BAB II PENGELOLAAN KASUS
A.Konsep dasar ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
menurut
Carpenito, (2009) yaitu keadaan ketika individu yang tidak NPO mengalami penurunan berat badan atau beresiko mengalami penurunan berat badan karena tidak adekuatnya asupan atau metabolisme zat nutrisi untuk kebutuhan metabolik. Sedangkan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh menurut Hidayat, (2009) yaitu keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
1.
Pengkajian yang menjadi batasan karakteristik adalah :
1.1
Batasan Karakteristik Menurut Carpenito, (2009) adapun batasan karakteristik ada dua, yaitu
batasan mayor (harus ada) dan batasan minor (mungkin ada). a.
Batasan mayor (harus ada) Yaitu individu yang tidak NPO melaporkan atau menerima asupan makanan
yang kurang dari kebutuhan diet harian yang dianjurkan (recommended daily allowance, RDA) dengan atau tanpa disertai penurunan berat badan dan / atau kebutuhan metabolik aktual atau potensial yang melebihi asupan disertai penurunan berat badan. b.
Batasan minor (mungkin ada) Yaitu berat badan 10%-20% + di bawah berat ideal berdasarkan tinggi dan
postur tubuh. Lipatan kulit trisep, lingkar lengan atas, dan lingkar otot lengan bagian tengah kurang dari 60% ukuran standart. Kelemahan dan rasa nyeri pada otot, iritabilitas mental dan konfus, penurunan kadar albumin serum, penurunan transverin serum atau kapasitas pengikat zat besi.
Universitas Sumatera Utara
c.
Menurut Sunita Almatsier (2006) diet rendah 30g protein pada pasien
CKD(chronic kidney disease) Bahan makanan sehari Bahan makanan
Berat (g)
urt
Beras
100
11/2 gls nasi
Telur ayam
50
1 btr
Daging
50
1 ptg sdg
Sayuran
100
1 gls
Pepaya
200
2 ptg sdg
Minyak
35
31/2 sdm
Gula pasir
60
6 sdm
Susu bubuk
10
2 sdm
Kue RP*)
150
2 sdm
Madu
20
2 sdm
Agar-agar
-
1 porsi
*) Rendah protein Kue RP dapat diberikan dalam bentuk kue pie, kue cantik manis, kue klepon ubi, dan kue lain dengan nilai protein rendah.
1.2
Faktor yang berhubungan
a.
Patofisiologis Berhubungan dengan meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam
mencerna kalori yang dibutuhkan, sekunder akibat : luka bakar (fase pasca akut), infeksi, ketergantungan zat kimiawi, kanker, trauma. Berhubungan dengan disfagia, sekunder akibat : cedera serebrovaskuler (CVA), sklerosis amiotrofik lateral, serebral palsi, distrofi muscular, penyakit Parkinson, gangguan neuromuscular. Berhubungan dengan penurunan absorbsi nutrisi, sekunder akibat : penyakit corn, fibrosis kistik, intoleransi laktosa. Berhubungan dengan muntah yang disengaja, latihan fisik saat asupan kalori berlebihan, atau menolak makan, sekunder akibat anoreksia nervosa.
Universitas Sumatera Utara
Berhubungan dengan keengganan untuk makan karena rasa takut akan keracunan, sekunder akibat perilaku paranoit. Berhubungan dengan anoreksia, agitasi fisik yang berlebihan, sekunder akibat gangguan bipolar, berhubungan dengan anorexia dan diare skunder akibat infeksi protozoa, berhubungan dengan muntah, anorexia, dan gangguan pencernaan, sekunder akibat pancreatitis. Berhubungan dengan anoreksia, gangguan metabolisme protein dan lemak, dan gangguan penyimpanan vitamin, sekunder akibat sirosis. b.
Terkait pengobatan Berhubungan dengan kebutuhan protein dan vitamin utuk penyembuhan
luka dan penurunan asupan, sekunder akibat : pembedahan, medikasi (kemoterapi), bedah rekontuksi mulut, rahang yang terikat, terapi radiasi. Berhubungan dengan absorbsi yang tidak adekuat akibat efek samping mendikasi : Kolkisina, Pirimitamin, Antasida, Neomisin, Para asam amino salisilet. Berhubungan dengan penurunan asupan oral, ketidaknyamanan dimulut, mual, dan muntah, sekunder akibat : terapi radiasi, kemoterapi, tosilektomi. c.
