BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di TK Negeri Pembina Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Sekolah ini dipimpin oleh Ibu Ratna Sari Dewi, S.Pd.AUD dan secara khusus penelitian dilakukan pada kelompok B1. Sekolah ini dipilih sebagai tempat penelitian dengan beberapa pertimbangan, antara lain adalah sebagai berikut: a. Letaknya strategis, dekat dengan tempat tinggal peneliti sehingga mempermudah kerjasama peneliti dengan kepala sekolah, guru, siswa, dan orang tua siswa. b. Kegiatan dengan menggunakan metode sosiodrama belum pernah diteliti di TK Negeri Pembina Kecamatan Pringkuku. c. Pengembangan perilaku sopan santun pada kelompok B masih rendah. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun 2015/2016. Lebih tepatnya selama delapan bulan yaitu mulai dari bulan Agustus-Maret 2015. Rincian kegiatan dan waktu pelaksanaan penelitian ini selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1.
B. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelompok B TK Negeri Pembina Kecamatan Pringkuku tahun ajaran 2015/2016. Melibatkan 18 siswa yang terdiri dari 6 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki. Dari 18 siswa kelompok B, semua siswa merupakan anak yang normal atau tidak berkebutuhan khusus. Dengan pertimbangan bahwa perilaku sopan santun kelompok B masih rendah.
25
26 C. Data dan Sumber Data 1. Data Data merupakan bukti atau fakta dari suatu peristiwa yang digunakan sebagai bahan untuk memecahkan suatu permasalahan. Menurut Arikunto (2010: 161) data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka. Adapun data penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa: a. Nilai perilaku sopan santun anak b. Nilai aktivitas pembelajaran anak c. Nilai kemampuan guru dalam pembelajaran Data kualitatif dalam penelitian ini berupa hasil wawancara terhadap guru kelompok B TK Negeri Pembina Kecamatan Pringkuku Tahun Ajaran 2015/2016.
2. Sumber Data Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 2010: 172). Sumber data atau informasi yang digunakan dalam rancangan penelitian ini terdiri dari: a. Sumber Data Primer Sumber data primer dalam rancangan penelitian ini adalah guru dan siswa kelompok B TK Negeri Pembina Kecamatan Pringkuku Tahun Ajaran 2015/2016. b. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder dalam rancangan penelitian meliputi hasil wawancara terhadap guru kelas, berbagai arsip berupa silabus, RKH, perangkat pembelajaran, lembar observasi, foto dan video dalam pelaksanaan pembelajaran, serta dokumentasi berupa hasil nilai pra siklus, siklus I dan siklus II dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode sosiodrama.
27 D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, observasi, wawancara, dan unjuk kerja. Penjelasan mengenai teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dipaparkan sebagai berikut: 1. Dokumentasi Data dokumentasi meliputi Silabus TK Kelompok B, Program Semester (Promes) Kelompok B, Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) Kelompok B, dan Rencana Kegiatan Harian (RKH) Kelompok B, foto dan video kegiatan pembelajaran, serta hasil unjuk kerja siswa kelompok B TK Negeri Pembina Kecamatan Pringkuku. Dokumen tersebut digunakan untuk mengetahui perkembangan siswa dalam pengembangan perilaku sopan santun. 2. Observasi Yus (2011: 74) menyatakan bahwa, observasi adalah proses pengumpulan data dengan menggunakan alat indra. Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur atau menilai aktivitas guru dan siswa kelompok B TK Negeri Pembina Kecamatan Pringkuku. Observasi terhadap guru dilakukan pada saat mengajar dalam proses pembelajaran kegiatan pengembangan perilaku sopan santun dengan metode sosiodrama. Observasi terhadap siswa dilakukan dalam perilaku sopan santun dalam proses pembelajaran. Alat penelitian yang digunakan: a) Instrumen observasi terhadap anak dilakukan pada pengamatan perilaku sopan santun anak. Alat penilaiannya yaitu lembar observasi untuk mengukur perilaku sopan santun anak. b) Instrumen observasi aktivitas anak dalam pembelajaran. Alat penilaiannya yaitu lembar observasi aktivitas anak. c) Instrumen penilaian kinerja guru, yaitu dengan menggunakan Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Adapun alat penilaian dan hasil observasi terlampir.
