69 BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Dari hasil pengumpulan dan pengolahan data pada bab sebelumnya, maka dapat dilakukan analisa terhadap hasil perhitungan yang telah dilakukan sebagai berikut : 5.1 Analisa perangkingan prioritas proyek Dengan menggunakan software superdecision didapatkan perangkingan prioritas sebagai berikut :
Alternatif Lokasi Proyek
Grafik Prioritas Alternatif Lokasi Proyek Patuha 1,2,3,4 Pasuruan Paiton 3 & 4 Maung
1
Karaha Bodas Derajat unit 2 Cirebon Cilegon 0
0.05
0.1
Nilai Bobot Normal
0.15
0.2
Cibuni Bedugul 1,2,3,4
Gambar 5.1 Grafik prioritas alternatif lokasi proyek
Dari gambar 5.1 diatas, terlihat bahwa PLTGU Cilegon merupakan usulan proyek dengan nilai bobot tertinggi dan PLTP Derajat unit dua pada urutan kedua. Dari urutan nilai bobot tersebut dapat diketahui bahwa usulan proyek yang harus didahulukan adalah PLTGU Cilegon.
70 5.2 Analisa kriteria-kriteria pemilihan proyek Dalam perangkingan alternatif telah ditentukan prioritas usulan proyek pembangkit tenaga listrik sistem Jawa Bali untuk dikembangkan. Dalam usaha pengembangan tersebut harus dilakukan berdasarkan kriteria yang berpengaruh pada alternatif tersebut. Dengan demikian proyek dapat menghasilkan hasil yang signifikan. 5.2.1 Analisa kriteria dalam klaster fisik & sumber daya alam Pada klaster fisik & sumber daya alam terdapat empat kriteria yang diperhitungkan untuk memilih alternatif. Kriteria tersebut adalah kondisi fisik dan geologis lokasi proyek, tingkat keamanan, ketersediaan sumber daya energi primer, dan kemudahan pembebasan lahan. Dari tabel limiting supermatrix dapat dilihat bahwa kriteria kondisi fisik dan geologis lokasi proyek memiliki bobot tertinggi jika dibandingkan dengan ketiga kriteria lain yang sama-sama berada pada klaster fisik & sumber daya alam, yaitu sebesar 0.027013.Hal ini menggambarkan bahwa didalam klaster fisik & sumber daya alam, yang paling berpengaruh pada pemilihan alternatif adalah kriteria kondisi fisik dan geologis lokasi proyek. Sehingga dalam memilih alternatif lokasi proyek, kondisi fisik dan geologis lokasi proyek harus menjadi salah satu kriteria utama yang diperhatikan. 5.2.2 Analisa kriteria dalam klaster ekonomis Klaster ekonomis merupakan klaster kriteria yang mengggambarkan dampak-dampak ataupun akibat-akibat yang timbul dikarenakan adanya proyek, yang meliputi kriteria pengembangan wilayah, pengembangan sumber daya lokal, dan dampak lingkungan. Seperti terlihat pada gambar 5.2 dibawah ini bahwa kriteria yang paling berpengaruh terhadap alternatif secara ekonomis adalah pengembangan wilayah. Pengembangan wilayah merupakan tingkat perubahan wilayah sebelum dan sesudah adanya proyek, yang ditinjau dari segi
71 sosial dan ekonomi. Secara logis hal ini dapat dijelaskan bahwa keberadaan proyek pembangkit listrik disuatu wilayah diharapkan dapat semakin mengembangkan potensi sosial dan ekonomi dari wilayah tersebut.
Kriteria
Grafik rangking kriteria pada kluster ekonomis
Dampak lingkungan Pengembangan sumber daya lokal Pengembangan wilayah
1
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
0.45
Nilai bobot
Gambar 5.2 Grafik rangking kriteria pada klaster ekonomis
5.2.3 Analisa kriteria dalam klaster teknis Pada klaster teknis terdapat dua kriteria yang diperhitungkan untuk memilih alternatif. Kriteria tersebut adalah kapasitas dan adaptasi teknologi. Pada gambar 5.3 dibawah ini dapat dilihat bahwa kriteria yang paling berpengaruh terhadap alternatif secara teknis adalah kapasitas. Sehingga dalam memilih alternatif lokasi proyek, kapasitas dari usulan proyek pembangkit tersebut harus benar-benar dipertimbangkan. Hal ini dikarenakan pembangunan pembangkit listrik merupakan suatu hal yang sangat mahal sekali. Jadi diharapkan nantinya pembangkit yang terpilih tersebut benar-benar harus dapat memenuhi permintaan listrik dari para pelanggannya yang semakin hari semakin bertambah konsumsi listriknya.
