BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 1.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu konsep dari akuntansi manajemen dan sistem akuntansi yang dikaitkan dan disesuaikan dengan pusat-pusat pertanggungjawaban yang ada dalam organisasi. Istilah akuntansi pertanggungjawaban ini akan mengarah pada proses akuntansi yang melaporkan sampai bagaimana baiknya manajer pusat pertanggugjawaban dapat memanage pekerjaan yang langsung dibawah pengawasannya dan yang merupakan tanggungjwabnya atau suatu sistem yang
mengukur
rencana
dan
tindakan
dari
setiap
pusat
pertanggungjawaban. Akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan : 1. Hariadi (2002: 379) :Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu konsep dari akuntansi manajemen dan sistem akuntansi yang dikaitkan dan disesuaikan dengan pusat pertanggungjawaban yang ada dalam organisasi. Istilah pertanggungjawaban ini mengarah pada proses akuntansi yang melaporkan sampai bagaimana baiknya manajemen atau sistem yang mengukur rencana dan tindakan setiap pusat pertanggungjawaban. 2. Warindrani (2006:122) : Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu
sistem
yang
mengukur
9
hasil-hasil
dari
suatu
pusat
10
pertanggungjawaban memainkan peranan penting dalam mengukur kegiatan dan hasil suatu pusat pertanggungjawaban. 3. LM Samryn (2001:258) : Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem akuntansi yang digunakan untuk mengukur kinerja setiap pusat pertanggungjawaban sesuai dengan informasi yang dibutuhkan manajer untuk mengoprasikan pusat pertanggungjawaban mereka sebagai bagian dari sistem pengendalian manjemen. Dari
uraian
diatas
dapat
disimpulkan
bahwa,
akuntansi
petanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang mengakui berbagai pusat pertanggungjawaban pada keseluruhan organisasi dengan menetapkan penghasilan dan biaya tertentu bagi pusat yang memiliki tanggung jawab yang bersangkutan. Dalam melaksanakan sistem akuntansi pertanggungjawaban sangat ditekankan tanggung jawab yang jelas bagi tiap pusat pertanggungjawaban, oleh karena itu garis wewenang dan tanggung jawab harus ditetapkan secara jelas dan tegas agar masing-masing individu mengetahui wewenang dan kewajibannya melalui struktur organisasi. 1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu tipe informasi akuntansi manajemen yang digunakan dalam proses pengendalian serta pengukuran
kinerja
manajemen.
Informasi
akuntansi
manajemen
menyangkut Informasi masa lalu dan Informasi masa yang akan datang, tergantung untuk apa informasi tersebut disajikan (Sriwidodo, 2010).
11
Hariadi
(2002:262)
menjelaskan
bahwa
sistem
akuntansi
pertanggungjawaban merupakan sistem akuntansi yang dikaitkan dengan berbagai pusat pengambilan keputusan dalam struktur organisasi untuk memudahkan pengendalian biaya dan penghasilan yang menjadi tanggung jawab
pusat-pusat
pertanggungjawaban.Dalam
perusahaan
yang
menerapkan sistem pertanggungjawaban setiap terjadi penyimpangan biaya
atau
penghasilan
selalu
dapat
ditentukan
siapa
yang
bertanggungjawab dan dapat ditelusuri penyebabnya. Akuntansi pertanggungjawaban dapat diterapkan untuk semua jenis organisasi atau perusahaan yang terdisentralisasi terlepas apakah segmen bisnisnya berdasarkan pada fungsi, produk, pelanggan, atau wilayah geografis.Sistem
akuntansi
petanggungjawaban
dipakai
untuk
menghimpun informasi kinerja berdasarkan segmen dan melaporkan hasilhasil dari manajer-manajer yang bertanggungjawab.Oleh karena itu, sistem akuntansi pertanggungjawaban haruslah di sesuaikan supaya dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang spesifik dan kondisi operasional perusahaan sehingga pelaporan kinerja semua pos yang tertimbang bisa dicapai oleh pusat-pusat pertanggungjawaban di dalam perusahaan. 2. Syarat-Syarat Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Ada beberapa persyaratan yang diajukan oleh Mulyadi (2010) dalam penerapan akuntansi pertanggungjawaban di perusahaan, ada beberapa hal yang menjadi syarat yang harus dipenuhi agar pelaksanaan akuntansi pertanggungjawaban pusat biaya dapat memadai. Berikut ini
12
lima syarat penerapan akuntansi pertanggungjawaban pusat biaya sebagai berikut : 1. Struktur Organisasi Akuntansi
pertanggungjawaban
berkaitan
erat
dengan
stuktur
organisasi yang menegaskan secara jelas, tegas, wewenang dan pertanggungjawaban tiap tingkat manajemen. 2. Anggaran Anggaran biaya yang disusun untuk tiap tingkat manajemen. 3. Pemisahan Biaya Biaya dipisahkan dengan adanya biaya terkendali dengan biaya tidak dapat dikendalikan oleh manajer tertentu di dalam suatu organisasi. 4. Sistem Akuntansi Di dalam sistem akuntansi ini harus disesuaikan dengan struktur organisasi yang terdapat di perusahaan. 5. Laporan Pertanggngjawaban Laporan pertanggungjawaban merupakan laporan yang digunakan untuk
mempertanggungjawabkan
perencanaan
dari
pusat
pertanggungjawaban, dimana laporan tersebut berisikan mengenai pelaporan biaya terhadap manajer yang bersangkutan. 3. Manfaat Akuntansi Pertanggungjawaban Didalam penerapan akuntansi pertanggungjawaban pada suatu perusahaan, terlebih dahulu harus diketahui apa yang menjadi manfaat dari akuntansi pertanggungjawaban itu sendiri:
13
Menurut Mulyadi (2001:175) mengungkapkan beberapa manfaat dari penerapan akuntansi pertanggungjawaban yaitu: a. Mengelola aktifitas, dengan cara mengarahkan usaha manajemen
