BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Miri, dengan subyek penerima tindakan kelas adalah siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Miri tahun pelajaran 2013/2014. SMP Negeri 2 Miri merupakan SMP Negeri daerah yang letaknya kurang strategis tetapi memiliki lingkungan sekolah yang nyaman dan sangat mendukung suasana belajar siswa. Alasan pemilihan tempat tersebut karena berdasarkan hasil observasi awal terdapat masalah yakni minat dan prestasi belajar siswa tergolong rendah. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai dari bulan Februari 2014 sampai Agustus 2014. Pelaksanaan penelitian ini dibagi dalam 3 tahapan kegiatan. Tahap pertama yaitu persiapan penelitian yang berlangsung pada bulan Februari hingga April 2014. Tahap kedua yaitu pelaksanaan tindakan yang berlangsung pada bulan Mei 2014. Tahap ketiga yaitu analisis data dan pelaporan yang dilaksanakan pada bulan Juni sampai April 2016. Berikut adalah jadwal pelaksanaan penelitian secara terperinci pada tabel dibawah ini.
30
31
Tabel Kegiatan Penelitian Bulan Kegiatan penelitian
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agts ’14-
‘14
‘14
‘14
‘14
‘14
‘14
Aprl 16
1. Persiapan penelitian a. Pembuatan proposal b. Survei di sekolah c. Permintaan izin penelitian d. Pembuatan instrument 2.
Pelaksanaan tindakan a. Siklus I - perencanaan - pelaksanaan tindakan - observasi - refleksi b. Siklus II - perencanaan - pelaksanaan tindakan - observasi - refleksi
3.
Tahap penyelesaian
a. Pengolahan data hasil penelitian b. Penyusunan laporan
B. Subyek Penelitian Penelitian ini menggunakan objek kajian yaitu peningkatan prestasi dan minat belajar matematika dengan subyek penelitian yaitu siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Miri tahun pelajaran 2013/2014 dengan jumlah 22 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.
32
C. Data dan Sumber Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) ini diperoleh dari nilai ulangan/tes siswa dan hasil pengamatan/observasi. Sedangkan sumber data pada penelitian ini meliputi informasi dari guru dan siswa, tempat dan peristiwa berlangsungnya proses pembelajaran, dokumentasi atau arsip berupa silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). D. Teknik Pengumpulan Data Data diperoleh dari observasi langsung terhadap kegiatan pembelajaran, pemberian tes untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep dan kajian terhadap berbagai dokumen yang mendukung. Secara terperinci teknik pengumpulan data yang digunakan selama proses penelitian meliputi : 1. Metode Observasi Menurut Budiyono (2003 : 53), observasi adalah cara pengumpulan data dimana peneliti (orang yang ditugasi) melakukan pengamatan terhadap subyek penelitian demikian hingga si subyek tidak tahu bahwa dia sedang diamati. Observasi dilakukan dengan tujuan untuk mengamati pelaksanaan dan perkembangan pembelajaran matematika yang dilakukan oleh siswa dan guru. Observasi ini digunakan dengan tujuan agar dapat mengetahui proses pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Aspek yang diobservasi difokuskan pada aktivitas belajar siswa pada saat proses pembelajaran matematika berlangsung. Observasi dilakukan pada setiap kegiatan pembelajaran pada setiap siklusnya. Kegiatan observasi dilaksanakan oleh dua observer yakni teman-teman dari mahasiswa pendidikan matematika.
33
Observasi ini ditekankan pada minat siswa dan kegiatan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Pada tindakan kelas, kegiatan yang diamati sebagai penilaian dari minat belajar matematika siswa adalah kegiatan fisik atau aktifitas siswa selama pembelajaran. Pada pelaksanaan observasi, observer mengamati tingkah laku siswa selama proses pembelajaran termasuk hal-hal apa yang dilakukan siswa saat proses pembelajaran berlangsung dan ketrampilan kegiatan peneliti sebagai guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share ( TPS).
