BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Wonoharjo, Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen. Sekolah ini terdiri dari enam ruang kelas. Dalam pelaksanaan pembelajarannya semua kelas dari kelas satu sampai kelas enam dimulai pada pukul 07.00 WIB. SD ini memiliki letak yang cukup jauh dari kota dan dari jalan raya sekitar 2 kilometer, berada di tengah desa. Lokasi yang berada pada lingkungan pemukiman masyarakat dan persawahan, membuat keadaan sekolah terlihat tenang dan cocok untuk lingkungan belajar. Kondisi bangunan dan lingkungan sekolah cukup baik. Sekolah ini terdiri dari enam ruang kelas, satu ruang guru, satu ruang kepala sekolah, satu ruang dapur, satu ruang UKS, satu perpustakaan. Sarana dan prasarana yang ada, misalnya ruang perpustakaan, alat-alat olahraga sudah cukup lengkap, media pembelajaran belum lengkap dan belum digunakan secara optimal, serta buku-buku penunjang juga sudah ada. Pemilihan tempat penelitian ini didasarkan pada pertimbangan yaitu (1) kepala sekolah dan guru kelas V SDN 2 Wonoharjo mengizinkan peneliti untuk mengadakan penelitian di sekolahnya, (2) kemampuan belajar siswa belum tergali secara optimal dalam pembelajaran IPA, (3) kurang optimalnya penggunaan media pembelajaran, (4) adanya kesediaan guru berkolaborasi untuk meningkatkan pembelajaran, (5) sekolah belum pernah digunakan sebagai objek penelitian yang sejenis, sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang dan (6) perlunya ada penerapan model pembelajaran yang bervariasi dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada sekolah ini.
43
44 2. Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitan yaitu pada tahun ajaran 2015/2016. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dari mulai persiapan, pelaksanaan, analisis hingga pembuatan laporan dimulai dari bulan November tahun 2015 hingga bulan juli 2016. Pembuatan jadwal waktu penelitan bertujuan untuk memudahkan proses penelitian, supaya penelitian yang dilakukan dapat berjalan secara sistematis, efektif, dan efisien. Jadwal penelitian berupa bulan dan tahun pelaksanaan, sedangkan tanggal dan waktu penelitian menyesuaikan dengan teknis dan kebijakan sekolah. Jadwal penelitian yang telah disusun oleh peneliti adalah sebagai berikut: a. Persiapan Persiapan Kordinasi perijinan dan observasi dilaksanakan pada 2 November 2015. Identifikasi masalah yang ada pada siswa kelas V SDN 2 Wonoharjo pada 4 November 2015. Penyusunan proposal dilakukan pada tanggal November 2015-Februari 2016. Seminar proposal pada 4 Februari 2016. Revisi dan menyiapkan perangkat pembelajaran pada tanggal 9 – 10 Februari 2016. b. Pelaksanaan 1) Siklus I Pelaksanaan siklus I pertemuan 1 dimulai dari tahap perencanaan pada tanggal 20 Februari 2016. Pelaksanaan penelitian, Observasi dan Refleksi dilaksanakan pada tanggal 23 Februari 2016. Pelaksanaan siklus I pertemuan 2 dimulai dari tahap perencanaan pada tanggal 25 Februari 2016. Pelaksanaan penelitian, Observasi dan Refleksi dilaksanakan pada tanggal 27 Februari 2016. 2) Siklus II Pelaksanaan siklus II pertemuan 1 dimulai dari tahap perencanaan pada tanggal 27 Februari 2016. Pelaksanaan penelitian, Observasi dan Refleksi dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 2016. Pelaksanaan siklus I pertemuan 2 dimulai dari tahap perencanaan pada tanggal 4 Maret 2016.
45 Pelaksanaan penelitian, Observasi dan Refleksi dilaksanakan pada tanggal 8 Maret 2016. 3) Siklus III Pelaksanaan siklus III pertemuan 1 dimulai dari tahap perencanaan pada tanggal 10 Maret 2016. Pelaksanaan penelitian, Observasi dan Refleksi dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 2016. Pelaksanaan siklus III pertemuan 2 dimulai dari tahap perencanaan pada tanggal 12 Maret 2016. Pelaksanaan penelitian, Observasi dan Refleksi dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2016. c.
Analisis Data dan Pelaporan Analisis data dilakukan pada tanggal 20 Februari - 5 April 2016. Menyusun laporan skripsi pada tanggal 28 Februari hingga 8 April 2016. Ujian dan revisi pada bulan April 2016. Penggandaan dan pengumpulan laporan pada bulan Mei 2016.
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Arikunto (2013: 130) menyatakan ada tiga pengertian yang dapat dijelaskan dalam PTK yaitu: 1. Peneltian merupakan kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metedologi teretentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. 2. Tindakan merupakan seseuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan. 3. Kelas adalah sekelompok siswa dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. Penggabungan batasan pengertian tiga kata tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas.
