73
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bab ini akan disajikan secara berturut-turut mengenai laporan hasil penelitian yang dilakukan meliputi deskripsi tempat penelitian, deskripsi data, pengujian persyaratan analisis, pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian. 1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Badan Kepegawaian Daerah yang bertempat di jalan Parasamiya, Beran, Tridadi Sleman Yogyakarta pada bulan Mei. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman yang berjumlah 60 pegawai. Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman, pada awalnya merupakan unit kerja yang ada di bawah Sekretariat Daerah yaitu Bagian Kepegawaian Sekretariat Daerah Kabupaten Sleman yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor : 6 Tahun 1993 tentang : Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Wilayah/Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman dan Sekretariat DPRD Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman. Semenjak tahun 2009 Kantor Kepegawaian Daerah berubah menjadi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman dengan Dasar Hukum :
74
a. Undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintahan
daerah sebagaimana telah diubah dengan undang-undang nomor undang-undang nomor 32 tahun 2004 b. Peraturan daerah Kabupaten Sleman nomor 9 tahun 2009 tentang
organisasi perangkat daerah pemerintah Kabupaten Sleman. c. Peraturan Bupati Sleman nomor 38 tahun 2009 tentang uraian
tugas, fungsi dan Tata kerja Badan Kepegawaian Daerah di bidang pengelolaan kepegawaian. Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman merupakan organisasi perangkat daerah yang mempunyai tugas membantu Bupati dalam penyelenggaraan
pemerintahan
daerah
di
bidang
pengelolaan
kepegawaian. Dalam rangka menyelenggarakan tugas di atas Badan Kepegawaian Daerah mempunyai fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan kepegawaian
daerah b. Pelaksanaan tugas pengelolaan kepegawaian daerah c. Penyelenggaraan
pelayanan bidang pengelolaan kepegawaian
daerah d. Pembinaan pengelolaan kepegawaian daerah e. Pengkoordinasian pengelolaan kepegawaian daerah f.
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya
75
Visi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman "Terwujudnya sumber daya aparatur yang profesional melalui sistem manajemen kepegawaian yang berkualitas." MisiBadanKepegawaian Daerah Kabupaten Sleman 1. Meningkatkan
pengelolaan
administrasi,
dan
pelayanan
kepegawaian berbasis teknologi informasi. 2. Meningkatkan program pendidikan dan pelatihan pegawai. 3. Meningkatkan perencanaan,
pengembangan,
pembinaan dan
kesejahteraan pegawai pegawai Adapun ruang lingkup pengelolaan kepegawaian meliputi pembinaan pegawai dalam arti luas mulai dari penyusunan formasi, pengadaan, pengangkatan calon pegawai negeri sipil sampai dengan pemberhentian pegawai negeri sipil, meliputi seluruh pegawai negeri sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sleman yang terbesar di dua Seketariat, lima kantor, 13 dinas, empat Badan, 1 Inspektorat, 1 Satuan, 1 Seketariat Dewan Pengurus KORPRI, 17 Kecamatan, dan kurang lebih 1054 Sekolah (TK, SD, SMP, SMA). Badan Kepegawaian Daerah dipimpin oleh seorang kepala Badan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Seketaris daerah. Struktur Organisasi Struktur organisasi Badan Kepegawaian Daerah terdiri dari :
76
a. Kepala Badan b. Seketariat, terdiri dari : 1) Sub bagian umum dan kepegawaian 2) Sub bagian keuangan c. Bidang Administrasi dan Dokumentasi pegawai, terdiri dari : 1) Sub bidang dokumentasi dan informasi pegawai 2) Sub bidang pelayanan dan kesejahteraan d. Bidang pembinaan dan pengembangan pegawai, terdiri dari : 1) Sub bidang pembinaan pegawai 2) Sub bidang pengembangan pegawai e. Bidang Mutasi, terdiri dari : 1) Sub bidang penempatan pegawai 2) Sub bidang kepangkatan f. Bidang pendidikan dan pelatihan, terdiri dari : 1) Sub bidang program pendidikan dan pelatihan 2) Sub bidang penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan. g. Kelompok jabatan fungsional Tugas pokok dan Fungsi a. Sekretariat Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan urusan umum, kepegawaian,
keuangan,
dan
perencanaan,
evaluasi
mengoordinasikan pelaksanaan tugas satuan organisasi.