Situasional (personal, lingkungan) Berhubungan dengan menurunnya keinginan untuk makan, sekunder akibat
: Anoreksia, Depresi, Isolasi sosial, Mual muntah, Alergi. Berhubungan
dengan
ketidakmampuan
untuk
memperolah
makan
(keterbatasan fisik, masalah keuangan atau transportasi). Berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mengunyah (kerusakan gigi atau tanggalnya gigi, sakit karena pemasangan gigi palsu). Berhubungan dengan diare d.
Tingkat kematangan Bayi/ anak: berhubungan dengan asupan yang tidak adekuat,sekunder akibat
: Kurangnya stimulasi emosional/ sensori, Kurangnya pengetahuan pengasuh. Berhubungan dengan malabrsobsi, pembatasn diet, dan anoreksia, sekunder akibat : Penyakit seliak, Intoleransi laktosa, Fibrosis kistik. Berhubungan dengan kesulitan menghisap (bayi) dan disfagia, sekunder akibat serebral palsi, Bibir sumbing dan celah pallatum.
Universitas Sumatera Utara
Berhubungan dengan penghisapan yang tidak adekuat, kelelahan, dan disypnea, sekunder akibat : Penyakit jantung congenital, Prematuritas, Sindrom virus. 2.
Analisa data Analisa data ialah mengolah dan mengaitkan data fokus subjektif dengan
data fokus objektif. 2.1
Data fokus Subjektif Informasi data subjektif yang harus dikaji :
a.
Batasan Karakteristik Perbandingan berat badan / tinggi badan: berat badan 3 bulan yang lalu,
berat badan sekarang, berat badan ideal, tinggi badan. b.
Asupan Biasa Diet untuk 24 jam : Apakah ini merupakan pola asupan yang biasa?, Apakah
masukan kelompok makanan dasar sudah mencukupi?, Apakah asupan cairan sudah mencukupi? c.
Faktor yang Berhubungan Nafsu makan (biasa, berubah), pola diet, makanan atau minuman yang tidak
disenangi, favorit, tabu, praktik diet keagamaan. d.
Tingkat Aktivitas Pekerjaan, latihan fisik (jenis, frekuensi).
e.
Upaya memperoleh makanan / mempersiapkan makanan (siapa) Kemampuan fungsional, transportasi, fasilitas dapur, pendapatan yang
adekuat untuk kebutuhan makanan. f.
Pengetahuan tentang Nutrisi Lima kelompok makanan dasar, asupan karbohidrat, lemat, garam yang direkomendasikan hubungan aktivitas dan metabolisme.
g.
Factor risiko fisiologis (evans-stoner, 1997) Gangguan neurologis: penyakit kronis (gagal ginjal, penyakit paru obstruksi
kronis, HIV, penyakit hati), Malarbsobsi: penyakit infeksi usus besar. h.
Kondisi psikososial (evans-stoner, 1997) Penyalah gunaan alcohol, penggunaan obat, kondisi rumah tangga, isolasi,
depresi, intstitusionalisasi.
Universitas Sumatera Utara
i.
Medikasi (obat resep, obat bebas) Laporan mengenai : alergi, mual, muntah, anoreksia, keletihan, sariawan,
disfagia, dyspepsia, kesulitan mengunyah, konstipasi, diare, nyeri. j.
Pertimbangan geriatrik Kebutuhan energi yang menurun pada banyak lansia memerlukan
[perubahan asupan nutrisi : usia >50 tahun, karbohidrat : 55%, protein : 20%, lemak : 25%, Kkal/hari : wanita : 1.900, pria : 2.300.
