BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Bangsalan 1, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali. Posisi Kecamatan Teras di sebelah selatan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Klaten, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Mojosongo, sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Simo dan Mojosongo, dan sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Sawit dan Banyudono. Jarak dari pusat kota Boyolali ± 8 km dan dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor sekitar 10 menit. Penelitian ini khususnya dilaksanakan di kelas V. Tempat penelitian dipilih dengan beberapa pertimbangan, antara lain adalah sebagai berikut: a. SD Negeri Bangsalan 1 Boyolali belum pernah digunakan sebagai objek penelitian yang sejenis sehingga terhindar dari penelitian ulang. b. Sekolah tersebut merupakan tempat dilakukannya observasi mengenai profil Sekolah Dasar dan kegiatan belajar mengajar. c. Sekolah ini dekat dengan tempat tinggal sehingga memudahkan dalam hal pengumpulan data dan pelaksanaan penelitian. d. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diperoleh informasi bahwa di SD Negeri Bangsalan 1 Boyolali khususnya kelas V dalam mata pelajaran IPA, sebagian besar nilainya masih di bawah KKM.
2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun 2016 selama 7 bulan dimulai dari bulan November sampai dengan bulan Juni, meliputi tahap persiapan, pelaksanaan, sampai pada penyusunan laporan serta ujian. Adapun rinciannya dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 152. 50
51 B. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sukmadinata (2013: 140) berpendapat bahwa penelitian tindakan berkaitan erat dengan penelitian kualitatif, karena dalam pengumpulan datanya menggunakan kualitatif. Namun, tidak semua data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data kualitatif, karena dalam mengukur tingkat pemahaman konsep sifat-sifat cahaya siswa terjadi peningkatan atau tidak juga diperlukan data kuantitatif. Data kuantitatif disajikan dalam bentuk angka dan persentase yang didapatkan dari perolehan nilai peserta didik ketika melaksanakan tes. Penelitian tindakan kelas (PTK) atau dalam bahasa inggris disebut Classroom Action Research (CAR) adalah penelitian yang dilakukan guru dengan tujuan untuk memperbaiki mutu praktik pembelajaran dikelasnya. Menurut Arikunto, Suhardjono, & Supardi (2015: 1) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang memaparkan terjadinya sebab-akibat dari perlakuan, sekaligus memaparkan apa saja yang terjadi ketika perlakuan diberikan, dan memaparkan seluruh proses sejak awal pemberian perlakuan sampai dengan dampak dari perlakuan tersebut. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penelitian tindakan kelas atau PTK adalah jenis penelitian yang memaparkan baik proses maupun hasil, yang melakukan PTK di kelasnya untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya. Ciri khusus PTK adalah adanya tindakan. Tindakan tersebut dapat berupa penerapan model/strategi/cara mengajar baru yang diterapkan dalam siklus-siklus. Arikunto, Suhardjono, & Supardi (2015: 210) menjelaskan bahwa dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdapat empat rangkaian kegiatan, yaitu planning, action, observation, dan reflection. Secara terperinci, keempat kegiatan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Perencanaan (Planning) Kegiatan ini dimulai dari identifikasi masalah, perumusan masalah dan analisis penyebab masalah, hingga pada pengembangan intervensi (action/solutioin)
52 2. Pelaksanaan (Action) Acting dilaksanakan peneliti untuk memperbaiki masalah. Selama melakukan tindakan, guru mengacu pada program yang telah dipersiapkan dan disepakati bersama jika dilaksanakan secara kolaborasi. Untuk mengurangi kemungkinan terjadi kelemahan dalam pelaksanaan tindakan, maka dalam persiapan dan perancanaan perlu dilakukan secara maksimal. 3. Pengamatan (Observation) Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Pada langkah ini, pemeliti menguraikan jenis-jenis data yang dikumpulkan, cara pengumpulan data, dan alat koleksi data (angket/wawancara/observasi) tentang fenomena kelas yang dibuat siswa dan guru merupakan informasi yang berharga. Untuk mendapatkan data yang akurat, perlu disusun suatu instrumen yang valid dan reliabel. 4. Refleksi (Reflection) Reflecting adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi (a) pada siswa, (b) suasana kelas, dan (c) guru. Berdasarkan hasil refleksi tersebut, peneliti mencoba untuk mengatasi kekurangan/kelemahan yang terjadi akibat tindakan yang telah dilakukan. Siklus ini merupakan perbaikan dari siklus sebelumnya, tahapan dari setiap siklus perlu disusun rencana yang matang dengan memperhatikan hasil refleksi dari siklus sebelumnya. C. Subjek Penelitian Subjek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah siswa kelas V SD Negeri Bangsalan 1, Teras, Boyoali semester II tahun ajaran 2015/2016. Jumlah siswa kelas V adalah 19 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Dari 19 siswa kelas V ini semuanya adalah anak normal (tidak berkebutuhan khusus). Objek penelitian ini adalah pembelajaran IPA tentang konsep sifat-sifat cahaya.
