Laporan Tugas Akhir
BAB V ANALISA PEMBAHASAN
Dalam analisis masalah ini akan dilakukan dengan menggunakan 8 (delapan) langkah pemecahan masalah dengan menggunakan alat bantu yang sesuai dengan kebutuhannya. Delapan langkah pemecahan masalah ini dapat di uraikan sebagai berikut :
5.1 Menentukan Masalah Utama Dari pengumpulan data yang diperoleh, maka langkah awal yang di lakukan ialah menentukan masalah utama penyebab tingginya breakdown mesin Sig RVS F. Dari hasil pengolahan data, Deskripsi Breakdown Mesin Sig RVS F Pada No Batch ( Jam ) Mar-Juni 2009 dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut: Tabel 5.1 Data Deskripsi Breakdown Mesin Sig RVS F Pada No Batch ( Jam ) Periode Maret-Juni 2009 Breakdown
Maret
April
Mei
Juni
Total
Prioritas
Belt No Batch Putus
3.41
3.49
19.31
8.07
35.08
1
Setting No Batch
0
7.22
10.50
0
18.12
2
No Batch Tidak Jelas
0
0
8.23
3.43
13.06
3
Universitas Mercubuana
58
Laporan Tugas Akhir
59
Ring No Batch Pecah
0
0
0
4.25
4.25
4
Beban mesin terjadwal periode Maret-Juni 2009 = 1505.58 jam Sumber : PT Bintang Toedjoe
Dari Tabel 5.1 diatas, dapat dilihat penyebab utama tingginya breakdown mesin Sig RVS F adalah dari belt no batch putus dengan total waktu breakdown 35.08 jam periode Maret-Juni 2009 dengan beban mesin terjadwal = 1505.58 jam Dari data diatas kemudian dibuatkan rancangan diagram pareto untuk menampilkan persentase breakdown dari jumlah yang terbesar sampai jumlah yang terkecil. Tabel 5.2 Data Deskripsi Breakdown Mesin Sig RVS F Pada No Batch ( Jam ) Periode Maret-Juni 2009 Untuk Diagram Pareto
Breakdown
Mar
Apr
Mei
Jun
Jumlah KUM
%
KUM
Belt No Batch Putus
3.41
3.49
19.31
8.07
35.08
35.08
49.79
49.75
Setting No Batch
0
7.22
10.50
0
18.12
53.20
25.68
75.43
No Batch Tidak Jelas
0
0
8.23
3.43
13.06
66.26
18.58
94.02
Ring No Batch Pecah
0
0
0
4.25
4.25
70.51
5.98
100.0
70.51
Beban mesin terjadwal periode Maret-Juni 2009 = 1505.58 jam Sumber : PT Bintang Toedjoe
Universitas Mercubuana
100.0
Laporan Tugas Akhir
60
Pareto Chart of Breakdown Mesin Sig RVS F 100
70 60
Count
40
60
30
40
20
20
10 Breakdown
0
No lt e B
Percent
80
50
h tc Ba
s tu Pu
Count Percent Cum %
S
g tin et
No
35.08 49.8 49.8
h tc Ba
No 18.12 25.7 75.5
h tc Ba
ak tid
s la Je
ng Ri 13.06 18.5 94.0
No
h tc Ba
h ca e P
0
4.25 6.0 100.0
Gambar 5.1 Diagram Pareto Breakdown pada No Batch Mesin Sig RVS F Dapat dilihat pada gambar 5.1 diatas, breakdown yang disebabkan oleh belt no batch putus menunjukkan persentase tertinggi dari penyebeb breakdown lain. Dengan demikian maka penulis menentukan permasalahan utama pada tingginya breakdown akibat belt no batch putus di mesin Sig RVS F. Setelah diketahui masalah penyebab tingginya breakdown mesin Sig RVS F yang disebabkan oleh belt no batch putus , maka langkah selanjutnya ialah mencari penyebab masalah tersebut.
5.2 Mencari Penyebab Masalah Setelah masalah utama didapat yaitu tingginya breakdown akibat belt no batch sering putus, maka langkah selanjutnya ialah mencari penyebab masalah tersebut. Untuk itu penulis melakukan studi literature dan brainstorming untuk
Universitas Mercubuana
Laporan Tugas Akhir
61
menentukan penyebab masalah tingginya breakdown akibat belt no batch sering putus yang dapat dilihat pada tabel 5.3 : Tabel 5.3 Penyebab-Penyebab Belt No Batch Sering Putus No
Penyebab-penyebab Belt No Batch sering putus
1.
Karakteristik dari belt
2.
Jenis dan ukuran belt
3.
Instalasi belt yang salah
4.
Skill teknisi yang kurang
5.
Mesin yang jalan terus-menerus
6.
Terjadinya gesekan antara belt dan gear tension
7.
