BAB II KAJIAN PUSTAKA
1.
PENGENDALIAN INTERNAL
a.
Pengertian Pengendalian Internal Pengertian pengendalian internal menurut COSO (2013): “Internal control is a process, effected by an entity’s board of directors, management, and other personnel, designed to provide reasonable assurance regarding the achievement of objectives relating to operations, reporting, and compliance”. Artinya: Pengendalian Internal adalah proses, dipengaruhi oleh dewan entitas direksi, manajemen, dan personel lain, yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan yang berkaitan dengan operasi, pelaporan, dan kepatuhan. Menurut COSO (1992) dalam sawyer (2012) pengendalian internal kerangka terpadu, pengendalian internal meliputi kebijakan, aturan, dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen untuk memberikan keyakinan memadai bahwa laporan keuangan dapat diandalkan, operasi yang efektif dan efisien, dan kegiatan mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku. AICPA (1972) mengidentifikasi dua jenis kontrol internal untuk membantu manajemen membuat keputusan, yaitu dengan mengkonfirmasi atau mengoreksi kinerja setiap agen dari tugas-tugas mereka dan dengan menyediakan informasi untuk harapan masa depan.
9 http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
Pada tahun 1992 COSO didirikan, pengendalian internal kerangka terpadu untuk mengembangkan efektif sistem pengendalian internal. Kerangka kerja ini memberikan arahan untuk setiap usaha yang ingin membangun sistem pengendalian internal yang efektif ([COSO], 1992 dalam sawyer (2012)). Kerangka ini sekarang diakui terdiri dari lima komponen yang saling terkait: lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan ([COSO], 1992 dalam sawyer (2012)). Kelima komponen utama dari COSO (1992) pengendalian internal yang terintegrasi kerangka teoritis merupakan bagian dari kerangka holistik diperlukan untuk memperkuat efisiensi dalam manajemen organisasi apapun. Kerangka dibuat berdasarkan komponen ini terus dikaji untuk kejelasan sehingga diimplementasikan fungsi kontrol internal di seluruh umur organisasi. Lima komponen pengendalian intern juga bekerja secara harmonis untuk mendeteksi, mencegah, atau kesalahan atau salah saji yang benar dalam operasi keseluruhan bisnis ([COSO], 1992 dalam sawyer (2012)). b.
Komponen Pengendalian Internal Pengendalian internal terdiri atas beberapa unsur-unsur, namun hendaknya tetap diingat bahwa unsur-unsur tersebut saling berhubungan dalam suatu sistem. Menurut Committee of Sponsoring Organizations of the Tradeway (COSO) yang meliputi unsur-unsur pokok pengendalian intern adalah:
a) Pengendalian Lingkungan (Control Environment)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
Inti suatu bisnis yang menjadi atribut perusahaan, termasukintegritas, nilai etika, dan keseluruhan lingkungan tempat mereka bekerja. Lingkungan pengendalian merupakan mesin
yang menjalankan
organisasi dan dasar dimana segalanya sesuatunya ditempatkan. b) Penilaian Risiko (Risk Assestment) Organisasi harus menyadari dan mengatasi resiko yang dihadapi. Organisasi harus menyusun tujuan, terintegrasi dengan penjualan, produksi, pemasaran, keuangan, dan aktivitas lain sehingga pelaksanaan organisasi berjalan harmonis. Perlu juga dibangun mekanisme untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengatur resiko yang dapat terjadi. c)
Aktivitas Pengendalian (Control Activities) Prosedur dan kebijakan pengendalian harus dibangun dan dilaksanakan untuk membantu menjamin bahwa pelaksanaan diidentifikasi oleh manajemen sebagai sesuatu yang penting dalam mengatasi resiko dan pencapaian tujuan organisasi dilaksanakan secara efektif.
d) Informasi dan Komunikasi (Information and Communication) Aktivitas
pengendalian
dikelilingi
oleh
sistem
informasi
dan
komunikasi. Sistem informasi dan komunikasi memungkinkan personil dalam organisasi menangkap dan menukar informasi yang diperlukan untuk melaksanakan, mengatur, dan mengawasi pelaksanaan. e)
Pemantauan (Monitoring) Semua proses harus diawasi, dan modifikasinya sangat penting. Dengan pengawasan, sistem dapat beraksi secara dinamis, dan berubah sesuai
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
dengan kondisi. c.