53 D. Data dan Sumber Data 1. Data Menurut Arikunto (2013: 161), data merupakan hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka. Data memiliki peran yang sangat penting dalam penelitian karena hasil penelitian sangat tergantung pada kualitas data yang berhasil dikumpulkan. Adapun data penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif. a. Data Kuantitatif Data Kuantitatif dalam penelitian ini adalah nilai pemahaman sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SD Negeri Bangsalan 1 yang disajikan dalam bentuk angka dan deskriptif persentase (lampiran 38 halaman 326). b. Data Kualitatif Data kualitatif dalam penelitian ini berupa hasil transkrip wawancara dan observasi (lampiran 3 halaman 150 dan lampiran 23 halaman 301). 2. Sumber Data Menurut Arikunto (2013: 172), yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Dalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan sumber data primer dan sumber data sekunder. a. Sumber Data Primer Sumber data primer merupakan sumber data yang menyediakan data pertama/utama kepada peneliti. Sumber data primer penelitian ini adalah nilai tes pratindakan, siklus I dan II pada pembelajaran IPA peserta didik kelas V SD Negeri Bangsalan 1 (lampiran 44 halaman 332). Selain itu, yang menjadi sumber data primer lainnya adalah wawancara dengan guru kelas V SD Negeri Bangsalan 1 dan proses kegiatan pembelajaran IPA. b. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder ialah sumber yang tidak langsung menyediakan data kepada pengumpul data. Misalnya, berasal dari orang lain atau dokumen. Sumber sekunder dalam penelitian ini berasal dari dokumen Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar semester II, Silabus dan
54 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas V, serta foto dan video selama proses pembelajaran IPA kelas V SD N Bangsalan 1. E. Teknik Pengumpulan Data Dalam mengumpulkan data diperlukan teknik yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Menurut Sugiyono (2014: 62) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpuan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar yang ditetapkan. Ada beberapa teknik pengumpulan data yang dapat digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu wawancara, angket, observasi, dan studi dokumenter. Namun, dalam penelitian ini hanya menggunakan teknik observasi, wawancara, tes dan studi dokumenter sebagai teknik pengukuran kemampuan mengapresiasi cerpen. 1. Observasi Menurut Sukmadinata (2013: 220), observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan ini berkenaan dengan aktivitas, situasi dan kondisi dari guru, siswa, media, sumber belajar, maupun lingkungan sekitar yang berpengaruh terhadap hasil penelitian nantinya. Observasi ini dilakukan secara partisipasi pasif yaitu peneliti sebagai pengamat
mengadakan
pengamatan
secara
langsung
pada
kegiatan
pembelajaran. Peneliti bertindak sebagai observer dan guru kelas V SD Negeri Bangsalan 1 sebagai pengajar. Observasi terhadap guru difokuskan pada kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran pemahaman konsep sifatsifat cahaya melalui model pembelajaran Visualization, Auditory, Kinesthetic berbasis media video sedangkan pada siswa yaitu aktivitas selama pembelajaran berlangsung. Observasi yang dilakukan menggunakan alat penilaian sebagai berikut:
55 a. Observasi guru kelas V SD Negeri Bangsalan 1, Teras, Boyolali, yaitu dengan menggunakan lembar observasi kinerja guru (lampiran 15 halaman 265). b. Observasi terhadap siswa kelas V SD Negeri Bangsalan 1, Teras, Boyolali tahun ajaran 2015/2016 dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa (lampiran 17 halaman 279).
