BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Assessment (Penilaian) Menurut Ridwan Abdullah Sani (2014:201) assessment merupakan pengolahan dan pengumpulan data untuk pengambilan kebijakan suatu program
pendidikan.
Assessment
menjadi
salah
satu
perangkat
pembelajaran sebagai untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran. Assessment dilakukan dengan menghimpun fakta-fakta dan dokumen belajar peserta didik untuk melakukan perbaikan program pembelajaran. Menurut Sarwiji (2011:27) penilaian dapat dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan program kegiatan dengan melihat tujuan atau kriteria yang ditetapkan. Aspek-aspek dalam penilaian yaitu penentuan tujuan penilaian,
pengumpulan
informasi,
penginterpretasian
informasi,
pengambilan dan keputusan. Ketercapaian proses penilaian yang dilakukan oleh guru dapat dilihat dari tujuan penilaian. Menurut Abdul Majid (2014:42) tujuan penilaian antara lain (1) mengetahui ketercapaian kompetensi peserta didik (2) memantau perkembangan belajar dan secara langsung dapat mendiagnosa kesulitan belajar siswa (4) sebagai perbaikan metode, pendekatan dan sumber belajar yang digunakan. Dengan sistem assessment berbasis media audio visual ini tujuan penilaian dapat segera diketahui tanpa menunggu satu semester dan memudahkan guru untuk menilai tiga aspek dalam satu kurun waktu singkat karena hasil dapat diketahui secara langsung. 8
Assessment dapat dikatakan layak apabila memenuhi prinsip-prinsip assessment. Validitas dan reliabilitas merupakan prinsip dalam sistem Assessment (Abdul Majid,2014), validitas berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi sedangkan reliabilitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil
penilaian.
Penilaian
yang
reliable
(ajek)
memungkinkan
perbandingan yang reliable dan menjamin konsistensi. Penilaian hasil belajar oleh pendidik berdasarkan Pemendikbud No.104 Tahun 2014 adalah proses pengumpulan informasi/bukti tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis, selama dan setelah proses pembelajaran. Penilaian yang digunakan harus mencakup ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kurikulum 2013 menekankan pada penilaian keseimbangan tiga ranah. Penilaian yang dilakukan perlu memberikan perhatian yang cukup terhadap aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor) secara seimbang. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan penilaian ini antara lain: (a) penilaian aspek kognitif dilakukan setelah peserta didik mempelajari suatu kompetensi dasar dengan indikator yang harus dicapai pada tiap semester dan pada jenjang satuan pendidikan tertentu (b) penilaian terhadap aspek afektif yang dilakukan selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar
9
baik didalam kelas maupun diluar kelas, dan (c) penilaian terhadap aspek psikomotor dilakukan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. 1. Ranah Kognitif (cognitive domain) Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan otak. Artinya, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak termasuk ke dalam ranah kognitif. Dapat dikatakan bahwa ranah kognitif berkaitan dengan kemampuan akademis peserta didik yaitu mencakup kegiatan otak (Sudaryono,2012). Taksonomi Bloom ranah kognitif yang telah direvisi Anderson dan Krathwohl (Abdul Majid,2014) yakni mengingat (remember), memahami/mengerti (understand), menerapkan (apply), menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan (create). a. Mengingat (Remember) Mengingat adalah usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari ingatan masa lampau yang dimanfaatkan untuk menyelesaikan berbagai masalah yang kompleks dan konkret. b. Memahami/mengerti (Understand) Memahami/mengerti berkaitan dengan aktivitas mengklasifikasikan (classification)
dan
membandingkan
(comparing).
Mengklasifikasikan akan muncul ketika seorang peserta didik berusaha mengenali pengetahuan yang merupakan anggota dari kategori pengetahuan tertentu.
10
c. Menerapkan (Apply) Menerapkan
pada
proses
kognitif
memanfaatkan
atau
mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan atau menyelesaikan permasalahan. Mengimplementasikan apabila siswa memilih dan menggunakan prosedur yang belum diketahui. d. Menganalisis (Analysis) Menganalisis merupakan memecahkan masalah suatu permasalahan dan mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dapat menimbulkan permasalahan. e. Mengevaluasi (Evaluate) Evaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan penilaian berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria yang biasanya digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Evaluasi berupa mengecek dan mengkritisi kegagalan suatu produk. f. Menciptakan (Creat) Menciptakan mengarah pada proses kognitif meletakkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan mengarahkan siswa menghasilkan suatu produk baru dengan mengorganisasikan beberapa unsur menjadi bentuk atau pola yang berbeda dengan yang sebelumnya. 2.
