BAB 4 KONSEP DESAIN
4.1
Landasan Teori
4.1.1
Teori Branding
Menurut Duane E.Knapp, brand adalah keseluruhan impresi yang diterima oleh konsumen, selanjutnya dipersepsikan berdasarkan manfaat fungsional dan emosional, sehingga impresi tersebut tertanam pada posisi tertentu dalam benaknya.
Branding adalah upaya aktif membangun sebuah brand; sebuah proses pembangunan brand. Branding bertujuan lebih kepada membuat sebuah hubungan emosional dengan konsumen. Ketika orang jatuh cinta dengan brand, maka timbul sebuah kepercayaan terhadap brand tersebut, kemudian membelinya, percaya akan keunggulannya, lalu timbul sikap loyalitas yang tinggi terhadap brand tersebut.
Brand Identity atau identitas brand merupakan kesatuan yang kolektif dari nama, simbol, warna, kepribadian (‘tampilan’ dan ‘ perasaan’) sebuah brand. Hal ini sebagai kunci dari asosiasi/atribut yang memberikan isyarat dan pesan bagi pelanggan, yaitu bagaimana cara menggunakan, menggambarkan dan menilai apa yang tercakup di dalam brand.
Identitas membantu, mendukung, mengekspresikan, mengkomunikasikan, menganalisa serta memberikan visual kepada brand. Identitas mampu membentuk persepsi sebuah perusahaan yang membantu membedakannya dari para kompetitornya. Suatu identitas 24
25
yang baik memerlukan manajemen yang baik agar terjaga konsistensinya. Identitas sebuah brand terbagi atas identitas visual (logo, warna, packaging, dsb), identitas verbal (gaya bicara, konsistensi pesan), dan identitas lainnya (jingle, bau, suara, dsb).
Menurut Alina Wheeler dalam bukunya Designing Brand Identity, sebuah brand identity menjadi ideal dan efektif bila: •
Dapat mencerminkan visi dan misi perusahaannya.
•
Memiliki sebuah arti, tegas dan mudah dikenali
•
Merupakan bentuk asli ekspresi dari sebuah perusahaan (apa keunikan, nilai, visi serta tujuannya)
•
Memiliki diferensiasi dan unik dibandingkan yang lain.
•
Identitas mampu bertahan lama di dalam sebuah lingkungan yang selalu mengalami perubahan.
•
Memberikan image yang jelas dan konsisten dari sebuah perusahaan.
Suatu brand yang efektif dapat terbentuk apabila perusahaan dapat menyentuh sisi emosional konsumen (emotional benefit), seperti dikatakan oleh Ken Carbone, Carbone Smalon Agency (New York) “If you can touch their emotions in some way, the brand becomes living, memorable thing.”
Bagi David A. Aaker (2000), buah manis sebuah merek akan tergambar dari ekuitas yang dimilikinya. Ekuitas merek (Brand Equity) ini terbentuk dari 4 dimensi seperti memilih tingkat kesadaran yang tinggi di benak pelanggan (Brand Awareness), persepsi
26
kualitas yang tinggi (Perceived Quality), memiliki asosiasi merek yang positif (Brand Associations), dan loyalitas merek (Brand Loyaly).
Saat ini Restoran saung Teteh dirasa belum memiliki brand yang cukup kuat. Hal ini dikarenakan restoran ini berjalan begitu saja tanpa strategi promosi yang terencana dengan baik, seperti membuka cabang atau ekspansi memperluas usahanya. Oleh karena itu proses perancangan identitas Restoran Saung Teteh dirasa belum cukup bila hanya diterapkan pada visualnya saja. Tetapi lebih dari itu, sebuah strategi pembentukan branding dirasa perlu diterapkan dalam perancangan identitas Restoran Saung Teteh. Hal ini dikarenakan pembentukan sebuah branding perlu menyentuh sisi emosional konsumen (emotional benefit). Ketika orang jatuh cinta dengan brand, maka timbul sebuah kepercayaan terhadap brand tersebut, kemudian membelinya, percaya akan keunggulannya, lalu timbul sikap loyalitas yang tinggi terhadap brand tersebut. Hal ini dilakukan agar konsumen memiliki persepsi yang kuat terhadap Restoran Saung Teteh dan bertujuan untuk membangun brand loyalty.
4.1.2
Teori Logo
Logo, menurut Adam Morioka dalam Logo Design Workbook – Rockport Publisher adalah sebuah simbol pembeda yang dimiliki suatu perusahaan, objek, publikasi ataupun seseorang. Logo yang kuat adalah salah satu aset terbesar dalam suatu perusahaan.
