BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
2.1
Hakikat Membaca
2.1.1 Pengertian membaca nyaring Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru,murid ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi,pikiran,dan perasaan seseorang. Tarigan (2008:23) Membaca nyaring adalah sebuah pendekatan yang dapat memuaskan serta memenuhi berbagai ragam tujuan serta mengembangkan sejumlah keterampilan serta minat,oleh karena itu,dalam pengajaran keterampilan-keterampilan membaca nyaring,guru harus memahami proses komunikasi dua arah.lingkaran komunikasi belumlah lengkap jika pendegar belum memberi tanggapan secukupnya terhadap pikiran atau perasaan yang diekspresikan oleh pembaca.memang tanggapan tersebut mungkin hanya dalam hati,tetapi bersifat apresiatf,mempunyai nilai apresiasi yang tinggi. Dawson (2012:215) Membaca nyaring atau membaca bersuara terdiri atas membaca teknik dan membaca estetik.keduanya mementingkan:(a). Kelancaran atau kebenaran pengucapan kata (b). Suara yang jelas dan fasih sehingga pesan-pesan naskah mudah ditangkap audiens ( c). Intonasi kuat lemahnya tekanan,tinggi rendahnya nada,cepat lambatnya tempo dan penjelasan secara tepat (d). Pemahaman makna dan penghayatan nuansah naskah (e). penyampaian yang hidup dan komunikatif.
7
8
Untuk memperoleh melalui media tlisan,maka kita melakukan kegiatan membaca.kegiatan ini sering disebut sebagai proses komunikasi antara penulis dan pembaca sehingga pembaca memahami apa maksud dari penulis melalui bacaannya. Membaca hakikatnya merupakan suatu bentuk komunikasi tulis, pengajaran membaca nyaring di kelas II sesuai dengan kemampuan dan perkembangan siswa, pengajaran membaca nyaring di kelas II bertujuan agar siswa terampil membaca dan menulis. Membaca nyaring tanpa buku diberikan dengan pertimbangan agar siswa yang masuk sekolah tidak langsung dibebani masalah-masalah yang memberatkan dirinya, karena itu siswa hanya dilibatkan dalam kegiatana-kegiatan misalnya : -
Menyimak cerita guru
-
Tanya jawab dengan guru
-
Memperhatikan gambar yang diperlihatkan guru
-
Membahas Isi Gambar
-
Membicarakan gambar
Menurut Tarmizi (2011:31) Membaca adalah tahap awal anak belajar membaca dengan fokus pada pengenalan simbol - simbol huruf dan aspek - aspek yang mendukung pada kegiatan membaca lanjut’’ Berdasarkan pendapat diatas penulis dapat simpulkan bahwa membaca nyaring adalah tahap awal anak belajar mengenal huruf atau symbol bunyi dan menyuarakanya,sebagai dasar anak dalam pembelajaran membaca berikutnya. Pada tingkatan membaca nyaring, pembaca belum memiliki ketrampilan kemampuan membaca yang sesungguhnya tetapi
9
masih dalam tahap belajar
untuk memperoleh ketrampilan / kemampuan
membaca. Membaca merupakan suatu proses yang dilakukan serta digunakan pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis melalui media kata kata atau tulisan. Tarigan ( Sulistiawati 2008 : 1) Membaca merupakan suatu proses mengenali dan memaknai segala sesuatu yang terdapat dalam bacaan, baik secara bersuara maupun dalam hati. Membaca juga adalah suatu proses untuk memperoleh pengertian dari kombinasi beberapa huruf dan kata. Menurut Danial Mohamad Deni ( 2008 :1 ) Bahwa membaca adalah “ Perbuatan yang agung dan mulia. Apabila manusia ingin mulia maka ia harus membaca ”. Membaca merupakan gerbang segala ilmu pengetahuan, sedangkan ilmu pengetahuan merupakan sumber
perkembangan peradaban
didunia
sekaligus di akhirat. Oleh karenanya, pentinglah bagi kita untuk menanamkan bahwa membaca adalah simbol kemajuan sebuah peradaban. Setelah memahami pengertian membaca, maka pada prinsifnya membaca adalah memahami apa yang dibaca, dan pada tujuannya membaca di sekolah ialah untuk meningkatkan kompetensi kebahasaan atau pemerolehan kemampuan berbahasa. Dengan demikian dapat disimpulan bahwa, membaca merupakan suatu perbuatan yang agung, dan juga mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan yang dapat menyerap berbagai informasi yang bermanfaat bagi kehidupan didunia maupun diakhirat.
