BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Pengembangan media pembelajaran flipbook pada mata pelajaran Kearsipan ini dilakukan di SMK Negeri 1 Surakarta yang beralamat di Jl. Sungai Kapuas No. 28, Telp/Fax (0271) 653085 Surakarta, Website: http://www.smkn1solo.co.cc.
Peneliti
memilih
sekolahan
ini
karena
berdasarkan pertimbangan masalah yang ada dalam mata pelajaran kearsipan dan tersedianya data yang dibutuhkan. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai dari penyusunan proposal sampai penulisan laporan penelitian yang dilakukan dari bulan September 2015 sampai dengan Juli 2016. Tabel. 3.1. Langkah dan Jadwal Penelitian Kegiatan
Tahun 2015 Sep
Okt
Nov
Tahun 2016 Des
1. Persiapan Pengembangan a. Pengajuan Judul b. Penyusunan Proposal c. Seminar Proposal 2. 3. 4. 5.
d. Perijinan Perencanaan Pengembangan Pelaksanaan Pengembangan Penyusunan Laporan Seminar Hasil
6. Ujian Tesis dan Revisi
41
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
42 B. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (research and development) yang bertujuan mengembangkan media pembelajaran flipbook untuk mata pelajaran kearsipan SMK Negeri 1 Surakarta. Penelitian Pengembangan menurut Seels & Richey (1994) “Developmental research, as opposed to simple instructional development, has been defined as the systematic study of designing, developing and evaluating instructional programs, processes and product that must meet the criteria of internal consistency and effectiveness”. Penelitian pengembangan sebagaimana dibedakan dengan pengembangan pembelajaran yang sederhana, didefinisikan sebagai kajian secara sistematik untuk merancang, mengembangkan, dan mengevaluasi program-program, proses, dan hasil pembelajaran yang harus memenuhi kriteria konsistensi dan keefektifan secara internal. Hal ini didukung oleh Sugiyono (2015: 407) mengemukakan bahwa Metode R & D merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Dalam bidang sosial dan pendidikan peranan research and development masih sangat kecil, dan kurang dari 1 % dari biaya pendidikan secara keseluruhan. Borg and Gall dalam Sugiyono mengemukakan “ Unfortunately , R & D still plays a minor role in education. Less than one percent of education expenditures are for this purpose. This than one percent of education expenditures are for this purpose. This is probably one of the main reason why progress in education has langged for behind progress in other field” Dalam penelitian ini Research and Development dimanfaatkan untuk menghasilkan media pembelajaran flipbook mata pelajaran kearsipan sebagai upaya
meningkatkan
prestasi
belajar
siswa.
Model
dalam
penelitian
pengembangan ini dibagi menjadi dua, yaitu: a. Model produk Model produk dalam penelitian pengembangan ini berupa media pembelajaran berupa flipbook untuk mata pelajaran kearsipan.
43 b. Model proses Sedangkan model proses dalam penelitian pengembangan ini berupa model prosedural. Menurut Mulyatiningsih (2013) model pengembangan ADDIE dapat digunakan untuk berbagai macam bentuk pengembangan produk seperti model, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, media dan bahan ajar. Model ADDIE terdiri dari lima siklus yaitu siklus Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluastion Model ADDIE menurut Januszewski dan Molenda (2008: 108), sebagai berikut:
Gambar 3.1. Model ADDIE Menurut Januszewski dan Molenda (2008: 108) Penjelasan masing –masing tahapan siklus ADDIE yang dijelaskan sebagai berikut : 1. Analysis (analisis) Pada tahap ini, kegiatan utama adalah menganalisis perlunya pengembangan model/ metode pembelajaran baru dan menganalisis kelayakan dan syarat-syarat pengembangan model/metode pembelajaran baru. Pengembangan metode pembelajaran baru diawal oleh adanya masalah dalam model/ metode pembelajaran yang sudah diterapkan. Masalah dapat terjadi karena model/ metode pembelajaran yang ada
44 sekarang sudah tidak relevan dengan kebutuhan sasaran, lingkungan belajar, teknologi, karakteristik peserta didik. Setelah analisis masalah perlunya pengembangan model/metode pembelajaran baru, peneliti juga perlu menganalisis kelayakan dan syaratsyarat pengembangan model/ metode pembelajaran baru tersebut. Proses analisis misalnya misalnya dilakukan dengan menjawab beberapa pertanyaan berikut ini : (1) Apakah model/metode baru mampu mengatasi masalah
pembelajaran yang dihadapi; (2) apakah model/metode baru