dan
77
Sub
bagian
umum
dan
kepegawaian
mempunyai
tugas
melaksanakan urusan surat menyurat, kearsipan, kepustakaan, dokumentasi, perlengkapan, rumah tangga dan menyiapkan bahan penyusunan rencana kebutuhan pegawai, kepangkatan, hak dan kewajiban pegawai, pembinaan pegawai serta tata usaha kepegwaian Badan Kepegawaian Daerah. Sub bagian keuangan, perencanaan dan evaluasi mempunyai tugas melaksanakan
pengelolaan
anggaran,
perbendaharaan,
dan
pembukuan keuangan dan menyiapkan bahan penyusunan laporan Badan Kepegawaian daerah. Fungsi Sekretariat : 1) Penyusunan rencana kerja sekretariat 2) Perumusan kebijakan teknis kesekretariatan 3) Penyelenggaraan urusan umum 4) Penyelenggraan urusan kepegawaian 5) Penyelenggaraan urusan keuangan 6) Penyelenggaraan urusan perencanaan dan evaluasi 7) Pengoordinasian penyelenggaraan tugas satuan organisasi 8) Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja sekretariat b. Bidang administrasi dan dokumentasi pegawai Bidang administrasi dan dokumentasi pegawai mempunyai tugas menyelenggarakan, membina dan mengoordinasikan pengelolaan
78
dokumentasi dan informasi pegawai, serta pelayanan administrasi dan kesejahteraan pegawai. Sub bidang dokumentasi dan informasi pegawai mempunyai tugas menyelenggarakan, membina dan mengoordinasikan pengelolaan dokumentasi dan informasi pegawai. Sub bidang pelayanan dan kesejahteraan pegawai mempunyai tugas
menyelenggarakan,
membina
dan
mengoordinasikan
pelayanan administrasi dan kesejahteraan pegawai. Fungsi bidang administrasi dan dokumentasi pegawai : 1) Penyusunan
rencana
kerja
bidang
administrasi
dan
dokumentasi pegawai 2) Perumusan kebijakan teknis pengelolaan dokumentasi dan informasi
pegawai,
serta
pelayanan
administrasi
dan
kesejahteraan pegawai 3) Penyelenggaraan, pembinaan dan pengoordinasian pengelolan dan informasi pegawai 4) Penyelenggaraan, pembinaan dan pengoodinasian pelayanan administrasi dan kesejahteraan pegawai c. Bidang pembinaan dan pengembangan pegawai Bidang pembinaan dan pengembangan pegawai mempunyai tugas menyelenggarakan, membina dan mengoordinasikan pembinaan dan pengembangan pegawai.
79
Sub
bidang
pembinaan
pegawai
mempunyai
tugas
menyelenggarakan, membina dan mengoordinasikan pembinaan pegawai. Sub
bidang
pengembangan
menyelenggarakan,
pegawai
membina
dan
mempunyai
tugas
mengoordinasikan
pengembangan pegawai. Fungsi bidang pembinaan dan pengembangan pegawai : 1) Penyusunan
rencana
kerja
Bidang
pembinaan
dan
pembinaan
dan
pengembangan pegawai 2) Perumusan
kebijakan
teknis
Bidang
pengembangan pegawai 3) penyelenggarakan,
pembinaan
dan
pengoordinasian
pembinaan
dan
pengoordinasian
pembinaan pegawai. 4) penyelenggarakan,
pengembangan pegawai. 5) Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja Bidang pembinaan dan pengembangan pegawai d. Bidang mutasi Bidang mutasi mempunyai tugas menyelenggarakan, membina dan mengoordinasikan penempatan dan pengelolaan kepangkatan pegawai
80
Bidang
penempatan
pegawai
mempunyai
tugas
menyelenggarakan, membina dan mengoordinasikan penempatan pegawai. Bidang
pengangkatan
menyelenggarakan,
pegawai
membina
mempunyai
dan
tugas
mengoordinasikan
pengangkatan pegawai. Fungsi bidang mutasi: 1) Penyusunan rencana kerja bidang mutasi 2) Perumusan kebijakan teknis penempatan dan pengelolaan kepangkatan pegawai. 3) penyelenggarakan,
pembinaan
dan
pengoordinasian
pembinaan
dan
pengoordinasian
penempatan pegawai. 4) penyelenggarakan, pengangkatan pegawai 5) evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja bidang mutasi. e. Bidang pendidikan dan pelatihan Bidang
pendidikan
dan
pelatihan
mempunyai
tugas
menyelenggarakan, membina dan mengoordinasikan pendidikan dan pelatihan serta penyusunan program pendidikan dan pelatihan. Sub Bidang program pendidikan dan pelatihan mempunyai tugas menyelenggarakan, membina dan mengoordinasikan program pendidikan dan pelatihan.