Ranah Afektif Ranah afektif menilai sikap peserta didik dengan harapan penguasaan sikap semakin baik apabila baik dalam penguasaan aspek kognitif. Seperti halnya dalam Fisika bahwa siswa juga dituntut memiliki sikap 11
baik berupa rasa syukur dengan penciptaan alam semesta dan sikap baik terhadap
manusia
(Sudaryono,2012).
Taksonomi
Bloom
(Sudaryono,2012:46) aspek afektif meliputi: a. Penerimaan Penerimaan berupa sikap kepekaan terhadap kejadian yang ada di lingkungan
sekitar
sehingga
dengan
sendirinya
seseorang
memperhatikan kejadian tersebut. b. Partisipasi Memberikan reaksi berupa tindakan aktif terhadap kegiatan yang sedang berlangsung, sebagai contoh seorang peserta didik yang aktif dalam mengikuti kegiatan diskusi, selalu memberikan pendapat. c. Penilaian/penentuan sikap Kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu yang memposisikan diri sesuai dengan penilaian tersebut. d. Organisasi Kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan
pegangan
dalam
kehidupan,
yang
dinyatakan
dalam
pengembangan suatu perangkat nilai. e. Pembentukan Pola hidup Kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan yang dapat diterapkan dalam kehidupan yang dijalaninya.
12
3.
Ranah Psikomotor Ranah Psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu (Sudaryono,2012). Ranah psikomotor dapat dilihat dari pada saat melakukan diskusi maupun percobaan atau praktikum. Taksonomi Bloom (Sudaryono,2012:46) aspek psikomotor meliputi: a) Persepsi Kemampuan mengenali dan membedakan dua hal yang berbeda dengan ciri-ciri fisik yang khas. Sebagai contoh, peserta didik dapat mengenali percobaan apa yang harus dilakukan. b) Kesiapan Kesiapan dapat dilihat dari keterampilan memulai pembelajaran yang bersifat jasmani dan rohani. Sebagai contoh dalam percobaan Fisika peserta didik memiliki keterampilan dalam mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan. c) Gerakan terbimbing Kemampuan untuk melakukan suatu gerak-gerik, yang dinyatakan dengan menggerakkan anggota tubuh. Hal ini biasa dilakukan saat memulai
percobaan.
Langkah
kerja
terbimbing oleh teman sebaya atau guru.
13
yang
dilakukan
masih
d) Gerakan yang terbiasa Kemampuan untuk melakukan suatu gerak-gerik dengan lancar, tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan. e) Gerakan yang kompleks Kemampuan untuk melaksanakan suatu keterampilan, yang terdiri dari beberapa komponen, dengan lancar, tepat, efisien, yang dinyatakan dengan suatu rangkaian perbuatan yang yang berurutan serta menggabungkan beberapa sub keterampilan menjadi suatu keseluruhan gerakan yang teratur. f) Penyesuaian pola gerakan Kemampuan untuk mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan kondisi setempat atau dengan menunjukkan suatu taraf keterampilan yang telah mencapai kemahiran. g) Kreativitas Kemampuan untuk melahirkan pola-pola gerak gerik yang baru, yang dilakukan atas prakarsa atau inisiatif sendiri. Ridwan Abdulloh Sani (2014) pelaksanaan penilaian diikuti dengan teknik penilaian yang tepat. teknik penilaian yang harus dilakukan di Sekolah yaitu: 1) Penilaian Kompetensi Sikap Teknik yang digunakan dalam penilaian antara lain:
14
a) Observasi Observasi merupakan teknik penilaian dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. b) Penilaian diri Penilaian diri merupakan teknik penilaian untuk menilai keadaan diri sendiri dengan jujur. Peserta didik harus mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya. Teknik penilaian ini menggunakan instrumen penilaian berupa lembar observasi. c) Penilaian antar peserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara saling menilai antara peserta satu peserta didik dengan peserta didik yang lain. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antar peserta didik. d) Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang peserta didik berkaian dengan sikap dan perilaku. 2) Penilaian Kompetensi Pengetahuan a) Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran. b) Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan. c) Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
15
3) Penilaian Kompetensi Keterampilan Penilaian kompetensi keterampilan didasarkan pada kinerja peserta didik dalam melakukan pekerjaan seperti melakukan praktikum dengan urutan yang benar. Kompetensi ini dapat dinilai dengan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yag digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik. a) Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respons berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi. b) Proyek meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan seperti diskusi atau presentasi hasil percobaan baik secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu. B. Dinamika Partikel Menurut Setya Nuracmandani (2009:81) dinamika partikel merupakan ilmu yang mempelajari tentang gerak dengan memperhatikan penyebab benda tersebut bergerak salah satunya adalah
Hukum Newton. Issac Newton
mencetuskan 3 hukum tentang gerak yaitu Hukum I, II, dan III Newton. 1. Hukum I Newton Pada dasarnya Newton menjelaskan benda yang cenderung untuk selalu bergerak apabila bergerak dan cenderung diam apabila benda tersebut diam, Peter Soedojo (2000:7).
