PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN TEKNIK UTAK-ATIK OBYEK MATEMATIKA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII-C SMPN 1 SUELA TAHUN AJARAN 2014/2015
ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika
Oleh: SASMITASARI E1R 010 059
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2016
ii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ARTIKEL SKRIPSI .............. ii DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii ABSTRAK ......................................................................................................................
iv
PENDAHULUAN ...........................................................................................................
1
METODE PENELITIAN ................................................................................................
3
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...............................................................
5
KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................................
7
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................
8
iii
PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN TEKNIK UTAK-ATIK OBYEK MATEMATIKA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII-C SMPN 1 SUELA TAHUN AJARAN 2014/2015 Oleh Sasmitasari, Harry Soeprianto, Syahrul Azmi Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA FKIP Universitas Mataram Email :
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas VIII-C SMPN 1 Suela tahun pelajaran 2014/2015 pada materi kubus dan balok dengan menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual dengan teknik utak-atik obyek matematika. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklusnya meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, evaluasi dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor aktivitas siswa pada siklus I untuk tiap pertemuan yaitu 10,31 dan 14,99 dengan masing-masing berkategori aktif dan sangat aktif. Sedangkan pada siklus II untuk tiap pertemuan yaitu 16,99 dan 17,32 dengan kategori sangat aktif. rata-rata skor aktivitas siswa siklus I, dan siklus II berturut-turut 12,65 dengan kategori aktif, dan 17,15 dengan kategori sangat aktif. Untuk nilai rata-rata dan persentase ketuntasan klasikal siklus I, dan siklus II berturut-turut 68,54 dan 74,51 dan persentase ketuntasan klasikal berturut-turut 70,96% dan 87,09%. Melihat keseluruhan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual dengan teknik utak-atik obyek matematika dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa pada materi kubus dan balok kelas VIII-C SMPN 1 Suela tahun ajaran 2014/2015. Kata kunci: pendekatan pembelajaran kontekstual, teknik utak-atik obyek matematika, aktivitas belajar, prestasi belajar.
iv
IMPLEMENTATION OF CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING APPROACH WITH TECHNIQUE HANDS ON MATHEMATICS ON CUBE AND CUBOID TOPIC TO INCREASE STUDENTS’ ACTIVITIES AND ACHIEVEMENTS AT VIIIth C GRADE IN SMPN 1 SUELA ACADEMIC YEAR 2014/2015 By Sasmitasari, Harry Soeprianto, Syahrul Azmi Study Program of Mathematics Education Matheatics and Basic Science Eduacation Department, FKIP Mataram University Email :
[email protected]
ABSTRACT The purpose of this research aims to improve students’ activities and achievements at VIIIth C grade in SMPN 1 Suela academic year 2014/2015 in cubes and cuboid topics by implementing of contextual teaching and learning approach with technique hands on mathematics. The kind of this research was a classroom action research (CAR) which was conducted in two cycles. Each cycle includes planning, acting, observation, evaluation and reflection. The result showed that students’ activities score in cycle I for each meeting is 10,31 and 14,99 with categorized active and very active. Meanwhile, in the cycle II for each meeting is 16,99 and 17,32, both categorized are very active. The mean score of students’ activities of the cycle I and II respectively is 12,65 categorized active, and 17,15 categorized very active. The average score and percentage of classical completeness of the cycle I and II resvectively is 68,54 and 74,51 while the percentage of classical completeness 70,96% dan 87,09%. Based on the result of the research, it could be conclude that the implementation of contextual teaching and learning approach with technique hands on mathematics was able to improve students’ activities and achievements on cube and cuboid topics at VIIIth C grade in SMPN 1 Suela academic year 2014/2015. Keywords: contextual teaching and learning approach, technique hands on mathematics, students’ activities, students’ achievement.