dalam
mengurangi
dan
akhirnya
menghilangkan biaya yang bukan penambahan nilai (nonvalue-added-cost). b. Memantau efektifitas program pengelolaan aktifitas. Sedangkan menurut Hariadi (2002:263) manfaat penting dari akuntansi pertanggungjawaban yaitu: a. Pimpinan mendapatkan informasi tentang tugas-tugas yang dilaksanakan dan menjadi tanggungjawabnya. b. Pimpinan mendapat motivasi untuk mengambil tindakan segera yang diperlukan untuk memperbaiki kelemahankelemahan. Berdasarkan tujuan serta manfaat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa manfaat dari akuntansi pertanggungjawaban adalah
mengadakan
evaluasi
hasil
kerja
suatu
pusat
pertanggungjawaban untuk meningkatkan operasi-operasi perusahaan di waktu yang akan datang. 2.1.2
Struktur Organisasi
1. Pengertian Organisasi Secara singkat organisasi dapat diartikan sebagai sekelompok manusia yang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan
14
(Supriyono, 2000:14). Sekelompok manusia adalah merupakan asset penting dalam suatu organisasi, karena mereka akan bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Semakin besar suatu organisasi atau perusahaan maka akan semakin banyak pula kumpulan manusia yang saling bekerjasama. Dan mereka akan bekerja sesuai dengan bidang, keahliannya, tingkat jabatan dan lain-lain Struktur
organisasi
memainkan
peranan
penting
dalam
pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang telah diterapkan dalam suatu organisasi.Struktur organisasi mencerminkan distribusi tanggung
jawab,
otoritas
dan
akuntabilitas
seluruh
organisasi.Manajemen puncak mempunyai tugas mengkomunikasikan struktur organisasi dengan menggunakan bagan organisasi dan uraian jabatan.Bagan organisasi mengidentifikasi segmen-segmen yang ada dan mengkomunikasikan hubungan antara atasan dan bawahan. Uraian jabatan menetapkan tanggung jawab bagi karyawan untuk tugas-tugas khusus (Novita, 2014) Untuk memberikan gambaran sistem pelaporan biaya dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban digunakan perusahaan manufaktur sebagai model yang struktur organisasinya disajikan dalam gambar 1. Untuk
kepentingan
pengumpulan
informasi
akuntansi
pertanggungjawaban, setiap pusat pertanggungjawaban yang terdapat dalam struktur organisasi diberi kode (disebut kode organisasi atau organization code) dengan struktur kode sebagai berikut:
15
1. Jenjang organisasi dibagi menjadi tiga tingkat: tingkat direksi, tingkat departemen, dan tingkat bagian. Oleh Karena itu, jenjang organisasi diberi kode dengan memakai tiga angka, yang setiap posisi angka mencerminkan jenjang organisasi. 2. Angka ke satu menunjukkan jenjang direksi, angka kedua menunjukkan
jenjang
departemen,
sedangkan
angka
ketiga
menjadi
model
untuk
menunjukkan jenjang bagian. Kode
organisasi
menggambarkan
perusahaan
sistem
yang
pelaporan
dalam
pertanggungjawaban dapat dilihat dalam Gambar 1
sistem
akuntansi
16
Direktur Utama 100
Direktur Produksi 200
Departemen Produksi 210
Bagian Persiapan 211 Bagian Pengolahan 212 Bagian Penyelesaian 213
Direktur Keuangan 300
Departemen Teknik 220
Bagian Bagian Perencanaan & Registrasi & Pengawasan Pemeliharaan Produksi 221 201 211 Bagian Listrik & Air 222
Departemen Personalia & Umum 310
Direktur Pemasaran 400
Departemen Keuangan
Departen Akuntansi
320
330
Bagian Kepegawaian
Bagian Kasa
Bagian Piutang
311
321
331
Bagian Pencatat Waktu 312
Bagian Perpajakan
Bagian Utang
322
332
Bagian Penerimaan 223
Bagian Umum 313
Bagian Asuransi
Bagian Penagihan
323
333
Bagian Gudang 224
Bagian Gaji & Upah 314
Bagian Kredit
Bagian Kartu 334 Persediaan & Kartu Biaya
324 Bagian Kredit 324
Departemen Penjualan 410
Departemen Promosi 420
Bagian Order Penjualan 411
Bagian Riset Pasar 421
Bagian Pemeriksaan Intern 101
Bagian Pengiriman 412
Bagian Promosi 422
Bagian Hubungan Masyarakat 102
Bagian Purna Jual 413
Bagian Jurnal 335 Buku Besar & Laporan
Sumber : Supriyono (2001:194) Gambar 1 Struktur Organisasi Suatu Perusahaan Manufaktur
Bagian Sekretariat 103 Bagian Pembelian 104
17
2. Stuktur Organisasi Menurut Hariadi (2002:266) struktur organisasi merupakan bagian penting dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban.Sistem akuntansi yang disusun seharusnya sesuai dengan struktur organsasi yang ditetapkan yaitu struktur organisasi yang mampu menghubungkan antara wewenang dan tanggung jawab organisasi dengan tanggung jawab biaya dan penghasilan secara langsung. Struktur organsasi di dalam suatu perusahaan bisa berbeda dengan struktur organisasi perusahaan lain tergantung dari kebutuhan masingmasing perusahaan. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan jenis perusahaan,
tujuan
perusahaan
tersebut
dan
lain-lain
yang
membedakan masing-masing perusahaan.Sehingga struktur organisasi yang baik bagi suatu perusahaan belum tentu baik bagi perusahaan lainnya. Tipe struktur organisasi berpengaruh dalam mendesain sistem pengendalian manajemen, walaupun organisasi ada dalam berbagai ukuran, struktur organisasi dapat dikelompokkan dalam 3 kategori umum yaitu : a. Struktur Organisasi Fungsional Dalam organisasi fungsional, setiap manajer bertanggungjawab terhadap salah satu dari berbagai fungsi yang ada dalam organisasi. Semua fungsi dalam organisasi tersebut secara kolektif dilihatkan dalam pencapain tujuan organisasi.