Fokus Internal COSO 1) Fokus Pengguna Utama adalah manajemen. 2) Sudut pandang atas internal control adalah kesatuan beberapa proses secara umum. 3) Tujuan yang ingin dicapai dari sebuah internal control adalah pengoperasian sistem yang efektif dan efisien, pelaporan laporan keuangan yang handal serta kesesuaian dengan peraturan yang berlaku. 4) Komponen/domain yang dituju adalah pengendalian atas lingkungan, manajemen resiko, pengawasan serta pengendalian atas aktivitas informasi dan komunikasi. 5) Fokus pengendalian dari eSAC adalah keseluruhan entitas. 6) Evaluasi atas internal control ditujukan atas seberapa efektif pengendalian tersebut diterapkan dalam poin waktu tertentu. 7) Pertanggungjawaban atas sistem pengendalian dari eSAC ditujukan kepada manajemen.
d.
Tujuan Pengendalian Internal menurut COSO Tujuan internal control menurut COSO (Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission). Pengendalian internal berguna untuk membantu manajemen untuk mencapai tujuan utamanya. Pengendalian internal merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh aktivitas Dewan Komisaris, jajaran Manajemen dan seluruh pegawai, yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang wajar terhadap perncapaian tujuan perusahaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
yaitu : Keandalan pelaporan keuangan. Efektivitas dan efisiensi operasi. Kepatuhan terhadap peraturan dan hukum yang berlaku.
Pengendalian intern dapat mencegah kerugian atau pemborosan pengolahan sumber daya perusahaan. Pengendalian intern dapat menyediakan informasi tentang bagaimana menilai kinerja perusahaan dan manajemen perusahaan serta menyediakan informasi yang akan digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan.
2.
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
a.
Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Sistem adalah serangkaian dua atau lebih komponen yang saling terkait dan berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sebagaian besar sistem terdiri dari subsistem yang lebih kecil yang mendukung sistem yang lebih besar. Informasi adalah data yang telah dikelola dan diproses untuk memberikan arti dan memperbaiki proses pengambilan keputusan. Akuntansi adalah proses indentifikasi,
pengumpulan,
dan
penyimpanan
data
serta
proses
pengembangan, pengukuran, dan komunikasi informasi. Berdasarkan definisi diatas sistem informasi akuntansi (SIA) ialah mengumpulkan, memasukkan, memproses, menyimpan dan melaporkan data dan informasi menggunakan sistem manual pensil dan kertas, sistem kompleks yang menggunakan TI terbaru, atau sesuatu diantara keduanya (Romney & Steinbart (2014:11).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
Romney & Steinbart (2014) menyatakan bahwa agar dapat mencapai pengendalian internal yang baik pada sebuah sistem informasi, dibutuhkan suatu perencanaan dalam mengembangkan sistem. Sistem Informasi Akuntansi merupakan aktivitas pendukung yang termasuk dalam infrastruktur perusahaan, yang mana dapat menambah nilai organisasi dengan cara memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu. Hal-hal yang dapat dilakukan oleh Sistem Informasi Akuntansi adalah (Romney & Steinbart, 2014) : 1. Memperbaiki kualitas dan mengurangi biaya untuk menghasilkan produk atau jasa. 2. Memperbaiki efisiensi. 3. Memperbaiki pengambilan keputusan. 4. Berbagi pengetahuan Menurut Samiaji Sarosa (2009:13) Sistem Informasi Akuntansi adalah sebuah sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan memproses data sehingga menghasilkan informasi yang berguna dalam membuat keputusan. SIA bisa berupa kertas dan alat tulis (manual) maupun terkomputerisasi penuh (serba otomatis) atau kondisi di antara keduanya (gabungan manual dan terkomputerisasi). Kebutuhan suatu perencanaan merupakan hal penting karena beberapa alasan sebagai berikut: 1. Consistency. Perencanaan dapat membantu konsistensi dalam mencapai sasaran dan tujuan perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
2. Efficiency. Perencanaan memungkinkan sistem lebih efisien dan sub sistem dapat terkoordinasi dengan baik. 3. Cutting Edge. Perencanaan untuk proses peralihan dari sistem lama ke sistem baru. 4. Lower Cost. Perencanaan dapat menekan biaya implementasi, operasionalisasi
dan
pemeliharaan
sistem,
serta
memudahkan
pengelolaan sistem. 5. Adaptability. Perencanaan memudahkan manajemen untuk menyiapkan kebutuhan sumber daya dan para pegawai akan lebih siap untuk menghadapi perubahan. b.