2. Metode Angket Metode angket merupakan suatu bentuk pengumpulan data melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada subjek penelitian, responden, atau sumber data dan jawabannya diberikan pula secara tertulis (Budiyono, 2003). Dalam penelitian ini, metode angket digunakan untuk mengumpulkan data mengenai minat belajar siswa. 3. Metode Tes Menurut Budiyono (2003:54), “Metode tes adalah cara pengumpulan data yang menghadapkan sejumlah pertanyaan-pertanyaan atau suruhan-suruhan kepada subjek penelitian”. Pengumpulan instrumen utama penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data peneliti untuk mengetahui tingkat perkembangan atau keberhasilan pelaksanaan tindakan, mengetahui hasil dari kegiatan pembelajaran siswa sebelum dan sesudah pelaksanaan tindakan, mengukur kemampuan siswa dalam
menyelesaikan
soal-soal
matematika
melalui
penggunaan
model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Tes merupakan usaha yang dilakukan oleh guru dalam rangka mengetahui hasil dari kegiatan pembelajaran siswa sebelum dan sesudah pelaksanaan penelitian. Dengan kata lain dapat diketahui tercapai tidaknya indikator keberhasilan tindakan. Butir-butir soal yang akan digunakan terlebih dahulu diuji
34
validitasnya sebelum digunakan untuk penelitian. Menurut Budiyono (2003 : 55) “Suatu instrumen disebut valid jika mengukur apa yang seharusnya diukur”. Dalam penelitian ini, validitas instrumen yang digunakan adalah validitas isi. Suharsimi Arikunto (1995:64) menyatakan, “Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan”. Pada model tes dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman konsep matematika siswa dari setiap langkah penyelesaian yang dikerjakan oleh siswa.
4. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu pengumpulan data dimana peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturanperaturan, dan sebagainya (Supardi dalam Suharsimi Arikunto dkk, 2007: 130). Dalam penelitian ini data-data yang dikaji berupa silabus pembelajaran, rencana pelaksanaan pembelajaran, buku ajar yang digunakan, hasil tes siswa, hasil observasi selama proses pembelajaran, pengambilan gambar dan dokumen selama proses pembelajaran. 5. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan pada saat penelitian adalah : a. Pedoman observasi minat belajar matematika siswa Pedoman observasi dibuat dengan tujuan mempermudah pengamatan pada saat observasi. Langkah-langkah menyusun pedoman observasi sebagai berikut : a. Menyusun tujuan observasi b. Menyusun butir-butir yang perlu diamati bardasar tujuan observasi c. Melakukan validasi pedoman observasi d. Melakukan revisi jika memang ada yang perlu direvisi.
35
Butir-butir atau aspek-aspek yang perlu diamati disusun berdasarkan indikator minat yang sudah ditetapkan pada penelitian ini yaitu ketertarikan, perhatian, partisipasi aktif siswa, dan keinginan untuk mengetahui sesuatu Pedoman observasi minat belajar matematika siswa yaitu observer memberi tanda (√) pada kolom jika siswa melakukan kegiatan yang tercantum dalam lembar observasi. Kemudian observer memberi tanda (-) jika siswa tidak melakukan kegiatan yang tercantum dalam lembar observasi. Data hasil observasi dilakukan untuk triangulasi data angket. b. Angket Selain menggunakan pedoman observasi, peneliti juga menggunakan angket dengan bentuk skala untuk mengetahui minat belajar matematika siswa. Angket minat disusun berdasarkan indikator minat yang telah ditetapkan dalam penelitian ini yaitu ketertarikan, perhatian, keinginan untuk mengetahui sesuatu, dan partisipasi aktif dalam suatu kegiatan sehingga indikator minat yang digunakan dalam menyusun lembar observasi maupun angket minat belajar matematika adalah sama. Angket diberikan pada akhir tindakan setiap siklus kepada siswa. Angket tersebut dikatakan baik jika memenuhi syarat sebagai berikut : 1) Validitas isi Dalam penelitian ini validitas yang dilakukan adalah validitas isi. Instrumen dikatakan valid menurut validitas isi jika isi instrumen tersebut telah merupakan sampel yang representatif dari keseluruhan isi yang akan diukur. Butir instrumen dikatakan valid menurut validitas isi jika validator setuju dengan semua kriteria yang ditentukan sehingga butir telah sesuai/cocok dengan semua kriteria yang ditentukan. Kriteria yang dimaksud meliputi : a) Kesesuaian butir soal dengan kisi-kisi, b) Kalimat soal mudah dipahami,
36
c) Kalimat soal menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar,dan d) kalimat soal tidak memberikan interpretasi ganda. 2) Uji konsistensi internal Suatu instrumen terdiri dari sejumlah butir-butir instrumen. Kesemua butir tersebut harus mengukur hal yang sama dan menunjukkan kecenderungan yang sama pula. Ini berarti harus ada korelasi positif antara skor masing-masing butir tersebut. Biasanya untuk menghitung konsistensi internal untuk butir ke-i, rumus yang digunakan adalah rumus korelasi momen produk dari Karl Pearson berikut :