16
Menurut Setya Nuracmandani (2009) Newton megatakan bahwa “ Jika resultan gaya pada suatu benda sama dengan nol, maka benda yang diam akan tetap diam dan benda yang bergerak akan tetap bergerak dengan kecepatan tetap”. Apabila dinyatakan dengan persamaan, Hukum I Newton dapat ditulis dengan persamaan ∑ F = 0, artinya benda diam atau bergerak lurus beraturan. Banyak peristiwa yang dapat kita lihat berkaitan dengan Hukum I Newton sebagai contoh ketika kita berada di dalam mobil, kita cenderung mempertahankan kondisi tubuh kita tetap seimbang (diam) sehingga kita akan terdorong ke belakang ketika mobil berjalan, pada mobil berjalan berarti kita juga berjalan sehingga pada saat mobil direm tubuh kita akan terdorong ke depan (Agus Taranggono,2007:86).
Gambar 1. Kertas ditimpa Gelas (Thariq,2013) Gambar 1 menunjukkan Hukum I Newton yaitu gelas akan tetap diam meskipun kertas yang berada di bawahnya ditarik dengan syarat kecepatan
menarik
kertas
dilakukan
(Thariq,2013)
17
dengan
kecepatan
konstan.
2. Hukum II Newton Keberadaan gaya dapat diketahui dengan melihat pengaruhnya terhadap suatu benda. Hal ini dapat dijelaskan dengan melihat Gambar 2.
Gambar 2. Pengaruh resultan gaya terhadap percepatan, dengan gaya diubah-ubah dan menjaga massa tetap Benda mengalami perubahan percepatan apabila ada gaya yang mempengaruhinya. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2, apabila seseorang mendorong balok dengan gaya sebesar F maka percepatan yang dihasilkan sebesar a. Saat seseorang menambah gaya untuk mendorong balok sehingga gaya sebesar 2F maka percepatan yang dihasilkan percepatan sebesar 2a, jadi dapat disimpulkan bahwa percepatan berbanding lurus dengan besarnya resultan gaya yang bekerja pada suatu benda. (Setya Nuracmandani,2009 )
Gambar 3. Pengaruh gaya terhadap percepatan, dengan menjaga gaya tetap (Setya Nurrachmandani,2009) 18
Satu buah balok dengan massa m didorong dengan gaya sebesar F maka akan dihasilkan percepatan sebesar a. Pada saat balok ditambah satu sehingga menjadi dua buah balok, maka massa balok menjadi 2m yang didorong dengan gaya F, penambahan balok ini mengakibatkan percepatan menjadi ½ a. (Setya Nuracmandani,2009) �=
atau
∑� �
∑� = � . �
Keterangan:
a adalah percepatan benda (ms-2) F adalah resultan gaya yang bekerja pada benda (N) m adalah massa benda (kg) (Setya Nuracmandani,2009) 3. Hukum III Newton
(Nana,2015) Gambar 4. Berenang Gambar 4 menunjukkan hukum III Newton, seperti halnya mendayung, seorang perenang pada waktu mengayunkan salah satu tangan ,
19
perenang mendorong air ke beleakang. Gaya ke belakang pada air tersebut menghasilkan gaya yang sama tetapi berlawanan. Gaya ini menggerakkan tubuh perenang ke depan sehingga dapat disimpulkan bahwa hukum III Newton terjadi ketika benda memberikan gaya reaksi pada benda kedua, benda kedua tersebut memberikan gaya reaksi yang sama besar tetapi berlawanan arah terhadap benda pertama (Joko Sumarsomo,2009). Faksi = - Freaksi
