BAB III METODE PENELITIAN 3.1
Lokasi dan Waktu Penelitian Adapun lokasi dan waktu penelitian ini yakni sebagai berikut :
3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini bertempat di
Sekolah Dasar Negeri 1 Ilotidea,
Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo dan pemeriksaan sampel dilakukan di Laboratorium Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Gorontalo. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 14 – 24 Mei tahun 2012. 3.2
Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survey yang bersifat deskriptif, karena
peneliti bertujuan untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat tentang jenis dan kadar zat pewarna dan pemanis buatan yang digunakan pada jajanan yang didistribusikan pada anak sekolah dasar dengan melakukan uji laboratorium melalui metode kromatografi lapis tipis dan uji kualitatif siklamat untuk mengidentifikasi jenis kandungan zat pewarna dan pemanis buatan yang berbahaya bagi kesehatan. 3.3
Variabel dan Definisi Operasional Adapun variabel dan definisi operasional pada penelitian ini yakni sebagai
berikut : 3.3.1
Variabel a. Variabel penelitian 2. Pewarna Buatan 3. Pemanis Buatan 4. Jajanan
b. Variabel Kontrol : 3.3.2
1. Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/1988 Definisi Operasional a.
Pewarna Buatan Pewarna buatan adalah jenis zat atau kandungan bahan tambahan
makanan yang dengan sengaja digunakan oleh pembuat (penjual) yang memberikan warna pada makanan untuk menarik perhatian pelanggan, yang
dilarang/dibatasi
penggunaannya
seperti
Amaran,
Auramin,
Rhodamin B dan Methanyl Yellow,dll. b.
Pemanis Buatan Pemanis buatan adalah jenis zat atau kandungan bahan tambahan
makanan yang dengan sengaja digunakan oleh pembuat (penjual) yang memberikan rasa manis pada makanan, meskipun tidak memiliki kandungan gizi, dibatasi penggunaannya di antaranya Cyclamat dan Saccharin, dll. c.
Jajanan Jajanan adalah jenis makanan tradisional yang dijajakan di kantin –
kantin dan kios jajanan sekitar sekolah dasar negeri 1 Ilotidea yakni saus pada siomay, kerupuk, es sirup, es campur, es mambo, dan es lilin. 1. Saus pada syiomay yang dijadikan sampel adalah jenis saus tomat dan saus sambal yang dicampurkan dan digunakan oleh pedagang bakso, nasi goreng, syiomay, cimol dan sebagainya yang berjualan di tempat tempat umum dan sekolah dengan produk pabrikan dalam kemasan botol besar dengan harga
terjangkau dengan ciri – ciri warna saus jika terkena kulit berwarna merah dan susah untuk dihilangkan. 2. Kerupuk yang dijadikan sampel adalah jenis kerupuk yang dijual oleh pedagang sayur keliling, kios, warung makan dan kantin sekolah yang berwarna merah, sebagian besar kerupuk yang dijual dalam bentuk bulat dan terdiri dari warna putih, merah, kuning, orange dan hijau. 3. Es sirup yang dijadikan sampel penelitian adalah jenis sirup yang dibuat sendiri oleh penjaja makanan dengan bahan dasar gula, vanili, frambozen dan bahan pewarna buatan berwarna merah. Sirup yang digunakan bukan merupakan produk pabrikan melainkan sirup buatan pedagang sendiri. 4. Es campur yang dijadikan sampel penelitian adalah jenis es yang dicampurkan dengan beberapa jenis buah – buahan dan kacang – kacangan yang dicampurkan dengan bahan – bahan sirup yang telah disediakan oleh pedagang, es campur ini biasanya dijual di tempat – tempat umum seperti taman, kantin sekolah dan tempat lainnya dengan menggunakan gerobak dorong atau mobil. 5. Es mambo yang dijadikan sampel adalah es berwarna coklat berukuran sedang hampir menyerupai es lilin yang biasanya dijajakan di sekolah – sekolah dasar maupun di kios yang menyediakan es mambo.
6. Es lilin yang dijadikan sampel adalah jenis jajanan es yang berwarna coklat berbentuk seperti lilin yang sering dijajakan di sekolah – sekolah dasar biasanya dengan menggunakan gerobak dorong. 3.4
Populasi dan Sampel
3.4.1
Populasi Populasi pada penelitian ini adalah jajanan yang dijajakan di wilayah
Sekolah Dasar Negeri 1 Ilotidea yang tersedia di kantin dan kios sekitar sekolah sebanyak 14 jenis jajanaan, 6 jajanan tradisional dan 8 jajanan pabrikan. 3.4.2
Sampel Yang menjadi sampel penelitian ini adalah jenis jajanan yang berupa
minuman dan makanan jajanan tradisional yang berwarna menarik seperti merah serta lainnya yang mengandung zat pewarna dan pemanis yakni saus pada siomay, es sirup dan kerupuk untuk pemeriksaan zat pewarna buatan dan es campur, es mambo dan es lilin untuk pemeriksaan zat pemanis buatan. Sampel yang di ambil akan dimasukkan kedalam botol berukuran 60-100 ml yang selanjutnya akan diteliti di laboratorium. Pemilihan sampel ini dilakukan secara Purpossive sampling yakni dengan melihat jajanan yang sering dikonsumsi oleh siswa – siswi Sekolah Dasar Negeri 1 Ilotidea, Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo.