2.2
Data fokus Objektif
1)
Batasan karakteristik Umum: penampilan (massa otot, distribusi lemak), tinggi dan berat badan,
edema, rambut, kulit, kuku, mulut, gigi. 2)
Pengukuran Antropometrik Lingkar lengan bagian tengah, lingkar otot lengan bagian tengah , lingkar
kulit trisep. 3)
Pemeriksaan laboratorium: penurunan per-albumin serum, penurunan
transferin serum. 4)
Faktor yang berhubungan: kemampuan untuk mengunyah, menelan, makan.
5)
Kriteria Hasil Klien mampu memenuhi kebutuhan nutrisi harian dengan tingkat aktivitas
dan kebutuhan metabolik. Indikator: mengidentifikasi kekurangan / defisiensi dalam asupan seharihari, menyebutkan metode untuk meningkatkan nafsu makan. 6)
Intervensi Umum Mineral, dan Cairan yang adekuat, konsultasikan dengan ahli gizi untuk
menetapkan kebutuhan kalori harian dan jenis makanan yang sesuai bagi klien, diskusikan bersama klien tentang kemungkinan penyebab penurunan nafsu makan, anjurkan klien untuk istirahat sebelum makan, tawarkan makanan dalam jumlah sedikit, tetapi sering, bukan banyak, tetapi jarang, tawarkan makanan yang disajikan dalam keadaan yang dingin, pada kasus penurunan nafsu makan, batasi asupan cairan saat makan dan hindari mengonsumsi cairan 1 jam sebelum dan sesudah makan, dorong dan bantu klien untuk menjaga kebersihan mulut yang
Universitas Sumatera Utara
baik, atur agar porsi makan tinggi kalori dan tinggi protein disajikan saat klien biasanya
merasa paling lapar, lakukan langkah-langkah untuk meningkatkan
nafsu makan, tentukan makanan kesukaan klien dan atur agar makanan tersebut tersaji apabila memungkinkan, hilangkan bau-bauan pemandangan yang tidak sedap dari area makan, kontrol adanya nyeri dan mual sebelum makan, anjurkan orang terdekat klien untuk membawa makanan yang diperbolehkan dari rumah apabila memungkinkan, ciptakan lingkungan yang santai dan lakukan sosialisasi selama makan, beri dapat membantu menetapkan daftar materi nutrisi diet pada klien, yang tediri atas : asupan tinggi karbohidrat kompleks dan serat, pengurangan asupan gula, garam, kolesterol, lemak total, dan lemak jenuh, penggunaan alkohol hanya dalam jumlah sedang, asupan kalori yang sesuai untuk mempertahankan berat badan ideal. 7)
Rasional
•
Nutrisi menyediakan sumber energi, membentuk jaringan, dan mengatur
proses metabolik tubuh. •
Konsultasi dapat membantu menetapkan diet yang memenuhi asupan kalori
dan nutrisi yang optimal. •
Faktor-faktor seperti nyeri, keletihan, penggunaan analgestik, dan imobilitas
dapat menyebabkan anoreksia. Upaya identifikasi tentang kemungkinan penyebab memudahakan kita untuk
melakukan intervensi guna menghilangkan atau
meminimalkannya (Foltz, 1997). •
Kondisi yang lemah lambat laun menurunkan keinginan dan kemampuan
klien anoreksia untuk makan (Foltz, 1997). •
Distribusi total asupan kalori harian yang merata sepanjang hari membantu
mencegah distensi lambung sehingga selera makan mungkin akan meningkat (Foltz, 1997). •
Pembatasan asupan cairan saat makan membantu mencegah distensi
lambung (Foltz,1997). •
Kebersihan mulut yang kurang menyebabkan bau dan rasa yang tidak sedap
yang dapat mengurangi nafsu makan.
Universitas Sumatera Utara
•
Menyediakan makanan tinggi kalori dan tinggi protein pada saat klien
merasa paling lapar akan meningkatkan kemungkinan klien untuk mengonsumsi kalori dan protein yang adekuat (Foltz, 1997). •
Perencanaan diet berfokus pada upaya mencegah kelebihan nutrisi.
Mengurangi konsumsi lemak, garam, dan gula dapat menurunkan risiko penyakit jantung, diabetes, penyakit kanker tertentu, dan hipertensi.
Universitas Sumatera Utara
B.
