BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Salatiga. Penelitian ini dilaksanakan pada Semester gasal tahun pelajaran 2011/2012. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara bertahap. Adapun tahap-tahap pelaksanaannya adalah sebagai berikut: 1. Tahap persiapan dilaksanakan pada bulan Januari – Juni 2011, meliputi pengajuan judul, penyusunan proposal penelitian, permohonan ijin serta penyusunan instrument, serta perbaikan proposal. 2. Tahap penelitian pada bulan Juli - Oktober 2011, meliputi semua kegiatan yang dilaksanakan di tempat penelitian yaitu pengambilan data yang disesuaikan dengan alokasi waktu penyampaian materi PKn sub pokok bahasan Sistem Hukum dan Peradilan Nasional 3. Tahap penyelesaian pada bulan Nofember 2011 – Mei 2012, meliputi pengolahan data dan penyusunan laporan.
57
3.2 Jenis Penelitian Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan pada fenomenafenomena obyektif dan dikaji secara kuantitatif dan memaksimalisasi obyektivitas desain penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angkaangka, pengolahan, statistik, struktur dan percobaan terkontrol (Sukmadinata, 2007). 3.3 Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen yaitu yang menguji secara langsung pengaruh antar variabel terhadap variabel lain serta menguji hipotesis hubungan sebab akibat dengan dua perlakuan (Syaodih, 2007). Pada penelitian ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok Eksperimen merupakan kelompok yang diberi perlakuan menggunakan pembelajaran kooperatif model STAD dan kelompok kontrol merupakan kelompok yang diberi perlakuan menggunakan metode ekspositori Materi pelajaran yang diberikan dari kedua kelas tersebut adalah sama yaitu Sistem Hukum dan Peradilan Nasional, masing-masing kelompok diberikan pretes untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa. Kedua kelompok diberi tes hasil belajar setelah diberi penjelasan. Hasil tes belajar kedua kelompok dibandingkan untuk menentukan Metode yang tepat pada pembelajaran PKn dan sesuai karakteristik siswa. Adapun desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design (Sugiyono. 2009) yaitu suatu jenis penelitian yang dilakukan terhadap dua kelompok yang
58
berbeda yaitu kelompok eksperimen dan kontrol dengan pengambilan populasi dan sampel yang tidak dipilih secara random. Kelompok
Pretes
Perlakuan
Postes
Kelas eksperimen
O1
X1
O2
Kelas kontrol
O1
-
O2
Keterangan: 1. O1 = prestasi siswa kelas eksperimen dan kontrol sebelum perlakuan 2. O2 = Prestasi siswa kelas eksperimen dan kontrol sesudah perlakuan 3. X1 = Perlakuan dengan metode STAD 3.4 Populasi Dan Sampel 3.4.1 Populasi. Populasi menurut Arief Furchan (2005) adalah kelompok besar yang menjadi sasaran generalisasi atau semua anggota sekelompok orang, kejadian/objek yang telah dirumuskan secara jelas, sedangkan menurut Nazir, populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Sedangkan populasi dalam penelitian yang dimaksud adalah siswa kelas X di SMA Negeri 3 Salatiga Tahun pelajaran 2011/2012 semester I sebagai tempat pelaksanaan penelitian 3.4.2. Sampel Sampel dalam Arief Furchan (2005) adalah kelompok yang kecil untuk diamati atau sebagian dari populasi. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan 2 kelas yaitu satu kelas dengan dikenai pembelajaran
59