46 Penelitian ini telah dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru kelas. Penelitian tindakan kelas kolaboratif adalah penelitian yang dilaksanakan oleh pihak luar (peneliti) yang berkerja sama dengan guru, guru akan bertugas untuk melaksanakan tindakan yang akan dirancang oleh peneliti. Penelitian ini telah membantu guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
C. Subjek Penelitian Subjek tindakan adalah subjek atau orang yang akan ditingkatkan kemampuan atau kompetensinya. Dalam PTK pendidikan, yang menjadi subjek tindakan adalah siswa (Arikunto, 2010: 56). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 2 Wonoharjo tahun ajaran 2015/ 2016. Jumlah siswa sebanyak 32 siswa, yang terdiri dari 13 siswa putra dan 19 siswa putri. Pemilihan kelas V di SD ini sebagai subjek penelitian didasarkan dengan beberapa pertimbangan berdasarkan hasil observasi lapangan. Mereka memiliki kemampuan akademik dan latar belakang yang berbeda – beda serta ekonomi yang berbeda- beda.
D. Data dan Sumber Data 1. Data Menurut Arikunto, Suhardjono, dan Supriyadi (2008: 129) “data yang baik adalah data yang diambil dari sumber data yang tepat dan akurat”. Jenis data pada penelitian tindakan kelas ini ada dua macam, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang gaya. Data kualitatif berupa informasi mengenai pelaksanaan pembelajaran IPA menggunakan model pembelejaran student facilitator and explaining dengan media konkret. Informasi tersebut dapat diambil dari lembar observasi guru dan siswa serta foto dan video langkah pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran student facilitator and explaining dengan media konkret.
47
2. Sumber Data Pada penelitian ini sumber data yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Siswa Sumber data dari siswa diperoleh dari siswa kelas V SD N
2
Wonoharjo tahun ajaran 2015/2016. Data ini tentang seluruh kegiatan belajar mengajar yaitu tentang penggunaan model student facilitator and explaining dengan media konkret. Keberadaan siswa sebagai subjek penelitian sangat dibutuhkan dalam pengumpulan data. Data yang didapatkan dari siswa adalah berupa data pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model student facilitator and explaining dengan media konkret dalam peningkatan pembelajaran IPA melalui observasi, dan tes. b. Guru Guru berperan sebagai pelaksana tindakan dalam penelitian ini adalah guru kelas V SDN 2 Wonoharjo. Guru melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah dibuat bersama peneliti. Guru sebagai sumber data yang diperlukan oleh peneliti. Data tersebut diperoleh berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti terhadap guru. c. Dokumen Dokumen pada penelitian merupakan hasil dokumentasi yang diarsipkan berupa data yang berkaitan dengan penelitian, meliputi daftar kelas, buku penilaian, buku induk siswa, daftar hadir, silabus IPA kelas V SD, dan penelitian yang relevan. Selain itu, dokumen juga digunakan untuk mengetahui latar belakang siswa kelas V SD Negeri 2 Wonoharjo. Selain itu dokumen dokumen yang digunakan adalah gambaran pelaksanaan tindakan pada setiap siklus, catatan-catatan yang didapat saat proses pembelajaran.
48 E. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penilitian ini antara lain. a) Teknik Nontes 1) Observasi Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan siswa dan guru pada saat berlangsungnya proses pembelajaran IPA dengan menerapkan model student facilitator and explaining dengan media konkret. Data dari hasil observasi ini nantinya akan digunakan untuk
menetukan
tingkat
ketercapaian
penerapan
model
pembelajaran student facilitator and explaining dengan media konkret, apakah dalam penerpannya sudah sesuai dengan langkahlangkah yang telah ditentukan dan mencapai hasil yang diharapkan. Yang bertindak sebagai observer dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dan dibantu oleh teman sejawat, sedangkan yang bertindak sebagai praktikan adalah guru kelas V. Observer bertugas mengamati proses pembelajaran berlangsung dari awal sampai akhir pembelajaran yaitu mengamati bagaimana penerapan langkah-langkah model student facilitator and explaining dengan media konkret dalam peningkatan pembelajaran IPA tentang gaya pada siswa kelas V SD. 2) Wawancara Wawancara dilakukan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan mengetahui permasalahan tersebut secara lebih dalam. Selain itu, wawancara dilakukan untuk mengetahui keberhasilan dan kelemahan pembelajaran dengan menerapkan model student facilitator and explaining agar dapat diperbaiki pada proses pembelajaran berikutnya. Wawancara dilakukan peneliti secara langsung kepada guru kelas V dan siswa kelas V tentang bagaimana penerapan model student facilitator and explaining dengan media konkret dalam peningkatan pembelajaran IPA
