BAB 4 KONSEP 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Visual Dalam buku “Illustration, A Theoritical and Contextual Perspective” karya Alan Male (2007) dikatakan bahwa untuk menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan visual yang pertama harus dilakukan adalah untuk mengidentifikasi dan mengerti konteks. Dibutuhkan pendekatan yang objektif serta pragmatis terkait dengan proses pengerjaan dan hasil karya. Bahasa visual dapat digunakan untuk merepresentasikan berbagai hal. Karena itu, amat penting bagi seorang ilustrator untuk mengerti dengan subjek terkait yang hendak divisualisasikan. Ilustrasi memiliki peran penting dalam berkomunikasi. Sebagai media modern dalam bidang komunikasi visual, sekarang ini ilustrasi dapat dijumpai di mana-mana, illustrasi memiliki potensi yang tidak terbatas dan memiliki pengaruh dalam kehidupan kita sehari-hari juga berfungsi sebagai media hiburan. Visualisasi dapat menjaga perhatian pembaca dan mendeskripsikan atau membuka cerita itu sendiri terlepas dari jenis genrenya. Selain itu, visualisasi juga dapat membangkitkan kaitan atau hubungan emosional dan imajinatif dengan tulisan, baik untuk buku begenre klasik, kontemporer, puisi, novel ataupun roman. Baik dalam konteks historis dan kontemporer, ilustrasi memiliki tempat tersendiri dalam aspek publikasi, walaupun terdapat kompetisi dengan media lain seperti fotografi. Sebagai contoh, “Family Guy” karya Seth Mcfarlane dan “The Simpsons” karya Matt Groening, kedua serial tersebut merupakan tontonan untuk kategori dewasa, namun alih-alih dibuat dalam bentuk live action, serial tersebut dibuat dalam bentuk kartun. Hal ini dikarenakan, dalam bentuk ilustrasi (kartun) bisa didapat kesan tersendiri yang tidak dapat didapat dengan media lain. Tokoh dan kejadian diciptakan dalam bentuk visual oleh seorang illustrator, dan karakter-karakter tersebut dapat diterima secara luas dan dicintai. Psikolog Albert Mehrabian mengemukakan bahwa 93% dari komunikasi dilakukan secara non verbal. Orang berpikir menggunakan gambar. Selain itu, John Berger (1972) seorang media theorist, dalam bukunya yang berjudul “Ways of 16
17 Seeing” menulis bahwa melihat secara langsung lebih efektif dibandingkan dengan kata-kata. Seorang anak melihat dan mengenali sebelum ia dapat berbicara. Agar pesan dapat tersampaikan secara efektif, diperlukan pemahaman mengenai target audiens. Ini dilakukan untuk dapat mengetahui bagaimana konsumen akan merespons dan apakah mereka mengerti akan pesan yang disampaikan. Selain itu, keadaan geografis, demografis dan psikologi juga mempengaruhi bentuk visual dari pesan yang ingin disampaikan. Karena dengan budaya yang berbeda, maka pemahaman audiens terhadap suatu visualisasi bisa saja berbeda dan mengakibatkan terjadinya kesalahan pemahaman terhadap pesan yang ingin disampaikan. Karena itu desain visualisasi harus disesuaikan dengan target audiens berdasarkan pertimbangan tersebut. Berdasarkan sejarah dan pandangan mengenai ilustrasi, terdapat ratusan style. Namun dalam konteks luas, terdapat dua bentuk penggambaran. Semua variasi bahasa visual dimasukkan dalam salah satu dari dua kategori tersebut. Yang pertama adalah ilustrasi literal yang mewakilkan fakta. Ilustrasi ini menggambarkan secara akurat deskripsi dari kenyataan Meskipun ilustrasi tersebut menggambarkan tentang suatu cerita fiksi atau fantasi, penggambaran tersebut dilakukan dengan kredibel. Yang kedua adalah bentuk ilustrasi yang bisa disebut dengan konseptual di mana illustrator dapat menggunakan metaphor atau pengandaian dalam memvisualisasikan sesuatu. Dalam ilustrasi konseptual, elemen dapat diambil dari kehidupan nyata, namun dapat digambarkan sebagai bentuk yang berbeda. Kedua bentuk ilustrasi yang telah dijabarkan