Manfaat Sistem Informasi Akuntansi Beberapa manfaat dan tujuan SIA pada sebuah organisasi antara lain: 1. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi. 2. Memproses data menjadi informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan; serta 3. Melakukan pengendalian secara tepat terhadap aset organisasi.
3.
GAYA KEPEMIMPINAN
a.
Pengertian Gaya Kepemimpinan Miftah Thoha (2013:49) berpendapat bahwa gaya kepemimpinan merupakan norma prilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi prilaku orang lain atau bawahan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
Pada saat apapun jika seseorang berusaha untuk mempengaruhi perilaku orang lain, bahwa kegiatan semacam itu telah melibatkan seseorang ke dalam aktivitas kepemimpinan. Jika kepemimpinan tersebut terjadi dalam suatu organisasi tertentu, dan orang tadi perlu mengembangkan staf dan membangun iklim motivasi yang menghasilkan tingkat produktivitas yang tinggi, maka orang tersebut perlu memikirkan gaya kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat. Dalam hal ini usaha menyelaraskan persepsi di antara orang yang akan mempengaruhi perilaku dengan orang yang perilakunya akan dipengaruhi menjadi amat penting kedudukanya. Selama bertahun-tahun ketika orang-orang membicarakan gaya kepemimpinan, mereka mengidentifikasikan dua kategori gaya yang ekstrem yakni: gaya kepemimpinan otokratis, dan gaya demokratis. Kepemimpinan otokratis dipandang sebagai gaya yang didasarkan atas kekuatan posisi dan penggunaan otoritas. Sementara itu gaya kepemimpinan demokratis dikaitkan dengan kekuatan personal dan keikutsertaan para pengikut dalam proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Pemimpin yang efektif dalam menerapkan gaya tertentu dalam kepemimpinannya terlebih dahulu harus memahami siapa bawahan yang dipimpinnya, mengerti kekuatan dan kelemahan bawahannya, dan mengerti bagaimana cara memanfaatkan kekuatan bawahan untuk mengimbangi kelemahan yang mereka miliki. Dari uraian tentang landasan teori gaya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
kepemimpinan dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya gaya kepemimpinan adalah merupakan interaksi dari seorang pemimpin dengan bawahannya. Dalam interaksi tersebut terdapat dua orientasi perilaku pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahan, pertama orientasi hubungan, kedua pada tugas, selain hal tersebut juga perilaku yang mempertimbangkan kondisi situasional. b.
Praktik Kepemimpinan Menurut Rivai & Prawironegoro (2015:303) praktik kepemimpinan ada dalam organisasi. Oleh sebab itu, dalam praktik memimpin, seorang pemimpin harus mengetahui dan memahami struktur, kultur, lingkungan, konflik, efektivitas, dan efisiensi organisasi. 1) Struktur organisasi ialah pendelegasian wewenang dan tanggung jawab pada organisasi yang strukturnya jelas, pemimpin mudah membuat perncanaan, pengendalian, dan evaluasi kerja, dan sebaliknya. 2) Kultur organisasi ialah pola pikir dan perilaku pemilik organisasi, pada organisasi yang berkultur “memaksimumkan kekayaan pemilik”, pemimpin harus bekerja berorientasi laba atau surplus maksimum; sebaliknya pada organisasi yang berkultur “kelayakan hidup anggota”, pemimpin harus bekerja berorientasi meningkatkan keterampilan dan pengetahuan anggota dan harus menciptakan situasi yang kondusif. 3) Lingkungan organisasi meliputi intern dan ekstern. Lingkungan intern yang terdiri dari sumber daya manusia atau anggota, alat kerja, metode kerja, modal kerja, dan sasaran kerja relatif mudah dikendalikan. Lingkungan ektern yang terdiri dari perubahaan dan perkembangan ilmu
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