2. Wawancara Moleong (2010: 186) wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh kedua belah pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara pendekatan mengunakan petunjuk umum wawancara. Menurut Moleong (2010: 187) jenis wawancara ini mengharuskan pewawancara membuat kerangka dan garis besar pokok-pokok yang dirumuskan tidak perlu ditanyakan secara berurutan. Petunjuk wawancara hanyalah berisi petunjuk secara garis besar tentang proses dan isi wawancara untuk menjaga agar pokok-pokok yang direncanakan dapat seluruhnya tercakup. Wawancara terhadap guru kelas Bapak Djoko Wiranto selaku guru kelas V SD Negeri Bangsalan 1 dilakukan sebanyak dua kali, yaitu dilaksanakan sebelum (lampiran 3 halaman 154) dan sesudah penggunaan model pembelajaran Visualization, Auditory, and Kinesthetic berbasis media video (lampiran 51 halaman 370). Wawancara pertama dilaksanakan sebelum penelitian yaitu pada tanggal 2 Desember 2015 dengan menggunakan pedoman wawancara. Wawancara pertama bertujuan untuk memperoleh informasi dan data yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran IPA, khususnya pemahaman konsep sifat-sifat cahaya kelas V SD Negeri Bangsalan 1, Kabupaten Boyolali serta kendala-kendala yang dihadapi dalam pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya. Alat pengumpul datanya adalah pedoman wawancara mengenai pelaksanaan pembelajaran dan kendala-kendala yang dihadapi oleh guru dan siswa.
56 3. Tes Menurut Arikunto (2013: 266) untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan objek yang diteliti digunakan tes. Dalam hal ini objek penelitian yaitu pembelajaran IPA tentang pemahaman konsep sifat-sifat cahaya. Lebih lanjut Arikunto (2013: 193) memaparkan bahwa tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Dalam penelitian ini, sebelum adanya tindakan oleh peneliti telah dilaksanakan tes pratindakan. Kemudian saat pelaksanaan penelitian dilaksanakan tes pada setiap akhir pembelajaran. Tes yang dilakukan pada setiap akhir pembelajaran bertujuan untuk mengukur pemahaman konsep sifatsifat cahaya melalui model pembelajaran Visualization, Auditory, Kinesthetic berbasis media video. Adapun bentuk tes yang diberikan adalah tes tertulis berupa pilihan ganda. (lampiran 6 halaman 161).
4. Studi Dokumenter Studi dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun data elektronik (Sukmadinata, 2013: 221). Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih yang sesuai dengan tujuan dan fokus masalah lalu diurutkan sesuai dengan kekuatan dan kesuaian isinya dengan tujuan pengkajian. Isinya dianalisis (diuraikan), dibandingkan, dan dipadukan membentuk satu hasil kajian yang sistematis, padu, dan utuh. Jadi, studi dokumenter tidak sekedar mengumpulkan dan menuliskan atau melaporkan dalam bentuk kutipan-kutipan tentang sejumlah dokumen. Yang dilaporkan dalam penelitian ini adalah hasil analisis terhadap dokumendokumen tersebut, bukan dokumen-dokumen yang masih mentah (belum dianalisis). Namun, untuk bagian-bagian tertentu yang dianggap penting dapat dilaporkan dalam bentuk kutipan utuh, tetapi lainnya disajikan pokokpokoknya dalam rangkaian uraian hasil analisis kritis dari peneliti.
57 Data dokumentasi yang dikumpulkan dan digunakan dalam penelitian ini antara lain: kurikulum (silabus), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), nilai hasil tes siswa, foto-foto dan video selama proses pembelajaran di kelas V SD Negeri Bangsalan 1. Data dokumentasi diperlukan untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep sifat-sifat cahaya.