28 3. Wawancara Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu dan memiliki relevansi dengan permasalahan penelitian tindakan kelas (Kunandar, 2013: 157). Wawancara dilakukan terhadap guru kelas kelompok B TK Negeri Pembina Kecamatan Pringkuku, yang bertujuan menggali informasi untuk memperoleh data yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran, pengembangan perilaku sopan santun pada anak kelompok B TK Negeri Pembina Kecamatan Pringkuku, serta peningkatan kualitas perilaku sopan santun anak sebelum dan sesudah penerapan metode sosiodrama. Dalam penelitian ini, wawancara dilaksanakan pada saat sebelum dilaksanakan tindakan dan setelah dilaksanakan tindakan Alat pengumpul datanya adalah panduan wawancara. Hasil wawancara terlampir.
E. Uji Validitas Data Validasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan triangulasi. Triangulasi merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data menurut Sugiyono (2012: 330). Dalam rancangan penelitian ini, teknik triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber data dan triangulasi teknik pengumpulan data. 1. Triangulasi Sumber Data Triangulasi sumber data adalah data atau informasi yang diperoleh dengan cara membandingkan data dan diuji dengan menggunakan beberapa sumber data yang berbeda agar teruji keabsahannya. Data yang dibandingkan dalam penelitian ini adalah data yang berasal dari hasil observasi peneliti, arsip nilai, dan data nilai perilaku sopan santun anak saat tindakan. Hasil
29 perbandingan data dari sumber data yang berbeda tersebut kemudian ditarik kesimpulan. 2. Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan penggunaan teknik yang berbeda. Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti membendingkan data yang diperoleh melalui wawancara dengan guru, observasi perilaku sopan santun anak, dan dokumentasi. Berbagai teknik yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk menggali data mengenai perilaku sopan santun anak kelompok B TK Negeri Pembina Kecamatan Pringkuku tahun ajaran 2015/2016. Selanjutnya setelah data terkumpul, ditarik sebuah kesimpulan agar diperoleh data yang kuat validitasnya.
F. Analisis Data Suwandi (2009: 41) menyatakan bahwa analisis data adalah proses menyeleksi,
menyederhanakan,
memfokuskan,
mengabstraksikan,
mengorganisasikan data secara sistematik dan rasional untuk menampilkan bahanbahan yang dapat digunakan untuk menyusun jawaban terhadap tujuan PTK. Apabila semua data yang diperlukan terkumpul, langkah berikutnya yaitu mengolah data dan menganalisis data dengan menggunakan model analisis interaktif dari Miles dan Huberman. Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2012: 337) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. komponen tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1. Pengumpulan Data (Data Collection) Pengumpulan data merupakan kegiatan mencari data di lapangan yang akan digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan observasi terhadap guru dan siswa, wawancara terhadap guru dan kepala sekolah, dan dokumentasi.
30 2. Reduksi Data (Data Reduction) Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting. Reduksi dalam penelitian ini dilakukan dengan pemilihan dan penyederhanaan data kasar yang didapat selama penelitian. Reduksi yang dilakukan dlam penelitian ini adalah pemilihan dan penyederhanaan data perilaku sopan santun kelompok B TK Negeri Pembina Kecamatan Pringkuku, data hasil observasi guru dan siswa kelompok B TK Negeri Pembina Kecamatan Pringkuku. 3. Penyajian Data (Data Display) Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Hasil dari data-data penelitian selanjutnya digabungkan dan dikumpulkan. Penyajian data yang telah direduksi, kemudian disusun dan didisplay dalam bentuk tabel, grafik dan dinarasikan dalam pembehasan penelitian. Data yang disajikan dalam penelitian ini meliputi data hasil observasi perilaku sopan santun, data observasi aktivitas siswa dan data observasi kinerja guru kelompok B TK Negeri Pembina Kecamatan Pringkuku. 4. Penarikan Kesimpulan (Verification) Penarikan kesimpulan atau penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dan sajian data yang telah terorganisasi tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat dan/atau formula yang singkat dan padat, tetapi mengandung pengertian yang luas. Penarikan kesimpulan tentang peningkatan yang terjadi dilaksanakan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara, kesimpulan yang ditarik pada akhir siklus I, kesimpulan pada akhir siklus II, serta kesimpulan siklus ke-n. Kesimpulan dari awal hingga yang terakhir harus memiliki keterkaitan, karen setiap kesimpulan yang ditarik pada akhir siklus dilakukan refleksi untuk menyusun rencana tindakan berikutnya. Setelah semua data disajikan