Logo adalah bagian yang esensial dalam sistem desain, tetap saja logo bukan segalanya. Logo hanyalah suatu permulaan. Kriteria logo yang baik antara lain adalah harus
27
original dan khas, mudah dibaca dan diingat, sederhana, sesuai dengan kriteria produk dan mudah diterapkan dalam media grafis.
Menurut John Murphy & Michael Rowe, dalam buku How To Dedign Trademark and Logo, agar logo dapat tampil dengan menarik haruslah sesuai kaidah-kaidah berikut:
1. Original & Distinctive Logo yang khas dan unik akan melekat pada benak khalayak, serta lebih mudah diingat daripada sekadar sebuah nama. 2. Legible Logo haruslah mudah dibaca, apabila tidak, akan menjadi tidak efektif. Logo haruslah tetap menyampaikan pesan yang sama. 3. Simple Logo yang sederhana akan membuatnya menjadi lebih mudah dikenali, diingat, serta mudah diaplikasikan pada berbagai macam media. 4. Memorable Logo yang baik tidak hanya menimbulkan kesan sesaat namun kesan yang selamanya. 5. Easily associated with the company Citra yang ingin direpresentasikan melalui logo haruslah nampak dari logo tersebut. 6. Easily adaptable for all graphic media Logo juga harus dapat mudah diaplikasikan pada seluruh media grafis.
28
Logo yang khas dan unik akan melekat pada benak khalayak, serta lebih mudah diingat daripada sekadar sebuah nama.
Logo Restoran Saung Teteh sudah tampil cukup simpel, didesain dengan huruf ‘S’ yang dirancang sedemikian rupa menyerupai bentuk ikan. Pada kenyataan di lapangan, menurut pemilik, unsur keterbacaan pada logo terkadang membuat konsumen membacanya sebagai huruf ‘W’, menjadi Warung Teteh.
Menurut mereka pula, logo digolongkan dalam beberapa jenis, antara lain: 1. Name Only Logo Adalah logo yang diambil sebuah nama, dengan menggunakan gaya grafis khusus. Logo jenis ini member ketegasan dan pesan langsung kepada konsumen. Contohnya logo Yves Saint Laurent, Sony, Panasonic, Nikon, Xerox, dan lain – lain.
2. Name / Symbol Logo Yaitu logo yang terdiri dari nama perusahaan atau produk dengan gaya tipografis yang berkarakter kuat, tersusun dari bentuk – bentuk grafis seperti oval, kotak atau lingkaran. Sebagai contoh adalah logo Ford, Du Pont, Hertz dan lain – lain. Kelebihan logo jenis ini adalah pada bentuknya yang ringkas dan fleksibel karena jenis logo ini sepertinya mampu berdiri sendiri.
3. Intial Letter Logo Yaitu logo yang menggunakan huruf awal atau inisial dari nama produk atau perusahaan dan menjadikannya sebagai elemen utama logo tersebut. Logo jenis ini
29
terkadang menunjukan gabungan nama pemilik perusahaan. Contohnya adalah logo BCA, Hewlett-Packard, IBM, RCTI dan lain – lain.
4. Pictorial Name Logo Adalah logo yang menggunakan nama produk atau organisasi sebagai komponen penting dari gaya logo, dimana secara keseluruhan logo ini memiliki gaya yang sangat khusus. Perusahaan yang menggunakan logo ini biasanya perusahaan yang sudah cukup terkenal seperti Coca Cola, Kodak, McDonald, Rolls Royce dan lain – lain. Karena kuatnya image perusahaan/produk yang memakai logo ini, maka bila terjadi peniruan logo tersebut oleh perusahaan lain maka citra yang dihasilkan akan tetap mengacu pada produk atau perusahaan yang ditiru.
5. Associative Logo Yaitu logo yang berdiri bebas yang biasanya tidak memuat nama produk atau perusahaan, tetapi memiliki asosiasi langsung dengan nama, produk atau wilayah aktifitasnya. Contohnya logo perusahaan minyak Shell yang menunjukkan gambar kerang sebagai asosiasi dari fosil penghasil minyak, kemudian logo 20th Century Fox yang menggambarkan gemerlap dan megahnya dunia perfilman dan masih banyak lagi. Jenis logo ini mempunyai daya tarik kuat dan mudah untuk dipahami.
6. Allusive Logo Yang dimaksud dengan allusive logo adalah logo yang bersifat kiasan. Logo jenis ini memiliki hubungan yang tidak langsung antara nama dengan logonya sehingga logo jenis ini sulit untuk dipahami, dan memerlukan waktu lebih agar orang bisa
30
memahami apa maksud dari logo yang bersangkutan. Contohnya logo Mercedez Benz yang terdiri dari bentuk bintang segitiga yang merepresentasikan dari system kemudi mobil, bentuk A pada perusahaan penerbangan Alitalia yang dihasilkan dari bentuk ekor pesawat yang berfungsi sebagai penyeimbang dan lain sebagainya.
