BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Menurut De Fleur dan Dennis dalam bukunya “understanding mass communication” bahwa komunikasi massa adalah suatu proses di mana komunikator - komunikator menggunakan media untuk menyebarluaskan pesan secara luas, dan terus - menerus menciptakan makna - makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar yang berbeda-beda melalui berbagai cara. Penonjolan definisi ini terutama pada bagaimana sumber informasi (media massa) mengemas dan menyajikan isi pesan. Dengan cara dan gaya tertentu menciptakan makna terhadap suatu peristiwa sehingga mempengaruhi khalayak.1 Menurut, Joseph A Devito komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar dengan audio atau visual. Komunikasi massa akan lebih mudah dan logis bila didefinisikan menurut bentuknya.2
2.1.2 Karakteristik Komunikasi Massa Sumber komunikasi massa bukanlah satu orang, melainkan suatu organisasi formal, dan “sang pengirimnya” sering kali merupakan komunikator profesional. Pesannya tidak unik dan beraneka ragam, serta
1 2
Dennis MC Quail, understanding mass communication,1997, hal 205. Joseph A.Devito, Komunikasi Antar Manusia, Profesional book, 1997,hal 505
7
8
dapat di perkirakan. Pesan-pesannya sering “diproses”, distandarisasi, dan selalu diperbanyak. Pesan itu juga merupakan suatu produk atau komoditi yang mempunyai nilai tukar, serta acuan simbolik yang mengandung nilai “kegunaan”. Hubungan antara pengirim dan penerima bersifat satu arah dan jarang sekali bersifat interaktif. Hubungan tersebut juga bersifat impersonal, bahkan mungkin sekali atau sering kali bersifat non moral dan kalkulatif, dengan pengertian bahwa sang pengirim biasanya tidak bertanggung jawab atas konsekuensi yang terjadi pada para individu dan pesan yang dijual belikan dengan uang atau ditukar dengan perhatian tertentu.3 Ada beberapa ciri lain dari komunikasi massa yang dikemukakan oleh beberapa ahli ilmu komunikasi : 1.
Menggunakan alat atau transmitter dengan menggunakan alat transmitter ini, maka pesan yang disampaikan dapat menjangkau “massa”.
2.
Pengirim dan penerima pesan tidak harus mengenal. Karena pada komunikasi massa pesan yang disampaikan atau ditunjukkan kepada khalayak luas dan heterogen, anonim, tersebar dan tidak mengenal batas geografis dan kultural.
3.
Bersifat umum,komunikasi dengan menggunakan media massa adalah komunikasi publik, umum, bukan pribadi.
4.
Berlangsung relatif cepat. Pola penyampaian komunikasi dengan menggunakan media massa berlangsung relatif cepat.
3
Denis MCQuail, Teori Komunikasi Massa, edisi kedua. Jakarta:Erlangga, 2003, Hal 33
9
5.
Bersifat satu arah. Komunikasi dengan menggunakan media massa cenderung satu arah.
6.
Komunikasi massa berlangsung secara berencana. Kegiatan komunikasi massa tidak bisa dilakukan secara spontan.
7.
Secara berkala. Penyampaian pesan melalui media massa dilakukan secara berkala, regular, mengikuti jadwal tertentu.
8.
Melalui Gate Keeper. Dalam proses komunikasi massa tidak semua orang bertindak sebagai pengirim pesan. Gate Keeper adalah semacam pengawas yang mengawasi siapa orang yang berhak menggunakan alat komunikasi massa dan materi apa yang hendak disampaikan.
9.
Meliput berbagai aspek kehidupan. Isi pesan media massa mencangkup berbagai aspek kehidupan masyarakat.4
2.1.3 Fungsi Komunikasi Massa Fungsi komunikasi massa merupakan salah satu bentuk spesialisasi dari komunikasi. Kalaupun ada yang membedakan hal tersebut disebabkan karena adanya unsur media massa dalam bentuk komunikasi massa. Jadi fungsi komunikasi massa secara umum dalam hal ini bisa disama artikan dengan fungsi media massa, antara lain : a.
Memberikan Informasi Khalayak menerima informasi berbagai hal yang terjadi, gagasan atau pikiran orang lain dan apa yang dilakukan orang lain dan lain sebagainya.
4
Ibid. Hal 42
10
b. Memberikan Pendidikan dan Membimbing Fungsi ini sebagai sarana pendidikan massa sehingga khalayak bertambah pengetahuannya. Informasi-informasi yang mengandung unsur-unsur pengetahuan berguna untuk mendidik khalayak c.
