari kawasan bumbung bangunan disalurkan ke dalam empat buah tangki air. Setiap satu tangki mempunyai kapasitas 9.000 liter. Air tersebut lalu digunakan untuk menyiram tanaman dan bunga hiasan di luar dan di atap bangunan. Dengan dibangunnya sistem penampung air hujan, maka Diamond Building juga mampu menghemat sekitar 70%—80% dari keseluruhan penggunaan air. Diamond Building sendiri dirancang oleh NR Architect dari Kuala Lumpur bersama dengan arsitek asal Thailand Soontorn Boonyatikam sebagai pemimpin proyek. Menurut para arsitek, bangunan ini melindungi diri sendiri dari radiasi sinar matahari melalui fasad. Ditambah lagi dengan keberadaan atrium yang mampu
mengoptimalkan sinar matahari menyebar ke seluruh bangunan. Saat dibangun, efisiensi energi adalah prioritas utama yang dicanangkan Pemerintah Malaysia sejak 2005. Ketika itu, Komisi Energi Malaysia, Badan Pengawas Malaysia menerapkan kebijakan energi, termasuk standar dan keselamatan. Komitmen untuk mempertahankan kepedulian tersebut melahirkan ide membangun gedung kantor sendiri di ibukota administrasi negara dari Putrajaya. Lantaran keterbatasan pengetahuan mengenai hal tersebut, diputuskan untuk mencari bantuan tenaga ahli yang menguasai arsitektur hijau dan efisiensi energi. Kini gedung tersebut juga menjadi obyek atau percontohan bagi para pemerhati lingkungan berkelanjutan dan menjadi contoh bagi industri swasta. Berkat keberhasilan Diamond Building meraih berbagai penghargaan, maka saat ini di Malaysia muncul tren baru bangunan berkonsep green building dan hal itu dibuktikan dengan peningkatan peringkat Indeks Green Building Platinum. Pada 4 tahun terakhir, GBI Malaysia berhasil mengeluarkan sertifikat untuk total luasan bangunan 4,6 juta m2. Berlian melambangkan keterbukaan, nilai dan daya tahan, karakteristik yang mewakili peran dan misi Komisi Energi Malaysia sebagai badan pengawas. Bentuknya juga merupakan pendekatan desain yang optimal untuk mencapai efisiensi energi.***
Penggunaan vegetasi memantulkan kembali cahaya matahari ke dalam gedung.
60
Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
regulasi
Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
61
jejak
Pemerintah Daerah (Pemda) DI Yogyakarta :
Implementasi Pelaksanaan Program Berbuah Prestasi Menyebarkan informasi penghematan energi melalui sosialisasi adalah upaya penting yang dilakukan Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Demikian pula komitmen penuh yang dibuktikan dengan pembentukan Gugus Tugas Penghematan Energi dan Air. Wajar bila, Pemda DIY memperoleh Penghargaan Energi Efisiensi Nasional 2013 kategori Instansi Pemerintah.
Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan ESDM DI Yogyakarta.
P
agi itu, sebanyak seratus orang yang didominasi para guru SMP dan SMA mengikuti sosialisasi penghematan energi dan air. Tujuan kegiatan itu, memasyarakatkan pentingnya penghematan energi di lingkungan sekolah. Sekolah memang menjadi salah satu target penyebaran informasi mengenai
62
penghematan energi lantaran kebiasaan dan perilaku tersebut perlu dilakukan sejak dini. Turut hadir di acara tersebut Wakil Bupati Kulon Progo, Drs. H. Sutedjo. Menurut Sutedjo, terpilihnya para guru sebagai peserta sosialisasi penghematan energi dan air sangatlah tepat lantaran mereka bisa memberikan penjelasan kepada para murid mengenai pentingnya berhemat energi dan air. “Para guru ini harus bisa menjadi contoh yang baik dalam hal penggunaan dan penghematan energi dan air di sekolahnya masing-masing. Diharapkan dengan adanya sosialisasi ini para guru dapat memberikan informasi mengenai pentingnya penghematan energi.” kata Sutedjo. Selanjutnya, disebutkan pentingnya energi dan air sebagai kebutuhan utama dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini ketersediaan energi dan air khususnya air bersih sangat terbatas. Sementara kebutuhan energi dan air bersih terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Oleh karena itu masyarakat harus segera berbenah dan menyiapkan diri. Kegiatan sosialisasi saat itu telah menjadi agenda rutin yang dilakukan Pemda DIY melalui Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
jejak
Aktif melakukan kegiatan sosialisasi hampir setiap bulan.