Asuhan Keperawatan pada pasien CKD (Chronik Kidney Disease) Pengkajian laporan dalam Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan Program
DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan USU sebagai berikut :
FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DR.PIRNGADI MEDAN
I.
BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama
: Tn.S
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 71 tahun
Status Perkawinan
: Menikah
Agama
: Kristen protestan
Pendidikan
: Sekolah Rakyat
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat
: Jl.Durian no.129
Tanggal Masuk RS : 02-06-2014 No. Register
: 00.92.76.32
Ruangan/ kamar
: Asoka I/ XII Bed: 14
Golongan darah
:B
Tanggal pengkajian : 03-06-2014
II.
Tanggal operasi
:-
Diagnosa Medis
: CKD
KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan bahwa ia sering tidak nafsu makan, mual, dan muntah. III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG: A. Provocative/Palliative 1. Apa Penyebabnya : pasien tidak mengetahui apa penyebab dari rasa mual dan muntah yang dialaminya 2. Hal-Hal Yang Memperbaiki Keadaan: pasien mengatasinya dengan minum air hangat serta istirahat yang cukup.
Universitas Sumatera Utara
B. Quantity/Quality 1. Bagaimana Dirasakan : pasien mengatakan di daerah uluhati 2. Bagaimana Dilihat: pasien tampak menahan sakit tetapi masih dapat bergerak dengan bebas. C. Region 1. Dimana Lokasinya : di daerah uluhati 2. Apakah Menyebar : tidak D. Severity Pasien mengatakan penyakitnya ini sangat mengganggu aktifitasnya sehingga harus menghentikan aktifitasnya E. Time Pasien mengatakan bahwa sakit yang dirasakannya seperti mual datang secara berkala IV.
RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU A. Penyakit yang pernah dialami Pasien mengatakan bahwa dia pernah menderita gastritis dan sudah sembuh B. Pengobatan/tindakan yang pernah dilakukan Pasien mengatakan tindakan yang pernah dilakukan kepadanya yaitu dibawa ke rumah sakil imelda. C. Pernah dirawat/dioperasi Pasien mengatakan ia pernah dirawat di rumah sakit dan tidak pernah di operasi. D. Lama dirawat Pasien megatakan bahwa ia pernah di rawat selama 1 bulan karena gastritis dan sudah sembuh E.
Alergi Pasien tidak memiliki riwayat alergi
V.
RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A. Orang tua Orang tua laki-laki pasien mengalami asam urat, dan orang tua perempuan tidak memiliki masalah kesehatan yang berarti.
Universitas Sumatera Utara
B. Saudara kandung Saudara kandung pasien tidak memiliki masalah kesehatan. C. Penyakit keturunan yang ada Tidak ada penyakit keturunan D. Anggota keluarga yang meninggal Kedua orang tua pasien, dan ketiga saudara perempuan pasien. E. Penyebab meninggal Pasien mengatakan bahwa tidak ada yang menyebabkan meninggal, hanya saja karena penuaan dan umur. VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL A. Persepsi pasien tentang penyakitnya Menurut pasien penyakitnya datang karena sudah kehendak dari Tuhan dan ia berharap penyakitnya ini bisa sembuh B. Konsep diri: -
Gambaran diri : pasien tampak lemah
-
Ideal diri : pasien mengatakan dia semangat untuk sembuh
-
Harga diri : pasien tidak malu dengan penyakit yang dideritanya
-
Peran diri : pasien bekerja sebagai wiraswasta
-
Identitas ; pasien adalah seorang ayah
C. Keadaan emosi Keadaan emosi pasien terkontrol D. Hubungan sosial -
Orang yang berarti : pasien mengatakan bahwa hubungannya dengan orang yang berarti baginya sangat baik.
-
Hubungan dengan keluarga: pasien mengatakan bahwa hubungan dengan keluarganya baik.
-
Hubungan dengan orang lain: hubungan pasien dengan orang lain juga baik dan terarah.
-
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: tidak adanya hambatan berhubungan dengan orang lain.