7. Abstract Logo Merupakan logo yang memiliki bentuk visual yang abstrak. Logo jenis ini dapat menimbulkan beragam persepsi pemahaman tergantung dari daya pemahaman konsumen. Contohnya logo Citroen, Bakrie Brothers dan sebagainya. Kelebihan jenis dari logo ini adalah kemamampuannya untuk tampil dalam bermacam – macam variasi dan sangat orisinil sehingga mampu meminimalisasikan terjadinya kemiripan sebuah logo dengan logo lainnya. Namun kekurangannya logo ini menjadi sukar dipahami oleh konsumen karena bentuknya yang abstrak, membuat konsumen tidak mengerti sepenuhnya makna yang terkandung dalam logo tersebut.
4.1.3
Teori Tipografi
Menurut Danton Sihombing, Tipografi dalam desain grafis, bahasa tulis merupakan sebuah perangkat komunikasi yang efektif. Rangkaian huruf dalam sebuah kata atau kalimat bukan saja dapat memberikan suatu makna yang mengacu kepada sebuah objek atau gagasan, tetapi juga memiliki kemampuan untuk menyuarakan suatu citra ataupun kesan secara visual. Tipografi merupakan representasi visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal dan merupakan properti visual yang pokok dan efektif.
31
Pemilihan typeface yang dipakai dalam pembuatan logo dan implementasi desain lainnya sangatlah penting. Suatu jenis typeface dapat merefleksikan identitas, karakter atau sikap tertentu. Ekspresi tipografi yang tepat dapat meningkatkan dan memperjelas komunikasi.
Menurut Danton Sihombing, Tipografi dalam desain grafis, huruf serif lebih memiliki karakter pada setengah bagian ke atas dibandingkan dengan sans serif, oleh karena itu huruf serif lebih mudah dibaca. Melihat dari segi fungsinya, serif bertindak sebagai pengait yang secara maya dapat menjembatani ruang antara huruf yang satu dan yang lain. Oleh karena itu, huruf serif dapat menyebabkan kerja mata menjadi lebih ringan pada saat membaca naskah dengan jumlah kata yang banyak.
Sedangkan huruf dekoratif dan script memiliki limitasi dalam penggunaannya. Biasanya penggunaan huruf-huruf dekoratif dan script diterapkan untuk keperluan atau tujuantujuan tertentu seperti dalam desain logo, label, judul buku, ataupun menu hidangan.
Faktor-faktor penting yang perlu diperhatikan dalam tipografi adalah:
Legibility
: Huruf yang dipilih jelas bentuknya
Readibility
: Huruf yang dipilih mudah dibaca
Visibility
: Huruf yang dipilih mudah terlihat
Clearity
: Huruf harus memperlihatkan kejelasan
32
4.1.4
Teori Positioning
Positioning menurut Mendiola B. Wiryawan dalam Kamus Brand merupakan suatu strategi penempatan posisi sebuah brand dalam pikiran khalayak sasaran tertentu. Positioning menyangkut bagaimana sebuah brand membangun keyakinan dalam benak pelanggan.
4.1.5
Sistem Desain
Sebuah sistem diciptakan agar desain tersebut dapat tampil selain baik dari segi estetis, fungsional, dan juga konsisten dengan tujuan dan latar belakang dari desain yang dibuat. Dalam hal ini dibutuhkan cara yang efektif untuk menjaga konsistensi sistem desain adalah dengan menentukan dan membukukan sistem itu ke dalam suatu style guidelines. Maka dibuatlah sebuah Graphic Standard Manual dibuat sebagai acuan identitas perusahaan.
Restoran Saung Teteh membutuhkan suatu style guidelines untuk menjaga konsistensi dari identias visualnya dan sebagai acuan penempatan desain pada aplikasi-aplikasinya.
4.1.6 Gaya Desain Setiap sistem desain memiliki sebuah gaya yang merepresentasikan keseluruhan tujuan dari terciptanya desain tersebut. Gaya tersebut dapat mencerminkan image dan karakter dari perusahaan atau peroangan atau apapun yang diwakilinya. Gaya desain itu juga dapat berfungsi dalam menggambarkan identitas perusahaan, sejarah, dan bagaimana perusahaan tersebut ingin dilihat oleh masyarakat.
33
4.1.6.1 Gaya Desain Saung Teteh Dalam perancangan identitas visual Rumah Makan Saung Teteh akan ditonjolkan sisi kekhasannya yaitu masakan Sunda. Dalam hal ini desain yang akan dibuat akan mengambil gaya desain etnik Sunda, sesuai dengan karakter masakan yang disajikan oleh rumah makan ini.