18
Direktur
produksi
penjualan
keuangan
personalia
Sumber : Supriyono (2000:203) Gambar 2 Bentuk Organisasi Fungsional b. Struktur Organisasi Divisional Dalam organisasi divisional, manajer divisi dapat mengembangkan strategi bisnisnya masing-masing.Setiap divisi memungkinkan menghadapi persaingan yang berbeda dengan divisi lainnya.Untuk tujuan pengendalian dan pertanggungjawaban, suatu divisi pada organisasi divisional dapat diperlakukan sebagai kesatuan usaha yangindependent.Manajer divisi bertanggungjawab terhadap bisnis atau line produk tertentu.
19
Direktur
Direktur Divisi X
Direktur Divisi Y
Direktur Divisi Z
Manajer Teknik & Produksi
Manajer Teknik & Produksi
Manajer Teknik & Produksi
Manajer Pemasaran
Manajer Pemasaran
Manajer Pemasaran
Manajer Keuangan & Umum
Manajer Keuangan & Umum
Manajer Keuangan & Umum
Sumber : Supriyono (2000:205) Gambar 3 Bentuk Organisasi Divisional c. Struktur Organisasi Matriks Dalam organisasi matriks terdapat salah satu dasar struktur oganisasi yang bertanggungjawab terhadap proyek-proyek yang dilaksanakan sehingga tujuan proyek tersebut dapattercapai.
20
Direktur
Manajer Fungsional
Manajer Proyek
Fungsi A
Proyek 1
Fungsi B
Proyek 2
Fungsi C
Proyek 3
Sumber : Supriyono (2000:205) Gambar 4 Bentuk Organisasi Matriks Jadi,
faktor
yang
mempengaruhi
pelaksanaan
akuntansi
pertanggungjawaban adalah struktur organisasi dengan uraian jelas dan tegas menampilkan adanya pusat-pusat pertanggungjawaban. 3. Pusat Pertanggungjawaban Menurut Supriyono (2001: 22-26) pusat pertanggungjawaban digunakan untuk menunjukkan unit organisasi yang dikelola oleh seorang manajer yang bertanggungjawab.Penentuan pusat-pusat
21
pertanggungjwaban memerlukan desentralisasi.Desentralisasi berarti pendelegasian
wewenang
pembuatan
keputusan
pada
tingkat
manajemen yang lebih rendah.Sedangkan menurut Hariyadi (1992:26) pusat pertanggngjawaban adalah sebagian terkecil dalam perusahaan yang didasarkan pada tanggungjawab pribadi seorang manajer sehingga dengan adanya pusat pertanggngjawaban memberikan peluang bagi bawahan untuk menjalankan ekonomi dan memisahkan dengan jelas wewenang dan tanggungjawab masing-masing bagian yang ada.Tujuan pusat pertanggungjawaban adalah untuk membantu menerapkan strategi-strategi. Karena organisasi merupakan gabungan dari pusat-pusat pertanggungjawaban yang akan menghasilkan pengeluaran dan mempunyai masukan. Dalam pusat pertanggungjawaban ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan yaitu: 1.
Sifat Pusat Pertanggungjawaban Suatu pusat pertanggungjawaban dibentuk untuk mencapai salah satu atau beberapa tujuan.Tujuan pusat pertanggungjawaban secara individual diharapkan dapat membantu pencapaian tujuan suatu organisasi sebagai suatu keseluruhan. Tujuan menyeluruh suatu organisasi diputuskan dalam proses perencanaan strategik.
