i
ISBN 978-602-18810-0-2
PROSIDING SEMINAR NASIONAL FAKULTAS AGROINDUSTRI
MEMBANGUN KETAHANAN PANGAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL UNTUK MENOPANG PEREKONOMIAN RAKYAT Yogyakarta, 12 Sepetember 2012
Tim Penyunting: Ch. Wariyah F.Didiet Heru Swasono Bambang Nugroho Wisnu Adi Yulianto Sri Hartati Candra Dewi Sonita Rosningsih Wafit Dinarto Fx. Suwarta Agus Slamet
Fakultas Agroindustri Universitas Mercu Buana Yogyakarta
ii
KATA PENGANTAR
Seminar Nasional Fakultas Agroindustri bekerjasama dengan Pusat Studi Ketahanan Pangan, Universitas Mercu Buana Yogyakarta tahun 2012, diselenggarakan di Gedung Fakultas Agroindustri Universitas Mercu Buana Yogyakarta. Penyelenggaraan Seminar Nasional ini mengambil tema “Membangun Ketahanan Pangan Berbasis Kearifan Lokal Untuk Menopang Perekonomian Rakyat”. Adapun tujuan Seminar ini adalah : 1. Mengetahui arah kebijakan dan strategi dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional. 2. Mengetahui implementasi, kendala dan masalah dari pembangunan ketahanan pangan nasional. 3. Mengkomunikasikan dan menyebarluaskan informasi, pengetahuan, dan teknologi hasil-hasil penelitian, telaah pustaka dan praktek kegiatan yang berkaitan dengan usaha mewujudkan ketahanan pangan berbasis kearifan lokal meliputi aspek produksi, konsumsi, distribusi, dan sosial budaya. Seminar Nasional ini diselenggarakan selama satu hari, yang dibagi menjadi : Sesi Presentasi Keynote Speech (Badan Ketahanan Pangan, Kementrian Pertanian RI), Sesi Presentasi Makalah Utama (Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY, Perguruan Tinggi dan Kelompok Tani/LSM), dan Sesi Presentasi Makalah dan atau Poster Penunjang berasal dari berbagai lembaga terkait ( Perguruan Tinggi maupun Lembaga/Balai Penelitian Pertanian), yang terbagi dalam 3 bidang kajian yaitu : 1. Kebijakan Pemerintah dalam pengembangan agroindustri berbasis pangan lokal dan sosial ekonomi kerakyatan. 2. Sarana produksi dan teknologi budidaya berbasis sumberdaya lokal. 3. Pengembangan produk pangan berbasis sumberdaya lokal. Peserta Seminar Nasional terdiri dari Dosen/Peneliti/Mahasiswa/Guru SMK Pertanian, Birokrat yang terkait dengan sektor pertanian, Pengusaha yang terkait dengan sektor pertanian, Asosiasi profesi : PATPI, PERAGI, PERIPI, ISPI, APTA, MAFI, Lembaga Swadaya Masyarakat dan Petani/Kelompok Tani. Dari hasil seminar ini diharapkan mampu memberikan wawasan tentang usahausaha yang harus dilakukan dalam membangun ketahanan pangan berbasis kearifan lokal untuk menopang perekonomian rakyat.
