perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab IV berisi tentang deskripsi responden, pengujian instrumen penelitian, pengujian model, pengujian hipotesis, dan pembahasan. Analisis yang dilakukan terhadap data pada pembahasan ini untuk menjawab hipotesis yang telah dirumuskan. A. Deskripsi Responden Deskripsi responden ditujukan untuk mendapatkan gambaran umum mengenai latar belakang sampel penelitian, maka dalam sub bab ini disampaikan hal-hal penting terhadap responden penelitian. Gambaran sampel yang dibahas meliputi jenis kelamin, pendidikan, usia, dan penghasilan. Populasi dalam penelitian ini yaitu orang-orang beragama Islam yang tinggal di Surakarta dan memiliki niat menabung di bank Syariah. Peneliti tidak mengetahui secara riil jumlah responden karena adanya keterbatasan data, sehingga peneliti menggunakan sampel sebanyak 155 responden. Sebanyak 155 kuesioner yang ditujukkan kepada 155 responden, ternyata hanya 154 kuesioner yang kembali pada peneliti. Artinya response rate dalam penyebaran kuesioner penelitian ini adalah sebesar 99,4%. Sementara dari 154 kuesioner yang peneliti dapatkan, hanya 152 kuesioner yang dapat peneliti gunakan sebagai data dari responden. Hal ini dikarenakan sebanyak 2 kuesioner (1,3%) tidak lengkap dalam pengisian.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Selanjutnya, tabel 4.1 menggambarkan banyaknya sampel penelitian berdasarkan jenis kelamin. Tabel 4.1 Jumlah Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Frekuensi
Prosentase
Laki-Laki
69
45.4%
Perempuan
83
54.6%
Total
152
100%
Tabel di 4.1 menunjukkan bahwa jumlah responden yang peneliti dapatkan didominasi oleh perempuan yaitu 83 responden. Hal ini dikarenakan responden yang peneliti temui di lapangan, mayoritas responden yang memiliki niat menabung di bank Syariah adalah perempuan, sehingga masuk dalam kriteria responden dalam penelitian ini. Selanjutnya, tabel 4.2 menggambarkan usia sampel pada penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.2 Jumlah Sampel Berdasarkan Usia Usia
Frekuensi
Prosentase
< 20
15
9,9%
20
30
60
39,4%
31
40
43
28.3%
41
50
19
12.5%
15
9,9%
152
100%
Total
Tabel 4.2, menunjukkan ada sebanyak 60 responden yang berada di usia 20-30 tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam rentang usia 2030 tahun, usia responden didominasi oleh usia kalangan anak-anak muda, dimungkinkan responden dengan usia tersebut lebih banyak memiliki pengetahuan dan informasi terkait bank syariah. Selanjutnya,
peneliti
mendeskripsikan
sampel
berdasarkan pendidikan terakhir responden. Tabel 4.3 Jumlah Sampel Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan
Frekuensi
Prosentase
SMA
30
19,7%
Diploma
24
15,8%
S1
85
55.9%
S2
13
8.6%
Total
152
100%
penelitian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa jumlah responden mayoritas memiliki pendidikan terakhir S1 atau sarjana yaitu sebanyak 85 responden. Hal ini menunjukan bahwa responden dengan tingkat pendidikan terakhir yaitu S1 mayoritas memiliki pengetahuan yang lebih detail terkait produkproduk bank syariah. Selanjutnya,
peneliti
mendeskripsikan
sampel
penelitian
berdasarkan penghasilan rata-rata per bulan. Tabel 4.4 Jumlah Sampel Berdasarkan Penghasilan Per Bulan Penghasilan
Frekuensi
Prosentase
< Rp 1.000.000
15
9.7%
Rp 1.000.000
Rp 2.000.000
15
9.7%
Rp 2.000.000
Rp 3.000.000
22
14.5%
Rp 3.000.000
Rp 4.000.000
53
34.9%
Rp 4.000.000
Rp 5.000.000
43
28.3%
7
4.6%
152
100%
> Rp 5.000.000 Total
Tabel 4.4, sebagian besar responden yaitu sebanyak 53 orang memiliki penghasilan antara Rp 2.000.000
Rp 3.000.000. Hal ini
menunjukkan bahwa responden dengan tingkat penghasilan antara Rp 3.000.000