Energi dan Sumber Daya Mineral (PUP-ESDM) Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebagai wakil dari Pemerintah Provinsi (Pemprov), Dinas PUP-ESDM DI Yogyakarta memang sering menyelenggarakan kegiatan sosialisasi kepada guru dan kepala sekolah SMP—SMA. Menurut Kusno Wibowo, Kepala Seksi Energi Dinas PUP—ESDM DI Yogyakarta, sasaran kegiatan serupa tak hanya sekolah di Kulon Progo, melainkan seluruh sekolah di wilayah Yogyakarta. Menyadari pentingnya upaya tersebut, Pemda DIY melalui Dinas PUP-ESDM pun menyelenggarakan kegiatan sosialisasi tentang cara dan perilaku berhemat energi setiap sebulan sekali. Dalam pelaksanaannya tak jarang dilakukan kerjasama dengan dinas lain di lingkup Pemda DIY. Pada kegiatan di Kulon Progo misalnya, dilakukan kerjasama dengan Bidang Geologi dan Energi, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Kulon Progo. Melalui kegiatan itu, Pemda DIY telah menjalankan program pembinaan dan pengawasan pelaksanaan konservasi energi. Program itu merupakan implementasi dan penerapan konservasi energi dengan arah kebijakan meningkatkan efisiensi penggunaan energi melalui konservasi energi. Diharapkan program tersebut dapat segera diterapkan oleh sektor-sektor pengguna energi prioritas.
Pemda DIY menerapkan program pembinaan dan pengawasan pelaksanaan konservasi energi.
Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
Selain kalangan akademisi, pembinaan yang dilakukan Dinas PUP—ESDM juga menyasar aparat pemerintah daerah di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota. Kegiatan sosialisasi untuk memasyarakatkan upaya efisiensi dan penghematan energi itu seringkali diadakan bekerjasama dengan Kementerian ESDM. Selama rentang Mei 2012—Mei 2013, telah dilaksanakan 6 kali sosialisasi. Selain itu, ada pula kegiatan bimbingan teknis (bimtek) Konservasi Energi yang dilaksanakan pada Juni 2013.
Wujud Nyata Sosialisasi hemat energi merupakan wujud nyata dari Instruksi Presiden No. 13 Tahun 2011 tentang Penghematan Energi dan Air. Inpres
Sejak 2011, Pemerintah Daerah DIY telah melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan efisiensi dan penghematan energi.
itu menginstruksikan kepada seluruh Menteri, Gubernur, Bupati dan Walikota untuk melakukan langkah-langkah dan inovasi penghematan energi dan air di lingkungan instansi masingmasing. Termasuk juga Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah. Instansi yang disebutkan itu harus membentuk gugus tugas penghematan energi. Landasan hukum lain adalah Surat Edaran Gubernur Nomor 671/2994 tanggal 5 Oktober 2011 tentang Penghematan Energi dan Air, Surat Edaran Gubernur Nomor 900/2298 tanggal 9 Juli 2012 tentang Gerakan Nasional Penghematan Energi, dan Surat Edaran Gubernur Nomor 671/2353 tanggal 12 Juli 2012 tentang Pembentukan Gugus Tugas Penghematan Energi dan Air. Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta memang gencar mengkampanyekan hemat energi. Selain
63
jejak
Kusno Wibowo, Kepala Seksi Energi Dinas PUP— ESDM DI Yogyakarta.
Bimtek untuk para guru SMP dan SMA di Kabupaten Kulon Progo.
Dalam kurun waktu Mei 2012—Juni 2013 dilakukan 7 kali sosialisasi.