Ketua Panitia,
Dr. Ir. Sri Hartati Candra Dewi, M.Si
iii
Prosiding Semnas FAI 2012 ISBN: 978-602-18810-0-2
BKIII-3 PENGARUH PEJANTAN DAN PAKAN TERHADAP KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL ITIK TURI UMUR DELAPAN MINGGU (The Effect of Sires and Diets On The Carcass and Abdominal Fat of Turi Duck The Age of Eight Weeks) Ratih Dewanti1) Email:
[email protected] (hp:085229713111) 1)Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta ………........…….167-170 BKIII-4 PRODUKSI KARKAS DAN NON KARKAS KELINCI LOKAL PADA UMUR DAN JENIS KELAMIN YANG BERBEDA ( The Evaluation of Carcass and Meat Production of Local Rabbit at Different Age and Sex) Sri Hartati Candra Dewi, Edi Purnawan dan M. Djalil Program Studi Peternakan, Fakultas Agroindustri, Universitas Mercu Buana Yogyakarta ............171-175 BKIII-5 IMPROVING BROILER PERFORMANCE THROUGH SUPPLEMENTATION SIMPLISIA OF GINGER (Zingiber officiate Roxb) IN THE RATION Meningkatkan Kinerja Broiler Melalui Suplementasi Ransum Dengan Simplisia Jahe (Zingiber officiate Roxb.) Sonita Rosningsih 1) 1) Program Studi Peternakan Fakultas Agroindustri Universitas Mercu Buana Yogyakarta ……....176-180 BKIII-6 PENGARUH “YANDUWAN” TERHADAP EFISIENSI REPRODUKSI SAPI POTONG (Influence of “YANDUWAN” On Reproduction Efficiency of Beff Cattle) Setyo Utomo1)* , Nur Rasminati1), Sawitri2) 1)Program Studi Peternakan, Fakultas Agroindustri, Universitas Mercu Buana Yogyakarta 2)AlumniProgram Studi Peternakan, Fakultas Agroindustri, Universitas Mercu Buana Yogyakarta…………………………………………………………………..181-183 BKIII-7 PRODUKTIVITAS KAMBING PERANAKAN ETAWAH DI WILAYAH PANTAI (Productivity Of Etawah Crossbred In Coastal Area) Nur Rasminati1)* dan Setyo Utomo1) 1)Program Studi Peternakan, Fakultas Agroindustri, Universitas Mercu Buana Yogyakarta…………………………………………………………………..184-187 BKIII-8 PENINGKATAN KINERJA AYAM BROILER KERDIL DENGAN CARA ISOLASI (Performance Improvement Of Runting Chicken By Isolation) Lukman Amin 1) Program Studi Peternakan, Fakultas Agroindustri, Universitas Mercu Buana Yogyakarta……………………………………………………………………188-191
ix
Prosiding Semnas FAI 2012 ISBN.:….
PENINGKATAN KINERJA AYAM BROILER KERDIL DENGAN CARA ISOLASI (Performance Improvement Of Runting Chicken By Isolation) 1)
Lukman Amin 1) Program Studi Peternakan, Fakultas Agroindustri, Universitas Mercu Buana Yogyakarta
ABSTRACT The research directed to improve performance of runting chicken by isolation from normal chicken. The research was done a commercial of 6000 chicken capacity at Sayegan Subdistric, Sleman Regency. From total 6 pens of 1000 chicken had been selected 122 (2,03%) runting chick at two weeks age. The runting chicken were place in other pens according to their origin and maintenance up to 5 week. Data collected include of lifeweight, feed consumtion, daily gain, feed convertion and mortality. The data of runting chicken then compare to the normal chicken by t-test statistics. Result of the research indicate that isolation the runting chicken from the normal, can no improve the runting chicken performance. But, at least, the isolation had improve economic value of the runting chicken that usually culled or killed. Key words: runting chicken, isolation, broiler performance
PENDAHULUAN1
METODE PENELITIAN
Secara nasional unggas memberi kontribusi 56,60 % kebutuhan daging atau sebesar 1.450,7 ribu ton. Dari jumlah tersebut, 63,80 % berasal dari daging ayam broiler, 32,34 % dari ayam kampung dan sisanya dari ayam petelur dan itik (Triyuwanta, 2004). Dengan kualitas pakan dan manajemen pemeliharaan yang baik broiler akan memberikan pertumbuhan yang sangat cepat dan efisien, baik secara teknis maupun ekonomis. Di Indonesia broiler dipanen pada umur 6 – 7 minggu dengan berat kurang dari 1,7 kg (Rasyaf, 1994). Dalam perkembangan terakhir, broiler dapat mencapai berat tersebut dalam waktu 32 hari (Anonim 2009) Fenomena ayam kerdil dengan pertumbuhan yang lambat sampai sangat lambat sering kali ditemui pada pemeliharaan broiler. Fenomena ini muncul pada tahun 2001 dan dikenal sebagai sindrom kekerdilan (Runting Stunting Syndrome (RSS)). Proporsi kejadian pada umur pemeliharaan 18 hari terdiri dari 30 % ayam kerdil, 10 % ayam sedang dan 60 % ayam dengan pertumbuhan normal. Sindrom ini menyebabkan penundaan panen, karena sebagian ayam belum layak potong pada umur panen normal (anomin, 2004). Sindrom kekerdilan pada broiler merupakan multi factorial syndrome yang disebabkan oleh factor-faktor seperti penyakit, kualitas DOC, manajemen pemeliharaan serta kualitas pakan (Purwoko 2004) Penelitian ini dimaksudkan untuk mencoba memberi kesempatan tumbuh bagi ayam-ayam kerdil melalui isolasi dari ayam normal. Dengan pemisahan ini setidaknya ayamayam kerdil tidak lagi bersaing dengan ayam normal, dan diharapkan memberikan pertumbuhan yang lebih baik. Dengan demikian tidak saja kerugian dikurangi, namun produktifitas dari ayam kerdil ini dapat ditingkatkan.
