BAB II PENGELOLAAN KASUS
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Dasar Istirahat Tidur 1. Pengkajian Pengkajian dimulai dari biodata, riwayat-riwayat penyakit dan riwayat lainnya, alasan masuk rumah sakit, keluhan pada saat dikaji, dan pengkajian khusus untuk Domain ke-4, kelas 1: kebutuhan istirahat/tidur, berikut ini adalah pengkajian Domain ke-4, kelas satu, khusus kebutuhan istirahat/tidur menurut NANDA-1: Istirahat-Tidur Data subjektif a. Tidur sebelum dan selama sakit: waktu, jam/lama, kualitas bangun tidur Kapan mulai tidur, berapa lama waktu tidur, dan bagaimana perasaan bangun tidur, apakah merasa puas/lelah/masih ngantuk/tidak puas, apakah pasien merasa ada perubahan waktu dan kualitas tidur sebelum dan selama sakit saat ini? b. Masalah tidur, kesulitan tidur, dan sering terbangu lebih awal Keluhan yang dialami/rasakan selama tidur, apakah sering mimpi yang dapat mempengaruhi tidurnya, apakah ada faktor-faktor lain misalnya bising, nyeri, dan lain-lain yang mempengaruhi tidur pasien, apakah sering terbangun lebih awal/pada saat tidur dan susah melanjutkan tidur, adakah kesulitan memulai tidur? Data objektif a. Observasi kebutuhan tidur: waktu mulai tidur, lama tidur, keadaan tidur. b. Observasi lingkungan c. Observasi nonverbal pasien. Apakah pasien tampak masih lelah, apakah matanya merah kurang tidur, apakah pasien masih tampak lesu dan tidak bergairah, apakah masih tampakmengantuk, adakah menampakkan wajah kurang bergairah, ansietas, gelisah, dan lain-lain.
4 Universitas Sumatera Utara
2. Analisa Data Penegakan kriteria keperawatan yang akurat akan dapat dilaksanakan apabila analisa data yang dilakukan cermat dan akurat. Berikut ini contoh proses analisa data untuk menegakkan kriteria keperawatan pada klien (Prasetyo, 2010). Menurut Wilkinson (2006), analisa data dari diagnosa keperawatan gangguan pola tidur dibagi menjadi data subjektif dan data objektif antara lain: a. Data subjektif Bangun lebih awal atau lebih lambat dari yang diinginkan, ketidakpuasan tidur, keluhan verbal tentang kesulitan untuk tidur, keluhan verbal tentang perasaan tidak dapatistirahat dengan baik. b. Data objektif Penurunan kemampuan berfungsi, penurunan proposi tidur fase REM, (misalnya mengantuk yang berlebihan, penurunan motivasi), penurunan proporsi tidur tahap 3 dan 4 insomnia dini hari, peningkatan proporsi tidur tahap 1, total waktu tidur kurang dari usia normal, perpanjangan waktu bangun, gangguan dorongan diri untuk tidur dengan pola normal, insomnia pada saat tidur, awitan tidur lebih dari 30 menit, bangun 3 kali atau lebih di malam hari. 3. Rumusan Masalah Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul menurut diagnosa keperawatan NANDA Ada beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin dapat muncul pada pasien yang mengalami masalah pada Domain ke-4 kelas satu, yaitu: a. Insomnia Pasien mengalami gangguan pada kualitas dan kuantitas tidur yang menghambat fungsi. Penyebab terjadinya insomnia: -
Pola aktivitas (misalnya waktu, kuantitas).
-
Ansietas
-
Depresi
-
Faktor linngkungan (kebisingan, kelembaban, tatanan tempat tidur yang kurang nyaman, dan lain sebagainya).
-
Ketakutan
5 Universitas Sumatera Utara
-
Tidur siang atau tidur sore lama
-
Berduka
-
Perubahan hormone terkait jenis kelamin
-
Gangguan pola tidur normal (misalnya, berpergian, kerja shift)
-
Konsumsi alkohol, kafein, obat, atau substansi lainnya.