sosialisasi ke sekolah, Pemprov DI Yogyakarta membentuk Tim Koordinasi Daerah yang bertugas melakukan koordinasi dalam upaya efisiensi dan penghematan energi melalui Surat Keputusan Gubernur Nomor 58/TIM/2012. Keputusan itu berisi tentang Pembentukan Tim Pembina Gugus Tugas Penghematan Energi dan Air. Selanjutnya diterbitkan Surat Edaran Gubernur Nomor 671/2353 tanggal 12 Juli 2012 tentang Pembentukan Gugus Tugas Penghematan Energi dan Air untuk seluruh SKPD di lingkungan Pemda DIY. Adapun tugas Tim Pembina Gugus Tugas Penghematan Energi dan Air antara lain melakukan pembinaan terhadap kegiatan Gugus Tugas pada masing-masing Satuan Organisasi Perangkat Daerah (SOPD). Terutama dalam rangka penghematan energi dan air; memberikan saran dan rekomendasi kepada instansi pemerintah daerah yang menjadi sasaran program. Selain itu juga membuat evaluasi dan laporan pelaksanaan penghematan energi dan air secara berkala setiap 3 bulan sekali; dan melaporkan pelaksanaan penghematan energi dan air dari seluruh SOPD. Laporan tersebut lalu diberikan kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral melalui Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi setiap 3 (tiga) bulan sekali.
Kabupaten/Kota di DIY. Juga telah dilakukan koordinasi pelaksanaan Hemat energi dan Air di masing-masing Kabupaten/Kota yang disampaikan ke Gubernur. Bahkan pada tahun 2011, Pemerintah Daerah DIY telah melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan efisiensi dan penghematan energi. Caranya dengan melakukan pemantauan secara langsung dan tidak langsung. Pemantauan secara langsung dilakukan dengan mengecek penghematan energi dan air di beberapa SKPD di lingkungan Pemda DIY bersama dengan Tim Pembina Gugus Tugas Penghematan Energi dan Air. Tujuannya melakukan pembinaan sekaligus mengetahui sejauh mana pelaksanaan penghematan energi dan air dan peningkatan efisiensi pemanfaatannya. Sedangkan pemantauan secara tidak langsung dilakukan dengan mencermati hasil pelaporan penghematan energi dan air di SKPD di lingkungan Pemda DIY setiap 3 bulan sekali. Sejak tahun 2011, semua SKPD di lingkungan Pemda DIY sudah melaporkan data pemakaian energi listrik, BBM dan air secara rutin ke Sekretariat Tim Pembina Gugus Tugas Penghematan Energi dan Air. Setiap Gugus Tugas di masing-masing SKPD mempunyai koordinator teknis. Divisi ini melaksanakan penghematan energi dan air yang dicatat dalam format laporan. Laporan hasil pelaksanaan penghematan energi dan air disampaikan kepada ketua Gugus
Gugus Tugas Sebanyak 20 SPOD di lingkungan Pemda DIY telah membentuk Gugus Tugas Hemat Energi dan Air. Di samping itu, telah dilakukan pembinaan dalam rangka pembentukan Gugus Tugas Hemat Energi dan Air tingkat
64
Sosialisasi penghematan energi dilakukan dengan kampanye melalui berbagai media dengan tujuan memasyarakatkan pentingnya penghematan energi.
Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
jejak Alokasi Anggaran (dalam juta rupiah)
Kegiatan
2012 2013 2014 2015 2016 2017 Koordinasi dan Fasilitasi Program Nasional Penghematan Energi dan Air Pelaksanaan Audit Energi Pelaksanaan Rekomendasi Audit Energi Pemasangan Lampu Masuk Desa menggunakan LED
Dengan anggaran APBD, dilakukan retrofit lampu-lampu di perkantoran menggunakan LED.
Tugas yang dijabat oleh Pejabat Eselon III di masing-masing SKPD yang bertanggungjawab mengawasi pelaksanaan kegiatan efisiensi dan penghematan energi dan air untuk dilaporkan kepada Kepala SKPD setiap bulannya. Kepala SKPD menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan efisiensi dan penghematan energi dan air kepada Tim Pembina Gugus Tugas untuk dilaporkan kepada Menteri ESDM melalui Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi selaku sekretaris Tim Nasional Penghematan Energi dan Air. Masing-masing SKPD menyampaikan pelaporan pelaksanaan penghematan energi dan air berdasarkan format yang telah disediakan. Jadwal pelaporan setiap triwulan paling lambat tanggal 10 pada bulan berikutnya. Laporan tersebut sekaligus sebagai bahan evaluasi pelaksanaan penghematan energi dan air di tingkat provinsi.
