BAB V ANALISA PEMBAHASAN
Proses pengontrolan peralatan ukur dan pantau (Control of Monitoring and Measuring Device – Elemen ISO7.6 ISO 9001 – 2008) di PT Torabika Eka Semesta dilakukan dengan tujuan untuk memastikan bahwa semua instrument baik yang digunakan untuk kepentingan pemantauan, pengukuran proses dan produk akhir serta pengembangan produk
dijaga tingkat ketelitiannya (accuracy).
Berikut adalah uraian
hasil dari materi penelitian yang telah
dilakukan : 5.1 Prosedur Kalibrasi Sistem memasukkan
pemeliharaan
dimulai
data – data instrument
dari
awal
dengan
kedalam suatu database
Checklist kalibrasi. Database ini memuat semua data fisik instrument termasukinterval dan reference dari interval kalibrasi dimiliki. Tindakan pemeliharaan
dilakukan
terbaik yang
dalam bentuk cek,
kalibrasi atau tera dengan mempertimbangkan beberapa hal diatas
87
88
tanpa menyimpang dari tujuan akhir yang hendak dicapai dalam pemeliharaan keakurasian instrument ukur dan pantau. Secara garis besar Proses Kalibrasi yang diterapkan di PT Torabika Eka Semesta terbagi kedalam 2 kelompok bagian terbesar, yaitu : 5.1.1 Kalibrasi Eksternal Kalibrasi ekternal adalah kalibrasi yang dilakukan dengan menggunakan jasa pihak luar yang telah tersertifikasi di karenakan keterbatasan alat pada perusahaan. a. Kalibrasi standard atau kalibrator Kalibrasi standar atau kalibrator ini dilakukan oleh pihak yang mempunyai standard yang lebih tinggi atau baik dari segi akurasi dan telah mendapatkan sertifikat nasional
dan telah masuk
kedalam anggota Komite Akreditasi Nasional (KAN) yaitu suatu badan yang mengesahkan suatu perusahaan atau instansi untuk melakukan jasa layanan kalibrasi. Standar atau kalibrator memerlukan pengecekan oleh standar yang lebih tinggi untuk mengetahui apakah standar yang kita punya masih layak pakai atau tidak untuk dijadikan standar kalibrator internal untuk menjamin pengukuran yang kita lakukan tersebut
mempunyai
dipertanggungjawabkan.
nilai
dengan kalibrator
kebenaran
yang
bias
89
Standar atau kalibrator yang dipunyai perusahaan yang memerlukan pengecekan oleh standar yang lebih tinggi antara lain standard / kalibrator suhu (temperature) dan standard/kalibrator massa (anak timbangan). b. Kalibrasi Metrologi Legal Kalibrasi metrologi legal ini berhubungan dengan metrologi legal, bisa kita sebut tera atau tera ulang.Menera adalah hal menandai dengan tanda tera dahatau tera batal yang berlaku atau member keterangan tertulis yang bertanda tera sah atau tera batal yang berlaku dan dialkukanoleh pegawai yang berhak melakukannya atas alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya yang baru dipakai/diproduksi. Tujuannya
adalah
dimaksudkan
agar
UTTP
itu
benar
penunjukkannya sesuai denan standaryang tealh ditetapkan yang merupakan upaya preventive agar tidak ada pihak yang dirugikan baik produsen, konsumen, penerimaan barang maupun penjual barang. Dalam hal ini pegawai yang berwenang adalah balai metrology. Alat – alat yang memerlukan peneraan
daripihak
metrology yang dipunyai perusahaan antara lain Timbangan Elektronik dan Mekanik, Flow meter dan Tanki.
90
c. Kalibrasi ukuran panjang Kalibrasi ukuran panjang ini untuk saat ini tidak bisa dilakukan secara internal karena belum adanya standar atau kalibrator yang dipunyai perusahaan. Jadi untuk menjamin kebenaran penunjukkan alat ukur panjang yang dimiliki memerlukan pengkalibrasian oleh pihak luar yang mempunyai standarnya. d. Alur proses Kegiatan Eksternal Kalibrasi Alur proses kegiatan kalibrasi dan pengecekan alat ukur secara eksternal melibatkan departemen teknik dalam pengiriman dan penerimaan barang yang akan dan telah dikalibrasi serta departemen pembelian (purchasing) dalam hal penawaran harga kalibrasi yang dilakukan lembaga pihak luar. 5.1.2 Kalibrasi Internal Kalibrasi internal adalah kalibrasi yang dilakukan secara internal atau dilakukan karyawan PT Torabika Eka Semesta sendiri. Kalibrasi internal ini sering juga disebit kalibrasi in house. Kalibrasi yang dilakukan ini berdasarkan pada acuan HACCP = (Hazardous Area Critical Control Point), yaitu titik tertentu dalam area pabrik yang perlu penanganan dan pengawasan khusus, biasanya daerah ini penghasil output produk. a. Kalibrasi Proses kalibrasi ini dilakukan terhadap beberapa titik pengukuran yang diperlukan. Titik pengukuran yang biasa
91
dilakukan adalah 5 titik pengukuran atau lebih secara berulang. Proses kalibrasi ini mempunyai dokumen catatan mutu. b. Pengecekan Proses pengecekan ini
dialkukan hanya pada titik
pemakaian saja secara berulang dan
hanya mempunyai
checklist kalibrasi. c. Alur proses kalibrasi internal Alur proses kalibrasi dan pengecekan alat ukur secara internal meliputi beberapa departemen yang ditangani oleh departemen teknik. 5.2 Analisa Kebutuhan Pengukuran Kalibrasi Analisa kebutuhan pengukuran dapat kita gambarkan dengan mencari berbagai faktor pendukung dan penyebab diperlukannya pengukuran terhadap alat ukur melalui kalibrasi sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan hasil pengukurannya dapat menjamin kepercayaannya. 5.3 Standard Operation Procedure (SOP) Perawatan dan Kalibrasi SOP adalah suatu petunjuk pelaksanaan kegiatan secara berurutan dan sistematis. Berdasarkan penelitian dihasilkan beberapa SOP yang efisien, baik dan benar antara lain SOPmengenai kalibrasi suhu (temperature) dan kalibrasi massa.Berikut hasilnya:
92
5.3.1 Kalibrasi Suhu ( Temperature) SOP kalibrasi suhu (temperature) ini meliputi beberapa macam alat, antara lain Oven/Inkubator dan timbangan. a.