tersebut dapat diaplikasikan dalam lima konteks yaitu informasi, komentar, fiksi naratif, pendekatan dan identitas. Pada buku “The Fundamental of Illustration” karya Lawrence Zeegen dan Crush (2005) disebutkan manfaat gambar untuk membantu audiens mencerna atau memahami sebuah ide dan peran ilustrasi adalah untuk memberikan arti visual pada sebuah tulisan. Salah satu aspek yang berperan penting dalam pengerjaan ilustrasi adalah media yang digunakan. Salah satu media yang paling sederhana namun dapat menghasilkan sesuatu yang luar biasa adalah pensil. Dalam pengerjaan ilustrasi dengan menggunakan pensil, program komputer seperti photoshop mungkin digunakan untuk keperluan mengedit, namun teknik yang kuat tetap merupakan yang paling penting. Selain pensil, masih banyak media lain yang dapat digunakan seperti
18 cat air, fotografi, cat minyak, cukil kayu dan pada zaman modern ini, perkembangan teknologi yang pesat membuat ilustrator dapat bekerja dengan media digital. Dalam mengilustrasikan sebuah cerita, Sarah Fanelli, seorang ilustrator buku anak berpendapat bahwa amat penting bagi seorang illustrator untuk memiliki ide yang jelas. Ilustrator boleh menerima saran dan masukan, namun untuk memulainya diperlukan kepastian. Orang yang membuat ilustrasi disebut dengan ilustrator. Banyak media yang dapat digunakan oleh ilustrator. Media tradisional antara lain pensil warna, cat air, pastel, ukiran kayu dan lain-lain. Dengan kemajuan teknologi, pada masa ini banyak juga ilustrator yang menggunakan media digital.
4.1.2 Teori Warna Teori warna adalah prinsip-prinsip yang dibutuhkan untuk menciptakan kombinasi warna yang harmonis. Dalam “Color Theory Optimized” oleh Anthony Holdsworth (2005), diuraikan teori kebalikan yang pertama dikemukakan oleh Michel Eugene Chevreul, seorang ahli kimia. Ia menemukan bahwa warna-warna intens cenderung menghasilkan bayangan dengan warna yang berlawanan. Pelukis berkebangsaan Perancis, Eugene Delacroix adalah orang pertama yang menyadari bahwa dengan menggunakan teori kebalikan Chevreul, maka dapat dihasilkan efek bayangan yang lebih intens dan meyakinkan. Warna dibagi menjadi empat jenis yaitu warna primer (merah, kuning, biru), warna sekunder (jingga, hijau, ungu) dan warna tersier yang merupakan campuran antara warna primer dan sekunder (kuning-hijau, kuning-jingga, merah-jingga, merah-ungu, biru-ungu, dan biru-hijau). Warna juga dapat mempengaruhi psikologis seseorang. Contohnya, warna biru yang dianggap warna dingin, warna merah yang berani dan warna-warna seperti jingga, hijau pucat dan kuning yang dapat membangkitkan selera makan, pink atau merah muda merupakan warna yang selalu dikaitkan dengan romantis dan manis. Oleh sebab itu, pemilihan warna merupakan aspek yang sangat penting dalam desain. Dengan kombinasi warna yang tepat dan sesuai dengan selera target, selain
19 dapat menarik target kepada produk, warna juga dapat mempengaruhi mood target sehingga diperlukan kombinasi warna yang harmonis untuk kenyamanan membaca.
4.1.3 Teori Layout Layout adalah bagian pada desain grafis yang mengatur tata letak elemen dan isi pada suatu bidang kerja. Layout yang baik dapat berfungsi dengan benar apabila sudah melalui tahap perencanaan. Menurut Timothy Samara (2002) dalam buku “Making and Breaking The Grid”, pada sebuah layout, elemen-elemen yang mirip disusun dengan cara yang sama agar kemiripan mereka terlihat lebih jelas dan lebih mencolok. Hal ini diperlukan untuk memudahkan audiens menemukan informasi. Grid dalam sebuah layout dapat diumpamakan sebagai rak visual. Fungsi utama layout adalah untuk mengatur konten dalam urutan yang benar agar keseimbangan, kontras dan keharmonisan dalam suatu bidang dapat terjaga sehingga membuat audiens merasa nyaman dalam membaca.