81
Sub
Bidang
mempunyai
penyelenggaraan tugas
pendidikan
menyelenggarakan,
dan
pelatihan
membina
dan
mengoordinasikan program pendidikan dan pelatihan. Fungsi bidang pendidikan dan pelatihan : 1) Penyusunan rencana kerja bidang pendidikan dan pelatihan 2) Perumusan kebijakan teknis pendidikan dan pelatihan serta penyusunan program pendidikan dan pelatihan. 3) penyelenggarakan,
pembinaan
dan
pengoordinasian
penyusunan program pendidikan dan pelatihan 4) penyelenggarakan,
pembinaan
dan
pengoordinasian
pendidikan dan pelatihan 5) evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja bidang pendidikan dan pelatihan. f. Kelompok jabatan fungsional Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Badan Kepegawaian Daerah sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. Jenis dan jumlah jabatan fungsional sesuai dengan kebutuhan. Pengawasan melekat di BKD Sleman Di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman pengawasan melekat dilakukan langsung oleh Kepala Kepegawaian Daerah dengan rincian sebagai berikut :
82
1. Kepala
Kepegawaian
Daerah
melakukan
pengawasan
langsung kepada kelompok jabatan fungsional, Sekretaris BKD, Kepala Bidang Administrasi Dokumentasi, Kepala Bidang Pembinaan Dan Pengembangan Pegawai, Kepala Bidang Mutasi, Kepala Bidang Pendidikan Dan Pelatihan. 2. Seketaris BKD melakukan pengawasan langsung kepada Kepala Sub Bagian Umum Dan Kepegawaian, Kepala Sub Bagian Perencanaan Dan Evaluasi. 3. Kepala
Bidang
Administrasi
melakukan
pengawasan
langsung kepada Kepala Sub Bidang Dokumentasi Dan Informasi Pegawai, Kepala Bidang Sub Bidang Pelayanan Dan Kesejahteraan Pegawai. 4. Kepala Bidang Pembinaan Dan Pengembangan Pegawai melakukan pengawasan langsung kepada Kepala Sub Bidang Pembinaan Pegawai Dan Kepala Sub Bidang Pengembangan Pegawai. 5. Kepala Bidang Mutasi melakukan pengawasan langsung kepada Kepala Sub Bidang Penempatan Pegawai Dan Kepala Sub Bidang Kepangkatan Pegawai. 6. Kepala Bidang Pendidikan Dan Pelatihan melakukan pengawasan kepada Kepala Sub Bidang Program Pendidikan Dan Pelatihan, Kepala Sub Bidang Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelatihan
83
2. Deskripsi Data Penelitian Data penelitian terdiri dari dua variabel bebas yaitu variabel pengawasan melekat (X 1 )dan motivasi (X 2 ) dan variabel terikat yaitu produktivitas kerja (Y). Untuk mendeskripsikan dan menguji hubungan variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini, maka pada bagian ini akan disajikan deskripsi data dari masingmasing variabel berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan. Pada deskripsi data berikut ini disajikan informasi data meliputi mean, median, modus, dan standar deviasi. Deskripsi data penelitian untuk masing-masing variabel dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut. a. Produktivitas Kerja Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kab. Sleman. Hasil deskripsi data untuk variabel produktivitas kerja pegawai badan kepegawaian daerah Kabupaten Sleman diperoleh nilai sebesar minimal 36,00, nilai maksimal 60,00, rata-rata (mean) sebesar 48,6, modus sebesar 52,00, nilai tengah (median) sebesar 49,5,dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 5,75 deskripsi data ini berfungsi untuk mempermudah penyajian data penelitian. Berikut
ini
adalah
tabel
distribusi
frekuensi
skor
produktivitas kerja pegawai badan kepegawaian daerah Kabupaten Sleman
84
Tabel 7.Distribusi Frekuensi Produktivitas Kerja Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman No. 1 2 3 4 5 6 7
Interval 57.0 60.4 53.5 56.9 50.0 53.4 46.5 49.9 43.0 46.4 39.5 42.9 36 39.4 Jumlah
f 5 7 18 10 8 7 5 60
f (%) 8.33 11.67 30.00 16.67 13.33 11.67 8.33 100.00
F (%) 8,33 20 50 66,67 80 91,67 100
Histogram dari distribusi frekuensi skor produktivitas kerja pegawai badan kepegawaian daerah kabupaten Sleman adalah sebagai berikut :
Produktivitas Kerja
20
18
Frekuensi
15
10 7 5
8
10
5
7 5
0 36-39.4 39.5-42.9 43-46.4 46.5-49.9 50-53.4 53.5-56.9 57-60.4 Interval
Gambar 2.Histogram Produktivitas Kerja Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman
85
Berdasarkan histogram di atas dapat disimpulkan bahwa skor produktifitas pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman paling banyak pada interval 50-53,4 sebanyak 18 orang atau 30% Selanjutnya
data
produktivitas
pegawai
Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman dikategorikan menjadi tiga kategori dengan menggunakan skor rerata ideal (Mi) dan simpangan baku ideal (SDi) sebagai kriteria pembanding jumlah butir sahih produktivitas kerja pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman sebanyak 15, dengan rentang skor antara 1 sampai 4 dengan nilai maksimal ideal sebesar 60, nilai minimal ideal sebesar 15 ,dengan rerata ideal 37,5 dan standar deviasi ideal 7,5. Kriteria pengkategorian data produktivitas kerja pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman adalah berikut ini : Baik
: X >45.00
Cukup
: 30.00<X< 45.00
Kurang
: X < 30.00
Hasil pengkategorian data produktivitas kerja Badan Kepegawaian daerah Kabupaten Sleman disajikan pada tabel berikut ini :
86
No 1 2 3
Tabel 8.Pengkategorian Produktivitas Kerja Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman Kategori frekuensi Persentase Baik 43 71.7 Cukup 17 28.3 Kurang 0 0 Total 60 100
Diagram pengkategorian data produktivitas kerja pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman disajikan sebagai berikut :
Produktivitas Kerja 17
43
Baik Cukup
Gambar 3.Diagram Pengkategorian Produktivitas Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman Hasil pengkategorian data produktivitas kerja pegawai Badan Kepegawaian daerah Kabupaten Sleman yang dapat diketahui pada gambar diagram diatas, yang terbanyak dalam kategori baik sebanyak 43 atau 71,7 %, sehingga dapat disimpulkan
bahwa
produktivitas
kerja
Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman baik.
pegawai
Badan
87
b. Pengawasan Melekat Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kab. Sleman. Hasil deskripsi data untuk variabel pengawasan melekat kerja pegawai badan kepegawaian daerah Kabupaten Sleman diperoleh nilai sebesar minimal 20,00, nilai maksimal 35,00, ratarata (mean) sebesar 27,6, modus sebesar 24,00, nilai tengah (median) sebesar 27,00,dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 3,80 deskripsi data ini berfungsi untuk mempermudah penyajian data penelitian. Berikut
ini
adalah
tabel
distribusi
frekuensi
skor
pengawasan melekat pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman. Tabel 9.Distribusi Frekuensi Pengawasan Melekat Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman No. 1 2 3 4 5 6 7
Interval 33.2 31.0 28.8 26.6 24.4 22.2 20 -
f 35.3 33.1 30.9 28.7 26.5 24.3 22.1 Jumlah
4 10 10 12 8 12 4 60
F (%) f (%) 6.67 6.67 23.34 16.67 40.01 16.67 60.01 20.00 73.34 13.33 93.34 20.00 100 6.67 100.00
Histogram dari distribusi frekuensi skor pengawasan melekat pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman adalah sebagai berikut
88
PengawasanMelekat
15
Frekuensi
12
10
10
5
12 10
8
4
4
0 20-22.1 22.2-24.3 24.4-26.5 26.6-28.7 28.8-30.9 31-33.1 33.2-35.3 Interval
Gambar 4.Histogram Produktivitas Kerja Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman
Berdasarkan histogram di atas dapat disimpulkan bahwa skor pengawasan melekat pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman paling banyak pada nilai 22.2-24.3 dan 26.6728.7 sebanyak 12 orang atau 20 %. Selanjutnya data pengawasan melekat pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman dikategorikan menjadi tiga kategori dengan menggunakan skor rerata ideal (Mi) dan simpangan baku ideal (SDi) sebagai kriteria pembanding jumlah butir sahih pengawasan melekat pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman sebanyak 9, dengan rentang skor antara 1 sampai 4
dengan nilai maksimal ideal sebesar 36 dan nilai
minimal ideal sebesar 9,dengan rerata ideal 22,5 dan standar
89
deviasi ideal 4,5. Kriteria pengkategorian data pengawasan melekat pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman adalah berikut ini : Baik
: X >27.00
Cukup
: 18.00 < X <27.00
Kurang
: X < 18.00
Hasil pengkategorian data pengawasan melekat Badan Kepegawaian daerah Kabupaten Sleman disajikan pada tabel berikut ini :
No 1 2 3
Tabel 10.Pengkategorian Pengawasan Melekat Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman Kategori frekuensi Persentase Baik 36 60 Cukup 24 40 Kurang 0 0 Total 60 100
Diagram pengkategorian data pengawasan melekat pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman disajikan sebagai berikut :
90
Pengawasan Melekat
24 36
Baik Cukup
