BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN
5.1
Analisa Permasalahan yang Terjadi Sebelum improvement, di bagian produksi coklat compound terdapat
permasalahan yang belum dapat diketahui. Proses grinding coklat compound yang lama dengan parameter kualitas particle size yang selalu berada di range standar bawah memberikan kerugian terhadap perusahaan terkait dengan konsumsi listrik untuk mesin ball mill dan hasil coklat compound yang dihasilkan dalam tiap shift. Setelah langkah-langkah perbaikan melalui metode perbaikan Quality Control Circle, maka dapat diketahui pokok permasalahan yang harus diperbaiki di bagian produksi coklat compound. Berdasarkan tabel 4.5 yang ditampilkan di bab sebelumnya, data particle size coklat compound di bulan Oktober sampai Desember 2016 yaitu bahwa particle size coklat compound dengan waktu grinding 150 menit menghasilkan particle size yang selalu dirange standar bawah. Apabila dilihat dari grafik particle size dan viscositas sebelum dan sesudah improvement, parameter kualitas coklat yakni particle size dan voscositas masih berada pada standar kualitas coklat compound. Hal ini terjadi karena proses pembuatan coklat compound belum adanya evaluasi tentang prosedur urutan penuangan raw material untuk pembuatan coklat compound ke dalam mesin ball mill sehingga belum diketahui waktu yang efektif untuk melakukan grinding coklat compound dan belum ada penetapan mengenai waktu optimum grinding coklat compound untuk menghasilkan coklat yang tetap sesuai dengan standar kualitas. Dari permasalahan tersebut, maka team QCC produksi dan quality control sepakati akan melakukan perbaikan setelah melakukan brainstorming dengan diperkuat data dan fakta di lapangan. Pokok permasalahan yang harus diperbaiki adalah mengenai prosedur urutan raw material yang belum efektif dan waktu optimum grinding coklat compound.
78
http://digilib.mercubuana.ac.id/
79
Setelah dilakukan improvement, permasalahan tentang prosedur pembuatan coklat yang belum efektif dan belum adanya penetapan waktu optimum grinding coklat compound untuk menghasilkan coklat yang tetap sesuai dengan standar kualitas sudah ditanggulangi dengan baik. Jika dilihat dari peta kendali X bar Chart perolehan particle size setelah dilakukan improvement, maka didapat hasil yang masih berada dalam standar kualitas coklat compound. Selain itu, dari uji organoleptik produk jadi yang menggunakan coklat compound dengan waktu grinding 150 menit dan 120 menit didapat hasil bahwa produk jadi yang menggunakan coklat compouund yang digrinding 120 menit tidak berbeda nyata dengan produk jadi yang menggunakan coklat compound yang digrinding 150 menit. 5.2
Analisa PDCA Dalam analisa PDCA ini, akan dibandingkan apakah langkah-langkah
perbaikan Quality Control Circle yang diterapkan sesuai dengan siklus Deming. 5.2.1 Plan Pada tahap ini diterapkan 4 langkah, yaitu : 1.
Menetukan Pokok Permasalahan Untuk
menentukan
pokok
masalah
telah
diadakan
suatu
diskusi
(brainstorming) oleh team QCC bagian produksi coklat compound dan sebagai bahan pertimbangan atas dipilihnya permasalahan tersebut, terlebih dahulu melakukan pengamatan waktu proses pembuatan komponenkomponen untuk produk X. Pada langkah ini, tools yang digunakan adalah histogram dan diagram pareto dimana kedua alat ini saling berkaitan. Pada diagram batang ( histogram ) dapat dilihat dari perbandingan waktu proses bahwa waktu proses coklat compound merupakan waktu proses yang paling lama. Data tersebut kemudian didukung dengan menggunakan diagram pareto, dimana pada diagram pareto ditunjukkan bahwa prioritas permasalahan yang akan dibahas adalah pada proses coklat compound. Dilihat dari analisa kedua tools tersebut, maka ditentukanlah pokok
http://digilib.mercubuana.ac.id/
80
permasalahan yaitu waktu proses grinding yang memiliki waktu proses paling lama. 2.