10
2.1.2. Tujuan membaca Tujuan membaca di sekolah adalah untuk meningkatkan kemampuan kebahasaan atau pemerolehan kemampuan berbahasa. Menurut pendapat Nuttall (2008) tujuan membaca adalah meningkatkan kemampuan siswa agar dapat membaca teks asli yang belum pernah dikenalnya, dengan tingkat kecepatan yang memadai dan pemahaman yang memadai tanpa mengalami hambatan. Memahami tujuan membaca.Danial (2008:27) Terdapat tiga tujuan yaitu: 1. Membaca sebagai hiburan tanpa perlu memeras otak terlalu keras. 2. Membaca memperoleh ilmu pengetahuan yang tujuannya adalah mencari dan memahami ilmu yang terkandung dalam bacaan. 3. Membaca kritis artinya dengan membaca kita mencari ilmu. Sedangkan tujuan membaca dalam kurikulum 2011 disesuaikan dengan tingkat kelas masing-masing, yakni (1) Untuk kelas 1 dan 2 pada dasarnya hanya membaca nyaring yang tujuannya mengetahui simbol dan lambinglambang huruf. (2). Mampu menyerap cerita dari cerita yang didengar atau dibaca
dan
dapat
mengungkapkan
tindakan sesuai pesan yang
kembali. (3).
didengar. (4).
Mampu
Mampu melaksanakan membaca teks dan
menyimpulkan isinya dengan kata-kata sendiri. (5). Mampu membaca teks bacaan serta dapat mengutarakan pendapat dan tanggapan mengenai isinya. Menurut Tarigan (Sulistiawati 2008:9 ) membaca merupakan suatu proses mengenali dan memaknai segala sesuatu yang terdapat dalam bacaan,baik secara bersuara maupun dalam hati dan tujuan utama membaca adalah untuk mencari
11
informasi, mencakup isi, dan memahami makna bacaan.Dan mengemukakan pula tujuan membaca dapat dibagi menjadi dua yaitu : 1. Tujuan behaviore (tujuan intruksional) yang diarahkan pada kegiatan: a. Memahami makna kata b. Keterampilan - sketerampilan studi c. Pemahaman. 2. Tujuan ekspresi (tujuan terbuka) yang meliputi. a. Membaca mengarahkan diri b. Membaca penafsiran dan membaca interpretatif c. Membaca kreatif Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tujuan membaca adalah untuk memperoleh berbagai ilmu pengetahuan dan dapat menghibur bagi pembaca itu sendiri.dan sangat beragam tergantung pada situasi dan kondisi pembaca.karena seseorang yang membaca dengan tujuan cenderung lebih memahami di bandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan.sedangkan menurut Blankton,dkk ( 2006:11 ).Tujuan membaca mencakup: 1.Kesenagan 2.Menyempurnakan membaca nyaring 3.Menggunakan strategi tertentu 4.Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik 5.Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahui 6.Memperoleh informasi untuk lisan atau tertulis 7.Mengkonfirmasikan dan menolak prediksi
12
8.Menampilkan suatu esperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks. 9.Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik. Dari beberapa tujuan membaca seperti yang telah dikemukakan di atas tujuan seseorang dalam membaca dapat dibedakan sebagai berikut: 1.Untuk mencari serta memperoleh informasi,mencakup isi,memahami makna bacaan,makna arti erat sekali hubungannya dengan maksud tujuan atau isenstif dalam membaca. 2.Untuk mendapat kesenagan ata hiburan. 3.Untuk menentang waktu dalam hal ini orang membaca hanya karena iseng. 4.Untuk melepaskan diri dari kenyataan misalnya pada saat ia merasa jenuh bosan sedih bahkan putus asa. 5.Tujuan membaca yang tinggi ialah untuk mencari nilai-nilai keindahan atau pengalaman estetis dan nilai-nilai kehidupan lainya. Danial (2008:27) Dari beberapa pendapat yang dikemukakan tentang tujuan dalam membaca,dapat disimpulkan bahwa tujuan yang di inginkan oleh setiap orang.dari kegiatan membaca berbeda-beda.tanpa tujuan yang jelas,paling tidak,carilah tujuan yang paling mudah dan sederhana sehingga kita dapat memperoleh dari tujuan minimal kita,sehingga faedahnya membacapun dapat kita dapatkan.
