BAB II PENGELOLAAN KASUS
A. Konsep Dasar Personal Hygiene 1.
Pengertian Personal Hygiene Personal hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk
mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis (Alimul, 2006). Personal hygiene adalah perawatan diri dimana individu mempertahankan kesehatannya, dan dipengaruhi oleh nilai serta keterampilan (Mosby, 1994 dalam Pratiwi, 2008). Menurut Mubarak (2008), Personal hygiene adalah upaya seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya untuk memperoleh kesejahteraan fisik dan psikologis. Pemenuhan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan kebutuhan personal hygiene juga diperlukan baik pada orang sehat maupun pada orang sakit (Tarwoto, 2004). Praktik personal hygiene bertujuan untuk peningkatan kesehatan dimana kulit merupakan garis tubuh pertama dari pertahanan melawan infeksi.dan menambah tingkat kesembuhan pasien (Potter & Perry, 2005).
1.1 Jenis-Jenis Personal Hygiene dan Manfaatnya Pemeliharaan personal hygiene berarti tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikisnya. Seseorang dikatakan memiliki personal hygiene baik apabila, orang tersebut dapat menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit, gigi dan mulut, rambut, mata, hidung, dan telinga, kaki dan kuku, genitalia, serta kebersihan dan kerapihan pakaiannya (Tarwoto & Wartonah, 2006). Menurut Potter dan Perry (2005), macam-macam personal hygiene dan tujuannya adalah: a. Perawatan kulit Kulit merupakan organ aktif yang berfungsi sebagai pelindung dari berbagai kuman atau trauma, sekresi, eksresi, pengatur temperature, dan sensasi, sehingga diperlukan perawatan yang adekuat dalam mempertahankan fungsinya.
Kulit
memiliki 3 lapisan utama yaitu epidermis, dermis, dan subkutan. Ketika pasien tidak mampu atau melakukan perawatan kulit pribadi maka perawat memberikan bantuan atau mengajarkan keluarga bagaimana melaksanakan personal hygiene. Seorang pasien yang tidak mampu bergerak bebas karena penyakit akan beresiko terjadinya kerusakan kulit. Bagian badan yang tergantung dan terpapar tekanan dari dasar 4 Universitas Sumatera Utara
5 permukaan tubuh (misalnya, matrasi gips) tubuh atau lapisan linen yang berkerut), akan mengurangi sirkulasi pada bagian tubuh yang terkena sehingga dapat menyebabkan dekubitus. Pelembab pada permukaan kulit merupakan media pertumbuhan bakteri dan menyebabkan iritasi lokal, menghaluskan sel epidermis, dan dapat menyebabkan maserasi kulit. Keringat, urine, material fekal berair, dan drainase luka dapat mengakumulasikan pada permukaan infeksi. Pasien yang menggunakan beberapa jenis alat eksternal pada kulit seperti gips, baju pengikat, pembalut, balutan, dan jaket ortopedik dapat menimbulkan tekanan atau friksi terhadap permukaan kulit sehinggga menyebabkan kerusakan kulit. Tujuan perawatan kulit adalah pasien akan memiliki kulit yang utuh, bebas bau badan, pasien dapat mempertahankan rentang gerak, merasa nyaman dan sejahtera, serta dapat berpartisifasi dan memahami metode perawatan kulit. b. Hygiene mulut Pasien immobilisasi terlalu lemah untuk melakukan perawatan mulut, sebagai akibatnya mulut menjadi terlalu kering atau teriritasi dan menimbulkan bau tidak enak. Masalah ini dapat meningkat akibat penyakit atau medikasi yang digunakan pasien. Perawatan mulut harus dilakukan setiap hari dan bergantung terhadap keadaan mulut pasien. Gigi dan mulut merupakan bagian penting yang harus dipertahankan kebersihannya sebab melalui organ ini berbagai kuman dapat masuk. Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, gusi, dan bibir, menggosok membersihkan gigi dari partikel-partikel makanan, plak, bakteri, memasase gusi, dan mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman Beberapa penyakit yang mungkin muncul akibat perawatan gigi dan mulut yang buruk adalah karies, gingivitis (radang gusi), dan sariawan. Hygiene mulut yang baik memberikan rasa sehat dan selanjutnya menstimulasi nafsu makan. Tujuan perawatan hygiene mulut pasien adalah pasien akan memiliki mukosa mulut utuh yang terhidrasi baik serta untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui mulut (misalnya tifus, hepatitis), mencegah penyakit mulut dan gigi, meningkatkan daya tahan tubuh, mencapai rasa nyaman, memahami praktik hygiene mulut dan mampu melakukan sendiri perawatan hygiene mulut dengan benar. c. Perawatan mata, hidung, dan telinga Perhatian khusus diberikan untuk membersihkan mata, hidung, dan telinga selama pasien mandi. Secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan
Universitas Sumatera Utara
6 untuk mata karena secara terus-menerus dibersihkan oleh air mata, kelopak mata dan bulu mata mencegah masuknya partikel asing kedalam mata. Normalnya, telinga tidak terlalu memerlukan pembersihan. Namun, pasien dengan serumen yang terlalu banyak telinganya perlu dibersihkan baik mandiri pasien atau dilakukan oeh perawat dan keluarga. Hygiene telinga mempunyai implikasi untuk ketajaman pendengaran. Bila benda asing berkumpul pada kanal telinga luar, maka akan mengganggu konduksi suara. Hidung berfungsi sebagai indera penciuman, memantau temperature dan kelembapan udara yang dihirup, serta mencegah masuknya partikel asing ke dalam sistem pernapasan. Pasien yang memiliki keterbatasan mobilisasi memerlukan bantuan perawat. d. Perawatan rambut Penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung dari cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau ketidakmampuan mencegah seseorang untuk memelihara perawatan rambut sehari-sehari. Menyikat, menyisir dan bersampo adalah cara-cara dasar hygienis perawatan rambut, distribusi pola rambut dapat menjadi indikator status kesehatan umum, tertentu atau obat obatan dapat mempengaruhi karakteristik rambut. Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi serta pengatur suhu, melalui rambut perubahan status kesehatan diri dapat diidentifikasi. Penyakit atau ketidakmampuan menjadikan pasien tidak dapat memelihara perawatan rambut sehari-hari. Pasien immobilisasi rambutnya cenderung terlihat kusut. Menyikat, menyisir, dan bersampo merupakan dasar hygiene rambut untuk semua pasien. Pasien juga harus diizinkan bercukur bila kondisi mengizinkan. Pasien yang mampu melakukan perawatan diri harus dimotivasi untuk memelihara perawatan rambut sehari-hari. Sedangkan pada pasien yang memiliki keterbatasan mobilisasi memerlukan bantuan perawat atau keluarga pasien dalam melakukan hygiene rambut. Tujuan perawatan rambut adalah pasien akan memiliki rambut dan kulit kepala yang bersih dan sehat, pasien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri, dan pasien dapat berpartisipasi dalam melakukan praktik perawatan rambut. e. Perawatan kaki dan kuku Kaki dan kuku seringkali memerlukan perhatian khusus untuk mencegah infeksi, bau, dan cedera pada jaringan. Tetapi seringkali orang tidak sadar akan masalah kaki dan kuku sampai terjadi nyeri atau ketidaknyamanan. Menjaga
Universitas Sumatera Utara
7 kebersihan kuku penting dalam mempertahankan Personal hygiene karena berbagai kuman dapat masuk kedalam tubuh melalui kuku. Oleh sebab itu, kuku seharusnya tetap dalam keadaan sehat dan bersih. Perawatan dapat digabungkan selama mandi atau pada waktu yang terpisah. Tujuan perawatan kaki dan kuku adalah pasien akan memiliki kulit utuh dan permukaan kulit yang lembut, pasien merasa nyaman dan bersih, pasien akan memahami dan melakukan metode perawatan kaki dan kuku dengan benar.