mendapat dukungan fasilitas untuk diterapkan; (3) apakah dosen atau guru mampu menerapkan model/ metode pembelajaran baru tersebut. Dalam analisis ini, jangan sampai terjadi ada rancangan model/metode yang bagus tetapi tidak dapat diterapkan karena beberapa keterbatasan misalnya saja tidak ada alat atau guru tidak mampu melaksanakanya. Analisis metode pembelajaran baru perlu dilakukan untuk mengetahui kelayakan apabila metode pembelajaran tersebut diterapkan. 2. Design (Desain) Pada tahap desain ini terkait dengan penentuan sasaran, instrumen, penilaian, latihan, konten, dan analisis yang terkait materi pembelajaran, rencana pembelajaran dan pemilihan media. Pada tahap ini dilakukan secara sistematis dan spesifik. Aktivitas yang dilakukan pada tahap desain biasanya meliputi pemilihan lingkungan belajar yang paling sesuai dengan mempelajari jenis keahlian kognitif yang diperlukan untuk mencapai tujuan instruksional, menulis sasaran instruksional, memilih pendekatan secara keseluruhan, bentuk dan tampilan program : unit outline, pembelajaran dan modul, merancang materi kursus secara spesifik untuk digunakan pada medium elektronik interaktif. 3. Development (Pengembangan) Pada tahap ini dilakukan pembuatan dan penggabungan aset konten yang sudah dirancang pada tahap desain. Pada tahap ini dibuat storyboard, penulisan konten, dan perancangan grafis yang diperlukan. Jika melibatkan e-learning, programer akan bekerja untuk mengintregasikan
45 teknologi yang diperlukan. Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini meliputi pembuatan atau pengumpulan media elektronik untuk menyajikan informasi dalam berbagaiformat multimedia sehingga dapat memenuhi keinginan siswa, dan mendefinisikan interaksi yang sesuai yang harus dalam bentuk kogniti, inovatif, dan mendorong siswa untuk terpancing belajar lebih lanjut. 4. Implementation (Implementasi) Pada tahap ini dibuat prosedur untuk pelatihan bagi peserta pelatihan dan instrukturnya/fasilitator. Pelatihan bagi fasilitator meliputi materi
kurikulum,
hasil
pembelajaran
yang
diharapkan,
metode
penyampaian dan prosedur pengujian. Aktivitas lain yang harus dilakukan pada tahap ini meliputi penggadaan dan pendistribusian materi, handout, dan bahan pendukung lainya, serta persiapan jika terjadi masalah teknis dan mendiskusikan rencana alternatif dengan siswa. 5. Evaluation (evaluasi) Pada tahap evaluasi terdiri atas dua bagian yaitu formatif dan sumatif. Evaluasi formatif terjadi di setiap tahapan ADDIE. Evaluasi sumatif terdiri atas test yang dirancang untuk domain yang terkait kriteria tertentu memberikan peluang umpan balik dari pengguna.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 1. Populasi Sugiyono (2015: 117) mengatakan bahwa Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Surakarta tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 96 siswa.
46 Tabel 3.2. Daftar Peserta Didik kelas XAP SMK Negeri 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016 No. 1. 2. 3.
Kelas AP 1 AP 2 AP 3
Kompetensi Keahlian Adminitrasi Perkantoran Adminitrasi Perkantoran Adminitrasi Perkantoran Jumlah Sumber: Data Sekunder (2015)
Jumlah 32 32 32 96
3. Sampel dan Teknik Sampling Sugiyono (2015) mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Hal ini diperkuat oleh pendapat Mulyatingsih (2013) sampel adalah cuplikan atau bagian dari populasi. Cara pengambilan sampel sangat penting dalam penelitian. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Sampel penelitian yang diambil dari populasi yang heterogen harus respresentatif atau mewakili semua karakteristik yang terdapat dalam populasi. Demikian juga bila populasi memiliki cakupan wilayah luas, sampel yang diambil juga harus mewakili setiap bagian wilayah yang berbeda. Sampel yang respresentatif adalah sampel yang diambil secara acak sehingga semua anggota populasi berpeluang untuk dipilih Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling. merupakan pengambilan sampel secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2015: 120). Teknik pengambilan sampel simple random sampling digunakan pada uji coba lapangan awal, utama, dan operasional. Tahap uji coba lapangan awal (preliminary field test) pada 3 siswa kelas XAP 2. Uji coba lapangan utama (main field test) pada 8 siswa kelas XAP 2. Uji coba lapangan operasional (operational field test) pada 21 siswa kelas XAP 2. Pada tahap implementasi
sampel diambil dengan teknik purposive
sampling, yaitu kelompok kontrol pada kelas XAP 1 dan kelas XAP 3 sebagai kelompok eksperimen.
47
D. Prosedur Pengembangan Dari berbagai model pengembangan yang ada, desain pengembangan media pembelajaran yang digunakan menggunakan desain pengembangan ADDIE (Analysis,
Design,
Development,
Implementation,
Evaluation)
yang
dikembangakan oleh Januszewski dan Molenda (2008) dengan modifikasi. Lima tahap tersebut kemudian dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap pertama Research yang terdiri dari tahap Analisis (A), kedua tahap Development yang terdiri dari tahap Design
(D), Development(D), dan Implementation (I) kemudian tahap
ketiga Evaluation yang terdiri dari tahap pengembangan sebagai berikut:
Evaluation (E). Adapun model
48
TAHAP 1 1. TAHAP ANALYSIS (A)
a. Studi Lapangan b. Analisis Kebutuhan 2. TAHAP DESIGN(D)
1. 2. 3. 4.