Kalibrasi oven/ inkubator SOP oven/ inkubator meliputi dua aspek, yaitu perawatan dan kalibrasi. Perawatan menitikberatkan pada keamanan,pembersihan dan pemeriksaan untuk standard/ kalibrator untuk menjaga kestabilan dan ketelitiannya, sedangkan Kalibrasi menitikberatkan pada pemakaian standar/ kalibrator dalam proses kalibrasi sehingga hasil pelaksanaan kalibrasi optimum.
93
5.3.2 Kalibrasi Massa (Timbangan) a. Diagram Ketelusuran Definition of kg International Prototype of kg
Pt. Ir Standard Weight
Weights Grade E1
Weights Grade E2
Weights Grade F1.F2
Gambar 5.1 Diagram Ketelusuran Kalibrasi Massa b. Kalibrasi Timbangan Elektronik SOP Timbangan Elektronik meliputi dua aspek, yaitu perawatan dan kalibrasi. Perawatan menitikberatkan pada perawatan standar/ kalibrator untuk menjaga kestabilan dan ketelitiannya, sedangkan kalibrasi menitikberatkan pada pemakaian standar anak timbangan dalam proses kalibrasi timbangan elektronik sehingga hasil pelaksanaan kalibrasi optimum,
meliputi
kemampuan
ulang
pembacaan
,
pengaruh
94
penyimpangan anak timbanagn pada pinggan, pengaruh pengenolan beban (tare), keseragaman skala dan histerisis. 5.4. Cara Perhitungan Proses Kalibrasi Proses perhitungan secara garis besar meliputi 2 hal pokok, yaitu perhitungan kesalahan/ penyimpangan dan perhitungan ketidak pastian 5.4.1 Kalibrasi Oven/ Inkubator Proses perhitungan kalibrasi oven/ inkubator meliputi 2 bagian yaitu cara perhitungan kesalahan/ penyimpangan (error) dan cara perhitungan ketidakpastian. Cara perhitungan kesalahan/ penyimpangan terdiri dari : a. Variasi suhu terbesar (Overall Variation/OV) = (max – min) dari pembacaan Termometer Standar b. Nilai tengah (Measured Enclosure Temperature/ MET) dari pembacaan standar c. Perbedaan suhu ruang dengan suhu alat (Magnitude of Different/D) d. Faktor pengkelasan (f) e. Tentukan f, m, D, RM dan G sesuai table Sedangkan cara perhitungan ketidakpastian meliputi beberapa aspek, antara lain : a. Tipe A
95
a) Hitung standard deviasi dari rata – rata pembacaan pada setting suhu dari n sensor b. Tipe B b) Ketidakpastian kalibrator c) Ketidakpastian Termokopel d) Ketidakpastian Indikator Indikator Digital Indikator Analog e) Hitung ketidakpastian gabungan f) Hitung ketidakpastian yang diperluas Latihan 2 : Sebuah oven digital merk binder no seri ED23 mempunyai karakteristik sebagai berikut : o Dimensi panjang 500 mm, tinggi 550 mm dan lebar 450 mm o Kapasitas 3000 c o Skala terkecil 0.10 C o Ketidakpastian std sertifikat kalibrasi untuk recorder (U1) 0.1 dan termokopel (U2) 0.2 o Faktor cakupan alat sertifikat kalibrasi k (2) Alat tersebut digunakan untuk pengukuran temperature kadar air (suhu pengujian 1210 c +/- 2 tersertifikasi.