F. Teknik Uji Validitas Data Suatu informasi yang dijadikan data penelitian perlu diperiksa tingkat validitas atau keabsahannya, sehingga data tersebut bisa dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai landasan yang kuat dalam menarik simpulan. Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas dalam penelitian dinamakan teknik triangulasi. Menurut Moleong (2010: 330) bahwa triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Pendapat lain diungkapkan oleh Sugiyono (2014: 83) triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data. Sugiyono membaginya menjadi tiga, yaitu teknik triangulasi sumber data, triangulasi teknik pengumpulan data, dan triangulasi waktu pengumpulan data. Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi sumber data dan triangulasi teknik pengumpulan data. Adapun yang dimaksud kedua hal tersebut adalah sebagai berikut: 1. Triangulasi Sumber Menurut Slamet & Suwarto (2007: 54), triangulasi sumber merupakan upaya untuk mengarahkan peneliti agar menggunakan beragam sumber data yang tersedia. Teknik ini digunakan untuk menguji kebenaran data yang diperoleh dengan cara membandingkan dan mengecek balik
58 derajat kepercayaan suatu informasi yang sudah diperoleh melalui berbagai sumber yang berbeda. Hasil perbandingan data dari sumber data yang berbeda tersebut kemudian dicocokkan satu sama lain dan ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini untuk mengetahui apakah pembelajaran sudah berlangsung dengan baik, maka data hasil wawancara dengan narasumber yang berbeda yaitu guru (lampiran 51 halaman 370) dan siswa (lampiran 52 halaman 372) akan dibandingkan. Data hasil observasi aktivitas siswa (lampiraan 29 halaman 315) dan kinerja guru (lampiran 23 halaman 301) juga akan dibandingkan untuk memperoleh kesimpulan yang akurat. Dari data yang diperoleh dari guru dan siswa melalui teknik yang sama akan dibandingkan dan ditarik kesimpulan untuk memperoleh validitas yang tinggi. Sumber data yang diperoleh peneliti berasal dari guru kelas V dan siswa kelas V SD Negeri Bangsalan 1 Boyolali tahun ajaran 2015/2016. 2. Triangulasi Teknik Sugiyono (2014: 83) menjelaskan bahwa triangulasi teknik menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Data-data yang diperoleh melalui teknik pengumpulan data yang berbeda tersebut hasilnya kemudian dibandingkan dan selanjutnya dapat buat simpulan agar diperoleh data yang lebih kuat validitasnya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi pada siswa kelas V, guru kelas V, dan kepala SD Negeri Bangsalan 1. Data yang diperoleh dari teknik-teknik tersebut kemudian dibanding-bandingkan dan dicek satu dengan yang lainnya untuk dapat ditarik suatu simpulan yang akurat. Dengan menggunakan teknik yang berbeda yaitu teknik tes diperoleh hasil nilai pemahaman konsep sifat-sifat cahaya yang selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 38 halaman 326 dan kemudian dibandingkan dengan hasil pada penggunaan teknik observasi aktivitas siswa (lampiran 29 halaman 315) dengan sumber yang sama yaitu siswa kelas V SD Negeri Bangsalan 1.
59 Selain menggunakan teknik triangulasi, digunakan juga teknik validitas isi. Menurut Sukmadinata (2013: 229), validitas isi (content validity) berkenaan dengan isi dan format dari instrumen. Sejalan dengan pendapat tersebut, Arikunto (2015: 82) menjelaskan bahwa sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Validitas isi dapat dicapai sejak saat penyusunan soal dengan cara memerinci materi pelajaran yang terdapat dalam kurikulum atau buku pelajaran. Kemudian lebih lanjut soal yang digunakan akan dicari validitas tiap item soalnya. Arikunto (2015: 90), menyatakan bahwa sebuah item dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Di dalam penelitian ini, peneliti telah melakukan uji coba soal dengan mengujicobakannya kepada siswa sekolah lain yaitu siswa kelas V SD N Kerten II, Surakarta. Kemudian dari data uji coba yang telah didapatkan diolah dengan rumus korelasi product moment. Untuk memudahkan dan mempercepat perhitungan, maka peneliti memanfaatkan program SPSS v.23 untuk menghitung validitas butir soal atau validitas item. Hasil dari uji validitas item pada soal evaluasi yang digunakan selama penelitian dapat dilihat pada lampiran 45 halaman 333. G. Teknik Analisis Data Apabila semua data yang dibutuhkan sudah terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mengolah dan menganalisis data. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis yang menggunakan model analisis interaktif dan teknik deskriptif komparatif. Menurut Suwandi (2009: 61), teknik deskriptif komparatif digunakan untuk menganalisis data kuantitatif, yakni dengan membandingkan hasil (nilai) antarsiklus. Peneliti membandingkan hasil sebelum penelitian (hasil uji pratindakan) dengan hasil pada akhir siklus I dan siklus II. Dalam penelitian ini peneliti membandingkan hasil uji pratindakan pemahaman konsep sifat-sifat cahaya dengan hasil evaluasi pemahaman konsep sifat-sifat cahaya setelah dikenai tindakan dengan model pembelajaran Visualization, Auditory, Kinesthetic (VAK) berbasis media video. Analisis data dilakukan dengan menguji kesesuaian antara data yang satu dengan data yang lain menggunakan model analisis interaktif dari Miles dan
60 Huberman. Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2014: 91) menyatakan bahwa model analisis interaktif mempunyai tiga komponen yaitu: (1) reduksi data; (data reduction); (2) penyajian data (data display), dan (3) penarikan kesimpulan (verification). Lebih lanjut, Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2008: 91). mengemukakan bahwa tiga komponen tersebut sebagai sesuatu yang terikat pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar, untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis. Sebelum data direduksi, peneliti harus mengumpulkan data dengan teknik-teknik pengumpulan data yang telah dijelaskan sebelumnya. Reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul. Langkah-langkah analisis data dapat dilihat pada Gambar 3.1 sebagai berikut:
Pengumpulan Data (Data Collection) Penyajian Data (Data Display) Reduksi Data (Data Reduction) Penarikan Kesimpulan (Verification) Gambar3.1 3.1. Model AnalisisInteraktif InteraktifMiles Miles dan dan Huberman Huberman Gambar Model Analisis (Sumber: Sugiyono, 2014 : 92)
Adapun langkah-langkah analisis interkatif adalah sebagai berikut: 1.