49 tentang gaya pada siswa kelas V SDN 2 Wonoharjo tahun ajaran 2015/ 2016 3) Dokumentasi Arikunto (2010: 201) mengemukakan bahwa dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Dalam pelaksanaan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti daftar kelas dan nilai hasil belajar siswa pada Ulangan Tengah Semester (UTS) tahun ajaran 2015/2016, sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian yang dilakukan. b) Teknik Tes Tes digunakan untuk mendapatkan data nilai hasil belajar siswa setelah penerapan model student facilitator and explaining dengan media konkret. Penelitian ini menggunakan tes evaluasi hasil belajar yang digunakan untuk mengukur peningkatan pembelajaran IPA materi gaya setelah penerapan model student facilitator and explaining dengan media konkret. 2. Alat Pengumpulan Data a. Instrumen Penerapan Model Student Facilitator and Explaining dengan Media Konkret 1) Definisi Konsep Berdasarkan uraian model student facilitator and explaining dengan media konkret, dapat disimpulkan bahwa model student facilitator and explaining dengan media konkret adalah menerapkan model pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan kepada sisiwa untuk mengkomunikasikan materi yang ia pahami kepada seluruh anggotanya dengan media konkret sebagai alat bantu penyampaian pesan atau informasi. 2) Definisi Oprasional Penerapan student facilitator and explaining dengan media konkret dapat terlihat dari hasil nilai atau skor dan deskripsi. Skor
50 dan deskripsi tersebut diperoleh melalui lembar observasi mengenai penerpan student facilitator and explaining dengan media konkret sedangkan deskripsi tersebut diperoleh melalui wawancara. Fokus dalam pelaksanaan yang akan diteliti adalah langkah penerpan model student facilitator and explaining dengan media konkret. Adapun alat yang digunakan adalah lembar observasi guru dan siswa dan pedoman wawancara. Lembar observasi dan pedoman wawancara disusun berdasarkan skenario pembelajaran. Lembar observasi dan pedoman wawancara secara lengkap terdapat pada lampiran 4 – 7. a) Lembar Observasi Objek yang diamati dalam penelitian ini berkenaan dengan aktivitas siswa pada saat pembelajaran dan kinerja guru pada saat pembelajaran
berlangsung.
Peneliti
menggunakan
alat
pengumuplan data yaitu lembar observasi berupa rating scale yang dijabarkan dalam bentuk skala penskoran 0-4, masingmasing skor memiliki deskriptor. Setiap butir pernyataan yang memenuhi semua deskriptor memperoleh skor 4, memenuhi 3 deskriptor
memperoleh
skor
3,
memenuhi
2
deskriptor
memperoleh skor 2, hanya memenuhi 1 deskriptor memperoleh skor 1, dan apabila tidak ada deskriptor yang terpenuhi memperoleh skor 0. Cara menghitung persentase adalah sebagai berikut: Persentase =
x 100%
b) Pedoman Wawancara Penelitian ini observer dan siswa bertindak sebagai responden. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan bertujuan untuk menambah data dari hasil observasi tentang langkah-langkah penggunaan student facilitator and explaining dengan media konkret pada pembelajaran IPA tentang gaya.
51 Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Observasi dan Wawancara Terhadap Guru dan Siswa dalam Penerapan Model Student Facilitator and Explaining dengan Media Konkret. No.
Indikator
Nomor Soal
Jumlah Butir
1.
Penyampaian Kompetensi dengan media konkret Penyampaian garis besar materi dengan media konkret Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya dengan media konkret Menyimpulkan materi, ide atau pendapat dari siswa dengan media konkret Menjelaskan kembali semua materi yang disajikan secara keseluruhan dengan media konkret Penutup Jumlah
1–6
6
7 – 17
11
18 – 21
4
22 – 23
2
24 – 26
3
27 – 30
4 30
2. 3.
4.
5.
6.
b. Instrumen Peningkatan Pembelajaran IPA tentang Gaya 1) Definisi Konseptual Berdasarkan uraian pembelajaran IPA tentang gaya Kelas V SD, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA di Sekolah Dasar adalah pembelajaran yang diarahkan pada pengembangan kemampuan berpikir anak berdasarkan pengalaman langsung agar siswa mampu memahami
alam
sekitar
melalui
serangkaian
kegiatan
yang
dilaksanakan secara sistematis dan keterampilan proses yang didalamnya terkandung prinsip Inkuiri, discovery learning, saintifik dan konstruktifis yang disesuaikan dengan karakteristik siswa kelas V SD.
52 2) Definisi Operasional Peningkatan pembelajaran IPA adalah jumlah skor yang menunjukkan suatu peningkatan pembelajaran IPA yang mencakup keterampilan proses dan hasil. Skor didapatkan dari Lembar Kerja Siswa
(LKS),
lembar
observasi
saat
kegiatan
pembelajaran
berlangsung dan tes. Peningkatan keterampilan proses dapat dilihat dari prosesnya dengan menggunakan lembar observasi dan pedoman wawancara. Sedangkan peningkatan keterampilan hasil dapat dilihat dari nilai hasil tes pembelajaran IPA tentang gaya.
a)
Tes Hasil Belajar Standar Kompetensi
: 5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan
Kompetensi Dasar
energi, serta fungsinya
: 5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet)
53 Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Tes Siklus I No
1.
