154
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam Bab IV ini disajikan deskripsi data, pengujian persyaratan analisis, pengujian hipotesis dan pembahasan, serta keterbatasan penelitian.
A. Deskripsi Data Deskripsi data dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang karakteristik data yang diperoleh. Deskripsi dilakukan dengan menggunakan teknik analisis deskriptif, yakni dengan menghitung rata-rata (M), simpangan baku (standard deviasi – Sd), median (Me), dan modus (Mo) secara keseluruhan dan masing-masing data kelompok. Hasil perhitungan analisis deskriptif dikemukakan berikut ini dan dilengkapi dengan grafik histogram.
1. Kecerdasan Jamak Anak Yang Mengikuti Pembelajaran Berbasis Portofolio Data tentang kecerdasan jamak diperoleh dengan menggunakan tes kecerdasan jamak. Rentang skor idial adalah 0 sampai 133 dengan rata-rata idial sebesar 66,5. a. Kecerdasan Jamak Sebelum Anak Mengikuti Pembelajaran Berbasis Portofolio (Pretes) Hasil tes menunjukkan bahwa data yang dikumpulkan berada pada
155
rentang 41 sampai 97. Hasil analisis data menunjukkan bahwa rata-rata hitung (M) sebesar 69,13, median (Me) 70,00, modus 74,00 dan simpangan baku (Sd) sebesar 14,48. Dengan menggunakan ketentuan Stargus diketahui bahwa banyak kelas interval (k) 6 dan panjang kelas interval (P) 10. Berdasarkan data tersebut disusun distribusi frekuensi skor kecerdasan jamak yang dikemukakan pada Tabel 13. Tabel 13 Distribusi Frekuensi Skor Kecerdasan Jamak Sebelum Anak Mengikuti Pembelajaran Berbasis Portofolio (Pretes) Frekuensi Frekuensi Frekuensi No Interval Kelas
Mutlak
Relatif
Kumulatif
(F)
(%)
(%)
1
42 – 51
4
13,3
13,3
2
52 – 61
5
16,7
30,0
3
62 – 71
7
23,3
53,3
4
72 – 81
8
26,7
80,0
5
82 – 91
4
13,3
93,3
6
92 – 101
2
6,7
100,0
Jumlah
30
100,0
-
Dari hasil analisis diketahui bahwa harga rata-rata hitung berada sedikit di atas harga rata-rata idial. Bila dilihat distribusi data diketahui bahwa sebesar 42% anak Taman Kanak-Kanak Kelompok B memiliki skor kecerdasan jamak di bawah rata-rata idial. Harga tersebut menunjukkan
156
bahwa sebagian anak Taman Kanak-Kanak kelompok B memiliki kecerdasan jamak yang belum berkembang maksimal. Distribusi skor kecerdasan jamak anak yang mengikuti pembelajaran berbasis
portofolio
sebelum
memperoleh
perlakuan
secara
visual
diperlihatkan dalam bentuk grafik histogram pada grafik 1.
Frekuensi
9 8
8 7
7 6
5
5 4
4
4
3 2
2
1 0 41,5
51,5
61,5 71,5 81,5 Skor Interval
91,5
101,5
Grafik 1: Histogram Kecerdasan Jamak Sebelum Anak Mengikuti Pembelajaran Berbasis Portofolio
b. Kecerdasan Jamak Sebelum Anak Mengikuti Pembelajaran Berbasis Penilaian Snapshot (Pretes) Hasil tes menunjukkan bahwa data kecerdasan jamak anak Taman Kanak-Kanak kelompok B berada pada rentang 41 sampai 86,00. Hasil
157
analisis data menunjukkan bahwa rata-rata hitung (M) sebesar 63,17, median (Me) 62,50, modus 60,00 dan simpangan baku (Sd) sebesar 10,16. Dengan menggunakan ketentuan Stargus diketahui bahwa banyak kelas interval (k) 6 dan panjang kelas interval (P) 8. Berdasarkan data tersebut disusun distribusi frekuensi skor kecerdasan jamak yang dikemukakan pada Tabel 14. Tabel 14 Distribusi Frekuensi Skor Kecerdasan Jamak Sebelum Anak Mengikuti Pembelajaran Berbasis Penilaian Snapshot (Pretes) Frekuensi Frekuensi Frekuensi No Interval Kelas
Mutlak
Relatif
Kumulatif
(F)
(%)
(%)
1
41 – 48
2
6,7
6,7
2
49 – 56
4
13,3
20,0
3
57 – 64
12
40,0
60,0
4
65 – 72
7
23,3
83,3
5
73 – 80
3
10,0
93,3
6
81 – 88
2
6,7
100,0
Jumlah
30
100,0
-
Dari hasil analisis diketahui bahwa harga rata-rata hitung sedikit di bawah harga rata-rata idial. Harga ini menunjukkan bahwa sebagian besar anak Taman Kanak-Kanak kelompok B memiliki kecerdasan jamak yang belum berkembang maksimal. Bila dibandingkan dengan rata-rata idial ternyata sebesar 47,0% anak Taman Kanak-Kanak kelompok B memiliki
158
kecerdasan jamak berada di atas rata-rata idial. Distribusi skor kecerdasan jamak anak Taman Kanak-Kanak kelompok B yang mengikuti pembelajaran berbasis penilaian snapshot sebelum mengikuti pembelajaran berbasis penilaian snapshot secara visual diperlihatkan dalam bentuk grafik histogram pada grafik 2. 14
12
12 Frekuensi
10 7
8 6
4
4
3
2
2
2 0 40,5
48,5
56,5
64,5 72,5 Skor Interval
80,5
88,5
Grafik 2: Histogram Kecerdasan Jamak Sebelum Anak Mengikuti Pembelajaran Berbasis Penilaian Snapshot
c. Kecerdasan Jamak Sesudah Anak Taman Kanak-Kanak kelompok B Mengikuti Pembelajaran Berbasis Portofolio (Postes) Data
kecerdasan
jamak
yang
dikumpulkan
sesudah
anak
memperoleh perlakuan pembelajaran berbasis portofolio berada pada
159
rentang 49 sampai 132. Hasil perhitungan statistik deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata hitung (M) sebesar 97,50, median (Me) 104,00 modus (Mo) 126, dan simpangan baku (Sd) sebesar 24,00. Dengan menggunakan ketentuan Stargus diketahui bahwa jumlah interval kelas (k) 6 dan panjang interval kelas (P) 14. Secara lengkap distribusi frekuensi data kecerdasan jamak disajikan dalam Tabel 15. Tabel 15 Distribusi Frekuensi Skor Kecerdasan Jamak Anak Setelah Mengikuti Pembelajaran Berbasis Portofolio Frekuensi Frekuensi Frekuensi No Interval Kelas
Mutlak
Relatif
Kumulatif
(F)
(%)
(%)
1
49 – 62
3
10,0
10,00
2
63 – 76
6
20,00
30,00
3
77 – 90
3
10,00
40,00
4
91– 104
4
13,30
53,30
5
105 – 118
8
26,70
80,00
6
119 – 133
6
20,00
100,00
Jumlah
30
100,0
-
Dari Tabel 15 diketahui bahwa sebesar 44% anak Taman KanakKanak kelompok B memiliki kecerdasan jamak di atas rata-rata hitung. Bila dibandingkan dengan rata-rata idial diketahui bahwa sebesar 90% anak Taman Kanak-Kanak kelompok B memiliki kecerdasan jamak di atas rata-rata
160
idial. Distribusi skor kecerdasan jamak anak yang mengikuti pembelajaran berbasis portofolio secara visual diperlihatkan dalam bentuk grafik histogram
Frekuensi
pada grafik 3.