Pengumpulan Data (Data Collection) Pengumpulan data menggunakan 4 sumber data yaitu observasi, wawancara, dokumen, dan tes.
61 2.
Reduksi Data (Data Reduction) Langkah yang dilakukan berupa pencatatan data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara. Dalam pencatatan tersebut dilakukan seleksi, pemfokusan, dan penyederhanaan data untuk dapat ditarik simpulan akhir. Dalam penelitian ini, reduksi yang dilakukan dengan pemilihan dan penyederhanaan data kondisi SD Negeri Bangsalan 1, Teras, Boyolali tahun ajaran 2015/2016, data nilai pemahaman konsep sifat-sifat cahaya, data hasil observasi guru dan peserta didik kelas V SD Negeri Bangsalan 1, serta hasil pengamatan penggunaan media video.
3.
Penyajian Data (Data Display) Data yang berupa hasil pengamatan atau observasi dan datahasil dokumen diklasifikasikan sebagai data kualitatif. Melalui sajian data, data yang telah terkumpul dikelompokkan dalam beberapa bagian sesuai dengan jenis permasalahannya supaya mudah dilihat dan dimengerti, sehingga mudah dianalisis. Penyajian data ditulis dalam bentuk paparan data serta tabel hasil observasi dan tabel hasil penilaian konsep sifat-sifat cahaya. Data yang disajikan dalam penelitian ini meliputi: a. Data kondisi SD Negeri Bangsalan 1, Teras, Boyolali tahun ajaran 2015/2016. b. Data nilai pemahaman konsep sifat-sifat cahaya peserta didik kelas V SD Negeri Bangsalan 1, Teras, Boyolali tahun ajaran 2015/2016. c. Data hasil observasi guru dan peserta didik kelas V SD Negeri Bangsalan 1, Teras, Boyolali tahun ajaran 2015/2016. d. Data wawancara guru sebelum dan sesudah tindakan penerapan model Visualization, Auditory, and Kinesthetic berbasis media video.
4.