0
C) dikalibrasioleh standar yang telah
96
Hitunglah berapa termokopel standar yang yang harus dijadikan standard kalibrator ? Hitunglah berapa standar deviasinya ? Berapa koreksi kesalahan alat? Serta berapa nilai ketidakpastiannya pada tingkat kepercayaan 95 % dengan k=2 ? Serta buat pula laporan kalibrasinya! Penyelesaian : Dalam menyelesaikan persoalan diatas maka langkah – langkah yang harus dilakukan adalah : Tentukan kelas oven ! Hitung volume oven untuk menentukan berapa sensor yang perlu dijadikan standar! Hitung nilai – nilai rata – rata pembacaan standar alat! Hitung nilai variasi suhu sementara ! Hitung standard deviasinya ! Hitung suhu ruang/ OV ! Hitung variasi seluruh suhu / R ! Hitung pula koreksi alat !
97
Hasil perhitungan beberapa langkah penyelesaian diatas adalah sebagai berikut : Kelas oven Karena toleransi +/- 2
0
C maka variasi maksimal temperaturenya
adalah 4 dengan D 100, sehingga berdasarkan table pengkelasan termasuk kelas (G) 6 Volume oven Volume = Panjang X Lebar X Tinggi = (500 X 450 X 550) mm kubik = 123750000 mm kubik = 0.1 mkubik Sensor minimal terpasang N = 3 + (3G0.6) V0.2 = 8.7879 Sensor minimal terpasang adalah 8.7879 atau dibulatkan menjadi 9 sensor 5.4.3 Kalibrasi Massa (Timbangan) Proses perhitungan kalibrasi massa (timbangan) meliputi 3 bagian yaitu cara perhitungan kesalahan/ penyimpangan (error), cara perhitungan ketidakpastian dan Batas Unjuk Kerja Timbangan ( Limit Performance of Balance).
98
Cara perhitungan kesalahan/ penyimpangan terdiri : a) Kemampuan ulang pembacaan b) Pengaruh penyimpanan pada pinggan c) Pengaruh pengenolan beban d) Keseragaman skala e) Histerisis Cara
perhitungan
ketidakpastian
meliputi
beberapa aspek, antara lain : a) Hitung ketidakpastian resolusi timbangan b) Hitung ketidakpastian Repeatabilitas c) Hitung ketidakpastian Uji Histerisis Sedangkan batas unjuk kerja timbangan (limit performance of balance) meliputi batas kerja (f) dan ketidakpastian penimbangan Latihan 3 : Sebuah timbangan elektronik merk AND tipe Mempunyai karakteristik sbb : Kapasitas 220 g Skala terkecil 0.001 g Resolusi 1 g Ketidakpastian std sertifikat kalibrasi (us) 0.12
99
Faktor cakupan alat sertifikat kalibrasi (k) 2 Alat tersebut digunakan untuk penimbangan sample analisa 120 g dikalibrasi oleh standar anak timbangan yang telah tersertifikasi. Hitung koreksi kesalahan alat pada 10 titik pengukuran ? Berapakah batas kinerja timbangan ? Serta berapa nilai ketidakpastiannya pada tingkat kepercayaan 95 % dengan k = 2?Serta buat pula laporan kalibrasinya ! Penyelesaian : Dalam menyelesaikan persoalan diatas maka langkah – langkah yang harus dilakukan adalah : Hitung kemampuan ulang pembacaan timbangan pada mendekati titik nol, setengah kapasitas dan kapasitas maksimum beserta standar deviasinya masing – masing ! Hitung pengaruh penyimpanan pada pinggan ! Hitung pengaruh pengenolan beban ! Hitung koreksi timbangan dengan penimbangan keseragaman skala ! Hitung histerisisnya ! Hitung batas kinerja timbangan ! Hasil perhitungan beberapa langkah penyelesaian diatas adalah sebagai berikut :
100
Ulangan
1
Pembacaan
Selisih
Z
M
M–Z
0.000
0.09
0,099
2
0.000
0.09
0,099
3
0.000
0.100
0,100
4
0.000
0.09
0,099
5
0.001
0.09
0,098
6
0.000
0.100
0,100
7
0.000
0.100
0,100
8
-0, 003
0.100
0,103
9
-0, 006
0.100
0,106
10
0.000
0.100
0,100
Dari data diatas didapatkan bahwa : Rata – rata selisih
= 0.100 g
Standar deviasi
= 0.002
Maksimal perbedaan pembacaan berurutan =0.006 5.5. Analisa Data Lembar Kerja Maintenance (LKM) Lembar Kerja Maintenance adalah suatu permintaan kerja kepada departemen teknik sehubungan dengan adanya kerusakan dan ketidakstabilan instrument.
101
Departemen teknik mempunyai proses pengolahan data LKM masuk dari pihak departemen lain yang harus dikerjakan sesuai dengan jadwal dan persetujuan kepala bagian atan manajer. Bulan (2013)
Frekuensi Permintaan Kalibrasi
Maret
27
April
18
Mei
10
Juni
9
Juli
9
Agustus
7
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari sejak Maret 2013 hingga Agustus 2013 permintaan LKM kalibrasi menurun. Terjadi peningkatan mutu ketahanan dan keakurasian alat atau sensor. Hal ini disebabkan karena semu alat ukur yang masuk prioritas pengecekan dan kalibrasi terdaftar dan terpantau.