Tempat dan Waktu Penelitian
*Korespondensi penulis : E-mail :
[email protected]
Rancangan Percobaan
Penelitian ini telah dilaksanakan di sebuah peternakan ayam broiler komersial di kecamatan Sayegan, Sleman, Daerah Istimwa Yogyakarta pada periode pemeliharaan antara tanggal 24 Januari 2012 sampai dengan tanggal 28 Februari 2012. Kandang berukuran 10 x 70 m dan dibagi dalam petak-petak seperti pada gambar 1. Setiap petak berkapasitas 1000 ekor.
Ayam dan Pemeliharaan
Pemeliharaan ayam sesuai prosedur rutin peternakan kecuali pemisahan ayam kerdil pada akhir minggu ke 2. Ayam yang dipelihara adalah strain Lohman. Pakan yang digunakan adalah pakan broiler starter dengan kandungan protein 21 % dan ME 2800 – 3000 kKal. Vaksin diberikan terdiri dari ND dan IBD, Ayam kerdil diisolasi dalam petak tersendiri yang ukurannya disesuaikan dengan jumlah ayam. Program vaksinasi meliputi ND I dan 2, dan IBD.
Teknik Penelitian DOC dibagi dalam enam petak kandang sesuai kapasitas brooder 1000 ekor. Pada minggu ke 2 bersamaan dengan vaksinasi IBD dilakukan seleksi terhadap ayam-ayam kerdil. Ayam ini diisolasi dalam petak tersendiri sesuai petak asal. Penimbangan ayam kerdil dilakukan secara individual, sedangkan ayam normal diambil sampel acak 20 ekor/petak.
188
Prosiding Semnas FAI 2012 ISBN.:….
Setiap petak kandang diperhitungkan sebagai satu unit percobaan sehingga diperoleh 6 unit percobaan baik untuk ayam normal maupun ayam kerdil. Uji T digunakan untuk membandingkan kinerja ayam normal dan ayam kerdil. Data yang diamati meliputi konsumsi pakan, pertambahan berat badan, konversi pakan dan mortalitas. bedah bangkai dilakukan untuk mengetahui penyebab kematian.
faktor yang mempengaruhi konsumsi pakan adalah berat badan. Dengan berat badan yang berbeda ayam mempunyai kapasitas pencernaan yang berbeda. Namun secara relatif kedua kelompok masing-masing mengkonsumsi pakan 9.38 %BB 9.61 %BB.
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum
Komposisi ayam kerdil tercantum dalam Tabel 1. Proporsi ayam kerdil bervariasi antara 1,7 sampai 2,5. Proporsi ini relatif kecil, namun jika dikelola dengan baik akan pendapatan ekstra bagi peternak karena biasanya ayam ini di-culling. Konsumsi pakan P2 selama minggu ke-3 53.15 gr/hari, lebih rendah dari P1 sebesar 82,32 gr/hari. Selanjutnya pada minggu ke-4 dan ke-5 konsumsi pakan P2 cenderung mendekati konsumsi pakan P1 sebagaimana terlihat pada Gambar 2. Hal ini menunjukkan ayam kerdil tidak mampu bersaing memperoleh pakan. Setelah isolasi, konsumsi pakan ayam kerdil meningkat. Dominasi pada hewan merupakan perilaku normal sebagaimana diungkap Tomaszewska et al. (1991) yang menyatakan bahwa hewan yang dominan akan menghambat tingkah laku hewan yang lemah.
Kinerja ayam normal dan ayam kerdil tercantum dalam tabel 2. Hasil pengujian seluruh kinerja ayam broiler lainnya berbeda nyata (P<5%), untuk mortalitas tidak dilakukan pengujian statistika.
Berat Badan Pada Tabel 2 ayam normal mencapai rerata berat panen 1737,32 gram dan ayam kerdil panen 1514,19 gram. Perbedaan ini terjadi karena adanya dominasi ayam normal terhadap ayam kerdil pada pemeliharaan sebelumnya.