2.
Asuhan Keperawatan pada masalah Personal Hygiene
2.1 Pengkajian Tahap pengkajian dalam proses keperawatan merupakan proses dinamis yang terorganisasi dan, meliputi tiga aktivitas dasar yaitu, mengumpulkan data secara sistematis, memilah dan mengatur kembali data dan mendokumentasikan data (Tarwoto & Wartonah, 2006).
2.1.1 a.
Faktor yang Berhubungan
Citra tubuh (Body Image) Penampilan umum pasien dapat menggambarkan pentingnya Personal hygiene pada orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Personal hygiene yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh individu (Stuart & Sudeen, 1999 dalam setiadi, 2005). Body image seseorang berpengaruhi dalam pemenuhan personal hygiene karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya (Departemen kesehatan RI/Depkes RI, 2000)
b.
Praktik sosial Kelompok-kelompok sosial wadah seorang pasien berhubungan dapat mempengaruhi bagaimana pasien dalam pelaksanaan praktik personal hygiene. Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene (Depkes RI, 2000).
c.
Status sosial ekonomi Menurut Friedman (1998) dalam Pratiwi (2008), pendapatan keluarga akan mempengaruhi kemampuan keluarga untuk menyediakan fasilitas dan kebutuhankebutuhan yang diperlukan untuk menunjang hidup dan kelangsungan hidup keluarga. Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkatan praktik personal
Universitas Sumatera Utara
8 hygiene. Untuk melakukan Personal hygiene yang baik dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, seperti kamar mandi, peralatan mandi, serta perlengkapan mandi yang cukup (mis. sabun, sikat gigi, sampo, dan lain-lain) (Depkes RI, 2000). d.
Pengetahuan Pengetahuan tentang personal hygiene sangat penting, karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan dan pengetahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan akan mempengaruhi praktik hygiene (Depkes RI, 2000). Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup, pasien juga harus termotivasi untuk memelihara personal hygiene sebab individu dengan pengetahuan tentang pentingnya personal hygiene dan memiliki motivasi akan selalu menjaga kebersihan dirinya untuk mencegah diri dari keadaan sakit (Notoatmodjo, 1998 dalam Pratiwi, 2008).
e.
Kebudayaan Kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi kemampuan perawatan personal hygiene sebab seseorang dari latar belakang kebudayaan yang berbeda akan mengikuti praktik perawatan personal hygiene yang berbeda (Depkes RI, 2000). Dalam merawat pasien dengan praktik higiene yang berbeda, perawat menghindari pembuat keputusan atau mencoba untuk menentukan standar kebersihannya (Potter & Perry, 2005).
f.
Kebiasaan dan kondisi fisik seseorang Menurut Potter & Perry (2005), setiap pasien memiliki keinginan akan pilihan untuk mandi, bercukur, dan melakukan perawatan rambut. Orang yang menderita penyakit tertentu atau yang menjalani operasi seringkali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk melakukan personal hygiene. Seorang pasien yang menggunakan gips pada tangannya atau menggunakan traksi membutuhkan bantuan untuk mandi yang lengkap. Kondisi jantung, neurologis, paru-paru, dan metabolik yang serius dapat melemahkan atau menjadikan pasien tidak mampu dan memerlukan perawatan personal hygiene total.
2.1.2 Pemeriksaan Fisik Menurut Tarwotoh dan Wartonah (2006), pemeriksaan fisik yang perlu dilakukan pada masalah personal hygiene adalah: 1. Rambut a. Keadaan kesuburan rambut b. Keadaan rambut yang mudah rontok
Universitas Sumatera Utara
9 c. Keadaan rambut yang kusam d. Keadaan tekstur 2. Kepala a.
Botak atau alopesia
b. Ketombe c.
Berkutu
d. Adakah eritema e.
Kebersihan
3. Mata a.
Apakah sclera ikterika
b. Apakah konjugtiva pucat c.
Kebersihan mata
d. Apakah gatal atau mata merah 4. Hidung a.
Adakah pilek
b.
Adakah alergi
c.
Adakah perdarahan
d.
Adakah perubahan penciuman
e.
Kebersihan hidung
f.
Bagaimana membrane mukosa
g.
Adakah septum deviasi
5. Mulut a.
Keadaan mukosa mulut
b.
Kelembapannya
c.
Adakah lesi
d.
Kebersihan
6. Gigi a.
Adakah karang gigi
b.
Kelengkapan gigi
c.
Pertumbuhan
d.
Kebersihan
7. Telinga a.
Adakah kotoran
b.
Adakah lesi
Universitas Sumatera Utara
10 c.
Bagaimana bentuk telinga
d.
Adakah infeksi
8. Kulit a.
Kebersihan
b.
Adakah lesi
c.
Keadaan turgor kulit
d.
Temperature
e.
Teksturnya
f.
Pertumbuhan bulu
9. Kuku tangan dan kaki a.
Bentuknya bagaimana
b.
Warnanya
c.
Adakah lesi
d.
Pertumbuhannya.
10. Genetalia a.
Kebersihan
b.
Pertumbuhan rambut pubis
c.
Keadaan kulit
d.
Keadaan lubang uretra
e.
Keadaan skrotum, testis pada pria
f.
Cairan yang dikeluarkan
11. Tubuh secara umum a.
Kebersihan
b.
Normal
c.
Keadaan postur tubuh
2.2 Analisa Data Analisa data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah serta kebutuhan keperawatan dan kesehatan lainnya.
Pengumpulan data merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari
informasi yang terkumpul didapatkan data dasar dan data fokus.
Data dasar adalah
kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan klien, kemampuan klien mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan
Universitas Sumatera Utara
11 lainnya.
Data fokus adalah tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap
kesehatan dan masalah kesehatanya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap klien. Data dasar akan digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah pasien. Pengumpulan data dimulai sejak pasien masuk rumah sakit (Intial assessment), selama klien dirawat secara terus menerus (Ongoing assasment) serta pengkajian ulang untuk menambah/ melengkapi data (re-assesment) (Sigit, 2010).
2.2.1 Tipe Data 1.
Data Subjektif Menurut Sigit (2010), data subjektif adalah yang didapatkan dari klien sebagai
suatu pendapat terhadap suatusituasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat, mencakup persepsi, perasaan, ide klien terhadap status kesehatan lainnya. 2.