Memberikan Hiburan Hal-hal yang bersifat hiburan untuk menimbangi berita hard news yang tujuannya untuk melemaskan ketegangan pikiran setelah diberikan berita berat.
d. Fungsi Mempengaruhi Fungsi ini menyebabkan media memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat dalam mempengaruhi khalayak.5 2.1.4 Efek Komunikasi Massa Schram dalam bukunya How Communication Work, sebagaimana dikutip Jean M.Civikly (1974) menggolongkan efek komunikasi massa kedalam efek yang bersifat khusus dan efek-efek yang bersifat umum : 1) Efek Umum Efek umum menyangkut efek dasar yang diramalkan dapat terjadi akibat pesan-pesan yang disiarkan melalui media massa 2) Efek Khusus Efek khusus terutama menyangkut ramalan tentang efek yang diperkirakan akan timbul pada individu-individu dalam suatu mass audience pada perilaku mereka dalam menerima pesan-pesan media massa.6 5
Jalaludin Rakhmat, Teori Komunikasi Massa, Grasindo, Remaja Rosda Karya, Bandung, hal 2000, hal 56
11
Pembahasan lebih lanjut mengenai teori komunikasi massa ini ditujukan juga pada jenis-jenis efek yang dapat dipelajari melalui teori ini. Secara singkat kajian terhadap efek tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :7 a.
Kognitif Efek Kognitif adalah efek yang berkaitan dengan pengetahuan seseorang sebagai akibat yang ditimbulkan oleh media massa. Dalam kondisi ini maka akan muncul kecenderungan untuk mendefinisikan hal-hal yang baru, penyesuaian sikap, menegaskan kembali nilai-nilai yang berlaku atau mempromosikan nilai-nilai baru kesemuanya itu menstimulisasi pertukaran informasi. Komunikasi massa tidak berlangsung secara langsung menimbulkan perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan.8
b. Afektif Menurut Joseph Klapper massa ada lima prinsip umum dalam pembentukan atau perubahan sikap yaitu :9 1. Pengaruh komunikasi massa diantaranya predisposisi personal selektif dan keanggotaan kelompok (faktor person) 2. Faktor-faktor
tadi
komunikasi
massa
berfungsi
untuk
memperkokoh sikap dan pendapat yang ada, selain itu juga berfungsi sebagai media pengubah.
6
Sasa Djuarsa Sendjaja, Dkk Teori Komunikasi, Universitas terbuka, Jakarta : 2004, Hal 202 Ahmad fauzi,Siti Mutmainah, Psikologi Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta : 2005, Hal 92 8 Ibid.Hal 9.22 9 Ibid.Hal 9.23 7
12
3. Bila komunikasi massa menimbulkan perubahan sikap, perubahan kecil pada intensitas sikap lebih umum terjadi “konversi” dari satu sisi ke sisi yang lain. 4. Komunikasi massa cukup efektif dalam mengubah sikap dan bidang-bidang pada pendapat orang lemah. 5. Komunikasai massa cukup efektif dalam menciptakan pendapat tentang masalah-masalah yang baru bila tidak predioposisi yang memperteguh. Charles
K.Atkin
menyatakan
bahwa
media
massa
dapat
mempengaruhi orientasi afektif, tetapi dampaknya tidak sebesar pada orientasi kognitif.10 c.