TAHAP 2
Menentukan Standar Kompetensi & Kompetensi Dasar Pengumpulan Bahan Pembuatan flowchart Pembuatan storyboard
3. TAHAP DEVELOPMENT (D)
a. Memproduksi Media b. Validasi Produk (Validasi Ahli Media, Validasi Ahli Materi, dan Validasi Praktisi) c. Uji Coba Produk (Uji coba Lapangan Awal, Uji coba Lapangan Utama, dan Uji Coba Lapangan Operasional)
4. TAHAP IMPLEMENTATION (I)
Penerapan media pembelajaran flipbook pada mata pelajaran kearsipan dengan Pre test- Post test Control Group Design
5. TAHAP EVALUATION (E)
TAHAP 3
Uji Keefektifan Produk
Gambar. 3.2. Prosedur Pengembangan Media Flipbook dengan Modifikasi (Januszewski dan Molenda, 2008)
49 Berdasarkan gambar prosedur pengembangan media pembelajaran diatas Pengembangan media pembelajaran flipbook terbagi menjadi tiga tahap yaitu : 1. Tahap I Research : Tahap Analysis (A) a. Studi Lapangan Studi Lapangan dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada mata pelajaran Kearsipan pada siswa kelas X Program Studi Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Surakarta. Hal ini dilakukan dengan cara wawancara terhadap guru mata pelajaran kearsipan dan siswa
pada kelas X Projjjgram Studi Administrasi
Perkantoran. Adapun hal hal yang diwawancarai adalah mengenai metode yang digunakan dalam pembelajaran kearsipan, media yang digunakan dalam pembelajaran kearsipan dan kendala apa yang dihadapi dalam pembelajaran kearsipan. Proses pembelajaran pada mata pelajaran kearsipan kelas X di SMK Negeri 1 Surakarta ketika guru telah berusaha menciptakan pembelajaran agar siswa lebih aktif, diantaranya: diskusi kelas dan mengerjakan tugas. Namun saat melakukan diskusi, hanya sebagian siswa yang terlibat dalam diskusi. Siswa yang lainnya sibuk dengan aktivitas lain diluar diskusi. Dalam penyampaian materi pembelajaran media yang digunakan guru saat pembelajaran masih menggunakan media yang sederhana seperti buku teks dan power point saja. Dengan media seadanya membuat siswa cenderung bersifat pasif, kurang begitu antusias untuk memperhatikan penjelasan dari guru. Keterbatasan sarana dan prasarana praktik membuat proses pembelajaran menjadi terhambat. Penggunaan laboratorium yang tidak maksimal juga menjadi kendala dalam pembelajaran. Ketika anak akan menggunakan alat-alat yang ada di loboratorium seperti filling cabinet, map gantung, pemotong kertas. Laboratorium tersebut tidak bisa digunakan karena berbenturan dengan jadwal kelas lain. Adanya kendala tersebut akibatnya pembelajaran menggunakan media tiruan untuk kegiatan praktik siswa.
50 b. Analisis Kebutuhan Pada tahap analisis kebutuhan ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi mengenai kebutuhan flipbook ini sebagai media yang mendukung proses pembelajaran. Analisis kebutuhan yang dilakukan mengenai analisis materi, media, pengguna, sarana dan prasarana, analisis lingkungan dan karakteristik siswa. Analisis materi dilakukan untuk menentukan materi yang sesuai untuk dikembangkan dengan media. Penentuan materi dengan melihat silabus mata pelajaran kearsipan. Materi yang sesuai untuk flipbook pada kompetensi dasar sistem kearsipan. Analisis media mengenai mengenai media apa yang akan dikembangkan disesuaikan dengan materi dan tujuan dari pembelajaran. Analisis pengguna berkaitan dengan siapa yang akan memakai media tersebut. Analisis sarana dan prasarana berkaitan dengan fasilitas yang ada disekolah apakah mendukung atau tidak untuk pengembangan media yang akan dikembangkan. Analisis lingkungan berkaitan dengan suasana belajar di SMK Negeri 1 Surakarta. Kemudian analisis karakteristik siswa tujuan dari analisis ini adalah memahami kondisi peserta didik dan karakteristik siswa SMK kelas X program studi Administrasi Perkantoran sehingga pengembangan media dapat disesuaikan dengan kemampuan dan tingkatan berpikir siswa. Kondisi siswa kelas X Administrasi perkantoran mampu menerima materi pelajaran dengan media flipbook karena siswa kelas X sudah banyak yang menggunakan media-media digital seperti penggunaan e-book
dan internet karena perkembangan teknologi yang ada.
Selanjutnya analisis pemanfaatan flipbook sebagai media pembelajaran hal ini untuk mengetahui sejauh mana flipbook dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran kearsipan.
51 2.
Tahap II Development : Tahap Design (D), Tahap Development (D), dan Tahap Implementation (I) a. Tahap Design (D) Hal yang dilakukan pada tahap desain meliputi
menentukan standar
kompetensi dan kompetensi dasar, pengumpulan bahan, membuat flowchart dan Storyboard. 1) Menentukan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Penetapan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan dikembangkan dalam media pembelajaran flipbook, indikator dan kompetensi dasar yang akan dikuasai oleh anak. Kompetensi dasar menjadi dasar untuk mengembangkan materi yang akan dipelajari oleh siswa. Materi yang sesuai untuk flipbook pada kompetensi dasar sistem kearsipan. Yang terdiri dari sistem abjad, sistem masalah, sistem tanggal, sistem wilayah, dan sistem nomor. Peneliti bekerja sama dengan guru yang dipandang lebih mengetahui kebutuhan materi anak pada mata pelajaran kearsipan. 2) Pengumpulan bahan Pada tahap ini dilakukan pengumpulan materi dari berbagai sumber atau konten dalam bentuk teks, gambar, dan video pendukung dalam media flipbook ini 3) Pembuatan Flowchart Alur atau flowchart media pembelajaran ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai rencana rancangan multimedia yang akan dibuat. 4) Pembuatan Storyboard Desain materi dan storyboard yang merupakan hal paling mendasar dalam pengembangan media pembelajaran ini, yang meliputi antara lain: a) Merencanakan materi yang terkait serta membatasi cakupan materi dan urutan penyajian materi. b) Merancang materi yang sudah ditentukan kemudian memberikan feedback atau umpan balik.
