BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1
Simpulan Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan, antara lain: 1.
Uji Korelasi Hasil dari penelitian menunjukkan Ho ditolak sehingga ada hubungan antara self-efficacy dan persepsi siswa terhadap efektivitas mengajar guru fisika di dalam kelas pada siswa kelas X SMA Negeri 6 Jakarta. Hasil korelasi menunjukkan ada korelasi yang sangat tinggi dan signifikan karena hasil yang terjadi antara kedua variabel sebesar 0.978 atau sangat tinggi karena mendekati angka 1 dengan angka signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05.
2.
Analisa Tambahan Pada variabel persepsi siswa terhadap efektivitas mengajar guru fisika juga ditemukan berbeda dalam aspek usia, nilai fisika sebelumnya dan kepemilikan komputer di rumah responden. Sobur (2003: 460) berpendapat faktor yang mempengaruhi perbedaan ini nampak dari faktor personal responden. Atas dasar pengalaman, motivasi dan kepribadian yang berbeda pada tiap responden menghasilkan persepsi efektivitas yang berbeda pula. Sehingga pada siswa yang sama-sama berusia 15 tahun memiliki persepsi efektivitas mengajar guru yang berbeda-beda, begitu pula pada siswa usia 16 tahun dan 17 tahun sesuai kepribadian mereka yang berbeda pula. Ini tampak pula pada aspek kepemilikan komputer di rumah responden. Baik siswa yang sama-sama memiliki komputer di rumah atau sama-sama tidak memiliki komputer di rumah, memiliki 69
70 persepsi yang berbeda-beda sesuai kepribadian personal mereka yang berbeda. Pada siswa yang memiliki nilai fisika sebelumnya dalam rentang nilai yang tinggi memiliki pengalaman yang berbeda dengan siswa yang sama-sama memiliki nilai fisika dalam rentang nilai tinggi. Begitu pula pada siswa yang sama-sama memiliki nilai fisika sebelumnya dalam rentang nilai sedang atau rendah, tergantung pada pengalaman personal siswa itu sendiri. Sehingga dalam aspek ini menghasilkan persepsi efektivitas mengajar guru yang berbeda-beda pula. Gambaran self-efficacy ditinjau dari aspek demografi seperti jenis kelamin, usia, nilai fisika sebelumnya dan kepemilikan komputer responden di rumah. Hasil uji T-Test dan ANOVA menunjukkan ada perbedaan pada aspek usia dan nilai fisika sebelumnya. Individu yang usianya lebih tua akan lebih mampu dalam mengatasi rintangan dalam hidupnya dibandingkan individu yang usianya lebih muda, hal ini juga berkaitan dengan pengalaman yang individu miliki sepanjang rentang kehidupannya. Perolehan nilai fisika sebelumnya yang beragam pun berkaitan dengan self-efficacy yang dimiliki siswa. Hal ini sejalan dengan teori yang diutarakan Ormrod (2008) bahwa self-efficacy siswa juga dipengaruhi oleh keberhasilan dan kegagalan pembelajar sebelumnya. Dari hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa siswa yang telah berhasil mendapat perolehan nilai fisika yang baik, merasa yakin bahwa mereka akan berhasil apabila diberikan tugas fisika di kemudian hari. Ini merupakan umpan
71 balik terhadap hasil kerja seseorang yang positif akan meningkatkaan kepercayaan diri seseorang. Namun pada aspek jenis kelamin dan aspek kepemilikan komputer di rumah tidak terdapat perbedaan self-efficacy belajar siswa di kelas. Baik siswa laki-laki maupun siswa perempuan tidak menunjukkan adanya perbedaan self-efficacy mereka di kelas. Kepemilikan komputer di rumah siswa guna menyelesaikan tugas fisika juga tidak menunjukan perbedaan terhadap self-efficacy belajar siswa di dalam kegiatan belajar mata pelajaran fisika di kelas. 5.2
Diskusi
.