Jenis dan ukuran gear
8.
Metode instalasi belt yang tidak sesuai
9.
Tidak termasuk dalam Routine Maintenance
Data diatas dijadikan acuan untuk memberikan kuesioner kepada beberapa orang teknisi dan operator untuk mendapatkan penyebab yang relevan, berikut hasil kuesionernya : Tabel 5.4 Hasil Kuesioner Penyebab Belt No Batch Sering Putus No
Penyebab-penyebab Belt No
Teknisi 1
Teknisi 2
Teknisi 3
Teknisi 4
Batch sering putus
(Budi)
(Urip)
(Wiwid)
(Sandy)
1.
Karakteristik dari belt
V
V
V
V
2.
Jenis dan ukuran belt
V
V
V
V
3.
Instalasi belt yang salah
X
X
X
X
4.
Skill teknisi yang kurang
X
X
X
X
Universitas Mercubuana
Laporan Tugas Akhir
62
5.
Mesin yang jalan terus-menerus
V
V
V
V
6.
Terjadinya gesekan belt dan gear
V
V
V
V
7.
Jenis dan ukuran gear
V
V
V
V
8.
Metode instalasi belt tidak sesuai
X
X
X
X
9.
Tidak termasuk dalam RM
V
V
V
V
Penyebab-penyebab Belt No
Teknisi 5
Teknisi 6
operator 1
operator 2
Batch sering putus
(David)
(Joyo)
(Agus)
(Turi)
No
1.
Karakteristik dari belt
V
V
V
V
2.
Jenis dan ukuran belt
V
V
V
V
3.
Instalasi belt yang salah
X
X
X
X
4.
Skill teknisi yang kurang
X
X
X
X
5.
Mesin yang jalan terus-menerus
V
V
V
V
6.
Terjadinya gesekan belt dan gear
V
V
V
V
7.
Jenis dan ukuran gear
V
V
V
V
8.
Metode instalasi belt tidak sesuai
X
X
X
X
9.
Tidak termasuk dalam RM
V
V
V
V
Keterangan : V = penyebab yang relevan X = penyebab yang tidak relevan
Dari hasil kuesioner di atas dapat dilihat beberapa penyebab yang relevan yaitu : 1. Karakteristik dari belt 2. Jenis dan ukuran belt 3. Mesin yang jalan terus-menerus 4. Terjadinya gesekan belt dan gear tension
Universitas Mercubuana
Laporan Tugas Akhir
63
5. Jenis dan ukuran gear 6. Perawatan belt no batch tidak termasuk dalam Routine Maintenance Berikut ini akan digambarkan rancangan diagram sebab akibat yang menyebabkan tingginya breakdown mesin Sig RVS F akibat belt no batch sering putus.
Gambar 5.2 Diagram Sebab Akibat Tingginya Breakdown Belt No Batch Putus
5.3 Menentukan Penyebab Dominan Untuk lebih memudahkan analisa maka faktor-faktor penyebab diatas dikelompokkan menjadi empat faktor sebagai berikut :
Universitas Mercubuana
Laporan Tugas Akhir
64
1. Faktor Manusia Faktor dalam diri manusia mempengaruhi dalam usia pakai belt no batch. Kerana dalam pemasangan belt no batch dibutuhkan skil khusus, namun dalam hal ini faktor manusia tidak memberikan pengaruh yang signifikan karena faktor manusianya sudah memiliki skil dalam hal pemasangan belt no batch karena telah mendapatkan pelatihan dan trenning khusus. 2. Faktor Material Faktor dari material ini adalah karakteristik, jenis dan ukutan dari belt no batch yang berpengaruh pada usia pakai dari belt no batch itu sendiri. 3. Faktor Metode Faktor metode mempengaruhi usia pakai belt no batch, dimana perawatan belt no batch belum dimasuk dalam Routine Maintenance, hanya termasuk dalam Periodic Maintenance. Sedangkan untuk metode yang digunakan dalam pemasangan belt no batch sudah sesuai dengan prosedur, sehingga faktor ini tidak berpengaruh. 4. Faktor Mesin Selama mesin berjalan pada belt no batch akan terjadi gesekan tensioner. yaitu gesekan antara belt dengan gear tension. Gesekan tensioner inilah yang akan menyebabkan belt menjadi rontok lalu putus, ditambah lagi dengan kondisi mesin yang jalan terus menerus. Dari faktor-faktor diatas dapat disimpulkan penyebab dominan tingginya breakdown akibat belt no batch sering putus ialah dari faktor material, faktor
Universitas Mercubuana
Laporan Tugas Akhir
65
mesin dan faktor metode, oleh karena itu penulis memfokuskan penelitian ini terhadap ketiga faktor tersebut. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 5.5. Tabel 5.5 Penyebab Dominan Tingginya Breakdown Mesin Sig RVS F Akibat Belt No Batch Sering Putus Masalah
