BAB III METODE PENELITIAN
A. 1.
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat di mana seorang peneliti melakukan penelitian atau tempat di mana penelitian dilakukan.Penelitian ini mengambil lokasi di SMA Negeri 6 Surakarta di Jalan Mr. Sartono nomor 30, Surakarta. Selain itu, lokasi tempat Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) berada di SMA Negeri 6 Surakarta sehingga memungkinkan peneliti untuk lebih mudah dalam melaksanakan penelitian. Peneliti melakukan penelitian di kelas X IPS 2 SMA Negeri 6 Surakarta. Peneliti memilih kelas X IPS 2 SMA Negeri 6 Surakarta untuk penelitian dikarenakan karakteristik peserta didik yang suka bernyanyi dan pandai memainkan musik, peneliti beranggapan bahwa penerapan cooperative learning tipe STAD dengan media lagu di kelas X IPS 2 SMA Negeri 6 Surakarta akan cocok diterapakan model tersebut, sehingga dapat meningkatkan kreativitas siswa. Selain itu, dari penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media lagu diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar sejarah. Dari data yang diperoleh peneliti saat melakukan observasi di kelas X IPS 2 SMA Negeri 6 Surakarta, diperoleh data bahwa hampir separuh jumlah siswa tidak dapat memenuhi KKM sebesar 75. Oleh karena itu, dengan diterapkannya model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan bakat kelas X IPS 2 SMA Negeri 6 Surakarta diharapkan akan mampu meningkatkan hasil belajar sejarah.
30
31
2. Waktu Penelitian Waktu penelitian digambarkan seperti berikut : Tabel Penelitian 3.1 Bulan Kegiatan Penelitian Oktober
1. Koordinasi peneliti dengan kepala sekolah dan guru sejarah 2. Menyusun proposal penelitian 3. Menyiapkan perangkat pembelajaran dan
instrumen
penelitian 4. Pelaksanaan Siklus I 5. Pelaksanaan Siklus II 6. Analisis Data 7. Penyusunan laporam
November
Desember
Januari
Februari
Maret
32
B. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru sejarah yang bernama Ibu Suwarni S.Pd dan siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 6 Surakarta tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 31 orang. Faktor yang diteliti adalah kegiatan pembelajaran sejarah pada materi kompetensi dasar “Kehidupan Awal Masyarakat Praaksara Indonesia” dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media lagu. Dalam kegiatan ini guru berfungsi sebagai fasilitator dan mediator, dengan terlebih dahulu mempersiapkan kelengkapan pembelajaran, seperti : RPP, Silabus, Program Tahunan, Program Semester.
C. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu meliputi: 1.
Informan Informan merupakan orang yang memberikan informasi atau disebut juga subjek yang diteliti. Karena informan juga aktor atau pelaku yang ikut melakukan berhasil tidaknya penelitian berdasarkan informasi yang diberikan. Dalam penelitian ini, informasi berasal dari Kepala Sekolah yakni Bapak Agung Wijayanto S.Pd.,M.Pd, Guru Sejarah
yang bernama Ibu
Suwarni, S.Pd dan Bapak Indratmoko Pribadi S.Pd selaku guru mata pelajaran sejarah serta siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 6 Surakarta. 2. Tempat dan Peristiwa Tempat yang berkaitan dengan permasalahan penelitian juga merupakan salah satu jenis sumber data. Informasi tentang kondisi dari tempat peristiwa yang dilakukan bisa diketahui lewat sumber lokasi peristiwanya.Dalam penelitian ini, tempat dan peristiwa yang terjadi adalah proses belajar mengajar sejarah di kelas X IPS 2 SMA Negeri 6 Surakarta 3. Dokumen Dokumen merupakan bahan tertulis yang berkaitan dengan suatu peristiwa dan aktivitas tertentu berupa gambar atau benda peninggalan yang berkaitan dengan aktivitas tertentu . Dalam penelitian ini, dokumen yang digunakan
33
berupa buku – buku yang menunjang tentang penelitian , Makalah, Jurnal, Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. D. Teknik Pengumpulan Data Data yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah tingkat kreativitas dan hasil belajar siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 6 Surakarta dalam mata pelajaran sejarah. Adapun teknik yang digunakan untuk memperoleh data adalah sebagai berikut : 1. Tes Tes merupakan instrumen alat ukur untuk mengumpulkan data di mana dalam memberikan respons atas pertanyaan instrumen, siswa didorong untuk menunjukkan kemampuan kognitifnya secara maksimal. Tes dalam penelitian ini adalah tes tertulis yang berupa soal-soal uraian yang dibuat guru untuk mengetahui tingkat hasil belajar sejarah siswa. Berikut ini adalah kisi – kisi dan indikator soal yang akan diuji cobakan : LEMBAR KISI-KISI TES UJI KOMPETENSI HARIAN SIKLUS I
KD
Indikator
Indikator / Soal
3.10 Menganalisis keterkaitan kehidupan awal manusia Indonesia di bidang kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi
1. Mendeskripsikan perkembangan teknologi pada zaman kehidupan praaksara terhadap kehidupan masyarakat masa kini, dalam bentuk tulisan.