13
2.1.3 Jenis - jenis Membaca Ada beberapa jenis membaca yang perlu diketahui oleh kita semua yang antaranya adalah : 1) Membaca teknik : adalah jenis membaca yang diberikan di SD dengan tujuan agar para siswa dapat melafalkan kata – kata Bahasa Indonesia, dapat
mengintonasikan
frase, kalimat-kalimat Bahasa
Indonesia secara benar. 2) Membaca nyaring : adalah kegiatan membaca dengan menyuarakan tulisan yang dibacanya dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar pendengar dan pembaca dapat menangkap informasi yang di sampaikan oleh penulis baik yang berupa pikiran, perasaan, sikap, ataupun pengalaman penulis. 3) Membaca intensif : adalah membaca secara sungguh - sungguh dan terus menerus dalam membaca sehingga diperoleh hasil yang optimal. 4) Membaca memindai : adalah membaca wacana eksposisi dengan cara melihat dan lama, memandangi. 5) Membaca dalam hati : adalah kegiatan membaca yang dilakukan dengan tanpa menyuarakan isi bacaan yang dibacanya. 6) Membaca sekilas : adalah kegiatan membaca dengan melihat memperhatikan bahan tertulis yang dibacanya. 7) Membaca bersuara : adalah menyuarakan bacaan secara wajar (tidak tertegun - tegun, volume suara tetap, kecepatan membaca tepat).
14
8) Membaca pustaka adalah menumbuhkan kegemaran siswa dan bacaan yang dibaca siswa hanya secara garis besarnya dan bacaan yang menarik untuk dibaca. 9) Membaca estestis : adalah cara membaca yang lebih difokuskan pada pengalaman kehidupan melalui membaca buku - buku yang relevan dengan pengalaman yang menyentuh perasaan pembaca. Depdikbud (2006 :107-110) Selain beberapa jenis membaca tingkat - tingkat pemahaman dalam empat klasifikasi, yakni pemahaman literal, intertretatif, kritis dan kreatif. Sedangkan membaca eksentif dipergunakan kepentingan pemerolehan informasi yang
komprehensif, meluas,
tidak
mendalam atau
untuk
kepentingan,
kesenangan, dan hiburan 2.1.4 Manfaat Membaca Menurut ahli riset tentang jaringan otak, manfaat khusus dari membaca adalah bahwa orang yang rajin membaca buku dapat terhindar dari kerusakan otak dimasa tua, dan juga membaca buku dapat membantu seseorang untuk menumbuhkan sarap - sarap baru di otak. Manfaat kegiatan membaca menurut Danial ( 2008 :7 ) antara lain : (1). Sebagai media rekreatif. (2). Media aktualisasi diri. (3). Media informatif. (4). Media penambah wawasan. (5). Media untuk mempertajam penalaran. (6). Media belajar suatu keterampilan. (7). Media pembentuk kecerdasan dan spritual.
15
Demikian pula beberapa manfaat membaca yang dikemukakan oleh AlQarni (www.geogle.com Alpanet 01 mei 2012) yaitu : a)
Membaca menghilangkan kecemasan dan kegundahan.
b)
Ketika sibuk membaca, seseorang terhalang masuk ke dalam kebodohan.
c)
Kebiasaan membaca membuat orang tersibuk untuk bisa berhubungan dengan orang-orang malas dan tidak mau bekerja.
d)
Dengan sering membaca, orang bisa mengembangkan keluwesan dan kefasihan dalam bertutur kata.
e)
Membaca membantu mengembangkan pemikiran dan menjernikan cara berfikir.
f)
Membaca
meningkatkan
pengetahuan
seseorang dan meningkatkan
memori dan pemahaman. g)
Dengan membaca orang dapat mengambil manfaat dari orang lain.
h)
Dengan sering membaca, orang mengembangkan kemampuannya.
i)
Membaca membantu seseorang untuk menyegarkan pemikirannya dari keruwetan dan menyelamatkan waktunya agar tidak terbuang sia-sia.
j)
Dengan sering membaca orang bisa mempelajari berbagai
tipe
dan
model
menguasai banyak kalimat
dan
kata dan
meningkatkan
kemampuannya untuk menyerap konsep dan memahami apa yang ditulis diantara baris demi baris.