-
Tidur terputus
-
Tangguang jawab sebagai orang tua
-
Ketidaknyamanan fisik (nyeri panas, sesak napas, mual, dan lain sebagainya).
-
Stres Didapatkan beberapa data-data yang mendukung, berikut ini adalah data-data
yang dapat memperkuat dalam menegakkan diagnose insomnia apabila pada pasien yang dirawat didapatkan beberapa data dan tidak harus semua data yang ada berikut ini: -
Afek tampak berubah
-
Tampak kurang bergairah.
-
Menyatakan perubahan dalam perasaan.
-
Menyatakan penurunan status kesehatan.
-
Menyatakan penurunan kualitas hidup.
-
Menyatakan sulit berkonsentrasi.
-
Menyatakan sulit tidur.
-
Menyatakan sulit tidur nyenyak.
-
Menyatakan kurang puas tidur (pada saat ini).
-
Menayatakan kurang bergairah.
-
Menyatakan sulit tidur kembali setelah terbangun. Menyatakan gangguan tidur yang berdampak pada keesokanhari.
-
Menyatakan terbangunterlalu pagi.
-
Sering membolos dari aktivitas.
b. Deprivasi tidur Priode panjang tanpa tidur (“tidur ayam”, yang priodik dan alami secara terus menerus). Penyebab terjadinya deprivasi tidur: -
Pergeseran tahap tidur terkait penuaan.
6 Universitas Sumatera Utara
-
Demendia.
-
Paralisis tidur familial.
-
Hipersomnilen system saraf pusat idiopatik.
-
Aktivitas di siang hari tidak adekuat.
-
Narkolepsi.
-
Mimpi buruk.
-
Peran sebagai orang tua yang mengakibatkan tidak dapat tidur.
-
Pergerakan ekstremitas periodic (misalnya, sindrom resah kaki mioklonus noktural).
-
Apnea tidur.
-
Enuresis ketika tidur.
-
Ereksi nyeri ketika tidur.
-
Terror tidur.
-
Tidur berjalan.
-
Sindrom sundowner.
-
Ketidaksingkronan irama sirkardi yang terus menerus.
-
Stimulasi lingkungan yang terus menerus.
-
Hygiene tidur tidak adekuat yang terus menerus.
-
Ketidaknyamanan kontinu pada lingkungan tidur.
Data-data yang dapat mendukung untuk menegakkan diagnose Deprivasi tidur adalah: -
Konfusi akut.
-
Agitasi.
-
Ansietas.
-
Apatis.
-
Sering memberontak.
-
Mengantuk di siang hari.
-
Penurunan kemampuan berfungsi.
-
Keletihan.
-
Fleeting nystagmus.
-
Halusinasi.
-
Tremor tangan.
7 Universitas Sumatera Utara
-
Peningkatan sensitivitas terhadap nyeri.
-
Ketidakmampuan konsentrasi.
-
Iritabilitas.
-
Letargi.
-
Lesu.
-
Malaise.
-
Gangguan
persepsi
(gangguan
sensasi
tibuh,
waham,
merasa
“melayang/sempoyongan”). -
Gelisah.
-
Reaksi lambat.
-
Paranoia sementara.
c. Kesiapan Meningkatkan Tidur Pola “tidur ayam” yang priodik dan alami, yang memberi istirahat adekuat, mempertahankan gaya hidup yang diinginkan, dan dapat ditingkatkan. Penyebab terjadinya kesiapan meningkatkan tidur, masih belum diketahui. Data-data yang mendukung untuk menegakkan diagnose devrivasi tidur adalah: -
Jumlah tidur sesuai kebutuhan perkembangan.
-
Mengekspresikan perasaan dapat beristirahat setelah tidur.
-
Mematuhi rutinitas tidur yang meningkatkan kebiasaan tidur.
-
Penggunaan obat penginduksi tidur hanya kadang-kadang saja.
-
Menyatakan merasa cukup istirahat setelah tidur.
d. Gangguan Pola Tidur. Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur kibat factor eksternal. Penyebab terjadinya gangguan pola tidur: -
Kelembaban lingkungan sekitar.