Mencari Penyebab Sebelum dilakukan improvement, penyebab masalah belum diketahui. Dengan menggunakan salah satu tools dalam penerapan Quality Control Circle yaitu diagram fish bone, dapat diketahui penyebab masalah waktu proses grinding coklat compound selama 150 menit dengan menggunakan konsep 4M+1E, yaitu material, mesin, metode, manusia, dan lingkungan. a. Material Urutan penuangan raw material ke mesin ball mill belum efektif. b. Manusia Operator menuangkan bahan baku tidak sesuai dengan prosedur c. Lingkungan Lingkungan di sekitar area produksi coklat compound tidak berpengaruh terhadap permasalahan ini. d. Mesin Suhu Jacket tidak stabil. e. Metode Diketahui penyebab dari segi metode yaitu : 1) Pencapaian kualitas coklat compound yang dihasilkan selalu berada di range standar bawah untuk parameter particle size. 2) Belum adanya pengecekan parameter kualitas coklat compound secara bertahap.
3.
Analisa Penyebab Berdasarkan penyebab-penyebab yang ditemukan pada langkah mencari penyebab dengan menggunakan diagram fish bone yang berkaitan dengan pokok permasalahan sebelumnya, maka pada langkah analisa penyebab ini penyebab-penyebab tersebut akan dipersempit dan dianalisa lebih detail. Dari analisa penyebab yang dominan, maka dihasilkan hasil analisa yaitu untuk penyebab yang berasal dari faktor material adalah belum adanya evaluasi mengenai urutan penuangan bahan ke mesin ball mill yang efektif dan belum ada penetapan mengenai waktu optimum grinding coklat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
81
compound untuk menghasilkan coklat yg tetap sesuai dengan standar kualitas. 4.
Rencana Penanggulangan Agar improvement berjalan dengan baik, maka harus dibuat rencana penanggulangan terlebih dahulu berdasarkan penyebab-penyebab terjadinya masalah dengan menggunakan tabel 5W+1H. Pada rencana penanggulangan akan dibuat rencana untuk menanggulangi semua penyebab permasalahan. Rencana penangulangan yang akan dilaksanakan yaitu trial urutan bahan, menetapkan waktu optimum grinding coklat compound berdasarkan pengecekan berkala, dan membuat timer otomatis di ball mill.
5.2.2 Do 1.
Melaksanakan Penanggulangan Pada tahap pelaksanaan penanggulangan ini, pekerja melaksanakan penanggulangan sesuai dengan rencana penanggulangan yang telah dibuat. Penanggulangan dilakukan oleh tim teknisi setelah team QCC melaksanakan trial dilapangan sesuai dengan rencana penanggulangan yang dibuat. Trial yang dilakukan adalah trial urutan penuangan raw material dan trial pengecekan per 30 menit dimulai dari waktu grinding 60 menit untuk menentukan waktu optimum proses grinding coklat compound.