16
Terdapat beberapa manfaat membaca cepat yang antaranya adalah sebagai berikut: Danial (2008:27) 1. Membaca cepat menghemat waktu. 2. Membaca cepat menciptakan efisiensi. 3. Membaca cepat memiliki nilai yang menyenangkan atau menghibur. 4. Membaca cepat dapat memperluas cakrawala mental. 5. Membaca cepat membantu berbucara secara efektif. 6. Mebaca cepat meningkatkan pemahaman. 7. Membaca cepat menjamin kita selalu mutakhir. 8. Membaca cepat dapat dikatakan sebagai penjamin kepekaan mental. 2.1.5 Langkah-langkah membaca nyaring Menurut Sulistiawati. (2006:8) Dalam melaksanakan pengajaran membaca nyaring hendaknya guru memperhatikan hal-hal berikut. 1. Tingkat Perkembangan Anak Perkembangan anak yang satu dengan yang lain berbeda-beda,baik
secara
fisik maupun psikis.Ada perkembangan cepat ada pula yang lambat.anak usia sekolah dasar pada umumnya mempunyai kecenderungan untuk meniru serta besar sekali rasa ingin tahu terhadap sesuatu.selain itu pada anak tersebut.terdapat potensi yang besar untuk mengembangkan bakat,minat,dan kemampuan.oleh karena itu guru hendaknya dapat memanfaatkan kesempatan itu untuk membangkitkan bakat,minat ddan kemampuan anak degan memberikandorongan serta bimbingan yang tepat sesuai dengan tingkat perkembangan.
17
2. Tingkat Kesiapan Anak Tingkat kesiapan anak dalam menerima pelajaran berbeda-beda Anak kelas II yang berasal dari TK tentu lebih siap menerima pelajaran dari pada yang sama sekali belum bersekolah.Untuk itulah guru hendaknya memberikan perhatian khusus kepada anak yang belum siap agar segera dapat menyesuaikan diri,sedangkan anak yang sedah siap hendaknya diberi kegiatan tambahan. 3. Peralatan/Perlengkapan Alat adalah sarana yang sangat diperlukan dalam menunjang keberhasilan proses belajar mengajar,oleh sebab itu guru hedaknya mempersiapkan peralatan dan perkembangan pengajaran sesuai degan pokok bahasan yang diajarkan .Alat atau perlengkapan yang dapat dipersiapkan antara lain.Kartu nama,kartu huruf,kartu suku kata,kartu kata,kartu kalimat,contoh tulisan buku,dan lain-lain. 4. Keaktifan Anak Dalam kegiatan belajar mengajar hendaknya aktifitas siswa lebih diperhatikan dan aktivitas siswa lebih banyak dari pada guru.jadi bila penjelasan guru mudah dicerna siswa maka siapapun dapat dengan mengerti apa yang dijelaskan guru. 5. Sikap membaca dan menulis yang benar Dalam membaca dan menulis perlu diperhatikan faktor kesehatan anak diantaranya sikap duduk, Penerangan, Letak buku, Cara memegang pensil ketika menulis.
18
2.1.6 Kelemahan membaca Beberapa
kelemahan
membaca menurut
Lukman Hakim ( 2008:9)
Semiloka, Keterbatasan buku palajaran yang antara lain adalah : 1.
Buku pelajaran yang tidak konsisten.
2.
Kompetensi yang ingin dikembangkan pun tidak sesuai dengan desain buku.
3.
Penulis tidak mengakomodasi kondisi siswa yang membaca buku.
4.