Penarikan Kesimpulan (Verification) Simpulan perlu diverifikasi agar cukup mantap dan benar-benar bisa dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu dilakukan verifikasi yang merupakan aktivitas pengulangan untuk tujuan pemantapan, penelusuran data kembali dengan cepat. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan mengecek kembali data yang telah dikumpulkan berupa hasil wawancara, obervasi, tes, dan
62 dokumentasi, disesuaikan dengan tujuan dan rumusan masalah sehingga dapat menjawab hipotesis. Penarikan kesimpulan tentang peningkatan yang terjadi dilaksanakan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara, kesimpulan yang ditarik pada siklus I, dan kesimpulan terakhir pada akhir siklus berikutnya. Kesimpulan yang pertama sampai kesimpulan yang terakir harus terkait. Setiap kesimpulan yang ditarik dikahir siklus dilakukan refleksi untuk menentukan atau menyusun tindakan berikutnya. Setelah semua data disajikan dalam laporan, peneliti menarik kesimpulan yang merupakan jawaban dari hipotesis penelitian. H. Indikator Kinerja Penelitian Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang dijadikan acuan atau tolak ukur dalam menetapkan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Menurut Tim Penyusun Pedoman Skripsi FKIP UNS (2016: 34), untuk menentukan ketercapaian tujuan perlu dirumuskan indikator keberhasilan yang disusun secara realistik (mempertimbangkan kondisi sebelum diberikan tindakan dan jumlah siklus tindakan yang akan dilakukan) dan dapat diukur (jelas cara asesmennya). Indikator kinerja dalam penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatnya pemahaman konsep sifat-sifat cahaya dengan menggunakan Model Pembelajaran Visualization, Auditory, Kinesthetic berbasis media video pada siswa kelas V SD Negeri Bangsalan 1 tahun ajaran 2014/2015. Indikator penelitian ini bersumber dari kurikulum dan silabus KTSP mata pelajaran IPA kelas V dengan Kritera Ketuntasan Minimal (KKM) yang diterapkan di SD Negeri Bangsalan 1, Teras, Boyolali, yaitu 65. Capaian target penelitian ini yaitu peningkatan pemahaman konsep sifatsifat cahaya. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila telah terdapat ≥ 85% ( 17 siswa dari 19) siswa kelas V SD Negeri Bangsalan 1 mencapai nilai ≥ 65 dalam pemahaman konsep sifat-sifat cahaya. Rumusan indikator kinerja penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1 sebagai berikut:
63 Tabel 3.1. Indikator Kinerja Penelitian Aspek yang Diukur Pemahaman konsep sifat-sifat cahaya
Persentase Siswa yang Ditargetkan ≥ 85% (17 siswa dari 19 siswa mencapai KKM yaitu 65)
Cara Mengukur Diukur dari hasil tes pemahaman konsep sifatsifat cahaya dan dihitung dari jumlah siswa yang mencapai KKM, yaitu ≥65 pada tes pemahaman konsep sifat-sifat cahaya.
I. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian merupakan rancangan tahapan-tahapan yang akan dilakukan selama penelitian berlangsung. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terdiri dari empat kegiatan, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting) yang akan dilaksanakan pada setiap siklusnya. Prosedur penelitian dilakukan untuk mengetahui hasil ketercapaian indikator penelitian yaitu meningkatnya pemahaman konsep sifat-sifat cahaya melalui model pembelajaran Visualization, Auditory, Kinesthetic berbasis media video. Adapun langkah-langkah prosedur penelitian tersebut dapat dilihat secara lebih jelas pada Gambar 3.2 berikut ini:
SIKLUS ke-N
Gambar 3.2. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (Sumber: Arikunto, S., Suhardjono, & Supardi, 2015: 16)
64 Penelitian ini dilaksanakan II siklus dengan masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan (1 x pertemuan adalah 2 x 35 menit). Setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Adapun prosedur penelitian tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Siklus I Pertemuan I a. Tahap Perencanaan Tindakan Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah: 1) Membuat Silabus dan RPP mengenai
materi konsep sifat cahaya
merambat lurus dan cahaya dapat dipantulkan dengan menggunakan model pembelajaran Visualization, Auditory, Kinesthetic berbasis media video; 2) Mengembangkan skenario pembelajaran; 3) Menyiapkan sumber belajar; 4) Menyiapkan media video dan media lainnya yang digunakan untuk praktikum; 5) Menyiapkan LKS, lembar petunjuk praktikum dan lembar laporan praktikum; 6) Menyiapkan soal tes; 7) Menyiapkan lembar penilaian; 8) Menyiapkan lembar serta pedoman observasi guru dan siswa b. Tahap Pelaksanaan Tindakan 1) Guru
menerapkan
pembelajaran
dengan
menggunakan
model
pembelajaran Visualization, Auditory, Kinesthetic berbasis media video. 2) Siswa belajar IPA materi sifat cahaya merambat lurus dan cahaya dapat dipantulkan menggunakan model pembelajaran Visualization, Auditory, Kinesthetic berbasis media video. 3) Memantau perkembangan kemampuan dan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA.