Behavioral Efek behavioral mengacu pada perilaku khalayak, pada tindakan dan gerakan yang tampak pada kehidupan sehari-hari meliputi pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan berperilaku.11
2.2 Televisi sebagai Media Massa 2.2.1 Pengertian Televisi Televisi merupakan alat dari suatu sistem yang besar, sehingga televisi merupakan bentuk kotak yang ajaib, tetapi apabila gelombang elektro magnetik dari suatu pemancar televisi berhubungan langsung dengan televisi
10 11
Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi, Yogyakarta : 2007, Hal.17 Ciptono Setyobudi, Pengantar Teknik Broadcasting Televisi, Yogyakarta : 2005, Hal.2
13
tadi yang telah ditekan tombolnya, dimana kita dapat menikmati acara tayangan yag ditayangkan dari stasiun penyiaran yang bersangkutan. 12 Televisi merupakan salah satu proses komunikasi media massa (mass media communication). Penyelengggara siaran merupakan komunikator, sedangkan khalayak (penonton) merupakan komunikan. Isi pesan televisi tersaji dalam bentuk audio visual gerak dan sinkron. Sasaran khalayak bisa bersifat lokal, nasional, dan internasional. Televisi merupakan media komunikasi massa yang sangat kuat mempengaruhi pemirsa secara psikologis.13 Televisi
sebagai
suatu
alat
dapat
dimanfaatkan
untuk
mengkomunikasikan informasi dengan menggunakan bayangan gambar dan suara, demikian halnya dengan video dan film.14 Salah satu kelebihan dari media televisi adalah program-program tayangannya mampu membuka wawasan berfikir pemirsa untuk menerima dan mengetahui kejadian yang berada di lingkungan masyarakat. Konsep diri pemirsa setelah menyaksikan tayangan televisi jelas menentukan seberapa jauh media televisi itu mempunyai dampak yang menyentuh aspek kepribadian pemirsa baik secara emosional, intelektual maupun sosial. Media televisi merupakan salah satu media massa yang mampu menyajikan informasi tentang kejadian-kejadian dalam masyarakat secara objektif. Kini tinggal bagaimana mengemas suatu acara / program televisi
12
Darwanto Sastro Subroto,Produksi Acara TV. Duta Wacana University press. 1994, hal 2 Wawan kuswandi.Komunikasi Massa:Sebuah Analisis Media KomunikasiI. Penerbit Rinaka Cipta.Hal 1 14 Ibid.Hal 2 13
14
agar sinkron dengan realitas sosial objektif yang terjadi dalam lingkungan hidup pemirsanya.
2.2.2 Karakteristik Televisi Di tinjau dari simulasi alat indra, dalam radio siaran, surat kabar dan majalah hanya satu alat indra yang dapat menstimulus. Radio siaran dengan indra pendengaran, surat kabar dan majalah dengan indra penglihatan.15 Namun berbeda dengan media-media tersebut, televisi memiliki karakteristikya sendiri sebagai berikut : a) Audiovisual Televisi memilki kelebihan yaitu dapat didengar dan dilihat. Jadi apabila khalayak radio hanya bisa mendengar kata-kata, musik dan efek suara maka khalayak televisi juga dapat melihat gambar yang bergerak. Namun demikian tidak berarti gambar lebih penting daripada kata-kata. b) Berfikir dalam Gambar Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berfikir dalam gambar. Pertama, adalah visualisasi, yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Dan yang kedua adalah pengambaran, yakni kegiatan merangkai gambar-gambar secara individual sedemikian rupa, sehingga kuantitasnya mengandung makna tertentu.
15
Ibid.hal 137
15
c) Pengoprasian lebih Kompleks Dikatakan lebih kompleks karena melibatkan banyak orang untuk dapat memproduksi suatu program televisi. 2.2.3 Fungsi Televisi Fungsi televisi yaitu sebagai berikut : 1.
Fungsi penerangan atau informasi
2.
Fungsi pendidikan
3.
Fungsi hiburan
Menurut skomis dibandingkan dengan media massa lainnya, televisi tampaknya mempunyai sifat istimewa. Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar. Bisa bersifat informatif, hiburan, maupun pendidikan, bahkan gabungan dari ketiga fungsi tersebut. 16 Fungsi lain yang dimiliki televisi adalah sebagai sarana sosialisasi atau kampanye yang di manfaatkan oleh pemerintah atau instansi tertentu. Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya, yakni memberi informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan mahasiswa Fakultas Komunikasi UNPAD, yang menyatakan bahwa pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, baru selanjutnya untuk memperoleh informasi.17
16
Iswandi Syahputra, Jurnalistik infotainment, Kancah Baru Jurnalistik Dalam Industri televisi,Penerbit Pilar Media 2006,Hal 70 17 Opcit, Komunikasi Massa Suatu pengantar edisi revisi, hal 137
16
2.2.4 Efek Media Televisi Steven Chaffee menyebutkan ada lima efek media massa dari kehadirannya secara fisik yaitu : 1.
Efek Ekonomis Disini kehadiran media massa menggerakkan beberapa untuk meliputi produksi, distribusi, dan konsumsi “jasa” media.
2.
Efek Sosial Berkenaan perubahan struktur atau interaksi akibat kehadiran media massa
3.
Efek Penjadwalan kembali kegiatan sehari-hari Surat kabar akan menyebabkan orang menyisihkan waktu untuk membaca koran pada pagi hari, telenovela ditelevisi swasta membuat banyak ibu rumah tangga dan pramuwisma menunda waktu memasak.
4.