dan teknologi, situasi ekonomi, situasi sosial, situasi politik relatif sulit dikendalikan. Pemimpin harus mampu mengelola lingkungan intern dan ekstern. 4) Konflik organisasi meliputi konflik pemilik dengan manajemen, konflik manajemen dengan buruh atau karyawan atau anggota, konflik buruh dengan pemilik, konflik antar pemilik, konflik antar manajer, konflik antar buruh, konflik dengan masyarakat sekitar, konflik dengan pemerintah, dan konflik dengan pesaing, konflik dengan kreditor, konfik dengan pemasok, dan lain-lain. Pemimpin harus mengetahui mana konflik pokok dan tidak pokok. Konflik pokok adalah poros dari semua konflik lainnya. Dalam organisasi bisnis konflik pokok adalah konflik antara pemilik dengan buruh. 5) Efektivitas organisasi ialah kemampuan mencapai sasaran dan tujuan sesuai dengan rencana. Pemimpin harus mampu menggerakkan anggota untuk mencapai sasaran dan tujuan. Pemimpin harus menyadari bahwa sasaran dan tujuan organisasi dapat dicapai karena kerja anggota. Pemimpin
hanya
merencana,
mengendalikan,
membina,
dan
mengarahkan anggota. 6) Efisiensi organisasi ialah kemampuan menggunakan input sesuai dengan standar dan budget. Pemimpin harus mampu membuat standar kerja fisik dan
keuangan,
mengendalikan
pengguna
input,
menemukan
penyimpangan, dan menganalisis penyimpangan, kemudian membuat solusi untuk menghapus penyebab penyimpangan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
4.
KINERJA KARYAWAN
a.
Pengertian Kinerja Karyawan Lijan Poltak Sinambela, dkk., (2016:480) mengemukakan bahwa kinerja pegawai didefinisikan sebagai kemampuan pegawai dalam melakukan sesuatu keahlian tertentu. Kinerja pegawai sangatlah perlu, sebab dengan kinerja ini akan diketahui seberapa jauh kemampuan mereka dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Anwar Prabu Mangkunegara (2011:67) menyatakan bahwa Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja karyawan secara umum adalah sebuah perwujudan kerja yang dilakukan oleh karyawan yang biasanya digunakan sebagai dasar atau acuan penilaian terhadap karyawan didalam suatu organisasi. Kinerja yang baik merupakan suatu langkah untuk menuju tercapainya tujuan organisasi oleh karena itu, kinerja juga merupakan sarana penentu dalam mencapai tujuan organisasi sehingga perlu diupayakan untuk meningkatkan kinerja karyawan. Kamus besar bahasa Indonesia (2008:629) mendefinisikan karyawan adalah orang yang bekerja pada suatu lembaga (kantor, perusahaan, dsb) dengan mendapat gaji atau upah.
b.
Faktor-faktor Kinerja Karyawan Menurut
A.
Dale
Timple
yang
dikutip
oleh
Anwar
Prabu
Mangkunegara (2011:15) faktor-faktor kinerja terdiri dari faktor internal dan factor eksternal: Faktor internal yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifatsifat seseorang. Sedangkan factor eksternal adalah faktor-faktor yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari lingkungan meliputi. Seperti perilaku, sikap, dan tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja, dan iklim organisasi. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja dapat bersumber dari dalam individu pegawai maupun dari luar individu. Tinggal bagaimana kebijakan organisasi mampu menyelaraskan antara faktor-faktor tersebut. c.
Tujuan Kinerja Kinerja merupakan kegiatan pengolahan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Tujuan adalah tentang arah secara umum, sifatnya luas, tanpa batasan waktu, dan tidak berkaitan dengan prestasi tertentu dalam jangka waktu tertentu. Tujuan merupakan sebuah aspirasi. Sedangkan kinerja merupakan tanggung jawab setiap individu terhadap pekerjaan, membantu mendefinisikan harapan kinerja, mengusahakan kerangka kerja bagi supervisor. Tujuan kinerja adalah menyesuaikan harapan kinerja individual dengan tujuan organisasi. Menurut Sheila J. Costello (dalam Sinambela, 2012), tujuan mengalir dari atas ke bawah, sedangkan tanggung jawab bergerak dari bawah ke atas. Diawali dengan membangun visi dan misi organisasi yang ditetapkan oleh pimpinan tingkat atas. Visi dan misi tersebut kemudian diturunkan kepada tujuan jangka panjang organisasi. Selanjutnya, tujuan jangka panjang ditindaklanjuti dengan tujuan tahunan yang menjadi tujuan divisi, bagian, seksi, dan seluruh pegawai secara berjenjang mulai dari pimpinan atas hingga pegawai.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
d.