v
I. PENDAHULUAN Proses pembelajaran yang baik apabila siswa mengalami kegiatan pembelajaran dimana mereka berpeluang untuk menemukan sendiri teori-teori maupun konsep yang sedang mereka pelajari. Selain itu pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa apabila konsep yang akan mereka pelajari disampaikan dalam konteks yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Mereka pun akan memperoleh lebih banyak ilmu dan pengalaman apabila mereka bekerja dalam kelompok. Dengan demikian mereka akan belajar untuk berbagi dan memecahkan masalah bersama anggota kelompoknya. Berdasarkan informasi yang diperoleh melalui observasi dan wawancara dengan guru matematika kelas VIII di SMPN 1 Suela, diketahui bahwa aktivitas dan prestasi belajar siswa di kelas masih sangat rendah. Rendahnya prestasi belajar siswa dapat dilihat dari hasil ujian mid semester ganjil kelas VIII tahun pelajaran 2014/2015 yang disajikan pada tabel berikut. Tabel Daftar Nilai Ujian Mid Semester Ganjil Pelajaran Matematika Kelas VIII SMPN 1 Suela Tahun Pelajaran 2014/2015 No Kelas Jumlah Siswa Rata-rata nilai kelas 1
VIII-A
29
36,7
2
VIII-B
31
40,4
3
VIII-C
31
31,3
4
VIII-D
30
33.0
5
VIII-E
29
36,1
6
VIII-F
30
37,0
(Sumber : Daftar nilai guru matematika SMPN 1 Suela) Dari tabel di atas, terlihat bahwa nilai rata-rata ujian mid semester ganjil matematika kelas VIII masih sangat rendah terutama nilai rata-rata siswa kelas VIIIC yaitu 31,3, dan lebih rendah dibandingkan dengan nilai rata-rata siswa kelas yang lain dan berada di bawah nilai KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 70. Selain itu hasil observasi awal menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa kelas VIIIC SMPN 1 Suela berada dalam kategori kurang aktif. Beberapa hal yang diduga menyebabkan rendahnya aktivitas dan prestasi belajar matematika kelas VIIIC antara lain: 1) Siswa kurang berpartisipasi
dalam kegiatan pembelajaran, karena proses
pembelajaran didominasi oleh guru dan siswa merasa pelajaran matematika adalah 1
pelajaran yang sulit. Sehingga minat siswa dalam mengikuti pelajaran matematika pun menjadi kurang. 2) Metode yang digunakan oleh guru hanya metode ceramah dan pemberian tugas, sehingga siswa menjadi pasif karena mereka hanya menunggu keterangan atau penjelasan yang disampaikan guru. 3) Dalam proses pembelajaran, guru kurang mengaitkan antara materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa. Hal ini menyebabkan siswa merasa bahwa pelajaran matematika kurang bermakna. 4) Pada materi geometri guru tidak menggunakan alat peraga, sehingga siswa hanya menghafal rumus-rumus yang diberikan, siswa tidak diberi kesempatan untuk menemukan sendiri rumus tersebut. Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu dikembangkan pendekatan pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dan memberikan siswa kesempatan untuk mengkonstruksikan pengetahuannya dengan cara mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat [1]. Selain itu menurut Blanchard [2] pembelajaran kontekstual merupakan suatu konsepsi yang membantu guru menghubungkan isi materi pelajaran dengan situasi dunia nyata yang berguna untuk memotivasi peserta didik dalam membuat hubungan-hubungan antara pengetahuan dan aplikasinya dengan kehidupannya sebagai anggota keluarga, masyarakat dan lingkungan kerja. Pembelajaran kontekstual juga merupakan konsep belajar dan mengajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan pekerja [3]. Dalam upaya untuk melibatkan siswa secara lebih aktif baik secara fisik maupun mental, dalam proses pembelajaran hendaknya guru berupaya mengkondisikan kegiatan 2