Data Objektif Data objektif adalah data yang didapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh
menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, sentuh/raba) selama pemeriksaan fisik, kemudian mengkaji batasan karakteristik dan faktor yang berhubungan (Wilkinson, 2013)
2.3 Rumusan Masalah Rumusan masalah ini bertujuan untuk mendiskripsikan masalah apa yang akan dicapai. Masalah keperawatan yang akan dicapai dilihat berdasarakan teori kebutuhan dasar dan hasil pengkajian kasus klien. Pada kasus teori kebutuhan dasar yang dibahas adalah kebutuhan dasar personal hygiene. Masalah keperawatan yang sering muncul pada kebutuhan dasar tersebut dijelaskan dengan menggunakan skema yakni sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
12
Universitas Sumatera Utara
13
Universitas Sumatera Utara
14
Universitas Sumatera Utara
15 2.4 Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Kebutuhan Dasar Menurut Fortinash dan Holoday-Worret (2000), diagnosa keperawatan berdasarkan NANDA (2012), yang mungkin muncul, yakni: 1. Hambatan komunikasi verbal 2. Keputusasaan 3. Konstipasi 4. Koping defensif 5. Ketidakefektifan koping individu 6. Ketidakberdayaan 7. Defisiensi pengetahuan 8. Ketidakseimbangan nutrisi 9. Defisit perawatan diri : mandi 10. Defisit perawatan diri : berpakaian 11. Defisit perawatan diri : makan 12. Distress spiritual 13. Risiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri 14. Risiko perilaku kekerasan terhadap orang lain 15. Disfungsi seksual Pada masalah kebutuhan dasar personal hygiene diagnosa keperawatan yang mungkin muncul menurut Potter dan Perry (2005) dalam adalah sebagai berikut: 1. Resiko kerusakan integritas kulit 2. Kerusakan integritas kulit 3. Perubahan perfusi jaringan perifer 4. Defisit perawatan diri : mandi 5. Kerusakan integritas jaringan 6. Nyeri 7. Resiko infeksi 8. Defisiensi pengetahuan perawatan kaki dan kuku 9. Perubahan membrane mukosa mulut 10. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh 11. Defesiensi pengetahuan tentang hygiene oral 12. Gangguan citra tubuh 13. Defesit perawatan diri : eliminasi 14. Defisit perawatan diri : makan
Universitas Sumatera Utara
16 2.5 Perencanaan Rencana asuhan keperawatan adalah petunjuk tertulis yang menggambarkan secara tepat mengenai rencana tindakan yang dilakukan terhadap klien sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan diagnosis keperawatan.
2.5.1
Kriteria Hasil
Hasil (NOC) yang mungkin diharapkan dengan indikator 5 pada setiap hasil berdasarkan prioritas masalah keperawatan yang telah dipilih melalui analisa data yaitu: Perawatan diri: aktivitas kehidupan
kemampuan untuk melakukan tugas fisik
sehari-hari (AKS)
paling dasar dan aktivitas perawatan pribadi secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu
Perawatan diri: mandi
kemampuan untuk membersihkan tubuh sendiri secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu.
Perawatan diri: hygiene
kemampuan
untuk
mempertahankan
kebersihan pribadi dan penampilan yang rapi secara mandiri atau dengan alat bantu. Perawatan diri: hygiene oral
kemampuan untuk merawat mulut dan gigi secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu
Perawatan diri: berpakaian
kemampuan untuk mengenakan pakaian sendiri secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu
Perawatan diri: Makan
kemampuan
untuk
menyiapkan
dan
memakan makanan dan cairan secara mandiri dengn atau tanpa alat bantu. Perawatan diri: eliminasi
kemampuan untuk melakukan aktivitas eliminasi secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu
Sumber: Maas, 2004.
Universitas Sumatera Utara
17 2.5.2 Intervensi Rencana tindakan (NIC) yang mungkin akan dilakukan berdasarkan prioritas masalah keperawatan yang telah dipilih melalui analisa data yaitu: Mandi
Membersihkan tubuh yang berguna untuk relaksasi, kebersihan, dan penyembuhan
Perawatan kesehatan mulut
Pemeliharaan dan promosi hygiene oral dan kesehatan gigi untuk pasien berisiko mengalami lesi mulut atau gigi.
Bantuan perawatan diri, mandi/hygiene
Membantu
pasien
untuk
melakukan
hygiene pribadi Berpakaian
Memilihkan, mengenakan pakaian untuk orang yang tidak dapat melakukannya sendiri
Perawatan rambut
Adanya peningkatan penampilan rambut yang rapi, bersih dan menarik
Bantuan perawatan diri:
Membantu pasien dalam berpakaian dan
berpakaian/berhias
berhias
Makan
Member asupan nutrisi untuk pasien yang tidak mampu makan sendiri.
Bantuan perawatan diri : makan
Membantu individu untuk makan
Konseling nutrisi
Penggunaan yang
proses
berfokus
bantuan kepada
interaktif kebutuhan
modifikasi diet. Pemantauan nutrisi
Pengumpulan dan
analisis data pasien
untuk
dan
mencegah
meminimalkan
masalah gizi Manajemen defekasi
Penetapan dan pemeliharaan pola eliminasi fekal yang teratur
Manajemen lingkungan
Modifikasi lingkungan untuk
keperluan
sekitar pasien
terapeutik,
stimulasi
sensorik, dan kesejahteraan psikologis Bantuan perawatan diri: eliminasi
Membantu individu untuk eliminasi
Sumber : Dochterman, 2008.
Universitas Sumatera Utara
18 B. Asuhan Keperawatan Kasus Pengkajian dalam laporan karya tulis ilmiah ini menggunakan format yang telah ditentukan seperti berikut ini.
FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DR.PIRNGADI MEDAN
I.
BIODATA INDENTITAS PASIEN
II.
Nama
: Ny. O
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 60 tahun
Status Perkawaninan
: Belum Menikah
Agama
: Kristen Katolik
Pendidikan
: SLTA
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat
: Teluk GONG Jl. D .GG. F/8
Tanggal Masuk RS
: 17/05/2014
No. Register
: 00.92.60.44
Ruangan/Kamar
: RRG
Golongan Darah
:-
Tanggal Pengkajian
: 02 Juni 2014
Tanggal Operasi
:-
Diagnosa Keperawatan
: Gangguan Afek Bipolar
KELUHAN UTAMA Ny.O dibawa ke rumah sakit dengan keadaan depresi berat dan ada luka tusukan dibagian dada karena pencobaan bunuh diri yang pertama kali dilakukan dirumah klien.
III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU A. Penyakit yang pernah dialami Klien mengatakan belum pernah mengalami penyakit serius sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
19 B. Pengobatan /tindakan yang dilakukan : Klien tidak pernah mendapatkan tindakan pengobatan. C. Pernah dirawat/dioperasi Klien pernah mengalami kecelakaan yang mengakibatkan luka ringan. D. Lama dirawat Klien dirawat selama 2 hari di rumah sakit. E. Alergi Klien alergi makanan seafood seperti udang dan kerang.
IV.
RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A. Orang Tua Kedua orang tua klien meninggal karena penyakit hipertensi dan Diabetes Millietus/ DM B. Saudara Kandung Klien mempunyai saudara kandung yang juga menderita penyakit DM. C. Penyakit keturunan yang ada Keluarga klien mempunyai penyakit keturunan DM D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa Tidak ada anggota keluarga klien yang mengalami gangguan jiwa. E. Anggota keluarga yang meninggal Tidak ada anggota keluarga yang sudah meninggal F. Penyebab meninggal Tidak ada
V.
RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL A. Persepsi tentang penyakitnya Klien mengatakan bahwa penyakitnya dapat segera disembuhkan, jika terus melakukan pengobatan dirumah sakit. B. Konsep diri −
Gambaran diri : Klien merasa malu karena fungsi tubuh kaki kanannya yang melemah hanya menyusahkan orang lain.