Siswa dapat mendeskripsikan perbedaan kebudayaan pada zaman praaksara Siswa dapat mendeskripsikan fungsi kebudayaan dari masing – masing zaman praaksara.
No. Soal 1
Bentuk Soal URAIAN
2,3,4
URAIAN
34
serta pengaruhnya dalam kehidupan masa kini
Siswa dapat Mendeskripsikan keterkaiatan kehidupan masa kini dengan kehidupan praaksara Indonesia.
5
URAIAN
SOAL TES KEHIDUPAN AWAL PRA AKSARA INDONESIA 1. Sebutkan dan Jelaskan perbedaan dari Kebudayaan Ngandong dan Kebudayaan Pacitan 2. Coba jelaskan apa yang anda ketahui tentang kjokkenmoddinger ? dan termasuk dalam zaman apa? 3. Mengapa pembuatan budaya Megalitikum erat kaitannya dengan kegiatan religius ? 4. Jelaskan fungsi dari nekara ! 5. Dari pembagian zaman praaksara yang sudah anda pelajari baik dari kehidupan sosial, ekonomi, budayanya, coba bandingkan dengan zaman sekarang dan keterkaitannya dengan kehidupan masa kini.
LEMBAR KISI-KISI TES UJI KOMPETENSI HARIAN SIKLUS II KD
Indikator
3.10 Menganalisis keterkaitan kehidupan awal manusia Indonesia di bidang kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi serta
2. Mendeskripsikan perkembangan teknologi pada zaman kehidupan praaksara terhadap kehidupan masyarakat masa kini, dalam bentuk tulisan.
Indikator / Soal
No. Soal 1,2,4
Siswa dapat mendeskripsikan kebudayaan Asia Tenggara dan Asia Selatan pada masyarakat awal di Indonesia baik pengertian, perbedaan maupun cara penyebarannya. Siswa dapat 3
Bentuk Soal URAIAN
URAIAN
35
pengaruhnya dalam kehidupan masa kini
mendeskripsikan dampak dari penyebaran kebudayaan India di Indonesia Siswa dapat Mendeskripsikan kebudayaan pada masyarakat awal di Indonesia dengan kebudayaan zaman sekarang.
5
URAIAN
SOAL TES HUBUNGAN KEBUDAYAAN ASIA TENGGARA DAN ASIA SELATAN PADA KEHIDUPAN AWAL MASYARAKAT INDONESIA 1.
Mengapa dinamakan kebudayaan Bacson Hoabinh?
2.
Bagaimana kebudayaan Dongson sampai ke Indonesia?
3.
Apakah dampak dari penyebaran budaya India ke Indonesia?
4.
Jelaskan perbedaan dari masing – masing kebudayaan pada masyarakat awal Indonesia yang telah anda pelajari !
5.
Menurut anda, apakah kebudayan pada masyarakat awal di Indonesia berpengaruh terhadap kebudayaan Indonesia pada zaman sekarang?
Sebelum alat ukur atau instrumen diujicobakan kepada responden, itemitem tes yang sudah disusun berdasarkan kisi-kisi tes hasil belajar sejarah terlebih dahulu dikonsultasikan kepada para pakar untuk dilakukan penilaian. Terhadap tes hasil belajar sejarah yang telah disusun ini, penilaian dilakukan oleh dua orang pakar (expert judges), yaitu dua orang dalam bidang sejarah. Penilaian ini dilakukan untuk menentukan validitas isi (content validity) dari tes hasil belajar sejarah yang telah disusun. Validitas isi adalah validitas yang ditentukan oleh derajat representativitas item-item tes/kuesioner yang disusun telah mewakili keseluruhan materi yang hendak diukur tersebut
36
2. Observasi Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi dan benda serta rekaman gambar. Observasi dalam penelitian ini adalah observasi berperan pasif. Artinya, peneliti hanya mendatangi lokasi tetapi sama sekali tidak berperan dalam berbagai kegiatan pembelajaran selain sebagai pengamat pasif, namun hadir dalam konteksnya. 3. Wawancara Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat diketahui makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara yang dilaksanakan di kelas X IPS 2 SMA Negeri 6 Surakarta adalah wawancara terstruktur, di mana masalah ditentukan oleh peneliti sebelum wawancara dilakukan. Wawancara ini sifatnya lebih cepat dibandingkan dengan wawancara tidak terstruktur. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data secara langsung dari siswa tentang bagaimana kesan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan model cooperative learning tipe STAD dengan media lagu. Selain itu, wawancara juga dilakukan terhadap guru mata pelajaran sejarah guna mendapatkan informasi yang menunjang dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini pihak yang diwawancarai ialah siswa kelas X IPS 2 dan guru mata pelajaran sejarah. Wawancara dapat dilakukan berulang kali, karena semakin banyak informan yang diwawancarai akan semakin reliable data yang diperoleh. 4. Dokumentasi Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk gambar, tulisan atau karya – karya monumental dari seseorang. Dokumentasi dalam penelitian ini meliputi : daftar nilai, buku, lembar pengamatan penelitian dari observer, catatan wawancara, dan lain sebagainya.