3.5
Metode Pengumpulan Data
3.5.1 Data Primer Data primer pada penelitian ini adalah jenis zat pewarna dan pemanis buatan yang terkandung dalam jajanan yang diperoleh dari hasil praktikum di laboratorium.
3.5.2
Data Sekunder Data sekunder yang diambil meliputi data yang berhubungan dengan
substansi yang diperoleh dari literatur – literatur yang menjadi bahan masukan bagi penulis dan sangat relevan untuk mendukung penelitian ini. 3.6
Pelaksanaan Penelitian
3.6.1
Pemeriksaan Zat Pewarna Buatan Pemeriksaan zat pewarna buatan pada sampel jajanan yang dijajakan di
Sekolah Dasar Negeri 1 Ilotidea menggunakan metode kromatografi lapis tipis yang bertujuan untuk melihat jenis zat pewarna yang terkandung pada sampel yang diuji dengan cara mengukur nilai Rf dari masing – masing bercak yang terbentuk kemudian dibandingkan dengan Rf zat pewarna standar. Prosedur kerja metode kromatografi lapis tipis : a) Alat Untuk peralatan yang dibutuhkan dalam metode kromatografi lapis tipis ini yakni gelas kimia, botol aquadest, chamber, gelas ukur 50 ml, pipet mikro, neraca analitik, Water bath (penangas air). b) Bahan Bahan – bahan yang dibutuhkan yakni aquadest, benang woll, eluen (eluen 1 70 ml etilmetilketon : 30 ml aseton : 30 ml aquadest), kertas kromatografi, KHSO4 10%, NH4OH 10%. c) Cara kerja Adapun cara kerja pemeriksaan warna pada jajanan yakni : 1. Menimbang 50 gr sampel, kemudian memasukkannya dalam gelas kimia 100 ml.
ke
2.
Setelah ditambahkan 10 ml asam asetat 10% dan benang woll, dididihkan selama 30 menit (sambil mengaduknya hingga semua bahan benar – benar tercampur).
3.
Benang woll yang telah tercampur dengan larutan dan sampel dipisahkan dari larutan dan dicuci dengan air dingin berulang – ulang hingga bersih.
4.
Melarutkan pewarna dari Benang woll yang telah dicuci dengan menambahkan ammonia 10% di atas penangas air hingga sempurna.
5.
Larutan berwarna yang telah didapatkan dari Benang woll dicuci lagi dengan air hingga bebas dari ammonia.
6.
Memasukkan
kertas
kromatografi
pada
larutan
yang
didapatkan dan dalam zat pelarut (eluen) setelah itu mengeringkan kembali kertas kromatografi di udara pada suhu kamar dan amati bercak yang timbul. 7.
Menghitung Rf zat pewarna dengan mengukur nilai Rf dari masing – masing bercak tersebut dengan cara membagi jarak gerak zat terlarut oleh jarak gerak zat pelarut. Cahyadi. 2008)
(Wisnu,
Penimbangan Sampel
10 gr
Perendaman Sampel
24 Jam
10 ml as. asetat
Pemanasan hingga mendidih
30 Menit
NH4OH 10% Pemisahan benang dari larutan Pelarutan pewarna dari benang Pencucian Penotolan
KLT
Gambar.3.1 Bagan Alur Pemeriksaan KLT 3.6.2
Pemeriksaan Zat Pemanis Buatan Pemeriksaan zat pemanis buatan pada sampel jajanan yang dijajakan di
sekolah dasar negeri 1 ilotidea dilakukan dengan uji kualitatif siklamat, yakni hanya mengidentifikasi kandungan zat pemanis pada sampel yang diteliti, yang sering digunakan oleh pembuat (penjual). Prosedur kerja pemeriksaan zat pemanis siklamat : a. Alat Adapun alat – alat yang dibutuhkan dalam pemeriksaan siklmat yakni gelas piala, gelas ukur dan kertas saring. b. Bahan Adapun bahan – bahan yang dibutuhkan yakni sampel 100 ml, 10 ml HCL, 0,2 gram NaNo2 10%, 2 gram BaCl2 %
c. Cara kerja Adapun cara kerja pemeriksaan zat pemanis siklamat pada jajanan yakni : 1. Mengambil 100 ml sampel, setelah itu masukkan ke dalam gelas piala. 2. Menambahkan 2 gram BaCl2, lalu didiamkan. 3. Setelah terjadi endapan kemudian disaring dan asamkan dengan 10 ml HCl. 4. Kemudian ditambahkan dengan 0,2 gram NaNo2 10%. 5. Apabila timbul endapan putih dari, maka kandungan siklamat pada sampel yang diteliti positif (Wisnu, Cahyadi. 2008)
Penimbangan Sampel
100 ml
BaCl2 2 gr
Didiamkan
Endapan
Disaring HCl+NaNO2 10%
Diasamkan
Gambar.3.2 Bagan Alur Pemeriksaan Siklamat
Endapan
3.7
Tekhnik Penyajian Data Data yang diperoleh di laboratorium kemudian akan diolah dan hasilnya
mengacu pada Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/1988 tentang bahan tambahan makanan khususnya zat pewarna dan pemanis buatan yang disajikan dalam bentuk tabel dan dijelaskan dalam bentuk narasi.