Rencana efisiensi Untuk mendukung pelaksanaan Program Penghematan Energi dan Air sejak tahun 2013, melalui Biro Administrasi Pembangunan telah dianggarkan kegiatan Koordinasi dan Fasilitasi Program Nasional Penghematan Energi dan Air pada tahun 2013 sebesar Rp. 25.000.000. Sedangkan alokasi anggaran yang direncanakan untuk melaksanakan kegiatan dan menghasilkan produk fisik konservasi energi melalui Dinas PUP—ESDM DIY sebagai berikut: Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
0
25
56
60
65
70
0
0
400
450
500
550
0
0
200
200
200
200
0
700
500
500
500
500
Pemprov DI Yogyakarta juga berupaya menghemat listrik melalui pemanfaatan pencahayaan secara optimal. Gugus tugas pelaksana yang dikoordinasikan oleh koordinator listrik dibantu oleh cleaning service, satpam dan pegawai melakukan penghematan cahaya sesuai SOP masing-masing. Sedangkan untuk pelaksanaan penghematan listrik dipantau oleh pejabat eselon III pada bidang masing-masing.
Kepedulian terhadap lingkungan juga menjadi bagian dari perhatian Pemprov DI Yogyakarta.
Pemerintah daerah menggunakan dana APBD baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/ Kota untuk melakukan retrofit lampu-lampu di perkantoran menggunakan LED. Selain itu, pemda DI Yogyakarta memasang PLTS untuk mengganti sebagian daya yang digunakan di gedung perkantoran pemerintah daerah. Berkat beragam upaya penghematan energi itu, Pemerintah Provinsi Yogyakarta mendapat Penghargaan Efisiensi Energi Nasional (PEEN) 2013.***
65
jejak
The Conference on Energy Efficient Technology in Indonesia :
Transfer Teknologi Hemat Energi Asal Jepang Indonesia merupakan negara pemimpin ASEAN dalam hal penghematan energi.
Dalam acara itu, berbagai pihak membahas pentingnya upaya konservasi dan efisiensi energi.
66
Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
jejak
K
alimat itu meluncur dari Acting Executive Director of ASEAN Centre for Energy (ACE) Christoper G. Zamora dalam sambutannya saat membuka acara bertajuk The Conference on Energy Efficient Technology in Indonesia pada 20 Oktober 2014 di Jakarta. Menurut Christoper, Indonesia merupakan salah satu negara di ASEAN yang paling concern mengkampanyekan gerakan hemat energi. The Conference on Energy Efficient Technology in Indonesia merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral cq Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) bekerjasama dengan ASEAN Center for Energy, Minister of Economic Trade and Industry and Business Alliances for support industries global. Hajatan ini merupakan sebuah pertemuan antara pemerintah, lembaga penggiat efisiensi energi, dan partisipan yang berupaya untuk mempromosikan pentingnya penghematan dan konservasi energi. Konferensi ini sekaligus menjadi forum guna berbagi pengalaman, ilmu pengetahuan, dan teknologi baru dalam pengembangan kebijakan dan best practices dalam pengembangan serta penerapan energi yang bersih, energi terbarukan, dan teknologi energi yang efisien. The Conference on Energy Efficient Technology in Indonesia adalah bagian dari aktivitas ASEAN-Japan Efficiency Energy Partnership Program (AJEEP) 2014-2015, khususnya untuk bangunan. Kegiatan kali ini merupakan lanjutan dari kegiatan promotion of energy efficiency and conservation yang telah berlangsung sejak 2000-2012. AJEEP sendiri bernaung di bawah kerjasama ASEAN dan Minister of Economic Trade and Industries Jepang. Program ini bertujuan untuk mengembangkan kapasitas negaranegara ASEAN dalam penerapan konservasi dan efisiensi energi serta berbagi pengalaman dan pengetahuan antara Jepang dan negara-negara ASEAN. Dalam acara itu, berbagai pihak membahas pentingnya upaya konservasi dan efisiensi energi. Pasalnya, sumber energi semakin langka, sedangkan permintaan terus bertambah. Dalam sambutannya, Rida Mulyana, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM menyatakan kebutuhan energi Indonesia cukup besar dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 7% per tahun. Pemicunya, perkembangan pembangunan dan perubahan dari negara agraris menuju negara Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
Konferensi difokuskan kepada subsektor bangunan dan gedung komersial.
industri. Angka pertumbuhan penduduk mencapai 1,1% per tahun. Masalah mulai muncul lantaran lebih dari 90% energi berasal dari energi fosil. Sedangkan energi terbarukan masih kurang dari 10%. Energi fosil semakin lama, cepat atau lambat akan semakin langka dan mahal lantaran sifatnya tidak terbarukan. Masalah inilah yang harus dihadapi Indonesia dalam beberapa tahun ke depan.