(Ihsan,2014) Gambar 5. Berjalan
(Indoforum,2015 ) Gambar 6. Menembak
Contoh lain yang menunjukkan gaya aksi reaksi adalah ketika berjalan di atas lantai. Saat berjalan, kaki menekan lantai ke belakang (aksi). Sebagai reaksi, lantai mendorong telapak kaki ke depan sehingga seseorang dapat berjalan. Pada saat menembakkan peluru, peluru pada senapan penembak didorong ke luar oleh senapan (aksi). Sebagai reaksi, peluru mendorong senapan ke belakang. Gaya aksi-reaksi inilah yang menyebabkan senapan terlihat tersentak ke belakang sesaat setelah memuntahkan peluru.
20
4. Jenis-Jenis Gaya Gaya merupakan tarikan atau dorongan yang mempengaruhi cepat atau lambatnya gerak suatu benda. Adapun jenis-jenis gaya sebagai berikut. a. Gaya Berat Massa dan berat merupakan besaran fisika yang berbeda. Massa (m) menunjukkan banyaknya materi yang terkandung dalam sebuah benda dan memiliki satuan (kg) yang nilainya sama dimanapun keberadaannya sedangkan berat (w) merupakan gaya gravitasi bumi yang bekerja pada suatu benda dan memiliki satuan newton (N). Berdasarkan hukum II Newton berkaitan dengan gerak jatuh bebas yang menyatakan bahwa gaya menghasilkan percepatan dan percepatan ini merupakan percepatan gravitasi. Dapat disimpulkan hubungan antara massa dan berat secara matematis adalah, w=m.g Keterangan : w adalah gaya berat (N) m adalah massa benda (kg) g adalah percepatan gravitasi (ms-2) b.
Gaya Normal Pada saat benda diam di bumi, gaya gravitasi/gaya berat tidak hilang.
Ketika ditinjau dari hukum I Newton, Newton menunjukkan bahwa resultan gaya benda dalam keadaan diam memiliki nilai 0, hal ini 21
menunjukkan adanya gaya lain yang mempengaruhi benda tersebut untuk setimbang. Gaya lain itulah yang di sebut gaya normal. Gaya normal (N) adalah gaya yang bekerja pada bidang yang bersentuhan antara dua permukaan benda, yang arahnya selalu tegak lurus dengan bidang sentuh (Setya Nurracmandani,2009).
Gambar 7. Arah gaya normal selalu tegak lurus dengan permukaan bidang (Setya Nurrachmandani,2009) c. Gaya Gesekan Saat seorang anak menggelindingkan kelereng di permukaan tanah, setelah menempuh jarak tertentu kelereng tersebut akan berhenti dengan sendirinya. Hal ini terjadi karena adanya gaya gesek. Gaya gesek adalah gaya yang bekerja antara dua permukaan benda yang saling bersentuhan. Arah gaya gesek berlawanan arah dengan kecenderungan arah gerak benda. Ada dua macam gaya gesekan yaitu gaya gesekan statis dan gaya gesekan kinetis. Gaya gesek statis (fs) adalah gaya gesek yang terjadi pada
22
benda selama benda tersebut masih diam. Menurut hukum I Newton, selama benda masih diam berarti resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut adalah nol.
