BAB II PENGELOLAAN KASUS
2.1. Konsep Dasar Kebutuhan Istirahat dan Tidur Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang merupakan mekanisme untuk memulihkan tubuh dan fungsinya, memelihara energi dan kesehatan, memelihara manfaat untuk memperbaharui & memulihkan tubuh baik secara fisik maupun emosional serta diperlukan untuk bertahan hidup (Foreman & Wykle, 1995). Tidur adalah keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus berulang-ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda (Lilis, Taylor & Lemone, 2001). Sehingga tanpa tidur yang cukup, kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi membuat keputusan serta melakukan kegiatan sehari-harinya dapat menurun (Potter & Perry, 2005).
2.2. Asuhan Keperawatan pada Masalah Kebutuhan Istirahat dan Tidur 2.2.1. Pengkajian keperawatan Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi dan komunikasi data tentang klien. Tujuan dari pengkajian adalah menetapkan dasar data tentang kebutuhan, masalah kesehatan, pengalaman yang berkaitan, praktik kesehatan, tujuan, nilai dan gaya hidup yang dilakukan klien (Potter & Perry, 2005). Pengkajian keperawatan menurut hidayat (2006) pada masalah kebutuhan istirahat dan tidur, antara lain : riwayat tidur, gejala klinis, dan penyimpangan tidur. 1. Riwayat Tidur Pengkajian riwayat tidur antara lain: kuantitas (lama tidur) dan kualitas tidur, aktivitas dan rekreasi yang dilakukan sebelumnya, kebiasaan sebelum ataupun pada saat tidur, obat yang dikonsumsi sebelum tidur, asupan dan stimulan, perasaan pasien mengenai tidurnya, apakah ada kesulitan tidur, dan apakah ada perubahan pola tidur.
4
Universitas Sumatera Utara
2. Gejala klinis Gejala klinis ditandai dengan perasaan lelah, gelisah, emosi, apatis, adanya kehitaman didaerah sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, dan mata perih, perhatian tidak fokus, serta sakit kepala. 3. Penyimpangan tidur Penyimpangan tidur meliputi perubahan tingkah laku dan auditorik, meningkatnya kegelisahan, gangguan persepsi, halusinasi visual, dan auditorik, bingung dan disorientasi tempat dan waktu, gangguan koordinasi, serta bicara rancu, tidak sesuai, dan intonasinya tidak teratur.
2.2.2. Diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan respon aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai izin dan berkompeten untuk mengatasinya (Potter & Perry, 2005). Diagnosa keperawatan biasanya terdiri dari tiga komponen yaitu respon manusia (atau masalah), faktor yang berhubungan, serta tanda dan gejala (Iyer & Camp, 2004). Diagnosa keperawatan pada masalah kebutuhan istirahat dan tidur adalah sebagai berikut: 1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan: -
Proses penuaan
-
Kerusakan transpor oksigen
-
Kerusakan eliminasi
-
Pengaruh obat
-
Immobilitas
-
Pola aktivitas siang hari
-
Nyeri
-
Kecemasan
-
Lingkungan yang mengganggu
5
Universitas Sumatera Utara
2. Cemas berhubungan dengan ketidakmampuan untuk tidur, henti napas saat tidur (sleep apnea). 3. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan insomnia. 4. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan somnabolisme. 5. Gangguan konsep diri berhubungan dengan penyimpangan tidur hipersomnia.
Kemungkinan data yang ditemukan: -
Perubahan penampilan dan perilaku.
-
Iritabilitas atau letargi.
-
Sering menguap.
-
Lingkaran hitam disekitar mata
-
Perubahan tingkat aktivitas
-
Mata/ konjungtiva merah
2.2.3. Perencanaan Keperawatan Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter & Perry, 2005). Tujuan dari perencanaan keperawatan pada masalah kebutuhan istirahat dan tidur ialah untuk mempertahankan kebutuhan istirahat dan tidur dalam batas normal, penurunan waktu mulai tidur dan peningkatan jumlah jam tidur malam serta secara verbal klien mengatakan dapat lebih rileks dan lebih segar saat terbangun dari tidur (Wilkinson, 2006; Tarwoto & Wartonah, 2010).