dengan mengunakan metode STAD untuk kelas eksperimen, dan satu kelas dikenai pembelajaran dengan menggunakan metode Ekspositori untuk kelas kontrol yang dilaksanakan pada SMA Negeri 3 Salatiga. Untuk penentuan pengambilan sampel ini didasarkan pada ketentuan yang ditetapkan oleh pihak sekolah dan guru mata pelajaran Pkn di SMA 3 salatiga yaitu kelas X4 sebagai kelas eksperimen dan kelas X3 sebagai kelas kontrol. 3.5 Tehnik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah data hasil tes hasil belajar siswa yang dilaksanakan setelah penerapan metode metode STAD dan metode eksposistori dalam 2 (dua) kompetensi dasar yaitu : (1) mendeskripsikan pengertian Sistem Hukum dan Peradilan Nasional; (2) Menganalisis peranan lembaga-lembaga peradilan 3.5.1
Analisis Instrumen Penelitian
3.5.1.1 Validitas Uji coba instrumen dimaksudkan untuk mengetahui validitas item dari instrumen penelitian. Instrumen yang diujicobakan meliputi tes kemampuan awal, dan tes hasil belajar. Suatu item dikatakan valid apabila ada dukungan yang besar terhadap skor total dengan kata lain terdapat kesejajaran antara skor item dan skor total. Validitas item soal dihitung dengan menggunakan rumus point biserial. Menurut Suharsimi (2005) rumus korelasi point biserial adalah sebagai berikut:
60
Rpbis =
Me Mt St
p q
Keterangan: Rpbis
: Koefisien validitas tiap item soal
Me
: rata-rata skor total yang dijawab benar pada butir soal
Mt
: rata-rata skor total
St
: standar deviasi skor total
P
: proporsi siswa yang menjawab benar setiap butir soal
q
: proporsi siswa yang menjawab salah setiap butir soal Taraf validitas setiap item soal dinyatakan dalam koefisien yang
disebut koefisien validitas tiap item soal ( Rpbis). Setelah diperoleh harga Rpbis kemudian dikonsultasikan dengan harga kritik r hasil korelasi product moment. Apabila harga r Rpbis > r kritis pada tabel, maka item soal dinyatakan valid, jika harga r Rpbis < r kritis pada tabel, maka korelasi tersebut tidak signifikan (Suharsimi, 2005). Berdasarkan uji coba instrumen yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:
61
Tabel 3.1 validitas soal prestasi belajar. No. 1
2
Kriteria
Nomor Soal
Jumlah Soal
Soal tipe 1
1,2,4,6,8,9,12,13,14,15,17,18,19,20,
Valid
22,27,28
Tidak Valid
3,5,7,10,11,16,21,23,24,25,26,29,30
13
1,2,3,5,6,9,10,11
8
4,7,8,12,13,14,15
7
Soal tipe 2 Valid Tidak Valid
17
Dari soal 45 yang telah diuji coba instrument diperoleh soal tipe satu terdapat 17 soal yang valid dan soal tipe dua terdapat 8 soal yang valid. Dan dari 25 soal tersebut yang digunakan sebagai penelitian. 3.5.1.2 Reliabiltias Dalam penelitian ini reliabilitas diukur dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Kurder dan Richardson karena alat evaluasi yang digunakan berbentuk tes obyektif pilihan ganda dan menurut Arikunto (2002) rumus K-R 20 ini cenderung memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan rumus yang lain. Rumus K-R. 20 yang dikemukakan oleh Kuder dan Richardson tersebut adalah:
Keterangan : R11
= reliabilitas tes secara keseluruhan
N
= banyaknya butir soal
P
= proporsi subjek yang menjawab item benar
q=1–p
= proporsi subjek yang menjawab item salah
S
= simpangan baku 62
Σpq
= jumlah perkalian antara p dan q
(Arikunto 2001) Klasifikasi koefisien reliabilitas sebagai berikut: 0,91 – 1,00
= Sangat Tinggi (ST)
0,71 – 0,90
= Tinggi (T)
0,41 – 0,70
= Cukup (C)
0,21 – 0,40
= Rendah (R)