9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
8 6
6 4
3
48,5
3
62,5
76,5
90,5 104,5 Skor Interval
118,5
133,5
Grafik 3: Histogram Kecerdasan Jamak Setelah Anak Mengikuti Pembelajaran Berbasis Portofolio
2. Kecerdasan Jamak Anak Taman Kanak-Kanak kelompok B Yang Mengikuti Pembelajaran Berbasis Penilaian Snapshot Hasil tes menunjukkan bahwa data kecerdasan jamak anak Taman Kanak-Kanak kelompok B berada pada rentang 54 sampai dengan 112. Hasil analisis data menunjukkan bahwa rata-rata hitung (M) sebesar 89,20, median
161
(Me) 89,20 modus (Mo) 88,00 dan simpangan baku (Sd) sebesar 12,69. Berdasarkan ketentuan Stargus diketahui bahwa jumlah interval kelas (k) 6 dan panjang interval kelas (P) 9. Deskripsi data secara lengkap dikemukakan dalam Tabel 16. Tabel 16 Distribusi Frekuensi Skor Kecerdasan Jamak Anak Yang Mengikuti Pembelajaran Berbasis Penilaian Snapshot
Frekuensi Frekuensi Frekuensi No Interval Kelas
Mutlak
Relatif
Kumulatif
(F)
(%)
(%)
1
54 – 63
1
3,30
3,30
2
64 – 72
1
3,40
6,70
3
74 – 83
7
23,30
30,00
4
84 – 93
8
26,70
56,70
5
94 – 103
11
36,60
93,30
6
104 – 113
2
6,70
100,00
Jumlah
30
100,0
-
Dari Tabel 16 diketahui bahwa sebesar 48% anak Taman KanakKanak kelompok B memiliki kecerdasan jamak di atas rata-rata hitung. Bila dibandingkan dengan rata-rata idial ternyata sebesar 97% anak Taman Kanak-Kanak kelompok B memiliki kecerdasan jamak di atas rata-rata idial. Distribusi
frekuensi
skor
kecerdasan
jamak
anak
yang
mengikuti
162
pembelajaran berbasis penilaian snapshot secara visual diperlihatkan dalam bentuk grafik histogram pada grafik 4. 12
11
10 8 Interval
8
7
6 4 2 2
1
1
0 53,5
63,5
73,5
83,5 93,5 Skor Interval
103,5
113,5
Grafik 4 : Histogram Kecerdasan Jamak Anak Yang Mengikuti Pembelajaran Berbasis Penilaian Snapshot
3. Kecerdasan Jamak Anak Taman Kanak-Kanak kelompok B Yang Memiliki Konsep Diri Positif Mengikuti Pembelajaran Berbasis Portofolio Data kecerdasan jamak pada kelompok anak Taman Kanak-Kanak kelompok B yang memiliki konsep diri positif dan mengikuti pembelajaran berbasis portofolio berada dalam rentang 95 sampai 132. Hasil perhitungan statistik deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata hitung (M) sebesar 117,27, median (Me) 118,00, modus (Mo) 126, dan simpangan baku (Sd) sebesar
163
10,38. Dengan menggunakan ketentuan Stargus diketahui bahwa jumlah interval kelas (k) 5 dan panjang interval kelas (P) 8. Distribusi data secara lengkap disajikan dalam Tabel 17. Tabel 17 Distribusi Frekuensi Skor Kecerdasan Jamak Anak Taman Kanak-Kanak kelompok B Yang Memiliki Konsep Diri Positif Mengikuti Pembelajaran Berbasis Portofolio Frekuensi Frekuensi Frekuensi No Interval Kelas
Mutlak
Relatif
Kumulatif
(F)
(%)
(%)
1
95 – 102
1
6,70
6,70
2
103 – 110
4
26,60
33,30
3
111 – 118
4
26,60
60,00
4
119 – 126
4
26,60
86,70
5
127 – 134
2
13,30
100,0
Jumlah
15
100,0
-
Dari Tabel 17 dapat dilihat bahwa semua skor kecerdasan jamak yang diperoleh anak Taman Kanak-Kanak kelompok B yang memiliki konsep diri positif setelah mengikuti pembelajaran berbasis portofolio berada di atas rata-rata idial. Distribusi data kecerdasan jamak anak Taman Kanak-Kanak kelompok B yang memiliki konsep diri positif mengikuti pembelajaran berbasis portofolio secara visual diperlihatkan dalam bentuk grafik histogram pada grafik 5.