22
PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN MASUKAN
PROSES (PENGERJAAN)
Sumber yang dipakai diukur dengan biaya
KELUARAN Barang dan Jasa
MODAL (AKTIVA/INVESTASI)
Sumber : Supriyono (2001:25) Gambar 5 Diagram Masukan-Proses-Keluaran Pusat Pertanggungjawaban
2. Pengukuran Masukan-Keluaran Dalam sistem pengendalian manajemen ukuran masukan diterjemahkan
ke
dalam
ukuran
moneter
karena
uang
merupakan penyebut atau pengukur yang memungkinkan penjumlahan berbagai masukan. Sedangkan keluaran suatu organisasi relatif dapat mudah diukur yaitu dengan berapa besar pendapatan penjualan keluaran kepada pihak lain. 3. Efisiensi dan Efektivitas Efisiensi dan efektivitas merupakan dua macam kriteria yang biasa digunakan untuk menentukan prestasi suatu pusat pertanggungjawaban. Efisiensi dan efektivitas biasanya lebih bersifat relative atau komparatif daripada bersifat absolute, dalam arti bahwa efisiensi biasanya dibandingkan dengan suatu ukuran tertentu misalnya antara pusat pertanggungjawaban yang satu dibandingkan dengan pusat pertanggungjawaban yang lain,
23
atau prestasi sesungguhnya suatu pusat pertanggungjawaban dibandingkan dengan standar atau anggarannya atau prestasi suatu pusat pertanggungjawaban masa kini dibandingkan masa sebelumnya. 4. Penggolongan Pusat-pusat Pertanggungjawaban Atas dasar hubungan antara masukan dan keluaran, maka pusatpusat pertanggungjawaban yang ada pada suatu organisasi dikelompokkan menjadi 4 yaitu : 1. Pusat Pendapatan (Revenue center). Suatu pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi yang prestasi manajernya dinilai atas dasar pendapatan dalam pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. 2. Pusat Biaya (Cost Center). Merupakan pusat pertanggungjawaban yang manajernya diukur
prestasinya
atas
dasar
biayanya
(nilai
masukannya).Dalam hal ini biaya diukur dalam satuan unit moneter. Adapun pusat biaya dikelompokkan menjadi 2 yaitu: a. Pusat Biaya Teknik Yaitu pusat biaya yang hubungan antara output dan input dapat diukur secara optimal. b. Pusat Biaya Kebijakan
24
Yaitu pusat biaya yang hubungan antara output dan input tidak dapat diukur secara optimal. 3. Pusat Laba (Profit Center). Merupakan
pusat
pertanggungjawaban
yangbertanggungjawab atas biaya dan laba. Manajer pusat laba diukur kinerjanya dari selilish anatarapendapatan dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Oleh karena itu di dalam pusat laba baik masukan maupun keluarnya diukur dalam satuan rupiah untuk menghitung laba. 4. Pusat Investasi (Investment Center). Merupakan pusat pertanggungjawaban dimana pengukuran prestasinya didasarkan pada laba yang dicapai juga dihubungkan dengan besarnya dana yang diinvestasikan. 2.1.3
Anggaran
1. Definisi Anggaran Anggaran menurut Mulyadi dan Husnayetti (2012:3).Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kualitatif yang diukur dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu. Dengan menggunakan anggaran, perusahaan akan dapat menyususn perecanaan dengan baik sehingga koordinasi dan pengendalian anggaran akan membantu rencana keseluruhan dan mengkoordinasikan semua kegiatan dalam keseluruhan yang terpadu.
25
Sedangkan menyatakan
menurut
bahwa
Anthony dan
anggaran
Govindarajan
merupakan
alat
(2005:73)
penting
untuk
perencanaan dan pengendalian jangka pendek yang efektif dalam organisasi.
Anggaran
berisikan
kegiatan–kegiatan
yang
akan
dilaksanakan oleh perusahaan, dimana penyusunanya dilakukan oleh tiap-tiap unit pusat pertanggungjawaban. Anggaran dapat berfungsi dengan baik karena didukung oleh struktur organisasi perusahaan yang memadai. Dari beberapa definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan anggaran, perusahaan akan dapat menyusun perencanaan dengan baik sehingga koordinasi dan pengendalian anggaran akan membantu rencana keseluruhan dan mengkoordinasikan semua kegiatan ke dalam keseluruhan yang terpadu. 2. Syarat-Syarat Anggaran Suatu anggaran merupakan hal terpenting dalam mengatur biaya dan pendapatan perusahaan atau suatu organisasi melalui kegiatan operasionalnya.Agar penyusunan anggaran ini dapat dikatakan tepat sasaran, diperlukan syarat-syarat yang harus dipenuhi. Dalam penyusunan anggaran haruslah memperhatikan beberapa hal yaitu : a) Realistis Suatu anggaran haruslah memperhatikan kemampuan yang ada baik secara financial maupun sumberdaya yang mendukung. Dengan
penyususan
yang
realistis,
maka
biaya
yang
26
dikeluarkan akan efisien serta penerimaan laba akan berjalan secara efektif. b) Fleksibel Suatu anggaran dapat menyesuaikan dengan keadaan yang sewaktu-waktu dapat berubah. Fleksibelitas suatu anggaran akan mudah membantu apabila terjadi suatu hal yang diluar dugaan, sehingga biaya yang dikeluarkan tidak akan banyak terbuang. c) Continue Suatu anggaran haruslah selalu mendapat perhatian terus menerus.
Keberlanjutan
suatu
anggaran
akan
mudah
memprediksi yang akan terjadi pada periode anggaran selanjutnya, sehingga akan mempermdah memprediksi biaya dan laba dimasa mendatang. 3. Manfaat Anggaran Beberapa manfaat dari penyusunan anggaran dalam suatu perusahaan dan organisasi yakni sebagai berikut: 1. Sebagai perencanaan terpadu. Anggaran dapat memprediksi berapa biaya yang akan dikeluarkan serta berapa laba yang akan didapat melalui kegiatan operasional. 2. Sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan perusahaan.