Universitas Sumatera Utara
20 −
Ideal diri
:
Klien berprilaku baik terhadap orang lain dan tidak ingin lagi mengakhiri hidupnya. −
Harga diri
:
Klien mengatakan apa yang menjadi haknya harus kembali padanya dan orang yang menipu dirinya mendapatkan hukuman. −
Peran diri
:
Klien berharap dapat kembali berkerja dan berguna bagi masyarakat. −
Identitas diri
:
Klien menyadari keputusan mengakhiri hidup itu adalah salah dan ingin menjalani kehidupannya dengan baik. C. Keadaan emosi
:
Labil, klien terkadang merasa senang, kadang juga merasa sedih. D. Hubungan sosial: −
Orang yang berarti: Orangtua klien
−
Hubungan dengan keluarga: kurang baik, karena klien mengatakan sudah ditipu oleh keluarganya sendiri yaitu adik kandunngnya.
−
Hubungan dalam berhubungan dengan orang lain: Cukup baik, karena klien mau berinteraksi dengan orang di ruangan klien dirawat.
E. Spritual −
Nilai dan keyakinan: klien menganut agama Kristen Katolik
−
Kegiatan ibadah: selama dirawat dirumah sakit klien tidak pernah beribadah karena ketidakmampuan fisik klien
VI.
STATUS MENTAL −
Tingkat kesadaran
: Compos mentis, pasien dalam keadaan sadar ketika di beri pertanyaan
−
Penampilan
: Tidak rapi, klien berpenampilan acak-acakan
−
Alam perasaan
: Lesu, saat diajak berbicara klien tampak lemah dan putus asa
−
Pembicaraan
: Cepat, klien menjawab pertanyaan dengan cepat sehingga apa yang klien ucapkan kadang tidak jelas.
Universitas Sumatera Utara
21 −
Afek
: Labil, klien tampak sedih, tetapi kadang senang.
−
Interaksi selama wawancara
: Mudah tersingung, klien mudah sedih ketika diingatkan masalah lalunya.
−
Proses piker
: Flight of ideas, klien sering tidak mau melanjutkan dibahas,
pembicaraan dan
yang
langsung
masih
membuka
pembicaraan yang baru. −
Isi piker
: obsesi, klien selalu berkeinginan untuk menemui adiknya.
VII. PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan umum Klien sulit untuk mengerakkan kakinya sehingga hanya dapat terbaring di tempat tidur dan tidak dapat melakukan aktivitas apapun tanpa bantuan orang lain. B. Tanda-tanda Vital −
Suhu tubuh
: 36,5 0C
−
Tekanan darah
: 130/90 mmHg
−
Nadi
: 74x/i
−
Pernafasan
: 14x/i
−
TB
: 150 cm
−
BB
: 60 kg
C. Pemeriksaan Head to Toe Kepala −
Bentuk
: Simetris,
−
Kulit kepala
: kurang bersih, ditemukan banyak ketombe
Rambut −
Penyebaran dan keadaan rambut
: penyebaran
rambut
subur,
mudah rontok, rambut kusam −
Bau
: berbau apek
−
Warna rambut
: warna rambut putih
Universitas Sumatera Utara
22 Wajah −
Warna kulit
: putih
−
Struktur wajah
: struktur wajah bulat
Mata −
Kelengkapan dan kesimetrisan
: kedua
mata
lengkap
dan
simetris −
Konjungtiva dan sclera
: konjungtiva tidak anemis, sclera bewarna putih dan tidak ikterik
−
Pupil
: tidak dilakukan pemeriksaan
−
Cornea dan iris
: tidak dilakukan pemeriksaan
−
Visus
: tidak dilakukan pemeriksaan
−
Tekanan bola mata
: tidak ada
Hidung −
Tulang hidung dan posisi septum nasi : tulang hidung dan septum nasi berada dalam posisi normal
−
Lubang hidung
: tidak
ada
perdarahan,
kebersihan kurang baik −
Cuping hidung
: tidak ada
Telinga −
Bentuk telinga
: normal dan simetris
−
Ukuran telinga
: ukuran
telinga
dalam
batas
normal −
Lubang telinga
: ada kotoran, tidak ada infeksi
−
Ketajaman pendengaran
: tidak dilakukan pemeriksaan
Mulut dan Faring −
Keadaan bibir
: mukosa bibir kering,
−
Keadaan gusi dan gigi
: menggunakan gigi palsu, tidak ada perdarahan pada gusi
−
Keadaan lidah
: tidak ada lesi dan perdarahan pada lidah
−
Orofaring
: tidak ada peradangan
Universitas Sumatera Utara
23 Leher −
Posisi trachea
: dalam posisi normal
−
Thyroid
: tidak ada pembesaran thyroid
−
Suara
: klien dapat berbicara dengan jelas
−
Kelenjar limfe
: tidak ada pembesaran kelenjar
−
Vena jugularis
: tidak ada pembesaran
vena
jugularis −
Denyut nadi karotis
: denyut nadi teraba
Pemeriksaan integumen −
Kebersihan
: kurang bersih, kulit kotor
−
Kehangatan
: kulit hangat
−
Warna
: putih
−
Turgor
: kulit kembali cepat
−
Kelembaban
: lembab
−
Kelainan pada kulit
: lecet pada kaki, pungung.
Pemeriksaan payudara dan ketiak −
Ukuran dan bentuk
: normal
−
Warna payudara dan areola
: putih kemerahan, areola cokelat
−
Kondisi payudara dan putting
: benjolan
tidak
ada,
putting
bewarna cokelat Pemeriksaan thoraks/dada −
Inspeksi thoraks
: dada simetris
−
Pernafasan (frekuensi, irama)
: 14x/i, irama normal
−
Tanda kesulitan bernafas
: tidak ditemukan kesulitan
Pemeriksaan paru −
Palpasi getaran suara
: getaran suara sama
−
Perkusi
: bunyi resonan
−
Auskultasi
: vesikular
Pemeriksaan Abdomen −
Inspeksi
: tidak ada benjolan, dan tidak ada distensi pada abdomen
−
Auskultasi
: peristaltik 5x/i
Universitas Sumatera Utara
24 −
Palpasi
: nyeri tekan tidak dirasakan oleh klien.
Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya −
Genetalia
: rambut pubis sedikit, kebersihan kurang baik,
−
Anus dan perineum
: tidak
dilakukan
pemeriksaan
karena kelemahan fisik klien
Pemeriksaan muskuloskletal/ekstremitas Fungsi motorik
: pada eksteremitas bawah kekuatan otot: 1 dimana otot klien tidak dapat berpindah tetapi kontraksi otot dapat dirasakan. Pada ektremitas atas kekuatan otot : 3 dimana otot klien dapat bergerak secara bebas dan hanya dapat melawan gravitasi
Fungsi sensorik
: Klien dapat mengindentifikasi sentuhan tes tajam , tumpul, panas, dingin, getaran.
VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI I.
Pola makan dan minum −
Frekuensi makan/hari
: 3x/hari
−
Nafsu/ selera makan
: baik, klien memakan habis porsi makanannya.