72
Kriteria
Grafik rangking kriteria pada kluster teknis
Adaptasi Teknologi Kapasitas
1
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
Nilai bobot
Gambar 5.3 Grafik rangking kriteria pada klaster teknis
5.2.4 Analisa kriteria dalam klaster finansial Klaster finansial merupakan klaster kriteria yang mengggambarkan segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah biaya yang dibutuhkan untuk merealisasikan proyek, yang meliputi kriteria nilai investasi dan sumber pendanaan. Dari tabel limiting supermatrix dapat dilihat bahwa kriteria nilai investasi memiliki bobot tertinggi jika dibandingkan dengan kriteria sumber pendanaan yang sama-sama berada pada klaster fisik & sumber daya alam, yaitu sebesar 0.028716.Hal ini menggambarkan bahwa didalam klaster finansial, yang paling berpengaruh pada pemilihan alternatif adalah kriteria nilai investasi. Sehingga dalam memilih alternatif lokasi proyek, nilai investasi harus menjadi salah satu kriteria utama yang diperhatikan. 5.3 Analisa pembobotan kriteria pada alternatif terpilih Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan, PLTGU Cilegon dan PLTP Derajat unit dua merupakan dua usulan proyek teratas dari sepuluh usulan yang ada. Sedangkan pembobotan kriteria untuk masing-masing lokasi proyek yang telah menjadi
73 prioritas dapat dilihat pada tabel 5.1 dibawah ini, dimana nilainilai tersebut berdasarkan nilai dari tabel 4.31.
Ekonomis
Tabel 5.1 Pembobotan kriteria pada dua usulan dengan prioritas terbesar Alternatif Cluster node label Derajat unit Cilegon 2 Dampak lingkungan 0.018852 0.071516
Fisik & sumber daya alam
Finansial
Teknis
P. Sumber daya lokal Pengembangan wilayah Nilai investasi Sumber pendanaan Keamanan Kondisi fisik dan geologis lokasi proyek Pembebasan lahan S.D.E primer Kapasitas Teknologi
0.202782
0.169852
0.186392
0.15746
0.111111 0.139467 0.180683
0.144144 0.022928 0.072157
0.157431
0.033037
0.079948 0.048093 0.118881 0.125556
0.185343 0.110984 0.071928 0.030708
Tabel diatas menunjukkan nilai kriteria pada masingmasing alternatif terpilih untuk PLTGU Cilegon bernilai buruk pada kriteria dampak lingkungan, dan untuk PLTP Derajat unit dua bernilai buruk pada kriteria sumber pendanaan. Nilai buruk pada kriteria diatas menunjukkan item kelemahan pada usulan proyek tersebut, sehingga untuk kedepannya perlu diadakan perbaikan. 5.4 Analisa usulan proyek yang paling tidak berpotensi Dari gambar 5.1 terlihat bahwa dari sepuluh usulan proyek pembangkit yang ada, Bedugul 1,2,3,4 merupakan usulan dengan nilai bobot terendah dibandingkan dengan yang lain. Kelemahan terburuk adalah pada kriteria pengembangan sumber
74 daya lokal, sumber pendanaan, dan kapasitas. Sehingga untuk kedepannya jika memang usulan proyek bedugul 1,2,3,4 tetap ingin untuk direalisasikan maka ketiga kelemahan utama diatas harus benar-benar diperbaiki terlebih dahulu.
Ekonomis
Tabel 5.2 Pembobotan kriteria pada PLTP Bedugul 1,2,3,4 Alternatif Cluster node label Bedugul Dampak lingkungan 0.135293
Fisik & sumber daya alam
Finansial
Teknis
P. Sumber daya lokal Pengembangan wilayah
0.039244
Nilai investasi Sumber pendanaan
0.075075
Keamanan Kondisi fisik dan geologis lokasi proyek
0.133112
Pembebasan lahan S.D.E primer Kapasitas Teknologi
0.069831 0.111884 0.057942 0.074846
0.069208 0.053822
0.067966