6
Universitas Sumatera Utara
Rencana Tindakan Keperawatan pada Gangguan Pola Tidur Intervensi 1. Lakukan pengkajian masalah gangguan
Rasional 1. Memberikan informasi dasar
tidur klien, Karakteristik, dan penyebab
dalam menentukan rencana
kurang tidur.
perawatan.
2. Anjurkan klien untuk mengurangi
2. Mengurangi gangguan saat tidur.
distraksi lingkungan dan hal-hal yang dapat mengganggu tidur. 3. Anjurkan klien untuk tidur dengan posisi 3. Meningkatkan tidur yang nyaman, seperti posisi setengah duduk(semifowler). 4. Anjurkan klien untuk meningkatkan aktivitasnya pada siang hari. 5. Anjurkan klien untuk mengurangi aktivitas sebelum tidur.
4. Menghindari tidur siang yang berlebihan. 5. Dapat mempercepat klien untuk masuk pada tahap tidur.
6. Anjurkan klien untuk tidak banyak tidur 6. Tidur siang hari dapat pada siang hari. 7. Anjurkan klien makan yang cukup satu jam sebelum tidur.
menyebabkan malamnya tidak bisa tidur 7. Meningkatkan tidur
8. Berikan pengetahuan kesehatan kepada klien tentang jadwal tidur, cara
8. Meningkatkan pola tidur.
mengurangi stres dan cemas serta latihan relaksasi.
7
Universitas Sumatera Utara
2.3. ASUHAN KEPERAWATAN KASUS 2.3.1. Pengkajian Keperawatan I. Identitas a. Nama
: Tn.M
b. Tempat/ tanggal lahir
: Tanjung Balai, 24 Mei 1942
c. Jenis Kelamin
: Laki-laki
d. Status Perkawinan
: Menikah
e. Agama
: Islam
f. Suku
: Melayu
g. Pendidikan
: SD
h. Pekerjaan
: Wiraswasta
i. Alamat
: Jl. Garu IIB Gg. Amal No.43 Lingkungan XII kelurahan Harjosari I Medan Amplas
Komposisi Keluarga Lansia : Tn.M memiliki tiga orang anak yang terdiri dari dua orang anak perempuan dan seorang anak laki-laki, ketiga anak Tn.M telah berkeluarga
II. Riwayat kesehatan keluarga? Genogram
Ny.S 65Thn
Tn.M 71Thn
Keterangan:
: Tinggal serumah
: Laki-laki : Perempuan
: Tn.M ,
: Meninggal
8
Universitas Sumatera Utara
III. Riwayat Kesehatan saat ini Tn.M saat ini menderita Hipertensi. Kadang ia merasa sesak napas saat tidur dimalam hari, ia juga mengeluh nyeri pada persendiannya.
IV. Riwayat kesehatan masa lalu Tn.M mengatakan bahwa ia dulu pernah dirawat dirumah sakit karena terjatuh dari atap rumah yang menyebabkan lengan kirinya patah, ia dirawat dirumah sakit ±2 bulan.