27
Anggaran dapat membiayai kegiatan-kegiatan perusahaan, baik itu secara parsial maupun secara komprehensif. 3. Sebagai alat koordinasi kerja. Anggaran dapat menghubungkan antara department keuangan dengan department lainnya dalam menyusun anggaran apa yang diperlukan disetiap department. 4. Sebagai alat pengawasan kerja. Anggaran dapat mengawasi biaya apa yang dikeluarkan melalui efektivitas dari hasil kegiatan perusahaan tersebut dan mengawasi
proses
berjalannya
kegiatan
tersebut,
serta
pengalokasian dari kegiatan tersebut. 5. Sebagai evaluasi kegiatan perusahaan. Anggaran dapat dijadikan evaluasi dari kegiatan perusahaan yang berjalan selama setahun terakhir melalui laporan keuangan yang ada, berapa pendapat dan berapa biaya yang dikeluarkan selama setahun, serta efektivitas anggaran tersebut dalam pengalokasian. 4. Penyusunan Anggaran Penyusunan Anggaran dalam akuntansi pertanggungjawaban adalah berdasarkan pusat-pusat pertanggungjawaban dari laporan pertanggungjawaban dapat diketahui perbandingan antara realisasi dengan anggarannya, sehingga penyimpangan yang terjadi dapat dianalisa dan di evaluasi
28
Beberapa proses di dalam penyusunan anggaran memerlukan berbagai tahap sebagai berikut : a. Penetapan sasaran oleh manajer atas. b. Pengajuan usulan aktivitas dan taksiran sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas oleh manajer bawah. c. Penelaahan oleh manajer atas terhadap usulan anggaran yang diajukan manajer bawah. Dengan demikian, proses penyusunan anggaran yang berhasil adalah yang dapat menjadikan setiap dalam organisasi perusahaan memiliki persepsi yang jelas mengenai peran mereka masing-masing dalam mencapai sasaran anggaran. Untuk menyusun laporan anggaran secara umum dapat menggunakan tahap-tahap berikut: a. Perbandingan Data Anggaran dan Realisasinya Dalam bagian ini data yang menyangkut anggaran dan realisasi dibandingkan untuk mencari selisih atau perbedaaan.Data yang menyangkut anggaran diambil dari rencana secara keseluruhan. Sedangkan data realisasinya biasanya akan disediakan oleh bagian akuntansi. b. Analisis Selisih
29
Pada bagian ini setiap perbedaan atau selisih yang terjadi akan diidentifikasi, dicari sebabnya yang kemudian akan digunakan untuk menentukan tindak lanjut pada waktu yang akan datang. c. Menentukan Follow Up Perbedaan yang terjadi pada waktu yang lalu dianalisis untuk dilakukan evaluasi. Hasil evaluasi tersebut akan dipakai untuk menentukan kebijakan Follow Up. Pada waktu melakukan analisis, setiap perbedaan yang terjadi akan ditelusuri apa yang akan menyebabkan perbedaan tersebut. Setelah diketahui penyebab perbedaan antara anggaran dan realisasi maka kebijakan Follow Up yang akan datang adalah memperkecil atau menghilangkan perbedaan tersebut 5. Anggran untuk Akuntansi Pertanggungjawaban Apabila dihubungkan dengan akuntansi pertanggungjawaban selain yang telah dikemukakan di atas, maka anggaran juga dapat digunakan untuk mengevaluasi laporan pertanggungjawaban, yaitu sebagai alat pembanding dengan hasil aktual atas pelaksanaan tugas.Untuk menerapkan akuntansi pertanggung jawaban yang lebih optimal maka anggaran harus disusun secara sistematis, beruntun dari manajemen tingkat bawah ke atas, hal ini dikarenakan anggaran digunakan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan organisasi untuk memastikan bahwa rencana telah dijalankan.
30
Dalam akuntansi pertanggungjawaban, tiap tingkat manajemen hanya akan bertanggungjawab atas elemen yang secara langsung dibawah pengendalianya. Karena itu dalam penyusunan anggaran ini semua manajer dilibatkan, dengan harapan dapat berpartisipasi dalam usaha untuk mencapai target yang telah ditetapkan. Tujuan lain mengikut sertakan para manajer dalam penyusunan anggaran adalah agar mereka bersedia dinilai hasil pekerjaanya dengan anggaran itu sendiri dan diharapkan hal
ini akan menjadi pendorong semangat
mereka untuk bekerja lebih baik lagi. Anggaran tidak hanya berfungsi sebagai alat penilaian kerja, tetapi anggaran berfungsi pula untuk mengkoordinasikan mengimplementasikan
dan rencana,
mengendalikan memotivasi
dan
kegiatan, mengesahkan
tindakan. 2.1.4 Klasifikasi Biaya dan Kode Rekening 1. Definisi Biaya Menurut Mulyadi (2007:08) menyatakan bahwa biaya dalam arti yang luas adalah “biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu”. Sedangkan menurut Hansen dan Mowen (2005:27) “biaya adalah pengorbanan sumber daya ekonomi yang diukur dalam satuan moneter dengan tujuan untuk memperoleh atau menghasilkan barang atau jasa yang membawa
31
manfaat baik untuk sekarang maupun yang akan datang pada organisasi” Menurut Sunarto (2003:04) menyatakan bahwa “biaya merupakan harga pokok atau bagiannya yang telah dimanfaatkan atau dikonsumsi untuk memperoleh pendapatan”. Penggolongan Biaya Informasi