Keterangan: fs adalah gaya gesekan statis maksimum (N) �� adalah koefisien gesekan statis N adalah gaya normal (N)
Gaya gesek kinetis (fk) adalah gaya gesek yang bekerja pada saat benda dalam keadaan bergerak. Perbandingan antara gaya gesekan kinetis dengan gaya normal disebut koefisien gaya gesekan kinetis (ms). Secara matematis dapat di tulis sebagai berikut. �
= �� �
Keterangan: fk adalah gaya gesekan kinetis (N) �� adalah koefisien gesekan kinetis N adalah gaya normal (N)
(Setya Nurracmadani,2009)
d. Gaya Sentripetal
Gambar 8. Gaya Sentripetal (Setya Nurrachmandani,2009)
23
Percepatan Sentripetal dialami oleh benda yang bergerak melingkar beraturan dimana arahnya selalu menuju ke pusat lingkaran dan tegak lurus dengan vektor kecepatan. Percepatan ditimbulkan oleh adanya gaya, hal ini didasarkan pada hukum II Newton. Oleh karena itu, adanya percepatan sentripetal disebabkan oleh gaya yang menimbulkannya, yaitu gaya sentripetal. Pada hukum II Newton dinyatakan bahwa gaya merupakan perkalian antara massa benda dan percepatan yang dialami benda tersebut. Sesuai hukum tersebut, hubungan antara percepatan sentripetal, massa benda, dan gaya sentripetal dapat dituliskan sebagai berikut. �� =
. � , �� � � � = �� =
��
Keterangan: Fs : gaya sentripetal (N) m : massa benda (kg) v : kecepatan linear (m/s) r : jari-jari lingkaran (m) �: kecepatan sudut
24
=
��
= ��
��
���
(Setya Nurrachmandani,2009)
Setiap benda yang mengalami gerak melingkar pasti memerlukan gaya sentripetal. Misalnya, planet planet yang mengitari matahari, elektron yang mengorbit inti atom, dan batu yang diikat dengan tali dan diputar. 2.
Penerapan Hukum Newton a.
Gerak Benda pada Bidang Datar
Gambar 9. (a) Balok pada bidang datar licin ditarik horizontal (b) Balok pada bidang datar licin ditarik dengan membentuk sudut α Perhatikan Gambar 9 (a) benda bergerak dengan percepatan a sebagai akibat dari penarikan secara horizontal dengan gaya sebesar F. �=
� ∑� �� �= � �
Gambar 9 (b) komponen yang menyebabkan benda bergerak di atas bidang datar licin adalah komponen horizontal F, yaitu Fx. Sehingga, Fx = Fcosα Sesuai dengan hukum II Newton, percepatan benda adalah sebagai berikut. �=
25
� cos � �
Untuk sebuah benda yang berada di atas bidang kasar harus memperhitungkan gaya gesek antara benda dan bidang datar tersebut. b. Gerak Benda pada Bidang Miring Arah gaya normal selalu tegak lurus dengan bidang sentuh. Misalnya, sebuah benda yang bermassa m diletakkan pada bidang miring licin yang membentuk sudut � terhadap bidang horizontal. Jika diambil sumbu X sejajar bidang miring dan sumbu Y tegak lurus dengan bidang miring, maka komponen-komponen gaya beratnya adalah sebagai berikut. Komponen gaya berat pada sumbu X adalah Wx = mg sin � Komponen gaya berat pada sumbu Y adalah Wy = mg cos � Gaya-gaya yang bekerja pada sumbu Y adalah sebagai berikut. ∑� = � − �� atau ∑� = � − � cos � Karena benda tidak bergerak pada sumbu y, maka ∑Fy = 0 atau N = mg cos � . Gaya-gaya yang bekerja pada sumbu x adalah sebagai berikut. ∑� = � sin � Karena benda bergerak pada sumbu X (gaya yang menyebabkan benda bergerak adalah gaya yang sejajar dengan bidang miring), maka percepatan yang dialami oleh benda adalah sebagai berikut.
c.
∑� = � . � � sin � = � . � � � � =
Gaya Tekan Kaki pada Lantai Lift
Gambar 10. Diam
Gambar 11. Naik
sin � (Setya Nurrachmadani,2009)
Gambar 12. Turun (Setya Nurrachmadani,2009)
26
Pada lift diam atau bergerak dengan kecepatan tetap, maka percepatannya nol. Oleh karena itu, berlaku keseimbangan gaya (hukum I Newton). ∑� = 0
�−� =0
Karena � = � , ���� � = �
Jadi, gaya tekan kaki pada saat lift diam atau bergerak dengan kecepatan tetap adalah sama dengan gaya berat orang tersebut. Jika lift bergerak ke atas dengan percepatan, maka besarnya gaya tekan kaki pada lantai lift dapat ditentukan sebagai berikut. ∑� = � . �
� − � = � .�
� = �.