r
dengan :
=
N∑X Y − ∑X ∑Y
N ∑ X − (∑ X ) N ∑ Y − (∑ Y )
= Koefisien korelasi tiap item
= Banyaknya subyek yang dikenai tes (instrumen) = Skor untuk butir ke-i (dari subyek uji coba)
= Skor total siswa no. responden ke-i (dari subyek uji coba)
Keputusan uji : rxy ≥ 0,3 butir dikatakan konsisten rxy
0,3 butir dikatakan tidak konsisten (Budiyono, 2003 : 65)
3) Uji reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan reliabel atau tidak. Arikunto (2002 : 154) menyatakan bahwa “Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
37
instrumen tersebut adalah baik.” Dengan kata lain, reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan suatu alat ukur. Untuk menguji reliabilitas instrumen kemampuan pemecahan masalah matematika yang berbentuk tes uraian digunakan rumus Alpha karena instrumen tersebut berbentuk soal uraian sehingga skornya bukan 1 atau 0, maka rumus Alpha sebagai berikut :
dengan:
r
=
∑s n (1 − ) n− 1 s
= indeks reliabilitas instrument
= cacah butir instrumen
= variansi butir ke-i , i = 1,2, ...
= variansi skor-skor yang diperoleh subjek uji coba
(Budiyono, 2003 : 70)
Dalam penelitian ini, instrumen dikatakan reliabel jika mempunyai indeks reliabilitas yang lebih dari 0,7. (Budiyono, 2003 : 71) c. Tes Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk tes uraian tertulis. Tes diberikan pada akhir tindakan setiap siklus. Tes ini diberikan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dari setiap langkah penyelesaian yang dikerjakan oleh siswa. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam membuat tes pada penelitian ini adalah : 1) Melakukan spesifikasi materi yang pernah diajarkan 2) Menyusun kisi–kisi tes 3) Menyusun soal–soal tes 4) Melakukan validasi butir–butir soal oleh validator 5) Melakukan revisi soal–soal tes jika ada yang perlu direvisi
38
Sebelum digunakan untuk penelitian, butir-butir soal yang akan diujikan diuji validitasnya terlebih dahulu. Menurut Nunnaly dalam Budiyono (2003: 55) ”Suatu instrumen disebut valid jika mengukur apa yang seharusnya diukur”. Suatu instrumen disebut reliabel apabila hasil pengukuran dengan instrumen tersebut adalah sama jika sekiranya pengukuran tersebut dilakukan pada orang yang sama pada waktu yang berlainan atau pada orang-orang yang berlainan (tapi mempunyai kondisi yang sama) pada waktu yang sama atau pada waktu yang berlainan (Budiyono,2003:65).
F. Teknik Uji Validitas Data Validitas data dilakukan untuk menguji keabsahan data. Validitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan triangulasi. “Triangulasi adalah proses memastikan sesuatu (getting a ‘fix’) dari berbagai sudut pandang untuk meningkatkan ketajaman hasil pengamatan melalui berbagai cara dalam pengumpulan data” (Supardi dalam Suharsimi Arikunto dkk, 2007 : 128 ). Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan (Sarwiji Suwandi, 2009 : 60). Dari hasil tes setiap akhir siklus digunakan untuk mengetahui prestasi belajar matematika. Dalam suatu penelitian tindakan kelas, setiap tahap siklus penelitian tindakan dirancang untuk memberikan perlakuan yang berbeda kepada kelas dengan tujuan untuk memperbaiki masalah yang ada dalam penelitian ini adalah rendahnya prestasi belajar siswa. Jika data hasil tes siswa menunjukkan hasil yang cenderung naik di setiap siklusnya maka secara tidak langsung peneliti telah melakukan validasi data hasil tes siswa. Data minat belajar matematika siswa diperoleh melalui angket dan observasi. Untuk memeriksa keabsahan data minat belajar matematika siswa digunakan triangulasi metode yaitu membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan
39
suatu informasi yang diperoleh dari beberapa metode pengambilan data, sehingga jika data hasil observasi dan angket memperoleh hasil yang sama maka data yang diperoleh bisa dikatakan valid (Sugiono, 2012 : 274). Untuk memeriksa keabsahan data hasil observasi minat belajar matematika menggunakan triangulasi penyidik yaitu memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data (Moleong, 1999: 178). Triangulasi penyidik dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melihat dan membandingkan hasil observasi dari 3 observer yang telah mengamati minat siswa selama proses pembelajaran. Data yang diperoleh akan valid jika menghasilkan informasi yang sama diantara tiga observer atau terdapat kesamaan diantara dua observer. Untuk menguji keabsahan data pelaksanaan proses pembelajaran digunakan triangulasi penyidik. Dalam penelitian ini, triangulasi penyidik dilakukan dengan membandingkan hasil observasi dari tiga observer.