Efek pada penyaluran atau penghilangan program tertentu, seperti kecewa, kesepian dan sebagainya. Media digunakan untuk mempersoalkan isi pesannya. Jika seorang gadis memutar radio dan memperhatikan siaran yang diudarakn, seornag yang sendirian dirumah menyalakan televisi sekedar unruk mengusir rasa sepi dan supaya ada “teman” tanpa peduli acara yang disiarkan.
5.
Efek pada perasaan orang terhadap media.
17
Media dapat menumbuhkan perasaan tertentu pada orang baik positif ataupun negatif.18
2.3 Program Televisi 2.3.1 Hard News Berita hard news adalah berita yang lugas, singkat, langsung ke pokok persoalan dan fakta-faktanya. Berita jenis hard news harus memenuhi unsur 5W+1H secara ketat dan harus cepat-cepat dimuat, karena terlambat sedikit bisa basi. Istilah hard news lebih mengacu ke isi beritanya, sedangkan istilah straight news lebih mengacu ke cara penulisannya. 2.3.2 Soft News Berita softnews adalah berita dari segi struktur penulisan lebih luwes, dan dari segi isi tidak terlalu berat. Softnews umumnya tidak terlalu lugas, tidak kaku, atau ketat, khususnya dalam soal waktunya misalnya tulisan untuk menggambarkan kesulitan yang dihadapi masyarakat kecil akibat krisis moneter (ekonomi) akhir-akhir ini. Selama krisis itu masih berlanjut, berita itu masih bisa diturunkan.19 Berikut macam-macam soft news antara lain yaitu : a. Reality show Merupakan salah satu jenis dari program TV yang menampilkan situasi dramatis, humoris, dokumentasi kejadian yang aktual dan juga feature
18
19
Ahmad Fauzi, Siti Mutmainah, Psikologi Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta : 2005, Hal.97 http://jejak-berita.blogspot.com/2009/03/hardnews-dan-softnews.html
18
tentang orang-orang biasa fordinary peoples yang dipresentasikan atau dipandu aktris professional. b. Quiz dan Games Show Games show melibatkan peserta masyarakat dan selebritis, kadang dilakukan keluarga untuk bermain dan ada unsur menjawab pertanyaan untuk mendapatkan hadiah. Sedangkan, Quiz show merupakan bentuk paling sederhana dimana orang-orang berkompetisi melawan satu sama lain dengan menjawab pertanyaan atau menyeleksi persoalan atau gambar. c. Feature Merupakan program acara televisi yang khas dalam penyajian baik dari segi narasi, suara, latar maupun pengambilan sudut gambar. Contoh : jelajah Trans TV yang merupakan sajian khas dimana narasinya mempergunakan gaya bahasa tanpa mengurangi fakta yang ada serta didukung dengam pengambilan gambar berbeda dan di iringi suara musik, sehingga singkron dalam penyajian. d. Talk show Merupakan program acara televisi mengenai perbincangan, percakapan orang perorang atau beberapa orang tentang suatu masalah yang hangat dan menarik perhatian khalayak. Contoh : talk show empat mata yang selalu mendatangkan wanita cantik dan seksi di pandu host dan disaksikan sejumlah audien.
19
2.4 Program Feature Feature adalah cerita khas kreatif yang berpijak pada jurnalistik sastra tentang suatu situasi, keadaan, atau aspek kehidupan, dengan tujuan untuk memberi informasi dan sekaligus menghibur khalayak media massa. Secara sederhana, feature adalah cerita atau karangan khas yang berpijak pada fakta dan data yang di peroleh melalui proses jurnalistik. Disebut cerita atau karangan khas, karena feature bukanlah penuturan atau laporan tentang fakta secara lurus atau lempang sebagaimana di jumpai pada berita langsung. Penulisan feature tidak tunduk kepada kaidah pola piramida terbalik dengan rumus 5W 1H atau cara penyusunan pesan secara deduktif. Namun demikian, setiap karya feature harus mengandung semua unsur yang terdapat 5W 1H. Selain itu, feature di sajikan dalam bahasa pengisahan yang sifatnya kreatif informal. Jadi sangat jauh berbeda dengan berita langsung (straight news) yang disajikan dalam bahasa pelaporan yang sifatnya lugas dan formal. Kedudukan feature dalam media massa sangat penting. Posisi dan eksistensinya tak tergantikan oleh produk jurnalistik lainnya.20 2.4.1 Karakteristik Program Feature Program feature memiliki delapan karakteristik yang terkandung di dalamnya antara lain sebagai berikut :21
20
1.