+ � .�
Sebagai acuan pada gerak lift naik, gaya gaya yang searah dengan arah gerak lift diberi tanda positif dan yang berlawanan di beri tanda negatif. Berdasarkan penalaran yang sama seperti saat lift bergerak ke atas, maka untuk lift yang bergerak ke bawah persamaan sebagai berikut. ∑� = � . �
� − � = � .� � = � − �. �
27
(Setya Nurrachmadani,2009)
C. Media Audio Visual Menurut Gerlach dan Ely (1971) dalam buku Media Pembelajaran karya Prof.Dr.Azhar Arsyad, M.A mengatakan bahwa media berupa manusia (guru), materi (buku teks), atau peristiwa untuk membangun kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Secara lebih khusus, pengertian media dapat diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal dalam proses pembelajaran. Menurut Miarso dalam buku Media Pembelajaran Azhar Arsyad menyatakan bahwa media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik untuk belajar. Menurut Schram menyatakan bahwa media merupakan teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran, sehingga media menjadi perluasan dari guru. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa media adalah alat bantu guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Media tidak hanya digunakan untuk komunikasi dalam arti umum dan media dapat digunakan untuk media pengajaran dalam proses pembelajaran namun media juga dapat digunakan untuk pembuatan sistem assessment yang lebih menarik. Film, Televisi dan Komputer dapat dijadikan sebagai media pengajaran jika dapat membawa
pesan-pesan
(massage)
dalam
rangka
mencapai
tujuan
pembelajaran. Media pengajaran (pembelajaran) merupakan salah satu alat komunikasi dalam proses pembelajaran karena di dalam media pengajaran terdapat proses penyampaian pesan informasi dari pendidik kepada anak didik. Media pengajaran adalah alat fisik yang mungkin digunakan untuk 28
mengimplementasikan pengajaran dan memfasilitasi prestasi peserta didik terhadap sasaran atau tujuan pengajaran. Menurut Azhar Arsyad (2011) media audio adalah media dengan memanfaatkan indera pendengaran untuk proses penyampaian kepada pihak penerima berupa suara dalam bentuk kata-kata, musik, dan sound effect saja sedangkan media visual merupakan media untuk memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan berupa visual. Bentuk media visual bisa berupa (a) gambar, lukisan, atau foto (b) diagram yang melukiskan hubungan-hubungan konsep, organisasi, dan struktur isi materia; (c) peta yang menunjukan hubungan-hubungan ruang antara unsur unsur dalam isi materi; (d) grafik seperti
tabel,
grafik,
chart
dan
(bagan)
yang
menyajikan
gambaran/kecenderungan data atau antar hubungan seperangkat gambar atau angka-angka. Dapat disimpulkan bahwa media audio visual merupakan kombinasi media audio dan media visual dengan kata lain media audio visual adalah media yang penyampaian pesannya dengan menggunakan indra pendengaran sekaligus indra penglihatan sehingga informasi yang didapat dengan utuh. Menurut Sudjana dan Rivai (dalam buku Azhar,2011), beberapa manfaat media pembelajaran antara lain : b. Pembelajaran akan lebih baik menarik perhatian peserta didik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. c. Bahan pembelajaran akan lebih jelas sehingga dapat dipahami oleh peserta didik. d. Metode mengajar akan lebih bervariasi dan tidak membosankan. e. Peserta didik dapat lebih banyak melakukan kegiatan.
29
D. Macromedia Flash Menurut Nurdin Ardiansyah (2013 : 5 – 6), Macromedia Flash adalah sebuah software yang dapat digunakan untuk menambahkan aspek dinamis sebuah web atau membuat film animasi interaktif. Flash dapat digunakan untuk membuat animasi, presentasi, simulasi, permainan, navigasi, situs web, aplikasi web, iklan dll. Fisika merupakan ilmu alam dimana dalam penilaiannya biasa dengan menggunakan dengan tes tertulis, padahal banyak kegiatan yang seharusnya dapat dilakukan dengan konkret. Sehingga dengan Macromedia Flash ini sistem assessment menampilkan soal dalam bentuk animasi gambar bergerak (konkret). Tampilan awal saat Flash dibuka dapat dilihat pada Gambar 13.