-
Suhu lingkungan sekitarnya.
-
Tangguang jawab pemberi asuhan.
-
Perubahan pajanan terhadap cahaya-gelap.
-
Gangguan (misalnya untuk tujuan terapeutik, pementauan, pemeriksaan laboratorium).
-
Kurang control tidur.
-
Kurang privasi.
8 Universitas Sumatera Utara
-
Pencahayaan.
-
Bising.
-
Bau gas.
-
Restrain fisik.
-
Teman tidur.
-
Tidak familier dengan perabotan tidur.
Data-data yang dapat mendukung untuk menegakkan diagnose gangguan pola tidur adalah: -
Perubahan pola tidur normal.
-
Penurunan kemampuan berfungsi.
-
Ketidak puasan tidur.
-
Menyatakan sering terjaga.
-
Menyatakan tidak mengalami kesulitan tidur.
-
Menyatakan tidak merasa cukup istirahat.
4. Intervensi Pada klien yang dirawat di rumah sakit dapat mengalami masalah gangguan istirahat dan tidur. Masalah tersebut seringg berhubungan dengan lingkungan rumah sakit, rutinitas ruangan, atau penyakit yang di deritanya. Walaupun begitu, perawat mesti membantu klien untuk dapat beristirahat dan tidur. Berikut ini merupakan beberapa intervensi yang dapat diterapkan untuk membantu pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur pada klien yang dirawat. a. Ciptakan lingkungan yang nyaman, dapat dilakukan misalnya dengan: 1. Pintu kamar klien ditutup. 2. Kurangi stimulus, misalnya percakapan. 3. Tempatkan klien dengan teman yang cocok, dan lain-lain. b. Membantu kebiasaan klien sebelum tidur, misalnya dengan mendengarkan music, membaca, dan berdo’a. c. Diet. 1. Anjurkan klien untuk memakan makanan yang mengandung tinggi protein, seperti susu dan keju. 2. Hindari banyak minum sebelum tidur. d. Hindari latihan fisik yang berlebihan sebelum tidur.
9 Universitas Sumatera Utara
e. Hindari rangsangan mental yang tidak menyenagkan sebelum tidur. Maksudnya, usahakan psikologis klien tenang, tidak cemas, ataupun stress sebelum tidur. f. Berikan rasa nyaman dan rileks, misalnya dengan: 1. Mengatur posisi yang nyaman untuk tidur. 2. Anjurkan klien berkemih sebelum tidur. 3. Tempat tidur yang bersih dan tidak boleh basah. 4. Pada klien nyeri, berikan obat analgesic 30 menit sebelum tidur. g. Hindari kegiatan yang membangkitkan minat sebelum tidur. h. Berdo’a sesuai agamanya (Sujono dan Hesti, 2015).
10 Universitas Sumatera Utara
B. Asuhan Keperawatan Kasus 1. Pengkajian a. Identitas Pasien Nama
:Ny. A
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 26 Tahun
Status Perkawinan
: Menikah
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMK
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Alamat
: Gang Patri No. 16 Kelurahan Sitirejo II
Kecamatan Medan Amplas Tanggal Persalinan
: 10 Mei 2016
Ruangan/kamar
: Klinik Niar
Golongan darah
:O
Tanggal Pengkajian
: 17 Mei 2016
Diagnosa Medis
: Persalinan Normal
b. Keluhan Utama : Ny. A mengatakan merasa ketidakpuasan tidur dan tidak cukup istirahat karena menyusui anaknya dan suhu lingkungan rumah/kamar panas. c. Riwayat Kesehatan Sekarang 1) Provocative/palliative a) Apa Penyebabnya
:
Ny. A mengatakan bahwa gangguan tidur ini setelah persalinan atau melahirkan karena menyusui anak dan suhu lingkungan di sekitar rumah/kamar panas. b) Hal-hal yang memperbaiki keadaan
:
Hanya berdo’a dan berusaha untuk tidur.
