34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Penelitian Pada bagian ini akan dijelaskan data tentang hasil belajar peserta didik dengan tingkat kemampuan hasil belajar pada materi listrik dinamis di SMA Negeri 1 Tilamuta, data hasil penelitian ini disajikan dalam dua kelompok, yaitu: a. Data hasil belajar siswa yang diberikan pada pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw b. Data hasil belajar siswa yang diberikan pada pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Selengkapnya uraian penjelasan data masing-masing kelompok dapat disajikan sebagai berikut: Penelitian yang digunakan ini termasuk penelitian eksperimen yang proses pengambilan datanya dibuat dengan cara memberikan respon kepada objek (responden) atau pengaruh sehingga responden memperoleh pengaruh dari respon yang diberikan. Untuk mendapatkan pengaruh dari model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar siswa, peneliti menerapkan model tersebut dalam pembelajaran untuk hasil kegiatan belajar mengajar di kelas Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil belajar siswa yang diperoleh melalui tes hasil belajar siswa. Data yang digunakan tersebut adalah skor hasil belajar posttest, Sedangkan untuk kemajuan hasil belajar siswa dilihat dari selisih antara
35
pretest dan posttes. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa hasil belajar pada kelas eksperimen mendapatkan jumlah skor rata-rata adalah 50.79 sedangkan kelas kontrol mendapatkan jumlah skor rata-rata adalah 36.41, hal ini dapat dilihat lengkap pada tabel data skor hasil belajar pada (lampiran 14 Dan 15). Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Jigsaw lebih tinggi tingkat hasil belajarnya dibandingkan dengan kelas
Distribusi Skor Rata-Rata Hasil Belajar Siswa
kontrol yang menggunakan model Cooperatif Learning.
60
50.79
50 36.41
40 30 20 10 0 Eksperimen
Kontrol Kelas
Gambar 4.1. Skor Rata-rata Hasil Belajar Posttest Kelas Eksperimen Dan Kelas Control Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa pada kelas eksperimen mencapai skor 50.79, sedangkan pada kelas control hanya mencapai 36.41. Setelah itu melihat hasil belajar untuk setiap aspek kognitif dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut ;
36
40
35.7
35 30
24.5
25 20 15 10
8.58
6.87
5
4.04
2.91
0 C1
C2 Eksperimen
C3 Kontrol
Gambar 4.2 Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol Pada Aspek C1,C2,C3 Berdasarkan Gambar 4.2 tampak bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Dapat dilihat pada kelas eksperimen aspek pengetahuan (C1) mencapai skor 8.58 sedangkan untuk kelas kontrol mencapai skor 6.87. Pada aspek pemahaman (C2) kelas eksperimen mencapai skor 4.04 sedangkan untuk kelas kontrol mencapai skor 2.91. untuk aspek penerapan (C3) kelas eksperimen mencapai skor 35.7 sedangkan untuk kelas control mencapai skor 24.5. dari ketiga aspek kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol dilihat dari aspek C1 dan C3. Dengan demikian kemajuan hasil belajar siswa pada kelas ekserimen terletak pada butir soal nomor 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10, hal ini dapat dilhat pada gambar 4.5 berikut
37
4
3.66
3.5
2.83
3
2.66
2.62 2.25
2.5 2
1.41
1.5 1 0.5 0 1
4
10
Eksperimen
Kontrol
Gambar 4.3 Distribusi Skor Rata-Rata Kemajuan Belajar Siswa Pada Aspek C1 Untuk Item Soal Nomor 1, 4, Dan 10 Distribusi soal nomor 1 pada kelas eksperimen mencapai skor rata - rata 3.66 sedangkan untuk kelas kontrol mencapai nilai rata -rata 2.83. Pada item soal nomor 4 skor untuk kelas eksperimen mencapai skor rata-rata 2.66 sedangkan untuk kelas kontrol mencapai skor 2.62. Pada soal nomor 10 kelas eksperimen mencapai skor rata – rata 2.25 sedangkan untuk kelas kontrol mencapai skor rata – rata 1.41. Pada gambar diatas tamapak kelas ekperimen memiliki skor paling besar dibandingkan kelas kontrol. Selanjutnya, untuk aspek C2 dapat dilihat pada gambar berikut
38
2.5 2.12 1.96 2 1.54 1.37
1.5 1 0.5 0 6
7 Eksperimen
Kontrol
