BAB 2 TINJAUAN TEORETIS
2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pasar Modal 2.1.1.1 Perngertian Pasar Modal Ada bermacam-macam pengertian pasar modal, namun pada dasarnya pengertian pasar modal adalah sama. Dibawah ini ada beberapa pengertian atau definisi dari pasar modal, yaitu : Menurut Fakhrudin dan Hardianto (2001:1) mengemukakan bahwa pada dasarnya pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri. 2.1.1.2Jenis-jenis Pasar Modal Penjualan saham kepada masyarakat dapat dilakukan dengan beberapa cara, umumnya penjualan dilakukan sesuai dengan jenis ataupun bentuk pasar modal dimana sekuritas tersebut diperjual belikan. Menurut Sunariyah (2004:13) jenis-jenis pasar modal tersebut ada beberapa macam, yaitu: a. Pasar Perdana (Primary Market) Pasar perdana adalah “Penawaran saham dari perusahaan yang menerbitkan saham kepada investor selama waktu yang ditetapkan oleh pihak yang menerbitkan
sebelum
saham
tersebut
7
diperdagangkan
di
pasar
8
sekunder”.Pasar perdana merupakan pasar modal yang memperdagangkan saham-saham atau sekuritas lainnya yang dijual untuk pertama kalinya (penawaran umum) sebelum saham tersebut dicatatkan di bursa. Harga saham di pasar perdana ditentukan oleh penjamin emisi dan perusahaan yang akan go public, berdasarkan analisis fundamental perusahaan yang bersangkutan untuk pertama kalinya diterbitkan emiten dan dari hasil penjualan saham tersebut keseluruhannya masuk sebagai modal perusahaan. b. Pasar Sekunder (Secondary Market) Pasar Sekunder didefinisikan sebagai perdagangan saham setelah melewati masa penawaran pada masa pasar perdana. Jadi, pasar sekunder merupakan pasar dimana saham dan sekuritas lain diperjual belikan secara luas, setelah melalui masa penjualan di pasar perdana. Harga saham di pasar sekunder ditentukan oleh permintaan dan penawaran yang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu, pertama faktor internal perusahaan, merupakan faktor yang berhubungan dengan kebijakan internal pada suatu perusahaan beserta kinerja yang telah dicapai.Kedua, faktor eksternal perusahaan, yaitu hal-hal diluar kemampuan
perusahaan
atau
diluar
kemampuan
manajemen
untuk
mengendalikan. c. Pasar Ketiga (Third Market) Pasar ketiga adalah tempat perdagangan saham atau sekuritas lain diluar bursa (over the counter market). Di Indonesia, pasar ketiga ini disebut bursa paralel yang merupakan suatu sistem perdagangan efek yang terorganisasi diluar bursa efek resmi, dalam bentuk pasar sekunder yang diatur dan
9
dilaksanakan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek dengan diawasi dan dibina oleh Badan Pengawasan Pasar Modal. Jadi, dalam pasar ketiga ini tidak memiliki pusat lokasi perdagangan yang dinamakan floor trading (lantai bursa).Operasi yang ada pada pasar ketiga berupa pemusatan informasi yang disebut trading information. Informasi yang diberikan dalam pasar ini meliputi: harga-harga saham, jumlah transaksi, dan keterangan lain mengenai surat berharga yang bersangkutan. d. Pasar Keempat (Fourth Market) Pasar keempat merupakan bentuk perdagangan efek antar pemodal atau dengan kata lain pengalihan saham ke pemegang lainnya tanpa melalui perantara perdagang efek. Bentuk transaksi dalam perdagangan semacam ini biasanya dilakukan dalam jumlah besar (block sale). 2.1.1.3 Manfaat Pasar Modal Menurut Fakhruddin dan Hadianto (2001:2) beberapa manfaat keberadaan pasar modal antara lain : a. Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal. b. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya diversifikasi. c. Menyediakan leading indicator bagi trend ekonomi negara. d. Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah.