Gambar 5.Diagram Pengkategorian Pengawasan Melekat Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman Hasil pengkategorian data pengawasan melekat pegawai Badan Kepegawaian daerah Kabupaten Sleman yang dapat diketahui pada gambar diagram di atas, yang terbanyak dalam kategori baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengawasan melekat pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman baik. c. Motivasi Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kab. Sleman. Hasil deskripsi data untuk variabel motivasi kerja pegawai badan kepegawaian daerah Kabupaten Sleman diperoleh nilai sebesar minimal 12,00, nilai maksimal 29,00, rata-rata (mean) sebesar 19,65, modus sebesar 19,00, nilai tengah (median) sebesar 19,00,dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 3,46 deskripsi data ini berfungsi untuk mempermudah penyajian data penelitian. Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi skor motivasi pegawai badan kepegawaian daerah Kabupaten Sleman
91
Tabel 11.Distribusi Frekuensi Motivasi Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman No. Interval 1 27.0 2 24.5 3 22.0 4 19.5 5 17.0 6 14.5 7 12
f -
29.4 26.9 24.4 21.9 19.4 16.9 14.4 Jumlah
4 2 9 13 20 11 1 60
F(%) f (%) 6.67 6.67 10 3.33 25 15.00 46.67 21.67 80 33.33 98.33 18.33 100 1.67 100.00
Histogram dari distribusi frekuensi skor motivasi pegawai badan kepegawaian daerah kabupaten Sleman adalah sebagai berikut 25
Motivasi 20
Frekuensi
20 15 11
13 9
10 5
2
1
4
0 12-14.4 14.5-16.9 17-19.4 19.5-21.9 22-24.4 24.5-26.9 27-29.4 Interval
Gambar 6.Histogram Motivasi Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman
Berdasarkan histogram di atas dapat disimpulkan bahwa skor motivasi pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
92
Sleman paling banyak pada nilai 17-19.4 dengan sebanyak 20 orang atau 33,3 %. Selanjutnya data motivasi pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman dikategorikan menjadi tiga kategori dengan menggunakan skor rerata ideal (Mi) dan simpangan baku ideal (SDi) sebagai kriteria pembanding jumlah butir sahih motivasi pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman sebanyak 8 ,dengan rentang skor antara 1 sampai 4, diperoleh nilai maksimal ideal sebesar 32, minimal ideal sebesar 8,dengan rerata ideal 22,5 dan standar deviasi ideal 4,5. Kriteria pengkategorian data motivasi pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman adalah berikut ini : Baik
: X >24.00
Cukup
: 16.00 <X < 24.00
Kurang
: X < 16.00
Hasil pengkategorian data motivasi Badan Kepegawaian daerah Kabupaten Sleman disajikan pada tabel berikut ini :
No 1 2 3
Tabel 12.Pengkategorian Motivasi Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman Kategori frekuensi Persentase Baik 7 11.7 Cukup 47 78.3 Kurang 6 10 Total 60 100
Diagram pengkategorian data motivasi pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman disajikan sebagai berikut:
93
Motivasi 6
7 Baik Cukup
47
Kurang
Gambar 7.Diagram Pengkategorian Motivasi Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman
Hasil pengkategorian data motivasi pegawai Badan Kepegawaian daerah Kabupaten Sleman yang dapat diketahui pada gambar diagram diatas, yang terbanyak dalam kategori cukup sebanyak 47 orang atau 78,3%, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengawasan melekat pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman cukup. 3. Hasil Uji Prasyarat Analisis a. Uji linieritas Tujuan uji linieritas adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat linier atau tidak. Kriteria pengujian linieritas adalah jika harga F hitung lebih kecil daripada F tabel, pada taraf signifikasi 0,05, dan nilai signifikasi lebih besar dari 0,05 ( p > 0,5) maka hubungan antara variabel bebas dan
94
variabel terikat adalah linier. Hasil rangkuman uji linieritas disajikan berikut ini : Tabel 13. Hasil Uji Linieritas Variabel variabel X1 Y X2 Y
F hitung 1,232 1,051
F tabel 1,92 1,92
p 0,290 0,424
Keterangan Linier Linier
1) Pengawasan Melekat Dengan Produktivitas Kerja Hasil uji linieritas untuk variabel pengawasan melekat dengan produktivitas kerja pada tabel di atas dapat diketahui nilai F hitung sebesar 1,232 dengan nilai signifikansi 0,290 sedangkan nilai F tabel sebesar 1,92. Hasil ini menunjukan nilai F hitung lebih kecil dari F tabel (1,232 < 1,92) dan nilai signifikan lebih besar dari 0,05, yang berarti hubungan antara variabel pengwasan melekat dengan produktivitas kerja adalah linier. 2) Motivasi Dengan Produktivitas Kerja Hasil uji linieritas untuk variabel motivasi dengan produktivitas kerja pada tabel di atas dapat diketahui nilai F hitung sebesar 1,051 dengan nilai signifikansi 0,424 sedangkan nilai F tabel sebesar 1,92. Hasil ini menunjukan nilai F hitung lebih kecil dari F tabel (1,051< 1,92) dan nilai signifikan lebih besar dari 0,05, yang berarti hubungan antara variabel motivasi dengan produktivitas kerja adalah linier.