biaya
pertanggungjawaban
akan harus
disajikan sesuai
dalam dengan
laporan tingkatan
manajemen, sehingga perlu adanya penggolongan biaya sesuai dengan tanggung jawab dari masing-masing manajer. Menurut Mulyadi (2001:168) biaya dapat dibedakan menjadi biaya terkendali dan biaya tidak terkendali. a. Biaya Terkendali, adalah biaya yang secara langsung dapat dipengaruhi secara signifikan oleh keputusankeputusan manajer dalam suatu periode waktu tertentu. Biaya berkaitan dengan periode tertentu, luasnya wewenang berkaitan dengan periode tertentu. Luasnya tingkat manajemen ini disebabkan oleh dalam jangka waktu tertentu setiap biaya akan dapat dikendalikan oleh seseorang dalam organisasi. b. Biaya Tidak Terkendali, adalah biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh manajer atau pejabat tingkatan tertentu berdasar wewenang yang dimiliki atau tak dapat
32
dipengaruhi oleh seseorang manajer tertentu dalam jangka waktu tertentu. 2. Kode Rekening Pemberian
kode
rekening
memudahkan
pencatatan
data,
mempertinggi efisiensi dan kecermatan pemrosesan, mempercepat pengambilan data dari arsip dan membantu penyajian laporan keuangan. Pemberian kode rekening akan menggolongkan jenis dan tempat terjadinya biaya serta menunjukkan kode tingkat pimpinan yang bertanggung jawab. Berikut ini akan diuraikan contoh pemberian kode rekening pada pusat biaya-pusat biaya dan kode rekening pembantu biaya dengan metode kelompok: Kode
Kelompok Rekening
1
Aktiva
2
Hutang
3
Modal
4
Pendapatan
5
Biaya
6
Pendapatan dan biaya lain-lain Posisi angka dalam kode rekening biaya akuntansi
pertanggungjawaban terbagi dua kelompok yaitu kelompok pertama menjelaskan tempat terjadinya biaya dan kelompok kedua
33
menunjukkan kode jenis biaya yang digolongkan sesuai dengan obyek pengeluaran, Hariadi (2002:274). Contoh
pengikhtisaran
kode
rekening
biaya
akuntansi
pertanggungjawaban diperlihatkan pada gambar 3 : a. Menunjukkan terjadinya biaya 5
x
x
x
x
x
x
Kelompok Biaya Pusat biaya Manajer Pusat Kepala Bagian Pusat Kepala Seksi b. Menunjukkan kode jenis biaya
Kelompok Jenis Biaya Jenis biaya Terkendali/tidak Sumber: Hariadi (2002:274) Gambar 6 Kode Rekening Biaya Akuntansi Pertanggungjawaban 2.1.5
Laporan Pertanggungjawaban
1. Isi laporan Pertanggungjawaban Dalam isi laporan pertanggungjawaban ada 2 tipe pengendalian, yaitu:
34
a. Laporan Pelaksanaan Laporan pelaksanaan dirancang untuk menunjukan bagaimana sebaiknya pusat- pusat pertanggungjawaban berprestasi sebagai kesatuan
ekonomi.Prestasi
seorang
manajer
pusat
pertanggungjawaban dapat dilihat dari hasil kerjanya yang dibandingkan dengan suatu tolak ukur. Informasi ini dapat diketahui dari laporan pelaksanaan yang disusunnya, yaitu meliputi: 1. Data anggaran merupakan data biaya yang telah dianggarkan sebelumnya. 2. Data actual yang merupakan data biaya yang sesungguhnya terjadi. 3. Analisis selisih antara anggaran dengan sesungguhnya dalam laporan pelaksanaan. Ini biasanya meliputi semua biaya pada pusat
pertanggungjawaban
termasuk
pula
biaya
yang
dialokasikan. b. Laporan Pertanggungjawaban Laporan pertanggungjawaban dimaksudkan untuk memotivasi para manajer
karena
lebih
manajer.Penekanannya
mengarah
bukan
pada
pada beberapa
tanggungjawab biaya
yang
dikeluarkan tetapi siapa yang bertanggungjawab atas biaya tersebut. Dalam laporan ini dibandingkan antara prestasi pusat pertanggungjawaban dengan standar atau anggarannya, sehingga
35
penyimpangan yang terjadi menunjukan bagaimana memenuhi komitmen yang telah disetujui.Ini berarti pengakuan data dan pelaporan akuntansi yang berhubungan harus mengikuti struktur organisasi dan tanggungjawab fungsional yang bersangkutan. Peringkat manajemen digolongkan menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu: 1. Manajemen puncak 2. Manajemen menengah 3. Manajemen bawah. Isi laporan pertanggungjawaban biaya disesuaikan dengan tingkatnya.Untuk tingkat manajemen rendah disajikan biaya terkendali menurut obyek pengelurannya. Untuk manajemen tingkat atas berisi total biaya tiap pusat biayanya sendiri. Laporan pertanggungjawaban semakin keatas semaikin pokok dan ringkas saja. Dalam Laporan pertanggungjawaban yang lengkap berisi: a. Anggaran, realisasi dan selisihnya dari biaya terkendali b. Anggaran, realisasi dan selisihnya dan biaya yang dikeluarkan untuk memperlancar aktivitas biaya yang bersangkutan, walaupun manajer pusat biaya tidak bertanggungjawab atas biaya tersebut. 2. Karakteristik sistem laporan Sistem laporan pertanggungjawaban menyajikan laporan untuk pengendalian
manajemen.Pada
pertanggungjawaban
terdiri
dari
hakekatnya seperangkat
sistem laporan
laporan yang
36
berhubungan dengan disiapkan bagi para manajer diberbagai pusat pertanggungjawaban
suatu
perusahaan.