2.
3.
4
Indikator
Tujuan
Jenjang Kognitif
Pertemuan 1 Mengelompokkan 1. Siswa dapat C2, C2, benda-benda yang membedakan C2 bersifat magnetis tentang benda dan tidak magnetis dan non magnetis magnetis 2. Siswa dapat C3, C2, menyebutkan benda C2 magnetis dan non magnetis 3. Siswa dapat C3, C3 mengelompokkan benda magnetis dan non magnetis Menunjukkan 4. Siswa dapat C2, C1 kekuatan gaya menyebutkan halmagnet hal yang mempengaruhi kekuatan gaya magnet 5. Siswa dapat C1, C2 menjelaskan hal-hal yang mempengaruhi kekuatan gaya magnet Jumlah Soal Pertemuan 2 Memberi contoh 6. Siswa dapat C2, C1, penggunaan gaya menyebutkan contoh C3 magnet dalam penggunaan gaya kehidupan seharimagnet dalam hari. kehidupan seharihari. Menjelaskan cara 7. Siswa dapat C1, C1, pembuatan menyebutkan cara C1, C1, magnet membuat magnet C2 8. Siswa dapat menjelaskan cara pembuatan magnet Jumlah Soal
C1, C1, C2
No. Soal
Bentuk soal 20
1,2, 11
PG,PG, IS
3,4, 12, 15
PG, PG, IS, IS
5,6, 13,
PG, PG, IS
7,8, 14
PG, PG, IS
9,10
PG, PG IS
15 1,2, 3, 11, 14
PG, PG, IS
4,5,6 ,7,12 ,13, 15 8,9, 10,
PG,PG, PG,PG, IS, IS
15
PG
54 Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes pada Siklus II No. Indikator Tujuan 1
Pertemuan 1 Akibat dari gaya gravitasi
Pertemuan 2 2. Menyebutkan contoh gaya gravitasi 3. Hal- hal yang mempengaruhi gaya gravitasi
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian gaya gravitasi 2. Siswa dapat menyebutkan arah gaya gravitasi 3. Siswa dapat menjelaskan arah gaya gravitasi 4. siswa dapat menyebutkan akibat adanya gaya gravitasi 5. siswa dapat menjelaskan secara singkat akibat adanya gravitasi Jumlah Soal
6. Siswa dapat menyebutkan contoh gaya gravitasi 7. Siswa dapat menjelaskan hal- hal yang mempengaruhi gaya gravitasi 8. Siswa dapat memecahkan masalah tentang hal yang mempengaruhi gaya gravitasi 9. Siswa dapat menyebutkan hal- hal yang mempengaruhi gaya gravitasi. Jumlah Soal
Jenjang kognitif
No. soal
Bentuk Soal
C1, C2, C2, C1
1,2, 11, 15
PG, PG, IS
C1, C1, C2
3,4, 13
PG, PG IS
C1, C2
5,6
PG, PG
C2, C2
7,8
PG, PG
C2, C2, C2
9,10, 12, 14
PG, PG, PG, IS
15 C1, C2, C2, C2 C2, C2, C2, C2
1,2,3, 11, 13
4,5,6, 12
PG, PG, PG, IS, IS PG, PG, PG, IS
C2, C2, C2
7,8, 14
PG, PG, IS
C1, C2, C2
9,10, 15
PG, PG, IS
15
55
Tabel 3.4 Kisi-kisi Tes pada Siklus III No Indikator Tujuan
1
2
Pertemuan 1 Membandingkan 1. Siswa dapat gerak benda menjelaskan permukaan yang perbandingan berbeda gerak benda permukaan yang berbeda Menjelaskan kerugian dan manfaat gaya gesek
2. Siswa dapat menyebutkan kerugian gaya gesek 3. Siswa dapat menyebutkan manfaat gaya gesek 4. Siswa dapat menyebutkan contoh kerugian dan manfaat gaya gesek dalam kehidupan sehari- hari Jumlah Soal
Jenjang Kongnitif
No. Soal
Bentuk soal
C1, C2, C2, C2
1,2,3, 11
PG, PG, PG, IS
C2, C1, C2
4,5, 12
PG, PG, IS
C2, C2, C2
6,7, 13
PG, PG, IS
C2, C3, C2, C2, C2
8,9,10 , 14, 15
PG, PG,PG, IS, IS
15
56
3
4
Pertemuan 2 Menjelaskan cara memperbesar dan memperkecil gaya gesek
Contoh gaya gesek dalam kehidupan sehari- hari
5. Siswa dapat menjelaskan cara memperkecil gaya gesek 6. Siswa dapat menjelaskan cara memperbesar gaya gesek 7. Siswa dapat menyebutkan contoh gaya gesek dalam kehidupan sehari- hari 8. Siswa dapat menjelaskan contoh penggunaan gaya gesek dalam kehidupan sehari- hari. Jumlah Soal
C2, C2, C2
1,2, 11
PG, PG IS
C1, C2, C2, C2
3,4, 12, 14
PG, PG IS, IS
C2, C2, C3
5,6,7, 13
PG, PG PG, IS
C2, C2, C2
8,9, 10, 15
PG, PG PG, PG IS
15
F. Teknik Uji Validitas Data Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi untuk menguji validitas data. Triangulasi merupakan teknik pengumpulan informasi dengan menggunakan berbagai metode untuk mendapatkan data yang akurat berdasarkan sumber yang sama. Uji validitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan triangulasi sumber data dan triangulasi teknik. 1. Triangulasi Sumber Data Semakin banyak sumber data yang digunakan dalam penelitian, data yang diperoleh akan semakin lengkap dan lebih valid. Melalui teknik triangulasi sumber data ini peneliti berharap akan membuat data yang dipeoleh semakin lengkap. Triangulasi sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari siswa kelas V SDN 2 Wonoharjo, guru kelas V SDN 2 Wonoharjo, dan dokumen.