V. Riwayat sehari-hari a. Persepsi lansia terhadap sehat sakit Tn.M mengatakan sehat itu saat tubuh merasa segar dan bisa bekerja, sedangkan sakit adalah saat dia tidak bisa bekerja seperti biasanya. b. Kebiasaan Keseharian Tn.M ialah berjualan dirumah. Ia terbiasa dengan tidur pada siang hari ±2jam. c. Pola nutrisi Tn.M
makan
tiga
kali
sehari
yaitu
sarapan
pagi
dengan
nasi+sayur+telur+teh manis, makan siang dengan nasi+sayur+ikan dan makan malam dengan nasi+sayur+ikan. Pada saat makan ia tidak memiliki keluhan-keluhan. Ia
selalu menghabiskan porsi makan dan minum air
putih sekitar 1,5-2 liter perhari. d. Pola istirahat/ tidur Tn.M mulai tidur pukul 22.00 wib. Saat tidur, ia sering terbangun. Ia mengatakan terbangun karena merasa tidurnya kurang nyenyak dan kadang-kadang terbangun karena sesak napas. Biasanya ia terbangun pada pukul 02.00 wib dan pukul 04.00 wib. Apabila terbangun pada pukul 02.00 wib, ia berusaha untuk melanjutkan tidurnya kembali, akan tetapi sulit untuk dapat tertidur kembali dan apabila ia terbangun pada pukul 04.00 wib ia tidak melanjutkan tidurnya.
9
Universitas Sumatera Utara
e. Pola eliminasi Tn.M mengatakan BAK lancar tidak ada hambatan,tidak inkontinen. Ia mengatakan biasanya setiap pagi ia selalu BAB, tidak mengalami konstipasi. f. Kebiasaan olahraga Tn.M tidak melakukan olahraga. g. Kemampuan melakukan aktifitas aktivitas sehari-hari Tn.M ialah berjualan dirumah dan melakukan pekerjaan rumah seperti menyapu. h. Rekreasi Tn.M biasanya menonton TV sama cucu-cucunya. Ia mengatakan jarang berpergian atau rekreasi.
VI. Riwayat psikologi Tn.M merasa senang jika cucu-cucunya datang kerumahnya
VII. Riwayat sosial Tn.M mengikuti pengajian para teman sebaya yang diadakan setiap kamis malam. Ia juga bersosialisasi dengan tetangga disekitar rumahnya.
VIII. Riwayat spiritual dan kultural Tn.M menganut agama islam, ia rutin melaksanakan ibadah sholat baik dirumah maupun di mesjid.
IX. Pemeriksaan fisik a. Keadaan umum Tn.M tampak sesak dan mengantuk. Tingkat kesadaran Compos Mentis. kulit bersih, berbicara lancar dan jelas, kuku tangan dan kuku kaki bersih.
10
Universitas Sumatera Utara
b. Tanda-tanda vital TD
: 150/100 mmHg
Nadi
: 96 x/i
RR
: 24 x/i
T
: 370C
c. Pemeriksaan head to toe 1. Kepala dan rambut a. Kepala o Bentuk
: simetris
o Kulit kepala
: kulit kepala tampak bersih
b. Rambut o Penyebaran dan keadaan rambut : penyebaran rata dan rambut tampak sudah beruban. o Bau
: rambut terasa bau keringat
2. Mata o Bentuk o
Ketajaman penglihatan
: simetris : kurang baik, penglihatan kabur dan tidak jelas
o
Konjungtiva
: anemia (-)
o
Skela
: tidak ikterus
o
Pupil
: isokor (kanan dan kiri)
o
Pemakai alat bantu
: tidak memakai alat bantu penglihatan
3. Hidung o Bentuk o
Fungsi penciuman
o Perdarahan
: simetris : baik, dapat membedakan bau : tidak ada perdarahan
4. Telinga o
Bentuk
: simetris antara kanan dan kiri
11
Universitas Sumatera Utara
o
Lubang telinga
: terdapat
serumen
(dalam
batas normal) o
Ketajaman pendengaran
: kurang baik karena proses penuaan
5. Mulut dan faring o Keadaan bibir o
Keadaan gigi dan gusi
: lembab : tidak ada perdarahan gigi dan gusi, gigi tampak bersih dan tidak lengkap
o
Keadaan lidah
: tidak ada tanda perdarahan
6. Leher o
Tyroid
: tidak tampak perbesaran pada kelenjar
o Suara
: jelas
o Nadi
: teraba
d. Pemeriksaan integumen o
Kebersihan klien