−
Nyeri ulu hati
: tidak ada
−
Alergi
: seafood seperti udang dan kerang
−
Mual dan muntah
: tidak ada
−
Tampak makan memisahkan diri
: klien makan bersama dengan teman sekamarnya
−
Waktu pemberian makan
: pagi pukul 07.00 wib, siang pukul 12.00 wib, malam pukul 18.00 wib
−
Jumlah dan jenis makanan
: 1 porsi jenis makanan nasi
−
Waktu pemberian minum
: sesering mungkin
−
Masalah makan dan minum
: tidak ada masalah
Universitas Sumatera Utara
25 II. Perawatan diri/Personal Hygiene −
Kebersihan tubuh
: kurang bersih, kotor
−
Kebersihan gigi dan mulut
: mulut berbau, gigi kotor, ada caries pada gigi
−
Kebersihan kuku kaki dan tangan : kuku panjang dan kotor
III. Pola kegiatan/aktivitas −
Uraian aktivitas klien pasien untuk mandi makan,eliminasi,ganti pakaian dilakukan secara mandiri,sebagian, atau total : Klien melakukan aktivitas makan secara sebagian dikarenakan klien tidak mampu untuk mengambil makanannya sendiri, untuk aktivitas eliminasi urine klien menggunakan kateter urine dan eliminasi fekal dibantu secara total, aktivitas mandi dilakukan secara total dikarenakan klien sama sekali tidak mampu untuk mengakses kamar mandi ganti pakaian dilakukan klien secara sebagian dengan bantuan orang lain.
−
Uraikan aktivitas ibadah pasien selama dirawat/sakit : Selama dirawat dirumah sakit klien tidak pernah melakukan kegiatan ibadah
IV. Pola eliminasi 1.
2.
BAB −
Pola BAB
: 1x/hari
−
Karakter feses
: tidak dilakukan pemeriksaan
−
Riwayat pendarahan
: tidak ada perdarahan
−
BAB terakhir
: sehari yang lalu
−
Diare
: tidak pernah
−
Penggunaan laksatif
: tidak ada
BAK −
Pola BAK
−
Karakter urine
−
Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : tidak ada
: warna urine kuning pekat
V. Mekanisme koping Adaptif
: bicara dengan orang lain
Universitas Sumatera Utara
26
2.
Analisa Data
No. 1.
Data DS: sulit
klien
Keperawatan
mengatakan Gangguan Muskuloskletal Defisit perawatan diri :
untuk
sehingga
Masalah
Penyebab
berjalan
hanya
dapat
terbaring ditempat tidur
Mandi Pada eksteremitas bawah kekuatan otot: 1 dimana otot klien tidak dapat
DO: − kebersihan
tubuh: berpindah tetapi kontraksi otot dapat dirasakan. Pada
kurang baik − kuku
kaki
dan
otot: 3 dimana otot klien
tangan panjang − mulut:
ektremitas atas kekuatan
mukosa
dapat bergerak secara bebas dan hanya dapat
kering, berbau − gigi : kotor
melawan gravitasi
− Rambut : berbau, ketombe (+) − Kulit : ada lecet pada
punggung,
dan
gatal-gatal
Ketidakmampuan mengakses kamar mandi
pada kaki. − Fungsi motorik/kekuatan otot
:
pada
eksteremitas bawah kekuatan
otot:
1
dimana otot klien tidak
dapat
berpindah
tetapi
kontraksi otot dapat dirasakan.
Pada
Universitas Sumatera Utara
27 ektremitas
kekuatan
atas
otot:
3
dimana otot klien dapat
bergerak
secara bebas dan hanya
dapat
melawan gravitasi
2
DS:
klien
mengatakan Gangguan Muskuloskletal Defisit perawatan diri:
tidak mampu mengambil
makan
makanannya sendiri.
Pada eksteremitas bawah
DO:
kekuatan otot: 1 dimana
−
otot klien tidak dapat
Fungsi
berpindah tetapi kontraksi
motorik/kekuatan otot
pada otot dapat dirasakan. Pada
:
eksteremitas bawah
ektremitas atas kekuatan
kekuatan
otot: 3 dimana otot klien
otot:
1
dimana otot klien
dapat bergerak secara
tidak
dapat
bebas dan hanya dapat
berpindah
tetapi
melawan gravitasi
kontraksi otot dapat dirasakan.
Pada
ektremitas
atas
kekuatan
otot:
3
Ketidakmampuan mengambil makanan
dimana otot klien dapat
bergerak
secara bebas dan hanya. − Klien
tampak
lemah dan hanya dapat
terbaring
ditempat tidur
Universitas Sumatera Utara
28 3
DS:
klien mengatakan Gangguan Muskuloskletal Defisit perawatan diri:
tidak dapat mengenakan pakaian
tanpa
bantuan
orang lain
berpakaian Pada eksteremitas bawah kekuatan otot: 1 dimana otot klien tidak dapat
DO :
− Klien tampak tidak berpindah tetapi kontraksi otot dapat dirasakan. Pada
rapi − Rambut klien aca-
ektremitas atas kekuatan otot: 3 dimana otot klien
acakan − Klien tidak mampu
dapat bergerak secara
mengambil pakaian
bebas dan hanya dapat melawan gravitasi
sendiri − Fungsi motorik/kekuatan otot
:
pada
eksteremitas bawah kekuatan
otot:
1
Ketidakmampuan mengenakan atribut pakaian
dimana otot klien tidak
dapat
berpindah
tetapi
kontraksi otot dapat dirasakan.
Pada
ektremitas
atas
kekuatan
otot:
3
dimana otot klien dapat
bergerak
secara bebas dan hanya. − Klien
tampak
lemah dan hanya dapat
terbaring
ditempat tidur
Universitas Sumatera Utara
29 4.
DS:
klien
mengatakan Gangguan Muskuloskletal Defisit perawatan diri:
tidak mampu berpindah
eliminasi
ke kamar mandi untuk
Pada eksteremitas bawah
melakukan eliminasi
kekuatan otot: 1 dimana otot klien tidak dapat
DO: − Fungsi
berpindah tetapi kontraksi otot dapat dirasakan. Pada
motorik/kekuatan pada
ektremitas atas kekuatan
eksteremitas bawah
otot: 3 dimana otot klien
otot
:
1
dapat bergerak secara
dimana otot klien
bebas dan hanya dapat
kekuatan
otot:
tidak
dapat
berpindah
tetapi
kontraksi otot dapat
melawan gravitasi
Ketidakmampuan naik
dirasakan.
Pada
ketoilet, melakukan
ektremitas
atas
hygiene eliminasi yang
kekuatan
otot:
3
tepat
dimana otot klien dapat
bergerak
secara bebas dan hanya. − Klien
tampak
lemah dan hanya dapat
terbaring
ditempat tidur − Klien tidak mampu membersihkan diri setelah melakukan eliminasi
tanpa
bantuan orang lain
Universitas Sumatera Utara
30 DS:
5.
sulit
klien
mengatakan
untuk
sehingga
Imobilisasi Fisik
berjalan
hanya
Kerusakan
integritas
kulit
dapat
terbaring ditempat tidur
Penekanan tubuh yang terlalu lama
DO: − Terdapat luka lecet pada lapisan kulit (epidermis)
yang
terkelupas
pada
bagian punggung.
Kerusakan pada permukaan kulit
− Warna kulit yang
(epidermis)
terkelupas bewarna merah. − Kehangatan
kulit
normal − Tekstur kulit kasar
3.
4.
Masalah Keperawatan a.
Defisit perawatan diri: mandi
b.
Defisit perawatan diri: berpakaian
c.
Defisit perawatan diri: eliminasi
d.
Defisit perawatan diri: makan
e.
Kerusakan integritas kulit
Diagnosa Keperawatan 1.