57
2. Triangulasi Teknik Triangulasi teknik digunakan dengan harapan data yang diperoleh dari teknik pengumpulan data yang berbeda dapat disimpulkan oleh peneliti dan membuat data menjadi lebih valid. Triangulasi teknik dalam penelitian ini meliputi teknik tes dan nontes (observasi, wawancara, dan dokumentasi).
G. Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis data kualitatif deskriptif. Tahapan analisisnya adalah sebagai berikut. 1. Reduksi Data Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan semua instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data kemudian dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal yang penting, dicari tema dan membuang yang tidak perlu. Data yang dikumpulkan yaitu data dari hasil observasi, data hasil wawancara, dan dokumen hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi gaya. Dengan demikian data yang dikumpulkan di lapangan setelah direduksi akan memberikan gambaran yang leboh jelas dan mempermudah peneliti untuk pengumpulan data selanjutnya. 2. Penyajian Data Data yang berhasil dikumpulkan kemudian dapat disajikan dalam bentuk uraian singkat, membuat grafik, dan menyusun dalam bentuk tabel. Hal ini dilakukan supaya data yang ada terorganisasikan dan tersusun rapi sehingga mudah dipahami jika dibaca. 3. Penarikan Kesimpulan Setelah data direduksi dan disajikan, langkah selanjutnya adalah peneliti melakukan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan penyajian data untuk menguji hipotesis penelitian. Peneliti menyimpulkan data hasil penelitian dari hasil pembelajaran yang berupa proses dan hasil belajar IPA tentang gaya melalui penerapan model student facilitator and explaining dengan media konkret. Penyimpulan hasil
58 penelitian berupa uraian singkat, diagram atau tabel, maupun gambar langkahlangkah pembelajaran dengan menerapkan model student facilitator and explaining dengan media konkret yang dapat diterapkan pada siswa kelas V SD.
H. Indikator Kinerja Penelitian Indikator kinerja yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan uraian tentang petunjuk atau tanda yang diharapkan muncul sebagai wujud keberhasilan dalam melakukan tindakan. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini mempunyai harapan agar terjadi peningkatan dalam pembelajaran IPA di kelas V, khususnya dalam materi gaya. Adapun indikator - indikator yang dicapai sebagai bentuk keberhasilan penelitian tindakan kelas ini yaitu:
Tabel 3.5 Indikator Kinerja Penelitian No Aspek yang Diukur Target 1 Guru menerapkan model 85% student facilitator and explaining dengan mdeia konkret sesuai dengan langkah-langkah yang benar.