G. Teknik Analisis Data
Analisis
merupakan
usaha
untuk
memilih,
memilah,
membuang,
menggolongkan, serta menyusun ke dalam kategorisasi, mengklasifikasikan data untuk menjawab pertanyaan pokok : (1) Tema apa yang dapat ditemukan pada data, (2) Seberapa jauh data dapat mendukung tema / arah / tujuan penelitian (Supardi dalam Suharsimi Arikunto dkk, 2009 : 132). Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa lembar observasi proses pembelajaran, hasil wawancara dengan guru serta tes hasil belajar. Dalam penelitian ini, teknik analisis mengacu pada model analisis Miles dan Huberman (1992 : 16-19) yang dilakukan dalam 3 komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi sebagai berikut : a. Reduksi data yaitu meliputi penyeleksian data melalui seleksi yang ketat, melalui ringkasan atau uraian singkat, menggolongkannya dalam satu pola yang lebih luas.
40
b. Penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan data yang merupakan penyusunan informasi secara sistematis dari hasil reduksi data dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi pada masing-masing siklus. c. Penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap, kemudian dilakukan verifikasi untuk memperoleh kesimpulan yang tepat dengan cara diskusi bersama mitra kolaborasi. Data yang terkumpul disajikan secara sistematis dan bermakna. Berikut ini teknik analisis yang digunakan : a.) Analisis Data Hasil Angket Data dari hasil angket minat belajar siswa akan dianalisis dengan cara masing-masing pilihan jawaban diberi skala interval dari 0 sampai 3. Setelah angket diisi, skor dari masing-masing pernyataan dikelompokkan sesuai dengan aspek yang telah dibuat sehingga dapat diperoleh skor untuk masing-masing aspek. Selanjutnya skor dari ketiga aspek dicari rata-rata skornya, kemudian dari skor rata-rata tersebut dapat diketahui kategori minat belajar matematika siswa. Kategori minat belajar matematika siswa dapat dikelompokkan seperti pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Pedoman Kualifikasi Hasil Angket Skor rata-rata
Kategori
0% p 33,33%
Rendah
33,34% p 66,67%
Sedang
66,68%≤ p ≤ 100%
Tinggi
(Arikunto& Safrudin. 2004: 18-19) Berdasarkan pedoman kualifikasi di atas, maka kategori minat belajar matematika siswa dapat diklasifikasikan seperti pada Tabel 3.3.