Defisit perawatan diri: mandi b/d gangguan muskuloskletal d/d pada ekstremitas bawah kekuatan otot: 1 dimana otot klien tidak dapat berpindah tetapi kontraksi otot dapat dirasakan, pada ektremitas atas kekuatan otot 3 dimana otot klien dapat bergerak secara bebas dan hanya dapat melawan gravitasi, klien tidak mampu untuk mandi sendiri,
Universitas Sumatera Utara
31 2.
Defisit perawatan diri: berpakaian b/d gangguan muskuloskletal d/d pada eksteremitas bawah kekuatan otot: 1 dimana otot klien tidak dapat berpindah tetapi kontraksi otot dapat dirasakan, pada ektremitas atas kekuatan otot 3 dimana otot klien dapat bergerak secara bebas dan hanya dapat melawan gravitasi , klien
1.
Defisit perawatan diri : eliminasi b/d gangguan muskuloskletal d/d pada eksteremitas bawah kekuatan otot: 1 dimana otot klien tidak dapat berpindah tetapi kontraksi otot dapat dirasakan, pada ektremitas atas kekuatan otot 3 dimana otot klien dapat bergerak secara bebas dan hanya dapat melawan gravitasi , ktidak mampu berpindah ke toilet
2.
Defisit perawatan diri : makan b/d gangguan muskuloskletal d/d pada eksteremitas bawah kekuatan otot: 1 dimana otot klien tidak dapat berpindah tetapi kontraksi otot dapat dirasakan, pada ektremitas atas kekuatan otot 3 dimana otot klien dapat bergerak secara bebas dan hanya dapat melawan gravitasi , klien tidak mampu makan sendiri.
3. Kerusakan integritas kulit b/d imbobilisasi fisik d/d adanya luka lecet dan kulit terkelupas pada lapisan kulit (epidermis) di bagian punggung.
Universitas Sumatera Utara
32
5. Perencanaan Hari/
No.
Tanggal
Dx
Selasa
1
03-06-2014
Perencanaan keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Tujun dan Kriteria Hasil : Dalam 1x8 jam klien akan mampu mendemonstrasikan Mobilitas dengan indikator 2 pada kriteria hasil: •
Klien akan mampu melakukan pergerakan otot dan sendi.
Tujuan dan Kriteria Hasil Dalam 1x8 jam klien akan mampu menunjukkan Perawatan diri mandi dengan indikator 5 pada kriteria hasil : •
Klien akan menerima bantuan atau perawatan total dtari pemberi asuhan, jika diperlukan
•
Klien akan mampu membersihkan dan mengeringkan tubuh
•
Klien akan mampu melakukan perawatan mulut
•
Klien akan mampu mempertahankan mobilitas yang diperlukan
untuk
kamar
mandi
dan
menyediakan
perlangkapan mandi 2
Tujuan dan Kriteria Hasil Dalam 1x8 jam klien akan mampu menunjukkan Perawatan diri berpakaian dengan indikator 5 pada kriteria hasil :
3
•
Klien akan menerima perawatan dari pemberi asuhan
•
Mengenakan pakain secara rapi
•
Menunjukkan rambut yang dan bersih.
Tujuan dan Kriteria Hasil Dalam 1x8 jam klien akan mampu menunjukkan Perawatan diri makan dengan indikator 5 pada kriteria hasil : •
Klien akan mampu makan secara mandiri ; memasukkan makanan ke dalam mulut
•
Klien akan mengungkapkan kepuasan makan dan terhadap kemampuan untuk makan sendiri
Universitas Sumatera Utara
33
4
Tujuan dan Kriteria Hasil Dalam 1x8 jam klien akan mampu menunjukkan Perawatan diri eliminasi dengan indikator 5 pada kriteria hasil : •
Klien akan menerima bantuan dari pemberi asuhan
•
Klien akan mampu mengenali dan mengetahui kebutuhan untuk eliminasi
•
Klien akan mengenali dan berespon terhadap urgensi untuk berkemih dan/atau defekasi
• Selasa
No.
03-06-2014
Dx 1
Klien akan mampu memebersihkan diri setelah eliminasi Rencana tindakan
Rasional
NIC : Terapi latihan fisik; mobilitas
1. Range of motion
sendi/
Exercise
theraphy;
joint
berguna
melatih
mobility
kekuatan otot dan
Dengan aktivitas:
persendian klien
1. Mendorong klien untuk melakukan
2. Agar klien dapat
aktivitas range of motion secara
melakukan
terartur.
aktivitas
2. Memperagakan aktivitas range of motion
kepada
klien,
dengan
bantuan sesuai indikasi
ROM
secara mandiri atau dengan
bantuan
dengan orang lain
NIC:Bantuan perawatan mand/ Self assistance bathing Dengan aktivitas: 1. Pertimbangkan
budaya
pasien
1. Kebudayaan
dan
ketika mempromosikan aktivitas
nilai
pribadi
perawatan diri.
mempengaruhi kemampuan perawatan Personal sebab
hygiene seseorang
Universitas Sumatera Utara
34 dari latar belakang kebudayaan
yang
berbeda
akan
mengikuti praktik perawatan Personal
higiene
yang berbeda. 2. Pertimbangkan usia klien ketika mempromosikan
aktivitas
perawatan diri.
2. Perubahan
fisik
karena faktor usia membuat seseorang
tidak
perduli
akan
kebersihan tubunhya 3. Pertimbangkan privacy klien ketika melakukan aktivitas perawatan diri.
3. Tanpa memperhatikan kecacatannya, klien
harus
mendapatkan privasi
yang
diperlukan dengan hormat
saat
melakukan perawatan diri. 4. Tentukan jumlah dan jenis bantuan yang dibutuhkan.
4. Perawatan
diri
tidak berarti klien harus
melakukan
segala
sesuatu
untuk
dirinya
sesuai
dengan
rencana perawat. 5. Pantau integritas kulit.
5. Kerusakan mungkin
kulit terjadi
Universitas Sumatera Utara
35 karena imobilisasi tubuh yang terlalu lama. 6. Letakkan
handuk,
sabun
dan
6. Mengurangi resiko
peralatan lain yang diperlukan di
cidera
didekat kamar mandi.
kelemahan saat
karena fisik
melakukan
perawatan diri. 7. Pantau pembersihan kuku sesuai
7. Kebersihan
dengan kemampuan perawatan diri.
penting
gigi untuk
meningkatkan kenyamanan,
dan
selera makan klien. 8. Kebersihan
8. Fasilitasi sikat gigi yang sesuai.
kuku
sangat
penting
dalam
mencegah
resiko
terjadinya
penyakit. 9. Fasilitasi klien untuk mandi sendiri.
9. Meningkatkan kemandirian pasien dalam
melakukan
perawatan diri. 10. Pertahankan ritual kebersihan
10. Mempertahankan rutinitas perawatan diri klien.
2
NIC:Bantuan
perawatan
diri
berpakaian/Self assistance dressing Dengan aktivitas: 1. Fasilitasi
klien
untuk
pakaian yang tersedia.
memilih
1. Memberi kepada
pilihan individu
dan melibatkannya dalam
rencana
perawatannya
Universitas Sumatera Utara
36 sendiri
akan
mengurangi perasaan
tidak
berdaya. 2. Sediakan pakaian pasien ditempat
2. Mengurangi resiko
yang mudah untuk dijangkau.
cidera
karena
kelemahan saat
fisik
melakukan
perawatan diri. 3. Beri bantuan dalam berpakaian jika
3. Meningkatkan
diperlukan.
kemandirian pasien dalam
melakukan
perawatan diri. 4. Fasilitasi
klien
untuk
menyisir
4. Meningkatkan kemandirian pasien
rambutnya sendiri.
dalam
melakukan
perawatan diri. 5. Pertahankan privasi klien ketika klien
5.