52 c) Memilih gambar dan video yang akan digunakan sebagai pendukung materi pembelajaran. d) Memilih audio dan rekaman suara sebagai pendukung materi. Storyboard adalah skenario dari materi yang dikembangkan dalam desain materi yang didalamnya akan dijelaskan mengenai materi dan materi tersebut ditunjang dengan visual, audio, setting/ latar, dan Button yang diperlukan untuk media tersebut.. b. Tahap Development (D) : Memproduksi Media, Validasi Produk dan Uji Coba 1) Memproduksi Media Pada tahapan ini merupakan tujuan utama dari pengembangan yang dilakukan untuk membuat suatu produk flipbook. Peneliti membuat produk berdasarkan storyboard dan desain yang telah dibuat. Media pembelajaran flipbook ini dilakukan dengan aplikasi Kvisoft Flipbook Maker Pro 4.0. Media pembelajaran ini berisi materi dan latihan soal. Produksi media pada tahap ini dinamakan draft 1. 2) Validasi Produk Setelah selesai memproduksi media kemudian dilakukan validasi media draf 1. Validasi ini untuk meminimalisir kesalahan dan ketidaksesuaian dalam pembuatan produk, maka dalam penelitian ini dilakukan tahap validasi. Pada tahap validasi ini, produk awal dari media akan divalidasi oleh ahli materi dan ahli media. Instrumen yang digunakan untuk memvalidasi produk adalah lembar penilaian. Hasil penilaian akan digunakan sebagai masukan dan perbaikan untuk media agar layak baik segi tampilan dan materi. Hasil dari validasi pada tahap ini dinamakan draft 2. Berikut adalah masing-masing aspek yang divalidasi : a) Ahli Materi Dalam Penelitian pengembangan media pembelajaran ini akan dilakukan validasi terhadap materi yang dikembangkan yakni ahli yang dianggap mengetahui dan menguasai materi tersebut. Dalam
53 hal ini adalah dosen Universitas Sebelas Maret yang berkompeten terhadap materi yang akan disampaikan. Dalam proses validasi materi ini, ahli materi (validator) memberikan penilaian pada aspek isi dan aspek materi pembelajaran yang dikembangkan melalui lembar penilaian yang diberikan kepada ahli serta memberi masukan secara tertulis berdasarkan pengembangan materi yang telah dikembangkan dan disusun oleh peneliti hingga materi tersebut disetujui oleh validator materi. b) Ahli Media Ahli media berperan penting dalam memberikan sumbangan berupa saran dan kritik untuk mengetahui kualitas media yang telah dikembangkan. Ahli media yang akan memberikan penilaian adalah seorang dosen dari Magister Teknologi Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Dalam proses validasi media ini, ahli media melakukan validasi melalui angket yang diberikan kepada ahli pada aspek keterpaduan, keseimbangan, bentuk, warna, serta bahasa. c) Validasi Praktisi Validasi praktisi bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang penilaian dan saran efektivitas media pembelajaran. Validasi praktisi dilakukan oleh guru SMK mata pelajaran kearsipan. Produk yang sudah divalidasi oleh ketiga ahli kemudian dilakukan revisi sesuai masukan dari ahli baik ahli materi, media, dan praktisi. Setelah produk direvisi kemudian tahap selanjutnya dilakukan uji coba produk. 3) Uji Coba Produk Media yang sudah divalidasi ahli media, materi, dan praktisi yang disebut draft 2 kemudian dilakukan uji coba produk untuk mengetahui apakah produk yang dikembangkan dapat bermanfaat bagi peningkatan mutu pembelajaran atau tidak. Uji coba produk yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu uji coba lapangan awal (preliminary field test), uji coba
54 lapangan utama (main field test), dan uji coba lapangan operasional (operational field test). (Borg & Gall : 2007). 1) Uji coba lapangan awal (preliminary field test) Uji ini dilakukan dengan memberikan angket kepada pengguna atau siswa dalam jumlah terbatas untuk mengetahui tanggapan pengguna atau siswa terhadap media flipbook yang sudah dikembangkan. Data yang diperoleh dari uji coba ini menjadi acuan untuk melakukan revisi untuk mengurangi kelemahan dan kekurangan yang ada pada media flipbook. Pada uji coba lapangan awal (preliminary field test) dilakukan pada siswa kelas X AP 2 SMK Negeri 1 Surakarta. Pada uji coba ini diambil 3 siswa yang diambil secara acak sebagai subyek uji coba. Siswa tersebut diberikan media pembelajaran flipbook untuk dipelajari. Setelah itu peserta didik diminta mengisi angket dan dimintai pendapat mengenai kesulitan-kesulitan yang ditemukan saat menggunakan media tersebut. Masukan- masukan dari uji terbatas digunakan sebagai dasar revisi media. Media yang sudah direvisi pada tahap ini dinamakan draft III. 2) Uji coba lapangan utama (main field test) Uji coba ini dilakukan dengan memberikan angket kepada pengguna dalam jumlah yang lebih banyak dari pada uji terbatas yaitu pada 8 siswa AP 2 SMK Negeri 1 Surakarta. untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap media pembelajaran flipbook yang sudah dikembangkan. Langkah-langkah uji-coba ini sama dengan langkah-langkah uji-coba awal. Masukan- masukan dari uji terbatas digunkan sebagai dasar revisi media. Media yang sudah direvisi pada tahap ini dinamakan draft IV. 3) Uji coba lapangan operasional (operational field test) Operational field test merupakan kegiatan uji coba lapangan operasional. Uji lapangan operasional pada 21 siswa AP 2 SMK Negeri 1 Surakarta. Media yang sudah direvisi pada tahap ini
55 dinamakan draft V atau yang disebut draft final yang siap diimplementasikan. Berikut adalah gambar desain uji coba produk yang dijelaskan diatas. Validasi Ahli Produk Awal Validasi Ahli Materi Media (Draft I) dan Praktisi Masukan Ahli
Revisi
Draft II
Uji coba awal (3 siswa)
Masukan Siswa
Draft III
Revisi
Uji coba lapangan utama (8 siswa)
Masukan Siswa
Draft IV
Revisi
Uji coba lapangan operasional (21 siswa)
Draft V Gambar. 3.3. Desain Uji Coba
Revisi
Revisi
56 c. Tahap Implementation (I) Pada tahap ini media diimplementasikan pada situasi yang nyata yaitu di kelas. Selama implementasi, media yang telah dikembangkan diterapkan pada kondisi yang sebenarnya.