95
b. Uji multikolinieritas Dalam uji multikolinieritas, menuntut bahwa antara variabel bebas tidak boleh ada korelasi yang sangat tinggi, yaitu harga rhitung lebih besar dari 0,80. Untuk menguji multikolinieritas
mengunakan korelasi product moment guna menghitung korelasi
antar variabel bebas yang satu dengan variabel bebas yang lain. Uji multikolinieritas dilakukan sebagai syarat digunakannya analisis regresi ganda. Harga uji multikolinieritas disajikan pada tabel berikut: Tabel 14. Hasil Uji Multikolinieritas Variabel Keterangan X1 X2 Pengawasan 1 0,321 Non Multikolinieritas Motivasi 0,321 1 Hasil perhitungan diperoleh nilai rhitung sebesar 0,321 nilai
ini menunjukkan lebih kecil dari 0,80. Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua variabel tersebut tidak terjadi korelasi atau hubungan antar variabel bebas dalam penelitian. 4. Pengujian hipotesis Analisis data dilakukan untuk pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Pengujian hipotesis pertama dan kedua dilakukan dengan analisis korelasi product moment sedangkan pengujian
hipotesis ketiga dilakukan dengan analisis korelasi ganda. Hasil analisis data disajikan berikut ini :
96
a. Hubungan Antara Pengawasan Melekat dengan Produktivitas Kerja Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang positif antara pengawasan melekat dengan produktivitas kerja. Pengujian hipotesis dilakukan dengan korelasi product moment. Hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel berikut ini : Tabel 15.hasil analisis korelasi antara pengawasan melekat dengan produktivitas kerja Variabel Variabel r hitung r tabel P bebas terikat Pengawasan Produktivitas 0,407 0,254 0,001 melekat kerja
Hasil analisis korelasi Pearson diatas menunjukkan nilai korelasi korelasi sebesar 0,407 dengan nilai signifikansi 0.001. karena nilai signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari 0,05 (p<0,05), maka hipotesis pertama diterima, sehingga dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengawasan melekat dengan produktivitas kerja di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman. b. Hubungan antara Motivasi dengan Produktivitas Kerja Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara motivasi dengan produktivitas kerja. Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis product moment. Hasil analisis data disajikan dalam tabel berikut ini.
97
Tabel 16. hasil analisis korelasi antara motivasi dengan produktivitas kerja Variabel Variabel r hitung r tabel P bebas terikat motivasi Produktivitas 0,469 0,254 0,000 kerja
Hasil analisis korelasi pearson diatas menunjukan nilai korelasi korelasi sebesar 0,469 dengan nilai signifikansi 0.000. karena nilai signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari 0,05 (p<0,05), maka hipotesis pertama diterima, sehingga dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara motivasi dengan produktivitas kerja. c. Hubungan antara Pengawasan Melekat dan Motivasi dengan Produktivitas Kerja Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang positif secara bersama-sama antara pengawasan melekat dan motivasi dengan produktivitas kerja. Pengujian hipotesis dilakukan dengan korelasi berganda. Hasil analisis ganda disajikan pada tabel berikut. Tabel 17.rangkuman hasil analisis korelasi Model Summary Model 1
R R Square .542a .294
Adjusted R Square .269
Std. Error of the Estimate 4.91885
a. Predictors: (Constant), Motivasi, Pengawasan_melekat
98
ANOVAb Model 1
Regres sion Residual Total
Sum of Squares 573.278 1379.122 1952.400
df 2 57 59
Mean Square 286.639 24.195
F 11.847
Sig. .000a
a. Predic tors: (Constant), Motivasi, Pengawasan_melek at b. Dependent Variable: Produk tivitas_k erja
R R2 SEE
= 0,542 = 0,294 = 4,91885 Coefficientsa
Model 1
(Constant) Pengawas an_melekat Motivasi
Unstandardized Coeffic ients B Std. Error 24.357 5.202 .432 .177 .627 .195
Standardiz ed Coeffic ients Beta .286 .378
t 4.682 2.434 3.213
Sig. .000 .018 .002
a. Dependent Variable: Produk tivitas_k erja
Hasil analisis korelasi ganda untuk menguji hubungan antara pengawasan melekat dan motivasi secara bersama-sama dengan produktivitas kerja, diperoleh R sebesar 0,542 nilai F hitung sebesar 11,847 dengan signifikansi 0,000, nilai F tabel ( 4,001) dan nilai signifikansi kurang dari 0,05 (p< 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel pengawasan melekat dan motivasi secara bersama-sama mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan produktivitas kerja. Dengan demikian hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pengawasan melekat dan motivasi secara bersama-sama terhadap produktivitas kerja diterima.
99
Hasil uji R2 pada analisis ini diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,294. Koefisien determinasi (R2) merupakan suatu alat untuk mengukur besarnya persentase hubungan semua variabel bebas dengan variabel terikat. Hasil uji R2 ini menunjukan bahwa besarnya hubungan pengawasan melekat dan motivasi secara bersama-sama dengan produktivitas kerja adalah sebesar 29,4 % sedangkan sisanya sebesar 70,6 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Besarnya sumbangan efektif untuk masing-masing variabel penelitian adalah sebagai berikut. Tabel 18 sumbangan relatif dan sumbangan efektif Variabel Pengawasan melekat Motivasi Total
SR (%) 39,66 60,34 100
SE (%) 11,64 17,72 29,36
Hasil diatas menunjukan besarnya sumbangan masingmasing variabel bebas. Variabel pengawasan melekat mempunyai sumbangan efektif sebesar 11,64 %, sedangkan variabel motivasi mempunyai sumbangan efektif sebesar 17,72 %. Hasil ini menunjukan bahwa variabel motivasi mempunyai sumbangan yang lebih besar dalam mempengaruhi produktivitas kerja dibandingkan dengan variabel pengawasan melekat.
100
B. Pembahasan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengawasan melekat dan motivasi dengan produktivitas kerja pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman. Produktivitas kerja menurut Sinungan (2000 : 12) adalah ukuran efisien produksi yaitu suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masukan (output dan input) masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja, sedang keluaran diukur dalam satuan fisik bentuk dan nilai. Pendapat yang lain dikemukakan Syarif bahwa Produktivitas mencakup dua dasar yaitu daya guna (efisiensi) dan hasil guna (efektivitas). Daya guna menggambarkan tingkat sumber-sumber masalah dana dan alam yang diperlukan untuk mengusahakan hasil tertentu sedangkan hasil guna menggambarkan akibat dari kualitas hasil yang diusahakan. Produktivitas kerja dalam penelitian ini diukur melalui tingkat
motivasi, kesempatan, tingkat pendidikan,
karakteristik fisik karyawan, kepemimpinan, pengawasan dan upah. Faktor dari dalam (internal) antara lain motivasi, disiplin, bakat, tingkat stres, sedangkan faktor dari luar (eksternal) antara lain sistem pengupahan, pemberian insentif, teknologi, iklim kerja, pengawasan. Produktivitas kerja seseorang tidak terjadi dengan sendirinya, akan tetapi memerlukan faktor pembentuk yaitu diantaranya pengawasan melekat dan motivasi.
101
1. Hubungan antara Pengawasan Melekat dengan Produktivitas Kerja Hasil penelitian ini menunjukan adanya hubungan antara pengawasan melekat
dengan produktivitas kerja di Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman. Hal ini ditunjukan dengan nilai signifikansi sebesar 0,001 dan koefisien korelasi r sebesar 0,407. Hipotesis dalam penelitian ini diterima dan dapat dikatakan Nilai koefisien korelasi yang positif mempunyai arti pengawasan melekat
mempunyai
hubungan
berbanding
lurus
dengan
produktivitas kerja, sehingga disimpulkan bahwa semakin baik tingkat pengawasan melekat maka akan semakin baik produktivitas kerja pegawai. Hasil penelitian di atas berati sesuai dengan teori yang diacu dalam landasan teori yaitu M. Mulyono (1993:29) mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah motivasi, kesempatan, tingkat pendidikan, karakteristik fisik karyawan, kepemimpinan, pengawasan dan upah. Bahwa salah satu faktor produktivitas kerja di pengaruhi oleh pengawasan melekat. Pengawasan melekat merupakan suatu bentuk pengawasan yang dilakukan terhadap bawahan secara langsung yang bertujuan untuk megukur produktivitas kerja dan mengawasi kinerja pegawai. Dengan adanya pengawasan ini pegawai dapat meningkatkan produktivitas kerjanya karena apa yang dilakukan selalu dalam
102
pengawasan, sehingga kinerja pegawai berjalan efektif, dan efisien sesuai dengan rencana. Pengukuran pengawasan melekat Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman dengan cara menetapkan pedoman kerja, pengawasan kerja, penilaian atas prestasi pegawai, penetapan sanksi hukum, pembinaan moral, serta adanya kerja sama antara aparat pengawas lainya untuk meningkatkan mutu pengawasan dan hasil yang diperoleh memberikan gambaran bahwa pengawasan melekat tersebut dengan kategori baik yaitu sebesar 60 %. Pengawasan melekat bertujuan untuk mengetahui kinerja pegawai saat bekerja serta mengurangi kesalahan dan pelanggaran dalam menjalankan pekerjaan. Tingat pengawasan yang dilakukan harus secara preventif atau represif agar pelaksanaan tugas bawahan berjalan secara efektif dan efisien dan dilaksanakan secara terus menerus kepada bawahanya, sehingga seluruh rencana kegiatan dapat berjalan dengan rencana dan terlaksana dengan baik. Hakekat fungsi pengawasan melekat yang di lakukan Badan Kepegawaian