10
e. Penyebaran
kepemilikan,
keterbukaan,
dan
profesionalisme,
menciptakan iklim berusaha yang sehat. f. Menciptakan lapangan kerja / profesi yang menarik. 2.1.2 Investasi 2.1.2.1 Pengertian Investasi Menurut Halim (2003:2) mengemukakan bahwa investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa mendatang. Pada umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu : investasi pada financial assets dan investasi pada real assets. Investasi pada financial assets dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga pasar uang, dan lainnya. Atau dilakukan di pasar modal misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi dan lainnya.Sedangkan investasi pada real assets diwujudkan dalam bentuk pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan dan lainnya. 2.1.2.2 Tujuan Investasi Menurut Tandelilin (2001:4) ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi : a. Untuk meningkatkan kesejahteraan investor. b. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang dan pada saat ini. c. Mengurangi tingkat inflasi.
11
Dengan melakukan investasi dalam pemulihan perusahaan seseorang dapat menghindarkan diri dari kekayaan atau harta miliknya tidak merosot nilainya karena digerogoti oleh inflasi. d. Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa negara didunia banyak melakukan kebijakan yang sifatnya mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui fasilitas perpajakan yang diberikan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang tertentu. 2.1.2.3Proses Investasi Menurut Halim (2003 : 2) ada beberapa tahapan atau proses investasi yang harus dilalui oleh para investor, yaitu : 1. Menentukan tujuan investasi Ada tiga hal yang dapat dipertimbangkan dalam hal ini, yaitu : (a) tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return), (b) tingkat resiko (rate of risk), dan (c) ketersediaan jumlah dana yang di investasikan. 2. Melakukan analisis Dalam tahap ini investor melakukan terhadap suatu efek atau sekelompok efek. Salah satuntujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi efek yang salah harga (mispriced), apakah harganya terlalu tunggi atau terlalu rendah. Ada berbagi cara untuk melakukan analisis ini dan dapat dikelompokkan menjadi dua komponen yaitu, analisis teknikal dan analisis fundamental.
12
3. Melakukan pembentukan portofolio Dalam tahap ini dilakukan identifikasi terhadap efek-efek mana yang akan dipilih dan beberapa proporsi dana yang akan diinvestasikan pada masingmasing efek tersebut. 4. Melakukan evaluasi kinerja portofolio Tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahap evaluasi kinerja portofolio.Dari hasil evaluasi inilah selanjutnya dilakukan revisi (perubahan) terhadap efekefek yang membentuk portofolio tersebut jika dirasa bahwa komposisi portofolio yang sudah dibentuk tidak sesuai dengan tujuan investasi, misalnya rate of return-nya lebih rendah dari yang disyaratkan. 2.1.3 Saham 2.1.3.1 Pengertian Saham Menurut Anoraga dan Panji (2001:6), saham dapat didefinisikan sebagai surat berharga sebagai bukti penyertaan pemilikan individu maupun instansi dalam suatu perusahaan. Apabila seseorang investor membeli saham, maka ia akan menjadi pemilik atau disebut sebagai pemegang saham perusahaan tersebut. Menurut Sunariyah (2006:30), saham adalah penyertaan modal suatu perseroan terbatas (PT) atau yang biasa disebut emiten, pemilik saham merupakan pemilik sebagian dari perusahaan tersebut. 2.1.3.2 Jenis-jenis Saham Menurut Tandelilin (2001:18) saham dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
13
1. Saham Preferen Saham preferen adalah saham yang mempunyai kombinasi karakteristik gabungan dari obligasi maupun saham biasa, karena saham preferen memberikan pendapatan yang tetap seperti halnya obligasi, dan juga mendapatkan hakkepemilikan seperti pada saham biasa. Perbedaan dengan saham biasa adalah bahwa saham preferen tidak memberikan hak suara kepada pemegangnya untuk memilih direksi ataupun manajemen perusahaan, seperti layaknya saham biasa. 2. Saham Biasa Sekuritas yang menunjukkan bahwa pemegang saham biasa tersebut mempunyai hak kepemilikan atas aset-aset perusahaan. Investor yang membeli saham biasa belum tentuakan mendapatkan pendapatan secara tetap dari perusahaan, karena saham biasatidak mewajibkan perusahaan untuk membayar sejumlah kas terhadap pemegang saham. Hal ini sangat berbeda dengan obligasi yang memberikan pendapatan tetap dan waktu jatuh tempo yang sudah ditentukan, sehingga saham memiliki resiko yang relatif lebih besar dibandingkan obligasi. 2.1.4 Laporan Keuangan 2.1.4.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. (Munawir 2002 :2)