Rp 4.000.000 kemungkinan sudah memiliki dana yang dapat
dialokasikan sebagai tabungan secara periodic, khususnya berniat menabung di bank syariah.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Pengujian Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas Sampel Kecil Sebelum
peneliti
menggunakan
sampel
dengan
jumlah
responden yang besar, peneliti melakukan pretest uji validitas dengan jumlah responden 52 responden. Pretest ini ditujukkan untuk melihat instrumen
penelitian
benar-benar
mampu
mengukur
konstruk
yang digunakan. Berikut adalah hasil uji pretest. Tabel 4.5 Hasil Pretest Uji Validitas Rotated Component Matrix Component 1
2
3
4
att1
.729
att2
.769
att3
.831
att4
.805
att5
.698
5
sn1
.745
sn2
.794
sn3
.774
sn4
.546
sn5
.649
sn6
.734
sn7
.815
sn8
.774
sn9
.669
.511
pbc1
.820
pbc2
.785
pbc3
.838
pbc4
.798
rel1
.873
rel2
.781
rel3
.806
rel4
.857
rel5
.643
rel6
.861
rel7
.851
int1
.516
int2
.509
int3
.554
int4
.680
int5
.675
.574
Berdasarkan tabel 4.5 hasil uji validitas dengan jumlah pretest yaitu 52 responden, terlihat rotated component matrix beberapa item
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
belum terekstrak sempurna. Item-item yang tidak terekstrak secara sempurna adalah sn6, sn7, sn8, int2, dan int3. Setelah menghilangkan item-item yang tidak terekstrak sempurna dilakukan pengujian ulang validitas, sehingga mendapatkan hasil sebagai berikut. Tabel 4.6 Hasil Pretest Uji Validitas a
Rotated Component M atrix Component 1
2
att1
.745
att2
.746
att3
.807
att4
.777
att5
.761
3
4
sn1
.774
sn2
.817
sn3
.812
sn4
.610
sn5
5
.703
pbc1
.830
pbc2
.806
pbc3
.828
pbc4
.768
rel1
.872
rel2
.790
rel3
.795
rel4
.862
rel5
.653
rel6
.851
rel7
.851
int1
.772
int2
.751
int5
.763
Tabel
4.6
menunjukkan
hasil
uji
validitas
setelah
menghilangkan item-item yang tidak terekstrak secara sempurna. Terlihat rotated component matrix telah terekstrak sempurna dan memiliki loading factor > 0.50.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Uji Validitas Sampel Besar Hasil uji validitas dengan jumlah 152 responden, terlihat rotated component matrix telah terekstrak sempurna dan memiliki loading factor > 0.50. Hasil selengkapnya disajikan di tabel 4.7. Tabel 4.7 Hasi Uji Validitas a
Rotated Component M atrix Component 1
2
3
4
att1
.852
att2
.798
att3
.706
att4
.712
att5
.661
5
sn1
.826
sn2
.832
sn3
.823
sn4
.705
sn5
.620
pbc1
.846
pbc2
.846
pbc3
.850
pbc4
.789
rel1
.852
rel2
.764
rel3
.770
rel4
.839
rel5
.808
rel6
.778
rel7
.825
int1
.808
int2
.825
int3
.816
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa item-item yang mengukur variabel seperti intention to save (int), attitude (att), subjective norm (sn), perceived of behavior control (pbc), dan religiosity (rel) adalah valid. Sehingga dapat digunakan untuk mengukur konstruk variabelvariabael yang digunakan dalam penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Uji Reliabilitas Sampel Kecil Pengujian Reliabilitas ditujukkan untuk mengetahui konsistensi item-item pertanyaan yang digunakan. Koefisien Cronbach Alpha digunakan sebagai pengukuran reliabilitas penelitian ini. Jika nilai alpha tiap variabel diatas 0.6 maka dapat dikatakan variabel yang diuji memenuhi syarat reliabilitas (Hair et al.. 1998). Sebelum peneliti melakukan uji reliabilitas dalam jumlah sampel yang besar, peneliti melakukan uji reliabilitas dalam jumlah sampel kecil. Hal ini dilakukan untuk mengetahui konsistensi item-item pertanyaan yang digunakan. Hasil pengujian reliabilitas menggunakan sampel kecil yaitu sebanyak 52 responden maka didapatkan hasil sebagai berikut; Tabel 4.8 : Hasil Uji Reliabilitas Sampel Kecil Konstruk
Indikator
Keterangan
Intention to Save
3
0.932
Reliabel
Attitude
5
0.922
Reliabel
Subjective Norm
5
0.845
Reliabel
Perceived of Behavior Control
4
0.950
Reliabel
Religiosity
7
0.945
Reliabel
4. Uji Reliabilitas Sampel Besar Hasil uji reliabilitas menggunakan sampel besar yaitu sebanyak 152 responden serta diolah dengan bantuan program SPSS 16.0 for
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Windows didapatkan Cronbach Alpha masing masing variabel sebagai berikut: Tabel 4.9 : Hasil Uji Reliabilitas Sampel Besar Konstruk
Indikator
Keterangan
Intention to Save
3
0.908
Reliabel
Attitude
4
0.859
Reliabel
Subjective Norm
4
0.835
Reliabel
Perceived of Behavior Control
4
0.835
Reliabel
Religiosity
7
0.924
Reliabel
Tabel 4.9 menunjukkan ada perbedaan jumlah indikator dan nilai
dari pengujian reliabilitas sampel kecil. Hal ini
diakarenakan setelah peneliti menguji reliabilitas dengan menggunakan sampel besar peneliti menemukan item pada variabel attitude dan subjective norm tidak reliabel. Nilai dari nilai
item lebih besar
secara keseluruhan pada masing-masing
variabel. Sehingga peneliti melakukan uji reliabilitas ulang dengan menghilangkan item yang tidak reliabel (lihat : Lampiran 5). Tabel 4.9 mengindikasikan bahwa semua instrumen dinyatakan reliabel karena mempunyai nilai Cronbach Alpha > 0.6. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel penelitian memiliki konsistensi internal yang tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Pengujian Model Pengujian model dilakukan untuk melihat Goodness of Fit Model yang diukur menggunakan indikator FIT dan AFIT. Nilai FIT berkisar dari 0 sampai 1. Semakin besar nilai ini, semakin besar proporsi varian variabel yang dapat dijelaskan oleh model. Jika nilai FIT = 1 berarti model secara sempurna dapat menjelaskan fenomena yang diselidiki. Sementara model dengan AFIT nilai terbesar dapat dipilih antara model yang lebih baik. Hasil uji model penelitian ini adalah sebagai berikut; Tabel 4.10 : Model Fit Indikator
Hasil
FIT
0.621
AFIT
0.615
GFI
0.992
SRMR
0.077
NPAR
49
1. FIT FIT menunjukkan varian total semua variabel dapat dijelaskan oleh model tertentu (sem-gesca.com). Nilai FIT berkisar dari 0 sampai 1. Jadi, model yang terbentuk menjelaskan semua variabel yang ada sebesar 0,621. Keragaman sikap, norma subyektif, PBC, religiosity dan intensi dalam menabung di bank syariah yang dapat dijelaskan oleh model adalah sebesar 62,1% dan sisanya (37,9%) dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dianalisis dalam penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. AFIT AFIT (adjusted FIT) hampir sama dengan FIT (sem-gesca.com). Hasil dari AFIT menunjukkan keragaman sikap, norma subyektif, PBC, religiosity dan intensi dalam menabung di bank syariah yang dapat dijelaskan oleh model adalah sebesar 61,5% dan sisanya (38,5%) dapat dijelaskan oleh variabel yang lain. 3. GFI, SRMR Nilai GFI mendekati 1 dan nilai SRMR mendekati 0 mengindikasikan bahwa model penelitian memiliki nilai cut off sangat sesuai (close fit). Nilai SRMR penelitian ini sebesar 0,077 sehingga model yang terbentuk dapat dikatakan sesuai karena nilai tersebut berada pada cut-off antara 0,05 sampai 0,08 (lihat tabel 3.2). Nilai GFI = 0,992 maka model dikatakan fit, karena nilai GFI mendekati nilai 1 (lihat tabel 3.1). D. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesisis penelitian ini didasarkan pada critical ratio (C.R.) masing-masing path coefficients untuk menilai level signifikansi hubungan antar varibel.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.11 : Struktural Model
Variabel
Estimate
S.E.
C.R.
att->int
0.288
0.092
3.13*
sn->int
0.036
0.088
0.41
pbc->int
0.380
0.119
3.2*
rel->int
0.133
0.095
1.41
rel->att
0.318
0.091
3.52*
*: significant at
0.05
Gambar 4.1 : Nilai Estimasi Hipotesis Attitude
Religiosity Intention to Save in Islamic Bank
Subjective Norm
Perceived of Behavior
Keterangan: ( ) = nilai C.R. 1. Uji Hipotesis 1 attitude berpengaruh signifikan terhadap
. Variabel attitude
(sikap) diukur dengan 4 item pertanyaan. Hasil pengolahan GeSCA tabel 4.11 menunjukkan bahwa nilai C.R. sebesar 3,13. Nilai tersebut
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
memenuhi syarat nilai C.R. pada Z value dengan level signifikan 1%, sehingga hipotesis 1 yaitu attitude berpengaruh signifikan terhadap intention to save in Islamic bank, dapat diterima. 2. Uji Hipotesis 2 Hipotesis 2
religiosity berpengaruh
signifikan terhadap attitude toward to save . Variabel religiosity diukur dengan 7 item pertanyaan. Hasil pengolahan GeSCA tabel 4.11 menunjukkan bahwa nilai C.R. sebesar 3,52. Artinya pengujian hipotesis ini memenuhi syarat nilai C.R. pada Z value dengan level signifikan 1%, sehingga hipotesis 2 yaitu religiosity berpengaruh signifikan terhadap attitude toward to save, dapat diterima. 3. Uji Hopotesis 3 Hipotesis 3
religiosity berpengaruh
signifikan terhadap intention to save in Islamic bank . Hasil pengolahan GeSCA tabel 4.11 menunjukkan bahwa nilai C.R. sebesar 1,41. Nilai tersebut tidak memenuhi syarat nilai C.R. pada Z value atau kurang dari 1,54, dengan demikian hipotesis 3 yaitu religiosity berpengaruh signifikan terhadap intention to save in Islamic bank, tidak dapat diterima. 4. Uji Hipotesis 4 Hipotesis 4
attitude memediasi religiosity
dan intention to save in Islamic bank. Uji mediasi variabel attitude
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
hubungan antara variabel religiosity dan intention to save in Islamic bank, perlu menguji tiga asumsi yang harus dipenuhi terlebih dahulu, diantaranya adalah; a. Ada hubungan yang signifikan antara religiosity dan intention to save in Islamic bank. b. Ada hubungan yang signifikan antara religiosity dan attitude. c. Ada hubungan yang signifikan antara attitude dan intention to save. Pengujian asumsi pertama, pengaruh variabel religiosity terhadap intention to save in Islamic bank tidak berpengaruh signifikan karena nilai C.R. sebesar 1,41. Selanjutnya, pengujian asumsi kedua dan ketiga memiliki pengaruh signifikan baik religiosity terhadap attitude maupun attitude terhadap intention to save, masing-masing nilai C.R. sebesar 3,52 dan 3,13. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel attitude dapat memediasi secara sempurna (full mediation) hubungan antara variabel religiosity dan intention to save in Islamic bank. 5. Uji Hipotesis 5 Hipotesis 5 signifikan terhadap intention to save
subjective norm berpengaruh . Variabel
subjective norm diukur dengan 4 item pertanyaan. Hasil pengolahan GeSCA tabel 4.11 menunjukkan bahwa nilai C.R. sebesar 0,41. Nilai tersebut tidak memenuhi syarat nilai C.R. pada Z value karena kurang dari 1,54, sehingga hipotesis 5 yaitu subjective norm berpengaruh
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
signifikan terhadap intention to save in Islamic bank, tidak dapat diterima. 6. Uji Hipotesis 6 Hipotesis 6
perceived of behavior control
berpengaruh signifikan terhadap intention to save in Islamic bank . Variabel PBC diukur dengan 4 item pertanyaan. Hasil pengolahan GeSCA tabel 4.11 menunjukkan bahwa nilai C.R. sebesar 3,2. Maka dari hasil pengolahan tersebut, nilai C.R. memenuhi syarat pada Z value dengan level signifikan 1%, sehingga hipotesis 6 yaitu perceived of behavior control berpengaruh signifikan terhadap intention to save in Islamic bank, dapat diterima. E. Pembahasan Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa sikap terhadap bank syariah memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap intensi menabung di bank syariah pada masyarakat muslim Surakarta. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin positif sikap seseorang terhadap bank syariah maka semakin tinggi pula intensi menabung di bank syariah. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Taib et al, (2008) yang mendapatkan bahwa sikap yang positif mempengaruhi intensi untuk menggunakan diminishing partnership yang berlandaskan hukum syariah. Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Alam et al, (2012) yang menyimpulkan bahwa sikap
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berpengaruh signifikan pada pembentukan intensi seseorang terhadap penggunaan pembiayaan rumah secara syariah. Ketika seseorang memiliki sikap yang favorable atau positif bahwa menabung di bank syariah dapat terhindar dari bunga (riba), maka intensi/niat untuk menabung di bank syariah pun menjadi terbentuk. Sama halnya, jika seseorang mengasosiasikan sebuah obyek dengan perasaan positif, sikapnya juga akan membentuk lebih favorable. Intensi seseorang untuk menabung di bank syariah, idealnya bertambah kuat sebagaimana sikapnya terhadap bank syariah itu menjadi favorable. Selanjutnya adalah pengaruh variabel religiosity terhadap attitude to save. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa religiosity memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap attitude to save. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mokhlis (2009) yang menyatakan bahwa kepercayaan seseorang akan agamanya atau religiosity akan mempengaruhi secara signifikan terhadap sikap, nilai-nilai, dan juga perilaku baik dalam individu maupun masyarakat. Religiosity yang diyakini oleh individu dapat menjadi prediktor penting untuk menentukan sikap individu. Sama halnya yang diteliti oleh Christopher et al, (2004) menemukan bahwa religiosity secara positif berhubungan dengan sikap positif dalam konteks ini adalah sikap terhadap kematian, begitu juga sebaliknya (dalam Dezutter et al, 2007). Hal ini
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menunjukkan bahwa semakin positif religiosity seorang muslim, maka akan membentuk sikap positif seorang muslim dalam menabung di bank syariah. Kemudian, pengaruh variabel religiosity terhadap intention to save in Islamic bank. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan variabel religiosity terhadap intensi menabung di bank syariah. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Khan (2010) yang memberikan kesimpulan religious beliefs dapat berpengaruh signifikan pada niat seseorang dalam memilih jasa keuangan. Selain itu, penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Alam
et al,
(2012) memperoleh hasil bahwa religiosity seseorang memiliki pengaruh signifikan pada intention to use pembiyaan rumah secara syariah pada masyarakat muslim di daerah Lembah Klang, Malaysia. Oleh karena itu, religiosity juga dapat mempengaruhi seseorang untuk memunculkan suatu niat yang erat kaitannya dengan hal-hal yang menyangkut hukum Islam (syariah). Berbeda
dalam
penelitian
ini,
religiosity
tidak
signifikan
mempengaruhi intensi menabung di bank syariah. Hasil ini kemungkinan dikarenakan, masyarakat muslim Surakarta dalam hal memilih jasa perbankan syariah lebih mengutamkan aspek lainnya. Seseorang yang memiliki intensi menabung di bank syariah kemungkinan tahu tentang kaidah-kaidah keagamaan dan tahu mengenai hukum syariah, namun bukan berarti seseorang yang memiliki intensi menabung di bank syariah memiliki
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tingkat religiosity yang tinggi seperti yang dinyatakan dalam item-item religiosity penelitian ini. Selanjutnya pengujian attitude sebagai variabel mediasi hubungan antara religiosity dan intention to save in Islamic bank. Hasil uji hubungan religiosity dan intention to save in Islamic bank melewati variabel attitude yang dalam hal ini sebagai variabel mediasi, maka perlu menguji tiga asumsi hubungan terlebih dahulu, dimana variabel independen harus berpengaruh signifikan terhadap variabel pemediasi, selanjutnya variabel pemediasi harus signifikan terhadap variabel dependen (Kenny, 2014). Hasil pengujian menunjukkan attitude memediasi hubungan antara religiosity dan intensi menabung di bank syariah. Hasil pengujian tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasan dkk (2013) yang memberikan kesimpulan bahwa sikap konsumen terhadap toko buku Immanuel berperan signifikan dalam memediasi hubungan antara religiosity dan intensi seseorang, dalam hal ini niat pembelian ulang. Berdasarkan pengujian hipotesis, ketiga asusmsi tersebut hanya satu asumsi yang tidak berpengaruh signifikan yaitu hubungan variabel religiosity terhadap intention to save in Islamic bank. Sementara dua asumsi lainnya memiliki hubungan signifikan dan positif, yaitu religiosity terhadap attitude dan attitude berpengaruh terhadap intention to save in Islamic bank. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel attitude memediasi hubungan antara variabel religiosity dan intention to save in lslamic bank. Full mediation atau
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
memediasi sempurna dikarenakan pengaruh variabel religiosity terhadap intention to save in Islamic bank dapat dibentuk hanya dengan melalui variabel attitude. Hal ini yang menunjukkan variabel attitude memediasi secara sempurna hubungan antara religiosity pada intention to save in Islamic bank. Mokhlis (2009) juga mengkonfirmasi bahwa kepercayaan seseorang akan agamanya atau religiosity akan mempengaruhi secara signifikan terhadap sikap, nilai-nilai, dan juga perilaku baik dalam individu maupun masyarakat. Temuan ini juga sejalan dengan penelitian Alam et al., (2012) ketika sikap positif seseorang terbentuk terhadap produk syariah, maka akan membentuk niat seseorang untuk menggunakan produk syariah. Selanjutnya, variabel subjective norm (norma subyektif) tidak secara signifikan mempengaruhi intensi menabung di bank syariah. Hasil ini menunjukkan bahwa persepsi orang lain yang dianggap penting tidak dapat mempengaruhi individu dalam membuat keputusan atau tindakan tertentu, yang dalam hal ini intensi menabung di bank syariah. Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Taib et al, (2008) yang menyatakan bahwa variabel norma subyektif memiliki pengaruh yang positif terhadap intensi untuk menggunakan diminishing partnership (DP) sesuai syariah Islam. Opini dari para ekonom Islam, ustad, maupun rekan yang telah bergabung dalam grup syariah memberi efek yang cukup kuat untuk mempengaruhi intensi seseorang dalam menggunakan DP.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Selain itu pula, hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Hanudin (2012) yang memberikan kesimpulan bahwa variabel norma subyektif
berpengaruh
signifikan
pada
seseorang
terhadap
intensi
penggunaan kartu kredit perbankan syariah. Kemungkinan penjelasan mengenai hal ini adalah bahwa responden memiliki pengetahuan yang lebih tentang produk perbankan syariah. Oleh karena itu, mereka membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mereka sendiri, mengingat sedikit tentang pendapat orang lain. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mathieson, 1991; Chau et al, 2001 dan Lewis et al, 2003, yang menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara norma subyektif dan niat. Hasil pengujian hipotesis selanjutnya memberikan konfirmasi positif pada variabel perceived of behavior control (PBC). PBC terhadap bank syariah memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap intensi menabung di bank syariah pada masyarakat muslim Surakarta. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Alam et al, (2012) memberikan kesimpulan bahwa PBC berpengaruh signifikan terhadap pembentukan intensi seseorang dalam menggunakan jasa pembiayaan rumah secara syariah. Variabel PBC dalam penelitian ini memiliki pengaruh terbesar untuk memprediksi intensi individu dalam menabung di bank syariah. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Croy et al, (2010) menjelaskan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PBC memiliki peran terbesar dalam mempengaruhi seseorang dalam membentuk intensi/niat seseorang untuk menabung. Ajzen (2005) juga menyatakan bahwa dalam beberapa situasi, PBC ini menjadi sangat realistis, seperti pada kondisi ketika individu memiliki informasi yang cukup tentang tingkah laku. Pada situasi seperti ini, pengukuran PBC memiliki peran yang sangat penting untuk memprediksi tingkah laku. Hal ini juga terjadi pada penelitian ini. Hal utama yang dapat disoroti yaitu mengenai informasi tentang perbankan syariah itu sendiri. Mayoritas responden memahami tentang perbankan syariah yang didukung oleh informasi yang didapatkan. Hal ini yang menyebabkan PBC menjadi prediktor yang baik dalam penelitian ini. Secara keseluruhan model yang peneliti uji tidak dapat digeneralisasi. Artinya, dengan seting yang berbeda hasilnya pun dapat berbeda.