Indikator Kinerja Karyawan Anwar Prabu Mangkunegara (2011: 75) mengemukakan bahwa indikator kinerja, yaitu: 1. Kualitas Kualitas kerja adalah seberapa baik seorang karyawan mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan. 2. Kuantitas Kuantitas kerja adalah seberapa lama seorang pegawai bekerja dalam satu harinya. Kuantitas kerja ini dapat dilihat dari kecepatan kerja setiap pegawai itu masing-masing. 3. Pelaksanaan tugas Pelaksanaan Tugas adalah seberapa jauh karyawan mampu melakukan pekerjaannya dengan akurat atau tidak ada kesalahan. 4. Tanggung Jawab Tanggung jawab terhadap pekerjaan adalah kesadaran akan kewajiban karyawan untuk melaksanakan pekerjaan yang diberikan perusahaan.
5.
Teori X Dan Teori Y (Douglas McGregor)
Menurut Hasibuan (2013), Douglas Mc. Gregor adalah seorang psikolog sosial Amerika yang memimpin suatu varietas proyek riset dalam hal motivasi dan tingkah laku umum dari para anggota organisasi. Mc. Gregor terkenal dengan teori X dan teori Y-nya, dalam bukunya The Human Side of Enterprise (Segi Manusiawi Perusahaan). Mc. Gregor (1967), menentukan dua perangkat asumsi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
yang cenderung dipakai para pemimpin untuk mengenai orang lain. Afin Murtie (2012: 68) menyebutkan bahwa menurut Mc. Gregor, dalam berhubungan dengan karyawannya, manajer memiliki asumsi-asumsi yang digolongkan dalam teori X sebagai berikut: 1) Karyawan pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan sebisa mungkin berusaha untuk menghindarinya. 2) Karena karyawan tidak menyukai pekerjaan, mereka harus dipakai, dikendalikan, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan. 3) Karyawan akan menghindari tanggung jawab dan mencari perintah formal. 4) Sebagian karyawan menempatkan keamanan diatas semua faktor lain terkait pekerjaan dan menunjukkan sedikit ambisi. Disamping teori X yang sepertinya hanya memandang seorang karyawan dari sisi negatifnya saja, ada pula teori Y yang dapat mengimbangi teori X. Teori Y terdiri atas empat asumsi, yaitu sebagai berikut: 1) Karyawan menganggap kerja sebagai hal yang menyenangkan, seperti halnya istirahat atau bermain. 2) Karyawan akan berlatih mengendalikan diri dan emosi untuk mencapai berbagai tujuan. 3) Karyawan bersedia belajar untuk menerima, mencari dan bertanggung jawab. 4) Karyawan mampu membuat berbagai keputusan inovatif yang diedarkan keseluruh populasi, dan bukan hanya bagi mereka yang menduduki posisi manajemen.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
6.