14
Laporan keuangan sangat berguna bagi investor untuk menentukan keputusan investasi yang terbaik dan menguntungkan. Berdasarkan analisis terhadap informasi laporan keuangan, investor bisa mengetahui perbandingan antara nilai intrinsik saham perusahaan dibanding harga pasar saham perusahaan bersangkutan, dan atas dasar perbandingan harga pasar saham perusahaan bersangkutan, dan atas dasar perbandingan tersebut investor akan bisa membuat keputusan apakah membeli atau menjual saham bersangkutan. (Tandelilin 2001:233) 2.1.4.2 Jenis Laporan Keuangan Menurut Fraser dan Aileen (2004 : 7), Laporan keuangan meliputi 4 laporan keuangan dasar yaitu : a. Neraca Menunjukkan posisi keuangan aset, liabilitas dan kekayaan pemegang saham suatu perusahaan pada saat tertentu. b. Laporan Perhitungan Laba Rugi Menyajikan hasil usaha perusahaan, beban dan laba rugi bersih untuk periode akuntansi tertentu. c. Laporan Ekuitas Pemegang Saham Merekonsiliasi saldo awal dan akhir laba ditahan dalam neraca. Beberapa perusahaan menyajikan laporan laba ditahan digabung dengan laporan laba rugi yang merekonsiliasi saldo awal dan akhir ditahan.
15
d. Laporan Arus Kas Memberikan informasi arusa kas masuk dan kas keluar kegiatan operasi, investasi, pendanaan dalam periode yang dicakup. Segera setelah yang laporan itu disusul dengan bahasan yang berjudul catatan atas laporan keuangan, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan. 2.1.4.3 Tujuan Pelaporan Keuangan Menurut Kasmir (2008:10), tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan yaitu : 1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini. 2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat itu. 3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu. 4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu. 5. Meberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan. 6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode. 7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan. 8. Informasi keuangan lainnya.
16
Jadi dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, akan dapat diketahui kondisi keuangan perusahaan secara menyeluruh. 2.1.4.4 Rasio Keuangan Menurut Munawir (2002:64), rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio akan dapat menjelaskan atau memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio perbandingan yang digunakan sebagai standart. Menurut Moeljadi (2006:48), analisa terhadap kinerja umumnya dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan yang mencakup pembandingan kinerja perusahaan dengan perusahaan lain dalam industry yang sama dan mengevaluasi kecenderungan posisi keuangan perusahaan sepanjang waktu. Sebetulnya ada beberapa teknik analisis yang dapat digunakan adalah analisis rasio yaitu rasio keuangan. Analisis tersebut akan memberikan gambaran atau pengukuran relatif dari operasi perusahaan. Dalam analisis rasio ini terdapat lima kelompok rasio keuangan, yakni Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas,Rasio Leverage, Rasio Profitabilitas, Rasio Nilai Pasar. Rasio keuangan tersebut akan dibahas satu persatu. 1.
Rasio Likuiditas
a. Current Ratio
17
Perbandingan antara aktiva lancar dengan utang dan untuk menghitung berapa kemampuan perusahaan dalam membayar utang lancar yang tersedia. =
Total aktiva lancar Total hutang lancar
b. Cash Ratio Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan efek yang dapat segera diuangkan. ℎ
=
Kas ÷ Efek Utang lancar
c. Quick Ratio Untuk menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva yang lebih likuid yang mudah dicairkan. = 2.