164
Frekuensi
4.5 4
4
4
4
3.5 3 2.5
2
2 1.5 1
1
0.5 0 94,5
102,5
110,5 118,5 Skor Interval
126,5
134,5
Grafik 5: Histogram Kecerdasan Jamak Anak Yang Memiliki Konsep Diri Positif Mengikuti Pembelajaran Berbasis Portofolio
4. Kecerdasan Jamak Anak Anak Taman Kanak-Kanak Kelompok B Yang Memiliki Konsep Diri Negatif Mengikuti Pembelajaran Berbasis Portofolio Rentang data kecerdasan jamak anak Taman Kanak-Kanak kelompok B yang memiliki konsep diri negatif mengikuti pembelajaran berbasis portofolio antara 49 sampai 105. Hasil perhitungan statistik deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata hitung (M) sebesar 77,73, median (Me) 74,00 dan modus 74,00, dan simpangan baku (Sd) sebesar 15,75. Berdasarkan ketentuan Stargus disusun distribusi frekuensi skor kecerdasan jamak anak
165
Taman Kanak-Kanak kelompok B dengan menggunakan interval kelas (k) 5 dan panjang interval kelas (P) 12. Distribusi frekuensi data secara lengkap disajikan dalam Tabel 18. Tabel 18 Distribusi Frekuensi Skor Kecerdasan Jamak Anak Taman Kanak-Kanak Kelompok B Yang Memiliki Konsep Diri Negatif Mengikuti Pembelajaran Berbasis Portofolio No Interval Kelas
Frekuensi Frekuensi Frekuensi Mutlak Relatif Kumulatif (F) (%) (%) 2 13,30 13,30
1
49 – 60
2
61 – 72
4
26,70
40,00
3
73 – 84
4
26,70
66,70
4
85 – 96
3
20,00
86,70
5
97 – 108
2
13,30
100,0
Jumlah
15
100,0
-
Dari Tabel 18 dapat dilihat bahwa sebesar 27% anak Taman KanakKanak kelompok B dengan konsep diri negatif memiliki kecerdasan jamak berada pada rata-rata hitung. Sebesar 36% berada di atas rata-rata hitung. Bila dibandingkan dengan rata-rata idial ternyata sebesar 75% anak Taman Kanak-Kanak kelompok B dengan konsep diri negatif mengikuti pembelajaran berbasis portofolio memiliki kecerdasan jamak di atas rata-rata idial. Distribusi data kecerdasan jamak anak Taman Kanak-Kanak
166
kelompok B yang memiliki konsep diri negatif mengikuti pembelajaran berbasis portofolio secara visual diperlihatkan dalam bentuk grafik histogram
Frekuensi
pada grafik 6. 4.5 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0
4
4 3
2
48,5
2
60,5
72,5 84,5 Skor Interval
96,5
108,5
Grafik 6: Histogram Kecerdasan Jamak Anak Yang Memiliki Konsep Diri Negatif Mengikuti Pembelajaran Berbasis Portofolio
5. Kecerdasan Jamak Anak Taman Kanak-Kanak kelompok B Yang Memiliki Konsep Diri Positif Mengikuti Pembelajaran Berbasis Penilaian Snapshot Data kecerdasan jamak Taman Kanak-Kanak kelompok B yang memiliki konsep diri positif mengikuti pembelajaran berbasis penilaian snapshot berada pada rentang 68 sampai 102. Hasil perhitungan statistik deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata hitung (M) sebesar 85,73, median (Me) 85,00 dan modus
88,00, dan simpangan baku (Sd) sebesar 9,52.
167
Berdasarkan ketentuan Stargus diketahui bahwa jumlah interval kelas (k) 5 dan panjang interval kelas (P) 7. Dengan menggunakan ketentuan tersebut disusun distribusi frekuensi data
kecerdasan jamak yang secara lengkap
disajikan dalam Tabel 19. Tabel 19 Distribusi Frekuensi Skor Kecerdasan Jamak Anak Taman Kanak-Kanak Kelompok B Yang Memiliki Konsep Diri Positif Mengikuti Pembelajaran Berbasis Penilaian Snapshot Frekuensi Frekuensi Frekuensi No Interval Kelas
Mutlak
Relatif
Kumulatif
(F)
(%)
(%)
1
68 – 74
2
13,35
13,35
2
75 – 81
2
13,35
26,70
3
82 – 88
5
46,60
73,30
4
89 – 95
3
6,70
80,00
5
96 – 102
3
20,00
100,0
Jumlah
15
100,0
-
Dari Tabel 19 dapat diketahui bahwa sebesar 68% anak Taman Kanak-Kanak kelompok B dengan konsep diri positif memiliki kecerdasan jamak berada di bawah rata-rata hitung. Bila dibandingkan dengan rata-rata idial diketahui bahwa semua anak Taman Kanak-Kanak kelompok B memiliki kecerdasan jamak berada di atas rata-rata idial. Distribusi data kecerdasan jamak anak Taman Kanak-Kanak
168
kelompok B yang memiliki konsep diri positif mengikuti pembelajaran berbasis penilaian snapshot secara visual diperlihatkan dalam bentuk grafik histogram pada grafik 7. 6 5
Frekuensi
5 4 3
3
3 2
2
2 1 0 67,5
74,5
81,5 88,5 Skor Interval
95,5
102,5
Grafik 7: Histogram Kecerdasan Jamak Anak Yang Memiliki Konsep Diri Positif Mengikuti Pembelajaran Berbasis Penilaian Snapshot
6. Kecerdasan Jamak Anak Taman Kanak-Kanak Kelompok B Yang Memiliki Konsep Diri Negatif Mengikuti Pembelajaran Berbasis Penilaian Snapshot Data kecerdasan jamak anak Taman Kanak-Kanak kelompok B yang memiliki konsep diri negatif mengikuti pembelajaran berbasis penilaian snapshot berada pada rentang 54 sampai 112. Hasil perhitungan statistik deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata hitung (M) sebesar 92,67, median (Me) 98,00 dan modus 101,00, dan simpangan baku (Sd) sebesar 14,74.