Kelompok
Tabel 1. Proporsi Ayam Kerdil Dari Setiap Kelompok Blok Jumlah awal Jumlah ayam kerdil (ekor) (Ekor) (%) 1 1000 22 2,20 2 1000 19 1,90 3 1000 17 1,70 4 1000 22 2,20 5 1000 25 2,50 6 1000 17 1,70 total 6000 122 2,03
Tabel 2. Kinerja Ayam Broiler pada umur 35 hari Konve Konsum Berat PBBH rsi Mortalitas* si Pakan badan Pakan ek gr/ek/hr Gr/ekor Gr/ek/hr % or
P1 115.73a 1737.32 a 68.35 a 1.63 a 77 1,28 b b b P2 95.56 1514.19 62.94 1.52 b 5 4,10 Keterangan : superskrip yang berbeda menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05) *) tidak dilakukan uji statistika
Konsumsi Pakan Konsumsi pakan harian untuk ayam normal (P1) dan ayam kerdil (P2) masing-masing 115,73 dan 95,56 gr/ekor seperti tertera pada Tabel 2. Perbedaan konsumsi terjadi akibat adanya perbedaan berat awal dari kedua kelompok. Hal ini sesuai dengan pendapat Wahyu (1991), salah satu
Gambar 3 menunjukkan pertumbuhan ayam kerdil tertinggal. Ayam kerdil memiliki berat awal hanya 64 % dari ayam normal. Hal ini terjadi karena ayam kerdil tidak mampu makan sebanyak ayam. Pada minggu ke-5 pertumbuhan ayam kerdil semakin mendekati pertubuhan ayam normal (87%). Ayam kerdil masih mampu tumbuh
189
Prosiding Semnas FAI 2012 ISBN: 978-602-18810-0-2
dengan baik dalam pertumbuhan kompensasi. Sebagaimana dinyatakan oleh Davies (1982) bahwa pertumbuhan kompensasi dapat melampaui pertumbuhan normal untuk mengimbangi pertumbuhan yang lambat pada periode sebelumnya. Sebaran berat badan ayam kerdil sebelum dan sesudah pemisahan tercantum dalam Tabel 3. Terjadi perubahan sebaran berat badan ayam akibat isolasi. Ayam sedang meningkat dari 36,89 menjadi 45,69; sementara ayam berat menurun dari 31,96 % menjadi 25,22 % dan ayam ringan dari 31,15 % menjadi 26,09 %. Perubahan distribusi ini menunjukkan ayam kerdil meningkatkan konsumsi konsumsi pakan dan mengejar pertumbuhan sebagaimana terlihat pada Gambar.
pertumbuhan. Sementara itu pertumbuhan ayam normal mulai menurun. Hal ini normal terjadi karena pola pertumbuhan mengikuti kurva sigmoid sebagaimana diungkapkan oleh Tulloh (1978) dan Hammond (1984) bahwa pada awal pertumbuhan (lahir, menetas) pertumbuhan berjalan lambat, selanjutnya tumbuh semakin cepat dan akhirnya melambat dan berhenti. Sementara menurut Soeparno (1994), pertumbuhan kompensasi adalah pertumbuhan yang lebih cepat dari pertumbuhan normal.
Konversi Pakan Konversi pakan ayam normal dan kerdil masingmasing 1,63 dan 1,52 sebagaimana tercantum pada tabel 2. Perbedaan ini sesuai dengan pendapat Amrulloh (2002) Tabel 3. Klasifikasi dan Sebaran Berat Badan Ayam yang menyatakan bahwa ayam yang sedang mengejar Kerdil keterlambat pertumbuhan akan menghasilkan koversi pakan Sebelum pemisahan Setelah pemisahan yang lebih baik. Klasifikasi gram % gram % Ringan (25% <180 31.15 <1410 20.09 terbawah) Sedang (50 % 180 – 210 36.89 1410 – 1650 48.69 tengah) Berat (25 % >210 39,96 >1.650 25.22 teratas) Pertambahan Berat Badan Harian Ayam normal mencapai PBBH 68,35 gr, sementara ayam kerdil mencapai 62,94 gr. Secara umum PBB ayam kerdil tidak dapat melampaui PBB ayam normal karena gangguan pertumbuhan akibat dominasi ayam normal sebelum isolasi. Gangguan ini mengakibatkan tubuh menjadi kecil, dan kemampuan konsumsi pakan terbatas sudah tidak ada dominasi.