-
Universitas Sumatera Utara
E. Spiritual -
nilai dan keyakinan: pasien beragama kristen protestan
-
kegiatan ibadah : kegiatan ibadah pasien sebelum ke rumah sakit yaitu ke gereja seminggu sekali tapi selama ia masuk rumah sakit pasien hanya bisa beribadah dengan cara berdoa saja, dan ia merasa selama tidak ke gereja ia pasti berdosa
VII.
PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan Umum Tn.S tampak lemah B. Tanda-tanda vital - suhu tubuh : 36,50C - tekanan darah: 140/80 mmHg - nadi : 85 x/i - pernafasan: 22 x/i - skala nyeri : 3 - tb: 165 cm - bb : 41 kg (sebelum sakit 61kg) C. Pemeriksaan Head to toe Kepala dan rambut -
Bentuk : simetris
-
Kulit kepala: bersih Rambut
-
Penyebaran dan keadaan rambut: penyebarannya merata,dan keadaan rambut kurang rapih
-
Bau : sedikit berbau
-
Warna rambut : putih Wajah
-
Warna kulit: sawo matang
-
Stuktur wajah : simetris Mata
-
Kelengkapan dan kesimetrisan : lengkap dan simetris
-
Palpebra: tidak adanya kelainan
Universitas Sumatera Utara
-
Konjungtiva dan sklera : anemis
-
Pupil :
-
Cornea dan iris : cornea tidak ada kelainan, iris berwarna coklat.
-
Visus: tidak dilakukan pemeriksaan
-
Tekanan bola mata : tidak dilakukan pemeriksaan. Hidung
-
Tulang hidung dan posisi septum nasi : simetris
-
Lubang hidung : bersih dan tidak ada sekret
-
Cuping hidung : tidak adanya pernafasan cuping hidung Telinga
-
Bentuk telinga : simetris, kiri dan kanan tidak ada kelainan
-
Ukuran telinga : normal
-
Lubang telinga : bersih, tidak ada serumen
-
Ketajaman pendengaran : baik Mulut dan faring
-
Keadaan bibir : mukosa bibir anemis dan tidak terdapat sariawan
-
Keadaan gusi dan gigi : tidak ada caries dan gigi tampak sedikit kuning
-
Keadaan lidah : kurang bersih dan ada rasa pahit di lidah Leher
-
Posisi trachea : normal
-
Thyroid : tidak ada pembengkakan pada tyroid
-
Suara : suara pasien normal
-
Kelenjar limfe : tidak ada pembesaran pada kelenjar limfe
-
Vena jugularis : tidak ada pembengkakan vena jugularis
-
Denyut nadi karotis : denyut nadi karotis teraba Pemeriksaan integumen
-
Kebersihan : bersih
-
Kehangatan : hangat
-
Warna : sawo matang
Universitas Sumatera Utara
-
Turgor : pucat
-
Kelembaban : kulit tidak lembab
-
Kelainan pada kulit :tidak ada kelainan Pemeriksaan thoraks/dada
-
Inspeksi thoraks : bentuk normal, simetris.
-
Pernafasan teratur, tidak ada gangguan nafas,
-
Pernafasan (frekuensi, irama) : frekuensi 22x/i dan irama teratur
-
Tanda kesulitan bernafas : tidak ada tanda kesulitan bernafas Pemeriksaan abdomen
-
Inspeksi
: Tidak terdapatnya
benjolan ataupun massa pada perut -
Auskultasi
: Terdengarnya suara
resonan -
Palpasi
: Tidak teraba adanya
benjolan atau masa. Pemeriksaan Muskoloskeletal Ekstermitas Simetris, ekstermitas lengkap VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI I.
Pola Makan dan minum -
Frekuensi makan/hari
: pasien makan 3 kali sehari
-
Nafsu / selera makan
: nafsu makan pasien berkurang yang
biasanya pasien makan 1 piring, tetapi sekarang pasien makan hanya bisa setengah piring saja. -
Nyeri ulu hati
: pasien merasa nyeri pada ulu
hatinya. -
Mual dan muntah
: pasien sering merasakan mual dan
sesekali muntah -
Waktu pemberian makan
: pagi pada jam 08.00 wib, siang
pada jam 12.00 wib, dan malam jam 18.00 wib. -
Jumlah dan jenis makanan: jenis makanan pada pasien adalah MII
-
Waktu pemberian cairan
: pemberian cairan tidak dibatasi
Universitas Sumatera Utara
-
Masalah makan dan minum: pasien tidak merasakan ada masalah pada saat minum, tetapi pada saat makan pasien susah untuk menghabiskan porsi makannya
II.