Orisinil
2.
Deskriptif (penggambaran mengenai sesuatu)
3.
Kreatif (menyangkut penggunaan semua gaya dan teknik)
4.
Seni (mirip cerita fiksi namun bukan khayalan)
http://ahmad42.wordpress.com/2008/06/17/jurnalistik-indonesia-menulis-berita-danfeature/(June 17, 2008), 21/10/11, 09.14 WIB 21 Morissan, Manajemen Media Penyiaran : Ramdina Prakarsa, Hal.68
20
5.
Informatif
6.
Ringan dan memberi hiburan (dasarnya adalah softnews)
7.
awet dan tidak terikat waktu
8.
Lebih panjang dan dalam penjelasan berikut penyajiannya dari sebuah berita.
2.4.2 Jenis-Jenis Program Feature Acara feature dimaksudkan untuk hiburan, memberikan sebuah informasi yang lebih luas dan mengajar penonton. Maksudnya mengajar menonton adalah memberikan sebuah tambahan pengetahuan penonton.22 Oleh karena itu program feature memiliki jenis-jenis yaitu : a.
Feature Berita Yaitu suatu feature yang lebih banyak mengandung unsur beritanya, dan berhubungan dengan peristiwa aktual yang menarik perhatian khalayak. Feature ini biasanya adalah merupakan pengembangan dan pendalaman (News analisys) dari sebuah Straight News atau issue yang masih menjadi perhatian publik.
b.
Feature Opini Feature jenis ini pun biasanya terkait secara langsung atau tidak langsung dengan isu-isu yang masih aktual tentang sebuah peristiwa, sebuah ide/gagasan, atau sebuah statemen (pernyataan) orang penting, dan lainlain. Bisa juga termasuk ke dalam jenis ini adalah artikel tentang
22
Soewardi Idris, Perihal Berita Televisi, PT.Rora Karya, Jakarta : 1999, Hal.35
21
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, fenomena kehidupan sosial-ekonomi, politik, kebudayaan, kesusteraan, dan lain-lain. c.
Feature Human Interest Yaitu Feature yang muatan isinya langsung dapat menyentuh rasa perikemanusiaan pembaca, seperti kegembiraan, kejengkelan, bahkan kebenciannya. Contohnya adalah feature tentang anak jalanan di Jakarta, perilaku penyimpangan seksual di kalangan remaja, merebaknya perilaku penyalahgunaan narkoba, dan sejenisnya.
d. Feature Profil Tokoh (biografi) Feature ini bercerita tentang penampilan (profil) dan biografi singkat tokoh-tokoh tertentu yang menarik untuk dibaca. Contoh feature jenis ini misalnya adalah tulisan tentang seorang tokoh yang baru meninggal (in memoriam) e.
Feature Perjalanan/Petualangan Feature ini biasanya ditulis oleh pelaku perjalanan atau petualangan secara langsung atau tak langsung. Tulisan ini mengungkap laporan kisah perjalanan, fakta-fakta yang ditemui, dan kesan-kesan yang dirasakan selama perjalanan itu. Dalam Feature jenis ini, subjektifitas penulis sangat menonjol dengan sudut pandang "aku" atau "kami".
f.
Feature Sejarah Feature ini bercerita tentang fakta-fakta sejarah peristiwa dan tokoh masa lampau di suatu daerah atau tempat. contohnya tentang peristiwa proklamasi kemerdekaan RI, strategi dakwah Islam para wali songo di
22
pulau jawa, dan lain-lain. Feature sejarah yang baik, mampu membawa pembacanya ke masa silam. Seolah para pembaca ikut masuk ke dalam peristiwa sejarah yang dibacanya. g.
Feature Tips Feature ini dikenal juga dengan informasi how to do it. Misalnya tentang model pakaian, cara membuat dan menjahitnya, tentang resep makanan, merangkai bunga, kerajinan tangan, merawat dan mengoperasikan kamera, dan sejenisnya.