Negatif – 0,20 = Sangat Rendah (SR) (Masidjo, 1995 ) Setelah r11 diketahui kemudian dibandingkan dengan harga r product moment. Apabila r11> rtabel maka dikatakan instrument tersebut reliabel. Hasil uji coba reliabilitas instrumen tes untuk soal tipe yang pertama diperoleh reliabilitas (r11) sebesar 0,84 dan soal tipe kedua di peroleh relibilitas 0,86 angka tersebut menunjukkan kriteria reliabilitas yang tinggi. 3.5.1.3 Uji Daya Pembeda Daya pembeda adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang kemampuannya tinggi dan siswa yang kemampuannya rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda soal disebut indeks diskriminasi seluruh peserta tes disingkat D. Menurut Suharsimi (2005) untuk menentukan siswa yang tergolong. Kelas atas (JA) atau kelas bawah (JB) diambil kira-kira 25% atau 27% dari jumlah siswa
63
suatu kelompok (apabila kelompok itu besar, N ≥ 100) atau kira-kira 50% (apabila kelompok itu kecil N≤100). Untuk menentukan daya pembeda (DP) dapat digunakan rumus:
Keterangan : DP = Daya Pembeda JBA = Jumlah yang benar pada butir soal kelompok atas JBB = Jumlah yang benar pada butir soal kelompok bawah JSA = Banyaknya siswa pada kelompok atas Klasifikasi daya pembeda soal adalah: 1. Negati – 0,19
Sangat kurang membedakan
2. 0,20 < DP ≤ 0,39
Kurang membedakan
3. 0,40 < DP ≤ 0,59
Cukup membedakan
4. 0,60 < DP ≤ 0,79
Lebih membedakan
5. 0,80 < DP < 1,00
Sangat membedakan (Masidjo)
Sesuai dengan perhitungan analisis butir soal, uji daya beda butir soal disajikan sebagai berikut:
64
Tabel.3.2. Uji Daya Beda Prestasi Belajar Daya beda
Butir soal Soal tipe 1
1,2,4,6,8,9,12,17,24,
11
26,28
Jelek Soal tipe 2
1,2,3,9,10,11
6
Soal tipe 1
10,13,14,15,19,21,22,2
10
3,25,27
Cukup
Baik
Jumlah
Soal tipe 2
4,12,15
3
Soal tipe 1
3,5,7,11,16,18,20,29,30
9
Soal tipe 2
5,6,7,8,13,14,
6
Dari analisis instrument dari 45 soal terdapat 11 soal yang tergolong jelek, 10 soal tergolong cukup,9 soal yang tergolong baik untuk soal tipe satu dan untuk soal tipe dua terdapat 6 soal yang tergolong jelek, 3 soal tergolong cukup dan 6 soal tergolong baik. 3.5.1.4 Taraf kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya (Arikunto 2002). Untuk mengetahui tingkat kesukaran butir soal menggunakan rumus sebagai berikut: IK
=
Keterangan: 65
IK
= Indeks Kesukaran Soal
JBA
= Jumlah yang benar pada butir soal kelompok atas
JBB
= Jumlah yang benar pada butir soal kelompok
bawah JSA
= Banyaknya siswa pada kelompok atas
JSB
= Banyaknya siswa pada kelompok bawah
Indeks kesukaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 0,00 < IK ≤ 0,30 Sukar 0,30 < IK ≤ 0,70 Sedang 0,70 < IK ≤ 1,00 Mudah (Arikunto, 2005) Berdasarkan uji coba instrumen yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3.3 klasifikasi indeks kesukaran test pestasi belajar. No. 1
Kriteria Soal tipe 1 Sedang Mudah Sangat mudah
2
Sukar Soal tipe 2 Sedang Mudah Sangat mudah Sukar
Nomor Soal
Jumlah Soal
1,2,3,4,6,7,8,9,21
9
17,23,24,25 5,9,10,11,12,13,14,15,16,18,19, 20,27,29,30 26,28
4 15
1,2,3,4,5,6,9,10
8
7,8,15 13,14 -
3 2 -
2
Dari analisis instrument dari 45 soal terdapat 9 soal yang tergolong sedang, 4 soal tergolong mudah, 15 soal yang tergolong sangat mudah dan 2 soal tergolong sukar. untuk soal tipe satu dan untuk
66
soal tipe dua terdapat 8 soal yang tergolong sedang, 3 soal tergolong mudah, dan 2 soal yang tergolong sangat mudah. Berikut ini merupakan rangkuman uji instrument dari 25 soal yang dinyatakan valid yang akan disajikan pada tabel 3.4 dan 3.5 adalah: Tabel.3.4 Rangkuman Butir Soal Tipe 1 No soal 1 2 4 6 8 9 12 13 14 15 17 18 19 20 22 27 28