169
Berdasarkan ketentuan Stargus diketahui bahwa jumlah interval kelas (k) 5 dan panjang interval kelas (P) 12. Dengan ketentuan tersebut disusun distribusi frekuensi yang disajikan dalam Tabel 20. Tabel 20 Distribusi Frekuensi Skor Kecerdasan Jamak Anak Taman Kanak-Kanak Kelompok B Yang Memiliki Konsep Diri Negatif Mengikuti Pembelajaran Berbasis Penilaian Snapshot Frekuensi Frekuensi Frekuensi No Interval Kelas
Mutlak
Relatif
Kumulatif
(F)
(%)
(%)
1
54 – 65
1
6,70
6,70
2
66 – 77
2
13,30
20,00
3
78 – 89
3
20,00
40,00
4
90 – 101
7
46,70
86,70
5
102 – 113
2
13,30
100,0
Jumlah
15
100,0
-
Dari Tabel 20 diketahui bahwa sebesar 45% anak Taman KanakKanak kelompok B dengan konsep diri negatif yang mengikuti pembelajaran berbasis penilaian snapshot memiliki kecerdasan jamak di atas rata-rata hitung. Bila dilihat dari rata-rata idial ternyata sebanyak 94% anak Taman Kanak-Kanak kelompok B dengan konsep diri negatif mengikuti pembelajaran berbasis penilaian snapshot memiliki kecerdasan jamak berada di atas ratarata idial.
170
Distribusi data kecerdasan jamak anak Taman Kanak-Kanak kelompok B yang memiliki konsep diri positif mengikuti pembelajaran berbasis penilaian snapshot secara visual diperlihatkan dalam bentuk grafik histogram pada grafik 8. 8
7
7 Frekuensi
6 5 4
3
3
2
2
2
1
1 0 53,5
65,5
77,5 89,5 Skor Inte rva l
101,5
113,5
Grafik 8: Histogram Kecerdasan Jamak Anak Yang Memiliki Konsep Diri Negatif Mengikuti Pembelajaran Berbasis Penilaian Snapshot
B. Pengujian Persyaratan Analisis Ada beberapa asumsi yang perlu dipenuhi untuk menggunakan Analisis of Variance. Asumsi yang dimaksud terdiri dari 1) normalitas (multivariate normality), 2) homogenitas (homogeneity of variance), dan 3) random sampling. Asumsi ketiga sudah terpenuhi pada saat dilakukan penentuan sampel penelitian, yaitu dengan menentukan secara random Taman Kanak-Kanak yang memperoleh perlakuan. Berikut ini akan dilakukan uji asumsi, yaitu uji normalitas dan homogenitas.
171
1. Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data untuk setiap kelompok. Hasil uji normalitas menunjukkan apakah data setiap kelompok berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data kecerdasan jamak anak Taman Kanak-Kanak Kelompok B dilakukan terhadap semua kelompok, yaitu : a. Kecerdasan jamak anak Taman Kanak-Kanak Kelompok B yang mengikuti pembelajaran berbasis portofolio b. Kecerdasan jamak anak Taman Kanak-Kanak Kelompok B yang mengikuti pembelajaran berbasis penilaian snapshot c. Kecerdasan jamak anak Taman Kanak-Kanak Kelompok B yang memiliki konsep diri positif d. Kecerdasan jamak anak Taman Kanak-Kanak Kelompok B yang memiliki konsep diri negatif e. Kecerdasan jamak anak Taman Kanak-Kanak Kelompok B yang memiliki konsep diri positif mengikuti pembelajaran berbasis portofolio f. Kecerdasan jamak anak Taman Kanak-Kanak Kelompok B yang memiliki konsep diri negatif mengikuti pembelajaran berbasis portofolio g. Kecerdasan jamak anak Taman Kanak-Kanak Kelompok B yang memiliki konsep diri positif mengikuti pembelajaran berbasis penilaian snapshot h. Kecerdasan jamak anak Taman Kanak-Kanak Kelompok B yang memiliki konsep diri negatif mengikuti pembelajaran berbasis penilaian snapshot Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan Liliefors.
172
Langkah yang dilakukan dalam uji Lilliefors adalah sebagai berikut1: a) mengurutkan data dari yang terkecil ke yang terbesar dan dilanjutkan dengan menentukan frekuensi tiap-tiap data, b) menentukan nilai z dari tiap-tiap data, c) menentukan besar peluang untuk masing-masing nilai z berdasarkan tabel z – F(z), d) menghitung frekuensi kumulatif relatif dari masing-masing z (Sz), e) menentukan nilai Lo = IF(z) – S(z)I dan membandingkan dengan Lt dari tabel Lilliefors, f) menggunakan Lo < Lt untuk menentukan sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dengan menggunakan langkah tersebut diperoleh Lo dari setiap kelompok. Hasil perhitungan untuk semua kelompok disajikan dalam Tabel 21. Perhitungan lengkap dikemukakan pada lampiran. Tabel 21 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Kecerdasan Jamak Kelompok Data
1
n
Lo
Lt
Keterangan
Kelompok A1
30 0,115
0,1610
Normal
Kelompok A2
30 0,090
0,1610
Normal
Kelompok B1
30 0,130
0,1610
Normal
Kelompok B2
30 0,087
0,1610
Normal
Kelompok A1B1
15 0,105
0,2200
Normal
Kelompok A2B1
15 0,144
0,2200
Normal
Kelompok A1B2
15 0,139
0,2200
Normal
Kelompok A2B2
15 0,153
0,2200
Normal
Santoso Mawarni, Statistika Terapan Teknik Analisis Data, (Jakarta : Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta, 2001), h. 19
173
Dari Tabel 21 dapat dilihat bahwa semua kelompok data memiliki Lo lebih kecil dari Lt. Berarti, semua kelompok data berdistribusi normal. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa persyaratan analisis normalitas terpenuhi untuk semua kelompok data.