11 Universitas Sumatera Utara
2) Quantity/quality a) Bagaimana dirasakan Ny. A mengatakan tubuhnya lemas, kepala sedikit pusing, dan terasa ngantuk tetapi sulit untuk tidur. b) Bagaimana dilihat Ketika di observasi Ny. A tampak lemah, konjungtiva pucat, kantong/lingkar mata berwarna hitam. d. Riwayat Kesehatan Masa Lalu 1) Penyakit yang pernah dialami Maag, demam, batuk dan filek. 2) Pengobatan/tindakan yang dilakukan Hanya meminum obat yang dibeli dari warung. 3) Pernah dirawat/dioperasi Tidak pernah 4) Lama dirawat Tidak ada 5) Alergi Tidak ada alergi obat, makanan dan minuman e. Riwayat Kesehatan Keluarga 1) Orang tua Maag, asam urat 2) Saudara kandung Kanker Thiroid 3) Penyakit keturunan yang ada Tidak ada penyakit keturunan. 4) Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan kejiwaan 5) Anggota keluarga yang meninggal Tn. A (abang Ny. A) 6) Penyebab meninggal Kanker Thiroid
12 Universitas Sumatera Utara
f. Riwayat Obstetrik G: 3
P: 3
A: 0
No
1.
HPHT: 10-17 Agustus 2015 TTP: 10 Mei 2016 Komplikasi/Masalah
Umur
Kehamilan
Persalinan
Nifas
Anak
Penolong
6 Tahun
Tidak Ada
Normal
Tidak Ada
Sehat
Bidan
Sehat
Bidan
Sehat
Bidan
Masalah
.
4 Tahun
Tidak ada
Masalah
Normal
Masalah
3.
Kondisi
1 Minggu
Tidak Ada
Tidak Ada Masalah
Normal
Masalah
Tidak Ada Masalah
g. Riwayat Keadaan Psikososial 1) Konsep Diri: -
Gambaran Diri:Ny. A menyatakan bahwa ia menyukai tubuhnya
-
Ideal Diri:klien mengatakan agar cepat pulih setelah melahirkan.
-
Harga Diri:Ny. A mengatakan sangat bahagia dengan hidupnya dan telah mendapatkan 3 orang anak.
-
Peran Diri:Ny. A berperan sebagai istri dan ibu untuk 3 orang anaknya
-
Identitas: Seorang ibu rumah tangga dengan tiga (3) anak
2) Hubungan sosial: -
Orang yang berarti : Anak-anak, suami dan kedua orang tuanya
-
Hubungan dengan keluarga : Baik, Ny. A sering bersillaturahmi kerumah keluarganya.
-
Hubungan dengan orang lain : Baik
-
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :Tidak ada hambatan
13 Universitas Sumatera Utara
3) Spiritual: -
Nilai dan keyakinan : Klien percaya dengan keyakinan agama yang dianutnya
-
Kegiatan ibadah : Ny. A selalu shalat 5 waktu, mengikuti perwiritan di lingkungan tempat tinggalnya dan mengikuti pengajian.
h. Status Mental Tidak ada kelainan status mental, penampilan Ny. A rapi, afek; sesuai, interaksi selama wawancara; kooperatif, dan memori; tidak ada gangguan daya ingat.
i. Pemeriksaan Fisik 1) Keadaan Umum Ny. A terlihat lemah, konjungtiva pucat, kantong/lingkar mata tampak berwarna hitam. 2) Tanda-tanda Vital -
Suhu tubuh
: 36,7 0C
-
Tekanan darah
: 100/80 mmHg
-
Nadi
: 80 x/i
-
Pernafasan
: 20 x/i
-
TB
: 157 cm
-
BB Sebelum Melahirkan : 63 kg
-
BB Setelah Melahirkan : 55 kg
3) Pemeriksaaan Head to toe Kepala dan rambut -
Bentuk : Bentuk kepala bulat dan tidak ada benjolan
-
Kulit Kepala: Kulit kepala tampak bersih
Rambut -
Penyebaran dan keadaan rambut: Rambut tumbuh merata dan tebal
-
Bau: Tidak berbau
-
Warna kulit: Putih
14 Universitas Sumatera Utara
Wajah -
Warna kulit: Pucat
-
Struktur wajah: Tampak wajah pucat seperti mengantuk, dan sering menguap.