31 dalam laporan, peneliti menarik kesimpulan yang merupakan jawaban dari hipotesis penelitian. Visualisasi hubungan interaksi antara unsur-unsur kerja analisis tersebut dapat dilihat pada gambar 3.1
Gambar 3.1. Komponen dalam analisis data (interactive model), sumber Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2012: 337)
G. Indikator Kinerja Penelitian Indikator kinerja penelitian tindakan kelas ini untuk meningkatkan perilaku sopan santun anak kelompok B TK Negeri Pembina Kecamatan Pringkuku dengan menerapkan metode sosiodrama dikatakan terjadi peningkatan jika jumlah anak yang memperoleh nilai tuntas dapat mencapai ≥ 80% (15 siswa) dari keseluruhan 18 siswa. Untuk mengukur ketercapaian dalam tujuan penelitian, dirumuskan indikator-indikator yang telah disesuaikan dengan silabus kurikulum kelompok B TK Negeri Pembina Kecamatan Pringkuku yang mengacu pada Permendiknas nomor 58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini sebagai berikut:
32 Tabel 3.1 Indikator Ketercapaian Perilaku Sopan Santun Aspek yang
Persentase
Dinilai
Pencapaian
Cara Mengukur Diamati ketika proses pembelajaran dan
Bersikap ramah
80 % (15 dari 18 anak)
dihitung dari jumlah anak yang mampu mendengarkan guru/ teman berbicara, tidak mengganggu teman, dan mau berbagi dengan teman. Diamati ketika proses pembelajaran dan
Berbahasa
dihitung dari jumlah anak yang mampu
sopan dan
80 % (15 dari
meminta tolong
18 anak)
dengan baik
bertutur kata sopan (tidak berteriak dan mengucap kata kasar),
meminta tolong
dengan baik, dan berterima kasih jika menerima sesuatu dari orang lain. Diamati ketika proses pembelajaran dan
Mengucap
80 % (15 dari
salam
18 anak)
dihitung dari jumlah anak yang mampu memberi
salam,
menjawab
salam,
dan
berdo’a dengan tenang dan khusyu’.
H. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian adalah sebuah rangkaian tahap penelitian dari awal hingga akhir. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan melalui beberapa tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang sering kali disebut siklus. Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model penelitian dari Suharsimi Arikunto yang meliputi empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi. Adapun gambar dari model Penelitian Tindakan Kelas ini dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut:
33 Perencanaan Refleksi
Siklus I
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan Refleksi
Siklus II
Pelaksanaan
Pengamatan ?
Gambar 3.2. Model PTK (Arikunto, 2010: 137)
Berdasarkan bagan tersebut maka hal pertama yang harus peneliti lakukan adalah mengidentifikasi masalah. Dalam hal ini peneliti mendapatkan permasalahan tentang rendahnya perilaku sopan santun kelompok B TK Negeri Pembina Kecamatan Pringkuku. Dari permasalahan tersebut selanjutnya dilakukan penelitian dengan membuat perencanaan untuk siklus I dan siklus II, secara terperinci sebagai berikut: 1. Siklus I a. Perencanaan 1) Membuat rencana yang akan dilakukan agar terjadi peningkatan perilaku sopan santun 2) Membuat skenario kegiatan praktik sosiodrama tema kegiatan di rumah 3) Membuat instrumen pengamatan yang terdiri dari lembar observasi, wawancara. 4) Membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH) 5) Penyusunan pedoman wawancara untuk guru