(Noverino,2011) Gambar 13. Tampilan awal pada Macromedia Flash
30
Setelah Flash Document diklik, maka akan tampil Gambar 14.
(Alif,2013) Gambar 14. Area kerja Macromedia Flash Berikut adalah uraian tentang Macromedia Flash. a. Menubar Gambar 15 menunjukkan menubar, menu ini digunakan untuk mengatur aplikasi yang akan dibuat. Menu yang tersedia pada Macromedia Flash adalah file, edit, insert, modify, text, command, control, window dan help.
(Noverino,2011) Gambar 15. Tampilan menubar
31
b. Toolbox Gambar 16 menunjukkan Panel Toolbox yang digunakan untuk membuat isi di dalam timeline dan stage yang terdiri dari tool dan modifier. Sebagai contoh jika menulis kata dipilih icon A maka modifier seperti fill color, jenis garis dll.
(Alif,2013) Gambar 16. Tampilan Toolbox c. Panel Color Tanpa warna yang menarik maka semuanya akan terlihat biasa saja, maka dari itu Macromedia Flash menyediakan fasilitas untuk membuat objek terlihat lebih berwarna. d. Stage Stage adalah tempat bekerja seorang animator pada Macromedia Flash, karena stage merupakan daerah yang berisi semua entri - entri gambar yang membentuk sebuah movie flash.
32
e. Scene Gambar 17 menunjukkan Scene yaitu kumpulan dari keseluruhan timeline. Penggunanaan scene tergantung pada kebutuhan pengguna selaku animator. Untuk menampilkan window scene, adalah dengan menekan
Shift+F2
pada
keyboard
secara
bersamaan.
Dengan
menambahkan scene baru maka akan diperoleh timeline. Dengan menambahkan scene baru maka akan diperoleh timeline kosong yang siap diisi.
(Noverino,2011) Gambar 17. Tampilan scene f. Timeline Keseluruhan movie animasi yang diolah pada Macromedia Flash dapat diatur dan dikontrol pada timeline. Timeline merupakan kumpulan pengaturan tool yang sangat besar. Pada timeline terdapat dua komponent pokok, yaitu layer dan frame. Logikanya timeline merupakan sebuah buku besar, layer merupakan bab yang terdapat di dalam buku tersebut dan frame adalah halaman – halaman buku tersebut.
33
g.
Action window Gambar 18 menunjukkan Action window yaitu tempat atau wadah
yang dapat digunakan untuk menuliskan action script untuk Macromedia Flash. Untuk menampilkan window ini adalah dengan menekan F9 pada keyboard. Action script digunakan untuk mengendalikan objek dibuat sesuai dengan kehendak pengguna. Action script terbagi menjadi tiga jenis, yaitu: a. Action script untuk frame b. Action script untuk movie clip c. Action script untuk button Untuk memastikan kebenaran action script yang dimasukkan yaitu mengeceknya dengan mengklik icon check syntax. Jika terjadi kesalahan maka akan didapat window peringatan, di window tersebut dapat diketahui kesalahannya.
34
(Noverino,2011) Gambar 18. Tampilan action frame h.
Panel Properties Properties merupakan window yang digunakan untuk berbagai jenis
pengaturan, contoh mengatur size dokumen, warna background, kelajuan frame dan lain – lain.