Mata -
Kelengkapan dan kesimetrisan: Mata lengkap (2) dan simetris
-
Palpebral: Kelopak mata bengkak
-
Konjungtiva dan Sklera: konjungtiva pucat, lingkar mata hitam dan mata tampak kemerahan.
-
Pupil: isokor
-
Cornea dan iris: Tidak ada kelainan pada kornea dan iris
-
Visus: Normal
-
Tekanan bola mata: Tidak ada kelainan
Hidung -
Tulang hidung dan posisi septum nasi: Tidak ada kelainan pada tulang hidung dan posisi septum nasi
-
Lubang hidung: Lubang hidung 2 dan tampak bersih
-
Cuping hidung: Tidak terdapat pernapasan cuping hidung
Telinga -
Bentuk telinga
: Tidak ada kelainan
-
Lubang telinga
: Ada 2 kiri dan kanan, dan tidak ada
kelainan -
Ketajaman Pendengaran: Tidakdilakukan pemeriksaan
Mulut dan faring -
Keadaan bibir
: Mukosa bibir lembab
-
Keadaan gigi dan gusi
: Gigi bersih
-
Keadaan Lidah
: Lidah bersih
-
Orofaring
: Tidak dilakukan pemeriksaan
Leher -
Posisi trachea
: Tidak ada kelainan
-
Thyroid
: Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
-
Suara
: Normal
15 Universitas Sumatera Utara
-
Kelenjar Limfe
: Tidak ada pembengkakan kelenjar limfe
-
Vena Jugularis
: Tidak Nampak penonjolan vena jugularis
Pemeriksaan integument -
Kebersihan
: Bersih
-
Kehangatan
: Hangat
-
Warna
: Kuning Langsat
-
Turgor
:Turgor kulit kembali cepat ke keadaan
semula saat dicubit tidak ada tanda dehidrasi. -
Kelembaban
: Tidak lembab
-
Kelainan pada kulit
: Terdapat bintik-bintik merah pada leher
Pemeriksaan payudara dan ketiak -
Ukuran dan Bentuk: Simetris dan tidak ada kelainan
-
Warna payudara dan areola: areola hitam
-
Kondisi payudara dan putting: Bersih dan putting menonjol keluar
-
Produksi ASI : lancar, pertama kali keluar setelah 2 hari pasca persalinan
-
Aksilla: Tidak ada benjolan pada aksilla
Pemeriksaan thoraks/dada -
Inspeksi thoraks (Normal, burrel chest, funnel chest, pigeon chest, flail chest, kifos koliasis): Tidak dilakukan pemeriksaan
-
Pernapasan (frekuensi, irama): Tidak dilakukan pemeriksaan
-
Tanda kesulitan bernafas: Tidak ada tanda kesulitan bernafas
Pemeriksaan paru -
Palpasi getaran suara: Tidak dilakukan pemeriksaan
-
Perkusi: Tidak dilakukan pemeriksaan
-
Auskultasi (suara napas, suara ucapan, suara tambahan): Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan jantung -
Inspeksi : Tidak dilakukan pemeriksaan
-
Palpasi
: Tidak dilakukan pemeriksaan
-
Perkusi
: Tidak dilakukan pemeriksaan
-
Auskultasi: Tidak dilakukan pemeriksaan
16 Universitas Sumatera Utara
Pemeriksaan abdomen -
Inspeksi (bentuk, benjolan) : Bentuk simetris dan tidak ada benjolan
-
Auskultasi: Saat diauskultasi terdengar suara bising usus 6 x/menit.
-
Palpasi (tanda nyeri tekan, benjolan, ascites, hepar, lien): Tidak ada nyeri tekan.