Bangunan Konferensi ini difokuskan kepada subsektor bangunan dan gedung komersial. Subsektor bangunan dan komersial hanya mengonsumsi 4,4% dari total konsumsi energi di Indonesia. Namun subsektor ini tetap menjadi prioritas karena laju konsumsi energi dan pertumbuhan gedung komersial terhitung tinggi. Berdasarkan hasil studi Kementerian ESDM tahun 2011, potensi
Kegiatan ini mempertemukan pemerintah, lembaga penggiat efisiensi energi, dan partisipan.
67
jejak
Yoshiko Kijima, Menteri Ekonomi Kedutaan Jepang untuk Indonesia.
68
penghematan energi untuk setiap bangunan komersial berkisar antara 20%—40%. Karena itu, keberhasilan melakukan penghematan energi pada subsektor bangunan dan komersial akan berkontribusi besar terhadap penurunan laju penggunaan tenaga listrik. Tipe-tipe bangunan komersial yang banyak menggunakan energi listrik antara lain: perkantoran, pusat perbelanjaan, hotel, dan rumah sakit. Umumnya, energi terbesar yang digunakan bangunan dan gedung komersial ditujukan untuk sistem pengaturan suhu, sistem penerangan, dan utilitas lain. Untuk mendukung penerapan upaya-upaya konservasi energi khususnya bangunan gedung, pemerintah sudah menerapkan standar antara lain SNI 036759 tahun 2002 tentang tata cara rancangan konservasi energi pada bangunan/ gedung, SNI 6197 tahun 2011 tentang konservasi energi pada sistem pencahayaan, SNI 6389 tahun 2011 tentang konservasi energi selubung bangunan pada bangunan gedung, dan SNI 6390 tahun 2011 tentang konservasi energi tata udara pada bangunan gedung. Oleh karena itu, mulai dari sekarang harus dipikirkan bagaimana melakukan efisiensi energi. Terlebih lagi hasil riset menyebutkan potensi penghematan energi, dari sektor rumahtangga, industri, transportasi, maupun komersial relatif cukup tinggi, yaitu antara 10—35%. Intensitas energi Indonesia sekitar 29 barrell oil equivalent per USD 10.000. Angka ini cukup besar dibanding Jepang yang hanya sekitar 5 barrell oil equivalent per USD 10.000. Dengan masih tingginya intensitas energi menunjukkan Indonesia masih belum efisien dalam penggunaan energi. Ini karena harga energi yang relatif murah karena masih adanya subsidi energi dari pemerintah. Sayangnya, subsidi listrik semakin lama menjadi beban bagi pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah pun menetapkan kenaikan tarif listrik khusus untuk sektor tertentu yakni rumahtangga, industri, dan perkantoran pemerintah. Angka kenaikan bervariasi 5—12%. Dengan dikeluarkannya kebijakan mengenai kenaikan tarif
Acting Executive Director of ASEAN Centre for Energy (ACE) Christoper G. Zamora.
dasar listrik (TDL) secara otomatis setiap 2 bulan akan menjadi momentum yang tepat untuk melakukan program konservasi dan efisiensi energi secara intensif agar pengguna energi tidak merasakan beban sebagai akibat dari kenaikan TDL tersebut. Kenaikan tarif listrik tersebut diperkirakan akan membuat negara berhemat Rp8,5-triliun.
Berhemat Sebenarnya, ada cara yang lebih mudah untuk menghemat biaya listrik, yaitu dengan efisiensi energi. Pasalnya, jika rakyat Indonesia bisa menghemat penggunaan energi listrik minimal 20%, maka beban subsidi tahun 2014 akan berkurang hingga Rp28-triliun. Sungguh angka yang cukup berarti bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Bila terjadi penghematan 1 Watt saja, upaya yang dilakukan bakal lebih mudah ketimbang mengusahakan energi sebesar 1 Watt. Hasil penghematan subsidi tersebut dapat dialihkan untuk berbagai keperluan mendasar bagi pembangunan bangsa, seperti masalah penyediaan dan pelayanan di bidang pendidikan, kesehatan, perumahan, transportasi, dan sebagainya. Selain harga energi yang masih murah, tidak tersedianya mekanisme pendanaan yang kondusif atau insentif menarik lainnya juga menjadi kendala utama dalam penerapan efisiensi energi. Teknologi dan peralatan hemat energi pada umumnya membutuhkan investasi awal yang tinggi, namun sistem pembiayaan yang ada belum Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
jejak tersedia untuk memberikan pinjaman atau kredit untuk proyek-proyek berbasis efisiensi energi. Meski demikian, beberapa program yang terkait dengan bangunan dan gedung terus diupayakan oleh Direktorat Jenderal Energi Baru dan Terbarukan dan Konservasi Energi. Di antaranya memberikan audit energi secara gratis, melakukan capacity building untuk manajer dan auditor energi, label hemat energi untuk lampu CFL, dan mengeluarkan efisiensi energi guideline untuk bangunan dan gedung.