Klien
harus
mendapatkan
berpakaian
privasi
yang
diperlukan dengan hormat
saat
melakukan perawatan diri. 3
NIC
:
Bantuan
perawatan
diri
makan/ Self care assistance feeding Dengan aktivitas: 1. Buka penutup makanan
1. Memudahkan klien untuk
memulai
makan. 2. Beri
tempat,
dan
posisi
yang
nyaman kepada klien untuk makan
2. Memberikan kenyamanan kepada klien saat
Universitas Sumatera Utara
37 mengkonsumsi makanannya. 3. Gunakan peralatan makan yang tidak mudah pecah jika diperlukan
3. Mencegah
terjadi
kecelakaan
yang
berakibat
resiko
kecelakaan. 4
NIC
:
Bantuan
perawatan
diri
eliminasi/ Self assistance toileting 1. Bantu pasien ke kamar mandi
1. Memudahkan klien untuk
melakukan
eliminasi 2. Bantu membuka pakaian klien saat melakukan eliminasi
2. Kelemahan
fisik
yang dialami klien akan
membuat
kesulitan membuka pakaian
sebelum
melakukan eliminasi. 3. Pertahankan privacy klien selama melakukan eliminasi
3. Klien
harus
mendapatkan privasi
yang
diperlukan dengan hormat
saat
melakukan perawatan diri. 4. Fasilititasi alat kebersihan eliminasi setelah selesai melakukan eliminasi
4. Mempertahankan kebersihan
diri
klien 5. Bantu untuk membersihkan atau menyiram selesai.
kamar
mandi
setelah
5. Mempertahankan kebersihan lingkungan disekitar klien.
Universitas Sumatera Utara
38 Selasa 03-06-2014
5.
Tujuan:. Dalam 1x8 jam klien akan mampu menunjukkan integeritas jaringan : kulit dan membran mukosa yang dibuktikan oleh indikator 5 dengan kriteria hasil: •
Klien akan mampu menunjukkan rutinitas perawatan kulit atau perawatan kulit yang optimal
• Selasa 03-06-2014
Keutuhan kulit membaik. Rencana tindakan
Rasional
NIC : Surveilans kulit/ Skin Surveillance Dengan aktivitas: 1. Observasi perbedaan warna, kehangatan, bengkak, pulsasi, teksture,
edema
adanya ruam dan luka lecet pada kulit
1. Perbedaan warna, kehangatan yang abnormal dll, menunjukkan adanya kerusakan pada integritas kulit.
2. Periksa kesesakan dari dari pakaian
2. Kesesakan pakaian akan meningkatkan keperahan dari kerusakan kulit.
3. Bersihkan kulit dengan sabun anti bakteri yang cocok.
3. Mencegah terjadinya resiko infeksi
Universitas Sumatera Utara
39 NIC: Manajemen area penekanan/ Pressure management Dengan aktivitas: 1. Berikan tindakan untuk mencegah
1. Terlalu lama
keparahan yang lebih lanjut seperti
berbaring
terlalu lama berbaring, membuat jadwal
meningkatkan
perpindahan posisi.
kerusakan pada kulit.
2. Jaga tempat tidur klien tetap bersih dan kering
2. Kebersihan tempat tidur berpengaruh terhadap.
3. Ubah imobilisasi pasien setiap 2 jam menurut jadwal yang telah ditentukan.
3. Mobilisasi mencegah terjadinya kerusakan kulit.
NIC : Pemberian obat/ Skin care; topical treatment 1. Mempercepat
Dengan aktivitas: 1. Memberikan obat kulit anti inflamasi
penyembuhan
yang cocok, pada area kulit yang
luka dan
rusak.
mencegah infeksi
Universitas Sumatera Utara
40 6.
Pelaksanaan Keperawatan No. Dx 1
Hari/Tanggal
Implementasi Keperawatan
Rabu
Bantuan
04-06-2014
mandi :
Evaluasi (SOAP)
diri S: Klien mengatakan merasa
perawatan
segar dan nyaman setelah
1. Mempertimbangkan budaya mandi pasien
ketika O:
mempromosikan
aktivitas
perawatan diri.
berpakaian dengan
2. Mempertimbangkan
usia
klien ketika mempromosikan aktivitas perawatan diri.
ketika
melakukan
jenis
jumlah
bantuan
− Ketombe pada rambut − Kulit klien terlihat bersih. − Klien mampu
aktivitas perawatan diri 4. Menentukan
rapi dan bersih.
berkurang.
3. Mempertimbangkan privacy klien
− Klien tampak
dan
melakukan perawatan
yang
mulut secara mandiri
dibutuhkan
− Klien masih sangat
5. Memantau integritas kulit.
membutuhkan bantuan
6. Meletakkan
pemberi asuhan.
dan
handuk,sabun
peralatan
lain
yang A: Masalah teratasi diperlukan di didekat kamar sebagian mandi P: Dalam 1x8 jam klien akan 7. Memantau pembersihan kuku
mampu menunjukkan
sesuai dengan kemampuan
perawatan diri: mandi
perawatan diri.
dengan indikator 5.
8. Memfasilitasi sikat gigi yang Rencana tindakan sesuai selanjutnya: 9. Memfasilitasi
klien
untuk 1. Bantuan perawatan diri
mandi sendiri 10. Mempertahankan
mandi ritual
kebersihan
Universitas Sumatera Utara
41 2
Rabu
Bantuan
perawatan
04-06-2014
berpakaian:
diri S: O: − Klien terlihat rapi
1. Memfasilitasi klien untuk memilih
pakaian
yang
setelah dibantu
tersedia.
mengenakan pakaian
2. Menyediakan pasien
− Rambut tertata
pakaian
ditempat
yang
dengan baik − Klien masih belum
mudah untuk dijangkau 3. Memberi bantuan dalam
berpakaian secara
berpakaian jika diperlukan
mandiri
4. Memfasilitasi klien untuk A: masalah teratasi menyisir
rambutnya
sendiri
sebagian P: Dalam 1x8 jam klien
5. Mempertahankan klien
privasi
ketika
akan mampu
klien
menunjukkan perawatan
berpakaian
diri: berpakaian dengan indikator 5. Rencana tindakan selanjutnya: 1. Bantuan perawatan diri:
berpakaian 3
Rabu
Bantuan
04-06-2014
eliminasi :
perawatan
diri S: klien mengatakan ingin melakukan eliminasi
1. Membantu
pasien
ke O: − Eliminasi klien
kamar mandi 2. Membantu pakaian
membuka klien
saat
melakukan eliminasi
klien selama melakukan eliminasi
kebersihan
setelah dibantu berpindah ke kamar
3. Mempertahankan privacy
4. Memfasilitasi
berjalan dengan baik
mandi − Klien belum mampu melakukan hygiene
alat eliminasi
eliminasi dengan benar
Universitas Sumatera Utara
42 − Klien belum mampu
setelah selesai melakukan eliminasi
menyiram toilet
5. Membantu
untuk
membersihkan
setelah melakukan
atau
eliminasi
menyiram kamar mandi A: masalah teratasi setelah selesai.