Gambar 4.4 Distribusi Skor Rata-Rata Kemajuan Hasil Belajar Siswa Pada Aspek C2 Untuk Item Soal Nomor 6, dan 7 Distribusi skor rata-rata pada soal nomor 6 untuk kelas eksperimen adalah 2.12 sedangkan untuk kelas kontrol mencapai skor 1.54 pada butir soal nomor 7 kelas eksperimen mencapai skor rata-rata 1.96 sedangkan untuk kelas kontrol mencapai skor rata-rata 1.37. Berdasarkan gambar distribusi tersebut telihat bahwa kelas eksperimen mencapai skor yang lebih tinggi pada butir soal 6, dan 7 dibandingkan dengan kelas kontrol. Selanjutnya untuk aspek C3 dapat dilihat pada gambar dibawah ini
39
10
8.79
7.95 8 5.12
6
6.6
6.2
6.18 5.12
4.87
4.79
4.66
4 2 0 2
3
5 Eksperimen
8
9
Kontrol
Gambar 4.5 Distribusi Skor Rata-Rata Kemajuan Belajar Siswa Pada Aspek C3 Untuk Item Soal Nomor 2, 3, 5, 8, 9 Pada aspek C3 dapat dilihat bahwa pada item soal nomor 2 kelas eksperimen mencapai skor rata-rata 7.95 sedangkan pada kelas kontrol mencapai skor rata-rata 5.12. Pada soal nomor 3 kelas eksperimen dan kontrol masing-masing mencapai skor rata-rata 6.18 dan 5.12. Soal nomor 5 kelas eksperimen mencapai skor rata-rata 6.2 sedangkan kelas kotrol mencapai nilai 4.79. Untuk soal nomor 8 kelas eksperimen mencapai skor rata-rata 6.6 sedangkan untuk kelas kontrol mencapai skor rata-rata 4.87. Selanjutnya, untuk soal nomor 9 kelas eksperimen mencapai skor rata-rata 8.79 sedangkan untuk kelas kontrol mencapai skor rata-rata 4.66, 4.1.1
Hasil Validasi Instrumen
1. Validasi Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan pedoman yang disusun untuk acuan penyampaian matari pelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan sesuai pertemuannya. Komponen RPP meliputi Standar Kompotensi (SK),
40
Kompotensi Dasar (KD), Indikator, Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Kegiatan Belajar Mengajar, dan Penilaian. Penilaian Lembar Validasi RPP dilakukan oleh Penilai ahli yang menguasai bidang pembelajaran. Aspek yang dinilai yaitu Identitas mata pelajaran, Tujuan pembelajaran, dan fase pembelajaran. Adapun skor penilaian tersebut sebagai berikut: Tabel 4.6. Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Skala Skala Penilaian Aspek Penilaian Kriteria Penilaian Rata-rata (%) Rata-rata 4 100 Baik Identitas Mata Pelajaran Tujuan Pembelajaran
15
93.75
Baik
Fase Pembelajaran
30
46.87
Cukup Baik
Berdasarkan Validasi tersebut, RPP yang digunakan tergolong dalam kriteria cukup baik, Identitas mata pelajaran serta tujuan pembelajaran menunjukan kriteria baik dan fase pembelajaran tergolong dalam kriteria cukup baik. Sehingga oleh validator hasil validasi lembar Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siswa tersebut dapat digunakan dengan revisi kecil. 2. Validasi Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Lembar Kegiatan Siswa (LKS) merupakan panduan kegiatan siswa yang didalamnya memuat judul kegiatan, standar kompotensi, kompotensi dasar, indicator, tujuan pembelajaran, petunjuk, materi singkat, dan prosedur kerja. Aspek yang dinilai yaitu Format, bahasa dan isi. Validasi lembar kegiatan siswa dapat dilihat pada tabel berikut :
41
Tabel 4.7. Hasil Validasi Lembar Kegiatan Siswa
Format
Skala Penilaian Rata-rata 3,6
Bahasa
4
57,1
Baik
Isi
3,4
48,5
Cukup Baik
Aspek Penilaian
Skala Penilaian Rata-rata (%)
Kriteria
60
Baik
Berdasarkan Validasi tersebut, LKS yang digunakan tergolong dalam kriteria baik, Format LKS serta bahasa yang digunakan menunjukan kriteria baik dan isi LKS tergolong dalam kriteria cukup baik. Sehingga oleh validator hasil validasi Lembar Kegiatan siswa tersebut dapat digunakan dengan revisi kecil. 3. Validasi Tes Hasil Belajar Siswa (THB) Tes Hasil Belajar merupakan instrument untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik, yang disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. yang diukur dalam penelitian ini adalah hasil belajar yang diberikan pada saat selesai pembelajaran. Untuk penilaian tes hasil belajar dari validator ahli dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.8. Hasil Validasi Tes Hasil Belajar Aspek Penilaian Validitas Isi Bahasa dan Penulisan Soal