Penulis menyajikan materi dengan bahasa yang kompleks.
5.
Terlalu serius membaca dapat membuat lupa waktu
2.1.6 Kemampuan membaca Kemampuan membaca adalah kemampuan untuk mengucapkan kata-kata dari tulisan. Selain mampu mengucapkan kata, seseorang juga harus bisa memahami arti dari kata - kata tersebut. untuk meningkatkan kemampuan membaca perlu diadakan
pelatihan membaca, dengan pelatihan
membaca
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan membaca anak dan dapat meningkatkan penguasaan kosa kata dan sikap terhadap
membaca
menjadi positif, Jhon Huringa.(www.geogle.com.Warnet 25 mei 2012). Aspek kemampuan membaca meliputi kesenangan membaca, kesadaran akan manfaat membaca, frekuensi membaca dan jumlah buku yang di baca oleh anak. mengartikan kemampuan membaca adalah
sikap positif
dan
adanya rasa ketertarikan dalam diri anak terhadap aktivitas membaca dan tertarik terhadap buku bacaan. Sulistiawati (2006:12)
19
Aspek kemampuan membaca meliputi kesenangan membaca,frekuensi membaca dan kesadaran akan manfaat
membaca. Berdasarkan
pendapat
pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca adalah kekuatan yang memdorong anak untuk memperhatikan, merasa tertarik dan senang terhadap aktivitas membaca sehingga mereka mau melakukan aktivitas membaca dengan kemauan sendiri. Aspek kemampuan membaca meliputi kesenangan membaca, frekuensi membaca dan kesadaran akan
manfaat
membaca.Kemampuan
membaca perlu ditanamkan
dan
ditumbuhkan sejak anak masih kecil sebab kemampuan membaca pada anak tidak
akan terbentuk
stimulasi
yang
dengan
diperoleh
sendirinya ,tetapi sangat
dari
lingkungan
dipengaruhi
anak. Keluarga
oleh
merupakan
lingkungan paling awal dan dominan dalam menanamkan, menumbuhkan dan membina kemampuan membaca anak. Orang tua perlu menanamkan kesadaran akan penting membaca dalam kehidupan anak, setelah itu baru guru awal di sekolah dasar merupakan lembaga pendidikan formal yang turut andil didalam menentukan keberhasilan anak didik, dan selanjutnya teman
sebaya
dan
masyarakat. Blakton, dkk (2006:17) Berdasarkan pendapat para ahli tentang kemampuan membaca dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca adalah suatu kemampuan berbahasa yamg bersifat reseptif, karena seseorang mampu mengucapkan kata - kata dan memahami kata - kata yang dibacanya.
20
2.2 Keterampilan-ketermpilan yang dituntut dalam membaca nyaring Keterampilan berikut ini sangat menolong para guru dalam menjalankan tugasnya ntuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam membaca nyaring. kelas II: (1).Membaca dengan terang dan jelas (2).Membaca dengan penuh perasaan,ekspresi, (3). Membaca tanpa tertegun-tegun,tanpa berkata-kata. Tarigan (2008:25) 2.2.1. Model Snowball Throwing Model snowball throwing dapat memberikan suatu situasi belajar yang santai dan menyenangkan, karena siswa dengan aktif dilibatkan dan dituntut untuk
memberikan
tanggapan
dan
keputusan dalam
memainkan
suatu
permainan, siswa dapat melihat kata berkali-kali namun tidak dengan cara membosankan. Robert E.Slafin ( 2008 ), Dalam meningkatkan kemampuan membaca pada pelajaran bahasa Indonesia digunakan dengan cara bermain, bermain dapat memberikan respon yang baik bagi siswa dan guru. Adapun langkah langkah permainan yang diambil guna meningkatkan kemampuan membaca siswa pada pelajaran di kelas II SD adalah salah satunya menggunakan metode snwoball throwing adalah salah satu teknik belajar atau cara bermain yang dikembangkan dalam cooperative Learning. Dalam penerapannya metode ini bersosialisasi dalam permainan berkelompok.Sebagai contoh salah satu teknik menghapal dengan metode adalah menghapal abjad dan bermain menebak kata, itu adalah salah satu metode menghapal yang efektif untuk bisa mengingat.