Pusat-pusat
pertanggungjawaban setiap periode yang ditentukan harus membuat laporan untuk atasannya dan bagian atasannya akan menggabungkan laporan dari bagian-bagian dibawahnya untuk dilaporkan ke pejabat yang lebih tinggi setelah dikombinasikan dengan laporan dari bagian sendiri. 1. Dapat
diketahui
siapa
yang
bertanggungjawab
terhadap
penyimpangan 2. Dapat diketahui siapa yang bertanggungjawab dan segera dapat diketahui bagian apa yang perlu diperbaiki Dengan disusunnya laporan pertanggungjawaban secara rutin dan terperinci
untuk setiap tingkatan manajemen berarti telah
dilaksanakan suatu sistem administrasi yang efektif dan merata di dalam perusahaan secara menyeluruh. 3. Proses Penyusunan laporan pertanggungjawaban Menurut
Mulyadi
(2001:194),
laporan
pertanggungjawaban
disusun sesuai dengan dasar-dasar sebagai berikut: a. Jenjang terbawah yang diberi laporan ini adalah tingkat manajemen bagian. b. Manajer jenjang terbawah diberi laporan pertanggungjawaban biaya yang berisi rincian biaya dibandingkan dengan anggaran biaya yang disusun.
37
c. Manajer jenjang diatasnya diberi laporan mengenai biaya pusat pertanggungjawaban
sendiri
yang
diajukan
dalam
bentuk
perbandingan dengan anggaran biaya yang disusun oleh masingmasing manajer yang bersangkutan. Format
umum
laporan
pertanggungjawaban
biaya
berisi
informasi berikut ini: a. Nomor kode rekening biaya b. Jenis biaya atau pusat pertanggungjawaban c. Realisasi biaya d. Anggaran biaya e. Penyimpangan biaya f. Keterangan atau penjelasan Format umum laporan pertanggungjawaban biaya akan disajikan pada gambar dibawah ini : Bagian / Departmen / Direktur Laporan Pertanggungjawaban Biaya Bulan Kode Jenis Biaya / Rekening Pusat Biaya
Bulan ini Realisasi
Anggaran
Sampai Dengan Bulan Ini Selisih
Realisasi
Anggaran
Sumber : Mulyadi (2001:195) Gambar 7 Format Umum Laporan Pertanggungjawaban Biaya Fungsi Laporan Pertanggungjawaban : Laporan kegiatan merupakan suatu laporan yang memiliki ungsi untuk :
Selisih
38
a. Dasar penentuan kebijakan dan pengarahan pimpinan. b. Bahan penyusunan rencana kerja berikutnya. c. Mengetahui bagaimana perkembangan dan proses peningkatan kegiatan. d. Data sejarah perkembangan satuan yang bersangkutan dengan lain-lain. Sebagai
langkah
pertanggungjawaban
awal
di
dalam
adalah
penyusunan
menetukan
laporan
bidang-bidang
pertanggungjawaban. Penentuan ini berdasarkan wewenang dan tanggungjawab
yang
telah
digariskan
oleh
manajemen.
Pertanggungjawaban akan mengalir dari pusat pertanggungjawaban yang paling bawah menuju ke atas. 2.1.6
Penilain Kinerja Manajer
1. Definisi Penilaian Kinerja Menurut Mulyadi (2001:415) “penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya”. Tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya,
agar
membuahkan
tindakan
dan
hasil
yang
diinginkan.Maka dapat disimpulkan, bahwa penilaian atau pengukuran kinerja adalah suatu metode atau alat yang digunakan untuk mencatat
39
dan menilai pencapaian pelaksanaan kegiatan berdasarkan tujuan, sasaran, dan strategi perusahaan sehingga dapat diketahui kemajuan organisasi serta meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. 2. Manfaat penilaian Kinerja Mulyadi
(2001:416)
menyatakan
bahwa
penilaian
kinerja
dimanfaatkan manajemen untuk: a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimum. b. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, seperti: promosi, transfer, dan pemberhentian. c. Mengidentifikasi
kebutuhan
pelatihan
dan
pengembangan
karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan. d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka. e. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan. 3. Tahap – Tahap dalam penilaian kinerja Manajer Tahapan manajemen kinerja menurut Williams (1998), terdapat empat tahapan utama dalam pelaksanaan manajemen kinerja. Tahapan ini menjadi suatu siklus manajemen kinerja yang saling berhubungan satu dengan yang lain.
40
a. Tahapan pertama : drecting planning, tahapan ini merupakan tahapan identifikasi perilaku kerja dan dasar pengukuran kinerja. Kemudian, dilakukanm pengarahan kongkrit terhadap perilaku kerja dan perencanaan terhadap target yang akan dicapai, kapan dicapai, dan bantuan yang akan dibutuhkan. b. Tahapan kedua : merupakan
managing/supporting,
penerapan
monitoring
tahapan ini
terhadap
proses
organisasi. Tahap ini berfokus pada manajer, dukungan, dan pengadilan terhadap jalannya proses agar tetap pada jalurnya. Jalur yang dimaksud disini yaitu : kriteria maupun proses kerja yang sesuai dengan prosedur yang berlaku pada suatu organisasi. c. Tahapan
ketiga
mencakup
:
evaluasi.
review/appraising. Evaluasi
Tahap
dilakukan
ketiga dengan
flashbacking view kinerja yang telah dilaksanakan setelah itu
kinerja
dinilai/
diukur
(appraising).