2.5 Khalayak Konsep “khalayak” dalam konteks komunikasi telah dikenal sejak jaman Yunani Kuno. Pada masa itu pengertian khalayak menunjuk pada sekumpulan orang yang menonton suatu pertunjukkan (misalnya drama, atau pertandingan). Dengan demikian pengertian khalayak disini adalah sekumpulan orang yang terorganisir pada waktu dan tempat tertentu, di mana masing-masing secara sukarela datang ke suatu tempat karena memiliki perhatian yang sama serta tujuan yang lebih kurang sama, yaitu ingin memperoleh hiburan. Sejalan perkembangan jaman, pengertian khalayak tersebut diatas sudah tidak lagi memadai untuk menggambarkan kondisi nyata dari khalayak. Perubahan yang terjadi dalam masayarakat, khususnya perubahan yang terjadi dalam hal teknologi komunikasi telah, mengubah konsepsi khalayak dari rumusan awalnya. Kehadiran teknologi mesin cetak telah melahirkan khalayak pembaca yang tidak lagi terbatas pada dimensi ruang dan waktu. Munculnya komersialisasi
23
media massa telah memperluas skala operasi media massa dari hanya sekedar institusi sosial menjadi institusi ekonomi. Jika pada sekarang ini konsepsi khalayak menunjuk pada sekumpulan orang yang terbentuk sebagai akibat atau hasil dari kegiatan komunikasi yang jumlahnya besar (bahkan mungkin tidak terbatas) tersebar secara luas banyak yang diantara yang tidak saling mengenal satu dengan yang lainnya, dan heterogen dalam hal ciri-ciri sosio ekonomi dan demografinya.
2.5.1. Karakteristik Khalayak 1. Khalayak sebagai penggarap informasi Pada dasarnya proses pengolahan informasi yang terjadi pihak penerima pesan pada saat berhadapan dengan ”bentuk informasi” tertentu akan melakukan “decoding” (pemecahan atau penginterpretasikan kode). Akhirnya, tidak semua isi informasi akan diserap oleh penerima secara utuh. Artinya, satu atau beberapa bagian dari isi pesan itu tidak akan dicerna atau diolah karena tidak masuk dalam kerangka pengetahuan dan pengalaman hidupnya, atau karena dipandang tidak sesuai dengan keperluan, minat, dan keinginannya. Beberapa studi menunjukkan bahwa, tingkat pendidikan seseorang secara signifikan turut mempengaruhi derajat pengolahan informasi yang sampai kepada dirinya. Orang yang latar belakang pendidikannya relatif “tinggi”, disamping tinggi ras ingin tahunya tentang sesuatu, juga cenderung lebih kritis, selektif, dan banyak pertimbangan dibandingkan dengan orang yang latar belakang pendidikannya lebih rendah. Itulah
24
sebabnya mempengaruhi sikap dan pendapat orang yang berpendidikan lebih tinggi jauh lebih sulit dibandingkan dengan orang yang berlatar belakang pendidikannya lebih rendah. 2. Khayak sebagai “problem solver” Khalayak jelas tidak terlepas dari permasalahan kehidupan yang mereka hadapi.
Mereka
juga
akan
selalu
berupaya
mencari
cara-cara
pemecahannya. Dari pihak penerima pesan (khalayak), salah satu fungsi yang diharapkan dari penyebaran informasi tersebut mampu membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Dengan demikian informasi atau pesan yang dipandang tidak membantu mereka dalam memecahkan permasalahan atau malah mungkin menambah kesulitan/permasalahan baru, jelas tidak akan mendapat perhatian mereka. 3. Khalayak sebagai mediator Pada dasarnya proses penyebaran informasi tidak berhenti pada khalayak sasaran secara langsung sebagai barisan pertama. Arus penyebaran informasi bisa melalui berbagai tahap dan barisan. Proses penyebaran informasi yang lazim disebut sebagai “multi step flow of communication”. Seorang warga khalayak setelah menerima informasi dari suatu medium kemungkinan besar akan kembali meneruskan informasi tersebut kepada orang-orang lainnya. Dan
orang-orang
yang
menerima
ini
pun
selanjutnya
akan
menyampaikan kembali ke orang-orang lainnya. Dalam proses pengolahan
25
informasi terjadi proses seleksi yang mencangkup perhatian (selective attention), persepsi (selective perception), dan daya ingat (selective recall). 4. Khalayak yang mencari pembela Pada suatu waktu orang dapat mengalami krisis keyakinan dan diliput rasa ketidakpastian. Hal ini bisa terjadi karena adanya sesuatu yang baru yang mempengaruhi keyakinannya, atau karena faktor-faktor lainnya. Dalam keadaan demikian orang tersebut akan berupaya mencari data dan
informasi
yang
dipandang bisa
mendukung atau
membela