21
Dalam mengerjakan membaca teknik - teknik tersebut sangat diperlukan untuk mempermudah anak dalam mengingat simbol-simbol huruf. Metode yang
cocok
adalah
dengan
Metode snowball throwing untuk
dapat
memudahkan anak dalam membaca. Pengenalan membaca yang efektif adalah mengenalkan seluruh bunyi suku kata dasar yang menjadi pembentukan kata dalam bahasa indonesia. 2.2.2.Langkah-Langkah Model snowball Throwing Lingkaran cantol atau menebak kata dengan gambar adalah salah satu media untuk mengevaluasi anak sampai di mana penguasaan anak terhadap kelompok suku kata. Contolan-contolan seperti gambar sebagai pegangan anak untuk mengingat bunyi suku kata. Bentuk permainan tebak kata yang dapat dilakukan adalah menyebut urutan suku kata dengan irama berurutan a-i-u-e-o atau menebak satu suku kata. Dalam membaca suku kata, guru atau anak secara bergantian menunjuk barisan kata. Menurut Robert.E.Slafin (2008:21).Adapun beberapa
langkah-langkah
model snowball throwing yang dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa Diantaranya. 1. Langkah pertama adalah guru menyampaikan materi yang akan disajikan a) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing- masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi. b) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masingmasing,kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temanya.
22
c) Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja,untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok d) Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama 15 menit. e) Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian. Dengan
demikian
dapat
disimpulkan
bahwa dalam pembelajaran
membaca digunakan permainan snowball throwing akan menyenangkan bagi siswa dan juga dapat mempermudah dalam mengucapkan atau melapalkan kalimat yang dibacanya. 2.3 Kajian Penelitian yang Relevan Penelitian tentang membaca nyaring sebelumnya telah diteliti oleh Herlina,A Pateda (2011: 15-16). Meningkatkan membaca nyaring melalui metode kupas rangkai
Suku kata pada siswa kelas II SDN 37 Kota selatan Kota
gorontalo. Kesimpulannya adalah membaca nyaring umumnya dimulai sejak anak masuk kelas satu SD, meskipun demikian, ada anak yang baru belajar membaca pada usia tujuh tahun atau delapan tahun, jadi bahwa membaca bukan hanya mengucapkan bahasa tulisan atau lambang bunyi bahasa, melainkan juga menanggapi dan memahami isi bahasa tulisan. Dengan demikian membaca pada hakekatnya merupakan suatu bentuk komunikasi tulis, pengajaran membaca nyaring di kelas satu dan dua bertujuan siswa terampil membaca dan menulis.
23
Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa secara umum kemampuan membaca nyaring pada siswa kelas II SDN 37 Kota selatan Kota Gorontalo,
sebelum
menggunakan
metode
KRSK
belum
menunjukkan
peningkatan yang diharapkan, sebab 25 siswa yang dikenai tindakan diperoleh hasil pengamatan pada siklus I yakni 65% dan siklus II sudah menggunakan metode KRSK sehingga kemampuan membaca siswa meningkat menjadi 90 % dari jumlah pada membaca nyaring dapat di capai. Dan disimpulkan bahwa siswa kelas II SDN 37 Kota Selatan Kota Gorontalo dalam hal membaca nyaring dapat ditingkatkan dengan mengunakan metode kupas rangkai suku kata. Adapun skripsi ini di atas memiliki perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu terletak pada metode pembelajaran yang digunakan, penelitian terdahulu menggunakan metode kupas rangkai Suku kata pada siswa, sedangkan oleh peneliti menggunakan metode snowball throwing. Namun memiliki kesamaan juga yaitu membahas peningkatan membaca nyaring 2.4 Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan seperti : ”Jika guru menggunakan Model Snowball Throwing maka kemampuan siswa membaca nyaring kelas II SDN I Telaga biru dapat meningkat”. 2.5 Indikator Kinerja Yang menjadi dasar indikator kinerja kelas ini adalah apabila
keberhasilan penelitian tindakan
70 % dari 25 orang jumlah
siswa sudah dapat
meningkatkan kemampuan membaca terhadap pelajaran Bahasa Indonesia.