41
Tabel 3.3.Kategori Minat Belajar Matematika Siswa Skor rata-rata
Kategori
0 ≤ Minat ≤ 1
Rendah
1 < Minat ≤ 2
Sedang
2 < Minat ≤ 3
Tinggi
b.)Analisis Data Hasil Observasi Minat Belajar Matematika Siswa Observasi
dilakukan
dengan
mengamati
aktivitas
siswa
selama
pembelajaran berlangsung. Hal yang diamati didasarkan pada aspek minat belajar matematika siswa yang telah ditentukan. Hasil observasi minat belajar matematika siswa akan dianalisis yaitu untuk dijadikan sebagai triangulasi data minat belajar matematika siswa yang diperoleh dari hasil angket. Analisis hasil observasi minat belajar siswa akan dianalisis yaitu untuk jawaban “ya” akan diberi skor 1 dan jawaban “tidak” diberi skor 0. Persentase hasil observasi minat belajar siswa tiap pertemuan dapat
diketahui dengan menghitung persentase tiap aspek dengan
rumus sebagai berikut:
Keterangan:
=
r r
100%
Pn
= presentase minat belajar siswa pada aspek ke -n
skor capaian
= jumlah skor amatan jawaban ‘ya’ dalam satu aspek
skor maksimal
= jumlah skor maksimal amatan dalam satu aspek
Setelah itu dicari rata- rata dari dari ketiga aspek untuk memperoleh persentase minat belajar matematika siswa dengan rumus sebagai berikut :
42
=
Selanjutnya persentase
ℎ
ℎ
tersebut dikategorikan sesuai dengan kualifikasi hasil
persentase observasi seperti pada Tabel 3.4
Tabel 3.4. Pedoman Kualifikasi Hasil Observasi Skor rata-rata
Kategori
0% p 33,33%
Rendah
33,34% p 66,67%
Sedang
66,68% ≤ p ≤ 100%
Tinggi
(Arikunto& Safrudin. 2004: 18-19) 3. Analisis Data Hasil Tes Pada penelitian ini tes dilaksanakan beberapa kali. Tes yang diberikan terdiri dari 5 soal. Masing-masing soal mempunyai skor maksimal 10 sampai 25. Tes awal dilaksanakan sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Tes juga diselenggarakan setiap akhir siklus dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar matematika siswa setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Indikator yang menunjukkan bahwa prestasi belajar matematika siswa meningkat dapat diketahui dengan cara membandingkan hasil tes pada tiap-tiap siklus. Dari analisis tes akhir siklus, dapat diketahui tercapai tidaknya indikator keberhasilan tindakan yang telah ditetapkan. 4. Analisis Data Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Hasil pengamatan pada penelitian ini diperoleh data deskripsi pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS yang diperoleh melalui lembar observasi yang merupakan hasil pengamatan dari observer sebagai pengamat proses pembelajaran. Analisis hasil pengamatan dimulai dengan menelaah lembar observasi. pelaksanaan pembelajaran yaitu dengan melihat terlaksana tidaknya langkahlangkah yang telah tertulis pada lembar observasi. Dari analisis hasil observasi
43
pelaksanaan pembelajaran, dapat diketahui tentang pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS yang meliputi terlaksana tidaknya langkah-langkah pembelajaran yang telah direncanakan dalam RPP serta aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran.
H. Indikator Kinerja Penelitian Indikator kinerja/keberhasilan penelitian adalah indikator ketercapaian prestasi dan minat belajar siswa dalam proses pembelajaran setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) yang dapat dinyatakan dalam bentuk presentase. Persentase indicator keberhasilan dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan hasil diskusi antara peneliti dan guru dengan mempertimbangkan prestasi dan minat belajar matematika siswa sebelum tindakan serta kondisi di sekolah tersebut. Adapun Indikator keberhasilan penelitian ini sebagai berikut : 1. Ketuntasan belajar siswa dalam satu kelas telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) 70% dari jumlah total siswa dalam kelas telah mencapai ketuntasan belajar individu yaitu ≥ 75. 2. Sebanyak ≥ 70% dari jumlah total siswa mencapai kategori minat belajar tinggi terhadap matematika.
I.
Prosedur Penelitian
Bentuk penelitian yang akan peneliti lakukan adalah penelitian tindakan kelas (class action research). Menurut Suharsimi Arikunto (2007:3) “penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa”. Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya prestasi dan minat belajar siswa melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe
44
Think Pair Share (TPS). Setiap tindakan upaya peningkatan indikator tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Penelitian ini meliputi empat tahap, yaitu : tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan interpretasi serta tahap analisis dan refleksi. Dalam penelitian ini, direncanakan dalam dua siklus. Adapun rancangan penelitian tindakan yang akan dilaksanakan pada setiap siklus terdiri dari :
Rancangan Siklus I 1. Tahap Perencanaan Tindakan Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan tindakan ini meliputi : a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) b. Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi mengenai pelaksanaan pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think- Pair- Share (TPS) c. Menyusun pedoman wawancara untuk siswa. Pedoman wawancara dibuat untuk mempermudah peneliti mengetahui bagaimana respon siswa dan hambatan yang dirasakan siswa terhadap kegiatan pembelajaran matematika selama ini. d. Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS yang akan digunakan merupakan lembar kegiatan siswa untuk membantu proses pembelajaran yang dilengkapi dengan latihan soal-soal untuk siswa. LKS disusun oleh peneliti dengan pertimbangan dari dosen pembimbing dan guru yang mengampu pelajaran matematika kelas VIIIA SMP Negeri 2 Miri. e. Mempersiapkan soal tes untuk siswa yaitu soal tes akhir siklus I dan siklus II, serta kuis yang akan diberikan pada setiap akhir pembelajaran. 2. Pelaksanaan Tindakan Tahap pelaksanaan, dilaksanakan sesuai skenario pembelajaran yang telah direncanakan yaitu pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Think- PairShare (TPS) sebagai berikut :
45
a.