Penelitian Terdahulu
Pada penelitian ini penulis mengacu penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Penelitian Ni Putu Eka Suranti, Ni Kadek Sinarwati & Ananta Wikrama Tungga Atmadja (2015) dari Universitas Pendidikan Ganeshaa Singaraja tentang Pengaruh Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi dan Penggunaan Teknologi Informasi Akuntansi tehadap Kinerja Individual pada PT. Bank Pembangunan Daerah Bali Kantor Cabang Singaraja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial efektivitas sistem informasi akuntansi, dan penggunaan teknologi informasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja individual. Secara simultan baik efektivitas sistem informasi akuntansi, dan penggunaan teknologi berpengaruh signifikan terhadap kinerja individual. Penelitian Marlia Winiawati (2015) dari Universitas Muhammadiyah Surakarta tentang Pengaruh Pengendalian Internal dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan pada SPBU Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen berpengaruh positif pada variabel dependen. Variabel independen
dalam
penelitian
adalah
pengendalian
internal
dan
gaya
kepemimpinan. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian adalah kinerja karyawan. Penelitian Mitchael Hutomo Tanuwibowo dan Roy Setiawan (2015) dari Universitas Kristen Petra tentang Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Lestari Purnama Perkasa. Hasil dari penelitian didapatkan bahwa budaya organisasi dan motivasi kerja berhubungan positif dengan kinerja karyawan. Hasil dari penelitian juga menunjukkan bahwa
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
budaya organisasi berhubungan positif dengan kinerja karyawan, motivasi kerja berhubungan positif dengan kinerja karyawan. Penelitian Siti Lailis Shoimah (2015) dari Universitas Jember tentang Pengaruh Pengendalian Internal terhadap Kinerja Karyawan Hotel di Kabupaten Jember. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara variabelvariabel independen yang lebih besar berpengaruh terhadap variabel dependen dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar model. Penelitian Fahmi Rizaldi (2015) dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya tentang Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Karyawan CV Teguh Karya Utama Surabaya. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan sistem informasi akuntansi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada CV Teguh Karya Utama. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik sistem informasi akuntansi diterapkan dalam suatu perusahaan, maka semakin meningkat kinerja karyawan dalam perusahaan tersebut. Pemanfaatan Sistem informasi akuntansi sangat dipengaruhi oleh sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki perusahaan tersebut. Perusahaan
hendaknya
selalu
melakukan
pengembangan
SDM
untuk
meningkatkan pengetahuan dan kompetensi SDM mengenai teknologi informasi. Pengetahuan dan kompetensi yang dimiliki SDM sangat diperlukan dalam memaksimalkan pemanfaatan teknologi informasi pada CV Teguh Karya Utama. Penelitian Sheilla Puteri Suhud (2015) dari Universitas Diponegoro tentang Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Individu Pegawai Distro di Kota Bandung. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
pemanfaatan sistem informasi akuntansi, kualitas sistem informasi akuntansi, dan sarana pendukung sistem informasi akuntansi berpengaruh signifikan terhadap kinerja individu. Sedangkan keamanan sistem informasi akuntansi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja individu. Penelitian Linda Oktarnia (2014) dari Universitas Maritim Raja Ali Haji tentang Pengaruh Pengendalian Internal Terhadap Kinerja Karyawan Pada Bidang Keuangan Rumah Sakit Tanjung Pinang Dan Bintan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel lingkungan pengendalian, aktivitas pengendalian, penaksiran risiko, informasi dan komunikasi, dan pemantauan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan pada bidang keuangan simultan. Penelitian Sarita Permata Dewi (2012) dari Universitas Negeri Yogyakarta tentang Pengaruh Pengendalian Internal dan Gaya Kepemimpinan tehadap Kinerja Karyawan SPBU Yogyakarta (Studi Kasus pada SPBU Anak Cabang Perusahaan RB. Group). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Pengendalian Internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan, (2) Gaya Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan, (3) Pengendalian Internal dan Gaya Kepemimpinan secara bersama-sama (simultan) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan. Jadi ketiga penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal dan gaya kepemimpinan sangat berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Penelitian Fahmi (2009) dari Universitas Gunadarma tentang Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpian dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
SPBU Pandanaran Semarang. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa variabel motivasi kerja dan gaya kepemimpinan memiliki pengaruh yang lebih besar tehadap kinerja pegawai. Semakin tingginya motivasi kerja yang diberikan dan pemimpin yang memiliki gaya kepimpinan yang baik akan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan tersebut.Yang berarti nilai motivasi kerja dan gaya kepemimpinan menjadi determinan yang kuat yang berarti kinerja keduanya ditentukan oleh kedua variabel tersebut dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Susilo Toto Raharjo & Durrotun Nafisah (2006) dari Universitas Diponegoro tentang Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kinerja, Komitmen Organisasi dan Kinerja Karyawan (Studi Empiris pada Departemen Agama Kabupaten Kendal dan Departemen Agama Kota Semarang). Hasil penelitian menunjukkan bahwa lima faktor gaya kepemimpinan: gaya partisipatif, gaya orientasi prestasi, gaya direktif, gaya supportif, dan gaya pemeliharaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja, commitmen organisasi, dan kinerja karyawan. Kesepuluh penelitian tersebut berbanding lurus dengan penelitian yang akan saya lakukan. Kesepuluh penelitian tersebut menyatakan bahwa pengendalian internal, sistem informasi akuntansi dan gaya kepemimpinan mempengaruhi kinerja karyawan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu No
Nama dan Tahun Penelitian
1.