Analisa trial urutan penuangan bahan Setelah dilakukan trial urutan penuangan raw material, kemudian akan dibakukan urutan pemasukan raw material pembuatan coklat compound dilihat dari hasil parameter particle size dan viscositas yang didapat dari trial tersebut. Setelah dilakukan analisa hasil trial, maka urutan pemasukan raw material untuk pembuatan coklat compound adalah hasil trial ke-2 dengan urutan penuangan bahan sebagai berikut : Vegetable Fat
Cocoa Liquor
Cocoa Powder
Premix Bubuk
Lecithin
Full Cream
Flavour
Gula Giling
Gambar 5.1 Hasil trial ke 2 urutan penuangan bahan baku
http://digilib.mercubuana.ac.id/
82
Urutan penuangan bahan yang diambil adalah hasil trial ke-2 karena hasil pengecekan particle size adalah 37-35-36 micron dan viscositas 8038 cps. Hasil tersebut adalah hasil yang paling baik dibanding dengan urutan existing, trial ke-1, dan trial ke-3. Pada urutan existing didapat particle size dan viscositas masing-masing 38-36-37 micron dan 8678 cps. Apabila dibandingkan dengan hasil trial ke-2 maka untuk parameter particle size, particle size trial ke-2 lebih baik karena dengan waktu grinding 150 menit didapat particle size yang lebih halus. Sedangkan trial ke-1 menghasilkan particle size dan viscositas masing-masing 37-39-36 micron dan 7118 cps. Pada trial ke-1 ini kualitas particle size kurang baik karena terdapat hasil yang berada di standar atas dengan waktu grinding 150 menit. Terakhir adalah trial ke-3 dengan hasil sebagai berikut 38-40-38 micron dan 6819 cps. Hasil untuk trial ke-3 ini dapat dibilang hasil yang paling kurang baik karena dengan waktu grinding yang lama atau 150 menit masih didapat particle size yang berada di range standar atas dan viscositas yang encer. Analisa trial pengecekan parameter kualitas coklat compound per 30 menit Pada trial pengecekan berkala, digunakan beberapa tools yaitu check sheet dan scatter diagram. Check sheet digunakan untuk membantu melakukan penguumpulan data dari trial tersebut. Setelah data didapat, kemudian mencari korelasi dari variabel-variabel hasil trial yaitu antara lain viscositas, particle size dan waktu grinding. Pada scatter diagram, ditunjukkan bahwa viscositas dipengaruhi oleh particle size sehingga dapat dilihat dari scatter diagram
pada gambar 4.11 bahwa kedua variabel ini memiliki korelasi
negatif yang artinya semakin besar nilai particle size, maka viscositas yang dihasilkan akan semakin kecil. Kemudian setelah itu, melakukan analisa korelasi antara particle size dengan waktu grinding, dari gambar 4.12 didapat hasil bahwa particle size dipengaruhi oleh lamanya waktu grinding. Particle size dan waktu grinding memiliki korelasi negatif karena semakin lama waktu yang digunakan, maka hasil particle size akan semakin kecil. Setelah mengetahui korelasi dari variabel-variabel, kemudian dibuat grafik kendali proses seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.13. Dari grafik kendali proses dapat dianalisa bahwa pada saat proses grinding 60 menit dan 90 menit
http://digilib.mercubuana.ac.id/
83
didapat hasil particle size yang out of standar sehingga waktu grinding ini tidak efektif. Pada saat waktu grinding 120 menit dan 150 menit, didapat hasil particle size yang memenuhi standar kualitas yaitu antara 35-40 micron. Perbedaan dari keduanya adalah bahwa particle size dengan waktu grinding 120 menit berada di range standar atas dan particle size dengan waktu grinding 150 menit berada di range standar bawah. Dari hasil tersebut dapat, waktu grinding 120 menit merupakan waktu grinding yang optimal karena dengan waktu proses 120 menit dapat menghasilkan kualitas coklat compound yang masih berada dalam standar kualitas. 5.2.3 Check 1.
Evaluasi Hasil
Evaluasi hasil particle size dan viscositas coklat compound Setelah langkah penanggulangan dilaksanakan kemudian dilakukan evaluasi hasil, dengan menganalisa hasilnya dan dibandingkan dengan data sebelumnya. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, standar particle size coklat compound adalah 35-40 micron dan standar viscositasnya adalah 500010.000 cps. Dari perbandingan sebelum dan sesudah improvement, didapat hasil analisa particle size dan viscositas coklat compound sesudah adanya QCC adalah masih berada di range standar kualitas coklat compound, hanya saja hasil dari particle size berada dirange standar atas. Untuk memastikan bahwa hasil particle size sesudah improvement berada dalam pengendalian kualitas, pada langkah ini digunakan tools peta kendali kualitas. Peta kendali yang digunakan adalah peta kendali X bar Chart. Dari peta kendali X bar Chart, dapat dianalisa bahwa hasil particle size sesudah improvement berada dalam pengendalian kualitas karena tidak ada hasil particle size yang berada di luar batas kendali. Evaluasi uji organoleptik Dari uji organoleptik yang dilakukan oleh 23 panelis didapat bahwa 7 panelis mengatakan bahwa produk dengan kode 311 sedikit menyimpang dari standar dan 16 panelis mengatakan bahwa ketiga sample memiliki kualitas yang sama
http://digilib.mercubuana.ac.id/
84
dari segi organoleptik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa produk jadi yang menggunakan coklat compound dengan waktu grinding 120 menit tidak berbeda nyata dengan produk jadi yang menggunakan coklat compound dengan waktu grinding 150 menit. 5.2.4 Action 1.