Tujuannya untuk melihat
efektifitas penggunaan media dalam pembelajaran. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan media pembelajaran flipbook pada mata pelajaran kearsipan, sedangkan kelompok kontrol tidak menggunakan media pembelajaran flipbook. Desain Pretest-Postest Control Group Design pada tahap ini sebagaimana yang tertera di dalam Sugiyono (2015: 416), yang dapat dilihat pada gambar berikut: Pre test
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
R
O1
R
O3
Post test
Perlakuan
X
O2
O4
Gambar 3.4. Desain Pretest-Postest Control Group Design Keterangan: R
: pengambilan sampel secara random
O1
: pretest
kelompok eksperimen
O2
: postest
kelompok eksperimen
O3
: pretest
kelompok kontrol
O4
:
postest kelompok kontrol
Berikut
ini
prosedur
implementasi
yang
dilakukan
dengan
menggunakan media pembelajaran flipbook dengan materi 1)
Memberikan perlakuan berbeda antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen, guru menerapkan metode pembelajaran dengan media pembelajaran flipbook dan pada
57 kelompok kontrol guru menerapkan pembelajaran ceramah dan diskusi tanpa menggunakan media pembelajaran flipbook. 2)
Pertemuan pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol sama, yaitu 3 kali pertemuan.
3)
Melakukan penilaian melalui lembar observasi, lembar kerja siswa, tes formatif untuk mengukur kemampuan siswa, menganalisis, dan mengevaluasi pada proses pembelajaran kearsipan.
3. Tahap III Evaluasi : Tahap Evaluation (E) Pada Tahap ini menguji keefektifan dari media pembelajaran. Tahapan ini adalah mengevaluasi data yang didapat dari angket dan tes prestasi yang sudah diberikan pada tahap sebelumnya. Sebelum menguji keefektifan maka dilakukan uji prasyarat analisis seperti uji normalitas dan uji homogenitas. E. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data 1. Jenis Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif didapat dari hasil pengamatan dikelas selama implementasi media flipbook berlangsung. Sedangkan data kuantitatif didapat dari angket validasi produk, angket ujicoba, dan angket setelah uji coba, serta tes prestasi yang diberikan kepada siswa untuk melihat efektivitas produk yang dikembangkan. Data kuantitatif diperoleh dari hasil observasi pengamatan yang penilainya menggunakan skala Likert, yang dibagi menjadi lima skala penilaian. 2. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Observasi menurut Marshall (1995) adalah peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut. Metode observasi dilakukan dalam penelitian ini ketika peneliti mencari masalah mengenai kegiatan belajar mata pelajaran kearsipan. Selain itu teknik observasi juga digunakan untuk mengumpulkan data secara langsung sesuai kegiatan siswa
saat
menggunakan media
pembelajaran
yang
58 dikembangkan. Dengan pengamatan langsung dapat memperkuat informasi yang dapat diperoleh termasuk dapat mengatasi kendala – kendala yang terjadi di lapangan.
b. Wawancara Menurut Esterberg (dalam Sugiyono, 2013) mendefinisikan sebagai berikut: “a meeting of two persons to exchange informaton and idea through question and reponses, resulting in communication and joint construction of meaning about a particular topic” Wawancara merupakan pertemuan dua orang atau lebih yang bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara dilakukan disaat peneliti melakukan studi pendahuluan untuk menemukan masalah dalam pembelajaran. Wawancara dilakukan kepada guru dan siswa untuk mengetahui hal-hal yang akan diteliti secara mendalam. Selain itu metode wawancara ini sangatlah efektif digunakan peneliti untuk mendapatkan tambahan keterangnani ahli materi dan ahli media dalam tahapan validasi materi dan validasi media. Wawancara ini berupa tanggapan, saran, kritik dan masukan pada materi dan produk guna kelayakan media sebelum digunakan. c. Kuesioner ( Angket) Sugiyono (2012: 199) menyatakan bahwa “kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Angket dalam penelitian ini digunakan ketika penilaian media pembelajaran flipbook baik oleh ahli maupun siswa.