Taraf kesukaran Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sangat mudah Sangat mudah Sangat mudah Sangat mudah Mudah Sangat mudah Sangat mudah Sangat mudah Sangat mudah Sangat mudah Sukar
Daya beda 100.00% 100.00%. 100.00% 100.00% 100.00% -22.22% 44.44% 22.22% 22.22% 22.22% 44.44% 11.11% 22.22% 11.11% 33.33% 33.33% 44.44%
67
validitas Sangat signifikan Sangat signifikan Sangat signifikan Sangat signifikan Sangat signifikan Sangat signifikan Sangat signifikan Sangat signifikan Sangat signifikan Signifikan Sangat signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Sangat signifikan signifikan signifikan
Tabel.3.5 Rangkuman Butir Soal Tipe 2 No soal 1 2 3 5 6 9 10 11
Taraf kesukaran Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah
Daya beda 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 77.78%
validitas Sangat signifikan Sangat signifikan Sangat signifikan Sangat signifikan Sangat signifikan Sangat signifikan Sangat signifikan Sangat signifikan
3.6 Variabel dan Alat Pengumpulan Data. 1. Variabel dalam penelitian ini adalah 1) Variabel Bebas (X) Variabel bebas yaitu variabel yang menjadi sebab munculnya variabel terikat (Hamid Darmadi, 2011). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif model STAD dan metode Ekspositori. 2) Variabel terkait (Y) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau variabel yang menjadi akibat dari variabel bebas (Hamid Darmadi,2011). Variabel terkait dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa khususnya pelajaran pendidikan kewarganegaraan. 2. Data penelitian diperoleh dari hasil tes siswa yang dilaksanakan setelah penerapan teknik pembelajaran STAD dan metode Ekspositori dalam dua kompetensi dasar.
68
3.7 Teknik Analisis Data Dan Pengujian Hipotesis Tehnik analisis dalam penelitian ini adalah tehnik Statistik “Parametis”. Statistik parameter digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik, atau menguji ukuran populasi melalui data sampel (pengertian statistik disini adalah data yang diperoleh dari sampel. (Sugiyono, 2009) Berdasarkan hipotesis yang diajukan diatas, maka analisa datanya menggunakan tehnik analisis Ttes. Teknik analisa ini di gunakan dalam penelitian komparasional yang melakukan pembandingan antar dua variabel yaitu apakah secara signifikan dua variable yang sedang diperbandingkan atau dicari perbedaannya itu memang berbeda atau semata-mata karena kebetulan saja (by chance). Ttes adalah salah satu tes statistic yang digunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis nihil yang menyatakan bahwa diantara dua buah mean Sampel yang diambil secara random dari populasi yang sama tidak terdapat perbedaan yang signifikan (Anas Sudjono, 2010). Adapun rumus yang digunakan dalam pengalihan data kedalam bentuk kuantitatif adalah : 3.7.1
Uji Prasyarat Analisis Uji prasyarat analisis meliputi uji normalitas dan uji homogenitas, dengan uraian sebagai berikut:
3.7.1.1 Uji Normalitas Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian diambil dari populasi yang normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan chi kuadrat. Prosedur 69