Teknlogi baru Salah satu tujuan The Conference on Energy Efficient Technology in Indonesia adalah mempromosikan berbagai teknologi efisiensi energi untuk sektor bangunan di Indonesia. Juga menjadi ajang yang mempertemukan para pelaku bisnis di sektor bangunan dengan para mitra dari perusahaan Jepang. Menurut Yoshiko Kijima, Menteri Ekonomi Kedutaan Jepang untuk Indonesia, pemakaian energi di Indonesia masih tergolong tinggi. “Indonesia membutuhkan 8 kali energi lebih banyak dibanding Jepang untuk membuat produk yang sama,” ujar Yoshiko.
Para peserta berbagi pengalaman dan wawasan dalam mengembangkan berbagai program efisiensi energi.
Jepang merupakan salah satu negara maju yang berhasil menerapkan konservasi dan efisiensi energi. Oleh karena itu, konferensi ini menghadirkan pihak Jepang sebagai pembicara untuk membahas langkah konservasi energi yang telah mereka lakukan di negaranya. Negara matahari terbit itu sangat berhasil mengimplementasikan berbagai program efisiensi energi. Jepang sendiri terkenal sukses menciptakan berbagai alat berbasis efisiensi energi, seperti AC ramah lingkungan, lampu LED, kaca pelindung antiradiasi matahari, dan Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
MAYEKAWA MFG. CO., LTD yang menampilkan beragam teknologi pendingin udara.
sebagainya. Beberapa perwakilan perusahaan Jepang menampilkan keunggulan produk mereka. Pada sesi pertama, Hiroshi Yaneda dari Hokuriku Electric Power Company memaparkan langkah-langkah konservasi energi yang bisa diambil untuk untuk bangunan gedung. Ada pula Hiroya Oshima dari MAYEKAWA MFG. CO., LTD yang memaparkan beragam teknologi pendingin udara. Mayekawa memiliki produk unggulan berupa natural refrigerant yang berbahan ramah lingkungan seperti HC, NH3, CO2, H2O, dan udara. “Produk tersebut dikenal dengan nama Natural Five dan tingkat global warming potential (GWP) sebesar 1—4. Bandngkan dengan GWP refrigerant R22 atau Freon yang mencapai 1.810,” ujar Hiroya. Mitsubishi Heavy Industries, Ltd yang diwakili Takaaki Miura memberikan presentasi mengenai centrifugal chiller yang memiliki efisiensi energi tinggi. Centrifugal chiller mampu meningkatkan aliran refrigerant di dalam evaporator dan kondenser sehingga konsumsi energi lebih efisien. Selain itu, ukuran centrifugal chiller juga tereduksi atau lebih kecil 40% dibanding chiller konvensional. Perusahaan Hitachi pun turut meramaikan acara ini dengan menjelaskan berbagai solusi energi yang dapat menghemat energi. Sedangkan AGC Asahi Glass Co. Ltd menawarkan Low-E double glazing glass yang mampu menyerap sinar matahari tetapi memantulkan panas yang dihasilkan. Pemaparan dari Sonar Soni Panigoro, direktur RS Kanker Dharmais menjadi penutup acara tersebut. Menurut Soni, penggunaan teknologi hemat energi perlu memperhatikan aspek keberlangsungan. “Harus ada transfer teknologi dari pihak Jepang. Jangan sampai tidak mengerti cara merawat dan memperbaiki teknologi efisiensi energi yang terpasang di gedung kita,” ujar Soni.***
Low-E double glazing glass yang mampu menyerap sinar matahari tetapi memantulkan panas yang dihasilkan.