pembelajaran di kelas sehingga memungkinkan siswa untuk aktif berfikir sehigga dapat menemukan pengetahuan sendiri. Salah satu teknik pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran matematika ialah Teknik Utak-atik Obyek Matematika (Hands On mathematics). Teknik Utak-atik Obyek Matematika (Hands On mathematics) merupakan kegiatan “pengalaman belajar” dalam rangka menemukan konsep atau prinsip matematika melalui kegiatan eksplorasi, investigasi dan konklusi yang melibatkan aktifitas fisik, mental dan emosional [4]. Pada tahap eksplorasi guru menyajikan masalah kontekstual yang berhubungan dengan materi yang diajarkan dan melalui tanya jawab guru dapat menggali pengetahuan siswa terkait dengan materi tersebut. Pada tahap investigasi guru memfasilitasi siswa dalam menemukan suatu konsep yang secara teknis diperoleh melalui kegiatan utak-atik alat peraga dan pengerjaan LKS. Hasil perolehan siswa kemudian dipresentasikan di depan kelas dan ditanggapi secara klasikal. Sedangkan pada tahap konklusi guru menyamakan konsep atas hasil diskusi yang diperoleh siswa dan melakukan penegasan akan konsep atau hasil diskusi tersebut. Salah satu materi yang memerlukan penerapan pembelajaran dengan teknik utakatik obyek matematika adalah materi kubus dan balok. Kedua jenis bangun ruang sisi datar ini sangat sering dijumpai dan digunakan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas VIIIC SMPN 1 Suela tahun ajaran 2014/2015 melalui Penerapan Pembelajaran Kontekstual dengan Teknik Utak-atik Obyek Matematika pada materi Kubus dan Balok. II. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Suela dengan subyek penelitiannya adalah siswa kelas VIII-C semester II tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 31 siswa. Faktor yang diteliti pada penelitian ini adalah faktor siswa dan faktor guru. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, dengan masing-masing siklus terdiri dari 3 pertemuan yakni dua kali pembelajaran dan satu kali evaluasi. Alokasi waktu penelitian ini adalah 10 jam pelajaran × 40 menit. Data-data dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan instrumen berupa lembar observasi untuk memperoleh data aktivitas belajar siswa dan aktivitas belajar guru saat proses pembelajaran dan soal tes individu pada tiap akhir siklus untuk mengetahui 3
prestasi belajar siswa. Sumber data berasal dari siswa dan guru mata pelajaran matematika kelas VIII-C SMPN 1 Suela Tahun Pelajaran 2014/2015. Data aktivitas belajar siswa dianalisis dengan rumus: 𝑋=
𝑋𝑖 𝑁
,
Keterangan: 𝑋 = skor rata-rata aktivitas belajar siswa 𝑋𝑖 = total skor aktivitas belajar siswa dan 𝑁 = banyaknya deskriptor Tabel Pedoman Kriteria Aktivitas Siswa Interval Nilai Mi + 1,5 SDI X X ≥ 13.5 Mi + 0,5 SDI X< Mi + 1,5 SDI 10,5 ≤ X < 13,5 Mi – 1,5 SDI X < Mi + 0,5 SDI 4,5 ≤ X < 10,5 X < Mi – 1,5 SDI X < 4,5
Kriteria Sangat aktif Aktif Kurang aktif Sangat Kurang aktif
Selanjutnya data aktivitas guru dianalisis dengan rumus: 𝑌=
𝑛 𝑖=1 𝐵𝑖
,
Keterangan: 𝑌 = skor aktivitas guru 𝐵𝑖 = skor aktivitas guru yang tampak dan
𝑛 = banyaknya indikator Tabel Pedoman Kriteria Aktivitas Guru Interval Y Mi + 1,5 SDi Mi + 0,5 SDi ≤ Y< Mi + 1,5 SDi Mi – 1,5 SDi ≤ Y< Mi + 0,5 SDi Y< Mi – 1,5 SDi
Nilai Y 13,5 10,5 ≤ Y< 13,5 4,5 ≤ Y< 10,5 Y< 4,5
Kriteria Sangat Baik Baik Kurang Baik Sangat kurang Baik
Data prestasi belajar siswa dianalisis secara deskriptif yaitu dengan menentukan rata-rata nilai hasil tes dan menentukan ketuntasan belajar siswa secara klasikal. Rata-rata hasil evaluasi tiap siklus dihitung dengan menggunakan rumus: 𝑥=
𝑛 𝑖=1 𝑥 𝑖
𝑛
,
Keterangan: 𝑥 = nilai rata-rata siswa 𝑥𝑖 = nilai siswa ke-i, i = 1, 2,3,...,n dan 𝑛 = banyak siswa yang mengikuti tes Sedangkan ketuntasan belajar siswa secara klasikal dianalisis dengan rumus: 𝐾𝐵 =
𝑛1 𝑁
× 100% ,
Keterangan: 𝐾𝐵= persentase ketuntasan belajar secara klasikal 𝑛1 = banyak siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 dan 4