Gaya desain etnik adalah gaya desain yang memasukkan unsur-unsur kebudayaan lokal di dalamnya. Gaya desain ini memadukan elemen-elemen kebudayaan lokal dengan modernisitas sehingga tercipta suatu desain yang modern, namun tetap mencerminkan kebudayaannya, salah satu caranya dengan memasukkan elemen budaya dalam desain yang dibuat.
4.1.7
Teori Warna
Menurut Joyce Rutter Kaye dalam Color by Rockport Publisher, warna adalah suatu media yang mengkomunikasikan pesan dengan cepat. Bahkan sebelum teks dalam layout terbaca dan kata-kata diproses, warna, dengan sadar atau tidak, sudah membentuk suatu kesan tersendiri dalam persepsi setiap manusia.
Maka dari itu dalam proses perancangan sebuah identitas visual warna memiliki peranan yang sangat penting dalam penyampaian pesan visual karena sebagai salah satu elemen desain yang dominan (menarik) pada mata, warna akan membentuk suatu daya tarik tersendiri dan persepsi di mata konsumen serta membantu kita dalam mengenali brand suatu produk.
34
Beberapa warna yang akan digunakan pada perancangan identitas visual Rumah Makan Saung Teteh memiliki efek psikologis yaitu :
Orange -
: Orange menstimulasi, warna yang enerjik dan bersahabat, riang gembira, dan petualangan.
-
Orange terang memiliki visibilitas tingi dan dapat membuat perhatian.
-
Hangat, kreatif, antusias, dan menyenangkan.
Hijau -
: Warna yang secara psikologis paling merelaksasi dan menenangkan dalam spektrum.
-
Mengingatkan pada alam, hidup, dan energi muda.
Coklat -
: Hangat, warna yang membuat nyaman, diasosiasikan dengan tanah, pohon, hati, dan rumah.
-
Bersifat alam.
Warna-warna yang akan digunakan dalam perancangan ulang identitas visual Rumah Makan Saung Teteh adalah warna-warna alam yang mencerminkan kehangatan, fresh, back to nature, dan kenyamanan.
35
4.2
Strategi Kreatif
4.2.1
Keywords
-
Rumah Makan
-
Sunda
-
Back to Nature
-
Fresh
-
Hangat
-
Tradisional – modern
4.2.2
Keyfacts
-
Menyajikan masakan khas Sunda
-
Lokasi strategis dekat dengan pintu tol
-
Kebutuhan pangan merupakan salah satu hal terpenting dalam memenuhi kebutuhan hidup setiap manusia
-
Sisi konsumtif masyarakat masih besar dalam mencari tempat makan untuk berkumpul dengan teman, keluarga dan kerabat.
4.2.3
Positioning
Rumah Makan Saung Teteh memposisikan diri sebagai rumah makan khas Sunda yang menyajikan masakan khas Sunda, yang ingin mengajak konsumennya merasa nyaman dan hangat dalam menyantap masakan sunda, merasakan sisi tradisional dalam kemasan yang tidak kuno dan lebih menaik.
36
4.2.4
Tone & Manner
Dalam berkomunikasi, nuansa yang akan ditampilkan adalah hangat, nyaman, tradisional tanpa menghilangkan sisi modernitas.
4.3
Strategi Visual
4.3.1 Logo Bentuk logo yang akan digunakan mengandung logogram juga logotype, hal ini digunakan agar logo lebih mudah diingat dan menampilkan citra restoran yang sesuai.
4.3.1
Warna
Warna yang akan digunakan adalah warna-warna yang mengesankan kehangatan, alam, etnik, dan tradisional, seperti hijau, coklat, dan orange.
4.3.2 Tipografi Pemilihan huruf yang memiliki kesan kuat, bernuansa etnik tanpa menghilangkan sisi modern.
4.4
Pemilihan Item
Pemilihan media didasarkan pada pertimbangan bahwa media yang digunakan merupakan media yang tepat dan efektif membantu komunikasi visual identitas restoran Saung Teteh.
1. Logo Restoran Saung Teteh. 2. GSM (Graphic Standard Manual)
37
3. Stationary a. Kop Surat (Letterhead) b. Amplop (Envelope) c. Kartu Nama d. Folder 4. Buku Menu Makanan 5. Peralatan Makan - Piring - Gelas 6. Kelengkapan Meja Makan - Placemate - Coaster - Tempat Tissue - Tempat Alat Makan 7. Standing Menu 8. Banner 9. Kemasan Makanan dan Minuman 10. Paper Bag (Kemasan Luar) 11. Media Penunjang: - Seragam Karyawan - Pin 12. Bon/ Daftar Pesanan - Dine in - Delivery Order
38
13. Motor Delivery 14. Door Sign 15. Brosur