Persiapan Materi dan penerapan siswa dalam kelompok terdiri dari 2 siswa. Siswa dikelompokkan menurut prosedur TPS.
b.
Penyampaian materi pelajaran, meliputi hal-hal sebagai berikut : 1) Pendahuluan Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan apersepsi serta memotivasi siswa agar berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. 2) Kegiatan Inti a) Menyampaikan Informasi Pada tahap ini guru memberikan ringkasan materi kepada siswa dan merangsang agar siswa dapat belajar secara mandiri di dalam kelompok. b) Siswa Belajar dalam kelompok Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk menyelesaikan soal LKS, dalam diskusi ini siswa diharapkan untuk saling membantu apabila teman satu kelompoknya ada yang belum menguasai materi. Dalam hal ini guru berfungsi sebagai fasilitator dan akan memberi penjelasan apabila dalam suatu kelompok tidak ada satupun siswa yang dapat mejelaskan materi tersebut. Setelah LKS selesai dikerjakan maka salah satu anggota kelompok dipersilakan untuk menulis hasil diskusi kelompoknya di papan tulis, siswa dengan jawaban berbeda akan mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. Selanjutnya siswa menarik kesimpulan dari materi yang telah diperoleh dalam diskusi dan guru menguatkan hasil kesimpulan yang diperoleh siswa. c)
Kuis Individu Siswa mengerjakan kuis individu, kuis ini dilakukan selama 15 menit secara mandiri. Dengan adanya kuis ini menunjukkan pada siswa apa yang telah mereka pelajari selama bekerja dalam kelompok.
46
3) Penutup Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berhasil mencapai rata-rata skor tertinggi. Pemberian penghargaan tiap kelompok ini dapat ditentukan berdasarkan skor kelompok yang didapat dengan menjumlahkan
nilai
rata-rata
peningkatan
anggota
kelompoknya.
Pemberian penghargaan berdasarkan skor kelompok diberikan pada pertemuan kedua dan selanjutnya, sedangkan pada pertemuan pertama penghargaan diberikan berdasarkan konsentrasi saat berdiskusi dan keberhasilan dalam mempresentasikan hasil diskusi, karena pada pertemuan pertama belum bisa dihitung peningkatan skor individu. 3. Tahap observasi (pengamatan) Observasi dilakukan dengan mengamati secara langsung bagaimana aktivitas siswa maupun guru selama proses belajar mengajar. Pada saat observasi dilakukan peneliti telah mempersiapkan lembar observasi, guna mengetahui keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think- Pair- Share (TPS) dalam hal ini di dalam kelas. Setiap aktivitas yang terjadi selama proses belajar mengajar berlangsung diusahakan untuk dicatat seperti apa adanya agar diperoleh informasi lapangan yang sebenarnya. 4. Tahap Refleksi Pada tahap ini, peneliti bersama-sama dengan guru mata pelajaran matematika mengadakan pertemuan guna melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah berlangsung. Refleksi dilakukan setelah akhir siklus. Diskusi tersebut bertujuan untuk mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan yaitu dengan cara melakukan penilaian terhadap proses yang terjadi, masalah yang muncul dan segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang dilakukan. Setelah itu peneliti merumuskan tindakan berikutnya dan apabila berdasarkan refleksi perlu dilaksanakan pengulangan siklus maka dapat diulang lagi sampai dirasa pembelajaran telah optimal.
47
Dari keempat tahapan penelitian tindakan kelas tersebut dapat dibuat contoh skematik kegiatan inti penelitian, yakni sebagai berikut :
Permasalahan
Perencanaan
Pelaksanaan Tindakan I
Tindakan I Pengamatan / Pengumpulan Data I Refleksi I
Perencanaan yang sudah terrevisi
PelaksanaanTindakan II
Pengamatan / Tindakan II
Refleksi II
Apabila permasalahan belum terselesaikan
Dilanjutkan ke siklus berikutnya