𝑛 = banyak siswa yang mengikuti tes. Penelitian ini dikatakan berhasil dengan ketentuan aktivitas belajar siswa meningkat apabila terjadi peningkatan rata-rata skor aktivitas siswa dari rata-rata skor aktivitas sebelumnya dan minimal berkategori aktif pada akhir siklus dan prestasi belajar siswa meningkat apabila rata-rata nilai kelas mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya dan tercapai ketuntasan belajar secara klasikal minimal 85%. III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Ringkasan hasil penelitian secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut: Aktivitas Belajar Siswa Siklus
Pertemuan 1 2 1 2
I II
Skor
Kategori
10,31 14,99 16,99 17,32
kurang Aktif SangatAktif Sangat Aktif Sangat Aktif
Prestasi Belajar Siswa Rata-Rata Nilai Kelas
Ketuntasan klasikal
68,54
70,96%
74,51
87,09%
Dari data di atas terlihat bahwa pembelajaran kontekstual dengan teknik utak-atik obyek matematika yang telah diterapkan dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. Hasil tersebut telah memenuhi indikator keberhasilan dari penelitian ini. Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa kekurangan pada siklus I pada saat pembelajaran kontekstual dengan teknik utak-atik obyek matematika diterapkan. Pada awal pembelajaran siswa tidak tertib ketika guru masuk kelas karena masih ada siswa melakukan kegiatan lain saat pembelajaran. Untuk mengatasi masalah tersebut guru melakukan beberapa perbaikan seperti guru meminta siswa untuk memasukkan buku pelajaran lain selain matematika, menghentikan kegiatan lain selain mengerjakan hal yang berhubungan dengan pelajaran. Kekurangan-kekurangan yang lain yaitu keaktifan siswa dalam mengajukan pendapat masih rendah. Selain itu keaktifan siswa dalam kelompoknya masih rendah saat mengerjakan LKS dan latihan individu, karena pengerjaannya didominasi oleh siswa yang pintar. Untuk mengatasi masalah tersebut guru melakukan beberapa perbaikan seperti guru menciptakan suasana lebih terbuka dalam diskusi serta guru mencermati setting aktivitas kerja kelompok dengan cara membagikan tugas dan tanggung jawab kepada masing–masing individu untuk kepentingan kelompoknya, setelah itu menyatukan jawaban masing–masing secara kooperatif sehingga semua siswa dapat bekerja secara 5
maksimal. Hal ini sejalan dengan pendapat Nasution [5] mengatakan bahwa setiap individu atau siswa yang merasa bertanggung jawab, berpartisipasi, dan bekerja sama dengan individu lain secara efektif akan membuat proses belajar juga efektif serta menimbulkaan perubahan yang konstruktif pada kelakuan individu serta membuat anggota merasa aman dan puas di dalam kelas. Kekurangan-kekurangan yang lain yaitu antusiasme siswa dalam bertanya masih rendah dan keaktifan siswa mengajukan pendapatnya ketika diskusi dan menyimpulkan hasil belajar juga belum maksimal. Pada siklus II dilakukan perbaikan–perbaikan dengan cara guru memberikan nilai tambah sebagai penghargaan (reward) kepada siswa yang aktif untuk memotivasi dan melibatkan siswa menjadi aktif dalam menanggapi hasil presentasi kelompok. Hal ini didukung oleh teori perilaku [6] yang menyatakan bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran atau reward atau reinforcement dari lingkungan. Dalam proses belajar mengajar pendekatan kontekstual dengan teknik utak-atik obyek matematika guru mengaitkan meteri yang dipelajari dengan situasi dunia nyata siswa sehingga siswa memiliki gambaran awal tentang materi yang dipelajarinya dan termotivasi untuk mau mempelajarinya. Selain itu, dengan pendekatan kontekstual dengan teknik utak-atik obyek matematika siswa tidak hanya sekedar menghafal rumusrumus yang telah diperoleh, namun siswa dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang diperolehnya, siswa juga dapat mengemukakan pendapatnya, menyampaikan hasil diskusinya, melakukan tanya jawab