37
E. Uji Validitas Data Data yang telah didapatkan selama proses penelitian harus memiliki tingkat kebenaran yang valid, sehingga memberikan sebuah keilmiahan dari sebuah laporan penelitian. Dalam hal ini uji validitas data perlu untuk dilakukan sebagai upaya pencapaian kebenaran ilmiah tersebut. Penelitian ini akan menggunakan teknik uji validitas data berupa trianggulasi. Triangulasi yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah trianggulasi data dan triangulasi metode. Triangulasi data menurut istilah Patton juga sering disebut sebagai triangulasi sumber, merupakan cara yang mengarahkan peneliti agar dalam mengumpulkan data, peneliti diharuskan menggunakan berbagai sumber data yang tersedia. Triangulasi data menekankan perbedaan pada sumber data bukan hanya pada teknik pengumpulan data, misalnya peneliti dapat memperoleh data dari narasumber (manusia) yang berbeda-beda posisinya melalui teknik wawancara untuk memperoleh suatu informasi. Triangulasi metode bisa dilakukan dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda. Dengan menggunakan metode yang berbeda dalam pengumpulan data, namun tetap mengarah pada sumber data yang sama, maka akan lebih membuktikan kebenaran informasi yang didapat Sutopo (2002 : 80). Dalam penelitian ini, peneliti membandingkan temuan peneliti dari beberapa metode pengumpulan data yang digunakan. Temuan yang dibandingkan meliputi: (1) temuan hasil wawancara dengan obeservasi langsung, (2) temuan hasil observasi langsung dengan hasil perekaman, dan (3) temuan hasil wawancara dengan hasil perekaman kegiatan.
38
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui teknik tes, observasi, wawancara, dokumentasi. Skema uji validitas data yang digunakan dapat dilihat pada gambar 3.1 TES
WAWANCA RA DATA
OBSERVAS I
SUMBER DATA SAMA
DOKUMENTA SI
Gambar 3.1 Skema Uji Validitas Data (Sumber : Sugiyono, 2013: 331)
F. Teknik Analisis Data Data penelitian tindakan kelas dapat meliputi data kualitatif dan data kuantitatif, kemudian data-data tersebut dianalisis dengan metode deskriptif komparatif, yaitu membandingkan nilai tes dari kondisi awal, nilai tes setelah tindakan, yang kemudian direfleksi serta menganalisis proses belajar yang terjadi selama penelitian berlangsung. Teknik analisis data kualitatif yang peneliti gunakan adalah yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman dalam Sutopo (2000 : 90) yaitu sebagai berikut : 1.
Reduksi Data Data yang diperoleh dari lapangan, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal yang penting, dan disusun secara sistematis. Data yang direduksi memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan dan mempermudah peneliti untuk mencari kembali data yang diperoleh bila diperlukan.
39
2.
Penyajian data Data yang telah dipilah – pilih sesuai tujuan kemudian disajikan ke dalam tabel. Semua data yang terkumpul mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi diatur dalam tabel agar mempermudah dalam membaca data.