Standarisasi Hal-hal perubahan perbaikan QCC yang dilakukan setelah melalui tahap evaluasi hasil dan berhasil dalam tindakannya, maka perlu dibuat standarisasi dari perubahan tersebut. Hal yang menjadi standarisasi pada perbaikan QCC dari pokok permasalahan yang diulas adalah dengan membuat prosedur pembuatan coklat compound berdasarkan hasil trial urutan penuangan bahan dan trial pengecekan berkala per 30 menit yang telah dilakukan dan kemudian memasang timer otomatis pada mesin ball mill dengan waktu 120 menit atau 2 jam agar waktu grinding coklat compound lebih akurat dan operator tidak lagi menggunakan jam dinding sebagai acuan waktu karena apabila menggunakan acuan jam dinding, kemungkinan waktu grinding bisa lebih atau bisa kurang. Berikut ini adalah prosedur pembuatan coklat compound sebelum dan sesudah dilakukan improvement :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
85
Prosedur pembuatan coklat sebelum improvement PROSEDUR PEMBUATAN COKLAT COMPOUND
Hidupkan panel Masukkan vegetable fat & grinding mentega hingga rata ± 2 menit Masukkan cocoa powder & grinding sampai homogen ± 2 menit Masukkan full creamr & grinding sampai homogen ± 2 menit Masukkan premix kecuali flavour & grinding ± 2 menit Masukkan lecithin Masukkan cocoa liquor & grinding sampai homogen ± 2 menit Masukkan gula giling & grinding sampai homogen ± 3 menit Hidupkan tombol start untuk memulai proses grinding Grinding selama 150 menit Masukkan flavour 10 menit sebelum coklat compound matang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
86
Prosedur pembuatan coklat sesudah improvement PROSEDUR PEMBUATAN COKLAT COMPOUND
Hidupkan panel Masukkan vegetable fat & grinding mentega hingga rata ± 2 menit Masukkan cocoa liquor & grinding sampai homogen ± 1 menit Masukkan cocoa powder & grinding sampai homogen ± 2 menit Masukkan premix kecuali flavour & grinding ± 2 menit Masukkan lecithin Masukkan full cream & grinding sampai homogen ± 2 menit Masukkan gula giling & grinding sampai homogen ± 3 menit Hidupkan tombol start untuk memulai proses grinding Grinding selama 120 menit Masukkan flavour 10 menit sebelum coklat compound matang
5.3
Analisa Saving Cost Dengan adanya improvement dengan QCC, waktu proses grinding sebelum
adanya QCC adalah 150 menit dan setelah adanya QCC waktu proses grinding coklat compound menjadi 120 menit. Dengan adanya perubahan waktu proses
http://digilib.mercubuana.ac.id/
87
grinding tersebut, maka biaya listrik yang dikeluarkan oleh perusahaan akan semakin kecil sehingga akan lebih hemat biaya untuk produksi coklat compound. Biaya konsumsi listrik sebelum adanya QCC Diketahui : Daya ball mill = 11 KW, 10 Ampere Dalam 1 shift dilakukan 6 kali produksi coklat cmpound. 6 kali produksi coklat compound sama dengan 15 jam dalam setiap shift. Di perusahaan menggunakan sistem 3 shift sehingga total waktu yang digunakan oleh mesin ball mill adalah 45 jam. Jumlah hari kerja sebulan = 26 hari Tarif listrik per KWh untuk industri = Rp 1.115 WBP ( Waktu Beban Puncak ) jam 18.00-22.00 LWBP ( Luar Waktu Beban Puncak ) jam 22.00-18.00 Perhitungan tarif listrik pemakaian ball mill dalam 3 shift 45 x 11 KW = 495 KWh WBP