59 d. Tes Tes
merupakan
himpunan
pertanyaan
yang
harus
dijawab,
ditanggapi,atau tugas yang harus dilakukan oleh siswa. Tes digunakan untuk mengukur sejauh mana seorang siswa telah menguasai pelajaran yang disampaikan terutama meliputi
aspek pengetahuan dan
keterampilan. (Jihad, 2012: 50). Metode dalam penelitian kepada siswa setelah menggunakan flipbook dalam dalam proses pembelajaran. Hasil tes tersebut digunakan untuk mengetahui efektivitas media yang dikembangkan. e. Dokumentasi Dalam proses menggali data juga diperlukan metode dengan cara menggali dokumen-dokumen yang tersedia di tempat penelitian. Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah nama siswa, nama guru dan beberapa pedoman untuk membuat materi yang akan digunakan untuk dimasukkan kedalam media pembelajaran. Selain itu, data riwayat hidup ahli materi dan ahli media serta guru – guru untuk menunjang kualitas data. Dokumen ini juga dapat sebagai bukti keabsahan data dalam penelitian. F. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen dalam pengembangan media pembelajaran flipbook sebagai berikut : 1. Lembar Validasi Dalam penelitian ini, lembar validasi digunakan untuk mengukur indikator yang berkenan dengan tampilan flipbook, dan kesesuaian dengan pembelajaran dan teknik penggunaan flipbook bagi pemakai (user) dan instrumen siswa dalam menggunakan flipbook yang telah dibuat oleh pengembang. Lembar validasi meliputi aspek bahasa, substansi isi, dan bentuk penyajian. Berikut adalaha kisi- kisi lembar validasi ahli :
60 Tabel 3.3. Kisi – Kisi Lembar Validasi Ahli Materi No. 1.
Aspek yang direview Bahasa
2.
Kelayakan Isi
3.
Kelayakan penyajian
Indikator a. b. c. d. a. b. c. d. a. b. c. d.
Lugas Komunikatif Dialogis dan interaktif Kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik Kesesuaian materi dengan Standar Kompetensi Keakuratan Materi Pendukung Materi Pembelajaran Kemuktahiran Materi Teknik Penyajian Pendukung Penyajian Penyajian Pembelajaran Kelengkapan Pembelajaran
Tabel 3.4. Kisi – Kisi Lembar Validasi Ahli Media No.
Aspek yang direview Navigasi
Indikator
a. Kemudahan Navigasi yang disajikan b. Manfaat navigasi untuk membantu pengguna c. Ketepatan navigasi dengan menu yang diinginkan Kemudahan a. Kemudahan pengoprasian 2. b. Program ini dapat di kelola dengan mudah c. Sederhana dalam pengoprasiannya d. Program dapat dipelihara mudah e. Program media dapat dimanfaatkan kembali dalam pembelajaran Tampilan Hasil a. Kesesuaian dengan karakter siswa SMK 3. b. Ketepatan dalam penggunaan bahasa c. Kualitas tampilan desain d. Kesesuaian gambar, animasi, dan suara/sound effect e. Kesesuian teks ( ukuran font, jenis font ) f. Kesesuaian kombinasi warna Kualitas Teknis a. Media tidak membosankan 4. keefektifan b. Materi dalam media sesuai dengan tujuan media pembelajaran c. Kreativitas media Sumber : Arsyad (2015: 102 ) 1.
61 2. Angket Angket ditujukan bagi peserta didik untuk mengetahui respon mereka terhadap pengembangan media pembelajaran flipbook. Pemberian skor pada angket didasarkan pada skala likert dengan rentang skor 1 sampai 5. Penyusunan item-item angket berdasarkan pada indikator yang telah ditentukan. Skor penilaian angket dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.5. Skor Penilaian berdasarkan skala likert Skor untuk aspek yang dinilai Sangat Setuju SS Setuju S Ragu-Ragu RR Tidak Setuju TS Sangat Tidak Setuju STS Sumber: Sugiyono (2015)
Nilai (+) 5 4 3 2 1
(-) 1 2 3 4 5
Tabel 3.6. Kisi- kisi Angket Siswa No.
Aspek yang Direview
Indikator a. b. c. d.
Kejelasan teks Kejelasan gambar dan video Tampilan 1 Kemenarikan gambar dan video Kesesuaian gambar dan video dengan materi a. Kemudahan memahami materi b. Ketepatan sistematika penyajian materi 2 Penyajian Materi c. Kejelasan kalimat d. Kejelasan istilah e. Kesesuain contoh dengan materi a. Kemudahan belajar b. Ketertarikan menggunakan media 3 Aspek Manfaat flipbook c. Peningkatan motivasi belajar d. Adanya gaya belajar yang baru Sebelum angket siswa digunakan terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitas instrumen. Pengujian validitas dan reliabilitas angket diuji cobakan pada siswa Jurusan Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 3
62 Surakarta kepada 21 siswa pada kelas XAP1. Kesamaan SMK Negeri 1 Surakarta dan SMK Negeri 3 Surakarta adalah kedua sekolah tersebut memakai kurikulum 2013 dan memiliki akreditasi A pada jurusan Administrasi perkantoran. Hal tersebut yang mendasari peneliti untuk melakukan uji coba validitas dan reliabilitas angket siswa di SMK Negeri 3 Surakarta, dikarenakan SMK Negeri 1 Surakarta tidak memiliki jumlah kelas yang cukup untuk melakukan uji coba validitas dan reliabilitas angket. 3. Lembar Observasi lembar observasi digunakan peneliti pada saat mengumpulkan data secara langsung sesuai kegiatan siswa saat menggunakan media pembelajaran yang dikembangkan. 4. Soal Tes Tes digunakan untuk mengetahui nilai kemampuan awal dan prestasi belajar siswa setelah pembelajaran dengan media pembelajaran flipbook. Tes pengetahuan siswa dikembangkan dalam bentuk pilihan ganda yang mengacu pada indikator materi pembelajaran kearsipan. Instrumen tes diberikan pada awal sebelum eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa, dan tes setelah eksperimen dilakukan (post test) yang bertujuan untuk mengukur prestasi belajar kearsipan. Sebelum tes akhir diberikan kepada siswa maka terlebih dahulu diadakan uji coba tes atau instrumen untuk mengetahui validitas soal, reliabilitas soal, tingkat kesukaran soal, dan daya beda soal. a. Uji validitas instrumen Validitas adalah alat ukur yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu alat ukur dinyatakan valid jika alat ukur tersebut mampu mengukur apa yang harus diukur. Untuk mengukur tingkat validitas instrumen pada pengembangan ini digunakan rumus dari pearson korelasi product moment dengan angka kasar yang rumusnya dapat dinyatakan sebagai berikut.
