BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN
5.1
Analisa Perbandingan Waktu Change Over Berdasarkan bab sebelumnya aktivitas change over pada mesin width
grinding dibagi dan dibedakan menjadi aktivitas internal dan aktivitas eksternal. Aktivitas eksternal merupakan aktivitas yang dapat dilakukan tanpa menghentikan produksi. Aktivitas internal dilakukan dengan harus menghentikan produksi, oleh karena itu setelah dilakukan implementasi SMED aktivitas change over adalah aktivitas internal saja. Aktivitas eksternal juga perlu dilakukan perlu dilakukan perbaikan. Perbaikan yang dilakukan adalah pada inventori jig, hal ini dapat mempercepat dalam proses persiapan jig change over. Perubahan waktu aktivitas eksternal setelah implementasi SMED adalah seperti digambarkan pada tabel berikut:
Gambar 5.1 Grafik Perbandingan waktu aktivitas eksternal
50
51
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat terjadi perbedaan yang sangat signifikan setelah penerapan sistem SMED dengan persentasenya mencapai 62%. Waktu aktivitas eksternal sebelum perbaikan adalah 4 menit, dan setelah perbaikan menjadi 1 menit 37 detik. Waktu change over setelah perbaikan secara artifisial adalah waktu aktivitas internal. Perbaikan yang dilakukan pada aktivitas internal di antaranya adalah melakukan pelatihan terhadap operator, perbaikan pada langkah setting rail conveyor mesin dengan membuat block gauge, penggunaan alat impact wrench pada langkah pergantian jig disc rotary table dan inner-ring lift board, serta perbaikan dengan memparalelkan beberapa langkah dari aktivitas internal. Berikut ini menampilkan perbandingan waktu change over sebelum dan sesudah penerapan sistem SMED.
Gambar 5.2 Perbandingan waktu change over Setelah dilakukan perbaikan pada aktivitas internal tersebut, berdasarkan tabel di atas tabel dapat diketahui bahwa sesudah perbaikan waktu menjadi lebih cepat menjadi 16 menit 6 detik dari sebelumnya aktivitas change over dilakukan dalam waktu relatif sangat lama yaitu 42 menit. Oleh karena itu terdapat saving waktu produksi sebanyak 25 menit 54 detik dengan persentase 62%.
52
5.2
Analisa Kapasitas Produksi Waktu produksi di PT. Jtekt Indonesia per shift adalah 7.83 jam. Ini
didapatkan berdasarkan pengurangan waktu 10 menit dari 8 jam kerja yang digunakan untuk waktu membersihkan dan merapikan area kerja setelah proses produksi berakhir. Cycle time proses pada mesin width grinding adalah 1.5 detik. 5.2.1
Kapasitas Produksi Sebelum Implementasi Sistem SMED Berdasarkan schedule produksi pada mesin width grinding dalam satu shift
melakukan 5 kali pergantian model (change over), dengan waktu pergantian 42 menit, maka waktu produksi mesin width grinding dalam sehari sebelum implementasi sistem SMED adalah:
/hari Dari hasil perhitungan di atas maka didapatkan kapasitas produksi mesin width grinding sebelum implementasi sistem SMED adalah 20784 per hari. 5.2.2
Kapasitas Produksi Setelah Implementasi SMED Dari hasi implementasi sistem SMED maka waktu change over menjadi
lebih cepat yaitu 16 menit 6 detik. Oleh karena kapasitas produksi setelah implementasi sistem SMED adalah sebagai berikut:
53
/hari Maka berdasarkan perhitungan kapasitas produksi setelah implementasi sistem SMED adalah 31144 pcs per hari.
5.2.3
Peningkatan Kapasitas Produksi Peningkatan kapasitas produksi dalam sehari dapat dihitung dengan
dengan mencari selisih kapasitas produksi sebelum dan setelah sistem SMED diterapkan, yaitu dengan persamaan berikut:
Sehingga:
/hari Penigkatan
Kapasitas
Produksi
juga
dapat
dihitung
berdasarkan
penghematan waktu change over seperti dijelaskan pada sub bab 5.1. Di mana
54
penghematan waktu change over adalah 25 menit 54 detik dalam 1 kali proses change over. Dalam sehari terdapat 10 kali proses change over. Hal ini disesuaikan dengan schedule produksi. Maka peningkatan kapasitas produksi dalam sehari adalah:
Berdasarkan kedua perhitungan di atas maka kapasitas produksi mesin width grinding dapat ditingkatkan sebanyak 10360 pcs atau 49.85% dari sebelumnya. Kapasitas sebelumnya sebanyak 20784 pcs, maka setelah implementas sistem SMED kapasitas produksi menjadi 31144 pcs.
Gambar 5.3 Grafik peningkatan kapasitas produksi 5.3
Saving Biaya Produksi
55
Peningkatan kapasitas produksi akan berbanding terbalik terhadap biaya produksi yang dikeluarkan. Biaya produksi akan murah jika kapasitas produksi bisa ditingkatkan. Kapasitas produksi sebelum implementasi SMED adalah 20784 pcs per hari atau 457248 pcs per bulan. Dengan target perencanaan produksi dalam sebulan 610000 pcs maka memaksakan untuk dilakukan overtime produksi sebanyak 21.5 jam dalam sebulan yaitu dibagi dalam 5 kali long shift pada hari kerja normal dan 6 hari pada hari libur kerja. Pada sub bab 5.2.1 kapasitas produksi setelah perbaikan adalah 31144 pcs perhari, sehingga dalam sebulan kapasitas produksi bisa mencapai 685168 pcs. Jumlah ini adalah melebihi target perencanaan produksi. Oleh karena itu overtime produksi dapat dihilangkan, sehingga biaya produksi tersebut dapat dikurangi. Besar saving biaya produksi adalah dapat dihitung dengan persamaan berikut: Saving biaya produksi = Jumlah Overtime x Biaya Overtime per jam x Total Karyawan 1 line produksi Maka; Saving biaya produksi = 21,5 jam x Rp. 14,600,- x 12 karyawan = Rp. 3,766,800 / bulan Berdasarkan hasil perhitung di atas maka saving biaya produksi dalam sebulan adalah Rp. 3,766,800/bulan.