Aktiva lancar − Persediaan Utang lancar
Rasio Leverage Rasio ini menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh pihak luar
atau dengan kata lain financial leverage menunjukkan proporsi atau penggunaan utang untuk membiayai investor perusahaan, rasio-rasio leverage antara lain : a.
Debt Ratio Mengukur jumlah aktiva peusahaan yang dibiayai oleh utang atau modal yang berasal dari kreditur.Semakin besar rasio maka semakin besar rasio yang dihadapi. =
Total utang Total aktiva
18
b.
Debt To Equity Ratio Rasio utang yang diukur dari perbandingan utang dengan ekuitas (modal sendiri).Semakin kecil DER semakin baik bagi perusahaan. =
c.
Total utang Total modal sendiri
Time Interested Earned Ratio Rasio ini menunjukkan hubungan antar laba sebelum bunga dan pajak (laba operasi) dengan beban utang jangka panjang. =
d.
Laba operasi Beban bunga pertahun
Fixed Charge Coverage Ratio Mengukur berapa besar kemampuan perusahaan untuk menutup beban tetapnya termasuk pembayaran deviden saham prefern, bunga, angsuran pinjaman, dan sewa. ℎ Ratio=
3.
Coverage
EBIT (
÷
)
Rasio Aktivitas Analisis keuangan berkepentingan dengan rasio ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar efisiensi investasi-investasi pada berbagai aktiva.
a.
Days Sales Outstanding Menunjukkan rata-rata hari yang diperlukan untuk mengubah piutang menjadi kas. =
Piutang × 360 Penjualan kredit
19
b.
Fixed Assets Turnover Rasio ini menunjukkan bagaimana perusahaan menggunakan aktiva tetapnya seperti gedung, kendaraan, mesin-mesin, perlengkapan kantor. =
c.
Penjualan Aktiva tetap
Inventory Turnover Ratio Perusahaan yang perputaran persediaannya semakin tinggi menunjukkan efisien. =
d.
Harga pokok penjualan Rata − rata persediaan
Total Assets Turnover Menunjukkan bagaimana efektivitas perusahaan menggunakan seluruh aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba. =
4.
Penjualan Total aktiva
Rasio Profitabilitas Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Rasio-rasio tersebut antara lain :
a.
Gross Profit Margin Mengukur tingkat laba kotor dibandingkan dengan volume penjualan. =
b.
Laba kotor Penjualan
Operating Profit Margin Mengukur tingkat laba operasi dibandingkan dengan volume penjualan.
20
= c.
Laba operasi Penjualan
Net Profit Margin Mengukur laba bersih sesudah pajak dibandingkan dengan volume penjualan. =
d.
Laba setelah pajak Penjualan
Return On Investment Return on investment atau return on assets menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. =
e.
Laba setelah pajak Total aktiva
Return On Equity Return on equity yaitu mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang makin besar, maka rasio ini juga akan makin besar. Return On Equity =
5.
Laba setelah pajak Modal sendiri
Rasio Saham Rasio ini menunjukkan bagian laba perusahaan, deviden, dan modal yang dibagikan kepada setiap saham. Rasio-rasio tersebut adalah :
21
a.
Price Earning Ratio Price earning ratio menunjukkan perbandingan antar harga saham dipasar perdana atau harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang diterima. =
b.