2. Homogenitas Persyaratan analisis yang berikutnya adalah uji homogenitas varians. Uji homogenitas varians dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal dari populasi yang bersifat homogen atau tidak. Ada tiga pengujian homogenitas varians, yaitu uji homogenitas data kecerdasan jamak dua kelompok perlakuan (antara kelompok pembelajaran berbasis portofolioA1 dan kelompok pembelajaran berbasis penilaian snapshot-A2), dua kelompok atribut (antara kelompok konsep diri positif - B1 dan konsep diri negatif B2), empat kelompok sel dalam rancangan eksperimen (antara kelompok A1B1, A2B1, A1B2, A2B2).
a. Uji Homogenitas Varians Pada Dua Kelompok Perlakuan Uji homogenitas pada dua kelompok perlakuan dilakukan dengan menggunakan statistik F untuk menghitung F ratio dengan cara membagi varians terbesar dengan varians terkecil2. Kriteria yang digunakan adalah
2
Russeffendi, Statistik Dasar Untuk Penelitian Pendidikan, (Bandung : IKIP Bandung Press, 1998), h. 298
174
kelompok homogen bila Fhitung lebih kecil dari pada Fkritis (1-σFmaks:2,29)3. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa dalam kelompok perlakuan diketahui varians (s2) terbesar adalah 528,98 dan varians terkecil (s2) adalah 161,06. Dengan membagikan kedua angka tersebut diperoleh indeks homogenitas varians antara dua kelompok yang diuji (Fmaks hitung) adalah 3,28. Harga Ft(0,01:2,29) adalah 3,33. Dengan demikian Fmaks
hitung
< Fmaks
tabel,
yang
berarti Ho diterima. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa dua kelompok yang diuji, yaitu kelompok pembelajaran portofolio (A1) dan kelompok pembelajaran penilaian snapshot (A2) adalah berasal dari populasi yang bersifat homogen homogen.
b. Uji Homogenitas Varians Pada Dua Kelompok Atribut Uji homogenitas pada dua kelompok atribut dilakukan sama dengan kelompok perlakuan, yaitu menggunakan statistik F untuk menghitung F ratio dengan cara membagi varians terbesar dengan varians terkecil. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa dalam kelompok atribut diketahui varians (s2) terbesarnya adalah 352,95 dan varians (s2) terkecil adalah 282,30. Jadi indeks homogenitas varians antara dua kelompok yang diuji (Fh) adalah 1,25, sedang Ft(0,01:2.29) adalah 3,33. Berarti, Fmaks
hitung
<
Fmaks tabel, yang berarti Ho diterima. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa dua kelompok yang diuji, yaitu kelompok konsep diri positif (B1) dan konsep 3
Ibid., 299
175
diri negatif (B2) adalah berasal dari populasi yang bersifat homogen.
c. Uji Homogenitas Varians Pada Empat Kelompok Sel Rancangan Eksperimen Uji homogenitas pada empat kelompok sel rancangan eskperimen merupakan uji homogenitas data skor kecerdasan jamak antara kelompok anak yang memiliki konsep diri positif belajar dalam pembelajaran berbasis portofolio (A1B1), anak yang memiliki konsep diri positif belajar dalam pembelajaran berbasis penilaian snapshot (A1B2), anak yang memiliki konsep diri negatif belajar dalam pembelajaran berbasis portofolio (A2B1), dan anak yang memiliki konsep diri negatif belajar dalam pembelajaran berbasis penilaian snapshot (A2B2). Untuk menguji homogenitas varians empat kelompok data dari masing-masing kelompok eksperimen dilakukan dengan uji Bartlett4 pada taraf signifikansi (α) =0,01, yaitu dengan membanding harga χ2 hitung dengan χ2 tabel. χ2 adalah dk jIn sj2 - ∑dki In si2. Kriteria penolakan adalah tolak Ho jika χ2hitung > χ2tabel pada dk = (k-1) α=0,01 yang berarti varians masing-masing kelompok tidak homogen dan sebalik terima Ho jika harga χ2hitung < χ2tabel α=0,01 maka varians masing-masing kelompok homogen.
4
Ibid.,297
176
Tabel 22 Ringkasan Perhitungan Varians Gabungan No
Statistik
1 Mean (X) 2 S.deviasi (Sd) 3 Varians (S ) 4 Jumlah data (N)
Interaksi A1*B1
A1*B2 A2*B1 A2*B2
Gabungan
117.27
77.73
85.73
92.67
93.35
10.38
15.75
9.52
14.74
19.49
90.64 217.24
379.79
107.78 248.07 15
15
15
15
60
Dari Tabel 22 diketahui harga varians gabungan sebesar 379,79. Selanjutnya dilakukan perhitungan untuk mengetahui nilai B dan harga χ2. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan data yang dikemukakan pada Tabel 23. Tabel 23 Ringkasan Perhitungan dk 1/dk
Si2
log Si2 (dk).log Si2
dk*Si2
No
Sel
1
A1*B1
14 0.07 107.78
2.03
28.46
1508.93
2
A1*B2
14 0.07 248.07
2.39
33.52
3472.93
3
A2*B1
14 0.07
90.64
1.96
27.40
1268.93
4
A2*B2
14 0.07 217.24
2.34
32.72
3041.33
122.10
9292.13
Jumlah 56
663.72
Hasil perhitungan χ2 menunjukkan harga χ2hitung sebesar 5,105 sedang χ2tabel
α=0,05
sebesar 7,810. Kedua angka menunjukkan bahwa χ2hitung
177
< χ2tabel
α=0,05
7,810. berarti, Ho diterima. Dengan demikian dapat dinyatakan
bahwa ke empat kelompok data kecerdasan jamak, yaitu A1B1, A1B2, A2B1, A2B2 berasal dari populasi yang bersifat homogen. Tabel 24 Ringkasan Perhitungan χ2 h Kelompok
Varians
Varians
Harga
(s2)
Gabungan
B
A1B1
107,78
A1B2
248,06
A2B1
90,64
A2B2
217,24
379,79
χ2 h
χ2 t,5% Keterangan
124,316 5,105 7,810
Homogen
C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan Persyaratan pengujian analisis untuk analysis of varians untuk data tiap kelompok telah dipenuhi, yaitu data setiap kelompok berdistribusi normal, memiliki varians yang homogen dan dari sampel yang ditentukan secara random. Dengan demikian uji hipotesis dengan analysis of varians dua jalur dari kecerdasan jamak dapat dilakukan. Berikut ini akan disajikan pengujian hipotesis penelitian. Hasil analisis data dengan analysis of varians dua jalur dari kecerdasan jamak dapat diikhtisarkan dalam Tabel 25.