3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi data Tahap ini merupakan tahap penarikan kesimpulan dari semua data yang telah diperoleh sebagai hasil dari penelitian. Penarikan kesimpulan atau verifikasi adalah usaha untuk mencari atau memahami makna/arti, keteraturan, pola-pola, penjelasan, alur sebab akibat.Sebelum melakukan penarikan kesimpulan terlebih dahulu dilakukan reduksi data, penyajian data serta
penarikan
kesimpulan
atau
verifikasi
dari
kegiatan-kegiatan
sebelumnya. Sesuai dengan pendapat Miles dan Huberman, proses analisis tidak sekali jadi, melainkan interaktif, secara bolak-balik diantara kegiatan reduksi, penyajian dan penarikan kesimpulan atau verifikasi selama waktu penelitian. Setelah melakukan verifikasi maka dapat ditarik kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk narasi. Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dari kegiatan analisis data.Penarikan kesimpulan ini merupakan tahap akhir dari pengolahan data. Data kuantitatif dianalisis dengan membandingkan hasil hitung dari perolehan nilai yaitu persentase perolehan skor lembar observasi kreativitas siswa dan persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada tiap siklus. Hasil analisis tersebut kemudian dijadikan sebagai dasar untuk menyusun rencana tindakan berikutnya sesuai dengan siklus yang ada. Berikut ini adalah rumus penghitungan skor lembar observasi kreativitas dan hasil belajar
40
Kategori Penilaian Kreativitas: Jumlah nilai yang diperoleh x 100% = …… Jumlah keseluruhan nilai 1. Bila persentase nilai yang diperoleh 80 -100% berarti kreativitas siswa tinggi (kategori A) 2. Bila persentase nilai yang diperoleh 60 -79% berarti kreativitas siswa sedang (kategori B) 3. Bila persentase nilai yang diperoleh kurang dari 60% berarti kreativitas siswa rendah (kategori C) Kategori Penilaian Hasil Belajar : Jumlah siswa yang lulus x 100% = …… Jumlah keseluruhan siswa 1. Bila persentase nilai yang diperoleh 95-100% berarti hasil belajar siswa A 2. Bila persentase nilai yang diperoleh 89-94% berarti hasil belajar siswa A 3. Bila persentase nilai yang diperoleh 83-88% berarti hasil belajar siswa B+ 4. Bila persentase nilai yang diperoleh 77-82% berarti hasil belajar siswa B 5. Bila persentase nilai yang diperoleh 71-76% berarti hasil belajar siswa B6. Bila persentase nilai yang diperoleh 65- 70% berarti hasil belajar siswa C+ 7. Bila persentase nilai yang diperoleh 69- 64% berarti hasil belajar siswa C 8. Bila persentase nilai yang diperoleh 63- 58% berarti hasil belajar C9. Bila persentase nilai yang diperoleh dibawah 57-52 % berarti hasil belajar siswa D+
41
G. Indikator Keberhasilan Penelitian Indikator kinerja atas keberhasilan penelitian ini adalah indikator ketercapaian kreativitas dan hasil belajar dalam proses pembelajaran sejarah setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media lagu. Hal ini dapat dinyatakan dalam bentuk persentase Indikator keberhasilan penelitian tindakan terhadap peningkatan kreativitas dan hasil belajar sejarah di kelas X IPS 2 SMA Negeri 6 Surakarta tahun pelajaran 2015/2016. Berikut ini adalah indikator keberhasilan dalam penelitian penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media lagu, yaitu : 1. Mampu menerapkan model pembelajaran cooperative learning dengan media lagu dalam proses belajar sejarah. 2. Peningkatan kreativitas belajar siswa, sekurang-kurangnya persentase kreativitas siswa meningkat dalam mengikuti proses pembelajaran sejarah di kelas mencapai 80 %. 3. Peningkatan hasil belajar siswa, sekurang-kurangnya
persentase hasil
belajar siswa meningkat dalam mengikuti proses pembelajaran sejarah di kelas mencapai 80% dengan nilai rata-rata kelas mencapai 80, di atas KKM sebesar 75.
42
Tabel 3.2 Indikator Keberhasilan Penelitian
Aspek yang diukur
Persentase yang di tergetkan
Cara mengukur
Kemampuan mengajar guru
Rata – rata hasil keseluruhan kemampuan mengajar guru dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media lagu, mencapai 80%
Diukur melalui observasi di dalam kelas dengan cara penilaian kemampuan mengajar guru melalui lembar Alat Penilaian Kemampuan Mengajar
Kreativitas peserta didik
Rata-rata hasil keseluruhan peserta didik yang kreatif dalam proses pembelajaran di kelas mencapai 80%
Hasil belajar peserta didik
Rata-rata hasil keseluruhan peserta didik yang tuntas diatas KKM 75 mencapai 80%
Diamati saat pembelajaran dan ditunjukkan dengan perubahan kreativitas melalui penilaian lembar observasi kreativitas peserta didik yang dilakukan observer (peneliti).
Diukur melalui hasil evaluasi pembelajaran dan dihitung dari jumlah peserta didik yang dapat menjawab dengan benar.