69
jejak
Sinergi Indonesia-Korea Siap Diimplementasikan Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan sepakat berkerja sama untuk pengembangan efisiensi energi industri kaca di Indonesia.
sebagai material selubung lantaran sifatnya yang mampu menghantarkan sinar matahari masuk ke dalam gedung. Tak heran jika permintaan terhadap kaca berkualitas dan bermutu tinggi semakin meningkat dari tahun ke tahun. Salah satu produsen kaca papan atas di Indonesia adalah PT Mulia Glass. Perusahaan yang berlokasi di Cikarang, Bekasi itu memproduksi beragam jenis kaca seperti float glass (kaca bening dan warna) dan double glass. Kapasitas produksi mencapai 3 float per hari dengan masing-masing menghasilkan 500—600 ton FL per hari.
Percontohan
Kaca sebagai material selubung bersifat menghantarkan sinar matahari masuk ke dalam gedung.
P
erkembangan globalisasi semakin ditandai dengan berkembangnya infrastruktur di kota-kota besar di Indonesia. Pembangunan tersebut meliputi gedung perkantoran, apartemen, mall, dan gedung komersial lain. Sebagian bangunan tersebut menggunakan kaca
70
Untuk meningkatkan kapasitas produksi dan menekan biaya operasional PT Mulia Glass menjadi proyek percontohan bagi pengembangan efisiensi energi di lingkungan pabrik. Sejak September 2014, perusahaan telah melakukan audit energi yang dilakukan Direktorat Jenderal Enegi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bekerja sama dengan Korean Energy Management Cooperation (KEMCO). Hasilnya dipaparkan dalam acara Workshop on Energy Management in Industries Joint Development Program yang berlangsung pada 1 Desember 2014 di Jakarta. Perwakilan Ecosian Korea, Aileen Park menuturkan bahwa ide manajemen energi tidak diimplementasikan di seluruh organisasi PT Mulia Glass.
Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
jejak
Workshop on Energy Management in Industries Joint Development Program
Ecosian mengidentifikasi pentingnya energi dengan cara mengumpulkan konsumsi energi di PT Mulia Glass. Bahan bakar utama yang digunakan dalam proses itu adalah gas alam dengan persentase 93% dari konsumsi energi. Tungku pembakaran merupakan salah satu komponen produksi yang mengkonsumsi gas alam secara signifikan. Ecosian juga mengidentifikasi peluang penghematan energi di beberapa sektor, seperti peningkatan Isolasi Furnace & Regenerator; penyesuaian air/fuel ratio; memasang VSD control untuk pendingin air blower dan proses pompa cooling water, serta menurunkan suhu air chiller. “Diharapkan tahun 2015 sudah bisa diimplementasikan,” kata Aileen.
Impor energi Acara workshop itu dibuka dengan sambutan dari Direktur Konservasi Energi, Ditjen EBTKE
Kementerian ESDM, Maritje Hutapea dan Director General Global Strategy Division KEMCO Byungchoon Park. Dalam sambutannya, Maritje menyantakan pentingnya kerjasama Kementerian ESDM dengan KEMCO dalam membangun capacity building sehingga bisa menurunkan intensitas gas rumah kaca. “Pada 2020, diharapkan terjadi penurunan intensitas gas rumah kaca sebesar 26%. Angka itu sebenarnya bisa menjadi 41% jika mendapat dukungan dari semua pihak,” kata Maritje, “Penurunan itu bisa dicapai hanya dengan penerapan energi baru terbarukan dan konservasi energi.” Pasalnya, dari 760 juta ton CO2 yang dihasilkan, 30 juta ton di antaranya berasal dari industri. Dari angka sebesar itu, 95% energi yang digunakan berasal dari energi fosil sehingga menghasilkan emisi gas buang yang cukup besar. Sektor industri memang menjadi pengguna energi terbesar kedua di Indonesia, di bawah sektor transportasi. Dengan demikian, potensi penghematan di sektor ini sangat besar, yakni mencapai 10—35%. Untuk mencapai angka penghematan itu, perlu dilakukan sejumlah upaya yang berkaitan dengan manajemen energi. Menurut Kasubdit Penerapan Teknologi Energi Bersih dan Efisien Kementerian ESDM, Harris ada 4 kegiatan manajamen energi yang bisa dilaksanakan oleh industri, yaitu Pertama, peningkatan capacity building dan adanya Energy Manager Certification and Energy Auditor. Kedua, penerapan SNI ISO 50001 yang diluncurkan tahun 2011 tentang
Director General Global Strategy Division KEMCO, Byungchoon Park
Profil Konsumsi Energi di Korea Selatan
Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014
71
jejak
Dibahas mengenai target 2020 dimana diharapkan terjadi penurunan intensitas gas rumah kaca sebesar 26%.