178
Tabel 25 Rangkuman Hasil Analysis of Varians Kecerdasan Jamak
Sumber
Jumlah
Varians
Kuadrat (JK)
Pembelajaran
Ft
Derajat
Rata-Rata
Kebebasan (db)
(α=
Fh
Kuadrat
0,05)
1033,35
1
1033,35
6,23
4,013
Konsep Diri (B)
3985,35
1
3985,35
24,02
4,013
Interaksi (AB)
8096,82
1
8096,82
48,80
4,013
9292,13
56
165,93
-
-
Total Reduksi
22407,65
59
-
-
-
1. Perbedaan
Kecerdasan
(A)
Dalam Kelompok (D)
Pembelajaran
Berbasis
Jamak
Antara
Anak
Yang
Mengikuti
dan
Anak
Yang
Mengikuti
Portofolio
Pembelajaran Berbasis Penilaian Snapshot Hipotesis penelitian pertama berbunyi : “terdapat perbedaan yang signifikan pada kecerdasan jamak antara anak yang mengikuti pembelajaran berbasis portofolio dengan anak yang mengikuti pembelajaran berbasis penilaian
snapshot.
Kecerdasan
jamak
anak
yang
belajar
dalam
pembelajaran berbasis portofolio lebih tinggi dari pada kecerdasan jamak anak yang mengikuti pembelajaran berbasis penilaian snapshot”.
179
Hasil analysis of varians menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar 6,23. Nilai Ftabel pada taraf signifikansi 0,05 sebesar 4,18. Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel pada taraf signifikansi 0,05. Ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara pembelajaran berbasis portofolio dan pembelajaran berbasis penilaian snapshot terhadap kecerdasan jamak. Di samping itu, hasil analysis of varians dua jalur menunjukkan bahwa anak Taman Kanak-Kanak kelompok B yang belajar dengan pembelajaran berbasis portofolio memiliki rata-rata kecerdasan jamak sebesar 97,50 sedangkan anak Taman Kanak-Kanak kelompok B yang belajar dengan pembelajaran berbasis penilaian snapshot memiliki rata-rata kecerdasan jamak 89,20. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kecerdasan jamak anak Taman Kanak-Kanak kelompok B yang belajar dalam pembelajaran berbasis portofolio lebih tinggi daripada kecerdasan jamak anak Taman Kanak-Kanak kelompok B yang belajar dalam pembelajaran berbasis snapshot.
2. Perbedaan kecerdasan jamak anak yang memiliki konsep diri positif berdasarkan pembelajaran Hipotesis penelitian kedua berbunyi “terdapat perbedaan yang signifikan pada kecerdasan jamak anak yang memiliki konsep diri positif, kecerdasan jamak anak yang belajar dalam pembelajaran berbasis portofolio
180
lebih tinggi dari pada kecerdasan jamak anak yang belajar dalam pembelajaran berbasis penilaian snapshot”. Hasil analysis of varians dua jalur menunjukkan bahwa kelompok anak yang memiliki konsep diri positif yang belajar dalam pembelajaran berbasis portofolio memiliki rata-rata skor kecerdasan jamak sebesar 108,60, sedang anak yang memiliki konsep diri positif belajar dalam pembelajaran berbasis penilaian snapshot memiliki rata-rata skor kecerdasan jamak sebesar 85,73. Rata-rata kuadrat dalam analysis of varians dua jalur diketahui sebesar 165,93. Tabel 26 Perbedaan kecerdasan jamak anak yang memiliki konsep diri positif berdasarkan pembelajaran Pembelajaran Rata-Rata
Portofolio Snapshot Fhitung Ftabel (α=0,05) 117,27
85,73
Rata-Rata Kuadart Dalam (RKD)
165,93
Derajat Kebebasan
15
9,481
4,013
Untuk mengetahui keberartian perbedaan kecerdasan jamak analisis dilanjutkan dengan uji Scheffé. Hasil perhitungan menunjukkan harga Fhitung sebesar 9,481. Sedang harga Ftabel pada taraf signifikansi 0,05 sebesar 4,013. Dengan membanding kedua harga F tersebut diketahui bahwa harga Fhitung lebih besar dari Ftabel pada taraf signifikansi 0,05, sehingga Ho ditolak
181
dan Ha diterima. Berarti, bagi anak yang memiliki konsep diri positif yang belajar dalam pembelajaran berbasis portofolio memiliki kecerdasan jamak lebih tinggi dari pada anak yang belajar dalam pembelajaran berbasis penilaian snapshot. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pembelajaran berbasis portofolio lebih dapat meningkatkan kecerdasan jamak anak yang memiliki konsep diri positif dari pada pembelajaran berbasis penilaian snapshot. Hasil perhitungan uji F Scheffé diikhtisarkan seperti pada Tabel 26
3. Perbedaan kecerdasan jamak anak yang memiliki konsep diri negatif berdasarkan pembelajaran Hipotesis penelitian ketiga berbunyi “terdapat perbedaan yang signifikan pada kecerdasan jamak anak yang memiliki konsep diri negatif, kecerdasan jamak anak yang belajar dalam pembelajaran berbasis portofolio lebih rendah dari pada kecerdasan jamak anak yang belajar dalam pembelajaran berbasis penilaian snapshot”. Hasil analysis of varians dua jalur menunjukkan bahwa kelompok anak yang memiliki konsep diri negatif belajar dalam pembelajaran berbasis portofolio memiliki rata-rata skor sebesar 77,73. Anak yang memiliki konsep diri negatif belajar dalam pembelajaran berbasis penilaian snapshot memiliki rata-rata skor sebesar 88,73. Rata-rata kuadrat dalam analysis of varians dua jalur sebesar 165,93.