uji normalitas populasi dengan menggunakan chi kuadrat adalah sebagi berikut: 1) Hipotesis : Ho = sampel tidak berasal dari populasi normal H1 = sampel berasal dari populasi normal 2) Taraf signifikansi α = 0,05 3) Statistik uji yang digunakan adalah uji normalitas dengan mengunakan metode Ryan Joiner 4) Keputusan uji : Ho diterima jika p-value < taraf signifikansi α H1 ditolak jika p – value > taraf signifikansi α Uji normalitas dilakukan pada hasil hasil belajar berdasarkan metode pembelajaran yang digunakan dan kemampuan siswa setelah melalui proses pembelajaran. 3.7.1.2 Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah dua kelompok sampel dalam penelitian berasal dari populasi yang mempunyai variansi sama atau tidak. Uji homogenitas dilakukan dengan program minitap dengan prosedur sebagai berikut: 1) Hipotesis : Ho = semua variansi tidak homogen (sama) H1 = semua variansi homogen (tidak sama) 2) Taraf signifikansi α = 0,05
70
3) Statistik uji yang digunakan adalah F-Test dan Levene‟s Test 4) Keputusan uji : Ho diterima jika p-value pada F-test dan Levene‟s Test < α H1 ditolak jika p – value pada F-test dan Levene‟s Test > α
3.7.2
Tehnik Analisis Data Tehnik analisis data meliputi uji standar deviasi, uji Standar varian, uji taraf signifikasi, dengan uraian sebagai berikut:
3.7.2.1 Uji Standar Deviasi Untuk menghitung uji taraf deviasi digunakan rumus sebagai berikut:
keterangan : Sd
= standar deviasi
∑A
= nilai kelompok Ekspositori = nilai rata-rata kelompok Ekspositori
nA
= jumlah siswa kelompok Ekspositori
∑B
= nilai kelompok STAD
71
= nilai rata-rata kelompok STAD nB
= jumlah siswa kelompok STAD
3.7.2.2 Uji Standar Varian Untuk menghitung uji standar varian digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan : S2
= Standar varian
SA = Standar Deviasi Ekspositori SB
= Standar Deviasi STAD
3.7.2.3 Uji Taraf Signifikansi Untuk menghitung uji taraf signifikasi digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan : t
= Taraf Signifikansi
S2
= Standar Varian
72
3.7.3
Uji hipotesis satu (1) dan hipotesis dua (2) Hipotesis 1 (satu) dan hipotesis 2 (dua) adalah hipotesis dengan satu pihak (one tail), dengan menggunakan rumus :
Keterangan : = nilai t yang dihitung = nilai rata-rata kelompok STAD = nilai rata-rata kelompok ceramah = standar deviasi = jumlah sampel Jika thitung ≥ ttabel maka Ho ditolak. Hal ini berarti ada pengaruh yang signifikan diantara keduanya. Jika thitung < ttabel maka Ho diterima. Hal ini berarti tidak ada pengaruh yang signifikan diantara keduanya, melainkan perbedaan yang terjadi secara kebetulan saja (by chance) akibat sampling error (Sudijono, 2010). Pengujian hipotesis diajukan untuk mengolah data yang berupa angka sehingga dapat ditarik keputusan, dan dalam penelitian ini hipotesis yang hendak diuji adalah sebagai berikut: 1) H0 : tidak ada pengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa.
73
metode STAD
H1 : ada pengaruh signifikan metode STAD terhadap hasil belajar siswa. 2) H0 : tidak ada pengaruh signifikan metode Ekspositori terhadap hasil belajar
siswa.
H1 : ada pengaruh signifikan metode Ekspositori terhadap hasil belajar siswa. 3) H0 : tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara dengan metode STAD dengan metode Ekspositori terhadap hasil belajar siswa. H1 : ada perbedaan pengaruh yang signifikan metode STAD dengan metode Ekspositori
antara terhadap
hasil belajar siswa. Uji satu pihak H0 (nol) diterima jika (Irianto, 2004) :
Jika H0
(nol)
ditolak, maka H1 diterima menandakan adanya
perbedaan yang signifikan diantara keduanya. Taraf sigifikan (biasanya di dalam penelitian pendidikan menggunakan taraf signifikan 5% untuk). Sedangkan untuk menghitung DK Sugiyono (2009) (Derajad Kebebasan) dicari dengan mengunakan sebagai berikut : n1 + n2 – 2
74
rumus