Skala Penilaian Rata-rata
Skala Penilaian Rata-rata (%)
Kriteria
Kesimpulan
4
100
Valid
Revisi Kecil
3
75
Dapat Dipahami
Revisi Kecil
42
Berdasarkan validasi tersebut, untuk validasi isi dari kesepuluh soal tersebut tergolong kriteria valid serta bahasa dan penulisan soal dapat dipahami. Sehingga oleh validator hasil validasi Tes Hasil Belajar siswa tersebut dapat digunakan dengan revisi kecil. 4.2 Analisis Data Hasil Penelitian 4.2.1 Pengujian Normalitas Pengujian normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Pengujian ini menggunakan uji Chi Kuadrat dengan taraf nyata α = 0,05. Data yang akan diuji normalitasnya adalah data hasil belajar siswa pada pre test dan post test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil pengujian yang diperoleh pada kelas eksperimen adalah ; post test χ2hitung = 10.517˂ χ2tabel = (0,05)(5) = 11.070, sedangkan untuk kelas kontrol post test χ2hitung = 10.625˂ χ2tabel = (0,05)(5) = 11.070, dengan hasil analisis diperoleh bahwa data pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol berdistribusi normal. Dalam buku Sugiyono dijelaskan bahwa berdasarkan table Chi kuadrad pada table lampiran, dapat diketahui bahwa bila dk = 5 dan kesalahan yang ditetapkan = 5%, maka harga Chi kuadrad table = 11,070. Karena harga Chi kuadrad hitung pada kelas eksperimen dan control lebih kecil dari harga Chi kuadrad table (11,070) maka distribusi data nilai 24 dapat dinyatakan berdistribusi normal. Untuk lebih jelasnya lihat pada (lampiran 6)
43
4.2.2 Pengujian Homogenitas Pengujian homogenitas dalam penelitian ini di lakukan melalui Uji F (uji kesamaan Dua varians terbesar dibagi dengan varians terkecil), Hipotesis yang di uji adalah : H0 : varians data berasal dari populasi yang homogen H1 : varians data berasal dari populasi yang tidak homogen Criteria pengujian adalah Terima H0 Fhitung
F
v1v2
dengan F
v1v 2
jika Fhitung
F
v1v2
dan tolak H0 jika
didapat dari daftar distibusi F dengan peluang α =
0.05 sedangkan derajat kebebasan masing V1 dan V2 Dari hasil post tes kedua sampel (lampiran 7). Dapat dilakukan pengujian homogenitas. Berdasarkan hasil perhitungan (lampiran 8) diperoleh nilai varians terbesar S22 = 79.36231 dan varians terkecil S12 = 43.25902 dengan demikian nilai
79.36231 F( 0, 05) ( 24, 242 ) 1.83 , sedangkan nilai Ftabel = F( ) (V1V2 ) 43.25902 = 2,04 pada taraf nyata α = 0,05. Karena nilai Fhitung < Ftabel yaitu 1,83 < 2,04 ; maka Fhitung
menurut sugiyono dalam bukunya bahwa varians data dianalisis homogen yaitu H0 diterima artinya kedua varians homogen dan dapat dilakukan dengan uji t 4.2.3 Pengujian Hipotesis Setelah data dinyatakan berdistribusi normal dan homogen, maka untuk Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji kesamaan dua rata-rata yaitu uji t. Adapun hipotesis statistic dalam penelitian ini sebagai berikut:
44
Ho : µ1 ≤ µ2 tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar Siswa yang menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif H1 : µ1 > µ2 terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar Siswa yang menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif Berdasarkan hasil perhitungan uji t (lampiran 9) diperoleh thitung = 6.36 dan nilai ttabel = 1.68 pada taraf kepercayaan 0.05 dengan dk = 46. Hal ini menunjukkan bahwa thitung = 6.36 > t(1-α) = 1.68 ini berarti Tolak H0, artinya, terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif. 4.3 Pembahasan Pembelajaran pada umumnya merupakan proses terjadinya interaksi antara guru dan siswa didalam kelas, dimana guru sebagai perancana sekaligus sebagai pengolahan proses belajar mengajar sehingga seorang guru diharapkan mampu menggunakan berbagai macam metode pembelajaran sesuai dengan keadaan kelas dan materi yang akan dibelajarkan dengan tujuan untuk meningkatkan penguasaan konsep pada siswa dalam menerima materi. Proses pembelajaran tidak hanya sekedar proses penyampaian pesan berupa materi kepada siswa tetapi lebih luas lagi yaitu untuk menanamkan sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar.
45
Pada pembelajaran metode mengajar dipandang sebagai salah satu hal penting dalam mencapaian tujuan pembelajaran. Semakin baik penggunaan metode mengajar semakin baik pula hasil yang dicapai dalam proses belajar mengajar tersebut. Observasi merupakan langkah awal dalam penelitian. Observasi ini dilakukan karena peneliti ingin mengetahui keadaan awal siswa dari kedua kelas yang akan diteliti. Untuk melihat bagaimana hasil belajar melalui proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Jigsaw pada kelas eksperimen dan model pembelajaran kooperatif pada kelas kontrol. Langkah awal yang dilakukan oleh peneliti adalah menyiapkan instrument yang akan digunakan pada saat pengumpulan data yakni berupa tes hasil belajar siswa, (dilihat pada lampiran 4), sebelum digunakan tes tersebut sudah divalidasi terlebih dahulu dengan tujuan mengetahui apakah tes tersebut layak untuk digunakan atau tidak, validasi ini dilakukan oleh dosen ahli/guru ahli dan melalui pengujian soal pada kelas uji. Pengujian tes hasil belajar dilakukan pada kelas X5 dengan jumlah siswa sebanyak 18 orang, peneliti menggunakan rumus Product Momen untuk memperoleh hasil validasi dan reliabilitas, dari hasil perhitungan diperoleh bahwa terdapat 10 nomor soal yang valid dengan nilai r = 0.468 dan reliabilitas sebesar 0.44. Setelah diketahui bahwa tes yang digunakan sudah valid dan reliable) kedua kelas memenuhi syarat homogen. Untuk kelas eksperimen dikenali perlakuan berupa pembelajaran yang menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw sedangkan kelas control
46
menggunakan model cooperatif learning. Perlakuan yang diberikan pada kelas telah disusun secara rinci pada RPP (lampiran 1 dan 2). Untuk pengujian normalitas data, data yang diuji adalah data hasil post-tes pada kelas eksperimen dan kelas control. Pengujian normalitas data dimaksud untuk melihat apakah kedua kelas yang diteliti itu berdistribusi normal atau tidak. Setelah diadakan pengujian ternyata diperoleh Hasil pada kelas eksperimen adalah untuk post test = 10.517˂ χ2tabel = (0,05)(5) = 11.070, sedangkan untuk kelas kontrol post test χ2hitung = 10.625˂ χ2tabel = (0,05)(5) = 11.070, dengan hasil analisis diperoleh bahwa data pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol berdistribusi normal artinya bahwa Lhitung < L
table
berarti H0 diterima, dimana dalam buku sugiyono dijelaskan bahwa
untuk dapat membuat keputusan tentang hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, maka harga Chi kuadrat tersebut perlu dibandingkan dengan chi kuadrat table dengan dk dan taraf kesalahan tertentu. Dalam hal ini ketentuan bila Chi kuadrat hitung lebih kecil dari table, maka H0 diterima, (lampiran 6). Selanjutnya untuk pengujian homogenitas (lampiran 8) dilakukan dengan menggunakan korelasi product moment. Pengujian ini menghasilkan satu kesimpulan bahwa Fhitung < F table atau 1,83 < 2,04 pada α = 0,05 maka H0 diterima, artinya kedua varians homogen. Dimana dalam buku sugiyono dijelaskan bahwa bila harga F hitung lebih kecil atau sama dengan F table (Fh ≤ Ft), maka H0 diterima dan Ha di tolak. Ho diterimah berarti varians homogens.
47
Karena kedua sampel berdistribusi normal dan varians yang homogeny, maka uji statistic dapat dilanjutkan pada pengujian hipotesis. Untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji statistic parametris yaitu uji t dengan taraf nyata α = 0.05. Berdasarkan hasil analisis diperoleh thitung = 6.36 > t(1-α) = 1.68, sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Kesimpulannya Tolak H0, artinya, terdapat perbedaan nilai hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif. Dari hasil penelitian ini tampak bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran Fisika pada topic listrik dinamis mampu menciptakan apa yang dikatakan dengan belajar bermakna yakni keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar, sehingga Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan hal yang baik untuk siswa karena proses pembelajaran Fisika selama ini tidak banyak melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar. Setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam proses pembelajaran siswa menjadi aktif dan senang dalam kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa berpengaruh positif dalam proses pembelajaran karena setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw penguasaan konsep siswa pada materi yang dibelajarkan lebih baik. Hal ini menurut Karacop, A. dan Doymus, K, bahwa keunggulan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yaitu siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran dan
48
bertanggung jawab terhadap materi yang telah ditugaskan oleh guru. Dimana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil yang terstruktur untuk mencapai tujuan bersama.