Perawatan diri / personal hygine -
Kebersihan tubuh
: cukup bersih, pasien mandi
2 kali sehari -
Kebersihan gigi dan mulut
:gigi tampak kuning, mulut
pasien tidak bau -
Kebersihan kuku kaki dan tangan : bersih, pasien mengatakan bahwa dia sering menggunting kukunya apabila kukunya mulai panjang
III.
Pola kegiatan / Aktivitas -
Aktivitas pasien: Pasien mandi di kamar mandi tanpa harus dibantu oleh keluarganya, makan juga pasien dapat melakukannya sendiri di tempat tidurnya, eliminasi dilakukan sendiri di kamar mandi, dan ganti pakaian pasien dibantu oleh keluarganya.
IX.
Pola Eliminasi I.
BAB
-
Pola BAB : Normal 2x sehari
-
Karakter feses : normal
-
Riwayat perdarahan : -
-
BAB terakhir : pagi jam 9
-
Diare : -
-
Penggunaan laktasif : -
II. BAK -
Pola BAK : normal (lancar)
-
Karakter urine : kuning bening
-
Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : -
-
Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : -
-
Penggunaan diuretik : -
-
Upaya mengatasi masalah
Universitas Sumatera Utara
ANALISA DATA No
Data 1.
Ds :
Etiologi
Masalah keperawatan
CKD
2 - Pasien mengatakan tidak nafsu . makan 1 - pasien mengatakan sering mual
Nutrisi
kurang
kebutuhan tubuh Mual muntah/anoreksia
muntah Asupan nutrisi
Do :
menurun
- k/u Lemah - Konjungtiva : Anemis - Nilai Hb = 6,9 gr/dl
Penurunan berat badan
- BB : 41 kg(sebelum sakit 61kg) - nafsu makan menurun - porsi makan tidak dihabiskan
Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
CKD 2.
Ds: - pasien mengatakan ia cepat lelah Do : - wajah tampak lemas - konjungtiva anemis - nilai Hb = 6,9 gr/dl
Kelelahan kerusakan nefron yang mengakibatkan penurunan kemampuan ginjal untuk mengabsorbsi eritrosit
Anemia
Kelelahan
Universitas Sumatera Utara
dari
MASALAH KEPERAWATAN 1. Resiko gangguan nutrisi 2.
Kelelahan
DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS) 1. Resiko kekurangan nutrisi b/d suplai nutrisi dalam darah turun d/d os mengatakan kurang nafsu makan. 2. Kelelahan b/d ketidakseimbangan cairan elektrolit dalam tubuh
Perencanaan Keperawatan dan Rasional Hari / tanggal
No.Dx
Perencanaan Keperawatan
Selasa / 1
Tujuan:
02 juni
− Kebutuhan
2014
nutrisi
Rasional
dapat
terpenuhi − Nafsu makan meningkat − Mual
muntah
berkurang/hilang − Asupan
nutrisi
dapat
terpenuhi
Kriteria hasil : -
Nafsu
makan
meningkat -
Mual
muntah
hilang -
BB
bisa
meningkat Rencana tindakan : 1. Lakukan
hubungan
teraupetik dengan pasien
1. Membina saling
hubungan
percaya
antara
Universitas Sumatera Utara
dan keluarga.
pasien,
Kaji : 2. Kaji
keluarga
dan
perawat riwayat
nutrisi,
termasuk makanan yang
2. Mengidentifikasi
disukai dan yang tidak
defisiensi
dan
disukai.