Marietje Hutapea, Direktur Konservasi Energi Ditjen EBTKE Maritje menyatakan pentingnya kerjasama dalam rangka menurunkan intensitas gas rumah kaca.
72
Sistem Manajemen Energi. Ketiga, penerapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI); dan terakhir adanya pelaporan pemakaian energi melalui website. Peraturan Pemerintah No 70 Tahun 2009 pasal 18 menyebutkan, pengguna energi yang menggunakan energi lebih besar atau sama dengan enam ribu setara ton minyak per tahun wajib melakukan audit energi dan berhak mendapatkan insentif atau kemudahan dari pemerintah Indonesia. Sedangkan di Korea Selatan, angka itu lebih rendah lagi. Menurut Byungchoon Park, Di Korea, kewajiban melakukan audit energi dibebankan pada energi yang menggunakan dua ribu setara ton minyak per tahun. Korea Selatan memang sangat cermat dalam menggunakan energi. Pasalnya, negeri gingseng itu tidak memiliki sumber daya energi berlimpah seperti Indonesia. “Sebanyak 96% energi Korea Selatan bergantung pada impor,” kata Byungchoon. Pada 2012, Korea Selatan mengeluarkan biaya sebesar 184.8-miliar dolar Amerika untuk mengimpor energi dari luar negeri. Angka itu berarti 35.6% dari total nilai impor Korea Selatan tahun itu. Biaya impor energi Korea Selatan jauh lebih tinggi dibanding produksi negara itu yang diekspor ke seluruh dunia, seperti mobil, semikonduktor, dan chip yang nilainya hanya mencapai 131.5-miliar dolar Amerika.
Minyak bumi merupakan sumber listrik terbesar yang mengisi 45% dari total produksi listrik di Korea Selatan. Sedangkan sumber energi lain yang digunakan adalah gas alam dan batu bara. Total impor minyak bumi mencapai USD108.3 miliar, LNG USD 27.4 miliar, dan batu bara USD16.0 miliar per tahun. Industri menjadi pengguna energi terbesar dengan persentase 53,7% disusul bangunan (25%) dan transportasi (18,8%). Besi dan baja menjadi industri yang mengalami perkembangan pesat dengan peningkatan pemakaian energi hingga 100,9% selama rentang 2000-2012. Selain itu, adapula industri petrokimia yang juga mengalami kenaikan signifikan, yakni 66,3%. Korea Selatan sudah berkomitmen untuk menerapkan peraturan hemat energi sejak tahun 1980. Negara Asia Timur itu mengeluarkan Pengaturan Presiden mengenai gas rumah kaca pada tahun 2010. “Target Korea Selatan untuk penghematan energi adalah 30% di tahun 2020,” kata Byungchoon.
Berbagi pengalaman Pada sesi 2, hadir perwakilan LG Chemical Ochang Plant sebagai pembicara. Mereka memaparkan mengenai produk-produk yang dihasilkan LG dan bagaimana cara perusahaan memproduksi produk dengan menggunakan energi seefisien mungkin. LG Chemical berhasil menurunkan penggunaan energi sebesar 10% dengan menerapkan manajemen energi secara sistematis, dari 792,4-miliar won menjadi 713,3miliar won di tahun 2013. Penghematan itu dilakukan sejak tahun 2004—2005 yaitu dengan membangun plant baru yang hemat energi. Pada 2006—2009, penghematan berfokus pada kebutuhan bahan baku seperti mendaur ulang air dan meningkatkan proses produksi. Alhasil rata-rata penghematan mencapai 16,4-miliar won per tahun. Pada 2010—2013, penghematan lebih berfokus pada penggunaan teknologi baru dan pengurangan energi terbuang. LG Chemical melakukan recovery pada panas terbuang sehingga mampu berhemat hingga 26,3-miliar won per tahun. Tahun 2014 ini, LG Chemical berharap mampu melakukan penghematan energi sebesar 12,6% atau setara 110-miliar won. Caranya dengan memperkuat komitmen Top Level Management, menyiapkan MRV(Measure/Report/ Verification) dan PEMS (Plant Energy Management System).***
Hemat Energi | Edisi 03 - Desember 2014