65 c. Tahap Observasi Observasi dilakukan oleh peneliti terhadap pelaksanaan tindakan oleh guru kelas V dalam pembelajaran IPA mengenai pemahaman konsep sifat-sifat cahay dengan menggunakan model pembelajaran Visualization, Auditory, Kinesthetic berbasis media video. Pada tahap pengamatan dilakukan beberapa hal, diantaranya sebagai berikut: 1) Melakukan pengamatan terhadap sikap siswa dan kerja guru di dalam proses pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya, dengan berpedoman pada lembar aktivitas siswa dan guru 2) Melakukan pengamatan penilaian pemahaman konsep sifat-sifat cahaya pada siswa dengan berpedoman pada lembar penilaian tes. d. Tahap Refleksi Peneliti bersama guru kelas V SD Negeri Bangsalan 1 melakukan analisis terhadap proses pelaksanaan pembelajaran siklus I dan hasil belajar berupa nilai siswa tentang sifat-sifat cahaya. Peneliti juga berdiskusi dengan guru untuk membantu menemukan permasalahan pembelajaran yang digunakan sebagai dasar perbaikan dalam perencanaan siklus berikutnya. Pertemuan II a. Tahap Perencanaan Tindakan 1) Menganalisis kekurangan yang terdapat pada siklus I pertemuan I untuk menentukan suatu perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus I pertemuan II. 2) Membuat Silabus dan RPP mengenai materi konsep sifat-sifat cahaya yaitu cahaya dapat dibiaskan, diuraikan, dan cahaya menembus benda bening dengan menggunakan model pembelajaran Visualization, Auditory, Kinesthetic berbasis media video; 3) Mengembangkan skenario pembelajaran; 4) Menyiapkan sumber belajar; 5) Menyiapkan media pembelajaran dan media lainnya yang digunakan untuk praktikum;
66 6) Menyiapkan LKS, lembar petunjuk praktikum dan lembar laporan praktikum; 7) Menyiapkan soal tes; 8) Menyiapkan lembar penilaian; 9) Menyiapkan lembar serta pedoman observasi guru dan siswa b. Tahap Pelaksanaan Tindakan 1) Guru
menerapkan
pembelajaran
dengan
menggunakan
model
pembelajaran Visualization, Auditory, Kinesthetic berbasis media video. 2) Siswa belajar IPA materi sifat-sifat cahaya yaitu cahaya dapat dibiaskan diuraikan, dan cahaya menembus benda bening menggunakan model pembelajaran Visualization, Auditory, Kinesthetic berbasis media video. 3) Memantau perkembangan kemampuan dan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA. c. Tahap Observasi Observasi dilakukan oleh peneliti terhadap pelaksanaan tindakan oleh guru kelas V dalam pembelajaran IPA mengenai pemahaman konsep sifat-sifat cahaya dengan menggunakan model pembelajaran Visualization, Auditory, Kinesthetic berbasis media video. Pada tahap pengamatan dilakukan beberapa hal, diantaranya sebagai berikut: 1) Melakukan pengamatan terhadap sikap siswa dan kerja guru di dalam proses pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya, dengan berpedoman pada lembar aktivitas siswa dan guru 2) Melakukan pengamatan penilaian pemahaman konsep sifat-sifat cahaya 3) pada siswa dengan berpedoman pada lembar penilaian tes. d. Tahap Refleksi Peneliti bersama guru kelas V SD Negeri Bangsalan 1 melakukan analisis terhadap proses pelaksanaan pembelajaran siklus I pertemuan II dan hasil belajar berupa nilai siswa tentang sifat-sifat cahaya. Jika dalam refleksi siklus I pertemuan II berlum tercapai target indikator kinerja penelitian maka dilanjutkan ke siklus berikutnya dengan perencanaan perbaikan berbasis hasil sebelumnya.