memudahkan intervensi
Observasi : 3. Observasi dan catat intake makanan,
dan
kegiatan
3. Mengetahui
masukan
nutrisi dan pengeluaran
apa yang dilakukan. Tindakan Mandiri : 4. Anjurkan
4. Mencegah
pasien
untuk
terjadinya
mual muntah
makan sedikit tapi sering. 5. Menentukan diet yang
Kolaborasi : 5. Kolaborasi
dengan
tim
tepat untuk pasien
gizi 6. Lakukan
kolaborasi
6. Mempercepat
dengan tim medis dalam
penyembuhan
proses
pemberian terapi Pendidikan kesehatan : 7. Berikan informasi yang
7. Meningkatkan pengtahuan agar pasien
tepat tentang kebutuhan
lebih
paham
nutrisi yang berhubungan
menjaga keseimbangan
dengan penyakitnya
nutrisinya
Universitas Sumatera Utara
dan
Selasa, 03 juni 2
Tujuan: Lelah pasien berkurang ataupun hilang
2014
Kriteria hasil: -
Kelelahan teratasi
-
Aktifitas pasien meningkat
-
Anemia teratasi
Rencana Tindakan 1. Anjurkan pasien untuk
Rasional 1. Lelah dapat teratasi
istirahat yang cukup 2. Anjurkan pasien untuk
2. Anemis berkurang
minum sesuai anjuran dokter 3. Berikan
pengetahuan
tentang kelelahan yang
3. Pasien dapat mengatasi lelah sendiri
dialami pasien
Universitas Sumatera Utara
PELAKSANAAN KEPERAWATAN Hari / tanggal
Implementasi Keperawatan
Rabu/
-
Evaluasi
Memberitahu tentang pola S : Klien mengatakan nafsu
04 juni
makan hidup sehat pada
makan masih menurun,
2014
pasien
mual
-
Menanyakan
penyebab
sebelum
hilangnya nafsu makan pada pasien -
-
muntah
dan
sesudah
makan. O : Klien tampak lesu, porsi
Memberikan kepada
dan
motivasi
makanan tidak habis,
tentang
berat badan 41kg. RR :
klien
kebutuhan nutrisinya
22 x/menit, HR : 85
Mengajarkan pasien makan
x/menit.
dalam jumlah sedikit tetapi A : Masalah belum teratasi. sering.
- Pasien
masih
mengalami
penurunan
nafsu makan. P
: intervensi dilanjutkan - Kaji kemampuan pasien untuk
memenuhi
kebutuhan nutrisi - Anjurkan
untuk
menaikkan berat badan.
Rabu/
-
Menganjurkan
pasien
04 juni istirahat 2014
-
lelah
dalam
melakukan
Menganjurkan pasien minum aktifitas
sesuai anjuran dokter -
untuk S : Pasien mengatakan cepat
O : Pasien tampak lelah
Memberi pengetahuan kepada A : masalah belum teratasi
pasien
tentang
kelelahan
yang P : intervensi dilanjutkan.
dialaminya
Universitas Sumatera Utara
Hari
/ Implementasi keperawatan
Evaluasi
tanggal Kamis/
-
Memberitahu tentang pola S : Klien mengatakan nafsu
05 juni
makan hidup sehat pada
makan meningkat mual
2014
pasien
dan
-
Menanyakan
penyebab
makan
hilangnya nafsu makan pada
makan.
pasien -
sebelum
dan
sesudah
O : Klien tampak lesu, porsi
Memberikan kepada
motivasi
makan sudah habis lebih
tentang
dari ½ porsi diet, berat
klien
kebutuhan nutrisinya -
muntah
badan 41 kg, BAB 2x/
Mengajarkan pasien makan A : Masalah sebagian teratasi. dalam jumlah sedikit tetapi
- Nafsu
sering
makan
pasien
meningkta. - Klien masih tampak lesu P : Intervensi dilanjutkan
Kamis/
-
Menganjurkan pasien untuk S : Pasien mengatakan cepat istirahat
05 juni
lelah
dalam
melakukan
aktifitas
2014 -
Menganjurkan
pasien
minum sesuai anjuran -
Memberi kepada
pengetahuan pasien
tentang
O : lelah pada pasien tampak sedikit bekurang A : masalah belum teratasi P : intervensi dilanjutkan
kelelahan yang dialaminya
Universitas Sumatera Utara