Dalam penelitian ini, peneliti menemukan adanya hubungan antara persepsi
siswa terhadap efektivitas mengajar guru fisika dengan self-efficacy siswa di kelas. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Juni 2013 di SMA Negeri 6 Jakarta dengan jumlah responden sebanyak 167 siswa kelas X SMA Negeri 6 Jakarta tahun ajaran 2012/2013. Kesulitan yang dihadapi dalam melakukan penelitian ini ketika jadwal sekolah yang tidak sesuai dengan jadwal perkuliahan yang dijalani oleh peneliti. Ketika peneliti tidak ada jadwal kuliah yang menghambat, dari pihak sekolah belum memperbolehkan peneliti melakukan observasi dikarenakan masih dalam minggu ujian. Peneliti harus menunggu siswa menyelesaikan minggu ujian agar tidak mengganggu pembelajaran siswa. Maka terdapat jeda hari yang lama dari observasi awal hingga ke pelaksanaan penelitian yang diinginkan. Proses birokrasi surat izin untuk melakukan penelitian juga mendapat respon yang lama dari pihak kesiswaan SMA Negeri 6 Jakarta. Peneliti harus kembali ke sekolah sebanyak tiga kali untuk memastikan peneliti diizinkan untuk melakukan penelitian. Namun di balik kesulitan yang dialami, pada pelaksaan penelitian tanggal
72 20 Juni 2013 berjalan dengan lancar. Pada hari itu seluruh siswa sudah melewati minggu ujian di akhir tahun ajaran, sehingga tidak ada lagi kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Hal ini memudahkan peneliti untuk membagikan kuesioner ke setiap kelas; yang dibantu oleh guru fisika sekolah itu sendiri; agar semua kebutuhan sampel terpenuhi. 5.3
Saran Untuk sekolah, peneliti memberi saran praktis yang dapat diterapkan langsung,
antara lain: 1.
Diharapkan agar guru dapat lebih meningkatkan efektivitas pengajaran demi pencapaian kompetensi siswa. Guru menyusun strategi perencanaan pengajaran sebelum mengajar, memahami perbedaan siswa baik dari segi perbedaan kemampuan berpikir siswa hingga perbedaan budaya yang dimiliki siswa. Guru juga memperkaya variasi metode pengajaran yang menarik bagi siswa. Ini dikarenakan semakin tinggi persepsi siswa terhadap efektivitas mengajar guru, semakin tinggi pula self-efficacy belajar siswa di kelas.
2.
Pihak sekolah dapat meningkatkan efektivitas mengajar guru dengan memberikan seminar atau pelatihan pada guru bagaimana mengajar yang efektif terhadap latar belakang diri siswa yang beragam. Guru mampu mendemostrasikan langsung dan mendapat umpan balik (feedback).
3.
Selain meningkatkan efektivitas mengajar, pihak sekolah memberikan pendalaman materi kepada guru mengenai pentingnya self-efficacy guru yang tinggi terhadap level kesuksesan siswa yang diinginkan. Ketika mereka sebagai kelompok, yakin bahwa mereka bisa memberikan sumbangan yang berarti bagi prestasi siswanya, para siswa pun akan ikut memiliki perasaan self-efficacy
73 yang sama yang pada gilirannya membangkitkan motivasi untuk mencapai level kesuksesan yang lebih tinggi. Peneliti menyadari terdapat kelemahan pada penelitian ini yaitu alat ukur variabel yang mengharuskan peneliti membuat konstruk sendiri. Maka peneliti dapat memberikan saran untuk penelitian selanjutnya, antara lain: 1.
Peneliti selanjutnya dapat menambahkan subjek penelitian yang lebih luas tidak hanya pada satu sekolah, namun dengan dengan menambahkan sampel dari sekolah lain sehingga mendapatkan populasi siswa yang lebih banyak. Sehingga hasil penelitian selanjutnya dapat digeneralisasikan dan mendapatkan informasi yang lebih dalam.
2.
Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan alat ukur Efektivitas Mengajar Guru dan Self Efficacy yang telah dikonstruk oleh peneliti guna mendukung hipotesis. Pengembangan alat ukur tersebut dapat berupa penambahan jumlah item pada masing-masing indikator.