: klien tampak bersih dan rapi
o
Warna
: kulit kuning langsat
o
Turgor
: turgor kulit cepat kembali
o
Kelembaban
: kulit lembab sedikit keriput
e. Pemeriksaan payudara dan ketiak Tidak dilakukan pemeriksaan. f. Sistem pernafasan o
Frekuensi
: 24 x/i
o
Irama nafas
: teratur
o
Tanda kesulitan bernafas
: tidak ada
o
Palpasi getaran suara
: terdengar dan teratur
12
Universitas Sumatera Utara
o
Perkusi
: resonan
o
Auskultasi
: suara nafas teratur
g. Sistem kardiovaskuler o
Tekanan darah
: 150/100 mmHg
o
Nadi
: 96 x/i
o
Inspeksi
: kulit normal (tidak pucat)
o
Palpasi
: -
o
Perkusi
: dulness
o
Auskultasi
: -
h. Sistem gastrointestinal o
Inspeksi
:
bentuk
abdomen
normal,
simetris, tidak terdapat tandatanda ascites dan distensi o
Palpasi
: nyeri
tekan
(-),
benjolan/massa (-), asietas (), pembesaran hepar (-) o
Perkusi
: terdengar suara tymphani
o
Auskultasi
: peristaltik usus 8-15 x/i
i. Sistem genitourinary sumbatan pada saluran perkemihan (-), warna dan bau (normal). j. Sistem muskuloskeletal Klien masih dapat menggerakkan kedua tangan dan kakinya, sendi lutut kiri dan kanan klien sering terasa ngilu dan nyeri dengan skala nyeri 3(ringan). o Kesimetrian otot
: simetris kanan dan kiri
o Pemeriksaan edema
: tidak ada edema
o Kekuatan otot
: kekuatan otot berkurang
o Kelainan ektremitas
: tidak ada
13
Universitas Sumatera Utara
k. Sistem neurologi 1. Tingkat kesadaran o GCS
: 15 ( E : 4, V : 5, M : 6 )
2. Status mental o Kondisi emosi/perasaan
: Stabil
o Orientasi
: orientasi waktu, tempat dan orang baik
o Proses berpikir
: ingatan klien masih kuat, klien
masih
ingat
akan
kejadian masalalunya. o Motivasi
: klien ingin sesak berkurang sehingga
dapat
bekerja
seperti dulu. o Persepsi
:
klien
tidak
kesembuhan
yakin
akan
penyakitnya
secara total o Bahasa
: klien menggunaankan bahasa indonesia.
3. Nervus Cranialis a. Nervus Olfaktorius/ N1 Klien dapat membedakan bau-bauan. b. Nervus Optikus/ N II Lapangan pandang klien mengalami gangguan Visus mata terganggu pada jarak jauh. c. Nervus Okulomotoris/ N III, Trochealis/ N IV, Abdusen/ N VI Tidak terdapat glaukoma/katarak, edema kelopak mata (+), heperemi konjungtiva (-), reaksi pupil terhadap cahaya (lambat), ukuran mata kanan dan kiri normal, tidak ada tanda perdarahan, gerakan bola mata normal.
14
Universitas Sumatera Utara
d. Nervus Trigeminus/ N V Klien dapat merasakan dengan baik rasa raba di kulit wajah pada bagian maxila dan mandibulla kanan dan kiri. Klien dapat merasakan nyeri, sentuhan panas dan dingin serta getaran yang diberikan di kulit pasien. Reflek berkedip dan menutup mata normal, kekuatan otot masester dan temporalis kanan dan kiri serta gerakan mandibulla simetris. e. Nervus Fasialis/ N VII Identifikasi terhadap rasa asam, pahit, manis dan asin baik. Kekuatan otot wajah atas dan bawah baik. f. Nervus Vestibulocochlearis/ N VIII Klien dapat berdiri tegak. g. Nervus Glossopharingeus/ N IX, Vagus/ N X Gerakan palatum dan vulva normal, palatum normal, palatum lunak dan sedikit terangkat, letak uvula ditengah. Gerakan menelan klien baik dan vokal suara jelas. h. Nervus Assesorius/ N XI Gerakan bahu kanan dan kiri simetris, rentang gerak sendi servikal normal, kekuatan daya dorong disisi bahu klien baik, kekuatan otot sternokledomastoideus klien baik. i. Nervus Hipoglosus/ N XII Gerakan lidah klien normal dan baik. Kekuatan otot lidah baik.
4. Fungsi motorik a. Cara berjalan Klien sulit berjalan karena pandangan rabun dan nyeri pada lutut kanan dan kiri.. b. Romberg test Klien dapat berdiri tegak. c. Tes jari-jari
15
Universitas Sumatera Utara
Klien mampu melakukan tes jari-jari. d. Pronasi-supinasi test Klien mampu melakukan gerakan pronasi dan supinasi di atas tempat tidur dengan baik. e. Heel to shin test Heel to shin test klien normal dan baik.
5. Fungsi sensorik a. Identifikasi sentuhan ringan Klien dapat mengetahui area kulit tubuh yang disentuh oleh perawat. b. Test tajam tumpul Klien dapat mengidentifikasi barang yang tajam dan tumpul yang disentuhkan ke kulitnya. c. Test panas dingin Klien dapat mengidentifkasi rasa panas dan dingin yang disentuh ke kulitnya. d. Test getaran Klien dapat merasakan lokasi getaran dengan baik yang disentuhkan di area wajahnya. e. Streognosis test Kurang baik. f. Graphestesia test Kurang baik. g. Membedakan dua titik Klien mampu membedakan dua titik bagian yang disentuh ke kulitnya. h. Topognosis test Kurang baik.
16
Universitas Sumatera Utara
6. Reflek a. Reflek bisep Terangsang dengan baik pada motorik atas kanan dan kiri. b. Reflek trisep Terangsang dengan baik pada motorik atas kanan dan kiri. c. Reflek brachioradialis Terangsang dengan baik pada motorik atas kanan dan kiri. d. Reflek patelar Terangsang dengan baik pada motorik atas kanan dan kiri. e. Reflek tendon achiles Terangsang dengan baik pada motorik atas kanan dan kiri. f. Reflek plantar Terangsang dengan baik pada motorik atas kanan dan kiri.
X. Pemeriksaan penunjang Tidak ada pemeriksaan penunjang
XI. Riwayat terapi Tn.M pernah dirawat dirumah sakit karena patah tulang lengan kirinya 25 tahun yang lalu. Saat ini, ia tidak mengkonsumsi obat-obatan.
17
Universitas Sumatera Utara
2.3.2. Diagnosa Keperawatan
1. Analisa Data No. 1.
Data DS: - Tn.M mengatakan sering terbangun
Etiologi Usia lanjut
Masalah
Penurunan fungsi paru
Gangguan Pola Tidur
dimalam hari, dan sulit untuk
Sesak napas
melanjutkan tidurnya kembali. Hipertensi
- Tn.M mengatakan kadang ia terbangun karena merasa sesak napas.
Terbangun saat tidur
DO: -Tn.M tampak mengantuk disiang
Insomnia
hari. - Tn.M Sering Tidur Siang. -
Gangguan Pola Tidur
TTV TD: 150/100mmHg, HR: 96x/menit RR: 24x/menit
18
Universitas Sumatera Utara
2.
Gangguan Pola
Usia lanjut
DS: Tn.M mengatakan ia
Pernapasan
kadang merasa sesak napas saat tidur dan
Penurunan fungsi tubuh
saat bekerja terlalu lelah
Penurunan fungsi paru
DO: - frekuensi pernapasan Tn.M 24x/menit
Perubahan pola napas (sesak)
- Tampak lelah 3.
Intoleransi Aktivitas
Usia lanjut
DS: - Tn.M mengatakan kadang ia merasa sesak napas saat bekerja terlalu lelah.
Penurunan Fungsi tubuh
- Tn.M mengatakan persendian lutut kanan dan kirinya
Penurunan
sering ngilu dan nyeri
kekuatan
fungsi
otot
paru
saat digerakkan.
Penurunan
DO: - frekuensi pernapasan Tn.M 24x/menit - Skala nyeri pada
Sesak
persendian lutut kanan dan kirinya ialah 3(Ringan).
Nyeri Persendian
Penurunan aktifitas fisik
19
Universitas Sumatera Utara
2. Masalah Keperawatan a. Gangguan pola tidur b. Gangguan pola pernapasan c. Intoleransi aktifitas
3. Diagnosa Keperawatan (Prioritas) a. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri, ketidaknyamanan dan sering terbangun dimalam hari/insomnia ditandai dengan klien tampak mengantuk disiang hari dan sering tidur siang. b. Gangguan pola pernapasan berhubungan dengan penurunan fungsi paru ditandai dengan napas sesak, frekuensi pernapasan 24x/menit. c. Intoleransi aktivitas fisik berhubungan dengan penurunan fungsi tubuh, penurunan fungsi paru dan nyeri pada persendian ditandai dengan napas sesak, frekuensi pernapasan 24x/menit, kesulitan dalam pergerakan.
20
Universitas Sumatera Utara
2.3.3. Perencanaan Keperawatan No.
Tujuan dan kriteria Hasil
Rencana Tindakan
Rasional
Dx 1
Tujuan : Untuk mempertahankan
masalah gangguan tidur
informasi dasar
Kebutuhan tidur
klien, Karakteristik, dan
dalam menentukan
dalam batas normal.
penyebab kurang tidur.
rencana perawatan.
Kriteria Hasil: - Rasa
-
-
-
1. Memberikan
1. Lakukan pengkajian
2. Anjurkan klien untuk
mengantuk klien
mengurangi distraksi
disiang hari berkurang
lingkungan dan hal-hal
Tidur siang klien
yang dapat mengganggu
berkurang.
tidur.
Klien dapat tidur 6-8
2. Mengurangi gangguan saat tidur.
3. Anjurkan klien untuk tidur 3. Meningkatkan tidur
jam setiap malam.
dengan posisi yang
Frekuensi terbangun
nyaman, seperti posisi
dimalam hari
setengah
berkurang.
duduk(semifowler). 4. Anjurkan klien untuk
4. Menghindari tidur
meningkatkan aktivitasnya
siang yang
pada siang hari.
berlebihan.
5. Anjurkan klien untuk
5. Dapat mempercepat
mengurangi aktivitas
klien untuk masuk
sebelum tidur.
pada tahap tidur.
6. Anjurkan klien untuk tidak 6. Tidur siang hari banyak tidur pada siang
dapat menyebabkan
hari.
malamnya tidak bisa
7. Anjurkan klien makan yang cukup satu jam
tidur 7. Meningkatkan tidur
sebelum tidur.
21
Universitas Sumatera Utara
8. Berikan pengetahuan kesehatan kepada klien
8. Meningkatkan pola tidur.
tentang jadwal tidur, cara mengurangi stres dan cemas serta latihan relaksasi. 2.
Tujuan: untuk mempertahankan pola
terhadap pola pernapasan
informasi dasar
pernapasan klien dalam
klien.
dalam menentukan
batas normal. Kriteria Hasil:- klien dapat mendemonstrasikan pola pernapasan yang efektif. -
-
bernapas dan relaksasi
rencana perawatan. 2. Mempertahankan pola napas kembali
yang benar. 3. Anjurkan klien posisi
efektif. 3. Posisi dapat
semifowler (setengah
menunjukkan pola
duduk) saat istirahat atau
meningkatkan
pernapasan yang efektif.
tidur
pengembangan paru
Klien merasa lebih
Tujuan: mempertahankan
4. Anjurkan klien untuk
4. Pekerjaan yang lebih
hindari pekerjaan yang
dapat meningkatkan
berlebihan.
proses respirasi. 1. Memberikan
1. Lakukan pengkajian
kemampuan aktivitas
terhadap keterbatasan
informasi dasar
seoptimal mungkin.
aktivitas dan kelemahan
dalam menentukan
klien saat aktivitas.
rencana perawatan.
Kriteria Hasil: - Kelemahan yang berkurang -
2. Ajarkan klien tekhnik
Data objektif
nyaman dalam bernapas.
3.
1. Memberikan
1. Lakukan pengkajian
Sesak dan nyeri sendi saat aktivitas berkurang.
2. Anjurkan klien untuk istirahat yang cukup. 3. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan yang cukup.
2. Membantu mengembalikan energi. 3. Metabolisme membutuhkan energi
22
Universitas Sumatera Utara
2.3.4. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
No. 1.
Diagnosa Gangguan pola tidur
Implementasi
Evaluasi
1. Melakukan pengkajian
Klien melaporkan
berhubungan dengan nyeri,
masalah gangguan
bahwa ia dapat
ketidaknyamanan dan sering
tidur klien,
tertidur dalam
terbangun dimalam
Karakteristik, dan
waktu 15 menit
hari/insomnia ditandai
penyebab kurang tidur.
dengan klien tampak
2. Menganjurkan klien
Jumlah jam tidur
mengantuk disiang hari dan
untuk mengurangi
klien 5-6
sering tidur siang.
distraksi lingkungan
jam/malam
dan hal-hal yang dapat mengganggu tidur. 3. Menganjurkan klien
Terbangun dimalam hari berkurang
untuk tidur dengan posisi yang nyaman, seperti posisi setengah
Klien mengatakan
duduk(semifowler).
perasaan segar
4. Menganjurkan klien
saat bangun tidur
untuk meningkatkan aktivitasnya pada siang hari. 5. Menganjurkan klien untuk mengurangi aktivitas sebelum tidur. 6. Menganjurkan klien untuk tidak banyak tidur pada siang hari. 7. Menganjurkan klien
23
Universitas Sumatera Utara
makan yang cukup satu jam sebelum tidur. 8. Memberikan pengetahuan kesehatan kepada klien tentang jadwal tidur, cara mengurangi stres dan cemas serta latihan relaksasi. 2.
Gangguan pola pernapasan 1. Melakukan pengkajian berhubungan penurunan ditandai
dengan fungsi
dengan
paru
Klien
terhadap pola
menunjukkan
pernapasan klien.
pola pernapasan efektif
napas 2. Mengajarkan klien
sesak, frekuensi pernapasan
tekhnik bernapas dan
24x/menit.
relaksasi yang benar.
RR klien 18-22x/i
3. Menganjurkan klien posisi semifowler
Tidak ada
(setengah duduk) saat
penggunaan otot
istirahat atau tidur
bantu napas
4. Anjurkan klien untuk hindari pekerjaan yang berlebihan. 3.
Intoleransi aktivitas fisik
1. Melakukan pengkajian
Klien menunjukkan
berhubungan dengan
terhadap keterbatasan
penurunan fungsi tubuh,
aktivitas dan kelemahan tingkat daya tahan
penurunan fungsi paru dan
klien saat aktivitas.
nyeri pada persendian
2. Menganjurkan klien
ditandai dengan napas
untuk istirahat yang
sesak, frekuensi pernapasan
cukup.
adekuat untuk beraktivitas
Menyadari
24
Universitas Sumatera Utara
24x/menit, kesulitan dalam pergerakan.
3. Menganjurkan klien untuk mengkonsumsi
keterbatasan energi
makanan yang cukup. Klien dapat melakukan aktivitas seharihari
25
Universitas Sumatera Utara