Ni Putu Eka Suranti, Ni Kadek Sinarwati & Ananta Wikrama Tungga Atmadja (2015)
2.
Marlia Winiawati (2015)
Judul Penelitian Pengaruh Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi dan Penggunaan Teknologi Informasi Akuntansi tehadap Kinerja Individual pada PT. Bank Pembangunan Daerah Bali Kantor Cabang Singaraja. Pengaruh Pengendalian Internal dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan pada SPBU Surakarta.
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi Penggunaan Teknologi Informasi Akuntansi Kinerja Individual
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial efektivitas sistem informasi akuntansi, dan penggunaan teknologi informasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja individual.
Pengendalian Internal Gaya Kepemimpinan Kinerja Karyawan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengendalian internal dan gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
Tabel 2.1 (Lanjutan) Ringkasan Penelitian Terdahulu 3.
Mitchael Hutomo Tanuwibowo dan Roy Setiawan (2015)
Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Lestari Purnama Perkasa.
Budaya Organisasi Motivasi Kerja Kinerja Karyawan
4.
Siti Lailis Shoimah (2015)
Pengaruh Pengendalian Internal terhadap Kinerja Karyawan Hotel di Kabupaten Jember.
Pengendalian Internal Kinerja Karyawan
5.
Fahmi Rizaldi (2015)
Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Karyawan CV Teguh Karya Utama Surabaya.
Sistem Informasi Akuntansi Kinerja Karyawan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Hasil penelitian didapatkan bahwa budaya organisasi dan motivasi kerja berhubungan positif dengan kinerja karyawan. Hasil dari penelitian juga menunjukkan bahwa budaya organisasi berhubungan positif dengan kinerja karyawan, motivasi kerja berhubungan positif dengan kinerja karyawan. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara variabelvariabel independen yang lebih besar berpengaruh terhadap variabel dependen dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar model. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan sistem informasi akuntansi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada CV Teguh Karya Utama.
29
Tabel 2.1 (Lanjutan) Ringkasan Penelitian Terdahulu 6.
Sheilla Puteri Suhud (2015)
Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Individu Pegawai Distro di Kota Bandung.
Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Kinerja Individu
7.
Linda Oktarnia (2014)
Pengaruh Pengendalian Internal Terhadap Kinerja Karyawan Pada Bidang Keuangan Rumah Sakit Tanjung Pinang Dan Bintan.
Pengendalian Internal Kinerja Karyawan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemanfaatan sistem informasi akuntansi, kualitas sistem informasi akuntansi, dan sarana pendukung sistem informasi akuntansi berpengaruh signifikan terhadap kinerja individu. Sedangkan keamanan sistem informasi akuntansi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja individu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel lingkungan pengendalian, aktivitas pengendalian, penaksiran risiko, informasi dan komunikasi, dan pemantauan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan pada bidang keuangan simultan.
30
Tabel 2.1 (Lanjutan) Ringkasan Penelitian Terdahulu 8.
Sarita Permata Dewi (2012)
9.
Fahmi (2009)
10.
Susilo Toto Raharjo & Durrotun Nafisah (2006)
Pengaruh Pengendalian Internal dan Gaya Kepemimpinan tehadap Kinerja Karyawan SPBU Yogyakarta (Studi Kasus pada SPBU Anak Cabang Perusahaan RB. Group). Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpian dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai SPBU Pandanaran Semarang. Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kinerja, Komitmen Organisasi dan Kinerja Karyawan (Studi Empiris pada Departemen Agama Kabupaten Kendal dan Departemen Agama Kota Semarang).