182
Untuk menentukan kelompok mana yang kecerdasan jamaknya lebih tinggi dilakukan uji F Scheffé. Hasil uji F Scheffé memperoleh Fhitung sebesar 4,490 sedang Ftabel pada taraf signifikansi 0,05 sebesar 4,013. Ternyata Fhitung lebih besar dari Ftabel pada taraf signifikansi 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti, anak yang memiliki konsep diri negatif belajar dalam pembelajaran berbasis portofolio memiliki kecerdasan jamak lebih rendah dari pada anak yang memiliki konsep diri negatif belajar dalam pembelajaran berbasis penilaian snapshot. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pembelajaran berbasis penilaian snapshot lebih dapat meningkatkan kecerdasan jamak anak yang memiliki konsep diri negatif dari pada pembelajaran
berbasis
portofolio.
Hasil
perhitungan
uji
F
Scheffé
dikemukakan dalam Tabel 27. Tabel 27 Perbedaan kecerdasan jamak anak yang memiliki konsep diri negatif berdasarkan pembelajaran Pembelajaran Rata-Rata
Portofolio Snapshot Fhitung Ftabel (α=0,05) 77,73
92,67
Rata-Rata Kuadart Dalam (RKD)
165,93
Derajat Kebebasan
15
4,490
4,013
183
4. Pengaruh interaksi antara pembelajaran dengan konsep diri terhadap kecerdasan jamak di Taman Kanak-Kanak Hipotesis penelitian keempat berbunyi “terdapat pengaruh interaksi antara pembelajaran dan konsep diri terhadap kecerdasan jamak”. Hipotesis penelitian ini diuji dengan melihat hasil analysis of varians yang dikemukakan dalam Tabel 25.
Rata-rata Kecerdasan Jamak
140 120
117.27
100 80
92.67 85.73
77.73
Positif Negatif
60 40 20 0 Portofolio
Snapshot Pembelajaran Gambar 7
Interaksi antara pembelajaran dengan kosep diri terhadap kecerdasan jamak
184
Hasil uji hipotesis kedua dan ketiga mengindikasikan adanya interaksi antara pembelajaran dengan kosep diri dalam pengaruhnya terhadap kecerdasan jamak. Hasil analysis of varians menegaskan indikasi tersebut. Hal tersebut terbukti dengan hasil analysis of varians yang dikemukakan dalam Tabel 25 menunjukkan bahwa harga Fhitung 48,80. Harga tersebut lebih besar dari Ftabel pada taraf signifikansi 0,05, yaitu sebesar 4,013, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti, terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara pembelajaran dengan konsep diri terhadap kecerdasan jamak. Untuk lebih jelasnya interaksi yang terjadi divisualisasikan dalam gambar 7. Berkenaan dengan hasil pengujian hipotesis penelitian tersebut, beberapa hal perlu
dibahas/didiskusikan
lebih
lanjut.
Pengujian hipotesis pertama, menunjukkan bahwa Gambar 8 Seorang anak ke depan kelas untukmenyepakati tugas yang akan dilakukan beserta kriterianya
secara
keseluruhan
kecerdasan
jamak anak Taman Kanak-Kanak kelompok B yang belajar dalam pembelajaran berbasis portofolio lebih tinggi dari pada kecerdasan jamak
anak
yang
belajar
dalam
pembelajaran berbasis penilaian snapshot. Hal tersebut dapat terjadi disebabkan pembelajaran berbasis portofolio memiliki beberapa keunggulan. Pertama,
pembelajaran
berbasis
portofolio
melibatkan
anak
dalam
185
menentukan kriteria keberhasilan belajar. Keterlibatan tersebut membuka peluang terjadinya interaksi antara guru dengan anak secara intensif. Dengan keterlibatan tersebut, anak dapat mengetahui apa yang ingin dicapai dalam pembelajaran yang diikutinya.
Menurut Fusco, Quinn dan Hauck dalam pembelajaran berbasis portofolio terjadi interaksi antara guru dan anak yang dapat membuat anak senang dan termotivasi serta Gambar 9 Anak antusias memperhatikan dan aktif bertanya berbagai hal yang muncul dalam pembelajaran
anak belajar sesuai dengan minat dan tingkat kemampuannya5.
Pernyataan
ini
sejalan
dengan salah satu prinsip belajar anak usia dini yang dikemukakan Vos6, yaitu anak belajar harus berada pada situasi yang santai dan tidak tertekan. Salah satu penelitian
menunjukkan
bahwa
80%
masalah belajar berkaitan dengan rasa
Gambar 10 Anak bersemangat mengikuti kegiatan belajar (mengamati ikan) dengan mengajukan pertanyaan
tertekan yang diderita anak7. Oleh karena
5
Esther, Fusco, Mary C. Quinn, and Marjorie Hauck, The Portfolio Assessment, A Practical Guide for and Organizing Portfolio Evaluating, (New York : Berrent Publication Inc., 1993), h.2 6 Jeannette, Vos, Can Preschool Children Be Taught a School Language?, http://www.earlychildhood.com. 2008 7 Ibid
186
itu, guru perlu menciptakan kondisi yang menyenangkan.