2
3
Keterlibatan siswa secara aktif terhadap proses pembelajaran IPA materi gaya melalui penerapan model student facilitator and explaining dengan mdeia konkret. Peningkatan pembelajaran IPA (hasil belajar IPA pada materi gaya)
85%
80%
Cara Mengukur Diamati oleh observer saat pembelajaran berlangsung dan diukur dengan mengunakan lembar observasi guru dan wawancara tentang penerapan model student facilitator and explaining dengan mdeia konkret. Diamati oleh observer saat pembelajaran berlngsung dan diukur dengan mengunakan lembar observasi siswa dan wawancara tentang penerapan model student facilitator and explaining dengan mdeia konkret. Diukur dari tes hasil evaluasi belajar siswa dengan KKM = 75
59 I. Prosedur Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif. Penelitian ini berkolaborasi dengan guru kelas V pada pembelajaran IPA tentang gaya pada siswa kelas V SDN 2 Wonoharjo tahun ajaran 2015/2016. Guru kelas sebagai pelaksana tindakan yang telah direncanakan peneliti. Penelitian ini memiliki tujuan utama untuk meningkatkan pembelajaran IPA yang meliputi proses dan hasil belajar. Untuk memperoleh data yang sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian, maka penelitian akan dilaksanakan dalam 3 siklus dengan masing-masing siklus terdiri dari dua pertemuan. Tahapan dalam setiap siklus yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Tahapan Penelitian Tindakan Kelas dapat dilihat pada gambar 3.1. berikut: Perencanaan Refleksi
Siklus I
Pelaksanaan
Pengamatan
Pecencanaan
Refleksi
Siklus II
Pelaksanaan
Pengamatan
Pecencanaan
Refleksi
Siklus III
Pelaksanaan
Pengamatan
Gambar 3.1 Modifikasi Prosedur penelitian menurut Arikunto,dkk (2010: 16)
60
Menurut Arikunto, tahapan pada gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas secara rinci dijabarkan sebagai berikut: 1. Perencanaan Perencanaan merupakan saat dimana peneliti merencanakan penelitian apa yang akan dilakukan, masalah apa yang akan dikemukakan dan pengembangan interverensi (aksi dan solusi). Langkah-langkah perencanaan yang perlu ditempuh adalah sebagai berikut: (a) membuat skenario pembelajaran, (b) mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan, (c) mempersiapkan cara merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan, (d) melakukan simulasi pelaksanaan tindakan untuk menguji keterlaksanaan rancangan sehingga dapat menumbuhkan serta mempertebal kepercayaan diri dalam pelaksanaan yang sebenarnya. 2. Pelaksanaan Pelaksanaan merupakan tahap dimana peneliti melakukan tindakan untuk memperbaiki masalah yang ditemukan. Pada tahap ini guru sebagai pelaksana tindakan mengacu pada program yang telah dipersiapkan dan disepakati bersama dengan teman sejawat. Kegiatan pelaksaan tindakan ini merupakan tindakan pokok dalam siklus PTK, pada saat yang bersamaan kegiatan pelaksanaan ini juga disertai dengan kegiatan observasi dan interpretasi serta diikuti dengan kegiatan refleksi. 3. Pengamatan Pengamatan merupakan tahap dimana peneliti melakukan pengamatan (pengambilan data) untuk melihat sejuah mana efek tindakan telah mencapai sasaran. Pengamatan juga merupakan upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan berlangsung, baik menggunakan alat bantu maupun tidak. Hal penting dicatat dalam tahap ini adalah kadar interpretasi yang terlibat dan rekaman hasil observasi. Observasi harus dilakukan secara bersamaan dengan interpretasi.
61 4. Refleksi Refleksi merupakan kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi pada siswa, suasana kelas, dan guru. Peneliti mencermati kembali secara lebih terperinci segala sesuatu yang telah dilakukan beserta hasil-hasilnya, baik yang positif atau negatif. Kegiatan ini diperlukan untuk menemukan titik-titik rawan sehingga dapat dilanjutkan dengan mengidentifikasikan serta menetapkan sasaran-sasaran perbaikan baru, menyusun perencanaan baru, mengimplementasikan tindakan baru, atau sekedar menjelaskan implementasi tindakan perbaikan. Kecepatan dalam menemukan gagasan-gagasan kunci yang dilandasi oleh refleksi secara akumulatif menampilkan mutu kinerja yang tinggi. Melalui refleksi guru akan dapat menetapkan apa yang telah dicapai dari PTK yang dilakukannya, apa yang belum dicapai, dan apa yang masih perlu diperbaiki pada pembelajaran berikutnya. Hasil refleksi digunakan untuk menentukan langkah-langkah lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan PTK. Dalam penelitian ini, peneliti mengadakan analisis, pemaknaan, dan penyimpulan terhadap tindakan yang telah dilaksanakan sehingga menemukan kelebihan maupun kekurangannya selama proses pembelajaran. Kemudian peneliti mengkaji dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari pembelajaran untuk siklus berikutnya. Pada tahap ini peneliti dapat membandingkan kondisi awal sebelum diadakan tindakan dan kondisi sesudah diberikan tindakan siklusi I. Hasil refleksi pada siklus I merupakan tahap awal dari siklus II. Hasil refleksi pada siklus II merupakan tahap awal dari siklus III. Dari gambar 3.1 terlihat bahwa tahap kegiatan pertama yang dilakukan dalam siklus 1 adalah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Kemudian dilanjutkan pada siklus II dengan tahapan yang sama, begitu seterusnya hingga penelitian dianggap telah selesai dan mencapai keberhasilan yang diharapkan. Penelitian yang akan dilaksanakan mengikuti empat tahap tersebut yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi dalam satu siklus. Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam tiga siklus di mana
62 setiap siklusnya terdiri dari 2 pertemuan. Adapun tahapan-tahapan dan kegiatan-kegiatan dalam masing-masing siklus dalam penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Siklus I Pelaksanaan siklus I merupakan tindakan yang dilaksanakan sebagai tindakan lanjut dari indentifikasi yang telah dilakukan. Siklus I merupakan pembelajaran yang dilakukan oleh guru atau peneliti berasarkan skenario pembelajaran yang telah direncanakan sebagai upaya perbaikan proses pembelajaran. 1) Tahap Perencanaan Siklus I Tahap awal dalam siklus ini adalah penyusunan skenario pembelajaran
kemudian
dikembangkan
menjadi
rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran IPA kelas V semester 2 dengan alokasi waktu 4 x 35 menit, untuk 2 pertemuan. Peneliti mempersiapkan lembar observasi, media konkret, sumber belajar, lembar evaluasi, dan LKS yang nantinya akan digunakan dalam pembelajaran, serta mempersiapkan alat dokumentasi.