4.1.4 Teori Tipografi Tipografi merupakan seni mengatur huruf dengan penggabungan bentuk huruf, ukuran, ketebalan garis, jarak antar huruf dan ruang huruf untuk mendapatkan hasil dalam bentuk fisikal atau digital. Dalam tipografi teks, huruf diatur untuk membentuk sesuatu yang menarik dibaca dan koheren. Pengaturan kata yang baik dengan kejanggalan minimum merupakan kunci untuk menciptakan kenyamanan membaca. Pemilihan font merupakan salah satu aspek terpenting dalam tipografi. Tujuan utama tipografi adalah untuk mengatur tulisan menjadi bentuk yang menarik di mana pembaca mudah mendapatkan informasi dan membantu untuk mendapat kenyamanan membaca semaksimal mungkin.
20 4.2 Strategi Kreatif 4.2.1 Fakta Kunci Fakta yang menjadi kunci dalam penggambaran visual buku “True Love” adalah: -
Visualisasi membuat orang tertarik serta mudah untuk mencerna cerita
-
Target yang merupakan wanita muda menyukai cerita-cerita yang romantis
4.2.3 Keyword -Romantis -Ringan -Feminin
4.2.4 Masalah yang Dikomunikasikan Masalah yang akan diangkat dalam tugas akhir ini adalah bagaimana membuat bentuk visual dari cerita-cerita yang ada dalam buku “True Love”. Ilustrasi haruslah menarik dan memenuhi selera target. Selain ilustrasi yang menarik, diperlukan desain layout yang dapat memaksimalkan kenyamanan membaca. Cover buku juga perlu didesain semaksimal mungkin untuk dapat mewakili isi buku dan menarik target. Selain desain fisik buku, media pendukung adalah aspek penting yang perlu diperhatikan. Media pendukung yang didesain dengan unik dan menarik, dibutuhkan untuk menunjang buku.
21 4.2.5 Tujuan Komunikasi Tujuan dari perancangan buku ilustrasi “True Love” adalah dengan diperbaikinya desain, diharapkan dapat meningkatkan minat target terhadap buku ini. Sebab, meskipun cerita-cerita di dalamnya menarik, namun ada sebagian orang yang merasa bosan dengan isi buku yang hanya berupa tulisan.
4.2.6 Profil Target Target Primer : Demografis Jenis Kelamin : Perempuan Usia
: 12-18 tahun
Pendidikan
: SD-SMA
Kelas Sosial
:B
Geografis Tempat tinggal
: Kota besar di mana terdapat toko buku
Wilayah
: Semua wilayah
Kepadatan
: Perkotaan
Iklim
: Semua iklim
Psikografis - Ceria - Feminin - Aktif - Senang mencoba hal-hal baru
22 - Senang dengan hal-hal romantis
4.2.7 Positioning Buku ini adalah sebuah kumpulan essai yang dikemas dengan ilustrasi yang manis dan menarik.
4.2.8 Unique Selling Point Di dalam buku ini kisah-kisah indah yang inspiratif disajikan dalam bentuk ilustrasi yang disesuaikan dengan selera target dengan halaman full colour dan tampilan layout yang memaksimalkan kenyamanan membaca. Selain dikemas dengan menarik, akan disiapkan juga media pendukung yang didesain unik yang menunjang isi buku.
4.2.9 Pendekatan Emosional Pendekatan dilakukan dengan mengilustrasikan cerita-cerita dengan baik agar pembaca dapat memahami dan mencerna cerita serta mendapat pesan moral yang terkandung dalam setiap cerita. Eksekusi visual yang baik diperlukan untuk menyampaikan komunikasi visual secara maksimal.
4.3 Strategi Desain 4.3.1 Looks, Mood, Tone and Manner - Colorful - Kreatif -Romantis - Lembut
23
4.3.2 Strategi Verbal Gaya bahasa yang digunakan adalah gaya bahasa yang sopan dan disesuaikan dengan target audiens.
4.3.3 Strategi Visual Warna Pink, Merah, Salem, ungu. Warna-warna pastel akan mendominasi desain buku ini untuk mendapatkan kesan manis dan feminin. Untuk pemilihan tipografi akan disesuaikan dengan target dan layout agar didapat kombinasi yang harmonis dan nyaman dibaca.
4.4 Pemilihan Media Pendukung Item-item yang digunakan untuk mendukung buku ini adalah : -
Kertas Surat
- Pembatas Buku
-
Amplop
- Stiker
-
Gantungan Kunci
-
Brosur
-
Poster
-
Kotak package