baik itu dengan guru atau teman dalam kelompoknya, serta memecahkan masalah, termasuk masalah yang berkaitan dengan kehidupan di sekitar mereka. Hal ini sejalan dengan teori free discovery learning dari Bruner [3] bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberi kesempatan kepada anak untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kontekstual dengan teknik utak-atik obyek matematika ini membuat siswa melakukan aktivitas-aktivitas belajar dengan baik dan membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, prestasi belajar siswa juga lebih baik dengan dilaksanakannya penerapan pembelajaran konstektual dengan teknik utak-atik obyek matematika ini. Dengan demikian, berdasarkan hasil yang diperoleh pada penelitian ini dari siklis I hingga siklus II, baik dari segi aktivitas belajar maupun hasil evaluasi belajar 6
menunjukkan bahwa Pembelajaran Kontekstual dengan Teknik Utak-Atik Obyek Matematika dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa pada materi Kubus dan Balok di kelas VIII-C SMPN 1 Suela pada tahun ajaran 2014/2015. IV. KESIMPULAN DAN SARAN Adapun kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu: 1.
Penerapan pembelajaran konstektual dengan teknik utak-atik obyek matematika dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa pada materi pokok kubus dan balok di kelas VIII-C Semester II SMP Negeri 1 Suela tahun ajaran 2014/2015. Ratarata skor aktivitas belajar siswa pada siklus I dan siklus II berturut-turut adalah 13,4 (aktif); dan 17,2 (sangat aktif).
2.
Penerapan pembelajaran konstektual dengan teknik utak-atik obyek matematika dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika siswa pada materi pokok kubus dan balok di kelas VIII-C Semester II SMP Negeri 1 Suela tahun ajaran 2014/2015. Nilai rata-rata kelas pada siklus I dan siklus II berturut-turut adalah 68,54; dan 74,51 dengan urutan ketuntasan klasikal 70,96 %; dan 87,09 %.
Adapun saran-saran yang disampaikan oleh peneliti adalah: 1.
Bagi guru matematika di kelas VIII SMP Negeri 1 Suela diharapkan dapat menerapkan pembelajaran konstektual dengan teknik utak-atik obyek matematika sebagai pembelajaran alternatif dalam kelas sehingga akan menambah pengalaman baru bagi guru dalam mengenal variasi pembelajaran sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa.
2.
Bagi siswa diharapkan dapat lebih aktif dan termotivasi untuk membangun pemahaman konsepnya secara mandiri melalui kerjasama kelompok sehingga aktivitas siswa meningkat dan mencapai prestasi belajar yang memuaskan.
3.
Bagi sekolah diharapkan dapat menyediakan alat peraga atau media pembelajaran yang dibutuhkan di sekolah.
4.
Bagi mahasiswa atau pihak-pihak lainnya yang ingin meneliti lebih lanjut tentang penerapan pembelajaran konstektual dengan teknik utak-atik obyek matematika diharapkan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: a.
Alokasi waktu diatur sebaik mungkin sehingga semua kegiatan dalam penerapan pembelajaran kontekstual dengan teknik utak-atik obyek matematika ini berjalan dengan baik.
b.
Pengelolaan kelas harus dilakukan sebaik mungkin. 7
c.
Pada saat siswa melakukan kegiatan utak-atik alat peraga bimbingan dan arahan dari guru sangat diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA [1] Rusman, 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. [2] Turmuzi, M. 2012. Strategi Pembelajaran Matematika. Mataram: Unram Press. [3] Komalasari, K. 2013. Pembelajaran Konstektual Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama. [4] Krismanto, A. 2003. Beberapa Teknik, Model, dan Strategi dalam Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Depdiknas. [5] Isjoni. 2011. Cooperative Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta. [6] Suprijono, A. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
8