-
Perkusi (suara abdomen): saat di perkusi bunyi abdomen tympani
-
Pada ibu nipas (involusio uteri; TFU, lokasi uterus,): TFU 7 cm, lokasi pertengahan pusat dan simpisis
Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya -
Genitalia: rambut pubis ada, dan genetalia bersih
-
Anus dan perenium : tidak ada kelainan/haemoragik pada anus, perenium bersih
-
Pada ibu nifas: lochea serosa, berwarna kuning
-
Kondisi perenium; Ada luka episiotomy (1 hekting), REEDA tidak ada kelainan.
Pemeriksaanmusculoskeletal/ekstremitas
(kesimetrisan,
kekuatan
otot, edama) :Tidak dilakukan pemeriksaan Pemeriksaan neurologi (Nervus cranialis): Tidak dilakukan pemeriksaan Fungsi motorik : Tidak dilakukan pemeriksaan Fungsi sensorik (identifikasi sentuhan, tes tajam tumpul, panas dingin, getaran) Tidak dilakukan pemeriksaan j. Pola Kebiasaan Sehari-Hari 1) Pola makan dan minum -
Frekuensi makan/hari : Ny. A makan 3 kali sehari
-
Nafsu/selera makan : Ny. A mengatakan nafsu makan dan menghabiskan diet dalam 1 porsi
-
Nyeri ulu hati : Ny. A mengatakan tidak ada nyeri ulu hati
-
Alergi : Tidak ada alergi makanan dan minuman
-
Mual dan muntah : Ny. A tidak mengalami mual dan muntah
17 Universitas Sumatera Utara
-
Tampak makan memisahkan diri (pasien gangguan jiwa) : -
-
Waktu pemberian makan : Pagi jam 07.00, siang jam 12.30, malam jam 19.00 WIB.
-
Jumlah dan jenis makanan : 1 porsi makanan biasa
-
Waktu pemberian cairan/minum : Ketika Ny. A merasa haus
-
Masalah makan dan minum (kesulitan menelan, mengunyah) : Tidak ada masalah
2) Perawatan diri/personal hygiene -
Kebersihan tubuh: Tubuh Ny. A bersih karena mandi 2 kali sehari (pagi dan sore hari)
-
Kebersihan gigi dan mulut : Saat di observasi gigi dan mulut Ny.A tampak bersih
-
Kebersihan kuku kaki dan tangan : Saat di observasi kuku kaki dan tangan Ny. A bersih
3) Pola kegiatan/Aktivitas Istirahat -
Sebelum melahirkan: Ny. A tidur pada pukul 22.00 WIB hingga 05.00 WIB, kadang terbangun hanya ingin BAK, dan tidur siang jam 13.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB bersama kedua anaknya.
-
Setelah melahirkan Saat ini Ny. A hanya tidur 4 jam/hari, 4 jam pada malam hari, mulai tidur jam 21.00 WIB dan sering terbangun pada pukul 22.30 WIB, 03.00 WIB untuk menyusui anaknya, dan 30 menit pada siang hari.
4) Pola eliminasi a) BAB -
Pola BAB: 1 kali sehari, BAB sejak 2 hari pasca persalinan
-
Karakter feses : Lembek
-
Riwayat perdarahan: Tidak ada
-
BAB terakhir: Pada pagi hari jam 08.00 WIB, 17 mei 2016
-
Diare: Tidak ada diare
-
Penggunaan laksatif: Tidak ada
18 Universitas Sumatera Utara
b) BAK - Pola BAK: Pola BAK 7-8 x/hari, miksi pertama 4 jam pasca persalinan ±200 cc -
Karakter urine: Kuning jernih
-
Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK :Nyeri BAK skala 2
-
Riwayat nyeri ginjal/kandung kemih : Tidak ada riwayat penyakit ginjal
-
Penggunaan diuretic: Tidak ada
-
Upaya mengatasi masalah: Tidak ada
k. Mekanisme koping Mekanisme koping Ny. A adaptif.