Dalam
pelaksanaan
pembelajaran
peneliti
berkoordinasi dengan guru kelas dan teman sejawat mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan. 2) Tahap Pelaksanaan Siklus I Tahap pelaksanaan siklus I merupakan implementasi isi dari rancangan tindakan. Dalam pelaksanaan harus menati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, berlaku wajar, dan tidak dibuat – buat supaya hasil pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai tujuan dan data yang diperoleh akurat. Guru dalam melaksanaan pembelajaran dituntun oleh RPP yang telah disiapkan pada tahap sebelumnya. Langkah dalam pembelajaran tersebut menerpakan model Student Facilitator and Explaining (SFE) dengan media konkret.
63 Pada siklus I ini terdiri dari dua kali pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 20 dan 27 Februari 2016. Pada pertemuan pertama materi yang akan diajarkan yaitu tentang gaya magnet dengan indikator pembelajaran: (1) mengelompokkan benda-benda yang bersifat magnetis dan non magnetis, (2) menunjukkan kekuatan gaya magnet.
Sedangkan materi pada
pertemuan kedua dengan indikator pembelajaran: (3) memberi contoh penggunaan gaya magnet dalam kehidupan sehari- hari, (4) menjelaskan cara pembuatan magnet. 3) Tahap Pengamatan Siklus I Observasi dilaksanakan dengan melakukan pengamatan ketika proses pembelajaran IPA pada siswa kelas V SD Negeri 2 Wonoharjo dengan menggunakan model Student Facilitator and Explaining (SFE) dengan media konkret. Hal ini dilakukan sesuai dengan teknik pengumpulan data
yang telah ditentukan
sebelumnya yaitu menggunakan tes, observasi dan wawancara. Selain melakukan pengamatan terhadap langkah-langkah penggunaan model Student Facilitator and Explaining (SFE) dengan media konkret, pengamatan mengenai pemahaman konsep pada pembelajaran IPA dilakukan menggunakan tes. Pada tahap ini peneliti juga mengamati kendala yang muncul selama proses pembelajaran berlangsung. 4) Tahap Refleksi Siklus I Pada tahap ini peneliti dan guru melaksanakan analisis berdasarkan hasil observasi dan diskusi. Dalam tahap ini peneliti akan mengkaji apakah tindakan yang dilakukan guru telah mencerminkan langkah penerapan
student
facilitator and
explaining dengan media konkret atau belum, mengenai kendala dari tindakan yang telah dilaksanakan, dan menganalisis bagaimana siskap perilaku siswa selama proses pembelajaran. Hasil analisis data yang dilakukan dalam tahapan siklus I ini akan
64 dipergunakan
sebagai
acuan
untuk
merencanakan
siklus
berikutnya. 2. Siklus II 1) Tahap Perencanaan Siklus II Tahap awal dalam siklus ini adalah penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran IPA kelas V semester 2 dengan alokasi waktu 4 x 35 menit, untuk 2 pertemuan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Peneliti mempersiapkan lembar observasi, media, sumber belajar, lembar evaluasi, dan beberapa
bacaan
yang
nantinya
akan
digunakan
dalam
pembelajaran, serta mempersiapkan alat dokumentasi dan berkoordinasi dengan guru kelas dan teman sejawat mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan. Siklus ini dilaksanakan berdasarkan pada kekurangankekurangan yang terjadi pada siklus I sehingga pada siklus kedua merupakan usaha untuk memperbaiki pelaksanaan pembelajaran dengan model Student Facilitator and Explaining (SFE) dengan media konkret. 2) Tahap Pelaksanaan Siklus II Pelaksanaan
dalam
siklus
II ini
mengacu
pada
kekurangan yang terjadi pada siklus I dan dilaksanakan pada tanggal 1 dan 4 Maret 2016. Dalam siklus II peneliti juga akan menggunakan model student facilitator and explaining dengan media konkret dalam pembelajaran IPA tentang gaya. Siklus II dilaksanakan dalam dua pertemuan. Pada pertemuan pertama materi tentang gaya yaitu gaya gravitasi dengan indikator pembelajaran: (5) akibat gaya gravitasi. Sedangkan materi pertemuan kedua tentang gaya gravitasi dengan indikator pembelajaran: (6) menyebutkan contoh gaya gravitasi, (7) menyebutkan hal-hal yang mempengaruhi gaya gravitasi.