Harga pasar saham biasa EPS
Deviden Yield Menunjukkan tingkat penghaasilan berjalan yang diperoleh dari investasi saham perusahaan. =
c.
yang dibayarkan perusahaan Harga pasar per saham
Deviden Payout Ratio Menunjukkan besarnya laba yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk deviden. =
d.
perusahaan EPS
Earning Per Share Earning Per Share (EPS) atau laba per lembar saham merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per lembar saham pemilik. Laba yang digunakan sebagai ukuran adalah laba bagi pemilik atau EAT. (Sutrisno,2001:255)
2.1.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham 2.1.5.1 Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Harga Saham Rasio yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang pendeknya adalah rasio
22
lancar.Menurut munawir (2002:72), mengatakan bahwa rasio ini menunjukkan bahwa nilai kekayaan lancar (yang segera dapat dijadikan uang) ada sekian kalinya hutang jangka pendek. Jika suatu perusahaan tidak memenuhi kewajiba dalam jangka pendek maka perusahaan tidak akan memperoleh kesempatan untuk menghasilkan laba. Brigham dan Houston (2006 : 96), jika sebuah perusahaan akan mulai membayar tagihan-tagihannya (utang usaha) secara lebih lambat, meminjam dari bank, dan seterusnya. Jika kewajiban lancar meningkat lebih cepat dari aktiva lancar, rasio lancar akan turun, dan hal ini pertanda adanya masalah. Karena rasio lancaar merupakan indikator tunggal terbaik dari sampai sejauh mana klaim dari kreditor jangka pendek telah ditutupi oleh aktiva-aktiva yang diharapkan dapat diubah menjadi kas dengan cepat, rasio ini merupakan ukuran solvabilitas jangka pendek. 2.1.5.2 Pengaruh Debt To Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham Menurut Darsono dan Ashari (2005:76), Debt To Equity Ratio (DER) menunjukkan presentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dan sebaliknya, semakin rendah rasio ini akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang. Hal ini menjadikan harga saham perusahaan akan naik. Menurut Fakhruddin dan Hadianto (2001:61), Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio utang yang diukur dari perbandingan utang dan ekuitas (modal sendiri).Tingkat Debt to Equity Ratio (DER) yang aman adalah kurang dari 50
23
persen.Semakin kecil DER semakin baik bagi perusahaan, maka berarti sebagian struktur modal terdiri dari equity sehingga resiko financial rendah, ini dapat menaikkan harga saham dipasar modal. 2.1.5.3 Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham Menurut Sutrisno (2001:255) Return On Equity (ROE) ini sering disebut dengan Rate of Return on Net Worth yaitu kemampuan perusahaan dalaam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimilikinya, sehingga ROE ini ada yang menyebutnya sebagai rentabilitas modal sendiri. Semakin tinggi ROE maka keuntungan yang diperoleh bagi pemegang saham tinggi dan saham perusahaan tersebut akan diminati oleh para investor sehingga harga saham akan naik. begitu sebaliknya, apabila ROE rendah maka keuntungan yang diperolehpun semakin rendah, sehingga harga saham turun. Menurut Sawir (2005:20), Return On Equity (ROE) memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan. Perubahan ROE akan mempengaruhi harga saham bila ROE cukup tinggi maka perusahaan yang mempunyai kemampuan untuk membagi deviden yang cukup tinggi dari perusahaan tersebut dapat dikatakan menggunakan equity dengan efisien dan efektif, sehingga para pemegang saham percaya bahwa kemudian hari perusahaan akan memberikan pendapatan yang lebih besar.
24
2.1.5.4 Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham Menurut Tandelilin (2001:241), informasi laba per lembar saham atau lebih dikenal dengan Earning Per Share (EPS) suatu perusahaan menunjuukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Besarnya EPS suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan
keuangan
perusahaan
meskipun
beberapa
perusahaan
tidak
mencantumkan besarnya EPS suatu perusahaan bisa kita hitung berdasarkan informasi laporan neraca dan laopran rugi laba perusahaan. 2.1.6 Penelitian Terdahulu 1. Disusun oleh Nirawati (2003) Meneliti tentang “Pengaruh Debt To Equity Ratio, Current Ratio, Earning Per Share Dan Return On Asset Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Property Yang Go Public Di Bursa Efek Jakarta”. Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti terdahulu adalah untuk meneliti pengaruh DER, CR, EPS, dan ROA terhadap harga saham pada perusahaan Property yang go public di BEJ tahun pengamatan 1997-2001. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah secara simultan, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, Earning Per Share dan Return On Asset berpengaruh nyata terhadap harga saham. Secara parsial variabel DER dan CR berpengaruh nyata terhadap harga saham.Sedangkan variabel EPS dan ROA tidak mempunyai pengaruh secara nyata terhadap harga saham.Varibel ROA mempunyai pengaruh paling dominan terhadap harga saham tidak terbukti, namun demikian variable ROA mempunyai koefisien regresi kearah positif.