E. Penelitian yang relevan Peneliti menelusuri beberapa karya yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Sapto Haryoko dengan judul penelitian "Efektivitas Pemanfaatan Media Audio-Visual Sebagai Alternatif Optimalisasi Model Pembelajaran". Tujuan dari penelitian tersebut adalah mengetahui hasil prestasi belajar peserta didik yang diajarkan
35
dengan menggunakan bantuan audio visual (media), dan hasil belajar peserta didik diajarkan dengan menggunakan metode konvensional. Penelitian tersebut menggunakan teknik eksperimen dengan membandingkan hasil belajar peserta didik yang diajar menggunakan media pembelajaran yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan hasil belajar antara peserta didik diajarkan dengan menggunakan media audiovisual
dibandingkan
dengan
peserta
didik
yang
diajarkan
dengan
menggunakan metode konvensional, di mana hasil belajar peserta didik diajarkan dengan menggunakan media audio-visual (16,25) lebih tinggi dari hasil belajar peserta didik yang diajarkan dengan menggunakan metode konvensional (9,25). Implikasi dari temuan penelitian ini adalah bahwa guru perlu untuk menerapkan media yang berbasis teknologi khususnya media audio visual, sehingga hasil belajar secara optimal. Kedua, Penelitian yang dilakukan oleh Siti Zaenab dengan judul "Pengembangan Instrumen Penilaian Tes Objektif Pilihan Ganda Untuk Mengukur Penguasaan Materi Ajar Gerak Lurus dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA". Penelitian tersebut merupakan penelitian pengembangan menggunakan model pengembangan 4-D sampai tahap pengembangan. Hasil penelitian tersebut adalah instrumen penilaian yang layak untuk mengukur penguasaan materi ajar gerak lurus dan keterampilan proses sains yang terdiri atas kisi-kisi penyusunan soal, 39 butir soal pilihan ganda beralasan dan kunci jawaban yang disertai rubrik penilaiannya serta instrumen penilaian yang
36
valid dan reliabel untuk mengukur penguasaan materi ajar gerak lurus dan keterampilan proses sains. Kedua penelitian di atas memiliki keterkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Penelitian pertama digunakan sebagai acuan bahwa penggunaan media audio visual dapat mempengaruhi hasil prestasi belajar siswa. Perbedaannya adalah penelitian pertama menggunakan media audio visual sebagai media pembelajaran, sedangkan penelitian ini menggunakan media audio visual sebagai media yang digunakan untuk instrumen penilaian. Penelitian kedua digunakan sebagai referensi bentuk tes. Perbedaannya bentuk tes pilihan ganda digunakan untuk tes aspek kognitif dan psikomotor. Sedangkan untuk aspek afektif digunakan bentuk penilaian diri (Self Assessment). Penelitian ketiga memiliki persamaan dalam pengembangan instrumen penilain dengan berbasis media. Perbedaannya adalah penelitian ketiga tentang pengembangan instrumen penilaian berbasis permainan, sedangkan penelitian ini adalah pengembangan instrumen penilaian berbasis media audio visual. F. Kerangka Berpikir Salah satu upaya pemerintah dalam memperbaiki kualitas pendidikan yaitu dengan pembaharuan kurikulum yaitu Kurikulum 2013 yang menekankan penilaian aspek tiga ranah yaitu ranah afektif, kognitif dan psikomotor sehingga guru membutuhkan sistem assessment tiga ranah tersebut. Perkembangan teknologi berdampak pada perkembangan dunia 37
pendidikan, salah satunya yaitu macromedia flash. Macromedia flash dapat mengembangkan sistem assessment berbasis media audio visual yang layak digunakan dengan melihat validitas, reliabilitas dan kefektifan. Dengan adanya sistem assessment berbasis media audio visual guru dapat melakukan penilaian dengan waktu yang singkat.
Diterapkannya Kurikulum 2013
Tuntutan Adanya Penilaian (Assessment) Tiga Ranah
Perkembangan Teknologi
Guru Membutuhkan Sistem Assessment Tiga Ranah
Macromedia Flash (Audio Visual)
Assessment Tiga Ranah Berbasis Macromedia Flash
Mendapatkan Hasil Penilaian Secara Langsung
Proses Penilaian Membutuhkan Waktu Singkat
Gambar 19. Kerangka Berpikir Penelitian Pengembangan Sistem Assessment dalam Pembelajaran Materi Dinamika Partikel Berbasis Media Audio Visual
38
G. Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana Validitas sistem assessment berbasis media audio visual yang dikembangkan? 2. Bagaimana Reliabilitas sistem assessment berbasis media audio visual yang dikembangkan? 3. Bagaimanakah respon peserta didik dan respon observer terhadap sistem assessment berbasis media audio visual yang dikembangkan? 4. Bagaimanakah hasil belajar peserta didik dengan menggunkan sistem assessment berbasis media audio visual yang dikembangkan?
39