Tahap
ini
memerlukan dokumentasi data yang berkaitan dengan objek yang dievaluasi. Evaluator harus bersifat objektif dan netral agar didapat hasil evaluasi yang valid. d. Tahapam keempat : developing. Tahap keempat berfokus pada pengembangan dan penghargaan. Hasil evaluasi menjadi pedoman penentu keputusan terhadap action yang
41
dilakukan selanjutnya. Keputusan dapat berupa langkah perbaikan pemberian reward, melanjutkan suatu prosedur yang telah ada, dan penetapan anggaran. 1.2 Penelitian Terdahulu Sebagai acuan dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh : 1. Nadya
Enggar,
2012.
Dengan
judul
Penerapan
Akuntansi
Pertanggungjawaban dengan Anggaran Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT Alam Ria Abadi Tour Malang. Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa penerapan akuntansi pada PT Alam Ria Abadi Tour Malang masih belum memadai, dikarenakan belum mencantumkan perbedaan antara biaya terkendali dengan biaya tidak terkendali yang dapat mengakibatkan tidak jelasnya penelusuran tanggungjawab manajer atas biaya yang terjadi sehingga berdampak pada lemahnya pengendalian biaya untuk menentukan efisien efektif biaya tersebut. 2. Rifky
Ronald,
2013.
Dengan
judul
Penerapan
Akuntansi
Pertanggungjawaban sebagai alat penilaian kinerja pusat biayapada PT Hutama Karya (Persero) Manado. Hasil penelitian menunjukkan PT Hutama Karya (Persero). Struktur organisasinya secara jelas dan tegas memperlihatkan jenjang wewenang dan tanggungjawab yang dilaksanakan dari atasan hingga bawahan. Hal ini terlihat dari struktr organisasi dan penjelasannya yang menunjukkan adanya pembagian
42
tugas dan fungsi yang jelas dari setiap unit organisasi. PT Hutama Karya telah melakukan penyusunan anggaran untuk pembagiannya sendiri,
yang
di
tetapkan
secara
Bottom-Up,
dimana
tiap
bagian/fungsi terlebih dahulu membuat anggaran untuk kemudian diajukan ke manajemen. Proses pelaksanaan penilaian kinerja pada perusahaan baik, dengan adanya embagian presentase anggaran yang dibandingkan dengan realisasi pada tiap semester. 3. Novita
Antasari,
2014.
Dengan
judul
Penerapan
Akuntansi
Pertanggungjawaban sebagai salah satu alat penilaian kinerja manajer pada PDAM Surya Sembada Surabaya. Hasil penelitian menunjjukan bahwa PDAM Surya Sembada Kota Surabaya belum menerapkan sistem akuntansi pertanggungjawaban dengan efektif. Hal ini ditunjukan belum adanya pengelompokan kode rekening yang sesuai dengan
pusat
pertanggungjawaban,
serta
belum
adanya
pengklasifikasian biaya terkendali dan biaya tidak terkendali baik dalam penyusunananggaran biaya dan laporan pertanggungjawaban. Namun struktur organisasi PDAM Surya Sembada Kota Surabaya telah memenuhi standart konsep akuntansi pertanggungjawaban dimana tugas dan tanggung jawabsudah dibagikan pada setiap pusat pertanggungjawaban. Hasil pelaporan yang digunakan sebagai penilaian kinerja pada biaya terkendali sudah efisien. Ini dibuktikan dari hasil membandingkan anggaran dan realisasi, yaitu realisasi lebih kecil dari anggaran yang ditentukan.
43
1.3 Rerangka pemikiran Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban
Pusat Pertanggungjawaban
Pusat
Pusat
Pusat
Pusat
Pendapatan
Biaya
Laba
Investasi
Struktur
Pengklasifikasian
Organisasi
Kode Rekening
Penyusunan Anggaran
Laporan Pertanggungjawaban
Penilaian Kinerja dan Prestasi
Gambar 8 Rerangka Pemikiran
Pemisahan Biaya Terkendali dan Biaya Tidak Terkendali
44
Berikut ini adalah uraian singkat rerangka pemikiran diatas : Sistem
akuntansi
pertanggungjawaban
mengarah
kepada
pusat
pertanggungjawaban dimana pusat pertanggungjawaban berkewajiban untuk menyusun laporan sesuai dengan tanggungjawab dan wewenang yang dilimpahkan atasan dengan cara melaksanaan tugas tersebut sebaik-baiknya untuk mencapai prestasi. Pusat pertanggungjawaban mengarah kepada struktur organisasi dan pengklasifikasian pendapatan dan biaya serta kode rekening.Kemudian dilakukan kodefikasi pada struktur organisasi.Dalam struktur organisasi memudahkan untuk pengendalian biaya yang menjadi tanggungjawab pusat-pusat bersangutan. Penyusunan pertanggungjawaban
anggaran dari
laporan
dilakukan
berdasaran
pertanggungjawaban
dapat
pusat-pusat diketahui
perbandingan antara realisasi dengan anggarannya, dan penyusunan anggaran dilakukan setelah pengkodefikasian. Laporan pertanggungjawaban masing-masing pusat pertnggungjawaban yang berisi tentang anggaran dengan realisasi digunakan untuk penilain kinerja.