H. Prosedur Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau PTK. Menurut Mulyasa (2013 : 11) PTK merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru, oleh guru bersama - sama dengan peserta didik atau oleh peserta didik dibawah bimbingan dan arahan guru, dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Tujuan PTK adalah memperbaiki kualitas proses pembelajaran dengan sasaran akhir memperbaiki hasil belajar siswa, sehingga PTK mempunyai manfaat yang sangat besar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Dengan
43
adanya pelaksanaan PTK, kesalahan dan kesulitan dalam proses pembelajaran akan dengan cepat dianalisis dan didiagnosis, sehingga kesalahan dan kesulitan tersebut tidak akan berlarut – larut. Jika kesalahan yang terjadi dapat segera diperbaiki, maka pembelajaran akan mudah dilaksanakan, menarik dan hasil belajar siswa diharapkan akan meningkat. Model penelitian kelas yang digunakan peneliti adalah model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart dalam Maharani (2014: 46) yaitu model spiral. Perencanaan Kemmis dan Taggart dimulai dengan rencana tindakan (planning), tindakan (acting) dan pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Penjelasan dari masing-masing langkah kegiatan dalam penelitian tindakan kelas yaitu sebagai berikut : 1. Tahap persiapan a. Permohonan izin kepada kepala sekolah dan guru sejarah SMA Negeri 6 Surakarta. b. Observasi untuk mendapatkan gambaran awal keadaan kelas dan kegiatan belajar mengajar khususnya mata pelajaran sejarah di kelas X IPS 2 SMA Negeri 6 Surakarta. c. Mengidentifikasi permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar sejarah X IPS 2 berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan. 2. Tahap perencanaan (Planning) a. Menyusun serangkaian kegiatan pelaksanaan tindakan berupa penerapan model cooperative learning dengan media lagu. b. Menyusun
instrumen
penelitian
meliputi
rencana
pelaksanaan
pembelajaran, pedoman wawancara untuk guru dan siswa, lembar observasi kegiatan guru dalam mengajar, lembar observasi kreativitas siswa, lembar observasi kegiatan siswa dalam belajar, dan tes kognitif hasil belajar siswa. 3. Tahap pelaksanaan atau tindakan (Acting) Tindakan dilakukan peneliti untuk mengatasi masalah. Kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini antara lain:
44
a. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. b. Melakukan kegiatan pengamatan proses pembelajaran melalui observasi langsung oleh peneliti. c. Menyelenggarakan evaluasi berupa tes kognitif untuk mengukur hasil belajar siswa. d. Melakukan perbaikan atau penyempurnaan tindakan apabila proses dan hasil belajar masih kurang memuaskan. 4. Tahap Observasi (Observing) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam observasi adalah: a. Pengumpulan data b. Sumber data c. Critical friend dalam penelitian d. Analisis data Langkah-langkah dalam observasi yaitu sebagai berikut: a. Pelaksanaan pengamatan b. Mencatat semua hasil pengamatan dalam lembar observasi c. Mendiskusikan dengan guru (sebagai critical friend) terhadap hasil pengamatan setelah proses pembelajaran selesai d. Membuat kesimpulan hasil pengamatan 5. Tahap Refleksi (Reflecting) Tahap
ini
merupakan
kegiatan
mengkaji,
melihat
dan
mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan pada berbagai kriteria, yang menjadi dasar pelaksanaan selanjutnya. Data yang diperoleh dari hasil observasi selanjutnya didiskusikan antara guru dan peneliti untuk mengetahui: a. Apakah tindakan sesuai rencana dan mencapai indikator keberhasilan b. Kemajuan yang dicapai siswa, terutama pemahaman mereka atas nilainilai sejarah dan hasil belajar mereka
45
Diperlukan pula langkah evaluasi untuk mengukur kemajuan yang dicapai siswa. Langkah-langkah evaluasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Menyiapkan alat-alat evaluasi b. Melaksanakan evaluasi setelah proses pembelajaran selesai c. Melaksanakan analisis hasil evaluasi d. Membuat kesimpulan hasil tindakan berdasarkan evaluasi. Siklus penelitian ini dilakukan berulang hingga tercapai keberhasilan tindakan. Berdasarkan langkah - langkah penelitian tindakan kelas di atas maka untuk mempermudah alur penelitian dibuatlah skema prosedurnya. Di bawah ini adalah skema atau alur siklus penelitian sebagai berikut:
Perencanaan Refleksi
Siklus I
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan Refleksi
Siklus II Pengamatan ? Gambar 3.2 Skema Penelitian Tindakan Kelas (Sumber : Arikunto, 2010: 137)
Pelaksanaan
46