65
3) Tahap Pengamatan Siklus II Observasi dilaksanakan dengan melakukan pengamatan ketika pembelajaran IPA pada siswa kelas V SD Negeri 2 Wonoharjo dengan menggunakan model Student Facilitator and Explaining (SFE) dengan media konkret. Hal ini dilakukan sesuai dengan teknik pengumpulan data
yang telah ditentukan
sebelumnya yaitu menggunakan tes, wawancara, dan observasi. Selain melakukan pengamatan terhadap langkah-langkah penggunaan model Student Facilitator and Explaining (SFE) dengan media konkret, pengamatan mengenai seberapa besar peningkatan pembelajaran IPA siswa kelas V dilakukan menggunakan tes. Tahap akhir dari observasi ini adalah mendiskusikan hasil observasi bersama dengan guru kelas V terhadap pelaksanakan pemebelajaran yang telah dilaksanakan sebagai bahan refleksi untuk menyusun rencana selanjutnya. Sumber data dalam pengamatan ini juga didukung oleh dokumentasi jalannya kegiatan pembelajaran. 4) Tahap Refleksi Siklus II Pada tahap ini peneliti dan guru melaksanakan analisis mengenai kendala, kelebihan dan kekuarangan dalam penerapan model Student Facilitator and Explaining (SFE) dengan media konkret, serta menganalisis bagaimana sikap perilaku siswa selama proses pembelajaran. Hasil analis data dalam tahapan siklus
II
ini
akan
dipergunakan
sebagai
acuan
untuk
merencanakan siklus berikutnya. Jika presentase peningkatan pembelajaran IPA tentang gaya sudah mencapai target 80% maka, penelitian ini dapat dihentikan.
66 3. Siklus III 1) Tahap Perencanaan Siklus III Tahap awal dalam siklus ini adalah penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran IPA kelas V semester 2 dengan alokasi waktu 4 x 35 menit, untuk 2 pertemuan. Peneliti mempersiapkan lembar observasi, media, sumber belajar, lembar evaluasi, dan beberapa bacaan yang nantinya akan digunakan dalam pembelajaran, serta mempersiapkan alat dokumentasi dan berkoordinasi dengan guru kelas dan teman sejawat mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan. Siklus ini dilaksanakan berdasarkan pada kekurangankekurangan yang terjadi pada siklus II sehingga pada siklus kedua merupakan usaha untuk memperbaiki pelaksanaan pembelajaran dengan model Student Facilitator and Explaining (SFE) dengan media konkret. 2) Tahap Pelaksanaan Siklus III Pelaksanaan dalam siklus III ini mengacu pada kekurangan yang terjadi pada siklus II yang dilaksanakan pada tanggal 10 dan 15 Maret 2016. Dalam siklus III peneliti juga akan menggunakan model student facilitator and explaining dengan media konkret dalam pembelajaran IPA tentang gaya. Siklus II dilaksanakan dalam dua pertemuan. Materi pada siklus 3 yaitu gaya gesek dengan indikator pembelajaran: (8) membandingkan gerak benda permukaan yang berbeda, (9) menjelaskan kerugian dan manfaat gaya gesek. Materi pada pertemuan kedua yaitu tentang gaya gesek dengan indikator pembelajaran(10) menjelaskan cara memperbesar
dan
memperkecil
gaya
gesek,
dan
(11)
menyebutkan contoh gaya gesek dalam kehidupan 3) Tahap Pengamatan Siklus III Observasi dilaksanakan dengan melakukan pengamatan ketika pembelajaran IPA pada siswa kelas V SD Negeri 2
67 Wonoharjo dengan menggunakan model Student Facilitator and Explaining (SFE) dengan media konkret. Hal ini dilakukan sesuai dengan teknik pengumpulan data
yang telah ditentukan
sebelumnya yaitu menggunakan wawancara, tes, dan observasi. Selain melakukan pengamatan terhadap langkah-langkah penggunaan model Student Facilitator and Explaining (SFE) dengan media konkret pengamatan mengenai seberapa besar peningkatan pembelajaran IPA siswa kelas V dilakukan menggunakan tes. Sumber data dalam pengamatan ini juga didukung oleh dokumentasi jalannya kegiatan pembelajaran. 4) Tahap Refleksi Siklus III Pada tahap refleksi siklus III diharapkan akan diperoleh pembelajaran yang lebih baik dan maksimal serta hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I, II dan III sehingga kriteria keberhasilan dalam penelitain ini dapat tercapai. Pada tahap ini dilakukan peninjauan terhadap siklus III. Diharapkan pada siklus III pembelajaran sudah sesuai dengan indikator keberhasilan peningkatan pembelajaran IPA melalui model student facilitator and explaining dengan media konkret pada siswa kelas V SDN 2 Wonoharjo, Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen.