BAB II KAJIAN TEORI KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Teori 2.1.1
Sejarah Atletik Menurut http//wikipedia.com/wiki yang diakses (2011), atletik berasal dari
kata Yunaniyaitu atlon, atlunyang berarti pertandingan atau perjuangan. Jadi atletik menurut ensoklopedi indonesia berarti pertandingan dan olah raga pada atletik. Atletik yaitu suatu cabang olah raga mempertandingkanjalan, lari, lompat, dan lempar.Olah raga atletik mula-mula di populerkan olehbangsa Yunani kirakira pada abad ke-6 SM. Orang yang berjasamempopulerkannya adalah Iccus dan Herodicus. Atletik yang terkenal sekarangsudah lain dari pada yang dilakukan oleh bangsa Yunani dulu. Tetapi walaupundemikian dasarnya tetap sama yaitu berjalan, lari, lompat dan lempar. Karenamempunyai berbagai unsur inilah atletik dikatakan sebagai ibu dari segala cabangOlah raga.Mengandung berbagai unsur gerakan sehari-hari.
2.1.2
Hakikat Atletik Saputra Murpi (2002:1)Istilah Atletik berasal dari bahasa Yunani yaitu
Athlon yang memiliki makna bertanding atau berlomba. Selanjutnya Menurut Khomsin (2005:3) " Atletik adalah aktifitas jasmani atau latihan fisik berisikan gerak-gerak alamia atau gerak yang wajar seperti jalan,lari,lompat dan lempar. Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa atletik merupakan kegiatan atau aktifitas jasmani yang dapat dikembangkan menjadi 6
kegiatan bermain dan berolahraga serta dapat diperlombakan dalam bentuk jalan,lari,lompat dan lempar. Sebagai gerakan dasar manusia atlit memerlukan suatu kemampuan dasar fisik (Kemampuan dasar Biomotorik) yang merupakan elemen gerak dari nomornomor atletik seperti, kecepatan, kekuatan, daya ledak, power, kelentukan dan koordinasi Atletik adalah gabungan dari beberapa jenis olahraga yang secara garis besar
dapat
dikelompokkan
menjadi
lari,
lempar,
dan
lompat.
(http//wikipedia/wiki.com, diakses pada tahun 2011) Menurut AP Panjaitan (1990) menyatakan bahwa “Atletik mempunyai semboyan “ citius, altius, fortius yang dalam bahasa Inggrisnya faster, higner, dan stronger, yaitu lebih cepat, lebih tinggi dan lebih kuat. Atletik terdiri dari jalan, lari, lempar, lompat.Setiap penyelenggaraan pesta olahraga baik tingkat nasional maupun tingkat dunia atletik selalu ikut dipertandingkan dan merupakan pokok acara pada setiap peristiwa. Keadaan ini membuat orang menjuluki atletik sebagai induk (ibu) dari segala cabang olah raga (Mother of Sport).
2.1.3
Nomor-Nomor dalam Cabang Atletik Dalam http://id.wikipedia.com/atletik (akses 23 April 2012), atletik terdiri
dari beberapa nomor yang diperlombakan yaitu sebagai berikut: 1) Lari Lari merupakan jenis perlombaan atletik yang sangat populer dan banyak diikuti oleh para atlet. Jenis jenis perlombaan ini antara lain sebagai berikut :
Jarak Pendek
:Lari 100 m - Lari 110 m gawang, Lari 200 m - Lari 100 m gawang, Lari 400 m - Lari 400 m gawang, Lari 4 x 100 m Lari 4 x 400 m.
Jarak menengah
:Lari 800 m - Lari 3.000 m Steeple chase, Lari 1.500 m
Jarak jauh
:Lari 5.000 m, Lari 10.000 - Lari Marathon
Untuk lari jarak pendek disebut juga lari sprint, karena semua pesertanya berlari dengan kecepatan penuh dengan menempuh jarak 100m,200m dan 400m. Secara teknis gerakan lari dapat dibedakan atas beberapa macam diantaranya lari perlahanlahan atau lari santai lebih dikenal dengan jogging, lari cepat atau sprint, lari jarak menengah dan lari jarak jauh. 2) Lempar Lempar adalah salah satu dari nomor dari cabang olah raga atletik.Nomornomor lempar terdiri dari tolak peluru, lempar lembing,lempar cakram dan lontar martil. 3) Lompat Lompat adalah istilah yang digunakan dalam cabang olah raga Atletik.Istilah lompat digunakan untuk nomor lompat jangkit, lompat tinggi, lompat jauh dan lompat tinggi galah.Nomor lompat merupakan salah satu nomor dalam cabang olahraga atletik. Nomor lompat terbagi atas : a) Lompat jauh yang terdiri dari :lompat jauh gaya jongkok (gaya orthodok); lompat jauh gaya menggantung (gaya schnepper); lompat jauh gaya berjalan di udara (gayawalking in the air).
b) Lompat tinggi yang terdiri dari :lompat tinggi gaya guling perut (straddle style); lompat tinggi gaya gaya guling sisi (western roll); lompat tinggi (gaya fosbury) c) Lompat tinggi galah d) Lompat jangkit (triple jump)
2.1.4
Hakikat Lempar Lembing dalam Cabang Atletik Pengertian lempar lembing adalah salah satu nomor dalam perlombaan
atletik yang melemparkan benda berbentuk lembing sejauh mungkin. Hal ini diperkuat dengan pendapat para ahli sebagai berikut : Menurut Yudha M. Saputra dalam Http//KawandNews.com
yang di
akses (2011) pengertian lempar lembing adalah “merupakan salah satu kemampuan dalam melemparkan benda berbentuk lembing, sejauh mungkin”. Sedangkan menurut Soenarjo Basoeki dalam Http//KawandNews.com yang di akses (2011) lempar lembing adalah “salah satu nomor perlombaan dalam kelompok lempar di dalam cabang olahraga atletik” Lembing merupakan suatu benda yang terdiri dari mata lembing, badan lembing dan tali pegangan lembing. Mata lembing terbuat dari metal, badan lembing terbuat dari kayu atau metal atau bambu. Badan lembing yang terbuat dari metal dipergunakan dalm perlombaan resmi nasional ataupun internasional, dalam pendidikan biasa menggunakan bambu. Tali lembing terletak melilit pada titk pusat lembing. Unsur gerak dan tujuan dari proses gerakan menjadi bagian dari kegitan melempar. Kedua hal tersebut merupakan satuan yang utuh dan berupa gerakan
yang sering disebut teknik melempar lembing,yang selanjutnya diungkapkan dalam teknik lempar lembing. Kemampuan seorang atlet dalam melempar lembing dipengaruhi faktor eksternal
yang berupa lapangan dan alat
lembing.Suatu cara mengatasi tahanan eksternal ini,dapat diatasi dengan berlatih secara intensif.
2.1.5
Teknik Dasar lempar Lembing
A. Cara Memegang Lembing Dalam melakukan lempar lembing, ada beberapa cara yang harus dilaksanakan, guna mendapatkan hasil yang maksimal. Menurut Murpi (2002 : 12), cara memegang lembing ada 2 3 cara yaitu :cara Amerika style, Finlandia style dan pegangan “V”. 1. Cara Amerika
Gambar 1 Cara pegangan Amerika Murpi (2002:12) Dilakukan dengan cara memegang lembing dibagian belakang lilitan lembing dengan jari telunjuk melingkar di belakang lilitan dan ibu jari menekannya di bagian permukaan yang lain, sementara itu jari-jari turut melingkar di badan lembing dengan longgar.
2. Cara Finlandia
Gambar 2 Cara pegangan Finlandia Murpi (2002:12) Dilakukan dengan cara memegang lembing pada bagian belakang lilitan lembing dengan jari tengah dan ibu jari, sementara telunjuk berada sepanjang batang lembing dan agak serong ke arah yang wajar, jari-jari lainnya turut melingkar di badan lembing dengan longgar.
3. Pegangan “V”.
Gambar 3 Cara pegangan “V” Murpi (2002:12) Tapi cara ini sudah jarang dipakai karena dianggap tidak menguntungkan bagi atlet.
B. Cara Membawa Lembing Lembing di bawa diatas bahu dengan mata lembing menghadap kearah serong atas. Lembing dibawa di belakang badan sepanjang alur lengan dengan mata lembing menghadap kearah depan serong atas. Lembing dibawa di atas bahu dengan mata lembing menghadap serong kearah bawah. 2.1.6
Lapangan dan Peralatan Lempar Lembing
A. Lapangan Adapun lapangan yang digunakan dalam lempar lembing adalah sebagai berikut:
Gambar 4 Lapangan Lempar Lembing (Akses di http:Tunas63.wordpress.com pada 2011)
Jalur Lari Awalan Panjang jalur awalan lempar harus tidak lebih dari 36,5 m dan tak kurang
dari 30 m dan harus di batasi dengan dua garis paralel selebar 5 cm yang saling terpisah sejauh 4 m. Kemiringan kesamping dari jalur lari awalan max 1 : 1.000.
Garis Lengkung Lemparan Lemparan harus dilakukan dari belakang garis lengkung lempar atau
sebuah busur dengan jari-jari 8 cm. Garis lempar ini terdiri dari garis batas lempar dicat putih selebar 7 cm, atau terbuat dari kayu atau metal dan dipasang rata dengan tanah. Garis lempar ini di perpanjang ke arah kanan dan kiri 75 cm di buat
siku-siku atau tegak lurus dengan garis paralel 4 m. Garis perpanjangan inipun dicat putih, lebar 7 cm dan panjangnya 0,75 m.
Sektor Lemparan Semua lemparan (lembing) yang di anggap syah harus jatuh di dalam
sektor lemparan, suatu daerah yang dibatasi oleh garis 5 cm di sebelah kanan dan kiri garis lempar. Garis 5 cm ini di buat di tanah dari titik A yaitu titik dari busur atau garis lempar, garis itu ditarik melalui titik B dan C pada titik mana busur atau garis lempar itu berpotongan dengan garis 5cm untuk membentuk sektor lemparan. Sektor lemparan ini boleh atau dapat di beri tanda jarak : 30 cm, 50 cm, 70 cm, dst.
B. Lembing
Gambar 5 Lembing Putra (Akses di http:Jayabersama.go.id pada 2011)
Gambar 6 Lembing Putri (Akses di http:Jayabersama.go.id pada 2011)
IAAF (2007:79) Konstruksi : Lembing terdiri dari 3 bagian : (1) mata lembing (2) badan lembing dan (3) tali pegangan. Badan lembing di buat dari metal dan pada ujung depan terpasang kokoh sebuah mata lembing yang runcing. Tali pegangan (melilit pada badan lembing) berada dititik pusat gravitasi dan tidak melibihi garis tengah badan lembing dari 8 mm. Lilitan tali pegangan lembing harus sama tebal dan bergerigi, tanpa sabuk atau benjolan. Panjang lembing untuk putra adalah 2,6 – 2,7 m dan putri adalah 2,2 – 2,3 m. Berat untuk putra 800 gr dan putri 600 gr.
2.1.7
Hakikat Latihan Latihansangat
penting
dilakukan
dalam
membantu
peningkatan
kemampuan melakukan aktifitas olahraga. Untuk memungkinkan peningkatan prestasi, latihan haruslah berpedoman teori- teori serta prinsip- prinsip latihan tertentu. Tanpa melakukan latihan yang rutin maka mustahil atlet akan memperoleh prestasi yang diharapkan. Menurut Harsono dalam Subarkah (2005:30), latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih, atau bekerja secara berulang-ulang, dengan kian hari menambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya.
Menurut Kusworo (2007:35)Pada dasarnya latihan adalah suatu kegiatan yang menggunakan konsep dan prisip latihan yang ilmiah, rasional, teratur, terukur, dan terarahdengan tujuan mencapai prestasi.Istilah yang menjadi definisi dalam latihan adalah:
a.
Practice adalah suatu usaha berolahraga dengan tujuan untuk meningkatkan kemahiran berolahraga dengan menggunakan berbagai macam alat dan peralatan dalam cabang olahraga tertentu.
b.
Execise adalah suatu program latihan yang dilakukan dengan cara yang tidak kontinyu namun memiliki aturan yang jelas dan panduan yang telah dirancang lengkap dengan pemanasan, latihan inti dan pendinginan.
c.
Training adalah merupakan penerapan suatu perencanaan kegeiatan olahraga yang ilmiah, terarah, terukur, dan rasional dengan tujuan untuk mencapai prestasi
berolahraga.
Sehingga
training
merupakan
penyempurnaan
kemampuan berolahraga. Menurut Bompa dalam Harry Subarkah (2005:36) latihan adalah aktivitas olahraga yang sistematik dalam waktu yang lama ditingkatkan secara progresif dan individual yang mengarah kepada ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis manusia untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Latihan pada prinsipnya adalah memberikan tekanan fisik pada tubuh secara teratur dan sistematik, berkesinambungan sehingga akan menambah kemampuan atlet yang akhirnya akan meningkatkan kemampuan atlet. Dan untuk melaksanakan suatu latihan diperlukan metode latihan yang dapat diartikan sebagai suatu cara untuk mencapai tujuan.
2.1.8
Hakikat Latihan PowerLengan Power atau disebut juga daya ledak merupakan salah satu komponen fisik
yang harus dimiliki seorang atlet. Menurut Sajoto dalam Subarkah(2009 : 37) daya ledak atau power adalah “kemampuan melakukan gerakan eksplosif”. Dalam
hal ini dapat dikemukakan bahwa, daya ledak atau power = kekuatan atau force X kecepatan atau velocity (P = F x T) seperti dalam tolak peluru, lompat tinggi dan gerakan lainnya yang bersifat eksplosive. Power adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang sependek- pendeknya” Ismaryati dalam Subarkah (2009 : 38) “power menyangkut kekuatan dan kecepatan kontraksi otot yang dinamis dan eksplosif serta melibatkan pengeluaran kekuatan otot yang maksimal dan secepat- cepatnya”. Hampir senada dengan Witarsa (2002 : 17) berpendapat bahwa; “power atau daya ledak adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang cepat, oleh karena itu power adalah tingkat kondisi fisik yang lebih tinggi dari pada kekuatan. Power merupakan kombinasi antara kekuatan dan kecepatan. Power otot atau muscular power menurut Sajoto dalam Subarkah (2009 : 38) adalah; “kemampuan seseorang untuk melakukan kekuatan maksimum, dengan usaha yang dikerahkan sependek- pendeknya”. Jadi power otot lengan adalah kemampuan otot- otot di daerah lengan untuk mengerahkan kekuatan maksimum dalam waktu yang sangat cepat dan maksimal. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa power otot lengan besar peranannya dalam penerapan teknik di dalam permainan tenis, karena dengan adanya power otot lengan tersebut petenis akan lebih merasa yakin akan dapat menghasilkan point dan bisa mengalahkan lawannya dan memenangi pertandingan.
2.2 Kerangka Berfikir Pengertian lempar lembing adalah salah satu nomor dalam perlombaan atletik yang melemparkan benda berbentuk lembing sejauh mungkin.Dalam melakukan lempar lembing ada hal-hal yang harus di perhatikan selain masalah teknis juga harus dengan power lengan yang prima.Untuk mendapatkan power lengan yang prima harus mendapatkan latihan yang tepat dan terprogram. Selama melakukan observasi di Madrasah Aliyah Negeri Model Kota Gorontalo, banyak masalah yang penulis temukan.Dalam mata pelajaran penjaskes materi lempar lembing, hasil yang di dapatkan siswa Madrasah Aliyah Negeri Model kurang masksimal.Hal ini disebabkan oleh kurangnya siswa melatih untuk meningkatkan kekuatan otot lengan.Untuk meningkatkan kekuatan otot lengan, perlu diberikan latihan yang tepat.Latihan power lengan merupakan solusi untuk meningkatkan kekuatan otot lengan.Karena tujuan dari latihan power lengan yaitu untuk meningkatkan kekuatan otot lengan dengan maksimal dalam waktu yang sangat cepat dan maksimal.Serta untuk melakukan lempar lembing, otot lengan sangatlah penting.Karena Saat menarik lengan kebelakang dan fleksi lengan, otot yang berfungsi adalah; 1) biceps brachii, 2) deltoid, 3) travezeus, 4) serratus anterior, lattisimus dorsi.Sedangkan saat melempar dan ekstensi lengan, yang berkontraksi adalah 1) tricep brachii, 2) vektoralis mayor, 3) lattisimus dorsi, 4) deltoid anterior dan travezeus.Jadi penulis berasumsi dengan menerapkan latihan power lengan yang terprogram dengan baik dapat menghasilkan hasil lemparan yang baik atau dengan kata lain hasil lemparan menjadi maksimal.
2.3 Hipotesis Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah “Latihan power lengan dapat mempengaruhi hasil lempar lembing siswa Madrasah Aliyah Negeri Model Kota Gorontalo.”