= 495 x Rp 1.115
= Rp 551.925
LWBP
= 0,5 x 495 x Rp 1.115
= Rp 275.962
Total
= Rp 827.887
Pemakaian per bulan: Rp 827.887 x 26 = Rp 21.525.062 Pemakaian per tahun : Rp 21.525.062 x 12 = Rp 258.300.744 Biaya pemakaian listrik setelah adanya QCC Daya ball mill = 11 KW, 10 Ampere Dalam 1 shift dilakukan 6 kali produksi coklat cmpound. 6 kali produksi coklat compound sama dengan 12 jam dalam setiap shift. Di perusahaan menggunakan sistem 3 shift sehingga total waktu yang digunakan oleh mesin ball mill adalah 36 jam. Tarif listrik per KWh untuk industri = Rp 1.115 Jumlah hari kerja satu bulan = 26 hari WBP ( Waktu Beban Puncak ) jam 18.00-22.00 LWBP ( Luar Waktu Beban Puncak ) jam 22.00-18.00
http://digilib.mercubuana.ac.id/
88
Perhitungan tarif listrik pemakaian ball mill dalam 3 shift 36 x 11 KW = 396 KWh WBP
= 396 x Rp 1.115
= Rp 441.540
LWBP
= 0,5 x 495 x Rp 1.115
= Rp 220.770
Total
= Rp 662.310
Pemakaian per bulan: Rp 662.310 x 26 = Rp 17.220.060 Pemakaian per tahun : Rp 19.869.300 x 12 = Rp 206.640.720 Perhitungan saving cost Saving cost per bulan
= Sebelum QCC – Setelah QCC = Rp 21.525.062 - Rp 17.220.060 = Rp 4.305.002
Saving cost per tahun
= Sebelum QCC – Setelah QCC = Rp 258.300.744 - Rp 206.640.720 = Rp 51.660.024
5.4
Analisa Keuntungan dengan Penambahan Produksi Dengan adanya improvement dengan QCC, waktu proses grinding coklat
sebelum adanya QCC adalah 150 menit dan setelah adanya QCC waktu proses grinding coklat compound menjadi 120 menit. Dengan adanya perubahan waktu proses grinding tersebut, maka produksi coklat yang dihasilkan akan meningkat dan akan mempengaruhi jumlah produk jadi yang dihasilkan. Perhitungan jumlah produksi yang dihasilkan Sebelum dilakukan QCC Produksi coklat dalam 1 shift
= 6 batch
Hasil produk X untuk 1 batch coklat
= 142 karton
Jumlah produk X yang dihasilkan dalam 1 shift
= 852 karton
Setelah dilakukan QCC Produksi coklat dalam 1 shift
= 8 batch
Hasil produk X untuk 1 batch coklat
= 142 karton
Jumlah produk X yang dihasilkan dalam 1 shift
= 1136 karton
http://digilib.mercubuana.ac.id/
89
Perhitungan keuntungan yang dihasilkan Produk setelah QCC – sebelum QCC
= 284 karton
Harga 1 karton produk X
= Rp 250.000
Keuntungan yang dihasilkan dalam 1 shift
= 284 x Rp 250.000 = Rp 71.000.000
Keuntungan yang dihasilkan dalam 3 shift
= 3 x Rp 71.000.000 = Rp 213.000.000
Keuntungan yang dihasilkan dalam 1 bulan = 26 x Rp 213.000.000 = Rp 5.538.000.000 Keuntungan yang dihasilkan dalam 1 tahun = 12 x Rp 5.538.000 = Rp 66.456.000.000
http://digilib.mercubuana.ac.id/