25
Persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini adalah : Persamaan : a. Peneliti terdahulu dengan peneliti saat ini sama-sama menggunakan variabel bebas CR, DER, dan EPS. b. Peneliti terdahulu dengan peneliti saat ini sama-sama menggunakan variabel terikat harga saham. Perbedaan : a. Peneliti terdahulu menggunakan ROA sebagai salah satu dari keempat variabel bebasnya, sedangkan peneliti yang sekarang menggunakan ROE sebagai salah satu dari keempat variabel bebasnya. b.
Peneliti terdahulu menggunakan sampel perusahaan property yang terdapat di BEJ dengan periode 1997-2001, sedangkan peneliti saat ini menggunakan sampel Perusahaan Food and Beverage yang terdapat di BEI dengan periode 2007-2011.
2. Disusun oleh Fuji Astuti Meneliti tentang “Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity, dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Go Public di BEI ”. Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti terdahulu adalah untuk meneliti pengaruh CR, DER, ROE, dan EPS terhadap harga saham pada perusahaan Real Estate dan Property yang go public di BEI. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah secara signifikan variabel EPS memberi pengaruh terhadap harga saham.Sedangkan
26
variabel CR, DER, dan ROE tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini adalah : Persamaan : a. Peneliti terdahulu dengan peneliti saat ini sama-sama menggunakan variabel bebas CR, DER, ROE dan EPS b. Peneliti terdahulu dengan peneliti saat ini sama-sama menggunakan variabel terikat harga saham. Perbedaan : a. Peneliti terdahulu menggunakan sampel perusahaan Real Estate dan Property di BEI, sedangkan peneliti saat ini menggunakan sampel Perusahaan Food and Beverage yang terdapat di BEI. b. Peneliti terdahulu menggunakan sampel perusahaannya dengan periode waktu 4 tahun sedangkan peneliti sekarang menggunakan periode waktu selama 5 tahun. 2.2 Rerangka Pemikiran Untuk
melakukan
analisis
dan
memilih
saham
pada
umumnya
menggunakan analisis fundamental, yang telah memperoleh perhatian cukup besar dari para analisis sekuritas tentang konsep pasar secara efisien telah mempengaruhi analisis saham. Berdasarkan uraian diatas, peneliti memilih faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham yaitu variabel Current Ratio
27
(CR),Debt To Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE)dan Earning Per Share (EPS). Adapun rerangka pemikiran ini dapat diperlihatkan pada gambar berikut :
CR DER
HARGA SAHAM
ROE EPS
Sumber : Astuti, 2011.
Gambar 1 Rerangka Pemikiran Keterangan : : Pengaruh secara simultan terhadap Harga Saham : Pengaruh secara parsial terhadap Harga Saham 2.4 Perumusan Hipotesis Adapun hipotesis yang diajukan dalam menangani masalah masalah yang terjadi pada perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1. Diduga Current ratio (CR) berpengaruh secara parsial terhadap Harga Saham pada Perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia. 2. Diduga Debt To Equity Ratio (DER) berpengaruh secara parsial terhadap Harga Saham pada Perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia.
28
3. Diduga Return On Equity (ROE) berpengaruh secara parsial terhadap Harga Saham pada Perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia. 4. Diduga Earning Per Share (EPS) berpengaruh secara parsial terhadap Harga Saham pada Perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia. 5. Diduga Current Ratio (CR), Debt To Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS) berpengaruh secara simultan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia.