BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1
Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang luas wilayahnya 64,79 Km atau sekitar 0,53 % dari luas Provinsi Gorontalo. Curah hujan di wilayah ini tercatat sekitar 11 mm sampai dengan 266 mm/Tahun. Secara umum, suhu udara di Gorontalo rata-rata pada siang hari 32 oC, sedangkan suhu udara rata-rata pada malam hari 23 oC. Kelembaban udara relatif tinggi dengan rata-rata 79,9 %. Secara geografis wilayah Kota Gorontalo terletak antara 000 28' 17"-000 35' 56" Lintang Utara (LU) dan 1220 59' 44"-1230 05' 59" Bujur Timur (BT) . Di Kota Gorontalo terdapat banyak depot Air Minum Isi Ulang (AMIU) dan juga kos-kosan yang tersebar diberbagai Kecamatan. Kos Smart Center terletak di Jln. Todano Kelurahan Tapa Kecamatan Sipatana, dengan jumlah kamar 24 kamar, 2 kamar kosong, dengan jumlah penghuni 28 orang, yang tidak menggunakan Air Minum Isi Ulang (AMIU) 3 orang, yang tinggal sekamar berdua 6 orang dan yang meggunakan Air Minum Isi Ulang (AMIU) 19 orang. 4.1.2 Hasil Analisis Univariat Sampel dalam penelitian ini adalah Air Minum Isi Ulang (AMIU) sumber depot yang dikonsumsi penghuni Kos Smart Center Kota Gorontalo. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 19 galon Air Minum Isi Ulang (AMIU) yang diperoleh dari penghuni Kos Smart Center yang meggunakan
Air Minum Isi Ulang (AMIU) sumber depot yang diambil dengan menggunakan teknik Total Sampling. a.
Karakteristik Responden
1)
Jumlah penghuni Kos Smart Center/kamar
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jumlah Penghuni Kos Smart Center/kamar Jumlah Penghuni (Orang/Kamar) n Persentase (%) 1
13
68
2
6
32
Jumlah 19 Sumber : Data Primer 2013
100
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat jumlah penghuni Kos Smart Center/kamar dimana yang paling banyak jumlahnya adalah yang tinggal sendiri dalam satu kamar yaitu 13 kamar (68 %). Sedangkan yang tinggal berdua dalam satu kamar ada 6 kamar (32 %). 2)
Lama penggunaan Air Minum Isi Ulang (AMIU)
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Lama Penggunaan Air Minum Isi Ulang (AMIU) Pada Penghuni Kos Smart Center Lama penggunaan Jumlah Air Minum Isi n Persentase (%) Ulang (AMIU) 1-2
0
0
3-4
11
58
5-6
1
5
>6
7
37
Jumlah 19 Sumber : Data primer tahun 2013
100
Berdasarkan table 4.2 dilihat dari lama penggunaan Air Minum Isi Ulang (AMIU) di Kos Smart Center yang paling lama dalam penggunaannya yaitu 3-4 hari (58 %). b.
Hasil pemeriksaan laboratorium
Tabel 4.3 Hasil Pemeriksaan Bakteriologis Air Minum Isi Ulang (AMIU) Sumber Depot Pada Penghuni Kos Smart Center pada lama penggunaan 48 Jam Jumlah Bakteri No Nama Sampel E.coli 1
Sampe 1
0,4x10
2
Sampel 2
0,9x10
3
Sampel 3
0,9x10
4
Sampel 4
0
5
Sampel 5
0,4x10
6
Sampel 6
0,4x10
7
Sampel 7
0
8
Sampel 8
0,4x10
9
Sampel 9
1,5x10
10
Sampel 10
0,4x10
11
Sampel 11
0
12
Sampel 12
0
13
Sampel 13
0,4x10
14
Sampel 14
0
15
Sampel 15
1,5x10
16
Sampel 16
0
17
Sampel 17
0
18
Sampel 18
0
19
Sampel 19
1,5x10
Sumber : Data Primer 2013
Tabel 4.4 Hasil Pemeriksaan Bakteriologis Air Minum Isi Ulang (AMIU) Sumber Depot Pada Penghuni Kos Smart Center pada lama penggunaan 72 Jam Jumlah bakteri No Nama Sampel E.coli 1
Sampel 1
1,5x10
2
Sampel 2
2,0x10
3
Sampel 3
2,3x10
4
Sampel 4
0,4x10
5
Sampel 5
1,5x10
6
Sampel 6
0,7x10
7
Sampel 7
0,4x10
8
Sampel 8
0,7x10
9
Sampel 9
1,5x10
10
Sampel 10
1,5x10
11
Sampel 11
0,4x10
12
Sampel 12
1,1x10
13
Sampel 13
0,7x10
14
Sampel 14
0,4x10
15
Sampel 15
2,8x10
16
Sampel 16
1,1x10
17
Sampel 17
1,1x10
18
Sampel 18
0,7x10
19 Sampel 19 Sumber : Data Primer 2013
2,8x10
Pada tabel 4.3 yakni hasil pemeriksaan jumlah bakteri E.coli pada Air Minum Isi Ulang (AMIU) sumber depot pada penghuni Kos Smart Center Kota Gorontalo pada lama penggunaan 48 Jam dan 72 Jam diketahui bahwa semua sampel mengdung bakteri E.coli yang semakin lama dalam penggunaan Air Minum Isi Ulang (AMIU) jumlah bakteripun meningkat.
19
20 18
Jumlah sampel
16 Keterangan
14 12 10
11
Tidak memenuhi Syarat
8
8
Memenuhi syarat
6 4 2
0
0 48 Jam
72 Jam
Lama penggunaan Air Minum Isi Ulang (AMIU)
Gambar 4.1 Lama Penggunaan Air Minum Isi Ulang (AMIU) Pada gambar 4.1 dapat dilihat bahwa dari 19 sampel Air Minum Isi Ulang (AMIU) pada lama penggunaan 48 Jam, ada 8 sampel yang masih memenuhi syarat yang telah ditetapkan 0 (nol) per 100 ml sampel. Sedangkan pada lama penggunaan 72 Jam semua sampel tidak memenuhi syarat. 1.2
Pembahasan Penelitian ini menggunakan Air Minum Isi Ulang (AMIU) sumber depot
yang digunakan oleh penghuni Kos Smart Center Kota Gorontalo. Sampel Air Minum Isi Ulang (AMIU) yang diambil adalah sebanyak 19 sampel yang berbeda dari 19 kamar. Dari 19 sampel Air Minum Isi Ulang (AMIU) diperiksa di laboratorium untuk mengetahui jumlah bakteri E.coli pada lama penggunaan 48 Jam dan pada 72 Jam lama penggunaan Air Minum Isi Ulang (AMIU).
Berdasarkan data deskriptif menunjukan uji bakteriologis Air Minum Isi Ulang (AMIU) sumber depot pada 19 sampel yang dilakukan pengujian di laboratorium Kesehatan Masyarakat, dimana Air Minum Isi Ulang (AMIU) mengandung Bakteri E.coli jika dalam uji tersebut terdapat warna hijau metalik pada media Eosin Methylen Biru Agar (EMBA). Hasil pemeriksaan pada semua sampel Air Minum Isi Ulang (AMIU) yang diambil dari penghuni Kos Smart Center pada penggunaan 48 Jam masih 8 sampel yang tidak mengandung bakteri E.coli, sedangkan pada penggunaan 72 Jam semua sampel mengandung bakteri E.coli. Untuk mengetahui jumlah bakteri E.coli yang terdapat pada Air Minum Isi Ulang (AMIU) dilakukan beberapa pengujian, yakni: 1) Uji penduga Merupakan tes pendahuluan tentang ada tidaknya bakteri Coliform berdasarkan terbentuknya asam dan gas disebabkan karna fermentasi laktosa oleh bakteri golongan coli. Terbentuknya asam dilihat dari kekeruhan pada media laktosa dan gas yang dihasilkan dapat dilihat pada tabung durham berupa gelembung udara. Banyaknya kandungan bakteri E.coli dapat dilihat dengan menghitung tabung yang menunjukan reaksi positif terbentuk asam dan gas kemudian dibandingkan dengan tabel MPN(most Probable Number). 2) Uji penguat Dari tabung positif yang terbentuk asam dan gas, suspensi ditanamkan pada media Eosin Methylen Biru Agar (EMBA) secara aseptik dengan
menggunakan jarum inokulasi (jarum Ose). Koloni bakteri E.coli tumbuh berwarna merah kehijauan dengan kilat metalik. Air Minum Isi Ulang pada penghuni Kos Smart Center mengandung bakteri E.coli karena dipengaruhi oleh beberapa Faktor, yaitu: 1) Pengolahan Air Minum Isi Ulang (AMIU) yang digunakan oleh penghuni Kos Smart Center masih menggunakan Penyaringan Ultraviolet ekonomis. 2) Penghuni Kos Smart Center menggunakan Air Minum Isi Ulang (AMIU) lebih dari 24 jam. 3)
Penghuni Kos Smart Center tidak memperhatikan kebersihan dispensernya. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 907 Tahun 2002 air minum
tidak diperbolehkan mengandung bakteri Coliform dan E.coli. Air Minum Isi Ulang (AMIU) juga tidak bisa dikonsumsi lebih dari 24 Jam, jika dikonsumsi bisa menyebabkan gangguan kesehatan seperti penyakit diare. Bakteri Coliform telah dijadikan parameter bahwa air yang terkontaminasi bakteri ini melebihi dari 50 coli/100 ml akan dapat menyebabkan penyakit diare. Dimana bakteri E.coli merupakan salah satu penyebab diare biasanya menyebar melalui fecal oral antara lain melalui makanan atau minuman yang tercemar tinja yang mengandung E. coli dan atau kontak langsung dengan tinja penderita, sehingga bila bakteri E.coli ini di dalam air 100 ml air minum terdapat 500 bakteri coli, memungkinkan terjadinya penyakit gastroenteritis atau diare. Selain itu juga produksi enterotoksin oleh E.coli ada hubungannya dengan penyakit diare (Umar F, 2011 dalam Febriyanti, 2013).
Air Minum Isi Ulang (AMIU) terdapat di mana-mana dan harganya relatif murah. Air merupakan unsur pokok dalam kehidupan manusia, dipergunakan untuk rumah tangga, industri, pertanian, rekreasi, transportasi, perikanan dan lainlain. Di samping itu air dapat pula menyebarkan penyakit, terutama penyakit infeksi saluran pencernaan makanan. Makin padatnya penduduk di daerah, dan semakin berkembangnya industri pencemaran air tidak dapat dihindari lagi. Pencemaran air dapat terjadi pada air permukaan maupun air dalam tanah. Yang dimaksud dengan air permukaan adalah air sungai, air danau, air sumur dangkal, air laut, sedang yang dimaksud dengan air dalam tanah adalah sungai bawah tanah, lapisan air dalam tanah. dan air sumur dalam. Air yang semula merupakan air hujan, akan menghanyutkan berbagai macam limbah dan kotoran lain baik yang berada dipermukaan tanah maupun yang telah dialirkan oleh air sungai. Kotoran tersebut sangat bervariasi, dapat merupakan kotoran organik (kotoran manusia, hewan dan sisa tumbuhan), maupun kotoran anorganik. Air itu menyerap karbon dan nitrogen yang berasal dari tumbuhan dan tercampur debu. Air tersebut mengalir sepanjang sungai, terakumulasi di danau yang akhirnya mengalir ke laut. Air yang tingkat kotorannya mencapai tingkat yang membahayakan manusia dan kehidupan lain disebut sebagai air yang telah tercemar. Air Minum Isi Ulang (AMIU) yang digunakan penghuni Kos Smart Center berasal dari air PDAM (Air sungai) yang telah diproses melalui beberapa tahapan yang siap dialirkan kekonsumen.
Bakteri E.coli dapat mencemari Air Minum Isi Ulang (AMIU) karena : 1) Air PDAM diduga telag tercemar bakteri E.coli dan dapat juga mencemari Air Minum Isi Ulang (AMIU) jika pengolahannya kurang baik. 2) Air Minum Isi Ulang (AMIU) yang dikonsumsi oleh penghuni Kos Smart Center hanya menggunakan pengolahan ultraviolet sederhana. 3) Galon air minum yang hanya dicuci dengan menggunakan air PDAM bukan dengan air yang telah diproses terlebih dahulu bisa saja telah mengandung bakteri E.coli yang kemudian dipakai untuk pengisian Air Minum Isi Ulang (AMIU). Menutur Widiyanti (2004) Bakteri indikator sanitasi adalah bakteri yang keberadaannya dalam pangan menunjukan bahwa air atau makanan tersebut pernah tercemar oleh feses mausia. Bakteri-bakteri indikator sanitasi umumnya adalah bakteri yang lazim terdapat dan hidup pada usus manusia. Jadi adanya bakteri tersebut pada air atau makanan menunjukan bahwa dalam satu atau lebih tahap pengolahan air atau makanan pernah megalami kontak dengan feses yang berasal adri usus manusia dan mungkin mengandung bakteri patogen yang berbahaya. Coliform merupakan salah satu grup bakteri yang digunakan sebagai indikator adanya polusi dan kondisi yang tidak baik dalam air, makanan dan produk-produk susu. Bakteri Coliform dapat dibedakan dalam dua grup: (1) Coliform fekal misalnya Escherichia coli dan (2) Coliform nonfekal yaitu Enterobacter aerogenes. Adanya bakteri Escherichia coli dalam air minum menunjukn bahwa air minum tersebut pernah terkontaminasi feses mnusia dan
mungkin dapat mengandung patogen usus. Oleh karen itu standar air minum mensyaratkan bakteri E.coli harus nol dalam 100 ml. Sedangkan jumlah bakteri E.coli pada Air Minum Isi Ulang (AMIU) dari penggunaaan 48 Jam dan 72 Jam ada yang tetap jumlah bakteri E.colinya dan ada juga yang meningkat, itu juga bisa disebabkan oleh kebersihan dari dispenser. Dispenser yang sering dibersihkan pada waktu pengisian Air Minum Isi Ulang (AMIU) juga dapat mempengaruhi jumlah bakteri yang ada pada Air Mium Isi Ulang (AMIU). Selain dari kebersihan dispensernya, cara pengolahan dan lama penggunaan Air Minum Isi Ulang (AMIU) juga bisa mempengaruhi jumlah bakteri pada Air Minum Isi Ulang (AMIU). Air Minum Isi Ulang (AMIU) yang hanya aman digunakan dalam waktu 24 jam, jika lebih dari 24 jam dapat terjadi perkembangan bakteri E.coli yang dapat mengganggu kesehatan. Hasil penelitian kadar zat organik (pembusukan yang disebabkan oleh bakteri) dalam Air Minum Isi Ulang (AMIU) di Kecamatan Tugu Semarang Air Minum Isi Ulang (AMIU) disimpan sampai penyimpanan 4 minggu kadarnya mengalami kenaikan, akan tetapi kadar zat organik tersebut masih sesuai dengan Permenkes RI No 416 / Menkes / Per / IX / 1990, yaitu kadar zat organik sebagai angka permanganat kurang dari 10 mg/L Kenaikan kadar zat organik pada Air Minum Isi Ulang (AMIU) tersebut (Hidayati, 2010).
4.3 Keterbatasan Peneliti Dalam pemeriksaan jumlah bakteri E.coli pada Air Minum Isi Ulang (AMIU) peneliti memiliki keterbatasan, antara lain : 1) Sampel diambil Jam 09:00 diteliti Jam 12:00 karena keterbatasan alat-alat laboratorium. 2) Peneliti hanya mewawancara salah satu karyawan yang bekerja didepot pada saat pengambilan galon di Kos Smart Center. 3) Peneliti tidak turun langsung ke depot yang menjadi sumber Air Minum Isi Ulang (AMIU) penghuni Kos Smart Center.