Daerah
menumbuhkan
rasa
Kabupaten
tanggung
jawab
Sleman, tehadap
yaitu
untuk
pekerjaannya,
meningkatkan kedisiplinan kerja agar dapat mengurangi terhadap kegiatan-kegiatan yang menyimpang atau kurang tepat sasaran yang dilakukan pegawai saat melakukan pekerjaannya. Berdasarkan hasil anlisis di atas dengan membandingkan berbagai teori yang telah ada
103
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa pengawasan melekat yang
baik
sesuai
dengan
hakekat
fungsi
dan
tujuannya
mempengaruhi tingkat prodiktivitas kerja Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman. 2. Hubungan antara Motivasi dengan Produktivitas Kerja Motivasi dalam penelitian ini meliputi menginspirasi pegawai, memberikan dorongan kepada pegawai, serta memberikan desakan positif kepada pegawai agar dapat menyelesaikan pekerjaan dan
tanggung
jawabnya.
Hasil
analisis
deskriptif
tersebut
menunjukan bahwa pegawai Badan Kepegawaian daerah Kabupaten sleman memiliki motivasi kerja dengan kategori cukup yaitu sebesar 78,3%. Hal ini memberikan gambaran bahwa tingkat motivasi kerja pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman sudah memiliki motivasi kerja yang cukup. Hasil analisis penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan antara motivasi kerja dengan produktivitas kerja. Hal ini di tunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 dan nilai koefisien korelasi r sebesar 0,469 (r > r tabel 5%). Nilai koefisien korelasi yang positif mempunyai arti motivasi kerja mempunyai hubungan berbanding lurus dengan produktivitas kerja, sehingga disimpulkan bahwa perlu adanya motivasi kerja yang lebih baik agar semakin baik produktivitas kerja pegawai.
104
Hipotesis dalam penelitian ini diterima yang berarti sesuai dengan teori yang diacu dalam landasan teori menurut Allen (1990 : 249) motivasi merupakan suatu sikap menginspirasi pegawai, mendorong pegawai,serta mendesak pegawai agar lebih termotivasi untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawab yang diberikan. Semakin termotivasinya pegawai maka tugas-tugas yang diberikan akan cepat terselesaikan, sehingga dapat mencapai produktivitas kerja yang lebih baik. Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian dari Novita Anggraeni (2009) menyatakan ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi kerja dengan produktivitas kerja karyawan PT Perkebunan Tambi Wonosobo. 3. Hubungan antara Pengawasan Melekat dan Motivasi dengan Produktivitas Kerja Produktivitas kerja yang baik akan sulit terwujud dalam diri seorang pegawai, tetapi produktivitas kerja yang baik dapat terwujud dengan adanya pengawasan melekat yang baik, dengan adanya pengawasan melekat yang baik tersebut maka secara tidak langsung akan muncul dengan sendirinya motivasi kerja yang baik sehingga dengan adanya pengawasan melekat dan motivasi kerja yang baik maka akan terwujud produktivitas kerja yang baik. Hasil analisis diperoleh nilai R sebesar 0,542 dengan F hitung sebesar 11,847 dengan signifikasi 0,000 sedangkan nilai F tabel untuk db 2:57 adalah sebesar 4,001 oleh karena itu nilai F
105
hitung lebih besar 5% daripada dari F tabel (11,847>4,001), maka dapat disimpulkan bahwa variabel pengawasan melekat dan motivasi kerja secara bersama-sama berhubungan positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja Badan kepegawaian Daerah kabupaten sleman. Koefisien Determinasi R2 menunjukkan bahwa besarnya hubungan pengawasan melekat dan motivasi kerja dengan produktivitas kerja pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman adalah sebesar 0,294% dengan rincian 11,64% sumbangan efektif dari variabel pengawasan melekat, dan 17,72% sumbangan efektif dari motivasi kerja. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi kerja mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap produktivitas kerja di bandingkan dengan pengawasan melekat, sedangkan sisanya sebanyak 70,6% dipengaruhi faktor lain yang tidak di teliti dalam penelitian ini.