Tingginya
Faktor
Sebab
Akibat
Evaluasi
Manusia
Butuh Skill
-
Ok
Mesin
Gesekan Tensioner
Belt Rontok
Merubah Ukuran
Lalu Putus
Belt Dari 30 mm
Breakdown Akibat Belt No Batch
Material
Jenis dan Ukuran
Usia Pakai
menjadi 50 mm
Metode
Perawatan Belt
Perawatan
Membuat Standar
Belum Dimasukkan
Belt Kurang
Baru Routine
ke Routine
Terkontrol
Maintenance
Sering Putus
Maintenance
5.4 Merencanakan Perbaikan Rencana perbaikan dilakukan guna mengatasi penyebab utama yang ditemukan dalam analisa sebelumnya. Pastikan rencana yang dilakukan dan rencana yang tidak relevan dengan penyebab yang dominan tidak dimasukkan. Agar pemeriksaan kebenaran sebab akibat atau hasil dalam analisa sebab dapat dilakukan dengan baik dan mudah. Usulan rancangan rencana perbaikan dan target yang akan dicapai dapat dilihat pada tabel 5.6 berikut :
Universitas Mercubuana
Laporan Tugas Akhir
66
Tabel 5.6 Usulan Rancangan Rencana Perbaikan Faktor
What
Why
Utama
(Apa)
(Mengapa)
Maretial
Merubah
Menambah
Tim
Observasi
Ukuran Belt
Life Time
Teknik
Mesin Baru
Tim
Membuat
Teknik
Flange Baru
Where
When
Who
(Dimana) (Kapan) (Siapa)
How (Bagaimana)
Belt Mesin
Merubah
Menyesuaikan
Flange
Ukuran Belt
Gearbox No
Baru
Batch Metode
Sig
Juli
RVS F
2010
di Workshop
Perawatan
Memantau
Tim
Membuat
secara
kondisi belt
Teknik
Standar Baru
Routine
Routine
Maintenance
Maintenance
5.5 Melaksanakan Perbaikan Melaksanakan perbaikan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan pada langkah sebelumnya. Semua bagian yang terkait ikut berperan aktif sesuai dengan pembagian tugas yang telah disepakati. Pada penelitian ini yang dibahas lebih mendalam ialah mengenai usulan perubahan ukuran lebar belt no batch dari 30 mm menjadi 50 mm, dengan dirubahnya ukuran belt ini tentu untuk gearnya juga harus dirubah yang semula gear driven dan gear tension ukuran 35 mm menjadi 55 mm. Perubahan ini bertujuan agar belt tidak cepat rontok dan putus, sehingga dapat memperpanjang
Universitas Mercubuana
Laporan Tugas Akhir
67
life time dari belt no batch. Serta usulan pembuatan standar baru perawatan mesin Sig RVS F. Dimana untuk perawatan belt no batch akan dimasukkan ke dalam standar routine maintenance pada poin inspeksi. Berikut usulan rancangan rencana time schedule kegiatan perbaikan : Tabel 5.7 Usulan Rancangan Rencana Time Schedule Kegiatan Perbaikan Kegiatan
Time Schedule Juli 2010 Mg I Mg II Mg III Mg IV
Observasi Data Observasi Mesin Diskusi Perencanaan Pembutan Baut Mounting 55 mm Persiapan Material Pelaksanaan Perbaikan Dan Pembuatan Standar Baru RM
5.6 Memeriksa Hasil Setelah langkah-langkah perbaikan dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, maka langkah selanjutnya ialah memeriksa hasil dari tindakan perbaikan tersebut dan dibandingkan dengan sebelum adanya perbaikan dan target yang telah ditentukan. Langkah pemeriksaan hasil ini dilakukan untuk melihat seberapa baiknya penanggulangan telah dilakukan.Untuk hasil penelitian ini penulis belum bisa menampilkan karena penelitian ini baru bersifat usulan.
Universitas Mercubuana
Laporan Tugas Akhir
68
5.7 Standarisasi Penanggulangan yang baik harus ditetapkan sebagai standar untuk mencegah masalah yang sama terulang. Setelah melihat hasil penanggulangan yang telah dilakukan tentang masalah tingginga breakdown akibat seringnya belt no batch putus. Maka nantinya perlu dibuatkan standarisasi untuk ukuran belt no batch baru dan ukuran gear baru, serta standar perawatan mesin Sig RVS F yang baru.
5.8 Menetapkan Rencana Berikutnya Sebagai kelanjutan dari kegiatan penurunan breakdown pada mesin Sig RVS F, maka rencana selanjutnya adalah melanjutkan kegiatan kaizen di mesin Sig RVS F dengan melihat trend breakdown no batch dari faktor lain yang telah ada.
Universitas Mercubuana