19 Universitas Sumatera Utara
2. Analisa Data No 1.
Data DS:
Penyebab
Masalah Keperawatan
Post Partum
Gangguan Pola Tidur
Ny. A mengatakan susah memulai tidur dan merasa ketidakpuasan tidur dan tidak
cukup
istirahat
Menyusui anak, Lingkungan yang
karena menyusui anaknya dan
suhu
Panas
lingkungan
rumah/kamar panas. DO: -
Gangguan Tidur
Mata
tampak
kemerahan -
Ny. A tampak lemah; TD: 100/60mmHg RR: 20 x/menit HR: 80 x/menit T: 36,7 0C
-
Kantong/lingkar mata tampak hitam
-
Sering menguap
-
Lama tidur;
·
Tidur
menit/hari,
siang dan
30
kadang
tidak tidur siang. · Tidur malam 4 jam/hari; mulai tidur jam 21.00, sering terbangun pada jam 23.00 WIB, 03.00 WIB untuk menyusui anak, dan tidak dapat tidur kembali sampai pagi.
20 Universitas Sumatera Utara
-
Terbangun 3 kali atau lebih di malam hari.
2.
DS: Ny.
Post Partum A
mengatakan
mengalami
gangguan
tidur, nyaman,
merasa merasa
Gangguan Rasa Nyaman
Adaptasi psiologis
tidak panas,
Hemokonsentrasi
merasa gatal pada bagian leher.
Kelebihan Keringat
DO: -
Tampak
sering
menggaruk
bagian
Tidak Nyaman
leher -
Sering bekipas
-
TD: 100/60 mmHg RR: 20 x/menit HR: 80 x/menit T: 36,70C
3. Rumusan Masalah a. Masalah Keperawatan -
Gangguan Pola Tidur
-
Gangguan Rasa Nyaman
b. Diagnosa Keperawatan (Prioritas) 1. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan pola tidur tidak menyehatkan; tanggung jawab menjadi orang tua ditandai dengan menyatakan tidak merasa cukup istirahat, ketidakpuasan tidur, sering terbangun 3 kali atau lebih di malam hari, Kantong/lingkar mata tampak hitam, dan mata tampak kemerahan.
21 Universitas Sumatera Utara
2. Gangguan Rasa Nyaman berhubungan dengan stimuli lingkungan yang mengganggu ditandai dengan klien melaporkan merasa panas, perasaan tidak nyaman, rasa gatal pada tubuh dan sering menggaruk bagian leher.
22 Universitas Sumatera Utara
4. Intervensi Hari/
No. Dx
Perencanaan Keperawatan
tanggal Rabu/18 Mei 2016
1.
Tujuan dan Kriteria Hasil: Pasien menunjukkan tidur, ditandai dengan indikator berikut:
Jumlah jam tidur tidak terganggu
Tidak ada masalah dengan pola, kualitas, dan rutinitas tidur atau istirahat
Perasaan fresh sesudah tidur/istirahat
Tidur siang yang sesuai usia
Terjaga dengan waktu yang sesuai
Rasional
Rencana Tindakan Peningkatan Tidur
Jelaskan
pentingnya
tidur
yang cukup
Pemberian yang
informasi
tepat
dapat
memotivasi klien agar berusaha memperbaiki kualitas tidurnya.
Anjurkan
pasien
untuk
memantau pola tidur
Pola tidur klien dapat membantu
intervensi
selanjutnya.
Sesuaikan lingkungan
Lingkungan nyaman tubuh
yang membantu
menjadi
lebih
rileks sehingga dapat mempermudah tidur
Ajarkan pasien dan orang terdekat
mengenai
faktor
yang berkontribusi terjadinya
Pemberian
informasi
dan mengetahui factor
23 Universitas Sumatera Utara
gangguan pola tidur.
kontribusi
dapat
memperbaiki
Anjurkan
pasien
Gangguan tidur dapat
sebelum tidur dan minuman
diakibatkan
yang mengganggu tidur.
beberapa jenis makanan
Anjurkan untuk tidur siang
dan minuman
di
tidurnya.
makanan
menghindari
untuk
kualitas
siang
hari,
jika
di
oleh
Untuk
meningkatkan
indikasikan untuk memenuhi
jumlah
tidur
kebutuhan tidur.
kesulitan
memenuhi
kebutuhan
tidur
Diskusikan dengan pasien dan
keluarga
karena
di
malam hari.
mengenai
Agar
keluarga
teknik untuk meningkatkan
membantu
tidur
meningkatkan
juga
tidur
pasien.