sebagian P: Dalam 1x8 jam klien akan mampu menunjukkan perawatan diri: eliminasi dengan indikator 5. Rencana tindakan selanjutnya: 1. Bantuan perawatan diri :
eliminasi 4
Rabu
Bantuan
04-06-2014
makan:
perawatan
diri S: O:
1. Membuka penutup makanan 2. Memberi tempat, dan posisi yang nyaman kepada klien
porsi makanannya dengan baik − Klien masih
untuk makan. 3. Menggunakan
− Klien menghabiskan
peralatan
makan yang tidak mudah pecah jika diperlukan
memerlukan bantuan orang saat makan A: masalah teratasi sebagian P: Dalam 1x8 jam klien akan mampu menunjukkan perawatan diri: makan dengan indikator 5. Rencana tindakan selanjutnya: 1. Bantuan perawatan diri:
makan
Universitas Sumatera Utara
43 5
Rabu 04-06-2014
Surveilans kulit :
S: -
1. Mengobservasi warna,
perbedaan O: − Perbedaan warna kulit
kehangatan,
bengkak, pulsasi, teksture,
masih tampak.. − Lecet pada kulit
edema dan ulkus. 2. Memonitor
adanya
ruam
belum sembuh, kulit
dan luka lecet pada kulit
yang terkelupas mulai
3. Memeriksa kesesakan dari dari pakaian
membaik. A: masalah teratasi
4. Membersihkan kulit dengan
sebagian
sabun anti bakteri yang P: cocok.
Dalam 1x8 jam klien akan mampu
Manajemen area penekanan: 1. Memberikan tindakan untuk
menunjukkan integritas jaringan : kulit dan
mencegah keparahan yang
membran mukosa yang
lebih lanjut seperti terlalu
dibuktikan oleh indikator
lama berbaring, membuat
5
jadwal perpindahan posisi.
Rencana tindakan
2. Menjaga tempat tidur klien selanjutnya: tetap bersih dan kering 3. Mengubah
1. Survelians kulit.
imobilisasi 2. Manajemen area
pasien setiap 2 jam menurut jadwal
yang
penekanan
telah 3. Pemberian obat
ditentukan.
Pemberian Obat: 1. Memberikan obat kulit anti radang hidrocortisol sesuai dengan resep dokter, pada area kulit yang rusak.
Universitas Sumatera Utara
44 No.
Hari/
Dx
Tanggal
1
Implementasi keperawatan
Kamis
Bantuan
05-06-2014
mandi:
perawatan
Evaluasi ( SOAP )
diri S: klien merasa senang karena diberi bantuan asuhan dalam
1. Meletakkan handuk, sabun perawatan tidurnya dan
peralatan
lain
yang O:
diperlukan di didekat kamar
− Klien tampak berpakaian
mandi
dengan rapi dan bersih
2. Memantau pembersihan kuku
− Ketombe pada rambut
sesuai dengan kemampuan
berkurang. − Kulit klien terlihat
perawatan diri 3. Memfasilitasi sikat gigi yang
bersih. − Klien mampu
sesuai 4. Memfasilitasi
klien
untuk
melakukan perawatan
mandi sendiri
mulut secara mandiri
5. Mempertahankan
ritual
− Klien masih sangat
kebersihan
membutuhkan bantuan pemberi asuhan. A: masalah teratasi sebagian P: Dalam 1x8 jam klien akan mampu menunjukkan perawatan diri: mandi dengan indikator 5. Rencana
tindakan
selanjutnya: 1. Bantuan perawatan diri mandi 2.
Kamis
Bantuan
05-06-2014
berpakaian:
perawatan
diri S: O:
1. Memfasilitasi klien untuk memilih tersedia.
pakaian
yang
-
Klien terlihat rapi setelah dibantu mengenakan pakaian
Universitas Sumatera Utara
45 2. Menyediakan pasien
pakaian
ditempat
-
yang
Rambut tertata dengan baik
mudah untuk dijangkau
-
3. Memberi bantuan dalam
Klien masih belum berpakaian secara
berpakaian jika diperlukan
mandiri
4. Memfasilitasi klien untuk A: masalah teratasi menyisir rambutnya sendiri 5. Mempertahankan klien
sebagian
privasi P: Dalam 1x8 jam klien akan
ketika
klien
mampu menunjukkan
berpakaian
perawatan diri: berpakaian dengan indikator 5. Rencana
tindakan
selanjutnya: 1. Bantuan perawatan diri: berpakaian 3.
Kamis
Bantuan
05-06-2014
eliminasi :
diri S: klien mengatakan ingin
perawatan
melakukan eliminasi
1. Membantu
pasien
ke O: − Eliminasi klien berjalan
kamar mandi 2. Membantu pakaian
membuka klien
saat
melakukan eliminasi
dengan baik setelah dibantu berpindah ke kamar mandi
3. Mempertahankan privacy
− Klien belum mampu
klien selama melakukan
melakukan hygiene
eliminasi
eliminasi dengan benar
4. Memfasilitasi kebersihan
alat eliminasi
setelah selesai melakukan eliminasi 5. Membantu membersihkan
− Klien belum mampu menyiram toilet setelah melakukan eliminasi A: masalah teratasi
untuk
sebagian
atau P: Dalam 1x8 jam klien akan
menyiram kamar mandi
mampu menunjukkan
Universitas Sumatera Utara
46 setelah selesai.
perawatan diri: eliminasi dengan indikator 5. Rencana
tindakan
selanjutnya: 1.
Bantuan perawatan diri : eliminasi
4.
Kamis
Bantuan
05-06-2014
makan:
perawatan
diri S: O:
1. Membuka penutup makanan.
− Klien menghabiskan
2. Memberi tempat, dan posisi
porsi makanannya
yang nyaman kepada klien
dengan baik − Klien masih
untuk makan. 3. Menggunakan
peralatan
memerlukan bantuan
makan yang tidak mudah pecah jika diperlukan
orang saat makan A: masalah teratasi sebagian P: Dalam 1x8 jam klien akan mampu menunjukkan perawatan diri: makan dengan indikator 5. Rencana
tindakan
selanjutnya: 1. Bantuan perawatan diri: makan 5.
Kamis 05-06-2014
Surveilans kulit : 1. Mengobservasi
S: perbedaan O:
warna, kehangatan, bengkak, pulsasi, teksture, edema dan ulkus. 2. Memonitor adanya ruam dan luka lecet pada kulit 3. Memeriksa kesesakan dari
− Perbedaan warna kulit masih tampak, − Lecet pada kulit belum sembuh, kulit yang terkelupas mulai utuh dengan baik.
dari pakaian
Universitas Sumatera Utara
47 4. Membersihkan kulit dengan A: masalah teratasi sabun
anti
bacteri
yang
cocok.
sebagian P : Dalam 1x8 jam klien
Manajemen area penekanan: 1. Berikan
tindakan
untuk
akan mampu menunjukkan integritas
mencegah keparahan yang
jaringan : kulit dan
lebih lanjut seperti terlalu
membran mukosa yang
lama
dibuktikan oleh indikator
berbaring,
membuat
jadwal perpindahan posisi 2. Jaga tempat tidur klien tetap bersih dan kering. 3. Ubah
imobilisasi
5 Rencana tindakan selanjutnya:
pasien
1. Survelians kulit.
setiap 2 jam menurut jadwal
2. Manajemen area
yang telah ditentukan. Pemberian Obat:
penekanan 3. Pemberian obat
Memberikan obat kulit anti radang hidrocortisol sesuai dengan resep dokter pada area kulit yang rusak.
Universitas Sumatera Utara