63
rxy
N XY - XY
N X - X NY 2
2
2
Y
2
Keterangan: RXY ∑XY ∑X ∑Y N
: Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan : Jumlah perkalian X dan Y : jumlah skor X : Jumlah skor total (seluruh item) : jumlah responden (Arikunto, 2009: 72)
b. Uji reliabilitas Reliabilitas adalah ketetapan suatu instrumen apabila diujicobakan kepada subjek yang sama. Suatu instrumen dapat dikatakan memiliki reliabel yang tinggi jika insrumen tersebut dapat memberi hasil yang tetap dalam jangka waktu tertentu. Penelitian ini menggunakan rumus KR-21 untuk menguji tingkat reliabilitas, yaitu:
Keterangan: r11
= Nilai reliabilitas = Varians total
M
= Mean atau rerata skor total = Jumlah item, (Arikunto, 2009: 103).
Selanjutnya menginterpretasikan besarnya koefisien korelasi adalah: Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,799 : tinggi Antara 0,400 sampai dengan 0,599 : cukup tinggi Antara 0,200 sampai dengan 0,399 : rendah Antara 0,000 sampai dengan 0,199 : sangat rendah (Riduwan, 2013: 98). Kriteria pengujian, apabila rhitung > rtabel dengan taraf signifikansi 0,05 maka angket dinyatakan reliabel dan sebaliknya.
64 c. Taraf kesukaran Menurut Arifin (2011: 111) perhitungan tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besar derajat kesukaran suatu soal. Jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran seimbang (proposional), maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik. Suatu soal hendaknya tidak terlalu mudah maupun sukar. Untuk menguji tingkat kesukaran soal digunakan rumus: P
B JS
Keterangan: P
: indeks kesukaran
B
: banyaknya siswa yang menjawab soal benar
JS
: jumlah seluruh siswa peserta tes
Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut: -
Soal dengan p 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar Soal dengan p 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang Soal dengan p 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah (Arikunto,2010: 207)
d. Daya pembeda Menurut Arifin (2011: 115) perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan siswa yang sudah menguasai kompetensi dengan siswa yang belum menguasai kompetensi. Adapun rumus daya pembeda tiap item istrumen pengembangan adalah : D
B A BB PA PB JA JB
Keterangan : D
JA JB
: indeks diskriminasi : Banyak peserta kelompok atas : Banyak peserta kelompok bawah
65
BA
: Banyak peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab itu dengan benar PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar (Arikunto,2009: 213). Klasifikasi daya pembeda : D: 0,00 – 0,20 = Jelek (poor) D: 0,20 -0,40 = Cukup (satisfactory) D: 0,40 – 0,70 = Baik (good) D: 0,70 – 1,00 = Baik sekali (excellent) D: Negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai negatif sebaiknya dibuang saja. (Arikunto,2009: 218). G. Teknik Analisis Data Terdapat tiga analisis data pada penelitian ini antara lain: 1) analisis statistik deskriptif; 2) analisis statistik inferensial 3) analisis kualitatif. Berikut ini rincian dari teknik analisis data tersebut: 1. Analisis Data Deskriptif Analisis data deskriptif
adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisai. Pada tahap analisis deskribtif penelitian ini memaparkan hasil penelitian berdasarkan data yang telah diperoleh untuk mengetahui kelayakan media yang telah dikembangkan, yang terdiri dari tahap: a. Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan merupakan analisis data yang menggunakan analisis deskriptif yang memaparkan hasil penelitian berdasarkan data yang telah diperoleh
untuk
dikembangkan.
mengetahui
kelayakan
media
flipbook
yang
66 b. Analisis data validitas media oleh ahli Analisis data mengenai pengembangan media ini dilakukan dengan sistem deskriptif persentase dengan rumus sebagai beikut: P=
xi x100% x
Keterangan: P
: persentase penilaian
xi
: jumlah jawaban dari subjek
x
: jumlah jawaban tertinggi
Persentase yang telah diperoleh kemudian ditransformasikan ke dalam tabel agar pembacaan hasil penelitian menjadi mudah. c. Analisis data angket Data angket siswa pada uji coba produk dianalisis menggunakan rating scale dengan kriteria: sangat setuju
=5
setuju
=4
ragu-ragu
=3
kurang setuju
=2
tidak setuju
=1
Data yang telah diberi skor kemudian dikonversikan kedalam persentase menggunakan rumus sebagai berikut: P=
xi x100% x
Keterangan: P
: persentase penilaian
xi
: jumlah jawaban dari subjek
x
: jumlah jawaban tertinggi
Persentase yang telah diperoleh kemudian ditransformasikan ke dalam tabel agar pembacaan hasil penelitian menjadi mudah.