67 SIKLUS II Pertemuan I a. Tahap Perencanaan Tindakan 1) Menganalisis kekurangan yang terdapat pada siklus I pertemuan II untuk menentukan suatu perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus II pertemuan I. 2) Membuat Silabus dan RPP mengenai materi konsep sifat-sifat cahaya yaitu cahaya merambat lurus dan cahaya dapat dipantulkan dengan menggunakan model pembelajaran Visualization, Auditory, Kinesthetic berbasis media video; 3) Mengembangkan skenario pembelajaran; 4) Menyiapkan sumber belajar; 5) Menyiapkan media pembelajaran dan media lainnya yang digunakan untuk praktikum; 6) Menyiapkan LKS, lembar petunjuk praktikum dan lembar laporan praktikum; 7) Menyiapkan soal tes; 8) Menyiapkan lembar penilaian; 9) Menyiapkan lembar serta pedoman observasi guru dan siswa b. Tahap Pelaksanaan Tindakan 1) Guru
menerapkan
pembelajaran
dengan
menggunakan
model
pembelajaran Visualization, Auditory, Kinesthetic berbasis media video. 2) Siswa belajar IPA materi sifat-sifat cahaya yaitu cahaya merambat lurus dan cahaya dapat dipantulkan menggunakan model pembelajaran Visualization, Auditory, Kinesthetic berbasis media video. 3) Memantau perkembangan kemampuan dan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA. c. Tahap Observasi Observasi dilakukan oleh peneliti terhadap pelaksanaan tindakan oleh guru kelas V dalam pembelajaran IPA mengenai pemahaman konsep sifat-sifat cahaya dengan menggunakan model pembelajaran Visualization,
68 Auditory, Kinesthetic berbasis media video. Pada tahap pengamatan dilakukan beberapa hal, diantaranya sebagai berikut: 1) Melakukan pengamatan terhadap sikap siswa dan kerja guru di dalam proses pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya, dengan berpedoman pada lembar aktivitas siswa dan guru 2) Melakukan pengamatan penilaian pemahaman konsep sifat-sifat cahaya pada siswa dengan berpedoman pada lembar penilaian tes. d. Tahap Refleksi Peneliti bersama guru kelas V SD Negeri Bangsalan 1 melakukan analisis terhadap proses pelaksanaan pembelajaran siklus IIpertemuan I dan hasil belajar berupa nilai siswa tentang sifat-sifat cahaya. Jika dalam refleksi siklus I pertemuan II berlum tercapai target indikator kinerja penelitian maka dilanjutkan ke siklus berikutnya dengan perencanaan perbaikan berbasis hasil sebelumnya. Pertemuan II a. Tahap Perencanaan Tindakan 1) Menganalisis kekurangan yang terdapat pada siklus II pertemuan I untuk menentukan suatu perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus II pertemuan II. 2) Membuat Silabus dan RPP mengenai materi konsep sifat-sifat cahaya yaitu cahaya dapat dibiaskan diuraikan, dan cahaya menembus benda bening dengan menggunakan model pembelajaran Visualization, Auditory, Kinesthetic berbasis media video; 3) Mengembangkan skenario pembelajaran; 4) Menyiapkan sumber belajar; 5) Menyiapkan media pembelajaran dan media lainnya yang digunakan untuk praktikum; 6) Menyiapkan LKS, lembar petunjuk praktikum dan lembar laporan praktikum; 7) Menyiapkan soal tes; 8) Menyiapkan lembar penilaian;
69 9) Menyiapkan lembar serta pedoman observasi guru dan siswa b. Tahap Pelaksanaan Tindakan 1) Guru
menerapkan
pembelajaran
dengan
menggunakan
model
pembelajaran Visualization, Auditory, Kinesthetic berbasis media video. 2) Siswa belajar IPA materi sifat-sifat cahaya yaitu cahaya dapat dibiaskan diuraikan, dan cahaya menembus benda bening menggunakan model pembelajaran Visualization, Auditory, Kinesthetic berbasis media video. 3) Memantau perkembangan kemampuan dan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA. c. Tahap Observasi Observasi dilakukan oleh peneliti terhadap pelaksanaan tindakan oleh guru kelas V dalam pembelajaran IPA mengenai pemahaman konsep sifat-sifat cahaya dengan menggunakan model pembelajaran Visualization, Auditory, Kinesthetic berbasis media video. Pada tahap pengamatan dilakukan beberapa hal, diantaranya sebagai berikut: 1) Melakukan pengamatan terhadap sikap siswa dan kerja guru di dalam proses pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya, dengan berpedoman pada lembar aktivitas siswa dan guru 2) Melakukan pengamatan penilaian pemahaman konsep sifat-sifat cahaya pada siswa dengan berpedoman pada lembar penilaian tes. d. Tahap Refleksi Peneliti bersama guru kelas V SD Negeri Bangsalan 1 melakukan analisis terhadap proses pelaksanaan pembelajaran siklus II pertemuan II dan hasil belajar berupa nilai siswa tentang sifat-sifat cahaya. Apabila nilai pemahaman konsep sifat-sifat cahaya sudah melebihi ketercapaian indikator kinerja yaitu tingkat ketuntasan klasikal mencapai persentase 85% siswa telah mencapai KKM, maka penelitian ini dihentikan dan dinyatakan berhasil.