Pengendalian Internal Gaya Kepemimpinan Kinerja Karyawan
Hasil penelitian diperoleh bahwa pengendalian internal dan gaya kepemimpinan secara bersamasama (simultan) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
Gaya Kepemimpinan Motivasi Kerja Kinerja Pegawai
Hasil penelitian diperoleh bahwa variabel motivasi kerja dan gaya kepemimpinan memiliki pengaruh yang lebih besar tehadap kinerja pegawai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lima faktor gaya kepemimpinan: gaya partisipatif, gaya orientasi prestasi, gaya direktif, gaya supportif, dan gaya pemeliharaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja, commitmen organisasi, dan kinerja karyawan.
Gaya Kepemimpinan Kepuasan Kinerja Komitmen Organisasi Kinerja Karyawan
Sumber: dari berbagai jurnal
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
7.
Rerangka Pemikiran
1.
Pengaruh Pengendalian Internal terhadap Kinerja Karyawan Pengendalian Internal adalah segala sesuatu meliputi struktur organisasi,
semua metode dan alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan dalam perusahaan dengan tujuan menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, mendorong efisiensi dan membantu mendorong dipatuhinya kebijakan menajemen yang telah ditetapkan. Komponen dalam Pengendalian Internal seperti lingkungan pengendalian yang baik, akan memberikan kontribusi baik dalam menciptakan suasana kerja sehingga dapat mendorong karyawan untuk meningkatkan kinerjanya. Perusahaan harus waspada dengan segala resiko yang mungkin akan dihadapi dengan adanya penaksiran resiko maka karyawan dapat lebih meningkatkan kinerjanya dalam mengantisipasi kemungkinan resiko-resiko yang akan terjadi. Informasi dan komunikasi yang baik dan jelas akan memberikan dampak baik bagi peningkatan kinerja karena karyawan memperoleh dan bertukar informasi yang diperlukan dalam melakukan aktivas operasional perusahaan. Aktivitas pengendalian akan mendorong karyawan untuk mentaati dan melaksanakan peraturan dan standar kerja yang sudah ditetapkan perusahaan. Pemantauan yang baik akan membuat karyawan untuk lebih disiplin dalam bekerja.
2.
Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kinerja Karyawan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah sistem dalam mengumpulkan,
mendokumentasikan (mencatat), menyajikan dan memproses semua data untuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
menghasilkan infromasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan oleh manajemen. Sistem infromasi akuntansi penting bagi perusahaan untuk meningkatkan efisiensi kinerja perusahaan dan mendukung daya saing perusahaan dengan menyediakan informasi keuangan dan akuntansi bagi manajemen. Sistem informasi yang efisien dan efektif dapat membantu kinerja karyawan dalam melakukan tugasnya. Jika karyawan mengetahui tingkat kualitas laporan keuangan dan akuntansi, kinerja karyawan akan lebih meningkat.
3.
Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan Kinerja Karyawan juga dapat dipengaruhi oleh Gaya Kepemimpinan yang
dianut dan diterapkan oleh manajemen puncak atau pimpinan. Dari dua gaya kepemimpinan yaitu gaya kepemimpinan otokratis, dan gaya demokratis. Pemimpin yang menggunakan gaya kepemimpinan yang tepat sangat berpengaruh bagi
kinerja
karyawannya,
dan
dapat
meningkatkan
motivasi
kinerja
karyawannya. Karena penerapan Gaya Kepemimpinan yang sesuai dengan karakter karyawan, pekerjaan, dan kondisi yang ada dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap peningkatan Kinerja Karyawan. Berdasarkan uraian diatas, dapat dibuat suatu kerangka pemikiran teoritis yang menggambarkan variabel-variabel. Variabel dibedakan menjadi dua yaitu variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independennya ialah pengendalian internal (X1), sistem informasi akuntansi (X2) dan gaya kepemimpinan (X3), sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini ialah kinerja karyawan (Y). Dalam penjelasan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
diatas dapat dibuat kerangka berpikirnya. Menurut Sugiyono (2012: 89) Kerangka berfikir merupakan sintesa tentang hubungan antara variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan.
Pengendalian Internal
H1
Sistem Informasi
H2
Kinerja Karyawan
Akuntansi H3
Gaya Kepemimpinan Variabel Independen
Variabel Dependen Gambar 2.1 Rerangka Pemikiran
8.
Hipotesis
1.
H1: Pengendalian Internal berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan.
2.
H2: Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan.
3.
H3: Gaya Kepemimpinan berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/