Dari gambar 5 terlihat bahwa konversi pakan ayam kerdil pada minggu ke-3 dan ke-5 lebih rendah, sementara pada umur 4 minggu lebih tinggi dari ayam normal. Pada minggu ke-3 ayam kekurangan pakan untuk pertumbuhan. Meskipun konversi pakan rendah, berat badan yang dicapai di bawah normal. Pada minggu ke-4 konversi pakan ayam kerdil menjadi tinggi karena me-recovery kondisi tubuh. Pada minggu ke-5 konversi pakan ayam kerdil menjadi sangat rendah. Ini menunjukkan masa recovery selesai, memasuki pertumbuhan kompensasi. Mortalitas
Meskipun secara keseluruhan PBBH ayam kerdil tidak dapat melampaui ayam normal, namun PBBH ayam kerdil dapat melampaui PBBH ayam normal pada minggu ke 5 sebagaimana tampak pada gambar 4. Hal ini menunjukkan bahwa ayam kerdil melewati masa recovery, setelah penyesuaian dengan kondisi baru, kemudian memasuki pertumbuhan kompensasi mengejar ketertinggalan
Tabel 4. Mortalitas Ayam Berdasarkan Penyebab Kematian Jumlah Kelompok Penyakit %*) kematian P1 Chicken Anemia Agent 9 11.69 Fowl Cholera 22 28,57 Pullorum 18 23.38 Gumboro 3 3,89 Colibasilosis 15 19,48 Busuk 10 12,99 Jumlah 77 100 P2 Chicken Anemia Agent 0 0
190
Prosiding Semnas FAI 2012 ISBN.:….
Fowl Cholera Pullorum Gumboro Colibasilosis Jumlah
2 0 1 2 5
40 0 20 40 100
Keterangan : *) persentase dari total kasus masing-masing kelompok
Pada ayam normal terjadi 77 kematian (1.28 %) dan pada ayam kerdil sebanyak 5 ekor (4.13 %) sebagaimana tercantum pada tabel 2. Kematian yang tinggi pada ayam kerdil terjadi karena ayam telah mengalami gangguan pertumbuhan selama bercampur dengan ayam normal. Tidak adanya kasus pullorum dan anemia pada ayam kerdil tidak berarti tidak ada kasus. Sangat mungkin ayam kerdil ini telah terselamatkan dari pullorum, dan menjadi karir dalam penyebaran pullorum. Tingginya kasus Fowl Cholera, Colibasilosis dan gumboro menunjukkan bahwa kandang memang telah terkontaminasi oleh bibit kedua penyakit tersebut pemeliharaan sebelumnya.
KESIMPULAN Dari hasil pengamatan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Isolasi ayam kerdil dari ayam normal tidak dapat memulihkan kinerja 2. Isolasi ayam kerdil dari ayam normal mampu meningkatkan kinerja ayam broiler.
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1986. Beternak Ayam Broiler. Penerbit Kanisius, Yogyakartra Anonim, 2000. Setengah Abad Ayam Ras di Indonesia. Asosiasi Obat Hewan Indonesia, Jakarta. Anonim, 2004. Membesarkan Ayam Kerdil. Infovet edisi 122, September 2004. Jakarta. Anonim, 2009. Ross Broiler Management Manual 2009. Cummings Research Park, Alabama Anonim, 2011. http://www.macmillandictionary.com/dictionary/american/ broiler-chicken. diunduh tanggal 20 Desember 2011 Anonim, 2011. http://en.wikipedia.org/wiki/Broiler. diunduh tanggal 20 Desember 2011 Djanah, 1987. Beternak Ayam, Penerbit CV. Yasaguna Jakarta Purwoko, 2004. Kekerdilan pada Broiler. Infovet edisi 122, September 2004 hal 15 Rasyaf, M. 1994. Pengelolaan Peternakan Unggas Pedaging, Kanisius, Yogyakarta. Soeparno (1994), Ilmu dan Teknologi Daging. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Tomaszewska, M.W., Sutama, I.K., Putu, I.G., Chaniago, T.D., 1991. Reproduksi, Tingkah Laku, dan Produksi Ternak di Indonesia. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Triyuwanta, 2004. Dasar Ternak Unggas, Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Tulloh, N.M., 1978. Growth, Development, Body Compositing, Breeding and Management. In A Course Manual in Beef Cattle and Economic. N.M. Tulloh (ED) AAUCS. Academin Presss., Pty., Ltd.Brisbane Hammond, J.Jr., J. Browman, C., and T. Robinson R., 1984. Hammond’s Farm Animals. 5th ed, Butler and Tanner Ltd, New York. Wahyu, 1991. Ilmu Nutrisi Unggas. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
191