keyakinannya. Motivasi mencari informasi yang diharapkan akan dapat menjadi “pembela” keyakinan merupakan salah satu faktor yang mendorong terjadinya seleksi media. Dengan perkataan lain, seseorang memilih satu medium tertentu dengan alasan bahwa informasi yang diperoleh dari medium tersebut mampu mendukung atau memperkuat kayakinannya. 5. Khalayak sebagai anggota kelompok Sebagai mahluk sosial, seorang individu juga terikat oleh nilai-nilai kelompok yang diikutinya, baik secara formal maupun informal. Yang dimaksud dengan kelompok formal disini antara lain ABRI, KORPRI, Serikat Buruh, dll. Sedangkan yang termasuk kelompok informal misalnya kelompok-kelompok hobi seperti pecinta alam, kelompok olah raga, dll. 6. Khalayak sebagai kelompok Seorang sosiologis masyarakat terdiri dari kelompok-kelompok orang yang mempunyai ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri bisa menyangkut ciri
26
demografis seperti jenis kelamin, usia, pekerjaan, suku bangsa, dan bisa juga berdasarkan pada ciri-ciri non demografisnya seperti nilai, hobi, orientasi, dan lain-lain. Cara berbicara dengan kalangan orang tua tertentu berbeda dengan kalangan anak muda. Kaitannya dengan proses penyebaran informasi melalui media massa adalah, bahwa diperlukan adanya “segmentasi” khalayak. Melalui segmentasi ini khalayak dipandang sebagai salah satu kelompok yang secara relatif mempunyai ciri-ciri yang tidak terlalu beragam. Dengan demikian, penyajian pesan/informasi dengan sendirinya akan disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik dari kelompok khalayak sasaran. 7. Selera khalayak Dalam kaitannya dengan media massa seperti surat kabar dan majalah, selera khalayak ini bisa menyangkut aspek-aspek jenis isi informasi, (misalnya informasi politik, ekonomi, sosial, budaya), teknik penyajian (bentuk huruf, layout) atau bentuk/formatnya (surat kabar, majalah, tabloid, sheet). Agar penyampaian informasi mencapai sasaranya, terlebih dahulu perlu diketahui apa dan bagaimana selera dari calon sasaran khalayak yang akan dituju. Selera khalayak ini bisa juga berubah-ubah.23
23
Riswandi. 2009. Ilmu Komunikasi. Yogyakarta : Graha ilmu. Hal : 139
27
2.6 Pendekatan Uses and Gratification Pendekatan ini membahas tentang kegunaan media massa dan kebutuhan khalayak pada media massa. Permasalahan ini adalah bukan bagaimana media massa mengubah sikap khalayak tapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan kebutuhan sosial khalayak. Jadi penekanannya ada pada khalayak yang aktif menggunakan media untuk mencapai tujuannya yang spesifik. Teori dan pendekatan ini tidak mencangkup dan mewakili keseluruhan proses komunikasi, karena sebagian besar pelaku audience hanya dijelaskan melalui berbagai kebutuhan dan kepentingan mereka sebagai suatu fenomena mengenai proses penerimaan. Pendekatan uses and gratification ditujukan untuk menggambarkan proses penerimaan dalam komunikasi massa dan menjelaskan penggunaan media oleh individu atau agregasi individu.24 Salah satu macam riset uses and garatification yang sedang berkembang saat ini adalah yang dibuat oleh Philip Palmgreen dari Kentucky University. Kebanyakan riset uses and gratifications memfokuskan pada motif sebagai variable independen yang mempengaruhi penggunaan media . Palmgreen kendati juga menggunakan dasar yang sama yaitu orang menggunakan media didorong oleh motif-motif tertentu, namun konsep yang diteliti oleh model Palmgreen ini lebih tidak berhenti disitu, dengan menanyakan motif-motif khalayak ini telah dapat dipenuhi oleh media. Dengan kata lain, apakah khalayak puas setelah menggunakan media . konsep mengukur kepuasan ini disebut GS (Gratification Sought) dan (Gratification Obtained). Penggunaan konsep-konsep baru ini 24
H.M. Burghan Bungin, Sosiologi Komunikasi. Kencana Prenada Media Group, Jakarta : 2006, Hal.284
28