34 6) Menetapkan indikator ketercapaian yang dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran b. Pelaksanaan tindakan 1) Guru menjelaskan materi kepada peserta didik yang disajikan melalui Rencana Kegiatan Harian (RKH) 2) Guru menyiapkan alat peraga yang akan digunakan dalam kegiatan sosiodrama 3) Guru mengenalkan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita yang akan di dramakan 4) Guru meminta beberapa anak untuk memerankan tokoh-tokoh tersebut 5) Guru meminta anak yang telah ditunjuk untuk latihan dan mempelajari perannya masing-masing 6) Guru sebagai narator membacakan naskah drama dan meminta anak yang berperan untuk mendramakan cerita 7) Guru meminta anak yang tidak ikut berperan untuk menyampaikan pendapatnya tentang tokoh yang diperankan oleh teman-temannya. c. Pengamatan Tahap observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas anak dalam perilaku sopan santun anak ketika pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan metode sosiodrama. Observasi juga dilakukan pada kinerja guru ketika menerapkan metode sosiodrama. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah perilaku sopan santun anak serta kinerja guru sudah sesuai dengan yang tercantum dalam lembar observasi atau tidak. Sehingga hasil observasi dapat diperbaiki pada siklus II. d. Refleksi Refleksi merupakan pengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan sementara dan untuk menentukan tindak lanjut dalam rangka mencapai tujuan akhir yang mungkin diharapkan dalam rangka pencapaian berbagai tujuan sementara lainnya. Refleksi berarti melakukan penilaian dan pengkajian terhadap hasil evaluasi data pada siklus I. Refleksi pada penelitian ini dilakukan untuk
35 mengetahui
keberhasilan
penerapan
metode
sosiodrama
dalam
meningkatkan perilaku sopan santun anak serta menentukan langkah tindakan selanjuttnya untuk perbaikan. Peneliti akan berdiskusi dengan guru kelas sebagai kolaborator tentang kelebihan dan kekurangan yang terjadi pada siklus I dan untuk membantu menemukan permasalahan pembelajaran yang akan digunakan sebagai dasar untuk menentukan tindakan perbaikan dalam perencanaan siklus berikutnya. 2. Siklus II a. Perencanaan Perencanaan
pada
siklus
II
meliputi
rencana
perbaikan
pembelajaran dan penyempurnaan penerapan metode sosiodrama yang didasarkan pada hasil refleksi pada siklus I. Rencana perbaikan pada siklus II ini dilaksanakan dengan tujuan agar memperileh hasil yang lebih baik dan lebih maksimal dalam penerapan metode sosiodrama. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah: 1) Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan masalah atau perbaikan pada siklus II. 2) Membuat skenario kegiatan praktik sosiodrama tema kegiatan di sekolah 3) Menyusun kembali Rencana Kegiatan Harian (RKH) 4) Mengembangkan pedoman wawancara untuk guru dan kepala sekolah 5) Menetapkan indikator ketercapaian yang dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran. b. Pelaksanaan Tindakan Tindakan yang dilaksanakan pada siklus II ini pada dasarnya sama dengan tindakan yang dilakukan pada siklus I, yakni kegiatan sosiodrama, hanya saja ada sedikit perbedaan yang terjadi pada kegiatan pembelajaran yang didasarkan atas perbaikan pada siklus I. Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan sebagai berikut : 1) Melakukan tindakan perbaikan skenario pembelajaran pada siklus I.
36 2) Guru menjelaskan materi kepada peserta didik yang disajikan melalui Rencana Kegiatan Harian (RKH) 3) Guru menyiapkan alat peraga yang akan digunakan dalam kegiatan sosiodrama 4) Guru mengenalkan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita yang akan di dramakan 5) Guru meminta beberapa anak untuk memerankan tokoh-tokoh tersebut 6) Guru meminta anak yang telah ditunjuk untuk latihan dan mempelajari perannya masing-masing 7) Guru sebagai narator membacakan naskah drama dan meminta anak yang berperan untuk mendramakan cerita 8) Guru meminta anak yang tidak ikut berperan untuk menyampaikan pendapatnya tentang tokoh yang diperankan oleh teman-temannya. c. Pengamatan Pengamatan dilaksanakan selama kegiatan pembelajaran sopan santun berlangsung dengan menerapkan metode sosiodrama. Pengamatan dikakukan terhadap kinerja guru dan aktivitas anak. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah perilaku sopan santun anak dengan metode sosiodrama sudah mencapai indikator kinerja atau belum. Observasi dilakukan pada poin-poin dalam pedoman yang disiapkan peneliti. d. Refleksi Refleksi berarti penilaian dan pengkajian terhadap semua hasil evaluasi data kaitannya dengan indikator kinerja siklus II. Data dan informasi yang sudah didapatkan kemudian didiskusikan oleh peneliti dan guru sebagai acuan untuk menentukan apakah tujuan yang diharapkan sudah tercapai atau belum. Kekurangan-kekurangan pada siklus I diperbaiki pada siklus II. Kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus II akan diperbaiki pada siklus berikutnya.