67 2. Analisis Statistik Inferensial Analisis statistik inferensial digunakan untuk mengetahui keefektifan flipbook untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Keefektifan flipbook dilihat berdasarkan analisis statistik inferensial dengan uji-t menggunakan bantuan program analisis IBM SPSS 17 yang didahului dengan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan homogenitas. a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sampel yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak (Budiyono, 2004). Uji normalitas data hasil penggunaan flipbook dalam pembelajaran menggunakan uji Kolmogorov smirnov dengan α = 0,050 dan dibantu program IBM SPSS 17. H0 dinyatakan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Jika nilai sig dari uji normalitas lebih dari α (sig > 0,050) dan Dhitung < Dtabel maka H0 tidak ditolak. Rumus uji normalitas dengan Kolmogorov smirnov adalah sebagai berikut: z= Keterangan: Z
: transformasi dari angka ke notasi pada distribusi normal
x
: angka pada data
s
: simpangan baku
Statistik uji untuk metode ini: L
: maks │F(z)-S(z)│
b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah variansi antar kelompok dari data yang diperoleh antar kelompok yang diuji berbeda atau tidak (Budiyono, 2004). Uji homogenitas data penggunaan flipbook dalam pembelajaran menggunakan uji levene’s dengan α = 0,050 dan dibantu program IBM SPSS 17. H0 dinyatakan bahwa tiap kelas tidak mempunyai variansi yang sama. Keputusan uji ini adalah jika nilai sig dari uji
68 homogenitas lebih besar dari α (sig > 0,050) maka H0 tidak ditolak sehingga dikatakan homogen. Rumus uji levene’s yaitu sebagai berikut:
Keterangan: : jumlah observasi k
: banyak kelompok
Zij
:
Yi
: rata-rata kelompok ke i
Zi
: rata-rata kelompok dari Zi
Z: rata-rata menyeluruh dari Zij c. Uji t (uji hipotesis) H0 dalam penelitian ini menyatakan bahwa tidak ada perbedaan ratarata nilai mata pelajaran kearsipan siswa sebelum menggunakan media pembelajaran flipbook maupun dengan menggunakan media pembelajaran flipbook. H1 adalah sebaliknya bahwa terdapat perbedaan rata-rata nilai mata pelajaran kearsipan sebelum menggunakan media pembelajaran flipbook maupun dengan menggunakan media pembelajaran flipbook. Uji t yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji komparatif dua sampel independen. Uji hipotesis ini adalah mengeneralisasikan rata-rata dua sampel tidak berkorelasi berupa perbandingan keadaan
dua variabel yang
independen antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (Sugiyono, 2012). Kriteria yang digunakan dalam pengambilan hipotesis adalah tingkat α = 0,050. H0 ditolak jika signifikansi probabilitas (sig) < α (0,050) dan jika taraf signifikansi probabilitas (sig) > α (0,050) maka H0 tidak ditolak.
69 Rumus uji t adalah sebagai berikut:
Keterangan: : rata-rata sampel 1 : rata-rata sampel 2 : simpangan baku sampel 1 : simpangan baku sampel 2
: varians sampel 1 : varians sampel 2 :korelasi antara 2 sampel
70
3. Analisis Kualitatif Analisis kualitatif dilakukan pada data hasil wawancara dan observasi awal serta hasil validasi dan uji kelayakan flipbook yaitu data tersebut dalam bentuk persentase ditransformasi kedalam kriteria kualifikasi. Range persentase dan kriteria kualitatif untuk hasil uji tersebut dapat ditetapkan berdasarkan tabel berikut ini: Tabel 3.7. Pengambilan Keputusan Revisi Pengembangan Pencapaian tujuan pembelajaran
Kualifikasi
Keterangan
81-100 %
Sangat baik
Tidak perlu diirevisi
61-80 %
Baik
Tidak perlu diirevisi
41-60 %
Cukup
Revisi
21-40 %
Kurang baik
Revisi
0%-20%
Sangat kurang baik
Revisi
(Sumber: Riduwan, 2010)
71
H. Model Hipotetik Pengembangan Media Pembelajaran Flipbook Revisi Media Pembelajaran Validiasi Ahli, Validasi Media, dan Validasi Praktisi
Melakukan Analisis Pembelajaran (Siswa menginginkan media pembelajaran yang inovatif)
Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
Melakukan analisis terhadap siswa mengetahui keterampilan apa yang sudah dimiliki oleh siswa.
Mengembang kan Instrumen Penilaian (membuat soal pre test dan post test
Mengembangkan : Strategi Pembelajaran (dengan mengembangkan media pembelajaran flipbook)
Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran mengenai materi pokok sistem kearsipan
Rancangan Desain: -Membuat flowchart dan storyboard - Membuat konten dan menu utama
Gambar. 3.5. Model Hipotetik Pengembangan Media Pembelajaran Flipbook
Merancang Media Flipbook dan Melaksanakan Tes Formatif (Uji coba awal, Uji coba Lap Utama, & Uji coba Operasional)
Merancang dan Melaksanakan Tes Sumatif (Uji Keefektifan)
72