Rabu/18 Mei 2016
2.
Tujuan dan Kriteria Hasil Klien menunjukkan kenyamanan, ditandai dengan indikator berikut:
Klien merasa nyaman, dan sempurna dalam dimensi fisik.
Pertimbangkan sumber
sumber-
ketidaknyamanan,
Untuk
membantu
intervensi selanjutnya.
seperti seprai kusut maupun lingkungan
yang
mengganggu.
Sesuaikan
suhu
ruangan
yang paling menyamankan individu,
Untuk
meningkatkan
kenyamanan.
jika
memungkinkan.
Berikan
atau
singkirkan
Pemakaian
selimut
24 Universitas Sumatera Utara
selimut untuk meningkatkan
dapat
meningkatkan
kenyamanan terhadap suhu,
suhu
tubuh
seperti yang di indikasikan.
menimbulkan
dan
ketidaknyamanan.
Monitor daerah
kulit tonjolan
terutama tubuh
terhadap adanya tanda-tanda
Agar
tidak
gangguan
terjadi integritas
kulit.
tekanan atau iritasi.
25 Universitas Sumatera Utara
5. Implementasi dan Evaluasi Hari/
No. Dx
Implementasi Keperawatan
Evaluasi
tanggal Rabu/18
(SOAP) 1.
tentang
Mei 2016
informasi S: klien mengatakan sudah
Pemberian
“manfaat
tidur”
lebih mudah memulai tidur
yaitu Penyembuhan organ-
tetapi
organ
terbangun untuk menyusui
reproduksi,
mengistirahat tubuh yang
masih
sering
anaknya.
letih,
meningkatkan O: lingkar mata sudah tidak
kekebalan
tubuh
serangan
dari
penyakit,
hitam, klien sudah tidak sering menguap
mempercepat involusi uteri, A: masalah teratasi sebagian produksi P: intervensi dilanjutkan
memperbanyak ASI,
menambah
konsentrasi,
menambah
kemampuan fisik. Dengan melakukan
pendidikan
kesehatan selama 15 menit.
Menganjurkan pasien untuk memantau dengan
pola
tidur
membuat
ADL
”mencatat kegiatan pasien dari mulai bangun tidur sampai tidur kembali”.
Meciptakan
lingkungan
yang nyaman sebelum tidur dengan mematikan TV dan lampu
karena
kondisi
lingkungan yang bising dan cahaya yang terang dapat mengganggu
hormon
melatonin dan cortisol.
26 Universitas Sumatera Utara
Mengajarkan orang
pasien
terdekat
dan untuk
pemenuhan kualitas tidur dengan
cara
melibatkan
orang
terdekat
dalam
pengasuhan anak.
Memberitahu klien jangan minum-minuman
yang
mengandung kafein seperti kopi dan teh karena dapat mengganggu tidur.
Menganjurkan klien tidur di siang
hari
pemenuhan tidur,
sebagai kebutuhan
karena
sulitnya
pemenuhan kebutuhan tidur di malam hari.
Menganjurkan kepada klien teknik meningkatkan tidur yaitu dengan membaca ayat suci
al-qur’an,
mendengarkan musik yang lembut “tilawatil qur’an”.
27 Universitas Sumatera Utara
Rabu/18
2.
Mei 2016
Berdiskusi dengan klien apa S: klien mengatakan sudah saja
yang
menimbulkan
O: klien tampak tidak lagi
ketidaknyamanan.
Menyesuaikan
suhu
ruangan
dengan
Berdiskusi
dengan
menggaruk
tubuhnya
Bintik
di
merah
leher
sudah berkurang.
pengguanaan kipas.
merasa lebih nyaman
klien A: Masalah teratasi sebagian
penggunaan P: Intervensi dilanjutkan
tentang selimut.
Memantau
kondisi
yang
kulit
menimbulkan
ketidaknyamanan.
28 Universitas Sumatera Utara