memunculkan teori yang merupakan varian dari teori uses and gratifications, yaitu teori expectancy values (nilai pengharapan). Menurut teori nilai pengharapan, orang mengarahkan diri pada dunia (misalnya media) berdasarkan pada kepercayaan dan evaluasi-evaluasi mereka tentang dunia tersebut. Gratification Sought adalah kepuasan yang dicari atau diinginkan individu ketika mengkonsumsi suatu jenis media tertentu (TV, Radio dan Koran). Gratification Sought adalah motif yang mendorong seseorang mengkonsumsi media. Sedangkan Gratification Obtained adalah kepuasan nyata yang diperoleh seseorang setelah mengkonsumsi suatu jenis media tertentu. Dengan kata lain menurut Palmgreen, Gratification Sought dibentuk dari kepercayaan seseorang mengenai apa yang media dapat berikan dan evaluasi seseorang mengenai isi media. Dapat dikatakan bahwa uses and gratification bukanlah proses komunikasi linear yang sederhana. Banyak faktor, baik personal maupu eksternal, yang menentukan kepercayaan dan evaluasi seseorang. Nilai-nilai dipengaruhi oleh faktor-faktor kultural dan sosial, kebutuhan-kebutuhan dan variabel-variabel psikologis. Kepercayaan-kepercayaan dan nilai-nilai akan menentukan pencarian kepuasan, yang akhirnya menentukan perilaku konsumsi terhadap media seseorang. Tergantung tentang apa yang dikonsumsi dan apa alternatif-alternatif media yang diambil, pengaruh media tertentu akan dirasakan, dan pada gilirannya
29
akan memberikan umpan balik kepada kepercayaan seseorang mengenai media. Dapat dilihat dari gambar berikut. 25
Model Expectancy-Values
Kepercayaankepercayaan (Beliefs)
Pencarian Kepuasan (GS)
Konsumsi Media
Perolehan Kepuasan yang diteriama (GO)
Evaluasi-evaluasi
Namun dalam model ini peneliti tidak mencari perbandingan antara GS (Gratification Sought) dan GO (Gratification Obtained) seperti apa yang dijelaskan pada teori diatas yaitu mencari perbandingan tentang bagaimana audien mencari kepuasan dan perolehan kepuasan yang diterima oleh audien terpenuhi atau tidak sehingga harus melakukan perbandingan yang jelas antara GS dan GO untuk mencari jawaban yang sebenarnya. Dalam hal ini peneliti hanya mengukur kepuasan apa yang diperoleh oleh audien dalam mengkonsumsi media atau yang disebut dengan GO (Gratifiation Obtained) untuk mengetahui motivasi apa yang mendorong audien dalam menonton dan kepuasan apa yang diterima audien dalam menonton tersebut. Sehingga peneliti hanya mengukur GO (Gratification Obtained) yaitu audien memperoleh kepuasan dari media yang mereka konsumsi.
25
Rachmat, Kriyanto, S.sos.,M.Si. Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta : Prenada Media Group, 2006, hal 204
30
2.7 Motivasi Motivasi berasal dari bahasa latin ”movere” yang berarti ”dorongan daya gerak”. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah seseorang untuk melakukan sesuatu yang diinginkannya dengan tujuan tertentu. Suatu kebutuhan manusia yang telah dipuaskan tidak menjadi alat motivasi bagi pelakunya, hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang menjadi motivasi. Motivasi sebagai proses psikologis yang diakibatkan faktor dalam diri seseorang itu sendiri yang disebut intrinsik atau faktor di luar diri yang disebut faktor ekstrinsik. Faktor faktor intrinsik antara lain adalah usia, lama tingkat pendidikan, tingkat pengeluaran rumah tangga perkapita, tingat keterlibatan dalam organisasi kemasyarakatan secara tingkat pengetahuan, dan pengalaman terhadap acara televisi. Faktor ekstrinsik misalnya tersedianya informasi acara dapat mempengaruhi motivasi seseorang menonton acara televisi. McQuail (1987) merumuskan motif serta motivasi dalam menggunakan media massa, yaitu: 1. Informasi Motivasi ini berkaitan dengan usaha untuk: a. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat, dan dunia. b. Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat, dan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan. c. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum. d. Belajar, pendidikan diri sendiri. e. Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan. 2. Identitas pribadi Motivasi ini berkaitan dengan usaha untuk: a. Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi.
31
b. Mengidentifikasi diri dengan nilai-nilai lain (dalam media). c. Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri. 3. Interaksi sosial Motivasi ini berkaitan dengan usaha untuk: a. Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain, empati sosial. b. Mengidentifikasi diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki. c. Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial. d. Membantu menjalankan peran sosial. 4. Hiburan Motivasi ini berkaitan dengan usaha untuk: a. Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan. b. Bersantai. c. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis. d. Mengisi waktu.26
26
McQuail, Dennis. 1987. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Erlangga.