Hal
tersebut
dapat
dilakukan antara lain dengan memberi peluang kepada anak untuk terlibat dalam kegiatan
pembelajaran
dan
melakukan
kegiatan sesuai dengan minatnya. Kondisi tersebut dapat membuat anak memiliki
Gambar 11 Anak dapat melakukan kegiatan belajar secara berkelompok
semangat dan kekuatan untuk terus melakukan berbagai aktivitas belajar. Aktivitas yang dilakukan anak menurut Bredekamp dan Copple8 memberi peluang kepada anak belajar melalui kegiatan mengamati dan berpartisipasi dengan anak lain dan orang dewasa (guru). Melalui situasi tersebut anak memperoleh pengalaman menyentuh Gambar 12 Anak mengikuti kegiatan belajar dengan melihat, menyentuh, mendengarkan dan lain-lain
8
aspek-aspek kecerdasannya.
Melalui
Sue, Bredekamp, dan Carol Cople. Developmentally Appropriate Practice in Early Childhood Program. (Washington. D.C.: National Association for the Education of Young Children, 2006), h. 36
187
kegiatan mengamati anak dapat melihat bentuk, ukuran dan karakteristik fisik objek yang merupakan bagian dari aspek logika matematik. Anak dapat mengemukakan apa yang diketahui atau dirasakan (aspek
Gambar 13 Anak dapat melakukan kegiatan secara individual
intrapersonal menunggu
dan giliran
linguistik), untuk
sabar
mengamati
langsung (aspek interpersonal), menyentuh langsung objek pembelajaran, pada waktu itu tentang ikan (aspek naturalis). Aktivitas tersebut terus terjadi dalam kegiatan belajar yang berlangsung pada satu hari. Kegiatan belajar yang dilakukan dalam beberapa bentuk kegiatan dapat menyentuh hampir semua aspek kecerdasan jamak. Kedua, pembelajaran berbasis portofolio memberi peluang yang cukup besar aktivitas
pada
anak
belajar
untuk sesuai
melakukan dengan
keinginannya. Anak dapat melakukan kegiatan secara individual atau secara kelompok. Dengan cara seperti itu anak
Gambar 14 Secara berkelompok anak membaca buku dengan dibimbing oleh guru
relatif lebih bebas menuangkan keinginan dalam kegiatan belajar dan karyanya. Ketiga, pembelajaran berbasis portofolio memberi kesempatan
188
kepada anak dan guru untuk mendokumentasi semua aktivitas dan karya yang dihasilkan anak dalam pembelajaran. Kesempatan tersebut membuka peluang kepada guru dan anak untuk melihat semua karya yang dihasilkan setiap hari. Hal ini sejalan dengan Gronlund yang mengemukakan bahwa portofolio mencakup berbagai contoh pekerjaan anak9. Contoh pekerjaan yang pernah dihasilkan dapat dilihat anak dan anak dapat membandingkan antara karya yang satu dengan yang lain. Proses ini dapat menumbuhkan pengetahuan tentang apa-apa yang menjadi kelebihan dan kekurangannya. Selanjutnya, contoh pekerjaan tersebut dapat digunakan sebagai bahan bagi anak untuk melakukan kegiatan berikutnya yang akan menghasilkan karya yang lain yang lebih baik atau baru.
Gambar 15 Anak dapat membandingkan karya yang dihasilkan dalam kegiatan belajar
Keempat, pembelajaran berbasis portofolio memberi peluang 9
Norman, E.,Gronlund,., Assessment of Student Achievement sixth edition. (Boston : Allyn and Bacon, 1998), h.159
189
kepada anak untuk mempersentasikan karyanya. Persentasi dapat dilakukan secara langsung atau melalui papan pamer (display). Kegiatan ini memberi peluang kapada anak untuk menjelaskan apa-apa yang diinginkan dan dirasakan saat melakukan aktivitas sehingga menghasilkan karya tersebut. Selain itu, anak dilatih untuk menghargai karya dan pendapat temannya. Kesempatan untuk
Gambar 14 Anak mempersentasikan karya yang dihasilkannya
menyajikan
dan
temannya
dapat
melihat
karya
memunculkan
sendiri
dan
keinginan
membuat karya yang lebih baik. Kelima,
pembelajaran
berbasis
portofolio mendorong anak untuk melakukan refleksi atas kegiatan belajar yang baru dilalui. Upaya tersebut dilakukan dengan memberi kesempatan kepada
anak
mempresentasikan
untuk karya
yang
dihasilkan. Selain itu, anak dapat ikut menilai sendiri pekerjaannya dan pekerjaan temannya. Hal ini memunculkan
kesadaran
dan
keinginan untuk melakukan yang lebih baik lagi. Menurut Bredekamp
Gambar 15 Kumpulan karya anak yang dipajang untuk bahan refleksi
190
dan Copple10 rasa menghargai muncul dari pengalaman mereka berinteraksi dan kemampuan-kemampuan yang mereka miliki untuk memiliki keterampilan yang dibutuhkan dalam konteks sosial dimana mereka hidup dan tumbuh. Pengalaman yang dimaksudkan Bredekamp dan Copple antara lain adalah pengalaman
menghasilkan
sesuatu
dari
kegiatan
belajar
dan
mempersentasikan karya tersebut didepan teman-teman satu kelas.
D. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini telah dirancang dengan cermat dengan prosedur baku sebagaimana harusnya penelitian eksperimen dilaksanakan. Namun, ada beberapa keterbatas yang perlu dipertimbangkan. 1. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian kuasi eksperimen yang berbeda dengan penelitian eksperimen sesungguhnya (true experiment). Variabel bebas tidak dapat dikontrol secara ketat sebagaimana halnya penelitian eksperimen murni di laboratorium. Penelitian berlatar sosial di kelas (pembelajaran) yang cenderung berubah-ubah dan sangat terbuka terhadap pengaruh berbagai faktor yang ada. 2. Penelitian dilakukan di Taman Kanak-Kanak kelompok B Al Ihsan dan Medina dengan jumlah sampel 60 anak Taman Kanak-Kanak kelompok B sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasi kepada semua Taman Kanak-Kanak kelompok B di segala kelompok. 10
Sue, Bredekamp, dan Carol Cople., op.cit., h. 87
191